Teori Kepribadian Jung

November 7, 2018 | Author: Dimas Dj Shinoda | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Teori Kepribadian Jung...

Description

eori kepribadian jung

Teori Psikologi Analitikal Carl Gustav Jung

A. Dasar-Dasar Teori Analitik Jung

Teori kepribadian Jung dipandang sebagai teori psikoanalitik karena tekanannya pada proses proses tak sadar, namun berbeda dalam sejumlah hal penting dengan dengan teori kepribadian Freud. Menurut Jung, tingkah laku manusia ditentukan tidak hanya oleh sejarah individu dan rasi (kausalitas) tetapi juga oleh tujuan-tujuan dan aspirasi-aspirasi (teleologi). Baik masa lampau sebagai aktualitas maupun masa depan sebagai potensialitas sama-sama membimbing tingkah laku orang sekarang. Pandangan Jung tentang kepribadian adalah prospektif dalam arti bahwa ia melihat ke depan ke arah garis perkembangan sang pribadi di masa depan dan retrospektif dalam arti bahwa ia memperhatikan masa lampau. l ampau. Bagi Freud, hanya ada pengulangan yang tak habis-habisnya atas tema-tema insting instin g sampai ajal menjelang. Bagi Jung, ada  perkembangan yang konstan konstan dan sering kali kreatif, pencarian ke arah keparipurnaan dan kepenuhan, serta kerinduan untuk lahir kembali. Teori Jung juga berbeda dari semua pendekatan lain tentang kepribadian karena tekanann ya yang kuat pada dasar-dasar ras dan filogenetik kepribadian. Jung melihat kepribadian individu sebagai produk dan wadah sejarah leluhur. Freud menekankan asal-usul kepribadian  pada kanak-kanak sedangkan Jung menekankan asal-usul kepribadian pada ras.. B. Struktur Kepribadian 1. Ego

Ego adalah jiwa sadar yang terdiri dari persepsi-persepsi,ingatan-ingatan,pikiran-pikiran pers epsi-persepsi,ingatan-ingatan,pikiran-pikiran dan  perasaan-perasaan sadar. Ego melahirkan perasaan identitas dan kontinuitas seseorang,dan dari segi pandangan sang pribadi ego dipandang berada pada kesadaran. 2. Ketidaksadaran Pribadi

Ketidaksadran pribadi adalah daerah yang berdekatan dengan ego. Ketidaksadaran pribadi terdiri dari pengalaman-pengalaman yang pernah sadar tetapi kemudian direpresikan,

disupresikan, dilupakan atau diabaikan serta pengalaman-pengalaman yang terlalu lemah untuk menciptakan kesan sadar pada sang pribadi.  Kompleks-kompleks. Kompleks  Kompleks-kompleks. Kompleks adalah kelompok yang terorganisasi atau konstelasi perasaan  perasaan, pikiran-pikiran, persepsi-persepsi, ingatan-ingatan, yang terdapat dalam ketidaksadaran pribadi. Kompleks memiliki inti yang bertindak seperti magnet menarik atau “mengkonstelasikan” berbagai pengalaman kearahnya. (Jung,1934) 3. Ketidaksadaran Kolektif 

Ketidaksadaran kolektif adalah gudang bekas-bekas ingatan laten yang diwariskan dari masa lampau leluhur seseorang,masa lampau yang meliputi tidak hanya sejarah ras manusia sebagai suatu spesies tersendiri ters endiri tetapi juga leluhur pramanusiawi atau nenek moyang  binatangnya. Ketidaksadaran kolektif adalah sisa psikik perkembangan evolusi manusia, sisa yang menumpuk sebagai akibat dari pengalaman-pengalaman yang berulang selama banyak generasi. Semua manusia kurang lebih memiliki ketidaksadaran kolektif yang sama. Jung menghubungkan sifat universal ketidaksadaran kolektif itu dengan kesamaan stuktur otak  pada semua ras manusia dan kesamaan ini sendiri disebabkan oleh evolusi evolusi umum. a. Arkhetipe-Arkhetipe. Arkhetipe adalah suatu bentuk pikiran (ide) universal yang mengandung unsur emosi yang besar. Bentuk pikiran ini menciptakan gambaran-gambaran atau visi-visi yang dalam kehidupan sadar normal berkaitan dengan aspek tertentu dari situasi.  b. Persona.  Persona adalah topeng yang dipakai sang pribadi sebagai respon terhadap tuntutan-tuntutan kebiasaan dan tradisi masyarakat, serta terhadap kebutuhan-kebutuhan arkhetipal sendiri(Jung,1945). Tujuan topeng adalah untuk menciptakan kesan te rtentu pada orang-orang lain dan sering kali, meski tidak selalu, ia menyembunyikan hakikat sang pribadi yang sebenarnya. c. Anima dan animus. Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk biseksual. Pada tingakat fisiologis, laki-laki mengeluarkan hormon seks laki-laki maupun perempuan, demikian juga wanita.Pada tingkat psikologis,sifat-sifat maskulin dan feminin t erdapat pada kedua jenis. Jung mengaitkan sisi feminine kepribadian pria dan sisi maskulin kepribadian wanita dengan arkhetipe-arkhetipe. Arkhetipe fenimin pada pria disebut anima, arkhetipe maskulin pada wanita disebut animus (Jung,1945,1945b). d. Bayang-bayang. Bayang-bayang mencerminkan sisi binatang pada kodrat manusia. Sebagai arkhetipe ,bayang-bayang melahirkan dalam diri kita konsepsi tentang dosa asal; apabila bayang-bayang diproyeksikan keluar maka ia menjadi iblis atau musuh.

e. Diri (Self) . Arkhetipe yang mencerminkan perjuangan manusia kearah kesatuan (Wilhelm dan Jung 1931). Diri adalah titk pusat kepribadian, disekitar mana semua sistem lain terkonstelasikan. Ia mempersatukan sistem-sistem ini dan memberikan kepribadian dengan kesatuan, keseimbangan dan kestabilan pada kepribadian. 4. Sikap

Jung membedakan dua sikap atau orientasi utama kepribadian,yakni sikap ekstraversi dan sikap introversi. Sikap ektraversi mengarah sang pribadi ke dunia luar, dunia objetif; sikap introversi mengarahkan orang ke dunia dalam,dunia s ubjektif (1921). Kedua sikap yang  berlawanan ini ada dalam kepribadian tetapi biasanya salah satu diantaranya dominan dan sadar. Apabila ego lebih bersifat ekstavert dalam relasinya dengan dunia, maka ketidaksadaran pribadinya akan bersifat introvert. 5. Fungsi

Ada empat fungsi psikologis fundamental: a. Pikiran. Berpikir melibatkan ide-ide dan intelek. Dengan berpikir manusia berusaha memahami hakikat manusia dan dirinya sendiri.  b. Perasaan.  Perasaan adalah fungsi evaluasi; Ia adalah nilai benda-benda,entah bersifat  positif maupun negatif,bagi subjek. Fungsi perasaan memberikan kepada manusia  pengalaman-pengalaman subjektifnya tentang kenikmatan dan rasa sakit, amarah, ketakutan, kesedihan, kegembiraan dan cinta. c. Pendriaan. Pendirian adalah fungsi perceptual atau fungsi kenyataan.Ia menghasilkan fakta-fakta konkret atau bentuk-bentuk representasi dunia. d. Intuisi. Intuisi adalah persepsi melalui proses-proses tak sadar dan isi di bawah ambang kesadaran. Orang yang intuitif melampaui fakta-fakta, perasaan-perasaan dan ide-ide dalam mencari hakikat kenyataan. Pikiran dan perasaan disebut fungsi rasio karena mereka memakai akal,penilaian,abstraksi dan generalisasi. Mereka memungkinkan manusia menemukan hukum-hukum dalam alam semesta. Pendirian dan intuisi dipandang sebagai fungsi irrasional karena mereka didasarkan  pada persepsi tentang hal-hal yang konkret, khusus dan aksidental. Biasanya salah satu diantara keempat fungsi itu berkembang jauh melampaui ketiga lainnya,dan memainkan peranan yang lebih menonjol dalam kesadaran.Ini disebut fungsi superior. Salah satu dari ketiga fungsi lainnya biasanya bertindak sebagai pelengkap terhadap fungsi superior. Apabila fungsi kerja superior terhambat maka secara otomatis fungsi  pelengkap menggantikan fungsi superior. Fungsi yang paling kurang berkembang dari keempat fungsi itu disebut fungsi inferior.Fungsi itu direpresikan dan menjadi tidak sadar.

