tipologi

March 13, 2019 | Author: arif Furqan | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

tipologi...

Description

A. Latar Belakang Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat uang biasa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang. Berbagai penelitian awal mengenai struktur kepribadian berkisar di seputar upaya untuk mengidentifikasi dan menamai karakteristik permanen yang menjelaskan perilaku individu.karakteristik yang umumnya melekat dalam diri seseorang adalah malu, agresif, patuh, malas, ambisius, setia, dan takut. Karakteristik-karakteristik tersebut ditunjukkan dalam berbagai situasi disebut sifat-sifat kepribadian. Perkembangan kepribadian seseorang dimulai dari masa remaja dengan ciri-ciri aktualisasinya dengan kematangan individu itu sendiri dan motivasi memang sudah dibawa  pada masa kanak-kanak semata-mata kepribadian itu belum dimiliki. Faktor sikap, bakat, kecakapan, minat, dan perasaan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kepriadian seseorang. Juga kebutuhan dan motivasi serta tujuan seseorang berperilaku sangat menentukan kepribadian seseorang. Demikian pula dengan persepsi sesorang. Faktor ekstrinsik atau faktor yang datangnya dari luar seperti s osialisasi, faktor budaya, nilai, ideologi, politik dan sebagainya akan pula berpengaruh terhadap kepribadian. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan diajukan dalam pembuatan makalah ini, yaitu: 1. Jelaskan definisi kepribadian ? 2. Jelaskan definisi tipologi ? 3. Jelaskan macam-macam tipologi kepribadian ? C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah: 1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian kepribadian. 2. Untuk meengetahui dan memahami pengertian tipologi. t ipologi. 3. Untuk mengetahui dan memahami macam-macam tipologi kepribadian. D. Manfaat Penulisan Hasil dari makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Manfaat bagi mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap Tipologi Kepribadian. 2. Manfaat bagi penulis sendiri selain untuk meningkatkan pemahaman penulis sekaligus juga sebagai salah satu syarat penilaian pada mata kuliah Teori Kepribadian.

BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Kepribadian 1. Tinjauan Secara Etimologis Istilah kepribadian dalam bahasa Inggris dinyatakan dengan personality. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu persona, yang berarti topeng dan personare, yang artinya menembus. Istilah topeng berkenaan dengan salah satu atribut yang dipakai oleh para pemain sandiwara pada jaman Yunani kuno. Dengan topeng yang dikenakan dan diperkuat dengan gerak-gerik dan apa yang diucapkan, karakter dari tokoh yang diperankan tersebut dapat

menembus keluar, dalam arti dapat dipahami oleh para penonton. Dari sejarah pengertian kata personality tersebut, kata persona yang semua berarti topeng, kemudian diartikan sebagai pemaiannya sendiri, yang memainkan peranan seperti digambarkan dalam topeng tersebut. Dan sekarang ini istilah personality pers onality oleh para ahli dipakai untuk menunjukkan suatu atribut tentang individu, atau untuk menggambarkan apa, mengapa, dan bagaimana tingkah laku manusia. 2. Definisi-definisi kepribadian Banyak ahli yang telah merumuskan definisi kepribadian berdasarkan paradigma yang mereka yakini dan focus analisis dari teori yang mereka kembangkan. Dengan demikian akan dijumpai banyak variasi definisi sebanyak ahli yang merumuskannya. Berikut ini dikemukakan beberapa ahli yang definisinya dapat dipakai acuan dalam mempelajari kepribadian. a. GORDON W. W ALLPORT Pada mulanya Allport mendefinisikan kepribadian sebagai “What a man really is.” Tetapi definisi tersebut oleh Allport dipandang tidak memadai lalu dia merevisi definisi tersebut (Soemadi Suryabrata, 2005: 240) Definisi yang kemudian dirumuskan oleh Allport adalah: “Personality is the dynamic organization within the individual of those psychophysical systems that determine his unique adjustments to his environment” (Singgih Dirgagunarso, 1998 : 11) Pendapat Allport di atas bila diterjemahkan menjadi : Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisi s yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan.  b. KRECHdan CRUTCHFIELD CRUTCHFIELD David Krech DAN Richard S. Crutchfield (1969) dalam bukunya yang berjudul Elelemnts of Psychology merumuskan definsi kepribadian sebagai berikut : “Personality is the integration of all of an individual’s characteristics into a unique organization that determines, and is modified by, his attemps a ttemps at adaption to his continually changing environment.” (Kepribadian adalah integrasi dari semua karakteristik karakteris tik individu ke dalam suatu kesatuan yang unik yang menentukan, dan yang dimodifikasi oleh usaha-usahanya dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah terus-menerus) c. ADOLF HEUKEN, S.J. dkk. Adolf Heuken S.J. dkk. dalam bukunya yang berjudul Tantangan Membina Kepribadian (1989 : 10), menyatakan sebagai berikut. “Kepribadian adalah pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan serta kebiasaan seseorang, baik yang jasmani, mental, rohani, emosional maupun yang sosial. Semuanya ini telah ditatanya dalam caranya yang khas di  bawah beraneka pengaruh dari luar. Pola ini terwujud dalam tingkah lakunya, dalam usahanya menjadi manusia sebagaimana dikehendakinya”. Berdasarkan definisi dari Allport, Kretch dan Crutchfield, serta sert a Heuken dapat disimpulkan pokok-pokok pengertian kepribadian sebagai berikut. • Kepribadian merupakan kesatuan yang kompleks, yang terdiri dari aspek psikis, seperti : inteligensi, sifat, sikap, minat, cita-cita, dst. serta aspek fisik, seperti : bentuk tubuh, kesehatan jasmani, dst. • Kesatuan dari kedua aspek tersebut berinteraksi dengan lingkungannya lingkungannya yang mengalami  perubahan secara terus-menerus, dan terwujudlah pola tingkah laku yang yang khas atau unik. • Kepribadian bersifat dinamis, artinya selalu mengalami perubahan, tetapi dalam perubahan tersebut terdapat pola-pola yang bersifat tetap. • Kepribadian terwujud berkenaan dengan tujuan -tujuan yang ingin dicapai oleh individu. 3. Konsep-kosep yang Berhubungan dengan Kepribadian Ada beberapa konsep yang berhubungan erat dengan kepribadian bahkan kadang-kadang disamakan dengan kepribadian. Konsep-konsep yang berhubungan dengan kepribadian adalah (Alwisol, 2005 : 8-9) :

