September 21, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
TEORI KEPERAWATAN OREM, ORLANDO, DAN KING
Diajukan untuk memenuhi laporan tutor Mata kuliah : Falsafah
Fasilitator Tutorial : Ns. Desty Aristiyani, S.Kep.
Dosen Pengampu : Ns. Yufitriana Amir, S. Kep., MSc., PhD PhD FISQua Disusun Oleh KELOMPOK 3 ( A 2019 1 )
1. Muhammad Farhan Aswan
11.
Rahmi Khairun Nisa
2. Nakmaus Solikha
12.
Rani Rahmawati
3. Natasya Amelia
13.
Rhea Asfiranda Ersya
4. Nia Kurniati
14.
Riska Noviani
5. Novia Yuliana Anita
15.
Rukit Altan Pinari
6. Nurhasanah Putri Rakhman
16.
Sabaryanti Sinaga
7. Prapita Apriliani
17.
Santi Sefrin Gomor
8. Putri Nabila
18.
Sartika Raihan.F.
9. Putri Rahmadani
19.
Siti Rahmi Indri.W.
10. Putri Yosepin Hutagalung FAKULTAS KEPERAWATAN PRODI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Teori “Teori Keperawatan : Orem, Orlando, dan King.” King.” . Tidak lupa kami juga mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Falsafah, jurusan Ilmu Keperawatan tahun ajaran 2019/2020. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Pekanbaru, 03 Oktober 2019
Penyusun
Daftar Isi Halaman KATA PENGANTAR ................................. ....................................................... ............................................ .................................... .............. ii DAFTAR ISI ............................................ .................................................................. ............................................ ....................................... ................. iii BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................. ................................................................... ............................................ .......................... .... 1 B. Rumusan Masalah ........................................... ................................................................. ............................................ ........................ 1 C. Tujuan Penulisan .......................................... ................................................................ ............................................ .......................... ....1
BAB II PEMBAHASAN
. Teori Keperawatan Model Sistem Levine....................................... Levine............................................................ .....................14 1. 2. 3. 4. 5.
Biografi Levine ............................................ .................................................................. ............................................ ............................ ...... Konsep Utama Teori ........................................... .................................................................. ....................................... ................16 Asumsi-Asumsi dan Paradigma Keperawatan ...................................... ........................................... .....20 Aplikasi Model Dalam Pemberian Asuhan Keperawatan .......................... ..........................22 Kekuatan Dan Kelemahan.............................................. Kelemahan..................................................................... ............................ .....23
C. Teori Keperawatan Model Sistem Nightingale ............................ ................................................. .....................25 1. Biografi Nightingale ............................................. .................................................................... ....................................... ................ 2. Teori Nightingale ............................................ .................................................................. ............................................ ......................... ... 3. Model Konsep Florence Nightingale ....................................................................... ....................................................................... 4. Asumsi Utama Teori Nightingale Ni ghtingale ......................................... ............................................................... ......................... ... 5. Pengaruh Teori Nightingale Terhadap Keperawatan ..................................... ..................................... 6. Warisan Florence Nightingale ........................................... .................................................................. ............................ ..... 7. Kelebihan Dan Kekurangan Nightingale ....................................................... .......................................................
BAB III PENUTUP
Kesimpulan…………...………………………………………………………… Kesimpulan…………...………………………………………………………… Saran DaftarPustaka ………………………………………………………………………4
ii
i
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu keperawatan, model konseptual dan teori merupakan aktivitas berpikir yang tinggi. Model konseptual mengacu pada ide-ide global mengenai individu, kelompok, situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang spesifik. Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan. Teori keperawatan itu sendiri merupakan sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari oleh fakta-fakta yang telah diobservasi tetapi kurang absolut atau bukti langsung. Teori-teori yang dari penggabungan konsep dan pernyataan yang berfokus lebih khusus pada suatu kejadian dan fenomena dari suatu disiplin (Fawcet,1992). Teori mempunyai kontribusi pada pembentukan dasar praktik
keperawatan
menghasilkan
dasar
pengembangan
dan
(Chinn
&
Jacob,1995).
Suatu
pengetahuan
keperawatan
ilmiah
memanfaatkan
teori
keperawatan.
metode adalah
untuk melalui
Definisi
teori
keperawatan dapat membantu mahasiswa keperawatan dalam memahami bagaimana peran dan tindakan keperawatan yang sesuai dengan peran keperawatan.
.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang , rumusan masalah yang dapat kami angkat yaitu : 1. Bagaimana model konsep keperawatan Review Neuman? 2. Bagaimana model konsep keperawatan Myra Estrin Levine? 3. Bagaimana model konsep keperawatan Florence Nightingale?
