Teori Personal Hygiene
May 2, 2019 | Author: Habibah Apriliani | Category: N/A
Short Description
Teori Personal Hygiene...
Description
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
1. PERSONAL 1. PERSONAL HYGIENE 1.1. Defenisi personal hygiene hygiene
Personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis (Alimul, 2006). Personal
hygiene
adal adalah ah
pera perawa wata tan n
diri diri
dima dimana na
indi indivi vidu du
memp memper erta taha hank nkan an
kesehatanny kesehatannya, a, dan dipengaruh dipengaruhii oleh nilai serta keterampilan keterampilan (osby, (osby, !""# dalam $ratiwi, 200%). enurut ubarak (200%) personal hygiene adalah upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya untuk memperoleh kese&ahteraan fisik fisik dan psikol psikologi ogis. s. $emenu $emenuhan han personal hygiene diperlukan diperlukan untuk untuk kenyamanan kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Kebutuhan kesehatan. Kebutuhan personal hygiene ini diperlukan diperlukan baik pada orang sehat maupun pada orang sakit. $raktik personal hygiene bertu&uan untuk peningkatan kesehatan dimana kulit merupakan garis tubuh pertama dari pertahanan melawan melawan infeksi. 'engan 'engan implementasi implementasi tindakan tindakan hygi hygien enee pasien, atau membantu angg anggot otaa kelu keluar arga ga untu untuk k melak melakuk ukan an tind tindak akan an itu itu maka maka akan akan menam menamba bah h ting tingkat kat kesembuhan pasien ($otter $erry, 200). 200). 1.2. Faktor-faktor yang mempengar!i personal mempengar!i personal hygiene hygiene
enurut $otter dan $erry (200), sikap seseorang melakukan personal hygiene dipengaruhi oleh se¨ah faktor antara lain* "itra t#! $ Body Image% Image% penampilan umum pasien dapat menggambarkan
pentingnya personal hygiene pada orang tersebut. +itra tubuh merupakan konsep
Universitas Sumatera Utara
sub&ektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Personal hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh individu (tuart udeen, !""" dalam setiadi, 200). +itra tubuh dapat berubah, karena operasi, pembedahan atau penyakit fisik maka perawat harus membuat suatu usaha ekstra untuk meningkatkan hygiene dimana citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan hygiene. Body image seseorang berpengaruhi dalam pemenuhan personal hygiene karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya. Praktik sosia& kelompok-kelompok sosial wadah seorang pasien berhubungan
dapat mempengaruhi bagaimana pasien dalam pelaksanaan praktik personal hygiene. $erawat harus menentukan apakah pasien dapat menyediakan bahan-bahan yang penting seperti deodorant, sampo, pasta gigi, dan kosmetik. $erawat &uga harus menentukan &ika penggunaan dari produk-produk ini merupakan bagian dari kebiasaan sosial yang dipraktekkan oleh kelompok sosial pasien. Stats sosia& ekonomi menurut riedman (!""%) dalam $ratiwi (200%),
pendapatan keluarga akan mempengaruhi kemampuan keluarga untuk menyediakan fasilitas dan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk menun&ang hidup dan kelangsungan hidup keluarga. umber daya ekonomi seseorang mempengaruhi &enis dan tingkatan praktik personal hygiene. /ntuk melakukan personal hygiene yang baik dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, seperti kamar mandi, peralatan mandi, serta perlengkapan mandi yang cukup (mis. sabun, sikat gigi, sampo, dll). Pengeta!an pengetahuan tentang personal hygiene sangat penting, karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. $engetahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi praktik hygiene.
endati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup, pasien &uga harus termotivasi untuk memelihara personal higiene. 1ndividu dengan pengetahuan tentang pentingnya personal higene akan selalu men&aga kebersihan dirinya untuk mencegah dari kondisi atau keadaan sakit (otoatmod&o, !""% dalam pratiwi, 200%). Ke#'ayaan kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuan
perawatan personal higiene. eseorang dari latar belakang kebudayaan yang berbeda, mengikuti praktek perawatan personal higiene yang berbeda. eyakinan yang didasari kultur sering menentukan defenisi tentang kesehatan dan perawatan diri. 'alam merawat pasien dengan praktik higiene yang berbeda, perawat menghindari men&adi pembuat keputusan atau mencoba untuk menentukan standar kebersihannya ($otter $erry, 200). Ke#iasaan 'an kon'isi fisik seseorang setiap pasien memiliki keinginan
individu dan pilihan tentang kapan untuk mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut. 3rang yang menderita penyakit tertentu atau yang men&alani operasi seringkali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan personal higiene. eorang pasien yang menggunakan gips pada tangannya atau menggunakan traksi membutuhkan bantuan untuk mandi yang lengkap. ondisi &antung, neurologis, paru-paru, dan metabolik yang serius dapat melemahkan atau men&adikan pasien tidak mampu dan memerlukan perawatan personal higiene total.
