TEORI KEPEMIMPINAN
April 16, 2018 | Author: Budhi Suwarsono | Category: N/A
Short Description
kepemimpinan...
Description
TEORI KEPEMIMPINAN Kuliah Kepemimpinan Strategis dan Berfikir Sistem FKM- UNAND
Teori Kepemimpinan 1. Teori Orang Besar 2. Teori Sifat 3. Teori Kepemimpinan Transaksional 4. 5. 6. 7. 8.
Teori Kepemimpinan Transformasional Teori Kepemimpinan Kharismatik Teori Kepemimpinan Situasional Teori X dan Y Teori Z
1. Teori Orang Besar •
Disebut juga teori Great man atau Big bang
Teori Great Man dan Teori Big Bang
•
•
•
•
Kepemimpinan merupakan bakat atau bawaan sejak seseorang lahir Bennis & Nanus (1990) menjelaskan bhw teori ini berasumsi pemimpin dilahirkan bukan diciptakan Kekuasaan berada pd sejumlah org tertentu, yang melalui proses pewarisan memiliki kemampuan memimpin atau karena keberuntungan memiliki bakat untuk menempati posisi sebagai pemimpin “Asal Raja Menjadi Raja”
Teori Big Bang •
•
•
•
Suatu peristiwa besar menciptakan seseorang menjadi pemimpin Mengintegrasikan antara situasi dan pengikut Situasi mrpk peristiwa besar seperti revolusi, kekacauan/kerusuhan, pemberontakan, reformasi dll Pengikut adalah orang yang menokohkan seseorang dan bersedia patuh dan taat
2. Teori Sifat
Teori Sifat (Karakteristik) Kepribadian Trait Theories •
•
Seseorg dpt menjadi pemimpin apabila memiliki sifat yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin Titik tolak teori : keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat kepribadian baik secara fisik maupun psikologis
•
Keefektifan pemimpin ditentukan oleh sifat, perangai atau ciri kepribadian yang bukan saja bersumber dari bakat, tapi dari pengalaman dan hasil belajar
Karakteristik kepribadian, Cheser •
•
Sifat-sifat Pribadi : Fisik, kecakapan (skill), teknologi, daya tanggap (perpection), pengetahuan (knowledge), daya ingat
(memory), imajinasi (imagination) Sifat-sifat pribadi yang merupakan watak yang lebih subyektif,yakni keunggulan seorang pemimpin dalam keyakinan, ketekunan, daya tahan, keberanian dll
Karakteristik kepribadian, Davis Ada 4 sifat umum yang efektif •
Kecerdasan
•
Kedewasaan dan keluasan pandangan sosial
•
Motivasi diri dan dorongan
•
Sikap-sikap hubungan sosial
Karakteristik kepribadian, Collons dalam A Dale Tempe (1993) Sifat yg harus dimiliki pemimpin agar dapat mengefektifkan organisasi adalah Kelancaran berbicara Kemampuan memecahkan masalah • •
• • • • • •
Pandangan ke dalam masalah kelompok (organisasi) Keluwesan Kecerdasan Kesediaan menerima tanggung jawab Keterampilan sosial Kesadaran akan diri sendiri dan lingkungannya
Karakteristik kepribadian, Yulk dalam Hersey dan Blanchard (1998) Karakteristik pemimpin sukses terdiri dari : Cerdas Terampil secara konseptual Kreatif Diplomatis dan taktis • • • • •
Lancar berbicara Memiliki pengetahuan ttg tugas kelompok Persuasive Memiliki keterampilan sosial Sedangkan Robins (1996) mengatakan bhw teori ini adalah teori yang mencari ciri-ciri kepribadian sosial, fisik atau intelektual yang membedakan pemimpin dan yang bukan pemimpin • • •
Karakteristik kepribadian, Bennis dalam Hersey dan Blanchard (1998) •
•
•
•
Management of Attention (kemampuan mengkomunikasikan tujuan atau arah yg dpt menarik perhatian anggota) Management of Meaning
(kemampuan menciptakan dan mengkomunikasikan makna tujuan secara jelas) Management of Trust (kemampuan untuk dipercaya dan konsisten) Management of Self (kemampuan mengendalikan diri dalam batas kekuatan dan kelemahan)
Ringkasan dari Sifat •
Intelegensi (kecerdasan)
•
Kematangan dan keluasan pandangan sosial
•
Memiliki motivasi dan keinginan berprestasi
•
Memiliki hubungan manusiawi
Kelemahan Teori Sifat •
•
Tidak selalu ada relevansi antara sifat-sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan Situasi dan kondisi tertentu yang ternyata memerlukan sifat tertentu pula berbeda dari yang lain
I. TEORI SIFAT (Trait Theor y)
Menurut teori ini, individu yang memiliki sifat tertentu yang bisa menjadi pemimpin. Menurut teori ini bahwa beberapa individu dilahirkan dengan sifat tertentu yang secara alami, menjadikan mereka seorang pemimpin.
TEORI SIFAT (Trait Theory) TERDAPAT 3 SIFAT PENTING YANG HARUS DIMILIKI SEORANG PEMIMPIN, YAITU : 1.
Kepercayaan diri , yang berhubungan dengan keyakinan diri
pemimpin akan pertimbangannya, idenya, keputusannya dan kemampuannya. 2.
Kejujuran, yang berhubungan dengan keyakinan bahwa pemimpin dapat dipercaya, dapat dipegang janjinya, tidak suka memainkan peran palsu.
3.
Dorongan, berkaitan dengan motivasi yang menciptakan usaha tinggi mencapai tujuan.
KARAKTERISTIK PEMIMPIN YG EFEKTIF :
1. 2.
3. 4. 5.
Karakteristik fisik : aktif, energik, dinamis. Kecerdasan kemampuan : pengetahuan, pertimbangan, kelancaran berbicara. Kepribadian : waspada, kreatif, integritas diri, percaya diri, punya etika. Karakteristik dunia kerja : motivasi berprestasi, keinginan untuk kesempurnaan, bertanggung jawab, orientasi tugas. Karakteristik sosial : mampu kerja sama, popularitas & kewajiban, diplomasi, partisipasi sosial & ketrampilan interpersonal
3. Teori Kepemimpinan Transaksional Kepemimpinan yang transaksi memotivasi para pengikut dengan menyerukan kepentingan pribadi. Contoh: para pemimpin politis bertukar pekerjaan, subsidi dan kontrak pemerintah yang menguntungkan dengan suara dan kontribusi kampanye.
4. Teori Kepemimpinan Transformasional Kepemimpinan transformasional terpengaruh oleh James McGregor Burns (1978). Burns membedakan antara kepemimpinan yang melakukan transformasi dengan kepemimpinan transaksional. Kepemimpinan transformasional menyerukan nilai-nilai moral dari para pengikut dalam upayanya untuk meningkatkan kesadaran mereka tentang masalah etis dan untuk memobilisasi energi dan sumber daya mereka untuk mereformasi institusi. Kepemimpinan yang transaksi memotivasi para pengikut dengan menyerukan kepentingan pribadi. Contoh: para pemimpin politis bertukar pekerjaan, subsidi dan kontrak pemerintah yang menguntungkan dengan suara dan kontribusi kampanye.
5. Teori Kepemimpinan Kharismatik Menurut Weber, karisma terjadi saat terdapat sebuah krisis sosial, seorang pemimpin muncul dengan sebuah visi radikal yang m enawarkan sebuah solusi untuk krisi itu, pemimpin menarik pengikut yang percaya pada visi itu, mereka mengalami beberapa keberhasilan yang membuat visi itu terlihat dapat dicapai, dan para pengikut itu dapat mempercayai bahwa pemimpin itu sebagai orang yang luar biasa. Sedangkan teori kepemimpinan karismatik dari House kepada identifikasi pribadi, pembangkitan motivasi olehmenekankan pemimpin dan pengaruh pemimpin terhadap tujuan- tujuan dan rasa percaya diri para pengikut.
