Teori Preparasi
July 19, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Teori Preparasi...
Description
ARDRA.BIZ
PREPARASI Pada Mineral
Sumber : - https://ardra.biz/sain-teknologi/mineral/ - Kelly, E.,G., 1982, “Introduction to Mineral Processing”, John Wiley & Son, New York. - Wills, B., A., 1988, “Mineral Processing Technology”, Technology”, Pergamon Press, Oxford
Pengertian Teori, Tujuan Proses Operasi Kominusi, Pengecilan Ukuran, Comminution
Pemahaman Operasi Kominusi, Comminution
Kominusi merupakan salah satu tahapan pada pengolahan bijih, mineral atau bahan galian. Pada kominusi, bijih atau mineral dari tambang yang beruk berukuran uran besar lebih daripada 1 meter dapat dikecilkan menjadi bijih berukuran kurang daripada 100 mikron. Pada umumnya bijih, mineral atau bahan galian dari tambang masih berukuran cukup besar. Sehingga sangat s angat tidak mungkin dapat secara langsung digunakan atau diolah lebih lanjut. Bijih atau mineral dalam ukuran besar biasanya berkadar sangat rendah dan terikat dengan mineral pengotornya. Liberasi mineral berharga masih rendah pada ukuran bijih yang besar. Sehingga untuk dapat diolah dan untuk dapat meningkatkan kadar mineral tertentu harus melalui operasi pengecilan ukuran terlebih dahulu. Operasi pengecilan ukuran bijih bij ih umumnya dibagi dalam dua tahapan yaitu: operasai peremukan atau crushing dan dan operasi penggerusan atau grinding . Tujuan Operasi Pengecilan Ukuran Pada Kominusi
Pada prinsipnya tujuan operasi pengecilan ukuran bijih, mineral atau bahan galian adalah: 1. Membebaskan ikatan mineral berharga dari gangue dari gangue-nya. -nya. 2. Menyiapkan ukuran umpan sesuai dengan ukuran operasi konsentrasi atau ukuran pemisahan. 3. Mengekspos permukaan mineral berharga, Untuk proses hyrometalurgi tidak perlu benar-benar bebas dari gangue dari gangue.. 4. Memenuhi keinginan konsumen atau tahapan berikutnya. Salah satu besaran yang penting dalam operasi kominusi adalah rasio ukuran bijih awal terhadap ukuran bijih hasil atau produk, atau biasa disebut dengan reduction dengan reduction ratio atau ratio atau rasio reduksi. Nilai Reduction Nilai Reduction ratio akan ratio akan berpengaruh terhadap kapasitas produksi dan juga berpengaruh terhadap energi produksi. Pada operasi crushing, rediction ratio biasanya ratio biasanya berkisar antara dua sampai dengan sembilan. Untuk pengecilan ukuran yang menggunakan Jaw crusher atau cone crusher akan akan lebih efisien jika menerapkan reduction ratio sekitar ratio sekitar tujuh. Pada operasi grinding operasi grinding atau penggerusan reduction rasio bisa rasio bisa mencapai lebih daripada 200. Artinya ukuran umpan 200 kali lebih besar daripada ukuran produk. Gambar 1. menunjukkan contoh diagram alir operasi pengecilan ukuran bijih, mineral atau bahan galian. Secara umum operasi pengecilan ukuran bijih melibatkan operasi crushing , grinding dan sizing dan sizing . Pabrik pengolahan bijih biasanya dimulai dengan operasi sizing operasi sizing , yaitu pemisahan berdasarkan besar ukuran dengan menggunakan Grizzly Feeder .
Alat ini akan mengeluarkan bijih yang memiliki ukuran yang lebih kecil daripada ukuran setting ukuran setting Jaw Jaw Crusher . Grizzly Feeder juga Feeder juga berfungsi sebagai pengatur laju penumpanan. Umpan yang yang masuk diatur sesuai dengan kapasitas kapasitas Jaw Jaw yang merupakan Under size dari langsung Crusher . Underflow Underflow yang size dari Grizzly Feeder langsung masuk ke Cone Crusher . Sedangkan overflow overflow yang yang merupakan oversize dari dari Grizlly Feeder masuk ke ke Jaw Jaw Crusher .
Gambar 1. Diagram Operasi Kominusi Untuk Pengecilan Ukuran Bijih Jaw Crusher menerima menerima umpan dari overflow overflow-nya -nya Grizzly Feeder dan dan oversize oversize dari Screen Screen 1. 1. Operasi Screen Screen 1 1 akan memisah ukuran bijih berdasarkan besar ukuran umpan yang dapat diterima oleh Cone Crusher. Jadi fungsi Screen Screen 1 1 adalah untuk memastikan bahwa ukuran produk Jaw produk Jaw Crusher dapat dapat diterima dan yang masuk ke cone crusher. crusher. Cone Crusher menerima menerima umpan yang merupakan underflow underflow-nya -nya grizzly grizzly feeder , under flow-nya flow-nya screen screen 1, 1, dan overflow overflow-nya -nya screen screen 2. Fungsi sreen Fungsi sreen 2 2 adalah untuk mengeluarkan ukuran bijih yang lebih besar dari kemampuan Ball kemampuan Ball Mill. Mill. Sehingga yang masuk ke Ball ke Ball Mill hanya hanya bijih berukuran yang sesuai dengan kemampuan Ball Mill. Ball Mill menerima umpan yang merupakan underflow-nya merupakan underflow-nya screen 2 dan dan undersize yang merupakan underflow-nya merupakan underflow-nya classifier. Produk operasi Ball operasi Ball Mill masuk dalam classifier untuk untuk dipisah berdasarkan ukuran. Classifier membagi membagi produk ball mill menjadi menjadi dua bagian yaitu underflow underflow dan dan overflow overflow.. Overflow classifier merupakan bijih dengan ukuran yang sudah sesuai dengan target operasi kominisi dan siap untuk dipasah bedasarkan sifat-sifat fisiknya. Sedangkan underflow underflow merupakan merupakan produk ball mill yang terdiri dari bijih berukuran kasar yang belum siap untuk untuk dipisiah. Bijih dari Underflow Underflow langsung langsung masuk lagi ke dalam ball mill .
Tahapan Kominusi:
Peremukan, crushing biasanya biasanya digunakan digunakan untuk pengecilan ukuran sampai ukuran bijih kurang lebih 20 mm, sedangkan se dangkan penggerusan, grinding penggerusan, grinding digunakan digunakan untuk pengecilan ukuran mulai dari 20 mm sampai halus. Umumnya pengecilan pengecilan ukuran bijih dilakukan secara bertahap yaitu: 1. Peremukan tahap pertama, primary pertama, primary crushing , mengecilkan ukuran bijih sampai ukuran 20 cm. 2. Peremukan tahap kedua, secondary kedua, secondary crushing , mengecilkan ukuran bijih dari sekitar 20 cm sampai 5 cm. 3. Peremukan tahap ketiga, tertiary crushing , mengecilkan ukuran bijih dari 5 cm menjadi sekitar 1 cm 4. Penggerusan kasar, grinding kasar, grinding , mengecilkan ukuran bijih mulai dari sekitar 1 cm menjadi selkitar 1 mm. 5. Penggerusan halus, fine fine grinding grinding , mengecilkan ukuran bijih mulai dari 1 mm menjadi halus, biasanya ukuran bijih menjadi kurang dari 0,075 mm. Kemampuan alat dalam mengecilkan ukuran sangat terbatas, sehingga pengecilan selalu dilakukan bertahap. Tahap peremukan peremukan biasanya dilakukan dengan reduksi rasio antara 4 sampai 7, sedangkan penggerusan pengecilan dilakukan dengan reduksi reduksi rasio 15 sampai 60. Reduksi rasio ukuran merupakan perbandingan ukuran umpan terhadap ukuran produk. Mekanisme Peremukan, Aksi kominusi
Prinsip peremukan adalah adanya gaya luar yang bekerja atau diterapkan pada bijih dan gaya tersebut harus lebih besar dari kekuatan bijih yang yang akan diremuk. Mekanisme peremukannya tergantung pada sifat bijihnya dan bagaimana gaya diterapkan pada bijih tersebut. Setidaknya ada empat gaya yang dapat digunakan untuk meremuk atau mengecilkan ukuran bijih. 1. Compression, Compression, gaya tekan. Peremukan dilakukan dengan memberi gaya tekan pada bijih. Peremukannya dilakukan diantara dua permukaan plat. Gaya diberikan oleh satu atau kedua permukaan plat. Pada Kompresi, energi yang digunakan hanya pada sebagian lokasi, bekerja pada sebagian tempat. Terjadi ketika Energi Ener gi yang digunakan hanya cukup untuk membebani daerah yang kecil dan menimbulkan titik awal peremukan. Alat yang dapat menerapkan gaya compression ini adalah: Jaw crusher, gyratory crusher dan roll crusher. 2. Impact , gaya banting. Peremukan terjadi akibat adany gaya impak yang bekerja pada bijih. Bijih yang dibanting pada benda keras atau benda keras yang memukul bijih. Gaya Ga ya impak adalah gaya compression yang bekerja dengan kecepatan sangat tinggi. Dengan gaya gaya Impact, energi yang digunakan berlebihan, berkerja pada seluruh bagian. Terjadi ketika energi yang digunakan berlebih dari yang dibutuhkan untuk peremukan. Banyak daerah yang menerima beban berlebih. Alat yang mampu memberikan gaya impak pada bijih adalah impactor, hummer mill.
3. Attrition Attrition atau atau abrasion abrasion.. Peremukan atau pengecilan ukuran akibat adanya gaya abrasi atau kikisan. Peremukan dengan Abrasi , Gaya hanya bekerja pada daerah yang sempit (dipermukaan) atau terlokalisasi. Terjadi ketika energi yang digunakan cukup kecil, tidak cukup untuk memecah/meremuk bijih. Alat yang dapat memberikan gaya abrasi terhadap bijih adalah ballmill, rod mill. 4. Shear , potong. Pengecilan ukuran dengan cara pemotongan, seperti dengan gergaji. Cara ini jarang dilakukan untuk bijih. Distribusi ukuran bijih hasil operasi pengecilan, kominusi ditentukan oleh jenis gaya dan metoda yang digunakan. Pengecilan ukuran bijih yang memanfaatkan gaya impak, akan menghasilkan ukuran dengan rentang atau distribusi yang lebar. Sedangkan kominusi yang memanfaatkan gaya abrasi akan menghasilkan dua kelompok distribusi ukuran yang sempit. Gambar 2. menunjukkan ilustrasi distribusi ukuran bijih hasil kominusi dengan berbagai gaya yang berbeda.
Gambar 2. Gaya Dan Distribusi Ukuran Ketika operasi kominusi menggunakan gaya kompresi seperti pada Jaw crusher, bijih akan memiliki ukuran antara x2 sampa x4. Namun, Namun, ketika operasi pengecilan ukuran menggunakan menggunakan gaya impak, seperti pada impactor atau hammer mill, maka bijih akan berukuran antara x0 dan dan x4. Gaya yang akan diterapkan atau dikenakan atau yang digunakan untuk pengecilan ukuran akan menentukan jenis atau model alat yang digunakan. Tabel Tabel 1. di bawah memperlihatkan jenis alat yang biasa digunakan untuk pengecilan dan jenis gaya yang dapat diberikan beserta rentang atau ditribuasi ukuran yang dihasilkannya dihasilkannya
Tabel 1. Mesin Kominusi Dan Gaya Serta Distribusi Ukuran Yang Dihasilkannya
Teori, Tipe, Jenis Alat Mesin Peremukan, Crushing
Operasi Peremukan, Crushing Operasi crushing biasanya biasanya melibatkan beberapa tahapan yaitu primary yaitu primary crushing, secondary crushing dan dan tertiary tertiary crushing. Primary crushing merupakan merupakan tahap awal pengecilan ukuran bijih. Bijih yang baru datang dari tambang dan biasanya dilakukan secara terbuka. Untuk bijih yang keras dan kompak digunakan digunakan jaw jaw crusher dan gyratory dan gyratory crusher, crusher, sedangkan untuk bahan galian yang lebih brittle brittle dapat menggunakan hummer mill atau atau impactor impactor atau atau impact impact breaker .
