Teori Dasar Nyamuk

September 27, 2017 | Author: Liska Feby Fitriani | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

mengenai vektor penyakit nyamuk...

Description

2.1 Pengertian Nyamuk Nyamuk adalah serangga tergolong dalam order Diptera; genera termasuk Anopheles, Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia, Culiseta, dan Haemagoggus untuk jumlah keseluruhan sekitar 35 genera yang merangkum 2700 spesies. Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik, tubuh yang langsing, dan enam kaki panjang; antarspesies berbeda-beda tetapi jarang sekali melebihi 15 mm.

Gambar 2.1 Nyamuk

Klasifikasi ilmiah Alam

: Hewan

Filum

: Arthropoda

Kelas

: Serangga (Insecta)

Ordo

: Diptera

Famili

: Culicidae

Dalam bahasa Inggris, nyamuk dikenal sebagai "Mosquito", berasal dari sebuah kata dalam bahasa Spanyol atau bahasa Portugis yang berarti lalat kecil. Penggunaan kata Mosquito bermula sejak tahun 1583. Di Britania Raya nyamuk dikenal sebagai gnats. Pada nyamuk betina, bagian mulutnya membentuk probosis panjang untuk menembus kulit mamalia (atau dalam sebagian kasus burung atau juga reptilia dan amfibi untuk menghisap darah. Nyamuk betina memerlukan protein untuk pembentukan telur dan oleh karena diet nyamuk terdiri dari madu dan jus buah, yang tidak mengandung protein, kebanyakan nyamuk betina perlu menghisap darah untuk mendapatkan protein yang diperlukan. Nyamuk jantan berbeda dengan nyamuk betina, dengan bagian mulut yang tidak sesuai untuk menghisap darah. Agak rumit nyamuk betina dari satu genus, Toxorhynchites, tidak pernah

menghisap darah. Larva nyamuk besar ini merupakan pemangsa jentikjentik nyamuk yang lain.

2.2 Jenis – Jenis Nyamuk 1.

Nyamuk Aedes aegypti

Gambar 2.3.1 Nyamuk Aedes aegypti Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Selain dengue, A. aegypti juga merupakan pembawa virus demam kuning (yellow fever) dan chikungunya. Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi hampir semua daerah tropis di seluruh dunia. Sebagai pembawa virus dengue, A. aegypti merupakan pembawa utama (primary vector) dan bersama Aedes albopictus menciptakan siklus persebaran dengue di desa dan kota. Mengingat keganasan penyakit demam berdarah, masyarakat harus mampu mengenali dan mengetahui cara-cara mengendalikan jenis ini untuk membantu mengurangi persebaran penyakit demam berdarah.

2.

Nyamuk Anopheles

Gambar 2.3.2 Nyamuk Anopheles

Anopheles (nyamuk malaria) merupakan salah satu genus nyamuk. Terdapat 400 spesies nyamuk Anopheles, namun hanya 30-40 menyebarkan malaria (contoh, merupakan "vektor") secara alami. Anopheles gambiae adalah paling terkenal akibat peranannya sebagai penyebar parasit malaria (contoh. Plasmodium falciparum) dalam kawasan endemik di Afrika, sedangkan Anopheles sundaicus adalah penyebar malaria di Asia. Anopheles juga merupakan vektor bagi cacing jantung anjing Dirofilaria immitis. Sering orang mengenalnya sebagai salah satu jenis nyamuk yang menyebabkan Penyakit Malaria. "nyamuk malaria banyak terdapat di rawa-rawa, saluran-saluran air, dan permukaan air yang terekspos sinar matahari. Ia bertelur di permukaan air." nyamuk ini hinggap dengan posisi menukik atau membentuk sudut. Sering hinggap di dinding rumah atau kandang. Warnanya bermacam-macam, ada yang hitam, ada pula yang kakinya berbercak-bercak putih. Waktu menggigit biasanya dilakukan malam hari. Banyak jenis nyamuk anopheles yang bisa menyebabkan penyakit malaria. Ada anopheles sundaicus yang banyak terdapat di air payau, seperti di Kepulauan Seribu. nyamuk ini berkembang biak di lingkungan yang banyak ditumbuhi ganggang. Biasanya nyamuk ini bertelur di mata air, di air rembesan, atau di sungai yang tak deras airnya, seperti di antara bebatuan sungai. Ada lagi anopheles aconitus yang banyak hidup di daerah pesawahan atau saluran-saluran air yang ada rumputnya. 3.

Nyamuk Aedes albopictus

Gambar 2.3.3 Nyamuk Aedes albopictus

Spesies ini juga bisa menularkan demam berdarah. Nyamuk ini biasanya banyak terdapat di kebun atau di halaman rumah. Cirinya hampir sama

dengan Aedes aegypti, yaitu bercak-bercak putih di badan. Bila dilihat dengan kaca pembesar tampak di median punggungnya ada garis putih. Waktu menggigitnya pun sama dengan Aedes aegypti, yaitu di pagi dan sore hari. Bertelurnya di air tergenang, misalnya pada kaleng-kaleng bekas yang menampung air hujan di halaman rumah. Pada musim penghujan, nyamuk ini banyak terdapat di kebun atau halaman rumah karena di situ terdapat banyak tempat yang terisi air.