1) Character (karakter), yaitu penggambaran tingkah laku dengan menonjolkan nilai (banarsalah, baik-buruk) baik secara eksplisit maupun implisit. 2) Temperament(temperamen), yaitu kepribadian yang berkaitan erat dengan determinan  biologis atau fisiologis. 3) Traits (sifat-sifat), yaitu respon yang senada atau sama terhadap sekolopok stimuli yang mirip, berlangsung dalam kurun waktu (relatif) lama. 4) Type attribute (ciri), mirip dengan sifat, namun dalam kelompok stimuli yang lebih terbatas. 5) Habit (kebiasaan), merupakan respon yang sama dan cenderung berulang untuk stimulus yang sama pula. Konsep-konsep di atas sebenarnya merupakan aspek-aspek atau komponenkomponen kepribadian karena pembicaraan mengenai kepribadian senantiasa mencakup apa saja yang ada di dalamnya, seperti karakter, sifat-sifat, dst. Interaksi antara berbagai aspek tersebut kemudian terwujud sebagai kepribadian. 4. Usaha-usaha Mempelajari Kepribadian Usaha-usaha untuk mengerti perilaku atau menyingkap kepribadian manu-sia sudah lama dilakukan dimulai dengan cara yang paling sederhana, yang tergolong pendekatan nonilmiah, sampai dengan cara-cara modern atau pendekatan ilmiah. Dari car a-cara yang sangat sederhana lahirlah pengetahuanpengetahuan yang bersifat spekulatif, dalam arti kebenarannya tidak bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Ada beberapa pengetahuan yang menjelaskan kepribadian secara spekulatif. Pengetahuan seperti ini disebut juga ilmu semu (pseudo science). Yang termasuk ilmu-ilmu semu antara lain sebagai berikut (Sumadi Suryabrata, 2005: 7-8). 1) Chirologi, yaitu pengetahuan yang berusaha mempelajari kepribadian manusia berdasarkan gurat-gurat tangan. 2) Astrologi, adalah pengetahuan yang berusaha menjelaskan kepribadian atas dasar dominasi  benda-benda angkasaterhadap apa yang sedang sedang terjadi di alam, termasuk waktu kelahiran seseorang. 3) Grafologi, merupakan pengetahuan yang berusaha menjelaskan kepri-badian atas dasar tulisan tangan. 4) Phisiognomi, adalah pengetahuan yang berusaha menjelaskan kepriba-dian atas dasar keadaan wajah. 5) Phrenologi, merupakan pengetahuan yang berusaha menjelaskan kepri-badian berdasarkan keadaan tengkorak. 6) Onychology, pengetahuan yang berusaha berusaha menjelaskan kepribadian atas dasar keadaan kuku. Cara mempelajari kepribadian yang dipandang lebih maju (Sumadi Suryabrata, 2005 : 11) menghasilkan bermacam-macam tipologi. Sedangkan usaha mempelajari kepribadian dengan  pendekatan ilmiah menghasilkan bermacam-macam teori kepribadian. B. Definisi Tipologi Tipologi adalah pengetahua pengetahuan n yang berusaha menggolongkan manusia menjadi tipe-tipe tertentu atas dasar faktor-faktor tertentu, misalnya karakteristik fisik, psikis, pengaruh dominant nilai-nilai budaya, dst. Tipologi menurut ilmu psikologi terdiri dari 2 komponen, yaitu : • Sifat atau karakter yang dibentuk dibent uk oleh faktor lingkungan. Misalnya : malas, rajin, usil, tertutup, terbuka. • Watak atau disebut juga tempramen dibentuk oleh faktor genetika. Misalnya kebanyakan orang yang berasal dari luar pulau wataknya keras dan pemarah . Dalam mengenal tipologi kepribadian ini, terdapat dua aliran yang dapat membedakannya membedakanny a yaitu aliran naturalisme dan nativisme. Salah satu tokoh dari aliran

naturalisme adalah Schoupenhour menyatakan menyatakan bahwa segala yang suci ada ditangan tuhan, namun yang rusak ada ditangan manusia.sedangkan manusia.sedangkan dalam aliran nativisme J.J. Rousseau berpendapat bahwa faktor bawaan lebih kuat dari pada faktor luar. C. Macam-macam Tipologi 1. Tipologi Konstitusi Tipologi konstitusi merupakan tipologi yang dikembangkan atas dasar aspek  jasmaniah. Dasar Dasar pemikiran yang dipakai para tokoh tokoh tipologi konstitusi konstitusi adalah bahwa keadaan tubuh, baik yang tampak berupa bentuk penampilan fisik maupun yang tidak tampak, misalnyasusunan saraf, otak, kelenjar-kelenjar, darah, dts., menentuan ciri pribadi seseorang. Ada beberapa ahli yang telah mengembangkan tipologi konstitusi, diantaranya : Hippocrates dan Gelenus, De Giovani, Viola, Sigaud, Sheldon,  dst. Uraian berikut hanya menyajikan  beberapa tipologi konstitusi. a. Tipologi Hippocates Gallenus Tipologi ini dikembangka dikembangkan n Gallenus berdasar berdasarkan kan pemikiran Hippocates. Hippocrates (460-370 Sm) terpengaruh oleh pandangan Empedocles, bahwa alam semesta beserta isinya ini tersusun dari 4 unsur dasar yaitu : tanah (kering), air(basah), air(basah), udara(dingin), dan api (panas). Berdasarkan Berdasarkan pandangan Empedocles tersebut, selanjutnya Hippocrates menyatakan bahwa bahwa di dalam tubuh setiap orang terdapat 4 macam cairan yang memiliki sifat seperti keempat unsur alam. yaitu : • sifat kering dimiliki oleh choleatau empedu kuning, • sifat basah dimiliki oleh melancholeatau oleh melancholeatau empedu hitam, • sifat dingin terdapat pada phlegmaatau lendir, • dan sifat panas dimiliki oleh sanguisatau darah. Menurut Hippocrates, Hippocrates, keempat jenis cairan ini ada dalam tubuh dengan proporsi yang tidak selalu sama antara individu satu dengan lainnya. Dominasi salah satu cairan tersebut yang menyebabkan timbulnya ciri-ciri khas pada setiap orang. Galenus ( 129199 sM ) sependapat dengan Hippocrates, Hippocrates, bahwa di dalam tubuh setiap orang terdapat 4 macam cairan tersebut. Selanjutnya Galenus menyatakan bahwa cairan-cara cairan-carairan iran tersebut berada dalam tubuh manusia dalam proporsi tertentu.Dominasi salah satu cairan terhadap cairan yang lain mengakibatk mengakibatkan an sifat-sifat kejiwaan yang khas. SifatSi fatsifat kejiwaan yang khas ada pada seseorang sebagai akibat dominannya salah satu cairan tubuh tersebut oleh Galenus disebutnya temperamen  (Sumadi Suryabrata 2005 : 12). b. Tipologi Viola Viola, seorang ahli dari Italia, mengemukakan tipologi yang didasarkan pada bentuk tubuh sebagaimana telah dilakuakn penelitian oleh De Giovani. Atas dasar aspek tersebut Viola mengemukakan tiga golongan atau tipe bentuk tubuh manusia (Sumadi Suryabrata, 200518), yaitu : 1) Tipe Microsplanchnis, yaitu bentuk tubuh yang ukuran menegaknya lebih dari pada perbandingan biasa, sehingga yang bersangku bersangkutan tan kelihatan jangkung. 2) Tipe Macrosplanchnis, yaitu bentuk tubuh yang ukuran mendatarnya lebih dari pada perbandingan biasa, sehingga yang bersangkutan kelihatan pendek. 3) Tipe Normosplanchnis, yaitu bentuk tubuh yang ukuran menegak dan mendatarnya selaras, sehingga tubuh kelihatan selaras pula. c. Tipologi Sigaud Sigaud, seorang ahli psikologi dari Perancis, menyusun tipologi manusia berdasarkan 4 macam fungsi tubuh, yaitu : motorik, pernafasan, penecernaan, dan susunan saraf sentral. Dominasi salah satu fungsi tubuh tersebut menentukan menentukan tipe kepribadian. Atas