Ja J aw Cr Crus ushe herr , Peremuk Rahang. Bagian utama dari Jaw dari Jaw crusher adalah adalah dua plat baja yang dapat membuka dan menutup seperti rahang. Salah satu plat dari jaw dari jaw ini ini tidak begerak, atau selalu diam, dan disebut fix disebut fix jaw. jaw. Sedangkan yang satunya selalu bergerak maju m aju mundur dan disebut sebagai moving jaw. Gerakan mundur maju fix maju fix jaw ditimbulkan jaw ditimbulkan oleh mekanisme putaran sumbu eksentrik atau eccentric rotation. rotation. Jaw yang bergerak akan memberi gaya tekan, kompresi kepada bijih yang masuk Jaw yang dalam rongga remuk, rongga di antara dua plat atau jaw atau jaw.. Bijih yang masuk rongga remuk akan segera mendapat gaya tekan atau kompresi dari yang bergerak. Bijih yang remuk akan turun hingga mendapat tekanan baru. Bijih y yang ang remuk secara leluasa akan bebas turun di antara dua kompresi. Pada jaw crusher , peremukan bijih hanya terjadi oleh alat, yaitu saat jaw saat jaw bergerak bergerak memberi tekanan. Mekanisme peremukan ini disebut arrested crushing . Ukuran dan distribusi bijih hasil peremukan tergantung pada pengaturan mulut pengeluaran atau setting atau setting , yaitu open side setting , bukaan maksimum dari mulut. Bukaan diatur dengan merubah posisi toggle toggle di di belakang alat. Pengaturan Bukaan maksimum atau open side setting dan dan bukaan minimum atau close side setting akan menentukan ukuran terbesar dan distribusi dari bijih yang keluar dari rongga jaw.. Produk peremukan biasanya akan berukuran 85 persen dari jaw da ri bukaan maksimum atau open side setting . Sedangkan ukuran terbesar yang dapat masuk ke dalam rongga jaw rongga jaw adalah adalah 85 persen dari gape dari gape..
Gambar 1. Skematika Jaw Crusher
Ukuran Produk Hasil Ja J aw Cr Crus ushe her r Ukuran produk hasil peremukan yang menggunakan Jaw Crusher dapat ditentukan dengan memakai lembar kerja yang disiapkan di bawah. Masukkan data yang diperlukan, diperlukan, kemudian tekan update. Ukuran produk produk dinyatakan dengan P.80. Arti notasi P adalah untuk produk dan 80 menyatakan depalan puluh persen dari berat produk berukuran lebih kecil dari ukuran P.80. Misal P.80 = 92.0 mm, artinya delapan puluh persen berat dari produk jaw crusher berukuran kurang dari 92,0 mm.
Tipe Ja J aw Cr ushe usher r
B la lake ke Crus Cr ushe herr : Si Single ngle Toggle dan Do D ouble uble T oggle le.. Tipe Blake Crusher memiliki Tipe Blake memiliki titik engsel jaw engsel jaw atau atau pivot pivot di di bagian atas, sedangkan bagian bawahnya yang bergerak maju mundur. Karena bagian bawah y yang ang bergerak, maka lebar bukaan atau celah untuk keluarnya bijih menjadi variatif. Pada saat bergerak maju, maka lebar bukaan adalah minimum disebut close side setting , dan ketika bergerak mundur, maka lebar bukaan adalah maksimum, disebut open side setting . Kondisi ini menyebabkan rentang ukuran bijih hasil peremukan menjadi lebar. Dengan kata kata lain ukuran menjadi relative tidak homogen.
D odg e Crushe Cr usher r Tipe Dodge Crusher memiliki Tipe Dodge memiliki titik engsel jaw engsel jaw atau pivot atau pivot di di bagian bawah, sedangkan pada bagian atasnya bergerak maju mundur. Karena titik engsel ada pada bagian atas, maka lebar bukaan atau celah untuk keluarnya keluarnya bijih hasil peremukan menjadi tetap. Kondisi ini menghasilkan menghasilkan ukuran bijih menjadi relative homogen. Namun karena jaw bagian atas bergerak, maka gape, atau mulut jaw menjadi variatif. Saat bergerak maju, maka gape maka gape menjadi menjadi minimum. Sebaliknya ketika jaw ketika jaw bergerak bergerak mundur, gape mundur, gape menjadi menjadi maksimum. Kondisi ini mensyaratkan bahwa ukuran bijih yang masuk sebagai umpan harus benar-benar lebih kecil dari gape saat posisi minimum. Ukuran bijih yang gape saat yang mendekati ukuran ukuran gape maksimum akan menyebabkan jaw macet tidak dapat bergerak.
Gambar 2. Skematika Blake Dan Dodge Crusher
Nordberg C Series Power
Basic crusher weight
C80™
75 kW (100 hp)
7 670 kg (16 900 lbs)
C96™
90 kW (125 hp)
hp) C106™ 110 kW (150 hp) hp) C116™ 132 kW (175 hp) hp) C120™ 160 kW (200 hp) hp) C130™ 160 kW (250 hp) hp) C150™ 200 kW (300 hp) hp) C160™ 250 kW (350 hp) kW (500 hp) C200™ 400 kW
Feed opening
800 x 510 mm (32” x 20”) 9 759 kg (21 520 lbs) 800 x 510 mm (32” x 20”) 1060 x 700 mm (42” x 28”) 14 350 350 kg kg (31 650 llbs) bs) 18 600 600 kg kg (40 920 llbs) bs) 1150 x 760 mm (45” x 30”) 26 000 000 kg kg (57 200 llbs) bs) 1200 x 870 mm (47” x 34”) 40 100 100 kg kg (88 500 llbs) bs) 1300 x 1000 mm (51” x 39”) 51 200 200 kg kg (113 000 lbs) 1400 x 1200 mm (55” x 47”) 76 500 500 kg kg (168 300 lbs) 1600 x 1200 mm (63” x 47”) 121 510 kg (267 930 lbs) 2000 x 1500 mm (79” x 59”)
Capacity up to
335 Mtph (370 Stph) 390 Mtph (430 Stph 500 Mtph (560 Stph) 520 Mtph (580 Stph) 540 Mtph (595 Stph) 831 Mtph (915 Stph) 880 Mtph (970 Stph) 1141 Mtph (1260 Stph) 1435 Mtph ((1575 1575 Stph)
Gyratory Crusher . Gyratory crusher digunakan digunakan bila diperlukan alat yang mampu menghasilkan produk berkapasitas besar. Operasi atau mekanisme peremukan oleh Gyratory crusher adalah adalah full time crushing. Artinya alat ini meremuk bijih selama siklus putarannya. Jadi alat ini jauh lebih efisien dibanding dengan jaw dengan jaw crusher . Namun demikian, gyratory demikian, gyratory crusher memerlukan memerlukan biaya modal dan biaya pemeliharaan yang besar. Gyratory crusher memiliki memiliki sumbu tegak, main shaft , tempat terpasangnya peremuk yang disebut mantle mantle atau atau head , digantung pada spider pada spider . Sumbu tegak diputar secara eccentric eccentric dari dari bagian bawah, eccentric sleeve, sleeve, mengakibatkan suatu gerakan berputar mantle mantle selalu selalu mendekat ke arah shell. arah shell. Mantle berada Mantle berada dalam shell dalam shell yang yang berbentuk kerucut membesar ke atas, sehingga membentuk rongga remuk, crushing chamber antara antara concave concave atau atau shell shell dengan dengan mantle mantle..
Gambar 3. Gyratory Crusher
Mantle bersama sumbu tegak bergerak secara gyratory Mantle bersama secara gyratory dan memberi gaya kompresi ke arah shell arah shell . Gaya kompresi kompresi ini akan meremuk bijih dalam rongga remuk. Peremukan bijih hanya terjadi ketika bijih dikenai gaya kompresi. Oleh karena itu peremukan ini disebut arrested crushing. Setelah crushing. Setelah remuk bijih turun secara gravity. Gyratory crusher melakukan melakukan peremukan selama ciklus putarannya. Jadi setiap saat, mantle mantle begerak begerak ke arah shell arah shell , setiap saat mantle mantle memberikan gaya kompresi terhadap bijih yang berada dalam rongga remuk. Mekanisme peremukan ini disebut sebagai full sebagai full time crushing .
Gambar 4. Skematika Gyratory Gyratory Crusher Gyratory crusher t idak idak memerlukan feeder memerlukan feeder sebagai sebagai pengumpan bijih yang akan masuk. Bijih dapat ditaruh dengan cara ditumpuk di atasnya. Hal ini berbeda dengan jaw dengan jaw crusher yang yang sangat tergantung pada feeder untuk pengatur laju bijih yang akan masuk ke dalam crusher. crusher.
Cone Crusher Cone crusher merupakan merupakan alat peremuk yang biasa digunakan untuk tahap secondary crushing . Alat ini merupakan modifikasi dari gyratory dari gyratory crusher . Sumbu tegak ditunjang di bawah kepala remuk atau mantle atau cone. Alat ini mempunyai kelebihan, yaitu ketika bijih atau umpan yang masuk terlalu keras, maka bowl secara secara otomatis akan bergerak ke arah luar. Ukuran cone crusher dinyatakan dinyatakan dengan diameter mulut tempat masuknya umpan, sekitar dua kali gape kali gape.. Sedangkan ukuran gyratory ukuran gyratory crusher dinyatakan dinyatakan dengan gape dengan gape dikali dikali diameter mantle mantle..
Gambar 5. Cone Crusher
Gambar 6. Skematika Cone Crusher
Tipe Cone crusher
Sta St anda ndard Cone Cone cr us ushe her r memiliki rongga remuk bertangga dan membesar ke arah Sta St anda ndar d Co Cone ne crushe rusher r memiliki umpan masuk. Hal ini memungkinkan umpan yang dapat diremuk menjadi relative besar.
Shorr t H ead Cr Sho Crus ushe her r mempunyai rongga remuk lebih sempit dan mulut tempat Short Sho rt H ead Cr Crus ushe her r mempunyai umpan masuk yang relative lebih sempit juga.
Gambar 7. Skematika Standard Dan Short Head Crusher Ukuran produk hasil peremukan dengan menggunakan cone crusher akan ditentukam oleh besar nilai open side setting yang dipakai. Setting pada pada cone crusher diatur diatur dengan menurun naikkan bowl , sedangkan pada gyratory pada gyratory crusher dengan menurun naikkan sumbu tegak.
Cara Menentukan Cone Crusher, Tipe--Model Dan Spesifikasi Tipe
Pengertian, Pengertia n, Definisi Tipe-Model Dan Spesifikasi Cone Crusher
Jenis atau Tipe atau Model dan ukuran cone crusher ditentukan ditentukan berdasarkan ukuran terbesar dari umpan yang akan diolah dan laju pengumpanannya. Ukuran terbesar dari umpan cone crusher adalah adalah ukuran terbesar dari produk jaw crusher yaitu < 60 mm. Sedangkan laju pengumpanan didasarkan pada keluaran dari jaw dari jaw crusher , atau total umpan pabrik. Kapasitas pabrik sudah dihitung pada artikel sebelumnya, dan diketahui bahwa kapasitas pabrik adalah 43,4 ton per jam. Ini artinya, cone crusher akan akan meruduksi bijih dengan laju pengumpanan 43,4 ton per jam. Data yang dibutuhkan untuk memilih tipe cone crusher adalah adalah ukuran terbesar dari bijih yang akan masuk ke cone crusher . Ukuran ini sama dengan ukuran bijih hasil operasi jaw operasi jaw crusher . Dari data di atas ukuran terbesar adalah 60 mm dan kapasitas pabrik, atau total umpan yang akan masuk dalam cone cone crusher adalah adalah 43,4 ton per jam.