1.(. )a*am-)a*am Persona& +ygiene 'an )anfaatnya
$emeliharaan personal hygiene berarti tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan diri seseorang untuk kese&ahteraan fisik dan psikisnya. eseorang dikatakan memiliki personal hygiene baik apabila, orang tersebut dapat men&aga kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, gigi dan mulut, rambut, mata, hidung, dan telinga, kaki dan kuku, genitalia, serta kebersihan dan kerapihan pakaiannya. enurut $otter dan $erry (200) macam-macam personal hygiene dan tu&uannya adalah* Pera,atan k&it kulit merupakan organ aktif yang berfungsi sebagai
pelindung dari berbagai kuman atau trauma, sekresi, eksresi, pengatur temperature, dan sensasi, sehingga diperlukan perawatan yang adekuat dalam me mpertahankan fungsinya. ulit memiliki 4 lapisan utama yaitu epidermis, dermis, dan subkutan. etika pasien tidak mampu atau melakukan perawatan kulit pribadi maka perawat memberikan bantuan atau menga&arkan keluarga bagaimana melaksanakan personal higiene. eorang pasien yang tidak mampu bergerak bebas karena penyakit akan beresiko ter&adinya kerusakan kulit. 5agian badan yang tergantung dan terpapar tekanan dari dasar permukaan tubuh (misalnya matrasi gips tubuh atau lapisan linen yang berkerut), akan mengurangi sirkulasi pada bagian tubuh yang terkena sehingga dapat menyebabkan dekubitus. $elembab pada permukaan kulit merupakan media pertumbuhan bakteri dan menyebabkan iritasi lokal, menghaluskan sel epidermis, dan dapat men yebabkan maserasi kulit. eringat, urine, material fekal berair, dan drainase luka dapat mengakumulasikan pada permukaan kulit dan akan menyebabkan kerusakan kulit dan
infeksi. $asien yang menggunakan beberapa &enis alat eksternal pada kulit seperti gips, ba&u pengikat, pembalut, balutan, dan &aket ortopedik dapat menimbulkan tekanan atau friksi terhadap permukaan kulit sehinggga menyebabkan kerusakan kulit. u&uan perawatan kulit adalah pasien akan memiliki kulit yang utuh, bebas bau badan, pasien dapat mempertahankan rentang gerak, merasa nyaman dan se&ahtera, serta dapat berpartisifasi dan memahami metode perawatan kulit. )an'i memandikan pasien merupakan perawatan higienis total. andi dapat
dikategorikan sebagai pembersihan atau terapeutik. andi ditempat tidur yang lengkap diperlukan bagi pasien dengan ketergantungan total dan memerlukan personal higiene total. eluasan mandi pasien dan metode yang digunakan untuk mandi berdasarkan pada kemampuan fisik pasien dan kebutuhan tingkat hygiene yang dibutuhkan. $asien yang bergantung dalam pemenuhan kebutuhan personal higiene, terbaring ditempat tidur dan tidak mampu mencapai semua anggota badan dapat memperoleh mandi sebagian di tempat tidur. u&uan memandikan pasien di tempat tidur adalah untuk men&aga kebersihan tubuh, mengurangi infeksi akibat kulit kotor, memperlancar sistem peredaran darah, dan menambah kenyamanan pasien. andi dapat menghilangkan mikroorganisme dari kulit serta sekresi tubuh, menghilangkan bau tidak enak, memperbaiki sirkulasi darah ke kulit, dan membuat pasien merasa lebih rileks dan segar. $asien dapat dimandikan setiap hari di rumah sakit. amun, bila kulit pasien kering, mandi mungkin dibatasi sekali atau dua kali seminggu sehingga tidak akan menambah kulit men&adi kering. $erawat atau anggota keluarga mungkin perlu membantu pasien ber&alan ke kamar mandi atau kembali dari kamar mandi. $erawat atau anggota keluarga harus ada untuk membantu pasien
mengguyur atau mengeringkan bila perlu atau mengganti pakaian bersih setelah mandi. adang pasien dapat mandi sendiri di tempat tidur atau mereka memerlukan bantuan dari perawat atau anggota keluarga untuk memandikan bagian punggung atau kakinya. adang pasien tidak dapat mandi sendiri dan perawat atau anggota keluarga memandikan pasien di tempat tidur. Hygiene m&t pasien immobilisasi terlalu lemah untuk melakukan perawatan
