Tinea Pedis PDF

October 1, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Tinea Pedis PDF...

Description

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

Tinea pedis adalah infeksi dermatofit pada kaki, terutama disela jari kaki dan telapak kaki. kak i. Penye Penyebab bab pa pali ling ng se seri ring ng ad adal alah ah Trich Trichophyton ophyton rubrum rubrum  yang sering memberika memberikan n kelainan menahun.1

Penyakit ini sering menyerang orang dewasa yang bekerja ditempat basah seperti tukang cuci, petani, atau orang yang setiap hari harus memakai sepatu tertutup seperti anggota tentara. tenta ra. Keluhan Keluhan subjektif subjektif bervariasi bervariasi mulai dari tanpa keluhan sampai sampai dengan rasa gatal yang hebat dan nyeri bila ada infeksi sekunder.1,2

Keadaan lembab dan panas di sela-sela jari kaki karena pemakaian sepatu dan kaus kaki , akan menambah basahnya daerah tersebut dan keadaan ini dapat merangsang tumbuhnya  jamur. Penyakit ini sering ditemukan banyak pada individu yang sering berenang. 1,2

1  

 

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1. DEFINISI Tinea pedis adalah infeksi jamur pada kaki yang khususnya menyerang sela jari kaki dan telapak kaki, dapat meluas ke lateral maupun punggung kaki. 1

II.2. SINONIM  Dermatofitosis, epidermophytosis dermatomycosis, athletes’s athletes’s foot, ringworm of the foot .1

II.3. ETIOLOGI Tinea pedis paling sering disebabkan oleh Trichophyton rubrum, rubrum, sedangkan tinea pedis  bentuk interdigitalis disebabkan oleh Trichophyton mentagrophytes dan mentagrophytes dan Epidermophyton  Epidermophyton  floccosum.. Dahulu dianggap bahwa penyebab yang paling sering adalah Epidermophyton  floccosum adalah Epidermophyton  floccosum.1 Tinea pedis adalah istilah resmi yang berarti dermatofitosis pada kaki yang  floccosum. disebabkan golongan jamur dermatofita.3 Menurut Budimulja (1994) sinonim yang paling tepat tep at adal adalah ah ringworm of the foot   dan dan dermatophytosis of the foot . Sedangka Sedangkan n istilah istilah athlete’s athlet e’s foot ,  Hongkong foot   da dan n kutu kutu ai airr adala adalah h is isti tila lah h awam awam ya yang ng di dipa paka kaii pada pada kelainan kaki mirip yang klinis mirip tinea pedis. Kelainan pada kaki, yang mirip dan sangat sukar dibedakan dengan tinea pedis yang sesungguhnya dapat disebabkan oleh  bakteri gram gra m (+), gram (-), spesies Candida Candida,, Corynebacterium Corynebacterium dan  dan kapang lain misalnya misalnya  Hendersonula toruloidea dan toruloidea  dan Scytalidium hyalinum. hyalinum. Hal ini perlu dipikirkan oleh karena respons pengobatan dengan antimikotik pada kelainan tersebut sangat berbeda. 3

II.4. EPIDEMIOLOGI

2  

 

