TERAPI PERILAKU
March 29, 2019 | Author: Hardiansyah | Category: N/A
Short Description
Download TERAPI PERILAKU...
Description
TERAPI PERILAKU I.
KONSEP DASAR TERAPI PERILAKU
Selama masa perkembangannya sampai saat ini, terdapat tiga perubahan besar dalam penerapan terapi perilaku, yaitu : a. Te Terap rapii per perila ilaku ku yang fok fokus us pada memodifi memodifikas kasii per perila ilakuku-peri perilak laku u tam tampak pak (overt (overt behavior ), ), yakni yang didas didasarkan arkan pada prinsip dan prosedur clasical dan dan operant conditioning . Terdapat Terdapat dua pendekatan yang terkenal yakni : 1. appl applied ied beh behavio aviorr anal analysi ysiss (S (Ski kinn nner er)) Pa Pada da pe pende ndekat katan an in inii as asum umsi si ya yang ng digunakan adalah perilaku merupakan fungsi dari konsekuensi ((behavi behavior or is a function
of
its
consequences)). consequences
Pro Pr osedur
yan ang g
digun unaaka kan n
berup upaa
pemberian reinforcement , punishment , extinction dan stimulus extinction dan stimulus control control . 2. Neobehavioristic mediational stimulus response response (o!rer (o!rer " iller). erupakan aplikasi dari konsep clasical conditioning . Pada pendekatan ini mulai disadari bah!a proses mental mempunyai pengaruh terhadap hukum bela#ar yang kemudian membentuk suatu perilaku. odel pendekatan Stimul Sti mulus us $es $espon pon men menggun ggunakan akan pro proses ses med medias iasion ional. al. Tek eknik nik-te -tekni knik k yan yang g digunakan berupa systematic berupa systematic desensitization desensitization dan dan flooding flooding . b. %erakan ke dua ialah Social Social-Cogni -Cognitive tive theor theoryy yan yang g dip diprak rakars arsai ai ole oleh h &an &andur duraa (1'). *da + faktor yang terpisah namun saling membentuk sistem interaksi satu sama lainnya, yang berupa lingkungan (external (external stimulus event)s, event)s, penguatan (external (external reinforcement ), ) , dan pr pros oses es ko kogni gniti tiff (cognit cognitive ive mediat mediational ional pro processe cessess). SocialCogni Cog niti tive ve
Theor The oryy be berran angg ggap apan an
bah! ba h!aa
kettig ke igaa
elem el emen en
terrse te sebu butt
salling sa
mempengaruhi satu sama lain. leh karena itu, dalam prosedur treatment yang men#adi fokus adalah indiidu itu sendiri sebagai agent of change. change. *pl *plikasi ikasi dari teori ini adalah Cognitive Behavior Therapy (&T). Therapy (&T). /. %er %eraka akan n ket ketiga iga dalam perkemb perkembanga angan n ter terapi api perilaku perilaku didasari didasari oleh argumen argumentas tasii 0ayes (2). 3ang mulai menggunakan konsep penerimaan (acceptance (acceptance)) yg merupakan proses aktif akt if da dari ri self-affirmation self-affirmation,,
mene me neri rima ma bu buka kan n
bera be rart rtii
meny me nyer erah ah
mela me lain inka kan n
keberanian untuk mengalami4merasakan pikiran perasaan negatif. Terdapat dua bentuk terapi perilaku yang menggunakan konsep acceptance acceptance,, yakni :
1. ialectical Behaviora Therapy (5&T) Therapy (5&T) Terdapat dua konsep penting dalam penerapan 5&T, yakni yakni !cceptance !cceptance and change dan change dan "indfullness "indfullness.. 6ntuk men/apai kondisi mindfullness dibutuhkan beberapa kemampuan yang harus dikuasai, yakni :
engamati serta memperhatikan emosi yang dirasakan tanpa men/oba untuk menghentikan !alaupun terasa sangat menyakitkan.
en/oba untuk men#elaskan dan men#abarkan pikiran serta perasaan yang sedang dirasakan.
7angan langsung menghakimi atas pikiran dan perasaan yang sedang dialami, tapi /oba untuk mengidentifikasi dan memahami apa yang men#adi penyebab hal tersebut.
Stay in the present .
8okus pada satu hal (one (one mindfully). mindfully).
2. !cceptance and Commitment Therapy (*T). Therapy (*T). Sedangkan dalam !cceptance dalam !cceptance and Commitment Therapy Therapy mengkombinasikan mengkombinasikan prinsip-prinsip behaiorisme Skinner dengan faktor bahasa dan kognitif serta bagaimana ketiga faktor tersebut berpengaruh dalam psikopatologi. Te Terdapat rdapat empat konsep utama yakni:
#xperiential avoidance avoidance.. e eng nga/ a/u u pa pada da pr pros oses es men en/o /oba ba un unttuk menghindari pengalaman pribadi negatif atau menyedihkan,
!cceptance.. * !cceptance *T T dir diran/a an/ang ng unt untuk uk mem membant bantu u kli klien en bela bela#ar #ar bah! bah!aa menghindari pengalaman adalah bukan solusi.
Cognitive efusion. efusion. 9onsep ini menga/u memisahkan pikiran dari orang lain yang dan apa yang kita pikirkan.
Commitment . *T berfokus pada tindakan
T$*P; P$;amun, karena menyangkut metode yang sama dengan terapi perilaku, ialah berupa pengaturan terutama gerakan motorik, maka akan lebih tepat untuk menempatkan dalam kelompok Terapi Perilaku. Tu#uannya sudah #elas, bah!a relaksasi merupakan upaya untuk mengendurkan ketegangan, pertama-tama #asmaniah yang pada akhirnya mengakibatkan mengendurnya ketegangan #i!a. aranya dapat bersifat respiratoris, yaitu dengan mengatur aktiitas bernafas, atau bersifat otot. Pelatihan relaksasi pernafasan, dilakukan dengan mengatur mekanisme pernafasan, ialah tempo4irama dan intensitas yang lebih lambat dan dalam. 9etentuan dalam bernafas, khususnya dengan irama yang tepat, akan menyebabkan otot makin lentur dan dapat menerima situasi yang merangsang luapan emosi tanpa membuatnya kaku. Sangat biasa, dan itulah yang banyak dilakukan orang, yakni dalam bentuk penggabungan relaksasi pernafasan dan otot. aranya adalah dengan mengatur nafas yang kemudian ditambah dan dikombinasikan dengan pengaturan gerakan otot. 7adi, 1. Pertama ? tama mengatur irama dan kedalaman pernafasan sampai pada taraf yang paling membuat pasien merasa nyaman. 2. 9emudian otot ? otot dilatih menegang dan melemas. 9ebanyakan pelatih relaksasi, memulai melemaskan atau menegangkan otot pada bagian tubuh yang ter#auh dari #antung. *lasannya adalah agar kalau ter#adi keke#angan pada otot karena mulai melatih, maka keke#angan itu tidak pada otot #antung atau yang dekat dengan #antung. 7adi, mulai dari u#ung kuku, tungkai kaki, dan seterusnya, serta #ari tangan, tangan lengan dan seterusnya.
Desensitisasi Sistematis
Proses teknik penanganan ini umumnya dilandasi oleh prinsip kontrakebiasaan bela#ar (counter conditioning ), terutama dalam rangka menghilangkan ke/emasan dan kadang ? kadang #uga ketakutan. 7enis teknik ini akan lebih baik kalau obyek yang menyebabkan men#adi tegang atau takut, relatie #elas. isalnya, takut pada sesuatu benda ( phobia) atau takut kalau harus berpidato di hadapan banyak orang, dengan alasan yang tidak masuk akan, irasional. Tata laksana teknik terapi ini didasarkan pada desensitisasi, artinya membuat lebih tidak sensitifnya ia terhadap sesuatu hal, keadaan, atau pendapat@ dan sistematika, yang berarti memiliki urutan tertentu, se/ara bertahap. isalnya, menangani orang4klien yang takut pada binatang tertentu, misalnya ular. 9lien diminta untuk memperhatikan gambar ular yang ke/il yang ditempatkan pada tempat yang #auh. 9alau klien tidak menun#ukkan ketegangan, ke/emasan atau ketakutan, gambar itu dikedepankan se/ara bertahap. 9emudian, gambarnya diperbesar dan dilakukan hal yang sama. Selan#utnya, gambar diganti dengan ular ke/il yang tidak berbahaya. 9emudian dengan ular yang besar dan seterusnya. Terdapat dua hal yang perlu diperhatikan pada teknik desensitisasi sistematis ini, yakni pertama, pembuatan program terapi yang dibangun bersama antara klien dan terapis se/ara tepat, dan %edua&menentukan obyek yang menakutkan itu. 9alau takut pada singa liar yang lapar, itu !a#ar, bukan fobia. 6kuran fobia atau tidak, akan tergantung pada pendapat ilmu pengetahuan dan pemahaman umum. 6lar sering disebut sebagai obyek fobia, karena menurut ilmu pengetahuan, ular itu se/ara disebut sebagai obyek fobia, karena menurut ilmu pengetahuan, ular itu se/ara umum bukanlah binatang buas yang memburu manusia untuk dipatuk. Takut pada ke/oa pada kaum !anita pada umumnya, bisa normal, sehingga tidak dapat disebut fobia. Tetapi kalau takutnya berlebihan, maka #adi disebut fobia. Pembiasaan Operan
View more...
Comments