The Dark Side of God
January 20, 2018 | Author: choian | Category: N/A
Short Description
Download The Dark Side of God...
Description
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
“Permata memang tidak akan menjadi lumpur hanya karena diselimuti lumpur. Tapi Keindahan permata yang sebenarnya hanya akan memancar, saat lumpur yang menyelimutinya dibersihkan”
1
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
TUHAN SEBAGAI SOSOK & KONSEP
Buku ini bukan tentang Tuhan, sama sekali bukan! Apa pun yang anda percayai tentang Tuhan dan bagaimanapun hubungan anda dengan Tuhan saat ini, dengan agama dan keyakinan apa pun anda mendekati Tuhan anda saat ini, semua itu adalah urusan anda dengan Tuhan anda. Buku ini adalah tentang bagaimana anda berinteraksi dengan Tuhan! Ya, buku ini lebih memaparkan bagaimana anda berinteraksi dengan Tuhan anda, bukan tentang “sosok” Tuhannya tapi tentang sisi-sisi dalam diri anda yang
2
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
sering kali menipu dan menghalangi anda berdekatan dengan “sosok” Tuhan yang anda yakini itu. “Sisi Gelap Tuhan” mungkin terbaca sebagai judul buku yang terlalu berani, yang bahkan mungkin beberapa diantara pembaca langsung ngeri dan takut membaca buku ini karena judulnya yang seolah mengingkari keberadaan Tuhan (seperti yang anda kenal, selama ini). Namun sebenarnya melalui tulisan sederhana ini, saya ingin mengajak anda untuk merenungkan kembali, benarkah Tuhan tidak memiliki sisi gelap? Atau apakah Tuhan memiliki sisi gelap, dan anda tidak mampu menerimanya dan lebih memilih mengingkarinya. Bukan sisi gelap Tuhannya yang akan dibahas, namun anda dan kenapa anda mengingkari sisi gelap tersebut (seumpama Tuhan memilikinya)?
3
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
Tuhan adalah Maha Segalanya, dan jika Dia Maha Segalanya, kenapa Sisi Gelap Tidak menjadi bagian dariNya? Jika Dia Maha Segalanya kenapa Iblis bukan bagian dari Dia dan lebih dijadikan sebagai pengingkar atas KuasaNya? Jika Dia Maha Segalanya, kenapa hal-hal menjijikkan dan hal-hal mengerikan bukan bagian dari Dia? Ya, akan lebih mudah diterima jika kita ciptakan sosok yang konon adalah “anti” atau kebalikan dari segala kemuliaan-Nya, sosok yang kita sebut sebagai iblis, setan atau sejenisnya. Namun, jika Setan bisa menjadi kebalikan dari Tuhan dengan sama kuatnya, bukankah itu berarti anda menghianati keyakinan anda bahwa Tuhanlah yang Maha Agung di atas segalanya?
4
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
Dengan anda meyakini bahwa Iblis itu ada dan menjadi “musuh” dari Tuhan, berarti anda mengingkari bahwa kuasa Tuhan adalah Kuasa di Atas Kuasa. Perhatikan, bukankah ada begitu banyak hal dalam berke-Tuhan-an yang demikian bertentangan satu dengan yang lain? Yang saling mengingkati satu dengan yang lain? Ada pertentangan dan kebingungan yang mendarah daging dalam diri manusia yang konon menjadi pemuja Tuhan, pengikut Tuhan. Sebabnya? Karena ada ketidak tahuan yang mendalam dalam diri si penyembah Tuhan itu akan dirinya sendiri. Dia tidak menyadari dorongan-dorongan dalam dirinya yang membuatnya meyakini apa yang dia yakini dan mempercayai apa yang dia percayai. Dorongan ini,
5
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
kemudian membuatnya menseleksi bagaimana dia mempercayai “sosok” Tuhan yang dipercayainya. Asik bukan? Ternyata keyakinan manusia akan Tuhan adalah keyakinan yang terseleksi, oleh dirinya sendiri. Mereka memilih
ajaran
dan
gambaran
yang
paling
menyamankan, dan jika besoknya gambaran tersebut sudah tidak lagi menyamankan, maka gambaran tersebut akan kembali dirubahnya. Percayakah anda, kalau ternyata Tuhan tidaklah perduli dengan anda? Tuhan tidak perduli apakah anda melakukan dosa atau pahala! Dia sudah menciptakan mekanisme yang bekerja dengan sendirinya, menciptakan hukum-hukum alam yang akan menjadi sebab-akibat dalam kehidupan. Dan, semua bekerja dengan sendirinya, tanpa campur tanganNya lagi. 6
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
Mungkin banyak diantara anda yang tidak mempercayai hal ini. Pertanyaannya, kenapa anda tidak mempercayainya? Karena anda memilih untuk tidak mempercayainya. Dan saat anda memilih untuk tidak mempercayainya, maka anda akan mulai mengumpulkan berbagai bukti dan opini untuk mendukung apa yang tidak anda percayai, sama seperti jika anda percaya pada sesuatu, maka pikiran anda akan secara otomatis mengumpulkan berbagai bukti dan pembenaran yang mendukung keyakinan anda. Sekarang, mari berandai-andai... Seandainya saja anda percaya bahwa Tuhan memang tidak perduli dengan manusia, bukti apa saja yang anda sudah ketahui namun tolak untuk akui? Pemikiran apa yang ada dalam diri anda yang anda tahu mendukung
7
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
pernyataan bahwa Tuhan memang tidak perduli dengan manusia? Bukti, pembenaran dan pemikiran itu ada, namun dia hanya akan muncul saat anda mengijinkannya muncul. Sudah menjadi kecenderungan dasar manusia untuk mencari hal-hal yang menyamankan dan mengjindari hal yang tidak menyamankan, dan ini berlaku dalam keyakinan berketuhanan sekali pun! Jika sebuah keyakinan tidak membuat anda nyaman, membuat anda takut, membuat anda ngeri, anda akan secara otomatis menolaknya. Jika sebuah keyakinan membuat hati anda nyaman, anda akan mencarikan berbagai
pembenaran
untuk
mendukung
dan
membenarkan keyakinan itu. Beranikah anda menantang semua yang anda ketahui tentang Tuhan selama ini, dengan melihat semua bukti
8
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
yang ada dalam kehidupan dan berteriak lantang “Ternyata Tuhan tidak pernah ada!”? Kemungkinan besar anda tidak akan berani. Kenapa? Tuhan adalah sosok (atau, konsep?) dimana manusia menggantungkan harapan, dan manusia tidak bisa hidup tanpa harapan. Tuhan adalah sosok yang dipercaya akan mendatangkan kebaikan, dipercaya akan memberikan pertolongan, dipercaya akan memberi ganjaran bagi keburukan dan dipercaya akan memberi berbagai hadiah bagi kebaikan. Saat seseorang putus asa dalam kehidupannya, maka ada Tuhan
yang
bisa
dijadikan
pertolongan.