Fungsi inferior mengungkapkan diri dalam mimpi-mimpi dan fantasi-fantasi. Fungsi inferior itu juga memilki fungsi pelengkap. 6. Interaksi di Antara Sistem-Sistem Kepribadian

Berbagai sistem dan sikap serta fungsi yang hendak membangun seluruh kepribadian saling  berinteraksi dengan tiga cara yang berbeda. a. Salah satu sistem bisa mengkompensasikan kelemahan sistem lain, Kompensasi bisa dijelaskan dengan interaksi antara sikap dan ektr aversi dan introversi yang  berlawanan. Apabila ektraversi merupakan sikap ego sadar yang dominan atau superior maka ketidaksadaran akan melakukan kompensasi dengan mengembangkan sikap i ntoversi yang direpresikan. Kompensasi juga terjadi antarfungsi. Seseorang yang menekankan pikiran dan  persaan dalam kesadarannya akan menjadi intuitif, dan bertipe pendirian secara tak sadar. Demikian juga, ego dan anima pada seorang pria serta animus pada seorang wanita melahirkan hubungan kompensatorik satu sama lain. Ego pria normal adalah maskulin sedangkan anima adalah feminine dan ego wanita yang normal adalah feminin sedangkan animus maskulin.Pada umumnya, semua isi kesadaran dikompensasikan oleh isi-isi ketidaksadaran. Prinsip kompensasi memberikan semacam ekuilibrium atau keseimbangan antara unsur-unsur yang saling bertentangan sehingga mencegah psikhe menjadi tidak seimbang secara neurotis.  b. Salah satu sistem bisa menentang sistem lain, Pertentangan terdapat dimana-mana dalam kepribadian; antara ego dan bayang-bayang,antara ego dan ketidaksadaran pribadi,antara persona dan anima atau animus, antara persona dan ketidaksadaran pribadi,antara kolektif dan ego,serta antara ketidaksadaran kolektif dan  persona. Introversi bertentangan dan ekstraversi, pikiran bertentangan dengan perasaan,dan  pendirian bertentangan dengan intuisi. Ego adalah seperti bola bulu tangkis yang dipukul  bolak-balik antara tuntutan-tuntutan luar dari masyarakat dan tuntutan-tuntutan batin dari ketidaksadaran kolektif. Sebagai akibat dari pertarungan ini berkembanglah persona atau topeng. Persona kemudian diserang oleh arkhetipe-arkhetipe lain dalam ketidaksadaran kolektif. c. Dua sistem atau lebih bisa bersatu membentuk sintesis. Kesatuan dari yang berlawanan tercapai lewat apa yang oleh Jung disebut fungsi transenden. Bekerjanya fungsi ini menghasilkan sintesis antara sis tem-sistem yang bertentangan dan membentuk kepribadian yang seimbang dan terintegrasi. Pusat dari kepribadian yang terintegrasi ini adalah diri (self).

C. Dinamika Kepribadian 1. Energi Psikis

Energi yang menjalankan fungsi kepribadian disebut e nergi psikis(Jung,1948b). Energi psikis merupakan menifestasi energi kehidupan, yakni energi organisme sebagai sistem biologis. Energi psikis lahir seperti semua energi vital lain,yakni dari proses-proses metabolik tubuh. Energi psikis terungkap sacara konkret dalam bentuk daya-daya actual atau potensial. Keinginan, kemauan, perasaan, perhatian, dan perj uangan adalah contoh-contoh daya aktual dalam kepribadian; disposisi, bakat, kecenderungan, kehendak hati, dan sikap adalah contohcontoh daya potensial. a. Nilai-Nilai Psikis. Jumlah energi psikis yang tertanam dalam salah satu unsur kepribadian disebut nilai dari unsur itu. Ide atau perasaan t ersebut memainkan peranan pentingdalam mencetuskan dan mengarahkan tingkah laku.  b. Daya Konstelasi Suatu Kompleks.  Nilai-nilai tak sadar harus ditentukan dengan menilai “daya konstelasi unsur inti suatu kompleks“ yang terdiri dari jumlah kelompok -kelompok item yang dihubungkan oleh unsur inti kompleks. Jung membicarakan t iga metode yang dapat dipakai untuk menaksir daya konstelasi unsur inti : 1) Observasi langsung plus deduksi-deduksi analitik. Melalui observasi dan inferensi kita dapat mengestimasikan jumlah asosiasi yang terikat pada suatu unsur inti. 2) Indikator-indikator kompleks. Indikator kompleks adalah suatu gangguan tingkah laku yang menunjukkan adanya kompleks. 3) Intensitas ungkapan emosi. Intensitas reaksi emosi seseorang terhadap suatu situasi merupakan ukuran lain tentang kekuatan suatu kompleks.

2. Prinsip Ekuivalensi

Prinsip ekuivalensi menyatakan bahwa jika energi dikeluarkan untuk menghasilkan suatu kondisi tertentu, maka jumlah yang dikeluarkan itu akan muncul di satu tempat lain dlam sistem. Prinsip ini menyatakan bahwa jika suatu nilai tete ntu melemah atau menghilang, maka jumlah energi yang diwakili oleh nilai itu tidak akan hilang dari psikhe tetapi akan muncul kembali dalam suatu nilai baru. Surutnya suatu nilai sudah pasti berarti munculnya suatu nilai lain. Misalnya ego, maka energi itu akan muncul pada suatu sistem lain, mungkin  persona. Atau jika makin banyak nilai direpresikan ke dalam sisi bayang-bayang kepribadian, maka nilai itu akan tumbuh kuat dengan mengorbankan struktur-struktur lain dalam kepribadian.

