TEORI STRUKTUR MODAL
October 5, 2017 | Author: Adam Yans Jr | Category: N/A
Short Description
Download TEORI STRUKTUR MODAL...
Description
TEORI STRUKTUR MODAL
Struktur
Modal
adalah perbandingan
antara
hutang
jangka
panjang dan modal sendiri. Dengan pertimbangan Risk and Return Trade – off, maka biaya modal yang berasal dari hutang lebih kecil dari biaya modal yang berasal dari modal sendiri. Balancing Theories (Myers, 1984 dan Bayles and Diltz, 1994) menyeimbangkan komposisi hutang dan modal sendiri. Struktur modal pada pasar sempurna dan tidak ada pajak. Asumsi-asumsi : a. Tidak ada biaya kebangkrutan b. Tidak ada biaya transaksi c. Bunga simpanan dan pinjaman sama yang berlaku untuk semua pihak d. Tidak ada pajak penghasilan (income tax) e. Laba
operasi
yang
diperoleh
setiap
tahunnya
dianggap
konstan dan tidak diperlukan penambahan modal kerja. Dana penyusutan aktiva tetap cukup untuk mengganti aktiva tetap yang disusut f.
Semua laba yang tersedia bagi pemegang saham dibagikan sebagai deviden
g. Hutang yang dipergunakan bersifat permanen.
Ini berarti
hutang jatuh tempo akan diperpanjang lagi h. Pergantian struktur hutang dilakukan secara langsung Analisis mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan, atau menurunkan biaya modal perusahaan. Rumusan biaya modal dari masing-masing sumber : a.
Biaya modal sendiri (ke)
S =
∞
E
∑ (1 + k t =1
e
)t
Karena n = ∞, maka : ke
=
E S
S
=
nilai pasar modal sendiri
E
=
laba per lembar saham
ke
=
biaya modal sendiri (cost of equity)
b. Biaya utang (cost of debt) F B
kd
=
kd
=
biaya utang
F
=
bunga utang yang dibayarkan oleh perusahaan
B
=
nilai utang
c. Biaya modal rata-rata tertimbang
=
S B ke B +S + kd B +S
ko
=
biaya modal perusahaan (overall cost of capital)
ko
=
Laba Operasi O = V Nilai Perusahaan
Nilai Perusahaan 1.
ko
= V = B+S
Pendekatan Tradisional Dalam pasar modal yang sempurna dan tidak ada pajak, nilai perusahaan (atau biaya modal perusahaan) bisa diubah dengan cara merubah struktur modalnya (yaitu B/S) pendekatan ini mengasumsikan bahwa hingga satu leverage tertentu, resiko perusahaan tidak mengalami perubahan sehingga kd maupun ke relatif konstan.
Struktur modal yang optimal tersebut terjadi
pada saat nilai perusahaan maksimum atau struktur modal yang mengakibatkan biaya modal rata-rata tertimbang minimum. Contoh soal : PT.
A
mempunyai
100%
modal
sendiri,
dan
diharapkan
memperoleh laba bersih setiap tahunnya sebesar Rp 200 Juta. Kalau tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh pemilik modal sendiri ( = ke ) adalah 20%, maka nilai perusahaan dan biaya modal perusahaan dapat dihitung sebagai berikut : O
Laba bersih operasi
Rp 200 Juta
F
Bunga
Rp
E
Laba tersedia untuk pemegang saham
Rp 200 Juta
-
ke
Biaya modal sendiri
0,20
S
Nilai modal sendiri
Rp1.000 Juta
B
Nilai pasar utang
V
Nilai perusahaan
ko
Biaya modal perusahaan
Rp1.000
Juta
Rp 1.000 Juta 0 = 0,20 Rp 1.000 Juta +0 Rp 1.000 + 0
= 0,20 Misalkan PT A akan mengganti sebagian modal sendiri dengan utang, biaya utang ( = kd ), misalnya 16% untuk menggunakan utang tersebut perusahaan harus membayar bunga setiap tahunnya sebesar Rp 80 Juta. Penggunaan utang menjadi perusahaan lebih berisiko, sehingga biaya modal sendiri naik menjadi, misalnya 22%.
Bila laba operasi
tidak berubah, maka nilai perusahaan dan biaya modal sendiri dapat dihitung sebagai berikut :
O
Laba bersih operasi
Rp 200 Juta
F
Bunga
Rp 80 Juta
E
Laba tersedia untuk pemegang saham Rp 120 Juta
ke
Biaya modal sendiri
S
Nilai modal sendiri
Rp 545.454.545,50
B
Nilai pasar utang
Rp 500.000.000,00
V
Nilai perusahaan
Rp
0,22
1.045.454.545,50 ko
Biaya modal perusahaan
Rp 545 .454 .545 ,50 500 .000 .000 ,00 = 0,22 Rp 1.045 .454 .545 ,50 + 0,16 Rp 1.045 .454 .545 ,50
= 0,1913 2.
Modigliani – Miller (MM) Sampai tahun 1958, teori struktur modal didasarkan pada perilaku investor, kemudian dibuatlah model yngg dapat diuji dengan statistik. MM memperkenalkan asumsi-asumsi didalam teorinya, sebagai berikut (Eugene F. Brigham dan Louis C. Gapenski : 1996. P. 365) a.
Resiko bisnis dapat diukur dengan standar deviasi EBIT,
dan perusahaan pada kelas resiko yang sama.
b.
Semua investor dan calon investor mempunyai estimasi
yang sama mengenai EBIT yang akan datang pada masingmasing
perusahaan;
mempunyai
dengan
harapan
demikian
yang
sama
semua
atau
investor
homogeneous
expectations tentang laba perusahaan dan tingkat resiko perusahaan. c.
Saham dan obligasi diperdagangkan pada pasar modal
yang sempurna. d.
Utang dari perusahaan maupun individu tidak berisiko,
sehingga tingkat bunga utang adalah risk free-rate, dengan demikian berapapun, besarnya utang tidak akan jadi masalah. e.
Semua cash flow adalah konstan.
Pendekatan MM tanpa Pajak Pertama kali MM memperkenalkan teori struktur modal dengan asumsi tidak ada pajak pendapatan perusahaan. Dengan asumsi
ini
maka
MM
secara
matematis
mengajukan
tiga
preposisi. a.
Preposisi
1
menyatakan
bahwa
nilai
perusahaan
merupakan kapitalisasi laba operasi bersih yang diharapkan dengan tingkat kapitalisasi (ko) konstan yang sesuai dengan tingkat resiko perusahaan. VL = VU =
Ebit Ebit = ko k eu
VL
:
nilai perusahaan dengan leverage (mempunyai utang)
VU
:
nilai perusahaan tanpa leverage (modal terdiri dari modal sendiri saja)
ko
:
keu :
biaya modal rata-rata perusahaan tingkat
keuntungan
yang
disyaratkan
untuk
perusahaan yang seratus persen modalnya terdiri atas modal sendiri. b.
MM berpendapat bahwa biaya modal sendiri perusahaan
yang memiliki leverage adalah sama dengan biaya modal sendiri
yang
tidak
memiliki
leverage
ditambah
dengan
premium resiko.
Dalam keadaan tidak ada pajak nilai
perusahaan dan biaya modal rata-rata tertimbang tidak dipengaruhi oleh struktur modal. c.
Preposisi
ketiga
menyatakan
bahwa
perusahaan
seharusnya melakukan investasi proyek baru sepanjang nilai perusahaan meningkat paling tidak sebesar biaya investasi. ∆V >1 ∆I
∆V
:
perubahan nilai perusahaan
∆I
:
biaya investasi
Pendekatan apabila ada Pajak Dalam
pendekatan
ini
ketiga
preposisi
diatas
juga
dikembangkan dalam kondisi ada pajak. a.
Preposisi I
Nilai perusahaan yang memiliki leverage adalah sama dengan nilai perusahaan yang tidak memiliki leverage ditambah dengan nilai perlindungan pajak. VL
=
Vu + TD
VL
:
nilai perusahaan dengan leverage
Vu
:
nilai perusahaan tanpa leverage
TD : b.
nilai perlindungan pajak
Preposisi II
MM berpendapat bahwa biaya modal sendiri perusahaan yang tidak memiliki leverage adalah sama dengan biaya modal sendiri perusahaan yang tidak memiliki leverage ditambah dengan premium resiko. c.
Preposisi III
MM berpendapat bahwa perusahaan seharusnya melakukan investasi sepanjang memenuhi persyaratan IRR > keu [1 – T(D/V)]. T :
tarif pajak
D :
nilai utang
V :
nilai perusahaan
View more...
Comments