C. Tujuan penulisan.
2
1. Mengetahui tentang model konsep keperawatan Review Neuman. 2. Mengetahui tentang model konsep keperawatan Myra Estrin Levine. 3. Mengetahui tentang model konsep keperawatan Florence Nightingale. Nightingale.
3
BAB II PEMBAHASAN
1. TEORI DOROTHEA E. OREM
Orem lahir di Baltimore dan lulus dari dari Providence Hospital School of Nursing pada 1930. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya dan meraih gelar Bachelor Bachelor of Science (BSc) dalam bidang pendidikan Keperawatan pada 1939, serta gelar Master of Science bidang Pendidikan Keperawatan tahun 1945 dari Universitas Katolik
Georgetown University, Washington, D.C.,
pada tahun 1976. Dengan latar belakang pendidikan tinggi tersebut. Orem disebut sebagai ners theorist. theorist. Model Orem adalah salah satu model konseptual yang paling sering dipakai dalam keperawatan. Teori ini berfokus pada pelayanan diri klien, sehingga tujuan teori Orem adalah untuk membantu klien merawat dirinya sendiri. Keperawatan dibutuhkan oleh seseorang yang tidak mampu atau terbatas untuk melakukan self carenya secara terus menerus. Keperawatan diberikan bila berkurang kemampuanya untuk memenuhi kebutuhan self care sesuai dengan self care demandnya. Oleh karna itu teori Orem dikenal sebutan “teori sebutan “teori self self care”. care”. A. Konsep Teori Orem Model ini didasarkan pada asumsi bahwa manusia memiliki kemampuan bawaan untuk melakukan perawatan diri. Manusia
4
mandiri dan mampu mengendalikan dirinya sendiri dan mengoreksi dirinya sendiri. Ini menekankan tanggung jawab individual-individual dan menekankan bahwa pencegahan dan penidikan kesehatan adalah aspek kunci dari proses keperawatan. Menurut Orem, perawat harus melayani orang lain, membantu orang sakit dan merawatnya dengan baik. Tujuan profesi keperawatan adalah untuk mencapai tingkat perawatan mandiri pasien dan kemandirian yang maksimal (Jarosova, 2014). Tema sentral dari modul kopsentual Orem adalah konsep perawatan diri, dan ide defisit perawatan diri yang berkaitan erat. orem pertama kali menyatakan idenya pada akhir 1950-an. Model Orem adalahsalahsatu model konseptual yang paling sering dipakai dalam keperawatan (Basford dan Slevin, 2006). Berfokus pada pelayanan diri klien.Orem mendefinisikan pelayanan diri sebagai sesuatu yang dipelajari, kegiatan yang bertujuan membantu diri untuk mengelola kehidupan yang di inginkan, kesehatan, perkembangan dan kesejahteraan. Tujuan teori Orem adalah untuk membantu klien merawat dirinya sendiri. Pelayanan keperawatan penting saat klien tidak dapat memenuhi kebutuhan biologis, psikologis, perkembangan atau sosial. Perawat mencari tahu mengapa klien tidak dapat memenuhi semua kebutuhan tersebut, apa yang harus dilakukan supaya klien mendapatkan kebutuhannya dan seberapa banyak perawatan diri yang dapat dilakukan klien (Potter dan Perry, 2009). B. Asumsi dan Paradigma Keperawatan Dorothea Elizabeth Orem merupakan salah satu ilmuwan yang terkenal
dengan
teori
keperawatannya.
Menurut
Orem
(2001)
keperawatan menjadi keluarga pelayanan kesehatan yang memberikan perawatan langsung kepada orang yang memiliki kebutuhan akibat st status atus kesehatannya.