mulut, sebagai akibatnya mulut men&adi terlalu kering atau teriritasi dan menimbulkan bau tidak enak. asalah ini dapat meningkat akibat penyakit atau medikasi yang digunakan pasien. $erawatan mulut harus dilakukan setiap hari dan bergantung terhadap keadaan mulut pasien. 7igi dan mulut merupakan bagian penting yang harus dipertahankan kebersihannya sebab melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk. Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, gusi, dan bibir, menggosok membersihkan gigi dari partikel 8 partikel makanan, plak, bakteri, memasase gusi, dan mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman. 5eberapa penyakit yang mungkin muncul akibat perawatan gigi dan mulut yang buruk adalah karies, gingivitis (radang gusi), dan sariawan. Hygiene mulut yang baik memberikan rasa sehat dan selan&utnya menstimulasi nafsu makan. u&uan perawatan hygiene
mulut pasien adalah pasien akan memiliki mukosa mulut utuh
yang terhidrasi baik serta untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui mulut (misalnya tifus, hepatitis), mencegah penyakit mulut dan gigi, meningkatkan daya tahan tubuh, mencapai rasa nyaman, memahami praktik hygiene mulut dan mampu melakukan sendiri perawatan hygiene mulut dengan benar.
Pera,atan mata !i'ng 'an te&inga perhatian khusus diberikan untuk
membersihkan mata, hidung, dan telinga selama pasien mandi. ecara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk mata karena secara terus 8 menerus dibersihkan oleh air mata, kelopak mata dan bulu mata mencegah masuknya partikel asing kedalam mata. ormalnya, telinga tidak terlalu memerlukan pembersihan. amun, pasien dengan serumen yang terlalu banyak telinganya perlu dibersihlkan baik mandiri pasien atau dilakukan oeh perawat dan keluarga. Hygiene telinga mempunyai implikasi untuk keta&aman pendengaran. 5ila benda asing berkumpul pada kanal telinga luar, maka akan mengganggu konduksi suara. 9idung berfungsi sebagai indera penciuman, memantau temperature dan kelembapan udara yang dihirup, serta mencegah masuknya partikel asing ke dalam sistem pernapasan. $asien yang memiliki keterbatasan mobilisasi memerlukan bantuan perawat atau anggota keluarga untuk melakukan perawatan mata, hidung, dan telinga. u&uan perawatan mata, hidung, dan telinga adalah pasien akan memiliki organ sensorik yang berfungsi normal, mata, hidung, dan telinga pasien akan bebas dari infeksi, dan pasien akan mampu melakukan perawatan mata, hidung, dan telinga sehari 8 hari. Pera,atan ram#t penampilan dan kese&ahteraan seseorang seringkali
tergantung dari cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. $enyakit atau ketidakmampuan mencegah seseorang untuk memelihara perawatan rambut seharisehari. enyikat, menyisir dan bersampo adalah cara-cara dasar higienis perawatan rambut, distribusi pola rambut dapat men&adi indikator status kesehatan umum, perubahan hormonal, stress emosional maupun fisik, penuaan, infeksi dan penyakit
tertentu atau obat obatan dapat mempengaruhi karakteristik rambut. :ambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi serta pengatur suhu, melalui rambut perubahan status kesehatan diri dapat diidentifikasi. $enyakit atau ketidakmampuan men&adikan pasien tidak dapat memelihara perawatan rambut sehari 8 hari. $asien immobilisasi rambutnya cenderung terlihat kusut. enyikat, menyisir, dan bersampo merupakan dasar higyene rambut untuk semua pasien. $asien &uga harus dii;inkan bercukur bila kondisi mengi;inkan. $asien yang mampu melakukan perawatan diri harus dimotivasi untuk memelihara perawatan rambut sehari 8 hari. edangkan pada pasien yang memiliki keterbatasan mobilisasi memerlukan bantuan perawat atau keluarga pasien dalam melakukan higyene rambut. u&uan perawatan rambut adalah pasien akan memiliki rambut dan kulit kepala yang bersih dan sehat, pasien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri, dan pasien dapat berpartisifasi dalam melakukan praktik perawatan rambut. Pera,atan kaki 'an kk kaki dan kuku seringkali memerlukan perhatian
khusus untuk mencegah infeksi, bau, dan cedera pada åan. etapi seringkali orang tidak sadar akan masalah kaki dan kuku sampai ter&adi nyeri atau ketidaknyamanan. en&aga kebersihan kuku penting dalam mempertahankan personal hygiene karena berbagai kuman dapat masuk kedalam tubuh melalui kuku. 3leh sebab itu, kuku seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih. $erawatan dapat digabungkan selama mandi atau pada waktu yang terpisah. u&uan perawatan kaki dan kuku adalah pasien akan memiliki kulit utuh dan permukaan kulit yang lembut, pasien merasa nyaman dan bersih, pasien akan memahami dan melakukan metode perawatan kaki dan kuku dengan benar.