3. Prinsip Entropi

Prinsip entropi menyatakan bahwa distribusi energi dalam psikhe mencari ekuilibrium atau keseimbangan. Jung menyatakan bahwa realisasi diri adalah tujuan dari perkembangan psikis maksudnya antara lain adalah bahwa dinamika kepribadian bergerak ke arah suatu keseimbangan daya-daya yang sempurna. 4. Penggunaan energi

Seluruh energi psikis yang tersedia untuk kepribadian digunakan untuk dua tujuan umum. Sebagian diantaranya dipakai untuk melakukan pekerjaan yang perlu untuk memelihara kehidupan dan untuk pembiakan spesies. D. Perkembangan Kepribadian 1. Kausalitas versus Teleologi

Ide tentang tujuan yang membimbing dan mengarahkan nasib manusia pada haikikatnya merupakan penjelasan teleologis dan penjelasan finalistis. Pandang kausalitas menyatakan  bahwa peristiwa-peristiwa sekarang ini adalah akibat atau hasil pengaruh dari keadaan atau sebab sebelumnya. Masa sekarang tidak hanya ditentukan oleh masa lampau (kausalitas) tetapi juga ditentukan oleh masa depan (teleologi). 2. Sinkronisitas

Gejala-gejala sinkronistik bisa dijelaskan berdasarkan hakikat arkhetipe-arkhetipe. Arkhetipe dikatakan bersifat psychoid yakni bersifat psikologis dan fisik sekaligus. Akibatnya, arkhetipe dapat membawa ke dalam kesadaran suatu gambaran jiwa tentang peristiwa fisik meskipun tidak ada persespi langsung terhadap peristiwa fisik tersebut. Arkhetipe tidak menyebabkan dua peristiwa, tetapi ia memiliki suatu kualitas yang memungkinkan sinkronisitas itu terjadi. Prinsip sinkronisitas kiranya akan memperbaiki pandangan bahwa  pikiran menyebabkan materialisasi atau terjadinya hal-hal yang dipikirkan. 3. Hereditas

Hereditas berkenaan dengan insting-insting biologis yang menjalankan fungsi pemeliharaan diri dan reproduksi. Insting merupakan dorongan batiniah untuk bertindak dengan cara tertentu, bila timbul suatu keadaan jaringan tertentu. Pandangan Jung tentang insting-insting tidak berbeda dengan pandangan yang dikemukakaan oleh biologi modern ( Jung. 1929, 1948c ). Disamping warisan insting-insting biologis terdapat juga “pengalaman pengalaman“ leluhur. Pengalaman-pengalaman ini, diwariskan dalam bentuk arkhetipe-arkhetipe. 4. Tahap-tahap perkembangan

Dalam tahun-tahun yang paling awal, libido di salurkan dalam kegiatan-kegiatan yang diperlukan supaya tetap hidup. Sebelum usia lima tahun, nilai-nilai seksual mulai tampak dan

mencapai puncaknya selama masa adolesen. Dalam masa muda seseorang dan awal tahuntahun dewasa, insting-insting kehidupan dasar dan proses-proses vital meningkat. Ketika individu mencapai usia 30-an atau awal 40-an terjadi per ubahan nilai yang radikal. Orang yang berusia setengah baya menjadi lebih introvet dan kurang implusif. Kebijaksanaan dan kecerdasan menggantikan gairah fisik dan kejiwaan. Orang menjadi lebih spiritual. Peralihan ini merupakan peristiwa yang sangat menentukan dalam kehidupan seseorang. Ia merupakan saat yang paling berbahaya, karena kalau terjadi ketidakberesan s elama  perpindahan energi ini, kepribadian bisa menjadi lumpuh selamanya. 5. Progresi dan Regresi

Perkembangan dapat mengikuti gerak maju, progesif, atau gerak mundur, regresif. Progresi oleh Jung dimaksudkan bahwa ego sadar menyesuaikan diri sendiri secara memuaskan baik terhadap tuntutan-tuntutan lingkungan luar maupun terhadap kebutuhan-kebutuhan ketidaksadaran. Dalam progesi yang normal, daya-daya yang berlawanan dipersatukan dalam suatu arus proses psikis yang terkoordinasi dan harmonis. 6. Proses individuasi

Perkembangan adalah mekarnya kebulatan asli yang tidak berdiferensiasi yang dimiliki manusia pada saat dilahirkan. Tujuan terakhir pemekaran ini adalah realisasi diri. Untuk memiliki kepribadian yang sehat dan terintegrasi, set iap sistem harus dibiarkan mencapai tingkat diferensiasi, perkembangan, dan pengungkapan yang paling penuh. Proses untuk mencapai ini disebut proses individuasi ( Jung, 1939, 1950 ). 7. Fungsi transenden

Apabila keanekaragaman telah dicapai lewat proses indiiduasi, maka sistem-sistem yang  berdiferensiasi itu kemudian diintegrasikan oleh fungsi transenden ( Jung, 1916b ). 8. Sublimasi dan represi

Sublimasi bersifat progesif, represi bersifat regresif. Sublimasi menyebabkab psikhe bergerak maju, sedangakan represi menyebabkan psikhe bergerak mundur. Sublimasi menghasilkan rasionalitas, sedangkan represi menghasilkan irasionalitas. Sublimasi bersifat integratif sedangkan represi bersifat disintegratif. 9. Perlambangan

Lambang dalam psikologi Jungian mempunyai dua fungsi utama. Lambang merupakan usaha untuk memuaskan impuls instingtif yang terhambat, di lain pihak lambang merupakan  perwujudan bahan arkhetipe. Lambang-lambang adalah bentuk representasi psikhe. Lambang-lambang tidak hanya mengungkapkan khazanah kebijaksanan umat manusia yang

diperoleh secara rasial dan individual, tetapi lambang-lambang itu juga menggambarkan tingkat-tingkat perkembangan yang jauh mendahului perkembangan manusia sekarang. Sumber Referensi: Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press. S. Hall., Calvin dan Gardner Lindzey, Supratiknya A. (Ed.). 1995. Psikologi Kepribadian 1: Teori-teori Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta: Kanisius teori kepribadian Carl Gustav Jung

Carl Gustav Jung (1875-1961) adalah orang pertama yang merumuskan tipe kepribadian manusia dengan istilah ekstrovert dan introvert, serta menggambarkan empat fungsi kepribadian manusia yang disebut dengan f ungsi berpikir, pengindera, intuitif, dan  perasa. Motivasi awal Jung menyelidiki tipologi manusia adalah keinginannya untuk mengerti dan memahami pandangan Freud tentang gangguan mental sangat berbeda dari pandangan Adler. Pokok kajian Jung sangat khas adalah mengenai arkhetipe-arkhetipe tiap kejadian. Dalam makalah ini, kami membahas tentag stuktur kepribadian yang terdiri dari ego, ketidaksadaran  pribadi, serta ketidaksadaran kolektif. 1. I. STRUKTUR KEPRIBADIAN 2. a. Ego  Ego adalah jiwa sadar yang terdiri dari persepsi-persepsi, ingatan-ingatan, pikiran-pikiran sadar. Ego melahoirkan perasaan identitas dan kontinuitas seseorang, dan berada pada kesadaran. 1. b. Ketidaksadaran pr ibadi  Berdekatan dengan ego, yang terdiri dari pengalaman-pengalaman yang pernah sadar tetapi kemudian direpresikan, disupresikan, dilupakan atau diabaikan karena terlalu lemah untuk menciptakan kesan. Dalam ketidaksadaran pribadi terdapat kompleks-kompleks yang merupakan kelompok pikiran-pikiran, persepsi-persepsi, ingatan-ingatan.

1. c. Ketidaksadar an kolektif  Merupakan gudang bekas-bekas ingatan laten yang diwariskan dari masa lampau leluhur seseorang, masa lampau tidak hanya meliputi sejarah ras manusia namun juga leluhur  pramunusiawi atau nenek moyang binatangnya. Ketidaksadaran kolektif hamper sepenuhnya terleps dari segala segi pribadi individu. Semua manusia memiliki keidaksadaran kolektif yang hampir sama. Jung menghubungkan sifat universal ketidaksadar an kolektif itu dengan stuktur otak pada semua ras manusia dan disebabkan oleh evolusi umum. Ketidaksadaran kolektif merupakan pondasi ras yang diwariskan dalam keseluruhan struktur kepribadian. Di atasnya dibangun aku, ketidaksadaran pribadi, dan semua hal lain yang diperoleh individu. Apa yang dipelajari seseorang sebagai hasil dar pengalaman secara substansial dipengeruhi oleh ketidaksadaran kolektif yang melakukan peran mengarahkan atau menyeleksi tingkah laku sejak awal kehidupan. Ketidaksadaran memiliki kemungkinan-kemungkinan yang dipisahkan dari alam s adar, karena dengan dipisahkan itu ia mendapatkan semua materi yang bersifat s ubliminial yaitu semua hal yang sudah dilupakan, maupun kearifan dan pengalaman selama berabad yang tak terhitung jumlahnya tertanam dalam organ-organ arkhetipenya. Apabila kebijaksanaan dari ketidaksadaran itu diabaikan oleh ego, maka akan mengganggu  proses rasional sadar dengan menguasainya danmembelokkannya Ke dalam bentuk yang menyimpang. Simtom-simtom, fobia, delusion, irrasionalitas lain  berasal dari proses-proses ketidaksadaran yang diabaikan itu. 1. d. Ark hetipe  Arkhetipe adalah suatu bentuk pikiran (ide) universal yang mengandung unsure emosi yang  besar. Bentuk pikiran ini menciptakan gambaran atau visi yang dalam kehidupan normal  berkaitan dengan aspek tertentu dari situasi. Asal usul arkhetipe merupakan suatu deposit  permanent dalam jiwa dari suatu pengalaman yang secara konstan terulang selama banyak generasi. Misalnya banyak generasi yang telah melihat matahari terbit setiap hari. Pengalaman berulang yang mengesankan ini akhirnya tertanam dalam ketidaksadara kolektif dalam suatu bentuk arkhetipe dewa matahari, badan angkasa yang kuat, berkuasa dan  pemberi cahaya. Arkhetipe-arkhetipe tidak harus berpisah satu sama lain dalam ketidaksadaran kolektif. Mereka saling melengkapi dan berfusi. Arkhetipe pahlawan danarkhetipe laki-laki tua yang

 bijaksana bisa berpadu menghasilkan “kesatria” seseorang yang dihormati dan disegani karena ia seorang pemimpinberjiwa pahlawan sekaligus arif bijaksana. Mitos, mimpi, penglihatan-penglihatan, upacara agama, simtom neurotic dan psikotik serta karya senimerupakan sumber pengetahuan paling baik tentang arkhetipe. Diasumsikan terdapat banyak arkhetipe dalam ketidaksadaran kolektif. Beberapa diantaranya yang sudah  berhasil diidentifikasikan adalah arkhetipe kelahiran,kelahiran kembali, kematian, kekuasaan ,sihir, kesatuan, pahlawan, anak, Tuhan, setan, laki-laki tua yang bijaksana, ibu pertiwi,  binatang. 1. e. Persona  Persona adalah topeng yang dipakai pribadi sebagai respon terhadap tuntutan-tuntutan kebiasaan dan tradisi masyarakat, serta tuntutan tentang arketipenya sendiri. Ia merupakan  peranan yag dibrikan masyarakat kepada seseorang yang diharapkan dimainkan dalam hidupnya. Tujuannya adalah unutk menciptakan kesan tertentu pada orang lain dan seringkali ia melupakan hakikat kepribadian sesungguhnya. Apabila ego mengidentifikasikan diri dengan persona, maka individu menjadi lebih sadar akan bagian yang dimainkannya daripada  perasaanya sesungguhnya. Ia menjasi terasing dari dirinya, dan seluruh kepribadiannya menjadi rata atau berdimensidua. Ia menjadi manusia tiruan belaka, sekedar pantulan masyarakat, bukan seorang manusia otonom. 1. f. Ani ma dan Animus  Jung mengaitkan sisi feminis kepribadian pria dan sisi maskulin kepribadian wanita dengan arkhetipe-arkhetipe. Arkhetipe feminine pada pria disebut anima, arkhetipe mas kulin pada wanita disebut animus. Erkhetipe ini ditentukan oleh kelenjar-kelenjar seks dan kromosom namun juga ditentukan pengalaman dimana pria dan wanita hidup berdampingan selama  berabad lamanya. Arkhetipe-arkhetipe tidak hanya menyebabkan masing-masing jenis menunjukkan cirri-ciri lawan jenisnya tetapi mereka juga dapat tertarik pada lawan jenisnya. Pria memahami kodrat wanita berdasarkan animanya, wanita memahami kodrat pria berdasarkan animusnya. 1. g. Bayang-bayang 

Bayang-bayang mencerminkan sisi binatang pada kodrat manusia. Arkhetipe bayang-bayang mengakibatkan munculnya perasaan, tindakan yang tidak menyenangakan dan patutu dicela masyrakat dalam kehidupan dan tingkah laku. Selanjutnya semua ini bisa disembunyikan dari  pandangan public oleh persona atau direpresikan kedalam ketidaksadaran pribadi. 1. h. Dir i (self ) Arkhetipe ini mengungkapkan diri sebagai lambang, dan l ambang utamanya adalah mandala atau lingkaran magis. Diri adalah tujuan hidup, suatu tujuanyang terus menerus diperjuangkan orang tetapi yang  jarang tercapai. Ia memotivasikan tingkah laku manusia dn mencarikebulatan, khususnya melalui cara-cara yang disediakan oleh agama. Pengalaman religius sejati merupakan bentuk  pengalaman yang paling dekat dengan ke diri (self-hood) yang mampu dicapai oleh kebanyakan manusia. Jung menemuka diri dalam penelitian-penelitian dan observasinya tentang agama Timur, dimana perjuangan kearah kesatuan dan persatuan dunia melalui  praktik ritual keagamaan seperti Yoga yang jauh lebih maju daripada agama di kalangan Barat. 1. i. Sikap Jung membedakan dua sikap atau orientasi utama kepribadian, yakni sikap ekstraversi dan sikap introversi. Ekstrover adalah kecenderungan yang mengarahkan kepribadian lebih banyak kelua r

daripada ke dalam diri sendiri. Seorang ekstrover memiliki sifat social, lebih banyak berbuat daripada merenung dan berpikir. Ia juga adalah orang yang penuh motif-motif yang dikoordinasi oleh kejadian-kejadian eksternal. Jung percaya bahwa perbedaan tipe kepribadian manusia dimulai sejak kecil. Jung mengtakan  bahwa “tanda awal dari perilaku ekstrover seorang anak adalah kecepatannya dalam  beradaptasi dengan lingkungan dan perhatian yang luar biasa, yang diperankan pada objekobjek, khususnya pada efek yang diperoleh dari objek-objek itu. Ketakutannya pada objeobjek sangat kecil. Ia hidup dan berpindah antara objek-objek itudengan penuh percaya diri. Karena itu ia bebas bermain dengan mereka dan belajar dari mereka. Ia sangat berani. Kadang ia mengarah pada sikap ekstrem sampai pada tahap ri siko. Segala sesuatu yang tidak diketahuinya selalu memikat perhatiannya.

