Teori Konvergensi Dan Pertumbuhan Ekonomi - Farlian s. Nugroho

November 2, 2020 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Teori Konvergensi Dan Pertumbuhan Ekonomi - Farlian s. Nugroho...

Description

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kemiskinan merupakan permasalahan utama yang dihadapi hampir seluruh negara berkembang di dunia. Kemiski Kemiskinan nan merupak merupakan an fenomen fenomenaa yang yang komplek komplekss dan bersifa bersifatt multidi multidimen mensi. si. Menurut Menurut Ahmadi Ahmadi (2006) (2006) Kemiski Kemiskinan nan dapat dapat dipengar dipengaruhi uhi oleh luasnya luasnya wilaya wilayah h suatu suatu negara negara sehingga sehingga mencipt menciptakan akan karateri karateristi stik  k  kemiskinan yang berbeda. Oleh karena itu dibutuhkan strategi pengentasan kemiskinan yang berbeda pula   pada tiap-tiap region. Kantong-kantong kemiskinan pada umumnya berada pada wilayah perdesaan dan daerah-da daerah-daera erah h terisol terisolir ir yang memili memiliki ki keterba keterbatasa tasan n aksesbil aksesbilitas itas,, tinggal tinggal secara secara terpenc terpencar-pe ar-pencar ncar,, pada umumnya umumnya memili memiliki ki keterbat keterbatasan asan modal, modal, produksi produksi dan pemasar pemasaran, an, kelompo kelompok k usia produkti produktiff didomin didominasi asi dengan rendahnya tingkat pendidikan dan tingkat kesehatan, dengan produktifitas dan enterpreunership yang rendah pula, serta memiliki daya saing yang lemah terutama dalam merebut peluang usaha, mengisi peluang kerja dan memasarkan hasil produksi (Kompas, Maret 2009). Upaya pengentasan kemiskinan yang selama ini dilakuk dilakukan an lebih lebih bersifat bersifat spasial spasial atau atau pendekat pendekatan an sektoral sektoral tidak memberi memberikan kan hasil hasil yang yang optimal optimal,, sedangka sedangkan n tindakan tindakan di lapangan lapangan cenderun cenderung g tidak tidak konsiste konsisten, n, kurang kurang berpiha berpihak k dan tidak tidak sesuai sesuai dengan dengan kemampuan rill masyarakat. Masalah kemiskinan merupakan masalah yang bersifat multisektoral yang harus menjadi tanggung jawab semua semua pihak pihak baik baik mula mulaii dari dari tingk tingkat at pusat pusat sampai sampai pada pada indivi individu du masy masyara araka kat. t. Usaha Usaha dalam dalam upaya upaya   penanggulangan kemiskinan telah banyak dilakukan oleh pemerintah. Perhatian serius kepada keluarga miskin terlihat dengan kebijakan-kebijakan aktifitas yang dilakukan oleh pemerintah yang sasarannya adalah keluarga miskin. Masalah kemiskinan hanya dapat dituntaskan apabila pemerintah melakukan kebijakan yang serius dan memihak kepada keluarga miskin. Namun seringkali kebijakan yang dibuat justru kurang memihak keluarga miskin, akibatnya kebijakan yang ada semakin memperburuk kondisi keluarga miskin  bahkan menyebabkan seseorang yang tidak miskin menjadi miskin (Tempo, Agustus 2009),. Oleh karena itu, usaha penanggulangan kemiskinan haruslah memiliki perencanaan, penetapan kebijakan dan strategi serta arah yang jelas dalam penanganannya penanganannya dan didukung dengan program dan kegiatan yang tepat sasaran yaitu keluarga miskin. Amartya Amartya Sen (1998) dalam Bloom dan Canning (2001) mengatakan mengatakan bahwa seseorang dikatakan miskin bila mengalami "capability "capability deprivation"  deprivation"  dimana seseorang tersebut mengalami kekurangan kebebasan yang substantif. Menurut Bloom dan Canning, kebebasan substantif ini memiliki dua sisi: kesempatan dan rasa aman. Kesempatan membutuhkan pendidikan dan keamanan membutuhkan kesehatan. Menurut Sharp et al. (2000), Kemiskinan bersumber dari hal di bawah ini, yaitu: 1. Rendahn Rendahnya ya kualita kualitass angka angkatan tan kerja. kerja. Salah satu penyebab terjadinya kemiskinan adalah karena rendahnya kualitas angkatan kerja. Kualitas angkatan kerja ini bisa dilihat dari angka buta huruf. Sebagai contoh Amerika Serikat hanya mempunyai angka buta huruf sebesar 1%, dibandingkan dengan Ethiopia yang mempunyai angka diatas 50%. 2. Akses Akses yang yang sulit sulit terhad terhadap ap kepemi kepemilik likan an modal. modal. Kepemilikan modal yang sedikit serta rasio antara modal dan tenaga kerja (capital-to-labor ratios ) menghasilkan produktivitas yang rendah yang pada akhirnya menjadi faktor penyebab kemiskinan. 3. Rendahn Rendahnya ya tingkat tingkat penguasa penguasaan an tekno teknologi logi..  Negara-negara dengan penguasaan teknologi yang rendah mempunyai tingkat produktivitas yang rendah   pula. Tingkat produktivitas yang rendah menyebabkan terjadinya pengangguran. Hal ini disebabkan oleh kegagalan dalam mengadaptasi teknik produksi yang lebih modern. Ukuran tingkat penguasaan teknolo teknologi gi yang yang rendah rendah salah salah satunya satunya bisa dilihat dilihat dari pengguna penggunaaan aan alat-al alat-alat at produksi produksi yang yang masih masih  bersifat tradisional. 4. Penggun Penggunaan aan sumbe sumberr daya daya yang yang tidak tidak efisi efisien. en.  Negara miskin sumber daya yang tersedia tidak dipergunakan secara penuh dan efisien. Pada tingkat ruma rumah h tangg tanggaa penggu pengguna naan an sumber sumber daya daya biasa biasany nyaa masi masih h bersif bersifat at tradi tradisio sional nal yang yang meny menyeba ebabka bkan n terjadinya inefisiensi. 5. Pert Pertum umbuh buhan an pendud penduduk uk yang yang tinggi tinggi.. Menurut teori Malthus jumlah penduduk berkembang sesuai deret ukur sedangkan produksi bahan  pangan berkembang sesuai deret hitung. Hal ini mengakibatkan kelebihan penduduk dan kekurangan  bahan pangan. Kekurangan bahan pangan merupakan salah satu indikasi terjadinya kemiskinan.

