Terjemahan Icd 10 Vol 2 Final

December 7, 2017 | Author: kulanavhiea | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Terjemahan Icd 10 Vol 2 Final...

Description

Terjemahan ICD-10 Volume 2

1. PENGANTAR Volume 2 dari ICD revisi 10 ini berisi pedoman untuk mencatat dan mengkode, bersama banyak material baru pada aspek praktis penggunaan klasifikasi, di samping sebagai garis besar latar belakang sejarah klasifikasi ini. Material ini disajikan sebagai volume terpisah untuk memudahkan penanganan ketika rujukan perlu dibuat pada waktu yang bersamaan ke klasifikasi (Volume 1) dan petunjuk penggunaannya (Volume 2). Petunjuk detail tentang penggunaan Indeks Alfabet terdapat di dalam pengantar pada Volume 3. Petunjuk manual ini menyediakan uraian dasar ICD, bersama dengan petunjuk praktis untuk pengode mortalitas dan morbiditas, dan pedoman untuk presentasi dan interpretasi data. Ini tidak dimaksudkan untuk memberikan latihan detail dalam penggunaan ICD. Material yang dilibatkan di sini perlu diperkuat dengan latihan resmi yang memungkinkan praktek luas terhadap contoh rekam medis dan pembahasan masalah. Jika masalah yang muncul dari penggunaan ICD tidak bisa diselesaikan baik secara lokal atau dengan bantuan kantor statistik nasional, maka petunjuk tersedia dari WHO Collaborating Centres untuk the Family of International Classifications (lihat Volume 1).

1

Terjemahan ICD-10 Volume 2

2. DESKRIPSI KLASIFIKASI STATISTIK INTERNASIONAL DARI PENYAKIT DAN MASALAH KESEHATAN 2.1

Tujuan dan Penerapan

Klasifikasi penyakit merupakan suatu sistem kategori tempat jenis penyakit dikelompokkan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. ICD bertujuan untuk memudahkan pencatatan data mortalitas dan morbiditas, serta analisis, interpretasi dan pembandingan sistematis data tersebut antara berbagai wilayah dan jangka waktu. ICD dipakai untuk mengubah diagnosis penyakit dan masalah kesehatan lain menjadi kode alfa-numerik, sehingga penyimpanan, pengambilan dan analisis data dapat dilakukan dengan mudah. Di dalam praktek, ICD telah menjadi klasifikasi diagnosis standard internasional untuk semua tujuan epidemiologi umum dan berbagai tujuan manajemen kesehatan. Hal ini mencakup analisis situasi kesehatan masyarakat, pemantauan insiden dan prevalensi penyakit dan masalah kesehatan lain, dan hubungannya dengan variabel lain seperti ciri-ciri orang yang terlibat dan situasi yang dihadapinya. ICD tidak dimaksudkan untuk mengindeks entitas klinis yang lebih detil, atau aspek finansial seperti penagihan dan alokasi sumber daya. Walaupun ICD dirancang untuk klasifikasi semua diagnosis resmi penyakit dan cedera, tidak semua masalah bisa dikategorikan dengan cara ini. Oleh karena itu ICD menyediakan tempat untuk gejala, tanda, serta penemuan klinis dan laboratorium yang abnormal (Bab XVIII), dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan dan kontak dengan asuhan kesehatan (Bab XXI). Jadi ICD bisa dipakai untuk mengklasifikasi data ‘diagnosis’, ‘alasan admisi’, ‘kondisi yang diobati’, dan ‘alasan konsultasi’, yang terdapat pada berbagai catatan yang merupakan sumber statistik dan informasi kesehatan.

2.2

Konsep ‘keluarga’ penyakit dan klasifikasi yang terkait dengan kesehatan

Meskipun ICD bisa digunakan untuk berbagai tujuan, ia tidak melayani semua kebutuhan dari berbagai penggunanya. Ia tidak menyediakan detil yang memadai untuk beberapa spesialisasi penyakit dan kadangkadang berbagai atribut dari kondisi kesehatan menjadi diperlukan. ICD juga tidak berguna untuk menjelaskan fungsi dan cacat sebagai aspek kesehatan, dan tidak melibatkan intervensi kesehatan secara penuh sebagai alasan untuk kedatangan pasien. ICD dicakup dari tiga volume ICD-10, tidak dapat dimasukkan informasi tambahan, akses dan hubungan ke dalamnya, sehingga muncul gagasan pengelompokan penyakit dan klasifikasi hubungan kesehatan, termasuk jumlah volume yang diterbitkan terpisah dari ICD pertama, untuk digunakan sebagaimana mestinya. Inti dari pengklasifikasian ICD 10 ini adalah tiga karakter kode, dimana tingkat pengkodingan digunakan secara internasional untuk pelaporan database kematian WHO dan digunakan untuk perbandingan internasional. Subkategori ke empat untuk sementara tidak wajib dilaporkan pada tingkat internasional, tetapi direkomendasikan untuk beberapa tujuan dan terpisah dari bagian ICD, seperti membuat daftar tabulasi khusus. 2

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Ada dua tipe klasifikasi. Klasifikasi pada grup yang pertama mencakup data yang berhubungan dengan diagnosa dan status kesehatan, dan berasal dari ICD yang merupakan gabungan atau perluasan dari daftar tabel. Daftar yang ringkas dapat digunakan untuk beberapa macam presentasi data, untuk kesimpulan tabel statistik dan dukungan informasi yang potensial dalam membangun pelayanan kesehatan primer (lihat 2.2.3), sedangkan perluasan data digunakan untuk mendapatkan data klinis yang lebih rinci berdasarkan kekhususannya (lihat 2.2.1). Dalam grup ini juga dilengkapi dengan klasifikasi daftar tabel yang memungkinkan alokasi untuk menggunakan diagnosa dari klasifikasi yang berbeda, seperti morfologi tumor. Klasifikasi pada grup yang kedua mencakup aspek hubungan dari masalah kesehatan umum diluar dari diagnosa utama pada kondisi saat ini, serta klasifikasi lainnya yang berkaitan dengan kesehatan. Grup ini mencakup klasifikasi kecacatan, prosedur medis dan bedah dan beberapa alasan yang berhubungan dengan penyedia layanan kesehatan. Kelompok ICD juga mencakup kerangka konseptual definisi, standar dan metode, walaupun tidak ada klasifikasi dari masing-masing tersebut, namun telah dikaitkan dengan ICD untuk waktu yang lama. Satu dari konsep tersebut dibangun dengan metode untuk mendukung dalam pengumpulan informasi untuk kesehatan primer. Publikasi lain yang berhubungan tetapi tidak berasal dari Nomenklatur Penyakit Internasional (IND) ICD. Perbedaan antara klasifikasi dengan nomenklatur dibahas pada 2.3. Gambar di bawah ini menunjukan isi dan hubungan dari berbagai macam klasifikasi anggota keluarga.

3

Terjemahan ICD-10 Volume 2

2.2.1

Klasifikasi yang berhubungan diagnosa

Daftar tabulasi khusus Daftar tabulasi khusus diperoleh langsung dari klasifikasi inti, digunakan untuk presentasi data dan memudahkan analisis status dan kecenderungan kesehatan di tingkat internasional, nasional, dan subnasional. Daftar tabulasi khusus untuk perbandingan dan publikasi internasional terdapat pada Volume 1. Terdapat lima macam daftar ini, yaitu empat untuk mortalitas dan satu untuk morbiditas (untuk informasi lebih lanjut, lihat bagian 5.4 dan 5.5). Adaptasi berdasarkan spesialisasi Adaptasi berbasis spesialisasi biasanya didapatkan pada kategori tunggal, dan perpaduan volume atau kategori ICD yang relevan dengan spesialisasi tertentu. Subkategori karakter yang keempat pada ICD tetap dipertahankan, tapi detail yang lebih rinci sering diberikan pada karakter kelima atau kadang-kadang karakter keenam pada subdevisi, dan terdapat indeks alfabet untuk istilah yang relevan. Adaptasi lain memberikan daftar definisi istilah kategori dan subkategori dalam spesialisasi tertentu. Adaptasi sering dikembangkan oleh kelompok-kelompok spesialis internasional, namun kelompokkelompok nasional terkadang menerbitkan adaptasi yang kemudian digunakan di negara-negara lain. Daftar dibawah termasuk beberapa adaptasi spesialis mayor sampai saat ini. Onkologi Edisi ketiga dari International Classification of Diseases untuk Onkologi (ICD-O), yang diterbitkan oleh WHO pada tahun 2000, dimaksudkan untuk digunakan dalam daftar kanker, dan patologi dan departemen khusus kanker (1). ICD-O adalah klasifikasi dual axis dengan sistem kode untuk topografi dan morfologi. Kode topografi digunakan pada sebagian besar neoplasma yang menggunakan 3 dan 4 karakter sama seperti pada ICD 10 untuk neoplasma maligna (C00-C80), ICD-O memungkinkan spesifisitas yang lebih besar untuk lokasi neoplasma maligna pada ICD 10. Kode morfologi untuk neoplasma identik dengan SNOMED (2) yang berasal dari manual of tumor nomenclature anda coding (MONTAC) edisi 1963 (3) dan systematyzed nomenclature of pathology (SNOP) (4). Kode morfologi mempunyai 5 digit, 4 digit yang pertama menunjukan tipe histologi dan digit 5 menunjukan sifat dari neoplasma (Malignant, insitu, benign dll). Kode morfologi ICD 10 juga muncul pada Volume 1 ICD 10 dan ditambahkan ke dalam entrian yang relevan pada Volume 3 index alfabet. Tersedia tabel konversi untuk ICD-O edisi ke 3 kode ICD 10. Dermatologi Pada tahun 1978, British Association of Dermatologists menerbitkan international Coding index for dermatology yang kompatibel dengan ICD revisi IX. Asosiasi tersebut juga menerbitkan adaptasi dari ICD 10 untuk dermatologi, dibawah bimbingan international League of dermatological societies. Dentistry dan Stomatology Aplikasi international clasification of disease to dentistry and stomatology (ICD-DA) edisi 3 didasarkan pada ICD 10 yang diterbitkan oleh WHO tahun 1995. Digunakan bersama dengan kategori ICD untuk penyakit atau kondisi yang mempunyai manifestasi atau mempunyai hubungan dengan rongga mulut dan struktur lain yang berdekatan. Memberikan detail yang lebih rinci dari ICD 10 pada digit ke 5. Tetapi sistem penomoran diorganisir sedemikian rupa sehingga ada hubungan antara kode ICD-DA dan kode ICD yang jelas, dan data dari kategori ICD-DA dapat dengan mudah digabungkan kedalam kategori ICD. 4

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Neurologi Pada tahun 1997 WHO menerbitkan sebuah adaptasi dari ICD-10 untuk neurologi (ICD-NA), yang mempertahankan klasifikasi dan coding sistem ICD-10 tetapi dibagi dalam 5 karakter untuk memungkinkan penyakit neurologis diklasifikasikan dengan benar. Rheumatology dan ortopedi The International League Asosiasi Reumatologi membuat revisi Penerapan International Classification of Diseases to Rheumatology and Orthopaedics (ICD-R & O), termasuk International Classification of Musculoskeletal Disorders (ICMSD), agar kompatibel dengan ICD-10. ICD-R & O memberikan spesifikasi rinci dari kondisi melalui penggunaan digit tambahan, yang memungkinkan untuk detail tambahan tetap sesuai dengan ICD-10. ICMSD dirancang untuk memperjelas dan standarisasi penggunaan istilah dan didukung oleh diskripsi daftar istilah secara umum untuk kelompok kondisi, seperti polyarthropathies inflamasi. Pediatri Di bawah naungan Ikatan Dokter Anak Internasional, Asosiasi Paediatric British (BPA) telah menerbitkan sebuah aplikasi ICD-10 untuk pediatri, yang menggunakan digit 5 dengan spesifisitas yang lebih besar. BPA juga melakukan hal yang sama pada ICD-8 dan ICD-9. Kelainan Mental (mental disorder) Klasifikasi kelainan mental dan tingkah laku pada ICD 10: deskripsi klinis dan pedoman diagnostik. Volume ini, diterbitkan pada tahun 1992, tersedia setiap kategori dalam Bab V ICD-10 (Mental and behavioral disorder) gambaran umum dan pedoman mengenai diagnosis, serta komentar tentang perbedaan diagnosa dan daftar sinonim dan istilah eksklusi (5). Bila dibutuhkan petunjuk yang lebih rinci akan diberi pada digit ke 5 dan 6. Penerbitan kedua berkaitan dengan Bab V, kriteria diagnostik untuk penelitian, diterbitkan pada tahun 1993. Sebuah versi dari klasifikasi juga sedang disusun untuk digunakan dalam pelayanan kesehatan dasar, dan versi lain yang menggunakan penataan kategori gangguan jiwa anak-anak dalam sistem multiaksial, untuk memungkinkan penilaian simultan faktor lingkungan yang relevan dan derajat kecacatan yang berhubungan dengan penyakit.

2.2.2

Klasifikasi non diagnosa

Procedures in Medicine International classification of procedure in medicine (ICPM) diterbitkan WHO dalam 2 Volume pada tahun 1978. Didalamnya berisi prosedur untuk diagnosa medik, prevensi, terapi, radiologi, obat-obatan, tindakan pembedahan dan pemeriksaan laboratorium. Klasifikasi ini telah dilaksanakan di beberapa Negara dan kadang-kadang dikembangkan sendiri. Kepala WHO mengkolaborasikan pusat klasifikasi penyakit yang harus melalui proses konsultasi sebelum dilakukan finalisasi dan publikasi yang tidak tepat. Karena itu mereka merekomendasikan bahwa tidak ada revisi pada ICPM dalam kaitannya dengan ICD 10.

5

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Pada tahun 1987, the expery comitte on the internasional for classification of disease meminta WHO untuk melakukan perbaikan kecil pada tindakan pembedahan (bab 5) ICPM. Oleh karena itu sekretariat menyiapkan daftar tabulasi untuk tindakan. Pada pertemuan tahun 1987, Heads of the Collaborating centres menyetujui bahwa daftar tersebut berperan sebagai petunjuk untuk publikasi statistik nasional, tindakan pembedahan dan memberi fasilitas perbandingan antar Negara. Daftar ini juga digunakan sebagai dasar untuk pengembangan klasifikasi tindakan pembedahan untuk perbandingan nasional. Pekerjaan untuk membuat daftar tersebut masih dilanjutkan, tetapi setiap publikasi akan mengikuti terbitan ICD-10. Saat ini masih diekplorasi pendekatan lain untuk tujuan ini. Pada beberapa keadaan mempunyai karakteristik yang biasa seperti field yang tetap untuk item yang spesifik (organ, teknik, pendekatan dll). Kemungkinan dilakukan penyempurnaan secara otomatis serta fleksibel dapat digunakan untuk tujuan lain. The International Classification of Functioning, Disability and Health International Classification of Functioning, Disability and Health diterbitkan oleh WHO dengan enam bahasa resmi pada tahun 2001, setelah pengesahan resmi oleh majelis kesehatan dunia ke–54 pada 22 Mei 2001. Kemudian ICF telah diterjemahkan lebih dari 25 bahasa. ICF mengklasifikasikan kesehatan dan hubungan kesehatan negara dalam 2 bagian. Bagian 1 mengklasifikasikan fungsi dan kecacatan. Bagian 2 membandingkan lingkungan dan faktor kontekstual individu. Fungsi dan kecacatan pada bagian 1 menggambarkan perspektif tubuh, individual dan sosial, diformulasikan dalam dua komponen : (1) fungsi dan struktur tubuh dan (2) aktifitas dan partisipasi. Sejak fungsi dan kecacatan seseorang terjadi, ICF memasukkan daftar faktor lingkungan. ICF telah digantikan International classification of impairments, disabilities and handicaps (ICIDH). Sebagai konsekuensi istilah dan definisi ICIDH yang lama, telah digantikan dengan istilah dan definisi ICF yang baru : Functioning merupakan istilah umum untuk fungsi tubuh, struktur tubuh, aktifitas dan partisipasi. Hal tersebut menunjukkan aspek positif dari interaksi antar individu (dengan kondisi sehat) dan faktor ketergantungan individu tersebut (lingkungan dan faktor personal) Disability merupakan istilah untuk ketidakseimbangan, keterbatasan aktivitas dan hambatan untuk diambil bagian dalam suatu kegiatan. Ditandai dengan aspek negatif pada interaksi antar individu (dengan kondisi kesehatan) dengan faktor yang berhubungan dengan individu tersebut (lingkungan dan personal). Body functions merupakan fungsi fisiologis dari sistem tubuh (termasuk fungsi psikologis). Body structure merupakan bagian anatomi tubuh seperti organ, tungkai dan lengan beserta komponen-komponennya. Impairments / ketidakseimbangan merupakan permasalahan pada fungsi atau struktur tubuh seperti penyimpangan atau kehilangan yang signifikan. Activity merupakan pelaksanaan tugas aksi oleh seorang individu Activity limitation adalah kesulitan yang dialami oleh seorang individu dalam melakukan aktifitas. 6

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Participation adalah keterlibatan dalam situasi kehidupan / lingkungan. Participation restrictions adalah masalah yang mungkin dihadapi oleh seorang individu dalam keterlibatannya dengan situasi lingkungan. Enviromental factor merupakan faktor llingkungan yang meliputi fisik, sosial dan norma dimana individu hidup dan mengatur kehidupan.

Kode ICF hanya dapat lengkap dengan kualifikasi, yang menunjukkan pentingnya tingkat kesehatan. Kualifikasi dikode satu, dua atau lebih angka setelah titik. Penggunaan banyak kode harus disertai dengan setidaknya satu kualifikasi. Tanpa kualifikasi, tidak ada makna yang melekat. Kualifikasi pertama untuk fungsi dan struktur tubuh, penampilan dan kapasitas kualifikasi untuk aktifitas dan partisipasi, dan kualisi pertama untuk semua faktor lingkungan yang menggambarkan masalah dalam komponen masing-masing. ICF mengambil gagasan “sehat” dan “ketidakmampuan” dalam keterangan baru. Itu menunjukkan bahwa setiap manusia dapat mengalami penurunan dalam kesehatannya dan mengalami beberapa ketidakmampuan. Ini bukan sesuatu yang terjadi pada hanya sebagian kecil manusia. ICF yang memiliki aliran pengalaman ketidakmampuan dan mengenalinya sebagai pengalaman semua manusia. Dengan mengesampingkan fokus dari sebab akibat, itu menempatkan pada semua kondisi kesehatan dalam keadaan yang sama yang memungkinkan mereka untuk dibandingkan menggunakan matrik umum – sebuah garisan sehat dan ketidakmampuan. Selanjutnya ICF memperhitungkan aspek sosial ketidakmampuan dan tidak melihat ketidakmampuan tersebut hanya sebagai disfungsi medis atau biologis. Dengan memasukkan faktor ketergantungan, dimana faktor lingkungan tercantum, ICF dapat merekam dampak lingkungan pada fungsi seseorang. ICF adalah kerangka WHO untuk mengukur kesehatan dan ketidakmampuan pada kedua individu dan tingkat populasi. ICD mengklasifikasikan penyakit dan penyebab kematian, ICF mengklasifikasikan domain kesehatan. ICD dan ICF bersama-sama menyediakan alat untuk menangkap gambaran kesehatan. 2.2.3

Informasi penunjang pada fasilitas kesehatan primer

Salah satu tantangan strategi global health for all by the year 2000 adalah memberikan informasi yang menunjang primary health care (PHC). Pada negara tanpa informasi lengkap atau data dengan kualitas rendah, berbagai pendekatan diperlukan untuk mengadopsi suplemen atau mengganti penggunaan ICD konvensional. Sejak tahun 1970 beberapa Negara telah mencoba mengumpulkan informasi dengan personil awam. Laporan yang ada diperluas dalam konsep yang lebih luas yang disebut “metode non konvensional”. Metode ini digunakan bila informasi dari metode konvensional (sensus, survey, morbiditas vital atau institutional dan statistic mortalitas) tidak adekuat. Salah satu pendekatan “community-based information” menyertakan partisipasi masyarakat dalam definisi, koleksi dan penggunaan data yang berhubungan dengan kesehatan. Derajat partisipasi masyarakat bervariasi dari koleksi data hingga design, analisa dan penggunaan informasi pengalaman dari beberapa Negara menunjukkan pendekatan ini lebih baik dari sekedar kerangka teoritis konferensi internasional untuk revisi ICD 10 mencatat pada laporannya : 7

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Konferensi mendapat informasi tentang pengalaman beberapa Negara dalam mengembangkan dan menerapkan community-based health information yang melingkupi masalah dan kebutuhan tentang kesehatan, faktor resiko relatif. Pengembangan konsep metode nonkonversional pada tingkat komunitas sebagai suatu metode untuk mengisi kekosongan informasi pada Negara tertentu dan memperkuat sistem informasinya. Ditekankan bahwa untuk Negara yang sedang berkembang atau Negara berkembang metode ini harus dikembangkan karena faktor-faktor seperti pada mordibitas, bahasa dan variasi kultur, tidak dapat dicoba tranfer ke daerah atau Negara lain. Peserta konferensi setuju untuk memberikan bimbingan pengembangan rencana lokal dan menunjang pengembangan rencana lokal dan menunjang kemajuan pengembangan metodologi. 2.2.4

International Nomenclature of Disease

Pada tahun 1970, council for international organization of medical sciene (CIOMS) mulai menyiapkan international nomenclatural of Disease (IND) dengan bantuan anggota organisasi dan dibuat 5 jilid nomenclature sementara yang diterbitkan selama tahun 1972 – 1974. Beberapa waktu kemudian direalisasikan suatu kompilasi nomenklatur international dan memerlukan konsultasi yang lebih luas dari anggota CIOMS sendiri. Pada tahun 1975, IND merupakan proyek bersama antara CIOMS dengan WHO yang dibimbing oleh Technical steering Committee dari dua organisasi tersebut di atas. Objek utama IND adalah untuk memberikan nama tunggal yang dianjurkan pada setiap kesatuan morbid. Kriteria utama untuk seleksi nama ini harus spesifik (dapat diterapkan pada satu dan hanya satu penyakit, tidak ada dualism (unambiguous), dapat menjelaskan keadaan (self descriptive), sederhana dan diharapkan didasarkan pada penyebab. Tetapi karena banyaknya pengunaan nama yang tidak seluruhnya memenuhi kriteria diatas, dan dipertahankan sebagai sinonim yang tidak tepat, tidak dapat dihindari atau berlawanan dengan rekomendasi organisasi spesialis international, eponymous term dihindari karena tidak melukiskan dengan jelas tetapi sudah secara luas digunakan sehingga perlu dipertahankan. Setiap penyakit atau syndrome yang menggunakan sebuah nama harus didefinisikan sehingga tidak terjadi dualisme dan singkat. Daftar sinonim tampak setelah setiap difinisi. Daftar yang lengkap ini diberi suplemen bila perlu dengan keterangan tentang mengapa sinonim tertentu ditolak atau tidak benar-benar suatu sinonim. IND merupakan komplemen ICD dan perbedaan antara nomenklatur dan klasifikasi ada di halaman 11-12. Sedapat mungkin terminology IND dipilih untuk digunakan pada ICD. Buku dari IND yang dipublikasi hingga tahun 1992 adalah : infectious diseases (bacterial disease/1985, mycosis/1982, viral disease/1983, parasitic diseases/1987) : disease of the lower respiratory tract (1979): disease of the digestive system (1990): cardiac and vascular disease (1989): metabolic, nutrilional and endocrine disorders (1991): diseases of the kidney, the lower urinary tract, and the male genital system (1992): disease of the female genital system (1992).

8

Terjemahan ICD-10 Volume 2

2.2.5

Peranan WHO

Kebanyakan klasifikasi seperti dijelaskan diatas adalah produk dari kerjasama yang erat antara non governmental organization, agen lain, divisi dan unit WHO dengan unit yang bertanggung jawab untuk ICD dalam peran koordinasi memberikan petunjuk dan nasehat. WHO menganjurkan pengembangan adaptasi penggunaan ICD dan perbandingan statistic kesehatan. Peran WHO dalam pengembangan klasifikasi baru, adaptasi dan daftar istilah (glossary) adalah memberikan kepemimpinan kooperatif dan bertindak sebagai suatu tempat penyelesaian masalah, memberikan petunjuk tehnis, nasehat dan dukungan bila diperlukan. Setiap orang yang berminat menyiapkan adaptasi ICD 10 harus berkonsultasi dengan WHO segera setelah penjelasan tentang adaptasi objektif yang telah dikembangkan. Duplikasi yang tidak perlu dihindarkan dengan suatu pendekatan yang terkoordasi untuk mengembangkan berbagai komponen dalam family.

2.3

Prinsip umum klasifikasi penyakit

Pernyataan William Farr (1856) tentang klasifikasi : Klasifikasi adalah metode generalisasi. Beberapa klasifikasi dapat menguntungkan bila digunakan, sedangkan dokter, ahli pathologi, juri, dapat memisahkan klasifikasi penyakit dan sebab kematian yang menurut jalan pikirannya terbaik untuk adaptasi fasilitas terhadap pertanyaan yang diajukan dan memberikan hasil secara umum. Suatu klasifikasi statistik penyakit harus berisi kategori-kategori yang saling berbeda, sehingga bisa mencakup segala jenis penyakit. Kategori harus dipilih untuk memudahkan penyelidikan statistik terhadap suatu fenomena penyakit. Penyakit yang penting dalam kesehatan masyarakat atau sering terjadi hendaknya berada di dalam kategori tersendiri. Kalau tidak bisa disatukan dalam suatu kategori, maka penyakit diletakkan pada kelompok-kelompok kondisi yang berbeda namun masih berhubungan. Setiap penyakit atau kondisi sakit harus memiliki tempat yang jelas di dalam daftar kategori. Akibatnya, akan terdapat kategori-kategori sisa yang berisi kondisi lain dan tidak bermakna yang tidak bisa dimasukkan ke dalam kategori yang lebih spesifik. Kategori sisa hendaknya berisi sesedikit mungkin kondisi. Elemen pengelompokan inilah yang memberikan perbedaan antara klasifikasi statistik dengan nomenklatur. Nomenklatur harus memiliki nama yang berbeda untuk setiap penyakit yang diketahui. Konsep-konsep klasifikasi dan nomenklatur memiliki hubungan yang erat karena sebuah nomenklatur juga sering disusun secara sistematis. Suatu klasifikasi statistik bisa menyediakan detail dalam berbagai tingkat kalau ia memiliki struktur bertingkat dengan subdivisi. Klasifikasi statistik penyakit harus mempertahankan kemampuannya untuk mengidentifikasikan jenis penyakit yang spesifik, dan memungkinkan presentasi data secara statistik untuk kelompok yang lebih luas. Ini akan memungkinkan diperolehnya informasi yang berguna dan bisa dimengerti. Prinsip umum yang sama bisa diterapkan pada klasifikasi masalah kesehatan lain dan alasan mendatangi layanan asuhan kesehatan, yang juga terdapat di dalam ICD.

9

Terjemahan ICD-10 Volume 2

ICD telah berkembang sebagai klasifikasi praktis, bukan klasifikasi yang murni teori. Di dalamnya terdapat kompromi antara klasifikasi berdasarkan etiologi, situs anatomi, hal-hal yang terjadi di awal timbulnya penyakit, dan sebagainya. Juga terdapat beberapa penyesuaian untuk memenuhi berbagai aplikasi statistik yang merupakan sebab dibentuknya ICD, misalnya kematian, sakit, keamanan sosial, dan bentukbentuk lain statistik dan survei kesehatan.

2.4

Struktur dasar dan prinsipil dari klasifikasi ICD

ICD adalah suatu klasifikasi dengan sumbu-variabel. Strukturnya telah dikembangkan dari usulan William Farr di masa-masa awal diskusi internasional tentang struktur klasifikasi. Skema yang digunakannya adalah bahwa untuk semua tujuan epidemiologis praktis, data statistik pada penyakit harus dikelompokkan secara berikut:     

Penyakit epidemik Penyakit dasar atau penyakit umum Penyakit local yang diatur / berdasarkan tempat / letak Penyakit perkembangan ( developmental diseases ) Cedera

Pola ini bisa ditemukan pada bab-bab ICD-10. Mereka telah melewati ujian waktu, dan walaupun dalam beberapa hal kelihatan seperti tidak sesungguhnya, pola ini masih dianggap sebagai struktur yang lebih berguna untuk tujuan epidemiologis umum dibandingkan dengan alternatif lain yang telah diuji. Dua bagian pertama dan terakhir dari kelompok di atas merupakan ‘group khusus’ utnuk kondisi-kondisi yang susah dikelompokkan untuk penelitian epidemiologis, seandainya mereka tersebar secara anatomis. Group tengah, yaitu penyakit lokal yang disusun menurut situs, berisi Bab-bab ICD untuk setiap sistem utama tubuh. Pembedaan bab-bab ‘group khusus’ dari bab-bab ‘sistem tubuh’ memiliki implikasi praktis dalam pemahaman struktur klasifikasi, pengkodeannya, dan penafsiran statistik. Harus diingat bahwa secara umum, kondisi-kondisi diklasifikasikan terutama pada satu di antara bab-bab group khusus. Kalau terdapat keraguan mengenai tempat suatu kondisi harus diletakkan, maka bab group khusus hendaknya diprioritaskan. ICD dasar adalah daftar kategori 3-karakter berkode tunggal, masing-masingnya dapat dibagi lagi atas 10 subkategori 4-karakter. Menggantikan sistem pengkodean yang hanya menggunakan angka pada Revisi-9, Revisi-10 menggunakan kode alfa-numerik dengan sebuah huruf pada posisi pertama dan sebuah angka pada posisi ke-2, ke-3, dan ke-4. Karakter ke-4 didahului oleh sebuah titik desimal. Jadi nomor kode yang mungkin ada berkisar dari A00.0 sampai Z99.9. Huruf ‘U’ tidak digunakan. (lihat 2.4.7) 2.4.1

Volume

ICD-10 tediri dari 3 volume: volume 1 berisi klasifikasi utama; volume 2 menyediakan panduan untuk menggunakan ICD; dan volume 3 merupakan klasifikasi berdasarkan indeks alphabet.

10

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Sebagian besar volume 1 diambil dengan klasifikasi utama, disusun oleh daftar kategori 3 karakter dan table inklusi dan subkategori 4 karakter. inti Klasifikasi – ‘daftar kategori 3 karakter’ (volume 1) – yang dianjurkan untuk pelaporan ke WHO mortality database dan untuk perbandingan umum secara internasional. Klasifikasi inti ini juga berisi bab dan judul blok / block tittels. Daftar table memberikan detail dari level 4 karakter, yang dibagi menjadi 21 bab. Volume 1 juga berisi hal-hal berikut :  Morfologi neoplasma Klasifikasi dari morfologi neoplasma dapat digunakan sebagai kode tambahan untuk mengklasifikasikan tipe morfologi dari neoplasma dimana dengan beberapa pengecualian dalam klasifikasi di bab II sesuai dengan sifat dan tempat (topografi). Kode morfologi sama dengan yang digunakan pada ICD untuk onkologi (ICD-0)(1).  Daftar tabulasi special / khusus Karena daftar empat karakter pada ICD dan bahkan daftar tiga karakter terlalu panjang untuk digunakan pada setiap table statistic, kebanyakan statistic rutin menggunakan daftar tabulasi yang menekankan kondisi tunggal tertentu dan grup-grup lain. Empat daftar khusus untuk table mortality merupakan bagian yang utuh dari ICD. Daftar 1 dan 2 untuk mortality umum dan daftar 3 dan 4 untuk mortality pada bayi dan anak (umur 0-4 tahun). Juga ada table special untuk morbidity. Semuanya ada pada volume 1. Panduan penggunaan yang tepat untuk berbagai level klasifikasi dan daftar tabulasi ada pada seksi 5 volume ini.  Definisi Definisi pada volume 1 telah diadopsi / digunakan dari world health assembly dan dimasukan untuk memfasilitasi perbandingan data internasional.  Peraturan penamaan / nomeriklatur Peraturan diadopsi dari world health assembly yang memberikan tanggung jawab formal pada anggota WHO sehubungan dengan klasifikasi penyakit dan penyebab kematian, komplikasi dan publikasi statistic. Dapat ditemukan pada volume I. 2.4.2

Bab

Klasifikasi dibagi menjadi 21 bab. Karakter pertama dari kode ICD adalah huruf dan tiap huruf berhubungan dengan bab khusus, kecuali untuk huruf D yang digunakan pada bab II, neoplasma dan bab III penyakit darah dan organ pembentuk darah dan kelainan tertentu yang melibatkan mekanisme kekebalan, dan huruf H, digunakan pada bab VII, penyakit ata dan adneksa dan bab VIII penyakit pada telinga dan proses mastoid. Empat bab (I, II, XIX dan XX) menggunakan lebih dari satu huruf pada posisi pertama kodenya. Setiap bab berisi kategori 3-karakter yang cukup mencakup isinya, tidak semua kode yang tersedia dapat digunakan, sehingga memberikan ruang pengembangan dan revisi selanjutnya. Bab I – XVII berhubungan dengan penyakit dan kondisi morbid yang lain, dan bab XIX berhubngan dengan cedera, keracunan dan penyebab eksternal tertentu lainnya. Sisanya melngkapi subjek pokok yang termsuk dlam data diagnostic. Bab XVIII melingkupi gejala, tanda dan temuan klinis dan laboratorium yang abnormal, yang tidak diklasifikasi di tempat lain. Bab XIX, penyebab eksternal morbidity dan mortality, secara tradisional digunakan untuk mengklasifikasikan penyebab cedera dan keracunan, tapi pada revisi ke 9 juga disediakan untuk catatan penyebeb eksternal penyakit dan kondisi morbid lainnya. Bab XXI, factor yang mempengaruhi status kesehatan dan kontak dengan pelayanan kesehatan, dimaksudkan 11

Terjemahan ICD-10 Volume 2

untuk klasifikasi data yang menerangkan alasan seseorang yang tidak sakit kontak dengan pelayanan kesehatan atau situasi dimana pasien menerima perawatan pada waktu khusus atau memiliki hubungan dengan seseorang yang sedang menerima perawatan. 2.4.3

Blok kategori

Bab-bab dibagi atas blok-blok kategori tiga-karakter yang homogen. Pada Bab I, judul blok melambangkan dua sumbu klasifikasi, yaitu cara penyebaran penyakit dan kelompok luas organisme penginfeksi. Pada Bab II, sumbu pertama adalah sifat neoplasma; di dalam sifat, sumbu ini terutama berdasarkan tempat neoplasma, walaupun sebuah kategori disediakan untuk jenis morfologi penting (misalnya leukemia, limfoma, melanoma, mesotelioma, sarkoma Kaposi). Luas kategori terdapat di dalam tanda kurung yang diberikan setelah judul blok. 2.4.4

Kategori 3 karakter

Di dalam setiap blok, beberapa dari kategori-kategori tiga-karakter tersedia untuk kondisi tunggal, terpilih karena keseringannya (frekuensi), beratnya, dan kerentanannya akan intervensi public health. Kategori tiga-karakter lainnya merupakan kelompok penyakit dengan beberapa ciri-ciri yang sama. Biasanya tersedia tempat untuk kondisi ‘lain’ yang akan diklasifikasikan, memungkinkan untuk melibatkan banyak kondisi yang lebih jarang, di samping kondisi yang tidak dinyatakan (‘unspecified’). 2.4.5

Subkategori 4 karakter

Walaupun tidak wajib untuk pelaporan internasional, hampir semua kategori 3-karakter dibagi lebih lanjut oleh karakter ke-4 berupa angka muncul setelah titik desimal yang memberikan 10 subkategori. Pada tempat yang kategori 3-karakternya tidak mengalami pembagian, dianjurkan penggunaan huruf ‘X’ pada posisi keempat sehingga kode-kodenya memiliki panjang yang standard untuk pemrosesan data. Kategori 4 karakter digunakan paling tepat untuk identifikasi, misalnya perbedaan tempat pada kategori 3 karakter untuk penyakit tunggal, atau penyakit individual pada kategori 3 karakter untuk kelompok kondisi. Kalau subdivisi pada karakter keempat berlaku untuk semua anggota di dalam kategori tiga-karakter, maka mereka hanya dituliskan sekali saja, yaitu di bagian awal. Sebuah catatan pada setiap kategori yang relevan menunjukkan tempat detilnya bisa ditemukan. Misalnya, kategori O03-O06 untuk berbagai jenis abortus, memiliki karakter keempat yang sama yang berhubungan dengan komplikasi yang timbul (lihat Volume 1, halaman 724). 2.4.6

Suplemen subdivisi tambahan untuk penggunaan pada karakter ke-5 atau berikutnya

Level karakter kelima dan seterusnya biasanya merupakan subklasifikasi pada sumbu yang berbeda dengan karakter keempat. Mereka ditemukan pada: Bab XIII – Bab XIX –

subdivisi menurut situs anatomis subdivisi untuk menunjukkan fraktur (patah tulang) terbuka dan tertutup di samping cedera intrakranial, intratoraks, dan intraabdomen dengan dan tanpa luka terbuka. 12

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Bab XX – 2.4.7

subdivisi untuk menunjukkan jenis aktifitas yang dilakukan pada saat kejadian.

Kode ‘U’ yang tidak digunakan

Kode-kode U00-U49 adalah untuk digunakan sebagai tempat sementara penyakit baru yang penyebabnya tidak jelas. Kode-kode U50-U99 bisa dipergunakan untuk riset, misalnya ketika menguji subklasifikasi alternatif pada suatu proyek khusus.

13

Terjemahan ICD-10 Volume 2

3.

CARA MENGGUNAKAN ICD

Bagian ini berisi informasi praktis yang perlu diketahui oleh semua pengguna untuk bisa memanfaatkan klasifikasi dengan baik. Pengetahuan dan pemahaman tentang tujuan dan struktur ICD penting sekali bagi pengguna statistik dan analis informasi kesehatan sebagaimana juga untuk para pengkode. Pemakaian ICD yang akurat dan konsisten tergantung pada penggunaan ketiga volumenya secara benar.

3.1

Cara menggunakan Volume 1

3.1.1

Pendahuluan

Volume 1 berisi klasifikasi dengan kategori tempat diagnosis diletakkan, yang memudahkan pencarian dan penghitungan statistik. Disini tersedia definisi mengenai isi kategori, subkategori, dan item daftar tabulasi yang ada dalam tabel-tabel statistik. Di dalam setiap bab terdapat blok-blok kategori, yang masingmasingnya berisi rubrik. Rubrik, di dalam konteks ICd, adalah kategori 3-karakter atau subkategori 4karakter. Walaupun secara teoritis seorang pengkode bisa menemukan kode yang tepat hanya dengan menggunakan Volume 1, namun ini akan menyita banyak waktu dan bisa menyebabkan kesalahan pemberian kode. Sebuah indeks alfabet sebagai pedoman klasifikasi terdapat pada Volume 3. Bagian ‘Introduction to the Index’ memberikan informasi penting tentang hubungannya dengan Volume 1. Pemakaian statistik yang paling rutin pada ICD adalah memilih satu kondisi pada sertifikat atau catatan yang berisi beberapa kondisi. Rule untuk pemilihan ini pada mortalitas dan sakit dibahas pada bab berikut. Penjelasan detail daftar tabular diberikan pada sesi 2.4 3.1.2

Penggunaan daftar tabular inklusi dan 4-karakter subkategori

Inclusion terms Di dalam rubrik 3- dan 4-karakter biasanya tertulis sejumlah diagnosis di samping diagnosis utama. Mereka dikenal sebagai ‘inclusion terms’ (daftar cakupan), yaitu contoh-contoh diagnosis yang diklasifikasikan pada rubrik tersebut. Mereka bisa merupakan sinonim atau kondisi yang berbeda, tapi bukan subklasifikasi dari rubrik tersebut. Inclusion terms dibuat terutama sebagai pedoman isi rubrik. Banyak di antara item yang tertulis disitu berhubungan dengan terms penting atau umum yang ada di dalam rubrik. Item lainnya adalah kondisi perbatasan (borderline) yang diberikan untuk memperjelas batas antara satu subkategori dari subkategori lain. Daftar inclusion terms tidak harus menyeluruh, dan nama-nama alternatif dari diagnosis terdapat di dalam Indeks Alfabet, yang harus dirujuk pertama kali pada saat mengkode suatu diagnosis. Kadang-kadang perlu membaca inclusion terms bersama dengan judulnya. Hal ini biasanya terjadi kalau inclusion terms berisi daftar yang rumit mengenai situs atau produk farmasi. Disini kata-kata yang sesuai dari judul (misalnya: ‘neoplasma ganas dari ........’, ‘cedera terhadap ........’, ‘keracunan oleh ........’) perlu dipahami. 14

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Deskripsi diagnostik umum yang berlaku untuk suatu kelompok kategori, atau semua subkategori yang berada di dalam kategori 3-karakter, terdapat di dalam catatan berjudul “Includes” yang langsung mengikuti judul suatu bab, blok, atau kategori. Exclusion term Rubrik tertentu berisi daftar kondisi yang didahului oleh kata-kata “Excludes” atau ‘kecuali’. Semua ini adalah terms yang sebenarnya diklasifikasikan di tempat lain, walaupun judulnya memberi kesan bahwa mereka diklasifikasikan disana. Contohnya kategori A46 - Erysipelas, disini erysipelas pada pasca melahirkan atau puerperium dikecualikan. Segera setelah term pengecualian, terdapat tanda kurung yang berisi kode kategori atau subkategori yang menunjukkan tempat klasifikasinya di dalam ICD. Pengecualian umum untuk sekelompok kategori atau semua subkategori di dalam suatu kategori 3karakter terdapat pada catatan yang berjudul ‘excludes’ yang mengikuti judul suatu bab, blok atau kategori. Deskripsi daftar istilah (Glosary descriptions) Sebagai tambahan dari Inclusion dan Exclusion term pada bab V, Mental and behavioural disorders menggunakan deskripsi daftar istilah untuk menunjukkan isi rubrik. Instrumen ini berguna karena terminologi kelainan mental sangat bervariasi terutama pada negara yang berbeda dengan nama yang sama dengan kondisi yang sangat berbeda. Daftar istilah ini tidak ditunjukkan untuk staf pemberi kode. Hal yang sama untuk difinisi yang terdapat pada ICD misalnya pada BAB XXI untuk klarifikasi isi suatu rubrik. 3.1.3

Dua kode untuk keadaan tertentu

Sistim Dagger dan Asterisk ICD-9 memperkenalkan sistem dua kode yang diteruskan pada ICD-10, yaitu kode untuk diagnosis yang berisi penyakit umum sebagai dasar masalah, dan kode untuk manifestasinya pada organ atau situs tertentu yang merupakan masalah tersendiri pula. Kode primer digunakan untuk penyakit dasar dan ditandai oleh dagger; dan kode tambahan untuk manifestasi penyakit dasar ditandai dengan asterisk. Kesepakatan ini dilakukan karena kode penyakit dasar saja sering tidak memuaskan dalam pengolahan statistik penyakit tertentu, sementara manifestasinya terasa perlu diklasifikasikan pada bab yang relevan karena merupakan alasan untuk mencari asuhan medis. Walau pun sistem dagger dan asterisk memberikan klasifikasi alternatif untuk presentasi statistik, ICD berprinsip bahwa dagger merupakan kode primer dan harus selalu digunakan. Untuk pengkodean, asterisk tidak boleh digunakan sendirian. Namun, untuk pengodean morbiditas, urutan dagger dan asterisk dapat dibalik kalau manifestasi penyakit merupakan fokus primer dari asuhan. Statistik yang menggunakan kode dagger dianggap sesuai dengan klasifikasi tradisional untuk presentasi data mortalitas dan aspek lain asuhan kesehatan. Kode asterisk muncul sebagai kategori tiga-karakter. Terdapat kategori yang berbeda untuk kondisi yang sama ketika penyakit tertentu tidak dinyatakan sebagai penyebab dasar. Misalnya, kategori G20 dan G21 adalah untuk Parkinsonisme yang bukan merupakan manifestasi penyakit lain, sedangkan G22* adalah Parkinsonisme yang terjadi pada, atau merupakan manifestasi dari penyakit lain. Kode dagger yang sesuai

15

Terjemahan ICD-10 Volume 2

diberikan untuk kondisi yang disebutkan pada kategori asterisk; misalnya, untuk Parkinsonisme yang terjadi pada penyakit sifilis (G22*), kode daggernya adalah A52.1†. Beberapa kode dagger berada dalam kategori dagger khusus. Namun lebih sering kode dagger untuk diagnosis yang memiliki dua elemen, dan kode yang tidak bertanda untuk kondisi elemen tunggal, berasal dari kategori atau subkategori yang sama. Area klasifikasi tempat sistem dagger dan asterisk tidak banyak; hanya 83 kategori khusus asterisk yang ada, yang dinyatakan pada awal bab yang relevan. Rubrik-rubrik yang memiliki penyakit bertanda dagger bisa memiliki satu di antara tiga bentuk berikut ini: i. Kalau dagger dan asterisk muncul pada judul rubrik, semua terms pada rubrik tersebut memiliki klasifikasi kembar dan kode alternatif yang sama, misalnya: A17.0 (†)

Tuberculous meningitis (G01*) Tuberculosis of meninges (celebral) (spinal) Tuberculous leptomeningitis.

ii.

Simbol tampak di judul tetapi pada kode alternatif asterisk. Seluruh term diklasifikasi dalam rubrik yang mempunyai kode alternatif berbeda. Misalnya: A18.1 † Tuberculosisof genitourinary system Tuberculosis of:  Bladder (N33.0*)  Cervix (N74.0*)  Kidney (N29.1*)  Male genital organs (N51.-*)  Ureter (N29.1*)  Tuberculous female pelvic inflamatory disease (N74.1*)

iii.

Simbol dan kode alternatif tidak tampak judul, maka rubrik tersebut merupakan inclusion term yang mungkin berdiri sendiri. Pada keadaan ini, term tersebut ditandai dengan simbol dan kode alternatif. Misalnya : A54.8 Other gonococcal infections Gonococcal:  Peritonitis † (K67.1*)  Pneumonia † (J17.0*)  Septicaemia  Skin lesions.

16

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Pilihan dua kode yang lain Terdapat situasi selain di dalam sistem dagger dan asterisk yang memungkinkan dua kode ICD dipakai untuk menguraikan kondisi seseorang dengan jelas. Catatan pada daftar tabulasi, “Use additional code, if desired ...” menunjukkan situasi ini. Kode-kode tambahan ini hanya digunakan pada tabulasi-tabulasi khusus: i.

ii. iii. iv.

v. vi.

3.1.4

Untuk infeksi lokal yang terdapat pada bab-bab ‘body systems’, kode dari bab I bisa ditambahkan untuk identifikasi penyebab infeksi, kalau informasi ini tidak muncul pada judul rubrik. Blok kategori B95-B97 disediakan untuk ini pada bab I. Untuk neoplasma yang memiliki aktifitas fungsional, kode dari bab II bisa ditambah dengan kode yang sesuai dari bab IV untuk menunjukkan aktifitas fungsionalnya. Untuk neoplasma, kode morfologi hal. 1181-1204 Vol. 1, walaupun bukan bagian ICD utama, bisa ditambahkan untuk identifikasi jenis morfologis tumor tersebut. Untuk kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F00-F09 (kelainan jiwa organik) pada bab V, satu kode dari bab lain bisa ditambahkan untuk menunjukkan penyebab, misalnya penyakit yang mendasari, cedera, atau gangguan lain terhadap otak. Kalau kondisi disebabkan oleh zat yang bersifat toksik, sebuah kode dari bab XX bisa ditambahkan untuk identifikasi zat tersebut. Dua kode bisa digunakan untuk menguraikan cedera, keracunan atau efek lain:.kode dari bab XIX yang menjelaskan bentuk cedera, dan kode dari bab XX yang menjelaskan penyebabnya. Pemilihan kode utama dan kode tambahan tergantung pada tujuan pengumpulan data. Konvensi yang digunakan dalam daftar tabel

Dalam daftar term inklusi dan eksklusi pada daftar tabulasi, ICD menggunakan konvensi khusus yang berhubungan dengan penggunaan tanda kurung (), kurung petak [], titik dua, kurung kurawal {}, singkatan “NOS”, istilah “not elsewhere classified (NEC)”, dan kata “and” pada judulnya. Semua ini perlu dipahami dengan jelas oleh pengkode dan semua orang yang ingin memahami statistik yang didasarkan pada ICD. Tanda Kurung ( ) Tanda kurung digunakan dalam Volume 1 pada empat situasi penting. a.

b.

Tanda Kurung digunakan untuk melampirkan kata tambahan, yang dapat mengikuti istilah diagnostik tanpa mempengaruhi nomor kode kata-kata di luar tanda kurung yang akan digunakan. Sebagai contoh, di I10 istilah inklusi, "Hipertensi (arteri) (jinak) (penting) (ganas) (primer) (sistemik)", menyiratkan bahwa I10 adalah nomor kode untuk kata "Hipertensi" saja atau ketika memenuhi syarat oleh, atau kombinasi lain, dari kata-kata di dalam tanda kurung. Tanda kurung juga digunakan untuk melampirkan kode yang merujuk pada istilah pengecualian. Sebagai contoh: H01.0 Blepharitis, tidak termasuk: blepharoconjunctivitis (H10.5).

c.

Penggunaan lain tanda kurung di dalam judul blok, melampirkan kategori tiga-karakter kode yang termasuk dalam blok itu.

17

Terjemahan ICD-10 Volume 2

d.

Penggunaan terakhir dari tanda kurung dalam Kesembilan Revisi dan berhubungan dengan Dagger (pedang) dan asterik (bintang) sistem. Tanda kurung digunakan untuk melampirkan kode Dagger dalam kategori asterik atau kode asterisk yang mengikuti Istilah Dagger.

Tanda Kurung siku [ ] Tanda Kurung siku digunakan: a. Untuk melampirkan sinonim, kata alternatif atau menjelaskan frase; sebagai contoh: A30 Leprosy/Kusta [penyakit Hansen]; b.

Untuk mengacu pada catatan sebelumnya; sebagai contoh: C00.8 Lesi berlebihan pada bibir [Lihat catatan 5 pada awal BAB ini];

c.

Untuk mengacu pada pernyataan sebelumnya dari subdivisi karakter keempat umum untuk sejumlah kategori; sebagai contoh: K27 peptic ulkus, tempat yang tidak ditentukan [Lihat sebelum K25 untuk subdivisi].

Tanda titik dua : Titik dua ini digunakan dalam urutan term inklusi dan eksklusi di saat kata-kata yang mendahuluinya bukan merupakan term lengkap untuk rubrik tersebut. Mereka memerlukan satu atau lebih kata tambahan yang diurutkan di bawahnya supaya mereka bisa berperan di dalam rubrik tersebut. Misalnya, pada K36, “Other appendicitis”, diagnosis ‘appendicitis’ diklasifikasikan disana hanya kalau ia dilengkapi oleh kata ‘chronic’ atau ‘recurrent’. Tanda kurung kurawal } Sebuah kurung kurawal (ditandai dengan garis lurus) digunakan dalam daftar istilah inklusi dan eksklusi untuk menunjukkan bahwa baik kata-kata yang mendahuluinya maupun kata-kata setelahnya adalah istilah lengkap. Salah satu syarat sebelum tanda kurung kurawal harus memenuhi satu atau lebih dari istilah yang mengikutinya. Sebagai contoh: O71.6 Kerusakan obstetrik pada pelvis dan ligamen Obstetric / Avulsion of inner symphyseal cartilage kebidanan Kerusakan pada tulang ekor Traumatic separation of symphisis (pubis).

'NOS' NOS adalah singkatan dari "Not Otherwise Specified/tidak ditentukan", yang menyiratkan "Unspecified/tidak Ditentukan" atau "unqualified/tidak terbatas". Kadang-kadang suatu term yang tidak memenuhi syarat tetap diklasifikasikan ke dalam rubrik yang berisi jenis kondisi yang lebih spesifik. Ini dilakukan karena di dalam terminology obstetricmedis, bentuk yang paling umum dari suatu kondisi lebih dikenal dengan nama kondisi itu sendiri, sedangkan yang memenuhi syarat justru jenis yang kurang umum. Misalnya istilah ‘mitral stenosis’ (nama kondisi) biasanya dimaksudkan untuk ‘rheumatic mitral stenosis’ (bentuk yang paling umum). Asumsi yang telah tertanam ini harus dipertimbangkan untuk mencegah kesalahan klasifikasi. Pengamatan terhadap “term inklusi” akan menunjukkan apakah suatu asumsi penyebab telah dibuat; pengkode harus hati-hati untuk tidak mengkode sebuah term sebagai tidak memenuhi syarat, kecuali kalau jelas bahwa tidak ada informasi yang memungkinkan klasifikasinya diletakkan di tempat lain. Begitu pula, dalam interpretasi statistik yang 18

Terjemahan ICD-10 Volume 2

berdasarkan ICD, beberapa kondisi yang dimasukkan ke dalam kategori yang tampaknya dijelaskan bisa saja tidak begitu dijelaskan pada catatan yang dikode. Pada saat membandingkan tren penyakit menurut waktu dan mengartikan hasil statistik, perlu disadari bahwa asumsi-asumsi bisa berubah dari satu revisi ICD ke revisi lain. Misalnya, sebelum revisi ke-8, aneurisma aorta yang tidak memenuhi syarat diasumsikan sebagai akibat dari sifilis.. "Not elsewhere Classified/ Tidak diklasifikasikan di tempat lain" Kata-kata ini yang berarti ‘tidak diklasifikasikan di tempat lain’, kalau digunakan pada judul dengan tigakarakter, berfungsi sebagai peringatan bahwa varian tertentu dari kondisi yang ada di dalam daftar bisa muncul di bagian lain dari klasifikasi. Misalnya: J16

Pneumonia akibat organisme menular lain, not elsewhere classified’.

Kategori ini mencakup J16.0 ‘Pneumonia akibat Chlamydia’ dan J16.8 ‘Pneumonia akibat organisme menular lain yang dijelaskan’. Banyak kategori lain yang terdapat pada bab X (misalnya, J10-J15) dan bab lain (misalnya, P23.- Congenital pneumonia) untuk pneumonia akibat organisme menular yang dijelaskan. J18 “Pneumonia, organisme tidak dijelaskan”, digunakan untuk pneumonia yang penyebab infeksinya tidak dinyatakan. “And” pada judul “Dan” bisa berarti “dan/atau”. Misalnya pada rubrik A18.0, ‘Tuberculosis tulang dan sendi’, diklasifikasikan ‘TB tulang’, ‘TB sendi’, dan ‘TB tulang dan sendi’. Point dash .– Pada beberapa kasus, karakter ke-4 pada subkategori digantikan oleh ‘dash’ atau strip datar, misalnya: G03 Meningitis due to other and unspecified causes Excludes: meningoencephalitis (G04.-) Ini menunjukkan bahwa ada karakter ke-4 yang harus dicari di dalam kategori yang sesuai. Konvensi ini digunakan pada daftar tabulasi dan pada indeks alfabet. 3.1.5

Kategori dengan karakteristik umum

Untuk kontrol mutu perlu ada cek terprogram di dalam sistem komputer. Kelompok kategori berikut diberikan sebagai dasar untuk pengecekan terhadap konsistensi internal, dikelompokkan menurut ciri-ciri khusus yang menyatukannya. Kategori Asterisk Kategori tanda berikut ini tidak digunakan sendiri; mereka harus selalu digunakan untuk tambahan pada kode Dagger : D63*, D77*, E35*, E90*, F00*, F02*, G01*, G02*, G05*, G07*, G13*, G22*, G26*, G32*, G46*, G53*, G55*, G59*, G63*, G73*, G94*, G99*, H03*, H06*, H13*, H19*, H22*, H28*, H32*, H36*, H42*, H45*, H48*, H58*, H62*, H67*, H75*, H82*, H94*, I32*, I39*, I41*, I43*, I52*, I68*, I79*, I98*, J17*, J91*, J99*, K23*, K67*, K77*, K87*, K93*, L14*, L45*, L54*, L62*, L86*, L99*, M01*, M03*, M07*, M09*, M14*, M36*, M49*, M63*, M68*, M73*, M82*, M90*, N08*, N16*, N22*, N29*, N33*, N37*, N51*, N74*, N77*, P75*. Kategori terbatas pada satu jenis kelamin 19

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Kategori-kategori berikut hanya berlaku untuk laki-laki: B26.0, C60-C63, D07.4-D07.6, D17.6, D29.-, D40.-, E29.-, E89.5, F52.4, I86.1, L29.1, N40-N51, Q53-Q55, R86, S31.2-S31.3, Z12.5. Kategori-kategori berikut hanya berlaku untuk perempuan: A34, B37.3, C51-C58, C79.6, D06.-, D07.0-D07.3, D25-D28, D39.-, E28.-, E89.4, F52.5, F53.-, I86.3, L29.2, L70.5, M80.0-M80.1, M81.0-M81.1, M83.0, N70-N98, N99.2-N99.3, O00 O99-, P54.6, Q50-Q52, R87, S31.4, S37.4-S37.6, T19.2-T19.3, T83.3, Y76.-, Z01.4, Z12.4, Z30.1, Z30.3, Z30.5, Z31.1, Z31.2, Z32-Z36, Z39.-, Z43.7, Z87.5, Z97.5. Pedoman untuk penanganan ketidakkonsistenan antara kondisi dan jenis kelamin diberikan pada 4.2.5. Kategori Sequele/Gejala Sisa Kategori-kategori berikut disediakan untuk gejala dari kondisi sisa yang berada dalam fase aktif: B90-B94, E64.-, E68, G09, I69.-, O97, T90-T98, Y85 Y89-. Pedoman untuk koding gejala sisa untuk kedua tujuan mortalitas dan morbiditas dapat ditemukan di 4.2.4 dan 4.4.2. Gangguan Postprocedural Kategori-kategori berikut tidak akan digunakan untuk mendasari koding penyebab kematian. Panduan untuk menggunakan mereka pada koding morbiditas ditemukan di 4.4.2: E89.-, G97.-, H59.-, H95.-, I97.-, J95.-, K91.-, M96.-, N99.-.

3.2

Cara menggunakan Volume 3

Bagian ‘Introduction’ pada Volume 3, indeks alfabet ICD-10 memberikan petunjuk cara penggunaannya. Instruksi disitu harus dipelajari secara baik sebelum pengkodean dilakukan. Berikut ini diberikan uraian singkat mengenai struktur dan penggunaannya. 3.2.1

Tata indeks abjad

Volume 3 dibagi menjadi tiga bagian sebagai berikut:  Bagian I daftar dari semua hal yang dapat diklasifikasikan ke Bab I-XIX dan Bab XXI, kecuali obat-obatan dan bahan kimia lainnya;  Bagian II adalah indeks penyebab eksternal morbiditas dan mortalitas dan berisi semua klasifikasi pada Bab XX, kecuali obat-obatan dan zat kimia lainnya;  Bagian III, Tabel Obat dan Bahan Kimia, daftar untuk setiap substansi kode untuk keracunan dan efek samping obat dapat diklasifikasikan pada Bab XIX, dan Bab XX kode-kode yang menunjukkan apakah keracunan itu disengaja, disengaja (menyakiti diri), belum ditentukan, atau efek buruk dari substansi yang benar benar diberikan.

20

Terjemahan ICD-10 Volume 2

3.2.2

Struktur

Indeks ini berisi ‘lead terms’ yang diletakkan pada bagian paling kiri, dengan kata-kata lain (‘modifier’ atau ‘qualifier’) pada berbagai level indentasi di bawahnya. Pada Section I, modifier yang berindentasi (dimajukan ke kanan) ini biasanya berupa jenis, tempat, atau kondisi yang mempengaruhi kode; pada Section II mereka menunjukkan berbagai jenis kecelakaan atau kejadian, kendaraan yang terlibat, dsb. Modifier yang tidak mempengaruhi kode berada di dalam tanda kurung setelah kondisi yang tertulis. 3.2.3

Kode Nomor

Nomor-nomor kode yang menyertai term merujuk ke kategori atau subkategori tempat term tersebut diklasifikasikan. Kalau kode tersebut hanya terdiri dari 3-karakter, bisa diperkirakan bahwa kategori tersebut belum dibagi atas subkategori. Pada umumnya kode subkategori 4-karakter akan muncul kalau kategori telah dibagi. Sebuah ‘dash’ atau strip pada posisi ke-4 (misalnya O03.-) menunjukkan bahwa kategori tersebut telah dibagi namun angka ke-4 bisa ditemukan pada daftar tabulasi (Volume 1). Kalau sistem dagger dan asterisk berlaku pada term itu, maka kedua kode harus digunakan. 3.2.4

Konvensi

Tanda Kurung Tanda kurung digunakan dalam Indeks dengan cara yang sama seperti dalam Volume 1, yaitu untuk melampirkan pengubah. 'NEC' NEC (tidak diklasifikasikan di tempat lain) menunjukkan bahwa varian terdaftar ditentukan kondisi yang diklasifikasikan di tempat lain, dan bahwa, bila sesuai, yang lebih tepat istilah harus dicari dalam indeks. Referensi Silang Referensi silang digunakan untuk menghindari duplikasi yang tidak perlu dalam Index. Kata "see" dibutuhkan koder untuk merujuk pada ke istilah lain; "see also" Mengarahkan koder untuk merujuk tempat lain dalam Indeks jika pernyataan yang dikodekan berisi informasi lain yang tidak ditemukan indentasi di bawah istilah "see also".

3.3

Pedoman dasar pengkodean

Indeks alfabet berisi berbagai term yang tidak ada pada Volume 1, dan pengkodean memerlukan rujukan ke kedua volume tersebut sebelum kode dapat diberikan. Sebelum pengkodean dilakukan, pengkode perlu mengetahui prinsip-prinsip klasifikasi dan pengkodean, dan telah melakukan latihan-latihan praktek. Berikut ini adalah pedoman sederhana yang dimaksudkan untuk membantu pengkode ICD yang bekerja sesekali: 1.

Tentukan jenis pernyataan yang akan dikode dan rujuk ke Section yang sesuai pada Indeks Alfabet. (Kalau pernyataan adalah penyakit, cedera, atau kondisi lain yang bisa diklasifikasikan pada bab IXIX atau XXI, lihat Section I dari Index. Kalau pernyataan ini adalah penyebab luar dari cedera atau kejadian lain yang bisa diklasifikasikan pada bab XX, lihat Section II pada Index). 21

Terjemahan ICD-10 Volume 2

2.

3. 4.

5. 6.

7. 8.

Tentukan lokasi ‘lead term,’. Untuk penyakit dan cedera ini biasanya berupa sebuah kata benda untuk kondisi patologis. Namun, beberapa kondisi yang berupa kata sifat atau eponim (nama orang) bisa juga terdapat disini. Baca dan pedomani semua catatan yangterdapat di bawah ‘lead term’. Baca semua term yang dikurung oleh parentheses setelah ‘lead term’ (modifier ini tidak mempengaruhi nomor kode), di samping semua istilah yang ber-indentasi di bawah ‘lead term’ (modifier ini bisa mempengaruhi nomor kode), sampai semua kata di dalam diagnosis telah diperhatikan. Ikuti dengan hati-hati setiap rujukan silang ‘see’ dan ‘see also’ di dalam Indeks. Rujuk daftar tabulasi (Volume I) untuk memastikan nomor kode yang dipilih. Perhatikan bahwa sebuah kode 3-karakter di dalam Indeks dengan dash (-) pada posisi ke-4 berarti bahwa sebuah karakter ke-4 terdapat pada Volume 1. Subdivisi lebih lanjut yang digunakan pada posisi karakter tambahan tidak diindeks, kalau ini digunakan, ia harus dicari pada volume 1. Pedomani setiap term inklusi dan eksklusi di bawah kode yang dipilih, atau di bawah judul bab, blok, atau kategori. Tentukan kode.

Pedoman khusus untuk pemilihan penyebab atau kondisi yang akan dikodekan, dan untuk coding kondisi yang dipilih, diberikan dalam Bagian 4.

22

Terjemahan ICD-10 Volume 2

4. PETUNJUK DAN PERATURAN UNTUK KODE MORTALITAS DAN MORBIDITAS Bagian ini berisi aturan dan pedoman yang diadopsi oleh World Health Assembly untuk memilih satu penyebab atau kondisi untuk tabulasi rutin dari catatan penyakit atau sertifikat kematian. Pedoman juga diberikan untuk penerapan aturan dan untuk pengkodean kondisi yang dipilih untuk tabulasi.

4.1

Mortalitas : pedoman untuk sertifikat dan peraturan koding

Statistik mortalitas adalah salah satu sumber utama informasi kesehatan dan pada beberapa negara merupakan data yang paling dapat dipercaya dari semua data kesehatan yang ada. 4.1.1

Penyebab kematian

Pada tahun 1967, WHA ke-20 mendefinisikan penyebab kematian yang masuk ke dalam sertifikat kematian sebagai “semua penyakit, kondisi sakit, atau cedera yang menyebabkan atau memudahkan kematian, dan kecelakaan atau kekerasan yang menyebabkan cedera tersebut”. Tujuan definisi ini adalah untuk memastikan agar semua informasi yang relevan tercatat dan agar pembuat sertifikat tidak memilih beberapa kondisi untuk entri dan menolak kondisi lain. Definisi ini tidak mencakup gejala atau cara kematian, seperti kegagalan jantung atau kegagalan pernafasan. Kalau hanya satu penyebab kematian yang tercatat, penyebab ini dipilih untuk tabulasi. Kalau tercatat lebih daripada satu penyebab kematian, maka pemilihan harus dilakukan berdasarkan aturan yang didasarkan pada konsep penyebab dasar kematian. 4.1.2

Penyebab dasar kematian

Konferensi Revisi Internasional 10-tahunan ke-6 menyetujui bahwa penyebab kematian untuk tabulasi primer harus merupakan penyebab dasar kematian. Dari sisi pencegahan kematian, perlu dilakukan pemutusan mata rantai kejadian atau pengobatan pada suatu titik tertentu. Objektif kesehatan masyarakat yang paling efektif adalah mencegah pencetus kematian. Untuk ini, penyebab dasar dinyatakan sebagai “(a) penyakit atau cedera yang memulai rangkaian penyakit yang menyebabkan kematian, atau (b) kecelakaan atau kekerasan yang menimbulkan cedera fatal”. 4.1.3

Formulir internasional sertifikat medis penyebab kematian

Yang dianjurkan oleh WHA. Praktisi medis yang menandatangani sertifikat kematian bertanggung jawab untuk menentukan kondisi sakit mana yang mengarah langsung pada kematian, dan untuk menyatakan kondisi-kondisi pendahulu yang menyebabkan timbulnya kondisi sakit tersebut. Sertifikat medis di bawah ini dirancang untuk memudahkan pemilihan penyebab dasar kematian kalau tercatat dua atau lebih penyebab. Bagian I untuk penyakit-penyakit yang berhubungan dengan rantai kejadian yang menyebabkan kematian, dan Bagian II untuk kondisi yang tidak berhubungan namun memudahkan kematian.

23

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Sertifikat formulir internasional penyebab kematian : Penyebab kematian (Cause of Death) I.Disease or condition directly (a)……………………………. Leading to death due to (or as a consequence of)

Approximate interval between onset and death …………………………

Antecedent cause (b)……………………………. Morbid condition, if any, due to (or as a consequence of) giving rise to the above cause, stating the underlying condition last (c)…………………………….. due to ( or as a consequnece of )

…………………………

(d) …………………………….. II.Other significant conditions ……………………………….. contributing to death, but not related to the desease or condition causing it ………………………………..

…………………………. ………………………….

………………………….

………………………….

*This does not mean the mode of dying, e.g. heaart failure, respiratory failure, it meansthe disease, injury, or complication that cause death Praktisi medis atau orang yang sudah memiliki kualifikasi harus menggunakan pertimbangan klinis dalam melengkapi surat keterangan medis penyebab kematian. Sistem secara otomatis tidak harus memasukkan daftar lain untuk menjadi panduan karena batasan ini di butuhkan dalam diagnosa dan mempunyai efek timbal balik dalam keakurasian dan kegunaan dari laporan/data. Pada tahun 1990 WHA ke-43 menyetujui rekomendasi bahwa kalau diperlukan, negara anggota hendaknya mempertimbangkan penggunaan baris tambahan (d) pada Bagian I sertifikat. Namun negara anggota bisa tetap menggunakan sertifikat dengan tiga baris di Bagian I, kalau baris ke-4 tidak diperlukan atau kalau ada kesulitan dengan masalah peraturan setempat. Kondisi yang tercatat pada baris terbawah Bagian I biasanya merupakan penyebab dasar kematian yang digunakan untuk tabulasi. Namun prosedur pemilihan (yang diuraikan pada bagian berikut) bisa menyebabkan kondisi lain dipilih sebagai penyebab dasar. Untuk membedakan kedua kemungkinan ini, penyebab pendahulu (penyebab awal) digunakan untuk merujuk ke kondisi yang terletak pada baris terakhir sertifikat, dan penyebab dasar kematian digunakan bagi penyebab yang dipilih untuk tabulasi. Kalau hanya ada satu langkah pada rantai kejadian, maka satu entri pada baris I(a) sudah cukup. Kalau lebih dari satu langkah, penyebab langsung dituliskan pada (a), penyebab pendahulu dituliskan pada baris terakhir, dan penyebab antara dituliskan pada baris (b) atau pada baris (b) dan (c). Contoh sertifikat kematian empat langkah misalnya: (a) (b) (c) (d)

Pulmonary embolism Pathological fracture Secondary carcinoma of femur Carcinoma of breast 24

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Bagian II adalah untuk setiap kejadian penting yang membantu terjadinya kematian, tapi tidak berhubungan dengan penyakit atau kondisi yang secara langsung menyebabkan kematian. Setelah kata-kata “akibat (atau konsekuensi dari)” pada sertifikat, yang dimasukkan bukan saja penyebab langsung atau proses patologis, tapi juga penyebab tidak langsung seperti kondisi pendahulu yang menimbulkan kerusakan jaringan atau kegagalan fungsi dan memudahkan terjadinya penyebab langsung, walau pun intervalnya telah lama. Pencatatan perkiraan interval (menit, jam, hari, minggu. bulan atau tahun) antara awal timbulnya setiap kondisi dengan tanggal kematian dapat membantu dokter menuliskan rantai kejadian yang menyebabkan kematian, dan juga berguna untuk membimbing pengkode untuk memilih kode yang sesuai. Tahun 1990 WHA merekomendasikan agar negara anggota mempertimbangkan pencakupan pertanyaan mengenai kehamilan saat itu dan kehamilan dalam waktu satu tahun menjelang kematian. 4.1.4

Prosedur memilih underlying cause of death untuk tabulasi mortalitas

Kalau hanya satu penyebab kematian yang dilaporkan, maka penyebab ini yang digunakan untuk tabulasi. Kalau lebih daripada satu penyebab yang tercatat, langkah pertama dalam memilih penyebab dasar adalah menentukan penyakit awal yang berada di baris terbawah dengan menerapkan Prinsip Umum atau Selection Rules 1, 2, dan 3. Pada beberapa situasi ICD memungkinkan penyebab awal digeser oleh penyebab yang lebih sesuai untuk mengekspresikan penyebab dasar tabulasi. Misalnya, terdapat beberapa kategori untuk kombinasi kondisi-kondisi, atau mungkin terdapat alasan epidemiologis yang kuat untuk mengutamakan kondisi lain yang ada pada sertifikat. Langkah selanjutnya adalah menentukan apakah berlaku satu atau lebih aturan perubahan (Modification Rule) A – F, yang berhubungan dengan situasi di atas. Nomor kode yang dihasilkannya untuk tabulasi digunakan sebagai penyebab dasar. Kalau penyebab awal adalah cedera atau efek lain suatu penyebab luar yang terdapat pada bab XIX, maka kejadian yang menyebabkan terjadinya kondisi tersebut harus dipilih sebagai penyebab dasar untuk tabulasi dan dikode pada V01 – Y89. Kode untuk cedera atau efek bisa digunakan sebagai kode tambahan. 4.1.5

Peraturan untuk seleksi originating antecendent cause

Urutan (sequence) Istilah urutan merujuk pada dua atau lebih kondisi yang diisi pada baris bagian I, setiap kondisi merupakan kausa dari isian yang ada pada baris diatasnya. Contoh 1 : I (a) Bleeding of oesophageal varices (b) Portal hypertension (c) Liver cirrhosis (d) Hepatitis B Bila ada lebih dari penyebab kematian pada baris sertifikat, mungkin untuk mempunyai lebih dari 1 urutan yang dilaporkan. Dalam contoh dibawah ini dilaporkan 4 urutan : 25

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Contoh 2 :

I

(a) Coma (b) Myocardial infarction and cerebrovascular accident (c) Atherosclerosis Hypertension

Urutan tersebut adalah :  Atheroscleosis (menimbulkan) myocardial infarction  Atherosclerosis (menimbulkan) cerebrovascular accident  Hypertension (menimbulkan) myocardial infarction  Hypertension (menimbulkan) cerebrovascular accident

(menimbulkan) coma; (menimbulkan) coma; (menimbulkan) coma; (menimbulkan) coma.

Prinsip umum Prinsip Umum menyatakan bahwa kalau lebih dari satu kondisi terdapat pada sertifikat, maka kondisi yang dimasukkan sendirian di baris terbawah (bagian I) hanya dipilih kalau ia merupakan penyebab seluruh kondisi di atasnya. Pilihan peraturan Peraturan 1. Bila prinsip umum tidak diterapkan dan didapatkan rangkaian laporan yang berakhir pada kondisi yang pertama kali di iisi pada sertifikat, dipilih originating cause dari rangkaian ini. Bila lebih dari 1 rangkaian pada kondisi yang disebutkan pertama di pilih originating cause dari kejadian yang di sebitkan pertama. Peraturan 2. Bila tidak ada laporan kejadian yang berakhir pada kondisi di isi pertama dalam sertifikat, pilih kondisi yang di sebutkan pertama Peraturan 3. Bila kondisi yang di pilih oleh prinsip umum atau peraturan 1 atau peraturan 2 adalah suatu akibat langsung dari kondisi lain yang di laporkan pada bagian 1 atau ii, di pilih kondisi primer ini. 4.1.6

Beberapa pertimbangan dalam memilih aturan

Pada sertifikat yang diisi dengan baik, penyebab dasar akan diisi sendirian pada baris terbawah di Bagian I. Kondisi-kondisi yang timbul akibat penyebab dasar ini, kalau ada, dituliskan di atasnya, satu kondisi untuk satu baris, secara meningkat berurutan. Contoh 3 : I

(a) (b) (c) (d)

Uremia Hydroneprosis Retention of urine Hypertrophy of prostate

Contoh 4 : I

(a) Bronchopneumonia (b) Chronic bronchitis II Chronic myocarditis

Jadi Prinsip Umum berlaku pada sertifikat yang diisi dengan benar. Namun, Prinsip Umum mungkin masih bisa digunakan seandainya kondisi yang diisi sendirian di bagian terbawah merupakan kondisi penyebab seluruh kondisi yang ada di atasnya, walau pun kondisi yang di atas tersebut tidak berurutan sebagaimana mestinya.

26

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Contoh 5 : I

(a) Generalized metastases 5 minggu (b) Bronchopneumonia 3 hari (c) Lung cancer 11 bulan

Prinsip Umum tidak berlaku kalau di baris terbawah terdapat lebih dari satu kondisi, atau kalau kondisi tersebut bukan penyebab kondisi di atasnya. Pedoman untuk menerima sekuensi yang berbeda diberikan pada akhir Rule, namun harus diingat bahwa pernyataan dokter adalah pendapat dari orang yang berwenang mengenai kondisi-kondisi penyebab kematian dan hubungannya, dan tidak bisa diremehkan begitu saja. Kalau Prinsip Umum tidak bisa dipakai, sedapat mungkin usahakan klarifikasi dari dokter yang menulis, karena Selection Rules agak bersifat kompromi dan tidak selalu memberi hasil yang memuaskan. Kalau klarifikasi tidak bisa diperoleh, gunakan aturan pemilihan. Rule 1 hanya dipakai kalau ada sekuensi yang berujung pada kondisi paling atas. Kalau sekuensi ini tidak diperoleh, Rule 2 dipakai dan kondisi paling atas dipilih. Kondisi yang dipilih oleh Rule tersebut bisa saja merupakan akibat yang jelas dari kondisi lain, yang tidak dituliskan menurut hubungan sebab-akibat yang benar, misalnya pada bagian II atau pada baris yang sama pada bagian I. Kalau demikian, maka Rule 3 berlaku dan kondisi primer awal dipilih. Hal ini hanya berlaku kalau tidak diragukan lagi adanya hubungan sebab-akibat antara kedua kondisi tersebut. 4.1.7

Contoh-contoh Prinsip Umum dan seleksi peraturan

Prinsip Umum Bila lebih dari satu kondisi yang diisi pada sertifikat, maka dapat dipilih penyakit yang disebut paling bawah pada bagian I yang dapat menerangkan kondisi diatasnya. Contoh 6 : I (a) Abses of Lung (b) Lobar pneumonia Dipilih Lobar pneumonia (J18.1) Contoh 7 : I (a) Hepatic failure (b) Bile duct obstruction (c) Carcinoma of head of pancreas Dipilih Carcinoma of head of pancreas (C25.0) Contoh 8 : I (a) Cerebral haemorrhage (b) Hypertension (c) Chronic pyelonephritis (d) Prostatic adenoma Dipilih Prostatic Adenoma (D29.1)

27

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Contoh 9 : I (a) Traumatic shock (b) Multiple fractures (c) Pedestrian hit by truck (traffic accident) Dipilih Pedestrian hit by truck (V04.1) Contoh 10 : I (a) Bronchopneumonia (b) Secondary anaemia dan chronic lymphatic leukaemia Dipilih Bronchopneumonia. Tetapi diterapkan juga peraturan 3; Lihat contoh 26 Peraturan 1 Jika prinsip umum tidak diterapkan dan didapatkan rangkaian laporan yang berakhir pada kondisi yang pertama kali diisi pada sertifikat, dipilih originating case dari rangkaian ini. Bila ada lebih dari satu rangkaian yang berakhir pada kondisi yang disebutkan pertama dipilih originating cause dari kejadian yang disebutkan pertama. Contoh 11 :

I (a) Bronchopneumonia (b) Cerebral infarction dan hypertensive heart disease Dipilih Cerebral infarction (I63.9). Disini didapatkan 2 laporan kejadian yang berakhir pada kondisi yang dicatat pertama pada sertifikat; bronchopneumonia karena cerebral infarction, dan bronchopneumonia karena hypertensive heart disease. Dipilih penyebab awal yang disebutkan rangkaian kejadian pertama.

Contoh 12 :

I (a) Oesophageal varices and congestive heart failure (b) Chronic rheumatic heart disease and cirrhosis of liver Dipilih cirrhosis of liver (K74.6). Kejadian berakhir pada kondisi yang pertama dicatat pada sertifikat adalah oesophageal varices karena liver cirrhosis.

Contoh 13 :

I (a) Acute myocardial infarction (b) Atherosclerosis heart disease (c) Influenza Dipilih atherosclerosis heart disease. Laporan kejadian berakhir pada kondisi pertama yang dimasukkan pada sertifikat adalah acute myocardial infarction oleh karena atherosclerosis heart disease. Tetapi diterapkan juga modifikasi peraturan C. (Lihat contoh 45).

Contoh 14 :

I (a) Pericarditis (b) Uraemia and pneumonia Dipilih uraemia. Disini ada 2 laporan kejadian yang berakhir pada kondisi yang pertama dimasukkan pada sertifikat; pericarditis oleh karena uraemia, dan pericarditis oleh karena pneumonia. Dipilih penyebab awal yang disebutkan pada kejadian pertama. Tetapi diterapkan juga modifikasi Peraturan D; Lihat contoh 60.

Contoh 15 :

I (a) Cerebral infarction and hypostic pneumonia (b) Hypertension and diabetes (c) Atherosclerosis Dipilih atherosclerosis. Disini ada 2 laporan kejadian yang berakhir pada kondisi yang pertama dimasukkan pada sertifikat; Cerebral infarction karena hypertension. Dan Cerebral

28

Terjemahan ICD-10 Volume 2

infarction karena diabetes. Dipilih penyebab awal yang disebutkan pada kejadian pertama. Tetapi modifikasi Peraturan C juga diterapkan: Lihat contoh 46. Peraturan 2 Bila tidak ada laporan kejadian yang berakhir pada kondisi diisi pertama dalam sertifikat, dipilih kondisi yang disebutkan pertama. Contoh 16 :

I (a) Pernicious anaemia and gangrene of foot (b) Atherosclerosis Dipilih pernicious anaemia (D51.0). Disini tidak disebutkan urutan kejadian yang berakhir pada kondisi yang diisi pertama.

Contoh 17 :

I (a) Rheumatic and atherosclerosis heart disease Dipilih rheumatic heart disease (I09.9). Disini tidak disebutkan urutan kejadian. Kedua kondisi pada baris yang sama.

Contoh 18 :

I (a) Fibrocytic disease of the pancreas (b) Bronchitis dan bronchiectasis Dipilih fibrocytic disease of the pancreas (E84.9). Disini tidak didapatkan laporan urutan kejadian.

Contoh 19 :

I (a) Seneity dan hypostatic pneumonia (b) Rheumatoid arthritis Dipilih Senility. Disini dilaporkan urutan kejadian hypostatic pneumonia karena rheumatoid arthritis tetapi tidak berakhir pada kondisi yang dicatat pertama pada sertifikat. Tetapi diterapkan juga modifikasi Peraturan A. Lihat contoh 33.

Contoh 20 :

I (a) Bursitis dan ulcerative colitis Dipilih bursitis. Disini tidak didapatkan laporan urutan kejadian tetapi modifikasi Peraturan B juga diterapkan. Lihat contoh 41.

Contoh 21 :

I (a) Acute nephritis, scarlet fever Dipilih acute nephritis. Disini tidak didapatkan laporan urutan kejadian. Tetapi diterapkan juga modifikasi Peraturan 3. Lihat contoh 28.

Peraturan 3 Bila kondisi yang dipilih oleh prinsip umum atau Peraturan 1 atau Peraturan 2 adalah suatu akibat langsung dari kondisi lain yang dilaporkan pada Bagian I atau II, dipilih kondisi primer ini. Akibat yang diperkirakan berasal langsung dari kondisi lain Sarkoma Kaposi, tumor Burkitt, dan kanker lain jaringan limfoid, hematopoietik dan yang terkait, yang bisa diklasifikasikan pada C46.- atau C81-C96, hendaknya dianggap sebagai akibat langsung penyakit HIV, kalau HIV dilaporkan. Asumsi semacam ini tidak dilakukan pada jenis kanker lain. Setiap penyakit infeksi yang diklasifikasikan pada A00-B19, B25-B49, B58-B64, B99, atau J12-J18 harus dianggap konsekuensi langsung penyakit HIV yang dilaporkan. 29

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Komplikasi pasca-bedah tertentu (pneumonia [semua jenis], perdarahan, tromboflebitis, embolisme, trombosis, septikemia, serangan jantung, kegagalan ginjal [akut], aspirasi, atelektasis dan infark) bisa dianggap akibat langsung suatu operasi, kecuali kalau operasi dilakukan empat minggu atau lebih sebelum kematian. Peumonia dan bronkopneumonia bisa diterima sebagai komplikasi semua penyakit. Terutama bronkopneumonia harus dianggap sebagai akibat nyata dari penyakit yang sangat menguruskan badan (seperti kanker dan malnutrisi) dan penyakit penyebab kelumpuhan (seperti cedera otak atau medulla spinalis, perdarahan atau trombosis otak, dan poliomyelitis), sebagaimana juga penyakit menular dan cedera besar. Setiap penyakit yang dinyatakan atau memenuhi syarat sebagai ‘embolik’ bisa dianggap sebagai akibat langsung trombosis vena, flebitis atau tromboflebitis, penyakit katup jantung, fibrillasi atrium, melahirkan anak, atau operasi. Setiap penyakit yang dinyatakan sekunder harus dianggap akibat langsung dari penyebab primer yang paling mungkin yang tertulis pada sertifikat kematian. Anemia, malnutrisi, marasmus atau cachexia sekunder atau yang tidak dijelaskan bisa dianggap sebagai akibat kanker. Setiap pielonefritis bisa dianggap sebagai akibat obstruksi urin yang timbul akibat kondisi-kondisi seperti hiperplasia prostat atau stenosis ureter. Sindroma nefritik bisa diduga sebagai akibat infeksi streptokokus (demam skarlet, radang tenggorok, dsb). Dehidrasi bisa dianggap sebagai akibat semua penyakit infeksi usus. Operasi pada organ harus dianggap sebagai akibat langsung ‘kondisi bedah’ (misalnya tumor ganas atau cedera) pada organ yang sama yang dilaporkan pada sertifikat. Contoh 22 :

I (a) Kaposi’s sarcoma II AIDS Pilih penyakit HIV yang menghasilkan Kaposi’s sarcoma (B21.0)

Contoh 23 :

I (a) Kanker Ovarium II Penyakit HIV Pilih malignant neoplasm of ovary (C56)

Contoh 24 :

I (a) Tuberkulosis II Penyakit HIV Pilih penyakit HIV mengakibatkan infeksi mikobakteri (B20.0)

Contoh 25 :

I (a) Cerebral toksoplasmosis dan herpes zoster (b) Burkitt’s lymphoma, penyakit HIV

30

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Pilih penyakit HIV yang mengakibatkan beberapa klasifikasi penyakit tempat lainnya (B22.7). Toksoplasmosis otak, dipilih oleh Peraturan 2, dapat dianggap sebagai konsekuensi langsung dari penyakit HIV. Contoh 26 :

I (a) Bronkopneumonia II Anemia sekunder dan leukemia limfatik kronis Pilih leukemia limfatik kronis (C91.1). Bronkopneumonia, dipilih oleh Prinsip Umum (lihat contoh 10), dan anemia sekunder dapat keduanya dianggap sebagai sekuel langsung leukemia limfatik kronis.

Contoh 27 :

I (a) Perdarahan Cerebral (b) Hipertensi (c) Pielonefritis kronis dan obstruksi prostat Pilih obstruksi prostat (N40). Pielonefritis kronis, dipilih oleh Peraturan l, dapat dianggap sebagai sekuel langsung obstruksi prostat.

Contoh 28 :

I (a) Nefritis akut, demam berdarah Pilih demam berdarah (A38). Nefritis akut, dipilih oleh Peraturan 2 (lihat Contoh 21), dapat dianggap sebagai sekuel langsung demam berdarah.

Contoh 29 :

I (a) Nephrectomy II Karsinoma sel jernih ginjal Pilih karsinoma sel jernih ginjal (C64). Tidak diragukan bahwa nefrektomi tersebut dilakukan untuk ganas neoplasma ginjal.

Contoh 30 :

I (a) Anemia akut (b) Hematemesis (c) Perdarahan varises esofagus (d) Hipertensi portal II Sirosis hati Pilih sirosis hati (K74.6). Hipertensi portal, dipilih oleh Prinsip Umum, dapat dianggap sebagai konsekuensi langsung dari sirosis hati.

Contoh 31 :

I (a) Pneumonia Hypostatic, cerebral (b) Perdarahan dan kanker payudara Pilih pendarahan otak (I61.9). Pneumonia hipostatik, dipilih oleh Peraturan 2, dapat dianggap sebagai sekuel langsung dari salah satu kondisi lain yang dilaporkan; disebutkan salah satu pilihan pertama.

Contoh 32 :

I (a) Infark paru II Pneumonectomy kiri untuk karsinoma paru 3 minggu yang lalu Pilih karsinoma paru (C34.9).

4.1.8

Modifikasi dari kasus yang terpilih

Penyebab kematian yang terpilih tidak selalu merupakan kondisi yang paling berguna dan informatif untuk tabulasi. Misalnya senilitas (tua) atau beberapa penyakit umum seperti hipertensi dan aterosklerosis, 31

Terjemahan ICD-10 Volume 2

gunanya lebih rendah daripada manifestasi atau akibat dari kondisi tersebut. Kadang-kadang perlu mengubah pemilihan untuk memenuhi persyaratan klasifikasi, baik untuk kode tunggal dari dua atau lebih penyebab kematian yang dilaporkan bersamaan, atau untuk memilih penyebab tertentu kalau dilaporkan dengan kondisi tertentu lain. Modification Rules (aturan perubahan) berikut ditujukan untuk meningkatkan kegunaan dan ketepatan data kematian, dan hendaknya digunakan setelah pemilihan penyebab dasar. Proses pemilihan dan modifikasi yang saling terkait ini dipisahkan untuk memberikan kejelasan masing-masing proses. Beberapa di antara modification rules memerlukan penerapan lebih lanjut dari selection rules, yang tidak akan sulit bagi pengkode yang berpengalaman, tapi perlu sekali menjalani proses seleksi, modifikasi, dan kalau perlu pemilihan kembali (reseleksi). 4.1.9

Peraturan modifikasi

Peraturan A. Ketuaan dan kondisi lain yang sulit dijelaskan Kalau penyebab yang dipilih bisa diklasifikasikan pada bab XVIII (Gejala, tanda dan penemuan klinis dan laboratorium abnormal, yang tidak diklasifikasikan di tempat lain) kecuali untuk R95 (Sudden infant death syndrome), dan pada sertifikat dilaporkan kondisi lain yang klasifikasinya bukan R00-R94 atau R96-R99, pilihlah penyebab kematian seolah-olah kondisi yang bisa diklasifikasikan pada bab XVIII itu tidak dilaporkan, kecuali kalau kondisi itu memodifikasi pengkodean. Peraturan B. Kondisi trivial Kalau penyebab yang dipilih adalah kondisi trivia (tidak berarti) yang biasanya tidak mematikan, dan sebuah kondisi yang lebih serius dilaporkan, pilihlah penyebab dasar kematian seolah-olah kondisi trivia tadi tidak dilaporkan. Kalau kematian merupakan akibat reaksi yang tidak diinginkan pada pengobatan kondisi trivia, pilihlah reaksi yang tidak diinginkan itu. Peraturan C. Berkaitan Kalau penyebab yang terpilih dihubungkan dengan satu atau lebih kondisi lain di dalam sertifikat oleh sebuah ketentuan di dalam klasifikasi atau di dalam catatan yang digunakan untuk pengkodean penyebab dasar kematian, kodelah kombinasinya. Kalau ketentuan linkage hanya untuk kombinasi satu kondisi yang dinyatakan sebagai akibat kondisi lain, kombinasinya dikode hanya kalau hubungan sebab-akibat yang benar telah dinyatakan atau dapat diperkirakan dari penerapan Selection Rules. Kalau terjadi pertentangan pada linkage, hubungkan dengan kondisi yang mungkin akan dipilih seandainya penyebab yang semula terpilih tidak dilaporkan. Buatlah linkage lanjutan yang bisa diterapkan. Peraturan D. Kekhususan Kalau penyebab yang dipilih menunjukkan kondisi secara umum, dan sebuah kondisi yang menyediakan informasi yang lebih tajam mengenai situs atau bentuk kondisi ini dilaporkan di dalam sertifikat, pilihlah

32

Terjemahan ICD-10 Volume 2

kondisi yang lebih informatif. Rule ini akan sering berlaku kalau kondisi umum menjadi suatu sifat yang memberi kualifikasi pada kondisi yang lebih tepat. Peraturan E. Stadium awal dan akhir penyakit Kalau penyebab yang dipilih merupakan tingkat awal suatu penyakit sedangkan tingkat yang lebih lanjut dari penyakit yang sama dilaporkan di dalam sertifikat, maka kodelah yang lebih lanjut. Rule ini tidak berlaku pada bentuk ‘kronis’ yang dilaporkan sebagai akibat bentuk ‘akut’ kecuali kalau klasifikasi memberikan instruksi khusus untuk efek tersebut. Peraturan F. Sequele Kalau penyebab yang dipilih merupakan bentuk awal suatu kondisi, sedangkan klasifikasi menyediakan kategori “Sekuel dari ......” yang terpisah, dan terdapat bukti bahwa kematian disebabkan oleh efek sisa kondisi ini, bukan fase aktifnya, maka kodelah kategori “Sequelae of ...........” yang sesuai. Kategori “Sequelae of ....” adalah sebagai berikut: B90-B94, E64.-, E68, G09, I69, O97, dan Y85-Y89. 4.1.10 Peraturan modifikasi dan contoh Peraturan A. Senility and other III defined conditions Kalau penyebab yang dipilih bisa diklasifikasikan pada bab XVIII (Gejala, tanda dan penemuan klinis dan laboratorium abnormal, yang tidak diklasifikasikan di tempat lain) kecuali untuk R95 (Sudden infant death syndrome), dan pada sertifikat dilaporkan kondisi lain yang klasifikasinya bukan R00-R94 atau R96-R99, pilihlah penyebab kematian seolah-olah kondisi yang bisa diklasifikasikan pada bab XVIII itu tidak dilaporkan, kecuali kalau kondisi itu memodifikasi pengkodean. Contoh 33 :

I (a) Senility and hypostaticpneumonia (b) Rheumatoid arthritis Diberi kode Rheumatoid arthritis (M06.9). Senility yang dipilih dengan peraturan 2 (lihat contoh 19) dapat diabaikan dan diterapkan prinsip umum.

Contoh 34 :

I (a) Anaemia (b) Splenomegaly Diberi kode Splenomegaly anaemia (D64.89). Splenomegaly yang dipilih dengan prinsip umum diabaikan tetapi kode dimodifikasi.

Contoh 35 :

I (a) Myocardial degeneration and (b) Emphysema (c) Senility Diberi kode Myocardial degeneration (I51.5). Senility yang dipilih dengan prinsip umum, diabaikan dan diterapkan peraturan 2.

Contoh 36 :

I (a) Cough and hematemesis Diberi kode hematemesis (K92.0). Cough yang dipilih dengan peraturan 2 diabaikan.

33

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Contoh 37 :

I (a) Terminal pneumonia (b) Spreading gangrene and cerebrovascular (c) Infraction Diberi kode cerebrovascular infraction (I63.9). Gangrene yang dipilih dengan peraturan 1 diabaikan dan diterapkan prinsip umum.

Peraturan B. Kondisi Trivial Kalau penyebab yang dipilih adalah kondisi trivia (tidak berarti) yang biasanya tidak mematikan, dan sebuah kondisi yang lebih serius dilaporkan, pilihlah penyebab dasar kematian seolah-olah kondisi trivia tadi tidak dilaporkan. Kalau kematian merupakan akibat reaksi yang tidak diinginkan pada pengobatan kondisi trivia, pilihlah reaksi yang tidak diinginkan itu. Contoh 38 :

I (a) Dental caries II Diabetes Diberi kode (E14.9). Dental caries yang dipilih diabaikan.

Contoh 39 :

I (a) Ingrowingtoenaill and acute renal failure Diberi kode acute renalfailure (N17.9). Ingrowing toenail yang dipilih dengan peraturan 2 diabaikan.

Contoh 40 :

I (a) Intraoperative haemorrhage (b) Tonsilectomy (c) Hyperthropy of tonsils Diberi kode haemorrhage during surgical operation (Y60.0).

Contoh 41 :

I (a) Septicaemia (b) Impetigo Diberi kode (L01.0). Dipilih karena tidak ditentukan kondisi lain.

Contoh 42 :

I (a) Respiratory insufficiency (b) Upper respiratory infection Dikode upper respiratory infection (J06.9). dipilih karena tidak ditentukan kondisi lain.

Aturan C. Hubungan (Linkage) Kalau penyebab yang terpilih dihubungkan dengan satu atau lebih kondisi lain di dalam sertifikat oleh sebuah ketentuan di dalam klasifikasi atau di dalam catatan yang digunakan untuk pengkodean penyebab dasar kematian, kodelah kombinasinya. Kalau ketentuan linkage hanya untuk kombinasi satu kondisi yang dinyatakan sebagai akibat kondisi lain, kombinasinya dikode hanya kalau hubungan sebab-akibat yang benar telah dinyatakan atau dapat diperkirakan dari penerapan Selection Rules. Kalau terjadi pertentangan pada linkage, hubungkan dengan kondisi yang mungkin akan dipilih seandainya penyebab yang semula terpilih tidak dilaporkan. Buatlah linkage lanjutan yang bisa diterapkan. 34

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Contoh 43 :

I (a) Obstruksi intestin (b) Hernia femoralis Kode dengan hernia femoralis dengan obstruksi (K41.3).

Contoh 44 :

I (a) Right bundle-branch block dan Penyakit Chagas Kode dengan Penyakit Chagas dengan gangguan jantung (B.57.2). Right bundle-branch block, diseleksi dengan Aturan 2, berhubungan dengan Penyakit Chagas.

Contoh 45 :

I (a) Infark miokard akut (b) Penyakit jantung aterosklerotik (c) Influenza Kode dengan infark miokard akut (I21.9). Penyakit jantung aterosklerotik, diseleksi dengan Aturan 1 (lihat contoh 13), berhubungan dengan infark miokard akut.

Contoh 46 :

I (a) Infark serebral dan pneumonia hipostatik (b) Hipertensi dan Diabetes (c) Aterosklerosis Kode dengan infark serebral (I63.9). Aterosklerosis, diseleksi dengan Aturan 1 (lihat contoh 15), berhubungan dengan hipertensi, yang juga berhubungan dengan infark serebral.

Contoh 47 :

I (a) Dilatasi jantung dan sklerosis ginjal (b) Hipertensi Kode dengan Penyakit ginjal dan jantung hipertensif (I13.9). Ketiga kondisi dikombinasikan.

Contoh 48 :

I (a) Stroke (b) Atherosklerosis dan penyakit jantung hipertensif Kode dengan penyakit jantung hipertensif (I11.9). Aterosklerosis, diseleksi dengan Aturan 1, berhubungan dengan penyakit jantung hipertensif karena penyakit jantung hipertensid akan dipilih dengan Prinsip Umum jika aterosklerosis tidak dilaporkan.

Contoh 49 :

I (a) Stroke dan hipertensif (b) Penyakit jantung (c) Aterosklerosis Kode dengan Stroke (I64). Aterosklerosis, diseleksi dengan Prinsip Umum, berhubungan dengan stroke karena kondisi ini akan dipilih sesuai Aturan 2 apabila aterosklerosis tidak dilaporkan.

Contoh 50 :

I (a) Polisitemia sekunder (b) Empisema paru (c) Bronkitis kronik Kode dengan Bronkitis kronik obstruktif (J44.8). Bronkitis kronik, diseleksi dengan prinsip umum, berhubungan dengan emfisema.

Contoh 51 :

I (a) Dilatasi jantung (b) Hipertensi II Atrofi ginjal 35

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Kode dengan Penyakit ginjal dan jantung hipertensif (I13.9). Ketiga kondisi dikombinasikan. Contoh 52 :

I (a) Bronkopneumonia (aspirasi) (b) Konvulsi (c) Meningitis tuberkulosa II Tuberkulosis paru Kode dengan Tuberkulosis paru (A16.2). Meningitis tuberkulosa, diseleksi dengan Prinsip umum, tidak dapat digunakan apabila telah disebutkan tuberculosis paru.

Contoh 53 :

I (a) Fraktur oksipital (b) Jatuh akibat konvulsi epileptikum Kode dengan Kejang epileptikum (G40.9). Jatuh, diseleksi dengan aturan 1, berhubungan dengan kejang epileptikum.

Contoh 54 :

I (a) Cardiac arrest II Penyakit Chagas Kode dengan Penyakit Chagas dengan gangguan jantung (B57.2). Cardiac arrest, diseleksi dengan Prinsip umum, berhubungan dengan Penyakit Chagas.

Aturan D. Spesifisitas Kalau penyebab yang dipilih menunjukkan kondisi secara umum, dan sebuah kondisi yang menyediakan informasi yang lebih tajam mengenai situs atau bentuk kondisi ini dilaporkan di dalam sertifikat, pilihlah kondisi yang lebih informatif. Rule ini akan sering berlaku kalau kondisi umum menjadi suatu sifat yang memberi kualifikasi pada kondisi yang lebih tepat. Contoh 55 :

I (a) Infark serebral (b) Gangguan serebrovaskular Kode dengan infark serebral (I63.9).

Contoh 56 :

I (a) Penyakit jantung reumatik, stenosis mitral Kode dengan Stenosis mitral reumatik (I05.0).

Contoh 57 :

I (a) Meningitis (b) Tuberculosis Kode dengan meningitis tuberkulosa (A17.0). Kedua kondisi tersebut dinyatakan dalam hubungan kausalitas yang tepat.

Contoh 58 :

I (a) Hipertensi berat dalam kehamilan II Kejang eklampsia Kode dengan eklampsia dalam kehamilan (O15.0).

Contoh 59 :

I (a) Aneurisma aorta (b) Sifilis Kode dengan aneurisma aorta sifilitik (A52.0). Kedua kondisi tersebut dinyatakan dalam hubungan kausalitas yang tepat.

36

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Contoh 60 :

I (a) Perikarditis (b) Uremia dan pneumonia Kode dengan perikarditis uremikum (N18.5). Uremia, diseleksi dengan Aturan 1 (lihat contoh 14), memodifikasi perikarditis.

Aturan E. Stadium awal dan akhir penyakit Kalau penyebab yang dipilih merupakan tingkat awal suatu penyakit sedangkan tingkat yang lebih lanjut dari penyakit yang sama dilaporkan di dalam sertifikat, maka kodelah yang lebih lanjut. Rule ini tidak berlaku pada bentuk ‘kronis’ yang dilaporkan sebagai akibat bentuk ‘akut’ kecuali kalau klasifikasi memberikan instruksi khusus untuk efek tersebut.

Contoh 61:

I (a) Sifilis tersier (b) Sifilis primer Kode dengan sifilis tersier (A52.9).

Contoh 62 :

I (a) Eklampsia selama kehamilan (b) Preeklampsia Kode untuk eklampsia selama kehamilan (O15.0).

Contoh 63 :

I (a) Miokarditis kronik (b) Miokarditis akut Kode untuk miokarditis akut (I40.9).

Contoh 64 :

I (a) Nefritis kronik (b) Nefritis akut Kode untuk nefritis kronik, tidak spesifik (N03.9), karena instruksi khusus diberikan untuk efek ini.

Aturan F. Gejala Sisa (Sequalae) Apabila penyebab utama yang dipilih merupakan bentuk awal suatu kondisi sedangkan klasifikasi menyediakan kategori terpisah untuk “Sequalae of ...” (“Gejala sisa dari ...”), dan terdapat bukti bahwa kematian disebabkan oleh efek residu dari kondisi ini, bukan dari fase aktifnya, pengkodean yang sesuai adalah kategori “Sequalae of ...”. Kategori “Sequalae of ...” adalah sebagai berikut : B90-B94, E64.-, E68, G09, I69, O97 dan Y85-Y89. Contoh 65:

I (a) Fibrosis paru (b) Tuberkulosis paru lama Kode dengan gejala sisa tuberkulosis paru (B90.9).

Contoh 66 :

I (a) Bronkopneumonia (b) Pembengkokan tulang belakang (curvature of spine) (c) Rickets pada masa kanak-kanak Kode dengan gejala sisa rickets (E64.3). 37

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Contoh 67 :

I (a) Hidrosefalus (b) Meningitis tuberkulosa Kode dengan gejala sisa meningitis tuberkulosa (B90.0).

Contoh 68 :

I (a) Pneumonia hipostatik (b) Hemiplegia (c) Gangguan serebrovaskular (10 tahun) Kode dengan gejala sisa gangguan serebrovaskular (I69.4).

Contoh 69 :

I (a) Nefritis kronik (b) Demam scarlet Kode dengan gejala sisa penyakit parasit dan infeksi spesifik lainnya (B94.8). Deskripsi nefritis sebagai nefritis kronik menggambarkan bahwa demam scarlet tidak lagi berada dalam fase aktif.

4.1.11 Catatan untuk digunakan pada pengkodean penyebab utama kematian Catatan berikut seringkali menunjukkan bahwa jika kode yang dipilih untuk sementara, seperti yang tercantum dalam kolom di sebelah kiri, mempunyai salah satu kondisi seperti yang tertera di bawahnya, maka kode yang digunakan adalah yang diberikan cetak tebal. Terdapat dua tipe kombinasi: “with mention of” (dengan menyebutkan) maksudnya adalah bahwa kondisi lainnya dapat muncul dimana saja pada keterangan; “when reported as the origination antecedent cause of” (jika dilaporkan sebagai penyebab awal dari) berarti bahwa kondisi lainnya harus dijelaskan dalam hubungan sebab-akibat yang tepat atau dengan kata lain dinyatakan sebagai “akibat” dari penyebab utama yang dimaksud. A00-B99

Certain infectious and parasitic diseases Kecuali pada penyakit HIV (B20-B24), jika dilaporkan sebagai penyebab awal dari neoplasma ganas, kode dengan C00-C97.

A15.A16.-

Tuberkulosis paru, ditegakkan dengan pemeriksaan bakteriologi dan histologi. Tuberkulosis paru, tanpa ditegakkan dengan pemeriksaan bakteriologi dan histologi. Dengan menyebutkan: J60-J64 (Pneumoconiosis), kode dengan J65.

A17.A18.-

Tuberculosis of nervous system Tuberculosis of other organs Dengan menyebutkan: A15 atau A16 (tuberkulosis paru/saluran pernapasan), kode A15, A16, kecuali dilaporkan sebagai penyebab awal dan berlangsung lebih lama daripada kondisi A15.- atau A16.-

A39.2 A39.3

Acute meningococcaemia Chronic meningococcaemia 38

Terjemahan ICD-10 Volume 2

A39.4

Meningococcaemia, unspecified Dengan menyebutkan: A39.0 (Meningococcal meningitis), kode dengan A39.0 A39.1 (Waterhouse-Friderichsen syndrome), kode denganA39.1

A40.A41.A46

Streptococcal septicaemia Other septicaemia Erysipelas Kode untuk penyakit-penyakit ini jika disertai oleh cedera ringan (kondisi apapun dengan S00, S10, S20, S30, S40, S50, S60, S70, S80, S90, T00, T09, T11.0), atau luka bakar derajat satu; jika disertai oleh cedera yang lebih serius, kode dengan penyebab eksternal cederanya.

B20-B24

Human immunodeficiency virus [HIV] disease Subkategori pada B20-B23 adalah satu-satunya pilihan kode 4-karakter yang tersedia untuk negara yang menggunakan ICD-10 versi 4-karakter. Subkategori 4-karakter ini disediakan untuk digunakan apabila tidak dimungkinkan atau tidak diinginkan untuk menggunakan kode penyebab ganda. Kondisi yang dapat diklasifikasikan ke dalam dua atau lebih subkategori dalam kategori yang sama sebaiknya dikode ke dalam subkategori .7 dari kategori yang relevan (B20 atau B21). Jika diinginkan, kode tambahan dari blok B20-B24 dapat digunakan untuk menentukan kondisi individu terdaftar.

B22.7

Penyakit HIV yang mengakibatkan beberapa penyakit yang klasifikasinya di tempat lain Subkategori ini sebaiknya digunakan jika tertera kondisi yang dapat diklasifikasikan ke dalam dua atau lebih kategori dari B20-B22 tercatat pada keterangan. Jika perlu, kode tambahan dari blok B20-B24 dapat digunakan untuk menjelaskan kondisi individu terdaftar.

B95-B97

Bacterial, viral and other infectious agents Tidak digunakan untuk pengkodean penyebab utama kematian.

D50-D89

Penyakit darah dan organ pembentuk darah dan gangguan tertentu yang melibatkan sistem imun Sebagai akibat dari: B20-B24 Penyakit HIV dan dimana terdapat keterangan yang menunjukkan bahwa penyakit HIV adalah akibat dari transfusi darah yang diberikan sebagai terapi pada kondisi sebelumnya, kode dengan B20-B24.

E86

Volume depletion (kekurangan cairan) Dengan menyebutkan: A00-A09 (Intestinal infectious diseases), kode dengan A00-A09

E89.-

Postprocedural endocrine and metabolic disorders, not elsewhere classified Tidak digunakan untuk pengkodean penyebab utama kematian. Lihat juga “Operation”, 4.2.6.

F01-F09

Gangguan mental organik, termasuk gejala Tidak untuk digunakan apabila kondisi fisik yang mendasarinya diketahui.

39

Terjemahan ICD-10 Volume 2

F10-F19

Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif Karakter keempat .0 (intoksikasi akut), dan .5 (gangguan psikotik) dengan menyebutkan Sindrom Ketergantungan (.2), kode dengan F10-F19 dengan karakter keempat .2.

F10.-

Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan alkohol Dengan menyebutkan: K70.(Alcoholic liver disease), kode dengan K70.-

F10.2

Sindrom ketergantungan akibat penggunaan alkohol Dengan menyebutkan: F10.4, F10.6, F10.7 Withdrawal state with delirium, Amnesic syndrome, Residual and late‑onset psychotic disorder, kode dengan F10.4, F10.6, F10.7

F17.-

Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan tembakau (rokok) Jika dilaporkan sebagai penyebab yang berasal dari : C34.(Malignant neoplasm of bronchus and lung), kode dengan C.34.I20-I25 (Ischaemic heart disease), kode dengan I20-I25 J40-J47 (Chronic lower respiratory disease), kode dengan J40-J47

F70-F79

Retardasi mental Tidak untuk digunakan apabila kondisi fisik yang mendasari diketahui

G25.5

Other chorea (gangguan saraf lainnya) Dengan menyebutkan: I00-I02 (Acute rheumatic fever), kode dengan I02.I05-I09 (Chronic rheumatic heart disease), kode dengan I02.-

G81.G82.G83.-

Hemiplegia Paraplegia dan tetraplegia Sindrom paralitik lainnya Tidak untuk digunakan apabila penyebab paralisisnya diketahui.

G97.-

Postprocedural disorders of nervous system, not elsewhere classified Tidak digunakan untuk pengkodean penyebab utama kematian. Lihat ”Operations”, 4.2.6

H54.-

Blindness and low vision Tidak digunakan apabila kondisi yang mendahuluinya diketahui.

H59.-

Postprocedural disorders of eye and adnexa, not elsewhere classified Tidak digunakan untuk pengkodean penyebab utama kematian. Lihat ”Operations”, 4.2.6

H90.H91.-

Conductive and sensorineural hearing loss Other hearing loss Tidak digunakan apabila kondisi yang mendahuluinya diketahui.

H95.-

Postprocedural disorders of ear and mastoid process, not elsewhere classified Tidak digunakan untuk pengkodean penyebab utama kematian. Lihat ”Operations”, 4.2.6 40

Terjemahan ICD-10 Volume 2

I05.8 I05.9

Other mitral valve disease Mitral valve disease, unspecified Jika penyebab tidak spesifik dengan menyebutkan: I34.(Nonrheumatic mitral valve disorders), kode dengan I34.-

I09.1 I09.9

Rheumatic disease of endocardium, valve unspecified Rheumatic heart disease, unspecified Dengan menyebutkan: I05-I08 (Chronic rheumatic heart disease), kode dengan I05-I08

I10

Essential (primary) hypertension Dengan menyebutkan: I11.(Hypertensive heart disease), kode dengan I11.I12.(Hypertensive renal disease), kode dengan I12.I13.(Hypertensive heart and renal disease), kode dengan I13.I20-I25 (Ischaemic heart disease), kode I20-I25 I60-I69 (Cerebrovascular disease), kode dengan I60-I69 N00.(Acute nephritic syndrome), kode dengan N00.N01.(Rapidly progressive nephritic syndrome), kode dengan N01.N03.(Chronic nephritic syndrome), kode dengan N03.N04.(Nephrotic syndrome), kode dengan N04.N05.(Unspecified nephritic syndrome), kode dengan N05.N18.(Chronic renal failure), kode dengan I12.N19 (Unspecified renal failure), kode dengan I12.N26 (Unspecified contracted kidney), kode dengan I12.Jika dilaporkan sebagai penyebab yang berasal dari : H35.0 (Background retinopathy and other vascular changes), kode dengan H35.0 I05-I09 (Conditions classifiable to I05-I09 but not specified as rheumatic), kode dengan I34-I38 I34-I38 (Nonrheumatic valve disorders), kode dengan I34-I38 I50.(Heart failure), kode dengan I11.0 I51.4-I51.9 (Complications and ill defined descriptions of heart disease), kode dengan I11.-

I11.-

Hypertensive heart disease Dengan menyebutkan: I12.(Hypertensive renal disease), kode dengan I13.I13.(Hypertensive heart and renal disease), kode dengan I13.I20-I25 (Ischaemic heart disease), kode dengan I20-I25 N18 (Chronic renal failure), kode dengan I13 N19 (Unspecified renal failure), kode dengan I13.N26 (Unspecified contracted kidney), kode dengan I13.-

I12.-

Hypertensive renal disease Dengan menyebutkan: I11.(Hypertensive heart disease), kode dengan I13.41

Terjemahan ICD-10 Volume 2

I13.I20-I25

(Hypertensive heart and renal disease), kode dengan I13.(Ischaemic heart disease), kode dengan I20-I25

Jika dilaporkan sebagai penyebab yang berasal dari : I50.(Heart failure), kode dengan I13.0 I51.4-I51.9 (Complications and ill-defined descriptions of heart disease), kode dengan I13.I13.-

Hypertensive heart and renal disease Dengan menyebutkan: I20-I25 (Ischaemic heart disease), kode dengan I20-I25

I15.-

Secondary hypertension Tidak digunakan untuk pengkodean penyebab utama kematian. Jika penyebabnya tidak disebutkan, maka kode yang digunakan adalah penyebab kematian lain yang tidak jelas dan tidak spesifik (R99).

I20.I24.I25.-

Angina pectoris Other acute ischaemic heart disease Chronic ischaemic heart disease Dengan menyebutkan: I21 (Acute myocardial infraction), kode dengan I21.I22.(Subsequent myocardial infraction), kode dengan I22.-

I21.-

Acute myocardial infarction Dengan menyebutkan: I22.(Subsequent myocardial infraction), kode dengan I22.-

I23.-

Certain current complication following acute myocardial infarction Tidak digunakan untuk pengkodean penyebab utama kematian. Gunakan kode I21.- atau I22.yang sesuai.

I24.0

Coronary thrombosis not resulting in myocardial infarction Tidak digunakan untuk pengkodean penyebab utama kematian. Untuk kematian yang diasumsikan karena terjadi infark miokardium dan sudah ada penatalaksanaan untuk itu, kode dengan I21.- atau I22.-

I27.9

Pulmonary heart disease, unspecified Dengan menyebutkan: M41.(Scoliosis), kode dengan I27.1

I44.I45.I46.I47.I48.I49.I50.-

Atrioventricular and left bundle-branch block Other conduction disorders Cardiac arrest Paroxysmal tachycardia Atrial fibrillation flutter Other cardiac arrhythmias Heart failure 42

Terjemahan ICD-10 Volume 2

I51.4-I51.9 Complications and ill-defined descriptions of heart disease Dengan menyebutkan: B57.(Chagas’ disease), kode dengan B57.I20-I25 (Ischaemic heart disease), kode dengan I20-I25 I50.I51.9

Heart failure Heart disease, unspecified Dengan menyebutkan: M41 (Scoliosis), kode dengan I27.1

I50.9 I51.9

Heart failure, unspecified Heart disease, unspecified Dengan menyebutkan: J81 (Pulmonary oedema), kode dengan I50.1

I65.I66.-

Occlusion and stenosis of precerebral arteries, not resulting in cerebral infarction Occlusion and stenosis of cerebral arteries, not resulting in cerebral infarction Tidak digunakan untuk pengkodean penyebab utama kematian. Untuk kematian yang diasumsikan karena terjadi infark otak dan sudah ada penatalaksanaan untuk itu, kode dengan I63.-

I67.2

Cerebral atherosclerosis Dengan menyebutkan: I60-I64 (Cerebral haemorrhage, cerebral infarction or stroke), kode dengan I60-I64 Jika dilaporkan sebagai penyebab awal dari kondisi : F03.(Unspecified dementia), kode dengan F01.G20 (Parkinson’s disease), kode dengan G20

I70.0

Atherosclerosis Dengan menyebutkan: I10-I13 (Hypertensive disease), kode dengan I10-I13 I20-I25 (Ischaemic heart disease), kode dengan I20-I25 I51.4 (Myocarditis, unspecified), kode dengan I51.4 I51.5 (Myocardial degeneration), kode dengan I51.5 I51.6 (Cardiovascular disease, unspecified), kode dengan I51.6 I51.8 (Other ill-defined heart diseases), kode dengan I51.8 I51.9 (Heart disease, unspecified), kode dengan I51.9 I60-I69 (Cerebrovascular diseases), kode dengan I60-I69 Jika dilaporkan sebagai penyebab yang berasal dari : I05-I09 (kondisi yang bisa diklasifikasikan pada I05-I09 tapi tidak dijelaskan sebagai rematik), kode dengan I34-I38 I34-I38 (Nonrheumatic valve disorders), kode dengan I34-I38 I71-I78 (Other disease of arteries, arterioles, and capillaries), kode dengan I71-I78 K55.(Vascular disorders of intestine), kode dengan K55.N26 (Unspecified contracted kidney) kode dengan I12.43

Terjemahan ICD-10 Volume 2

I70.9

Generalized and unspecified atherosclerosis Dengan menyebutkan: R02 (Gangrene, n.e.c.), kode dengan I70.2 Jika dilaporkan sebagai penyebab yang berasal dari : F03 (Unspecified dementia), kode dengan F01.G20 (Parkinson’s disease), kode dengan G20

I97.-

Postprocedural disorders of circulatory system, n.e.c. Tidak digunakan untuk pengkodean penyebab utama kematian. Lihat ”Operations”, 4.2.6

J00.J06.-

Acute nasopharyngitis [common cold] Acute upper respiratory infections of multiple and unspecified sites Jika dilaporkan sebagai penyebab yang berasal dari : G03.8 (Meningitis), kode dengan G03.8 G06.0 (Intracranial abscess and granuloma), kode dengan G06.0 H65-H66 (Otitis media), kode dengan H65-H66 H70.(Mastoiditis and related conditions), kode dengan H70.J10-J18 (Influenza and pneumonia), kode dengan J10-J18 J20-J21 (Bronchitis dan bronchiolitis), kode dengan J20-J21 J40-J42 (Unspecified and chronic bronchitis) kode dengan J40-J42 J44.(Other chronic obstructive pulmonary disease), kode dengan J44.N00.(Acute nephritic syndrome), kode dengan N00.-

J20.-

Bronkitis akut Dengan menyebutkan: J41.(Simple and mucopurulent chronic bronchitis), kode dengan J41.J42 (Unspecified chronic bronchitis), kode dengan J42 J44 (Other chronic obstructive pulmonary disease), kode dengan J44

J40.J41 J42

Bronchitis, tidak dijelaskan akut atau kronis Simple and mucopurulent chronic bronchitis Unspecified chronic bronchitis Dengan menyebutkan: J43.(Emphysema), kode dengan J44.J44.(Other chronic obstructive pulmonary disease), kode dengan J44.Jika dilaporkan sebagai penyebab yang berasal dari : J45.(Asthma), kode dengan J44.- (lihat catatan pada J45.- dan J46.- di bawah ini)

J43.-

Emphysema Dengan menyebutkan: J40 (Bronkitis, tidak dijelaskan akut atau kronis), kode J44.J41.(Simple and mucopurulent chronic bronchitis), kode J44.J42 (Unspecified chronic bronchitis), kode J44.-

44

Terjemahan ICD-10 Volume 2

J45.J46

Asthma Status asthmaticus Jika asthma dan bronkitis (akut atau kronis) atau penyakit paru obstruktif kronis lainnya dilaporkan secara bersamaan pada keterangan sebagai penyebab kematian, penyebab utamanya harus dipilih salah satu dengan menerapkan Prinsip Umum atau Rules 1, 2, atau 3 seperti biasanya. Tidak satu pun dari kondisi ini yang boleh diperlakukan sebagai pengubah sifat dari kondisi yang lainnya.

J60-J64

Pneumoconiosis Dengan menyebutkan: A15-A16 (Tuberkulosis paru), kode dengan J65

J81.-

Pulmonary oedema Dengan menyebutkan: I50.9 (Heart failure, unspecified), kode dengan I50.1 I51.9 (Heart disease, unspecified), kode dengan I50.1

J95.-

Postprocedural respiratory disorders, n.e.c. Tidak digunakan untuk pengkodean penyebab utama kematian. Lihat ”Operations”, 4.2.6

K91.-

Postprocedural disorders of digestive system, n.e.c. Tidak digunakan untuk pengkodean penyebab utama kematian. Lihat ”Operations”, 4.2.6

M41.-

Scoliosis Dengan menyebutkan: I27.9 (Pulmonary heart disease, unspecified), kode dengan I27.1 I50.(Heart failure), kode dengan I27.1 I51.9 (Heart disease, unspecified), kode dengan I27.1

M96.-

Postprocedural musculoskeletal disorders, n.e.c. Tidak digunakan untuk pengkodean penyebab utama kematian. Lihat ”Operations”, 4.2.6

N00.-

Acute nephritic syndrome Jika dilaporkan sebagai penyebab yang berasal dari : N03.(Chronic nephritic syndrome), kode dengan N03.-

N18.N19 N26

Chronic renal failure Unspecified renal failure Unspecified contracted kidney Dengan menyebutkan: I10 (Essential (primary) hypertension), kode dengan I12.I11.(Hypertensive heart disease), kode dengan I13.I12.(Hypertensive renal disease), kode dengan I12.-

N46 N97.-

Infertilitas laki-laki Infertilitas perempuan Tidak digunakan jika penyebab kondisinya diketahui. 45

Terjemahan ICD-10 Volume 2

N99.-

Postprocedural disorders of genitourinary system, n.e.c. Tidak digunakan untuk pengkodean penyebab utama kematian. Lihat ”Operations”, 4.2.6

O08.-

Complications following abortion and ectopic and molar pregnancy Tidak digunakan untuk pengkodean penyebab utama kematian. Gunakan kode di kategori O00-O07.

O30.-

Multiple gestation Tidak digunakan untuk pengkodean penyebab utama kematian jika ada komplikasi yang lebih spesifik dilaporkan.

O32.-

Maternal care for known or suspected malpresentation of fetus Dengan menyebutkan: O33.(Maternal care for known or suspected disproportion), kode dengan O33.-

O33.9

Fetopelvic disproportion Dengan menyebutkan: O33.0-O33.3 (Disproportion due to abnormality of maternal pelvis), kode dengan O33.0O33.3

O64.-

Obstructed labour due to malposition and malrepresentation of fetus Dengan menyebutkan: O65.(Obstructed labour due to maternal pelvic abnormality), kode dengan O65.-

O80-O84

Method of delivery Tidak digunakan untuk pengkodean penyebab utama kematian. Jika tidak ada penyebab lain yang dilaporkan, kode dengan “Complication of labour and delivery, unspecified (O75.9)”

P07.P08.-

Disorders related to short gestation and low birth weight, n.e.c. Disorders related to long gestation and high birth weight Tidak digunakan apabila ada penyebab lain dari kematian perinatal yang dilaporkan.

R69.-

Unknown and unspecified causes of morbidity Tidak digunakan untuk pengkodean penyebab utama kematian. Gunakan kode R95-R99 sebagaimana mestinya.

S00-T98

Injury, poisoning and certain other consequences of external causes Tidak digunakan untuk pengkodean penyebab utama kematian kecuali sebagai kode tambahan pada kategori yang relevan pada V01-Y89

S02.-

Fracture of skull and facial bones Jika disebutkan fraktur terjadi di lebih dari satu tempat, kode dengan “multiple fracture involving skull and facial bones, S02.7”

S06.-

Intracranial injury

46

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Jika pada fraktur tulang tengkorak atau tulang muka terkait dengan cedera intrakranial, prioritaskan pada frakturnya. Dengan menyebutkan: S02.(Fracture of skull and facial bones), kode dengan S02.T36-T50

Poisoning by drugs, medicaments and biological substances (keracunan yang tidak disengaja dan keracunan dengan sengaja yang dikarenakan oleh alkohol atau obat yang menyebabkan ketergantungan) Dengan menyebutkan: F10-F19 dengan karakter ke-4nya “.2” (ketergantungan alkohol atau ketergantungan obat), kode dengan F10-F19 dengan karakter ke-4nya .2

T79.-

Certain early complications of trauma, n.e.c. Tidak digunakan apabila bentuk cedera sebelumnya diketahui

V01-X59

Accidents Dengan menyebutkan: A35 (Tetanus), kode dengan A35 Apabila disebabkan oleh: G40-G41 (Epilepsy), kode dengan G40-G41

X40-X49 Y10-Y15

Accidental poisoning by and exposure to noxious substances Poisoning by and exposure to noxious substances, undetermined intent (keracunan alkohol atau obat yang menyebabkan ketergantungan) Dengan menyebutkan: F10-F19 dengan karakter ke-4nya “.2” (ketergantungan alkohol atau ketergantungan obat), kode dengan F10-F19 dengan karakter ke-4nya .2

Y90-Y98

Supplementary factors related to causes of morbidity and mortality classified elsewhere. Tidak digunakan untuk pengkodean penyebab utama kematian.

Z00-Z99

Factors influencing health status and contact with health services. Tidak digunakan untuk pengkodean penyebab utama kematian.

4.1.12 Ringkasan keterkaitan menurut nomor kode Jika penyebab yang dipilih tercantum dalam kolom pertama pada tabel 1, dan terdapat satu atau lebih penyebab lain (sesuai pada kolom kedua) yang tercantum dimanapun pada berkas keterangan (rekam medis), maka kode yang digunakan seperti yang ditunjukkan pada kolom keempat. Jika penyebab yang dipilih tercantum dalam kolom pertama dan muncul dalam berkas keterangan sebagai penyebab dari suatu penyakit yang tercantum pada kolom ketiga, maka kode yang digunakan seperti yang ditunjukkan pada kolom keempat.

47

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Tabel 1. Ringkasan keterkaitan menurut nomor kode

48

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Tabel 2. Ringkasan kode yang tidak digunakan untuk pengkodean penyebab utama kematian

49

Terjemahan ICD-10 Volume 2

4.2

Catatan untuk interpretasi pada pengentrian penyebab kematian

Aturan sebelumnya biasanya akan menentukan penyebab utama dari kematian untuk digunakan sebagai tabulasi utama kematian. Setiap negara perlu untuk memperkuat aturannya, tergantung pada kelengkapan dan kualitas dari berkas keterangan medis (rekam medis). Informasi pada bagian ini akan membantu dalam perumusan instruksi tambahan tersebut. 4.2.1

Asumsi-asumsi mengenai penyebab antara

Kebanyakan di dalam berkas keterangan medis, ada satu kondisi yang diindikasikan sebagai akibat untuk kondisi yang lainnya, tapi yang pertama bukan merupakan akibat langsung dari yang kedua. Sebagai contoh, haematemesis dapat dinyatakan sebagai akibat untuk sirosis hepatis, bukan dilaporkan sebagai kejadian akhir dari suatu rangkaian, liver cirrhosis  portal hypertension ruptured oesophageal varices haematemesis. Asumsi akan ‘intervening cause’ (penyebab antara) pada Part I ini boleh dipakai untuk menerima suatu rangkaian penyakit sebagaimana dilaporkan, tetapi tidak boleh digunakan untuk mengubah pengkodean. Contoh 1 :

I (a) Cerebral haemorrhage (b) Chronic nephritis Kode dengan chronic nephritis (N03.9). Perlu untuk mengasumsikan hipertensi sebagai kondisi intervensi antara haemorrhage cerebral dan penyebab utamanya, yaitu chronic nephritis.

Contoh 2 :

I (a) Mental retardation (b) Premature separation of placenta Kode dengan premature separation of placenta affecting fetus or newborn (P02.1). Perlu untuk mengasumsikan birth trauma, anoxia, atau hypoxia sebagai kondisi intervensi antara retardasi mental dan penyebab utamanya, yaitu premature separation of placenta.

4.2.2

Interpretasi dari “sangat mustahil”

Ungkapan “sangat mustahil” telah digunakan sejak Revisi Ke-6 ICD untuk menunjukkan suatu hubungan sebab-akibat yang tidak bisa diterima. Sebagai pedoman untuk penerimaan urutan dalam penerapan Prinsip Umum dan pemilihan rule, hubungan sebagai berikut ini sebaiknya dianggap sebagai sesuatu yang “sangat mustahil” : (a) (b)

penyakit infeksi/menular dapat diterima sebagai “yang disebabkan oleh” gangguan sistem imun misalnya penyakit human immunodeficiency virus [HIV] atau AIDS; suatu penyakit infeksi atau parasit (A00-B99) dilaporkan sebagai “yang disebabkan oleh” penyakit lainnya di luar bagian tersebut, kecuali :  diarrhea and gastroenteritis of presumed ) infectious origins (A09) )  septicaemia (A40-A41) ) bisa diterima sebagai  erysipelas (A46); ) “yang disebabkan oleh”  gas gangrene (A48.0) ) penyakit lainnya  Vincent’s angina (A69.1) ) 50

Terjemahan ICD-10 Volume 2

 

(c) (d) (e)

(f)

(g)

(h) (i)

(j) (k) (l) (m)

(n)

mycoses (B35-B49) ) penyakit infeksi bisa diterima sebagai “yang disebabkan oleh” imunosupresi oleh zat kimia (chemotherapy) dan radiasi. Penyakit infeksi yang diklasifikasikan pada kode A00-B19 atau B25-B64 yang dinyatakan sebagai “yang disebabkan oleh” neoplasma ganas juga akan menjadi urutan yang dapat diterima.  infeksi varicella dan zoster (B01-B02) bisa diterima sebagai “yang disebabkan oleh” diabetes, tuberkulosis, dan neoplasma limfoproliferatif; suatu neoplasma ganas yang dilaporkan sebagai “yang disebabkan oleh” penyakit lain apa saja, kecuali penyakit HIV; hemofilia (D66, D67, D68.0-D68.2) yang dilaporkan sebagai “yang disebabkan oleh” penyakit lain apa saja. diabetes (E10-E14) yang dilaporkan sebagai “yang disebabkan oleh” penyakit lain apa saja selain :  haemochromatosis (E83.1),  penyakit-penyakit pankreas (K85-K86),  neoplasma pankreas (C25.-, D13.6, D13.7, D37.7),  malnutrisi (E40-E46); rheumatic fever (I00-I02) atau rheumatic heart disease (I05-I09) yang dilaporkan sebagai “yang disebabkan oleh” penyakit lain apa saja selain scarlet fever (A38), streptococcal septicaemia (A40), streptococcal sore throat (J02.0), dan acute tonsilitis (J03.-); suatu kondisi hipertensi yang dilaporkan sebagai “yang disebabkan oleh” neoplasma apa saja, kecuali :  endocrine neoplasm,  renal neoplasm,  carcinoid tumours; chronic ischaemic heart disease (I20, I25) yang dilaporkan sebagai “yang disebabkan oleh” neoplasma apa saja; suatu penyakit cerebrovascular (I60-I69) yang dilaporkan sebagai “yang disebabkan oleh” penyakit sistem pencernaan (K00-K92) atau endocarditis (I05-I08, I09.1, I33-I38), kecuali untuk cerebral embolism pada I65-I66 atau intracranial haemorrhage (I60-I62); suatu kondisi yang diuraikan sebagai arteriosclerotic (atherosclerotic) yang dilaporkan sebagai “yang disebabkan oleh” neoplasma apa saja; influenza (J10-J11) yang dilaporkan sebagai “yang disebabkan oleh” penyakit lain apa saja; suatu kelainan kongenital (Q00-Q99) yang dilaporkan sebagai “yang disebabkan oleh” penyakit lain perorangan apa saja, termasuk immaturitas (ketidakdewasaan); suatu kondisi yang dinyatakan bermula pada tanggal “X” dilaporkan sebagai “yang disebabkan oleh” suatu kondisi yang dinyatakan bermulanya pada tanggal “Y”, ketika “X” lebih dahulu daripada “Y” (tetapi lihat juga Contoh 5 pada bagian 4.1.6); kecelakaan (V01-X59) yang dilaporkan sebagai “yang disebabkan oleh” penyebab lain apa saja di luar bagian ini kecuali : (1) kecelakaan apa saja (V01-X59) yang dilaporkan sebagai akibat dari epilepsy (G40-G41), (2) terjatuh (W00-W19) sebagai akibat dari gangguan kepadatan tulang (M80-M85), (3) terjatuh (W00-W19) sebagai akibat dari fraktur (patologis) dikarenakan adanya gangguan kepadatan tulang, (4) asfiksia yang dilaporkan sebagai akibat dari aspirasi lendir, darah (W80) atau muntahan (W78) sebagai hasil dari suatu kondisi penyakit, (5) aspirasi makanan (cair atau padat) atau jenis apapun (W79) yang dilaporkan sebagai akibat dari suatu penyakit yang mempengaruhi kemampuan menelan; 51

Terjemahan ICD-10 Volume 2

(o)

bunuh diri (X60-X84) yang dilaporkan sebagai akibat dari penyebab lain.

Daftar di atas tidak mencakup semua urutan “sangat mustahil”, tetapi pada kasus-kasus lainnya Prinsip Umum sebaiknya diikuti kecuali kalau dinyatakan lain. Penyakit terkait sistem sirkulasi akut atau berulang yang dilaporkan sebagai yang disebabkan oleh neoplasma ganas, diabetes atau asma sebaiknya diterima sebagai urutan yang mungkin pada Part I berkas keterangan medis. Kondisi berikut ini dianggap sebagai penyakit terkait sistem sirkulasi baik akut atau berulang : I21-I22 Acute myocardial infarction I24.- Other acute ischaemic heart diseases I26.- Pulmonary embolism I30.- Acute pericarditis I33.- Acute and subacute endocarditis I40.- Acute myocarditis I44.- Atrioventricular and left bundle-branch block I45.- Other conduction disorders I46.- Cardiac arrest I47.- Paroxysmal tachycardia I48 Atrial fibrillation and flutter I49.- Other cardiac arrhythmias I50.- Heart failure I51.8 Other ill-defined heart diseases I60-I68 Cerebrovascular diseases kecuali I67.0-I67.5 dan I67.9 4.2.3

Efek durasi pada klasifikasi

Dalam mengevaluasi urutan yang dilaporkan pada penyebab langsung dan penyebab yang telah terjadi jauh sebelumnya, jarak waktu antara awal mula penyakit atau kondisi dan waktu terjadinya kematian harus dipertimbangkan. Hal ini yang berlaku dalam interpretasi ungkapan hubungan “sangat mustahil” (di atas) dan dalam Modifikasi Rule F (sekuele). Kategori pada O95 (Obstetric death of unspecified cause), O96 (kematian akibat penyebab obstetri yang terjadi lebih dari 42 hari tetapi kurang dari satu tahun setelah melahirkan) dan O97 (kematian akibat gejala sisa dari penyebab obstetri langsung) mengklasifikasikan kematian obstetri menurut waktu yang berlalu antara kejadian obstetri dengan kematian seorang wanita. Kategori O95 digunakan jika wanita tersebut meninggal dunia selama kehamilan, persalinan, melahirkan, atau dalam masa nifas dan satu-satunya informasi yang tersedia adalah kematian “maternal” atau “obstetri”. Jika penyebab kematian obstetri dijelaskan lebih spesifik, kode ke dalam kategori yang sesuai. Kategori O96 digunakan untuk mengklasifikasikan kematian akibat penyebab obstetri langsung atau tidak langsung yang terjadi setelah 42 hari tapi belum satu tahun setelah masa kehamilan berakhir. Kategori O97 digunakan untuk mengklasifikasikan kematian akibat penyebab obstetri langsung yang terjadi dalam kurun waktu satu tahun atau lebih setelah masa kehamilan berakhir. Kondisi-kondisi yang diklasifikasikan sebagai malformasi (kecacatan), deformasi, dan kelainan kromosom sejak lahir (Q00-Q99), walaupun tidak dinyatakan dengan spesifik sebagai bawaan sejak lahir di dalam berkas keterangan medis, sebaiknya dikode seakan-akan jarak waktu antara awal mula penyakit dengan 52

Terjemahan ICD-10 Volume 2

kematian dan usia yang meninggal tersebut menunjukkan bahwa kondisi (kelainan) tersebut telah ada sejak lahir. Klasifikasi ini termasuk kategori yang spesifik untuk menunjukkan penyakit dan cedera tertentu sebagai penyebab sekuele atau efek di kemudian hari. Pada banyak kasus, sekuele ini melibatkan kondisi yang terjadi dalam satu tahun atau lebih setelah awal mula penyakit atau cedera (lihat juga bagian Sekuele di bawah). 4.2.4

Sekuele (Gejala sisa)

Kategori-kategori tertentu (B90-B94, E64.-, E68, G09. I69.-, O97, dan Y85-Y89) yang akan digunakan dalam pengkodean penyebab utama kematian, menunjukkan bahwa kematian disebabkan oleh efek jangka panjang (efek sisa) suatu penyakit atau cedera tertentu, bukan oleh fase aktif kondisi tersebut. Modifikasi Rule F berlaku pada kondisi ini. Kondisi-kondisi yang dilaporkan sebagai gejala atau efek sisa dari suatu penyakit atau cedera sebaiknya diklasifikasikan pada kategori sekuele yang sesuai, tanpa mempedulikan jarak waktu antara awal mula penyakit atau cedera tersebut dengan kematian. Pada kondisi tertentu, kematian yang terjadi dalam waktu satu tahun atau lebih setelah awal mula penyakit atau cedera dianggap sebagai sekuele atau efek sisa dari kondisi tersebut, walaupun sekuele tidak disebutkan secara eksplisit. Pedoman dalam menginterpretasikan sekuele terdapat pada kategori “Sequelae of ...” pada daftar tabulasi (Volume 1). B90.- Gejala sisa tuberkulosis Gejala sisa meliputi kondisi-kondisi yang dinyatakan spesifik sebagai efek akhir dari penyakit tuberkulosis sebelumnya, dan sisa-sisa tuberkulosis sudah ditetapkan henti, sembuh, tidak aktif, sudah lampau, atau tidak bergerak, kecuali apabila terdapat bukti adanya tuberkulosis aktif. B94.0 Gejala sisa trakhoma Gejala sisa meliputi sisa-sisa trakhoma yang dinyatakan spesifik telah sembuh atau tidak aktif dan gejala sisa tertentu yang dinyatakan spesifik sebagai kebutaan, cicatricial entropion, dan parut konjungtiva, kecuali jika ada bukti infeksi aktif. B94.1 Gejala sisa virus radang otak Gejala sisa meliputi kondisi-kondisi yang dinyatakan spesifik sebagai efek akhir dari penyakit radang otak, dan terjadi dalam satu tahun atau lebih setelah awal mula terjadinya kondisi sebab-akibat tersebut. B94.8 Gejala sisa penyakit infeksi dan parasit lainnya Gejala sisa meliputi kondisi-kondisi yang dinyatakan spesifik sebagai efek akhir dan sisa-sisa dari penyakit infeksi dan parasit dan dinyatakan berhenti, sembuh, tidak aktif, sudah lampau, atau tidak bergerak, kecuali kecuali apabila terdapat bukti penyakit tersebut aktif. Gejala sisa juga meliputi kondisi kronis yang dilaporkan sebagai akibat dari, atau kondisi sisa yang telah berlangsung satu tahun atau lebih setelah awal mula terjadinya penyakit, kondisi tersebut bisa diklasifikasikan pada kategori A00-B89. E64.3 Gejala sisa penyakit rakhitis Gejala sisa meliputi kondisi-kondisi yang dinyatakan spesifik sebagai rakhitis atau disebabkan oleh rakhitis dan berlangsung satu tahun atau lebih setelah awal mulanya, atau dinyatakan sebagai sekuele atau efek lama dari rakhitis.

53

Terjemahan ICD-10 Volume 2

G09 Gejala sisa penyakit inflamasi sistem syaraf pusat Kategori ini disediakan untuk pengkodingan gejala sisa dari kondisi-kondisi yang dapat diklasifikasikan pada G00.-, G03-G04, G06.-, dan G08. Gejala sisa dari penyakit inflamasi sistem syaraf pusat merujuk pada klasifikasi ganda (G01*-G02*, G05.-* dan G07*) sebaiknya dikode sesuai dengan kategori yang dirancang untuk gejala sisa dari kondisi yang mendasarinya (misalnya B90.0 Sequelae of central nervous system tuberculosis). Jika tidak terdapat kategori gejala sisa untuk kondisi yang mendasarinya, maka kodelah kondisi yang mendasari itu sendiri. 4.2.5

Konsistensi antara jenis kelamin pasien dan diagnosisnya

Ada kategori tertentu yang terbatas pada hanya satu jenis kelamin (lihat bagian 3.1.5). Jika setelah verifikasi ternyata bahwa jenis kelamin dan penyebab kematian pada berkas keterangan tidak sesuai, maka kematian harus dikode dengan R99, yaitu “Other ill-defined and unspecified causes of mortality”. 4.2.6

Operasi

Apabila operasi muncul pada berkas keterangan medis sebagai penyebab kematian tanpa disebutkannya untuk apa dilakukannya operasi atau hasil temuan pada saat operasi, dan indeks alfabet tidak memberikan kode spesifik untuk operasi tersebut, kode dengan kategori residual untuk organ atau letak yang ditunjukkan oleh nama operasinya (misalnya kode dengan “nephrectomy” N28.9). Jika operasinya tidak menunjukkan suatu organ atau letak, misalnya “laparotomy”, kode dengan “Other ill-defined an unspecified causes of mortality” (R99), kecuali kalau disebutkan adanya kesalahan terapi yang bisa diklasifikasikan pada Y60-Y64 atau adanya komplikasi pasca bedah. 4.2.7

Neoplasma ganas

Ketika suatu neoplasma ganas dipertimbangkan sebagai penyebab utama kematian, maka menjadi sangat penting untuk menentukan dimana letak utamanya. Morfologi (bentuk) dan sifat neoplasma tersebut sebaiknya juga perlu dipertimbangkan. Kanker merupakan istilah generik dan bisa digunakan untuk semua kelompok morfologis, walaupun jarang digunakan untuk neoplasma ganas jaringan limfatik, hematopoietik, dan jaringan yang berhubungan dengan itu. Karsinoma kadang-kadang digunakan secara tidak benar untuk menggantikan istilah kanker. Beberapa keterangan kematian dapat diragukan apabila terdapat keraguan akan letak primer atau ketidaktelitian dalam penyusunan keterangan. Pada kondisi ini, jika memungkinkan, si penulis keterangan hendaknya dapat dimintai informasi untuk klarifikasi. Seandainya hal ini tidak bisa dilakukan, maka pedoman di bawah ini sebaiknya digunakan. Jenis-jenis morfologis tumor yang diklasifikasikan pada Volume I bisa ditemukan pada indeks alfabet dengan kode morfologisnya dan beserta indikasi pengkodingan menurut letaknya. A. Implikasi dari keganasan Tertulisnya pada berkas keterangan bahwa suatu neoplasma telah bermetastase berarti neoplasma harus dikode sebagai ganas, walaupun neoplasma tersebut tidak disebutkan bermetastase, bisa diklasifikasikan ke bagian lain pada Chapter II. Contoh 1 : I. (a) Metastatic involvement of lymph nodes (b) Carcinoma in situ of breast Kode dengan malignant neoplasm of breast (C50.9).

54

Terjemahan ICD-10 Volume 2

B. Situs dengan prefiks atau definisi tidak pas Neoplasma dengan situs yang didahului oleh “peri”, “para”, “pre”, “supra”, “infra”, dan sebagainya, atau neoplasma digambarkan di dalam “area” atau “bagian” dari suatu situs, kecuali apabila istilah-istilah ini memiliki indeks yang spesifik, sebaiknya dikode sebagai berikut: untuk jenis morfologi yang bisa diklasifikasikan pada salah satu di antara kategori C40, C41 (bone and articular cartilage), C43 (malignant melanoma of skin), C44 (other malignant neoplasm of skin), C45 (mesothelioma), C47 (peripheral nerves and autonomic nervous system), C49 (connective and soft tissue), C70 (meninges), C71 (brain), dan C72 (other parts of central nervous system), maka kode pada bagian yang sesuai pada kategori tersebut; dan kalau tidak bisa dikategorikan pada kode di atas maka kode pada bagian yang sesuai pada C76 (other and ill-defined sites). Contoh 2 : I. (a) Fibrosarcoma in the region of the leg Kode dengan malignant neoplasm of connective and soft tissue of lower limb (C49.2).

C. Neoplasma ganas dengan situs tidak dijelaskan, dan ada kondisi lain dilaporkan Ketika situs neoplasma ganas primer tidak dijelaskan secara spesifik, tidak boleh ada asumsi yang dibuat mengenai situs berdasarkan lokasi kondisi lain yang dilaporkan seperti perforasi, obstruksi, atau perdarahan. Kondisi-kondisi tersebut bisa timbul pada situs-situs yang tidak berhubungan dengan neoplasma, misalnya obstruksi usus bisa disebabkan oleh penyebaran suatu keganasan neoplasma ovarium. Contoh 3 : I. (a) Obstruction of intestine (b) Carcinoma Kode dengan malignant neoplasm without specification of site (C80). D. Neoplasma ganas dengan situs primer disebutkan Apabila ada tempat tertentu diindikasikan sebagai situs primer dari neoplasma, ia harus dipilih, tanpa mempedulikan posisinya pada berkas keterangan baik pada Part I atau II. Apabila situs primer dinyatakan sebagai tidak diketahui, maka lihat pada bagian E di bawah ini (Situs primer tidak diketahui). Situs primer bisa diindikasikan pada satu di antara cara-cara berikut : (a)

Spesifikasi suatu situs sebagai primer baik pada Bagian I ataupun II : Contoh 4 : I (a) Carcinoma of bladder II Primary in kidney Kode dengan malignant neoplasm of kidney (C64).

(b)

Spesifikasi suatu situs lain sebagai “secondary”, “metastase”, “spread”, atau “carcinomatosis”. Contoh 5 : I (a) Carcinoma of breast (b) Secondaries in brain Kode dengan malignant neoplasm of breast (C50.9), karena Rule 2 berlaku.

(c)

Morfologi menunjukkan neoplasma ganas primer Apabila suatu jenis morfologi memberikan implikasi situs primer, misalnya hepatoma, pertimbangkan hal tersebut seolah-olah kata “primer” telah diikutkan. Contoh 6 : I (a) Metastatic carcinoma (b) Pseudomucinous adenocarcinoma

55

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Kode dengan malignant neoplasm of ovary (C56), karena pseudomucinous adenocarcinoma dengan situs yang tidak dijelaskan dimasukkan ke dalam kelompok ovarium pada Indeks Alfabet. Apabila dua atau lebih situs primer atau morfologis diindikasikan, mereka harus dikode sesuai dengan yang dijelaskan pada bagian F, G, dan H di bawah. E. Situs primer tidak diketahui Apabila ada pernyataan “situs primer tidak diketahui”, atau sejenisnya, muncul pada berkas keterangan, maka kode dengan kategori situs yang tidak dijelaskan spesifik untuk jenis morfologis yang terlibat (misalnya adenocarcinoma C80, fibrosarcoma C49.9, osteosarcoma C41.9), tanpa mempedulikan situs yang disebutkan pada bagian lain di berkas keterangan. Contoh 7 : I (a) Secondary carcinoma of liver (b) Primary site unknown (c) perut ? usus besar? Kode dengan carcinoma without specification of site (C80). Contoh 8 :

I (a) Generalized metastases (b) Melanoma of back (c) Situs primer tidak diketahui Kode dengan code to malignant melanoma of unspecified site (C43.9).

F. Beberapa situs independen (primer) (C97) Kehadiran lebih dari satu neoplasma primer dapat ditunjukkan oleh adanya dua situs anatomis yang berbeda atau dua jenis yang morfologisnya sangat berbeda (misalnya hypernephroma dan intraductal carcinoma), atau oleh campuran jenis morfologis yang menunjukkan situs spesifik, ditambah dengan adanya situs kedua. Sangat tidak mungkin bahwa suatu keganasan primer disebabkan oleh keganasan primer lainnya kecuali untuk kelompok neoplasma ganas lymphoid, jaringan hematopoietic, dan yang berhubungan (C81-C96), di mana suatu bentuk keganasan bisa berakhir pada keganasan lainnya (misalnya leukaemia bisa timbul setelah non-Hodgkin’s lymphoma). Jika dua atau lebih situs yang disebutkan pada Part I berada pada sistem organ yang sama, lihat penjelasan pada section H (Situs Ganda). Apabila situs-situs tersebut tidak berada pada sistem organ yang sama dan tidak terdapat indikasi mana yang primer atau sekunder, maka kode dengan malignant neoplasm of independent (primary) multiple sites (C97), kecuali kalau semuanya bisa diklasifikasikan pada C81-C96, atau satu dari situs-situs yang disebutkan merupakan situs umum metastasis atau paru-paru (lihat G di bawah : Metastasis Neoplasma). Contoh 9 : I (a) Cancer of stomach (b) Cancer of breast Kode dengan malignant neoplasm of independent (primary) multiple sites (C97), karena dua situs anatomis yang berbeda disebutkan dan kurang kemungkinannya bahwa salah satu neoplasma ganas primer ini disebabkan oleh yang lainnya. Contoh 10 :

I (a) Hodgkin’s disease (b) Carcinoma of bladder Kode dengan malignant neoplasm of independent (primary) multiple sites (C97), karena dua jenis morfologis yang jauh berbeda telah disebutkan. 56

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Contoh 11 :

I (a) Acute lymphocytic leukaemia (b) Non-Hodgkin’s lymphoma Kode dengan non-Hodgkin’s lymphoma (C85.9), karena keduanya bisa diklasifikasikan pada C81-C96 dan urutan kejadiannya dapat diterima.

Contoh 12 :

I (a) Leukaemia (b) Non-Hodgkin’s lymphoma (c) Carcinoma of ovary Kode dengan malignant neoplasm of independent (primary) multiple sites (C97), karena, walaupun dua dari neoplasma tersebut bisa diklasifikasikan pada C81C96, terdapat pernyataan mengenai situs di tempat lain.

Contoh 13 :

I (a) Leukaemia II Carcinoma of breast Kode dengan leukaemia (C95.9) karena karsinoma mammae berada di Part II. Ketika berurusan dengan beberapa situs, hanya situs pada Part I pada berkas keterangan yang dipertimbangkan (lihat H).

G. Neoplasma metastatik Ketika neoplasma ganas menyebar atau bermetastasis, biasanya ia mempertahankan morfologis (bentuk) yang sama walaupun diferensiasinya (perubahan bentuk sel-sel) berkurang. Beberapa metastasis memiliki tampilan mikroskopik yang khas sehingga ahli patologi dapat mengetahui dengan yakin situs primernya, misalnya tiroid. Metastasis yang luas dari suatu karsinoma sering disebut karsinomatosis. Jika suatu istilah yang tidak spesifik seperti karsinoma atau sarkoma muncul bersamaan dengan istilah yang menunjukkan bentuk jaringan yang lebih spesifik yang berada pada kelompok besar yang sama, kodelah situs dengan morfologi yang lebih spesifik, dengan menganggap bahwa yang satu lagi adalah metastasisnya. Walaupun sel-sel ganas dapat bermetastatis kemana saja di seluruh tubuh, situs-situs tertentu merupakan tempat yang lebih umum daripada situs lainnya dan harus diperlakukan dengan berbeda (lihat daftar di bawah). Namun, apabila satu di antara situs-situs ini muncul tunggal pada berkas keterangan kematian dan tidak dinyatakan sebagai metastasis, maka ia harus dianggap sebagai primer. Tempat-tempat umum metastasis Tulang Mediastinum Otak Selaput otak Diafragma Selaput perut Jantung Selaput paru Hati Retroperitoneum Paru-paru Syaraf tulang belakang Kelenjar Limfa Situs yang sulit dijelaskan (diklasifikasikan pada C76)  Paru-paru memiliki masalah khusus karena merupakan situs umum baik untuk neoplasma ganas primer maupun bermetastasis. Paru-paru harus dianggap sebagai situs umum untuk metastasis apabila dituliskan bersamaan dengan situs lain yang tidak ada pada daftar di atas. Akan tetapi apabila kanker bronkus atau bronkogenik disebutkan maka kanker ini harus dianggap primer. Jika paru-paru disebutkan dan terdapat satu situs lainnya yang termasuk daftar di atas, maka pertimbangkanlah paru-paru sebagai primer. 57

Terjemahan ICD-10 Volume 2



Neoplasma ganas kelenjar limfa yang tidak dinyatakan sebagai primer harus dianggap sebagai sekunder. Contoh 14 :

I (a) Cancer of brain Kode dengan malignant neoplasm of brain (C71.9).

Contoh 15 :

I (a) Cancer of bone (b) Metastatic carcinoma of lung Kode dengan neoplasm of lung (C34.9), karena tulang berada pada daftar tempat umum metastasis sehingga paru-paru dapat dianggap sebagai primer.

Kata sifat “metastasis” digunakan dalam dua cara, ada yang berarti sekunder dari primer di tempat lain dan ada yang menunjukkan primer yang telah menimbulkan metastasis. Untuk menghindari keraguan, dianjurkan mengikuti pedoman berikut ini : (a) Neoplasma ganas yang dinyatakan “bermetastasis dari” suatu tempat spesifik sebaiknya dianggap primer dari tempat tersebut. Contoh 16 : I (a) Metastatic teratoma from ovary Kode dengan malignant neoplasm of ovary (C56). (b)

Neoplasma ganas yang dinyatakan sebagai “bermetastasis ke” suatu tempat sebaiknya dianggap sebagai sekunder dari tempat tersebut kecuali apabila morfologisnya menunjukkan situs primer yang spesifik. Contoh 17 : I (a) Metastatic carcinoma to the rectum Kode dengan secondary malignant neoplasm of rectum (C78.5). Kata “to” dengan jelas menunjukkan bahwa rektum sebagai sekunder. Contoh 18 :

(c)

I (a) Metastatic osteosarcoma to brain Kode dengan malignant neoplasm of bone (C41.9), karena ini merupakan tempat osteosarkoma yang tidak dinyatakan dengan spesifik.

Neoplasma ganas tunggal dinyatakan sebagai “metastasis (of – hasil dari)”. Istilah “metastatic” dan “metastatic of” agar diartikan sebagai berikut : (i) Apabila satu tempat disebutkan dan memenuhi syarat sebagai metastasis, kode dengan keganasan primer tempat tersebut jika tidak disebutkan jenis morfologisnya dan ia bukan merupakan situs umum metastasis (lihat daftar situs umum metastasis di atas). Contoh 19 : I (a) Cervical cancer, metastatic Kode dengan malignant neoplasm of cerviks (C53.9). (ii) Apabila tempat tidak disebutkan tetapi jenis morfologis memenuhi syarat sebagai metastasis, kode sebagai situs primer yang tidak spesifik dari jenis morfologis yang terlibat. Contoh 20 : I (a) Metastatic oat cell carcinoma Kode dengan malignant neoplasm of lung (C34.9). (iii) Apabila jenis morfologis tunggal dan suatu situs, selain dari situs metastasis umum (lihat daftar di atas), disebutkan sebagai metastasis, kode dengan kategori spesifik dari jenis morfologis dan situs yang terlibat tersebut. 58

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Contoh 21 :

I (a) Metastatic melanoma of arm Kode dengan malignant neoplasm of skin of arm (C43.6), karena pada kasus ini situs yang tidak dijelaskan dengan baik itu merupakan situs spesifik untuk melanoma, bukan situs umum metastasis yang bisa diklasifikasikan pada C76.

(iv) Apabila jenis morfologis tunggal disebutkan sebagai metastasis dan situs yang disebutkan merupakan salah satu di antara situs-situs umum metastasis selain paru-paru, kode dengan “situs tidak dijelaskan” dari jenis morfologis itu, kecuali jika situs yang tidak dijelaskan tersebut diklasifikasikan pada C80 (malignant neoplasm without specification of site), dalam hal ini kode sebagai neoplasma ganas sekunder dari situs tersebut. Contoh 22 : I (a) Metastatic osteosarcoma of brain Kode dengan malignant neoplasm of bone, unspecified (C41.9), karena otak berada pada daftar situs umum metastasis. (v) Apabila salah satu di antara situs-situs umum metastasis, selain paru-paru, dinyatakan sebagai metastasis dan tidak ada situs atau morfologis lain yang disebutkan, kode sebagai neoplasma sekunder situs tersebut (C77-C79). Contoh 23 : I (a) Metastatic brain cancer Kode dengan secondary malignant neoplasm of brain (C79.3). Contoh 24 :

(d)

I (a) Metastatic carcinoma of lung Kode dengan malignant neoplasm of lung (C34.9).

Lebih dari satu neoplasma ganas memenuhi syarat sebagai metastasis. (i) Apabila dilaporkan dua atau lebih situs dengan morfologi yang sama, namun tidak berada pada daftar situs umum metastasis, tetapi semuanya memenuhi syarat sebagai metastasis, kode sebagai situs primer yang tidak spesifik pada sistem anatomis dan jenis morfologis yang terlibat. Contoh 25 : I (a) Metastatic carcinoma of prostate (b) Metastatic carcinoma of skin Kode dengan malignant neoplasm without specification of site (C80), karena karsinoma metastasis prostat tidak disebabkan oleh karsinoma metastasis kulit; keduanya berkemungkinan disebarkan dari neoplasma ganas dengan situs primer yang tidak diketahui, yang semestinya telah tertulis pada baris (c). Contoh 26 :

I (a) Metastatic carcinoma of stomach (b) Metastatic carcinoma of breast (c) Metastatic carcinoma of lung Kode dengan malignant neoplasm without specification of site (C80), karena payudara dan perut tidak berada pada sistem anatomis yang sama dan paru-paru berada pada daftar situs umum metastatis.

(ii) Apabila ada dua atau lebih jenis morfologis dari kelompok histologis berbeda memenuhi syarat sebagai metastasis, kode dengan malignant neoplasms of independent (primary) multiple sites (C97) (lihat F). Contoh 27 : I (a) Bowel obstruction (b) Metastatic adenocarcinoma of bowel (c) Metastatic sarcoma of uterus 59

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Kode dengan malignant neoplasms of independent (primary) multiple sites (C97). (iii) Apabila suatu morfologi menunjukkan situsnya dan situs anatomis independen lainnya sama-sama memenuhi syarat sebagai metastasis, kode dengan malignant neoplasm without specification of site (C80). Contoh 28 : I (a) Metastatic colonic and renal cell carcinoma Kode dengan malignant neoplasm without specification of site (C80). (iv) Apabila disebutkan lebih dari satu situs dengan morfologi yang sama dan hanya satu yang tidak memenuhi syarat sebagai metastasis atau tidak terdapat pada daftar situs umum metastasis, kode pada situs yang tidak memenuhi syarat metastatis tersebut, tanpa mempedulikan urutan entri atau posisinya pada Part I atau Part II. Jika semua situs memenuhi syarat sebagai metastasis atau berada pada daftar situs umum metastasis, termasuk paru-paru, kode dengan malignant neoplasm without specification of site (C80). Contoh 29 : I (a) Metastatic carcinoma of stomach (b) Carcinoma of gallbladder (c) Metastatic carcinoma of colon Kode dengan malignant neoplasm of gallbladder (C23). Contoh 30 :

I (a) Metastatic carcinoma of ovary (b) Carcinoma of lung (c) Metastatic cervical carcinoma Kode dengan malignant neoplasm without specification of site (C80).

Contoh 31 :

I (a) Metastatic carcinoma of stomach (b) Metastatic carcinoma of lung II Carcinoma of colon Kode dengan malignant neoplasm of colon (C18.9), karena ini satu-satunya diagnosis yang tidak memenuhi syarat sebagai metastasis, walaupun dituliskan di Bagian II.

(v) Apabila semua situs yang disebutkan berada pada daftar situs umum metastasis, kode situs primer yang tidak diketahui untuk jenis morfologis yang terlibat, kecuali jika paru-paru disebutkan, kode dengan malignant neoplasm of lung (C34.-) Contoh 32 : I (a) Cancer of liver (b) Cancer of abdomen Kode dengan malignant neoplasm without specification of site (C80), karena keduanya terdapat pada daftar situs umum metastasis. (Abdomen adalah salah satu di antara situs yang sulit dijelaskan yang termasuk pada C76.-) Contoh 33 :

I (a) Cancer of brain (b) Cancer of lung Kode dengan cancer of lung (C34.9), karena paru-paru di sini dianggap primer, karena otak, merupakan satu-satunya situs lain yang disebutkan, berada pada daftar situs umum metastasis.

60

Terjemahan ICD-10 Volume 2

(vi) Apabila hanya satu di antara situs yang disebutkan berada pada daftar situs umum metastasis, kodelah situs yang tidak terdapat pada daftar tersebut. Contoh 34 : I (a) Cancer of lung (b) Cancer of breast Kode dengan malignant neoplasm of breast (C50.9), karena paru-paru di sini dianggap sebagai situs metastasis, hal ini disebabkan karena payudara tidak berada pada daftar situs umum metastasis. (vii)Apabila satu atau lebih situs yang disebutkan berada pada daftar situs umum metastasis (lihat pada daftar di atas) tetapi disebutkan juga dua atau lebih situs atau jenis morfologis yang berbeda, kode dengan malignant neoplasms of independent (primary) multiple sites (C97) (lihat F di atas). Contoh 35 : I (a) Cancer of liver (b) Cancer of bladder (c) Cancer of colon Kode dengan malignant neoplasms of independent (primary) multiple sites (C97), karena hati berada pada daftar situs umum metastasis dan terdapat juga dua situs independen lainnya. (viii)Apabila terdapat campuran beberapa situs yang memenuhi syarat sebagai metastasis dan beberapa situs lain disebutkan, pedomani rule untuk situs-situs ganda (lihat bagian F di atas dan H di bawah ini). H. Situs ganda Ketika berhadapan dengan situs ganda, hanya situs-situs pada Part I dalam berkas keterangan yang sebaiknya diperhatikan. Apabila terdapat neoplasma ganas dengan lebih dari satu situs pada berkas keterangan, situs yang didaftarkan sebagai primer atau tidak menunjukkan apakah primer atau sekunder yang harus dipilih (lihat bagian D, E, dan F di atas). Situs ganda tanpa adanya spesifikasi sebagai primer (a) Walaupun ketentuan dalam Rule H menyatakan untuk hanya mempertimbangkan situs pada Part I, jika satu di antara situs umum metastasis, selain paru-paru, dan situs atau jenis morfologis lain disebutkan dimana saja pada berkas keterangan, maka kode pada situs lain tersebut. Namun, apabila, suatu neoplasma ganas pada jaringan limfatik, hematopoietik, atau yang berhubungan terdapat pada Part II, maka hanya Part I saja yang sebaiknya dipertimbangkan. Contoh 36 : I (a) Cancer of stomach (b) Cancer of liver Kode dengan malignant neoplasm of stomach (C16.9). Walaupun urutannya memberikan kesan bahwa hati adalah situs utama, metastasis dari hati – yang merupakan tempat umum metastasis – ke perut adalah tidak mungkin sehingga perlu diasumsikan bahwa kanker perut lah yang menyebar ke hati. Contoh 37 :

I (a) Peritoneal cancer II Mammary carcinoma Kode dengan malignant neoplasm of breast (C50.9), kanker peritoneal dianggap sekunder karena ia berada di dalam daftar situs umum metastasis. 61

Terjemahan ICD-10 Volume 2

(b)

Neoplasma ganas yang diuraikan sebagai suatu situs “atau” situs lain, atau jika tersirat “atau”, harus dikode pada kategori yang mencakup kedua situs. Jika tidak ada kategori yang sesuai, kode pada situs yang tidak dijelaskan untuk jenis morfologis yang terlibat. Rule ini berlaku untuk semua situs baik yang ada atau tidak ada pada daftar situs umum metastasis. Contoh 38 : I (a) Carcinoma of ascending or descending colon Kode dengan malignant neoplasm of colon, unspecified (C18.9). Contoh 39 :

(c)

I (a) Osteosarcoma of lumbar vertebrae or sacrum Kode dengan malignant neoplasm of bone, unspecified (C41.9).

Apabila ada dua atau lebih jenis morfologis dari neoplasma ganas terdapat pada jaringan limfoid, hematopoietik atau yang berhubungan (C81-C96), kode sesuai dengan urutan yang diberikan karena neoplasma ini terkadang berakhir sebagai entitas lain pada C81-C96. Eksaserbasi akut dari, atau blast crisis pada, leukaemia kronis sebaiknya dikode menurut bentuk kronisnya. Contoh 40 : I (a) Acute lymphocytic leukaemia (b) Non-Hodgkin’s lymphoma Kode dengan non-Hodgkin’s lymphoma (C85.9). Contoh 41 :

I (a) Acute and chronic lymphocytic leukaemia Kode dengan chronic lymphocytic leukaemia (C91.1).

Situs ganda pada sistem organ yang sama Apabila situs-situs yang disebutkan berada pada sistem organ yang sama dan berdekatan, subkategori .8, termasuk yang terdaftar pada Volume 1, harus digunakan. Ini berlaku ketika berkas keterangan menjelaskan situs sebagai satu situs “dan” situs lainnya atau apabila situs-situs disebutkan pada baris yang berbeda. Kode pada subkategori .8 yang mencakup kedua situs. Jika ada keraguan mengenai hubungan dari situs-situs yang disebutkan, kode pada situs yang tidak spesifik dari organ yang disebutkan. (a)

Apabila disebutkan adanya dua subsitus yang berdekatan pada situs yang sama, kode dengan subkategori .8 pada kategori 3-karakternya. Contoh 42 : I (a) Carcinoma of descending colon and sigmoid Kode dengan overlapping malignant neoplasm of colon (C18.8).

(b)

Apabila subsitus tidak berdekatan, kode dengan subkategori .9 pada kategori 3-karakternya. Contoh 43 : I (a) Carcinoma of head of pancreas (b) Carcinoma of tail of pancreas Kode dengan malignant neoplasm of pancreas, unspecified (C25.9).

(c)

Apabila disebutkan dua situs berdekatan yang diklasifikasikan pada kategori 3-karakter yang terpisah pada sistem tubuh yang sama, kode dengan subkategori .8 pada sistem tubuh umum (lihat daftar pada Note 5 di Pendahuluan dalam Chapter II di Volume 1). Contoh 44 : I (a) Carcinoma of vagina and cervix Kode dengan malignant neoplasm of overlapping sites of female genital organs (C57.8).

62

Terjemahan ICD-10 Volume 2

(d)

Apabila dua situs disebutkan pada berkas keterangan dan keduanya berada pada sistem organ yang sama dan memiliki jenis morfologis yang sama, kode dengan subkategori .9 pada sistem organ tersebut, seperti pada daftar berikut : C26.9 Ill-defined sites within the digestive system C39.9 Ill-defined sites within the respiratory system C41.9 Bone and articular cartilage, unspecified C49.9 Connective and soft tissue, unspecified C57.9 Female genital organ, unspecified C63.9 Male genital organ, unspecified C68.9 Urinary organ, unspecified C72.9 Central nervous system, unspecified Contoh 45 :

(e)

I (a) Pulmonary embolism (b) Cancer of stomach (c) Cancer of gallbladder Kode dengan ill-defined sites within the digestive system (C26.9).

Apabila tidak tersedia subkategori .8 atau .9, kode dengan malignant neoplasms of independent (primary) multiple sites (C97). Contoh 46 : I (a) Cardiac arrest (b) Carcinoma of prostate and bladder Kode dengan malignant neoplasms of independent (primary) multiple sites (C97), karena tidak tersedia subkategori .8.

I. Penyakit infeksi dan neoplasma ganas (a) Akibat efek kemoterapi terhadap sistem imun, beberapa pasien kanker menjadi mudah terserang penyakit infeksi dan meninggal akibat infeksi tersebut. Maka dari itu, penyakit infeksi yang diklasifikasikan pada A00-B19 atau B25-B64 yang dilaporkan sebagai “yang disebabkan oleh” kanker akan menjadi diterima urutannya baik yang tercantum pada Part I atau Part II. Contoh 47 : I (a) Zoster (b) Chronic lymphocytic laukaemia Kode dengan chronic lymphocytic laukaemia (C91.1). (b)

Kecuali untuk penyakit human immunodeficiency virus [HIV], tidak satu pun penyakit infeksi atau parasit yang bisa diterima sebagai penyebab neoplasma ganas. Contoh 48 : I (a) Hepatosellular carcinoma (b) Hepatitis B virus Kode dengan hepatosellular carcinoma (C22.0). Contoh 49 :

I (a) Burkitt’s tumour (b) Epstein-Barr virus Kode dengan Burkitt’s tumour (C83.7).

Contoh 50 :

I (a) Cholangiocarcinoma of liver (b) Clonorchiasis Kode dengan malignant neoplasm of intrahepatic bile duct (C22.1).

63

Terjemahan ICD-10 Volume 2

J. Neoplasma ganas dan penyakit sistem peredaran darah Penyakit sistem peredaran darah (sirkulasi) akut atau mematikan berikut ini dapat diterima pada Part I sebagai akibat dari neoplasma ganas : I21 - I22 Acute myocardial infarction I24.Other acute ischaemic heart diseases I26.Pulmonary embolism I30.Acute pericarditis I33.Acute and subacute endocarditis I40.Acute myocarditis I44.Atrioventricular and left bundle-branch block I45.Other conduction disorders I46.Cardiac arrest I47.Paroxysmal tachycardia I48 Atrial fibrillation and flutter I49.Other cardiac arrhythmias I50.Heart failure I51.8 Other ill-defined heart diseases I60 - I69 Cerebrovascular diseases, except I67.0-I67.5, I67.9, I69.Penyakit-penyakit sistem peredaran darah berikut ini tidak dapat diterima sebagai akibat dari neoplasma ganas : I00 - I09 Rheumatic fever and rheumatic heart disease I10 - I15 Hypertensive disease (kecuali jika dilaporkan sebagai akibat neoplasma endokrin, neoplasma ginjal dan tumor karsinoid) I20.Angina pectoris I25.Chronic ischaemic heart disease I70.Atherosclerosis 4.2.8

Demam reumatik dengan keterlibatan jantung

Apabila tidak ada pernyataan bahwa proses reumatik bersifat aktif pada saat terjadi kematian, dapat dianggap kondisi itu aktif jika kondisi jantung (selain kondisi akhir dan endokarditis bakteri) yang dianggap sebagai reumatik, atau dinyatakan sebagai akibat dari demam reumatik, dijelaskan sebagai akut atau subakut. Tanpa pernyataan tersebut, istilah “carditis”, “endocarditis”, “heart disease”, “myocarditis”, dan “pancarditis” dapat dianggap sebagai akut jika interval antara onset dan kematian kurang dari satu tahun, atau jika interval tidak disebutkan, usia kematian di bawah 15 tahun. “Pericarditis” dapat dianggap sebagai akut pada usia berapa saja. 4.2.9

Malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital

Kondisi berikut dapat dianggap sebagai kongenital apabila menyebabkan kematian pada usia yang disebutkan berikut tidak terdapat indikasi bahwa kondisi tersebut diperoleh setelah lahir :  Di bawah 1 (satu) tahun : aneurysm, aortic stenosis, atresia, atrophy of brain, kista otak, deformitas, kesalahan letak organ, ektopia, hipoplasia organ, malformasi, stenosis pulmonalis, penyakit katup jantung.  Di bawah 4 (empat) minggu : penyakit jantung NOS, hidrosefalus NOS

64

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Kalau usia dan interval antara onset dan kematian menunjukkan bahwa kondisi ini telah ada sejak lahir, setiap penyakit yang menyebabkannya harus dianggap kongenital walaupun pada sertifikat kematian tidak disebutkan sebagai kongenital. 4.2.10 Sifat cedera Kode untuk penyebab eksternal (V01-Y89) sebaiknya digunakan sebagai kode primer untuk pengkodean dan tabulasi kematian kondisi tunggal yang mencakup cedera, keracunan, dan akibat tertentu lainnya dikarenakan penyebab eksternal. Disarankan agar kode dari Chapter XIX (S00-T98) digunakan sebagai tambahan untuk mengidentifikasi sifat cedera dan memungkinkan tabulasi yang relevan. Catatan di bawah ini merujuk untuk pengkodean tersebut. Ketika disebutkan lebih dari satu jenis cedera pada satu daerah tubuh pada S00-S99, T08-T35, T66-T79 dan tidak ada indikasi yang jelas tentang apa yang menyebabkan kematian, Prinsip Umum dan Selection Rules harus diterapkan secara normal. Contoh 1 :

I (a) Haemorrhagic shock (b) Peritoneal haemorrhage (c) Rupture of liver (d) Road traffic accident Pilih rupture of liver (S36.1), karena ini merupakan titik awal urutan kejadian yang berakhir pada kondisi yang dituliskan pertama di berkas keterangan.

Contoh 2 :

I (a) Fat embolism (b) Fracture of femur (c) Laceration of thigh (d) Road traffic accident Pilih fracture of femur (S72.9), karena ini merupakan titik awal urutan kejadian yang berakhir pada kondisi yang dituliskan pertama di berkas keterangan. Sangat tidak mungkin bahwa laserasi paha bisa menyebabkan semua kondisi yang disebutkan di atasnya.

Contoh 3 :

I (a) Peritonitis (b) Rupture of stomach and transverse colon (c) Road traffic accident Pilih rupture of stomach (S36.3), karena ini merupakan titik awal dari urutan kejadian yang berakhir pada kondisi yang dituliskan pertama (sesuai dengan Rule 1).

Contoh 4 :

I (a) Purulent meningitis (b) Contusion of eyelid and penetrating wound of orbit Pilih penetrating wound of orbit (S05.4), karena contusion of eyelid yang terpilih oleh Rule 2 jelas merupakan akibat langsung luka yang menembus lingkaran mata (Rule 3 diberlakukan).

65

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Ketika lebih dari satu daerah tubuh yang terlibat, pengkodean harus dilakukan pada kategori yang relevan pada cedera yang melibatkan daerah ganda pada tubuh (T00-T06). Ini berlaku baik untuk jenis cedera yang sama maupun pada lebih dari satu macam cedera di berbagai daerah tubuh. 4.2.11 Keracunan akibat narkoba, obat terapi, dan zat biologis Ketika kombinasi obat-obatan yang klasifikasinya berbeda terlibat, lakukan hal sebagai berikut : jika satu komponen dari kombinasi dinyatakan sebagai penyebab kematian, kode komponen tersebut; jika tidak ada komponen yang dinyatakan sebagai penyebab kematian, kode sesuai dengan kategori yang disediakan untuk kombinasinya, misalnya obat antiepilesi campuran (T42.5). Sebaliknya, jika komponennya diklasifikasikan pada kategori 3-karakter yang sama, kode sesuai dengan subkategori yang cocok untuk "Other"; jika tidak, kode pada T50.9. Kombinasi obat-obatan dengan alkohol sebaiknya dikode menurut jenis obatnya. 4.2.12 Penyebab luar Kode-kode untuk penyebab luar (V01-Y89) sebaiknya digunakan sebagai kode primer untuk pengkodean dan tabulasi kondisi tunggal untuk penyebab dasar ketika, dan hanya ketika, kondisi sakit tersebut dapat diklasifikasikan pada Chapter XIX (Injury, poisoning and certain other consequences of external causes). Ketika kondisi sakit yang diklasifikasikan pada Chapter I-XVIII, kondisi sakit tersebut harus dikode sebagai penyebab dasar dan kategori dari chapter untuk penyebab eksternal dapat digunakan, apabila diperlukan, sebagai kode tambahan. 4.2.13 Pernyataan yang menunjukkan diagnosis yang meragukan Pernyataan yang menunjukkan suatu keraguan akan ketepatan diagnosis, misalnya “kelihatannya”, “kiranya”, “kemungkinan”, dan sebagainya, sebaiknya diabaikan, karena pengentrian diagnosis tanpa kualifikasi hanya berbeda dalam tingkat kepastian diagnosis. 4.2.14 Human Immunodeficiency Virus (HIV) Ketika ada transfusi darah diberikan sebagai bentuk perawatan terhadap kondisi apapun (misalnya pada haematological disorder) dan terdapat suplai darah yang terinfeksi pada kasus infeksi HIV, kode HIV sebagai penyebab utama dan bukan kondisi yang diperlakukan. Contoh 1 :

I (a) Kaposi’s sarcoma 1 tahun (b) HIV 3 tahun (c) Blood transfusion 5 tahun (d) Haemophilia sejak lahir Kode dengan HIV.

Contoh 2 :

I (a) Pneumocystis carinii 6 bulan (b) HIV 5 tahun (c) Ruptured spleen 7 tahun (d) Assault – fist fight 7 tahun 66

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Kode dengan HIV.

4.3 Kematian perinatal : pedoman penulisan pada berkas keterangan dan aturan pengkodingan 4.3.1

Kematian perinatal pada berkas keterangan

Apabila kondisi memungkinkan, berkas keterangan yang masih terpisah dari penyebab kematian perinatal harus dilengkapi, dimana penyebabnya ditetapkan sebagai berikut : (a) Penyakit atau kondisi utama pada janin atau bayi (b) Penyakit atau kondisi lain pada janin atau bayi (c) Penyakit atau kondisi utama ibu yang mempengaruhi janin atau bayi (d) Penyakit atau kondisi lain ibu yang mempengaruhi janin atau bayi (e) Kondisi lain yang relevan Berkas keterangan harus mencakup identifikasi khusus dengan tanggal dan waktu yang relevan, adanya pernyataan tentang kondisi bayi lahir hidup atau mati, dan detil hasil autopsi. Untuk analisis terperinci terhadap kematian perinatal, data ibu dan anak berikut ini dibutuhkan, sebagai tambahan informasi tentang penyebab kematian, tidak hanya pada kasus kematian perinatal, tetapi juga pada seluruh kelahiran hidup : Ibu : Tanggal lahir Jumlah kehamilan sebelumnya : lahir hidup/lahir mati/keguguran Tanggal dan hasil kehamilan sebelumnya : lahir hidup/lahir mati/keguguran Kehamilan sekarang :  Hari pertama haid terakhir (jika tidak diketahui, perkiraan usia kehamilan dalam minggu penuh)  Perawatan antenatal – dua kali atau lebih : ya/tidak/tidak diketahui  Cara lahir : vertex spontan normal/lainnya (jelaskan) Anak : Berat badan lahir dalam gram Jenis kelamin : laki-laki/perempuan/belum pasti Kelahiran tunggal/kembar pertama/kembar kedua/ganda lainnya Jika lahir mati, saat terjadinya kematian : sebelum persalinan/saat persalinan/tidak diketahui Variabel lain yang bisa muncul pada berkas keterangan dasar mencakup secara khusus siapa penolong persalinan, yaitu: dokter/bidan terlatih/petugas terlatih lainnya/petugas lain (jelaskan). Metode dengan pengumpulan data tambahan akan bervariasi tergantung pada sistem pencatatan sipil masing-masing negara. Ketika data dapat dikumpulkan pada pencatatan kelahiran mati atau kematian neonatal dini, suatu formulir yang mirip dengan formulir “Keterangan Penyebab Kematian Perinatal” seperti yang ditunjukkan di bawah dapat dipergunakan. Apabila tidak, penetapan khusus perlu dilakukan (misalnya dengan menghubungkan catatan kelahiran dan kematian) untuk menyatukan data tambahan dengan penyebab kematian. 67

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Ketika persyaratan pada pencatatan sipil menyebabkan sulitnya penggunaan keterangan kematian biasa untuk bayi lahir hidup dan lahir mati, maka masalah ini dapat diatasi dengan keterangan kelahiran mati dan kematian neonatal dini, yang masing-masingnya memiliki format penyebab kematian yang dianjurkan.

4.3.2

Pernyataan penyebab kematian

Keterangan ini memiliki lima bagian untuk pencatatan penyebab dari kematian perinatal, diberi tanda (a) sampai (e). Pada bagian (a) dan (b) harus dimasukkan penyakit-penyakit atau kondisi-kondisi dari bayi atau janin, bagian (a) adalah yang paling penting dan sisanya, jika ada, masukkan pada bagian (b). Dengan label “yang paling penting” ini berarti kondisi patologis tersebut, menurut pendapat penulis keterangan, membuat kontribusi terbesar pada kematian bayi atau janin. Cara kematian, misalnya gagal jantung, asfiksia atau anoksia, sebaiknya tidak dimasukkan ke dalam bagian (a) kecuali hanya kondisi tersebut yang diketahui pada janin atau bayi. Hal ini juga berlaku untuk prematuritas. Pada bagian (c) dan (d) harus dimasukkan semua penyakit atau kondisi dari ibu yang bersangkutan, menurut pendapat penulis keterangan, memiliki beberapa efek samping pada bayi atau janin. Sekali lagi, hal yang paling penting dari kondisi tersebut harus dimasukkan ke dalam bagian (c) dan lainnya, jika ada, ke dalam bagian (d). Bagian (e) adalah untuk melaporkan apabila terdapat keadaan-keadaan lainnya yang memiliki hubungan dengan kematian tetapi tidak dapat dijelaskan sebagai penyakit atau kondisi dari anak maupun ibunya, misalnya persalinan tanpa adanya penolong persalinan. Contoh-contoh berikut ini mengilustrasikan kasus pernyataan penyebab kematian. Contoh 1.

Seorang wanita, yang pada kehamilan terakhir berakhir dengan abortus spontan pada minggu ke 12 dan 18, mengakui ketika kehamilan 24 minggu, persalinan terjadi secara prematur. Persalinan dilakukan secara spontan dengan berat badan bayi 700 gram yang meninggal di hari pertama setelah kelahiran. Penemuan utama saat autopsi adalah “pulmonary immaturity”. Penyebab kematian perinatal : (a) Pulmonary immaturity (b) – (c) Premature labour, cause unknow (d) Recurrent aborter (e) –

68

Terjemahan ICD-10 Volume 2

69

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Contoh 2.

Seorang wanita pertama kali mengalami kehamilan pada usia 26 tahun dengan riwayat siklus menstruasi reguler mendapatkan perawatan antenatal rutin yang dimulai pada minggu ke10 kehamilan. Pada usia kehamilan 30 – 32 minggu, kecacatan pertumbuhan janin diketahui secara klinis, dan dikonfirmasikan pada usia kehamilan 34 minggu. Tidak terdapat bukti penyebab terpisah dari bakteriuria yang tanpa gejala. Dilakukan sectio caesaria dan lahir hidup anak laki-laki dengan berat lahir 1600 gram. Berat plasenta 300 gram dan terlihat adanya infark. Menderita sindrom gangguan pernapasan yang berkembang terhadap respon pengobatan. Bayi meninggal tiba-tiba pada hari ke tiga. Hasil autopsi menyatakan terjadi pelebaran pulmonary hyaline membrane dan perdarahan besar intraventrikular. Penyebab kematian perinatal: (a) Intraventricular haemorrhage (b) Respiratory distress syndrome Retarded fetal growth (c) Placental insufficiency (d) Bacteriuria in pregnancy Caesarean section

Contoh 3.

Penderita diabetes, dengan keadaan kurang terkontrol selama kehamilan pertamanya, menderita anemia megaloblastik pada usia kehamilan 32 minggu. Persalinan diinduksi pada usia 38 minggu. Terjadi kelahiran spontan dengan berat bayi lahir 3200 gram. Bayi menderita hipoglikemia dan meninggal pada hari ke dua. Hasil autopsi menunjukkan adanya truncus arteriosus. Penyebab kematian perinatal: (a) Truncus arteriosus (b) Hypoglycaemia (c) Diabetes (d) Megaloblastic anaemia (e) –

Contoh 4.

Seorang ibu berusia 30 tahun dari anak laki-laki sehat berusia 4 tahun memiliki kehamilan normal terlepas dari adanya hidramnion. Foto rontgen pada minggu ke-36 mengindikasikan anencephaly. Terjadinya persalinan dengan induksi. Bayi anencephalic lahir mati dengan berat 1500 gram. Penyebab kematian perinatal: (a) Anencephaly (b) – (c) Hydramnios (d) – (e) –

70

Terjemahan ICD-10 Volume 2

4.3.3

Tabulasi kematian perinatal berdasarkan penyebab

Untuk statistik kematian perinatal berasal dari formulir sertifikat yang ditunjukkan pada dokumentasi yang menyertainya. Analisa mendalam terhadap penyebab ganda dari keseluruhan kondisi yang dilaporkan akan memberikan manfaat yang maksimal. Dimana hal tersebut sulit dilakukan, analisa dari penyakit atau kondisi utama pada janin atau bayi (bagian(a)) dan kondisi utama ibunya yang mempengaruhi janin atau bayi (bagian(c)) dengan tabulasi silang dari kelompok pada kondisi ini harus menjadi pertimbangan terendah. Menjadi sangat penting untuk memilih hanya satu kondisi (contohnya, ketika itu harus menggabungkan kematian dini neonatal dalam tabel tunggal penyebab kematian semua umur), penyakit atau kondisi utama pada janin atau bayi (bagian(a)) harus dipilih. 4.3.4 Koding pada penyebab kematian Setiap kondisi yang dimasukkan dalam section (a), (b), (c) dan (d) harus dikode terpisah. Kondisi kehamilan yang mempengaruhi janin, dimasukkan pada section (c) dan (d), harus dikode pada kategori P00-P04 dan kode ini tidak boleh digunakan untuk section (a) dan (b). Kondisi pada janin atau bayi, dimasukkan pada section (a), dapat dikode dengan berbagai kategori selain P00-P04 tetapi akan paling sering dikode dengan kategori P05-P96 (Perinatal conditions) atau Q00-Q09 (Congenital anomalies). Hanya satu kode yang harus dimasukkan pada section (a) dan (c), tetapi untuk section (b) dan (d) boleh terdapat banyak kode yang dimasukkan sebagaimana kondisi yang dilaporkan. Section (e) yaitu untuk meninjau kematian perinatal individu dan normalnya tidak perlu dikode. Namun, jika, diinginkan analisa statistik dari suatu keadaan dimasukkan pada section (e), beberapa kategori yang cocok mungkin ada pada Chapter XX dan XXI; dimana jika hal tersebut tidak terjadi, pengguna harus merancang sendiri sistem kode untuk informasi ini. 4.3.5

Aturan koding

Aturan yang dipilih untuk kematian umum tidak diterapkan untuk sertifikat kematian perinatal. Hal ini mungkin terjadi, namun, sertifikat kematian perinatal diterima apabila penyebab-penyebab kematian tidak dimasukkan sesuai dengan petunjuk yang diberikan di atas. Apabila dimungkinkan, sertifikatsertifikat ini harus diperiksa oleh petugas terkait, tetapi apabila tidak dimungkinkan, aturan-aturan berikut harus diterapkan. Rule P1 . Tipe kematian atau prematuritas yang dimasukkan pada section (a). Jika penyakit atau gagal jantung, asfiksia atau anoxia (kondisi apapun pada P20.-, P21.-) atau prematuritas (kondisi apapun pada P07.-) dimasukkan pada section (a) dan kondisi lain pada janin atau bayi dimasukkan baik pada section (a) atau (b), kodelah yang pertama disebutkan dari kondisi-kondisi ini seolah-olah hanya satu yang dimasukkan pada section (a) dan kodelah kondisi sebenarnya yang dimasukkan pada section (a) seolah-olah telah dimasukkan pada section (b). Contoh 1 :

Lahir hidup; meninggal pada hari ke-4 (a) Prematurity (b) Spina bifida (c) Placental insufficiency (d) --Prematurity dikode pada (b) dan spina bifida pada (a).

Kode Q05.9 P07.3 P02.2

71

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Contoh 2 :

Lahir hidup; meninggal pada menit ke-50 Kode (a) Severe birth asphyxia Q03.9 Hydrocephalus (b) –P21.0 (c) Obstructed labour P03.1 (d) Severe pre-eclampsia P00.0 Severe birth asphyxia dikode pada (b) dan hydrocephalus pada (a).

Rule P2. Dua atau lebih kondisi yang dimasukkan pada section (a) atau (c). Jika dua atau lebih kondisi dimasukkan pada section (a) atau (c), kodelah yang pertama disebutkan seolah-olah hanya satu yang dimasukkan pada kategori (a) atau (c) dan kodelah yang lainnya seolaholah sudah dimasukkan pada section (b) atau (d). Contoh 3 :

Lahir mati; meninggal sebelum proses persalinan Kode (a) Severe fetal malnutrition P05.0 Light for dates Antepartum anoxia (b) --P20.9 (c) Severe pre-eclampsia P00.0 Placenta praevia (d) --P02.0 Light for dates with fetal malnutrition dikode pada (a) dan antepartum anoxia pada (b); severe pre-eclampsia dikode pada (c) dan placenta praevia pada (d).

Contoh 4 :

Lahir hidup; meninggal pada hari ke-2 (a) Traumatic subdural haemorrhage Massive inhalation of meconium Intrauterine anoxia (b) Hypoglycaemia Prolonged pregnancy

Kode P10.0

P24.0 P20.9 P70.4 P08.2 (c) Forceps delivery P03.2 (d) Severe pre-eclampsia P00.0 Traumatic subdural haemorrhage dikode pada (a) dan kondisi lainnya yang dimasukkan pada (a) dikode pada (b). Rule P3. Tidak ada yang dimasukkan pada section (a) atau (c). Jika tidak ada yang dimasukkan pada section (a) tetapi ada kondisi janin atau bayi yang dimasukkan pada section (b), kodelah yang pertama disebutkan seolah-olah telah dimasukkan pada section (a); jika tidak ada yang dimasukkan baik pada section (a) maupun (b), tidak pula kode P95 (Fetal death of unspecified cause) untuk lahir mati maupun kode P96.9 (Condition originating in the perinatal period, unspecified) untuk kematian dini neonatal harus digunakan pada section (a).

72

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Sama halnya dengan, jika tidak ada yang dimasukkan pada section (c) tetapi terdapat kondisi ibu yang dimasukkan pada section (d), kodelah yang pertama disebutkan seolah-olah kondisi tersebut telah dimasukkan pada section (c); jika tidak ada yang dimasukkan baik pada section (c) maupun (d) gunakan beberapa kode buatan, seperti xxx.x pada section (c) untuk mengindikasikan bahwa tidak ada kondisi ibu yang dilaporkan sebelumnya. Contoh 5 :

Contoh 6 :

Lahir hidup; meninggal pada menit ke-15 (a) --(b) Tentorial tear Respiratory distress syndrome (c) (d) –Tentorial tear dikode pada (a); xxx.x dikode pada (c).

Kode P10.4 P22.0 xxx.x

Lahir hidup; meninggal pada hari ke-2 Kode (a) --P95 (b) --(c) --P00.0 (d) Eclampsia (longstanding essential hypertension) Unspecified perinatal cause dikode pada (a); eclampsia dikode pada (c).

Rule P4. Kondisi yang ditulis pada bagian yang salah. Jika kondisi pada ibu (kondisi P00-P04) ditulis pada bagian (a) atau bagian (b), atau jika kondisi pada janin atau bayi dituliskan pada bagian (c) atau bagian (d), maka kodekan kondisi tersebut seolah-olah dituliskan pada bagian yang tepat. Jika suatu kondisi yang dapat diklasifikasikan sebagai kondisi pada bayi atau janin atau suatu kondisi pada ibu yang salah dituliskan pada bagian (e), maka kodelah kondisi tersebut sebagai kondisi maternal atau fetal tambahan dalam bagian (b) atau (d) sebagai bagian yang sesuai. Contoh 7 :

Lahir mati; kematian setelah persalinan Kode (a) Hipoksia intrauterina berat P20.9 (b) Occipitoposterior persisten (c) P03.1 (d) P03.2 (e) Kelahiran sulit dengan bantuan forcep Letak occipitoposterior persisten dikodekan pada (c); kelahiran sulit dengan forcep dikodekan pada (d).

4.4 Morbiditas Pada saat revisi ICD yang keenam, yang disetujui pada tahun 1948, sejumlah permintaan diterima dari para administrator kesehatan masyarakat, manajer perawatan kesehatan, pengelola jaminan sosial dan peneliti di berbagai disiplin kesehatan agar membuat klasifikasi yang dapat diterapkan pada morbiditas. Oleh karena itu, sejak saat itu ICD dikembangkan dengan pengelompokan data morbiditas, disamping kegunaan tradisionalnya untuk pencatatan mortalitas. Data morbiditas semakin banyak digunakan dalam 73

Terjemahan ICD-10 Volume 2

perumusan kebijakan dan program kesehatan, dan dalam pengelolaan, monitoring dan evaluasi. Serta digunakan dalam epidemologi, identifikasi kelompok yang berisiko (at risk) dan penelitian klinik (termasuk penelitian kejadian penyakit pada berbagai kelompok sosio-ekonomi). Kondisi yang digunakan untuk analisis morbiditas kondisi-tunggal adalah kondisi utama yang ditangani atau diperiksa selama episode perawatan yang relevan. Kondisi utama adalah kondisi yang didiagnosa pada akhir episode perawatan, yang menyebabkan pasien memerlukan pengobatan atau pemeriksaan. Jika terdapat lebih dari satu kondisi, harus dipilih yang paling membutuhkan penggunaan sumber daya yang terbesar. Jika tidak ada diagnosis yang ditegakkan, maka gejala atau penemuan abnormal atau masalah pasien yang utama dapat dipilih sebagai kondisi utama. Disamping kondisi utama, catatan medis harus atau sedapat mungkin juga berisi daftar terpisah yang berisi kondisi atau masalah lain dihadapi selama episode perawatan kesehatan. Kondisi lain adalah kondisi yang timbul bersamaan (coexist) atau berkembang selama episode perawatan yang mempengaruhi penanganan pasien. Kondisi-kondisi yang tidak berhubungan dengan episode sekarang sebaiknya tidak dicatat. Dengan membatasi analisis pada satu kondisi per episode, beberapa informasi mungkin akan hilang. Maka dari itu dianjurkan, kalau bisa, untuk melakukan pengkodean dan analisis ganda sebagai tambahan pada data rutin. Hal ini harus dilakukan berdasarkan aturan lokal yang berlaku, karena tidak peraturan internasional yang mengatur. Namun, pengalaman di beberapa wilayah dapat digunakan untuk mengembangkan aturan lokal. 4.4.1

Pedoman dalam pencatatan informasi diagnostik untuk analisis kondisi tunggal data morbiditas

Umum Praktisi kesehatan yang bertanggung jawab atas pengobatan pasien harus memilih kondisi utama untuk dicatat, disamping kondisi lainya, untuk setiap episode pelayanan kesehatan. Informasi ini harus diatur secara sistematis menurut cara-cara pencatatan yang standar. Pencatatan yang diselesaikan sebagaimana mestinya penting untuk pengelolaan pasien secara baik dan merupakan sumber yang berharga untuk data epidemiologis dan statistik lainnya mengenai morbiditas dan masalah asuhan kesehatan lainnya. Hal khusus dan detil Setiap pernyataan diagnostis harus seinformatif mungkin supaya dapat mengklasifikasikan kondisi pada kategori ICD yang paling spesifik. Contoh-contoh dari pernyataan diagnostik seperti itu adalah :  Karsinoma sel transisional pada Kandung Kemih  Appendisitis akut dengan perforasi  Katarak diabetikum, bergantung-insulin  Pericarditis meningokokus  Perawatan antenatal untuk kehamilan dengan hipertensi  Diplopia yang disebabkan oleh reaksi alergi terhadap antihistamin yang dimakan sesuai resep  Osteoarthritis panggul akibat fraktur lama pada panggul  Fraktur leher femur akibat jatuh saat di rumah  Luka bakar derajat III pada telapak tangan

74

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Diagnosa atau gejala yang tidak pasti Jika tidak ada diagnosis pasti pada akhir dari episode pelayanan kesehatan, maka harus dicatat informasi yang menggambarkan kekhususan dan pemahaman maksimum mengenai kondisi yang menyebabkan perlunya perawatan atau pemeriksaan tersebut. Hal ini dilakukan dengan menetapkan gejala, temuan atau masalah abnormal, daripada membuat atau menuliskan diagnosis sebagai “mungkin”, “dipertanyakan”, atau “curiga”, ketika diganosis dipikirkan tapi tidak ditegakkan. Pelayanan kesehatan untuk sebab selain karena keadaan sakit Episode pelayanan kesehatan atau mendapatkan dengan layanan kesehatan tidak terbatas pada pengobatan atau pemeriksaan penyakit atau cedera saat itu saja. Episode juga dapat terjadi ketika seseorang yang tidak sedang sakit mendapatkan batasan perawatan atau pelayanan; detil dari hal-hal yang relevan harus dicatat seolah-olah “kondisi utama”. Contoh yang termasuk antara lain adalah :  Monitoring kondisi pengobatan terakhir  Imunisasi  Pengelolaan kontrasepsi, antenatal dan perawatan postpartum  Pengawasan terhadap orang-orang dengan resiko karena riwayat personal atau keluarga  Pemeriksaan kondisi kesehatan, contohnya untuk asuransi atau alasan pekerjaan  Mencari nasehat yang berhubungan dengan kesehatan  Permintaan saran dari perorangan dengan masalah sosial  Konsultasi mewakili orang ketiga BAB XXI (faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan dan kontak dengan layanan kesehatan) berisi kategori yang luas (Z00-Z99) untuk mengklasifikasikan kondisi-kondisi tersebut; rujukan untuk Bab ini dapat menunjukan detil yang diperlukan untuk memungkinkan klasifikasi menjadi kategori yang paling relevan. Kondisi-kondisi multipel Pada episode pelayanan kesehatan dengan sejumlah kondisi-kondisi yang saling berhubungan (misalnya : cedera multiple, sequel cedera atau penyakit multiple, atau kondisi multiple yang berhubungan dengan penyakit HIV), dimana salah satu yang secara jelas lebih berat dan menuntut sumber daya dari yang lainnya harus dicatat sebagai “kondisi utama” dan yang lainnya sebagai “kondisi lain”. Jika tidak ada satupun kondisi yang menonjol, maka istilah seperti “fraktur multiple”, “cedera kepala multiple”, atau “penyakit HIV dengan infeksi multiple” dapat dicatat sebagai “kondisi utama”, diikuti oleh daftar dari kondisikondisinya. Jika kondisi-kondisi tersebut tanpa ada yang menonjol, maka isitilah semacam “cedera mulitiple” atau “cedera tabrakan multiple” harus dicatat tersendiri. Kondisi-kondisi yang disebabkan oleh penyebab eksternal Jika terdapat kondisi akibat penyebab eksternal seperti cedera, keracunan atau yang diakibatkan oleh penyebab eksternal lainnya, penting sekali untuk menjabarkan secara lengkap kondisi itu dan kenapa kondisi itu terjadi. Sebagai contoh: “fraktur corpus femur yang disebabkan karena terpeleset di lantai yang licin”, “Kontusio serebri yang disebabkan oleh pesien kehilangan kendali mobil dan menabrak pohon”, “keracunan yang tidak disengaja-pasien salah meminum minuman ringan yang ternyata desinfektan”, atau “hipotermia berat-pasien jatuh di kebun pada cuaca dingin”. Pengobatan sekuel (kondisi/gejala sisa) Apabila suatu episode pelayanan adalah untuk pengobatan atau pemeriksaan dari kondisi sisa (sekuel) dari penyakit yang tidak diderita lagi. Maka sekuel ini dijabarkan dan asal-usulnya idnyatakan, bersamaan 75

Terjemahan ICD-10 Volume 2

dengan petunjuk jelas bahwa penyakit awalnya tidak lagi ada. Sebagai contoh: “deflekasi septum nasal – fraktur hidung saat masih kecil”, “kontraktur tendon achiles – efek lambat dari cedera tendon”, atau “infertilitas akibat oklusi tuba dari tuberculosis kasus masa lalu”. Pada sekuel yang multiple dengan pengobatan atau pemeriksaan tidak secara langsung dominan pada salah satunya, pernyataan seperti “kejadian lanjutan cerebrovascular” atau “fraktur multipel lanjutan” dapat diterima. 4.4.2

Pedoman koding "kondisi utama" dan "kondisi lain”

Umum “Kondisi utama" dan "kondisi lain" yang relevan dengan episode perawatan harus dicatat oleh praktisi kesehatan yang bertanggung jawab. Oleh karena itu, pengkodingan biasanya langsung ke sasaran karena kondisi utama yang dituliskan harus diterima untuk proses pengkodingan, kecuali kalau jelas bahwa pedoman diatas tidak dikuti. Bila perlu, sebuah catatan medis dengan kondisi utama yang tidak konsisten, atau dicatat dengan benar, harus dikembalikan untuk klarifikasi. Kalau klarifikasi tidak tidak berhasil, Rules MB1 samapai MB5 dapat membantu pengkode mengatasi beberapa penyebab pencatatan salah yang paling sering terjadi. Pedoman berikut digunakan kalau koder tidak pasti menentukan kode mana yang digunakan. “Kondisi lain” yang berhubungan dengan episode perawatan harus telah tercatat sebagai tambahan pada ‘kondisi utama’. Hal ini juga berlaku untuk analisis sebab-tunggal, karena informasi di dalamnya dapat membantu pemilihan kode ICD yang benar untuk kondisi utama Kode tambahan pilihan Pada pedoman di bawah, kode diinginkan untuk kondisi utama kadang-kadang diberikan bersama kode ‘tambahan pilihan’ untuk memberikan informasi lebih lanjut. ‘Kode yang diinginkan’ adalah kondisi utama untuk analisis sebab-tunggal, dan sebuah kode tambahan bisa diberikan untuk analisis sebab yang multiple. Pengkodean kondisi dimana sistem dagger dan asterisk berlaku Jika sesuai, baik kode-kode dagger dan asterisk harus digunakan untuk kondisi utama, karena mereka menunjukkan dua jalur yang berbeda untuk kondisi tunggal. Contoh 1 : Kondisi utama : Pneumonia Measles Kondisi lainnya : -Kode untuk measles yang diperberat oleh pneumonia (B05.2†) dan pneumonia pada penyakit virus tergolong berbeda (J17.1*). Contoh 2 : Kondisi utama : Pericarditis Tuberkulosa Kondisi lainnya : -Kode untuk tuberkulosis dari organ lain spesifik (A18.8†) dan perikarditis penyakit bakteri tergolong berbeda (I32.0*). Contoh 3 : Kondisi utama : Lyme disease arthritis Kondisi lainnya : -Kode penyakit Lyme (A69.2†) dan Lyme disease arthritis (M01.2*).

76

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Pengkodean dugaan kondisi, gejala dan penemuan abnormal dan situasi tanpa penyakit Jika epidose pelayanan kesehatan untuk rawat inap, Koder harus berhati-hati dalam mengklasifikasikan kondisi utama pada Bab XVIII dan XXI. Jika diagnosis yang lebih spesifik belum dibuat di akhir rawat inap, atau kalau memang tidak ada penyakit atau cedera yang bisa diberi kode, maka kode dari Bab-Bab tersebut diperbolehkan (lihat juga Aturan MB3 dan MB5). Kategori-kategori ini dapat digunakan seperti biasa untuk episode pelayanan kesehatan lainnya. Jika setelah episode perawatan kesehatan, kondisi utama masih tercatat sebagai "diduga", "dipertanyakan", dsb, dan tidak ada lagi informasi atau penjelasan lebih lanjut, diagnosa yang dicurigai itu harus dikode seolah-olah diagnosis yang sesungguhnya. Kategori Z03.- (observasi dan evaluasi medis untuk penyakit dan kondisi yang dicurigai) digunakan untuk diagnosis dugaan yang dapat dibatalkan setelah pemeriksaan. Contoh 4 : Kondisi utama : Diduga Kholesistitis akut Kondisi lainnya : -Kode untuk kholesistitis akut (K81.0) sebagai "kondisi utama". Contoh 5 : Kondisi utama : Pemeriksaan dengan dugaan serviks neoplasma ganas – ternyata bukan Kondisi lainnya : -Kode observasi untuk neoplasma ganas (Z03.1) sebagai "kondisi utama". Contoh 6 : Kondisi Utama : Mengabaikan kondisi infark miokard Kondisi lainnya : -Kode pengamatan untuk tersangka infark miokard (Z03.4) sebagai "kondisi utama". Contoh 7 : Kondisi utama : Epistaksis berat Kondisi lainnya : -Pasien mendapatkan perawatan satu hari. Tidak ada laporan prosedur atau pemeriksaan. Kode epistaksis (R04.0). Hal ini dapat diterima karena pasien jelas dirawat hanya untuk kondisi darurat. Pengkodean pada kondisi multipel Kondisi multipel dicatat dalam kategori yang berjudul "Multipel.....", dan tidak ada satupun kondisi tunggal menonjol, kode untuk kategori "Multipel...." harus digunakan sebagai kode yang utama, dan kode tambahan dapat diberikan untuk kondisi individu yang tercatat. Pengkodean digunakan terutama untuk kondisi yang berhubungan dengan penyakit HIV, cedera dan sekuel. Pengkodean kategori kombinasi ICD menyediakan kategori tertentu dimana dua kondisi, atau satu kondisi dan sebuah proses sekunder yang berhubungan, dapat diwakili oleh satu kode. Kategori kombinasi tersebut harus digunakan sebagai kondisi utama pada informasi yang tercatat. Indeks Abjad (Vol.3) menunjukkan dimana kombinasi seperti ini disediakan, yaitu dibawah indentasi “with” yang berada tepat setelah istilah utama. Dua atau lebih kondisi yang dicatat pada "kondisi utama" dapat dihubungkan jika salah satu kondisi dianggap sebagai pengubah kondisi yang lain. 77

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Contoh 8 : Kondisi utama : Gagal ginjal Kondisi lainnya : Penyakit ginjal hipertensi Kode dengan penyakit ginjal hipertensi dengan gagal ginjal (I12.0) sebagai "kondisi utama". Contoh 9 : Kondisi utama : Glaukoma akibat peradangan mata Kondisi lainnya : -Kode glaukoma akibat peradangan mata (H40.4) sebagai "kondisi utama”. Contoh 10 : Kondisi utama : Obstruksi usus Kondisi lainnya : Hernia inguinalis kiri Kode hernia inguinalis unilateral dan tidak spesifik, dengan obstruksi, tanpa gangren (K40.3). Contoh 11 : Kondisi utama : Katarak. Diabetes-tergantung insulin Kondisi lainnya : Hipertensi Spesialisasi : Ophthalmology Kode untuk diabetes-tergantung insulin dengan komplikasi mata (E10.3†) dan katarak diabetes (H28.0*) sebagai "kondisi utama". Contoh 12 : Kondisi utama : Kondisi lainnya :

Diabetes mellitus-tidak tergantung insulin Hipertensi Rheumatoid arthritis Katarak Spesialisasi : Kedokteran Umum Kode diabetes-tidak tergantung insulin tanpa komplikasi (E11.9) sebagai "kondisi utama". Perhatikan bahwa dalam contoh ini hubungan katarak dengan diabetes tidak harus dilakukan karena mereka keduanya tidak dicatat sebagai "kondisi utama".

Pengkodean penyebab luar morbiditas Untuk cedera dan kondisi lain akibat sebab eksternal, baik kondisi itu sendiri dan keadaan yang disebabkan oleh penyebab eksternal harus dikode. Pemilihan kode "Kondisi utama" harus yang menggambarkan bentuk kondisi. Ini biasanya, tetapi tidak selalu, diklasifikasikan pada Bab XIX. Kode dari Bab XX yang menunjukkan penyebab eksternal digunakan sebagai kode tambahan pilihan. Contoh 13 : Kondisi utama :

Fraktur leher femur yang disebabkan oleh jatuh akibat tersandung di jalan yang tidak rata Kondisi lainnya : Kontusio siku dan lengan Kode fraktur leher femur (S72.0) sebagai "kondisi utama". Kode penyebab eksternal untuk jatuh pada ketinggian yang sama akibat dari tergelincir, tersandung atau tersandung di jalan atau jalan raya (W01.4) dapat digunakan sebagai kode tambahan.

Contoh 14 : Kondisi utama : Hipotermia berat, pasien jatuh di kebun saat cuaca dingin Kondisi lainnya : Senilitas Kode hipotermia (T68) sebagai "kondisi utama". Kode penyebab eksternal untuk paparan dingin yang berlebihan di rumah (X31.0) dapat digunakan sebagai kode tambahan.

78

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Contoh 15 : Kondisi utama : Diplopia karena reaksi alergi terhadap antihistamin yang diresepkan Kondisi lainnya : -Kode untuk diplopia (H53.2) sebagai "kondisi utama". Kode penyebab eksternal untuk obat anti-alergi dan anti-muntah yang memberi efek samping pada penggunaan untuk terapi (Y43.0) bisa dipakai sebagai kode tambahan pilihan. Contoh 16 : Kondisi utama : Hemoglobinuria akibat latihan lari maraton (latihan di stadion) Kondisi lainnya : -Kode haemoglobinuria akibat hemolisis yang disebabkan oleh faktor eksternal (D59.6) sebagai "kondisi utama". Kode penyebab eksternal gerakan berat dan berulang pada olahraga dan atletik (X50.3) dapat digunakan sebagai kode tambahan. Pengkodean sekuel (gejala sisa) dari kondisi tertentu ICD menyediakan sejumlah kategori yang berjudul "Sequelae of..." (B90-B94, E64.-, E68, G09, I69.-, O97, T90-T98, Y85-Y89) yang digunakan untuk menunjukkan kondisi tidak ada lagi, sebagai penyebab saat menjalani perawatan atau penanganan. Namun, kode yang diutamakan sebagai “kondisi utama” adalah kode yang sesuai dengan bentuk sekuel itu. Kode “Sequelae of...” dapat ditambahkan sebagai kode tambahan. Jika terdapat sejumlah sekuel spesifik namun tidak ada yang lebih menonjol dalam hal kegawatan dan penggunaan sumber, boleh digunakan “Sequelae of ...” sebagai “kondisi utama”, yang kemudian dikode pada kategori yang sesuai. Perhatikan bahwa kondisi penyebab bisa dinyatakan dengan istilah “old” (lama), “no longer present” (tidak terdapat lagi), dan sebagainya, begitu pula kondisi yang diakibatkannya bisa dinyatakan sebagai “late effect of ...” (efek lanjut dari ...), atau “sequela of ...”. Tidak ada interval waktu minimal. Contoh 17 : Kondisi utama : Disfasia dari infark otak lama Kondisi lainnya : -Kode disfasia (R47.0) sebagai "kondisi utama". Kode sequelae of cerebral infarction (I69.3) dapat digunakan sebagai kode tambahan. Contoh 18 : Kondisi utama :

Osteoarthritis sendi pinggul akibat fraktur lama akibat kecelakaan kendaraan bermotor 10 tahun yang lalu Kondisi lainnya : -Kode other post-traumatic coxarthrosis (M16.5) sebagai "kondisi utama". Kode untuk sequelae of fracture of femur (T93.1) dan sequelae of motor vehicle accident (Y85.0) dapat digunakan sebagai kode tambahan.

Contoh 19 : Kondisi utama : Efek lanjut poliomyelitis Kondisi lainnya : -Kode sequelae of poliomyelitis (B91) sebagai "kondisi utama" karena tidak ada informasi lain yang tersedia. Pengkodean kondisi akut dan kronis Kondisi utama dicatat baik yang akut (atau sub akut) dan kronis, dan ICD menyediakan kategori atau subkategori yang berbeda untuk masing-masing, tetapi tidak untuk kombinasi, kategori untuk kondisi akut harus digunakan sebagai kondisi utama. 79

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Contoh 20 : Kondisi utama : Cholecystitis akut dan kronis Kondisi lainnya : -Kode untuk kolesistitis akut (K81.0) sebagai "kondisi utama". Kode untuk kolesistitis kronis (K81.1) dapat digunakan sebagai kode tambahan. Contoh 21 : Kondisi utama : Eksaserbasi akut dari bronkitis kronik obstruktif Kondisi lainnya : -Kode chronic obstructive pulmonary disease with acute exacerbation (J44.1) sebagai "kondisi utama" karena ICD memberikan kode yang sesuai untuk kombinasi. Pengkodean kondisi pasca-prosedural dan komplikasi Pada Bab XIX (T80-T88) tersedia kategori untuk komplikasi yang berhubungan dengan operasi dan prosedur lain, misalnya infeksi luka operasi, komplikasi mekanis benda-benda implantasi, syok, dsb. Hampir semua bab sistem tubuh juga berisi kategori untuk kondisi akibat prosedur dan teknik tertentu, atau akibat pembuangan organ, misalnya sindroma limphedema pasca-mastektomi dan hipotiroidisme pasca-penyinaran. Kondisi tertentu yang terjadi setelah prosedur (misalnya pneumonia, embolisme paru) tidak dianggap sebagai kondisi tersendiri sehingga dikode seperti biasa, namun bisa diberi kode tambahan dari Y83-Y84 untuk menunjukkan hubungannya dengan suatu prosedur. Jika kondisi dan komplikasi ini dicatat sebagai kondisi utama, perlu dilakukan rujukan ke ‘modifier’ atau ‘qualifier’ pada Indeks Alfabet untuk pemilihan kode yang tepat. Contoh 22 : Kondisi utama : Hypothyroidism pasca tiroidektomi sejak 1 tahun yang lalu Kondisi lain : -Spesialisasi : Kedokteran umum Kode hipotiroidisme pasca-operasi (E89.0) sebagai "kondisi utama". Contoh 23 : Kondisi utama : Perdarahan yang berlebihan setelah pencabutan gigi Kondisi lain : Nyeri Spesialisasi : Kedokteran gigi Kode perdarahan akibat prosedur (T81.0) sebagai "kondisi utama". Contoh 24 : Kondisi utama : Psikosis pasca operasi setelah bedah plastik Kondisi lain : -Spesialisasi : Psikiatri Kode psikosis (F09) sebagai "kondisi utama" dan kode tambahan Y83.8 (prosedur bedah khusus lainnya [sebagai penyebab reaksi abnormal pasien]) untuk menunjukkan adanya hubungan dengan pasca-prosedur. 4.4.3

Aturan reseleksi jika kondisi utama ternyata salah tercatat

Praktisi kesehatan yang bertanggung jawab pada pelayanan kesehatan menentukan "kondisi utama" untuk dikodekan, dan dapat diterima sebagai pengkodean asal berdasarkan pada aturan di atas dan catatan bab-bab tertentu (4.4.4). Namun, keadaan tertentu atau ketersediaan informasi yang mengindikasi tenaga kesehatan tidak mengikuti prosedur yang benar. Jika tidak memungkinkan untuk

80

Terjemahan ICD-10 Volume 2

medapatkan penjelasan dari tenaga kesehatan, salah satu dari aturan berikut dapat diterapkan dan "kondisi utama" dipilih ulang. Aturan untuk reseleksi kondisi utama Peraturan MB 1.

Kondisi minor tercatat sebagai "kondisi utama", sedangkan kondisi yang lebih berarti (bermakna) dicatat sebagai “kondisi lain” Apabila kondisi minor atau yang berlangsung lama, atau masalah insidental tercatat sebagai "kondisi utama", sedangkan kondisi yang lebih bermakna, relevan dengan pengobatan yang diberikan dan/atau khusus yang merawat pasien, tercatat sebagai "kondisi lain", maka yang terakhir ini dipilih ulang sebagai “kondisi utama”. Peraturan MB 2. Beberapa kondisi tercatat sebagai "kondisi utama” Apabila beberapa kondisi yang tidak dapat dikodekan bersamaan tercatat sebagai "kondisi utama", dan catatannya menunjukan bahwa satu diantaranya adalah kondisi utama pada perawatan pasien, maka pilihlah kondisi tersebut. Jika tidak, pilih kondisi yang pertama kali disebutkan. Peraturan MB 3.

Kondisi yang dicatat sebagai “kondisi utama” merupakan gejala dari kondisi yang telah didiagnosis dan diobati Apabila gejala atau tanda (biasanya diklarifikasikan jadi bab XVIII), suatu atau masalah yang dilklasifikasikan pada bab XXI, dicatat sebagai “kondisi utama”, dan ini jelas merupakan tanda,gejala atau masalah dari kondisi yang telah didiagnosis di tempat lain dan telah dirawat, pilihlah kondisi yang didiagnosis tersebut sebagai “kondisi utama”. Peraturan MB 4. Kespesifikan Apabila diagnosisi yang tercatat sebagai “kondisi utama” menggambarkan suatu kondisi secara umum, sedangkan suatu istilah yang bisa memberikan informasi yang lebih tepat mengenai kondisi tersebut tercatat ditempat lain, pilihlah yang terakhir ini sebagai “kondisi utama”. Peraturan MB 5. Alternatif “kondisi utama” Apabila suatu gejala atau tanda tercatat sebagai “kondisi utama” dengan suatu petunjuk bahwa gejala tersebut bisa disebabkan oleh suatu kondisi atau kondisi lainnya, pilihlah gejala tersebut sebagai “kondisi utama”. Kalau dua kondisi atau lebih tercatat sebagai pilihan diagnosis untuk “kondisi utama”, pilihlah kondisi pertama yang tercatat. Contoh penerapan aturan untuk reseleksi “kondisi utama” Peraturan MB 1.

Kondisi minor tercatat sebagai "kondisi utama", sedangkan kondisi yang lebih berarti (bermakna) dicatat sebagai “kondisi lain” Apabila kondisi minor atau yang berlangsung lama, atau masalah insidental tercatat sebagai "kondisi utama", sedangkan kondisi yang lebih bermakna, relevan dengan pengobatan yang diberikan dan/atau khusus yang merawat pasien, tercatat sebagai "kondisi lain", maka yang terakhir ini dipilih ulang sebagai “kondisi utama”.

81

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Contoh 1 : Kondisi utama : Kondisi lainnya :

Akut sinusitis Karsinoma endoserviks Hipertensi Pasien di rumah sakit selama tiga minggu Prosedur : Histerektomi total Spesialisasi : Ginekologi Reseleksi kode karsinoma endoserviks (C53.0) sebagai “kondisi utama”.

Contoh 2 : Kondisi utama : Kondisi lainnya :

Rheumatoid arthritis Diabetes mellitus Hernia femoral strangulata Generalized arteriosclerosis Pasien di rumah sakit selama dua minggu Prosedur : Herniorrhaphy Spesialisasi : Bedah Reseleksi kode hernia femoral strangulata (K41.3) sebagai “kondisi utama”.

Contoh 3 : Kondisi utama : Epilepsy Kondisi lainnya : Otomycosis Spesialisasi : THT Reseleksi kode otomikosis sebagai “kondisi utama” dan dikode dengan B36.9† dan H62.2*. Contoh 4 : Kondisi utama : Kondisi lainnya :

Gagal jantung kronis Fraktur leher femur karena jatuh dari tempat tidur selama rawat inap Pasien di rumah sakit selama empat minggu Prosedur : Internal fiksasi pada fraktur Spesialisasi : Perawatan interna selama 1 minggu kemudian pindah ke perawatan bedah ortopedi untuk pengobatan fraktur. Reseleksi kode fraktur leher femur (S72.0) sebagai "kondisi utama".

Contoh 5 : Kondisi utama : Caries dentis Kondisi lainnya : Rematik mitral stenosis Prosedur : Ekstraksi gigi Spesialisasi : Dentist Reseleksi kode caries dentis (K02.9) sebagai "kondisi utama". Peraturan MB1 tidak berlaku. Meskipun karies gigi dapat dianggap sebagai kondisi minor dan rematik stenosis mitral sebagai kondisi yang lebih bermakna, tetapi kondisi yang terakhir bukanlah kondisi dirawat selama episode perawatan. Peraturan MB 2. Beberapa kondisi tercatat sebagai "kondisi utama” Apabila beberapa kondisi yang tidak dapat dikodekan bersamaan tercatat sebagai "kondisi utama", dan catatan lengkapnya menunjukan bahwa satu diantaranya adalah kondisi utama di perawatan pasien, maka pilihlah kondisi tersebut. Jika tidak, pilih kondisi yang pertama kali disebutkan. Catatan: Lihat juga 4.4.2, pengkodean kondisi multipel dan pengkodean kategori kombinasi.

82

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Contoh 6 : Kondisi utama :

Katarak Meningitis stafilokokus Penyakit jantung iskemik Kondisi lainnya : -Pasien di rumah sakit selama dua minggu Spesialisasi : Neurologi Reseleksi kode meningitis satfilokokus (G00.3) sebagai "kondisi utama".

Contoh 7 : Kondisi utama :

Bronkhitis obstruktif kronis Hypertrophy of prostate Psoriasis vulgaris Pasien mendapatkan perwatan dari bagian dematologi Pilih psoriasis vulgaris (L40.0) sebagai "kondisi utama".

Contoh 8 : Kondisi utama :

Mitral stenosis Bronkhitis akut Rheumatoid arthritis Kondisi lain : -Spesialisasi : Pengobatan umum Tidak ada informasi mengenai pengobatan Pilih mitral stenosis (I05.0), kondisi yang disebutkan pertama kali, sebagai "kondisi utama".

Contoh 9 : Kondisi utama :

Gastritis kronis Keganasan sekunder pada kelenjar getah bening aksila Carcinoma mammae Kondisi lain : -Prosedur : Mastektomi Pilih malignant neoplasm of breast (C50.9) sebagai "kondisi utama".

Contoh 10 : Kondisi utama :

Ketuban pecah dini Letak sungsang Anemia Kondisi lain : -Prosedur : Persalinan spontan Pilih prematur rupture of membranes (O42.9) sebagai "kondisi utama", sebagai kondisi yang pertama kali disebutkan.

Peraturan MB 3.

Kondisi yang dicatat sebagai “kondisi utama” merupakan gejala dari kondisi yang telah didiagnosis dan diobati Apabila gejala atau tanda (biasanya diklarifikasikan jadi Bab XVIII), suatu atau masalah yang dilklasifikasikan pada Bab XXI, dicatat sebagai “kondisi utama”, dan ini jelas merupakan tanda, gejala atau masalah dari kondisi yang telah didiagnosis di tempat lain dan telah dirawat, pilihlah kondisi yang didiagnosis tersebut sebagai “kondisi utama”.

83

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Contoh 11 : Kondisi utama : Kondisi lain :

Haematuria Varises pada kaki Papillomata dinding posterior kandung kemih Pengobatan : Diathermy eksisi pada papillomata Spesialisasi : Urologi Reseleksi kode papilomata of posterior wall of bladder (D41.4.) sebagai "kondisi utama".

Contoh 12 : Kondisi utama : Kondisi lainnya :

Coma Penyakit jantung iskemik Otosklerosis Diabetes mellitus, bergantung pada insulin Spesialisasi : Endokrinologi Perawatan : Penetapan dosis insulin yang tepat Reseleksi kode diabetes melitus insulin dependent (E10.0) sebagai "kondisi utama". Dari informasi diindikasikan koma disebabkan oleh diabetes melitus, dan dilibatkan karena memodifikasi pengkodean.

Contoh 13 : Kondisi utama : Nyeri perut Kondisi lainnya : Apendisitis akut Prosedur : Appendiktomi Reseleksi kode appendisitis akut (K35.9) sebagai “kondisi utama”. Contoh 14 : Kondisi utama : Kejang demam Kondisi lainnya : Anemia Tidak ada informasi tentang pengobatan Kode kejang demam (R56.0) sebagai “kondisi utama”. Rule MB3 tidak dapat berlaku karena “kondisi utama” bukan gejala yang mewakili “kondisi lain”. Peraturan MB 4. Kespesifikan Apabila diagnosis yang tercatat sebagai “kondisi utama” menggambarkan suatu kondisi secara umum, sedangkan suatu istilah yang bisa memberikan informasi yang lebih tepat mengenai kondisi tersebut tercatat ditempat lain, pilihlah yang terakhir ini sebagai “kondisi utama”. Contoh 15 : Kondisi utama : Kondisi lain :

Kecelakaan cerebrovascular Diabetes mellitus Hipertensi Perdarahan cerebral Reseleksi kode perdarahan otak (I61.9) sebagai “kondisi utama”.

Contoh 16 : Kondisi utama : Penyakit jantung kongenital Kondisi lain : Defek septum ventrikel Reseleksi kode ventricular septal defect (Q21.0) sebagai “kondisi utama”. Contoh 17 : Kondisi utama : Enteritis Kondisi lain : Penyakit Crohn pada ileum Reseleksi kode Crohn’s disease of ileum (K50.0) sebagai “kondisi utama”.

84

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Contoh 18 : Kondisi utama : Kondisi lain :

Dystocia Janin hidrosefalus Gawat janin Prosedur : Sectio caesarea Reseleksi kode obstruksi persalinan akibat kelainan lain janin (O66.3) sebagai “kondisi utama”.

Peraturan MB 5. Alternatif “kondisi utama” Apabila suatu gejala atau tanda tercatat sebagai “kondisi utama” dengan suatu petunjuk bahwa gejala tersebut bisa disebabkan oleh suatu kondisi atau kondisi lainnya, pilihlah gejala tersebut sebagai “kondisi utama”. Kalau dua kondisi atau lebih tercatat sebagai pilihan diagnosis untuk “kondisi utama”, pilihlah kondisi pertama yang tercatat. Contoh 19 : Kondisi utama : Sakit kepala karena stres dan ketegangan atau sinusitis akut Kondisi lain : -Pilih sakit kepala (R51) sebagai "kondisi utama”. Contoh 20 : Kondisi utama : Kolesistitis akut atau kondisi pankreatitis akut Kondisi lain : -Pilih kolesistitis akut (K81.0) sebagai "kondisi utama”. Contoh 21 : Kondisi utama : Gastroenteritis karena kondisi infeksi atau keracunan makanan Kondisi lain : -Pilih infeksi gastroenteritis (A09) sebagai "kondisi utama”. 4.4.4

Catatan untuk bab-bab khusus

Di bawah ini diberikan untuk bab-bab tertentu dimana kemungkinan masalah timbul pada saat memilih pilihan kode "kondisi utama". Pedoman umum dan aturan yang diuraikan sebelumnya berlaku untuk semua bab terkecuali kalau catatan bab ini menyatakan lain. Bab I : Penyakit infeksi dan parasit tertentu B20–B24 Penyakit human immunodeficiency virus [HIV] Seorang pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang terganggu akibat penyakit HIV kadang-kadang memerlukan pengobatan untuk lebih dari satu penyakit pada satu episode perawatan, misalnya infeksi mycobakteri dan cytomegalovirus. Kategori dan subkategori disediakan di bagian ini untuk penyakit HIV dengan berbagai penyakit yang ditimbulkannya. Kodelah subkategori yang sesuai untuk sebagai "kondisi utama" sebagaimana dipilih oleh praktisi kesehatan. Apablia "kondisi utama" yang dicatat adalah penyakit HIV dengan beberapa penyakit penyerta, maka subkategori .7 dari B20-B22 harus digunakan. Kondisi-kondisi yang bisa diklasifikasikan pada dua subkategori atau lebih harus dikode pada subkategori .7 pada kategori yang relevan (misalnya B20 atau B21). Subkaregori B22.7 harus digunakan jika terdapat kondisi yang bisa diklasifikasikan pada dua kategori atau lebih pada B20-B22. Kode tambahan dari blok B20-B24 bisa digunakan, kalau perlu, untuk menjelaskan setiap kondisi terdaftar.

85

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Pada kasus yang jarang, kondisi yang berhubungan jelas muncul lebih dahulu dairpada infeksi HIV, kode kombinasinya tidak boleh dikodeikan dan aturan seleksi harus diikuti. Contoh 1 : Kondisi utama : Penyakit HIV dan sarkoma Kaposi Kondisi lain : — Kode dengan penyakit HIV mengakibatkan sarkoma Kaposi (B21.0). Contoh 2 : Kondisi utama : Toxoplasmosis dan cryptokokosis pada pasien HIV Kondisi lain : -Kode dengan penyakit HIV mengakibatkan beberapa infeksi (B20.7). Kode B20.8 (HIV disease resulting in other infectious and parasitic diseases) dan B20.5 (HIV disease resulting in other mycoses) dapat digunakan sebagai kode tambahan, jika diperlukan. Contoh 3 : Kondisi utama :

Penyakit HIV dengan Pneumocystis carinii pneumonia, Burkitt’s lymphoma dan candidiasis mulut Kondisi lain : -Kode dengan penyakit HIV mengakibatkan beberapa penyakit (B22.7). Tambahan kode B20.6 (HIV diseases resulting in Pneumocystis carinii pneumonia), B21.1 (HIV disease resulting in Burkitt’s lymphoma) dan B20.4 (HIV disease resulting in candidiasis) dapat digunakan, jika perlukan.

Subkategori di B20-B23 adalah satu-satunya kode 4-karakter pilihan pada negara yang menggunakan versi 4-karakter ICD-10. Jika penggunaan ini tidak diinginkan, kode lain didalam klasifikasi harus digunakan sebagai kode tambahan untuk identifikasi kondisi spesifik yang ditimbulkannya. Pada contoh 1 diatas, kondisi utama bisa dikode B21 (penyakit HIV yang menyebabkan neoplasma ganas), dengan kode C46.9 (sarkoma Kaposi) digunakan sebagai kode tambahan. Pada Contoh 2, kondisi utama bisa dikode B20 (penyakit HIV yang menyebabkan penyakit infeksi dan parasit), dengan kode B58.9 (Toxoplasmosis, tidak dijelaskan) dan B45.9 (Cryptococcosis, tidak dijelaskan) bisa dipakai sebagai kode tambahan. Penggunaan subkategori 4-karakter pada B20-B23 atau pengkodean multiple untuk mengidentifikasi kondisi spesifik adalah keputusan yang harus dibuat pada saat ICD-10 pada waktu ICD-10 diimplementasikan di negara yang bersangkutan. B90-B94 Sekuel dari penyakit infeksi dan parasit Kode-kode ini tidak digunakan sebagai kode pilihan untuk "kondisi utama" jika asal kondisi residual tercatat. Ketika pengkodean untuk kondisi sisa, B90-B94 dapat digunakan sebagai kode pilihan tambahan (lihat Bagian 4.4.2, Pengkodean gejala sisa dari kondisi tertentu). B95-B97 Bakteri, virus dan agen menular lain Kode-kode ini tidak untuk digunakan sebagai kode "kondisi utama", tetapi kategori digunakan sebagai kode tambahan untuk mengidentifikasi agen infeksi atau organisme penyebab penyakit yang klasifikasinya di luar Bab I. Infeksi yang tidak spesifik karena agen ini (B85-B97) diklasifikasikan di dalam Bab I.

86

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Contoh 4 : Kondisi utama : Cystitis akut akibat E. coli Kondisi lain : -Kode cystitis akut (N30.0) sebagai "kondisi utama", B96.2 (E.coli sebagai penyebab penyakit diklasifikasikan ke bab lain) bisa digunakan sebagai kode pilihan tambahan. Contoh 5 : Kondisi utama : Infeksi bakteri Kondisi lain : -Kode untuk infeksi bakteri, tidak dijelaskan (A49.9) sebagai "kondisi utama” bukan untuk kode dari B95-B97. Bab II : Neoplasma Ketika pengkodean neoplasma, lihat catatan pengenalan Bab II pada Volume 1 dan pendahuluan Indeks Abjad (Volume 3) tentang pemberian kode dan penggunaan deskripsi morfologi. Suatu neoplasma, baik primer atau metastasis, yang merupakan fokus dari perawatan selama episode pelayanan kesehatan, harus dicatat dan diberi kode sebagai "kondisi utama". Apabila "kondisi utama" yang tercatat oleh praktisi kesehatana dalah neoplasma primer yang tidak lagi hadir (yang telah dibuang pada episode pelayanan kesehatan sebelumnya), kode sebagai “kondisi utama” adalah neoplasma sekunder, komplikasi saat ini, atau keadaan yang bisa dikode pada BAB XXI (lihat Bagian 4.4.1, Kontak dengan pelayanan kesehatan untuk alasan selain dari penyakit) yang merupakan fokus dari pengobatan atau investigasi pada episode saat ini. Kode yang sesuai dari Bab XXI untuk riwayat neoplasma pribadi dapat digunakan sebagai kode tambahan pilihan. Contoh 6 : Kondisi utama : Karsinoma prostat Kondisi lain : Bronkitis kronis Prosedur : Prostatektomi Kode neoplasma ganas prostat (C61) sebagai "kondisi utama”. Contoh 7 : Kondisi utama : Karsinoma payudara - dibuang dua tahun yang lalu Kondisi lain : Karsinoma sekunder di paru-paru Prosedur : Bronkoskopi dengan biopsi Kode neoplasma ganas sekunder paru (C78.0) sebagai "kondisi utama". Z85.3 (Personal history of malignant neoplasm of breast) dapat digunakan sebagai kode tambahan pilihan. Contoh 8 : Kondisi utama :

Kanker kandung kemih yang telah dibuang - dirawat untuk pemeriksaan dengan cystoscopy Kondisi lain : -Prosedur : Cystoscopy Kode pemeriksaan follow-up pasca operasi neoplasma ganas (Z08.0) sebagai "kondisi utama". Z85.5 (Personal history of malignant neoplasm of urinary tract) dapat digunakan sebagai kode tambahan pilihan.

C80 Neoplasma ganas tanpa penjelasan lokasi spesifik C97 Neoplasma ganas (primer) pada beberapa lokasi yang independen

87

Terjemahan ICD-10 Volume 2

C80 harus digunakan untuk kode "kondisi utama" ketika praktisi kesehatan mencatat neoplasma tanpa jelas mengenai lokasinya. C97 harus digunakan ketika praktisi kesehatan mencatat "kondisi utama" dua atau lebih neoplasma ganas primer yang independen, dan tidak ada yang lebih dominan. Kode tambahan dapat digunakan untuk identifikasi masing-masing neoplasma ganas tersebut. Contoh 9 : Kondisi utama : Carcinomatosis Kondisi lain : -Kode dengan neoplasma ganas tanpa spesifikasi situs (C80). Contoh 10 : Kondisi utama : Multiple myeloma dan primary adenocarcinoma of prostate Kode dengan neoplasma ganas independen (primer) di beberapa lokasi situs (C97). C90.0 (Multiple myeloma) dan C61 (Malignant neoplasm of prostate) dapat digunakan sebagai kode tambahan pilihan. Bab III : Penyakit pada darah dan organ pembentuk darah dan gangguan tertentu yang melibatkan mekanisme imun Kondisi tertentu dapat diklasifikasikan ke bab ini diakibatkan obat-obatan atau penyebab eksternal lainnya. Kode dari Bab XX dapat digunakan sebagai kode tambahan pilihan. Contoh 11 : Kondisi utama : Anemia defisiensi folat akibat Trimethoprimanaemia Kondisi lain : -Kode dengan anemia defisiensi folat akibat-obat (D52.1) sebagai "kondisi utama". Y41.2 (Antimalarials and drugs acting on other blood protozoa causing adverse effects in therapeutic use) dapat digunakan sebagai kode tambahan pilihan. Bab IV : Penyakit endokrin, nutrisi dan metabolik Kondisi tertentu yang dapat diklasifikasikan ke bab ini bisa disebabkan obat-obatan atau penyebab eksternal lainnya. Kode dari Bab XX dapat digunakan sebagai kode tambahan. E10-E14 Diabetes mellitus Pemilihan subkategori yang tepat dari daftar yang berlaku bagi seluruh kategori ini didasarkan pada “kondisi utama” yang tercatat. Subkategori “.7” hanya digunakan sebagai “kondisi utama” kalau berbagai komplikasi diabetes dicatat sebagai “kondisi utama” tanpa mengutamakan salah satu di antaranya. Untuk masing-masing komplikasi bisa diberikan kode tambahan pilihan. Contoh 12 : Kondisi utama : Gagal ginjal akibat diabetes glomerulonephrosis Kode dengan diabetes mellitus yang tidak dijelaskan dengan komplikasi ginjal (E14.2† dan N08.3*). Contoh 13 : Kondisi utama : Insulin-dependent diabetic with nephropathy, gangrene and cataracts Kondisi lain : -Kode dengan diabetes mellitus tergantung insulin dengan beberapa komplikasi (E10.7). Kode E10.2† dan N08.3* (Insulin-dependent diabetes with nephropathy), E10.5 (Insulin-dependent diabetes with peripheral circulatory complications) dan E10.3† dan H28.0* (Insulin-dependent 88

Terjemahan ICD-10 Volume 2

diabetes with cataract) dapat digunakan sebagai kode tambahan pilihan untuk identifikasi masing-masing komplikasi. E34.0 Sindrom karsinoid Kode ini tidak dipakai untuk ‘kondisi utama’ kalau tumor karsinoid tercatat, kecuali kalau episode perawatan adalah untuk sindroma itu sendiri. Pada pengkodean tumor ini, E34.0 bisa digunakan sebagai kode tambahan untuk identifikasi aktifitas fungsional. E64.- Sequel malnutrisi dan kekurangan nutrisi lainnya E68 Sequel dari hiperalimentasi Kode-kode ini tidak untuk digunakan sebagai kode pilihan untuk "kondisi utama" jika kondisi asal residual dicatat. Pada saat pengkodean dengan kondisi sisa, E64.- atau E68 dapat digunakan sebagai kode tambahan pilihan. Bab V : Gangguan mental dan perilaku Definisi dari kategori dan subkategori dalam bab ini diberikan untuk membantu praktisi kesehatan dalam menegakkan label diagnostik mereka, bukan untuk koder. Kode "kondisi utama" harus diberikan atas dasar diagnosis yang dicatat oleh dokter, walaupun terlihat ada pertentangan antara kondisi yang tercatat dengan definisinya. Pada beberapa kategori terdapat syarat-syarat untuk kode tambahan. Bab VI : Penyakit sistem saraf Kondisi tertentu dapat diklasifikasikan ke bab ini mungkin akibat dari efek obat-obatan atau penyebab eksternal lainnya. Kode dari Bab XX dapat digunakan sebagai Kode tambahan pilihan. G09 Gejala sisa penyakit inflamasi sistem saraf pusat Kode ini tidak untuk digunakan sebagai kode pilihan untuk "kondisi utama" jika kondisi asal residual dicatat. Ketika pengkodean dengan kondisi sisa, G09 dapat digunakan sebagai kode tambahan. Perhatikan gejala sisa untuk kategori G01*, G02*, G05* dan G07* tidak boleh diletakan pada kode G09, tapi pada kategori yang dibuat untuk sekuel kondisi-dasar, seperti B90-B94. Kalau tidak terdapat kategori sekuel untuk kondisi-dasar, maka kodelah kondisi-dasarnya itu. Contoh 14 : Kondisi utama : Ketulian akibat meningitis TB Spesialisasi : Klinik bicara dan pendengaran Kode kehilangan pendengaran, tidak spesifik (H91.9) sebagai "kondisi utama". B90.0 (Sequelae of central nervous system tuberculosis) dapat digunakan sebagai pilihan kode tambahan. Contoh 15 : Kondisi utama : Spesialisasi :

Epilepsi karena abses lama otak Neurology

89

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Kode epilepsi, tidak ditentukan (G40.9) sebagai "kondisi utama". G09 (Sequelae of inflammatory diseases of central nervous system) dapat digunakan sebagai pilihan kode tambahan. Contoh 16 : Kondisi utama : Keterbelakangan mental ringan postimmunization encephalitis Spesialisasi : Psikiatri Kode retardasi mental ringan (F70.9) sebagai "kondisi utama". G09 (Sequelae of inflammatory diseases of central nervous system) dapat digunakan sebagai pilihan kode tambahan. G81-G83 Sindrom paralitik Kode-kode ini tidak untuk digunakan sebagai kode pilihan untuk "kondisi utama" jika penyebab kondisi saat ini tercatat, kecuali episode perawatan terutama untuk kelumpuhan itu sendiri. Ketika pengkodean untuk penyebabnya, G81-G83 dapat digunakan sebagai pilihan kode tambahan. Contoh 17 : Kondisi utama : Kecelakaan serebrovaskular dengan hemiplegia Kondisi lain : -Spesialisasi : Neurology Kode dengan stroke, tidak spesifik sebagai perdarahan atau infark (I64) sebagai “kondisi utama". G81.9 (Hemiplegia, unspecified) dapat digunakan sebagai pilihan kode tambahan. Contoh 18 : Kondisi utama : Infark serebral tiga tahun lalu Kondisi lain : Kelumpuhan kaki kiri Pasien mendapatkan terapi fisik Kode dengan monoplegia dari ekstremitas bawah (G83.1) sebagai "kondisi utama". I69.3 (Sequelae of cerebral infarction) dapat digunakan sebagai pilihan kode tambahan. Bab VII : Penyakit mata dan adnexa H54.- Kebutaan dan penglihatan berkurang Kode ini tidak untuk digunakan untuk "kondisi utama" jika penyebabnya tercatat, kecuali perawatan terutama ditujukan untuk kebutaan itu sendiri. Ketika mengkode penyebabnya, H54.- dapat digunakan sebagai pilihan kode tambahan. Bab VIII : Penyakit-penyakit telinga dan prosesus mastoid H90-H91 Kehilangan pendengaran Kode-kode ini tidak untuk digunakan untuk "kondisi utama" jika penyebabnya tercatat, kecuali episode perawatan terutama ditujukan untuk kehilangan pendengaran itu sendiri. Ketika mengkode penyebabnya, H90.- atau H91.- dapat digunakan sebagai pilihan kode tambahan.

90

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Bab IX : Penyakit sistem sirkulasi I15.- Hipertensi sekunder Kode ini tidak untuk digunakan untuk "kondisi utama" jika penyebabnya tercatat, kecuali episode perawatan terutama untuk hipertensi. Ketika mengelompokkan penyebabnya, I15.- dapat digunakan sebagai pilihan kode tambahan. I69.- Sequel penyakit serebrovaskular Kode ini tidak untuk digunakan untuk "kondisi utama" jika kondisi asal residual dicatat. Ketika mengelompokkan dengan sisa kondisi, I69.- dapat digunakan sebagai pilihan kode tambahan. Bab XV: Kehamilan, persalinan dan masa nifas O08.- Komplikasi setelah aborsi dan kehamilan luar rahim dan kehamilan anggur Kode ini tidak untuk digunakan untuk “kondisi utama”, kecuali episode baru dari perawatan ditujukan semata-mata untuk mengatasi komplikasi, misalnya komplikasi saat aborsi sebelumnya. Ini dapat digunakan sebagai pilihan kode tambahan dengan kategori O00-O02 untuk identifikasi komplikasi terkait dan dengan kategori O03 – O07 untuk memberikan rincian lengkap dari komplikasi. Perhatikan bahwa syarat inklusi disediakan di subkategori O08 harus disebut ketika menetapkan subkategori empat-karakter O03 – O07. Contoh 19 : Kondisi utama : Ruptur kehamilan tuba dengan syok Spesialisasi : Ginekologi Kode Kehamilan tuba yang pecah (O00.1) sebagai "kondisi utama". O08.3 (syok setelah aborsi dan kehamilan luar rahim dan kandungan anggur) dapat digunakan sebagai kode tambahan. Contoh 20 : Kondisi utama : Aborsi tidak lengkap dengan perforasi (tembus) rahim Spesialisasi : Ginekologi Kode aborsi tidak lengkap dengan komplikasi lain atau yang tidak dijelaskan (O06.3) sebagai "kondisi utama". Kode O08.6 (Kerusakan organ dan jaringan panggul setelah aborsi dan kehamilan luar rahim dan kandungan anggur) dapat ditambahkan sebagai kode tambahan. Contoh 21: Kondisi utama :

Penyakit disseminated intravascular coagulation setelah aborsi yang dilakukan dua hari lalu di tempat lain. Spesialisasi : Ginekologi Kode tertunda atau perdarahan yang berlebihan menyertai aborsi berikut dan kehamilan luar rahim dan kandungan anggur (O08.1). Tidak ada kode lain yang diperlukan karena aborsi dilakukan selama episode perawatan sebelumnya.

O80-O84 Kelahiran Penggunaan kode-kode ini untuk “kondisi utama” terbatas pada kasus-kasus ketika informasi yang tercatat hanya pernyataan mengenai kelahiran atau cara kelahiran. Kode-kode O80-O84 bisa digunakan sebagai 91

Terjemahan ICD-10 Volume 2

kode tambahan untuk menunjukkan cara atau jenis kelahiran kalau tidak ada data lain atau klasifikasi prosedur digunakan untuk tujuan ini. Contoh 22 : Kondisi utama : Kehamilan Kondisi lain : Prosedur : Kelahiran dengan forceps rendah Kode kelahiran dengan forceps rendah (O81.0) sebagai "kondisi utama" karena tidak ada informasi lainnya disediakan. Contoh 23 : Kondisi utama : Melahirkan Kondisi lain : Kegagalan percobaan persalinan Prosedur : Sectio caesarea Kode kegagalan percobaan persalinan (O66.4) sebagai “kondisi utama”. Seksio sesar yang tidak dijelaskan (O82.9) dipakai sebagai kode tambahan. Contoh 24 : Kondisi utama : Melahirkan anak kembar. Kondisi lain : Prosedur : Kelahiran spontan Kode kehamilan kembar (O30.0) sebagai “kondisi utama”. Kehamilan ganda, semua spontan (O84.0) dapat ditambahkan sebagai kode tambahan . Contoh 25 : Kondisi utama : Hamil cukup bulan, melahirkan janin mati 2800 g Kondisi lain : Prosedur : Kelahiran spontan Kode perawatan ibu dengan kematian dalam rahim (O36.4) karena penyebab spesifik kematian janin tidak bisa ditentukan. O98-O99

Penyakit ibu yang bisa diklasifikasikan di bagian lain, tetapi mempersulit kehamilan, melahirkan dan puerperium

Subkategori yang ada pada O98-O99, harus diutamakan untuk ‘Kondisi Utama’, daripada kategori di luar Bab XV, kalau dinyatakan mempersulit kehamilan, diperberat oleh kehamilan, atau merupakan alasan perawatan obstetri. Kode yang relevan dari bab lain bisa digunakan sebagai kode tambahan untuk memperjelas kondisi. Contoh 26 : Kondisi utama : Toxoplasmosis Kondisi lain : Hamil Spesialisasi : Klinik perawatan antenatal beresiko tinggi Kode penyakit protozoa yang mempersulit kehamilan, persalinan dan nifas (O98.6) sebagai “kondisi utama”. B58.9 (toxoplasmosis, tidak dijelaskan) bisa digunakan sebagai pilihan kode tambahan untuk mengindentifikasi organisme spesifik.

92

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Bab XVIII : Gejala, tanda, dan hasil abnormal klinis dan laboratorium, tidak diklasifikasikan di bagian lain Kategori dari bab ini tidak boleh digunakan sebagai kode "kondisi utama" kecuali gejala, tanda atau temuan abnormal secara jelas merupakan kondisi utama yang diobati atau diselidiki selama episode perawatan dan tidak terkait dengan kondisi lain yang dicatat oleh praktisi kesehatan. Lihat juga Peraturan MB3 (4.4.3) dan pendahuluan Bab XVIII di Volume 1 untuk informasi lebih lanjut. Bab XIX : Cedera, keracunan dan akibat penyebab eksternal lain Apabila banyak luka dicatat dan tidak ada salah satu darinya yang dipilih sebagai "kondisi utama", kodelah kategori yang tersedia untuk pernyataan luka multiple yang :  jenis yang sama di daerah tubuh yang sama (biasanya karakter keempat “.7” di kategori S00-S99);  berbagai jenis di daerah tubuh yang sama (biasanya karakter keempat “.7” di kategori terakhir masingmasing blok, seperti S09, S19, S29, dll); dan  jenis yang sama di daerah-daerah tubuh yang berbeda (T00-T05). Perhatikan pengecualian berikut :  untuk cedera internal yang dicatat bersama dengan hanya cedera permukaan dan/atau luka terbuka, pilih cedera internal sebagai "kondisi utama";  untuk fraktur tulang tengkorak dan muka yang berhubungan dengan cedera intrakranium, kode cedera intrakranium sebagai"kondisi utama";  untuk perdarahan intrakranium yang tercatat bersama cedera lain yang hanya di kepala, kode perdarahan intrakranium sebagai"kondisi utama"; dan  untuk fraktur yang tercatat dengan luka terbuka hanya di lokasi yang sama, kode fraktur sebagai "kondisi utama". Ketika kategori cedera multiple digunakan, kode untuk setiap cedera terdaftar dapat digunakan sebagai kode tambahan. Pada kasus dengan pengecualian diatas, sebagai tambahan pada kode kondisi utama, cedera yang berhubungan bisa diidentifikasi baik dengan kode tambahan atau dengan satu di antara angka yang disediakan untuk tujuan ini. Contoh 27 : Kondisi utama : Cedera kandung kemih dan uretra Kondisi lain : Kode cedera beberapa organ panggul (S37.7) sebagai "kondisi utama". S37.2 (Cedera kandung kemih) dan S37.3 (Cedera uretra) dapat digunakan sebagai kode pilihan tambahan. Contoh 28 : Kondisi utama : Luka intrakranial terbuka dengan pendarahan cerebellar Kondisi lain : Kode untuk perdarahan serebelum traumatis (S06.8) sebagai "kondisi utama". Luka terbuka intrakranium bisa ditunjukkan dengan kode tambahan S01.9 (Luka terbuka kepala, tempat tidak dijelaskan) atau dengan menambahkan angka 1 (luka intrakranium terbuka) pada kode S06.8 (S06.8.1).

93

Terjemahan ICD-10 Volume 2

T90-T98 Sequel cedera, keracunan dan akibat penyebab eksternal lain Kode-kode ini tidak untuk digunakan untuk “kondisi utama” jika asal kondisi residual dicatat. Untuk mengkode kondisi sisa, T90-T98 dapat digunakan sebagai pilihan kode tambahan. Bab XX : Penyebab eksternal pada morbiditas dan mortalitas Kode-kode ini tidak untuk digunakan sebagai kode "kondisi utama". Kode-kode ini digunakan sebagai kode tambahan pilihan untuk mengidentifikasi penyebab eksternal kondisi yang diklasifikasikan dalam Bab XIX, dan dapat juga digunakan kode pilihan tambahan dengan kondisi yang diklasifikasikan dalam bab lain tetapi memiliki penyebab eksternal.

5. PENYAJIAN STATISTIK 5.1

Pendahuluan

Bagian ini menyajikan peraturan mengenai statistik untuk perbandingan internasional, dan pedoman presentasi data di dalam tabel statistik nasional dan subnasional. Orang-orang yang bertanggung jawab untuk analisis data hendaknya terlibat di dalam pengembangan protokol untuk pemrosesan (termasuk pengkodean), tidak hanya data diagnostik tapi juga item lain yang ditabulasi silang dengannya. 5.2

Sumber Data

Sertifikasi medis catatan kematian biasanya merupakan tanggung jawab dokter yang merawat. Sertifikat medis penyebab kematian hendaknya mengikuti rekomendasi internasional (lihat bagian 4.1.3). Prosedur administratif hendaknya memastikan kerahasiaan data dari sertifikat kematian atau catatan medis lainnya. Dalam kasus kematian yang disertifikasi oleh dokter kehakiman atau pejabat hukum lain, bukti medis yang diberikan kepada pembuat sertifikat harus dinyatakan pada sertifikat di samping penemuan hukum lainnya. 5.3

Tingkat detil penyebab dalam tabulasi

Terdapat cara-cara standard pembuatan urutan penyebab yang dikode menurut ICD, dan rekomendasi resmi mengenai daftar-daftar untuk tabulasi yang memungkinkan perbandingan internasional (lihat bagian 5.6). Pada tabulasi lain, struktur bertingkat ICD memungkinkan cukup banyak kelenturan untuk berbagai kemungkinan pengelompokan. Rubrik 3- dan 4-karakter pada ICD memungkinkan detil yang cukup banyak. Mereka kadang-kadang digunakan untuk menghasilkan tabel-tabel rujukan yang mencakup data menyeluruh, yang mungkin tidak diterbitkan tapi disimpan di kantor utama tempat informasi mengenai diagnosis spesifik bisa ditarik. Klasifikasi pada level ini juga digunakan oleh spesialis yang tertarik dalam penelitian detil mengenai diagnosis tertentu. Untuk mereka, detil yang lebih banyak bisa diberikan pada level karakter ke-5 atau ke-

94

Terjemahan ICD-10 Volume 2

6. Di sini pengkodean telah dilakukan pada karakter tambahan yang diberikan pada beberapa rubrik ICD atau satu dari berbagai adaptasi berbasis spesialisasi pada keluarga klasifikasi. Walaupun semua usaha telah dilakukan untuk memastikan bahwa judul-judul subkategori 4-karakter memiliki arti ketika mereka berdiri sendiri, mereka kadang-kadang perlu dibaca bersama judul kategori 3karakter. Kalau ini yang dilakukan, maka perlu melibatkan rubrik-rubrik 3-karakter (dan totalnya) atau menggunakan judul-judul yang secara khusus disesuaikan untuk rubrik 4-karakter, yang tidak bisa dipahami kalau mereka berdiri sendiri. Terdapat lebih dari 2000 rubrik pada level 3-karakter, yang mengidentifikasikan semua kondisi yang berguna untuk kesehatan masyarakat. Terdapat pula daftar tabulasi khusus pada Volume 1 (halaman 1205-1231), yang dimaksudkan untuk situasi ketika daftar 3-karakter terlalu detil, dan dirancang supaya perbandingan internasional penyakit utama dan kelompok penyakit tidak diganggu oleh berbagai pengelompokan yang telah digunakan di berbagai negara. 5.4

Daftar tabulasi khusus yang direkomendasikan untuk kematian

Daftar tabulasi khusus untuk kematian diberikan dalam Volume 1. 5.4.1

Daftar yang dipadatkan

Dua daftar yang dipadatkan, Daftar 1 dan Daftar 3, berisi item untuk setiap bab ICD dan juga, untuk hampir semua bab, mengidentifikasi berbagai item dari daftar terpilih dan item sisa yang berjudul (“Sisa dari ...”) sehingga melengkapi cakupan pada bab tersebut. Jadi mereka memadatkan seluruh kategori 3-karakter ICD menjadi item-item dengan jumlah yang mudah dikelola untuk berbagai tujuan publikasi. 5.4.2

Daftar yang dipilih

Dua daftar terpilih, Daftar 2 dan Daftar 4, berisi item-item di dalam hampir semua bab ICD, untuk berbagai kondisi dan penyebab eksternal yang perlu untuk pemantauan dan analisis status kesehatan masyarakat dan masalah kesehatan yang berhubungan dengan kematian, pada tingkat nasional dan internasional. Jumlah di dalam bab tidak diberikan dan hanya beberapa bab yang memiliki rubrik sisa yang memungkinkan jumlah tersebut diperoleh. 5.4.3

Penggunaan prefiks untuk mengidentifikasi daftar kematian

Penggunaan prefiks angka pada nomor item menghindarkan kerancuan antara daftar-daftar tabulasi khusus, tempat item-item untuk kondisi yang sama memiliki angka yang berbeda. (Nomor item bisa dibedakan dari kode 4-karakter ICD yang memiliki sebuah huruf di posisi pertamanya.) Kalau daftar yang disesuaikan secara khusus digunakan 5.4.4

Daftar yang dirancang lokal

Empat daftar tabulasi khusus memberikan sumber informasi yang memadai untuk hampir semua negara mengenai penyakit dan penyebab luar kematian yang paling penting. Mereka juga memudahkan pembandingan antar-waktu dan pengamatan terhadap pergeseran frekuensi relatif dari, misalnya, penyakit infeksi dan degeneratif, ketika program kesehatan mulai memberikan hasil. Mereka 95

Terjemahan ICD-10 Volume 2

memungkinkan pembandingan antara daerah-daerah di dalam negara dan antara berbagai kelompok masyarakat. Sebagai tambahan, mereka memungkinkan perbandingan sebab kematian yang berarti antara negara-negara. Kalau perbandingan internasional tidak diperlukan, daftar-daftar yang mirip dengan daftar tabulasi khusus bisa dirancang untuk penggunaan lokal. Rubrik-rubrik ICD untuk daftar semacam itu bisa dipilih dan dikelompokkan dan cara apa pun yang paling sesuai dan berguna. Daftar khusus akan dibutuhkan, misalnya, untuk pemantauan kemajuan dalam hal morbiditas dan kematian pada berbagai program kesehatan lokal. Ketika menyesuaikan daftar tabulasi khusus untuk kebutuhan nasional, atau ketika sebuah daftar tabulasi dibuat untuk sebuah proyek baru atau khusus, suatu uji-coba akan sangat membantu. Caranya dengan menghitung kasus-kasus yang masuk ke dalam setiap kategori 3-karakter, untuk menentukan bagi kondisi yang mana pengelompokan rubrik dianggap pantas dan apakah penggunaan subkategori akan diperlukan. Pada pembuatan daftar lokal, kunci pada kategori yang dipadatkan hendaknya berisi kode 3- atau 4karakter dari klasifikasi inti. 5.5

Daftar tabulasi khusus untuk morbiditas

5.5.1

Deskripsi

Daftar tabulasi khusus morbiditas berisi 298 item detil. Daftar morbiditas adalah daftar padat tempat semua kategori hanya dimasukkan satu kali dan jumlah kelompok penyakit dan bab-bab ICD bisa diperoleh dengan penambahan item yang berurutan. Daftar morbiditas ditujukan untuk dasar daftar nasional dan untuk perbandingan antara negara. Daftar nasional bisa dibangun baik melalui pemadatan atau pelebaran klasifikasi inti yang dinilai pantas. Daftar ini cocok untuk data mengenai perawatan pasien menginap, dan dengan adaptasi yang cocok juga untuk rawat jalan dan survei. Adaptasi ini terutama mencakup pengelompokan beberapa item dan pengembangan item-item yang berhubungan dengan Bab XVIII (Gejala tanda, dan penemuan abnormal klinis dan laboratorium) dan Bab XXI (Faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan dan kontak dengan pelayanan kesehatan). Kalau daftar lokal dibentuk, kunci untuk kategori pemadatan harus berisi kode 3- atau 4-karakter dari klasifikasi inti. Daftar morbiditas melibatkan nomor-nomor kode dari kategori asterisk yang digunakan ketika kode asterisk untuk klasifikasi kembar dilibatkan dalam analisis. Daftar ini bisa digunakan baik untuk tabulasi berdasarkan dagger atau pun asterisk, sehingga dalam setiap tabel perlu sekali ditunjukkan dasar yang dipergunakan. 5.5.2

Modifikasi daftar tabulasi khusus untuk morbiditas sesuai dengan kebutuhan nasional

Bila setelah pemeriksaan frekuensi rubrik 3-karakter ICD, dirasakan perlu untuk mengembangkan daftar ini, beberapa dari item-item untuk kelompok kategori ICD bisa dibagi lebih lanjut sesuai dengan klasifikasi inti atau malahan sampai level 4-karakter. Kalau daftar yang direkomendasikan dirasa terlalu detil atau kalau diperlukan daftar yang lebih singkat, pemilihan dapat didasarkan pada kepentingan kesehatan

96

Terjemahan ICD-10 Volume 2

nasional atau lokal. Tergantung pada ‘profil epidemiologis’ suatu negara, berbagai kategori bisa digabungkan untuk memendekkan daftar ini. 5.6

Rekomendasi sehubungan dengan tabel statistik untuk perbandingan internasional

5.6.1

Tabel-tabel statistik

Tingkat detil pada klasifikasi silang menurut penyebab, jenis kelamin, usia, dan area geografis tergantung pada tujuan dan besaran statistik, dan pada batas praktis tabulasinya. Pola berikut, yang dirancang untuk memudahkan perbandingan internasional, menunjukkan cara standard untuk menyatakan berbagai ciri. Kalau dibuat klasifikasi yang berbeda pada tabel yang diterbitkan (misalnya pengelompokan usia), tabel itu hendaknya bisa disederhanakan menjadi satu dari pengelompokan yang direkomendasikan ini. (a) Analisis menurut ICD hendaknya, sesuai dengan berikut ini : i daftar detil kategori 3-karakter, dengan atau tanpa subkategori 4-karakter; ii satu di antara daftar-daftar tabulasi khusus kematian; iii daftar tabulasi khusus morbiditas. (b) Klasifikasi usia untuk tujuan umum : i kecil dari 1 tahun, 1-4 tahun, kelompok 5-tahunan dari 5-84 tahun, dan 85 tahun atau lebih; ii kecil dari 1 tahun, 1-4 tahun, kelompok 10-tahunan dari 5-74 tahun, dan 75 tahun atau lebih; iii kecil dari 1 tahun, 1-14 tahun, 15-44 tahun, 45-64 tahun, dan 65 tahun atau lebih. (c) Klasifikasi menurut area hendaknya sesuai dengan berikut ini : i setiap pembagian wilayah sipil utama; ii setiap kota atau kota dan sekitarnya dengan jumlah penduduk 1.000.000 jiwa atau lebih, atau kota terbesar dengan penduduk paling kurang 100.000 jiwa; iii daerah kota dengan penduduk 100.000 jiwa atau lebih; iv daerah kota dengan penduduk kurang dari 100.000 jiwa; v daerah pedesaan. Catatan 1. Statistik yang berhubungan dengan (c) hendaknya mencantumkan definisi daerah perkotaan dan pedesaan yang dipergunakan. Catatan 2. Pada negara dengan sertifikat medis kematian tidak lengkap atau terbatas untuk daerah tertentu, angka-angka kematian yang tidak memiliki sertifikat medis harus diterbitkan secara terpisah. 5.6.2

Tabulasi penyebab kematian

Statistik penyebab kematian untuk daerah tertentu harus sesuai dengan rekomendasi (a)(i) di atas, atau kalau ini tidak mungkin, dengan rekomendasi (a)(ii). Kematian hendaknya diklasifikasikan menurut kelompok jenis kelamin dan usia sebagaimana pada rekomendasi (b)(i). Statistik penyebab kematian untuk daerah pada rekomendasi (c) hendaknya disesuaikan dengan rekomendasi (a)(ii), atau kalau ini tidak mungkin, dengan rekomendasi (a)(iii). Mereka hendaknya ditabulasikan menurut kelompok jenis kelamin dan usia sebagaimana pada rekomendasi (b)(ii).

97

Terjemahan ICD-10 Volume 2

5.7

Persyaratan standard dan laporan kematian janin, perinatal, neonatus, dan bayi

Definisi berikut telah diadopsi oleh World Health Assembly untuk statistik yang bisa digunakan untuk perbandingan internasional dan untuk memenuhi syarat pelaporan data tempatnya berasal. Definisidefinisi yang diadopsi oleh WHA terdapat pada Volume 1 ICD-10, dan dinyatakan kembali disini untuk memudahkan. 5.7.1

Definisi

Kelahiran hidup Kelahiran hidup adalah pengeluaran suatu hasil konsepsi dari ibunya, berapa pun usia kehamilan, dimana setelah pemisahan tersebut terdapat tanda kehidupan seperti bernafas, denyut jantung, denyut tali pusat, atau gerakan nyata otot rangka, baik tali pusat telah dipotong atau pun plasenta masih melekat; setiap hasil kelahiran semacam itu dianggap sebagai kelahiran hidup. Kematian janin (janin lahir mati) Kematian janin adalah kematian sebelum pengeluaran lengkap hasil konsepsi dari ibunya, berapa pun lama kehamilan; kematian ditunjukkan oleh fakta bahwa setelah pemisahan tersebut janin tidak bernafas atau menunjukkan bukti lain kehidupan, misalnya denyut jantung, denyut tali pusat, atau gerakan nyata otot rangka. Berat lahir Berat lahir adalah berat janin atau bayi yang didapatkan setelah kelahiran. Untuk kelahiran hidup, berat lahir hendaknya ditimbang pada jam pertama kehidupan sebelum penurunan nyata berat badan pasca kelahiran terjadi. Sementara tabulasi statistik mencakup pengelompokan 500-an gram untuk berat lahir, berat badan itu sendiri jangan dicatat menurut pengelompokan tersebut. Berat sesungguhnya harus dicatat setepat mungkin dengan hasil penimbangannya. Definisi berat lahir “rendah”, “sangat rendah”, dan “sangat rendah sekali” tidak membentuk kategori eksklusif. Di bawah batas masing-masing kelompok tercakup kelompok di bawahnya, sehingga saling tumpang-tindih. Misalnya “rendah” berarti juga “sangat rendah” dan “sangat rendah sekali”, sedangkan “sangat rendah” juga mencakup “sangat rendah sekali”. Berat lahir rendah Yaitu kurang dari 2500 g (sampai dengan dan termasuk 2499 g). Berat lahir sangat rendah Yaitu kurang dari 1500 g (sampai dengan dan termasuk 1499 g). Berat lahir sangat rendah sekali Yaitu kurang dari 1000 g (sampai dengan dan termasuk 999 g). Usia kehamilan Lama kehamilan diukur dari hari pertama haid terakhir (HPHT). Usia kehamilan dinyatakan dalam ukuran hari penuh atau minggu penuh (misalnya hal-hal yang terjadi pada 280-286 hari penuh setelah awal periode menstruasi normal terakhir dianggap terjadi pada 40 minggu kehamilan). 98

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Usia kehamilan sering merupakan hal yang membingungkan kalau penghitungan didasarkan pada tanggal menstruasi. Untuk tujuan penghitungan usia kehamilan dari tanggal HPHT dan hari kelahiran, harus diingat bahwa hari pertama adalah hari ‘nol’ dan bukan hari ‘satu’; jadi hari 0-6 sesuai dengan “minggu nol lengkap”; hari 7-13 adalah “minggu satu lengkap”; dan minggu ke-40 kehamilan sesungguhnya adalah sama dengan “minggu 39 lengkap”. Kalau tanggal HPHT tidak diketahui, usia kehamilan harus didasarkan pada perkiraan klinis terbaik. Untuk mencegah kesalahpahaman, tabulasi hendaknya berisi minggu dan hari. Pre-term Kurang dari 37 minggu lengkap (kurang dari 259 hari) kehamilan. Term Sejak 37 minggu lengkap sampai kurang dari 42 minggu lengkap (259-293 hari) kehamilan. Post-term 42 minggu lengkap atau lebih (294 hari atau lebih) kehamilan. Masa perinatal Masa perinatal dimulai dari 22 minggu lengkap (154 hari) kehamilan (saat berat lahir biasanya 500 g), dan berakhir tujuh hari lengkap setelah lahir. Masa neonatal Masa neonatal dimulai waktu lahir dan berakhir pada 28 hari lengkap setelah lahir. Kematian neonatus (kematian di antara kelahiran hidup selama 28 hari lengkap pertama kehidupan) bisa dibagi atas kematian neonatus dini yang terjadi selama tujuh hari pertama kehidupan, dan kematian neonatus lanjut yang terjadi setelah 7 hari tapi sebelum 28 hari lengkap kehidupan. Usia pada waktu kematian di hari pertama kehidupan (hari 0) harus dicatat dalam unit-unit berupa menit atau jam lengkap kehidupan. Untuk hari kedua (hari 1), ketiga (hari 2) dan selama 27 hari lengkap kehidupan, usia pada waktu meninggal harus dicatat dalam satuan hari. 5.7.2

Kriteria Laporan

Persyaratan hukum untuk pendaftaran kematian janin dan kelahiran hidup bervariasi antar negara dan juga di dalam negara. Kalau mungkin, semua janin dan bayi dengan berat paling kurang 500 g pada waktu lahir, baik hidup atau mati, dilibatkan dalam statistik. Kalau informasi mengenai berat lahir tidak tersedia, kriteria yang sesuai untuk usia kehamilan (22 minggu lengkap) atau panjang badan (25 cm puncak-kepala ke tumit) hendaknya digunakan. Kriteria untuk menentukan apakah suatu hal telah terjadi di dalam masa perinatal s diterapkan menurut urutan: (1) berat lahir, (2) usia kehamilan, (3) panjang puncak kepala ke tumit. Pengikutan janin dan bayi dengan berat badan antara 500 dan 1000 g pada statistik nasional direkomendasikan karena nilainya yang penting dan karena meningkatkan pencakupan pelaporan pada 1000 g dan lebih.

99

Terjemahan ICD-10 Volume 2

5.7.3

Statistik Perbandingan Internasional

Pada statistik yang dibuat untuk perbandingan internasional, pemasukan kelompok berat lahir yang sangat rendah sekali akan merusak keabsahan perbandingan sehingga tidak dianjurkan. Negara harus mengatur prosedur pencatatan dan pelaporannya supaya kejadian-kejadian dan kriteria pemasukannya ke dalam statistik bisa dengan mudah diketahui. Janin dan bayi kurang matang yang tidak memenuhi kriteria ini (misalnya berat badan kecil dari 1000 g) harus dikeluarkan dari statistik perinatal. Hal ini bisa dikecualikan kalau terdapat alasan hukum atau alasan lain yang berlawanan, disini pemasukannya harus dinyatakan dengan jelas. Kalau berat lahir, usia kehamilan, dan panjang dari puncak kepala ke tumit tidak diketahui, kejadian ini tetap harus dimasukkan ke dalam, bukannya dikeluarkan dari, statistik kematian masa perinatal. Negara juga harus menyajikan statistik dengan pembilang dan penyebut pada semua rasio (‘ratio’) dan angka (‘rates’) dibatasi untuk janin dan bayi dengan berat lahir 1000 g atau lebih (rasio dan angka yang spesifik untuk berat badan). Kalau informasi tentang berat lahir tidak tersedia, usia kehamilan (28 minggu lengkap) atau panjang badan (35 cm dari puncak kepala ke tumit) yang sepadan harus digunakan. Dalam pelaporan statistik kematian janin, perinatal, neonatus, dan bayi, jumlah kematian akibat malaformasi harus sedapat mungkin diidentifikasi untuk kelahiran hidup dan kematian janin, dan dalam hubungannya dengan berat lahir 500-999 g dan 1000 g atau lebih. Kematian neonatus akibat malaformasi harus dibagi atas kematian dini dan lanjut. Informasi ini memungkinkan statistik kematian perinatal dan neonatus dilaporkan dengan atau tanpa kematian akibat malaformasi. Ratio dan rates Angka-angka ratio dan rates harus selalu memakai penyebut, yaitu kelahiran hidup atau kelahiran total (kelahiran hidup tambah kematian janin). Negara dianjurkan untuk menggunakan perbandingan di bawah ini, atau sebanyak yang dimungkinkan oleh sistem pengumpulan data mereka.

Rasio kematian janin kematian janin ---------------------- x 1000 kelahiran hidup Angka kematian janin kematian janin ---------------------- x 1000 kelahiran total Angka kematian janin, khusus berat kematian janin berat 1000 g atau lebih ----------------------------------------------------- x 1000 kelahiran total berat 1000 g atau lebih

100

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Angka kematian neonatus dini kematian neonatus dini --------------------------------- x 1000 kelahiran hidup Angka kematian neonatus dini, khusus berat kematian neonatus dini, berat lahir 1000 g atau lebih ------------------------------------------------------------------------ x 1000 kelahiran hidup berat 1000 g atau lebih Rasio kematian perinatal kematian janin dan neonatus dini --------------------------------------------- x 1000 kelahiran hidup Angka kematian perinatal kematian janin dan neonatus dini --------------------------------------------- x 1000 kelahiran total Angka kematian perinatal merupakan angka kematian dari janin yang memiliki berat sampai dengan 500 g (atau, ketika lahir berat tidak diketahui, setelah 22 minggu lengkap kehamilan atau dengan panjang dari kepala hingga ujung tumit mencapai 25 cm atau lebih, ditambah jumlah kematian neonates dini, dibagi 1000 total kelahiran. Jumlah pembagi yang berbeda di setiap komponen, belum tentu sama dengan jumlah angka kematian janin dan angka kematian neonates dini. Angka kematian perinatal, khusus berat kematian janin dengan berat 1000 g atau lebih + kematian neonatus dini dari bayi lahir dengan berat 1000 g atau lebih --------------------------------------------------------------------------------- x 1000 kelahiran total dengan berat 1000 g atau lebih Angka kematian neonatal kematian neonatal --------------------------- x 1000 kelahiran hidup Angka kematian neonatal, khusus berat kematian neonatal dari bayi lahir dengan berat 1000 g atau lebih ---------------------------------------------------------------------------------------- x 1000 kelahiran total dengan berat 1000 g atau lebih Angka kematian bayi Kematian di bawah usia 1 tahun -------------------------------------------- x 1000 kelahiran hidup

101

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Angka kematian bayi, khusus berat kematian bayi lahir dengan berat 1000 g atau lebih --------------------------------------------------------------------- x 1000 kelahiran total dengan berat 1000 g atau lebih

5.7.4

Presentasi penyebab mortalitas perinatal

Untuk statistik kematian perinatal yang berasal dari bentuk sertifikat kematian yang dianjurkan untuk tujuan ini (lihat 4.3.1), analisis penuh penyebab ganda terhadap semua kondisi yang dilaporkan akan sangat menguntungkan. Kalau analisis ini tidak bisa dilakukan, maka analisis penyakit atau kondisi utama janin atau bayi (bagian a) dan kondisi utama ibu (bagian c) dengan tabulasi silang kedua kondisi ini minimal harus dilakukan. Kalau diperlukan untuk memilih hanya satu kondisi (misalnya, ketika kematian neonatus dini harus dimasukkan ke dalam tabel penyebab tunggal kematian untuk segala usia), maka penyakit atau kondisi utama pada janin atau bayi yang harus dipilih. Klasifikasi usia untuk statistik khusus kematian bayi i Menurut harian pada minggu pertama kehidupan (di bawah 24 jam, 1, 2, 3, 4, 5, 6 hari), 7-13 hari, 1420 hari, 21-27 hari, 28 hari sampai kurang dari 2 bulan, menurut bulanan kehidupan sejak 2 bulan sampai kecil dari 1 tahun (2, 3, 4, ......11 bulan). ii Di bawah 24 jam, 1-6 hari, 7-27 hari, 28 hari sampai kecil dari 3 bulan, 3-5 bulan, 6 bulan sampai kecil dari 1 tahun. iii Di bawah 7 hari, 7-27 hari, 28 hari sampai kecil dari 1 tahun . Klasifikasi usia untuk kematian neonatus dini i Di bawah 1 jam, 1-11 jam, 12-23 jam, 24-47 jam, 72-167 jam. ii Di bawah 1 jam, 1-23 jam, 24-167 jam. Klasifikasi berat lahir untuk statistik kematian perinatal Menurut 500-an g interval berat lahir, misalnya 1000-1499 g, dan seterusnya. Klasifikasi usia kehamilan untuk statistik mortalitas perinatal Di bawah 28 minggu (di bawah 196 hari), 28-31 minggu (196-223 hari), 32-36 minggu (224-258 hari), 3741 minggu (259-293 hari), 42 minggu atau lebih (294 hari atau lebih).

5.8

Standard dan persyaratan pelaporan terkait kematian ibu

5.8.1

Definisi

Kematian ibu Kematian maternal (maternal death) adalah kematian seorang wanita yang sedang hamil atau dalam 42 hari sejak pengakhiran kehamilan, tanpa peduli lama dan tempat kehamilan, karena semua penyebab yang berhubungan dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penatalaksanaannya, tapi bukan akibat kecelakaan atau insiden.

102

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Kematian lanjut ibu Kematian maternal lanjut (late maternal death) adalah kematian seorang wanita akibat penyebab obstetrik langsung atau tidak langsung pada waktu lebih dari 42 hari tapi kurang dari satu tahun setelah pengakhiran kehamilan. Kematian yang berhubungan dengan kehamilan Kematian yang berhubungan dengan kehamilan (pregnancy-related death) adalah kematian seorang wanita sewaktu hamil atau dalam 42 hari sejak pengakhiran kehamilan, tanpa mempedulikan penyebab kematian. Kematian ibu dibagi lagi atas dua kelompok: Kematian obstetrik langsung : kematian akibat komplikasi obstetrik status kehamilan (kehamilan, persalinan, dan nifas), akibat intervensi, kelalaian, tindakan yang salah, atau akibat rantai kejadian yang berasal dari kondisi di atas. Kematian obstetrik tidak langsung : kematian akibat penyakit yang telah ada sebelum kehamilan, atau penyakit yang berkembang selama kehamilan dan tidak disebabkan oleh penyebab obstetrik langsung, tapi diperberat oleh efek-efek fisiologis kehamilan. WHA ke-43 pada tahun 1990 menerima rekomendasi agar negara-negara mempertimbangkan agar ke dalam sertifikat kematian dimasukkan pertanyaan mengenai kehamilan pada saat kematian dan dalam waktu satu tahun sebelum kematian. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki mutu data kematian ibu dan menyediakan metode alternatif pengumpulan data kematian selama kehamilan atau yang berhubungan dengan kehamilan. Pencatatan ini juga untuk mendorong pencatatan kematian akibat penyebab obstetrik yang terjadi lebih dari 42 hari setelah pengakhiran kehamilan. 5.8.2

Pelaporan internasional

Untuk tujuan pelaporan internasional kematian ibu, hanya kematian ibu yang terjadi sebelum akhir masa referensi 42 hari dimasukkan ke dalam penghitungan berbagai rasio dan angka, walau pun pencatatan kematian setelah itu berguna untuk tujuan analisis nasional. 5.8.3

Angka kematian yang diterbitkan

Angka kematian ibu (maternal mortality rates) harus selalu menunjukkan pembilang (jumlah kematian ibu yang tercatat), yang bisa diberikan sebagai:  jumlah kematian obstetrik langsung yang tercatat, atau  jumlah kematian obstetrik yang tercatat (langsung dan tidak langsung). Perlu diperhatikan bahwa kematian ibu akibat penyakit HIV (B20-B24) dan tetanus obstetrik (A34) dikode pada Bab I. Kewaspadaan dibutuhkan untuk memasukkan kasus-kasus ini ke dalam angka kematian ibu.

103

Terjemahan ICD-10 Volume 2

5.8.4

Penyebut Untuk Kematian Ibu

Penyebut yang digunakan untuk penghitungan kematian ibu harus dinyatakan baik sebagai jumlah kelahiran hidup atau jumlah total kelahiran (lahir hidup dan kematian janin). Kalau kedua penyebut ini tersedia, maka penghitungan masing-masingnya harus diterbitkan. Rasio dan angka Hasil-hasil penghitungan harus dinyatakan sebagai rasio pembilang dengan penyebut, dikalikan dengan k (k bisa 1000, 10.000, atau 100.000, sebagaimana diinginkan dan dinyatakan oleh negara). Jadi rasio kematian ibu bisa dinyatakan sebagai berikut : Angka kematian ibu1 kematian ibu (langsung dan tidak langsung) ------------------------------------------------------------- x k kelahiran hidup Rasio kematian obstetrik langsung kematian obstetrik langsung saja ---------------------------------------------- x k kelahiran hidup Rasio kematian yang berhubungan dengan kehamilan kematian yang berhubungan dengan kehamilan ------------------------------------------------------------------ x k kelahiran hidup

5.9

Proporsi kematian yang diklasifikasikan pada penyebab yang tidak jelas

Alokasi tingginya proporsi penyebab kematianpada Bab XVIII (Gejala, tanda-tanda, dan temuanklinis dan laboratoriumabnormal,tidakdi tempat lain terklasifikasi) menunjukkan perlunya penecekan atau memperkirakan kwalitas tabulasi data yang dialokasikan pada penyebab spesifik yang ditentukan di bab lain. 5.10

Morbiditas

Sumber-sumber informasi yang mungkin terdapat mengenai morbiditas sangat beragam. Data yang paling cocok untuk analisis nasional atau regional adalah yang memungkinkan adanya penghitungan insiden penyakit, atau sekurang-kurangnya penyakit yang terdapat pada asuhan medis atau rumah sakit. Pedoman dan definisi yang disetujui secara resmi untuk pencatatan penyebab morbiditas dan pemilihan suatu kondisi tunggal, kalau diperlukan, ditujukan terutama untuk data pada episode asuhan kesehatan. Bentukbentuk lain data memerlukan pengembangan aturan lokal.

1

Penggunaan istilah “rate” atau angka, meskipun tidak tepat dalam hal ini, tetap digunakan untuk keberlangsungan.

104

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Masalah statistik morbiditas dimulai dengan definisi ‘morbiditas’ itu sendiri. Banyak tersedia ruang untuk perbaikan statistik morbiditas. Perbandingan data morbiditas internasional, saat ini, hanya sesuai untuk cakupan yang sangat terbatas dan untuk tujuan yang disebutkan dengan jelas. Informasi nasional dan internasional mengenai morbiditas harus diartikan sehubungan dengan sumbernya dan dengan pengetahuan yang telah ada mengenai mutu data, keandalan diagnostik, dan ciri-ciri demografi dan sosioekonomi. 5.11

Tindakan pencegahan yang diperlukan ketika daftar tabulasi melibatkan subtotal

Bagi orang-orang yang mengolah data tidak selalu jelas bahwa beberapa item di dalam daftar tabulasi sesungguhnya adalah subtotal; misalnya, judul-judul blok, dan pada daftar 4-karakter ICD-10, judul-judul kategori 3-karakter, di samping item-item untuk judul bab dalam bentuk daftar tabulasi kematian yang dipadatkan. Entri ini harus dianggap tidak ada ketika jumlah total dihitung, kalau tidak maka kasus-kasus akan terhitung lebih dari satu kali. 5.12

Masalah dengan populasi kecil

Jumlah populasi adalah satu di antara faktor yang harus dipertimbangkan ketika status kesehatan suatu populasi diperiksa melalui data kematian dan morbiditas. Di negara-negara dengan populasi kecil, jumlah tahunan kejadian pada berbagai kategori daftar singkat akan menjadi sangat kecil, dan akan bergelombang secara acak dari tahun ke tahun. Ini terutama terjadi pula pada kelompok usia dan jenis kelamin yang berbeda. Masalah ini dapat diringankan melalui satu atau lebih cara-cara berikut :   

penggunaan atau penyajian kelompok besar rubrik ICD, misalnya bab-bab; penggabungan data yang diperoleh pada waktu yang, misalnya data dua tahun sebelumnya bersamaan dengan data tahun sekarang dan menghasilkan gambaran rata-rata bergerak (‘moving average’); penggunaan pengelompokan usia yang terbesar yang dianjurkan pada bagian 5.6.1 dan bagian 5.7.4.

Hal-hal yang berlaku untuk negara dengan populasi rendah ini juga secara umum berlaku untuk segmensegmen subnasional dari populasi yang lebih besar. Penyelidikan masalah kesehatan pada subgroup populasi harus mempertimbangkan efek dari ukuran subgroup ini pada jenis analisis yang digunakan. Kebutuhan ini umumnya disadari kalau berurusan dengan survei ‘sampel’, tapi sering terlupakan ketika penyelidikan ditujukan pada masalah kesehatan suatu kelompok khusus di dalam populasi nasional. 5.13

Sel “kosong” dan sel dengan frekuensi rendah

Apa pun daftar penyebab yang digunakan, bisa saja terdapat sel-sel tertentu tabel statistik yang tidak berisi kasus. Kalau banyak terdapat garis kosong di dalam suatu tabel, sebaiknya dipertimbangkan penghilangan garis tersebut dari tabel yang diterbitkan atau dari cetakan komputer. Kalau hanya kasus suatu penyakit yang jarang terdapat di suatu negara, garis ini bisa dibuang secara teratur dari tabel yang diterbitkan dan sebuah catatan kaki (‘footnote’) ditambahkan untuk menunjukkan bahwa kasusnya tidak terdapat, atau kalau kasus yang sporadis muncul, maka kasus itu akan terdapat di dalam sel. Untuk sel-sel dengan frekuensi yang sangat rendah, terutama yang berhubungan dengan penyakit yang tidak diharapkan terjadi, perlu dinyatakan bahwa kasus itu memang terdapat dan tidak disebabkan oleh 105

Terjemahan ICD-10 Volume 2

kesalahan pengkodean atau pengolahan. Ini harus dilaksanakan sebagai bagian dari kontrol mutu data secara umum.

6.

SEJARAH PERKEMBANGAN ICD1

6.1

Sejarah awal

Usaha untuk mengklasifikasikan penyakit secara sistematis menurut ahli statistik Australia, Sir George Knibbs, pertama kali dilakukan oleh Francois Bossier de Lacroix (1706-1777) yang lebih dikenal dengan nama Sauvages. Karya komprehensif Sauvages diterbitkan dengan judul Nosologia Methodica. Pada waktu yang hampir bersamaan hidup pula seorang ahli metode, Linnaeus (1707-1778), satu di antara karya besarnya adalah Genera Morborum. Di awal abad ke-19, klasifikasi penyakit yang pemakaiannya paling umum ditulis oleh William Cullen (1710-1790) dari Edinburgh yang diterbitkan pada tahun 1785 dengan judul Synopsis Nosologiae Methodicae. Secara praktis, penelitian penyakit secara statistik dimulai satu abad lebih awal oleh John Gaunt yang bekerja pada London Bills of Mortality. Jenis klasifikasi yang dirancang oleh pionir ini dicontohkan oleh usahanya untuk menghitung proporsi anak-anak lahir hidup yang meninggal dunia sebelum mencapai usia enam tahun. Ia memperkirakan angka kematian sebesar 36%, yang berdasdarkan bukti-bukti kemudian merupakan ramalan yang cukup baik. Walau pun selama tiga abad kemudian ketepatan klasifikasi penyakit telah semakin baik, namun masih ada yang meragukan kegunaan usaha untuk menghitung kejadian penyakit atau pun penyebab kematian karena sulitnya melakukan klasifikasi.. Untuk menghadapi ini kita bisa mengutip ucapan Major Greenwood: “Seorang ilmuwan yang menunggu sampai statistik medis mencapai ketepatan sempurna, tidak lebih bijaksana dibandingkan dengan Horace yang menunggu air sungai menjadi kering”. Kemajuan bidang kedokteran pencegahan meningkat dengan kehadiran William Farr (1807-1883), seorang ahli statistik medis yang bekerja pada General Register Office of England and Wales (kantor pencatatan umum). Ia tidak saja berhasil menggunakan sebaik-baiknya klasifikasi penyakit yang masih sangat dangkal saat itu, akan tetapi juga berusaha keras untuk membuat klasifikasi yang lebih baik dan keseragaman pemakaiannya secara internasional. Farr melihat bahwa klasifikasi Cullen yang dsipakai pada saat itu tidak pernah diperbaiki untuk penyesuaian dengan kemajuan ilmu kedokteran, dan juga tidak memuaskan untuk tujuan statistik. Di dalam laporan tahunan pertamanya ia membicarakan prinsip-prinsip yang harus bisa mengatur klasifikasi penyakit secara statistik dan mendorong diterimanya klasifikasi yang seragam. Ia antara lain menulis : Keunggulan nomeklatur statistik yang seragam, bagaimana pun tidak sempurnanya, terlihat dengan sangat jelas. Jadi mengherankan sekali karena pelaksanaannya tidak ditekankan pada kantor Bills of Mortality. Setiap penyakit, sering dinyatakan dalam tiga atau empat nama, dan setiap nama pun telah digunakan pada penyakit lainnya; nama-nama yang meragukan dan sulit dimengerti sering digunakan, dan pencatatan sering menggunakan komplikasi penyakit ketimbang penyakit utama. Pentingnya nomenklatur pada bidang ini sama dengan pentingnya ukuran berat dan panjang pada ilmu-ilmu fisika, dan harus diterapkan sesegera mungkin. 1

Sebagian besar materi yang disampaikan pada bagian 6.1-6.3 merupakan serapan dari Pengantar ICD Revisi ke-7, yang memberikan penjelasan istimewa mengenai sejarah awal pengklasifikasian.

106

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Nomenklatur dan klasifikasi statistik dipelajari terus dan disarankan oleh Farr dalam tulisan-tulisannya yang diterbitkan di dalam laporan-laporan tahunan berikutnya. Perlunya klasifikasi penyebab kematian yang seragam diakui pada International Statistical Congress I yang berlangsung di Brussels tahun 1853. ISC I ini menugaskan William Farr dan Marc d’Espine yang berasal dari Geneva untuk mempersiapkan klasifikasi penyebab kematian yang bisa digunakan secara internasional. Pada pertemuan ISC II di Paris tahun 1855, Farr dan d’Espine mengajukan dua daftar terpisah yang memiliki dasar prinsip yang sangat berbeda. Klasifikasi Farr dikelompokkan atas lima bagian: penyakit epidemi, penyakit umum, penyakit lokal berdasarkan lokasi anatomis, penyakit pertumbuhan, dan penyakit akibat kekerasan. D’Espine membagi penyakit berdasarkan bentuk penyakit: kelompok gout, herpes, darah, dan sebagainya. Pada kongres ini disetujui daftar gabungan keduanya yang terdiri atas 139 kelompok. Pada tahun 1964 klasifikasi ini diubah berdasarkan model yang diajukan oleh Farr dan selanjutnya diperbaiki lagi pada tahun 1874, 1880, dan 1886. Walau pun klasifikasi ini tidak pernah diterima secara universal, namun susunan umum yang diajukan oleh Farr, termasuk prinsip klasifikasi berdasarkan lokasi anatomi tetap bertahan sebagai dasar International List of Causes of Death (ILCD).

6.2

Adopsi penyebab kematian dari daftar internasional

International Statistical Institute (ISI) yang merupakan penerusan ISC, pada pertemuan di Vienna tahun 1891 menugaskan sebuah komite untuk persiapan klasifikasi penyebab kematian. Komite ini dipimpin oleh Jacques Bertillon (1851-1922), kepala Statistical Services of the City of Paris. Bertillon adalah cucu Achille Guillard, seorang ahli botani dan statistik yang mencetuskan resolusi agar Farr dan d’Espine mempersiapkan klasifikasi yang seragam pada pertemuan ISC tahun 1853. Laporan komite ini disampaikan oleh Bertillon pada pertemuan ISI di Chicago tahun 1893, dan diterima. Klasifikasi ini didasarkan pada klasifikasi penyebab penyakit yang digunakan oleh kota Paris, yang sejak direvisi pada tahun 1855, merupakan campuran klasifikasi Inggeris, Jerman, dan Swiss. Dasarnya adalah prinsip yang dipegang oleh Farr, yaitu membedakan penyakit umum dari penyakit yang berada pada organ atau lokasi anatomis tertentu. Sesuai dengan instruksi yang diperoleh pada kongres di Vienna atas usul L. Guillaume, direktur Federal Bureau of Statistics of Switzerland, Bertillon menggunakan tiga jenis klasifikasi yaitu: klasifikasi ringkas 44 judul, klasifikasi menengah 99 judul, dan klasifikasi luas 161 judul. Bertillon Classification of Causes of Death (Bertillon CCD) diterima secara umum dan digunakan oleh beberapa negara dan berbagai kota. Di Amerika Utara klasifikasi ini digunakan oleh Jesus E. Monjaras untuk statistik kota San Luis de Potosi, Mexico. Pada tahun 1898 klasifikasi ini diterima oleh American Public Health Association (APHA) yang terdiri atas Kanada, Amerika Serikat dan Mexico dalam pertemuannya di Ottawa. Perkumpulan ini menyarankan agar klasifikasi ini diperbaiki setiap 10 tahun. Pada pertemuan ISI di kota Christiana tahun 1899, Bertillon melaporkan kemajuan klasifikasi, termasuk saran APHA untuk perubahan setiap 10 tahun. ISI kemudian mngeluarkan resolusi berikut : International Statistical Institute, yakin akan perlunya penggunaan nomenklatur yang sesuai di berbagai negara : Bahagia melihat digunakannya sistem nomenklatur penyebab kematian 1893 oleh kantor-kantor statistik Amerika Utara, beberapa negara Amerika Selatan dan Eropa;

107

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Menyerukan penggunaan nomenklatur ini seutuhnya oleh semua institusi statis di Eropa; Menyetujui secara umum sistem revisi setiap 10 tahun yang disarankan APHA tahun 1898; Menyerukan kantor statistik yang belum terlibat agar segera melibatkan diri dan menyumbangkan pendapatnya mengenai nomenklatur penyebab kematian.

Pemerintah Perancis kemudian pada bulan Agustus 1900 mengadakan konferensi internasional untuk revisi ILCD di Paris. Delegasi dari 26 negara menghadiri konferensi ini. Pada tanggal 21 Agustus 1900 disetujui klasifikasi penyebab kematian detil yang terdiri atas 179 kelompok, dan klasifikasi ringkas yang terbagi atas 35 kelompok. Perlunya perubahan setiap 10 tahun diakui, dan pemerintah Perancis diminta untuk melaksanakan pertemuan berikutnya tahun 1910. Pada kenyataannya konferensi berikut dilaksanakan pada tahun 1909, dan seterusnya pada tahun 1920, 1929, dan 1938. Bertillon terus menjadi sumber kekuatan pendorong ILCD, dan revisi-revisi 1900, 1910, dan 1920 dilaksanakan dibawah pimpinannya. Sebagai sekretaris jenderal konferensi internasional ia mengirimkan revisi sementara pada tahun 1920 kepada lebih dari 500 orang untuk memperoleh masukan. Ia meninggal tahun 1922 dan konferensi internasional kehilangan tokoh pembimbing. Pada pertemuan ISI 1923, penerus Bertillon di Perancis, Michel Huber mengusulkan agar ISI memperbarui sikap yang dibuat tahun 1893 sesuai dengan ILCD dan bekerjasama dengan organisasi internasional lain dalam mempersiapkan revisi selanjutnya. Organisasi kesehatan di bawah Liga Bangsa-bangsa juga memperlihat sikap aktif terhadap statistik kehidupan dan menunjuk sebuah Commission of Statistical Experts untuk mempelajari klasifikasi penyakit dan penyebab kematian. E. Roesle, kepala Medical Statistical Service biro kesehatan Jerman dan anggota Commission of Expert Statisticians, mempersiapkan daftar perluasan ILCD yang bakal diperlukan kalau klasifikasi ini akan digunakan dalam tabulasi statistik kematian. Karangannya ini dipublikasikan oleh Health Organization LBB tahun 1928. Untuk mengatur kerja kedua badan ini, sebuah komisi gabungan internasional dibentuk yang terdiri dari ISI dan HO dengan jumlah anggota yang berimbang. Komisi ini yang menyusun konsep untuk revisi keempat (1929) dan kelima (1938) ILCD. 6.3

Konferensi revisi 10-tahunan kelima

Konferensi internasional ke-5 untuk revisi ILCD, sebagaimana sebelumnya, dilaksanakan oleh pemerintah Perancis dan berlangsung di Paris bulan Oktober 1938. Konferensi menyetujui tiga daftar; daftar detil 200 judul, daftar menengah 87 judul, dan daftar singkat 44 judul. Di samping meningkatkan mutu dafatar sesuai dengan kemajuan ilmiah, terutama pada Bab penyakit infeksi dan parasit, dan perubahan pada Bab mengenai kondisi nifas dan kecelakaan, konferensi juga membuat beberapa perubahan dalam isi, jumlah, dan penomoran. Sebuah daftar penyebab lahir-mati juga dirancang dan disetujui oleh konferensi. Mengenai klasifikasi penyakit untuk statistik morbiditas, konferensi mengakui meningkatnya kebutuhan daftar penyakit untuk mengisi kebutuhan berbagai jenis organisasi kesehatan, antara lain asuransi kesehatan, rumah sakit, layanan medis militer, administrasi medis, dan sebagainya. Resolusi berikut kemudian diterima :

108

Terjemahan ICD-10 Volume 2

2.

International List of Diseases

Melihat pentingnya pengumpulan daftar penyakit internasional yang sesuai dengan daftar penyebab kematian internasional : Konferensi merekomendasikan agar Komite Gabungan yang dibentuk oleh ISI dan HO-LBB melaksanakan, sebagaimana tahun 1929, persiapan daftar penyakit internasional, dengan melibatkan para ahli dan perwakilan organisasi-organisasi yang terlibat khusus. Sambil menunggu penyusunan daftar penyakit internasional, Konferensi merekomendasikan agar berbagai daftar penyakit nasional sedapat mungkin disesuaikan dengan ILCD detil (nomor Bab, judul, dan sub-judul pada ILCD ditambahkan dalam tanda kurung).

Konferensi kemudian merekomendasi pemerintah AS agar meneruskan penelitian mengenai statistik penyebab-ganda kematian (joint causes) dalam resolusi berikut : 3. Sertifikat Kematian dan Pemilihan Sebab Kematian jika dilaporkan lebih dari Satu Penyebab (Joint Causes) Konferensi, Karena pada tahun 1929 pemerintah AS telah melaksanakan dengan baik penelitian tentang cara pemilihan penyebab utama kematian untuk tabulasi, pada kondisi dimana dua atau lebih sebab kematian dituliskan pada sertifikat kematian, Dan karena berbagai survei yang telah diselesaikan di berbagai negara membuktikan pentingnya masalah yang belum terselesaikan ini, Dan karena menurut survei-survei ini, perbandingan angka kematian secara internasional memerlukan, bukan hanya penyelesaian masalah pemilihan sebab utama kematian, tapi juga penyelesaian sejumlah pertanyaan lain; (1) Dengan hangat berterima kasih kepada pemerintah AS akan pekerjaan yang telah diselesaikannya atau dimajukannya sehubungan dengan ini; (2) Meminta pemerintah AS untuk meneruskan penyelidikannya selama sepuluh tahun berikut, bekerjasama dengan negara dan organisasi lain, dengan dasar yang lebih luas; (3) Menyarankan agar untuk peyelidikan di masa depan, pemerintah AS membentuk sebuah subkomite yang terdiri dari perwakilan negara-negara dan organisasi lain yang ikut serta dalam penyelidikan yang dilaksanakan sehubungan dengan ini.

6.4

Klasifikasi penyakit terdahulu untuk statistik morbiditas

Sampai sejauh ini klasifikasi penyakit yang telah diajukan hampir selalu berhubungan dengan statistik penyebab kematian. Namun Farr menyadari bahwa perlu “memperluas sistem nomenklatur yang sama ke penyakit-penyakit, yang walau pun tidak mematikan, namun bisa menyebabkan cacad di masyarakat, dan perlu membuat tabel penyakit yang terdapat di angkatan darat, angkatan laut, rumah sakit, penjara, rumah gila, berbagai institusi masyarakat, dan perkumpulan penyakit sejenis, sebagaimana juga di dalam sensus negara seperti Irlandia, dimana penyakit seluruh warga dicantumkan”. Di dalam presentasinya 109

Terjemahan ICD-10 Volume 2

‘Report on nomenclature and statistical classification of diseases’ pada pertemuan ISC kedua, ia juga membuat daftar umum penyakit yang mencakup penyakit-penyakit yang mengganggu kesehatan selain penyakit-penyakit yang fatal. Pada pertemuan ISC ke-4 di London tahun 1860, Florence Nightingale dalam papernya ‘Proposal for a uniform plan of hospital statistics’ mendesak agar klasifikasi penyakit untuk tabulasi morbiditas rumah sakit oleh Farr tersebut segera diadopsi. Pada Konferensi Internasional I untuk merevisi Bertillon Classification of Causes of Death (CCD) di Paris tahun 1900, klasifikasi penyakit untuk statistik sakit yang paralel dengan penyebab kematian telah diterima. Sebuah daftar paralel juga disetujui pada konferensi kedua tahun 1909. Kategori tambahan untuk penyakit yang tidak fatal dibentuk oleh subdivisi judul besar (rubrik) penyebab kematian tertentu atas dua atau tiga kelompok penyakit, masing-masingnya diberi tanda dengan huruf. Terjemahan dari Second Decennial Revision (revisi 10-tahunan kedua) dalam bahasa Inggris diterbitkan oleh Departemen Perdagangan dan Pekerjaan pemerintah AS tahun 1910 dengan judul ‘International Classification of Causes of Sickness and Death’ (klasifikasi internasional penyebab sakit dan kematian). Revisi selanjutnya memasukkan beberapa dari kelompok ini ke dalam ILCD detil. Konferensi Internasional ke-4 mengadopsi sebuah klasifikasi sakit yang hanya berbeda dari ILCD detil dengan penambahan subdivisi atas 12 judul (titel). Akan tetapi klasifikasi sakit internasional ini tidak berhasil memperoleh persetujuan bersama, karena hanya memberikan perluasan yang terbatas akan daftar penyebab kematian yang menjadi dasarnya. Tanpa adanya klasifikasi penyakit seragam yang bisa digunakan dengan memuaskan untuk statistik sakit, maka beberapa negara merasa perlu untuk membuat daftar mereka sendiri. Standard Morbidity Code dipersiapkan oleh Kanada dan diterbitkan tahun 1936. Subdivisi utama kode ini mewakili 18 Bab dari revisi ILCD tahun 1929, yang kemudian dibagi atas 380-an kategori penyakit spesifik. Pada konferensi ke-5 tahun 1938, delegasi Kanada memperkenalkan daftar ini untuk dipertimbangkan sebagai dasar suatu daftar internasional penyebab sakit. Walau pun proposal ini tidak mendapat tanggapan, namun konferensi mengadopsi resolusi seperti telah dituliskan (lihat halaman 5, ayat 2). Pada tahun 1944, klasifikasi sementara penyakit dan cedera (gangguan fisik pada tubuh) diterbitkan di AS dan Inggeris untuk tabulasi statistik morbiditas. Kedua klasifikasi ini lebih luas daripada daftar Kanada, tapi mengikuti susunan umum ILCD. Klasifikasi Inggeris dipersiapkan oleh komite Hospital Morbidity Statistics yang berada di bawah Medical Research Council, yang didirikan tahun 1942. Judulnya adalah ‘Sebuah klasifikasi sementara penyakit dan cedera untuk digunakan dalam menghitung statistik morbiditas’. Klasifikasi ini bertujuan untuk menyediakan pedoman dalam mengumpulkan dan mencatat statistik pasien yang diterima masuk rumah sakit Inggeris, yang menggunakan klasifikasi penyakit dan cedera, dan digunakan di seluruh wilayahnnya oleh pemerintahan dan badan lain. Beberapa tahun sebelumnya, pada bulan Agustus 1940, Surgeon-Genaral (Kepala) US Public Health Service dan Direktur US Bureau of the Census menerbitkan daftar penyakit dan cedera untuk tabulasi statistik morbiditas. Kode dipersiapkan oleh Divisi Public Health Methods pada US PHS, bekerja sama dengan sebuah komite konsultan yang ditunjuk oleh Surgeon-General. ‘Manual pengkodean sebab sakit sesuai dengan kode diagnosis pada tabulasi statistik morbiditas’ yang berisi kode diagnosis, daftar tabulasi inklusi, dan indeks secara urutan alfabet, diterbitkan tahun 1944. Kode ini dipergunakan pada beberapa rumah sakit, sejumlah besar asuransi kesehatan, dan dalam penelitian khusus oleh badan lain di AS.

110

Terjemahan ICD-10 Volume 2

6.5

United States Committe on Joint of death

Sesuai dengan resolusi Konferensi Internasional ke-5, Menteri Luar Negeri AS mendirikan United States Committe on Joint Causes of Death di bawah pimpinan Lowell J. Reed, seorang Profesor Biostatistik di Universitas John Hopkins. Anggota dan konsultan komite ini mencakup perwakilan dari Kanada, Inggeris, dan LBB. Komite ini mengakui adanya kecenderungan pendapat untuk membuat daftar statistik morbiditas dan kematian, dan memutuskan bahwa sebelum memikirkan masalah ‘joint causes’, perlu terlebih dahulu membahas klasifikasi penyakit dari titik pandang morbiditas dan kematian, karena masalah ‘joint causes’ berhubungan dengan keuda jenis statistik tersebut. Komite juga mempertimbangkan bahwa bagian resolusi tentang ‘International List of Diseases’ pada Konferensi Internasional sebelumnya menentukan bahwa berbagai daftar penyakit nasional sedapat mungkin disesuaikan dengan ILCD detil. Komite juga mengakui bahwa klasifikasi sakit dan cedera berhubungan erat dengan klasifikasi penyebab kematian. Pandangan bahwa daftar tersebut pada dasarnya berbeda muncul dari kepercayaan yang salah yang berpendapat bahwa International List ini adalah klasifikasi penyakit terminal, sedangkan sesungguhnya daftar ini didasarkan pada kondisi sakit yang mengawali urutan kejadian yang akhirnya menyebabkan kematian. Komite percaya bahwa, untuk dapat memanfaatkan sepenuhnya statistik morbiditas dan kematian, tidak saja klasifikasi penyakit pada kedua kondisi ini harus sesuai, malah kalau bisa hanya terdiri dari satu daftar saja. Lebih lanjut, jumlah organisasi statistik yang menggunakan catatan medis (medical record = MR) yang mencakup sakit dan kematian terus meningkat. Malah dalam organisasi yang hanya mengumpulkan statistik morbiditas, kasus kematian pun harus dicatat. Sebuah daftar tunggal tentunya akan sangat memudahkan pengkodean. Daftar tunggal juga akan merupakan dasar bersama untuk perbandingan statistik morbiditas dan mortalitas. Selanjutnya dibentuklah sebuah subkomite untuk mempersiapkan rancangan ‘Proposed Statistical Classification of Disease, Injuries and Causes of Death’. Rancangan final kemudian diterima oleh komite setelah diadakan perubahan berdasarkan uji-coba yang dilaksanakan oleh berbagai badan di Kanada, Inggris, dan AS.

6.6

Revisi Daftar Internasional ke-6

Konferensi Kesehatan Internasional di New York City bulan Juni dan Juli 1946 mempercayakan Komisi Interim WHO untuk : mereview apa saja yang ada dan melaksanakan persiapan yang diperlukan sehubungan dengan : (i) revisi 10-tahunan ILCD mendatang (termasuk daftar yang diadopsi pada persetujuan internasional 1934 sehubungan dengan statistik kematian); dan (ii) menciptakan International List of Causes of Morbidity.

Untuk memenuhi tanggung jawab ini, komisi interim menunjuk Expert Committee untuk persiapan revisi 10-tahunan ke-6 International List of Diseases and Causes of Death. Komite ini, dengan mempertimbangkan semua pendapat mengenai klasifikasi morbiditas dan mortalitas, mereview dan merevisi saran klasifikasi yang persiapkan US Committe on Joint Causes of Death. 111

Terjemahan ICD-10 Volume 2

Klasifikasi yang dihasilkannnya diedarkan ke berbagai pemerintahan yang mempersiapkan statistik morbiditas dan mortalitas untuk mendapatkan komentar dan saran, dengan judul ‘International Classification of Diseases, Injuries, and Causes of Death’. Expert Committee mengolah jawaban yang masuk dan kemudian mempersiapkan versi revisi untuk meningkatkan penggunaan dan penerimaan klasifikasi tersebut. Komite juga menyusun daftar istilah diagnosis agar muncul pada setiap judul klasifikasi. Lebih lanjut, sebuah subkomite ditunjuk untuk mempersiapkan indeks alfabet yang menyeluruh tentang istilah diagnosis yang terdapat pada kategori klasifikasi yang sesuai. Komite juga mempertimbangkan struktur dan penggunaan daftar khusus penyebab untuk digunakan pada tabulasi dan publikasi statistik morbiditas dan mortalitas. Komite ini juga mempelajari masalah lain yang berhubungan dengan komparabilitas statistik-statistik mortalitas, misalnya bentuk sertifikat kematian dan aturan-aturan dalam penggunaan klasifikasi. Konferensi Internasional untuk Revisi ke-6 International List of Diseases and Causes of Death diselenggarakan di Paris 26-30 April 1948, oleh pemerintah Perancis sesuai dengan hasil persetujuan yang ditandatangani pada penutupan Konferensi Internasional ke-5 tahun 1938. Sekretariatnya dipercayakan kepada pejabat Perancis yang berkompeten dan WHO, yang telah melaksanakan persiapan berdasarkan persetujuan yang dihasilkan oleh wakil-wakil pemerintahan yang hadir pada Konferensi Kesehatan Internasional 1946. Konferensi mengadopsi klasifikasi yang dipersiapkan oleh Expert committee sebagai Sixth Revision of International List (Daftar Internasional revisi ke-6). Konferensi juga mempertimbangkan proposal lain dari Expert Committee mengenai kompilasi (pengumpulan), tabulasi (memasukkan ke tabel-tabel), dan publikasi statistik morbiditas dan mortalitas. Konferensi menyetujui International Form of Medical Certificate of Cause of Death (formulir internasional sertifikat medis penyebab kematian), menyetujui penyebab dasar kematian sebagai sebab utama yang dimasukkan ke dalam tabel, dan menyetujui aturanaturan dalam memilih sebab dasar kematian, sebagaimana juga daftar tabulasi khusus data morbiditas dan mortalitas. Selanjutnya Pertemuan Kesehatan Dunia (WHA = World Health Assembly dianjurkan untuk mengadopsi aturan-aturan pada fasal 21(b) Konstitusi WHO untuk pedoman negara-negara anggota dalam mengumpulkan statistik morbiditas dan mortalitas sesuai dengan International Statistical Classification. Pada tahun 1948, WHA I merestui laporan Konferensi Revisi ke-6 dan mengadopsi Peraturan WHO nomor 1, yang dibuat berdasarkan saran Konferensi. Klasifikasi Internasional yang mencakup Daftar Tabulasi Inklusi yang menjelaskan isi setiap kategori, dimasukkan bersamaan dengan bentuk sertifikat medis penyebab kematian, aturan klasifikasi dan daftar khusus untuk tabulasi, ke dalam Manual of the International Statistical Classification of Diseases, Injuries, and Causes of Death. Manual ini terdiri atas dua volume. Volume 2 merupakan index alfabet istilah diagnosis yang dikode menurut kategori yang sesuai. Konferensi Revisi 10-tahunan ke-6 ini menandai awal era baru dalam statistik vital dan kesehatan. Selain menyetujui daftar komprehensif mortalitas dan morbiditas dan setuju dengan aturan internasional untuk memilih penyebab dasar kematian, konferensi ini juga merekomendasikan program kerjasama internasional di bidang statistik vital dan kesehatan. Satu hal penting di dalam program ini adalah saran agar setiap pemerintahan membentuk Komite Nasional Statistik Vital dan Kesehatan untuk mengatur aktifitas statistik di negara masing-masing, dan menjadi penghubung antara institusi statistik nasional dan WHO. Lebih lanjut dicanangkan bahwa komite nasional semacam itu akan bisa mempelajari masalah statistik kepentingan kesehatan masyarakat, secara tersendiri atau bekerjasama dengan Komite Nasional negara lain, dan membuat hasil penyelidikannya bisa dipergunakan oleh WHO. 112

Terjemahan ICD-10 Volume 2

6.7

Revisi Ke-7 dan Ke-8

Konferensi internasional untuk revisi ke-7 International Classification of Diseases (ICD) dilaksanakan di Paris di bawah kontrol WHO bulan Februari 1955. Sesuai dengan rekomendasi Expert Committe on Health Statistics dari WHO, revisi ini dibatasi pada perubahan penting saja, dan perbaikan terhadap beberapa kesalahan dan hal-hal yang tidak taat-azas. Konferensi Revisi ke-8 diselenggarakan oelh WHO di Geneva 6-12 Juli 1965. Revisi pada konferensi ini lebih radikal daripada revisi ke-7, namun struktur dasar klasifikasi tidak mengalami perubahan. Filosofi umum klasifikasi penyakit, dimana mungkin diutamakan ke arah penyebab penyakit ketimbang gambaran penyakitnya. Selama tahun-tahun berfungsinya revisi ke-7 dan ke-8 ICD, penggunaan ICD untuk indeks catatan medis rumah sakit meningkat dengan pesat dan beberapa negara mempersiapkan adaptasi nasional sendiri yang menyediakan detil tambahan yang diperlukan untuk penerapan ICD tersebut.

6.8

Revisi Ke-9

Konferensi Internasional untuk revisi ke-9 ICD, diselenggarakanoleh WHO di Geneva 30 September- 6 Oktober 1975. Pada diskusi menjelang konferensi, mulanya direncanakan untuk sedikit perubahan saja selain melakukan perbaruan isi. Hal ini terutama karena biaya untuk penyesuaian sistem pemroses data setiap kali klasifikasi dibuat sangat mahal. Keinginan untuk menggunakan ICD telah sangat besar dan berbagai cara harus ditempuh untuk menanggapinya, sebagian dengan melakukan perubahan klasifikasi itu sendiri dan sebagian dengan memperkenalkan aturan pengkodean khusus. Sejumlah perwakilan dari badan-badan khusus yang tertarik dengan ICD untuk penggunaan statistiknya sendiri telah dibentuk. Beberapa area di dalam klasifikasi dianggap tidak memiliki pengaturan yang benar. Cukup banyak tekanan yang muncul untuk pembuatan detil yang lebih banyak, dan untuk penyesuaian klasifikasi agar lebih relevan dengan evaluasi asuhan medis. Kondisi penyakit hendaknya diklasifikasikan pada Bab-bab yang berhubungan dengan bagian tubuh, bukannya yang berhubungan dengan penyakit umum yang mendasarinya. Juga terdapat perwakilan dari negara atau daerah dimana klasifikasi yang detil dan canggih ternyata tidak relevan untuk daerah mereka, namun mereka tetap memerlukan klasifikasi yang berdasarkan ICD untuk bisa menelaah kemajuan asuhan kesehatan dan dalam mengontrol penyakit. Proposal akhir yang disajikan dan dan diterima oleh Konferensi mempertahankan struktur dasar ICD, walau pun dengan detil yang lebih banyak pada subkategori empat angka, dan beberapa subdivisi pilihan yang terdiri dari lima angka. Untuk bisa bermanfaat bagi pengguna yang tidak memerlukan detil tersebut, secara hati-hati telah diatur supaya kategori pada tingkat tiga angka masih sesuai. Untuk pengguna yang ingin menghasilkan statistik dan indeks yang berorientasi ke arah asuhan medis, Revisi Sembilan mencantumkan pilihan cara alternatif untuk mengklasifikasikan diagnosis, termasuk informasi mengenai penyakit umum yang mendasarinya dan manifestasinya pada organ atau tempat tertentu. Sistem ini kemudian dikenal sebagai sistem dagger ( ) dan asterisk (*), dan dipertahankan pada Revisi Sepuluh. Sejumlah inovasi teknis lain dibuat untuk Revisi Sembilan guna meningkatkan fleksibilitasnya dalam pemakaian di berbagai situasi.

113

Terjemahan ICD-10 Volume 2

WHA ke-29, dengan memperhatikan rekomendasi yang muncul pada Konferensi Internasional untuk Revisi ICD ke-9, sebagai percobaan telah menyetujui penerbitan klasifikasi tambahan ‘Impairments and Handicaps’ (cacad) dan ‘Procedures in Medicine’ (tindakan medis) sebagai tambahan, tapi bukan bagian integral ICD. Konferensi juga membuat rekomendasi pada sejumlah subjek teknis yang berhubungan, yaitu: aturan pengkodean untuk mortalitas diubah sedikit, dan Selection Rules penyebab tunggal untuktabulasi morbiditas diperkenalkan untuk pertama kali; definisi dan rekomendasi untuk statistik di bidang mortalitas perinatal diperbaiki dan diperluas, dan sebuah sertifikat untuk kematian perinatal telah direkomendasikan; negara-negara didorong untuk melakukan kerja lebih lanjut pada pengkodean dan analisis kondisi-ganda, namun belum direkomendasikan cara yang resmi; dan daftar tabulasi dasar yang baru telah dihasilkan.

6.9

Persiapan untuk Revisi Ke-10

Sebelum konferensi untuk revisi ke 9, WHO telah mempersiapkan revisi ke 10. Disadari adanya ekspansi yang luas dalam penggunaan ICD memerlukan pemikiran kembali secara menyeluruh tentang struktur dan usaha untuk membuat klasifikasi yang stabil dan fleksibel serta tidak memerlukan revisi yang fundamental dalam beberapa tahun kedepan. WHO Collaborating Centres for Classification of Diseases melakukan percobaan dengan model struktur ICD-10. Jelas bahwa interval revisi 10 tahunan terlalu singkat. Pekerjaan untuk proses revisi harus dimulai sebelum revisi ICD yang digunakan saat ini dan karena pentingnya melakukan konsultasi pada beberapa negara dan organisasi yang memerlukan waktu lama. Oleh karena itu Direktur Jendral WHO menulis pada Member States dan setuju untuk mengundurkan konfrensi revisi ke 10 hingga tahun 1989 yang awalnya dijadwalkan pada tahun 1985, dengan demikian pengenalan ICD revisi 10 juga mundur. Perlu ditambahkan bahwa percobaan dengan model alternatif pada struktur ICD diperkenalkan pada evaluasi ICD 9, misalnya melalui pertemuan-pertemuan yang diorganisir oleh WHO Regional Offices dan melalui survei yang diorganisir oleh kantor pusat. Program kerja ekstensif kemudian dilaksanakan dan mencapai puncaknya dengan Revisi Sepuluh ICD, yang dijelaskan di dalam Laporan Konferensi Internasional untuk Revisi-10 ICD. Konferensi Internasional untuk Revisi Sepuluh ICD berlangsung di markas besar WHO, Geneva tanggal 26 September sampai 2 Oktober 1989, dihadiri oleh 43 negara anggota WHO, di antaranya Indonesia. Nama ‘International Classification of Disease’ pada Revisi-9 diubah menjadi ‘International Stattistical Classification of Diseases and Related Health Problems’ pada Revisi-10, namun dengan singkatan yang sama, ICD. Revisi ini dinyatakan mulai berlaku tanggal 1 Januari 1993, dengan revisi berikut direncanakan dalam waktu sepuluh tahun.

114

Terjemahan ICD-10 Volume 2

7.

LAMPIRAN

7.1

Daftar kondisi yang mungkin dapat menyebabkan kematian

115

Terjemahan ICD-10 Volume 2

116

Terjemahan ICD-10 Volume 2

117

Terjemahan ICD-10 Volume 2

118

Terjemahan ICD-10 Volume 2

119

Terjemahan ICD-10 Volume 2

120

Terjemahan ICD-10 Volume 2

121

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF