Teori Kognitif Sosial
July 14, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Teori Kognitif Sosial...
Description
BAB II TEORI KOGNITIF SOSIAL BANDURA
2.1 Teori Kognitif Sosial
Teor Te orii ko kogn gniti itiff sosial sosial dike dikemb mbang angka kan n oleh oleh Albe Albert rt Band Bandura ura,, dia adalah adalah psiko psikolo log g pendidikan pendid ikan dari Stanford Stanford University, University, USA. Beliau terkenal dengan teori pembelajaran pembelajaran sosial atau bisa disebut dengan pembelajaran observasional, menurutnya, seseorang belajar dari orang lain melalui peniruan dan pemodelan. Manusia selalu belajar melalui pengamatan terhadap orang lain dalam dunia sosial. Seperti pada eksperimen boneka bobo yang dilakukan oleh Bandura. Sejumlah anak TK secara acak ditugaskan untuk melihat tiga film di mana ada seorang (model) sedang memukuli bonek plastik seukuran seukuran orang dewasa yang dinamakan dinamakan boneka boneka Bobo. Dalam film pertama penyerangny penye rangnyaa diberi permen, permen, minuman minuman ringan, dan dipuji karena telah melakukan melakukan tindakan tindakan agresif. Dalam film kedua, si penyerang penyerang ditegur dan ditampar karena bertindak bertindak agresif. Dalam film ketiga, ketiga, tidak tidak ada konseku konsekuensi ensi atas tindakan tindakan si penyer penyerang ang bo bonek neka. a. Kemudi Kemudian an masing masing-masing anak dibiarkan sendiri berada di ruangan penuh mainan, termasuk bobo. Perilaku anak diamat dia matii melal melalui ui cerm cermin in satu satu arah. arah. Hasil Hasilny nya, a, anak anak ya yang ng meno menonto nton n film film di dima mana na pe peril rilak aku u agresornya diperkuat atau tidak dihukum menirukan perilaku agresor lebih banyak daripada anak yang menyaksikan agresor dihukum. Seperti yang dapat diduga bahwa anak lelaki lebih agresif agre sif diband dibanding ing perempu perempuan. an. Maksud Maksud penting penting dari studi studi ini adalah adalah bahwa bahwa pembel pembelajara ajaran n observasional terjadi sama ekstensifnya pada saat perilaku agresif yang dimodelkan diperkuat dan saat tidak tidak diperkua diperkuat. t. Hal penting penting lainnya lainnya yaitu yaitu pembed pembedaan aan antara antara pembel pembelajar ajaran an dan pelaksanaan. pelaksan aan. Hanya karena anak tidak melakukan melakukan suatu respon, bukan berarti anak tidak mempelajarinya. Menurutt Bandura, faktor-faktor sosial dan kognitif, serta perilaku memainkan Menuru memainkan peranan penting dalam pembelajaran. pembelajaran. Faktor-faktor Faktor-faktor kognitif kognitif yang meliputi meliputi harapan siswa untuk berhasil, pada faktor-faktor faktor-faktor sosial juga meliputi meliputi pengamatan pengamatan sosial terhadap terhadap perilaku pencapaian pencap aian orang tua mereka. Bandura Bandura mengatakan mengatakan bahwa ketika siswa belajar, mereka secara kognitif dapat mewakili atau mengubah pengalaman mereka. Menurutnya, dalam pengkodisian operant hubungan-hubungan muncul hanya antara pengalaman lingkungan dan perilaku.
2.1.1 Faktor-faktor Penting dalam Belajar Melalui Observasi
Sejak awal masa eksperimennya, Bandura (1986) telah berfokus pada penyelidikan proses-proses proses-pr oses tertentu tertentu yang terlibat terlibat dalam pembelaja pembelajaran ran observasional. observasional. Proses Proses tersebut meliputi meliputi atensi, retensi, produksi, dan motivasi. •
Atensi Ate nsi : sebelum sebelum meniru tindakan tindakan model, model, mereka mereka harus harus memper memperhati hatikan kan apa yang
dilakuk dila kukan an atau dikatak dikatakan an si model. model. Perhati Perhatian an ini dipenga dipengaruh ruhii oleh oleh asosiasi asosiasi pengama pengamatt dengan modelnya, sifat model yang atraktif, dan arti penting tingkah laku yang diamati bagi si pengama pengamat. t. •
Retensi : untuk mereproduksi mereproduksi tindakan model, mereka harus mengkodekan mengkodekan informasi
dan menyimpannya dalam ingatan (memori) sehinga informasi itu bisa diambil kembali. Tingkah laku yang akan ditiru, harus disimbolisasikan dalam ingatan. Baik dalam bentuk verbal maupun dalam bentuk gambaran/imajin gambaran/imajinasi. asi. Representasi Representasi verbal memungkinkan memungkinkan orang mengevaluasi mengevaluasi secara verbal tingkah laku yang diamati, dan menentukan menentukan mana yang dibuang dan mana yang akan dicoba dilakukan. Representasi imajinasi memungkinkan dapat dilakukannya latihan simbolik dalam pikiran, tanpa benar – benar melakukannya secara fisik. •
Produksi Produ ksi : mereproduksi mereproduksi perilaku model. sesudah mengamati mengamati dengan dengan penuh perhatian,
dan memasukka memasukkanny nnyaa ke dalam dalam ingatan ingatan,, orang orang lalu bertingkah bertingkah laku. laku. Mengub Mengubah ah dari gambaran pikiran menjadi tingkah laku menimbulkan kebutuhan evaluasi; “Bagaimana melakukannya?” “Apa yang harus dikerjakan?” “Apakah sudah benar?” Berkaitan dengan kebenaran, hasil belajar melalui observasi tidak dinilai berdasarkan kemiripan respons deng dengan an tingk tingkah ah laku laku yang yang ditiru ditiru,, tetap tetapii lebih lebih pada pada tu tujua juan n be belaj lajar ar dan dan efika efikasi si dari dari pembelajaran. pembel ajaran. •
Motivasi : Anak akan melakukan apa yang dilakukan model jika mereka termotivasi
untuk melakukannya. melakukannya. Melalui pengamatan pengamatan menjadi efektif kalau pembelajaran pembelajaran memiliki memiliki motivasi yang tinggi untuk dapat melakukan tingkah laku modelnya. Observasi mungkin memudahkan orang untuk menguasai tingkah laku tertentu, tetapi kalau motivasi untuk itu tidak ada, tidak bakal terjadi proses daripada tingkah laku yang dihukum. Imitasi tetap terjadi walaupun model tidak diganjar, diganjar, sepanjang sepanjang pengamat melihat model mendapat ciriciri positif yang menjadi tanda dari gaya hidup yang berhasil, sehingga diyakini model umumnya akan diganjar.
2.2 Dasar-Dasar Teori Kognitif Sosial 2.2.1 Determinis Resiprokal (Timbal-Balik)
Bandura mengembangkan Model Determinisme (Timbal-Balik) yang terdiri atas tiga faktor utama, diantaranya: diantaranya: perilaku, perilaku, lingkungan, lingkungan, dan orang/kognitif. orang/kognitif. Faktor-faktor Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi untuk mempengaruhi mempengaruhi pembelajaran. pembelajaran. Bandura (1977) (1977) mengatakan mengatakan bahwa tingkah laku (Behavior (Behavior ), ), lingkungan ( Environment ) dan kejadian internal pada pembelajar yang mempe me mpeng ngaru aruhi hi perse persepsi psi dan dan aksi aksi (P (Personal ersonal ) ad adala alah h meru merupa paka kan n hu hubu bung ngan an yang yang saling saling berpengaruh berpeng aruh (interlocking )).. Harapan dan nilai mempengaruhi tingkah laku. Tingkah laku sering dievaluasi, bebas dari umpan balik lingkungan sehingga mengubah kesan-kesan personal, pembelajaran. Tingkah laku mengaktifkan mengaktifkan kontingensi lingkungan. lingkungan. Pengakuan Pengakuan sosial yang berbeda mempengaruh mempengaruhii konsepsi diri individu. Kontingensi yang aktif dapat merubah intensitas atau arah aktivitas.