dasar pandangan di atas kemudian Sigaud menggolongkan manusia menjadi 4 tipe, yaitu : 1) Tipe muskuler, tipe ini dimiliki oleh orang fungsi motoriknya paling menonjol disbanding fungsi tubuh yang lain, dengan ciri khas : tubuh kokoh, otot-otot berkembangan berkembanga n dengan baik, dan organ-organ tubuh berkembang secara selaras. 2) Tipe respiratoris, tipe ini ada pada orang yang memiliki fungsi pernafasan yang kuatdengan cirri-ciri : muka lebar serta thorax danleher besar. 3) Tipe digestif, tipe digestif terdapat pada orang yang memiliki fungsi pencernaan yang kuat dengan cirri-ciri : mata kecil, thorax pendek dan besar, rahang serta pinggang besar. 4) Tipe cerebral, tipe keempat dari tipologi Sigaud ada pada orang yang memiliki susunan saraf sentral yang kuat disbanding fungsi tubuh lainnya dengan ciri-ciri : dahi menonjol ke depan dengan rambut ditengah, mata bersinar, daun telinga lebar, serta kaki dan tangan kecil.

d. Tipologi Sheldon Sheldon berpendapat bahwa ada tiga komponen jasmaniah yang mempengaruhi bentuk tubuh manusia, yaitu : endomorph endomorphy, y, mesimorphy, dan ectomorphy. Istilahistilah tersebut oleh Sheldon dikembangkan dari istilah yang berhubungan dengan terbentuknya terbentukn ya foetus manusia, lapisan endoderm, mesoderm, dan ectoderm. Menurut Sheldon dominasi dari dari salah satu lapisan terse tersebut but akan menyebabkan kekhasan terhadap bentuk tubuh. Dengan demikian maka ada 3 tipe manusia berdasarkan bentuk tubuhnya, yaitu : 1) Tipe endomorph, Tipe endomorph merupakan tipe yang disebabkan oleh dominannya komponen komponen endomorphy terhadap terhadap dua komponen lainnya, ditandai oleh : alat-alat dalam dan seluruh sistem digestif memegang peran penting. Bentuk tubuh tipe ini kelihatan lembut, gemuk, berat badan relatif rendah. 2) Tipe mesomorph Tipe mesomorph terbentuk oleh karena komponen mesomorphy yang lebih dominan dari koponen lainnya, maka bagian-bagian tubuh yang berasal dari mesoderm relatif berkembanglebih berkembangle bih baik, yang ditandai dengan otot-otot, pembuluh darah, dan jantung dominan. Bentuk tubuh tipe mesomorph kelihatan kokok dan keras. 3) Tipe ectomorph Pada tipe ini organ-organ yang berasal dari ectoderm (kulit dan sistem syaraf) yang terutama berkembang. Bntuk tubuh tipe ectomorph terlihat jangkung, dada kecil dan pipih, lemah, dan otot-otot tidak berkembang. 2. Tipologi Tempramen Tipologi temperamen merupakan tipologi yang disusun berdasarkan karakteristik karakteristik segi kejiwaan. Dasar pemikiran yang dipakai para tokoh yang mengembangkan tipologi temperamen temperame n adalah bahwa berbagai aspek kejiwaan seseorang seperti : emosi, daya pikir, kemauan, dst. Menentu Menentukan kan karakteristik yang bersangkutan.  Yang tergolong tipologi jenis ini antara lain : tipologi Plato, tipologi Immanual Kant, tipologi Bhsen, Tipologi Heymans, dst. a. Tipologi Plato. Menurut Plato kemampuan jiwa manusia terdiri dari 3 macam, yaitu pikiran, kemauan,dan hasrat. Dominasi salah satu kemampuan inilah yang menyebabkan kekhasan kekhasan pada diri manusia.Atas dasar hal ini Plato menggolongan

manusia ke dalam 3 tipe yaitu sebagai berikut. • Tipe manusia yang terutama dikuasai oleh pikirannya, yang sesuai untuk menjadi pemimpin dalam pemerintahan. • Tipe manusia yang terutama dikuasai oleh kemauannya, sesuai untuk menjadi tentara. • Tipe manusia yang dikuasai oleh hasratnya, cocok cocok men jadi men jadi pekerja pekerja tangan.

b. Tipologi Heymans. Heymans menyatak menyatakan an bahwa manusia memiliki tipe kepribadian yang bermacam-macam, bermacam-macam, namun dapat digolongkam menjadi delapan tipe atas dasar kualitas kejiwaannya, yaitu : (1) emosionalitas, mudah tidaknya perasaan terpengaruh terpengaruh oleh kesankesan; (2) proses pengiring, yaitu kuat lemahnya kesan-kesan ada dalam kesadaran setelah faktor yang menimbulkan kesan-kesan tersebut tidak ada; dan (3) aktivitas, adalah banyak sedikitnya peristiwa-per peristiwa-peristiwa istiwa kejiwaan menjelma menjadi tindakan nyata. Masing-masing kualitas kejiwaan tersebut secara teoritis dibedakan menjadi dua macam, kuat dan lemah. Atas dasar hal ini menggolongan tipe manusia menjadi delapan. Teori Heymans disusun bukan atas dasar pemikiran spekulatif tetapi atas dasar data-data empiris.

3. Tipologi Berdasarkan Nilai-nilai Kebudayaan a. Pendahuluan Tipologi berdasarkan nilai-nilai kebudayaan dikembangkan dikembangkan oleh Eduard Spranger. Spranger menyatakan bahwa kebudayaan (culture) merupakan sistem nilai, karena kebudayaan itu tidak lain adalah kumpulan nilai-nilai budaya yang tersusun atau diatur menurut struktur tertentu. tertentu. Kebudayaan sebagai sistem nilai oleh Spranger di golongkan menjadi 6 bidang yang secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua kelopok, yaitu : 1) Bidang-bidang yang berhubungan dengan manusia sebagai individu, yang didalamnya terdapat 4 nilai budaya : a) pengetahuan b) ekonomi c) kesenian d) keagamaan 2) Bidang-bidang yang berhubungan dengan manusia sebagai anggota masyarakat, yang didalamnya terdapat 2nilaibudaya : 1) kemasyarakatan 2) politik b. Enam tipe manusia Berdasarkan Berdasarka n pendapat bahwa ada 6 nilai kebudayaa kebudayaan n yang mempengar mempengaruhi uhi hidup setiap individu di mana hanya ada 1 nilai kebudayaan yang pengaruhnya bersifat dominan maka menurut Spranger terdapat terdapat 6 tipe manusia jika dilihat dari sistem nilai kebudayaan. Tipe-tipe manusia menurut Spranger secara ringkas dapat disajikan dalam tabel berikut. No. Nilai Kebudayaan Yang Dominan Tipe Tingkah Laku Dasar 1 Pengetahuan Manusia teori Berpikir 2 Ekonomi Manusia ekonomi Bekerja 3 Kesenian Manusia estetis Menikmati keindahan 4 Keagamaan Manusia religius Memuja

