Teori Kebohongan Antarpribadi
October 13, 2017 | Author: Bobby Patria | Category: N/A
Short Description
Download Teori Kebohongan Antarpribadi...
Description
Teori Kebohongan Antarpribadi (Interpersonal Deception Theory) Kebohongan terdapat dimana-mana. Umat manusia mengembangkan tentang segala sesuatu, bagaimana cakapnya mereka untuk sebuah pekerjaan, tujuan-tujuan mereka untuk melakukan. Apabila diuraikan secara luas termasuk tidak hanya kebohongan yang tidak punya malu tetapi juga penghilangan, pemutaran lidah atau equivocation, pengelakan, dan semacamnya, kebohongan terjadi dalam sepertiga atau lebih dari semua percakapan di mana orang rata-rata melakukan dua kebohongan dalam sehari (DePaulo, Kashy, Kirkendol, Wyer, & Epstein, 1996). Yusup (2009) dalam buku Teori-teori Komunikasi Antarpribadi karya Nia (2014) menjelaskan bahwa teori ini digunakan untuk menjalaskan kebohongankebohongan komunikasi seseorang dengan cara memancing komunikan dengan informasi yang tidak benar sehingga terbongkarlah kenyataan bohongnya. Dengan teori ini sangat sulit untuk meramalkan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi pada pikiran manusia. Artinya, apakah seseorang melakukan kebohongan atau tidak, agak sulit diramalkan. Dengan kata lain, pesan-pesan yang disampaikan oleh seseoranf termasuk benar atau tidak, agak sulit diduga. Kecuali, kalua sudah lama terjadinya, atau kita melakukan uji lanjutan guna meneliti validitasnya.
5
Teori ini sangat berguna bagi seseorang yang mencoba melakukan muslihat, atau berpikir seseorang akan melakukan muslihat kepada orang lain. teori ini membantu melihat kebelakang, pada situasi yang telah lalu, guna mengevaluasi peristiwa dan perilaku komunikasi verbal ataupun nonverbal dengan tujuan untuk mengungkap apakah seseorang telah melakukan kebohongan atau tidak. Setiap orang pernah berbohong dan juga dibohongi. Asumsi-asumsi Teori Kebohongan Antarpribadi Asumsi dasar mendukung IDT (Interpersonal Deception Theory) ialah bahwa kebohongan tidak beda dari bentuk –bentuk komunikasi lainnya, bahwa umat manusia berorientasi pada tujuan, makhluk yang menyesuaikan diri. Komunikasi mereka –apakah jujur atau bohong—dimaksudkan untuk memuaskan tuan rumah mengenai tujuan-tujuan seperti memberikan diri sendiri menyenangkan kepada orang lain, mengelola ungkapan perasaanperasaan dan emosi-emosi dengan cara yang dapat diterima secara social, memelihara keserasian hubungan, memudahkan arus percakapan, dan meyakinkan orang lain untuk menerima gagasangagasan dan usulan-usulan orang. Asumsi dasar lainnya ialah bahwa pengelolaan informasi adalah penting bagi komunikasi. Orang dapat memilih untuk bersembunyi, mengubah, salah dalam menggambarkan, mengaburkan, atau menghindarkan penyampaian informasi dalam komunikasi mereka dengan memanipulasi kejujuran, kelengkapan, arah, relevansi, dan personalisasi tentang pesan-pesan mereka (Burgoon, Buller, Guerro, Afifi, & Feldman, 1996). Asumsi penting yang ketiga dalam IDT ialah bahwa para penerima merupakan partisipan aktif salam kisah-kisah bohong yang memengaruhi perjalanan waktu mereka dan hasil-hasil akhir. Para penerima merupakan pemroses informasi aktif yang “penerima” mereka berubah
menjadi tindakan-tindakan para pengirim; yang mengalami kesulitan-kesulitan kognitif yang lebih besar, keadaan yang tidak menyenangkan, dan kewaspadaan apabila kecurigaan mereka dibangkitkan; yang memberikan bermacam-macam bentuk umpan balik kepada pengirim yang dapat berkisar dari penerimaan kepada keragu-raguan kepada ketidakpercayaan absolut; dan yang mereeka sendiri dapat secara aktif dan strategis menyesuaikan gaya-gaya komunikasi mereka sebagaimana kecurigaan-kecurigaan mereka meningkat dan berakhir. Ciri-ciri Utama Teori IDT berusaha untuk menjelaskan bagaimana para pengirim dan para penerima terlibat proses membohongi dan mendeteksi kebohongan selagi terbenam dalam pertukaran pembicaraan di mana tujuan masing-masing pihak tidak selalu saling bertautan. Yang pertama adalah ciri-ciri tentang konteks komunikasi—antar-aktivitas dan tuntutan-tuntutan tugas. Antar-aktivitas mengacu kepada apakah pertukaran pesan bersifat saling tergantung (sebuah pesan tertentu dihubungkan kepada pesan-pesan sebelumnya), terjadi secaara langsung, dan mempunyai saluran verbal yang multiple dan tersedianya saluran nonverbal (diantara factor-faktor lainnya). Tuntutan-tuntutan ugas mengenai apakah para partisipan terlibat dalam percakapan secara mental atau emosional sulit untuk melaksanakannya. Yang kedua meminta perhatian pada hubungan antara pengirim dan penerima sebagai pengaruh yang penting di mana para partisipan berpikir dan berbuat. Penggunaan-penggunaan Teori IDT dapat bertindak sebagai lensa untuk memperagakan komunikasi antarpribadi dan menyoroti variable-variabel dan proses-proses yang terutama penting. Apakah berbohong mengatakan yang benar, orang mencoba mengelola isi dari pesan-pesan mereka, perilaku-
perilaku nonverbal mereka, dan keseluruhan gaya mereka sehingga mereka dipercaya. IDT memprediksikan bahwa para pembohong menggunakan kesempatan pada kepercayaan orang pada kejujuran masing-masing, sebagaimana orang bercerita benar lakukan. Sesungguhnya tujuan utama para pembohong untuk menciptakan sikap penampilan yang normal, mengandalkan pada bias-bias kebenaran orang dan bantuan mereka tanpa diketahui dalam membangun alur cerita yang dapat dipercaya (Budayatna, 2015;258). Kekuatan-kekuatan dan Keterbatasan-keterbatasan Teori Stiff mengemukakan masalah-masalah definisi mengenai bagaimana “antarpribadi” dan “interaktif” harus didefinisikan, dan menganjurkan bahwa kebohongan diperkirakan sebagai sebuah aktivitas persuasive, sebuah usulan konsisten dengan dasar pikiran dalam IDT bahwa kebohongan adalah strategis. Asumsi-asumsi dan definisi-definisi IDT menggerakkannya melebihi sekedar sintetis pada sejumlah proposisi terhubung secara sistematis yang memungkinkan pemahaman, prediksi, dan penjelasan mengenai sebuah jajaran yang luas tentang perilaku percakapan. Tidak dapat disangkal, IDT tidak memiliki sebuah kausal tunggal atau mekanisme generative, tetapi tidak juga komunikasi antarpribadi. Kompleksitas ini merupakan kekuatan (Budayatna, 2015;258).
DAFTAR PUSTAKA
Budayatna, Muhammad. Prof., Dr., M.A. 2015. Teori-teori Mengenai Komunikasi Antarpribadi. Jakarta: Prenamedia Group. Kurniawati, Rd. Nia. 2014. Komunikasi Antarpribadi: Konsep dan Teori Dasar. Yogyakarta
View more...
Comments