Teori terjadinya karies
June 19, 2019 | Author: Miftah Wiryani | Category: N/A
Short Description
Download Teori terjadinya karies...
Description
MAKALAH KONSERVASI
TEORI-TEORI TERJADINYA KARIES.
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2
ANGGOTA: KHAIRUNNISA (04111004064) (04111004064) EKA WAHYUNI (04111004065) (04111004065) PUTRI AJRI MAWADDARA (04111004066) (04111004066)
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2011/2012
1
DAFTAR ISI Daftar Isi………………………………………………..…………………..…….1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar
Belakang…………………………………..…………………...……....2
1.2 Rumusan
Masalah……………………………..…………………...………...2
1.3 Tujuan………………………………………..…………………...…………..2
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Teori Kimia-bakteriologi………………….…………………………………5 2.2 Teori Enzymologis……………………….…………...………………………8 2.3 Teori Elektro-Fisik, Fisikokimia……….……………………..……………10 DAFTAR PUSTAKA…..……………………………………………...………..14
2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Gigi merupakan bagian terpenting dalam rongga mulut, karena adanya fungsi gigi yang tidak tergantikan, antara lain untuk mengunyah makanan sehingga membantu pencernaan, untuk berbicara serta untuk menunjang penampilan. Susunan gigi pada anak-anak berbeda dengan orang dewasa, pada anak sampai umur tertentu terdapat gigi sulung sedang pada orang dewasa terdapat gigi tetap. Pertumbuhan gigi pertama dimulai pada umur 6 tahun sampai 12-13 tahun dan diganti oleh gigi tetap atau permanen. Kesehatan gigi merupakan bagian integral dari kesehatan pada umumnya. Selain itu gigi geligi merupakan salah satu organ pencernaan yang berperan penting dalam proses pengunyahan makanan, sehingga pemeliharaan kesehatan gigi penting dilakukan (Depkes RI, 1999). Hasil laporan morbiditas 2001, menunjukkan bahwa kesehatan gigi dan mulut di Indonesia masih menjadi keluhan masyarakat yaitu sekitar 60%, diantaranya karies gigi dan penyakit periodontal (Depkes RI,2002). Karies
adalah
suatu
penyakit
yang
mengakibatkan
demineralisasi ,kavitasi dan hancurnya jaringan keras gigi oleh aktivitas mikroba. Hal ini akan menyebabkan terjadinya invasi bakteri dan kerusakan pada jaringan pulpa serta penyebaran infeksi ke jaringan periapikal dan menimbulkan rasa nyeri.Adanya karies memunculkan bermacam-macam teori penyebab terjadinya karies menurut penelitian para peneliti terdahulu. Oleh karena itu, didalam makalah ini akan dibahas mengenai teori-teori yang telah dikemukakan oleh peneliti terdahulu. 1.2 Rumusan masalah 1.2.1
Bagaimana teori-teori mengenai terjadinya karies?
1.3 Tujuan 1.3.1
Mengetahui teori-teori mengenai terjadinya karies.
3
BAB II PEMBAHASAN
Gigi adalah jaringan tubuh yang paling keras dibanding yang lainnya. Strukturnya berlapis-lapis mulai dari email yang amat keras, dentin (tulang gigi) di dalamnya, pulpa yang berisi pembuluh darah, pembuluh saraf, dan bagian lain yang memperkokoh gigi. Namun demikian, gigi merupakan jaringan tubuh yang mudah sekali mengalami kerusakan. Ini terjadi ketika gigi tidak memperoleh perawatan semestinya. Proses kerusakan gigi geligi diawali dengan adanya lubang gigi atau disebut juga karies. Karies adalah suatu penyakit jaringan keras gigi (email, dentin dan sementum) yang bersifat kronik progresif dan disebabkan aktifitas jasad renik dalam karbohidrat yang dapat diragikan. Ditandai dengan demineralisasi jaringan keras dan diikuti kerusakan zat organiknya.
4
Sumber : Theories & Diagnosis of Dental Caries PATOFISIOLOGI KARIES DENTIS
Banyak sekali teori-teori mengenai terjadinya karies gigi yang kadang-kadang saling berhubungan. Kadang-kadang hipotesa yang dikemukakan
tidak dapat
dipertanggung jawabkan dan kurang memenuhi kriteria ilmiah yang baik. Teori-teori tersebut kita bagi sebagai berikut : A. Teori Kimia-bakteriologis 1. Teori Khemo-parasit
- Miller
(1889)
2. Teori Proteolisis
- Gottlieb
(1921)
3. Teori Endogen proteilisis
- Bodecker
(1929)
4. Teori proteolisis chelations
- Martin Schatz
(1954)
5. Teori Glikogen
- Egiedi
(1956)
B.
Teori Enzymologis
1.
Teori Endogen pulpogenesis phospatase
- Csernyei
(1932)
2.
Teori Phospatase
- Eggers Lufa
(1949)
3.
Teori Sulfatase
- Pincus
(1944)
4.
Teori Protease
- Boyle
(1952)
1. Teori Korosi
-Rheinwald
(1948)
2. Teori Resisten
-Knappnost
(1951)
3.
- V. Bartheld
(1959)
C. Teori Elektro-Fisik, Fisikokimia
Penomena membran Donnan
Dari teori-teori tersebut diatas hanya beberapa yang akan di bicarakan, karena terkadang beberapa teori tersebut tidak mempunyai hipotesa yang jelas, walaupun untuk suatu diskusi mempunyai nilai ilmiah yang baik. Dalam mempelajari teori-teori etiologi karies gigi sangat diperlukan pengetahuan dasar dalam bidang fisiologi dan biokimia.
5
A.
TEORI KIMIA-BAKTERIOLOGIS
1. Teori Kimia-Parasit (W.D MILLER) Miller lahir pada tanggal 1-8-1953 pada sebuah perladangan di Alexandria (choi). Ia belajar sebagai dokter gigi di Philadelphia dan mendapat gelar doktor dengan disertasinya berjudul “Konservierende Behandlung der Pulpa”, tahun 1885. Dalam tahun 1884 sampai dengan 1889 ia memperkenalkan konsep-konsep mengenai terjadinya karies atas dasar kimia parasit. Pada umur 40 tahun (1983) Ia dikukuhkan sebagai Profesor dalam ilmu Kedokteran Gigi. Didalam cairan air ludah dijumpai banyak sekali enzim-enzim seperti amilase, maltose disamping enzim-enzim yang dikeluarkan mikroorganisme dan jamur-jamur yang terdapat dalam mulut. Enzim-enzim tersebut diatas misalnya Amilase dapat mengubah Polisakarida menjadi Glukosa dan Maltose. Glukosa oleh karena penguraian dari enzim-enzim yang dikeluarkan mikroorganisme terutama golongan Laktobasillus akan menghasilkan asam susu dan asam laktat. (C6H12O6) ------------------------------------------ 2 mol (C3H603) Enzim-enzim golongan laktobasilus
Email terdiri dari 93% berat anorganik, maka PH yang rendah dari asam susu ( PH 5,5) akan merusak bahan–bahan anorganik dari email (93 %) sehingga terbentuk lubang kecil. Disamping golongan lactobacillus ini dijumpai pula mikroorganisme golongan streptokokus yang dapat mengadakan proteolisa yang menghancurkan unsurunsur organik dari email. Pekerjaan mikroorganisme ini akan lebih jelas bila telah sampai ke dentin, dimana unsur-unsur organik banyak dijumpai. Predisposisi untuk terjadinya karies gigi yaitu : a.
Keadaan gigi yang porus, lunak ( Hipoplasia )
b.
Adanya fisur-fisur yang dalam seperti foramen saekum
c.
Posisi gigi yang tidak teratur
d.
Pada wanita hamil
e.
Penderita penyakit Diabetus militus, rematik dan lain lain.
6
2.
Teori Proteolisis Berbeda dengan MILLER, GOTTLIEB menyatakan bahwa bukanlah bahan-
bahan anorganis yang lebih dahulu dirusak tetapi bahan-bahan organis dari email. Bahan-bahan yang terdapat pada email adalah: a. Cuticula dentis b. Substansia interprismata c. Lamella email Bahan-bahan ini dihancurkan oleh enzim protelisa, yang berasal dari Streptokokus
(mikroorganisme-mikroorganisme
dalam
mulut
terutama
gol.
Streptokokus). Baru setelah penghancuran unsur-unsur organis ini unsur-unsur anorganis dirusak oleh asam susu. Adapun alasan-alasan Gottlieb menyatakan teorinya : a. Di dalam mulut dijumpai banyak sekali gol. Streptokokus b.
PH mulut berkisar antara 6,1-7,7 (Sauerwein), suatu keadaan yang belum memungkinkan terjadinya perusakan bahan-bahan anorganis dari email.
Dalam teori ini dikatakan mikroorganisme menginvasi jalan organik seperti lamela email dan sarung batang email (enamel rod sheath), serta merusak bagian-bagian organik ini. Proteolisis juga disertai pembentukan asam. Pigmentasi kuning merupakan ciri karies yang disebabkan produksi pigmen oleh bakteri proteolisis. Teori proteolisis ini menjelaskan terjadinya karies dentin dengan email yang masih baik. Awazawa (1960) menentang
teori tersebut di atas serta menyatakan bahwa
proses proteolisis terjadi setelah perusakan oleh unsur-unsur asam (acidolisis) 3. Teori Endogen Proteolisis (BODECKER,1929) Pada penyelidikan dijumpai adanya fakta-fakta atau kasus yaitu : a.
Persentase karies makin meninggi pada orang-orang yang hamil dan orang-orang yang menderita penyakit kronis.
b. Gigi yang non-vital tenyata lebih tahan terhadap karies daripada gigi
yang vital.
7
c.
Adanya karies-karies approximal dimana gigi tetangganya sama sekali tidak terkena karies.
d. Gigi yang hipoplasia lebih mudah terkena karies daripada gigi yang
emailnya baik. BODECKER mengatakan bahwa tentu ada saluran atau arus lymph ke arah dentin dan email. Beliau mengatakan bahwa saluran ini adalah pembuluh kapiller, dimana aliran lymphe ini mempunyai kemampuan untuk menetralisir keasaman pada permukaan gigi , sehingga timbulnya karies dapat dihalangi. Pada penderita penyakit-penyakit tertentu maka fungsi pulpa terganggu sehingga cairan lymphe berkurang jumlahnya dan tidak cukup untuk menetralisir permukaan gigi dalam keadaan asam, sehingga proses karies tidak dapat dihambat, mengakibatkan timbulnya karies pada permukaan gigi. 4. Teori proteolisi-Chelasis Seperti halnya Gottlieb dan Bodecker yang mendasarkan teori teradinya karies atas dasar Proteolyse maka SCHATZ (1954) juga melakukan penelitian-penelitian atas pemikiran proteolisa ini. Ia melihat bahwa proses chelasis ini sering dijumpai pada tumbuh-tumbuhan yakni pada Chlorophyl dengan inti Mg, Haemoglobin, Fe dan lain sebagainya. Pada proses terjadinya karies gigi,akan terjadi : a.
Kerusakan bahan-bahan organis ( terutama Keratin, Glikoprotein) oleh bakteri-bakteri Proteolisa (PH = 7 : jadi dalam keadaan basa).
b.
Oleh unsur-unsur Chelate, Hydroxyl apatit akan diuraikan sehingga akan terbentuk Kalsiumphospat Chelate.
OLESCH (1961) menulis setelah melakukan penelitian bahwa teori Proteolisa Chelasi, merupakan teori etiologi karies yang baru, yang lebih terbukti dibanding dengan teori acidolyse MILLER. 5. Teori Glikogen
8
EGYEDE (1956) mengemukakan hipotesanya bahwa glikogen dalam keadaan normal dijumpai bersama-sama dengan bahan organis dari email seperti keratin. Bila konsumsi kohlhydrat lebih banyak, terutama pada wanita hamil atau bayi, maka glikogen akan bertambah juga pada jaringan gigi. Glikogen merupakan bahan makanan mikroorganisme mulut sehingga oleh enzim glikogenase, akan diuraikan menjadi glukosa. Oleh protein demineralisasi, glukosa ini akan diuraikan menjadi glukosa. Oleh proses demineralisasi, glukosa ini akan dipecah lagi menjadi asam susu. Sehingga proses terbentuknya karies dengan achicolisis seperti dikemukakan Miller akan berlanjut. B. TEORI ENZYMOLOGIS
Enzim adalah jenis-jenis protein berupa katalisator yang dihasilkan oleh sel-sel hidup seperti sel-sel bakteri,dll. Coenzim merupakan derivat-derivat vitamin. Cara kerja enzim ini dapat berupa hidrolisa (mengurai) atau sintesa (membangun). a. Hidrolisa merupakan suatu proses pemecahan unsur dan akan dihasilkan energi. Penguraian unsur dilakukan pada rantai C-O . Contoh enzim hidrolisa : -
Lipase , Phospatase, Sulfatase
-
Karbohidrase
-
Urease, asparaginase
b. Desmolase, suatu proses penguraian unsur yang terjadi pada rantai C-C Misalnya: -
Hidrokinase
-
Urease
-
Katalase
1. Teori Endogen-pulpogene phospatase 9
CSERNYEI (1932) mengadakan penelitian pada karies gigi, dia tidak menemukan asam susu tetapi justru asam fosfor. Menurutnya proses terjadinya karies adalah sebagai berikut: karena ada kerusakan pada pulpa maka keseimbangan fluor dan magnesium pada dentin terganggu. Dalam keadaan biasa atau normal perbandingan Fluor : Magnesium adalah 1:6 sedangkan pada keadaan karies perbandingannya menjadi 1:28. Karena kerusakan unsur organis dari dentin dan email, akan terbentuk ulkus (lubang). Bakteri-bakteri akan masuk ulkus dan proses perusakan lebih lanjut akan terjadi. CSERNYEI melihat bahwa kerusakan dimulai terutama oleh unsur endogen pulpogen, yang mengakibatkan disregulasi dari system limfa gigi atau karena asam fosfor yang memecah email dan dentin. Jadi asam yang berperan disini adalah asam fosfor dan bukan asam susu. Jadi dapat dikatakan bahwa terjadinya karies dimulai dari kerusakan dentin. Maka cairan limfe juga terganggu keseimbangannya terbentuk asam fosfor yang lebih banyak, dentin-dentin dirusak, lamella email dirusak dan terjadi lubang pada email. Dengan adanya lubang pada email, bakteri-bakteri yang masuk menyebabkan terjadinya pembusukan ditambah oleh enzim fosfatase dari air ludah akan menyebabkan karies membesar. 2. Teori fosfatase EGGERS-LURA (1949) menyatakan bahwa didalam air ludah dan email serta dentin kita temui enzim fosfatase dan protease. Bila unsur fosfat dalam makanan cukup banyak maka akan terjadi keseimbangan pada darah , gigi,dan air liur. Sebaliknya bila pada makanan unsur fosfor kurang keseimbangan fosfat pada darah dan air ludah akan terganggu sehingga proses oksidasi juga akan terganggu. Kemampuan air ludah akan menurun untuk membersihkan gigi, hal ini akan menyebabkan timbulnya karang gigi pada permukaan gigi yang merupakan gudang dari asam fosfatase dan protease. Terjadinya karies ini dimulai oleh adanya peragian karena asam sehingga unsur organis fosfor dari email akan di resorpsi. Karies merupakan proses biokimia serta sintesa dimana 10
unsur-unsur kompleks yang sukar diuraikan diubah menjadi unsur kompleks yang mudah diuraikan.
C.
TEORI ELEKTROFISIK , FISIKOKIMIA.
Teori ini dikemukakan oleh V.BARTHELD (1958) dari percobaan dan pengamatan yang dilakukan terlihat bahwa : 1. Pada percobaaan in-vitro , belum dapat disebut karies gigi pada gigi yang sehat 2. Sering juga diketemukan bahwa pada karies yang meluas pada bagian dalam email sedangkan bagian luar dari karies ini masih utuh belum ada kerusakan email. Proses terjaidnya karies ini diterangkan sebagai berikut : VAN BARTHELD menyatakan bahwa pada lapisan email yang normal akan dijumpai keseimbangan ion-ion H + dan OH- . Bila ada plak terkumpul pada permukaan gigi akan terjadi keadaan asam pada bagian ini yang mempunyai sifat positif. Menurut DONNAN maka keadaaan positif pada daerah plak ini akan menarik unsur OH- keluar dari unsur email. Sedangkan H + tetap tertinggal. Hal ini akan mengkibatkan konsentrasi H + bertambah didalam email sehingga akan terjadi keadaan asam. PH yang rendah ini akan menguraikan unsur-unsur anorganis dari email lapisan dalam sehingga akan terjadi karies sedangkan pada bagian luar emailnya masih utuh. VAN BARTHELD mengatakan bahwa mikroorganisme berperan sekunder pada proses terjadinya karies gigi. Berdasarkan hukum DONNAN ini dapat dijelaskan proses terjadinya karies. Selain teori tersebut dapat juga dicantumkan teori acidosis dan protelisis yang dikemukakan oleh Prof.KESSEL sebagai berikut. KESSEL mengatakan bahwa etiologi dari karies disebabkan oleh : -
Faktor perusak secara aktif, terdiri dari:
11
1. Demineralisasi yang bisa berasal dari makanan, saliva, bakteri, bahan
gigi. 2. Proteolisis
dapat disebabkan oleh enzim
yang
dihasilkan oleh
streptokokus. -
Faktor perusak yang predisposisi, terdiri dari: 1.
Lokal yang meliputi makanan atau diet atau plak. Plak memudahkan melekatnya bakteri.
2. Umum. •
Umur Makin bertambah umur seseorang maka presentase karies makin berkurang.
•
Gizi Dalam hal kekurangan gizi, gigi-gigi mudah diserang karies. Jadi gizi merupakan salah satu faktor yang penting dalam etiologi karies.
•
Geografis Disini tergantung dari air minum yang mengaandung fluor pada daerah yang ditempati, bila kita minum air yang mengandung fluor 1 ppm maka gigi mempunyai daya penolak terhadap karies tetapi bila air minum mengandung lebih besar dari 1 ppm maka akan terjadi Mottled Teeth yang menyebabkan email berupa bintik-bintik hitam.
•
Hormonal Pada wanita hamil terjadi ketidak seimbangan hormone yang mengakibatkan terjadinya peradangan gusi ,sehingga memudahkan perlekatan dari plak dan memperbesar kemungkinan terjadinya karies.
•
Keturunan 12
Orang tua dengn frekuensi karies yang tinggi,kemungkinan besar akan menurun pada anaknya misalnya klasifikasi gigi yang kurang sempurna akan diturunkan pada anaknya. Kebersihan
•
Kebersihan yang buruk mengkaibatkan presentase karies lebih tinggi. KESSEL menyatakan bahwa faktor-faktor penting yang merusak gigi ialah : asam , sedang mikroorganisme yang ada sangkut pautnya dengan kerusakan gigi ini adalah: 1. Laktobacilus 2. Streptokokus 3.
Bacillus Acidophilus.
Tabel 1 : Kesimpulan dasar-dasar karies untuk terjadinya satu karies. I Substrat
II
III
Mikroorganisme
Intermedium
IV Waktu melekatnya
Mono
dan
Disakarida (gula)
Laktobacillus
Plak
Hari
Streptococccus
Minggu
Bacillus
Bulan
Acidophillus
Tahun
13
Karies juga disebut sebagi penyakit multifaktorial karena disebabkan oleh beberapa faktor. Terdapat empat faktor utama yang berperan dalam proses terjadinya karies, yaitu host, mikroorganisme, substrat, dan waktu. Karies hanya akan terjadi bila keempat faktor tersebut berinteraksi dan saling mempengaruhi. Bila satu dari mata rantai tersebut di atas tidak ada maka tidak terjadi karies.
DAFTAR PUSTAKA
14
Eccles, JD dan Green RM. 1994. Konservasi gigi. Penerjemah :Yuwono L . Jakarta: Widya Medika. Harty,F.J dan R Ogston Narlan. 1993. Kamus Kedokteran Gigi. Jakarta: EGC. Joyston,Sally
dan
Edwina.
1992.
Dasar-Dasar
Karies
Penyakit
dan
Penanggulangannya . Jakarta: EGC. Mansjoer,Arif, dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ke-3 jilid 1. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI. Tarigan,Rasinta. 1990 . Karies Gigi . Jakarta: Hipokrates.
15
View more...
Comments