5 Kemasyarakatan Manusia sosial Berkorban 6 Politik Manusia kuasa Berkuasa/memerintah

BAB III PENUTUP SIMPULAN Dari pembahasan diatas dapt disimpulkan bawha Tipologi adalah pengetahuan yang berusaha menggolongkan manusia menjadi tipe-tipe tertentu atas dasar faktor-faktor tertentu, misalnya karakteristik karakteristik fisik, psikis, pengaruh dominant nilai-nilai budaya, dst. Macam-macam Macam-mac am tipologi adalah : 1. Tipologi konstitusi merupakan tipologi yang dikembangkan atas dasar aspek  jasmaniah. Dasar Dasar pemikiran yang yang dipakai para tokoh tipologi konstitusi konstitusi adalah adalah bahwa keadaan tubuh, baik yang tampak berupa bentuk penampilan fisik maupun yang tidak tampak, misalnyasusunan saraf, otak, kelenjar-kelenjar, darah, dts., menentuan ciri pribadi seseoran seseorang. g. 2. Tipologi temper temperamen amen merupakan tipologi yang disusun berdasarkan karakteristik segi kejiwaan. Dasar pemikiran yang dipakai para tokoh yang mengemba mengembangkan ngkan tipologi temperamen temperame n adalah bahwa berbagai aspek kejiwaan seseorang seperti : emosi, daya pikir, kemauan, dst. Menentu Menentukan kan karakteristik yang bersangkutan. 3. Tipologi berdasarkan nilai-nilai kebudayaa kebudayaan n dikembangkan oleh Eduard Spranger. Spranger menyatakan bahwa kebudayaan (culture) merupakan sistem nilai, nil ai, karena kebudayaan itu tidak lain adalah kumpulan nilai-nilai budaya yang tersusun atau diatur menurut struktur tertentu tertentu..

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Tipologi Dalam bab ini akan dipaparkan bahwa usaha-usaha untuk memahami dan menyingkap  perilaku dan kepribadian manusia antara lain menghasilkan pengetahuan yang disebut tipologi. Tipologi adalah pengetahuan yang berusaha menggolongkan manusia menjadi tipe-tipe tertentu atas dasar faktor-faktor tertentu, misalnya karakteristik fisik, psikis, pengaruh dominan, nilai-nilai budaya, dan seterusny seterusnya. a. Menurut Gordon Allport (1897-1967) tipe adalah konstitusi ideal pengamat . [1] Tipologi adalah ilmu mengenai tipe.Tipe adalah pola sifat suatu individu, kelompok, dan lain sebagainya.Tipe digunakan karena mereka menyediakan sarana klasifikasi dari pribadi-pribadi atau kelompok-kelompok yang berguna untuk tujuan analisis.Suatu tipe ideal adalh gagasan mental yangterbentuk dari susunan unsureunsur karakteristik sejumlah fenomena yang digunakan dalam analisis. Unsur-unsur yang diabstraksikan didasarkan pada pengamatan terhadap situasi-situasi yang kongret dari fenomena yang dipelajari, namun gagasan yang dihasilkan tidak perlu harus berkaitan persis dengan setiap pengamatan empiris. Tipe ideal merupakan teknik metodologis yang penting, suatu cara heuristic, digunakan untuk melukis, memperbandingkan dan menguji hipotesis-hipotesis yang berhubungan kenyataan empiris. Tipe-tipe yang tersusun demikian ini terbentuk dari kriteria (unsure-unsur, cirri-ciri, aspek dan lain-lain) yang mempunyai referen-referen yang bias ditemukan dalam dunia empiris atau dapat disimpulkan secara sah dari evidasi empiris atau keduanya. Tipe yang tersusun ini bukan saja menyediakan cara untuk pengaturan data, tetapi juga berguna untuk membantu generalisasi. generalisasi .[2] 2. Jenis-jenis Tipologi Tipologi, berarti suatu cara mengolong-golongkan sejumlah orang yang dipandang memiliki tipe yang hampir bersamaan bersamaan. Dibawah ini akan diketengahkan beberapa jenis tipologi, yang dibedakan berdasarkan pangkal peninjauannya peninjauannya.. Beberapa jenis tipologi adalah sebagai berikut: 1. Tipologi Konstitusi Tipologi konstitusi merupakan tipologi yang dikembangkan atas dasar aspek  jasmaniah. Dasar pemikiran yang dipakai para tokoh tipologi konstitusi adalah bahwa keadaan tubuh, baik yang tampak berupa bentuk penampilan fisik maupun yang tidak tampak, misalnya susunan saraf, otak, darah, dan lain sebagainya dalam penentuan ciri-ciri seseorang. Beberapa pendapat tokoh dalam tipologi konstitusional: 1) Tipologi Hypocrates Hypocrates-Galenus -Galenus Tipologi ini dikembangkan oleh Gallenus berdasarkan pemikiran Hippocates. Hippocrates (460-370 SM) adalah dikenal sebagai bapak ilmu kedokteran, karena itu tidak mengherankan kalau ia membahas kepribadian manusia berdasar kontitusional, yang terpengaruh oleh kosmologi empedukles, yang menganggap bahwa alam semesta beserta isinya tersusun dari empat inti dasar, yaitu tanah, air, udara dan api. api .[3] Didalam tipologinya, Galenus menggunakan empat cairan yang terdapat didalam tubuh manusia yaitu: a. Darah (Sangui) b. Lympha (flegma)

c. Empedu kuning (choleri) d. Empedu hitam (melanchole) Dengan empat macam cairan ini Galenus menggolongkan manusia atas empat tipe yaitu:  sangui  ngui (darah) di dalam tubuhnya, disebut a) Orang yang terlalu banyak sa  sanguinisi  nguinisi , sifatnya disebut sa  sanguinis, nguinis, dengan karakteristiknya : ekspansif, orang sa lincah, selalu riang, optimis, mudah tersenyum, dan tidak mudah putus asa.  flegm gma a (limpa) di dalam tubuhnya disebut b) Orang yang terlalu banyak fle  flegm gma ati si, sedangkan sifatnya disebut flegmatis, dengan karakteristik : plastis, orang fle tenang, dingin, sabar, dan tidak mudah terpengaruh. c) Orang yang terlalu banyak choleri (empedu kuning) di dalam tubuhnya disebut orang cholerisi , sedangkan sifatnya disebut choleris, dengan karakteristik : garang, lekas marah, mudah tersinggung, pendendam, dan serius. d) Orang yang terlalu banyak melanchole (empedu hitam) di dalam tubuhnya disebut orang melancholerisi, sifatnya disebut melancholis. Dengan karakter karakteristik istik : kaku, muram, penakut, dan pesimis. Sebenarnya tipologi ini lebih terkenal dengan nama tipologi Hypocrates-Galenus, sebenarnya Galenus meneruskan pendapat seorang filosof di zaman Yunani kuno, yang bernama Hypocrates, yang berpendapat bahwa di dalam tubuh manusia terdapat empat zat cair denga sifat-sifat yang berlainan. Yaitu : a. Darah, yang bersifat panas. b. Lendir, yang bersifat dingin. c. Empedu kuning, yang bersifat kering. d. Empedu hitam, yang bersifat basah.