2.1. Definisi Kemiskinan

Bank Dunia mendefinisikan kemiskinan yaitu kondisi terjadinya kekurangan pada taraf hidup manusia yang  bisa berupa fisik dan sosial. Kekurangan fisik adalah ketidakcukupan kebutuhan dasar materi dan biologis (basic material and biological needs ), termasuk kekurangan kekurangan nutrisi, kesehatan, pendidikan, pendidikan, dan perumahan. perumahan. Ketidakcukupan sosial adalah adanya resiko kehidupan, kondisi ketergantungan, ketidakberdayaan, dan kepercayaan diri yang kurang. Peraih Nobel Ekonomi 1998 Amartya Sen mengatakan kemiskinan adalah kegagala kegagalan n memenuh memenuhii kapabili kapabilitas tas minimu minimum m tertent tertentu u  (pove poverty rty is the failu failure re to have have certai certain n minimu minimum m capabilities) . Kapabilitas melekat pada kemampuan yang ada pada diri si miskin sendiri, dan dapat ditingkatkan dengan upaya yang sistematik. Makanya penanggulangan kemiskinan tidak semata-mata memenuhi kebutuhan dasar  material, tetapi bagaimana mengatasi ketidakcukupan pelayanan pendidikan, kesehatan, hingga kepuasan  psikologis dan keberdayaan untuk menopang hidup diri sendiri, lepas dari ketergantungan terus menerus  pada pihak lain. Kemiski Kemiskinan nan menurut menurut Todaro Todaro (2003) (2003) dapat dapat dikatego dikategorika rikan n ke dalam dalam kemiski kemiskinan nan alamiah alamiah dan kemiski kemiskinan nan struktural. Kemiskinan alamiah adalah kondisi di mana kemiskinan terjadi akibat faktor-faktor biologis,  psikologis  psikologis dan sosial (malas, kurang trampil, trampil, kurang kemampuan kemampuan intelektual, intelektual, lemah fisik, dll). Lingkungan Lingkungan fisik membuat orang sulit melakukan usaha atau bekerja. Sedangkan, kemiskinan struktural terkait dengan ketidaka ketidakadila dilan n dalam dalam perbandi perbandingan ngan nilai nilai pertukar pertukaran an (terms of trade ) antara nilai barang dan jasa yang dihasi dihasilk lkan an dan dijua dijuall oleh oleh pendud penduduk uk miski miskin n diband dibanding ingkan kan denga dengan n nilai nilai barang barang dan dan jasa jasa yang yang haru haruss dibelinya; dibelinya; ketidakadilan ketidakadilan dalam pembayaran pembayaran jasa-jasa pekerja (upah yang rendah dan eskploitasi pekerja); dan, pengenaan pungutan yang memberatkan dan relatif memeras penduduk miskin. “The poorest of the poor . . . will remain . . . outside the reach of normal trade and communication. The combination of malnutrition, illiteracy, disease, high birth rates, underemployment and low income closes off the avenues of escape.” (Brandt Commission: 1980 p. 49)1) "Poverty is defined relative to the standards of living in a society at a specific time. People live in poverty when they are denied an income sufficient for their material needs and when these circumstances exclude them from taking part in activities which are an accepted part of daily life in that society."  (Scottish Poverty Information Unit: 2008).2)

Barker (1995) mengatakan bahwa tidak ada definisi pasti dan bersama tentang kemiskinan yang digunakan oleh semua negara. Kemiskinan dapat dikategorikan sebagai kerugian materi dalam sebuah perekonomian suatu negara. Secara umum, kemiskinan didefinisikan sebagai keadaan tempat tinggal yang buruk atau kekurangan uang, atau berarti hanya cukup untuk menyambung hidup (subsistence) (Barker: 1995). Menurut Bank Dunia, ukuran yang biasa digunakan untuk mengukur tingkat kemiskinan adalah berdasarkan tingkat tingkat pendapat pendapatan. an. Seseora Seseorang ng dapat dapat dikataka dikatakan n miskin miskin apabila apabila pendapat pendapatanny annyaa berada berada dibawah dibawah tingkat tingkat minimum untuk memenuhi kebutuhan dasar. Tingkat upah minimum ini yang biasa disebut dengan “garis kemiskinan”. Sedangkan ukuran kepuasan kebutuhan dasar berbeda-beda sesuai dengan waktu dan kondisi masyarakat. Sehingga, batas yang disebut garis kemiskinan juga berbeda-beda sesuai waktu dan tempat, dan setiap negara menggunakan batas yang disesuaikan dengan tingkat pembangunan, norma-norma sosial dan nilai. (World Bank Organisation) Terdapat tiga ukuran dasar untuk mendefinisikan kemiskinan: yang pertama adalah absolute poverty , yang kedua yakni relative poverty , dan yang ketiga yaitu   social exclusion. Kemiskinan absolut didefinisikan sebagai sebagai keadaan keadaan tidak tidak cukup cukup sumber sumber daya daya untuk untuk menjaga menjaga keberla keberlangsu ngsungan ngan hidup. hidup. Kemiski Kemiskinan nan relatif  relatif  mendefinisikan pendapatan atau sumber daya yang dimiliki dibandingkan dengan rata-rata pendapatan. Sedangkan   social adalah h uku ukuran ran baru baru yang yang diperk diperkena enalka lkan n peme pemeri rinta ntah h Scot Scotla landi ndiaa yakni yakni social exclusi exclusion on adala menggambarkan keadaan dimana ketika individu atau daerah menderita permasalahan yang saling terkait seperti pengangguran, kekurangan tenaga terampil, pendapatan yang rendah, tempat tinggal yang buruk, krimi kriminal nalit itas as yang yang cukup cukup tingg tinggi, i, keseh kesehata atan n yang yang buruk buruk dan dan ganggu gangguan an rumah rumah tangga tangga.. (The (The House House of  Commons Scottish Affairs Committee)

1) Brand Commission Commission adalah adalah sebuah komite internasional internasional yang mempelajari mempelajari isu-isu isu-isu pembangunan pembangunan dunia dari tahun tahun 1977-198 1977-1983. 3. Komite Komite ini bersifat bersifat indepen independent dent sehingg sehingga a tidak tidak terikat terikat kepent kepentingan ingan dari manapun manapun.. Didirikan oleh Kanselor Jerman Willy Brandt pada 28 September 1977.

2) Scottish Poverty Information Unit (2008) dalam British Broadcasting Company (BBC) Info “Definition of  Poverty” 13 Poverty”  13 Oktober 2009. www.bbc.co.uk 3) Teori Teori Radik Radikal al berke berkemba mbang ng di kalang kalangan an peme pemerin rintah tahan an sosial sosialisis-kom komun unis is diman dimana a pemeg pemegang ang keku kekuasa asaan an tertinggi adalah kepala negara.

2.2. Teori Kemiskinan

Menurut Menurut Teori Teori Radikal Radikal3), orang orang miskin miskin tetap tetap miskin miskin karena karena memang memang dipelih dipelihara ara untuk untuk miskin. miskin. Sistem ekonom ekonomii dan polit politik ik mema memaksa ksa merek merekaa berad beradaa dalam dalam kon kondi disi si miski miskin. n. Orang Orang menja menjadi di miski miskin n karena karena dieksploitasi. Negara-negara atau daerah-daerah menjadi miskin karena direncanakan dan dibuat miskin. Kemiskinan lalu dianggap hanya sebagai ketidakmampuan secara ekonomi dan karenanya sering penguasa hanya bagi-bagi duit dan barang (bantuan langsung tunai, pinjaman lunak, beras untuk orang miskin, operasi  pasar murah, dan sejenisnya), padahal kemiskinan adalah permasalahan yang sangat kompleks, tidak sebatas kurang makan dan kurang duit. Teori lingkaran setan kemiskinan (vicious circle of poverty ) Ragnar Nurkse (1953) mengajarkan bahwa adany adanyaa keter keterbel belaka akanga ngan, n, ketid ketidaks aksem empur purnaa naan n pasar pasar,, dan dan kurang kurangny nyaa modal modal meny menyeba ebabka bkan n renda rendahny hnyaa   produ produkti ktifi fita tas. s. Renda Rendahny hnyaa produk produkti tifi fitas tas menga mengakib kibat atkan kan renda rendahn hnya ya pendap pendapat atan an yang yang merek merekaa teri terima ma.. Rendahnya Rendahnya pendapatan pendapatan berimplikasi berimplikasi pada rendahnya rendahnya tabungan dan investasi. Rendahnya investasi berakibat   pada pada keterbel keterbelakan akangan, gan, dan seterusn seterusnya ya seperti seperti lingkar lingkaran an yang yang tidak tidak berujung berujung.. Fenomen Fenomenaa kemiski kemiskinan nan struktural struktural dan kultural semacam ini menggambarkan menggambarkan bagaimana penduduk miskin tetap menjadi miskin karena karena keadaan keadaan awal miskin, miskin, dan demikia demikian n terus terus berlaku berlaku secara secara terus-m terus-mener enerus. us. Penduduk Penduduk miskin miskin akan akan semakin terjerat dalam “kubangan kemiskinan” karena mereka mendapatkan pinjaman uang dari pelepas uang (lintah darat), mindring , atau perantara, yang menagih cicilan dan bunga tinggi.