9
harapan
datangnya
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
Saat manusia mengalami berbagai penderitaan, maka ada Tuhan yang bisa diharapkan mendatangkan kenikmatan. Ada Tuhan, sehingga masih ada harapan. Jika manusia tidak lagi mengharapkan apa-apa, tidak ada lagi yang bisa diharapkan, maka tentu saja, keputus asaan yang bahkan lebih buruk dari kematianlah yang akan dialami. Jika memang demikian, apakah Tuhan yang Maha Tak Terbatas yang menciptakan manusia, atau manusia yang karena serba terbatas kemudian menciptakan sosok Tuhan yang bisa “mengayomi” segala keterbatasannya? Sekali lagi, buku ini bukan tentang Tuhan, namun tentang bagaimana manusia berketuhanan, bagaimana berbagai
keyakinan
spiritualnya
dipenaruhi
dinamika-dinamika dalam dirinya sendiri.
10
oleh
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
Jadi, beranikah anda menantang semua yang anda yakini tentang Tuhan? Harus jujur saya akui, entah anda memegang keyakinan terhadap Tuhan, terhadap kuasa semesta, terhadap konsep apa pun yang anda yakini segala “keagungan yang maha tak terbatas” itu, semuanya kemudian akan dibingkai oleh keyakinan-keyakinan manusia, oleh konsep-konsep dalam pikiran manusia, oleh berbagai dinamika dalam psikologis manusia. Keyakinan anda tentang “Yang Maha Agung Itu” akan selalu menjadi keyakinan yang paling benar dalam pikiran anda, dengan berbagai pembenaran yang anda miliki. Tapi, buku saya tulis untuk menantang semua yang anda yakini itu! Kenapa? Kenapa saya menatang anda untuk menantang diri anda sendiri untuk emnantang semua yang anda 11
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
yakini tentang sosok maha kuasa apa pun yang anda yakini? Sebab saat kepercayaan anda, saat berbagai konsepkonsep spiritual anda menjadi makin jernaih dan tidak lagi dibungkus oleh sisi gelap anda, maka anda akan merasakan keyakinan anda menjadi jauh lebih kental dan jauh lebih memberdayakan dari sebelumnya. Bukan sekedar mengadopsi sebuah keyakinan lalu memilih meyakininya sebagai benar karena itu membuat anda merasa “nyaman” dan membuat anda bisa memenuhi semua kebutuhan-kebutuhan psikologis anda sendiri.
12
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
TUHAN JELMAAN IBLIS
Seorang sahabat saya pernah mengatakan, kalau keyakinan kita terhadap Tuhan (atau keyakinan spiritual lainnya) sering kali seperti onani. Sibuk berfantasi sendiri, nikmat-nikmat sendiri, lalu orgasme dan mencapai puncak kepuasan sendiri. Alasan semua fantasi dan imajinasi yang kita ciptakan itu? Ya, untuk mengantarkan kita ke puncak kenikmatan yang kita inginkan, untuk mengantarkan kita pada kepuasankepuasan tertentu. Pernahkah anda melihat ke dalam diri anda, melihat berbagai konsepsi spiritual yang anda pegang, dan bertanya, “Kepuasan apakah yang aku dapatkan dari keyakinanku ini?”
13
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
Dan, pernahkah anda kemudian bertanya, jika saja semua kepuasan tersebut tidak pernah anda dapatkan dalam keyakinan spiritual anda, akan masih anda pegangkah keyakinan tersebut? Sekarang, mari kita mulai berbicara tentang sisi gelap dalam diri manusia, topik yang sudah saya bahas dimana-mana dan pastinya sudah tidak asing lagi bagi anda peserta Online Course In Mind Hacking, kursus online yang saya selenggarakan untuk membahas sisi gelap dalam diri manusia. Sisi gelap manusia adalah sisi dalam diri manusia yang tidak disadari, demikian kata Carl Jung. Sisi gelap manusia adalah berbagai dorongan, kecenderungan, sifat dan karakteristik terpendam dalam diri manusia, yang kemudian tanpa disadari mempengaruhi berbagai hal dalam kehidupan kita (pemikiran kita, keputusan yang kita ambil, kondisi emosional, perilaku, dan bahkan sabotase diri, mental block dan sejenisnya). 14
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
Awalnya, manusia tercipta secara holistic, komplit dengan berbagai sisi negative dan sisi positifnya. Saat masih kanak-kanak, kita masih dengan bebas mengalami diri sebagai mahluk yang bebas dalam mengekspresikan sisi buruk dan sisi baik kita, kita masih merasa bebas menangis,
marah,
masih
dengan
seenaknya
menunjukkan kelemahan dalam diri, ketakutan dan kecenderungan negative lain. Kemudian, kita tumbuh dan dididik untuk menjadi seorang yang berperilaku baik, yang beriskap manis, yang tidak boleh marah-marah, tidak boleh menangis, tidak boleh ngambek, dan banyak lagi hal yang tidak boleh kita lakukan jika itu bertentangan dengan nilainilai yang dipegang oleh orang tua kita. Kita lahir sebagai manusia yang holistic, namun dibesarkan dengan hanya mengakui satu sisi dan menolak sisi lain dalam diri. Kita dibesarkan untuk
15
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
“menjadi seseorang yang….” sehingga secara otomatis juga “tidak menjadi seseorang yang….”. Kemudian kita mulai belajar dan mulai membentuk diri kita menjadi sosok yang diinginkan dan dianggap ideal oleh lingkungan social dan nilai moral kita, lalu mengabaikan, menekan dan bahkan membenci sisi dalam diri kita yang kita anggap (sesuai anggapan social kita) sebagai pribadi yang buruk. Karena diajarkan untuk menjadi pribadi yang rajin, maka kita berusaha untuk tidak malas, dan bahkan membenci kemalasan. Karena diajarkan untuk menjadi pribadi
yang
cerdas
maka
kita
berusaha
menyembunyikan kebodohan dalam diri, dan bahkan berusaha mengingkari kebodohan dalam diri tersebut. Apa yang kita ingin jadikan sisi yang kita tunjukkan membentuk Persona kita, dan apa yang berusaha kita
16
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
sembunyikan, ingkari dan abaikan menjadi Shadow Self kita. Dalam lingkungan social kita senantiasa mengalami apa yang dalam psikologi behavioristic sebut sebagai reward dan punishment. Saat kita bersikap dan menunjukkan karakteristik sebagai pribadi yang sesuai dengan yang diajarkan, maka kita mendapatkan reward, kita dipuji dan bahkan diberi hadiah karena berikap baik. Namun jika kita bersikap buruk, menjadi tidak sesuai dengan idealism social kita, maka kita mulai mendapatkan berbagai punishment, mulai dari dimarahai sampai dipukuli. Seperti saya jelaskan di awal, manusia memang dilahirkan
dengan kecenderungan
untuk mencari
kenyamanan dan kenikmatan, lalu menghindari hal yang tidak menyamankan dan bahkan menyakitkan, maka kita mulai semakin berusaha menjadi lebih baik dan lebih sesuai dengan idealism social dan idealism orang 17
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
tua kita, agar kita merasakan lebih banyak kenikmatan dan kenyamanan dengan mendapatkan semakin banyak reward, dan agar kita semakin sedkit mendapatkan punishment. Lalu,
kecenderungan
alami
untuk
mendapatkan
kenikmatan dan kenyamanan ini kemudian membuat kita semakin ingin menampilkan kebaikan dan semakin jijik dengan keburukan dalam diri kita, maka persona kita semakin kuat dan shadow self kita pun semakin kuat. Shadoe Self, bagian diri yang tersembunyi dalam sudut gelap Karen kita tidak mengakuinya, karena kita membencinya, karena kita tidak menghargai dan tidak mau menerimanya, kemudian makin tersembunyi, menjadi seolah tidak ada lagi dalam diri kita. Ya, seolah tidak ada namun masih ada dan masih memegang peranan dalam kehidupan kita. Tanpa disadari, sewaktuwaktu, shadow self kita mensabotase kita dan membuat 18
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
kita melakukan hal yang sama sekali tidak kita sangka pernah kita lakukan. Orang baik yang tanpa sadar berbuat buruk, pemuka agama yang melakukan dosa nista dan sejenisnya, semua menjadi bukti kalau sisi gelap dalam diri manusia masih ada dalam diri namun dia masih bersembunyi karena memang tidak pernah diakui keberadaaanya oleh pemiliknya. Manusia juga punya kecenderungan lain, yang disebut ego
defense
mechanism
atau
perlindungan
dan
pembelaan yang kita lakukan terhadap diri kita, untuk menjaga kita tetap merasa nyaman dan menghindarkan kita dari rasa sakit. Ego defense mechanism ini adalah kecenderungan alami manusia untuk membela dan menghibur diri sehingga tetap merasa menjadi orang baik seperti yang selalu diinginkan masyarakat, seperti konsep “diri ideal” yang selalu kita pegang.
19
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
Saat kita tahu kita melakukan hal yang sangat buruk dan bertentangan dengan diri ideal atau persona kita, maka kita mulai merasa bersalah, merasa takut akan dikucilkan dan takut akan mendapatkan punishment. Untuk melepaskan diri dari rasa bersalah itu maka kita akan menghibur diri dengan segala cara, salah satunya dengan merasionalisasikan atau mencari berbagai pembenaran terhadap sikap dan perilaku kita yang tidak sesuai dengan konsep diri ideal dan persona kita itu. “Ini bukan salahku, ini salahnya!” Scapegoating atau mencari kambing hitam adalah salah satu metode pembelaan diri paling favorit. Bahkan, scapegoat konon sudah menjadi salah satu kebutuhan tersembunyi dalam diri manusia. Mungkin tidak semuanya, namun setidaknya sebagian besar dari kesalah yang terjadi bukanlah kesalahanku, demikian banyak orang berpikir. Kemudian, hal ini mengantarkan pada salah satu kecenderungan alami 20
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
manusia untuk melindungi dirinya dari segala rasa tidak nyaman (seperti rasa bersalah), yaitu victim playing, merasa menjadi korban yang tidak berdaya. Mungkin seseorang kemudian mengakui kalau kesalahan yang terjadi adalah salahnya, namun dia juga membuat alasan kalau dia samapi memmbuat alasan dikarenakan dia tidak berdaya mencegah dan menghaginya. Sosok Iblis pun muncul karena ketidakmampuan manusia menerima dirinya sendiri, menerima sisi buruknya. Sosok iblis diciptakan (dan menggoda untuk diyakini
keberadaannya)
bertanggung
jawab
atas
sebagai segala
sosok
kesalahan,
yang dosa,
keburukan dan berbagai hal yang di luar konsep ideal manusia. Sementara Tuhan hanya menjadi sosok yang mewakili cahaya, iblis menjadi sosok yang hanya mewakili kegelapan. Lengkap sudah!
21
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
iblat segala kemuliaan adalah Tuhan, dan siapa pun yang bersikap
dan
berperilaku
sesuai
dengan
kaidah
ketuhanan, maka dia akan medapatkan reward berupa rasa nyaman (dipuji sebagai orang baik, dihargai dan dihormati sebagai orang suci, dan sejenisnya), dan jika ada hal-hal yang bertentangan dengan semua kemuliaan itu terjadi, ada sosok yang bisa dipersalahkan, yai iblis! Sama seperti Tuhan yang didandani oleh manusia berdasarkan kepentingan-kepentingannya, yang akan mendukung dia merasakan segala kenikmatan, harapan dan sumber reward universal, maka iblis menjadi sosok yang akan dikambing hitamkan atas segala keburukan. Meyakini kedua sosok ini ada, benar-benar memenuhi begitu banyak kebutuhan dan kecenderungan alami manusia. Sekali lagi, bukan soal apakah Tuhan dan Iblis ini benarbenar ada yang menjadi persoalan, namun pada akhirnya kedua sosok ini menjadi konsep yang sesuai dengan 22
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
kepentingan-kepentingan manusia, yang sesuai dengan kebutuhan dan dorongan psikologis mendasar manusia.
23
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
DRAMA MENTAL PENCIPTAAN TUHAN
Dinamikanya menjadi semakin kompleks lagi…. Menjadi semakin kompleks saat batasan antara Tuhan dan Iblis menjadi semakin tipis. Saat batasan antara baik dan buruk menjadi semakin kompleks, maka sosok Tuhan dan Iblis inipun sering kali berubah dan dinamis, tergantung dari perubahan berbagai kepentingan dan dinamika dalam diri manusia. “Tuhan menghendaki semua ini terjadi” Katanya saat hal buruk terjadi. Pemikiran “Akulah yang salah sampai semua ini terjadi” adalah pemikiran yang memicu berbagai rasa tidak nyaman muncul dalam diri, dan manusia sudah terlanjur dibesarkan untuk menjadi tidak terbiasa dengan 24
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
berbagai rasa tidak nyaman, maka dari itu merubahnya menjadi “Ini sudah menjadi kehendak Tuhan” jauh lebih menyamankan. “Kehendak Tuhan” juga sudah menjadi drama mental dalam diri manusia untuk mengkambing hitamkan sesuatu dengan lebih halus. Lebih baik merasa menjadi “korban kehendak Tuhan” dari pada menjadi “korban kesalahan sendiri”. Lagi pula dramanya masih bisa dilanjutkan lagi dengan “Tuhan selalu menginginkan yang terbaik, jika inilah yang terjadi maka inilah yang terbaik”. Drama mental ini benar-benar sebuah metode ego defense mechanism yang sangat-sangat mumpuni yang mampu menghindarkan manusia dari rasa tidak nyaman
dan
memberinya
rasa
nyaman,
bahkan
memberinya harapan-harapan bahwa kejadian itulah yang memang terbaik, sebab Tuhan selalu menginginkan yang terbaik.
25
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
Toh tidak ada yang tahu siapa sebenarnya Tuhan itu. Toh ada begitu banyak deskripsi tentang Tuhan sehingga mendeskripsikan yang diplintir-plintir sedikit agar sesuai keinginan tidak apa-apa. Pembodohan diri (self deception) semacam ini biasanya sangat kental ada dalam diri orang-orang yang sangat religious. Semakin banyak yang dipelajari tentang Tuhan semakin banyak konsep yang bisa dipakai sebagai pembelaan dan pemenuhan segala kebutuhan psikologis. Tentu tujuan drama mental ini tidaklah disadari sebagai “Saya harus buat drama sedikit untuk membuat pembelaan”. Dalam sepersekian detik pun konsep pembenaran tersebut sudah otomatis muncul dalam pikiran, menjadi sensasi yang terasa sangat kuat kebenarannya
(karena
memang
demikian
fusngsi
pikiran). Mungkin pula pembenaran itu berupa ingataningatan, ingat terhadap sebuah ayat suci, ingat terhadap petuah suci tertentu, yang semua intinya “pokoknya saya 26
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
ingat, dan ingatan itulah yang membuktikan kalau ini bukanlah salah saya”. Mari saya jelaskan sedikit tentang ingatan manusia. Ada konsep psikologis yang bernama Shadow Memories. Sebut saja ingatan palsu. Kita mengingat sesuatu terjadi, padahal yang terjadi adalah hal lainnya. Bisa pula ingatan itu berupa “tambahan drama mental” atas sebuah kejadian yang memang benaar-benar terjadi. Anda tidak bisa percaya pada ingatan anda. Hal yang paling sering terjadi kemudian adalah, sebuah ingatan yang muncul dari pikiran bawah sadar kita ke pikiran sadar biasanya adalah ingatan-ingatan yang sesuai dengan kepentingan waktu itu, atau singkatnya sebua ingatan yang bisa dijadikan sarana ego defence mechanism. Padahal bisa jadi ada kejadian lain, ada memori lain yang tersimpan di pikiran kita, namun jika memori itu tidak mendukung keentingan kita untuk merasakan sensasi yang menyamankan atau sebagai 27
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
pembelaan atas berbagai keyakinan mendasar kita (satu hal yang sangat kuat doronganya untuk diyakini) maka ingatan itu tidak akan muncul saat itu.
28
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
TUHAN TELAH MEMBODOHI ANDA?
Salah satu pesan penting yang saya ingin sampaikan dari semua tulisan ini adalah, manusia telah banyak dibodohi oleh pikirannya sendiri, dan sosok (konsep) mengenai Tuhan, Iblis atau konsep spiritual sejenisnya adalah salah satu sarana pembodohan ini. Dan andalah yang sering menjadikan berbagai konsep spiritual tersebut sebagai sarana pembodohan terhadap diri sendiri. Konsepsi mengenai Tuhan atau berbagai konsepsi spiritual lain sering kali hanya proyeksi ketidakmauan kita untuk mengelola kehidupan sendiri, karena kita takut jika dalam kesendirian tersebut kita akan mengalami terlalu banyak hal buruk.
29
{The Dark Side Of God}
Manusia,
pada
Putu Yudiantara
dasarnya
memiliki
7
kecanduan
tersembunyi dalam dirinya, yang menjadi makin menjadi seiring makin tidak disadari atau makin tidak terpuaskannya canduan tersebut. Ketujuh kecanduan tersembunyi tersebut, yaitu: 1. Kecanduan untuk merasa dibutuhkan 2. Kecanduan terhadap Harapan 3. Kecanduan terhadap kambing Hitam 4. Kecanduan untuk Dimengerti 5. Kecanduan untuk Mengetahui rahasia-rahasia atau misteri tertentu 6. Kecanduan untuk menjadi benar 7. Kecanduan untuk merasa memiliki kendali, kuasa dan kehebatan tertentu Lihat kembali hubungan anda dengan Tuhan, lihat kembali kehidupan spiritual anda, kecanduan manakah yang
anda
penuhi
dengan
30
kehidupan
spiritual?
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
Kecanduan manakah yang mendapatkan pemuasan dalam berbagai konsep spiritual yang anda yakini? Dan, beranikah anda menjalin hubungan dengan Tuhan anda, tanpa menjadikan Dia pemuasan atas berbagai kecanduan psikologis tersembunyi dalam diri anda?
31
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
PENYAMARAN LAIN DARI TUHAN
Fenomena psiko-spiritual lain yang sangat menarik untuk diamati adalah, dinamika psikologis di balik kenapa seseorang akan lebih cenderung memilih menjadi spiritualis (bertuhan, beragama dan sejenisnya) dibanding menjadi pendosa. Salah satu elemen pembentuk kepribadian manusia adalah imprint atau berbagai konsep yang ditanamkan pada kita dari kecil. Sebagaimana penjelasan saya di awal, tentu kebudayaan kita yang religius bukan hanya membentuk imprint sebagai “orang baik” semata, namun sebagai seorang yang bertuhan dan beragama, karena Tuhan telah menjadi pusat segala kemuliaan, dan
32
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
menjadi dengan sumber utama kemuliaan akan memberi sensasi pada kita, bahwa kita juga mulia. Seperti jika anda merasa bangga dan senang bergaul dengan pejabat, orang terkenal atau orang-orang special lain akan memberi anda sensasi bahwa anda juga adalah special, maka demikian juga jika anda “bergaul” dengan Tuhan yang maha mulia maka anda akan merasa seolah mulia. Salah satu kebutuhan dan dorongan tersembunyi dalam diri manusia adalah dorongan untuk menjadi “super human” dorongan untuk menjadi manusia spesial yang lebih unggul disbanding manusia lain. Konsep mengenai Ras Arya berdarah murni ala Hitler sebagai ras paling unggul dan utama adalah salah satu hasil paling mengerikan dari bagaimana dorongan untuk menjadi super human ini bisa menjadikan manusia sangat gila.
33
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
Apa pun agama anda, pembaca yang terhormat, saya yakin anda pasti mendapatkan sensasi seolah anda adalah “manusia terpilih” yang karena anda menganut agama anda itu, menyembah Tuhan anda itu dan hidup dengan cara-cara dari agama anda itu, membuat anda seolah telah menjadi manusia yang lebih unggul, lebih mulia, lebih benar dan lebih hebat dibanding manusia lain dari golongan lain (agama lain, yang memuja Tuhan lain dan hidup dengan aturan yang lain). Setiap orang ingin merasakan sensasi bahwa dia adalah seseorang yang special, yang istimewa dan lebih baik disbanding orang lain. Dan salah satu pemenuhan untuk kecenderungan psikologis mendasar ini adalah dengan merasakan kedekatan dengan sumber dari segala sumber kemuliaan itu, Tuhan. Orang yang merasa paling dekat dengan presiden akan merasa special disbanding orang yang hanya bisa melihat presiden dari televise.
34
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
Manusia adalah mahluk yang sudah dibentuk menjadi demikian kompetitif, selalu berusaha lebih unggul disbanding orang lain. Ini juga merupakan salah satu hasil pendidikan awal manusia. Lebih baik disbanding saudaramu,
lebih
baik
disbanding
teman
lain
disekolahmu dan lebih baik disbanding siapa pun, semakin
unggul
anda
semakin
banyak
anda
mendapatkan pujian, penghargaan dan semakin anda merasa sebagai orang yang special. Hal ini kemudian memunculkan sisi gelap tersendiri, yaitu kecenderungan untuk suka mencemooh orang yang dianggap lebih rendah. Mungkin cemooh tidaklah dilontarkan, namun akan tetap ada pembandingan dalam diri, merasa lebih unggul, dan mengetahui kalau kita lebih unggul disbanding orang lain, rasanya sangatsangat
enak.
Termasuk
menjadi
lebih
bertuhan
disbanding orang lain pun merupakan hal yang sangat mengenakkan. 35
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
Karena itu, agama dan ke-Tuhan-an tidak lagi menjadi urusan personal antara manusia dan Tuhannya, namun lebih menjadi life style yang ditampilkan, yang bisa dibanggakan dan dipertontonkan di muka umum, agar muncul rasa nyaman dan rasa bangga karena perilaku dan sikap yang serba “spiritual” itu. Belum lagi, jika anda menjadi bagian dari sebuah komunitas spiritual atau kelompok agama yang sudah sangat yakin “berbeda” disbanding komunitas lainnya, yang mempelajari lebih banyak, mengetahui lebih banyak dan pokoknya lebih dalam segala hal. Nah kemudian, komunitas yang begini akan dengan mudah jatuh dalam perangkap memetika, yang menjadi komunitas manusia hebat (club of super human) yang boleh menganggap komunitas lain lebih rendah, bahkan boleh-boleh saja jika dibunuh atau disiksa. Jebakan merasakan kebanggaan berlebih atas identitas spiritual (spiritual pride) ini ternyata sangat-sangat 36
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
hebat, sampai-sampai pembunuhan dan pemusnahan komunitas lain pun menjadi hal yang membanggakan, menjadi kewajiban spiritual yang harus dilakukan. Di titik ini, para pengikut Tuhan menjadi jauh lebih buruk disbanding mereka yang tidak meyakini Tuhan. Mereka mulai gila karena terjebak dalam sensasi-sensasi psikologis dan kebanggaan-kebanggaan semu yang diciptakan komunitasnya sendiri. Di titik ini, manusia bahkan bisa bersikap seperti binatang yang paling buas sekali pun, namun tetap merasa sebagai manusia paling mulia. Sekarang, lihatlah sejenak diri anda… Kebanggaan apa yang anda dapatkan dengan menjadi seorang yang begitu yakin pada Tuhan dan melakukan hal-hal berketuhanan? Kebanggaan apa yang anda dapatkan dari komunitas spiritual anda?
37
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
Apakah, jika kebanggaan itu dicabut, dan berada dalam lingkungan spiritual anda itu ternyata adalah hal paling menjijikkan, anda masih akan tetap berada dalam komunitas dan ajaran itu? Tentu saja dorongan untuk merasakan kebanggaan dan sensasi sebagai orang special merupakan hal yang sahsah saja, karena toh itu dorongan yang sangat manusiawi dalam diri manusia. Namun, jika motivasi spiritualitas anda hanya untuk pemenuhan segala kebutuhan dan dorongan psikologis tersembunyi anda, maka anda perlu duduk
sejenak
dan
bercermin,
melanjutkan kembali perjalanan anda.
38
sebelum
anda
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
ILUSI DALAM TUJUANTUJUAN SPIRITUAL
Setiap ajaran spiritual atau keagamaan biasanya memiliki tujuan-tujuan akhir yang ingin dicapai. Tujuan ini, apa pun bentuknya selalu mengarah pada pemenuhan atas harapan terdalam manusia, menjadi dan mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari saat ini. Banyak istilah berbeda yang dipergunakan untuk menjelaskan tujuan ini, dan tentu banyak perbedaan dalam
tujuan-tujuan
spiritual.
Namun
ada
satu
persamaan yang menjadikannya sama; setiap tujuan spiritual selalu menjanjikan kebahagiaan yang tidak terbatas bagi mereka yang hidup dalam tuntunan dan ajaran spiritual bersangkutan. 39
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
Ada tujuan akhir yang sangat indah, da nada sensasi penuh kebanggaan selama menjalaninya. Berdasarkan dua motivasi ini saja, banyak manusia yang akan dengan setia memegang ajaran spiritualnya, ajaran agama dan ajaran ketuhanan yang dipegangnya. Namun, pernahkah anda melihat di balik tujuan-tujuan itu, apakah ada dorongan lain dalam diri anda menjalani spiritualitas anda? Apakah anda hanya melakukan semua yang anda lakukan saat ini karena didorong oleh “imingiming” akan apa yang bisa anda dapatkan nanti? Tujuan popular lain dalam spiritualitas misalkan, pencerahan! Ya, pencerahan sudah menjadi piala yang diperebutkan dimana-mana. Banyak ritual, banyak aktifitas dan banyak hal dilakukan untuk mendapatkan pencerahan.
40
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
Saya tidak akan menyampaikan pemahaman apa-apa terkait pencerahan. Namun, ada satu renungan penting yang kiranya perlu saya sampaikan pada anda… Apa yang mendorong anda untuk mencapai pencerahan? Apakah pencapaian akan pencerahan itu membuat anda seakan bisa berlari dari kenyataan-kenyataan pahit yang tidak mampu anda hadapi, dan bisa anda temukan akhirnya di kemudian hari, saat anda mendapatkan pencerahan? Apakah anda ingin mendapatkan pencerahan hanya sebagai pelarian? Begitu pula dengan anda yang percaya dengan adanya kebahagiaan sorga abadi kelak. Kenapa yang “kelak” begitu ingin anda capai? Apa motivasi utama anda? Melihat motivasi di balik tujuan spiritual yang ingin kita capai (mungkin) akan sangat membantu anda dalam mencapai tujuan spiritual anda, apa pun itu. Ini 41
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
membantu anda untuk menjadi jujur pada diri anda sendiri, membantu anda melihat kelemahan dan berbagai sisi menggelikan dalam diri anda. Hal ini membantu anda menjadi seorang yang berjalan dalam jalan spiritual yang penuh kejujuran (terhadap diri sendiri), bukan malah membodohi diri dengan segala konsep, ajaran dan iming-iming. Perjalan spiritual, perjalan yang bersifat “spirit” bisa jadi hanya
sebuah
perjalanan
mengenal
diri
semata.
Mengenal berbagai bagian dalam diri yang tersembunyi begitu lama, lalu kelar dan menyamar sebagai Tuhan, sebagai malaikat, sebagai dewa atau sebagai apa pun. Saya sangat menyukai sebuah kutipan yang dalam berbagai teks spiritual dan oleh berbagai guru spiritual sering dikutip di sana-sini, kenalilah dirimu maka kamu akan mengenali Tuhanmu.
42
{The Dark Side Of God}
Jika
anda
mengenali
Putu Yudiantara
berbagai
dorongan
dan
kecenderungan dalam diri anda, yang sebenarnya menjauhkan anda dari apa yang anda sebut ketuhanan, saya yakin anda akan mengalami kalau ketuhanan itu malah lebih indah dari apa yang selama ini anda jadikan drama mental anda.
43
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
BERANIKAH ANDA MEMBUNUH TUHAN?
Setalah membahas bagaimana konsep tentang Tuhan mempengaruhi kebutuhan manusia untuk merasakan kebanggaan, penghargaan, scapegoat dan bahkan sensasi untuk merasa sebagai super human. Sekarang, saya akan bahas mengenai bagaimana konsepsi ketuhanan dan spiritualitas juga mempengaruhi satu lagi kebutuhan manusia yang sangat mendasar, safety. Manusia mendekatkan diri pada Tuhan karena mereka takut. Takut jika tanpa adanya sosok adi kuasa yang dibayangkan sebagai pelindung dan pengayom, maka hidup di atas kaki sendiri, bertanggung jawab sendiri atas segala yang terjadi, menjalani dan menghadai semua permasalahan dan tantangan kehidupan tanpa adanya
44
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
sosok yang bisa “diandalkan” sebagai penolong dan pemberi keajaiban, hidup macam itu tanpa harapan dan sangat mengerikan. Dan banyak manusia yang belum cukup berani mengadapi kengerian semacam ini. Dengan kata lain, Tuhan adalah pelindung atas ketakutan-ketakutan manusia, sumber harapan yang akan membuat manusia merasa aman karena ada yang bisa diandalkan di saat-saat paling sulit. Sendainya, seandainya Tuhan tidak akan pernah memberi anda pertolongan atas kesulitan apa pun, apakah anda masih akan memuja sosok ini? Jika tidak ada yang anda takutkan dan kawatirkan dalam hidup, apakah anda masih akan memuja Tuhan anda? Salah satu obat yang bisa melepaskan kecanduan manusia dari ketergantungannya pada Tuhan yang dilandasi ketakutan pada kehidupan adalah dengan
45
{The Dark Side Of God}
bergantung
pada
Putu Yudiantara
konsepsi
dan
keyakinan
lain,
bergantung pada hal-hal adi kuasa lain. Cara lain, yang tentu saja paling manjur adalah dengan melepaskan segala ketakutan itu sendiri. Namun tentu saja, melepaskan ketergantungan bukan perkara mudah. Banyak orang sudah sangat terbiasa untuk “pasrah” pada sosok adi kuasa yang diyakininya, yang dia tahu dengan pasrah dan menyerahkan pada sosok itu, maka sosok adi kuasa itulah yang akan mengatur segala hal dalam hidupnya, yang akan mempersiapkan segala halnya untuk dia, yang akan “melayani” dia. Dengan istilah-istilah yang secara social disepakati sebagai istilah yang menyamankan dan “sopan”
sebanarnya
banyak
manusia
menjadikan Tuhannya sebagai pembantu.
46
yang
telah
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
Namun, sekali lagi, akan bagaimanakah hubungan anda dengan Tuhan yang anda yakini itu seandainya Tuhan itu tidak perduli sama sekali dengan anda? Mengalami keterhubungan dengan Tuhan tanpa rasa takut, namun sepenuhnya dengan cinta kasih (bukan ketakutan yang menyamar sebagai cinta kasih) tentu akan jauh lebih menyamankan disbanding menjadikan Tuhan sebagai body guard.
47
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
TUHAN YANG MERUSAK KESEHATAN MENTAL
Salah satu konsekuensi dari berbagai konsepsi spiritual yang didasari oleh ketakutan, yang hanya sebagai pelarian dari tidak nyamannya hidup, yang hanya sebagai bentuk-bentuk pemuasan atas kebutuhankebutuhan psikologis dan sejenisnya adalah semakin jauhnya anda dari kondisi kondisi well-beingness, atau kondisi ideal secara psikologis. Salah satu syarat sehatnya psikologis seseorang adalah adanya tanggung jawab yang besar terhadap diri sendiri dan kehidupan, dan hal ini tentu tidak akan tercapai jika kecenderungan yang makin menjadi justru adalah kecenderungan untuk mengkambing hitamkan (scape goating). 48
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
Bagaimana anda bisa mengalami kondisi psikologis yang sehat jika anda meracuni pikiran anda sendiri dengan sosok adi kausa ciptaan anda sendiri, yang akan mengambil alih tannggung jawab anda di dunia, yang akan melindungi anda dan memberi anda pengecualianpengecualiaan atas hukum-hukum alam yang ada. Konsepsi spiritual memang akan banyak membantu dalam menghadapi berbagai permasalah psikologis, namun saat konsepsi spiritual itu sudah dimasuki oleh berbagai dorongan sisi gelap dalam diri manusia, berbagai kebutuhan psikologis manusia, berbagai “iblis” dalam diri manusia, maka yang terjadi malah sebaliknya; anda menjadi semakin gila! Saya percaya bahwa ada hal yang disebut keajaiban di dunia ini. Saya percaya bahwa di luar manusia ada kuasa yang jauh lebih besar. Namun bagaimana menjaga agar saya tidak tergoda bergantung pada sosok itu untuk
49
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
menyembunyikan kelemahan dan kemalasan saya, adalah hal lain. Lagi pula, saya tidak pernah tahu “wajah Tuhan” dan tidak pernah mengkultuskan sebuah pemahaman sebagai satu-satunya pemahaman tentang Tuhan. Yang bisa saya lakukan adalah, mengamati diri saya dengan sebaikbaiknya sehingga saya benar-benar tidak diperdaya oleh diri saya sendiri, sehingga saya hanya menjadikan sosok adi kuasa tersebut, berbagai konsep spiritual dan keyakinan tentang keajaiban sebagai hal-hal yang memperdaya saya, namun memberdayakan. Membedakan mana yang “Tuhan” dan mana yang hanya hasil proyeksi sisi gelap dalam diri merupakan sebuah tugas spiritual tersendiri, sebab saat kita tidak lagi diperdaya oleh fantasi-fantasi, imajinasi dan dorongan dari dalam diri kita, maka kita bisa melihat berbagai hal secara jauh lebih jernih, bisa mengalami berbagai
50
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
pengalaman spiritual yang jauh lebih mencerahkan dari sebelumnya. Setidaknya, dengan melihat diri anda secara jujur, tanpa menjadikan Tuhan atau “sosok” lain sebagai tameng, anda akan mendapatkan wawasan terhadap siapa anda, kondisi anda dan sebagainya, yang mana semua wawasan itu akan sangat berguna bagi kebaikan dalam hidup anda.
51
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
MENGINGKARI SEBAGIAN WAJAH TUHAN
Sudah menjadi kecenderungan alami manusia untuk menolak
berbagai
dorongan
dan
kecenderungan
negative dalam dirinya. Mereka lebih suka mengingkari adanya kecenderungan negative tersebut dalam dirinya, disbanding harus mengakui bahwa semua sifat dan kecenderungan negative tersebut juga adalah bagian alami dari kelhirannya sebagai manusia. Sudah bukan hal baru lagi kalau kebanyakan manusia lebih suka menolak kodratnya sebagai manusia, yang lahir dengan dua sisi yang berbeda, yang mana satu sisi karena terlalu diidealkan menjadi terlalu dipuji, dan sisi lain karena terlalu “dinistakan” kemudian ditekan, diabaikan dan dibenci. Manusia lebih suka berpura-pura menjadi
“malaikat”
disbanding 52
harus
menerima
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
kenyataan bahwa ada “setan” yang bersembunyi dalam dirinya. Sisi yang menjadi sisi gelap manusia kemudian bukan hanya dibenci di dalam dirinya, namun akan dibenci proyeksinya. Artinya, jika ada kecenderungan dan ciri dalam diri orang lain yang juga dibenci dalam dirinya, maka akan dibenci pula dalam diri orang tersebut. Bahkan, kemudian sosok/ konsep mengenai Tuhanpun menjadi berat sebelah, hanya menerima “Tuhan yang Maha Baik” saja, dan tidak mampu mengakui sisi selain itu. Kenapa? Sebab menerima kenyataan kalau Tuhan juga punya sisi “jahat” sama menyakitkannya dengan mengakui kalau kita juga memiliki sisi jahat. Namun, apakah Tuhan benar-benar memiliki sisi jahat? Menariknya, baik dan jahat pun adalah konsepsi dalam pikiran manusia, yang berarti bahkan jika Tuhan punya sisi “jahat” itu karena anda melabeli karakteristik 53
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
tertentu sebagai karakteristik yang jahat, sama seperti anda melabeli karakteristik tertentu, yang membuat anda nyaman, senang dan aman, sebagai karakteristik yang baik. Baik dan buruk yang anda arahkan pada diri sendiri hanyalah konsep pikiran, seperti baik dan buruk yang anda sematkan pada Tuhan pun adalah pemikiran. Meski harus diakui, pemikiran ini sudah menjadi pemikiran kolektif manusia, jadi bukan hanya anda yang melabelinya demikian. Kemudian, ada sebuah tantangan yang menarik, yang jika anda cukup berani menghadapinya, bisa jadi akan menjadi sebuah loncatan besar dalm hidup anda. Tantangannya adalah, Beranikah anda melepaskan berbagai konsepsi pikiran anda (baik personal atau kolektif) berkaitan dengan Tuhan? 54
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
Beranikah anda melepaskan Tuhan dari penjara konsepkonsep pemikiran manusia? Beranikah anda melihat Tuhan tanpa “atribut” apapun? Kenyataanya,
melepaskan
berbagai konsepsi yang
disematkan pada Tuhan sama mengerikannya dengan tidak bertuhan bagi kebanyakan orang, sebab itu berarti berakhirnya
berbagai
drama
mental,
berakhirnya
pemuasan atas berbagai kecanduan dan hilangnya sumber pertahanan ego (ego defense mechanism). Namun jika anda berani melakukannya, bisa jadi anda sudah membersihkan lumpur dari permata, sehingga anda memberi diri anda sendiri kesempatan untuk menyaksikan kemilau sesuangguhnya dari permata tersebut.
55
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
CATATAN VOLUME I
Seperti yang sudah anda baca sendiri, buku ini sama sekali bukan tentang Tuhan. Buku ini sama sekali tidak menggugat keberadaan Tuhan. Buku ini adalah tentang anda, tentang bagaimana anda berhubungan dengan Tuhan,
atau
lebih
tepatnya,
bagaimana
anda
berhubungan dengan konsep-konsep tentang Tuhan. Dan buku ini sedang memberi anda refleksi ke dalam diri, untuk menantang konsep-konsep anda tentang Tuhan, untuk melihat berbagai pandangan spiritual yang anda pegang saat ini dari balik sisi gelap anda, dari balik bagian dalam diri anda yang tidak anda sadari, dari balik ketakutan-ketakutan anda, dan dari balik berbagai kebutuhan psikologis anda. Dan, buku ini masih ada di volume 1, masih awal sekali… 56
{The Dark Side Of God}
Putu Yudiantara
Setelah mengajak anda melihat ke dalam kondisi psikis anda
sendiri,
dan
menghayati
ketuhanan
atau
spiritualitas tanpa semua dorongan psikis (sehingga andabenar-benar terhubung dengan spirit). Ya, buku ini memberi anda sebuah awal untuk terhubung dengan spirit yang murni yang ada di balik berbagai dorongan psikologis anda. Awalan itu adalah dengan memberi anda berbagai rangsangan untuk melepaskan beragai “kepentingan” anda dari perjalanan spirtitual anda, dan memulai langkah-langkah yang jujur terhadap diri sendiri, terhadap siapa anda sebenarnya, sehingga akan mengantarkan anda lebih dekat pada siapa Tuhan sebenarnya. Namun, buku ini hanyalah sebuah rangsangan….
57
View more...
Comments