Tipe-Model Dan Spesifikasi Cone Crusher Cone Crusher model PYZ 900 memiliki spesifikasi yang dapat menerima umpan ukuran maksimum 60 mm, dengan close side setting yang yang dapat diatur mulai dari ukuran 5 sampai dengan 20 mm. Jika close side setting cone crusher 5 5 mm, maka crusher ini ini meremuk bijih sebanyak 50 ton per jam. Sedangkan jika close side setting 20 20 mm, maka produk yang dapat dikeluarkan adalah 90 ton per jam.
Teori, Operasi, Tipe, Jenis, Penggerusan, Ballmill, Grinding
Operasi penggerusan merupakan tahap akhir dari operasi pengecilan ukuran bijih, atau kominusi. Pada tahap ini bijih dikecilkan ukurannya sampai pada ukuran pemisahan. Mekanisme pengecilannya melibatkan gaya-gaya gaya-gaya seperti impact, kompresi, attrition/abrasi dan shear. Bijih mempunyai ukuran optimum yang ekonomis agar dapat dipisah secara mekanik dengan memanfaatkan sifat-sifat fisiknya. Ukuran optimumnya tergantung pada ukuran liberasi dari mineral berharga atau gangue dan ukuran pemisahan yang diperlukan pada pada proses berikutnya. Bijih yang kurang tergerus, akan menghasilkan bijih berukuran kasar dan mineral berharga tidak terbebaskan dari ikatannya dengan gangue. gangue. Hasil konsentrasi tidak optimum, yang direpresentasikan oleh recovery yang rendah atau kadar yang rendah. Kurang tergerusnya bijih dapat dilihat dari pemakaian energi yang rendah. Sebaliknya Sebaliknya bila bijih tergerus berlebihan, maka penggerusan akan menghasilkan ukuran bijih yang terlalu halus. Hal ini dapat menghasilkan bijih dengan liberasi yang tinggi. Hasil pemisahan dapat meningkatkan kadar mineral berharga dalam konsentrat, namun ukuran yang yang terlalu halus dapat menurunkan recovery. Bijih yang tergerus berlebihan menyebabkan pemakaian energi yang besar. Operasi penggerusan, grinding penggerusan, grinding dapat dapat dilakukan secara kering atau basah. Beberapa kriteria yang digunakan untuk penentuan grinding penentuan grinding dilakukan dilakukan secara kering atau basah adalah: 1. Pengolahan berikutnya dilakukan secara basah atau kering. Pengolahan mineral/bijih pada umumnya dilakukan secara basah. Pada umumnya operasi konsentrasi atau pemisahan mineral dilakukan dengan cara basah. Namun penggerusan klingker klingker untuk menghasilkan menghasilkan semen semen selalu cara kering. 2. Penggerusan cara basah memerlukan memerlukan energi lebih kecil dibanding cara kering. 3. Klasifikasi/sizing lebih mudah dan memerlukan ruang yang lebih kecil dibandingkan cara kering. 4. Lingkungan pada penggerusan cara basah relatife lebih bersih dan tidak memerlukan peralatan untuk menangkap debu.
5. memerluka Penggerusan cara kering mensyara mensyaratkan tkan bijih yang betul-betul kering. Sehingga memerlukan n operasi pengeringan pengeringa n terlebih dahulu. 6. Pada penggerusan cara basah, konsumsi media gerus dan bahan pelapis relative lebih banyak, karena terjadi korosi.
Penggerusan dilakukan dalam alat yang disebut penggerus atau at au Tumbling Mill berbentuk tabung silinder yang berputar pada sumbu harisontalnya. Di dalam tabung selinder terdapat media gerus, atau grinding atau grinding media, media, bijih yang akan digerus dan air, untuk operasi cara basah.
Gambar 1. Ball Mill Penggerusan cara basah menggunakan air sebagai campuran bijih, membentuk persen solid tertentu. Persen solid menyatakan perbandingan dalam berat antara berat padatan, atau bijih terhadap berat pulp, atau slurry, atau campuran padatan dan air. Berdasarkan pada media gerusnya, grinding gerusnya, grinding media, media, alat penggerus dapat dibedakan: 1. Ball Mill, menggunakan Mill, menggunakan media gerus berbentuk bola yang terbuat dari d ari baja. Diameter media gerus bervariasi mulai dari 25 sampai 150 centimeter. Panjang mill, L dan diameternya , D, relative sama, L = D. Berdasarkan cara pengeluaran produknya, atau discharge discharge,, ball mill dibedakan dibedakan menjadi overflow mill dan grate dan grate discharge mill .
Pada overflow overflow mill , produk hasil penggerusan penggerusan keluar dengan sendirinya pada ujung satunya, ujung pengeluaran. pengeluaran.
Sedangkan pada grate pada grate discharge discharge mill , produk keluar melalui saringan yang dipasang pada ujung pengeluaran. Produk dapat keluar dengan bebas, permukaan dalam mill rendah, lebih rendah dari overflow overflow.. Hal ini dapat menghindari terjadinya overgrinding .
Gambar 2. Skematika Ball Mill
Air yang digunakan pada ball mill akan membentuk kekentalan tertentu, sehingga pulp dapat melekat dan meyelimuti bola dan dan liner. Pulp harus relative encer agar pulp dapat bergerak dengan leluasa di dalam mill. Ball mill biasanya beroperasi dengan 70 – 80 80 persen solid, padatan. padatan. 2. Rod Mill , menggunakan media gerus berbentuk batang selindern yang panjangnya hampir sama dengan panjang panjang mill. Media gerus biasanya terbuat dari baja dan disusun sejajar dalam mill. Dimensi Panjang, L jauh lebih besar daripada diameter, D, L > D, biasanya panjang mill 1,5 1,5 sampai 2,5 kali diameternya. Rod mill diklasifikasikan berdasarkan cara mengeluarkan produknya.
Overflow mill , umpan masuk dari salah satu ujung mill, dan keluar dari ujung lainnya secara overflow. Overflow mill paling paling banyak digunakan pada penggerusan cara cara basah. basah.
Gambar 3. Skematika Rod Mill, Overflow Mill
Centre peripheral discharge mill , umpan masuk pada kedua ujung mill, dan produk keluar dari dari bagian tengan tengan shell. Penggerusan Penggerusan dapat dengan dengan cara basah maupun cara kering. Mill ini menghasilkan produk yang relative kasar.
Gambar 4. Skematika Rod Mill, Centre Peripheral Discharge Mill
End peripheral discharge discharge mill , umpan masuk pada salah satu ujung mill, dan produk keluar dari dari ujung yang lainnya lainnya melalui she shell. ll. Mill ini biasanya digunakan untuk penggerusan cara kering.
Gambar 5. Skematika Rod Mill, End Peripheral Discharge Mill Pada cara basah air berfungsi sebagai alat transportasi untuk membawa bijih yang sudah berukuran halus ke tempat yang sesuai dengan ukurannya. Bijih yang sudah halus akan terdorong air ke arah pengeluaran. Rod mill umumnya beroperasi dengan 30 – 35 35 persen solid, padatan. 3. Pebble Mill , media gerus menggunakan batuan yang sangat keras. Mill ini memiliki Dimensi panjang mill , L relative sama dengan diameter mill , L = D 4. Autogeneous Mill , media gerus menggunakan bijih itu sendiri. Dimensi panjang mill , L relative lebih kecil kecil daripada diameter mill-nya, L < D. Pada mill ini bijih akan menggerus bijih. Penggerusan dilakukan terhadap bijih yang datang dari tambang atau bisa dari keluaran operasi peremukan tahap pertama. Penggerusan dapat dengan cara basah atau kering, dan mekanisme penggerusannya sama dengan ball mill . Autogeneous Mill , dapat dilakukan dengan atau dalam ball mill, cascade mill mil l atau aerofall mill. Cascade mill berupa mill yang memiliki diameter 3 sampai empat kali panjang mill. Sedangkan aerofall seperti cascade, namun pada liner dipasang sekat yang dapat membawa bijih ke tempat yang lebih tinggi.
Autogeneous seluruhnya, bijih dari tambang dapat masuk langsung ke dalam
mill. Seluruh muatan mill adalah bijih dari tambang dan saling gerus. Autogeneous sebagian, muatan mill berupa bongkah-bongkah besar bijih dicampur dengan bijih yang telah diremuk dengan alat lain. Pada mill ini i ni bongkah-bongkah bongkah-bongk ah besar bertindak bertindak sebagai media media gerus. Semi Autogeneous, Autogeneous, bijih dari tambang dicampur dicampur dengan media gerus, bola baja pejal. Jadi isi mill mill adalah bijih dari tambang tambang lang langsung sung masuk mill mill dan tercampur tercampur dengan media gerus yang sudah ada dalam mill.
5. Tube Mill , media gerus menggunakan bola baja. baja . Dimensi panjang mill , L biasanya jauh lebih besar dari diameternya, L > D. Mill D. Mill terbagi terbagi dalam beberapa kompartemen. Bisa dua, tiga atau bahkan bisa empat kompartemen.
Mekanisme Penggerusan, Ballmill, Grinding Operation
Mekanisme Penggerusan Penngecilan ukuran pada pengggerusan, grinding pengggerusan, grinding tergatung tergatung pada seberapa besar peluang dari partikel bijih untuk dapat digerus. digerus. Penggerusan terjadi oleh adanya beberapa gaya yang bekerja pada partikel bijih tersebut. Gaya-gaya yang bekerja pada operasi penggerusan adalah impact, kompresi, kompresi, shear/chipping dan abrasion. Gaya-gaya ini akan mengubah partikel bijih sampai melampaui batasdi kekuatan yang dimilikinya dan bentuk kemudian menyebabkan partikel bijih menjadi menja remuk. Pada pengolahan bijih, mineral atau bahan galian umumnya dilakukan secara basah. Muatan mill terdiri dari grinding media atau media gerus, bijih dan air. Muatan ini akan tercampur dengan baik ketika mill berputar. Media gerus akan dapat mengecilkan partikel bijih dengan satu atau beberapa gaya. Sebagian besar energy kenetik dari muatan mill akan terbuang sebagai panas, suara dan kehilangan lainnya. Hanya sebagian kecil saja yang termanfaatkan sebagai energy untuk pengecilan ukuran. Operasi penggerusan berjalan secara kontinyu. Artinya Umpan masuk ke dalam mill melalui salah satu ujungnya secara terus-menerus dengan laju tertentu. Bijih tinggal dalam mill untuk untuk beberapa saat agar terjadi pengecilan ukuran dan kemudian keluar pada ujung yang lainnya. Ukuran bijih hasil penngerusan akan tergantung pada jenis media gerus, putaran mill, tipe sirkuit dan sifat bijih yang digerus. Saat beroperasi, mill akan berputar dan grinding dan grinding media beserta media beserta bijih akan ikut terbawa naik oleh dinding dinding mill ke arah yang yang lebih tinggi sampai mencapai titik atau posisi kesetimbangan dinamiknya. Kesetimbangan dinamiknya tercapai ketika gaya berat sama dengan gaya centrifugal. Setelah titik kesetimbangan terlampaui, maka muatan akan bergerak ke bawah sesuai dengan kecepatan putar millnya. Mekanisme penggerusan dalam putaran ballmill mill dapatterdapat dilihat dua padamekanisme gambar di bawah. Berdasarkan kecepatan penggerusan yaitu, cascading dan cataracting. Kedua mekanisme mekanisme ini akan menghasilkan distribusi ukuran produk yang berbeda.