Tinea Tin ea pedis pedis terdap terdapat at di seluru seluruh h dunia, dunia, khususn khususnya ya negara negara-ne -negar garaa yang yang berhubu berhubungan ngan dengan iklim dan budaya mengenakan kaos kaki dan sepatu tertutup sepanjang waktu. Di Indon Indones esia ia tine tineaa pe pedi diss tidak tidak ba bany nyak ak dili dilihat hat , kecua kecuali li pa pada da popul populas asii te tert rten entu tu ya yang ng menggunakan sepatu tertutup dan kaos kaki, misalnya pada olahragawan dan anggota tentara/polisi.1 Sebaliknya, Budimulja (1995) menyatakan bahwa faktor lain yang perlu diperhatikan adalah umur penderita. Pada umumnya para penderita tinea pedis adalah orang dewasa dengan masa awitan 15 tahun, dengan distribusi pria berbanding wanita adalah 4 : 1.3  Bu Budi dim mulja ulja dkk dkk dal dalam  Kongres Nasional Perhimpunan Mikologi  Kedokteran   Manusia  Kedokteran Manusia dan Hewan Indonesia I dan Temu Ilmiah ( Ilmiah  ( 1995 ) telah melakukan  penelitian terhadap penderita tinea pedis di sebuah asrama pendidikan militer pada bulan Desember 1993. Hasil yang didapatkan adalah pemeriksaan yang dilakukan terhadap 484 orang penghuni asrama menunjukkan gejala klinis positif yang cukup besar (288 orang / 59,5% 59, 5%), ), ya yang ng ha hamp mpir ir se semu muany anyaa meru merupak pakan an ti tine neaa pedis pedis ti tipe pe in inte terd rdig igit ital al.. Hal in inii menunjukkan bahwa faktor penggunaan sepatu dan kaos kaki pada jangka waktu lama dapat meningkatkan insidens infeksi jamur, khususnya tinea pedis. 3 Sebagai tambahan, Budimulja dkk ( 1995 ) dalam kaitannya dengan penelitian insidens tinea pedis di sebuah asramaa militer asram militer menyatakan menyatakan bahwa perlunya memberikan perhatian terhadap berbagai berbagai faktor predisposis predisposisii misalnya misalnya kelembapan kaki yang tinggi dan usaha pencegahanny pencegahannya, a, serta peningkatan higina. Selain itu perlu pula untuk meneliti sumber infeksi misalnya  barang-barang yang dipakai antara lain kaos kaki dan sepatu serta lingkungan antara lain air, kamar, dan kamar mandi.3

II.5. BENTUK KLINIS Dibagi 3, yaitu:1,4,5,6,7,8,9 1. Tipe Tipe int inter erdi digi gita tali liss

3  

 

Biasanya ditemukan pada pemakaian sepatu yang ketat sehingga menekan jari-jari kaki menciptakan suasana yang hangat dan lembab di sela-sela jari kaki. Suasana ini sangat cocok untuk pertumbuhan pertumbuhan jamur. jamur. Merupakan Merupakan bentuk yang tersering tersering ditemukan dengan kelainan berupa maserasi di sela jari ke-4 dan 5, namun semua sela jari dapat juga terinfeksi. terinfeksi. Terlihat maserasi kul kulit it putih, dapat terbentuk fisura dan sering tercium bau yang tidak enak. Lesi dapat meluas sampai ke bawah jari kaki dan telapak kaki. Bila bagian kulit yang mati ini dibersihkan, maka yang terlihat kulit baru, yang pada umumnya juga telah diserang oleh jamur. Bentuk klinis ini dapat berlangsung bertahun-tahun dengan menimbulkan sedikit keluhan atau tanpa keluhan sama sekali. Pada suatu ketika kelainan ini dapat disertai infeksi infek si sekunder sekunder oleh bakteri bakteri sehingga sehingga terjadi terjadi selulitis selulitis,, limfangiti limfangitis, s, limfadenit limfadenitis, is, dan dapat pula terjadi erisipelas yang disertai gejala-gejala umum. 1,4,5,6,7,8,9

figure 1.1

4  

 

figure 1.2 2. Tipe Tipe ve vesi siku kule lerr aku akutt

Bentuk ini ditandai dengan beberapa vesikel, vesiko-pustulosa, kadang-kadang  bula, di telapak kaki dan jarang terjadi pada tumit. Lesi ini dapat timbul akibat  perluasan lesi daerah interdigital. Kelainan yang timbul dimulai pada daerah sekit sek itar ar jari, jari, kemudia kemudian n meluas meluas ke punggung punggung kaki kaki atau atau tel telapa apak k kaki. kaki. Tampak Tampak vesikel dan bula yang terletak agak dalam di bawah kulit, disertai rasa gatal yang hebat. Bila vesikel ini pecah akan meninggalkan squama melingkar yang disebut koloret. Bila terjadi infeksi akan memperberat keadaan sehingga dapat terjadi erisipelas.1  Jamur Jamur terdapa terdapatt pada bagian bagian atap atap vesike vesikel. l. Untuk Untuk menemu menemukann kannya ya,, sebaiknya diambil atap vesikel atau bula untuk diperiksa secara sediaan langsung atau untuk dibiak. dibiak.8 Habif (2010) dalam bukunya clinical dematology  dematology  5th edition menamb men ambahka ahkan n bahwa bahwa gelomb gelombang ang kedua kedua dari dari ti timbu mbulny lnyaa vesike vesikel-v l-vesi esikel kel dapat dapat terjadi sesaat setelah timbulnya vesikel di telapak kaki, baik di daerah yang sama atau pada daerah yang jauh seperti pada lengan, dada, dan sepanjang jari-jari tangan. Vesikel yang steril dan gatal ini menandakan respon alergi terhadap jamur dan dan dina dinam makan akan dermatophytid   at atau rea reaksi ksi id . Ge Geja jala la at atau au re reak aksi si in inii ak akan an menghilang jika infeksinya sudah dapat dihilangkan. Dalam beberapa kejadian, reaksi id  merupakan   merupakan satu-satu nya tanda akan adanya infeksi jamur. Pemeriksaan yang lebih teliti teliti terhadap pasien pasien mungkin dapat ditemukan ditemukan daerah maser maserasi asi di sela-sela jari kaki yang asimptomatic.5

5  

 

figure 2.1

  figure 2.2 3. Tipe Tipe papulosk papuloskuamo uamosa sa hiper hiperkera keratoti totik k menahun menahun

Sering terdapat di daerah tumit, telapak kaki dan kaki bagian lateral dan biasanya resist res isten en terhad terhadap ap pengoba pengobatan tan.. Lesi Lesi berupa berupa bercak bercak dengan dengan squama squama putih putih agak agak mengkilat, mengki lat, melekat dan relatif relatif tidak meradang. meradang. Lesi umumny umumnyaa setempat, setempat, akan tetapi tetapi dapat dapat bergabu bergabung ng sehing sehingga ga mengen mengenai ai seluru seluruh h tel telapa apak k kaki kaki dan sering sering simetr sim etris is dan disebu disebutt Moccas Moccasin in foot. Bentuk Bentuk ini dapat pula terjadi terjadi pada ti tinea nea 6

 

manum yaitu dermatofitosis yang menyerang tangan. 1  Jarang sekali ditemukan kedua telapak tangan dan telapak kaki terinfeksi bersamaan semuanya, namun  biasanya infeksinya dapat berupa 2 kaki k aki dan 1 tangan ( two feet and 1 hand ) atau 2 tangan dan 1 kaki ( two hand and 1 foot ). 5

figure 3.1

7  

 

figure 3.2

II.6. PATOGENESI PATOGENESIS S

Tinea pedis bentuk interiginosa merupakan suatu keadaan yang saling mempengaruhi dermatofit (Tricop dermatofit Tricophyton hyton rubrum  rubrum  d daan Trico Tricophyton phyton mentagrophyt mentagrophytes es), ), bebera beberapa pa spesies spesies  bakteri ( Micrococcus  Micrococcus sedentarius, sedentarius,  Brevibacterium epidermidis, epidermidis, Corynebacterium Gram-negatif seper seperti ti  Pseudomonas dan  Proteus)) dan spesies minutissimum  dan spesies Gram-negatif minutissimum   Pseudomonas   dan Proteus Candida   meskipun jarang.1  Infeksi dermatofit ringan disebut dermatofitosis simpleks, Candida dapat timbul pada sela-sela jari karena lingkungan yang tertutup. Infeksi jamur akan menimbulkan kerusakan stratum korneum sehingga memungkinkan untuk tumbuhnya  bakteri residen dan terjadinya maserasi, rasa gatal dan bau busuk pada daerah tersebut. Infeksi campuran antara dermatofit dan bakteri disebut d isebut dermatofitosis kompleks.1

8  

 

Infeksi jamur superfisial ringan dapat berkembang menjadi lebih berat pada keadaan kelembapan yang tinggi dan oklusif, dan bakteri oportunistik akan berkembang sehingga  jamur akan sulit ditemukan. Syarat terjadinya tinea pedis kompleks diperlukan tiga komponen yaitu jamur, bakteri dan suasana oklusif.1

 Micrococcus

sedentarius  sedentarius  dite ditem muk ukan an

be bers rsam amaa aan n

de deng ngan an

pi pitt tted ed

ke kera rato toly lysi siss

da dan n

mengeluarkan bau tajam yang berasal dari produksi campuran sulfur. Produksi sulfur  juga terdapat pada Corynebacterium Minutissimun dan Minutissimun dan Brevibacterium  Brevibacterium epidermidis, epidermidis, dan campuran sulfur ini bersifat fungisidal sehingga jamur sulit ditemukan. 1

II.7. DIAGNOSIS

Di Diag agnos nosis is de derm rmat atof ofit itos osis is bias biasan anya ya da dapat pat dite ditega gakk kkan an de denga ngan n pe peme meri riks ksaan aan kl klin inis is,,  pemeriksaan sediaan langsung dengan KOH 10-20% dan biakan.1 Berbeda dengan tinea korporis dan tinea kruris, diagnosis tinea pedis lebih sulit karena pemeriksaan kerokan kulit dan kultur sering tidak ditemukan jamur. 1

Adanya penyakit kulit yang menyerupai tinea pedis, dapat mempersulit diagnosis tinea  pedis. Hal ini disebabkan pada tinea pedis yang disertai peradangan, hifa sulit ditemukan  pada pemeriksaan mikroskopik. Dapat disimpulkan bahwa bakteri turut memegang  peranan pada gambaran klinik dan gejala tinea pedis. 1

Pada pemeri pemeriksa ksaan an mikol mikologi ogik k untuk untuk membant membantu u menega menegakkan kkan diagnos diagnosis is ter terdir dirii atas atas  pemeriksaan langsung sediaan basah dan biakan. Pemeriksaan lain, misalnya  pemeriksaan histopatologik, percobaan binatang, dan imunologik tidak diperlukan. Pada  pemeriksaan mikologik untuk mendapatkan jamur diperlukan bahan klinis, yang dapat  berupa kerokan kulit, rambut, dan kuku. Bahan untuk pemeriksaan mikologik diambil dan dikumpulkan dengan terlebih dahulu tempat kelainan dibersihkan dengan spiritus 70%, dan dalam hal ini kelainan pada tinea pedis terdapat pada kulit yang tidak berambut ( glabrous skin ) maka sediaan diambil dari bagian tepi kelainan sampai dengan bagian sedikit di luar kelainan sisik sisik kulit dan kulit dikerok dengan pisau ttumpul umpul steril.8 9  

 

Pemeriksaan langsung sediaan basah dilakukan dengan mikroskop, mula-mula dengan  pembesaran 10x10, kemudian dengan pembesaran 10x45. Pemeriksaan dengan  pembesaran 10x100 biasanya tidak diperlukan. Sediaan basah dibuat dengan meletakkan  bahan di atas gelas alas, kemudian ditambah 1-2 tetes larutan KOH. Konsentrasi larutan KOH untuk sediaan kulit adalah 20%. Setelah sediaan dicampur dengan larutan KOH, ditunggu 15-20 menit, hal ini diperlukan untuk melarutkan jaringan. Untuk mempercepat  proses pelarutan dapat dilakukan pemanasan sediaan basah di atas api kecil. Pada saat mulai keluar uap dari sediaan tersebut, pemanasan sudah cukup. Bila terjadi penguapan, maka akan terbentuk kristal KOH, sehingga tujuan yang diinginkan tidak tercapai. Untuk melihat mel ihat elemen elemen jamur jamur lebih lebih nyata nyata dapat dapat ditamb ditambahk ahkan an zat warna warna pada sediaan sediaan KOH, KOH, misalnya tinta Parker super Parker super chroom blue black .8