Perilaku Orang/Kognit
Lingkunga
Faktor-f Fak tor-fakt aktor or diatas diatas dapat dapat berinte berinteraks raksii untuk untuk mempen mempengar garuhi uhi pembel pembelajara ajaran. n. FaktorFaktorfaktor fakt or lingkun lingkungan gan mempen mempengar garuhi uhi perilak perilaku, u, perilak perilaku u mempen mempengar garuhi uhi lingkun lingkungan gan,, faktor faktor orang/kognitif mempengaruhi perilaku, dan seterusnya. 2.2.2 Tanpa Reinforc Tanpa Reinforcement ement
Bandura memandang teori Skinner dan Hull terlalu bergantung pada reinforcement . Jika Jika seti setiap ap un unik ik re resp spon on so sosi sial al ya yang ng or oran ang g malah alah tida tidak k be bela laja jarr ap apap apun un.. Menu Menuru rutn tnya ya reinforcement penting dalam menentukan apakah suatu tingkah laku akan terus terjadi atau tidak, tetapi itu bukan satu-satunya pembentuk tingkah laku. Orang dapat belajar melakukan sesuatu hanya dengan mengamati dan kemudian mengulang apa yang dilihatnya, tanpa harus ada reinforcement (penguatan) ,sebab reinforcement bukan satu-satunya pembentuk tingkah laku. Belajar melalui observasi tanpa ada reinforcement yang terlibat, terlibat, berarti berarti tingkah tingkah laku laku ditentukan oleh antisipasi konsekuensi, itu merupakan pokok teori belajar sosial.
2.2.3 Kognisi dan Regulasi diri
Teori belajar tradisional sering terhalang oleh ketidaksenangan atau ketidak-mampuan mereka untuk menjelaskan proses kognitif. Konsep Bandura menempatkan manusia sebagai pribadii yang dapat mengatur pribad mengatur diri sendiri ( self regulation), regulation), mempengaruhi tingkah laku dengan cara mengatur mengatur lingkungan, lingkungan, menciptakan dukungan dukungan kognitif, kognitif, mengadakan mengadakan konsekuensi konsekuensi bagi tingkah tingka h lakunya lakunya sendiri. Kemampuan Kemampuan kecerdasan untuk berfikir simbolik menjadi sarana yang kuat untuk menangani lingkungan, misalnya misalnya dengan menyimpan pengalaman (dalam ingatan) dalam wujud verbal dan gambaran imajinasi untuk kepentingan tingkah laku pada masa yang akan datang. Kemampuan untuk menggambarkan secara imajinatif hasil yang diinginkan pada masa yang yang akan datang datang menge mengemba mbangk ngkan an strateg strategii tingkah tingkah laku laku yang yang membim membimbin bing g ke arah tujuan jangka panjang. Bandura melukiskan Teori Belajar Sosial berusaha menjelaskan tingkah laku manusia dari segi interaksi timbal-balik yang berkesinambungan antara faktor kognitif, tingkahlaku, dan faktor lingkungan. Dalam proses determinisme timbal-balik itulah terletak kesempatan bagi manusia untuk mempengaruhi nasibnya maupun batas-batas kemampuannya untuk memimpin dirii send dir sendiri iri ( self-direction self-direction). ). Konse Konsepsi psi tentan tentang g cara cara manu manusia sia be berfu rfung ngsi si se sema macam cam ini tidak tidak menempatkan orang semata-mata sebagai objek tak berdaya yang dikontrol oleh pengaruh pengaruh pengar uh lingkungan lingkungan ataupun ataupun sebagai sebagai pelaku-pelaku pelaku-pelaku bebas yang dapat menjadi menjadi apa yang dipilihn dipi lihnya. ya. Manusia Manusia dan lingkun lingkungan gannya nya merupa merupakan kan faktor-f faktor-fakt aktor or yang yang saling saling menent menentuka ukan n secara timbal balik (Bandura, 1977).
2.3 Struktur Kepribadian Menurut Bandura (1982), penguasaan keterampilan dan pengetahuan yang kompleks tidak hanya bergantung pada proses perhatian, retensi, motor reproduksi dan motivasi, tetapi juga sangat dipengaruhi dipengaruhi oleh unsur-unsur unsur-unsur yang berasal dari diri pembelajar pembelajar sendiri yakni “Sense of Self Efficacy” Efficacy” dan “Self –Regulatory System”. System”. 2.3.1 Self 2.3.1 Self Efficacy Efficacy
Dalam model pembelajaran pembelajaran Bandura, faktor orang/kognitif orang/kognitif memainkan memainkan peran penting. penting. Faktorr orang/kognitif Fakto orang/kognitif yang ditekankan oleh Bandura adalah efikasi diri ( self-efficacy self-efficacy), ), yaitu keyakin key akinan an bahwa bahwa seseoran seseorang g dapat dapat mengua menguasai sai situasi situasi dan mencipt menciptaka akan n hasil hasil yang yang positif. positif. Bandura menyebut keyakinan atau harapan diri ini sebagai efiksasi diri dan harapan hasilnya disebut ekspektasi hasil. Contoh dari efikasi diri yang mempunyai pengaruh yang kuat pada perilaku yaitu seorang siswa yang mempunyai mempunyai efikasi diri yang rendah sangat mungkin kalau siswa ini tidak akan mencoba mencoba belajar untuk ujian, hal ini terjadi karena siswa ini tidak percaya percaya kalau belajar untuk ujian ini akan membawa kebaikan untuknya. 1. Efiksasi diri atau ekspektasi (self effication – efficacy expectation) adalah “Persepsi diri sendiri send iri mengen mengenai ai seberapa seberapa bagus bagus diri dapat dapat berfung berfungsi si dalam dalam situasi situasi tertentu tertentu”. ”. Efikasi Efikasi dari berhubungan berhub ungan dengan dengan keyakinan keyakinan bahwa diri memiliki memiliki kemampuan kemampuan melakukan melakukan tindakan tindakan yang diharapkan. 2. Ekspektasi hasil (outcome expectations) adalah perkiraan atau estimasi diri bahwa tingkah laku yang dilakukan diri itu akan mencapai hasil tertentu. Efikasi adalah penilaian diri, apakah dapat melakukan tindakan yang baik atau buruk, tepat atau salah, bisa atau tidak bisa mengerjakan sesuai dengan yang dipersyaratkan. Efikasi ini berbeda dengan aspirasi (cita-cita), karena cita-cita menggambarkan sesuatu yang ideal yang seharusnya dapat dicapai. Sedangkan efikasi menggambarkan ekspektasi efikasi yang tinggi, bahwa dirinya dirinya mampu melaksanakan melaksanakan operasi tumor sesuai dengan standar profe profesional. sional. Namu Namun n ekspektasi hasilnya bisa rendah, karena hasil operasi itu sangat tergantung pada daya tahan jantung pasien, kemurnian kemurnian obat antibiotik, antibiotik, sterilitas dan infeksi, dan sebagainya. sebagainya. Orang bisa memilikii ekspek memilik ekspektasi tasi hasil hasil yang yang realistik realistik (apa yang yang diharap diharapkan kan sesuai sesuai dengan dengan kenyata kenyataan an hasilnya), atau sebaliknya, ekspektasi hasilnya tidak realistik (mengharap terlalu tinggi dari hasil hasil nyata nyata yang yang dipak dipakai) ai).. Oran Orang g yang yang ek ekspe spekt ktasi asinya nya ting tinggi gi (perca (percaya ya bahwa bahwa dia da dapa patt mengerjakan sesuai dengan tuntutan situasi) dan harapan hasilnya realistik (memperkirakan hasil sesuai dengan kemampuan diri), maka orang tersebut akan bekerja keras dan bertahan mengerjakan tugas sampai selesai.
Sumber efikasi diri:
1. Pengala Pengalaman man mengu menguasai asai sesuatu sesuatu prestasi prestasi ( Performance Performance Accompl Accomplishment ishment ) Adal Ad alah ah prest prestasi asi yang yang pern pernah ah dicap dicapai ai pada pada masa masa ya yang ng tel telah ah lalu. lalu. Sebag Sebagai ai su sumb mber, er, performansi performa nsi masa lalu menjadi menjadi pengubah pengubah efikasi diri yang paling kuat pengaruhny pengaruhnya. a. Prestasi (masa lalu) yang bagus meningkatkan ekspektasi efikasi, sedang kegagalan akan menuru men urunka nkan n efikasi. efikasi. Mencap Mencapai ai keberh keberhasila asilan n akan member memberika ikan n dampak dampak efikasi efikasi yang berbeda-beda, berbed a-beda, tergantu tergantung ng proses proses pencapaianny pencapaiannyaa : a. Semakin Semakin sulit tugasnya, tugasnya, keberhasila keberhasilan n akan membuat membuat efikasi efikasi semakin semakin tinggi. tinggi. b. Kerja sendiri, lebih meningkatka meningkatkan n efikasi dibanding dibanding kerja kelompok, kelompok, dibantu orang lain. c. Kegagalan Kegagalan menurunkan menurunkan efikasi, efikasi, kalau orang orang merasa merasa sudah berusaha berusaha sebaik mungkin mungkin.. d. Kegagalan Kegagalan dalam suasana suasana emosiona emosional/stress, l/stress, dampaknya dampaknya tidak seburuk seburuk kalau kondisiny kondisinyaa optimal. e. Kegaga Kegagalan lan sesudah sesudah orang orang memilik memilikii keyakin keyakinan an efikasi yang kuat, dampakny dampaknyaa tidak tidak seburuk kalau kegagalan itu terjadi pada orang yang keyakinan efikasinya belum kuat. f. Orang yang biasa berhasil, berhasil, sesekali sesekali gagal gagal tidak mempen mempengaruh garuhii efikasi. 2. Pengala Pengalaman man Vikariu Vikariuss (Vicarious (Vicarious Experience) Experience) Diperoleh melalui model sosial. Efikasi akan meningkat ketika mengamati keberhasilan orang lain, sebaliknya efikasi akan menurun jika mengamati orang yang kemampuannya kira-kira sama dengan dirinya ternyata gagal. Kalau figur yang diamati berbeda dengan diri si pengamat, pengaruh vikariusnya tidak besar. Sebaliknya ketika mengamati kegagalan figur yang setara denga dengan n dirinya, dirinya, bisa jadi orang tidak mau mengerjakan apa yang pernah gagal dikerjakan figur yang diamatinya itu dalam jangka waktu yang lama. lama. 3. Persu Persuasi asi Sosia Sosiall ((Social Social Persuation) Persuation) Efikasi Efik asi diri juga juga dapat dapat diperole diperoleh, h, diperk diperkuat uat atau dilemahk dilemahkan an melalu melaluii persuasi persuasi sosial. sosial. Dampak dari sumber ini terbatas, tetapi pada kondisi yang tepat persuasi dari orang lain dapat mempengaruhi efikasi diri. Kondisi itu adalah rasa percaya kepada pemberi persuasi, dan sifat realistik dari apa yang dipersuasikan. 4. Pemban Pembangki gkitan tan Emosi Emosi ( Emotional/Psysi Emotional/Psysilogical logical states states))
Keadaa Kea daan n emosi emosi yang yang mengik mengikuti uti suatu suatu kegiatan kegiatan akan akan mempeng mempengaru aruhi hi efikasi efikasi di bidang bidang kegiatan itu. Emosi yang kuat, seperti; takut, cemas, stress, dapat mengurangi mengurangi efikasi diri. Namun peningkatan peningkatan emosi (yang tidak berlebihan) berlebihan) dapat meningkatkan meningkatkan efikasi diri. Peru Perubah bahan an tingk tingkah ah laku laku ak akan an terjad terjadii kalau kalau su sumb mber er ek ekspe spekt ktasi asi efikas efikasin inya ya beru beruba bah. h. Pengubahan self-efficacy ban banyak yak dipakai dipakai untuk untuk memperb memperbaiki aiki kesulit kesulitan an dan adaptasi adaptasi tingkah laku orang yang mengalami berbagai masalah behavioral. Efikasi diri sebagai sebagai prediktor tingkah tingkah laku
Bila digabungkan dengan tujuan-tujuan spesifik dan pemahaman akan menjadi penentu tingkah tingka h laku di masa mendatang mendatang setiap individu individu memiliki efikasi diri yang berbeda-beda pada situasi yang berbeda, tergantung pada: §
§
Kemampuan yang dituntut oleh situasi yang berbeda
Kehadiran orang lain
§
Kondisi fisiologis
§
Emosional individu
2.3.2 Self Regulatory 2.3.2 Self Regulatory
Konsep Ko nsep Bandu Bandura ra menem menempatk patkan an manusia manusia sebaga sebagaii pribadi pribadi yang yang dapat dapat mengat mengatur ur diri diri sendiri ( self self regulation), regulation), seiring perkembangan perkembangan kognitifnya, kognitifnya, akan mempengaru mempengaruhi hi tingkah laku, mengadakan konsekuensi bagi tingkah lakunya sendiri. Pembelajaran dengan regulasi diri ( self self regulatory regulatory learning ) terdiri atas pembangkitan diri dan pemantauan diri atas pikiran, perasaan dan perilaku dengan tujuan untuk mencapai suatu sasaran. Sasaran ini bias berupa akademik (meningkatkan pemahaman saat membaca, menjadi men jadi penulis penulis yang yang lebih lebih ter terorg organisa anisasi, si, belajar belajar bagaima bagaimana na untuk untuk melaku melakukan kan kegiatan kegiatan,, meng me ngaju ajuka kan n perta pertany nyaa aan n yang yang relev relevan an)) atau atau sasara sasaran n so sosio sio-e -emo mosio sional nal (men (menge gend ndali alika kan n kemarahan, bergaul dengan yang lebih baik dengan teman sebaya). Karakteristik self-regulated self-regulated learned , (Winnie, 1995, 1997, 2001, 2005):
Bertujuan memperluas pengetahuan dan mempertahankan motivasi mereka
Menyadari keadaan emosi dan mempunya strategi untuk mengelola emosi mereka
Secara berkala memantau kemajuan mereka menuju suatu sasaran
Menyempurnakan dan merevisi strategi berdasarkan kemajuan yang mereka buat
Mengevaluasi rintangan-rintangan yang mungkin timbul & melakukan adaptasi yang
diperlukan
Model pembelajaran dengan self regulatory learning : EVALUASI DIRI DAN PEMANTAUAN
MEMANTAU HASIL DAN MENYEMPURNAKAN
PENETAPAN SASARAN DAN PERENCANAAN
MELAKSANAKAN RENCANA DAN
2.4 Perkembangan Kepribadian 2.4.1 Belajar Melalui Observasi
Menurut Bandura, kebanyakan belajar terjadi tanpa reinforcement yang nyata. Dalam penelitiannya, penelitia nnya, ternyata ternyata orang dapat dapat mempelajari mempelajari respon baru baru dengan dengan melihat respon respon orang lain, lain, bahkan belajar tetap terjadi tanpa ikut melakukan melakukan hal yang dipelajari dipelajari itu, dan model yang diamatinya juga tidak mendapat reinfor semen dari tingkah lakunya. Belajar melalui observasi jauh lebih efisien dibanding belajar melalui pengalaman pengalaman langsung. langsung. Melalui observasi observasi orang dapat memperoleh memperoleh respon yang tidak terhingga banyaknya, yang mungkin diikuti dengan hubungan atau penguatan. 2.4.2 Peniruan ( Modelling Modelling )
Inti dari belajar melalui observasi adalah modeling . Peniruan atau meniru sesungguhnya tidak tepat untuk mengganti kata modeling, karena modeling bukan sekedar menirukan atau meng me ngul ulang angii apa apa yang yang dilak dilakuk ukan an or orang ang mode modell (o (oran rang g lai lain), n), te tetap tapii modeling melibatkan
penambahan penam bahan dan atau pengurangan pengurangan tinkah laku yang teramati, menggeneralis menggeneralisir ir berbagai berbagai pengamatan penga matan sekaligus, sekaligus, melibatk melibatkan an proses proses kognitif. kognitif. Penelit Pen elitian ian terhada terhadap p tig tigaa kelom kelompok pok anak anak taman taman kanakkanak-kan kanak: ak: Kelomp Kelompok ok pertama pertama disuruh mengobservasi model orang dewasa yang bertingkah laku agresif, fisik dan verbal, terhadap boneka karet. Kelompok kedua diminta mengobservasi model orang dewasa yang duduk tenang tanpa menaruh perhatian terhadap boneka karet didekatnya. Kelompok ketiga menja me njadi di kelom kelompo pok k cont control rol yang yang tidak tidak ditug ditugasi asi meng mengama amati ti du duaa jenis jenis mode modell itu. itu. Ketig Ketigaa kelomp kel ompok ok anak itu kemudia kemudian n dibuat dibuat mengal mengalami ami frustasi frustasi ringan, ringan, dan setiap anak anak sendiria sendirian n ditempatkan di kamar yang ada boneka karet seperti yang dipakai penelitian. Ternyata tingkah laku setiap kelompok cenderung mirip dengan tingkah laku model yang diamatinya. Kelompok pertama bertingkah bertingkah laku lebih agresif terhadap terhadap boneka boneka dibanding dibanding kelompok kelompok lain. Kelompok Kelompok kedua sedikit lebih agresif dibanding kelompok kontrol. Contoh Con toh lain, lain, berdasa berdasarkan rkan social learnig theory me menyat nyatakan akan bahwa bahwa tingkah tingkah laku laku manusia bukan semata-mata bersifat refleks atau otomatis, melainkan juga merupakan akibat dari reaksi reaksi yang yang timbul timbul sebaga sebagaii hasil hasil interak interaksi si antara antara lingkun lingkungan gan dengan dengan skema skema kognitif kognitif.. Menurutt Bandura, sebagian besar tingkah Menuru tingkah laku manusia dipelajari melalui peniruan ((imitation imitation)) maupun penyajian contoh perilaku (modelling ( modelling ). ). Dalam hal ini orang tua dan guru memainkan peranan penting sebagai sebagai seorang model atau tokoh bagi anak untuk menirukan menirukan perilaku perilaku membaca. Anggota keluarga yang sering dilihat oleh anak membaca atau memegang buku di rumah rum ah akan akan merang merangsang sang anak untuk untuk mencob mencobaa mengen mengenal al buku buku (Setian (Setianti, ti, Fetiara Fetiara dan Alfi Purnamasari, Efefektifitas Mendengarkan Pembacaan Cerita Cerita Untuk Meningkatkan Meningkatkan Minat Baca Baca Anak Ana k Sekolah Sekolah Dasar. Dasar. Jurnal Jurnal Humanis Humanistik tik Fakult Fakultas as Psikolo Psikologi gi Ahmad Ahmad Dahlan Dahlan,, Vol Vol 5, No.1 No.1 Januari 2008). 2.4.3 Pembelajaran Langsung
Pembela Pem belajara jaran n langsung langsung dikemb dikembang angkan kan berdasa berdasarkan rkan teori teori belajar belajar sosial sosial dari dari Albert Albert Band Ba ndur ura. a. Pemb Pembel elaja ajaran ran lang langsu sung ng adala adalah h mode modell pemb pembela elajar jaran an yang yang di diran rancan cang g un untu tuk k mengajarkan menga jarkan pengetahuan pengetahuan deklara deklaratif tif dan pengetahuan pengetahuan prosedural yang diajarkan diajarkan setahap demi setahap. Ciri khas pembelajaran ini adalah adanya modeling , yaitu suatu fase di mana dosen memode mem odelkan lkan atau mencon mencontoh tohkan kan melalui melalui demons demonstras trasii bagaima bagaimana na suatu suatu keteram keterampila pilan n itu dilakukan.
Padaa saat dosen Pad dosen melaku melakukan kan modeling mahasisw mahasiswaa melakukan melakukan pengamatan pengamatan terhadap terhadap keterampilan yang dimodelkan itu. Selanjutnya mahasiswa diberi kesempatan untuk meniru model yang dilakukan oleh dosen melalui kesempatan latihan di bawah bimbingan dosen. 2.4.4 Modeling Tingkah Laku Baru
Melalui modeling modeling orang orang dapat memperoleh tingkah laku baru. Ini dimungkinkan karena adanya kemampuan kognitif. Stimuli berbentuk tingkah laku model ditransformasikan menjadi gambaran mental, dan yang lebih penting lagi ditransformasi menjadi simbol verbal yang dapat diingat kembali suatu saat nanti. Keterampilan kognitif yang bersifat simbolik ini, membuat orang dapat mentransformasikan pada apa yang dipelajarinya atau menggabung-gabung apa yang diamatinya dalam berbagai situasi menjadi pola tingkah laku baru. 2.4.5 Modeling Mengubah Tingkah Laku Lama
Di samping dampak mempelajari tingkah laku baru, modeling mempunyai dua macam dampak dampa k terhadap terhadap tingkah laku lama. Pertam lama. Pertama a, tingkah laku model yang diterima secara sosial dapat memperkuat respon yang sudah dimiliki pengamat. Kedua Kedua,, tingkah laku model yang tidak diterima secara sosial dapat memperkuat memperkuat atau memperlemah memperlemah pengamat pengamat untuk melakukan melakukan tingkah ting kah laku yang tidak diterima diterima secara sosial, sosial, terg tergantu antung ng apakah apakah tingkah tingkah laku laku model model itu digan dig anjar jar atau atau dihu dihuku kum. m. Kala Kalau u tingk tingkah ah laku laku yang yang tidak tidak di dike kehe hend ndak akii itu justr justru u digan diganjar jar,, pengamat penga mat cenderung cenderung meniru tingkah tingkah laku itu, sebaliknya sebaliknya kalau tingkah tingkah laku yang tidak dikehendaki itu dihukum, respon pengamat menjadi semakin lemah. Modeling Simbolik Simbolik
Dewasa Dew asa ini sebagia sebagian n besar besar modeling ting tingkah kah laku laku berben berbentuk tuk simbolik simbolik.. Film dan televisi televisi meny me nyaj ajik ikan an co cont ntoh oh ting tingka kah h laku laku ya yang ng tak tak terh terhit itun ung g ya yang ng mung mungki kin n memp mempen enga garu ruhi hi pengamatnya. penga matnya. Sajian itu itu berpotensi berpotensi sebagai sebagai sumber sumber model model tingkah tingkah laku. laku. Modeling Kondisioning Kondisioning
Modeling Model ing dapat digabung dengan kondisioning klasik menjadi kondisioning klasik vikarius (vicariou vicariouss classical classical conditioning conditioning ). ). Modeling pon emosional. Pengamat mengobservasi model tingkah laku emosional yang mendapat penguatan. Muncul respon emosional yang sama di dalam diri pengamat, dan respon itu ditujukan ke obyek yang ada didekatnya (kondisioning
klasik) saat dia mengamati model itu, atau yang dianggap mempunyai hubungan dengan obyek yang menjadi menjadi sasaran sasaran emosion emosional al model model yang diamati. diamati. Emo Emosi si seksual seksual yang timbul timbul akibat akibat menonton film cabul dilampiaskan ke obyek yang ada didekatnya saat itu (misalnya: menjadi kasus pelecehan dan perkosaan anak). 2.5 Dampak Dampak Belaja Belajarr
Setia Setiap p kali kali respon responss dibu dibuat, at, akan akan diiku diikuti ti deng dengan an be berba rbaga gaii ko konse nsekue kuensi nsi;; ada ya yang ng ko konse nseku kuen ensin sinya ya meny menyen enang angka kan, n, ada ada yang yang tidak tidak meny menyen enan angk gkan an,, ad adaa ya yang ng tidak tidak masuk masuk kekesadaran sehingga dampaknya sangat kecil. Penguatan baik yang positif maupun negatif nampaknya tidak otomatis sejalan dengan konsekuensi respons. Konsekuensi dari suatu respons mempunyai tiga fungsi:
1.
Pemberi informasi: memberi informasi mengenai dampak dari tingkah laku informasi ini dapat disimpan untuk dipakai membimbing tingkah laku pada masa yang akan datang.
2.
Memotivasi tingkah laku yang akan datang: Menyajikan data sehingga orang dapat memb me mbay ayang angka kan n secara secara simbo simbolik lik hasil hasil tingk tingkah ah laku laku yang yang ak akan an di dilak lakuk ukan anny nya, a, da dan n bertingkah berting kah laku sesuai sesuai dengan peramalan-p peramalan-peramalan eramalan yang yang dilakukanny dilakukannya. a. Dengan Dengan kata lain, tingkah laku ditentukan atau dimotivasi oleh masa yang akan datang, di mana pemahaman mengenai apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang itu diperoleh dari pemahaman mengenai konsekuensi suatu tingkah laku.
3.
Pengua Pen guatt tingkah tingkah laku: laku: Keberh Keberhasila asilan n akan akan menjad menjadii penguat penguat sehingg sehinggaa tingkah tingkah laku laku menjadi men jadi diulang diulangi, i, sebalik sebaliknya nya kegaga kegagalan lan akan membu membuat at tingkah tingkah laku laku cender cenderung ung tidak tidak diulang.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan Albe Albert rt Ba Band ndur uraa terke terkena nall deng dengan an teori teori pemb pembela elajar jaran an sosial sosial atau atau pe pemb mbel elaja ajaran ran observasional yang menurutnya manusia selalu belajar melalui pengamatan terhadap orang lain; modelling . FaktorFaktor-fakt faktor or penting penting dalam dalam proses proses pembel pembelajara ajaran n observas observasion ional, al, melipu meliputi ti atensi, retensi, produksi, dan motivasi.
Dasar-dasar teori kognitif sosial yang dikembangkang oleh Bandura, diantaranya: •
Determinisme timbal-baliknya ( Resiprokal Resiprokal ) terhadap pembelajaran meliputi tiga faktor
utama: orang/kognisi, perilaku, lingkungan. Dimana ketiga faktor ini memiliki keterkaitan atau saling berinteraksi satu sama lain. •
Pembentuk tingkah laku seseorang bukan hanya bergantung pada reinforcement reinforcement saja, saja,
tetapi belajar dengan tanpa adanya reinforcement reinforcement juga juga terlibat. •
Self Regulation dan Self-Direction mempengaruhi manusia dalam berperilaku. Penguasaan keterampilan dan pengetahuan yang kompleks sangat dipengaruhi oleh Self
Efficacy dan Self Regulatory. Regulatory.
Daftar Pustaka Gage, N. L., & Berliner, D. C., (1992). Educa (1992). Educational tional Psycholo Psychology gy,, 5th ed., Boston: Houghton Miffin. Santrock, J. W., (2007). Educ (2007). Educational ational Psychology. Psychology. Psikologi Pendidikan. Tri Wibowo B.S. (Terj.). Texas: Mc. Graw.-Hill Comp.
View more...
Comments