Bentuk neurotic yang sering diderita orang ekstrover adalah hysteria. Hysteria akan se makin  besar dan panjang untuk menarik perhatian orang lain dan untuk menimbulkan kesan yang  baik bagi orang lain. Mereka adalah orang yang suka diperhatikan, suka menganjurkan,  berlebihan dipengaruhi orang lain, suka bercerita, yang kadang mengaburkan kebenaran.  adalah suatu orientasi kedalam diri sendiri. Secara singkat seorang introvert adalah Introvert  orang yang cenderung menarik diri dari kontak social. Minat dan perhatiannya lebih terfokus  pada pikiran dn pengalamannya sendiri. Seorang introvert cenderung merasa mampu dalam upaya mencukupi dirinya sendiri, sebaliknya orang ekstrover membutuhkan orang lain. Jung menguraikan perilaku introvert sebagai orang pendiam, menjauhkan diri dari kejadiankejadian luar, tidak mau terlibat dengan dunia objektif, tidak senang berada di t engah orang  banyak, merasa kesepian dan kehilangan di tengah orang banyak. Ia melakukan sesuatu menurut caranya sendiri, menutup diri terhadap pengaruh dunia luar. Ia oran gyang tidak mudah percaya, kadang menderita perasaan rendah diri, karena itu ia gampang cemburu dan iri hati. Ia mengahadapi dunia luar dengan suatu system pertahanan diri yang sistematis dan teliti, tamak sebagai ilmuan, cermat, berhati -hati, menurut kata hati, sopan santun, dan penuh curiga. Dalam kondisi kurang normal ia menjadi orang yang pesimis da cemas, karena dunia dan manusia sekitarnya siap menghancurkannya. Dunianya adalah suatu pelabuhan yang aman. Tempat tinggalnya (rumah) adalah yang teraman. Teman pribadinya yang terbaik. Karena itu tidak mengherankan orang-orang introvert sering tampak sebagai orang yang cinta diri tinggi, egois, bahkan menderita patologis. Salah satu tanda introvert pada diri seorang anak adalah reflektif, bijaksana, tenggang rasa,  pemalu, bahkan takut pada objek baru. Sedangkan cirri introvert pada orang dewasa adalah kecenderungan menilai rendah hal-hal atau orang lain. 1.  j. F un gsi Psikologis Kepr ibadian  

Perasaan adalah fungsi evaluasi, ia adalah nilai benda-benda yang bersifat positif maupun neatif bagi subjek. Fungsi perasaan memberikan kepada manusia  pengalaman-pengalaman subjektifnya tentang kenikmatan dan rasa sakit, amarah, ketakutan, kesedihan, kegembiraan dan cinta.



Penginderaan adalah fungsi perseptual atau fungsi kenyataan. Ia menghasilkan faktafakta konkret atau bentuk representasi dunia.



Intuisi adalah persepsi melalui proses-proses tak sadar dan isi di bawah ambang kesadaran. Orang-orang yang intuitif melampaui fakta-fakta, perasaan-perasaan dan ide-ide dalam mencari hakikat kebenaran.



Berpikir melibatkan ide-ide dan intelek. Dengan berpikir manusia berusaha memahami hakikat dunia dan dirinya sendiri.

Pikiran dan perasaan disebut fungsi rasio karena mereka memakai akal, penilaian, abstraksi dan generalisasi. Mereka memungkinkan manusia menemukan hukum-hukum dalam alam semesta. Pendriaan dan intuisi dipandang sebagai fungsi irasional karena mereka didasarkan  pada persepsi tentang hal yang konkret,khusus, dan aksidental. 1. II. DINAMIKA KEPRIBADIAN Dinamika kepribadian bersifat rentan terhadap pengaruh-pengaruh dan modifikasi dari luar, ia tidak akan mencapai keadaan stabil yang sempurna, hanya bisa bersifat stabil relative. 1. a. Ener gi Psiki s  Energi psikis merupakan manifestasi kehidupan, yakni energi organisme sebagai system  biologis. Energi psikis lahir seperti semua energi vital lain, yakni dari proses metabolic tubuh. Energi psikis tidak dapat diukur atau dirasakan, namun terungkap dalam bentuk daya-daya actual atau potensial. Keinginan, kemauan, perasaan, perhatian,dan perjuangan adalah contoh-contoh dari daya actual dalam kepribadian;disposisi, bakat, kecenderungan, kehendak hati, dan sikap adalah contoh daya potensial. 1. b. Pri nsip Ekui val ensi  Prinsip ekuivalensi menyatakan bahwa jika energi dikeluarkan unutk menghasilkan suatu kondisi tertentu, maka jumlah yang akan dikeluarkan itu akan muncul di salah satu tempat lain dalam sistem. Prinsip ekuivalensi menyatakan bahwa jika energi dikeluarkan dari salah s atu system, misalnya ego, maka energi itu akan muncul pada suatu system yang lain, mungkin persona. Atau jika makin banyak nilai direpresikan ke dalam sisi bayang-bayang kepribadian, maka nilai itu akan tumbuh kuat dengan mengorbankan stuktur lain dalam kepribadian. 1. c. Pri nsip E ntr opi 

Prinsip entropi menyatakan bahwa jika dua benda yang berbeda suhunya bersentuhan maka  panas akan mengalir dari benda yang suhunya lebih panas ke benda yang suhunya leih dingin. Prinsip entropi yang digunakan Jung unutk menerangkan dinamika kepribadian menyatakan bahwa distribusi energi dalam psikhe mencari keseimbangan. Misalnya orang yang terlalu ekstrovert terpaksa mengembangkan bagian introvert dari kodratnya. Kaidah umum dalam psikologi Jungian adalah setiap perkembangan yang berat sebelah akan menimbulkan konflik, tegangan, tekanan, sedangkan perkembangan yang seimbang dari semua unsur kepribadian akan menghasilkan keharmonisan, relaksasi dan kepuasan. 1. d. Penggunaan E nergi Seluruh energi psikis digunakan untuk keperluan kehidupannya, dan untuk pembiakan spesies. Ini merupakan fungsi instingtif yang dibawa sejak lahir seperti lapar dan seks. 1. III. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN Jung yakin bahwa manusia tetap berkembang atau berusaha berkembang dari tahap  perkembangan yang kurang sempurna ke tahap perkembangan yang lebih sempurna. 1. a. Kausali tas ver sus Teleologi Menurut pandangan ini, kepribadian manusia dipahami menurut ke mana ia pergi bukan di mana ia telah berada. Sebaliknya masa sekarang dapat dijelaskan oleh masa lampau,peristiwa sekarang adalah hasil akibat atau pengaruh dari keadaan sebelumnya. Masa sekarang tidak hanya ditentukan oleh masa lampau (kausalitas) tetapi ditentukan juga oleh masa depan (teleologi). 1. b. Sin kr onisitas Prinsip itu diterapkan pada peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat yang sama, tetapi  peristiwa itu tidak disebabkan oleh peristiwa yang lain. Misalnya orang berpikir tentang seseorang lalu orang itu muncul, atau orang bermimpi tentang sakit atau kemat ian sanak keluarganya, kemudian ia mendengar peristiwa itu terjadi bersamaan dengan mimipinya itu. Jung menunjuk banyak literature tentang telepati jiwa, kewaskitaan, dan tipe-tipe lain sebagai  bukti prinsip sinkronisitas.

1. c. H er editas Bagi Jung insting alamiah manusia diwariskan oleh para leluhurnya berkali-kali dan telah melewati berbagai generasi. Potensi yang diwariskan ini memiliki ragam penglaman yang sama seperti leluhur dalam bentuk arkhetipe-arkhetipe. 1. d. Tahap-tah ap per kembangan  Dalam tahun-tahun paling awal, libido disalurkan dalam kegiatan-kegiatan yang diperlukan supaya tetap hidup. Sebelum usia lima tahun, nilai-nilai seksual mulai tampak dan mencapai  puncakanya selama masa adolesen. Dalam masa muda seseorang dan awal-awal tahun dewasa, insting kehidupan dasar dan proses vital meningkat. Orang muda adalah penuh semangat, giat, impulsive, penuh gairah, dan masih banyak tergantung pada orang lain. Inilah  periode kehidupan dimana orang belajar bekerja, kawin dan mempunyai anak-anak dan menjadi mapan dalam kehidupan masyarakat. Ketika individu mencapai usia akhir 30-an atau awal40-an terjadi perubahan nilai yang radikal. Minat-minat dan segala sesuatu yang dikejar pada masa muda kehilangan nilainya dan diganti oleh minat-minat baru yang lebih berbudaya dan kurang biologis. Orang yang  berusia setengah baya menjadi lebih introvert dan kurang impulsive. Kebijaksanaan dan kecerdasan menggantikan gairah fisik dan kejiwaan. Nilai-nilai individu diterapkan dalam kegiatan social, agama, kenegarawan, filosofis. Orang menjadi lebih spiritual. DAFTAR PUSTAKA

Hall, Calvin S & Garner Lindzey. Teori-teori Psikodinamik (Klinis), Kanisius. Yogyakarta 1993.  Naisaban, Ladislaus. Psikologi Jung: Tipe Kepribadian Manusia dan Rahasia Sukses Dalam  Hidup (tipe kebijaksanaan Jung). PT Gramedia, Jakarta, 2003

KEPRIBADIAN MENURUT CARL GUSTAV JUNG

Personality atau kepribadian berasal dari kata persona yang merujuk pada topeng yang biasa digunakan paran pemain sandiwara di zaman Romawi. Kata  personality  dalam  bahasa Inggris berasal dari bahasa Yunani kuno  prosopon  atau  persona, yang artinya „topeng‟ yang biasa dipakai artis dalam theater. Para artis itu bertingkah laku sesuai dengan ekspresi topeng yang dipakainya, seolah-olah topeng itu mewakili ciri kepribadian tertentu. Jadi konsep awal pengertian  personality (pada masyarakat awam) adalah tingkah laku yang

ditampakkan ke lingkungan sosial- kesan mengenai diri yang diinginkan agar dapat ditangkap oleh lingkungan sosial. Konsep - konsep Kepribadian menurut Carl Gustav Jung ada tiga macam, yaitu Personality Function, Psyche, dan Self. Jung memandang manusia sangatlah unik karena mempunyai begitu banyak kepribadian yang beragam antara individu satu dengan individu lainnya. Berikut akan dibahas lebih lanjut tentang konsep kepribadian menurut Jung. 1.

Personality Function Setiap orang adalah unik karena dipenuhi oleh pengalaman-pengalaman histories yang  begitu banyak dan beragam. Tanggapan kita terhadap pengalaman-pengalaman ini adalah hasil dari temperamen yang belum tampak (inborn temperament)  dan bahan dasar yang sifatnya majemuk dari tanggapan-tanggapan yang kita tunjukkan sebelumnya. Apakah itu Temperamen? Bayi yang baru lahir ada yang sangat aktif, ada juga yang kalem. Ada juga yang sangat sensitive terhadap cahaya, suara, sentuhan, sementara bayi lain tampak begitu cuek dengan lingkungan sekitarnya. Sampai dengan akhir Masa Kanak-kanak atau Masa Remaja awal, penampakan Temperamen akan sudah dapat digambarkan , demikian menurut Jung. Setiap orang berdasarkan teori Kepribadian Jung, memiliki Ego, Persona dan komponen lain dari Psyche, masing-masing dengan karakter kepribadian individual. Sekalipun demikian, ada kesamaan di antara individu yang berbeda tersebut yang dapat ditarik benang merahnya untuk membentuk suatu dimensi. Setiap orang memiliki potensi atas semuanya itu, tetapi dengan derajat atau tingkat yang berbeda-beda. Satu atau dua unsur bisa jadi merupakan cara yang dominan atau menonjol bagi seseorang dalam memandang atau menghadapi dunia (luar) nya.

2.

Psyche (Kepribadian) Psyche adalah merupakan gabungan atau jumlah dari keseluruhan isi mental, emosional dan spiritual seseorang. Karena merupakan gabungan dari sejumlah unsur, kita sering mendapati bahwa Psyche kita menunjukkan atau tampak sebagai sesuatu yang kontradiktif atau bertentangan. Untuk memahami bagaimana dan mengapa itu dapat terjadi, kita akan mulai pembahasan dari bagian yang sudah kita kenal atau ketahui, dan juga sebagaimana dikenal oleh dunia (di) luar (diri kita), Bawah Sadar dari Psyche dibentuk atau berisikan banyak hal dan beragam antara orang yang satu dengan yang lainnya, dan dari waktu ke waktu. Isi yang tersembunyi ini sebagian  bersifat individual, sebagian lagi kolektif. Isi dari alam Bawah Sadar adalah sangat jauh lebih  banyak dan beragam jika dibandingkan dengan isi Kesadaran. Kebanyakan orang (awam)

menyebut isi dari alam Bawah Sadar manusia ini dengan sebutan Bawah Sadar, sedangkan istilah Psyche Bawah Sadar yang sebenarnya lebih tepat, hanya sedikit dipahami dan dipergunakan di kalangan para professional (psikoanalis). Jung membedakan istilah antara Ambang Sadar (Subconscious)  dan Bawah Sadar (Unconscious)  karena menurutnya di alam Bawah Sadar terdapat banyak kebijaksanaankebijaksanaan yang sangat bermutu. Jung menggunakan istilah Ambang Sadar untuk merujuk  pada isi alam Bawah Sadar yang sifatnya sementara, Freud menyebut hal ini dengan  Preconscious. Jika Freud beranggapan bahwa isi dari Bawah Sadar semuanya adalah bersifat  pengalalam-pengalaman individual, Jung mengemukakan bahwa sebagian dari isi Bawah Sadar. 3.

Self Self adalah Kepribadian Total (total personality) baik Kesadaran maupun Bawah Sadar. Self adalah pusat dari kepribadian. Bandingkan saja Self dengan matahari dalam tata surya kita sumber dari segala energi bagi keseluruhan system. Jika Ego adalah bumi, maka self adalah matahari. Sebagai totalitas Psyche, Self merupakan gabungan atau jumlah dari seluruh proses, isi dan karakteristik mental baik itu positif maupun negatif, konstruktif maupun destruktif. Isi dari Self ini yang kemudian akan menjadi bagian dari pola pengembangan (kepribadian) seseorang. Sebagaimana Kesadaran akan berhadapan dengan masalah-masalah dan tantangan hidup, Self akan menjadikan Bawah Sadar untuk bisa mendukung atau menyediakan sumberdaya bagi Kesadaran untuk memenuhi tuntutan-tuntutan hidup.

A.

STRUKTUR KEPRIBADIAN JUNG

Menurut Jung,  psyche  adalah kesatuan yang di dalamnya terdapat semua pikiran,  perasaan dan tingkah laku baik yang disadari maupun tidak disadari yang saling berinteraksi satu sama lainnya. Struktur psyche menurut Jung terdiri dari : 1. Ego  Ego  merupakan jiwa sadar yang terdiri dari persepsi, ingatan, pikiran dan perasaan perasaan sadar.  Ego  bekerja pada tingkat conscious  Dari ego lahir perasaan identitas dan kontinyuitas seseorang. Ego seseorang adalah gugusan tingkah laku yang umumnya dimiliki dan ditampilkan secara sadar oleh orang-orang dalam suatu masyarakat. Ego berperan  penting dalam menentukan persepsi, fikiran, perasaan dan ingatan yang bisa masuk kedalam kesadaran. Ego merupakan bagian manusia yang membuat ia sadar pada dirinya. 2. Personal Unconscious

Struktur  psyche  ini merupakan wilayah yang berdekatan dengan ego. Terdiri dari  pengalaman-pengalaman yang pernah disadari tetapi dilupakan dan diabaikan dengan cara repression. Pengalaman-pengalaman yang kesannya lemah juga disimpan kedalam  personal unconscious. Penekanan kenangan pahit kedalam  personal unconscious dapat dilakukan oleh diri sendiri secara mekanik namun bisa juga karena desakan dari pihak luar yang kuat dan lebih berkuasa. Pengalaman yang tidak disetujui ego untuk muncul kepada kesadaran tidak hilang tetapi disimpan dalam personal unconscious.Personal unconscious berisikan  pengalaman pengalaman yang ditekan,dilupakan,dan yang gagal menimbulkan kesan sadar. 3. Collective Unconscious Konsep asli Jung yang paling controversial,merupakan suatu system psikis yang  paling kuat dan paling berpengaruh pada kasus kasus patologik yang mengungguli ego dan ketidaksadaran pribadi. Isi utama dari ketidaksadaran kolektif adalah arsetip yang dapat muncul ke kesadaran dalam wujud simbolisasi. Collective unconscious  terdiri dari beberapa  Archetype,  yang merupakan ingatan ras akan suatu bentuk pikiran universal yang diturunkan dari generasi ke generasi. Bentuk  pikiran ini menciptakan gambaran-gambaran yang berkaitan dengan aspek-aspek kehidupan, yang dianut oleh generasi tertentu secara hampir menyeluruh dan kemudian ditampilkan  berulang-ulang pada beberapa generasi berikutnya. Beberapa archetype yang dominan seakan terpisah dari kumpulan archetype lainnya dan membentuk satu sistem sendiri. Collective unconscious merupakan kesadaran yang bersifat universal yang membentuk kepribadian seseorang diantaranya: a.  Persona  yang merupakan topeng yang dipakai manusia sebagai respon terhadap tuntutan-tuntutan kebiasaan dan tradisi masyarakat serta terhadap kebutuhan archetypal sendiri.  b.  Anima & Animus merupakan elemen kepribadian yang secara psikologis berpengaruh terhadap sifat bisexual   manusia. Anima adalah archetype sifat kewanitaan / feminine  pada laki-laki, sedangkan  Animus adalah archetype  sifat kelelakian / maskulin pada  perempuan. c. Shadow adalah archetype  yang terdiri dari insting-insting binatang yang diwarisi manusia dalam evolusinya dari bentuk-bentuk kehidupan yang lebih rendah kebentuk yang lebih tinggi. d. Self , yang secara bertahap menjadi titik pusat dari kepribadian yang secara psikologis didefinisikan sebagai totalitas psikis individual dimana semua elemen kepribadian

terkonstelasi disekitarnya. Self membimbing manusia kearah  self-actualization, merupakan tujuan hidup yang terus-menerus diperjuangkan manusia tetapi jarang tercapai. B.

TIPOLOGI JUNG

Menurut teori psikoanalisa dari Jung ada dua aspek penting dalam kepribadian yaitu sikap dan fungsi. Sikap terdiri dari introvert dan ekstrovert, sedangkan fungsi terdiri dari thinking,  feeling, sensing dan intuiting. Dari kedelapan hal ini maka diperoleh tipologi Jung, yaitu : a.  Introversion-Thinking  Orang dengan sikap yang introvert   dan fungsi thinking   yang dominan biasanya tidak memiliki emosi dan tidak ramah serta kurang bisa bergaul. Hal ini terjadi karena mereka memiliki kecenderungan untuk memperhatikan nilai abstrak dibandingkan orang-orang dan lingkungan sekitarnya. Mereka lebih mengejar dan memperhatikan pemikirannya tanpa memperdulikan apakah ide mereka diterima oleh orang lain atau tidak. Mereka biasanya keras kepala, sombong dan berpendirian. Contoh dari orang dengan kepribadian seperti ini adalah philosophers.  b.

 Extraversion-Thinking  Contoh orang dengan sikap extrovert   dan fungsi thinking   yang dominan adalah ilmuwan dan peneliti. Mereka memiliki kecenderungan untuk muncul seorang diri, dingin dan sombong. Seperti pada tipe pertama, mereka juga me- repress fungsi  feeling . Kenyataan yang obyektif merupakan aturan untuk mereka dan mereka menginginkan orang lain juga  berpikir hal yang sama.

c.

 Introversion-Feeling  Orang dengan introversion-feeling   berpengalaman dalam emosi yang kuat, tapi mereka menutupinya. Contoh orang dengan sikap introvert   dan fungsi feeling   yang dominan adalah seniman dan penulis, dimana mereka mengekspresikan perasaannya hanya dalam  bentuk seni. Mereka mungkin menampilkan keselarasan didalam dirinya dan  self-efficacy, namun perasaan mereka dapat meledak dengan tiba-tiba.

d.

 Extraversion-Feeling  Pada orang dengan sikap extraversion  dan fungsi  feeling yang dominan perasaan dapat berubah sebanyak situasi yang berubah. Kebanyakan dari mereka adalah aktor. Mereka cenderung untuk emosional dan moody tapi terkadang sikap sosialnya dapat muncul.

e.

 Introversion-Sensation Orang ini cenderung tenggelam dalam sensasi fisik mereka dan untuk mencari hal yang tidak menarik dari dunia sebagai perbandingan. Biasanya mereka adalah orang-orang yang tenang, kalem,  self-controlled , tapi mereka juga membosankan dan kurang bisa  berkomunikasi.

f.

 Extraversion-Sensation Orang dengan tipe ini biasanya adalah businessman. Mereka biasanya realistik,  praktis, dan pekerja keras. Mereka menikmati apa yang dapat mereka indrai dari dunia ini, menikmati cinta dan mencari kegairahan. Mereka mudah dipengaruhi oleh peraturan dan mudah ketagihan pada berbagai hal.

g.

 Introversion-Intiuting  Pemimipi, peramal, dan orang aneh biasanya adalah orang dengan sikap introvert dan fungsi intuitif   yang dominan. Mereka terisolasi dalam gambaran-gambaran primitif yang artinya tidak selalu mereka ketahui namun selalu muncul dalam pikiran mereka. Mereka memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain, tidak praktis namun memiliki intuisi yang sangat tajam dibandingkan orang lain.

h.

 Extraversion-Intuiting  Penemu dan pengusaha biasanya memiliki sikap extravert   dan fungsi intuitif   yang dominan, mereka adalah orang-orang yang selalu mencari sesuatu yang baru. Mereka sangat  baik dalam mempromosikan hal-hal yang baru. Namun mereka tidak dapat bertahan pada satu ide, pekerjaan maupun lingkungan karena sesuatu yang baru merupakan tujuan hidup mereka.

C.

PROSES DAN DINAMIKA KEPRIBADIAN JUNG

Jung menyatakan bahwa kepribadian atau psyche bersifat dinamis dengan gerak yang terus-menerus. Dinamika psyche tersebut disebabkan oleh enerji psikis yang oleh Jung disebut libido. Dalam dinamika psyche terdapat prinsip-prinsip sebagai berikut (Alwisol, 2005 : 65) 1) Prinsip oposisi Berbagai sistem, sikap, dan fungsi kepribadian saling berinteraksi dengan tiga cara, yaitu : saling bertentangan (oppose), saling mendukung (compensate), dan bergabung mejnadi kesatuan ( synthese).

Menurut Jung, prinsip oposisi paling sering terjadi karena kepribadian berisi berbagai kecenderungan konflik. Oposisi juga terjadi antar tipe kepribadian, ekstraversi lawan introversi, pikiran lawan perasaa, dan penginderaan lawan intuisi. 2) Prinsip kompensasi Prinsip ini berfungsi untuk menjada agar kepribadian tidak mengalami gangguan. Misalnya  bila sikap sadar mengalami frus-trasi, sikap tak sadar akan mengambil alih. Ketika individu tidak dapat mencapai apa yang dipilihnya, dalam tidur sikap tak sadar mengambil alih dan muncullah ekpresi mimpi. 3) Prinsip penggabungan Menurut Jung, kepribadian terus-menerus berusaha menyatukan pertentangan-pertentangan yang ada agar tercapai kepribadian yang seimbang dan integral.

D.

Perkembangan kepribadian

Carl Gustav Jung menyatakan bahwa manusia selalu maju atau mengejar kemajuan, dari taraf  perkembangan yang kurang sempurna ke taraf yang lebih sempurna. Manusia juga selalu  berusaha mencapai taraf diferensiasi yang lebih tinggi. 1) Tujuan perkembangan : aktualisasi diri Menurut Jung, tujuan perkembangan kepribadian adalah aktuali-sasi diri, yaitu diferensiasi sempurna dan saling hubungan yang selaras antara seluruh aspek kepribadian. 2) Jalan perkembangan : progresi dan regresi Dalam proses perkembangan kepribadian dapat terjadi gerak maju (progresi) atau gerak mundur (regresi). Progresi adalah terjadinya penyesuaian diri secara memuaskan oleh aku sadar baik terhadap tuntutan dunia luar mapun kebutuhan-kebutuhan alam tak sadar. Apabila progesi terganggu oleh sesuatu sehingga libido terha-langi untuk digunakan secara  progresi maka libido membuat regresi, kembali ke fase yang telah dilewati atau masuk ke alam tak sadar. 3) Proses individuasi Untuk mencapai kepribadian yang sehat dan terintegrasi secara kuat maka setiap aspek kepribadian harus mencapai taraf diferensiasi dan perkembangan yang optimal. Proses untuk sampai ke arah tersebut oleh Jung dinamakan proses individuasi atau proses penemuan diri. 

Tahap Perkembangan Kepribadian Jung

Terdiri dari 4 tahap, yaitu childhood, young adulthood, middle age dan old age.

1.

Usia anak (Childhood). Usia anak dibagi menjadi 3 tahap, yakni anarkis pada anak kesadaran masaih kacau pada usia 0  –   6 tahun, tahap monarkis yakni anak ditandai dengan  perkembangan ego, mulai berfikir verbal dan logika pada usia 6  –   8 tahun, tahap dualistik yakni anak dapat berfikir secara obyektif dan subyektif terjadi pada usia 8 –  12 tahun.

2.

Usia pemuda (young adulthood). Pemuda berjuang untuk mandiri secara fisik dan psikis dari orangtuanya.

3.

Usia Pertengahan(middle age). Ditandai dengan aktualisasi diri, biasanya sudah dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, memiliki pekerjaan, kawin, punya anak dan ikut dalam kegiatan sosial.

4.

Usia Tua (old age). Fungsi jiwa sebagian besar bekerja secara tak sadar, fikiran dan kesadaran ego mulai tenggelam.

Teori kepribadian menurut Carl Gustaf Jung Menurut Jung, kepribadian itu adalah seluruh pemikiran perasaan, dan perilaku nyata baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Adapun struktur kepribadian manusia terdiri dari dua dimensi, yaitu dimensi kesadaran dan dimensi ketidaksadaran.

Kedua dimensi ini saling mengisi dan mempunyai fungsi masing-masing dalam penyesuaian diri. Dimensi kesadaran berupaya menyesuaikan terhadap dunia luar individu. Adapun dimensi ketidaksadaran berupaya menyesuaikan terhadap dunia dalam individu.

1.Dimensi Kesadaran Kepribadian (Syamsu Yusuf, 2011) Dimensi kesadaran dalam kepribadian ini adalah ego. Ego adalah jiwa sadar yang terdiri dari  persepsi, ingatan, pikiran, perasaan sadar manusia. Komponen kedua dari dimensi kesadaran manusia adalah sikap jiwa.

Sikap jiwa adalah arah dari psikis atau libido yang menjelma dalam bentuk orientasi manusia terhadap dunianya. Setiap orang mengadakan orientasi terhadap dunia sekitarnya. Namun demikian, dalam caranya mengadakan orientasi itu setiap orang berbeda-beda. Apabila orientasi terhadap sesuatu itu tidak dikuasai oleh pendapat subjektifnya, maka individu yang demikian itu dikatakan mempunyai orientasi ekstravers.

Apabila orientasi ekstravers ini menjadi kebiasaan, maka individu yang bersangkutan

mempunyai tipe kepribadian ekstravers. Jadi berdasarkan atas sikap jiwanya, manusia dapat digolongkan menjadi dua tipe yaitu manusia yang bertipe ekstravers dan introvers.

Orang yang ekstrovers terutama dipengaruhi oleh dunia objektif, yaitu dunia diluar dirinya. Orientasinya terutama tertuju ke luar. Pikiran, perasaan, dan tindakannya terutama ditentukan oleh lingkungannnya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan non sosial.

Orang bertipe ekstravers bersikap positif terhadap masyarakatnya, hatinya terbuka, mudah  bergaul, berperilaku tanpa berpikir terlebih dahulu, biasanya suka menurutkan kata hatinya, selalu siap menjawab, tidak banyak pertimbangan (easy going), dan optimis dan hubungan dengan orang lain efektif. Adapun bahaya dari orang bertipe ekstravers ini ialah apabila keterkaiatan kepada dunia luar itu terlampau kuat, sehingga ia tenggelam didalam dunia objektif, kehilangan dirinya atau asing terhadap dunia subjektifnya sendiri. Orang y`ng  bertipe introvers terutama dipengaruhi oleh dunia subjektif, yaitu dunia di dalam dirinya sendiri.

Orientasinya terutama tertuju kedalam pikirannya. Pikiran, perasaan, serta tindakannya terutama ditentukan oleh faktor subjektif. Penyesuaian dengan dunia luar kurang baik,  jiwanya tertutup, sukar bergaul, sukar berhubungan dengan orang lain, tidak sabar, Kompetitif, ambisius, ingin serba sempurna, mudah gelisah, tidak dapat tenang dan diam, mudah bermusuhan,

mudah tersinggung, otot-otot mudah tegang dan kurang dapat menarik hati orang lain. Penyesuaian dengan batinnya sendiri baik. Bahaya tipe kepribadian introvers ini ialah kalau  jarak dengan dunia objektifnya terlalu jauh, maka orang tersebut lepas dari dunia objektifnya. Jung berpendapat bahwa antara sikap jiwa ekstravers dan introvers itu terdapat hubungan yang kompensatoris.

2.

Dimensi Ketidaksadaran Kepribadian

Dimensi ketidaksadaran kepribadian seseorang mempunyai dua lingkaran yaitu: (1) ketidaksadaran pribadi (2) ketidaksadaran kolektif. Ketidaksadaran pribadi berisi hal yang diperoleh individu selama hidupnya namun tertekan dan terlupakan. Ketidaksadaran kolektif berisi hal yang diperoleh seluruh jenis manusia selama pertumbuhan jiwanya melalui generasi yang terdahulu.

Diposkan oleh pretika kiki di 01.13 http://pretikakiki.blogspot.com/2013/05/teori-kepribadian-jung.html

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF