Tetapan Pegas Dan Gravitasi
November 15, 2018 | Author: dede | Category: N/A
Short Description
laporan sementara...
Description
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I TETAPAN PEGAS DAN GRAVITASI
Kelompok 4B Anggota
:
A. Ronny Yanssen
10.0400
Dede Nurhuda
13.0655
Hamim Haerullah
13.1230
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA 2014
ABSTRAK Suatu pegas diberi beban dan diberi simpangan akan menciptakan suatu gerak harmonis.Gerakan harmonis itu terjadi karena dipengaruhi oleh gaya yang berasal dari pegas. Gaya tersebut juga dipengaruhi oleh beberapa faktor , yaitu faktor dari besarnya jarak simpangan yang diberikan pada pegas dan oleh faktor nilai tetapan pegas itu sendiri. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi sudah semakin maju dan berkembang dengan pesat sehingga menimbulkan persaingan yang ketat. Secara otomatis ada tuntutan agar selalu berkreatifitas dan terus mengikuti perkembangan tersebut, dengan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang memadahi, manusia dapat mengembangan potensipotensi disekelilingnya. Karena dirasa penting bagi kita untuk mengetahui dan menguasainya, dilakukanlah praktikum untuk memperdalam materi fisika tentang getaran pegas selanjutnya, untuk melengkapi praktikum tersebut disusunlah laporan praktikum. Isi dari laporan ini tak lain adalah getaran pegas, hasil-hasil pengamatan dan pembahasan hal-hal yang telah terjadi dalam praktikum.
1
DAFTAR ISI Abstrak
…………………………………………………………............................... 1
Daftar Isi
………………………………………………………………....................... 2
Daftar Gambar
……………………………………………………………………... 3
Daftar Tabel ……………………………………………………………………………... 4 BAB 1 Pendahuluan ………………………………………………….………………...... 5 1.1 Latar belakang 1.2 Tujuan
………………………………………...…………………… 5
……………………………………………………………………... 6
1.3 Mamfaat …………………………...………………………………………… 6 BAB 2 Landasan Teori
…………………………………...……………………….... 7
BAB 3 Metodologi Percobaan
……………………………………………………. 16
3.1 Alat dan Bahan Percobaan 3.2 Jalannya Percobaan BAB 4 Hasil dan Pembahasan
……………………………………………. 16
……………………………………………………. 17 ……………………………………………………. 18
4.1 Hasil Pengamatan ……………………………………………………………. 18 4.2 Tugas Akhir BAB 5 Penutup
……………………………………………………………………. 23
5.1 Kesimpulan 5.2 Saran Daftar Pustaka Lampiran
……………………………………………………………. 20
……………………………………………………………. 23
……………………………………………………………………. 23 ……………………………………………………………………. 24
……………………………………………………………………………. 25
2
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1
Statif dengan pegas dan skala baca
………………………………….. 16
Gambar 3.2
Stopwatch
Gambar 3.3
Neraca teknis ………………………………………………………….. 16
Gambar 3.4
Pipa U ………………………………………………………………….. 16
………………………………………………………….. 16
3
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1
Percobaan penambahan beban
………………………………….… 14
Tabel 4.2
Percobaan pengurangan beban
………………………………….… 15
Tabel 4.3
Percobaan dengan pipa U ……………..…………………………………. 15
4
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Percobaan Pegas sering kali kita mendengarkannya, tapi terkadang kita lupa dimana kita dapatkan
getaran tersebut. Kalau kita perhatikan lebih detail, getaran pegas
terdapat disekitar kehidupan kita. Suspensi sepada motor salah satu contoh dalam kehidupan sehari – hari. Mungkin kita ketahui dimana saja getaran pegas itu erjadi tapi tidak mengetahui kenapa bisa seperti itu, reaksi apa yang terjadi, dan apa manfaatnya dalam hidup ini. Maka dari itu untuk mengetahui lebih jelasnya kita lakukan sebuah praktukum tentang getaran pegas ini. Percepatan gravitasi (g) didalam mekanika Newton adalah besaran turunan yang sangat berpengaruh, lebih-lebih pada aplikasi Geofisika, dimana didalam menentukan kandungan minyak dalam bumi, faktor gravitasi setempat sangat mempengaruhi. Bila suatu benda dikenai sebuah gaya dan kemudian gaya tersebut dihilangkan,maka benda akan kembali ke bentuk semula, berarti benda itu adalah bendaelastis. Namun pada umumnya benda bila dikenai gaya tidak dapat kembali ke bentuk semula walaupun gaya yang bekerja sudah hilang. Benda seperti inidisebut benda plastis. Contoh benda elastis adalah karet ataupun pegas. Bila pegasditarik melebihi batas tertentu maka benda itu tidak akan elastis lagi. gerak yang terjadi secara berulang dalam selang waktu yang sama disebut gerak periodik. Karena gerak ini terjadi secara teratur maka disebut juga sebagai gerak harmonik/harmonis. Apabila suatu partikel melakukan gerak periodik pada lintasan yang sama maka geraknya disebut gerak osilasi/getaran. Bentuk yang sederhana dari gerak periodik adalah benda yang berosilasi pada ujung pegas. Karenanya kita menyebutnya gerak harmonis sederhana.
5
1.2 Tujuan Percobaan Percobaan ini dilakukan dengan tujuan dan maksud sebagai berikut ; 1. Menentukan tetapan pegas dengan menggunakan hukum Hooke. 2. Menentukan massa efektif pegas. 3. Menentukan percepatan gravitasi dengan pegas dan pipa U
1.3 Mamfaat Percobaan Dengan dilakukannya percobaan ini, diharapkan setiap praktikan dalam hal ini mahasiswa, dapat lebih memahami materi tentang hukum Hooke, massa efektif pegas maupun percepatan gravitasi yang ada. Selain itu, dengan adanya percobaan ini, diharapkan nantinya setiap praktikan mempunyai ketrampilan dan pengetahuan yang lebih dalam menentukan dan menerapkan ilmu yang berkaitan dengan percobaan ini pada mata kuliah yang berikutnya, khususnya pada bidang Teknik Perminyakan yang nantinya akan banyak berhubungan dengan masalah ini. Salah satu contoh kasusnya seperti dalam menentukan Untuk menyimpan dan mengembalikan energi potensial, seperti
6
BAB 2 LANDASAN TEORI
Pegas adalah benda elastis yang digunakan untuk menyimpan energi mekanis. Pegas biasanya terbuat dari baja. Pegas juga ditemukan di sistem suspensi mobil. Pada Mobil Pegas memiliki fungsi menyerap kejut dari jalan dan getaran roda agar tidak diteruskan ke bodi kendaraan secara langsung. Selain itu, pegas juga berguna untuk menambah daya cengkerem ban terhadap permukaan jalan.
Fungsi Dan Penggunaanya. Penggunaan pegas dalam dunia keteknikan sangat luas,misalkan pada teknik mesin, teknik elektro, alat-alat transformasi,dan lain-lain. Dalam banyak hal, tidak terdapat alternative lain yang dapat digunakan, Kecuali menggunakan pegas dalam kontruksi dunia keteknikan. harus dapat berfungsi dengan baik, terutama dari segi persyaratan,keamanan dan kenyamanan.