Mekanisme Penggerusan Bijih Mineral Pada Ballmill, Animasi
Mekanisme Cascading. Pada putaran mill yang relative rendah, Muatan akan bergerak naik tidak begitu tinggi dan setelah mencapai titik kesetimbangan muatan segera kembali menggelincir atau menggelinding di atas muatan lain yang sedang bergerak ke atas. Pada Mekanisme ini pengecilan ukuran terjadi akibat gaya abrasi/attrition dan shear. Produk Produk yang dihasilkan dengan dengan mekanisme ini adalah sangat halus.
Mekanisme Cataracting. Ketika mill berputar cukup tinggi, ng akan muatan ikut berputar dan bergerak naik relatif tiinggi dengan titik kesetimbangan yang tinggi pula. Setelah kesetimbangannya tercapai, muatan akan jatuh bebas ke dasar mill. Pada mekanisme ini pengecilan ukuran terjadi akibat pengaruh gaya impact dan compressi. Produk yang dihasilkan berukuran relative kasar. Secara skematika, perilaku muatan saat mill mil l berputar dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Putaran mill
Putaran Kritis. Putaran kritis adalah Putaran mill dimana muatan mulai menempel pada dinding mill dan ikut berputar bersama mill. Pada kondisi ini tidak terjadi mekanisme pengecilan ukuran. Putaran kritis dinotasikan dengan dengan Nc dan dapat ditentukan berdasarkan persamaan berikut: Nc = 42,3/(D)0,5 Nc = putaran kritis dalam rpm D = diameter mill Besarnya nilai kecepatan kritis dalam praktek berkisar antara 50 -90 persen dari Nc, tergantung pada ukuran ukuran produk yang akan dihasilkan dihasilkan dan perhitungan ekonomisnya.
Cara Menentukan, TipeTipe- Jenis Model dan Spesifikasi Ball Mill
Ukuran umpan yang dapat diterima oleh kebanyakan peralatan peral atan pengerusan adalah kurang daripada 20 mm. Ukuran ini merupakan ukuran yang paling umum yang biasa digunakan sebagai ukuran umpan umpan Ball Mill. Tipe-Model Ball Mill ditentukan oleh kapasitas bijih yang akan digerus dan ukuran output -nya. -nya. Tabel di bawah menunjukkan tipe/model dari ballmill yang banyak beredar atau dijual di pasar bebas. Tabel tersebut mencakup spesifikasi teknis yang dibutuhkan untuk dapat memilih atau menentukan ukuran dari ballmill yang kita butuhkan. Perhatikan Pada kolom kolom model, pada baris baris pertama terdapat/tertulis Ø 900 x 1800, 1800, ini merepresentasikan ukuran dari ballmill, yaitu diameter 900 mm dan panjang 1800 mm. Kolom kedua tertulis 38, ini merepresentasikan kecepatan putar dari ballmill yaitu 38 putaran per menit.
Tipe-Model Dan Spesifikasi Ball Mill Ball Mill model model 2200 x 5500 memiliki diameter 2200 mm dengan panjang 5500 mm. Mill ini dapat mereduksi ukuran umpan yang lebih kecil daripada 25 mm sebanyak 22 ton per jam dengan ukuran output -nya -nya 0,4 mm atau 400 mikron. Jika mill ini digunakan untuk mengecilkan ukuran bijih dari 25 mm menjadi kurang daripada 74 mikron, mikron, maka kapasitasnya adalah 10 ton per jam. Ball Mill model model 2200 x 5500 menggunakan media gerus atau grinding atau grinding media media seberat 30 ton. Grinding media media yang digunakan umumnya bola pejal yang terbuat dari baja karbon tinggi dengan sedikit paduan seperti krom, nikel dan vanadium. Mill ini ini beroperasi dengan kecepatan putar tidak lebih daripada 21 putaran per menit.
Menghitung Kebutuhan Daya Listrik Crusher Dan Ballmill
Secara umum energy yang dibutuhkan untuk operasi pengecilan ukuran bijih, mineral atau bahan galian dapat diformulasikan sebagai berikut: dE = – C C dx/xn x adalah ukuran E adalah energy input C adalah konstanta n adalah eksponen. Untuk Rittinger n = 2, Kick n = 1 dan Bond n = 1,5. Setidaknya ada tiga persamaan dari tiga teori yang dapat digunakan untuk menghitung besar energy yang diperlukan dalam kominusi. Namun yang paling banyak dipakai adalah teori dari Bond’s Bond’s law, 1951. Bond mengembangkan persamaan yang didasarkan pada teori yang menyatakan bahwa energy yang diperlukan pada kominusi sebanding deng dengan an 1/(d)0,5 yaitu:
K b adalah konstanta bond d2 adalah ukuran produk d1 adalah ukuran umpan Kemudian Bond mengembangkan rumus tersebut untuk kebutuhan praktis dengan pendekatan sebagai berikut: Jika W adalah energy input yang diperlukan dalam kwh per short ton, d1 adalah ukuran ayakan yang dapat meloloskan umpan sebanyak 80 persennya, d2 adalah ukuran ayakan yang dapat meloloskan produk sebanyak 80 persennya dalam micron, dan wi adalah work index yang menyatakan kwh yang diperlukan untuk mengecilkan satu short ton bijih dari ukuran tak berhingga menjadi 100 mikron dengan 80 % lolos, maka energy pengecilan ukurannya ukurannya dapat dinyatakan dinyatakan sebagai berikut:
W adalah energy dalam kwh yang diperlukan diperlukan untuk mengecilkan ukuran ukuran bijih sebanyak satu ton. Jadi W adalah kwh/ton. Sedangkan Total energy yang diperlukan dalam kominusi dapat dihitung dengan persamaan berikut:
P adalah daya total dalam kw yang diperlukan untuk pengecilan ukuran bijih. m adalah laju pengumpanan dalam ton/jam. Hitung daya yang diperlukan jika suatu pabrik pengolahan batu kapur yang berkapasitas 100 ton per jam mengecilkan batu kapur kapur yang memiliki work index 12 dari ukuran 500 mm menjadi menjadi 70 mm. mm. Jawab: P = 10 wi m {1/(d2)0,5 – – 1/(d 1/(d1)0,5} m = 100 ton/jam wi = 12 kwh/ton ukuran umpan, d1 = 500 mm, atau 500.000 mikon ukuran produk, d2 = 70 70 mm atau 70.000 mikron, jadi daya: P = 10 x 12 kwh/ton x 100 ton/jam x {1/(70.000)0,5 – – 1/(500.000) 1/(500.000)0,5} P = 12.000 (0,00378 – 0,001414) 0,001414) kw P = 28,39 kw
Rumus MenentukanMenentukan-Menghitung Jumlah Ball Mill
Menentukan-Menghitung Jumlah B all M i ll. Ada Beberapa definisi yang terkait dengan istilah-istilah istilah-i stilah yang digunakan dalam penentuan jumlah mill atau ball mill atau rod mill. Definisi-definisi ini harus dipahami benar sebelum dapat menghitung jumlah mill yang akan digunakan dalam suatu pabrik pengolahan.
Dimensi M Mii ll dan Variabel Operassi B all M i ll Diameter mill adalah diameter dari mill baik ball mill atau rod mill, biasanya dinotasikan dengan huruf D dalam meter. Panjang mill adalah panjang dari mill, baik ball mill atau rod mill, biasanya dinotasikan dengan huruf L, dalam meter. Charge (%) adalah rasio volume volume muatan terhadap volume volume ball mill. Istilah ini biasa juga disebut dengan persen mill loading atau persen charge. Speed (%) adalah rasio kecepatan putar mill terhadap kecepatan kritits, Nc. Istilah ini biasa juga disebut dengan speed factor atau persen critical speed. sg ore adalah spesifik gravitasi bijih biji h yang akan diolah sg gm adalah spesifik gravitasi grinding media yang digunakan. Dia. Gm adalah diameter grinding media, diameter media maksimum yang dapat dipakai.
Ti pe M i ll Tipe mill adalah jenis-tipe mill yang dipakai dan didasarkan pada cara pengeluran, jenis grinding media, dan cara operasinya basah atau kering. Setiap tipe mill memiliki indeks tersendiri. Indeknya dinotasikan dengan K M Mtt. Jadi nilai K Mt dengan Mt merupakan nilai dari pengaruh perbedaan tipe mill. Untuk ball mill dengan pengeluaran overflow cara basah maka indeks dari pengaruh tipe mill mill atau K M Mtt adalah 1,0. Untuk ball mill cara basah dengan diaphragma dan rod mill peripheral cara basah nilai K Mt Mt adalah 1,13. Untuk ball mill diaphragm cara kering dan rod mill peripheral cara kering nilai K Mt Mt adalah 1.25.
P ower D r aft Power draft adalah energy yang diperlukan untuk operasi penggerusan oleh satu mill. Mill yang digunakan memiliki diameter mill D, panjang mill L dengan persen charge dan persen speed tertentu. Power draft dinyatakan dalam daya daya listrik, kilowatt, atau kw. Power draft dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: Power draft = 8,4 x( D)2,5 x L x K L x K SSPP x K M Mtt
K L adalah Loading factor yang menyatakan nilai dari pengaruh persentase muatan mill, atau charge persen atau persen mill loading. K SSPP adalah speed factor yang menyatakan nilai dari pengaruh kecepatan putar mill, atau persen speed, atau persen critical speed. K Mt adalah mill type factor yang menyatakan nilai dari pengaruh perbedaan jenisjenis tipe mill grinding. Untuk menentukan nilai dari K L dan K SSPP gunakan kurva pada Gambar 1 di bawah.
Gambar 1. Kurva Hubungan Charge Factor dan Speed Factor Fact or Dengan Persen Charge Dan Persen Speed Hitung besarnya power draft jika penggerusan dilakukan dengan ball mill ukuran D x L = 2200 mm x 5500 mm, operasi cara basah dan overflow. Sedangkan muatan mill sebanyak 45 persen, dengan kecepatan putar 75 persen dari kecepatan kritisnya. Jawab: Power Draft = 8,4 x (2,2)2,5 x 5,5 x 5,195 x 0,1838 x 1,0 Power Draft = 316,7 kw
Powe Pow er G r i nd ndii ng Power Grinding adalah energy yang dibutuhkan untuk menggerus bijih dari ukuran umpan, d1 menjadi ukuran produk, d2 untuk laju pengumpanan tertentu dalam ton/jam. Power grinding biasa dinyatakan dalam daya listrik, kilowatt, atau kw. Power grinding dihitung dengan persamaan berikut:
m = laju pengumpanan, ton/jam D = diameter mill. wi = work index, kwh/ton
Menghitung Jumlah B all M i ll Jumlah mill adalah jumlah mill yang digunakan untuk menggerus bijih dari ukuran umpan, d1 menjadi ukuran produk d2 pada laju pegumpanan tertentu dalam ton/jam. Jumlah mill dihitung dengan persamaan berikut: Jumlah mill = Power Grinding/Power Draft
Hitung jumlah ball mill yang diperlukan untuk mereduksi bijih besi berukuran 20 mm menjadi produk berukuran 0,075 mm, jika laju pengumpanan 50 ton/jam. Ball mill yang akan digunakan berukuran 2,2 m x 5,5 m yang dioperasikan secar secaraa basah dan overflow. Jawab: work index bijih besi, wi =13,00 kwh/ton Power Grinding, P = P = 10 x 13,00 kwh/ton x 50 50 ton/jam x (1/(75) (1/(75)0.5 – – 1/(20000) 1/(20000)0.5) x (2,44/2,2)0.2 P = 719,34 kw jumlah ball mill = 719,34/316,7 719,34/316,7 = 2,27 dibulatkan jumlah ball mill = 3
Pengertian Pengert ian Analisis Ayak, Ayak, Sieve Analysis
Pengertian Pengertia n Definisi Ukuran Dan Distribusi Ukuran Partikel
Ukuran partikel mineral atan bahan lainnya akan mudah ditentukan jika ukurannya relative besar dan bentuknya teratur seperti kubik atau bola. Namun dalam kenyataan bijih memiliki bentuk yang tidak beraturan, sehingga sangat sulit untuk menentukan ukuran dengan tepat. Dimensi panjang, lebar, tebal atau diameter menjadi Tergantung tidak mempunyai arti, karenacara terlalu ban yak nilai ukuran yang banyak dapat ditentukan. pada bagaimana mengukurnya. Agar diperoleh nilai ukuran bijih atau bahan lain yang representative dan dapat diterima oleh banyak kalangan, maka dibuat standar nilai yang dapat memperkirakan ukuran yang disebut diameter nominal. Nilai diameter nominal tergantung pada metoda menentukannya. Terdapat dua metoda untuk mendapatkan diameter nominal pada pengolahan mineral. 1. Metoda ayakan, atau sieve. Diameter nominal ditentukan dengan menggunakan ayakan. Diameter nominal adalah ukuran lubang ayakan, a yakan, dinotasikan dengan da Metoda ini biasanya biasan ya dilakukan untuk partikel yang memiliki ukuran lebih besar daripada 44 mikron. 2. Metoda Sedimentasi atau elutriasi. Diameter nominal ditentukan berdasakan hukum Stoke, dinotasikan dinotasikan dengan ds oleh karena itu, diameternya disebut diameter Stoke. Metoda ini dilakukan untuk partikel yang memiliki ukuran lebih kecil daripada 44 mikron. Analisis Ayak, Sieve Analysis
Analisis ayak dilakukan dengan menggunakan ayakan seri yang ukuran lubangnya tertentu, biasanya berbanding √2. Sebagai ukuran ukuran standar adalah lubang ayakan yang dibuat dari kawat berdiameter 0,0021 inci, dianyam sehingga menghasilkan lubang sebanyak 200 buah untuk tiap inci linear. Lubang ayakan ini dinyatakan berukuran 0,0029 inci atau 74 mikron dan disebut 200 mesh. Analisis ayak dilakukan dalam suatu alat yang terdiri dari susunan ayakan dan mesin penggetar atau vibrator. disusun lubang ayakan besar di atas dan ayakan berlubang kecilAyakan di bawah secaradengan berurutan. Sampel dimasukkan di ayakan teratas.
Peralatan Untuk Analisis Ayak, Sieve Analysis Representasi Represe ntasi Ukuran Dan Distribusi Partikel
Cara yang paling umum merepresentasikan ukuran dan distribusi partikel adalah menggunakan grafik atau kurva dengan memplot data berat kumulatif lolos dan ukuran lubang ayakan. Jika persen berat kumulatif lolos dan ukuran lubang ayakan dinyatakan dalam bilangan logaritmik, maka grafiknya disebut grafik Gaudin-Schuhman. Distribusi ukuran hasil operasi peremukan atau crushing yang direpresentasikan dengan grafik Gaudin-Schuhman dapat dinyatakan dengan persamaan berikut: Y = 100 (x/k)m Y = persen kumulatif berat lolos x = ukuran partikel/lubang ayakan, micron k = modulus ukuran, menunjukkan ukuran terbesar teoritis, teoriti s, perpotongan grafik dengan ukuran pada 100 persen lolos. m = modulus distribusi, menunjukkan rentang, atau selang ukuran, merupakan kemiringan dari kurva. Rentang ukuran (size range) menunjukkan ukuran dari sekelompok partikel yang dinyatakan dengan ukuran terbesar dan ukuran terkecil. Fraksi Fraksi ukuran menyatakan bagian dari kelompok partikel yang mempunyai dua batas ukuran. Analisis ayak membagi kelompok kelompok partikel dalam fraksi-fraksi.
Distribusi ukuran menyataka distribusi fraksi ukuran dari suatu kelompok partikel. Bentuk Dan Dimensi Partikel
Bentuk partikel dapat dinyatakan dengan dimensi yang dinotasikan A, B, dan C yang ditentukan berdasarkan ketentuan berikut: A merupakan dimensi terpanjang dari pertikel B merupakan dimensi terpanjang yang tegak lurus A C merupakan dimensi terpanjang yang tegak lurus A dan B Jika A > B partikel berbentuk acicular atau bentuk jarum. Jika C < B partikel berbentuk flat, tabular, atau pipih. Jika A dan C mendekati B, partikel berbentuk kubus dan bila bersudut tumbul membentuk spheriodal.
Operasi Pengayakan Pada Pengolahan Mineral
Pengertian Pengertia n Definisi Pengayakan Partikel Mineral Bijih.
Screening, sieving atau pengayakan merupakan operasi pemisahan partikel atau material secara mekanis yang didasarkan pada perbedaan ukuran. Operasi pengayakan biasanya dilakukan untuk untuk partikel atau material berukuran relative kasar. Prinsip pemisahannya didasarkan pada ukuran relatif antara ukuran partikel dengan lubang ayakan. Partikel-partikel yang memiliki ukuran lebih kecil daripada ukuran lubang ayakan akan lolos ayakan. a yakan. Kelompok partikel ini disebut undersize atau partikel minus. Sedangkan partikel-partikel yang berukuran lebih besar daripada lubang ayakan akan tertinggal di atas ayakan. Partikel ini dikelompkan sebagai oversize atau partikel plus Operasi pemisahannya dilakukan dengan melewatkan partikel-partikel di atas ayakan atau screen yang memiliki lubang dengan ukuran tertentu. Pengayakan dilakukan dengan alat yang disebut ayakan atau screen seperti: grizzly grizz ly yang terbuat dari batang-batang sejajar atau plat berlubang, atau anyaman kawat berlubang. Tujuan Pengayakan, Screening.
Pada pengolahan mineral pengayakan bertujuan: 1. Mengendalikan ukuran partikel yang akan masuk atau harus keluar dalam unit atau alat tertentu. 2. Menghasilkan produk dengan dengan ukuran dan atau selang ukuran tertentu. 3. Menghasilkan ukuran produk yang sesuai dengan persyaratan pers yaratan konsumen. 4. Untuk mendapatkan efisiensi tinggi. Disamping tujuan tersebut, ada operasi pengayakan dengan tujuan tertentu, yaitu: scalping dan pencucian. 1. Scalping adalah operasi pengayakan yang bertujuan untuk mengeluarkan sejumlah kecil oversize dari umpan. 2. Pencucian adalah operasi yang bertujuan menghilangkan material halus yang menempel pada material kasar. Karena mencuci, maka operasinya operas inya ditambah dengan air, atau biasa disebut pengayakan basah. Permukaan Ayakan, Screen Surface
Berdasarkan model lubang pada permukaannya, ayakan dibagi menjadi tiga tipe: Pelat Berlubang, Punched Plate
Pelat berlubang, atau punched plate yaitu pelat yang biasanya terbuat dari baja yang diberi lubang dengan bentuk tertentu. Contoh bentuk lubang dapat dilihat pada gambar di bawah. Selain pelat yang terbuat dari baja, bahan yang umum
digunakan untuk ayakan adalah karet keras atau plastic. Karet atau plastic digunakan untuk memisah material yang abrasive atau digunakan pada lingkungan yang korosif.
Gambar 1. Ayakan Pelat Berlubang, Punched Plate Anyaman Kawat, Woven Wire, Mesh
Ayakan dari anyaman kawat. Kawat terbuat dari metal yang dianyam membentuk dan menghasilkan bentuk dan ukuran lubang tertentu. Umumnya lubang berbentuk bujur sangkar, namun namun dapat pula bentuk yang lainnya, seperti segi enam, atau bentuk lainnya.
Gambar 2. Ayakan Anyaman Kawat, Woven Wire, Mesh Batang Sejajar, Grizzly
Ayakan dari batang sejajar, atau biasa disebut grizzly grizz ly atau rod-deck surface. Permukaan ayakan ini terbuat dari batang-batang atau rel atau rod yang disusun sejajar dengn jarak atau celah tertentu. tert entu. Ayakan grizzly dapat bergerak, bergetar atau diam. Umumnya digunakan untuk operasi scalping.
Gambar 3. Ayakan Batang Sejajar, Grizzly Dalam operasinya ayakan dapat bergetar atau diam. Namun umumnya ayakan adalah bergetar. Grizzly merupakan satu contoh ayakan yang diam. Gerakan dari ayakan ditimbulkan oleh penggetar atau vibrator. Penggetar Ayakan, Screen Vibrator.
Penggetar ayakan dapat dibagi menjadi: 1. Unbalance pulley, adalah pulley yang terbuat dari material yang tidak homogeny. Ada bagian dari pulley yang lebih berat ber at dari bagian lainn lainnya. ya. Jika pulley diputar, akan menimbulkan gerakan atau getaran pada ayakan. System vibrator ini digunakan digunakan untuk beban yang rendah. 2. Sumbu eksentrik. Gerakan atau putaran sumbu s umbu akan menimbulkan gerakan bolak-bailk secara eksentrik atau getaran. System Vibrator ini digunakan untuk beban yang besar. 3. Electromagnet. System vibrator yang ditimbulkan oleh adanya listrik dan medan magnet. Getaran yang ditimbulkan memiliki frekuensi yang tinggi. System vibrator ini digunakan untuk memisahkan material mat erial berukuran halus.
Gambar 3. Tipe Penggetar Penggetar Ayakan
Mekanisme Operasi Pengayakan, Screening, Sieving
Mekanisme gerakan atau getaran yang ditimbulkan oleh vibrator menyebabkan material di atas permukaan akan bergerak maju dan membentuk lapisan atau stratifikasi. Material kasar bergerak bergerak naik ke atas lapisan, sedangkan material halus bergerak turun menerobos ke lapisan bawah. Material yang menempati lapisan bawah dan ukurannya lebih kecil daripada lubang ayakan segerayang lolosberada melewati lubangatas dandan menjadi produk undersize. Sedangkan material di lapisan memiliki ukuran lebih besar daripada lubang ayakan akan tetap tinggal di permukaan dan ke luar sebagai produk oversize. Faktor yang mempengaruhi stratifikasi 1. Laju pengumpanan dan kemiringan akan mempengaruhi tebal lapisan l apisan yang terbentuk di atas ayakan. Semakin besar pengumpanan, maka semakin tebal lapisan yang terbentuk. Sedangkan ayakan yang landai cenderung membentuk lapisan lebih tebal. Umumnya tebal lapisan diatur tiga kali dari ukuran lubang ayakan. 2. Tebal lapisan, frekuensi, stroke, dan kemiringan deck/permukaan ayakan akan menentukan perilaku atau gerakan material di atas ayakan. 3. Karakteristik pola siklus stroke menentukan tinggi loncatan material, seberapa sering material loncat, dan seberapa cepat material bergerak maju. 4. Kandungan air yang terdapat pada material dan adanya material sangat sa ngat halus akan menyebabkan terjadinya pelekatan antar material. Material menjadi lengket, menyebabkan sulit terjadinya pemisahan. Keberhasilan operasi pengayakan sangat tergantung kepada sebarapa besar peluang material undersize dapat lolos melewati lubang ayakan menjadi produk produk undersize. Probabilitas material untuk dapat lolos melewati lubang l ubang ayakan dapat diprediksi dengan formula berikut: P = (a – d) d)2/(a – b) b)2 P adalah peluang atau probabilitas material untuk dapat lolos lubang ayakan. a adalah ukurang lubang ayakan b adalah tebal kawat ayakan dan d adalah ukuran partikel. Dari persamaan peluang tersebut diketahui, bahwa material yang berukuran jauh lebih kecil daripada ukuran lubang ayakan akan memiliki peluang lolos lebih besar dibandingkan material berukuran lebih besar atau hampir hampir sama dengan lubang ayakan.
Gambar 1 di bawah menunjukkan jumlah partikel atau material yang lolos lubang ayakan diplot terhadap panjang ayakan. Pengaruh stratifikasi stratif ikasi menyebabkan material yang lolos pada daerah 2 lebih banyak dari dua daerah lainnya, lainn ya, yaitu daerah 1 dan 3. Daerah 2 dan 3 disebut daerah pengayakan jenuh. Material yang berukuran hingga 75 persen dari lubang ayakan lolos di daerah ini. Sed Sedangkan angkan material yang mendekati ukuran lubang ayakan, near mesh lolos sebagai undersize di daerah 1. Distribusi material yang lolos ayakan ini menunjukkan peluang dari material akibat pengaruh ukuran dan stratifikasi. Material yang berukuran kurang dari 75 persen dari lubang ayakan akan lolos lebih awal awal dibanding ukuran yang lebih besar.
Gambar 1. Distribusi Material Yang Lolos Lubang Ayakan Besaran yang biasa digunakan untuk menyatakan keberhasilan atau unjuk kerja ayakan adalah kapasitas dan efisiensi. Kapasitas menyatakan jumlah material yang diayak persatuan waktu per satuan luas. Sedangkan Efisiensi menyatakan jumlah undersize dalam umpan yang dapat menjadi produk. Efisiensi menunjukkan perbandingan produk undersize terghadap undersize dalam umpan. Kapasitas dan efisiensi cenderung saling berlawanan. Artinya setiap kenaikan k enaikan kapasitas akan cenderung menyebabkan penurunan efisiensi, atau sebaliknya, setiap kenaikan efisiensi cenderung menurunkan kapasitas. Efisiensi ayakan dapat dinyatakan dengan formula berikut: Efisiensi, E = (berat undersize yang dihasilkan/berat undersize dalam umpan) x 100%
Hitung besar efisiensi ayakan yang memisah batur kapur dengan laju umpan 100 ton/jam. Umpan memiliki distribusi ukuran sesuai persamaan Y = 8,376 X0,539 dan ukuran lubang ayakan adalah 65,8 mm. Ayakan menghasilkan produk undersize dengan laju 60 ton/jam Menghitung berat undersize di umpan: Y = 8,376 (65,8)0,539 Y = 80 %. Adalah persentase batu kapur yang yang berukuran lebih kecil daripada 65,8 mm. Persentase Undersize di di umpan adalah 80 %. Jadi Berat undersize adalah 100 ton/jam x 80 % = 80 ton/jam Diketahui laju produk undersize yang dihasilkan adalah 60 ton/jam, ton/jam, jadi efisiensinya adalah: E = 60 ton/jam/80 ton/jan x 100 % = 75 %.
Cara Menentukan TipeTipe-Model Dan Spesifikasi Grizzly Feeder Dan Screen
Tipe-Model dan ukuran Grizzly feeder ditentukan ditentukan berdasarkan ukuran terbesar dari umpan yang akan diolah, laju pengumpanan dan lebar mulut mulut Jaw Jaw Crusher . Laju pengumpanan didasarkan pada kapasitas pabrik pengolahan, misalkan saja 43,3 ton per jam. Ukuran umpan adalah kurang daripada da ripada 500 mm, sedangkan ukuran lebar mulut jaw mulut jaw crusher adalah adalah 600 mm. Ukuran pisah under size dan size dan over size size ditentukan dengan dengan mengatur jarak antar batang grizzly batang grizzly.. Celah atau lubang antar batang grizzly batang grizzly dapat dapat diatur secara manual.
Vibrating Grizzly Feeder
Tipe-Model Dan Spesifikasi Grizzly Feeder Tipe-Model dan ukuran screen ukuran screen ditentukan ditentukan berdasarkan ukuran lubang ayakan a yakan dan kapasitas atau laju input dari screen dari screen.. Laju input screen sama screen sama dengan laju output Jaw Crusher . Input Jaw crusher merupakan merupakan over size Grizzly ditambah Grizzly ditambah dengan Over size screen. screen.
Screen Untuk Pemisahan Ukuran Bijih
Tipe-Model Dan Spesifikasi Vibrator Screen
Cara Menentukan Distribusi Ukuran Partikel Batu Hasil Jaw Crusher
Distribusi Ukuran Bijih Hasil Operasi Jaw Crusher
Distribusi ukuran bijih hasil operasi dari jaw dari jaw crusher dapat dapat dilihat pada Gambar di bawah. Kurva-kurva Kurva-kurva yang terdapat di dalamnya merupakan distribusi ukuran bijih jika diremuk menggunakan Jaw menggunakan Jaw Crusher Tipe Tipe PE 600 x 900. Kurva CSS = 40 sampai dengan 300 mm menunjukkan close side setting dari Jaw dari Jaw Crusher yang digunakan dalam operasi pengecilan. Sumbu horizontal menunjukkan ukuran bijih atau lubang ayakan. Sumbu vertical menyatakan persentase bijih yang lolos atau under size dalam persen berat. Dengan close side setting 70 70 mm, maka persentase bijih yang memiliki ukuran kurang daripada 60 mm adalah 60 persen. Ukuran ini menjadi under size dari size dari ayakan yang ukuran lubangnya 60 mm. Sedangkan sisanya adalah bijih yang over size,, bijih dengan ukuran lebih daripada 60 mm ada sebanyak 40 persen. Bijih size over size ini size ini dikembalikan ke Jaw ke Jaw Crusher . Bijih yang berukuran kurang daripada 60 mm dapat masuk ke cone crusher untuk dikecilkan lebih lanjut. lanjut.
Kurva Distribusi Ukuran Produk Jaw Crusher
Cara Menentukan Distribusi Ukuran Hasil Operasi Cone Crusher
Distribusi Ukuran Bijih Hasil Operasi Cone Crusher
Untuk mengetahui distribusi ukuran bijih setelah setel ah diremuk dengan Cone Crusher dapat menggunakan kurva distribusi ukuran produk cone crusher yang yang mirip dengan kurva-kurva distribusi ukuran produk dari Jaw dari Jaw Crusher . Cara memakai dan menentukannya sama persis dengan kuva untuk produk Jaw produk Jaw Crusher . Pada Gambar di bawah dapat dilihat kurva untuk distribusi ukuran biji bijih h yang diremuk menggunakan Cone Crusher . Jika close side setting yang yang digunakan 16 mm, maka bijih hasil peremukan memiliki ukuran kurang daripada 32 mm. Ukuran bijih 32 mm adalah ukuran terbesar yang dihasilkan oleh cone crusher dengan setting 16 mm. Pada setting 16 mm ini, ada 85 persen bijih yang berukuran kurang daripada 20 mm. Namun, jika close side setting diatur diatur pada 12 mm, maka sekitar 98 persen bijih sudah berukuran kurang daripada 20 mm. Ukuran ini merupakan ukuran yang siap untuk operasi tahap berikutnya, yaitu operasi peremukan atau grinding.
Kurva Distribusi Ukuran Bijih Hasil Operasi Cone Crusher
Kurva Dan Persamaan Distribusi Ukuran Partikel
Pengertian Pengertia n Defeinsi Persamaan Distribusi Partikel
Cara yang paling umum merepresentasikan ukuran dan distribusi partikel adalah menggunakan grafik atau kurva dengan memplot data berat kumulatif lolos dan ukuran lubang ayakan. Ukuran lubang ayakan menjadi represetasinya represetasin ya ukuran partikel. Artinya ukuran lubang ayakan ayakan sama dengan ukuran partikel. Jika persen berat kumulatif lolos dan ukuran lubang ayakan dinyatakan dalam bilangan logaritmik, maka grafiknya disebut grafik grafik Gaudin-Schuhman. Distribusi ukuran hasil operasi peremukan atau crushing yang direpresentasikan dengan grafik Gaudin-Schuhman dapat dinyatakan dengan persamaan berikut: beri kut: Y = 100 (x/k)m Y = persen kumulatif berat lolos x = ukuran partikel/lubang ayakan, k = modulus ukuran, menunjukkan ukuran terbesar teoritis, teoritis , perpotongan grafik dengan ukuran pada 100 persen lolos. m = modulus distribusi, menunjukkan rentang, atau selang ukuran, merupakan kemiringan dari kurva. Persamaan Gaudin-Schuhman dapat pula disederhanakan menjadi seperti berikut: Y = C Xm C = konstanta = 100/(k m) X = ukuran partikel Data persen berat kumulatif lolos dan ukuran lubang ayakan diperoleh dari analisis ayak atau sieve analysis. Contoh data hasil sieve analysis dapat dilihat pada table 1 dibawah.
Tabel Hasil Sieve Analysis Data dalam kolom 1 yaitu ukuran partikel, dan data kolom 2 yaitu yaitu berat tertampung pada ayakan. ayakan. Data ini merupakan data awal hasil dari sieve analysis. Data dalam kolom 3 sampai 5 dihitung sebagai berikut: Data dalam kolom 3 dihitung dengan membagi data dat a kolom 2 dengan total sa sampel mpel yang di ayak, pada contoh ini berat total sampel adalah 500 gram. Baris 1 kolom 3 (13,1/500) x 100 = 2,6 % Baris 2 kolom 3 (42,5/500) x 100 = 8,5 % Data dalam kolom 4 merupakan berat komulatif komulatif yang lolos pada tiap-tiap ukuran ayakan dan dihitung dengan cara sebagai berikut: Baris 1 kolom 4: 500 – 13,1 13,1 = 486,98 ada 486,98 gram dari berat sampel yang ukurannya lebih kecil daripada 2820. Baris 2 kolom 4
500 – 13,1 13,1 – 42,5 42,5 = 444,48
Data dalam kolom 5 merupakan persen lolos komulatif untuk tiap ukuran dan dihitung dengan cara membagi kolom 4 dengan berat total sampel 500 sebagai berikut: Baris 1 kolom 5 (486,98/500) x 100 = 97,4 % ini artinya ada 97,4 persen dari berat total sampel yang akan lolos jika diayak dengan ukuran lubang ayakan 2820. Baris 2 kolom 5 (444,48/500) x 100 = 88,9 %
Rumus Cara Menentukan Nilai k Dan m Persamaan Distribusi Ukuran Partikel
Untuk dapat menentukan nilai k dan m harus dimulai dengan melogaritmikkan nilai kolom 1 dan kolom 5 dari tabel hasil sieve analysis. Table hasil sieve analysis dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah. Kemudian plot data tersebut menjadi grafik, atau kurva.
Tabel 1. Hasil Sieve Analysis Gambar 1 di bawah menunjukkan kurva log kolom 1 yaitu log persen lolos dan log kolom 5 yaitu log ukuran.
Gambar 2. Kurva Log Persen Lolos – Log Log Ukuran
Dari kurva dapat ditentukan nilia k dan m seperti berikut: Nilai log(k) merupakan perpotongan garis garis datar pada nilai log persen lolos 2.00 dengan kurva miring. Dari gambar diperoleh nilai Log(k) = 3,46 dengan demikian k = 2904, nilai ini adalah ukuran maksimum partikel teoritis yang didasarkan pada kurva. m = kemiringan kurva = (1,62 – 1,34)/(2,77 1,34)/(2,77 – 2,32) 2,32) = 0,568 persamaan Gaudin-Schuhman dapat ditulis berikut: Y = 100 (x/2904)0,568 Persamaan Gaudin-Schuhman dapat diserderhanakan menjadi: Y = 100 (1/2904)0,568 (x)0,568 atau Y = 100 (0,01079) x0,568 sehingga hasil akhirnya adalah: Y = 1,079 x0,568 ini adalah persamaan yang merepresentasikan distribusi ukuran partikel yang merupakan penyederhanaan penyederhanaan dari persamaan Gaudin-Schuhman Contoh Aplikasi:
Batu kapur sebanyak 120 ton/jam diremuk dengan peremuk jaw crusher. Distribusi ukuran umpan memenuhi persamaan, Y F = 3.223 X0.536 dan distribusi produk peremukan memenuhi memenuhi persamaan YP = 8,376 X0.539. X = ukuran mm, Y = komulatif lolos Tentukan ukuran umpan maupun produk yang menyatakan 80 persennya lolos. Ukuran umpan yang menyatakan 80 persennya lolos dapat dinotasikan F80 dan dapat dihitung sebagai berikut: Delapan puluh persen lolos artinya YF menjadiYF80 dan YF80 sama dengan delapan puluh, dan X menjadi F80 dengan demikian ukuran umpan yang menyatakan 80 persen lolos adalah: YF80 = 3.223 (F80)0.536 80 = 3.223 (F80)0.536 sehingga F80= 400,2 mm
Ukuran produk yang menyatakan 80 persennya lolos dapat dinotasikan P80 dan dapat dihitung sebagai berikut: Delapan puluh persen lolos artinya YP menjadiYP80 dan YP80 sama dengan delapan puluh, dan X menjadi P80 dengan demikian ukuran umpan yang menyatakan 80 persen lolos adalah: YP80 = 8,376 (P80)0.539 80 = 8,376 (P80)0.539 sehingga P80= 65,8 mm Untuk menentukan ukuran dengan persen lolos tertentu, dapat menggunakan lembar kerja di bawah. Masukkan data yang diperlukan, kemudian tekan update.
Menentukan, Menghitung, Neraca Bahan, Crushing Plant
Salah satu contoh alur operasi kominusi tahap pertama yang melibatkan operasi klasifikasi dengan crushing dapat dilihat pada Gambar 1. Klasifikasi pertama adalah pemisahan bijih umpan umpan sebanyak F berdasarkan ukuran menggunakan grizzly feeder. Umpan mengandung fraksi undersize undersiz e sebanyak a. Ukuran undersize adalah ukuran yang yang lebih kecil daripada lubang grizzly. Operasi dalam grizzly akan memisah umpan berdasarkan ukuran sesuai dengan lubang grizzly. Produknya adalah undersize dan oversize.
Gambar 1. Neraca Bahan Operasi Jaw Crusher Fraksi Undersize dalam umpan adalah a, dengan demikian fraksi oversize oversiz e dalam umpan adalah (1 – a). a). Jika efisiensi grizzly 100 persen atau eg = 100/100 =1, maka jumlah undersize adalah (a x F) dan jumlah oversize adalah (1 – a) a) x F. Hitung laju umpan umpan yang masuk ke jaw crusher, jika operasi crushing plant memiliki kapasitas 100 ton/jam dan Umpan memiliki fraksi undersize 10 persesn. Operasi jaw crusher menghasilkan undersize 60 persen, Efisiensi grizzly grizz ly dan screen adalah 100 persen. Jika fraksi undersize 10 persen maka a = 0,1 dan fraksi oversize adalah 100 persen dikurang 10 persen = 90 persen, atau (1 – 0,1)=0,9. 0,1)=0,9. Jumlah berat umpan yang akan keluar sebagai undersize grizzly jika efisiensinya 10 100 0 persen adalah: Berat undersize adalah a x F = 0.1 x F = 0,1 x 100 ton ton/jam /jam = 10 ton/jam
dan berat oversize oversize adalah (1 – a) a) x F = (1 – 0,1) 0,1) x F atau 0,9 x F = 0,9 x 100 100 ton/jam = 90 ton/jam produk jaw crusher memiliki fraksi undersize 60 persen atau b = 0.6, 0.6, sehingga fraksi oversize adalah (1-b) = (1-0,6)= 0,4 atau 40 persen. Ukuran oversize ini dikembalikan ke Jaw crusher, dan menjadi beban edar dari sirkuit antara jaw crusher dengan screen. Umpan yang masuk jaw adalah oversize dari grizzly grizz ly dan oversize dari produk jaw crusher. Berat oversize grizzly adalah (1 – a)x a)x F Berat oversize dari produk jaw crusher adalah BE atau berat Beban Edar. Umpan Jaw crusher =[( 1 – a) a) x F ]+ BE, sehingga berat undersize jaw crusher atau undersize screen adalah b x {[(1-a) x F] + BE} atau b x[(1-a)xF] +[ b x BE] 0,6 x [(1-0,1) x F] + [0,6 x BE] = [0,54 x F ]+ [0,6 x BE] Produk dari sirkuit ini adalah P. Jumlah P sama dengan undersize dari umpan atau undersize grizzly ditambah under size produk jaw crusher atau undersize screen. Jadi P = [a x F] + b x [(1-a) x F] + [b x BE] Jumlah output sama dengan input, maka P = F, sehingga F = [a x F] + b x [(1-a) x F] + [b x BE], atau ditulis ulang F – [a [a x F]= b x [(1-a) x F] + [b x BE], atau jika ditulis ulang menjadi (1 – a) a) x F = b x [(1-a) x F] + [b x BE], atau [(1 – a) a) x F ] – [(1-a) x b x F] F] = [b x BE], BE], atau (1 – a) a) (1 – b) b) x F = b x BE, jadi beban edar BE = [(1 – a) a) (1 – b) b) x F] x [1/b], BE = [(1 – 0,1) 0,1) (1 – 0,6) 0,6) x F] x [1/0,6], BE =[0,36 x F] x [1/0,6] [ 1/0,6] BE = [0,36/0,6] x F = 0,6 x F Maka laju beban edar adalah 0,6 x 100 ton/jam = 60 ton/jam
Jadi umpan jaw crusher adalah 90 ton/jam + 60 ton/jam= 150 ton/jam Salah satu contoh Sirkuit operasi peremukan, atau crushing tahap dua ditunjukkan pada Gambar 2. Pada tahap ini seluruh umpan langsung masuk pada cone crusher. Produk cone crusher memiliki fraksi undersize c, sehingga fraksi oversizenya sebesar (1- c) akan dikembalikan ke cone ke cone crusher. Produk crusher. Produk cone crusher yang oversize ini akan menjadi Beban Edar sirkuit ini. Beban edar ini i ni dinyatakan dengan BE. Jika produk cone crusher memiliki fraksi undersize 90 persen dan efisiensi screen adalah seratus persesn, hitung laju umpan cone crusher ?. ?.
Gambar 2. Neraca Bahan Operasi Cone Crusher Produk cone crusher adalah adalah F + BE, dan fraksi undersize-nya sebesar 90 persen, atau c = 0,9, maka fraksi oversize oversize dari cone crusher adalah adalah 1 – c c = 1- 0,9 = 0,1 atau 10 persen. Dengan demikian laju undersize cone crusher adalah adalah c x ( F + BE) = 0,9 x ( F + BE), input sama dengan output, atau F = P umpan screen sama dengan produk cone crusher yaitu = F + BE output screen adalah undersize + oversize underize cone crusher = c x (F + BE) undersize adalah produk akhir sirkuit yaitu P. dan P sama dengan F, jadi
P = c x (F + BE) atau F = c x (F + BE), atau F = (c x F) + (c x BE) atau F – (c (c x F) = c x BE (1 – c) c) x F = c x BE BE = [(1 – c) c) x F ]/c BE = [(1 – 0,9) 0,9) x 100]/0,9 = 11,11 Jadi umpan cone crusher adalah = 100 ton/jam + 11,11 ton/jam = 111,11 ton/jam
Menentukan menghitung Neraca Bahan Proses Penggerusan, Grinding Operation
Salah satu contoh alur operasi penggerusan yang melibatkan operasi klasifikasi dengan grinding dapat dilihat dilihat pada Gambar 1. Alat Klasifikasi yang yang digunakan adalah classifier yang akan memisahkan bijih hasil grinding menjadi dua jalur yaitu overflow yang mengeluarkan produk undersize dan underflow yang mengeluarkan produk oversize. Pemasangan classifier adalah untuk memastikan bahwa ukuran bijih akhir dari operasi sirkuit ini sesuai dengan targetnya. Pemasangan Classifier juga dapat menghindari terjadinya over grinding. Produk yang keluar dari overflow merupakan produk akhir dari operasi penggerusan ini. Sedangkan produk yang keluar dari un underflow derflow merupakan produk dengan ukuran oversize yang harus dikecilkan lagi. Produk oversize ini menjadi beban pada operasi penggerusan dan dinyatakan din yatakan dengan Beban Edar atau BE. Produk undersize undersize dinyatakan dengan P dan umpan y yang ang akan digerus adalah F.
Gambar 1. Neraca Bahan Pada Operasi Ball Mill Umpan classifier terdiri dari undersize dan oversize. Jika fraksi undersize dalam umpan classifier adalah a, maka fraksi oversize-nya adalah 1- a. Operasi classifier tidaklah benar-benar dapat memisahkan seratus persen antara undersize dengan oversize. Artinnya sebagian undersize akan masuk pada jalur underflow. Begitu pula sebaliknya tidak semua oversize masuk ke jalur underflow, namun namun sebagian masuk dalam jalur overflow. overflow. Dengan demikian neraca neraca undersize-nya undersize-nya adalah Undersize dalam umpan classifier = undersize dalam overflow + undersize dalam underflow Jika fraksi undersize dalam umpan classifier adalah a, fraksi undersize dalam overflow adalah b, dan fraksi undersize dalam underflow adalah c maka neracanya adalah: a (F + B) = b (P) + c (BE), atau jika ditulis ulang a F + a BE = b P + c BE, diketahui bahwa P sama dengan F, jadi
a F + a BE = b F + c BE, atau (a – b) b) F = (c – a) BE, atau BE = F x [(a – b)/(c b)/(c – a)] a)] Jika operasi ball mill menghasilkan produk 100 ton/jam dan mengandung oversize 30 persen. Sedangkan operasi classifier mampu mengeluarkan overflow yang mengandung 90 persen undersize, dan underflow yang mengandung 90 persen oversize, hitung beban edar yang terjadi pada sirkuit penggerusan seperti pada Gambar 1.
Cara Membuat Desain Pabrik Crushing Plant, Pengecilan Ukuran.
Operasi Kominusi Untuk Pengecilan Ukuran Bijih
Crushing Plant merupakan merupakan tahapan pengolahan yang bertujuan untuk menyiapkan ukuran bijih agar sesuai dengan ukuran yang dipersyaratkan pada operasi Grinding Plant . Tahapan Crushing Plant dimulai dimulai dengan operasi pemisahan umpan berukuran kurang kurang daripada 500mm dengan menggunakan Grizzly Feeder . Fungsi alat ini adalah mengeluarkan ukuran bijih yang lebih kecil daripada open open dari Ja langsung masuk ke side setting dari Jaw w Crush Crusher. er. Under size dari size dari Grizzly Feeder langsung Cone Crusher . Sedangkan bijih yang over size masuk size masuk ke Jaw ke Jaw Crusher . Grizzly Feeder juga juga berfungsi untuk mengatur laju l aju pengumpanan yang disesuaikan dengan kapasitas dari Jaw dari Jaw Crusher . Produk Jaw Crusher dapat Produk Jaw dapat langsung masuk pada operasi sizing operasi sizing yaitu yaitu pada Screen.. Screen Screen Screen akan akan memisah bijih berdasarkan pada ukuran yang dipersyaratkan oleh Cone Crusher . Ukuran bijih yang lebih besar dari mulut Cone Crusher dimasukkan kembali ke dalam Jaw dalam Jaw Crusher . Sedangkan ukuran yang lebih kecil dapat masuk ke Cone Crusher. Produk Crusher. Produk Cone Crusher berukuran berukuran kurang daripada 20 mm. Ukuran ini merupakan ukuran yang siap untuk operasi pada Grinding Plant . Diagram alir Crushing Plant dapat dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Diagram Alir Pada Operasi Crushing Plant Fraksi Unde Underr Siz Si ze Dan Ove Overr Siz Si ze Dari Operasi G r i zzly F eeder
Agar dapat menentukan fraksi under size dan size dan over size dari size dari operasi grizzly operasi grizzly feeder harus diketahui dahulu distribusi ukuran bijih yang masuk pada alat tersebut. Distribusi ukuran bijih besi magnetit yang akan di olah dapat dilihat pada artikel sebelumnya. Gunakan grafik yang merepresentasikan distribusi ukuran bijih besi magnetit.. magnetit
Tipe-Model Dan Spesifikasi J aw Cr us ushe her r
Jenis atau Tipe atau Model dan ukuran jaw ukuran jaw crusher ditentukan ditentukan berdasarkan ukuran terbesar dari umpan yang akan diolah dan laju pengumpanannya. Ukuran terbesar dari umpan adalah adal ah 500 mm. Sedangkan laju pengumpanan didasarkan pada kapasitas pabrik. Kapasitas pabrik sudah dihitung pada artikel sebelumnya, dan diketahui bahwa kapasitas pabrik adalah 43,4 ton per jam. Ukuran Jaw Crusher didasarkan Ukuran Jaw didasarkan pada gape pada gape atau atau lebar mulut Jaw mulut Jaw.. Ketentuan yang sering digunakan adalah bahwa ukuran umpan terbesar yang dapat masuk ke Jaw ke Jaw adalah 85 persennya dari lebar mulut Jaw mulut Jaw.. Lebar Mulut Jaw Mulut Jaw Crusher = = 1/0,85 x Ukuran Maksimum Umpan. Atau Jika ukuran umpan adalah 500 mm, maka ukuran Jaw ukuran Jaw Crusher adalah: adalah: Lebar Mulut Jaw Mulut Jaw Crusher = = 1/0,85 x 500 mm = 588 mm. Ini adalah ukuran minimal dari Jaw yang dapat digunakan. Kapasitas Jaw Crusher ditentukan Kapasitas Jaw ditentukan oleh laju over size dari size dari operasi Grizzly operasi Grizzly Feeder . Besarnya laju over size adalah size adalah 0,94 x 43,4 ton per jam. = 40,8 ton per jam. Jadi pemilihan Jaw pemilihan Jaw Crusher harus harus memenuhi kriteria berikut: Ukuran lebar mulut Jaw mulut Jaw Crusher harus harus > 588 mm. Kapasitas Jaw Kapasitas Jaw Crusher harus harus > 40,8 ton per jam. Untuk dapat menentukan tipe Jaw tipe Jaw Crusher yang yang sesuai dengan criteria tersebut dapat digunakan Tabel yang merepresentasikan Tipe dan Spesifikasi dari Jaw dari Jaw Crusher yang ada dipasarannya. Pada Tabel 1. ditunjukkan Tipe dan Spesifikasi dari Jaw dari Jaw Crusher yang yang dapat digunakan sebagai acuan.
Tabel 1. Tipe-Model Dan Spesifikasi Jaw Crusher
Jaw Crusher Tipe-Model Tipe-Model PE 600 x 900 memiliki spesifikasi lebar mulut 600 mm dengan panjang 900 mm dan kapasitas 60 – 130 130 ton per jam. Kapasitas 160 ton per jam dapat dicapai jika Jaw jika Jaw menghasilkan menghasilkan produk berukuran kurang daripada 160 mm. Sedangkan kapasitas 60 ton per jam dicapai ketika Jaw ketika Jaw dioperasikan dioperasikan untuk menghasilkan ukuran produk kurang daripada 65 mm.
Cara Membuat Rancangan Pabrik Grinding Plant
Operasi pengerusan atau grinding atau grinding merupakan merupakan tahap pengecilan ukuran lanjutan dari operasi peremukan. Operasi ini bertujuan untuk menyiapkan bijih agar dapat dipisah sesuai dengan ukuran dan liberasinya. Bijih akan mengalami dua tahapan grinding . Hal ini dilakukan sesuai dengan data yang diperoleh mineralogy mineralogy,, simulasi grinding simulasi grinding dan dan pemisahan magnetic magnetic seperti seperti yang telah dibahas di artikel sebelumnya. Tahap pertama, bijih digerus dari ukuran 20 mm atau 20000 mikron menjadi berukuran kurang daripada 400 mikron. Tahap kedua bijih digerus sampai berukuran kurang daripada 75 mikron. Operari grinding dilakukan Operari grinding dilakukan dengan Ball dengan Ball Mill . Tiap tahapan digandeng dengan operasi sizing operasi sizing atau atau classifiying . Operasi Sizing dilakukan dilakukan dengan classifier . Tujuan operasi sizing operasi sizing ini ini adalah untuk memastikan bahwa ukuran bijih yang keluar dari Ball dari Ball Mill merupakan merupakan ukuran yang sesuai dengan target tar get ukuran pemisahan. Over flow dari flow dari tiap-tiap classifier lansung lansung dipisah secara magnetic magnetic.. Sedangkan under flow-nya flow-nya dikembalikan ke Ball ke Ball Mill . Tahapan operasi grinding operasi grinding dapat dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2. Kedua gambar menunjukkan alat dan alur operasi yang sama. Yang membedakan adalah neraca bahan dan ukuran dari dari bijih yang diolah. Pada Grinding Plant tahap tahap satu, Ball satu, Ball Mill menerima menerima bijih yang yang berukuran kurang daripada 20 mm dan under flow classifierr yang berukuran lebih besar daripada 400 mikron. Sedangkan classifie Sedangkan Over Over flow flow dari classifier lansung lansung dipisah menggunakan magnetic separator .
Gambar 1. Grinding Plant Tahap Satu Dan Pemisahan Secara Magnetik Tahap Dua Pada grinding plant Pada grinding plant tahap tahap dua, Ball dua, Ball Mill Mill menerima menerima umpan berukuran kurang daripada 400 mikron yang merupakan konsentrat dari pemisahan magnetik tahap dua dan under flow flow classifier yang yang berukuran lebih besar daripada 75 mikron. Sedangkan Over Sedangkan Over flow dari dari classifier classifier yang yang berukuran kurang daripada 75 mikron langsung masuk ke magnetic separator untuk untuk dipisah secara magnetik.
Gambar 2. Grinding Plant Tahap Dua Dan Pemisahan Secara Magnetic Tahap Tiga
Tahap Rancangan Pengolahan Bijih Besi Magnetite
Bijih besi magnetit memiliki memili ki sifat kemagnetan yang tinggi dibandingkan dengan mineral gangue mineral gangue-nya. -nya. Perbedaan sifat ini yang dimanfaatkan untuk memisahkan kedua jenis mineral tersebut. Karena sifat magnet yang digunakan untuk pemisahannya, maka alat yang digunakan digunakan adalah magnetic separator . magnetic separator Kadar Fe di Bijih relative rendah, dan sebagian besar Fe berada pada mineral besi magnetit yang yang berukuran antar 200 – 500 500 mikron. Untuk mendapatkan mineral besi dengan derajat liberasi tinggi, maka ukuran pemisahan harus lebih kecil dari 200 mikron. Mineral besi terdistribusi secara tidak merata di fragmen batuan. Sebagian gangue maupun gangue maupun mineral besi sudah terliberasi pada ukuran lebih besar dari 200 mikron. Pada ukuran ini bijih sudah dapat dipisah untuk mengeluarkan mengeluarkan gangue gangue yang terliberasi. Pemasangan magnetic magnetic separator separator pada pada tahap ini dimanfaatkan untuk membuang gangue membuang gangue mineral mineral yang sudah terliberasi. Pada ukuran < 75 mikron, mineral besi dan gangue memiliki derajat liberasi sangat tinggi, lebih besar dari 95 %. Pada ukuran ini mineral besi dan gangue dan gangue dapat dipisah dengan target recovery recovery dan dan kadar mineral besi di konsentrat tinggi. Pemasangan magnetic magnetic separator separator pada pada tahap ini dimaksudkan untuk mengeluarkan gangue mengeluarkan gangue yang yang pada tahap sebelumnya masih middling ke ke jalur tailing dan dan mengambil mineral besi masuk ke konsentrat. Pengolahan Bijih besi magnetic ditetapkan dengan melibatkan tiga kali pemisahan dengan menggunakan menggunakan magnetic separator . Tahap pertama dilakukan sebelum operasi grinding operasi grinding . Ukuran pemisahan yang digunakan adalah ukuran bijih produk operasi crushing . Tujuan pemisahan ini adalah untuk mengeluarkan material yang tidak harus masuk dalam Ball dalam Ball Mill , seperti: gangue seperti: gangue mineral mineral yang sudah terliberasi, tanah, tanaman yang terbawa dari tambang, ta mbang, batuan selain bijih, dan kotoran lainnya. Hal ini dapat mengurangi beban kerja dari Ball dari Ball Mill .
Gambar 1. Rancangan Pemisahan Bijih Besi Magnetite Pemisahan tahap kedua dilakukan terhadap bijih yang merupakan produk dari operasi Ball operasi Ball Mill Mill 1. 1. Ukuran pemisahannya adalah 400 mikron. mi kron. Tujuan pemisahan secara magnetis ini adalah untuk membuang mineral gangue yang gangue yang sudah terliberasi pada ukuran tersebut. Jumlah bijih yang di gerus pada tahap berikutnya akan lebih kecil. Sehingga secara keseluruhan daya listrik menjadi lebih rendah. Syarat yang harus diperhatikan pada pemisahan ini adalah mendapatkan sebanyak mungkin mineral besi, namun membuang sebanyak mungkin mineral gangue mineral gangue.. Operasi pemisahan harus menghasilkan recovery recovery mineral besi tinggi. Jadi medan magnet yang digunakan harus besar. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya mineral midlling yang yang masuk jalur tailing . Pemisahan secara magnetis tahap ketiga merupakan pemisahan tahap akhir. Ukuran pemisahannya adalah ukuran produk dari operasi Ball operasi Ball Mill yaitu yaitu 75 mikro. Ukuran ini adalah ukuran dari konsentrat akhir. Tujuan dari pemisahan ini adalah untuk meningkatkan kadar mineral besi sampai sesuai dengan target pengolahan. Syarat yang harus harus diperhatikan adalah konsentrat harus memiliki kadar mineral besi yang tinggi tanpa harus mengorbankan turunnya recovery recovery mineral besi. Untuk dapat menyelesaikan neraca bahan seperti pada bagan alir pemisahan di Gambar 1, maka diperlukan data-data recocery recocery dan dan kadar Fe di konsentrat dari tiap-tiap operasi pemisahannya. Untuk pemisahan tahap pertama dibutuhkan data Recovery data Recovery dan dan kadar Fe di konsentrat yang menggunakan ukuran pemisahan 20 mm. Gunakan grafik yang merepresentasikan pengaruh ukuran bijih terhadap kadar dan recovery recovery Fe Fe dari Hasil Simulasi Simulasi Crushing Dan Magnetic Dan Magnetic Separation. Separation. Pengaruh Ukuran Bijih Besi Terhadap Kadar dan Recovery dan Recovery Fe Fe . Untuk pemisahan tahap kedua dibutuhkan data Recovery data Recovery dan dan kadar Fe di konsentrat yang menggunakan ukuran pemisahan 400 mikron. Gunakan grafik yang merepresentasikan pengaruh ukuran bijih terhadap ter hadap kadar dan recovery recovery Dan Magnetic Separation Tahap Separation Tahap Satu. Pengaruh dari Hasil Simulasi Grinding Dan Magnetic Ukuran Bijih Besi Terhadap Kadar dan Recovery dan Recovery Fe Fe . Untuk pemisahan tahap ketiga dibutuhkan data Recovery Recover y dan kadar Fe di konsentrat yang menggunakan ukuran pemisahan 75 mikron. Gunakan grafik yang merepresentasikan pengaruh ukuran bijih terhadap kadar dan recovery Fe dari Hasil Simulasi Crushing Dan Magnetic Separation Tahap Dua. Pengaruh dari Ukuran Bijih Besi Terhadap Kadar dan Recovery Fe. Fe. Untuk dapat menyelesaikan Neraca Bahan seperti pada diagram pengolahan di atas, gunakan persaman-persamaan perhitungan recovery recovery dan dan neraca bahan yang terdapat pada artikel sebelumnya.
View more...
Comments