Karisma merupakan sebuah fenomena. Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan oleh seorang pemimpin karismatik untuk merutinisasi karisma walaupun sukar untuk dilaksanakan. Kepemimpinan karismatik memiliki dampak positif maupun negatif terhadap para pengikut dan organisasi.
•
•
Karisma lebih mungkin dihubungkan dengan pemimpin yang bertindak dalam cara yang tidak konvensional untuk mencapai visi itu. Penggunaan strategi inovatif yang menghasilkan atribusi keahlian superior kepada pemimpin dari pengikutnya. Pemimpin dipandang sebagai karismatik jika mereka membuat pengorbanan diri, mengambil resiko pribadi, dan mendatangkan biaya tinggi untuk mencapai visi yang mereka dukung. Proses Pengaruh Menurut Conger (1989), proses pengaruh utama adalah identifikasi pribadi yang pengaruhnya diperoleh dari keinginan seorang pengikut untuk menyenangkan dan meniru pemimpinnya. Pengaruh dari seorang pemimpin yang karismatik juga disebabkan oleh internalisasi dari nilai dan keyakinan baru oleh pengikut.
•
•
Pemimpin yang karismatik terlihat begitu luar biasa, disebabkan oleh wawasan strategis mereka, pendirian yang kuat, keyakinan diri, perilaku yang tidak konvensional dan energi yang dinamis, bawahan mengidolakan pemimpin ingin menjadi seperti mereka. Pemimpin yang karismatik menciptakan sebuah rasa yang mendesak yang membutuhkan upaya yang lebih besar dari bawahan untuk memenuhi harapan yang tinggi. Bagi bawahan dari pemimpin karismatik adalah sumber motivasi mereka yang utama.
•
Variabel kontekstual menjadi penting bagi kepemimpinan karismatik karena atribusi dari kemampuan luar biasa bagi seorang pemimpin, langka, dan bisa bergantung pada karakteristik situasi.Satu variabel situsional penting adalah kekecewaan pengikut. Para pemimpin karismatik akan lebih mungkin untuk muncul saat terjadi krisis. Weber (1947), Conger & Kanungo tidak mempertimbangkan krisis objektif menjadi sebuah kondisi yang perlu bagi kepemimpinan karismatik.
Teori Konsep Diri mengenai Kepemimpinan Karismatik •
Indikator dan Karisma Bukti dari kepemimpinan karismatik diberikan oleh hubungan pemimpin-pengikut seperti yang tertera dalam teori awal House (1977). Atribusi dari kemampuan yang luar biasa kepada pemimpin amatlah mungkin, tetapi sebaliknya dari teori Conger & Kanungo (1987) hal ini tidak dianggap sebagai sebuah kondisi yang diperlukan untuk kepemimpina karismatik.
•
Ciri dan Perilaku Penting 1. Perilaku kepemimpinan seorang pemimpin yang karismatik dapat mempengaruhi sikap dan perilaku dari pengikut yang meliputi: 2. menyampaikan sebuah visi yang menarik 3. menggunakan bentuk komunikasi yang kuat dan ekspresif saat penyampaian visi 4. mengambil resiko pribadi dan membuat pengorbanan diri untuk mencapai visi 5. menyampaikan harapan yang tinggi 6. memperlihatkan keyakinan akan pengikut 7. pembuatan model peran dari perilaku yang konsisten dengan visi 8. mengelola kesan pengikut akan pemimpin 9. membangun identifikasi dengan kelompok/organisasi 10. memberikan kewenangan kepada pengikut
Proses Pengaruh •
•
•
•
•
Shamir dan para koleganya mengenali bahwa identifikasin pribadi adalah satu jenis proses pengaruh yang dapat terjadi bagi beberapa pengikut dari seorang pemimpin karismatik. Saat terdapat identifikasi pribadi yang kuat, para pengikut akan meniru perilaku pemimpinnya dan memberikan upaya tambahan untuk menyenangkan pemimpinnya. Dalam teori konsep diri sumber yang terpenting dari pengaruh pemimpin atas pengikut adalah identifikasi sosial, internalisasi, dan tambahan kemanjuran diri individual dan kolektif. Kondisi yang Memudahkan
Menurut Shamir, sebuah kondisi krisis tidaklah perlu bagi efektivitas kepemimpinan karismatik. Kepemimpinan karismatik lebih mungkin terjadi saat sebuah kelompok/organisasi berada dalam masalah serius, terdapat ambiguitas dan kecemasan atau bahkan kepanikan antar anggota
•
Kondisi demikian mendukung munculnya seorang pemimpin yang mampu menerjemahkan krisis dan menawarkan strategi yang dapat dipercaya untuk menghadapinya dengan berhasil. Namun, pengaruh karismatik dari pemimpin demikian akan hanya sementara saja kecuali visi itu terus menjadi relevan setelah krisis itu diselesaikan (Boal & Bryson, 1988; Hunt, Boal & Dodge, 1999)
Konsepsi lain dari Karisma Proses Psikodinamis Penjelasan karisma dalam hal proses psikodinamis oleh Freud pada pengikutnya (Kets de Vries, 1988; Lindholm, 1988). Mereka menjelaskan pengaruh yang tidak biasa dan kelihatan tidak rasional dari beberapa pemimpin karismatik yang diidolakan seperti seorang pahlawan, manusia super, atau dipuja sebagai seorang tokoh spiritual. Atribusi dari karisma khususnya amat dimungkinkan oleh orang-orang •
•
yang memilikiserta perasaan kekurangan, pengasingan berbagi keyakinanrasa dan salah, fantasiketakutan, yang akandan berfungsi sebagai dasar untuk daya tarik emosional dan rasional dari pemimpin. Penularan Sosial dan Karisma Menurut Meindl (1990) teori yang ada sebelumnya tidak menjelaskan mengapa atribusi karismatik dilakukan oleh orang yang tidak berinteraksi langsung dengan pemimpin dan dalam beberapa kasus, bahkan tidak memiliki kesempatan untuk mengamati pemimpin itu dari kejauhan. •
•
•
• •
Proses yang digunakan untuk menjelaskan bagaimana para pengikut saling mempengaruhi adalah penularan sosial, yang melibatkan penyebaran spontan dari reaksi emosional dan perilaku di antara sebuah kelompok manusia. Meindl berspekulasi bahwa proses penularan sosial dapat melibatkan serangkaian tipikal dari peristiwa. Walaupun tidak disebutkan secara spesifik oleh Meindl, proses pengaruh untuk para pengikut awal ini barangkali adalah identifikasi pribadi. Karisma yang Dekat dan Jauh Shamir (1995) mengusulkan bahwa atribusi karisma bagi pengikut yang memiliki kontak dekat dengan pemimpin berbeda dalam beberapa cara penting dari atribusi yang dibuat oleh pengikut yang hanya memandang pemimpin itu dari jauh. Sebuah studi di Israel mendukung usulan Shamir tersebut. Temuan itu menyatakan bahwa atribusi dari kebesaran pemimpin jarak jauh lebih terpengaruh olehisyarat kinerja dan stereotipe bersama, sedangkan atribusi kepemimpinan jarak dekat lebih terpengaruh oleh perilaku pemimpin dan keterampilan antar pribadi.
Rutinisasi Karisma •
•
Karisma adalah sebuah fenomena tidak kekal saat hal ini bergantung pada identifikasi pribadi terhadap seorang pemimpin yang dipandang luar biasa. Saat pemimpin itu pergi/meninggal, kemungkinan terjadi krisis penerus. Terdapat tiga pendekatan tentang rutinitas karisma, tidak sama-sama deklusif dan mereka semua dapat terjadi hingga batas tertentu dalam organisasi yang sama. Pendekatan pertama dengan memindahkan karisma kepada seorang penerus yang ditunjuk melalui tata cara dan upacara. Kedua, dengan menciptakan sebuah struktur administratif yang akan terus menerapkan visi pemimpin itu dengan otoritas rasional-legal (Weber, 1947) dan ketiga dengan mengabadikan visi pemimpin serta menanamkannya dalam budaya organisasi dengan mempengaruhi pengikut untuk melakukan internalisasi dan memberikan mereka kewenangan untuk menerapkannya.
Konsekuensi Dari Kepemimpinan Karismatik
Karismatik Positif dan Negatif •
•
Terdapat sebuah pendekatan untuk membedakan antara karismatik positif dan negatif yang bisa dilihat dalam hal nilai dan kepribadian (House & Howell, 1992; Howell, 1988; Musser, 1987). Karismatik negatif memiliki orientasi kekuasaan secara pribadi yang menekankan identifikasi pribadi daripada internalisasi. Sebaliknya, karismatik positif memiliki orientasi kekuasaan sosial yang menekankan internalisasi dari nilai-nilai bukannya identifikasi pribadi. Lebih kepada menanamkan kesetiaan kepada ideologi daripada kesetiaan pada diri sendiri.
Sisi Gelap dari Karisma Konsekuensi Negatif dari Pemimpin Karismatik Keinginan akan penerimaan oleh pemimpin menghambat kecaman dari pengikut Pemujaan oleh pengikut menciptakan khayalan akan tidak dapat berbuat kesalahan Keyakinan dan optimisme berlebihan membutakanpemimpin dari bahaya nyata Penolakan akan masalah dan kegagalan mengurangi pembelajaran organisasi Penolakan berisiko yang terlalu besar akan besar kemungkinan untuk gagal Mengambil pujian sepenuhnya atas keberhasilan akan mengasingkan beberapa pengikut yang penting Perilaku yang impulsif yang tidak tradisional menciptakan musuh dan juga orangorang yang percaya Ketergantungan pada pemimpin akan menhambat perkembangan penerus yang kompeten Kegagalan untuk mengembangkan penerus menciptakan krisis kepemimpinan pada akhirnya • • • • • •
•
•
•
Pengaruh dari Karismatik Positif •
Pemimpin yang karismatik positif bisa menciptakan sebuah budaya yang ”berorientasi keberhasilan” (Harrison, 1987), ”sistem kinerja tinggi” (Vaill, 1978), atau organisasi yang ”dipicu oleh nilai secara langsung” (Peters & Waterman, 1982)
Implikasi Praktis bagi Organisasi •
Menurut Bryman (1992), Schein (1992), dan Trice & Beyer (1993) telah mengecam ide bahwa kepemimpinan karismatik merupakan sebuah obat mujarab untuk memecahkan masalah organisasi besar. Kepemimpinan karismatik itu beresiko dan mengimplikasikan perubahan radikal dalam strategi dan budaya dari sebuah organisasi, yang tidak perlu bagi organisasi yang saat ini telah makmur dan berhasil.
6. Teori Kepemimpinan Situasional
Teori Kontingensi atau Teori Situasional •
•
Resistensi atas teori kepemimpinan sebelumnya yang memberlakukan asas-asas umum untuk semua situasi Teori ini berpendapat bhw tidak ada satu jalan (kepemimpinan) terbaik untuk mengelola dan mengurus satu organisasi
Filosofi Teori •
Contingency Approach
Respon atau reaksi yang timbul berfokus pada pendapat bahwa dalam menghadapi situasi
•
yang berbeda diperlukan perilaku atau gaya kepemimpinan yang berbeda Situational Approach Perilaku atau gaya kepemimpinan harus sesuai dengan situasi yang dihadapi oleh seorang pemimpin
Model Kepemimpinan Kontingensi atau Situasional •
•
•
•
Model Kepemimpinan Situasional dari Fiedler Model Kepemimpinan Situasional Tiga Dimensi dari Reddin Model Kepemimpinan Situasional dari Tannenbaum dan Schmidt Model Kepemimpinan Situasional dari Hersey dan Blanchard
Teori Perilaku (Behavior Theories) •
•
Keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung pada perilakunya dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan Gaya atau perilaku kepemimpinan tampak dari cara melakukan pengambilan keputusan, cara memerintah (instruksi), cara memberikan tugas, cara berkomunikasi, cara mendorong semangat bawahan, cara membimbing dan mengarahkan, cara menegakkan disiplin, cara memimpin rapat, cara menegur dan memberikan sanksi
Beberapa Teori Perilaku •
Teori X dan Y
•
Studi Kepemimpinan Universitas IOWA
•
Studi Kepemimpinan Universitas OHIO
•
Studi Kepemimpinan Universitas Michigan
•
Managerial Grid
•
Empat Sistem Manajemen Likert
7. Teori X dan Y
2. KEPEMIMPINAN TEORI X DAN Y
Pemimpin di dalam proses kepemimpinannya dipengaruhi oleh persepsi dan asumsinya tentang organisasi, bawahan dan lingkungan eksternal, yang digunakan sebagai dasar bagi pemimpin untuk memunculkan reaksi dan perilakunya dalam kepemimpinannya. Efek dari asumsi teori x dan y adalah munculnya fenomena ramalan yg terpenuhi dengan sendirinya (self-fullfiling prophecy), yaitu pemimpin membuat perkiraan, berasumsi sebelumnya, berprasangka atau merumuskan keyakinan yg menjadi kenyataan karena pemimpin meramalkan dan bertindak seakan-akan itu benar.
KEPEMIMPINAN
39
TEORI X, PEMIMPIN MEMANDANG BAWAHAN SEBAGAI : a. b.
c. d. e.
Orang yang menganggap bahwa pekerjaan adalah sesuatu yang tidak menyenangkan dan berusaha dihindari. Orang yang suka diperintah dan harus dipaksa untuk bekerja. Orang yang tidak ambisius, tidak ingin maju, malas & menghindari tanggung jawab Orang yang dimotivasi terutama oleh kebutuhan pokok, seperti uang dan rasa aman. Orang yang harus dikendalikan dengan ketat dan menganggap bawahan tidak mampu menyelesaikan masalah yg dihadapi dalam organisasi tanpa bantuan pemimpin.
KEPEMIMPINAN
40
TEORI Y, PEMIMPIN MEMANDANG BAWAHAN SEBAGAI : a. b.
c. d. e.
Orang yang berpendapat bahwa pekerjaan adalah sesuatu yang menyenangkan dan alamiah, seperti bermain. Orang yang mempunyai pengendalian diri & pengawasan diri jika mereka terlibat pada pekerjaan Orang yang memiliki ambisi, ingin maju dan menginginkan tanggung jawab dan melaksanakannya secara baik. Orang yang dimotivasi, terutama oleh kebutuhan yang lebih tinggi, seperti kebutuhan berprestasi, dsb. Orang yang mampu menyelesaikan masalah secara mandiri, bertanggungjawab & kreatif, sehingga tidak perlu pengawasan yang ketat.
KEPEMIMPINAN
TITIN HARTINI
41
3. PENELITIAN UNIVERSITAS IOWA PENELITIAN INI MENGHASILKAN 3 GAYA KEPEMIMPIMAN, YAITU :
a.
Autokratis, yg menggambarkan pemimpin sebagai orang yang memegang kekuasaan secara penuh, sentralistik, menekankan kekuasaan jabatan, dilaksanakan dengan paksa, memegang sistem hadiah dan hukuman. b. Demokratis, pemimpin yang mendelegasikan wewenang, mendorong partisipasi bawahan, menekankan kemampuan bawahan dalam menyelesaikan tugasnya, memperoleh penghargaan melalui pengaruh. c. Laizess f aire, memberikan kebebasan penuh kepada bawahannya untuk melakukan apa saja.
KEPEMIMPINAN
42
8. Teori Z •
Teori kepemimpinan interaksional (Teori Z perluasan teori Y), Ouchi, 1981: ditentukan oleh hubungan antara kepribadian pemimpin dan situasi tertentu
•
Karakteristik teori Z: – – – – –
– – –
–
membuat keputusan konsensus. Pemasangan karyawan untuk pekerjaan mereka Keamanan pekerjaan Lambat promosi Meneliti konsekuensi jangka panjang dari pengambilan keputusan manajemen Kualitas lingkaran Jaminan pekerjaan seumur hidup Pembentukan ikatan yang kuat tanggung jawab antara supervisor & bawahan Kepedulian holistik bagi pekerja
9. TEORI KONTINUM KEPEMIMPINAN
Teori ini mengindikasikan perilaku pemimpin dapat muncul dalam sebuah kontinum yang merefleksikan jumlah yang berbeda dari partisipasi bawahan. Pusat kontinum berada antara boss-centered sampai subordinate-centered, tergantung pada situasi organisasi & pemimpin menyesuaikan perilaku mereka agar sesuai dengan situasi organisasi. Jika bawahan terlalu lama belajar mengambil keputusan, maka pemimpin bergaya autokratis. Dan jika bawahan mampu mengambil keputusan, maka pemimpin menggunakan gaya partisipatif. KEPEMIMPINAN
45
KONTINUM KEPEMIMPINAN : (lihat gambar..)
a. b. c. d. e. f. g.
Pemimpin membuat keputusan dan mengumumkannya. Pemimpin menjual keputusan Pemimpin menyampaikan ide dan mengundang pertanyaan Pemimpin menyampaikan keputusan sementara untuk perubahan. Pemimpin menjelaskan masalah, meminta masukan dan membuat keputusan. Pemimpin menjelaskan batasannya dan meminta kelompok membuat keputusan. Pemimpin membolehkan bawahan berfungsi secara penuh dalam batasan yang dijelaskan pemimpin.
KEPEMIMPINAN
46
HASIL PENELITIAN OHIO STATE UNIVERSITY
Univ. Ohio melakukan survey untuk memahami perilaku pemimpin dalam mempengaruhi bawahan. Hasil survey mengemukakan 2 kategori luas dari demensi perilaku pemimpin, yaitu : •
•
Pertimbangan (consideration), yang menggambarkan perilaku pemimpin yang empati & sensitif terhadap bawahan, menghormati ide & perasaan mereka, berusaha menciptakan kepercayaan timbal balik dengan bawahan. Inisiasi struktur (initiating structure), menggambarkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada penyelesaian tugas, mengarahkan aktivitas org secara ketat untuk mencapai tujuan tertinggi
PENELITIAN UNIVERSITY OF MICHIGAN
Peneliti UNIV MICHIGAN meneliti demensi perilaku pemimpin melalui produktivitas kelompok atau bawahan, sehingga secara langsung membandingkan mana perilaku pemimpin yg efektif dan mana perilaku pemimpin yg tdk efektif, hasilnya adalah dua demensi perilaku pemimpin, yaitu : berpusat pd bawahan (employee centered) dan berpusat pd tugas (job centered)
PENELITIAN UNIVERSITY OF MICHIGAN
-
Pemimpin yang berpusat pada bawahan, lebih Menekankan pemenuhan kebutuhan bawahannya sebagai manusia. Mereka adalah pemimpin yang memberikan dukungan, perhatian dan motivasi pada bawahan, menciptakan hubungan emosional yang dekat, bertindak sebagai fasilitator atau pelatih.
-
Pemimpin yang berpusat pada tugas, lebih menekankan pada penyelesaian tugas melalui efisiensi, perencanaan kerja, pemberian instruksi dan pengawasan yang ketat.
View more...
Comments