Seperti
pelayanan
kesehatan
lainnya,
keperawatan
mempunyai fitur sosial dan interpersonal yang dikarakteristikkan membantu hubungan antara orang yang membutuhkan pelayanan dengan
5
pemberi pelayanan kesehatan (Alligood&Tomay, 2014). Sumber utama ide Orem yakni berdasarkan pengalaman dalam keperawatan. Melalui refleksi situasi praktik keperawatan, Orem mampu mengidentifikasi objek dan fokus keperawatan. Pertanyaan yang yang diarahkan diarahkan pada pada pemikiran pemikiran Orem tersebut adalah “kondisi apa yang apa yang ada pada seseorang ketika mempertimbangkan bahwa perawat seharusnya berada pada situasi itu?” Menurut yang
mengindikasikan
perlunya
bantuan
Orem kondisi
keperawatan
yaitu
ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan perawatan dirinya sendiri secara terus menerus, jumlah dan kualitas perawatan diri yang diperlukan karena situasi kesehatan pribadinya (Orem, 2001). Hal ini adalah objek yang tepat yang menentukan domain atau batas-batas keperawatan baik dalam bidang pengetahuan maupun praktik. Spesifikasi dari objek keperawatan yang tepat tersebut menandai awal bekerjanya teori Orem ini. Dari observasi yang dilakukan, Orem memulai proses formalisasi pengetahuan tentang apa yang seseorang butuhkan untuk dilakukan
atau
hal
yang
dapat
dilakukannya
sendiri
untuk
mempertahankan kesehatan dan kesejahteraannya (Alligood&Tomay, 2014). Teori Self Care Deficit dikembangkan oleh Orem sejak tahun 1956 dan telah digunakan pada berbagai setting praktik keperawatan berdasarkan kondisi medis, tingkat perkembangan dan kebutuhan dasar manusia. Model Self Care Orem dikembangkan berdasarkan filosofi bahwa pasien memiliki keinginan untuk mampu melakukan perawatan terhadap dirinya sendiri. Pencapaian kemandirian pasien merupakan perhatian
perawat,
dimana
perawat
merupakan
seseorang
yang
melakukan tindakan untuk pemenuhan kebutuhan self care dan melakukan pengelolaan secara berkelanjutan untuk menopang kehidupan dan
kesehjateraan,
pemulihan
dari
menanggulangi efek yang ditimbulkan.
6
penyakit
atau
cedera,
serta
Tujuan keperawatan secara filosofi adalah mengatasi keterbatasan manusia (Alligood&Tomay, 2014). Asumsi dasar teori umum ini diformalisasikan pada awal tahun 1971 dan pertama kali dipresentasikan di Marquette University School of Nursing pada tahun 1973. Orem (2001) mengidentifikasikan lima premis yang mendasari teori umum keperawatan. Pertama adalah manusia membutuhkan bantuan terus menerus yaitu input yang sengaja dilakukan untuk dirinya sendiri dan lingkungannya agar tetap hidup dan berfungsi sesuai dengan kodrat alami alam i manusia. Kedua adalah tubuh manusia, kekuatan untuk bertindak secara sadar yakni latihan dalam bentuk perawatan untuk dirinya dan orang lain dalam mengidentifikasi kebutuhan dan memberikan bantuan yang dibutuhkan. Ketiga adalah kematangan pengalaman pribadi seseorang dalam bentuk keterbatasan tindakan perawatan untuk dirinya dan yang melibatkan
orang
lain
sehingga
tercipta
kehidupan
yang
berkesinambungan dan fungsi fungsi yang teratur. Keempat adalah tubuh manusia yakni latihan dalam menemukan, mengembangkan
dan
mengirimkan
cara
untuk
mengidentifikasi
kebutuhan dan melakukan bantuan untuk dirinya dan lainnya. Kelima adalah kelompok manusia dengan struktur hubungan tugas kelompok dan menyediakan tanggung jawab untuk menyediakan perawatan untuk anggota kelompok yang pengalaman pribadinya untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan orang lain (Alligood & Tomay, 2014). Teori model Orem terdiri dari 3 perspektif teoritis berikut ini : teori perawatan diri, teori defisit perawatan diri dan teori sistem keperawatan (Basford dan Slevin, 2006 ; Tomey and Allgood, 2006 ; Jarosova, 2014). 1. Perawatan diri (selfcare) a. Pengertian Self care atau perawatan diri adalah kemampuan individu,
keluarga
dan
7
masyarakat
untuk
meningkatkan
kesehatan, mencegah penyakit dan mempertahankan kesehatan serta koping terhadap penyakit dan ketidakmampuan dengan atau tanpa dukungan dari penyedia layanan kesehatan (WHO, 2009). Perawatan diri adalah aktifitas seseorang melakukan sesuatu secara keseluruhan dalam hidupnya secara mandiri untuk
mempertahankan
atau
meningkatkan
kesehatannya
(Tomey & Alligood, 2014). Penyakit DM merupakan penyakit kronis, membutuhkan perawatan dan pengobatan jangka panjang dilakukan secara teratur. Kegiatan perawatan dan pengobatan yang teratur dilkukan secara mandiri dapat membantu individu dengan DMT2 dalam pengendalian glikemik dalam batas normal, serta dapat mencegah berbagai komplikasi baik akut maupun kronis (Saleh, Mumu, Ara, Begum, & Ali (2012). Sejalan dengan yang disampaikan
oleh
Ayeleetal,
2012
bahwa
tujuan
penatalaksanaan perawatan diri DM adalah mencegah dan meminimalkan komplikasi akut dan kronik dengan melakukan praktek perawatan diri secara teratur. 2. Aktifitas perawatan diri Bentuk aktivitas perawatan diri pada individu dengan DM adalah:
pengaturan
diet,
pemantauan
kadar
glukosa
darah,
pengaturan obat, olahraga olahra ga (exercise) dan perawatan kaki (Sukkarieh, 2011) dan pengaturan diet.Orem memandang manusia dalam dua kategori, yaitu yang membutuhkan perawatan diri (tuna wisma) dan agen yang memberikan perawatan diri. Agen pemberi perawatan tidak hanya terbatas pada perawat, namun juga keluarga atau orang lain yang dapat memberikan perawatan kesehatan bagi tuna wisma.Kondisi sehat dapat tercapai bila terpenuhi kebutuhan perawatan diri bagi tuna wisma.
8
Untuk memenuhi hal ini diperlukan strategi yang adekuat mengingat uniknya kondisi tuna wisma, banyaknya kebutuhan perawatan diri, dan masih kurangnya support sistem bagi tuna wisma terutama di Indonesia. Kondisi ini tercapai ketika tercapai keseimbangan
antara
kebutuhan
dengan
kemampuan
untuk
melakukan perawatan diri. Tuna wisma terpapar berbagai elemen, mengalami kondisi fisik yang berdesakan dan tidak sehat. Penelitian Murray (1996, dalam Stone, 2002) menunjukkan bahwa mayoritas tuna wisma takut terhadap kekerasan dan tidak mampu melindungi diri. Mereka juga frustasi dengan petugas penampungan dan reaksi negatif dari orang lain. Hal ini merefleksikan kebutuhan terhadap perawat yang memberikan perawatan yang holistik dan sensitif terhadap kebutuhan mereka secara kompeten.Populasi tuna wisma sering terisolasi dari masyarakat. Keluarga menemukan mereka tanpa dukungan atau sumber-sumber yang berarti untuk mengatasi masalah kecil dan sulit. s ulit. Penelitian Kinzel (1991, dalam Stone, 2002) menemukan bahwa tema berulang antar tuna wisma adalah kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang-orang peduli. Perasaan bahwa tidak ada orang yang peduli, kurangnya kelayakan diri, dan kontrol yang terbatas dalam kehidupan mereka dapat mengarah pada depresi, keputusasaan, dan akhirnya penyakit. Perluasan dan efektivitas perilaku mencari kesehatan pada populasi ini terbatas karena kurangnya kepercayaan, kurangnya motivasi untuk perawatan diri, dan isolasi dari sistem pelayanan kesehatan dan sosial. Keperawatan pada tuna wisma merupakan seni dalam memberikan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri pada tuna wisma. Pada akhirnya diharapkan muncul kesadaran pada diri mereka untuk melakukan hal ini secara mandiri atau dengan memanfaatkan dukungan yang ada misalnya keluarga dan agen perawatan diri lainnya.
9
3. Teori Sistem Keperawatan ( Nursing System) Sistem keperawatan dibentuk ketika perawat menggunakan kemampuan mereka untuk menetapkan, merancang, dan member perawatan kepada klien, baik individu maupun kelompok, melalui berbagai aksi.Teori ini membahas bagaimana kebutuhan perawatan diri klien dapat dipenuhi oleh perawat, klien, atau keduanya. Sistem keperawatan ini ditentukan atau disusun berdasarkan kebutuhan perawatan diri dan kemampuan klien untuk melakukan perwatan diri. Perawatan
diri dilakukan
dengan
memperhatikan
tingkat
ketergantungan atau kebutuhan serta kemampuan klien. Oleh karena itu, ada tiga klarisifikasi sistem keperawatan dalam perawatan diri. 1. Wholly compensatory nursing system, yaitu perawat member bantuan kepada klien karena tingkat ketergantungan ketergantungan klien tinggi. 2. Partly compensatory nursing system, system, perawat dan klien saling melakukan kerjasama dalam melakukan tindakan keperawatan. Dalam hal ini perawat tidak total tetapi sebagian. 3. Supportive-educativee
nursing
system, system,
klien
melakukan
perawatan diri dengan bantuan perawat saat klien sudah mampu melakukannya.
C. Aplikasi Model Dalam Pemberian Asuhan Keperawatan Menurut Orem (2001), perawatan merupakan fokus khusus pada manusia yang membedakan keperawatan dari pelayanan masyarakat lainnya. Dari sudut pandang ini, peran keperawatan dalam masyarakat untuk memampukan individu dalam mengembangkan dan melatih kemampuan perawatan diri mereka agar mereka dapat memenuhi kebutuhan perawatan yang berkualitas dan memadahi pada diri mereka sendiri. Menurut teori ini,
individu yang mempunyai kebutuhan
perawatan diri melebihi kemampuan untuk memenuhi kebutuhan tersebut disebut deficit perawatan diri dan mengindikasikan bahwa orang tersebut
10
membutuhkan keperawatan. Oleh karena itu, Orem menjelaskan mengapa keperawatan diperlukan. Praktik keperawatan berbasis Orem telah dikembangkan dalam perawatan pasien berbagai be rbagai usia dengan segala jenis kebutuhan perawatan diri penyimpangan kesehatan dan kebutuhan perkembangan (Parker, 2006). Misalnya untuk pasien remaja dengan penerima transplantasi dan Norris (1991, dalam Parker, 2006) menyatakan bahwa pelayanan keperawatan berdasar teori Orem signifikan dalam peningkatan kualitas hidup populasi remaja. Hass (1990, dalam Parker, 2006) juga menyatakan bahwa kegunaan Teori Defisit Perawatan Diri Orem sebagai basis praktik keperawatan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan perawatan anak dengan masalah kesehatan kronis. Contoh aplikasi model dalam pemberian asuhan keperawatan :
Penerapan teori self care orem dan comfort kolcaba pada ibu post partum seksio sesarea dengan tubektomi Asuhan keperawatan yang dilakukan pada ibu post partum akibat proses pembedahan seksio sesarea serta adanya efek anastesi membuat ibu mengalami kelemahan fisik dan ketidaknyaman karena adanya luka operasi dalam memenuhi kebutuhan self care pasca melahirkan sehingga perlu dilakukan perawatan, berdasarkan orem pada tiga kategori perawatan meliputi Universal self care requisite yaitu membantu ibu terhadap kebutuhan dasarnya, Developmental self care requisit yaitu kemampuan,
hambatan dan sistem pendukung pendukung ibu dalam beradaptasi beradaptasi
terhadap kondisi yang terjadi dan health deviation yaitu pemberian bantuan dan dukungan dukungan pada ibu (Orem, 2001). D. Kelemahan dan Kelebihan Teori Orem 1. Kelemahan teori Orem Teori orem berpendapat bahwa kesehatan bersifat statis, namun dalam kenyataannya kesehatan itu bersifat dinamis dan selalu berubah. Kesan lain l ain dari model konsep ini adalah untuk penempatan
11
pasien dalam system mencakup kapasitas individu untuk gerakan fisik. Selain itu ada konsep keperawatan orem menekankan individu untuk memenuhi kebutuhan perawatannya sendiri tanpa adanya ketergantungan pada orang lain, tetapi ketika seorang klien sakit maka kemampuan keperawatan dirinya sendiri dalam memenuhi kebutuhannya akan berkurang akibatnya suplai kebutuhan yang akan terpenuhi akan tidak optimal. 2. Kelebihan teori Orem Pada
model
keperawatan
Dorenthea
Orem
memberikan
pelayanan pada tiap individu yang terganggu kondisinya sakit yang pasien alami. Serta perawat memberikan motivasi kepada seorang klien untuk memenuhi kebutuhannya sendiri (self care ) tanpa adanya ketergantungan pada orang lain .sehingga pasien secara mandiri
mengerti
melakukan
kesehatan yang optimal.
12
perawatan
diri,untuk
mencapai
1. TEORI IDA JEAN ORLANDO A. Konsep UtamaTeori Orlando mengemukakan tentang beberapa konsep utama dalam teorinya, diantaranya adalah konsep disiplin proses keperawatan (nursing process discipline) yang juga dikenal dengan sebutan proses disiplin atau proses keperawatan. Disiplin proses keperawatan digambarkan sebagai interaksi total yang dilakukan tahap demi tahap, apa yang terjadi antara perawat dan pasien dalam hubungan tertentu, perilaku pasien, reaksi perawat terhadap perilaku tersebut, tindakan yang harus dilakukan, komunikasi perawat kepada pasiennya yang sifatnya segera, mengidentifikasi permasalahan klien yang disampaikan kepada perawat, mengidentifikasi kebutuhan pasien, dan menanyakan untuk validasi atau perbaikan. Orlando juga menganggap keperawatan sebagai profesi yang berbeda dan memisahkannya
dari
kedokteran
dimana
perawat
menentukan
tindakan
keperawatan daripada diminta oleh perintah dokter, kebutuhan organisasi, dan pengalaman pribadi masa lalu. Tujuan Orlando adalah mengembangkan teori praktik keperawatan yang efektif. Teori tersebut menjelaskan bahwa peran perawat adalah untuk mengetahui dan memenuhi kebutuhan mendesak pasien untuk mendapatkan pertolongan. Orlando menggambarkan model teorinya dengan lima konsep utama antara lain: 1. Fungsi perawat professional Fungsi keperawatan professional adalah prinsip pengorganisasian. Ini berarti mencari tahu dan memenuhi kebutuhan mendesak pasien yang meminta bantuan. Tanggung jawab perawat yaitu membantu apapun yang pasien butuhkan untuk memenuhi memenuhi kebutuhan tersebut. Menurut Orlando, keperawatan renponsif terhadap individu yang menderita, atau yang mengantisipasi rasa tidak berdaya. Hal ini difokuskan pada proses
perawatan dalam pengalaman langsung, dan
13
berkaitan dengan memberikan bantuan langsung kepada pasien dalam situasi apapun yang mereka temukan untuk menghindari, mengurangi, atau mengurangi rasa tidak berdaya pada pasien. 2. Mengenal perilaku pasien Mengenal perilaku pasien yaitu dengan mengobservasi apa yang dikatakan pasien maupun maupun perilaku nonverbal yang ditunjukan pasien. 3. Reaksi segera Reaksi segera meliputi persepsi, ide dan perasaan perawat dan pasien. Reaksi segera adalah respon segera atau respon internal dari perawat dan persepsi individu pasien, berfikir dan merasakan. Pasien mempersepsikan benda-benda dengan lima inderanya. Persepsi ini merangsang pemikiran otomatis, dan setiap pikiran merangsang perasaan otomatis, menyebabkan pasien bertindak. 4. Disiplin proses keperawatan Disiplin
proses
keperawatan
adalah
penyelidikan
terhadap
kebutuhan pasien. Disiplin proses keperawatan meliputi komunikasi perawat kepada pasiennya
yang sifatnya segera, mengidentifikasi
permasalahan klien yang disampaikan kepda perawat, menanyakan validasi, mengidentifikasi kebutuhan pasien untuk membantunya serta untuk melakukan tindakan yang tepat. Peningkatan perilaku pasien merupakan indikasi bahwa pasien tersebut memerlukan bantuan. Perilaku pasien menjadi stimulus bagi perawat untuk bertindak, berti ndak, reaksi inti terti diri dari 3 yaitu: pertama perawat merasakan melalui inderanya, kedua yaitu perawat berfikir secara otomatis, dan ketiga adanya hasil pemikiran sebagai suatu yang dirasakan. Ketiga proses ini terjadi secara otomatis dan hamper stimulan. Contoh perawat melihat
pasien
merintih, perawat
berfikir bahwa pasien
mengalami nyeri kemudian memberikan perhatian dan tindakan. Prinsipnya dalam melakukan tindakan menurut Orlando, perawat harus mengawalinya dengan proses eksplorasi pasien. Selanjutnya perawat dapat bertindak dengan dua cara yaitu: tindakan otomatis dan tindakan terencana. Hanya tindakan terencana yang memenuhi fungsi professional
14
perawat. Yang termasuk dalam criteria tindakan keperawatan yang direncanakan yaitu: a. Tindakan merupakan hasil dari identifikasi kebutuhan pasien dengan memvalidasi
reaksi perawat
terhadap
perilaku pasien. b. Perawat menjelaskan maksud tindakan kepada pasien dan sesuai untuk memenuhi kebutuhan pasien. c. Perawat memvalidasi efektifitas tindakan, segera setelah dilakukan secara lengkap d. Perawat membebaskan stimulasi yang tidak berhubungan dengan kebutuhan pasien ketika melakukan tindakan. Sedangkan tindakan otomatis dilakukan bila kebutuhan pasien mendesak.
Contoh
tindakan
otomatis
adalah
tindakan
rutinitas,
melaksanakan instruksi dokter, dan tindakan perlindungan kesehatan secara umum. Tindakan otomatis tidak membutuhkan validasi reaksi perawat. 5. Kemajuan / Perbaikan Perbaikan adalah resolusi terhadap situasi pasien. Dalam resolusi tersebut, tindakan perawat tidak dievaluasi. Sebagai gantinya, hasil tindakannya dievaluasi utnuk menentukan apakah tindakannya dilakukan untuk membantu pasien menyampaikan kebutuhannya akan bantuan dan bagaimana hal tersebut terpenuhi. Sumber : https://books.google.co.id/books?id=_QZhttps://books.google.co.id/books?id=_QZDwAAQBAJ&pg=PA81&dq=Teori+orlando&hl=id&sa=X&ved=0ahUK Ewi4LXj8PrkAhWz8XMBHdiiCoYQ6AEIKDAA#v=onepage&q=Teori%20or lando&f=false B.
Asumsi-Asumsi dan Paradigma Keperawatan Teori Orlando
Asumsi-Asumsi Teori Orlando
15
Hampir keseluruhan dari teori Orlando digambarkan secara implicit. Schmieding (1993) memberikan beberapa asumsi dari hasil tulisan Orlando mengenai empat bidang dan pandangan Orlando : 1. Asumsi mengenai Keperawatan a. Keperawatan merupakan profesi yang berbeda dengan disiplin ilmu lain. b. Keperawatan professional mempunyai fungsi dan dan dan menghasilkan produk yang berbeda (hasil). c. Terdapat perbedaan antara sekadar membaringkan dengan tindakan keperawatan yang professional. 2. Asumsi mengenai Pasien a. Kebutuhan pasien akan pertolongan merupakan suatu hal yang unik. b. Pasien memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan mengkomunikasikan kebutuhannya akan pertolongan. c. Ketika pasien tidak memperoleh kebutuhannya maka ia akan mengalami kemunduran. d. Tingkah laku dari seorang pasien merupakan suatu hal yang memberikan makna. e. Pasien mampu dan bersedia berkomunikasi secara verbal (atau tidak verbal). 3. Asumsi mengenai Perawat a. Reaksi seorang perawat terhadap pasiennya merupakan suatu hal yang unik. b. Perawat seharusnya tidak menambah tekanan pada seorang pasien.
16
c. Pemikiran dari seorang perawat merupakan alat utama dalam menolong seorang pasien d. Perawat menggunakan respon yang spontan dalam menjalankan menjala nkan tanggungjawab keperawatannya. e. Praktek keperawatan seorang perawat dikembangkan berdasarkan gambaran dari diri mereka masing-masing. 4. Asumsi mengenai situasi yang terjadi antara Pasien dan Perawat a. Situasi hubungan antar perawat dan pasien merupakan suatu hal yang dinamis. b. Hal-hal yang terjadi dalam interaksi antara asien dan perawat merupakan bahan utama dalam mengembangkan pengetahuan seorang perawa
Paradigma Keperawatan Teori Orlando Asumsi Orlando terhadap metaparadigma keperawatan hampir
seluruhnya
terkandung
dalam
teorinya.
Sama
dengan
teori-teori
keperawatan pendahulunya asumsinya tidak spesifik namun demikian Schmieding (1993) medapatkan dari tulisan Orlando mengenai empat area yang ditekuninya : 1. Perawat Perawat adalah suatu profesi yang mempunyai fungsi autonomi yang didefinisikan sebagai fungsi professional keperawatan. Fungsi professional yaitu membantu mengenali dan menemukan kebutuhan pasien yang bersifat segera. Itu merupakan tanggung jawab perawat untuk mengetahui kebutuhan pasien dan membantu memenuhinya. Dalam teorinya tentang disiplin proses keperawatan mengandung elemen dasar,
17
yaitu perilaku pasien, reaksi perawat dan tindakan perawatan yang dirancang untuk kebaikan pasien. 2. Manusia Bertindak atau berperilaku secara verbal dan nonverbal, kadang-kadang dalam
situasi
tertentu
manusia
dalam
memenuhi
kebutuhannya
membutuhkan pertolongan, dan akan mengalami distress jika mereka tidak dapat melakukannya. Hal ini dijadikan dasar pernyataan bahwa perawat professional harus berhubungan dengan seseorang yang tidak dapat menolong dirinya dalam memenuhi kebutuhannya. 3. Sehat Orlando tidak medefinisikan tentang sehat, tetapi berasumsi bahwa bebas dari ketidak nyamanan fisik dan mental dan merasa adekuat dan sejahtera berkontribusi terhadap sehat. Perasaan adekuat dan sejahtera dalam memenuhi kebutuhannya berkontribusi terhadap sehat 4. Lingkungan Orlando berasumsi bahwa lingkungan merupakan situasi keperawatan yang terjadi ketika perawat dan pasien berinteraksi, dan keduanya mempersepsikan, berfikit, dan merasakan dan bertindak dalam situasi yang bersifat segera. Pasien dapat mengalami distress terhadap lingkungan terapeutik dalam mencapai tujuannya, perawat perlu mengobservasi perilaku pasien untuk mengetahui tanda-tanda distress.
C.
Aplikasi Model dalam Asuhan Keperawatan
Praktek Kesehatan Teori Orlando telah berhasil digunakan di rumah sakit umum dan rumah sakit jiwa. Seperti pengakuan yang gambarkan pada Pusat Kesehatan Mental dan bagian klinik psikiatrik di Rumah Sakit umum di beberapa negara. Teori Orlando juga diterapkan di praktek keperawatan milik pribadi. Dunia Pendidikan Teori proses keperawatan Orlando merupakan kerangka konseptual yang dapat
18
dikembangkan dan dipraktekkan secara langsung. Pelatihan dari penerapan teori Orlando sangat berguna bagi perawat untuk mengontrol proses keperawatanya dan meningkatkan perkembangan dari reaksi seorang pasien. Penelitian Teori Orlando secara terus menerus menjadi dasar dari beberapa penelitian dibidang keperawatan dan diaplikasikan pada beberapa
pengaturan
prtoses
penelitian.
Beberapa
peneliti
yang
mengembang teori Orlando diantaranya : Dracup dan Breu (1978), Pienschke (1973), Thibau dabn Reidy (1977) Schmiedhing (1988), Sheafor (1991), Ronte Reid (1992) dan banyak lagi peneliti lain. Model ini sangat menekankan pada kualitas kinerja tenaga keperawatan yang berfokus pada profesionalisme keperawatan antara lain melalui penetapan dan fungsi setiap jenjang tenaga keperawatan, sistem pengambilan keputusan, sistem penugasan dan system penghargaan yang memadai. Model praktik keperawatan ini diyakini dapat menjadi salah satu daya ungkit pelayanan yang berkualitas, yang memungkinkan perawat profesional menata struktur (menentukan jumlah, jenis dan standar kebutuhan tenaga) serta menata proses pemberian asuhan keperawatan melalui hubungan perawat-pasien yang berkesinambungan sehingga memungkinkan perawat primer bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya.
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran
19
DAFTAR PUSTAKA Nur Aini,S.Kep.Ns,.M.Kep. (2018). Teori Model Keperawatan. Keperawatan.
Malang:
Universitas Muhammadiyah Malang. Brajakson Siokal, Patmawati dan Sudarman. (2017). (2017). Falsafah dan Teori Keperawatan.. Jakarta Timur:CV.Trans Info Media. Keperawatan Sumber : Megah, Andriany. 2007. Aplikasi Teori Self-CareDeficitOrem dalam Konteks Tuna
Wisma
(Studi
Literatur)(The
ApplicationofOrem’sSelfCareDeficit
HomelessSetting).
Diakses
in dari
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://ejournal.undip. ac.id/index.php/medianers/article/download/263/153&ved=2ahUKEwj5rOvchfvk AhXMRY8KHS2WCGYQFjAGegQIBxAB&usg=AOvVaw2HZj_03w62jWs_7QZbkF6,, pada 1 Oktober 2019 7QZbkF6 Wati, Widia. 2015. PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN MODEL SELF CARE OREM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DI RSUPN CIPTO MANGUNKUSUMO. MANGUNKUSUMO. Depok : Universitas Indonesia. Diakses dari www.pdfdrive.com, www.pdfdrive.com, pada 1 Oktober 2019 (Sumber: PENERAPAN TEORI SELFCARE OREM DAN COMFORT KOLCABA PADA IBU POST POST PARTUM
SEKSIO SESAREA DENGAN
TUBEKTOMI Aplication Theory Self Care of Orem and Theory Comfort of Colcaba for Postpartum Women with Caesarean Section Tubectomy Suryani Hartati1), Setyowati2), Tri Budiati3) 1Akper Manggala Husada 23Magister Spesialis Keperawatan Maternitas Universitas Indonesia 1Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Depok Jawa Barat 10430 email :
[email protected])
[email protected]) http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/download/3944/4416 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/download/3944/4416
20
(Sumber: Jurnal Aplikasi Teori Self-Care Deficit Orem dalam Konteks Konteks Tuna Wisma (Studi Literatur) (The Application of Orem’s Self Care Deficit in Homeless Setting) Oleh Megah Andriany*) https://ejournal.undip.ac.id/index.php/medianers/article/download/263/153 https://ejournal.undip.ac.id/index.php/medianers/article/download/263/153 Sumber: Andriyanti, liya.2017.APLIKASI TEORI DOROTHY OREM dalam pemberian asuhan keperawatan pada NY Y dengan kasus infeksi post section cesaria di rumah sakit kota Bengkulu.Journal of Nursing ana Public Health. pada Desember 2017. Diakses dari link https://jurnal.unived.ac.id https://jurnal.unived.ac.id pada
21