Adapun fungsi pegas adalah memberikan gaya,melunakan tumbukan dengan memanfaatkan sifat elastisitas bahannya, menyerap dan menyimpan energi dalam waktu yang singkat dan mengeluarkanya kembali dalam jangka waktu yang lebih panjang, serta mengurangi getaran. Cara kerja pegas adalah kemampuan menerima kerja lewat perubahan bentuk elastic ketika mengendur, kemudian menyerahkan kerja kembali kedalam bentuk semula, hal ini di sebut cara kerja pegas. Pada pegas, gaya F (N) dalam daerah elastic besarnya sama dengan perkalian antara perpindahan titik daya tangkap gaya F (mm) dikalikan dengan konstanta K atau K merupakan fungsi di f dikalikan dengan konstanta k . Dalam hal ini dapat dilihat pada diagram pegas, Dimana pada sumbu mendatar diukur perpindahan f (mm) dan pada sumbu vertical gaya F (N).Luas yang terletak antara garis a dan sumbu mendatar merupakan kerja yang terhimpun dalam pegas yang ditegangkan, ketika pegas mengendur, bukan garis penuh A yang dilalui,melainkan jenis lengkungan yang putus-putus. selisih kerja diubah menjadi kalor sebagai akibat dari gesekan bahan pegas,hal ini di sebut histerisis. 7
Macam – Macam Pegas. Pegas mekanik dipakai pada mesin yanmg mendesakan gaya, untuk menyediakan kelenturan, dan untuk menyimpan atau menyerap energi. Pada umumnya pegas dapat digolongkan atas pegas dawai, pegas daun, atau pegas yang berbentuk khusus, dan setiap golongan ini masih dapat terdapat berbagai jenis lagi. Pegas dawai mencakup pegas ulir dari kawat bulat atau persegi dan dibuat untuk menahan beban tarik, tekan, atau puntir. Dalam pegas daun termasuk jenis yang menganjur (cantilever) dan yang berbentuk elips, pegas daya pemutar motor atau pemutar jam, dan pegas daun penahan baut, yang biasanya disebut pegas Belleville.
Jika Suatu bahan dapat meregang atau menyusut karena pengaruh gaya dari luar dan dapat kembali ke keadaan semula jika gaya yang bekerja padanya dihilangkan, maka keadaan tersebut dikatakan mempunyai sifat elastis (misalnya pegas). Selama batas elastisnya belum terlampaui maka perubahan panjang pegas akan sebanding dengan gaya yang bekerja padanya, menurut hukum Hooke dinyatakan sebagai berikut:
F = -kx
Dengan F adalah gaya (N), k adalah konstanta pegas (N/m) dan x adalah perubahan panjang pegas (m).
8
Ketika pada sebuah pegas dibebani dengan sebuah massa m1, maka gaya yang menyebabkan pegas bertambah panjang adalah gaya dari massa tersebut, sehingga berlaku
mg = kx Dengan g adalah percepatan gravitasi (m/s2).
Selain dengan cara pembebanan, konstanta pegas k dapat dicari dengan cara getaran pada pegas. Sebuah benda bermassa m dibebankan pada pegas dan disampingkan dari posisi setimbangnya, maka akan terjadi getaran pegas dengan periode getaran T sebagai berikut:
Hukum
Hooke
untuk
pegas
yang
bergerak
secara
vertikal
* Hukum Hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam bidang ilmu fisika yang terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pir atau pegas. Besarnya gaya Hooke ini secara proporsional akan berbanding lurus dengan jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya,
atau
F
adalah
k
adalah
lewat
rumus
matematis
gaya konstante
pegas
dapat
digambarkan
(dalam
unit
(dalam
sebagai
newton
berikut: newton)
per
meter)
x adalah jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya (dalam unit meter). Hukum Hooke menyatakan hubungan antara gaya F yang meregangkan pegas danpertambahan panjang (X), didaerah yang ada dalam batas kelentingan pegas.F = k.Δx Atau : F = k (tetap) xk adalah suatu tetapan perbandingan yang disebut tetapan pegas yang nilainyaberbeda untuk pegas yang berbeda.Tetapan pegas adalah gaya per satuan tambahan panjang. Hukum
Satuannya
dalam
SI
adalah
N/m Hooke.
9
Salah satu prinsip dasar dari analisa struktur adalah hukum Hooke yang menyatakan bahwa pada suatu struktur : hubungan tegangan (stress) dan regangan (strain) adalah proporsional atau hubungan beban (load) dan deformasi (deformations) adalah proporsional. Struktur yang mengikuti hukum Hooke dikatakan elastis linier dimana hubungan F dan y berupa garis lurus. Lihat Gambar 1.1-a. , sedangkan struktur yang tidak mengikuti
hukum
Hooke
dikatakan
Elastis
non
linier,
lihat
Gambar
1.1-b.