2) Tipologi Sigaud Sigaud menyusun tipologinya atas dasar empat macam fungsi tubuh yaitu: a. Motorik  b. Pernafasan c. Pencernaan d. Susunanan syaraf sentral Sigaud juga menggolongkan manusia atas empat golongan yaitu: a. Orang yang kuat fungssi motoriknya, termasuk tipe muskuler, dengan ciri-cirinya, anggota badannya serba panjang berspir, dan serba bersudut. b. Orang yang kuat pernafasannya, termasuk tipe respiratoris, dengan ciri-cirinya, bentuk dadanya membusung, wajahnya lebar. c. Orang yang kuat pencer pencernakannya, nakannya, termasuk tipe digestif, dengan ciri-cirinya perutnya besar, pinggangnya lebar. d. Orang yang kuat susunan syaraf sentralnya, termasuk tipe serebral, dengan ciri-ciri, langsing, tulang tengkoraknya bagian atas besar sekali. sekali .[4]

2. Tipologi Temperamen Temperamen adalah konstitusi psikis, yang berhubungan dengan konstitusi  jasmani.Jadi di sini keturunan atau dasar memainkan peranan penting, sedang pengaruh pendidikan dan lingkungan boleh dikata tidak ada.Selanjutnya Ewald

berpendapat bahwa temperamen itu sangat erat hubungannya dengan biotonus (tegangan hidup, kekuatan hidup dan tegangan energi), yaitu intensitas serat irama hidup.Temperamen adalah konstitusi psikis, yang berhubungan dengan konstitusi  jasmani.Jadi di sini keturunan atau dasar memainkan peranan penting, sedang pengaruh pendidikan dan lingkungan boleh dikata tidak ada.Selanjutnya Ewald berpendapat bahwa temperamen itu sangat erat hubungannya dengan biotonus (tegangan hidup, kekuatan hidup dan tegangan energi), yaitu intensitas serat irama hidup..[5] hidup Tipologi temperamen adalah sifat-sifat dasar tertentu dari kelakuan, prinsip-prinsip elementer yang dapat ditemui kembali dalam semua perbuatan dan mentipe kelangsungan jalannya kelakuan manusia.

1) a.

a) b) c) d) e) f)

Beberapa pendapat para tokoh dalam tipologi temperamen: Tipologi Heymans Dalam teorinya, ia menggolongkan tiga prinsip dasar yaitu: Emosionalitas, artinya banyak sedikitnya seseorang dipengaruhi oleh kehidupan perasaanya. Orang yang memiliki emosionalitas yang kuat memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Lekas memihak  Fantasinya kuat Tulisan dan bicaranya aneh Kurang mencintai kebenaran Mudah marah Senang sensasi, dll

b. Aktivitas, yaitu banyak sedikitnya seseorang menyatakan isi jiwanya dalam bentuk perbuatan. Orang yang aktivitasnya kuat memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a) Suka bekerja b) Mudah bertindak  c) Berhobi banyak  d) Mudah mengatasi kesulitan e) Tidak mudah putus asa c.

a) b) c) d) e) f)

Fungsi sekonder, artinya kuat atau tidaknya seseorang menyimpan kesan-kesan di dalam jiwanya. Sebagai lawan fungsi sekonder adalah fungsi primer yaitu bila seseorang hanya sebentar saja menyimpan kesan itu di dalam jiwanya. Orang yang berfungsi sekonder memiliki cii-ciri sebagai berikut: Betah dirumah Taat kepada adat Setia dalam persahabat persahabatan an Besar rasa terima kasihnya Sukar menyesuaikan diri Konsekuen

2) Tipologi Ewald Ia mengasumsikan bahwa “ bila kita menerima rangsangan dari luar, maka rangsangan tersebut di dalam diri kita lalu diolah kemudian direaksikan keluar dalam bentuk perbuatan atau kelakuan”. Dasar pembagian pembagian tipologi menurut menurut Ewald adalah: a. Penerimaan rangsang Ewald membedakan antara kepekaan bagi gejala jiwa yang rendah (instink, refleks, nafsu,dll)dan kepekaan kepekaan bagi gejala jiwa yang tinggi (fikiran, kemauan, perasaan, dll) b. Penyimpanan kesan Adanya bekas-bekas yang ditinggalkan oleh kesan. Bekas itu berpengaruh kepada perbuatan orang di waktu kemudian. Orang yang satu lebih lama dari pada yang lain. c. Pengolahan rangsang Dalam hal ini Ewald membedakan pengolahan rangsang oleh kesadaran dan pengolahan rangsang oleh pengaruh. Ini masih dibedakan lagi atas cepat dan lambatnya rangsang hilang kembali. d. Reaksi balik dari pada rangsang Kemampuan mengadakan reaksi balik terhadap rangsangan ini, akan nampak dalam perbuatan atau kelakuan seseorang. 3) Tipologi George Kerschenst Kerschensteiner einer Ia menyusun tipologinya berdasar empat prinsip, yaitu: a. Kekuatan kemauan b. Ketajaman pendapat c. Kepekaan yang halus dalam perasaan d. Lama dan mendalamnya getaran jiwa[6] jiwa [6]

3. Tipologi kebudayaan Dalam tipologi ini dijelaskan bahwa kehidupan manusia dipengaruhi oleh kebudayaan, karena kebudayaanitu sendiri berada disekitar kita, di lingkungan kita sehari-hari. Kebudayaan menurut K H Dewantara, adalah hasil budi daya manusia yang dapat dipergunakan untuk memudahkan hidup manusia. Bebeapa tokoh tipolog yang menggunaka menggunakan n dasar tipologi tipologi kebudayaan : 1) Tipologi Reisman Dalam teorinya, Reisman mengolongkan manusia atas tiga golongan, yaitu: a. Orang-ora Orang-orang ng yang pribadinya ditentukan oleh tradisi b. Orang-orang yang membiarkan dirinya dipimpin oleh rohaninya c. Orang-orang yang mendasarkan dirinya pada norma-norma yang dikemukakan oleh orang lain kepadanya. Reisman menganggap dapat memperlihatkan bahwa periode kebudayaan yang lama saling menyusul satu sama lain dimana pada pokoknya terdapat orang-orang yang selalu termasuk satu diantara ketiganya. 2) Tipologi E.Spranger

a. a) b) c) d) b. a) b) c) d) c. a) b) c) d. a) b) c) d) e. a) b) c) d) f. a) b) c) d)

Menurut Spranger, kehidupan manusia ini dipengaruhi oleh dua macam kehidupan  jiwanya, yaitu jiwa subyektif (jiwa setiap orang) dan jiwa obyektif (nilai-nilai kebudayaan yang besar sekali pengaruhny pengaruhnya a terhadap jiwa subyektif). Menurut Spranger, manusia ini dapat dibedakan atas enam nilai kebudayaan berdasarkan berdasarka n besar pengaruhnya terhadap jiwa subyektif, yaitu: Manusia Ekonomi Manusia ekonomi ini memiliki beberapa sifat, diantranya yaitu: Senang bekerja Senang mengumpulkan harta Agak kikir Bangga dengan hartanya Manusia Politik  Manusia politik memiliki sifat sebagai berikut: Ingin berkuasa Tidak ingin kaya Berusaha menguasai menguasai orang lain l ain Kurang mencintai kebenaran Manusia Social Manusia social memiliki sifat-sifat: Senag berkorban Senag mengabdi kepada tuhan Pandai bergaul Manusia berilmu pengetahuan Memiliki sifat-sifat sebagai berikut: Senag membaca Gemar berfikir dan belajar Tidak ingin kaya Ingin serba tahu Manusia berkesenian Memiliki sifat-sifat diantaranya yaitu: Hidup bersahaja Senang menikmati keindahan Gemar mencipta Mudah bergaul dengan siapa saja Manusia Agama Diantara sifat-sifat manusia agama adalah: Hidupya hanya untuk Tuhan dan akhirat Senang memuja Kurang senang harta Senang menolong orang lain

3) Tipologi W dan E. Yaensch Tipologi ini agak lain dasar penggolongannya. Karena didasarkan pada unsur geologi dan unsur tubuh. a. Unsur Geologis Keadaan tanah tertentu mempengaruhi pula kehidupan seseorang, lewat air tanah, yang menghidupi penghuni-peng penghuni-penghuninya. huninya.

b. Unsur Tubuh Kehidupan seseorang juga dipebgaruhi oleh kelenjar-kelenjar tubuhnya, misalnya lenjar gondok, anak kelenjar gondok, dan kelenjar-kelenjar lainnya. lainnya .[7] BAB III PENUTUP

1.

2. 1.

2.

KESIMPULAN Pengertian Tipologi Tipologi adalah pengetahuan yang berusaha menggolongkan manusia menjadi tipe-tipe tertentu atas dasar faktor-faktor tertentu, misalnya karakteristik fisik, psikis, pengaruh dominan, nilai-nilai budaya, dan seterusny seterusnya. a. Jadi tipologi dalam kaitannya kepribadian merupakan ilmu pengetahuan yang membedakan manusia satu dengan manusia yang lain berdasarkan tipe-tipe tertentu. Seperti, karakteristik, karakteristik, sifat, kepribadian, prinsip dan lain sebagainya. Jenis-jenis Tipologi Diantara jenis-jenis tipologi adalah; Tipologi konstitusi Tipologi konstitusi merupakan tipologi yang dikembangkan atas dasar aspek  jasmaniah. Dasar Dasar pemikiran yang yang dipakai para tokoh tipologi konstitusi konstitusi adalah adalah bahwa keadaan tubuh, baik yang tampak berupa bentuk penampilan fisik maupun yang tidak tampak, misalnya susunan saraf, otak, darah, dan lain sebagainya dalam penentuan ciri-ciri seseorang. Tipologi Temperame Temperamen n Temperamen Temperame n adalah konstitusi psikis, yang berhubungan dengan konstitusi  jasmani.Jadi di sini sini keturunan atau atau dasar memainkan memainkan peranan peranan penting, sedang sedang pengaruh pendidikan dan lingkungan boleh dikata tidak ada.Selanjut ada.Selanjutnya nya Ewald berpendapat bahwa temperamen itu sangat erat hubungannya dengan biotonus (tegangan hidup, kekuatan hidup dan tegangan energi), yaitu intensitas serat irama hidup.

3. Tipologi Kebudayaa Kebudayaan n Tipologi kebudayaan adalah penggolongan tipe berdasarka berdasarkan n budaya masyarakat setempat, diamana manusia itu tinggal (lingkungan hidup manusia).

SARAN Demikian makalah yang dapat kami susun. kami menyadari bahwa masih terdpat banyak kekuranagan, oleh sebab itu ktitik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepribadian merupakan salah satu kajian psikologi yang lahir berdasarkan pemikiran, kajian-kajian, atau hasil temuan hasil praktik penanganan kasus para ahli. Objek kajian kepribadian adadlah human behavior, perilakumanusia, yang pembahasannya terkait dengan apa, mengapa, dan bagaimanan perilaku tersebut.

Hasil dan temuan para ahli ternyata beragam, sehingga melahirkan teori-teori yang beragam pula. Adanya keragaman tersebut sangat dipengaruhi oleh aspek personal (refleksi pribadi), kehidupan beragama, lingkungan sosial budaya, dan filsafat yang dianut oleh tersebut. Pembahasan tentang kepribadian atau tipologi manusia be rdasarkan konstitusi akandi bahas dalam makalah ini secara terbuka dan jelas. [1]

BAB II PEMBAHASAN A.

Tipologi Manusia Menurut Hipocrates Galenus Tipologi ini dikenal dengan sebutan tipologi Hipocrates Galenus karena merupakan pendapat

kedua tokoh tersebut, yaitu Hipocrates Galenus. Hipocrates merupakan seorang filsuf yang hidup pada masa Yunani Kuno, sedangkan Galenus merupakan orang yang meneruskan pendapat Hipocrates seinggapendapat keduatokoh itu kemudian digabung menjadi digabung menjadi tipologi Hipocrates Galenus. Hipocrates berpendapat bahwa di dalam tubuh manusia terdapat empat zat cair dengan sifatsifatnya yang berlainan, yaitu darah yang ya ng bersifat panas, lendir bersifat dingin, empedu hitam bersifat basah, dan empedu kuning bersifat kering. Hipocr ates dalam mengeluarkan pendapatnya terinspirasi daripendapat filsuf sebelumnya yangbernama Empedocles. Menurut Hipocrates sifat atau watak individu merupakan perwujudan dari sifat unsur yang paling dominan dalam dirinya, dicontohkan oleh Hipocrates seseorang memiliki unsur “darah” yang paling dominan dibandingkan dengan dengan unsur yang lain, orang tersebut memiliki watak cepat, periang, dan tidak stabil. Orang dengan tipe seperti seperti ini oleh Hipocrates dinamai sanguinis. Sedangkan individu yang bersifat mudah marah disebut tipe korelis karena adanya unsur yang paling dominan dalam dirinya dalah empedu kuning. Sementara orang dengan tipemelankolis memiliki sifat pesimis dan pemurung, hal ini dikarenakan dalam dirinya di dominasi oleh empedu hitam. Orang yang memiliki karakter lamban dan tidak mudah bergerak di sebut flegmatis karena unsur yang mendominasi adalah lendir. Guna memperjelas hal tersebut perhatikan tabel berikut.