Sumber: Achmadi (2007)

Gambar 2.1. Vicious Circle dari Sisi Penawaran Modal

Sumber: Achmadi (2007)

Gambar 2.2. Vicious Circle dari Sisi Permintaan Modal

Paul Rosenstein-Rodan (1943, 1957), Ragnar Nurkse (1953), and Gunnar Myrdal (1957) sangat terkenal dengan teorinya menentang model neo-klasik dalam perekonomian. Mereka beranggapan bahwa mekanisme  pasar tidak dapat menanggulangi berbagai masalah dalam perekonomian, misalnya koordinasi atau distribusi  pendapatan, sehingga menciptakan keterbelakangan ekonomi (underdevelopment ). Intervensi negara, baik  itu secara domestic maupun internasional, diperlukan untuk melakukan proses pembangunan. Dua argument yang secara jelas menggambarkan teorinya, yakni mengenai ‘vicious cycle of poverty ’ dan dan keuntu keuntunga ngan n investasi. investasi. Pertama, lingkaran belenggu kemiskinan hanya terjadi di negara berkembang (Nurkse: 1953, p.34). Keinginan sesorang untuk menabung merupakan bagian dari funsi pendapatan, pendapatan, apabila pendapatan pendapatan yang diterima sangat rendah maka tingkat tabungan juga rendah. Ketika seseorang tidak memiliki cukup tabungan dari pendapatan mereka, maka investasi dan pertumbuhan ekonomi akan terhambat. Pembangunan hanya dapat terjadi ketika pendanaan investasi datang dari luar negeri ke dalam perekonomian domestik. Kedua,  bahwa keuntungan keuntungan dari investasi tidak tinggal di negara penerima (recipients ) tetapi kembali ke negara asal sehingga tidak mampu menciptakan efek pengganda dalam perekonomian. Suatu investasi pada suatu sektor  tentu saja dipengaruhi oleh investasi di sektor lain, sehingga apabila suatu sektor tidak mampu berkembang berkembang maka akan menyebabkan sektor lain yang bersifat complementary tidak mampu berkembang pula. Menurut Menurut Teori Teori Konserva Konservatif  tif  4), kemisk kemiskina inan n tidak tidak berm bermula ula dari dari strukt struktur ur sosia sosial, l, mela melain inkan kan berasa berasall dari dari karakteristik orang-orang miskin itu sendiri (misalnya malas, boros, tidak merencanakan kehidupannya, fatal fatalis is dan dan pasra pasrah h pada pada keadaa keadaan). n). Pendu Penduduk duk miski miskin n memp mempuny unyai ai bud buday ayaa miski miskin n (culture culture of poverty poverty). “  Penyeba Penyebab b mereka mereka miskin, miskin, karena karena mereka mereka miskin. miskin. Penyebab Penyebab orang menjadi menjadi miskin miskin adalah adalah karena karena ia terjebak dalam perangkap kemiskinan (kemiskinan materil, kelemahan jasmani, isolasi, kerentanan, dan (Nazamuddi uddin: n: 2009). 2009). Kemiski Kemiskinan nan merupak merupakan an masalah masalah sosial sosial dan kultural kultural,, sehingg sehinggaa ketidakberdayaan) ” (Nazam   penanggulangan penanggulangan kemiskinan harus melibatkan melibatkan transformasi transformasi sosial dan kultural pula, termasuk perubahan nilai-nilai (misal etos kerja). Teori Liberal menyatakan menyatakan bahwa manusia sebenarnya sebenarnya adalah makhluk yang baik, tetapi sangat dipengaruhi dipengaruhi oleh lingkungan. Lingkungan penuh diskriminasi dan peluang yang sempit. Bila kondisi sosial ekonomi diperbai diperbaiki ki dengan dengan menghil menghilangka angkan n diskrim diskriminas inasii dan memberi memberikan kan peluang peluang yang yang sama, sama, maka maka budaya budaya kemiskinan akan segera ditinggalkan. 4)  Teori Konservatif diambil dari Nazamuddin, “Atas Nama Kemiskinan” , Kemiskinan” , adalah dosen FE Unsyiah, salah satu pendiri The Aceh Institute, dan Direktur Perencanaan BRR NAD-Nias.

2.3.  Poverty Gap Kemiskinan yang meluas merupakan tantangan besar terhadap upaya-upaya pembangunan. Kemiskinan merup merupaka akan n fakto faktorr pengha penghamb mbat at pemban pembangun gunan, an, karena karena dengan dengan adany adanyaa kemisk kemiskina inan n berar berarti ti terda terdapat pat ketergan ketergantung tungan. an. Keterga Ketergantun ntungan gan tersebut tersebut yang yang kemudia kemudian n menjadi menjadi beban beban pemeri pemerintah ntah melalui melalui alokasi alokasi anggaran pengentasan kemiskinan. Salah satu indikator umum yang dapat digunakan untuk mengukur  tingkat kemiskinan di suatu negara adalah tingkat kesenjangan kemiskinan  poverty ( gap ).

Total Poverty Gap dapat diukur dengan cara membandingkan pendapatan minimal atau garis kemiskinan dengan pendapatan yang diperoleh penduduk miskin. Total poverty gap menunjukkan nilai total pendapatan suatu negara yang dibutuhkan untuk meningkatkan pendapatan penduduk dibawah garis kemiskinan menjadi diatas garis kemiskinan.

…..………………………………………………………………………… (2.1)  Average Poverty Gap menggambarkan kesenjangan kemiskinan per kapita, dapat diukur dengan,

…………………………………………………………………………………….. (2.2) menunjukkan gambaran ukuran relatif  poverty gap dengan dengan garis garis kemiski kemiskinan nan  Normali  Normalized zed Poverty Poverty Gap menunjukkan absolute, nilainya antara 0 sampai 1. ……………………………………………………………………………………. (2.3) Keterangan:

TPG APG  NPG  NPG Yp Yi   H

= Total tal Po Poverty Ga Gap = Aver Averag agee Pov Pover erty ty Gap = Nor Norm maliz alized ed Pove Povert rtyy Gap Gap = Garis kemiskinan absolut (Rupiah) = Pendapatan penduduk i (Rupiah) = Jumlah Penduduk Miskin

Sumber: Todaro (2008)

Gambar 2.3. Mengukur Kesenjangan Kemiskinan 2.4. Studi Konvergensi Konvergensi Pertumbuhan

Studi kondisi makro ekonomi terhadap tingkat kemiskinan dapat dilihat dari konvergensi pertumbuhan ekonominya. ekonominya. Studi konvergensi pertumbuhan ekonomi menyatakan bahwa suatu wilayah/daerah/negara wilayah/daerah/negara tertinggal dapat mengejar ketertinggalannya apabila pertumbuhan ekonominya konvergen, jika tidak maka wilayah/daerah/negara tersebut tidak bisa mengejar ketertinggalannya. Adanya perbedaaan pendapatan per  kapita pada masing-masing daerah akan menimbulkan menimbulkan suatu permasalahan permasalahan yang menarik. menarik. Apakah ekonomi daerah miskin dapat tumbuh lebih cepat dari pada ekonomi daerah kaya. Apabila bisa, daerah miskin tersebut mempunyai kecenderungan untuk mengejar (catch-up ) ketertinggalan dari daerah kaya, atau bisa diartika diartikan n dengan dengan konverge konvergensi. nsi. Perekon Perekonomi omian an yang yang konverge konvergen n merupak merupakan an perekono perekonomia mian n daerah daerah miskin miskin dapat mengurangi gap pendapatan dengan wilayah atau daerah kaya tiap tahunnya. Dalam jangka panjang,   pertum pertumbuha buhan n ekonomi ekonomi yang konverge konvergen n dari dari suatu suatu daerah daerah akan mencapa mencapaii pertum pertumbuha buhan n ekonomi ekonomi yang yang mantap atau steady state (Barro dan Sala-i-Martin, 1995). Hasil studi konvergensi pertumbuhan ekonomi di tingkat negara dan provinsi di Indonesia. Wulan Sari (2006) telah melakukan studi konvergensi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hasil studi menyatakan  bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka panjang menunjukkan konvergensi. Artinya bahwa wilayah-wilayah yang tertinggal di Indonesia akan dapat mengejar ketertinggalannya. Sebaliknya, studi konvergensi di Jawa Timur mennujukkan hasil yang berbeda (Wulan Sari, 2007). Artinya bahwa wilayahwilayah miskin yang ada di Jawa Timur tidak bisa mengejar ketertinggalannya dengan wilayah-wilayah

kaya. Untuk itu, dengan melihat tingkat konvergensi di masing-masing provinsi bisa menentukan provinsi mana yang harus mendapat prioritas dalam mengejar ketertinggalannya. Sela Selain in dengan dengan meli melihat hat kon konver vergen gensi si pertum pertumbuh buhan an ekono ekonomi mi,, studi studi ekono ekonomi mi makro makro terha terhadap dap tingk tingkat at kemiskinan kemiskinan dapat dilihat melalui hubungan ketimpangan ketimpangan pendapatan pendapatan dengan pertumbuhan ekonomi. Seperti  pendapat Ravallion dan Chen (2003) dalam Heshmati (2004), keuntungan potensial pertumbuhan ekonomi di negara negara miski miskin n terny ternyat ataa diim diimba bangi ngi denga dengan n kebij kebijaka akan n redist redistri ribus busii yang yang tida tidak k seimb seimbang ang dan juga juga   peningk peningkata atan n ketimp ketimpanga angan n yang mengiri mengiringi ngi pertumbu pertumbuhan han ekonomi ekonomi.. Ravalli Ravallion on dan Datt Datt (2000) (2000) dalam dalam Heshmati (2004) juga bependapat meski peningkatan ketimpangan yang terjadi pada sistem ekonomi liberal dan pasar ekonomi terbuka meningkatkan pendapatan masyarakat dan secara proporsional dapat mengurangi kemiskinan, penduduk miskin di negara sedang berkembang selalu masuk dalam daftar paling bawah distribusi pendapatan. Selain itu, hubungan antara pertumbuhan ekonomi, ketimpangan dan pengaruhnya terhadap kemiskinan juga dilakukan. dilakukan. Adams (2002) dengan data dari World Bank Report 2000/01 dengan objek 55 negara . Hasilnya Hasilnya menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi mengurangi kemiskinan. Saat distribusi pendapatan relatif stabil sepanja sepanjang ng tahun, tahun, maka pertumbu pertumbuhan han ekonomi ekonomi yang mengind mengindikas ikasika ikan n kenaikan kenaikan pendapat pendapatan, an, memili memiliki ki  pengaruh umum untuk meningkatkan pendapatan seluruh penduduk termasuk penduduk miskin. Dalam  penelitian tesebut penduduk miskin di negara sedang berkembang yang didefinisikan memiliki pendapatan minimal $1 per harinya, cenderung dikelompokkan di atas garis kemiskinan. Penduduk miskin memilki kemampuan untuk meningkatkan pendapatannya dengan bekerja pada sektor-sektor padat karya, sehingga mereka dapat keluar dari kemiskinan mereka. Beberapa studi kemiskinan yang sudah dilakukan menyatakan bahwa banyak program-program pengentasan kemiskinan kurang efektif. Menurut Suyanto dkk (2008), upaya penanggulangan kemiskinan yang dilakukan hingga kini masih belum membuahkan hasil yang memuaskan. Masih banyak penduduk Indonesia baik di desa maupun di kota yang hidup dibelit kemiskinan. Di sisi lain, tak bisa diingkari, fakta bahwa kendati  jumlah orang miskin menurun, namun kesenjangan dalam banyak hal justru semakin lebar. Di samping itu, faktor lain yang menyebabkan berbagai program pengentasan kemiskinan menjadi kurang efektif tampaknya adalah berkaitan dengan kurangnya dibangun ruang gerak yang memadai bagi masyarakat miskin itu sendiri untuk memberdayakan dirinya. Acap terjadi, kegiatan pembangunan yang bertujuan untuk  mensejahterakan penduduk miskin justru terjebak menjadi program yang melahirkan ketergantungan baru, dan bahkan mematikan potensi swakarsa lokal. Selama ini pendekatan pemerintah dalam mengatasi kemiskinan —baik di tingkat nasional, regional maupun lokal lokal— — umum umumny nyaa adala adalah h denga dengan n mener menerapk apkan an pende pendekat katan an ekonom ekonomii semat semata, a, yang yang serin seringka gkali li kuran kurang g mengabaikan mengabaikan peran kebudayaan kebudayaan dan konteks lokal masyaraka masyarakat. t. Kendati secara secara harafiah nama nama berbagai   program program pengenta pengentasan san kemiski kemiskinan nan berbedab berbedabeda, eda, tetapi tetapi substans substansiny inyaa sesunggu sesungguhnya hnya hampir hampir sama, sama, yakni yakni memberi memberikan kan aliran aliran modal modal kepada kepada masyarak masyarakat at miskin miskin dan meminta meminta mereka mereka bekerja bekerja lebih lebih keras keras untuk  untuk  memberdayakan dirinya sendiri. Memang, untuk jangka pendek pemberian bantuan ekonomi itu bermanfaat. Tetapi, Tetapi, untuk jangka panjang sesungguhnya sesungguhnya pemberian bantuan ekonomi itu tidak akan bisa menyelesaikan menyelesaikan masalah kemiskinan secara tuntas. Banyak bukti memperlihatkan bahwa pemberian bantuan ekonomi saja ternyata ternyata justru melahirkan problem-problem problem-problem baru yang tidak kalah ruwetnya. Bahkan, tidak mustahil terjadi diperolehnya bantuan modal pinjaman kredit justru merupakan titik awal dari macam-macam masalah lain dan kehancuran usaha masyarakat miskin. Implementasi program penanggulangan di lapangan ternyata tidak selalu seperti yang diharapkan. Bahkan, dalam dalam beberapa beberapa hal, pelaksan pelaksanaan aan program program penanggu penanggulan langan gan kemiski kemiskinan nan yang yang semula semula diharapk diharapkan an dapat dapat memberdayakan memberdayakan penduduk miskin, ternyata ternyata dalam kenyataan justru melahirkan bentuk ketergantungan ketergantungan baru dan berbagai berbagai penyimp penyimpanga angan n yang yang menyeb menyebabka abkan n pada akhirnya akhirnya pelaksan pelaksanaan aan program program penanggu penanggulang langan an kemiskinan menjadi tidak efektif. Studi lain tentang pengentasan kemsikinan di Indonesia juga dilakukan oleh World Bank (2007). Dalam laporannya, World Bank menyatakan bahwa ada tiga perubahan sedang berlangsung di Indonesia yang   berpo berpote tensi nsi memb membant antu u masy masyar araka akatt miski miskin. n. World World Bank Bank meny menyar arank ankan an kebij kebijaka akan n yang yang bisa bisa memb membuat uat   perubahan-perubahan tersebut dapat efektif mengurangi kemiskinan. Adapun perubahan tersebut adalah   pertama, seiring dengan pertumbuhan, perekonomian Indonesia sedang berubah dari perekonomian yang mengandalkan sektor pertanian menjadi perekonomian yang akan lebih banyak mengandalkan sektor jasa dan industri. Kedua, seiring menguatnya demokrasi, pemerintah sedang berubah dari penyedia sebagian

 besar layanan oleh pusat menjadi pemerintah yang akan lebih banyak mengandalkan pemerintah daerah. Ketiga, Ketiga, seiring seiring dengan dengan integra integrasi si Indonesi Indonesiaa kedalam kedalam dunia dunia interna internasion sional, al, sistem sistem perlindu perlindungan ngan sosialny sosialnyaa sedang dimodernisir sehingga secara sosial Indonesia menjadi setara dan kompetitif di bidang ekonomi. Berbagai tindakan diperlukan di beberapa bidang untuk menangani empat butir penting dalam pengentasan kemiskinan di Indonesia yaitu (i) mengurangi kemiskinan dari segi pendapatan melalui pertumbuhan, (ii) memperkuat kemampuan sumber daya manusia, dan (iii) mengurangi tingkat kerentanan dan risiko di antara rumah tangga miskin, dan juga (iv) memperkuat memperkuat kerangka kelembagaan untuk melakukannya dan membuat kebijakan publik lebih memihak masyarakat miskin. Strategi Dobrakan Besar ( Big Push Strategy )

Penanggu Penanggulan langan gan kemiski kemiskinan nan merupak merupakan an kebijaka kebijakan n yang yang harus harus konsiste konsisten n dilakuka dilakukan n oleh pemerint pemerintah. ah. Penanggulangan kemiskinan sebagai bentuk kebijakan pembangunan merupakan tanggung jawab semua elemen bangsa. Hal ini disadari oleh kenyataan bahwa kemampuan pemerintah dalam mendanai pelaksanaan kebijaka kebijakan n penanggu penanggulang langan an kemiski kemiskinan nan sangat sangat terbata terbatas. s. Oleh Oleh karena karena itu diperluk diperlukan an pemaham pemahaman an tentang tentang  peran strategis yang harus dilakukan oleh pemerintah. Peran strategis yang dilaksanakan pemerintah harus dilakukan dalam batas-batas dimana kebijakan pemerintah yang sedang dan yang akan dijalankan benar benar dapat bermanfaat secara luas bagi penduduk miskin dan lebih khusus lagi manfaatnya bagi masyarakat dan keluarga miskin. Jeffrey Sachs’s (2005) mengatakan bahwa untuk mengakhiri kemiskinan pada suatu waktu dapat diketahui dari  poverty trap models dan resep kebijakan yang tepat sasaran. Peningkatan bantuan luar negeri sangat diperlukan untuk mengurangi tingkat kemiskinan yang ekstrem (pendapatan dibawah US$ 1 per hari). Dia   juga juga berangga beranggapan pan bahwa bahwa ketika ketika kemiski kemiskinan nan sudah sudah mencapa mencapaii tingkat tingkat ekstrem ekstrem,, penduduk penduduk miskin miskin tidak  tidak  memiliki memiliki kemampuan –oleh dirinya sendiri- untuk keluar dari kekacauan tersebut. “When people are poor, but not entirely destitute, they may be able to save. When they are utterly destitute, they need their entire income, or more, just to survive.” (Sachs: 2005, p.56). Badan Pusat Statistik (BPS) masih sering menerbitkan angka-angka kemiskian berdasarkan pendekatan kemiskinan absolut, lebih kurang mengacu pada definisi kemiskinan oleh Prof. Sayogyo (1977). Kemiskinan absolut absolut diukur diukur dengan dengan menghitu menghitung ng jumlah jumlah penduduk penduduk yang yang memili memiliki ki pendapat pendapatan an perkapit perkapitaa yang yang tidak  tidak  mencukupi untuk mengkonsumsi barang dan jasa yang nilainya ekuivalen dengan 20 kg beras per kapita per    bulan untuk perdesaan dan 30 kg untuk perkotaan, tidak lain adalah ketidakcukupan kebutuhan dasar. Standar kecukupan pangan dihitung setara 2100 kilo kalori per kapita per hari ditambah dengan kebutuhan minimum bukan makanan. Komponen kebutuhan nonmakanan menurut Nazamuddin (2009) antara lain kebutuhan perumahan (sewa rumah, pemeliharaan rumah,bahan bakar, penerangan, air, fasilitas jamban, perlengkapan mandi), kebutuhan sandang (pakaian dan alas kaki), kebutuhan pendidikan (iuran SPP, buku pelajaran, alat tulis), kebutuhan kesehat kesehatan an (berobat (berobat sendiri sendiri,, berobat berobat ke Puskesma Puskesmas, s, berobat berobat ke dokter/m dokter/mantr antrii kesehata kesehatan), n), kebutuha kebutuhan n transportasi (ongkos angkutan), dan kebutuhan dasar nonmakanan lainnya (rekreasi, kasur, bantal, sapu,  pisau, kompor, periuk, PBB,dll.). Garis kemiskinan ( Poverty memenuhi  Poverty Line ), yakni standar minimum yang diperlukan oleh seseorang untuk memenuhi kebutuhan standarnya, atau nilai pengeluaran untuk kebutuhan makan dan bukan makanan per kapita per   bulan. Oleh karena itu, persentase penduduk miskin yang hidup di bawah garis kemiskinan menjadi patokan keberhasilan sebuah kebijakan penganggulangan kemiskinan. Angka kemiskinan dalam bentuk persentase   bernila bernilaii semu (Nazam (Nazamuddi uddin: n: 2009). 2009). Jumlah Jumlah penduduk penduduk miskin miskin dapat dapat bertamb bertambah ah seketika seketika bila terjadi terjadi kemerosotan kemerosotan ekonomi dan naiknya harga-harga. harga-harga. Dan dapat berkurang berkurang seketika bila sedikit saja ekonomi membaik. Yang harus menjadi tolok ukur seharusnya yakni standar kehidupan nyata penduduk miskin. Program pemerintah yang bersifat segera, ibarat obat penghilang rasa nyeri  pain ), tapi tidak dapat  (pain killer ), menyembuhkan secara permanen. Sehingga diperlukan suatu dobrakan besar (big push). atau pertum pertumbuh buhan an denga dengan n keme kemera rataa taan n sangat sangat diperl diperluka ukan n untuk untuk mengu menguran rangi gi Grow Growth th with with equi equity ty atau ketim ketimpan pangan gan.. Pert Pertum umbuh buhan an ekonom ekonomii yang yang tingg tinggii diper diperluk lukan an untuk untuk menga mengata tasi si kemisk kemiskin inan, an, yakni yakni   pertum pertumbuha buhan n yang yang bukan bukan mengunt menguntungk ungkan an pihak pihak kapitali kapitalis, s, melaink melainkan an pertumbu pertumbuhan han yang memberi memberikan kan lapangan kerja dan kesempatan usaha bagi penduduk miskin. Penanggulangan kemiskinan harus dimulai dari akar masalah masalah penyebab penyebab kemiski kemiskinan. nan. Sebagai Sebagai contoh, contoh, orang orang miskin miskin yang yang sekarang sekarang mungkin mungkin sudah sudah  berusia lanjut barangkali tidak mungkin lagi diberdayakan atau orang yang cacat dan rentan mungkin sulit

diberday diberdayakan akan maksim maksimal. al. Tetapi Tetapi hal yang yang penting penting dan sangat sangat diperluk diperlukan an yakni yakni siklus siklus kemiski kemiskinan nan harus harus diputus. Oleh karena itu diperlukan pertumbuhan yang cukup tinggi untuk menciptakan kesempatan kerja yang besar. Kesempatan Kesempatan yang sangat luas untuk bekerja dan meningkatkan produktivitas. Menurut Nazamuddin Nazamuddin (2009) langkah yang harus ditempuh pemerintah untuk mengurangi kemsikinan diantaranya yaitu: Pertama, yang utama adalah memberikan pengakuan kepada rumah tangga miskin atas hak. Pada hakekatnya, merubah aset mati atau menganggur menjadi modal yang hidup (turn dead assets into living capital ) dan dengan demikian dapat menjadi peluang kepada rumah tangga miskin untuk meningkatkan produktifitasnya. produktifitasnya. Kedua, ciptakan  peluang-peluang usaha bisnis. Ketiga, menciptakan peluang lebih baik untuk generasi kedua dari keluarga miskin. seperti Beasiswa, biaya kesehatan (imunisasi, vaksinasi, dll.). Keempat, infrastruktur, infrastruktur, baik dalam skala besar maupun skala kecil. Pembangunan infrastruktur skala besar akan mengundang investor besar dan secara langsung menciptakan lapangan kerja yang memberi pendapatan. Infrastruktur dalam skala kecil di  perdesaan  perdesaan akan menghubungkan desa-desa dan desa dengan pusat-pusat bisnis. Infrastruktur Infrastruktur fasilitas umum dan sosial juga menjadi asset sosial yang melayani semua penduduk, termasuk keluarga miskin. 2.5.

Teori Pertumbuhan dan Pembangunan

2.5.1. 2.5.1. Teori Teori Pert Pertumb umbuha uhan n Ekono Ekonomi mi 2.5.1.1 Teori Pertumbuhan Linier Rostow (Stages of Growth Models)

Dala Dalam m pemb pemban angu guna nan n ekon ekonom omii di suat suatu u nega negara ra terd terdap apat at taha tahapp-ta taha hap p pemb pemban angu guna nan n yang yang dila dilalu lui. i. Pembangunan Pembangunan ekonomi suatu negara tidak langsung dihadapkan pada modernisasi modernisasi ekonomi secara langsung atau kemajuan ekonomi yang pesat secara tiba-tiba. Pembangunan ekonomi suatu negara pasti mengikuti tahap-tahap pembangunan yang runtut. Pembangunan Pembangunan pertumbuhan ekonomi menurut Rostow terjadi secara bertahap dan terjadi secara linier, yang artinya suatu proses pertumbuhan tersebut akan terjadi secara berurutan dan tidak rancu. Rostow dalam mengemukak ukakan an bahwa bahwa dalam dalam proses proses pembang pembangunan unannya, nya, suatu suatu   stages- of growth- models of development , mengem negara akan melalui beberapa tahapan yang utama sebagai berikut: 1. Tahapan tradisional, tradisional, dengan pendapatan per kapita yang rendah dan kegiatan ekonomi yang stagnan; hal ini dikarena dikarenakan kan sektor sektor perekono perekonomia mian n didomin didominasi asi oleh pertania pertanian n dengan dengan cara tradisio tradisional nal sehingga sehingga  produktifitasnya sangat rendah. 2. Tahapan transisional, transisional, di mana tahap prakondisi bagi pertumbuhan dipersiapkan; dipersiapkan; pada tahap ini investasi mulai meningkat dan perekonomian tumbuh secara dinamis dimana sektor industri sudah mulai muncul untuk mendorong perekonomian. 3. Tahapa Tahapan n lepas lepas landas landas (ini merupakan merupakan permulaa permulaan n bagi adanya proses proses pertumbu pertumbuhan han ekonomi ekonomi secara secara   berkesinambunga berkesinambungan); n); pertumbuhan pertumbuhan ekonomi mulai tumbuh secara dinamis dinamis dan berkelanjutan, dimana terdapat leading industry dalam perekonomian. 4. Tahapan Tahapan awal awal menuju menuju ke kemata kematangan ngan ekonomi; ekonomi; ditunjuk ditunjukkan kan dengan dengan nilai nilai investas investasii yang yang besar besar dalam dalam  pembentukan PDB, dan kenyamanan hidup serta transformasi social menjadi lebih baik, serta 5. Tahap Tahapan an produksi produksi dan konsumsi konsumsi massal massal yang yang bersifat bersifat industri industri (inilah (inilah tahapan tahapan pembang pembangunan unan atau dimana na kehid kehidupa upan n masya masyara rakat kat diber diberii penaw penawara aran n pada pada banya banyak k pilih pilihan an untuk  untuk  developm development ent stage stage), dima dikonsumsi. Tahapan teori pertumbuhan pembangunan Rostow dapat digambarkan melalui grafik 2.1 berikut ini:

Sumber: Potter, Bins, Eliott & Smiith (1999)

Gambar 2.3. Teori Pertumbuhan Rostow Tabel 2.1. Teori Pembangunan Industri Rostow

Sumber: Teacherweb (2008)

Berdasa Berdasarkan rkan Tabel Tabel 2.1 tersebut tersebut,, dapat dapat dilihat dilihat tahapantahapan-taha tahapan pan yang yang dilalui dilalui suatu suatu negara negara dalam dalam proses proses  pembangunan sektor industri. Tabel tersebut menunjukkan arah pembangunan sektor industri dimulai dari tahap pertama yakni traditional society , tahap kedua  precondition for take off , kemudian tahap ketiga take off , dan keempat drive to maturity , terakhir  mass consumption consumption, kemudian dari tahapan tersebut digolongkan  berdasarkan  berdasarkan karakteristik karakteristik bidang pembangunan, pembangunan, yakni ekonomi, kemasyarakatan, kemasyarakatan, kekuatan politik dan nilai yang ditanamkan. 2.5.1.2 Teori Pertumbuhan Pertumbuhan Harrod-Domar Harrod-Domar

Teori pertumbuhan Harrod-Domar mengembangkan analisis Keynes dengan memasukkan masalah-masalah ekonomi jangka panjang, serta berusaha menunjukkan syarat yang dibutuhkan agar perekonomian bisa tumbuh dan berkembang dengan mantap (steady growth) . Pembangunan ekonomi menurut Harrod-Domar terjadi karena adanya tabungan baik oleh   private sector  maupun government sector  pada perekonomian. Model Harrod-Domar Harrod-Domar menggambarkan menggambarkan sebuah persamaan yang menunjukkan hubungan fungsional secara ekonomis antara berbagai variabel pokok ekonomi. Model ini menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan GDP (g) secara langsung tergantung pada tingkat tabungan nasional  (s) dan sebaliknya akan menentukan rasio modal-output  (v), sehingga persamaannya adalah

 g = s / v ………………………………………………………………………………….………………. (2.4)

Harrod-Domar menjelaskan bagaimana aggregate supply meningkat. Investasi mempunyai dua dampak  utama, yakni pada sisi aggregate demand , dimana sektor industri berkembang cepat dan pada sisi aggregate  supply, dimana tingkat investasi yang meningkat mendorong peningkatan stok modal dan memungkinkan industri memproduksi lebih banyak pada periode berikutnya. Pada fungsi produksi dapat dilihat besar capital yang diperlukan untuk membentuk output, dimana: Y = a . K  ………………………………………………………………………………………………….. (2.5)

dimana, a adalah produktifitas modal: DY/DK , dan nilainya konstan Sekarang kita dapat menentukan bagaimana perubahan modal mempengaruhi perubahan pendapatan.  DY = a . DK ……………………………………………………………………………………………… (2.6)

Perubahan modal dipengaruhi oleh industri dan investasi pemerintah,  DK = I a ………………………………………………………………………………………………….. (2.7)

Sekarang Sekarang kita mengasu mengasumsi msikan kan bahwa bahwa tidak tidak akan terjadi terjadi modal modal keluar, keluar, dengan dengan kata lain tidak tidak terjadi terjadi depresiasi mata uang domestik. Kembali pada kondisi ekuilibrium (S=I), kita membuat model baru untuk  kasus pada jangka panjang.  s . Y = I a = DK, tapi kita ketahui bahwa DK = DY / a ………………………………………………….. (2.8)  s . Y = DY/a ………………………………………………………………………………………………. (2.9)  s . a = DY/Y  …………………………………………………………………………………………...… (2.10)

dimana DY/Y = g , menunjukkan tingkat pertumbuhan GNP sehingga,  g = s . a …………………………………………………………..……………………………………....(2.11)

apabila terjadi depresiasi mata uang, maka,  g = s . a – d  ……………………………………………………..……………………………………… (2.12)

karena K = v . Y , dan v = 1/a, maka,  g = s/v dan apabila memasukkan depresiasi mata uang maka,  g = s/v – d  ………………………………………………………………………………………………. (2.13) SDepreciation v Capital/Output = K/Y or Rate GDP Saving Rate Y/K  g a =or Ratio Productivity

ISCapital d D

C

In

Sumber : Carlos A. Benito (2008)

Gambar 2.4. Model Pertumbuhan Harrod-Domar

Gambar diatas menjelaskan mengenai siklus pertumbuhan ekonomi suatu negara, dimana Harrod-Domar  menekankan pada produktifitas dan tingkat tabungan suatu negara sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi melalui pembentukan pembentukan investasi. investasi. Harrod-Domar juga memasukkan memasukkan depresiasi sebagai salah satu faktor yang turut mempengaruhi pembentukan kapital dalam perekonomian. Hal tersebut diperjelas pada gambar 2.3  berikut ini. Sumber : Carlos A. Benito (2008)

Gambar 2.5. Faktor-faktor yang menjelaskan Teori Pertumbuhan Harrod-Domar 2.5.2. Teori Struktural Struktural

Teori Modernisasi –yakni teori yang mengatakan bahwa kemiskinan suatu negara berpangkal pada persoalan internal negara bersangkutan, sehingga solusinya adalah memodernkan negara tersebut– menjadi pilihan utama untuk menjelaskan dan menyelenggaraka menyelenggarakan n pembangunan pembangunan negara. Sebagian besar kaum terdidik yang  berperan dalam wacana pembangunan di Indonesia adalah para lulusan Barat yang berkiblat pada paradigma modernisasi. Menurut Menurut Arief Arief (2009), (2009), upaya upaya pemberan pemberantasa tasan n kemiski kemiskinan nan dan pembang pembangunan unan negara negara di Negara Negara Sedang Sedang Berkem Berkembang bang tidak tidak akan berhasil berhasil jika jika struktur struktur hubungan hubungan antara antara negara-n negara-negar egaraa maju maju dan negara-ne negara-negara gara miskin tidak diubah. Karena struktur hubungan antara negara maju dan negara sedang berkembang berkembang tidak  sejajar. sejajar. Hal tersebu tersebutt ditunju ditunjukkan kkan melalui melalui karakter karakteristi istik k negara-n negara-negar egaraa maju maju yang cenderun cenderung g bersifa bersifatt hegemonik dan eksploitatif terhadap mitra-mitranya yang lebih lemah. Teor Teorii Struk Struktur tural al merup merupaka akan n dasar dasar dari dari Teori Teori Depen Dependen densi si pemban pembangun gunan an ekono ekonomi mi di negar negaraa sedang sedang   berkembang. berkembang. Kemiskinan yg terdapat di negara-negara negara-negara dunia ketiga yang mengkhususkan pada produksi  pertanian adalah akibat dari struktur perekonomian dunia yg eksploitatif sehingga surplus yang dihasilkan  perekonomian negara sedang berkembang beralih ke negara industri maju. Teor Teorii Struk Struktur tural al berpen berpendap dapat at bahwa bahwa kemi kemiski skinan nan yang yang terja terjadi di di negara negara sedang sedang berke berkemb mbang ang,, yang yang mengkhusukan mengkhusukan diri pada produksi pertanian pertanian adalah akibat dari struktur pertanian, adalah akibat dari struktur   perekonomian  perekonomian dunia yang eksploitatif dimana yang kuat mengeksploitasi mengeksploitasi yang lemah. Teori ini berpangkal berpangkal  pada filsafat materialisme yang dikembangkan Karl Marx. Salah satu kelompok teori yang tergolong teori struktural ini adalah teori ketergantungan yang lahir dari 2 induk pemikiran, yakni seorang ahli pemikiran liberal Raul Prebiesch dan teori-teori Marx tentang imperialisme dan kolonialisme serta seorang pemikir  marxis yang merevisi pandangan marxis tentang cara produksi Asia yaitu, Paul Baran. Raul Prebisch Prebisch5) (1978) mengatakan bahwa langkah yang harus dilakukan oleh negara sedang berkembang yakni dengan melakukan industri substitusi import. Menurutnya negara-negara terbelakang harus melakukan indust industria riali lisas sasii yang yang dimula dimulaii dari dari indust industri ri substi substitu tusi si impor impor.. Perde Perdebat batan an tenta tentang ng imper imperia iali lism smee dan kolonialisme. Hal ini muncul untuk menjawab pertanyaan tentang alasan bangsa-bangsa Eropa melakukan ekspansi dan menguasai negara-negara lain secara politisi dan ekonomis. Ada tiga teori: a.Te a.Teor orii God God

: adany adanyaa misi misi meny menyeba ebarka rkan n agam agama. a.

 b.Teori  b.Teori Glory Glory : kehausan kehausan akan akan kekuasaan kekuasaan dan kebesaran. kebesaran.

c.Teori Gospel: motivasi demi keuntungan ekonomi. Paul Baran (1967) (1967) mengata mengatakan kan bahwa bahwa tidak tidak akan akan tercapa tercapaii kemajua kemajuan n pembang pembangunan unan di negara negara sedang sedang  berkem  berkembang bang karena karena sentuhan sentuhan yang yang memati mematikan kan dan kretinis kretinisme me dari negara-n negara-negar egaraa maju. maju. Perkemb Perkembanga angan n kapitalisme kapitalisme di negara-negara negara-negara pinggiran (negara sedang berkembang) berkembang) berbeda dengan kapitalisme kapitalisme di negaranegara negara pusat pusat (negara (negara maju). maju). Di negara negara sedang sedang berkemb berkembang ang sistem sistem kapitali kapitalisme sme seperti seperti terkena terkena penyakit penyakit kretinisme yang membuat pembangunan di negara tersebut tidak akan berkembang atau tetap kerdil. 5) Raul Prebisch Prebisch adalah adalah Direktur Direktur Economic Economic Commision Commision for Latin Latin America America (ECLA), (ECLA), pemikiran pemikirannya nya cenderu cenderung ng condong pada mahzab liberal. Dia membagi negara-negara di dunia menjadi dua kelompok yaitu pusat (core) yakni negara maju dan pinggiran (periphery) yakni negara sedang berkembang.

2.5.3. Teori Dependensi

Teori Teori Dependen Dependensi si berendap berendapat at bahwa bahwa pembang pembangunan unan yang yang terjadi terjadi di negara negara sedang sedang berkemb berkembang ang sangat sangat terga tergantu ntung ng dari dari pemba pembangu nguna nan n di negara negara maju. maju. Andre Andre Gunde Gunderr Fran Frank k (1967) (1967) dalam dalam Nugroh Nugroho o (2006) (2006)   bera berangg nggap apan an bahwa bahwa pemban pembangun gunan an yang yang terj terjadi adi di negara negara sedan sedang g berkem berkemban bang g tidak tidak akan akan mamp mampu u memakmurkan masyarakat di negara tersebut. Karena dengan istilahnya “pembangunan keterbelakangan”,   pembang pembangunan unan di negara negara sedang sedang berkemb berkembang ang hanya hanya terjadi terjadi antara antara kaum kapitalis kapitalis negara negara maju maju dengan dengan  pemerintah karena tujuan politik. Menurutnya keterbelakangan hanya dapat diatasi dengan revolusi, yakni revolusi yang melahirkan sistem sosialis. Sedangka Sedangkan n menurut menurut Theoton Theotonio io De Santos Santos (1960) (1960) dalam dalam Nugroho Nugroho (2006) (2006) membant membantah ah pernyat pernyataan aan yang diungkapkan oleh AG Frank. Menurutnya ada 3 bentuk ketergantungan, yakni : a. Ketergantungan Ketergantungan Kolonial: Kolonial: hubungan antar penjajah penjajah dan penduduk setempat setempat bersifat bersifat eksploitatif. eksploitatif.  b. Ketergantungan Ketergantungan Finansial-Industr Finansial-Industri: i: pengendalian pengendalian dilakukan melalui kekuasaan kekuasaan ekonomi dalam bentuk  kekuasaan financial-industri. c. Keter Ketergan gantun tungan gan Tekno Teknolog logisis-Ind Indust ustri rial al:: pengu penguasa asaan an terha terhadap dap surpl surplus us indust industri ri dilak dilakuka ukan n mela melalu luii monopoli teknologi industri. Ada 6 inti pembahasan teori ketergantungan: 1. Pendekatan keseluruhan melalui pendekatan kasus. Gejala ketergantungan dianalisis dengan pendekatan keseluruhan yang memberi tekanan pada sisitem dunia. Ketergantungan adalah akibat proses kapitalisme global, dimana negara pinggiran hanya sebagai  pelengkap. Keseluruhan dinamika dan mekanisme kapitalis dunia menjadi perhatian pendekatan ini. 2. Pakar eksternal melawan internal. Para pengikut teori ketergantungan tidak sependapat dalam penekanan terhadap dua faktor ini, ada yang  beranggapan bahwa faktor eksternal lebih ditekankan, seperti Frank Des Santos. Sebaliknya ada yang menekan factor internal yang mempengaruhi/ menyebabkan ketergantungan, seperti Cordosa dan Faletto. 3. Analisis ekonomi melawan analisi sosiopolitik  Raul Plebiech memulainya dengan memakai analisis analisis ekonomi dan penyelesaian penyelesaian yang ditawarkanya ditawarkanya juga   bersifat ekonomi. AG Frank seorang ekonom, dalam analisisnya memakai disiplin ilmu sosial lainya, terutama terutama sosiologi dan politik. Dengan demikian demikian teori ketergantungan ketergantungan dimulai sebagai masalah ekonomi kemudian kemudian berkembang berkembang menjadi analisis sosial politik dimana analisis ekonomi hanya merupakan bagian dan pendekatan yang multi dan interdisipliner interdisipliner analisis sosiopolitik menekankan analisa kelas, kelompok  sosial dan peran pemerintah di negara pinggiran. 4. Kontradiksi sektoral/regional melawan kontradiksi kelas. Salah satu kelompok penganut ketergantungan sangat menekankan analisis tentang hubungan negaranegara pusat dengan pinggiran ini merupakan analisis yang memakai kontradiksi regional. Tokohnya adalah AG Frank. Sedangkan kelompok lainya menekankan analisis klas, seperti Cardoso. 5. Keterbelakangan melawan pembangunan. Teori Teori ketergan ketergantung tungan an sering sering disamak disamakan an dengan dengan teori teori tentang tentang keterbel keterbelakan akangan gan dunia dunia ketiga. ketiga. Seperti Seperti dinyatakan oleh Frank. Para pemikir teori ketergantungan yang lain seperti Dos Santos, Cardoso, Evans menyatakan bahwa ketergantungan dan pembangunan bisa berjalan seiring. Yang perlu dijelaskan adalah sebab, sifat dan keterbatasan dari pembangunan yang terjadi dalam konteks ketergantungan. 6. Voluntarisme melawan determinisme

Penganut marxis klasik melihat perkembangan sejarah sebagai suatu yang deterministic. Masyarakat akan  berkembang sesuai tahapan dari feodalisme ke kapitalisme dan akan kepada sosialisme. Penganut Neo Marxis seperti Frank kemudian kemudian mengubahnya mengubahnya melalui teori ketergantungan. ketergantungan. Menurutnya Menurutnya kapitalisme kapitalisme negara-negara pusat berbeda dengan kapitalisme negara pinggiran. Kapitalisme negara pinggiran adalah keterbelakangan keterbelakangan karena itu perlu di ubah menjadi negara sosialis melalui sebuah revolusi. Dalam hal ini Frank adalah penganut teori voluntaristik.

Referensi :

Achmadi. 2006.  Pengerahan Modal Untuk Pembangunan. Ekonomi Pembangunan Universitas Airlangga: Surabaya. Achmadi. Achmadi. 2006.  Povert Ekonomi Pembang Pembangunan unan Universi Universitas tas Airlang Airlangga: ga:  Poverty, y, Inequali Inequality ty And Developm Development  ent . Ekonomi Surabaya. Baran, Paul A. 1967. The Political Economy of Growth (4th prtg. 1967) . Bloom dan Canning. 2001. The Health and Poverty of Nations: From Theory to Practice . School of Public Health, Harvard University: Boston and Dept. of Economics, Queens University: Belfast. Budiman, Arief. 2000. Teori Pembangunan Dunia Ketiga . Gramedia: Jakarta. Chen, Shaohua dan Martin Ravallion. 2007. How Have the World's Poorest Fared Since the Early 1980s? Kerbo, Harold. 2006. Social Stratification and Inequality: Class Conflict in Historical, Comparative, and  Global Perspective , 6th edition New York: McGraw-Hill. Mayer, Susan. 2009. Breaking the Cycle of Poverty. Chicago Chronicle 16 (1997). University of Chicago. 4 March. http://chronicle.uchicago.edu/970417/mayer.shtml. Moore, Wilbert. 1974. Social Change. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hill.  Nazamuddin. 2009. Atas Nama Kemiskinan. FE-Universitas Syiah-Kuala: Aceh.  Nugroho, Rino A. 2006. Teori Dependensi: Awal, Inti, Perkembangan dan Kritik .   Nurske, Nurske, Ragnar Ragnar .1952. .1952.   Problems Oxford : Basil Basil Problems of Capital Capital Formati Formation on in Underdev Underdevelop eloped ed Countrie Countriess Oxford Blackwell. Parsons, Parsons, Talcot Talcott. t. 1966. 1966. Societies: Societies: Evolutionary Evolutionary and Comparative Perspectives. Perspectives. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall. Payne, R. 2005. A Framework For Understanding Poverty (4th Edition) . Highland, TX: aha! Process, Inc. Prebisch Raul. 1978. Socioeconomic Structure and Crisis of Peripheral Capitalism . CEPAL Review. Sagrim, Hamah. 2009. Teori Pembangunan Dunia Ketiga . International International Institute Research Research Culture Society And Natural Protection (IRCSNP) – UNHCR. Sharp, A.M., Register, C.A., Grimes , P.W. 2000.  Economics of Social Issues 14th edition . New York: Irwin/McGraw-Hill. Spicker, Paul. 2002.  Poverty and the Welfare State : Dispelling the Myths . A Catalyst Working Paper, London: Catalyst. Valentine, C. A. 1968. Culture and Poverty . University of Chicago: London. World World Bank dan Internat Internationa ionall Monetar Monetary y Fund. Fund. 2001. 2001.   Financi Financial al Impact Impact of the Heavily Heavily Indebted Indebted Poor  http://www.worldbank.org.. Countries: First 22 Country Cases. Retrieved from http://www.worldbank.org World Bank dan International International Monetary Fund. 2001. Heavily Indebted Poor Countries, Progress Report. Retrieved from http://worldbank.org. http://worldbank.org.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF