Theory of Planning & Theory in Planning
March 1, 2019 | Author: Muhammad Wazir | Category: N/A
Short Description
teori of and teori in urban regional planning...
Description
Mata Kuliah Nomor Tugas Tanggal Penyerahan Dosen
: Seminar Teori Perencanaan : 02 : 27 Maret 2018 : IR. Supratignyo Aji, MT.
THEORY OF AND THEORY IN URBAN & REGIONAL PLANNING Tugas ini disusun guna memenuhi memenuhi nilai mata kuliah Seminar Teori Teori Perencanaan
Oleh : Kelompok A-17
Ega Iqbal Repiana
153060018
Fauzi Adam Kusnadi
153060036
Muhammad Wazir
153060048
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2018
DAFTAR ISI A. Filsafat Perencanaan ................................................................................................ ............................................................................................... 1 B. Teori Perencanaan .................................................................. ................................................................................................... ................................. 2 C. Teori Perencanaan Wilayah dan Kota ................................................................... 4 D. Theory in planning ................................................................................................... .................................................................................................. 4 1.
Physical Physical Planning Planning (Perencanaan fisik) ............................................................ 5
2.
Ma M acro-E cro-E cono conom mic Plann Plannii ng (Pe (P erenca rencana naa an E kono konom mi Makro) Makro) .......................... 6
3.
Social Social Planning Planning (Pe (P erenca rencana naa an Sosia Sosial) l) ............................................................. 6
4.
D evelop velopm ment Planni P lanning ng ( Per encanaan ncanaan Pemba Pembang ngunan) unan) .................................... 7
E. Theory Of planning .................................................................................................. .................................................................................................. 7 1.
Planning Proses ................................................................................................. 8
2.
Planning Approach ......................................................................................... 10
3.
Planning Ethics ................................................................................................ ............................................................................................... 11
4.
Planning Value ................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. ................................................................................................. 13
1
A. Filsafat Perencanaan 1. Pengertian Filsafat
Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran pikiran atau rasio. Filsafat adalah pandangan hidup hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. 2. Filsafat sebagai Ilmu Pengetahuan
Filsafat berarti mengandung arti mencintai hal-hal yang bersifat bijaksana (menjadi kata sifat) bisa juga berarti teman kebijaksanaan (kata benda) atau induk dari segala ilmu pengetahuan. Berfilsafat dapat diartikan sebagai berfikir. Seseorang filsafat dapat dikatakan sebagai filsuf dikarenakan pemikiran-pemikirannya yang radikal, ar tinya radikal yaitu berfikir mencari suatu permasalahan sampai pada akarnya. Seorang filsuf mempunyai cara berfikir dan padangan yang hebat Berikut adalah ciri berfikir dari seorang filsafat: 1) Radikal: berfikir radikal artinya berfikir sampai keakar permasalahannya. 2) Sistematik, berfikir yang logis, sesuai aturan, langkah demi langkah, berurutan, penuh kesadaran, dan penuh penuh tanggung jawab. 3) Universal, berfikir secara menyeluruh tidak terbatas pada bagian tertentu tetapi mencakup seluruh aspek. 4) Spekulatif, berfikir spekulatif terhadap kebenaran yang perlu pengujian untuk memberikan bukti kebenaran yang difikirkannya. 5) memberikan bukti kebenaran yang difikirkannya. 3. Landasan Filsafat Ilmu
1) L andasan ndasan Ontologi Ontologiss Ontologi merupakan salah satu kajian kefilsafatan yang paling kuno danberasal dari Yunani. Kajian tersebut membahas tentang keberadaan sesuatu yangbersifat konkret. Ontologi terdiri dari dua suku kata, yakni ontos dan logos. Ontos berartisesu berartisesuaatu yang ang berw erwujud jud (being) (being) dan logos berarti ilmu. Jadi ontologi adalah
2
bidangpo bidangpokok filsa ilsafa fatt yang memp emperso ersoaalkan lkan hakik akikaat kebe eberad radaan aan seg segala ala sesu sesuaatu yang adamenurut tata hubungan sistematis berdasarkan hukum sebab akibat yaitu adamanusia, ad amanusia, ada alam, dan ada kausa prima prima dalam suatu suatu hubungan hubungan yang menyeluruh,te menyeluruh,tera ratu tur, r, dan tertib dalam keharmonisan (Suparlan Suhartono, 2007)
2) L andasan ndasan E pistom pistomolog ologi Epistomologi
berasal
dari
bahasa
Yunani
”episteme”
dan
”logos”.“Episteme” berarti pengetahuan (knowledge), “logos” berarti teori. Dengan demikian epistomologi secara etimologis berarti teori pengetahuan. (Rizal,2001: 16). Epistomologi mengkaji mengenai apa sesungguhnya ilmu, darimana sumber ilmu, serta bagaimana proses terjadinya
3) L anda ndasan san A ksio ksi ologi logi s Secara etimologis, istilah aksiologis berasal dari bahasa Yunani Kuno, terdiri dari kata “aksios” yang berarti nilai dan kata “logos” yang berarti teori. Jadi, aksiologi merupakan cabang filsafat yang mempelajari nilai. Secara singkataksiologi adalah teori nilai. Dalam Encyclopedia of Philosophy (dalam Bakhtiar, 2006) dijelaskkan,aksiologi disamakan dengan Value dan Valuation. Landasan aksiologi ilmu menyangkut permasalahan pertama, apakah ilmu mendekatkan manusia pada kebenaran Tuhan itu sendiri. Kedua, apakah ilmubermanfaat bagi kehidupan manusia itu sendiri. Ketiga, apakah ilmu itu bebasnilai atau tidak bebas nilai, sebab nilai-nilai menyatu dengan ilm ilmu itu send endiri. iri. Makna aksiologi ilmu bisa diartikan sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh.
B. Teori Perencanaan Perencanaan Teori secara terminologis bermakna sebagai anggapan-anggapan yang dike-
mukakan sebagai suatu penjelasan berdasar alasan yang dilandasi seperangkat fakta. Selain itu dapat berarti sebagai suatu cara untuk memahami tentang sesuatu hal mela-lui suatu kerangka berfikir, yang dapat menginterpretasi fakta dan pengalaman (Webster, 1959) 1) Memiliki prosedur atau langkah-langkah sistematis 2) Ada perspective origins (hasil pemikiran yang orisinil) 3) Memiliki representation form
3
Secara umum teori merupakan serangkaian konsep yang dapat diuji dan dapat menyatakan keabsahan suatu fakta. Teori didapatkan dari suatu penelitian atau pengamatan atas suatu kejadian (fenomena). Fenomena yang terjadi bisa menjadi akibat dari suatu fenomena dan merupakan penyebab bagi munculnya fenomena-fenomena lain. Seringkali rangkaian dari fenomena yang terjadi akan membentuk suatu pola, sehingga dengan penggunaan suatu teori tertentu dapat diprediksi kecenderungan apa yang akan terjadi setelah fenomena yang sama terjadi. Untuk memastikan kejadian suatu fenomena diperlukan sebuah pengujian teori. Jadi teori tidak akan dinyatakan benar dan sesuai untuk suatu kasus jika teori itu sendiri belum dibuktikan hubungannya dengan suatu fenomena. Den gan proses pembuktian akan didapatkan hasil prediksi. Dari hasil prediksi tersebut dapat diambil kesimpulan penyebab dan apa yang akan disebabkan oleh suatu fenomena Sehi Se hing ngga ga bisa bi sa dikatakan bahwa suatu teori teori adalah adalah suatu suatu kerangka kerangka kerja konseptual konseptual untuk mengatur pengetahuan dan menyediakan suatu cetak biru untuk melakukan beberapa tindakan selanjutnya. Menurut filsafat, salah satu karakteristik dari ilmu pengetahuan adalah dapat diuji kebenarannya dengan kata lain bahwa terdapat suatu teori yang dapat diuji kebenarannya. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka perencanaan pun memiliki teori. Teori – teori berkaitan dengan perencanaan terbagi menjadi dua kelompok, yaitu theory of planning dan theory in planning. Perencanaan mempunyai banyak definisi dan arti. Kata perencanaan itu sendiri dapat diasosiasikan pada aktivitas, suatu proses, sebuah profesi, dan sebagai disiplin (Dempster, 1998). Perencanaan merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang dimana perencanaan merupakan suatu tindakan/upaya memanfaatkan sumber daya dengan metode tertentu untuk mencapai tujuan dengan efektif dan efisien. Ilmu perencanaan tidak berdiri sendiri (stand alone), di dalam ilmu perencanaan sendiri terdapat berbagai disiplin ilmu yang dipelajari (multi disiplin) seperti ilmu demografi, geologi, ilmu ekonomi, dan lain sebagainya. Sebagai sebuah ilmu, perencanaan pun memiliki ciri – ciri sebagaimana yang sudah disebutkan, yaitu sistematis (perencanaan memiliki proses didalamnya yang meliputi dari perumusan masalah hingga implementasi secara sistematis), memiliki metode ilmiah (memiliki
4
analisis dengan metode ilmiah tertentu, seperti analisis kesesuaian lahan), dan juga dapat diuji. Adapun dari fungsinya, perencanaan cenderung berfungsi sebagai pengendali (control) dari suatu fenomena walaupun didalamnya perencanaan melakukan eksplanasi dan prediksi (proyeksi). Hubungan antara teori dan perencanaan dapat ditunjukkan dari teori dalam perencanaan dan teori perencanaan. Teori perencanaan berarti suatu anggapan untuk dapat menginterpretasi fakta dan pengalaman menjadi konsep dan rencana; sedang-kan teori dalam perencanaan mengandung makna sebagai cara untuk menginterpretasi sehingga dapat menyusun tujuan-tujuan pada masa mendatang dengan cara memanfaatkan berbagai sumberdaya yang ada, serta memperhatikan keterbatasan dan atau kendala yang ada, agar dapat dicapai suatu basil secara optimal.
C. Teori Perencanaan Wilayah dan Kota Perencanaan Wilayah dan Kota dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu
perencanaan yang merupakan fokus kegiatan dengan wilayah dan kota sebagai lokus.
D. Theory in planning Dalam melakukan perencanaan diperlukan sumbangan ilmu lain yang
secara metodologi dapat dipergunakan untuk mengukur keabsahan hasil rencana. Seperti halnya hasil pemikiran filosof bidang ilmu matematika, fisika, geografi, geodesi, arsitektur, sosial, ekonomi, politik, hukum, dan lingkungan sangat mewarnai bentuk disiplin ilmu perencanaan yang saat ini dikenal banyak orang. Proses ini ditangkap oleh Minett sebagai theory in planning (Minett, 1972 dalam Faludi, 1973). Penyerapan substansi metode dari disiplin ilmu lain sering disebut sebagai substantive theory atau dalam teori perencanaan dikenal dengan theory in planning. Teori ini menekankan pada proses perencanaan dan teori prosedural. Teori in planning merupakan teori substantif dari berbagai disiplin ilmu yang relevan dengan bidang perencanaan.Teori atau substansi apa yang perlu diketahui oleh perencana untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
5
Menurut Archibugi (2008) (2008) berdasarkan penerapan teori perencanaan wilayah dapat dibagi atas empat komponen yaitu : 1. Physical Planning (Perencanaan (Perencanaan fisik) Teori perencanaan ini telah membahas tentang kota dan sub bagian kota
secara komprehensif. Dalam perkembangannya teori ini telah memasukkan kajian tentang aspek lingkungan.
Land Use Teori Von Thunen menggambarkan negeri yang terisolasi dengan iklim dan tanah
yang seragam, topografi yang seragam dan datar, serta alat-alat transportasi yang seragam yang hanya dilayani oleh kereta yang ditarik oleh hewan atau ternak.
Teori Geologi
Kaitan Penataan Ruang dengan Undang-Undang RI No. 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana dijelaskan pada pasal 35 huruf f mengenai pelaksanaan dan penegakan rencana tata ruang dan dalam pasal 38 huruf d tentang penataan ruang dan pengelolaan lingkungan hidup. Pasal 1 dijelaskan bahwa bencana adalah peristiwa per istiwa atau rangkaian r angkaian peristiwa peristi wa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Geologi Tata Lingkungan merupakan media dalam penerapan informasi geologi melalui penataan ruang dalam rangka pengembangan wilayah dan pengelolaan lingkungan, yaitu memberikan informasi tentang karakteristik lingkungan geologi suatu lokasi/wilayah berdasarkan keterpaduan dari aspek sumber daya geologi sebagai faktor pendukung dan aspek bencana geologi sebagai faktor kendala. Selanjutnya hasil kajian geologi lingkungan menggambarkan tingkat keleluasaan suatu wila yah untuk dikembangkan.
Teori Pola Lokasi Kota
Menurut Truman Hartshorn bahwa pola lokasi kota dibagi menjadi 3 yaitu linerar pattern, cluster pattern, dan hierarchical pattern. pattern . Dimana linear pattern yaitu kota-kota yang mengikuti jalur transportasi, cluster pattern
6
adalah kota yang relatif besar yang mengelompok bersama, dan hierarchical pattern adalah beberapa kota dengan ukuran yang berbeda-beda tertata dalam suatu wilayah.
M acro-E cro-E cono conom mi c Plann Planning ing (Pe (P erenc renca anaa naan E kono konom mi Makro) Makro) 2. Ma Dalam perencanaan ini berkaitan perencanaan ekonomi wilayah. Mengingat ekonomi wilayah menggunakan teori yang digunakan sama dengan teori ekonomi makro yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi, pendapatan, distribusi pendapatan, tenaga kerja, produktivitas, perdagangan, konsumsi dan investasi. Perencanaan ekonomi makro wilayah adalah dengan membuat kebijakan ekonomi wilayah guna merangsang pertumbuhan ekonomi wilayah. Bentuk produk dari perencanaan ini adalah kebijakan bidang aksesibilitas lembaga keuangan, kesempatan kerja, tabungan).
Teori Ekonomi Abraham Maslow menyatakan bahwa pengertian ekonomi adalah suatu
bidang keilmuan yang dapat menyelesaikan permasalahan kehidupan manusia lewat sumber ekonomi yang tersedia berdasarkan pada teori dan prinsip dalam suatu sistem ekonomi yang memang dianggap efisien dan efektif. Johs Stuar Mill Mill menyatakan bahwa pengertian ekonomi adalah ilmu praktis
yang telah mempelajari tentang penagihan dan pengeluaran.
Sociall Planning Planning (Pe (P er enca ncanaa naan Sosia Sosial) l) 3. Socia Perencanaan sosial membahas tentang pendidikan, kesehatan, integritas sosial, kondisi tempat tinggal dan tempat kerja, wanita, anak-anak dan masalah kriminal. Perencanaan sosial diarahkan untuk membuat untuk membuat perencanaan yang menjadi dasar program pembangunan sosial di daerah. Bentuk produk dari perencanaan ini adalah kebijakan demografis.
Ilmu Kependudukan dan Demografi
berjudul Principles of Demography Donald J. Bogue di dalam bukunya yang berjudul Principles memberikan definisi Demografi sebagai berikut: “Demografi adalah ilmu yang mempelajari secara statistik dan matematik tentang besar, komposisi dan distribusi penduduk dan perubahan perubahannya sepanjang masa melalui bekerjanya 5 komponen demografi
7
yaitu Kelahiran (Fertilitas), Kematian (Mortalitas), Per kawinan, Migrasi, dan Mobilitas Sosial”.
velopm ment Planni P lanning ng ( P er encanaa ncanaan Pe P embang bangunan) unan) 4. D evelop Perencanaan ini berkaitandengan perencanaan program pembangunan secara komprehensif guna mencapai pengembangan mencapai pengembangan wilayah.
E. Theory Of planning Teori ini menekankan pada proses perencanaan dan teori prosedural.
Contoh dari teori ini adalah rational comprehensive planning Dalam teori ini menjelaskan prinsip-prinsip, prosedur dan langkah-langkah normatif yang seharusnya/sebaiknya dijalankan dalam proses perencanaan untuk menghasilkan output dan outcomes yang efektif. Menurut J.Brian McLoughlin (1968) dalam bukunya “system approach” to urban and regional regional planning , mengusulkan suatu pandangan pandangan dari planning theory didasarkan pada “teori lokasi”, seperti seperti apa yang dikenal sebagai seb agai theory in planning. Namun ia juga memberi pernyataan mengenai theory of planning. Dimana ia mengusulkan bahwa proses perencanaan harus mempunyai bentuk yang sama dengan proses pada mana manusia merubah lingkungannya. Dengan demikian theory of planning menjadi kesimpulan atau akibat dari theory in planning. “Theory of planning” berasal dari issue-issue, issue-issue, hal ini mencerminkan pengetahuan kita berkaitan dengan lingkungan dan sehingga seterusnya merupakan bagian dari “theory in planning”.
Gambar 1. Proses pembentukan theory of Planning
Dalam melakukan perencanaan terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan meliputi :
Planning Proses
Planning approach
8
Planning ethich
Planning value
1. Planning Proses Proses perencanaan merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan dimasa
yang akan dating secara efektif dan efisien. Bagi perencana, haruslah jelas step by step step yang dilakukan dalam mengeluarkan output tersebut tersebut sehingga ketiga proses tersebut dijabarkan kembali. Terdapat 8 proses yang terjadi dalam proses perencanaan.
1) I denti nti fikasi fi kasi Ma M asala salah h Masalah
merupakan
suatu
situasi
dimana
terdapat
ketimpangan/penyimpangan antara kondisi eksisting (das ( das sein) sein) dengan kondisi yang diharapkan (das ( das sollen). sollen). Suatu situasi dikatakan sebagai masalah ketika sudah dihubungkan dengan suatu nilai yang salah satunya adalah cita – cita – cita cita atau keinginan. Tahap ini merupakan hal yang menentukan mengenai fokus dan lokus akan perencanaan yang akan dilakukan.
2) Perumusan Tujuan dan Sasaran Tujuan adalah suatu hal/kondisi yang harus dicapai, sedangkan sasaran adalah cara untuk mencapai tujuan tersebut. Perumusan ini harus berkaitan dengan penyelesaian masalah yang sudah diidentifikasi sebelumnya. Tujuan yang ditentukan haruslah SMART (Specific, ( Specific, Measureable, Achieveable, Relevant, dan Time Bound ). ).
3) Perumusan Sasaran Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan yang telah ditetapkan. Sasaran tersebut haruslah menjadi kerangka acuan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pemenuhan sasaran, terdapat satuan – satuan waktu sebagai acuannya.
4) P engump ng umpulan ulan D ata Tahap selanjutnya adalah mengumpulkan data. Pengumpulan data ini dibagi dalam dua kelompok, yaitu survey primer dan survey sekunder. Survey primer merupakan cara mengambil data primer atau langsung yang berarti bahwa data tersebut menggambarkan kondisi eksistingnya. Data primer bisa
9
didapat dengan cara observasi langsung, l angsung, wawancara, penyebaran kuisioner, dan sebagainya, Survey sekunder merupakan cara mengambil data sekunder yang berarti bahwa data tersebut didapat dari dari instansi terkait, literatur, maupun kajian sebelumnya. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan data adalah: a. Jenis - jenis data. b. Tempat diperolehnya data c. Jumlah data yang harus dikumpulkan agar diperoleh data yang memadai(cukup, seimbang, dan tepat / akurat).
5) A 5) Ana nalisi lisiss D ata Data yang sudah dikumpulkan kemudian akan diolah melalui pemilahan data dan analisis data. Data – data tersebut dipilah untuk dicari yang relevan dengan tujuan dan sasaran yang sudah dirumuskan. Setelah itu, datanya diolah agar menjadi suatu informasi yang memiliki nilai lebih.
6) P enyusunan nyusunan Alte A lterr natif natif Dari hasil analisis tersebut, disusunlah alternatif – alternatif untuk menyelesaikan masalah yang ada. Alternatif – alternatif tersebut disusun agar perencana memiliki back up jika up jika salah satu rencananya tidak dapat dilakukan.
7) P emi liha li han n A lte lter nat nati f Setelah alternatif disusun, maka selanjutnya akan diseleksi alternatif yang paling tepat. Alternatif ini dipilih berdasarkan keefektifan dan efisiensi dalam menyelesaikan masalah.
8) I mplem plementasi Alternatif yang dipilih sebelumnya merupakan rencana yang siap untuk dilaksanakan. Permasalahannya adalah sikap dari para perencana yang umumnya berfikir bahwa setelah rencana tersebut terbentuk maka selesailah tugas mereka. Tentu saja tidak. Oleh karena itu, rencana yang disusun haruslah rencana yang logis dan rasional agar bisa dilaksanakan.
9) M 9) Mo onitori nitori ng dan E valuasi luasi Rencana yang diimplementasikan tidak mungkin dibiarkan begitu saja. Rencana tersebut harus diawasi progress-nya progress-nya apakah sesuai dengan yang
10
direncanakan atau malah menyimpang. Jika terdapat suatu penyimpangan, maka ada evaluasi untuk memperbaiki penyimpangan tersebut. 2. Planning Approach Pendekatan perencanaan adalah sudut pandang dalam proses proses penetapan
tujuan agar tujian dapat dicapai secara efektif dan efisien. Pendekatan perencaan ini meliputi :
1) R atio tional C omprehensi prehensive ve ( P er encanaa ncanaan Rasional R asional M enyelur nyeluruh) uh) Suatu kerangka pendekatan yang logis dan teratur, mulai dari diagnosis sampai kepada tindakan, yang didasarkan kepada analisis fakta yang relevan. Pendekatan ini menghasilkan suatu kebijakan jangka panjang. Data – Data – data data yang diperlukan dalam pendekatan ini harus lengkap dan rinci. Pendekatan ini melihat suatu masalah secara menyeluruh (helicopter view). Proses dalam pendekatan ini membutuhkan waktu yang lama dan dana yang besar dikarenakan dari kebutuhan data dan analisisnya.
2)
D i sjointed sjointed I ncreme ncrementa ntal Pla P lanni nning ng ( Perenca Perencanaa naan Te T er pi lih) li h) Pendekatan ini intinya adalah memilih diantara rentang alternatif yang
terbatas yang berbeda sedikit dari kebijaksanaan yang ada. Berbeda dengan pendekatan sebelumnya, pendekatan ini tidak merubah kebijakan yang sudah ada. Sifat dari pendekatan ini memperbaiki masalah yang mudah terlihat. Pendekatan ini merupakan kritik dari pendekatan sebelumnya. Perencanaan terpilah tidak memerlukan data yang lengkap dan rinci, sehingga hasilnya pun digunakan untuk jangka pendek.
3) Mi xed xed Scanning Scanning Planning Planning (Pe (P erenc renca anaa naan Ter Ter pi lih M enye nyeluruh) Disebut juga sebagai Middle sebagai Middle Approach dan The Third Model . Merupakan kombinasi dari elemen rasionalistik, yang menekankan tugas analitik, penelitian dan pengumpulan data dengan elemen inkremental yang menitikberatkan pada tugas interaksional untuk mencapai konsensus. Pada dasarnya, pendekatan ini merupakan gabungan dari pendekatan perencanaan rasional menyeluruh dan pendekatan perencanaan terpilah.
11
4)
Pendekatan Perencanaan Advokasi Suatu kerangka pendekatan yang menitik- beratkan pada proses sosial
yang tidak terlalu mementingkan penyusunan rencana, melainkan lebih memperhatikan perubahan terarah yang sedang berlangsung di mana tujuan dan cara secara terus-menerus disesuaikan dengan keinginan stake holder. Suatu perencanaan di mana pihak yang berkepentingan yang terdesentralisasi menciptakan interaksi tatap muka (face to face), yaitu antara perencana (mentor/fasilitator) dengan klien (masyarakat). Konsensus yang sifatnya luas di antara pihak yang berinteraksi tersebut tidak diperlukan dalam pelaksanaan. Masyarakatnya relatif homogen 3. Planning Ethics Etika dalam perencanaan diartikan sebagai batasan-batasan sistem dan tata
nilai minimum dalam ruang, waktu dan kondisi tertentu yang dipersyaratkan untuk menjamin keberlangsungan proses perencanaan guna mencapai tujuan. Pada hakikatnya, etika perencanaan sangat diperlukan oleh setiap perencana sebagai pengendali prilaku pihak yang terlibat te rlibat dalam perencanaan dan mengikatnya agar bertanggung jawab pada ranah publik. 4. Planning Value Pada hakikatnhya, nilai-nilai perencanaan itu sifat dinamis, yang dimaksud
dengan sifat dinamis adalah sifat yang terus tumbuh dan berkembang dengan seiringnya waktu. Nilai perencanaan dapat dibedakan dalam beberapa aspek, yaitu meliouti :
1) Nilai keamanan Keamanan adalah keadaan yang bebas dari seluruh ancaman dan bahaya. Dalam merencanakan wilayah/kota juga kita harus memperhatikan nilai keamanan agar wilayah/kota yang kita rencanakan aman dari segala ancaman dan bahaya sehingga penduduk yang menempatinya merasa aman dan tentram berada di wilayah/kota tersebut.
2) N i lai lai soci soci al Menurut kamus besar bahasa indonesia, pengertian sosial adalah : suatu ilmu yang mempelajari tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan
12
masyarakat. Jadi, sosial adalah ilmu yang dapat mencakup semua kegiatan masyarakat, seperti sifat, perilaku dan lain lain. Dalam merencanakan wilayah/kota juga kita harus memperhatikan nilai sosial . Karena dengan diperhatikannya nilai sosial wilayah/kota yang kita rencanakan akan sesuai dengan apa yang masyarakat inginkan. Jika Kita mengabaikan nilai sosial bisa saja Masyarakat yang menempati wilayah/kota tersebut tidak nyaman dan tidak sesuai dengan apa yang Mereka inginkan.
3) Nilai ekonomi Dalam kehidupan sehari-hari, ekonomi sangat diperlukan dalam memenuhi kebutuhan, oleh karenanya ekonomi merupakan salah satu nilai yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Selain itu, ekonomi sebagai alat untuk mengukur tingkat kemajuan dalam suatu negara, apakah keadaan ekonomi yang baik atau semakin memburuk. Nilai ekonomi juga penting dalam merencanakan wilayah/kota, karena kar ena bila suatu daerah/kota yang direncanakan dengan baik sesuai dengan nilai ekonomi maka wilayah/kota tersebut akan akan membantu perekonomian masyarakat yang tinggal di wilayah/kota tersebut.
4) N i lai este estetik tika a Bisa dikatakan bahwa estetika merupakan segala hal yang menyangkut keindahan yang ada pada penglihatan seseorang. Pandangan itu sendiri dapat dianggap sebagai sesuatu yang bersifat relatif dan t idak bisa dipastikan sama. Nilai estetika harus diperhatikan dalam merencanakan wilayah/kota karena dengan adanya nilai estetika suatu wilayah/kota akan terlihat lebih rapih dan indah untuk dilihat sehingga Masyarakat yang menempatinya akan lebih nyaman.
5) Ni lai lai E ngineri nginering ng Nilai teknik merupakan nilai yang memperhatikan bagian infrastruktur in frastruktur dalam perencanaan. Nilai teknik ini juga digunakan untuk menjalankan nilainilai sebelumnya agar berjalan dengan baik.
13
DAFTAR PUSTAKA Buku :
Rusli, Said. 2012. Pengantar 2012. Pengantar Ilmu Kependudukan. Kependudukan. Jakarta: LP3ES
Truman Asa Hartshorn, Interpreting The City, John Wile y & Sons, New York, USA, 1980
Internet :
Tinjauan Pustaka, BAB II. Universitas Sumatera Utara repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/28086/Chapter%20II.pdf? (Diakses Pada Tanggal 17 Februari 2018, pukul 0.15 WIB)
Hudson, Barclay M. 1979. “Comparison of Current Planning Theories: Counterparts and Contradictions”. APA Journal, October 1979, pp. 387 -398. (Diakses Pada Tanggal 18 Februari 2018, pukul 17.45 WIB)
Inskeep, Edward. (1991). Tourism Planning: An Integrated and Sustainable Development Approach. New Approach. New York : Van Nostrand Reinhold. (Diakses Pada Tanggal 18 Februari 2018, pukul 17.03 WIB)
Dinas Tata Ruang Tata Bangunan, Pemerintah Kota Medan. 2016. Geologi Lingkungan Untuk Penataan Ruang. http://trtb.pemkomedan.go.id/artikel856-geologi-lingkungan-untuk-penataan-ruang.html. (Diakses Pada Tanggal 856-geologi-lingkungan-untuk-penataan-ruang.html. 18 Februari 2018, pukul 18.06 WIB)
View more...
Comments