Tipe manusia

Karakteristik

Penyebab dominan

Sanguinis

Ekspansif, lincah, cepat, periang,

Darah

mudah tersenyum, optimis, dan tidak stabil. Koleris

Garang, mudah marah, mudah

Empedu kuning

tersinggung, serius, pendendam. Flegmatis

Lamban, sadar, plastis, tenang,

Lendir

dingin, tidak mudah bergerak, tidak mudah terpengaruh. Melankolis

Pesimistis, pemurung, kaku,

Empedu hitam

penakut.

Pendapat kedua tokoh tersebut membuka jalan para ahli untuk melakukan penyelidikan yang lebih mendalam tentang endocrine-tipe yaitu tipe-tipe manusia berdasarkan kelenjar-kelenjar dalam tubuh manusia. [2] B.

Tipologi Manusia Menurut Franz Joseph Gall Hal yang mendasari gagasan Gall adalah otak merupakan organ untuk berpikir. Pikiran

merupakan kumpulan berbagai unsur kemampuan atau potensi bawaan. Potensi dalam otak menempati bagian-bagian tertentu. Hal itu dapat terjadi karena otak bukan merupakan organ tunggal, melainkan kumpulan dari organ-organ yang masing-masing dihuni oleh potensi atau kemampuan tertentu. Ukuran organ dalam otak menentukan kekuatan potensi yang menempatinya. Bentuk otak ditentukan oleh perkembangan berbagai organ yang ada dalam otak tersebut. Tengkorak terbentuk mengikuti bentuk otak sehingga dataran o tak dapat dibaca sebagai indeks sikap dan kecenderungan psikologi yang akurat. Menurut Gall terbentuknya kepribadian kepribadian seseorang dapat ditelusuri dari perkembangan tengkorak dengan segala isi yang ada di dalamnya termasuk otak. Ahli tersebut meyakini dengan melakukan pengukuran terhadap permukaan dan mempelajari keanehan bentuk tengkorak, orang akan dapat menemukan perkembangan bagian tertentu dari otak. Dari studi ini dapat disimpulkan potensi, sikap, kecerdasan, karakter yang menonjol pada diri pemilik otak yang bersangkutan. bersangkutan .[3] C.

Tipologi Manusia Menurut Sigaud Sigaud menyusun teorinya berdasarkan empat macam fungsi tubuh yaitu, moto rik,

pernafasan, pencernaan, dan susunan saraf sentral. Fungsi fisiologis manakah yang terkuat pada seseorang disitulah orang itu di golongkan, karena itu Sigaud juga menggolongkan manusia berdasarkan empat golongan.

1.

Orang yang kuat fungsi motoriknya termasuk orang yang muskuler, dengan ciri-ciri anggota anggota

badannya serba panjang berspir dan bersudut. 2.

Orang yang kuat pernafasanya termasuk tipe respitatoris dengan ciri-ciri bentuk bentuk dadanya

membusung, wajahnya lebar. 3.

Orang yang kuat pencernaannya termasuk tipe yang digestif dengan ciri-ciri perutnya besar,

pinggangnya lebar. 4.

Orang yang kuat susunan syaraf sentralnya termasuk tipe serebral dengan ciri-ciri langsing,

tulang tengkorak bagian atas besar. besar.[4] D.

Tipologi Manusia Menurut Kretschmer Kretschmer menyusun tipologinya berdasarkan pada konstitusi fisis dan psikis. Berdasarkan

konstitusi fisis manusia dibagi ke dalam empat tipe: 1.

Tipe piknis atau pyknoid dengan ciri-ciri dan bentuk badan berperawakan gemuk, serba bulat,

serba penddek, perut genduk, wajah bundar, badan berlemak, dada berisi, memiliki sifat humor yang tinggi, gembira, dan optimis. 2.

Tipe asthenis dengan ciri-ciri dan bentuk badan berperawakan kurus, dada rata, kepala kecil,

wajah sempit, anggota badan serba panjang, langsing, biasanya wataknya pemurung, kaku dalam pergaulan,dan mudah tersinggung. 3.

Tipe atletis dengan ciri-ciri campuran antara piknis dan asthenis. Bentuk tubuh atlet, realistis,

memiliki watak ingin berkuasa, supel dalampergaulan dan ekstrovet. 4.

Tipe desplatis atau hypoplastic dengan ciri-ciri dan bentuk badan berperawakan bentuk badan

besar, tinggi sekaliatau pendek sekali, ti pe seperti ini selamanya memiliki perasaan inferioritas. Sedangkan tipe manusia berdasarkan konstitusi psikis terbagi kedalam dua tipe: 1.

Tipe schizothym sifat-sifat yang menonjol yaitu, sukar bergaul, tidak banyak teman, dan

egoistis. 2.

Tipe clycothym sifat-sifat yang menonjol ialah selalu berlawanan dengan manusia

tipe schizothym. Menurut Kretschmer hubungan pasti kedua macam tipologi yang telah disusunnya itu terjadi antara jasmani dan rohani, menurutnya manusia merupakan makhluk monodualis psikhofisis yang pada dasarnya merupakan hakikat kehidupan manusia. Hubungan yang terjadi antara kedua tipe manusia tersebut hanya berlaku bagi orang yang telah berumur empat puluh tahun, karena pada masa ini orang tidak t idak lagi mengalami perkembangan dan pertumbuhan badan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kretschmer, dari ke empat tipe manusia tersebut mengalami psychose persentasenya adalah: -tipe pyknoid 12,8% schizophrenia.

-tipe leptosome 66% schizophrenia. -tipe atletic 66% schizophrenia. -tipe dypplastic 11,35% schizophrenia. Ke empat tipe tersebut merupakan jenis penyakit jiwa y ang berbahaya. berbahaya .[5]

E.

Tipologi Manusia Menurut William H. Shaldon William H. Shaldon mengemukakan penelitian yang dilakukanya tentang bentuk dan ukuran

tubuh manusia sebagai psikologi statis atau morfologi, hal itu merupakan bentuk keseimbangan alamiah antara komponen-komponen bentuk dan struktur manusia. Menurut Shaldon pemahaman mengenai konstruksi atau susunan tubuh manusia dapat dipakai sebagai jalan untuk memahami dinamika manusia seperti kegiatan bergerak, berpikir, merasa, dan bertingkah laku. Tipologi ini menilai bahwa struktur jasmani manusia merupakan hal utama yang berpengaruh terhadap pribadi seseorang. Faktor genetis dan biologis memainkan peranan yang penting dalam perkembangan kepribadian seseorang. Saldon menyebutkan bahwa struktur biologis tersebut sebagai morfogenotipe (morphogenotype). Morfogenotipe berperran penting dalam pembentukan kepribadian dan perkembangan fisik, tetapi juga dalam pembentukan keribadian atau tingkah laku. Shaldon mengukur morphogenotypedengan cara menyusun somatotype yaitu suatu engukuran tubuh-fenotip dengan menyimpulkan nilai-nilai umum dari berbagai sifat fisik hasil pengukuran fenotip. Kata morphogenotype berasal dari kata morfologi dan genotip yang artinya struktur, konstruk, dan susunan tubuh manusia yang ditentukan o leh keturunan.Genotip sejak dalam kandungan terus menerus berinteraksi dengan lingkungan, membentuk struktur, konstruk, dan susunan tubuh yang daat diamati dan hal ni di namakan fenotip. fenotip. Teori Shaldon ini daat dibagi menjadi dua bagian yaitu: 1.

Struktur Fisis Penentu Kepribadian Dalam hal ini Shaldon menentukan ukuran jumlah jasmaniah dari seseorang dalam kinerja ilmiah

yang di tekuninya, ia berkeinginan bisa mendapatkan mendapatkan biological identification tag. Shaldon berusaha mengukurmorhogenotype walau secara tidak langsung dan yang utama bersandar pada phaenotype. Komponen penting yang berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian menurut Shaldon dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut. a.

Komponen Jasmani Primer

-Manusia tipe endomorpe -Manusia tipe mesomorph -Manusia tipe ectomorph

b. Komponen Jasmani Sekunder -Diplasia -Gynandromorphy -Aspek texture 2.

Analisis Kepribadian Menurut Shaldon Pada mulanya Shaldon mengatakan bahwa somatotip bersifat tetap atau konstan, akan tetapi ia

tidak menyangkal dengan apa yang diutarakan dalam ilmu biologi bahwa makanan memungkinkan bisa mengubah ukuran bagian-bagian tubuh tertentu pada manusia, tetapi Shaldon berkeyakinan hal itu pengaruhnya sangat kecil terhadap ukuran kepala, struktur tulang-tulang wajah, leher, pergelangan tangan, pergelangan kaki, dan bagian – bagian –bagian bagian yang tidak menimbun lemak. Pada perkembangannya Shladon memperbaharui pernyataannya bahwa ia mengakui somatotip bersifat konsisten lintas waktu, kecuali terdapat perubahan subtansial oleh adanya makanan dan perubahan kesehatan fisik seseorang. Denagn demikian somatotip merupakan  jalur yangmana orgasme menjalani hidup hidup pada kondisi makanan yang sifatnya standar standar dan kondisi adanya suatu penyakit yang mengganggu. Somatotip yang ideal menurut Shaldon dapat diperoleh jika dilengkapi dengan sejarah masa l alu orang tersebut. Pengukuransomatotip yang terbaik dilakukan sesudah kematangan fisik tercapai, yaitu sekitar umur 30 tahun, meskipun demikian pegukuran sel-sel otot pada seseorang yang baru lahir dan anak yang berumur 6 tahun dapat memberikan pengukuran yang akurat. 3.

Dinamika Kepribadian Individu

a.

Dimensi Tempramen Terdapat tiga komponen yaitu: -Viskerotonia -Somatotonia -Serebrotonia

b.

Hubungan antara komponen jasmani dengan tempramen

Dari hasil analisis rasional yang dilakukan oleh Shaldon telah ditemukan korelasi antara morfologi dengan tempramen dengan alasan-alasan yang sifatnya lain, seperti yang dituliskan oleh Alwisol berikut ini: 1.

Penguatan (Reinforcement)

2.

Stereoip

3.

Pengasuhan

4.

Genetik

c.

Hubungan Somatip dengan Delinkuensi dan Psikiatri Delinkuen cenderung mesomorfik dan memperoleh nilai

ceklis tingkah laku psikotik, yaitu Penyebabnya

tinggi, hal ini dikarenakan

berperilaku seperti penderita afektif manis depresif.

adalah kekurangan komponen heboid yang membuat dorongan imp lusif kacau

disebabkan terjadi kerusakan komponen cerebrotonia d.

Penerapan Teori Shaldon pada Individu

1.

Penerapan untuk mendidik anak-anak

2.

Psikoterapi

e.

Respon Terhadap Teori Tipologi Shaldon

dan

paranoid pada individu.

Terlepas dari kebenaran yang dilakukanoleh Shaldon,para pakar sepakat Shaldon telah mengingatkan kepada semua pakar psikologi terutama yang berurusan dengan tingkah laku manusia. Manusia adalah makhluk yang memiliki tubuh dan tuunhya tersebut sangat memungkinkan memberikan petunjuk tentang faktor-faktor yang melatarbelakanginya dan dalam upaya memahami tingkah laku manusia. [6]

BAB III PENUTUP A.

Kesimpulan Menurut Hipocrates sifat atau watak individu merupakan perwujudan dari sifat unsur yang

paling dominan dalam dirinya, dicontohkan oleh Hipocrates seseorang memiliki unsur “darah” yang paling dominan dibandingkan dengan dengan unsur yang lain, orang tersebut memiliki watak cepat, periang, dan tidak stabil. Orang dengan tipe seperti seperti ini oleh Hipocrates dinamai sanguinis. Sedangkan individu yang bersifat mudah marah disebut tipe korelis karena adanya unsur yang paling dominan dalam dirinya dalah empedu kuning. Sementara orang dengan tipemelankolis memiliki sifat pesimis dan pemurung, hal ini dikarenakan dalam dirinya di dominasi oleh empedu hitam. Orang yang memiliki karakter lamban dan tidak mudah bergerak di sebut flegmatis karena unsur yang mendominasi adalah lendir. Menurut Gall terbentuknya kepribadian kepribadian seseorang dapat ditelusuri dari perkembangan tengkorak dengan segala isi yang ada di dalamnya termasuk otak. Ahli tersebut meyakini dengan melakukan pengukuran terhadap permukaan dan mempelajari keanehan bentuk tengkorak, orang akan dapat menemukan perkembangan bagian tertentu dari otak. Dari studi ini dapat disimpulkan potensi, sikap, kecerdasan, karakter yang menonjol pada diri pemilik otak yang bersangkutan. Sigaud menyusun teorinya berdasarkan empat macam fungsi tubuh yaitu, moto ri, pernafasan, pencernaan, dan susunan saraf sentral.

Kretschmer menyusun tipologinya berdasarkan pada konstitusi fisis dan psikis. William H. Shaldon mengemukakan penelitian yang dilakukanya tentang bentuk dan ukuran tubuh manusia sebagai psikologi statis atau morfologi, hal itu merupakan bentuk keseimbangan alamiah antara komponen-komponen bentuk dan struktur manusia.

B.

Saran Demikianlah makalah ini yang kami buat, namun kami merasa makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan, maka dari itu kami menginginkan kritik dan saran agar makalah ini menjadi lebih baik dan sesuai dengan yang diinginkan.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF