Terapi Bermain Pada Anak Hospitalisasi
May 13, 2018 | Author: Dina Mukmilah Maharika | Category: N/A
Short Description
TERAPI BERMAIN...
Description
HASIL TELAAH JURNAL “BERMAIN PADA ANAK HOSPITALISASI” Disusun untuk memenuhi tugas Dea!temen Pe"iat!ik
O#eh$ DINA MUKMILAH MAHARIKA %&''(')'''%%*&*
PRO+RAM STUDI ILMU KEPERA,A KE PERA,ATA TAN N -AKULTAS KEDOKTERAN UNI.ERSITAS BRA,IJA/A MALAN+ *'%0
TERAPI BERMAIN PADA ANAK HOSPITALISASI A1 KONSEP HOSPITALISASI %1% De2inisi Hospitalisasi merupakan kebutuhan klien untuk dirawat karena adanya perubahan atau gangguan fisik, psikis, sosial dan adaptasi terhadap lingkungan. Hospitalisasi adalah masuknya individu ke rumah sakit sebagai pasien dengan berbagai alasan seperti untuk pemeriksaan diagnostik, prosedur operasi, perawatan medis, pemberian obat dan mentabilkan atau pemantauan kondisi tubuh (Costello, 2008). %1* Penga#aman Anak saat H3sita#isasi erikut adalah beberapa pengalaman yang diungkapakan oleh pasien anak yang mengalami hospitalisasi menurut Coyne (200!)" a. #erpisahan dengan $rang %ua &awat inap tampaknya menyebabkan gangguan terhadap kehidupan anak'anak yang menalani hospitalisasi dimana mereka mengalami pengalaman perpisahan dari keluarga dan gangguan kegiatan rutinitas dengan keluarga sehari'hari. nak' anak mengungkapkan keprihatinan tentang terpisah dari orang tuanya dan saudara, lingkungan rumah dan teman'teman mereka. *ereka melaporkan merasa ada sesuatu yang hilang pada aspek kehidupan rumah mereka dalam kaitannya dengan kenyamanan rumah, suasana, ibu mereka yang memasak, tempat tidur yang nyaman, kamar mereka sendiri, fasilitas musik dan hewan peliharaan. +ebagian besar anak'anak tidak menyukai makanan rumah sakit. eberapa anak mengeluh mengenai menu makanan rumah sakit yang terbatas dan anak lebih suka makanan rumahan. &awat inap menyebabkan gangguan rutinitas atau kebiasaan anak seperti sekolah, kegiatan olahraga, kontak dengan teman'teman dan liburan yang direnanakan. nak'anak dilaporkan #eristiwa yang hilang dalam kehidupan sehari'hari mereka seperti kontak sosial di sekolah, bermain olahraga dan masuk sekolah. eberapa menyatakan keemasan tentang sekolah karena kehilangan kontak dengan teman'teman mereka. #ada anak usia - sampai / tahun yang menempatkan mereka di pra'pubertas dan tahap remaa hidup, hubungan dengan kelompok sebaya dan persahabatan sangat penting untuk kelompok usia ini.
alam satu rumah sakit, beberapa anak merasa
kesepian karena peralatan bermain dan fasilitas yang tidak memadai. eberapa
anak'anak memiliki lebih banyak pengalaman positif dan mengatasi gangguan dengan membentuk persahabatan dengan anak'anak lain di bangsal. b. erada di 1ingkungan yang sing #engaturan asing dan ketidakpastian tentang perawatan tampaknya membuat perasaan keemasan, meskipun sebagian besar anak'anak mengalami rawat inap sebelumnya di masa lalu. Hal ini menunukkan bahwa keakraban dengan rumah sakit dan rutinitas belum tentu dapat menghilangkan atau mengurangi reaksi anak untuk rawat inap. eberapa anak melaporkan kekhawatiran tentang tenaga kesehatan dan prosedur medis yang dilakukan. ketakutan anak'anak tampaknya
didasarkan
pada
berbagai
sumber,
mulai
dari
pengalaman
mengunungi kerabat di rumah sakit dewasa, program televisi, teman'teman dan sekolah. Hal ini menunukkan bagaimana kurangnya pengalaman dan beberapa informasi dapat berkontribusi untuk kesalahpahaman tentang rumah sakit yang pada gilirannya, menyebabkan tingkat keemasan tinggi untuk beberapa anak. nak'anak tampaknya kurang informasi tentang aspek rawat inap dan berbiara tentang mendapatkan informasi dari berbagai sumber termasuk orang tua, perawat dan dokter, mengamati anak'anak lain di bangsal, buku'buku dari perpustakaan setempat, program televisi medis dan pengalaman masa lalu. . #rosedur medis dan perawatan nak'anak melaporkan bahwa mereka mengalami berbagai kekhawatiran tentang penyelidikan dan operasi dalam kaitannya terhadap kemungkinan bahaya, mutilasi, sakit dan mungkin kematian. *ereka menyatakan ketidaksukaan dan ketakutan tentang kemungkinan rasa sakit yang terkait dengan penerimaan suntikan,
tes
darah
dan
prosedur
lain
yang
dianggap mengganggu.
eberapa anak mengingat pengalaman sakit sebelumnya dan khawatir untuk mengulang kembali pengalaman tersebut. nak'anak yang membutuhkan perawatan bedah merasa khawatir dan takut tentang proses bedah, seperti harus memakai bau operasi, peralanan ke ruang operasi, menunggu di dalam kamar operasi, menalani operasi dan ketika sadar akan mengalami kesakitan. erbagai keprihatinan tentang potensi efek samping pengobatan seperti perubahan itra tubuh, mobilitas terbatas, ketergantungan pada orang lain untuk membantu dan kehilangan kontrol. eberapa anak menyatakan keprihatinan tentang
perubahan
itra
tubuh
karena
mereka
berbiara
tentang organ dalam yang rusak, infeksi, gangguan kulit dan abnormalitas anggota badan. eberapa anak khawatir ketika mereka selesai menalani, mereka
akan berbeda dari anak'anak lain mungkin dikarenakan mereka memiliki bekas luka terlihat atau mungkin kerusakan permanen. #enampilan sangat penting bagi remaa dan bekas luka yang ditinggalkan dapat dilihat sebagai hukuman seumur hidup. d. ehilangan untuk menentukan nasib sendiri nak'anak mengalami beberapa kerugian penentuan nasib sendiri, karena mereka tampaknya kurang kontrol atas hal'hal seperti waktu bangun, waktu tidur, memperoleh makanan dan minuman . nak'anak berbiara tentang perlunya meminta i3in atau mendapatkan i3in untuk melakukan kegiatan seperti bangun, berpakaian, mendapatkan makanan, menggunakan kamar mandi, membawa barang pribadi, mengaukan pertanyaan dan meninggalkan bangsal. nak'anak dilaporkan harus pergi tidur pada waktu tertentu dan menadi terbangun pada waktu tertentu. akses anak'anak terhadap makanan terbatas, karena mereka tidak diperbolehkan untuk mendapatkan makanan atau minuman langsung dari troli makanan atau memiliki akses ke dapur. %emuan serupa dilaporkan hampir tiga dekade lalu oleh euf, yang menyatakan bahwa anak'anak tampaknya kurang kontrol atas posisi mereka pada bangsal, karena beberapa anak'anak melaporkan bahwa mereka seara fisik dipindahkan ke ruang tidur yang berbeda atau ke bangsal lain. 4mumnya, gangguan kenyamanan tersebut tampaknya menghambat upaya beberapa anak'anak untuk membentuk persahabatan dengan anak'anak lainnya. urangnya pilihan atau kontrol atas ruang tidur mungkin
menyampaikan
rasa
ketidakberdayaan
untuk
anak'anak. da saat'saat ketika anak'anak dibiarkan menunggu makanan, obat' obatan, nyeri dan prosedur medis lainnya yang terlalu lama dan ini tampaknya menyebabkan
mereka
marah
dan
merasa
tidak
nyaman.
eberapa anak mengeluh tentang harus menunggu untuk obat penghilang rasa sakit dan harus 5berteriak5 untuk obat penghilang rasa sakit. eberapa anak melaporkan
kesulitan
tidur
karena
ventilasi
yang
buruk,
erah
lampu dan suara yang dibuat oleh telepon berdering, perawat berbiara, bayi dan anak'anak menangis. *eskipun masalah ini, anak'anak uga melaporkan untuk berusaha beradaptasi dengan ara membiasakan diri dengan lingkungan rumah sakit. *eskipun beberapa anak elas memiliki masalah dengan hilangnya penentuan nasib sendiri, namun demikian mereka berbiara kebaikan dan kehangatan sebagai kualitas yang mereka sukai tentang perawat.
%1) Damak H3sita#isasi a"a Anak +akit dan hospitalisasi menimbulkan krisis pada kehidupan anak dirumah sakit, anak harus menghadapi lingkungan yang asing, pemberi asuhan yang tidak dikenal, dan gangguan terhadap gaya hidup mereka. +ering kali anak harus menghadapi prosedur yang menimbulkan nyeri, kehilangan kemandirian, dan berbagai hal yang tidak diketahui (6ong, 2007). risis atau stress yang dialami anak saat hospitalisasi dapat pula disebabkan karena selama menalani perawatan medis, anak'anak harus mentolerir ketidakhadiran orang tua mereka untuk beberapa waktu. erikut adalah dampak hospitalisasi pada anak antara lain" . eemasan eemasan adalah kekhawatiran yang tidak elas atau menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya serta tidak memiliki obek yang spesifik (+tuart, 2002). eemasan dialami oleh lebih dari !9 anak yang hospitalisasi. #enyebab timbulnya keemasan adalah diagnostik, radiologi, atau prosedur lain dapat menimbulkan rasa takut terhadap staf, arum, infeksi, kehilangan kontrol, takut kambuh, takut mati, hasil hek up, pemisahan dari teman, kurangnya kemandirian, lingkungan rumah sakit, kurangnya aktivitas, dan pembatasan gerak, kemoterapi, tes kesehatan, operasi invasif. #enyakit angka panang dan rawat inap memiliki potensi untuk berdampak negatif motorik, kognitif, perkembangan emosi dan sosial anak kanker. 2. *alnutrisi *alnutrisi pada anak hospitalisasi ini dapat teradi karena tidak mendapatkan pemantauan gi3i, tidak mengalami penilaian antropometri
serta mengalami
kekurangan dukungan. ekurangan gi3i pada anak hospitalisasi uga disebabkan oleh penurunan asupan gi3i pada anak'anak selama dirawat di rumah sakit dan peningkatan kebutuhan kalori mereka sebagai akibat dari morbiditas. +elain itu, banyak obat yang memiliki efek samping anoreksia, perubahan rasa, mual, muntah atau sembelit, sehingga mengurangi asupan makanan. %erganggunya aspek psikologis pada anak hospitalisai misalnya emas, penarikan takut, gelisah, dan marah atau menunukkan perilaku bermusuhan (a3em : Hassan, 20).
#emantauan gi3i pada anak hospitalisasi ini merupakan pekeraan yang perlu dilakukan dikarenakan terdapat fakta bahwa anak'anak dapat atuh ke dalam keadaan gi3i buruk saat berada di rumah sakit dan dapat memperburuk keadaan gi3i buruk
yang sudah
ada. i negara'negara
mau kekurangan gi3i
mempengaruhi sampai 209 dari pasien rawat inap. +ebaliknya, di negara' negara seperti ra3il dan *eksiko, pefalensi malnutrisi teradi hingga -0 sampai 809 pada anak'anak yang dirawat di rumah sakit, dan lebih auh lagi kondisi ini telah diamati dapat memburuk kondisi klinis pasien selama awat inap. ;aktor' faktor yang dapat meningkatkan prevalensi dari gi3i buruk yang tinggi adalah faktor'faktor yang sudah ada sebelumnya diantaranya adalah" prematuritas dan berat badan lahir rendah, tidak diberikan +< eksklusif atau terlalu awal untuk dilakukan penyapihan dan diare. ondisi malnutrisi yang sudah ada sebelumnya dapat memperpanang rawat inap, meningkatkan keadian infeksi nosokomial dan meningkatkan tingkat mortalitas (&oha et.al , 200!). B1 KONSEP TERAPI BERMAIN *1% De2inisi ermain adalah bagian penting dari kehidupan anak dan merupakan aspek penting untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak. ermain merupakan aktivitas yang sangat digemari oleh anak'anak. %erapi ermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau mempraktikkan ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa (Hidayat, 2008). *1* Se4a!ah Te!ai Be!main ermain telah dianggap sebagai aspek penting seak 3aman #lato (/2='7/- +*) dimana menurutnya >alam satu am bermain, anda dapat menemukan lebih banyak mengenai seseorang dari pada mengamati orang tersebut dalam setahun dengan berakap' akap?. #ada abad ke'8 &ousseau (-!2), dalam bukunya 5@mile5 menulis tentang pentingnya mengamati bermain sebagai wahana untuk mempelaari dan memahami anak (&aman : +inghal, 20). +alah satu pelopor terapi bermain psikoanalitik dengan anak'anak adalah Hug' Hellmuth. ia merekomendasikan penggunaan mainan anak itu sendiri dalam rangka sesi yang diadakan di rumah anak. Aamun, dia tidak melakukan psikoanalisis pada anak yang berusia di bawah enam tahun atau mengembangkannya sebagai teknik tertentu.
ebanyakan psikoanalis dianggap eksplorasi ke dalam alam bawah sadar pada anak'anak yang dapat berpotensi berbahaya (&aman : +inghal, 20). engan latar belakang ini, *elanie lein mulai menerapkan teknik menggunakan bermain sebagai sarana menganalisis anak yang berusia di bawah enam tahun. *enurutnya bermain dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk bertindak dengan ara yang anak inginkan. lein peraya bahwa dengan bermain mampu menggambarkan seara signifikan bagaimana hubungan anak orang tua dan orang lain di lingkungan mereka. engan demikian, seperti dalam ontoh klasik lein, anak berusia 7, tahun yang membenturkan bersama dua truk ia sedang memikirkan hubungan seksual orangtuanya. engan melakukan ini, lein mempertimbangkan bahwa anak akan merestrukturisasi emosinya sehingga menurunkan ketegangan dan keemasan (&aman : +inghal, 20). Aamun, menurut nna ;reud, yang tidak setuu dengan rumusan lein, dia peraya bahwa tidak semua tindakan dalam bermain mampu untuk diinterpretasikan. eberapa kegiatan bermain yang dilakukan oleh anak'anak uga bisa menadi pengulangan dari kegiatan kehidupan sehari'hari mereka. ;reud merasa bermain bisa menadi latihan membangun hubungan dan hubungan ini dapat digunakan kemudian untuk bekera dengan anak melalui interpretasi transferensi dan kontra t ransferene (&aman : +inghal, 20). #ada tahun =70'an beberapa terapi bermain modalitas yang dikembangkan di mana penekanan utama ditempatkan pada kekuatan kuratif hubungan emosional antara terapis dan anak. avid 1evy mengembangkan pendekatan bermain yang terstruktur untuk membantu anak meniptakan pengalaman mereka dari peristiwa traumatis tertentu. onsep ini berasal dari gagasan +igmund ;reud tentang paksaan pengulangan. *enurut 1evy, 5anak yang memiliki keamanan, dukungan, dan bahan bermain yang tepat mampu memainkan sebuah peristiwa traumatis sebelumnya, berulang'ulang, sampai ia mampu melepaskan ketakutan, keemasan, dan tanggapan terkait dengan traumaB (&aman : +inghal, 20). +olomon mengembangka 5terapi bermain aktif5 yang merupakan metode untuk digunakan pada anak'anak yang impulsif. +eorang anak yag bermain bisa mengekspresikan perasaan dan pengalaman yang sulit, dan dengan demikian dapat menghindarkan mereka untuk bertindak atau berperilaku sosial yang tidak pantas (&aman : +inghal, 20). Carl &ogers mengembangkan terapi non'direktif, yang kemudian disebut terapi yang berpusat pada klien. irginia Dline memperluas konsep Carl &ogers dalam artikel yang berudul 5*emasuki dunia anak melalui pengalaman bermain5. Dline meringkas konsep terapi bermain dan menyatakan, E+ebuah pengalaman bermain adalah terapi karena memberikan hubungan yang aman antara anak dan orang dewasa, sehingga anak memiliki
kebebasan dan ruang untuk menyatakan dirinya sendiri, persis seperti dia pada saat itu dengan aranya sendiri dan dalam waktu sendiri. %uuan terapi bermain berpusat pada klien adalah untuk menyelesaikan ketidakseimbangan antara anak dan lingkungannya sehingga mampu meniptakan pertumbuhan anak yang baik (&aman : +inghal, 20). %erapi bermain non'direktif telah menapai popularitas karena kesederhanaannya. 1andreth mendorong orang tua dan konselor untuk mengakui bahwa bermain adalah bahasa anak dan mainan adalah kata'kata mereka. *enurutnya, bermain adalah waar bagi seorang anak dan harus dihormati dan dipahami daripada memaksa anak untuk berkomunikasi seara verbal (&aman : +inghal, 20). +elama tahun =!0'an, pembentukan program konseling dan bimbingan di sekolah dasar
memberikan
kontribusi
signifikan
terhadap
perkembangan
terapi
bermain.
#enggunaan terapi bermain di sekolah didorong untuk memenuhi berbagai kebutuhan perkembangan, sosial, dan emosional dari semua anak, serta membantu anak'anak yang tidak dapat menyesuaikan diri. anyak penulis menggambarkan keberhasilan awal mereka dalam menggunakan terapi bermain untuk mengatasi kebutuhan perkembangan anak di sekolah dasar (&aman : +inghal, 20). da beberapa tren terbaru dalam pengembangan terapi bermain. #embentukan sosiasi %erapi ermain (#%) pada tahun =82 adalah kemauan besar di bidang terapi bermain. #% yang telah menadi program terbesar pelatihan terapi bermain di dunia, didirikan pada tahun =88 di 4niversity of Aorth %eDas. erbagai universitas dan lembaga uga menawarkan program pelatihan dan lokakarya, serta kursus pada master dan doktor. #enggunaan konsep'konsep dan prosedur terapi bermain uga telah diperluas ke banyak aplikasi lain, seperti terapi bermain keluarga, terapi bermain dewasa, terapi bermain di rumah sakit, dan terapi bermain dengan banyak populasi yang beragam (&aman : +inghal, 20). *1) K#asi2ikasi *enurut #ek (20), tipe bermain dapat digolongkan menurut usia anak menadi / yaitu" 1. Exploratory play %ipe permainan ini diberikan pada anak usia 0'2 tahun berupa permainan yang dapat melatih kemampuan sensorik dan motorik atau sensorimotor anak. Contoh permainan tipe ini adalah mengambil dan menempatkan makanan pada mulut,
menatuhkan benda ke dalam wadah untuk membuat kebisingan dan merobohkan sebuah menara blok. 2. Symbolic play %ipe permainan ini diberikan pada anak usia 2'/ tahun berupa kegiatan konstruksi sederhana. Contoh tipe permainan ini adalah menghitung dan mengelompokkan benda
yang
sama
berdasarkan
warnanya
atau
bentuknya
kemudian
menempatkannya ke dalam wadah. 7. Creative Play %ipe permainan ini diberikan pada anak usia /'- tahun berupa kegiatan konstruktif yang kompleks. Contoh permainan tipe ini adalah membangun atau meniptakan pola menggunakan berbagai item, membawa benda'benda dengan sendok kemudian menempatkannya ke dalam wadah, membentuk atau menipatakan suatu pola atau bentuk dari tanah liat. /. Competitive Play %ipe permainan ini diberikan pada anak usia -'2 tahun berupa kegiatan kompetetif atau persaingan. Contoh permaian tipe ini adalah menempatkan benda ke dalam wadah yang dibatasi oleh waktu tertentu, melempar bola atau anak panah pada sasaran, bermain permainan kartu, menyelesaikan pu33le. +edangkan Charnigo : Fork (20), klasifikasi terapi bermain dibagi menadi / maam yaitu" . Child-Based Play Therapy Genis pertama dari terapi bermain adalah terapi bermain berbasis anak. alam terapi bermain berbasis anak, konseling hanya melibatkan anak dan terapis di dalam ruangan. %erapis menyediakan berbagai mainan untuk anak namun tidak hanya sekedar untuk bermain saa, tetapi anak
harus berhubungan dengan mainan
tersebut sehingga mereka uga mampu mengekspresikan diri mereka. Contoh dari tipe permainan ini adalah terapi memberikan boneka dan wayang untuk anak'anak, dapat memungkinkan anak'anak untuk bebas mengekspresikan diri seara verbal. 6ayang uga akan membantu anak'anak untuk memahami emosi dan perilaku mereka. Hartwig (20/) menelaskan dalam penelitiannya bahwa ada dua pendekatan ketika menggunakan boneka selama terapi. #endekatan pertama adalah terapi bermain direktif. #endekatan ini memungkinkan terapis untuk memilih kegiatan
yang tepat untuk diberikan kepada anak. egiatan yang telah dipilih, harus menyaikan masalah anak dan ara bagi anak untuk meraih tuuan mereka. engan menggunakan pendekatan ini, terapis dapat memperoleh informasi, mendorong keterlibatan, menetapkan batas, dan menafsirkan perilaku anak. #endekatan kedua adalah terapi bermain non'direktif. engan pendekatan ini, anak sendiri yang memutuskan mainan apa yang digunakan dan bagaimana ara menggunakan mainan tersebut. +ementara itu, terapis hanya mengamati apa yang anak lakukan selama sesi terapi bermain berlangsung. Child-Based Play Therapy biasanya digunakan bagi anak yang berisiko, misalnya anak yang menunukkan gangguan perilaku atau anak yang depresi. alam sebuah studi oleh +wank dan +hin (20), dinyatakan bahwa Child-Based Play Therapy dapat meningkatkan prestasi akademik anak. nak yang telah berpartisipasi dalam Child-Based Play Therapy menunukkan penurunan gangguan perilaku. Hasil pada beberapa penelitian menunukkan lewat bermain anak dapat belaar beberapa hal. *isalnya, anak'anak belaar untuk menghargai diri mereka sendiri dan seara bertahap belaar untuk menerima siapa mereka sebagai individu. *ereka uga belaar bahwa perasaan mereka diterima dan bagaimana mengekspresikan perasaan mereka seara bertanggung awab. nak'anak uga belaar untuk menadi kreatif dalam menghadapi masalah serta belaar untuk mengendalikan diri.
Child-Based
Play Therapy uga mengaarkan anak'anak bagaimana belaar membuat pilihan seara mandiri dan bertanggung awab atas pilihan mereka. alam studi lain, ratton, Ceballos, sheely'*oore, *eany'6alen, #ronhenko, dan Gones (207) menemukan bahwa ika tidak diberikan terapi misalnya terapi bermain, anak'anak yang mengalami gangguan perilaku akan tetap mengalami gangguan perilaku dan bahkan akan lebih memburuk dari waktu ke waktu dan dapat menyebabkan masalah yang
lebih
serius
seperti
anak
melakukan
kekerasan,
kenakalan
dan
penyalahgunaan narkoba. %erapi bermain uga dapat membantu anak'anak dengan keaatan. +ebagai ontoh, dalam sebuah studi yang dilakukan oleh &ay, +tulmaker, 1ee, dan +ilverman (207) pada anak'anak yang menunukkan perilaku berikut" penarikanIdepresi, agresif, menantang, atau bahkan keterampilan sosial yang buruk. +tudi ini menelaskan bahwa terapi bermain efektif untuk anak yang memiliki beberapa enis keaatan. #enelitian mengenai keefektifan terapi bermain lebih lanut dalam bidang ini sangat direkomendasikan.
2. Family-Based Play Therapy %ipe kedua terapi bermain adalah terapi berbasis keluarga. alam Family-Based Play Therapy , proses terapi bermain melibatkan klien, orang tua, saudara kandung klien dan terapis. *enurut 6illis, Halters, dan erek (20/), pada Family-Based Play Therapy , terapi bermain melibatkan keluarga dan memungkinkan semua orang dalam keluarga untuk terbuka selama sesi. %erapi bermain enis ini uga meningkatkan partisipasi anak dalam setiap sesi. +ebagai ontoh, dalam Family Puppet Intervie model (seperti dikutip dalam Hartwig 20/), terapis dapat meminta anak'anak selama sesi untuk menyebutkan nama boneka, membuat sebuah erita dari awal sampai akhir dan menyaikan erita untuk terapis. %erapis kemudian akan memberikan kesempatan kepada orang tua untuk bertanya pada akhir setiap sesi. Family-Based Play Therapy uga digunakan untuk orang'orang yang mengalami trauma dan stres kronis dalam hidup mereka. *ereka yang terlibat dalam beberapa enis trauma enderung mengungkapkan atau menyembunyikan seumlah emosi dan pikiran mereka. alam sebuah studi oleh iser, aker, 6inkles, dan *edoff (20), mereka menunukkan bahwa terdapat hasil yang efektif dari Family-Based Play Therapy . iamond, &eis, berlian, +iJueland, dan
View more...
Comments