4.

Nyamuk Culex fatiqans

Gambar 2.3.4 Nyamuk Culex fatiqans Nyamuk rumah ini menggigit di malam hari. Hinggapnya di mana saja, entah itu di pakaian yang tergantung maupun di dinding rumah. Warna nyamuknya bermacam-macam, ada yang hitam, ada juga yang cokelat. Telurnya mengelompok, seperti membentuk rakit. Jentiknya menggantung di air. Ciri nyamuk ini, saat hinggap posisi tubuhnya tidak menukik tapi mendatar. Ia lebih banyak ditemui di air keruh atau tempat yang banyak mengandung material organik atau bahan makanan, seperti di got. Nyamuk ini bisa menjadi perantara penyakit kaki gajah atau filariasis. Penyakit ini penyebabnya adalah cacing Wuchereria bancrofti yang berada dalam darah seorang penderita. Bila nyamuk mengisap darah penderita yang mengandung bibit filariasis, maka cacing dari penderita tersebut bisa terbawa dan ditularkan pada orang lain lewat gigitannya.

2.3 Siklus Hidup Nyamuk

Semua serangga termasuk nyamuk, dalam siklus hidupnya mempunyai tingkatan-tingkatan yang kadang-kadang antara tingkatan yang sama dengan tingkatan yang berikutnya terlihat sangat berbeda. Berdasarkan tempat hidupnya dikenal dua tingkatan kehidupan yaitu : 1.

Tingkatan di dalam air.

2.

Tingkatan di luar tempat berair (darat/udara).

Nyamuk mengalami empat tahap dalam siklus hidup: telur, larva, pupa, dan dewasa. Tempo tiga peringkat pertama bergantung kepada spesies - dan suhu. Hanya nyamuk betina saja yang menyedot darah mangsanya. dan itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan makan. Sebab, pada kenyataanya, baik jantan maupun betina makan cairan nektar bunga. sebab nyamuk betina memberi nutrisi pada telurnya. telurtelur nyamuk memberi nutrisi pada telurnya. telur-telur nyamuk membutuhkan protein yang terdapat dalam darah untuk berkembang. Panjang siklus hidup nyamuk sangat bervarisi, tergantung jenis spesiesnya. Lama siklus pada tiap tahap perkembangan masing-masing nyamuk juga tidak sama. Culex tarsalis bisa menyelesaikan siklus hidupnya dalam tempo 14 hari pada 20 °C dan hanya sepuluh hari pada suhu 25 °C. Sebagian spesies mempunyai siklus hidup sependek empat hari atau hingga satu bulan. Nyamuk sejak telur hingga menjadi nyamuk dewasa, sama dengan serangga yang mengalami tingkatan (stadium) yang berbeda-beda. Dalam siklus hidup nyamuk terdapat 4 stadium dengan 3 stadium berkembang di dalam air dari satu stadium hidup dialam bebas. a. Nyamuk Dewasa Nyamuk jantan dan betina dewasa perbandingan 1 : 1, nyamuk jantan keluar terlebih dahulu dari kepompong, baru disusul nyamuk betina, dan nyamuk jantan tersebut akan tetap tinggal di dekat sarang, sampai nyamuk betina keluar dari kepompong, setelah jenis betina keluar, maka nyamuk jantan akan langsung mengawini betina sebelum mencari darah. Selama hidupnya nyamuk betina hanya sekali kawin. Dalam perkembangan telur tergantung kepada beberapa faktor antara lain temperatur dan kelembaban serta species dari nyamuk. Untuk kelangsungan kehidupan nyamuk diperlukan air, siklus hidup nyamuk akan terputus. Tingkatan kehidupan yang berada di dalam air ialah: telur. jentik, kepompong. Setelah satu atau dua hari telur berada didalam air, maka telur akan menetas dan keluar jentik. Jentik yang baru keluar dari telur masih sangat halus seperti jarum.

b. Telur Nyamuk

Nyamuk biasanya meletakkan telur di tempat yang berair, pada tempat yang keberadaannya kering telur akan rusak dan mati. Kebiasaan meletakkan telur dari nyamuk berbeda–beda tergantung dari jenisnya. Nyamuk anopeles akan meletakkan telurnya dipermukaan air satu persatu atau bergerombolan tetapi saling lepas, telur anopeles mempunyai alat pengapung. Nyamuk culex akan meletakkan telur diatas permukaan air secara bergerombolan dan bersatu berbentuk rakit sehingga mampu untuk mengapung. Nyamuk Aedes meletakkan telur dan menempel pada yang terapung diatas air atau menempel pada permukaan benda yang merupakan tempat air pada batas permukaan air dan tempatnya. Sedangkan nyamuk mansonia meletakkkan telurnya menempel pada tumbuhan- tumbuhan air, dan diletakkan secara bergerombol berbentuk karangan bungan. Tidak menutup kemungkinan, telur nyamuk biasanya(spesies tertentu saja) diletakkan pada daun lembab atau kolam yang kering. Pemilihan tempat ini dilakukan oleh induk nyamuk dengan menggunakan reseptor yang ada di bawah perutnya. reseptor ini berfungsi sebagai sensor suhu dan kelembaban. setelah tempat ditemukan, induk nyamuk mulai mengerami telurnya. telur-telur itu panjangnya kurang dari 1 mm, disusun secara bergaris, baik dalam kelompok maupun satu persatu. beberapa spesies nyamuk meletakkan telur-telurnya saling menggabung membentuk suatu rakit yang bisa terdiri dari 300 telur. Setelah itu, telur berada pada masa periode inkubasi (pengeraman). pada periode ini. Inkubasi sempurna terjadi pada musim dingin. Selesai setelah itu larva mulai keluar dari telurnya semua hampir dalam waktu yang sama. sampai siklus pertumbuhan ini selesai secara keseluruhan, larva nyamuk akan berubah kulitnya sebanyak 2 kali. Stadium telur ini memakan waktu 1-2 hari. c. Jentik Nyamuk Pada perkembangan stadium jentik, adalah pertumbuhan dan melengkapi bulu-bulunya, Waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan jentik antara 8-10 hari tergantung pada suhu, keadaan makanan serta species nyamuk. Pertumbuhan jentik dipengaruhi faktor temperatur, nutrien, ada tidaknya binatang predator. Larva nyamuk dikenal sebagai jentik dan didapati di sembarang bekas berisi air. Jentik bernafas melalui saluran udara yang terdapat pada ujung ekor. Pupa biasanya seaktif larva, tetapi bernafas melalui tanduk thorakis yang terdapat pada gelung thorakis. Kebanyakan jentik memakan mikroorganisme, tetapi beberapa jentik adalah pemangsa bagi jentik spesies lain. Sebagian larva nyamuk seperti Wyeomyia hidup dalam keadaan luar biasa. Jentik-jentik spesies ini hidup dalam air tergenang dalam tumbuhan epifit atau di dalam air tergenang dalam pohon periuk kera. Jentik-

jentik spesies genus Deinocerites hidup di dalam sarang ketam sepanjang pesisir pantai. d. Kepompong/Pupa Merupakan stadium terakhir dari nyamuk yang berada di dalam air. Pupa biasanya seaktif larva, tetapi bernafas melalui tanduk thorakis yang terdapat pada gelung thorakis. Pada staidum ini memerlukan makanan dan terjadi pembentukan sayap hingga dapat terbang. Stadium kepompong akan memakan waktu lebih kurang 1-2 hari. Setelah cukup waktunya, dari kepompong akan keluar nyamuk dewasa yang telah dapat dibedakan jenis kelaminnya. Setelah nyamuk bersentuhan dengan udara, tidak lama kemudian nyamuk tersebut telah mampu terbang, yang berarti meninggalkan lingkungan berair untuk meneruskan hidupnya didarat atau udara. Dalam meneruskan keturunannya. Nyamuk betina kebanyakan banya kawin satu kali selama hidupnya. Biasanya perkawinan terjadi setelah 24-48 jam dari saat keluarnya dari kepompong. Nyamuk dalam kepompong pupa yang cukup dewasa dan siap terbang dengan semua organnya seperti antena, belalai, kaki, dada, sayap, perut, dan mata besar yang menutupi sebagian besar kepalanya. lalu kepompong pupa disobek di atas. Tingkat ketika nyamuk yang telah lengkap muncul ini adalah tingkat yang paling membahayakan. Nyamuk harus keluar dari air tanpa kontak langsung dengan air, sehingga hanya kakinyalah menyentuh permukaan air. Kecepatan ini sangatlah penting, meskipun angin tipispun dapat menyebabkan kematiannya. Akhirnya, nyamuk tinggal landas untuk penerbangan perdananya setelah istirahat sekitar setengah jam.

2.4 Beberapa Aspek Perilaku (Bionomik) Nyamuk Bionomik nyamuk mencakup pengertian tentang perilaku, perkembangbiakan, umur, populasi, penyebaran, fluktuasi musiman, serta faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi berupa lisan fisik (musim. Kelembaban, angin, matahari, arus air), lingkungan kimiawi (kadar gram, PH) dan lingkungan biologik seperti tumbuhan bakau, gangang vegetasi disekitar tempat perindukan dan musim alami. Sebelum mempelajari aspek perilaku nyamuk atau makhluk hidup lainnya harus disadari bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan biologik selalu ada variasinya. Variasi tingkah laku akan terjadi didalam spesies tunggal baik didaerah yang sama maupun berbeda. Perilaku binatang akan mengalami perubahan jika ada rangsangan dari luar. Rangsangan dari luar misalnya perubahan cuaca atau perubahan lingkungan baik yang alami manpun karena ulah manusia.

1.

Perilaku Mencari Darah. a) Perilaku mencari darah dikaitkan dengan waktu. Nyamuk Anopheles pada umumnya aktif mencari darah pada waktu malarn hari.apabila dipelajari dengan teliti ternyata tiap spesies mempunyai sifat yang tertentu, ada spesies yang aktif mulai senja hingga menjelang tengah malam dan sampai pagi hari. b) Perilaku mencari darah dikaitkan dengan tempat. Apabila dengan metode yang sama kita adakan. Penangkapan nyarnuk didalam dan diluar rumah maka dari hasil penangkapan tersebut dapat diketahui ada dua golongan nyamuk, yaitu: eksofagik yang lebih senang mencari darah diluar rumah dan endofagik yang lebih senang mencari darah didalam rumah. c) Perilaku mencari darah dikaitkan dengan sumber darah. Berdasarkan macam darah yang disenangi, kita dapat membedakan atas: antropofilik apabila lebih senang darah manusia, dan zoofilik apabila nyamuk lebih senang menghisap darah binatang dan golongan yang tidak mempunyai pilihan tertentu.

2.

Frekuensi menusuk

Telah diketahui bahwa nyamuk betina biasanya hanya kawin satu kali selama hidupnya Untuk mempertahankan dan memperbanyak keturunannya, nyamuk betina hanya memerlukan darah untuk proses pertumbuhan telurnya. Tiap sekian hari sekali nyamuk akan mencari darah. Interval tersebut tergantung pada species, dan dipengaruhi oleh temperatur dan kelembaban, dan disebut siklus gonotrofik.Untuk iklim Indonesia memerlukan waktu antara 48-96 jam. 3.

Perilaku Istirahat.

Istirahat bagi nyamuk mempunyai 2 macam artinya: istirahat yang sebenarnya selama waktu menunggu proses perkembangan telur dan istirahat sementara yaitu pada waktu nyamuk sedang aktif mencari darah. Meskipun pada umumnya nyamuk memilih tempat yang teduh, lembab dan aman untuk beristirahat tetapi apabila diteliti lebih lanjut tiap species ternyata mempunyai perilaku yang berbeda-beda.Ada spesies yang halnya hinggap tempat-tempat dekat dengan tanah (AnAconitus) tetapi ada pula species yang hinggap di tempat-tempat yang cukup tinggi (An.Sundaicus). Pada waktu malam ada nyamuk yang masuk kedalam rumah hanya untuk menghisap darah orang dan kemudian langsung keluar. Ada pula yang baik sebelum maupun sesudah menghisap darah orang akan hinggap pada dinding untuk beristirahat. 4.

Perilaku Berkembang Biak.

Nyamuk Anopheles betina mempunyai kemampuan memilih tempat perindukan atau tempat untuk berkembang biak yang sesuai dengan kesenangan dan kebutuhannya Ada species yang senang pada tempattempat yang kena sinar matahari langsung (an. Sundaicus), ada pula yang senang pada tempat-tempat teduh (An. Umrosus). Species yang satu berkembang dengan baik di air payau (campuran tawar dan air laut) misalnya (An. Aconitus) dan seterusnya Oleh karena perilaku berkembang biak ini sangat bervariasi, maka diperlukan suatu survai yang intensif untuk inventarisasi tempat perindukan, yang sangat diperlukan dalam program pemberantasan.

PEMBAHASAN 3.1 A.

Sistem Anatomi Dan Morfologi Nyamuk Sistem Anatomi Nyamuk

Dalam bahasa Inggris, nyamuk dikenal sebagai "Mosquito", berasal dari sebuah kata dalam bahasa Spanyol atau bahasa Portugis yang berarti lalat kecil. Penggunaan kata Mosquito bermula sejak tahun 1583. Di Britania Raya nyamuk dikenal sebagai gnats.

Gambar 3.1. Anatomi Nyamuk Bagian-bagian (anatomi) nyamuk Dengan berat sekitar 12 mg dan panjang 16 mm, tubuh nyamuk terdiri dari tiga bagian utama yaitu Kepala (Head), Thorax, dan Abdomen. Bagian kepala terdiri dari (lihat gambar 3.1) 22.Compound eye (22), arista (23), antenna (24), maxilary palps (25), labium (26), labellum (27), Pseudotracheae (28). Bagian torak terdiri dari (lihat gambar 1) . Prescutum (1), anterior spiracle (2), scutum (3), basicosta (4), calypters (5), scutellum (6), wing vein (7), wing (8), haltere (10), posterior spiracle (11), femur (12), tibia (13), spur (14), tarsus (15), propleuron (16), prosternum (17), mesopleuron (18), mesosternum (19), metapleuron (20),

metasternum (21). Bagian abdomen terdiri dari (lihat gambar 1) abdominal segment (9). Pada nyamuk betina, bagian mulutnya membentuk probosis panjang untuk menembus kulit mamalia (atau dalam sebagian kasus burung atau juga reptilia dan amfibi untuk menghisap darah). Nyamuk betina memerlukan protein untuk pembentukan telur dan oleh karena diet nyamuk terdiri dari madu dan jus buah, yang tidak mengandung protein, kebanyakan nyamuk betina perlu menghisap darah untuk mendapatkan protein yang diperlukan. Nyamuk jantan berbeda dengan nyamuk betina, dengan bagian mulut yang tidak sesuai untuk menghisap darah. Nyamuk betina dari satu genus, Toxorhynchites, tidak pernah menghisap darah. Larva nyamuk besar ini merupakan pemangsa jentik-jentik nyamuk yang lain.

B.

Morfologi Nyamuk

Nyamuk termasuk dalam ordo diptera dan family culicidae karena bentuk morfologinya yang memiliki sepasang sayap. Morfologi nyamuk dewasa berbeda dari ordo diptera lainnya karena nyamuk memiliki probosis yang panjang dan sisik pada bagian tepi dan vena sayapnya. Nyamuk tersebar diseluruh dunia dari daerah tropis sampai daerah kutub utara. Beberapa jenis nyamuk ada yang dapat ditemukan 200 mil dari tempat hidupnya. Ciri-ciri umum morfologi nyamuk, yaitu: 1) Ukuran tubuh antara 4 mm - 13 mm dan rapuh atau mudah patah. 2) Pada bagian kepala terdapat probosis yang halus dan memiliki ukuran yang melebihi panjang kepala. Pada nyamuk betina digunakan untuk menghisap darah, sedangkan pada nyamuk jantan untuk menghisap bahan-bahan cair seperti cairan tumbuhtumbuhan, buah-buahan dan juga keringat. Sayap nyamuk panjang dan langsing, mempunyai vena yang permukannya ditumbuhi sisiksisik sayap (wing scales) yang letaknya mengikuti vena. Pada pinggir sayap terdapat sederetan rambut yang disebut fringe (Gandahusada dkk, 2000). 3) Tubuh nyamuk terdiri atas kepala, dada dan perut 4) Terdapat sepasang antena berbentuk filiform yang panjang dan ramping. Sepasang antena digunakan untuk membedakan jenis kelamin pada nyamuk dewasa. Antena pada nyamuk jantan berambut lebat (plumose) dan pada nyamuk betina jumlah rambutnya lebih jarang (pilose). 5) Tubuh terdiri atas 10 segmen abdomen berbentuk silinder yang terdiri atas 10 ruas. 2 ruas yang terakhir berubah menjadi alat kelamin. Sepuluh segmen adalah bagian perut, biasanya yang terlihat segmen pertama hingga segmen ke delapan, dan pada

segmen-segmen terakhir biasanya termodifikasi menjadi alat reproduksi. 6) Diantara antena dan probosis terdapat sepasang palpus yang terdiri dari 5 ruas, yang digunakan untuk mendeteksi karbondioksida dan tingkat kelembaban. 7) Nyamuk betina mempunyai probosis yang lebih panjang dan tajam. Tubuh membungkuk serta memiliki bagian tepi sayap yang bersisik. 8) Dada terdiri atas protoraks, mesotoraks, dan metatoraks. Mesotoraks merupakan bagian dada yang terbesar yang digunakan untuk menyesuaikan tubuhnya saat terbang. 9) Sayap nyamuk berukuran panjang, tidak berwana (transparan) dan terdiri atas percabangan-percabangan (vena) dan dilengkapi dengan sisik. 10) Sebagian besar torax yang tampak (mesonotum), diliputi bulu halus. Bulu ini berwarna putih/kuning dan membentuk gambaran yang khas untuk masing-masing spesies. Posterior dari mesonotum terdapat skutelum yang pada anophelini bentuknya melengkung (rounded) dan pada culicini membentuk 3 lengkung (trilobus) (Lestari, 2010). 11) Nyamuk mempunyai 3 pasang kaki (hexapoda) yang melekat pada toraks dan tiap kaki terdiri dari 1 ruas femur, 1 ruas tibia dan 5 ruas tarsus.

3.2

Proses Metamorfosis Nyamuk

Secara umum, metamorfosis hewan yang satu ini digolongkan sebagai metamorfosis sempurna sebab ia mengalami 4 tahapan perubahan yakni telur --> larva --> pupa --> imago/ serangga dewasa. Lamanya siklus hidup dalam proses metamorfosis nyamuk bergantung penuh pada jenis nyamuk juga suhu dimana ia bertempat tinggal.

Gambar 3.2. Siklus Hidup Nyamuk

Fase pertama di dalam siklus metamorfosis nyamuk adalah telur. Pada intinya, nyamuk memakan nektar bunga untuk bertahan hidup. Dan untuk bertelur mereka membutuhkan sumber protein yang ada pada darah. Telur nyamuk biasanya diletakkan pada dedaunan yang lembab atau juga genangan air (misalnya nyamuk Aedes Aegepty penyebab demam berdarah). Pemilihan tempat menaruh telur ini biasanya dengan memakai reseptor di bagian bawah perut nyamuk. Ia merupakan sensor yang mendeteksi suhu juga kelembaban. Setelah menemukan tempat ideal, nyamuk akan meletakkan telurnya dan mulai mengerami. Telur nyamuk kira-kira memiliki panjang 1 mm dan biasanya disusun secara berderet membentuk garis. Sekali bertelur, nyamuk betina bisa mengeluarkan 300 biji! Telur yang selesai dierami akan menetas dan menjadi larva. Larva ini sering disebut dengan nama ENCU atau anak nyamuk. Selama menjadi larva, ia mengalami pergantian kulit sebanyak 2 kali sebelum akhrinya ia menjadi pupa atau kepompong. Jika pupa ada di dalam air, maka biasanya ia akan dilengkapi dengan pipa yang akan muncul ke atas permukaan air. Pipa ini berjumlah dua per pupa dan digunakan untuk pernafasan. Dalam pupa tersebut, nyamuk secara perlahan akan bertransformasi menjadi nyamuk dewasa. Ia perlahan mulai mempunyai antena, kaki, belalai, sayap, perut juga mata berukuran besar yang memenuhi hampir semua ruang di kepalanya. Setelah siap, maka nyamuk tersebut akan keluar dari pupa atau kepompong. Jika ia berada di dalam air, maka kecepatan adalah hal yang penting sebab jika tidak, maka nyamuk akan mati. Nyamuk hanya boleh menyentuh air pada bagian kakinya saja.

Nyamuk akan tinggak landas dengan kecepatan maksimal agar tidak terjebak di air. Dengan demikian, siklus metamorfosis nyamuk berakhir.

3.3

Sistem Reproduksi Nyamuk

Nyamuk mengalami empat tahap dalam siklus hidup: telur, larva, pupa, dan dewasa. Tempo tiga peringkat pertama bergantung kepada spesies dan suhu. Hanya nyamuk betina saja yang menyedot darah mangsanya. dan itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan makan. Sebab, pada kenyataanya, baik jantan maupun betina makan cairan nektar bunga. sebab nyamuk betina memberi nutrisi pada telurnya. Telur-telur nyamuk membutuhkan protein yang terdapat dalam darah untuk berkembang.

Fase perkembangan nyamuk dari telur hingga menjadi nyamuk dewasa sangat menakjubkan. Telur nyamuk biasanya diletakkan pada daun lembap atau kolam yang kering. Pemilihan tempat ini dilakukan oleh induk nyamuk dengan menggunakan reseptor yang ada di bawah perutnya. Reseptor ini berfungsi sebagai sensor suhu dan kelembapan. Setelah tempat ditemukan, induk nyamuk mulai mengerami telurnya. Telur-telur itu panjangnya kurang dari 1 mm, disusun secara bergaris, baik dalam kelompok maupun satu persatu. Beberapa spesies nyamuk meletakkan telur-telurnya saling berdekatan membentuk suatu rakit yang bisa terdiri dari 300 telur. Selesai itu, telur berada pada masa periode inkubasi (pengeraman). Pada periode ini, inkubasi sempurna terjadi pada musim dingin. Setelah itu larva mulai keluar dari telurnya semua dalam waktu yang hampir sama. Anak Nyamuk atau ENCU Sampai siklus pertumbuhan ini selesai secara keseluruhan. Larva nyamuk akan berubah kulitnya sebanyak 2 kali. Selesai berganti kulit, nyamuk berada pada fase transisi. Fase ini dinamakan "fase pupa". Pada fase ini, nyamuk sangat rentan terhadap kebocoran pupa. Agar tetap bertahan, sebelum pupa siap untuk perubahan kulit yang terakhir kalinya, 2 pipa nyamuk muncul ke atas air. pipa itu digunakan untuk alat pernapasan. Nyamuk dalam kepompong pupa yang cukup dewasa dan siap terbang dengan semua organnya seperti antenaa, belalai, kaki, dada, sayap, perut, dan mata besar yang menutupi sebagian besar kepalanya. lalu kepompong pupa disobek di atas. Tingkat ketika nyamuk yang telah lengkap muncul ini adalah tingkat yang paling membahayakan. Nyamuk harus keluar dari air tanpa kontak langsung dengan air, sehingga hanya kakinya yang menyentuh permukaan air. Kecepatan ini sangatlah penting, meskipun angin tipis dapat menyebabkan kematiannya.

Akhirnya, nyamuk tinggal landas untuk penerbangan perdananya setelah istirahat sekitar setengah jam. Culex tarsalis bisa menyelesaikan siklus hidupnya dalam tempo 14 hari pada 20 °C dan hanya sepuluh hari pada suhu 25 °C. Sebagian spesies mempunyai siklus hidup sependek empat hari atau hingga satu bulan. Larva nyamuk dikenal sebagai jentik dan didapati di sembarang bekas berisi air. Jentik bernafas melalui saluran udara yang terdapat pada ujung ekor. Pupa biasanya seaktif larva, tetapi bernafas melalui tanduk thorakis yang terdapat pada gelung thorakis. Kebanyakan jentik memakan mikroorganisme, tetapi beberapa jentik adalah pemangsa bagi jentik spesies lain. Sebagian larva nyamuk seperti Wyeomia hidup dalam keadaan luar biasa. Jentik-jentik spesies ini hidup dalam air tergenang dalam tumbuhan epifit atau di dalam air tergenang dalam pohon periuk kera. Jentik-jentik spesies genus Deinocerites hidup di dalam sarang ketam sepanjang pesisir pantai.

3.4 Penyakit Yang Disebabkan Oleh Nyamuk Penyakit ini disebut dengan penyakit yang berbasis lingkungan. Lingkungan berperan penting dalam transmisi penularan penyakit ini. Semakin bersih lingkungan disekitar kita maka semakin kecil pula pula populasi nyamuk disekitar kita sehingga semakin kecil kemungkinan kita akan digigit oleh nyamuk penular dan terhindar dari beberapa peyakit yang di sebutkan di bawah ini. Berikut ini adalah penyakit-penyakit yang dapat ditularkan oleh nyamuk : 1) Malaria. Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit jenis. Plasmodium ditandai demam berkala, menggigil dan berkeringat, yang ditularkan oleh nyamuk genus Anopheles, juga penyakit ini dapat berakibat kematian. Pada saat ini nyamuk penular (vektor) malaria di Indonesia yang ditemukan sebanyak 19 spesies dari genus Anopheles, yang diduga sebagai vector penular malaria ada 4 spesies (yaitu An. sundaicus, An. subpictus, An. aconitus dan An. maculatus) 2) Demam berdarah Dengue. Demam Berdarah Dengaue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus, yang ditandai demam mendadak 2-7 hari tanpa penyebab yang jelas, lemah, gelisah, nyeri ulu hati, disertai bintik perdarahan di kulit, kadang mimisan, muntah darah, bahklan dapat berakibat kematian. 3) Filariasis.

Filariasis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filaria, yang mengakibatkan gejala akut dan kronis (kaki membesar seperti kaki gajah) yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk, di Indonesia telah ditemukan sebanyak 27 jenis nyamuk dari genus Culex, Anopheles, Aedes dan Mansonia. 4) Chikungunya. Chikungunya adalah penyakit menular sejenis demam disertai nyeri otot yang bersifat epidemik dan endemic yang disebabkan oleh Alvavirus yang ditularkan oleh beberapa jenis nyamuk yaitu Ae. Aegypti, Aedes albopictus, Culex fatigans dan Mansonia sp.. Meski pun penyakit ini tidak mengakibatkan kematian, namun dapat menimbulkan rasa nyeri yang hebat di persendian tubuh bahkan seperti kelumpuhan dan dapat berlangsung selama 2 bulan. 5) Eastern Equine Encephalitis (EEE) Salah satu jenis penyakit Encephalitis adalah Jepenese Encephalitis (JE). Encephalitis adalah suatu penyakit yang menyerang susunan syaraf pusat yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk genus Culex. Penyakit ini menyebar di antara kuda dan juga manusia oleh nyamuk yang terinfeksi virus. Infeksi ini termasuk paling serius dari kelompok arbovirus nyamuk karena dapat mempengaruhi sistem saraf pusat dan menyebabkan komplikasi parah dan bahkan kematian. EEE ditemukan di rawa pada air tawar di bagian Atlantik dan Gulf Coast negara bagian di bagian timur Amerika Utara, Amerika Tengah dan Selatan, dan Karibia. Namun penyebaran virus ini sangat kompleks, melibatkan unggas dan jenis nyamuk tertentu, seperti nyamuk dari spesies Culex dan Culiseta melanura. EEE tidak bisa ditularkan dari manusia atau mamalia lainnya karena kehadiran virus dalam darah tak cukup untuk penularan lebih lanjut. Karenanya virus itu hanya stagnan di manusia atau hewan. Gejalanya mulai dari yang nampak seperti gejala flu ringan, sakit kepala ringan, sampai kejang, dan koma. Setengah dari jumlah pasien yang terjangkit virus ini menemui ajal. Sementara yang berhasil selamat mengalami kerusakan otak permanen dan memerlukan perawatan seumur hidup. Sayangnya lagi, tidak ada pengobatan khusus seperti vaksin. 6) St Louis Encephalitis (SLE) Jenis penyakit St Louis Encephalitis (SLE) ini ditularkan dari unggas ke manusia dan mamalia lain oleh nyamuk yang terinfeksi. SLE ditemukan di seluruh Amerika Serikat, namun paling sering ditemukan di sepanjang Teluk Meksiko, terutama Florida. Orang tua lebih rentan tertular SLE ini dibandingkan individu muda dengan usia 20 tahun. Gejala yang ditimbulkan mirip dengan EEE dan sayangnya belum ada vaksin bagi jenis penyakit ini.

7) LaCrosse Encephalitis (LAC) Penyakit ini jauh lebih luas daripada EEE atau SLE. Dilaporkan pertama pada tahun 1963 di LaCrosse, Wisconsin yang berasal dari jenis nyamuk hutan (Aedes triseriatus) biasa disebut dengan nyamuk pohon lubang. Penyakit ini jarang terjadi pada anak-anak dan tidak menular dari manusia ke manusia. 8) Virus West Nile (WNV) Virus ini berasal dari burung dan nyamuk yang menyerang mamalia (termasuk kuda) juga manusia. Virus WNV ini muncul pada 1937 di Afrika (Uganda) ke Eropa, Timur Tengah, Barat dan Asia tengah dan pulau-pulau terkait. Infeksi ditandai dengan demam, sakit kepala, kelelahan dan nyeri atau ruam yang bisa berlangsung beberapa hari atau beberapa minggu. Setidaknya 63 persen dari pasien melaporkan gejala yang berlangsung lebih dari 30 hari, mempengaruhi sistem saraf hingga mempengaruhi otak dan meningitis yang merupakan peradangan pada otak dan membran sekitarnya. 3.5 Survey Nyamuk Metode pemberantasan habitat nyamuk ini, misalnya dengan upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN), masih dianggap cara paling efektif. Berkaitan dengan hal tersebut pemerintah memiliki program kajian yaitu dengan melakukan survei jentik pada rumah-rumah warga. Untuk mengetahui kepadatan vektor nyamuk pada suatu tempat, diperlukan survei yang meliputi survei nyamuk, survei jentik serta survei perangkap telur (ovitrap). Data-data yang diperoleh, nantinya dapat digunakan untuk menunjang perencanaan program pemberantasan vektor. Dalam pelaksanaannya, survei dapat dilakukan dengan menggunakan 2 metode , yakni 1. Metode Single Larva

Survei ini dilakukan dengan cara mengambil satu jentik disetiap tempat-tempat yang menampung air yang ditemukan ada jentiknya untuk selanjutnya dilakukan identifikasi lebih lanjut mengenai jenis jentiknya. 2. Metode Visual

Survei ini dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya larva di setiap tempat genangan air tanpa mengambil larvanya. Setelah dilakukan survei dengan metode diatas, pada survei jentik nyamuk akan dilanjutkan dengan pemeriksaan kepadatan jentik dengan ukuran sebagai berikut:

1. House Index (HI) adalah jumlah rumah positif jentik dari seluruh

rumah yang diperiksa. HI = Jumlah rumah yang positif jentik x 100% Jumlah rumah yang diperiksa 2. Container Index (CI) adalah jumlah kontainer yang ditemukan larva

dari seluruh kontainer yang diperiksa

CI = Jumlah kontainer yang positif jentik x 100% Jumalh kontainer yang diperiksa 3. Breteu Index (BI) adalah jumlah kontainer dengan larva dalam seratus rumah

BI = Jumlah kontainer yang positif jentik x 100% 100 rumah yang diperiksa Density figure (DF) adalah kepadatan jentik Aedes aegypti yang merupakan gabungan dari HI, CI dan BI yang dinyatakan dengan skala 1-9 seperti tabel menurut WHO Tahun 1972 di bawah ini :

Density figure (DF) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Tabel Larva Index House Index Container (HI) Index(CI) 1–3 1-2 4–7 3-5 8 – 17 6-9 18 – 28 10 -1 4 29 – 37 15 – 20 38 – 49 21 - 27 50 -59 28 - 31 60 – 76 32 – 40 >77 >41

Breteau Index(BI) 1-4 5–9 10 – 19 20 – 34 35 -49 50 – 74 75 – 99 100 – 199 >200

Sumber: WHO (1972) Keterangan Tabel : DF = 1 = kepadatan rendah DF = 2-5 = kepadatan sedang DF = 6-9 = kepadatan tinggi. Berdasarkan hasil survei larva dapat ditentukanDensity Figure. Density Figureditentukan setelah menghitung hasil HI, CI, BI kemudian dibandingkan dengan tabel Larva Index. Apabila angka DF kurang dari 1 menunjukan risiko penularan rendah, 1-5 resiko penularan sedang dan diatas 5 risiko penularan tinggi.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF