Teori-teori Feminisme
March 13, 2019 | Author: EsTe Chomah | Category: N/A
Short Description
Download Teori-teori Feminisme...
Description
Feminisme sosialis (lanj)
Strategi yang dipilih adalah pengorganisasian buruh perempuan yang dilihat sebagai kelompok yang tertindas baik secara jenis kelamin maupun klas.
Feminisme Kontemporer
Dasar teori: teori-teori alternatif, seperti post modernisme, multikulturalisme. multikulturalisme. Feminisme muncul sebagai kritik terhadap feminisme yang sudah ada sebelumnya (Liberal, Marxis, Sosialis,Radikal). Feminisme ini mengatakan bahwa ketertindasan perempuan bukan hanya karena perempuan tetapi juga karena rasisme, seksisme, dan klasisme.
Feminisme Kontemporer(lanj)
Rumusan masalah: Adanya ketertindasan perempuan yang memiliki ras, agama,etnis, ekonomi,politik yang dianggap rendah Faktor penyebabnya: etnisitas, ekonomi, agama, politik, imperialisme/kolonialisme, imperialisme/kolonialisme, dan ras.
Feminisme Kontemporer (lanj)
Feminisme kontemporer mencakup
Feminisme dunia ketiga Feminisme agama Feminisme multikulturalisme Eco-feminisme
Feminisme Kontemporer (lanj)
Strategi yang dilakukan:
Mendorong pengakuan terhadap keragaman/pluralitas etnis,ras, agama, klas, politik,dll.
Kritik terhadap feminisme ini:
Tidak menganggap relasi laki-laki dan perempuan sebagai persoalan utama (feminisme dunia ketiga, ekofeminisme)
Feminisme Kontemporer (lanj)
Mereka tidak mempersoalkan kekerasan yang dilakukan oleh suatu budaya tertentu karena harus dihargai sebagai suatu keragaman yang harus dihormati (feminisme multikulturalisme) multikulturalisme) Adanya kecenderungan memfokuskan memfokuskan pada penafsiran kitab suci saja (feminisme agama-agama)
1.
Secara Umum Teori Feminisme Multikultural dan Global mempunyai pemahaman yang sama, dimana individu dilihat dan ditempatkan sebagai Terfragmentasi. Namun secara spesifik terdapat perbedaan antara kedua teori tersebut : Feminisme Multikultural lebih memepermasahkan ide bahwa ketertidasan perempuan berada pada satu definisi serta tidak melihat bahwa rasa ketertindasan perempuan terjadi terjadi tergantung dari kelas dan ras, preferensi seksual, umur, agama, pendidikan, pekerjaan serta kesehatan 2. Feminisme Global lebih menekankan pada rasa ketertindasan dalam konteks perdebatan antara feminisme di dunia pertama dan dunia ketiga.
FEMINISME MULTIKULTURAL
Issue Strategis : Perempuan Tionghoa Aspek : Sosial, Pendidikan, Politik, Ekonomi Ekonomi dan Budaya 1. Perempuan Tionghoa pada aspek sosial termarginalkan, karena mereka minoritas a. Perempuan tionghoa tidak sepenuhnya mempunyai hak memilih pasangan b. Kedaulatan dan tubuh perempuan tionghoa bukan milik pribadi (tidak ada otonomi tubuh) c. Perempuan tionghoa tidak diakui secara identitas, tidak ada politik pribadi multikultural
FEMINISME MULTIKULTURAL
2. Perempuan tionghoa dalam aspek agama - Tidak bisa menjadi Bikuni Bikuni (Perempuan (Perempuan tionghoa dalam tataran Budha) - Kebebasan untuk memilih agama yang dikehendaki - Tidak ada kesempatan untuk menjadi menjadi pemimpin
FEMINISME MULTIKULTURAL
3. Perempuan Tionghoa pada aspek Ekonomi a. Mempunyai nilai jual ketika dieksploitasi. (Perempuan korban pelacuran) b. Memiliki peran untuk memenej keuangan tapi untuk keputusan dan ketentuan pengeluaran tetap di tangan suami. c. Obyek eksploitasi dalam perusahaan
FEMINISME MULTIKULTURAL
4. Perempuan pada aspek politik •
•
Tidak ada kesempatan pada ranah publik dan meskipun ada di wilayah publik mereka tidak dapat menyuarakan aspirasi perempuan Tidak dapat menjadi pengambil keputusan Dengan berbagai tindak kekerasan terhadap perempuan tionghoa tidak hanya berdasarkan pada eksistensinya sebagai perempuan tetapi mereka merupakan kaum minoritas dan kuatnya budaya partiakhi yang ada di etnis tionghoa tersebut.
FEMINISME G L O B A L
Feminisme global memandang permasalahan yang terjadi pada perempuan di berbagai kelompok etnis adalah sama bahwa penindasan dan kekerasan yang di alami adalah sama dan dapat diterima sebab terjadinya akibat kapitalis. Sehingga pandangan feminisme globat memperlihatkan adanya perbedaan cara pandang antara feminis
View more...
Comments