Pera,atan genita&ia perawatan genitalia merupakan bagian dari mandi
lengkap. $asien yang paling butuh perawatan genitalia yang teliti adalah pasien yang beresiko terbesar memperoleh infeksi. $asien yang mampu melakukan perawatan diri dapat dii;inkan untuk melakukannya sendiri. $erawat mungkin men&adi malu untuk memberikan perawatan genitalia, terutama pada pasien yang berlainan &enis kelamin. 'apat membantu &ika memiliki perawat yang sama &enis kelamin dengan pasien dalam ruangan pada saat memberikan perawatan genitalia. u&uan perawatan genitalia adalah untuk mencegah ter&adinya infeksi, mempertahankan kebersihan genitalia, meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan personal higiene. 1.. Jenis personal hygiene #er'asarkan ,akt pe&aksanaannya
enurut Alimul (2006) personal hygiene berdasarkan waktu pelaksanaannya dibagi men&adi empat yaitu* Pera,atan 'ini !ari merupakan personal hygiene yang dilakukan pada waktu
bangun tidur, untuk melakukan tindakan untuk tes yang ter&adwal seperti dalam pengambilan bahan pemeriksaan (urine atau feses), memberikan pertolongan seperti menawarkan bedpan atau urinal &ika pasien tidak mampu ambulasi , mempersiapkan pasien dalam melakukan sarapan atau makan pagi dengan melakukan tindakan personal hygiene, seperti mencuci muka, tangan, men&aga kebersihan mulut, . Pera,atan pagi !ari merupakan personal hygiene yang dilakukan setelah
melakukan sarapan atau makan pagi seperti melakukan pertolongan dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi (5A5 < 5A), mandi atau mencuci rambut, melakukan perawatan kulit, melakukan pi&atan pada punggung, membersihkan mulut,
kuku, rambut, serta merapikan tempat tidur pasien. 9al ini sering disebut sebagai perawatan pagi yang lengkap. Pera,atan siang !ari merupakan personal hygiene yang dilakukan setelah
melakukan berbagai tindakan pengobatan atau pemeriksaan dan setelah makan siang dimana pasien yang dirawat di rumah sakit seringkali men&alani banyak tes diagnostik yang melelahkan atau prosedur di pagi hari. 5erbagai tindakan personal hygiene yang dapat dilakukan, antara lain mencuci muka dan tangan, membersihkan mulut, merapikan tempat tidur, dan melakukan pemeliharaan kebersihan lingkungan kesehatan pasien. Pera,atan men/e&ang ti'r merupakan personal hygiene yang dilakukan
pada saat men&elang tidur agar pasien relaks sehingga dapat tidur atau istirahat dengan tenang. 5erbagai kegiatan yang dapat dilakukan, antara lain pemenuhan kebutuhan eliminasi (5A5 < 5A), mencuci tangan dan muka, membersihkan mulut, dan memi&at daerah punggung. 1.0. Dampak yang sering tim#& pa'a masa&a! personal hygiene
enurut arwoto (200#) dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene adalah Dampak fisik banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya personal higiene dengan baik. 7angguan fisik yang sering ter&adi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku. Dampak psikososia& masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene pada pasien immobilisasi adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri, dan gangguan interaksi sosial.
2. I))BIISASI 2.1. Defenisi immo#i&isasi
1mmobilisasi merupakan keadaan dimana seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan atau aktivitas (Alimul, 2006). onsep immobilisasi merupakan hal relatif dalam arti tidak sa&a kehilangan pergerakan total tetapi &uga ter&adi penurunan aktifitas dari normalnya. $ada keadaan immobilisasi, pasien tidak dapat menghindari pembatasan gerakan pada setiap aspek kehidupan ($otter dan $erry, 200). 'alam hubungannya dengan perawatan pasien, maka immobilisasi adalah keadaan dimana pasien berbaring lama ditempat tidur, tidak dapat secara bebas karena kondisi yang mengganggu atau aktivitas. $ada pasien immobilisasi yang mengalami tirah baring yang lama, maka makin besar kemungkinan untuk mengalami komplikasi karena kurang pergerakan. $enyebab immobilisasi antara lain* trauma, fraktur pada ekstremitas, kecacatan dan sebagainya (Asmadi, 200%). 2.2. Jenis Immo#i&isasi
enurut Alimul (2006) secara umum ada beberapa keadaan immobilitas yang dialami pasien yaitu Immo#i&itas fisik merupakan pembatasan untuk bergerak secara fisik dengan tu&uan mencegah ter&adinya gangguan komplikasi pergerakan, seperti pada pasien hemiplegia yang tidak mampu mempertahankan tekanan didaerah paralisis sehingga tidak dapat mengubah posisi tubuhnya untuk mengurangi tekanan, dan pasien post operasi fraktur, immo#i&itas inte&ekta& merupakan keadaan ketika seseorang mengalami keterbatasan daya pikir, seperti pada pasien yang mengalami kerusakan otak akibat suatu penyakit misalnya pasien yang ,mengalami tumor otak
atau kanker otak, immo#i&itas emosiona& merupakan keadaan ketika seseorang mengalami pembatasan secara emosional karena adanya perubahan secara tiba-tiba dalam menyesuaikan diri. ebagai contoh, keadaan stress berat dapat disebabkan karena bedah amputasi ketika seseorang mengalami kehilangan bagian anggota tubuh atau kehilangan sesuatu yang paling dicintai, dan immo#i&itas sosia& merupakan keadaan individu yang mengalami hambatan dalam melakukan interaksi sosial karena keadaan penyakitnya sehingga dapat mempengaruhi perannya dalam kehidupan sosial. ebagai contoh pasien yang mengalami kecacatan pada anggota tubuhnya karena kecelakaan, dan pasien yang mengalami gangguan &iwa. 2.(. 3fek 'ari Immo#i&isasi
enurut Asmadi (200%) ada beberapa masalah yang dapat ditimbulkan akibat immobilisasi fisik antara lain* Sistem integment immobilisasi yang lama dapat menyebabkan kerusakan
integritas kulit, seperti abrasi dan dekubitus. 9al tersebut disebabkan oleh karena pada immobilisasi ter&adi gesekan, tekanan, åan bergeser satu dengan yang lain, dan penurunan sirkulasi darah pada area yang tertekan, sehinggga ter&adi iskemik pada åan yang tertekan. ondisi yang ada dapat diperburuk lagi dengan adanya infeksi, trauma, kegemukan, berkeringat, dan nutrisi yang buruk. 1mmobilitas merupakan faktor yang paling signifikan dalam ke&adian luka te kan (dekubitus) (=unita, 200>). $enelitian yang dilakukan uriadi (2004) di salah satu :umah akit di $ontianak &uga menun&ukkan bahwa immobilitas merupakan faktor yang signifikan untuk perkembangan luka tekan (dekubitus).
Sistem kar'io4ask&ar &uga dipengaruhi oleh immobilisasi. Ada tiga
perubahan utama yaitu hipotensi ortostatik (penurunan tekanan darah sistolik 2 mm9g dan diastolik !0 mm9g ketika klien bangun dari posisi berbaring atau duduk ke posisi berdiri), peningkatan beban ker&a &antung (&ika beban ker&a &antung meningkat maka konsumsi oksigen &uga meningkat. ?ika immobilisasi meningkat maka curah &antung menurun, penurunan efisiensi &antung yang lebih lan&ut dan peningkatan beban ker&a), dan pembentukan thrombus (akumulasi trombosit, fibrin, faktor - faktor pembekuan darah, dan elemen sel 8 sel darah yang menempel pada dinding bagian anterior vena atau arteri, kadang 8 kadang menutup lumen pembuluh darah). Sistem respirasi immobilisasi menyebabkan ter&adinya perubahan sistem
pernapasan. Akibat immobilisasi, kadar hemoglobin menurun, ekspansi paru menurun, dan ter&adinya lemah otot yang dapat
menyebabkan proses metabolisme
terganggu. er&adinya penurunan kadar hemoglobin dapat menyebabkan penurunan aliran oksigen dari alveoli ke åan, sehinggga mengakibatkan anemia. $enurunan ekspansi paru dapat ter&adi karena tekanan yang meningkat oleh permukaan paru. Sistem perkemi!an immobilisasi menyebabkan perubahan pada eliminasi
urine. 'alam kondisi normal urine mengalir dari pelvis renal masuk ke ureter lalu ke bladder yang disebabkan adanya gaya gravitasi. amun pada posisi terlentang, gin&al dan ureter berada pada posisi yang sama sehingga urine tidak dapat melewati ureter dengan baik (urine men&adi statis). Akibatnya urine banyak tersimpan dalam pelvis renal. ondisi ini berpotensi tinggi untuk menyebabkan ter&adinya infeksi saluran kemih.
Sistem msk&osk&eta& pengaruh immobilisasi pada sistem muskuloskletal
meliputi gangguan mobilisasi permanen. 1mmobilisasi mempengaruhi otot pasien, menyebabkan penurunan massa otot (atropi otot) sebagai akibat dari kecepatan metabolisme
yang
turun
dan
kurangnya
aktivitas
sehingga
mengakibatkan
berkurangnya kekuatan otot sampai akhirnya memburuknya koordinasi pergerakan. $engaruh lain dari immobilisasi yang mempengaruhi sistem skeletal adalah gangguan metabolisme kalsium dan gangguan mobilisasi sendi. Sistem nerosensoris dampak terhadap sistem neurosensoris tampak nyata
pada pasien immobilisasi yang dipasang gips akibat fraktur. $emasangan gips pada ekstremitas dapat menyebabkan kerusakan åan dan menimbulkan gangguan syaraf pada bagian distal dari gips. 9al tersebut menyebabkan pasien tidak dapat menggerakkan bagian bagian anggota tubuh yang distal dari gips, mengeluh ter&adi sensasi yang berlebihan atau berkurang, dan timbul rasa nyeri yang hebat. Per#a!an
peri&ak
immobilisasi
menyebabkan
respon
emosional,
intelektual, sensori dan sosiokultural. $erubahan status emosional biasa ter&adi bertahap. $erubahan emosional yang peling umum adalah perubahan perilaku sebagai akibat immobilisasi, antara lain timbulnya rasa bermusuhan, bingung, cemas, emosional tinggi, depresi, perubahan siklus tidur, menurunnya perhatian serta kemampuan terhadap pemeliharaan kebersihan diri.
(. F5AKTU5 (.1. Defenisi fraktr
raktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai &enis dan luasnya, ter&adi &ika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya
(5runner uddarth, 2002). raktur adalah patah tulang, biasanya
disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik ($rice, !"" dalam uharto, 200>). raktur adalah terputusnya kontiniutas tulang, kebanyakan fraktur akibat dari trauma, beberapa fraktur sekunder terhadap proses penyakit seperti osteoporosis, yang menyebabkan fraktur yang patologis (5arret 5ryant, !""0 dalam uharto 200>). (.2. 3tio&ogi
@tiologi dari fraktur antara lain kekerasan &angsng menyebabkan patah tulang pada titik ter&adinya kekerasan. raktur demikian sering bersifat fraktur terbuka dengan garis patah melintang atau miring, kekerasan ti'ak &angsng kekerasan tidak langsung menyebabkan patah tulang ditempat yang &auh dari tempat ter&adinya kekerasan. =ang patah biasanya adalah bagian yang paling lemah dalam &alur hantaran vektor kekerasan, dan kekerasan aki#at tarikan otot patah tulang akibat tarikan otot sangat &arang ter&adi. ekuatan dapat berupa pemuntiran, penekukan, penekukan dan penekanan, kombinasi dari ketiganya, atau penarikan. (.(. K&asifikasi fraktr
5erdasarkan
sifat
fraktur
(luka
yang
ditimbulkan)
maka
fraktur
diklasifikasikan men&adi dua yaitu fraktr terttp $*&ose'% , bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar, disebut &uga fraktur bersih
(karena kulit masih utuh) tanpa komplikasi, dan fraktr ter#ka $open 6 *ompon'% bila terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar karena
adanya perlukaan kulit. 5erdasarkan komplit atau ketidakkomplitan maka fraktur diklasifikasikan men&adi fraktr komp&it bila garis patah melalui seluruh penampang tulang atau melalui kedua korteks tulang, dan fraktr inkomp&it bila garis patah tidak melalui seluruh penampang tulang 5erdasarkan bentuk garis patah dan hubungannya dengan mekanisme trauma maka fraktur diklasifikasikan men&adi fraktr tran4ersa& yaitu fraktur yang arah melintang pada tulang dan merupakan akibat trauma angulasi atau langsung, fraktr o#&ik yaitu fraktur yang arah garis patahnya membentuk sudut terhadap sumbu tulang
dan merupakan akibat trauma angulasi (langsung), fraktr spira& yaitu fraktur yang arah garis patahnya berbentuk spiral yang disebabkan trauma rotasi, fraktr kompresi yaitu fraktur yang ter&adi karena trauma aksial fleksi yang mendorong
tulang kearah permukaan lain, dan fraktr a4&se yaitu fraktur yang diakibatkan karena trauma tarikan atau traksi otot pada insersinya pada tulang. edangkan berdasarkan ¨ah garis patah maka fraktur diklasifikasikan men&adi fraktr komnitif yaitu fraktur dimana garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan, fraktr segmenta& yaitu fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak
berhubungan, dan fraktr m&tip&e yaitu fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak pada tulang yang sama.
(.. )anifestasi k&inis
anifestasi klinis fraktur adalah nyeri, deformitas (kelainan bentuk), krepitasi (suara berderik), bengkak, peningkatan temperature lokal, pergerakan abnormal, echymosis (perdarahan sub kutan yang lebar - lebar), dan kehilangan fungsi. (.0. Prinsip penata&aksanaan fraktr "ara konser4atif dilakukan pada anak 8 anak dan rema&a dimana masih
memungkinkan ter&adinyan pertumbuhan tulang pan&ang. elain itu, dilakukan karena adanya infeksi atau diperkirakan dapat ter&adi infeksi. indakan yang dilakukan adalah dengan gips dan traksi, dan *ara operatif 6 pem#e'a!an pada saat ini metode pelaksanaan yang paling banyak keunggulannya mungkin adalah pembedahan. etode perawatan ini disebut fiksasi interna dan reduksi terbuka. $ada umumnya insisi dilakukan pada tempat yang mengalami
cedera dan diteruskan sepan&ang
bidang anatomic menu&u tempat yang mengalami fraktur. 9ematoma fraktur dan fragmen 8 fragmen tulang yang telah mati diirigasi dari luka. raktur kemudian direposisi dengan tangan agar menghasilkan posisi yang normal kembali. esudah direduksi, fragmen 8 fragmen tulang ini dipertahankan dengan alat 8 alat ortopedik berupa pen, sekrup, pelat, dan paku. (.7. Pasien immo#i&isasi post operasi fraktr
9ari pertama post operasi fraktur (anastesi spinal) tidak dian&urkan duduk, pasien masih mengalami nyeri, karena timbulnya nyeri, keterbatasan gerak, maka semua bentuk kegiatan men&adi berkurang termasuk dalam kemampuan pasien untuk pelaksanaan pemenuhan personal higiene, sehingga kebutuhan pasien perlu banyak
dibantu oleh perawat atau keluarga, sehingga perlu dipertimbangkan toleransi pasien melakukan aktivitas. $engembalian bertahap pada aktivitas semula diusahakan sesuai batasan terapeutik. :eduksi dan immobilisasi harus dipertahankan sesuai kebutuhan. partisifasi dalam aktivitas hidup sehari 8 hari diusahakan untuk memperbaiki kemandirian fungsi dan harga diri. etelah fraktur direduksi fragmen tulang harus di imobilisasi atau dipertahankan dalam posisi dan kese&a&aran yang benar sampai ter&adi penyatuan. asa penyembuhan biasanya memerlukan waktu 4 8 !2 minggu, tetapi pada usia lan&ut atau status kesehatan yang buruk mungkin diperlukan waktu yang lebih lama (5runner uddarth, 2002).
View more...
Comments