Gerak Harmonik Sederhana (GHS) adalah gerak periodik dengan lintasan yang ditempuh selalu sama (tetap). Gerak Harmonik Sederhana mempunyai persamaan gerak dalam bentuk sinusoidal dan digunakan untuk menganalisis suatu gerak periodik tertentu. Gerak periodik adalah gerak berulang atau berosilasi melalui titik setimbang dalam interval waktu tetap. Gerak Harmonik Sederhana dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :
Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Linier, misalnya penghisap dalam silinder gas, gerak osilasi air raksa / air dalam pipa U, gerak horizontal / vertikal dari pegas, dan sebagainya.
Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Angular, misalnya gerak bandul/ bandul fisis, osilasi ayunan torsi, dan sebagainya. Beberapa Contoh Gerak HarmonikGerak harmonik pada bandul: Sebuah bandul
adalah massa (m) yang digantungkan pada salah satu ujung tali dengan panjang l dan membuat simpangan dengan sudut kecil. Gaya yang menyebabkan bandul ke posisi kesetimbangan dinamakan gaya pemulih yaitu dan panjang busur adalah Kesetimbangan gayanya. Bila amplitudo getaran tidak kecil namun tidak harmonik sederhana sehingga periode mengalami ketergantungan pada amplitudo dan dinyatakan dalam amplitudo sudut ·
Gerak harmonik pada pegas: Sistem pegas adalah sebuah pegas dengan konstanta
pegas (k) dan diberi massa pada ujungnya dan diberi simpangan sehingga membentuk gerak harmonik. Gaya yang berpengaruh pada sistem pegas adalah gaya Hooke. 10
Persamaan Percepatan Gerak Harmonik Sederhana Persamaan percepatan didapat dari turunan pertama persamaan kecepatan dari suatu gerak harmonik. ay=dy/dt =-(4π2)/T2 A sin (2π/T) t,tanpa posisi awal =- (4π2)/T2 A sin ( 2π/T) t+ θ0),dengan posisi awal θ0 Persamaan tersebut dapat pula disederhanakan menjadi ay= (-2π/T)y= – ω y Tanda minus ( – ) menyatakan arah dari percepatan berlawanan dengan arah simpangan, Kedua persamaan diatas (persamaan kecepatan dan percepatan) tidak kita turunkan disini. Energy pada gerak harmonic sederhana terdiri atas energy potensial dan energykinetik. Dengan demikian energi total dari gerak harmonik sederhana merupakan jumlah dari energi potensial dan energy kinetiknya. Ep = 1/2 k y2 dengan k= (4π2 m)/T2 dan y=A sin θ Ek = 1/2 mvy2dengan vy= 2π/T A cos θ ET =Ep+Ek ET = 1/2 k A2 ‘Keterangan: A = amplitude (m) T = Periode (s)
11
K = konstanta pegas (N/m) Gerak harmonik merupakan gerak suatu partikel atau benda, dengan gerak posisi partikel sebagai fungsi waktu berupa sinusoidal(dapat dinyatakan dalam bentuk sinus atau cosines). Contoh gerak harmonic diantaranya gerak pada pegas,gerak pada bandul atau ayunaan sederhana dan gerak melingkar. Gerak harmonic merupakan gerak periodic, yaitu gerak bolak – balik secara periodic melalui titik keseimbangan. Pegas yang diberi simpangan sejauh y dari posisi keseimbangannya akan bergerak bolak – balik melalui titik keseimbangan tersebut ketika dilepaskan. Gerakan ini disebabkan oleh gaya pemulih yang bekerja pada pegas. Gaya pemulih ini berusaha untuk mengembalikan posisi benda ke posisi keseimbangannya. Besar gaya pemulih berbanding lurus dengan besar simpangan dan arahnya berlaanan dengan arah simpangan. Secara matematis besar gaya pemulih pada pegas dapat ditulis sebagai berikut: F=–ky Keterangan: K = tetapan pegas (N/m) y = simpangan (m) F = gaya pemulih (N) (tanda minus menyatakan bahwa arah gaya pemulih berlawanan dengan arah simpangan) Besaran lain yang juga penting dalam gerak harmonic adalah periode dan frekuensi. Periode dari suatu pegas yang bergetar dinyatakan melalui hubungan berikut: 12
T = 2π√(m/k) Keterangan: M = masa benda (kg) π = 3,14 k = tetapan pegas (N/m) T = periode (s) Frekuensi merupakan kebalikan dari periode sehingga kita dapat menurunkan persamaan periodenya. Jika sebuah benda bermassa m di gantungkan pada seutas tali yang panjangnya l. kemudian benda tersebut diberi simpangan sehingga benda bergerak bolak – balik juga merupakan gaya pemulih. Namun besar gaya pemulihnya dapat dinyatakan melalui hubungan berikut: F= -ω sin θ Dengan: ω = berat bandul (N) θ = sudut simpangan bandul terhadap sumbu vertical F = gaya pemulih (N) Dalam hal ini, tanda minus (-) juga menunukkan arah gaya pemulih yang berlawanan dengan arah simpangan. Periode dari gerakan bandul dinyatakan melalui hubungan berikut:
13
T= 2π√(l/g) Dengan: l = panjang bandul (m) g = percepatan gravitasi (m/s2) π = 3,14 T = periode ayunan (s) Kebalikan dari periode adalah frekuensi. Kamu dapat mencarinya dengan cara yang sama seperti diatas. Contoh lain dari gerak harmonik sederhana adalah gerak melingkar. Simpangan gerak harmonic sederhana dapat dianggap sebagai proyeksi gerak melingkar pada suatu lingkaran. Gambar dibawah ini menunjukkan sebuah partikel yang bergerak sepanjang lintasan lingkaran yang berjari – jari A dengan kecepatan sudut w. missalkan mula – mula partikel berada di P1. Setelah beberapa saat (t), partikel tersebut berada di P2. Maka jauhnya lintasan yang ditempuh oleh partikel tersebut dari titik P1 ke P2 adalah: Posisi simpangan P pada suatu saat tertentu dalam gerak melingkar y = A sin θ atau y = A sin 2π/T t Jika benda mula – mula berada pada posisi θ0 maka perumusan simpangan diatas dapat dituliskan sebagai berikut: y = A sin (θ + θ0 atau y = A sin ( 2π/T t + θ0) atau 14
y = A sin (2πft + θ0) Hukum Hooke pada Susunan Pegas Misalnya kita tinjau pegas yang dipasang horisontal, di mana pada ujung pegas tersebut dikaitkan sebuah benda bermassa m. Massa benda kita abaikan, demikian juga dengan gaya gesekan, sehingga benda meluncur pada permukaan horisontal tanpa hambatan. Terlebih dahulu kita tetapkan arah positif ke kanan dan arah negatif ke kiri. Setiap pegas memiliki panjang alami, jika pada pegas tersebut tidak diberikan gaya. Pada kedaan ini, benda yang dikaitkan pada ujung pegas berada dalam posisi setimbang Untuk semakin memudahkan pemahaman dirimu,sebaiknya dilakukan juga percobaan. Apabila benda ditarik ke kanan sejauh +x (pegas diregangkan), pegas akan memberikan gaya pemulih pada benda tersebut yang arahnya ke kiri sehingga benda kembali ke posisi setimbangnya . Sebaliknya, jika benda ditarik ke kiri sejauh -x, pegas juga memberikan gaya pemulih untuk mengembalikan benda tersebut ke kanan sehingga benda kembali ke posisi setimbang . Persamaan ini sering dikenal sebagai persamaan pegas dan merupakan hukum hooke. Hukum ini dicetuskan oleh paman Robert Hooke (1635-1703). k adalah konstanta dan x adalah simpangan. Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya pemulih alias F mempunyai arah berlawanan dengan simpangan x. Ketika kita menarik pegas ke kanan maka x bernilai positif, tetapi arah F ke kiri (berlawanan arah dengan simpangan x). Sebaliknya jika pegas ditekan, x berarah ke kiri (negatif), sedangkan gaya F bekerja ke kanan. Jadi gaya F selalu bekeja berlawanan arah dengan arah simpangan x. k adalah konstanta pegas. Konstanta pegas berkaitan dengan elastisitas sebuah pegas. Semakin besar konstanta pegas (semakin kaku sebuah pegas), semakin besar gaya yang diperlukan untuk menekan atau meregangkan pegas. Sebaliknya semakin elastis sebuah pegas (semakin kecil konstanta pegas), semakin kecil gaya yang diperlukan untuk meregangkan pegas. Untuk meregangkan pegas sejauh x, kita akan memberikan gaya luar pada pegas, yang besarnya sama dengan F = +kx. 15
BAB 3 METODOLOGI PERCOBABAAN
3.1 Bahan dan alat percobaan 1. statif dengan pegas dan skala baca
(Gambar 3.1 Statif dengan pegas dan skala baca)
2. Ember dan beban 3. Stopwatch
(Gambar 3.2 Stopwatch)
4. Neraca Teknis
(Gambar 3.3 Neraca teknis)
5. Pipa U dengan skala
(Gambar 3.4 Pipa U)
16
3.2 Jalannya Percobaan 1. Timbang massa sumber, pegas dan beban-beban tambahan m. Penimbangan beban dilakukan berurutan (m1), (m1+m2), dst. 2. Gantungkan ember kosong pada pegas, catatlah kedudukan jarum penunjuk dengan skala. 3. Tambahkan keping beban m1 ke dalam ember, tunggu beberapa saat, catat penunjuk jarum dalam bentuk tabel. 4. Tambahkan lagi m2, catat penunjuk jarum. Demikian seterusnya sampai beban tambahan habis. 5. Setelah semua keping dimasukkan, kurangilah berturut-turut keping beban tadi, sekali lagi catat tiap penunjuk jarum. Setiap pencatatan /pembacaan dilakukan beberapa saat kemudian. 6. Ember kosong digantungkan pada pegas, kemudian digetarkan. Usahakan ayunan ember tidak bergoyangkekiri kekanan dan simpangannya jangan terlalu lebar. Tentukan waktunya untuk 20 ayunan. 7. Tambahkan keping beban m2, ayunkan kembali dan catat waktunya untuk 20 ayunan. Lekukan serupa dengan tambahan beban yang lain (m1+m2), (m1+m2+m3) dst. Buatlah dalam suatu tabel.
b. 1. Isi pipa U dengan zat cair sampai setengah panjang kaknya. 2. Untuk menggetarkan zat cair, miringkan pipa dan tutup salah satu kaki. 3. Teggakkan kembali pipa, dan lepaskan tutupnya, zat cair akan bergetar. Karena redamannya besar, waktu getarnya harus cepat-cepat diamati. Lakukan beberapa kali. 4. Ukurlah panjang laju zat cair dengan tali (benang). 5. Buatlah tabel pengantar antara T dan L.
17
BAB 4 HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan Dari percobaan tersebut kami mendapatkan hasil sebagai berikut:
Massa ember kosong : 59 gr
Massa pegas
: 11 gr
1. Penambahan (20x ayunan)
keping
Persimpangan
waktu
1
0.5 cm
11 s
2
1.2 cm
11.1 s
3
1.8 cm
12.1 s
4
2.5 cm
12.1 s
5
3.2 cm
12.4 s
6
3.9 cm
13.3 s
7
4.6 cm
13.3 s
8
5.4 cm
14 s
9
6.1 cm
14.3 s
10
6.6 cm
15 s
(Tabel 4.1 Percobaan penambahan beban)
18
2. pengurangan
(20x ayunan)
keping
Persimpangan
Waktu
1
6 cm
14.2 s
2
5.2 cm
14 s
3
4.5 cm
13.3 s
4
3.8 cm
13.1 s
5
3.1 cm
12.4 s
6
2.5 cm
12.2 s
7
1.8 cm
12 s
8
1.1 cm
11.2 s
9
0.4 cm
10.5 s
10
(Tabel 4.2 Percobaan Pengurangan Beban)
3. percobaan dengan pipa U percobaan
Tinggi
Waktu
1
7 cm
4.1 s
2
6.5 cm
4.2 s
3
6 cm
4.3 s
4
5.5 cm
4.4 s
5
5 cm
4.4 s
6
4.5 cm
4.4 s
7
4 cm
4.5 s
8
3.5 cm
5.2 s
9
3 cm
5.3 s
10
2.5 cm
5.4 s
(Tabel 4.3 Percobaan Dengan Pipa U)
19
4.2 Tugas akhir 1. Tentukan n rata-rata dari hasil perhitungan, yaitu perbandingan antara s impangan x terhadap tiap pembeban m. 2. Buatlah grafik antar simpangan x terhadap pembebanan m. Tentukan nilai dari grafik dan bandingkan dengan hasil VI.A.I. 3. Benarkah F sebanding dengan X? Tunjukan! 4. Buatlah grafik antara T2 terhadap mbeban, dan dari grafik ini tentukanlah g dan m efektif pegas dan dari sini juga nilai k (ingat T adalah periode = waktu ayunan penuh). 5. Tentukan faktor efektif pegas, tentukan batasan nilai ini.
JAWAB 1. Simpangan x
Beban
Rata- rata
0,75
9,5
0,07
1,5
12,35
0,12
2,5
20,8
0,1
2,8
23,35
0,11
3,5
32,10
0,10
4,4
38
0,11
5
41,35
0,1
3,6
51
0,07
6,4
54,1
0,11
7,1
62,35
0,11
20
2. Grafik antara simpangan x terhadap m
70 60 50 40
Simpangan x
30
Beban Rata- rata
20 10 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
3. Semakin besar konstanta pegas, semakin besar gaya yang diperlukan untuk menekan atau menegangkan pegas, sebaliknya semakin elastis sebuah pegas, semakin kecil gaya yang diperlukan untuk meregangkan pegas. Untuk meregangkan pegas sejauh x, kita akan memberikan gaya luar pada pegas, yang besarnya sama dengan F = +Kx.
4. T
Beban
15
68,5
15
71,35
14,5
79,8
13,5
82,35
13,3
91,1
21
1.
13
97
12,5
100,35
12
110
117
113,1
11
121,5
Grafik anatar T2 terhadap mbeban
140 120 100 80 T
60
Beban
40 20 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
5. Faktor efektifitas Pegas ;
Besarnya gaya yang diberikan
Konstanta pegas
Sifat elastisitas dari pegas yang ada
22
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan Suatu benda yang dikenai gaya akan mengalami perubahan bentuk (volume dan ukuran), contohnya pegas yang mengalami pertambahan panjang apabila dikenai sebuah gaya. Menurit Robert Hooke ; jika gaya tarik tidak melampaui batas elastisitas pegas, maka pertamabahan panajang pegas berbanding lurus dengan dengan gaya tarik. Secara sistematis : F = k Δx Besarnya pertambahan panjang pegas tergantung massa benda dan jenis bahan yang digunakan. Besar periode getaran dapat ditemukan dengan persamaan ; T = 2π akar m/k
5.2 Saran Untuk mendapatkan hasil percobaan yang tepat sangat diharapkan ketelitian dalam melakukan percobaan. Untuk mendapatkan hasil yang lebih teliti, perlu dilakukan ; 1. Pengulangan pengukuran 2. Teliti dalam pengambilan pengukuran
23
DAFTAR PUSTAKA
http://fsmundip.blogspot.com/2012/10/laporan-praktikum-fisika-pegas.html http://www.scribd.com/doc/86608084/PERCOBAAN-I-Tetapan-Pegas http://www.slideshare.net/yudhodanto/laporan-tetapan-pegas
24
LAMPIRAN
25
View more...
Comments