Pada kasus tinea pedis yang akan terlihat adalah hifa, sebagai dua garis sejajar, terbagi oleh sekat, dan bercabang, maupun spora berderet ( artrospora ) pada kelainan kulit lama dan/atau sudah diobati. Pemeriksaan dengan pembiakan diperlukan untuk menyokong  pemeriksaan langsung sediaan basah dan untuk menentukan spesies jamur. Pemeriksaan ini dilaku dilakukan kan dengan dengan menanam menanamkan kan bahan bahan klinis klinis pada pada media media buatan buatan.. Yan Yang g diangg dianggap ap  paling baik pada waktu ini adalah medium agar dekstrosa Sabouraud. Pada agar Saboura Sabo uraud ud dapat dapat ditamb ditambahka ahkan n antibi antibioti otik k saja saja ( kloram kloramfeni fenikol kol ) atau atau ditamb ditambah ah pula pula klorheksimid. Kedua zat tersebut diperlukan untuk menghindarkan kontaminasi bakterial maupun jamur kontaminan.8

II.8. DIAGNOSIS BANDING KadangKada ng-kad kadang ang perlu perlu dib dibedak edakan an dengan dengan penyakit penyakit lai lain n di kaki, kaki, ter teruta utama ma bil bilaa hanya hanya ditemukan 1 tipe tinea pedis pada pasien. Beberapa diagnosis banding adalah:1

1. Kand Kandid idos osis is int inter erdi digi gita tall

10  

 

Le Lesi si inte interd rdig igit ital al bila bila dise disert rtai ai paron paronik ikia ia mung mungki kin n di dise sebab babka kan n ol oleh eh Candida albicans.. Pada albicans Pada ka kandi ndidos dosis is bias biasany anyaa dite ditemu mukan kan mase masera rasi si da dan n penge pengelu lupa pasa san n epidermis lebih banyak.

2. Rete Retens nsii ke keri ring ngat at Lesi dermatosis yang disebabkan oleh retensi keringat berbentuk vesikel-vesikel  pada telapak kaki dan jari-jari yang akan bertambah buruk bila menggunakan sepatu sep atu tertut tertutup. up. Bila Bila kelain kelainan an ini terdap terdapat at pada pada anak-a anak-anak nak prepub prepubert ertas, as, ma maka ka diagnos dia gnosis is lebih condong condong

kearah kearah retensi retensi keringat keringat.. Tid Tidak ak dit ditemu emukan kan hifa atau

artropsora dapat memperkuat diagnosis.

3. Derm Dermat atit itis is kon konta tak k aler alergi gi Dermat Der matiti itiss kontak kontak alergi alergi dapat dapat menyeb menyebabka abkan n gatal gatal disert disertai ai eritem eritema, a, vesike vesikel, l, squamasi squama si teruta terutama ma pada jari-j jari-jari ari,, punggung punggung kaki kaki dan tel telapa apak k kaki. kaki. Biasan Biasanya ya disebabkan karena kontak dengan sepatu karet, cat dan salep. Kelainan pada kulit telapak kaki jarang ditemukan. Hifa tidak ditemukan pada pemeriksaan kerokan kulit.

4. Derm Dermat atit itis is ato atopi pik  k  Dermatitis atopik dapat menyebabkan squamasi yang kering disertai gatal di sela  jari kaki dan bagian dorsal pedis (punggung kaki). Lesi-lesi hiperkeratotik menahu men ahun n identi identik k dengan dengan lesi lesi oleh oleh dermat dermatofi ofit. t. Tipe Tipe papulopapulo-squ squamo amosa sa sulit sulit dibedakan dengan keratosis plantaris kongenital dan psoriasis. Bila ditemukan hiperkeratosis yang menonjol disertai pembentukan kalus, kelainan ini mungkin tidak hanya disebabkan oleh penyakit jamur saja.

5. Ps Psor oria iasi siss pu pust stul ulos osaa 6. Sk Skab abie iess pad padaa ka kaki ki

II.9. PENATALAKS PENATALAKSANAAN ANAAN 11  

 

Umum

Hilangk Hil angkan an faktor faktor predis predispos posisi isi.. Berhub Berhubung ung penyakit penyakit ini sering sering rekure rekuren n maka maka faktor faktor  predisposisi perlu dihindari. Kaus kaki yang dipakai dipilih kaus kaki yang menyerap keringat dan diganti tiap hari. Kaki harus bersih dan kering. Hindari memakai sepatu tertutup, sepatu sempit, sepatu olah raga dan sepatu plastik, terutama yang digunakan sepanjang hari. Kaki dan sela jari dijaga agar selalu kering, terutama sesudah mandi. Dapat diberikan bedak dengan atau tanpa anti jamur. 1

Khusus

Pengobatan tinea pedis dengan peradangan akut yang biasanya karena infeksi sekunder oleh ole h bakteri bakteri dapat dapat diberi diberi antibi antibioti otik k si siste stemi mik, k, antara antara lai lain n eri eritr tromi omisin sin atau atau penisi penisili lin. n.1 Makatutu dan Manginsengi ( 1992 ) menuliskan bahwa penggunaan dengan obat-obat topikal pada lesi basah dapat direndam dalam larutan kalium permanganat 1/5000 atau larutan asam asetat 0.25% selama 15-30 menit, 2-4 kali sehari. 4  Bila ada peradangan, James dkk ( 2006) menambahkan antibiotik topikal seperti Gentamicin ( Garamycin ) yang cukup efektif terhadap bakteri Gram (-) dan berguna pada lesi interdigital yang lembab. Bila sampai terjadi ulkus, maka antibiotik sistemik dibutuhkan. 10 

Obat antijamur topikal sukar menembus kulit, sehingga pada tinea pedis tipe papulosquamosa dengan hipokeratosis, salep Whitfield digunakan setelah kaki direndam dalam laruta larutan n kalium kalium perman permangana ganat. t. Selain Selain diberi diberikan kan obat topika topikall anti anti jamur, jamur, dap dapat at pula pula diberikan obat per oral bila lesi luas atau menyeluruh dan kronis residif. 1 Biasanya pada tine tineaa pe pedi diss tida tidak k dipa dipaka kaii ob obat at-o -oba batt an anti ti ja jamu murr si sist stem emik ik,, ta tapi pi ji jika ka di dipa pakai kai ha haru russ dikombinasi dengan obat-obat anti jamur topikal.4 James dkk dalam Andrews’s dalam Andrews’s disease of the skin ( skin ( 2006 ) menyatakan bahwa pengobatan sistemik sistemik infeksi jamur jamur pada tinea pedis dengan Griseofulvin dosis 500-1000 mg/hari dapat menjadi efektif. Dosis untuk anak kecil adalah 10-20 mg/kgBB/hari. mg/kgBB/hari. Lamanya terapi tergantung tergantung pada respons respons terhadap terhadap lesiny les inyaa ( pemeri pemeriksa ksaan an dengan dengan KOH dan kultur kultur secara secara berula berulangng-ula ulang ng seharu seharusny snyaa 12

 

menunj men unjukka ukkan n hasil hasil negatif negatif ). Terbin Terbinafi afine ne dapat dapat diberi diberikan kan minggu min ggu,, itraco itraconaz nazole ole 200 mg 2x/har 2x/harii

250 mg/hari mg/hari selama selama 1-2

selama selama 1 minggu minggu,, dan fluconaz fluconazole ole 150 mg

1x/minggu selama 4 minggu.10

Pengobatan farmakologik tinea pedis bervariasi bergantung pada tipe dan keparahan infeksi. infeks i. Bentuk tinea pedis vesikobulosa vesikobulosa dan interdigit interdigitalis alis menunjukkan respon baik terhadap terhad ap kebanyakan kebanyakan anti jamur topikal. topikal. Oleh karena terdapat infeksi campuran, campuran, derivat derivat imidazol topikal sering dianjurkan karena obat ini aktif terhadap terhadap dermatofit yang yang sering terlibat dalam tinea pedis, demikian juga terhadap beberapa ragi, jamur saprofit dan  bakteri gram positif. Obat ini umumnya digunakan 2 kali perhari selama sekurangkurangn kur angnya ya 2 mingg minggu, u, meskip meskipun un pengobat pengobatan an selama selama 4 minggu minggu mungki mungkin n diperl diperluka ukan. n. Ketokonazol topikal juga efektif terhadap tinea pedis dan obat pilihan lain untuk tinea  pedis interdigitalis ialah tolnaftat. Sering terjadi kekambuhan pada tinea pedis , sehingga  perlu diberikan beberapa langkah pencegahan dan da n kebersihan.1 Penggunaan bedak antijamur yang ditaburkan pada kaki dan dalam sepatu, serta kaus kaki dapat mengurangi mengurangi pertumbuhan pertumbuhan jamur. jamur. Tindakan Tindakan non-farmak non-farmakologi ologi yang penting penting ialah pencucian kaki setiap hari, diikuti dengan pengeringan yang cukup baik di daerah sela jari kaki. Pasien dianjurkan dan dipesan untuk mencegah penularan atau dia harus menghi men ghindar ndarii pemakai pemakaian an sandal sandal/se /sepat patu u yang yang tertut tertutup up dan ti tidak dak bertel bertelanja anjang ng kaki kaki ke fasilitas umum.1

Sebag Seb agai ai tamb tambah ahan, an, Gupt Guptaa dkk ( 20 2003 03 ) menul menulis iska kan n dalam dalam  International Journal of  Dermatology   bahwa ciclopirox 0,77% gel adalah efektif dalam mengobati kasus tinea  Dermatology  pedis interdigitalis simpleks dan kompleks. Khususnya sifat antijamur, antibakterial, dan anti inflamasi yang dimiliki oleh ciclopirox adalah keuntungan tersendiri bila digunakan dalam pengobatan dermatofitosis kompleks. Selain itu formulasi dari gel itu sendiri dapat membantu mengeringkan sela-sela jari kaki yang lembab.11

II.10. PROGNOSIS 13  

 

Infeks Inf eksii kronis kronis jarang jarang terjad terjadii pada varian varian yang yang disebab disebabkan kan oleh oleh Trichophyton rubrum. rubrum. Persi Per sist stens ensii da dan n ek eksa sase serb rbas asii ak akan an se seri ring ng te terd rdap apat at bi bila la in infe feks ksii di dise seba babka bkan n ol oleh eh Trichophyton mentagrophytes varian mentagrophytes varian interdigitale. 1

BAB III KESIMPULAN

Tinea pedis adalah infeksi dermatofit pada kaki, terutama disela jari kaki dan telapak kaki. kak i. Penye Penyebab bab pa pali ling ng se seri ring ng ad adal alah ah Trich Trichophyton ophyton rubrum rubrum  yang sering memberika memberikan n kelainan menahun. Penyakit ini sering menyerang orang dewasa yang bekerja ditempat  basah seperti tukang cuci, petani, atau orang yang setiap hari harus memakai sepatu tertutup seperti anggota tentara.

Terdapat 3 bentuk klinis tinea pedis, yaitu: tipe interdigitalis, tipe vesikuler akut, dan tipe  papuloskuamosa

hiperkeratotik

menahun.

Infeksi

dermatofit

ringan

disebut

dermatofitosis simpleks, dapat timbul pada sela-sela jari karena lingkungan yang tertutup. Infeksi jamur akan menimbulkan kerusakan stratum korneum sehingga memungkinkan untuk tumbuhnya bakteri residen dan terjadinya maserasi, rasa gatal dan bau busuk pada 14

 

daerah tersebut. Infeksi campuran antara dermatofit dan bakteri disebut dermatofitosis kompleks.

Di Diag agnos nosis is de derm rmat atof ofit itos osis is bias biasan anya ya da dapat pat dite ditega gakk kkan an de denga ngan n pe peme meri riks ksaan aan kl klin inis is,,  pemeriksaan sediaan langsung dengan KOH 10-20% dan biakan. Penatalaksanaan terhadap tinea pedis dapat dibagi menjadi 2, yaitu secara umum dan khusus. Secara umum hilangkan faktor-faktor faktor-faktor predisposisi predisposisi dan secara secara khusus dapat digunakan digunakan obatobatan topikal maupun sistemik.

Infeks Inf eksii kronis kronis jarang jarang terjad terjadii pada varian varian yang yang disebab disebabkan kan oleh oleh Trichophyton rubrum. rubrum. Persi Per sist stens ensii da dan n ek eksa sase serb rbas asii ak akan an se seri ring ng te terd rdap apat at bi bila la in infe feks ksii di dise seba babka bkan n ol oleh eh Trichophyton mentagrophytes varian mentagrophytes varian interdigitale.

DAFTAR PUSTAKA

1. TM. TM. Sri Sri Redj Redjek ekii S, Suba Subaki kir, r, S. Budi Budittja jahj hjon ono; o;  Dermatomikosis Superfisialis Superfisialis,, Pedoma Ped oman n untuk untuk Dokter Dokter dan Mahasi Mahasiswa swa Kedokte Kedokteran ran.. Balai Balai penerb penerbit it Fakulta Fakultass Kedokteran Universitas Indonesia 2001: 38-43 2. Buxt Buxton on Pa Paul ul.K .K,, Morr Morris is-J -Jon ones es Rach Rachel el..  ABC of Dermatology 5th edition. edition. By Blackwell Publishing Ltd 2009: 117-118 3. Unandar Budimulja, Budimulja, Kuswadji, Kuswadji, Widyan Widyanto, to, Kusmarina Kusmarinah h Bramono, Bramono, Dewi Lestari Lestarini, ni, Wisnu Widjajadi. Kumpulan Widjajadi. Kumpulan Makalah Lengkap ; Kongres Nasional Perhimpunan  Mikologi Kedokteran Manusia dan Hewan Indonesia I dan Temu Ilmiah, Ilmiah, Bogor 21-24 Juli 1994. Diterbitk Diterbitkan an oleh Fakultas Fakultas Kedokteran Kedokteran Universita Universitass Indonesia Indonesia 1995: 88-92 ; 143-147 4. H. Anwar Anwar Makat Makatut utu u da dan n Ma Marg rgar aret etha ha Mangin Manginse sengi ngi..  Dermatomikosis: Diagnosis dan Penatalaksa Penatalaksanaan naan.. Penerbi Penerbitt Fakulta Fakultass Kedokte Kedokteran ran Univer Universit sitas as Indone Indonesia sia,, Jakarta 1992: 61-63 5. Habi Habiff P.Th P.Thom omas as,, Clinical Dermatology 5th Edition: A Color Guide to Diagnosis and Therapy. Therapy. Published by Mosby, Elsevier 2010: 495-498 15  

 

6. Habi Habiff P.T P.Tho hom mas as,, Skin Disease: Diagnosis and Treatment 3rd   Edition. Edition. Publi Published shed  by Saunders, Elsevier 2011: 269-271 7. Siregar R.S R.S dr, dr,  Penyakit Jamur Kulit . Laboratorium Ilmu Penyakit Kulit dan Kelami Kel amin n Fakulta Fakultass Kedokte Kedokteran ran UNSRI UNSRI / RSU Palemb Palembang. ang. Dit Diterb erbitk itkan an oleh oleh  penerbit buku Kedokteran EGC 1991: 20-23 8. Pr Prof of.. Dr. Dr. dr. dr. Unan Unanda darr Budi Budim mulja ulja,, Sp.K Sp.KK K (K) dalam dalam  Ilmu Penyakit Kulit dan  Kelamin edisi  Kelamin  edisi kelima ( cetakan keempat, 2009 dengan perbaikan ). Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta 2007: 93-99

9. Gawkrodger J. David,  Dermatology An Illustrated Colour Text 4th  Edition. Edition. Published by Elsevier 2008: 56-57 10. William. William. D. James, James, Berger. G. Timothy, Timothy, Elston . M. Dirk, Andrew’s Dirk,  Andrew’s Diseases of the Skin: Clinical Dermatology 10th Edition. Edition . Published by Saunders, Elsevier 2006: 303-305 11. Gupta K. Aditya, Aditya, Skinner R. Alayne, Cooper A.Eliza A.Elizabeth, beth, International  International Journal of    Dermatology  Dermatology,, volu volum me 42, 42, suppl upplem emen entt 1: Cic Ciclop lopiro iroxx a broad broad spectr spectrum um antifungal with antibacterial and anti-inflammatory properties. properties. September 2003: 26-27

16  

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF