Teori an Kognitif Piaget
April 25, 2019 | Author: ysyahrdiyanti | Category: N/A
Short Description
Download Teori an Kognitif Piaget...
Description
BOOK REVIEW PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
KELOMPOK 2 (3D) Farah Fauzia (108070000146) Megatasya K. Serena (108070000160) Serdo Mayendi (108070000161) Atika Sari (108070000175) Yunita Syahrdiyanti S. (108070000192)
FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009
KATA PENGANTAR
Segala Segala puji puji syukur syukur kami kami ucapka ucapkan n atas atas kehad kehadirat irat Allah Allah swt swt yang yang telah telah memberikan rahmat dan hidayahnya bagi kami melalui ilmuNya yang Maha luas dan tak terkira, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tercurah pada junjungan besar Nabi Muhammad SAW ser ta para pengikutnya hingga akhir zaman. Amin. Kam Kami
sadar adar bahwa ahwa dala dalam m
pemb embuata uatan n
maka akalah lah
ini masih sih
dalam alam
pembelajaran yang tentunya terdapat kekurangan, oleh karena itu kami meminta maaf apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat pada kami khususnya, penyusun dan para pembaca pada umumnya. Terima kasih.
Ciputat, 5 Oktober 2009
Penyusun
TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF PIAGET
BIOGRAFI JEAN PIAGET (1896-1980)
Piaget lahir di Neuchatel, sebuah kota universitas kecil di Swiss, dimana ayahnya adalah sejarawan abad pertengahan di universitas tersebut. Sejak kecil , Piaget menunjukkan kemampuan sebagai ilmuan yang sangat menjanjikan dimasa depan. Pada usia 10 tahun ia menulis sebuah artikel tentang burung albino yang dilihatnya di taman. Ketika masih bersekolah di STMU, penelitiannya tentang kerang telah membawanya berkenalan dengan para kolega dari luar negeri dan sebuah tawaran kerja sebagai kurator sebuah museum (yang kemudian dibatalkan karena mengingat usianya belum cukup. Pada usia 15 tahun Piaget mengalami krisis intelektual yang membuatnya sadar bahwa keyakinan agama dan filosofisnya kekurangan pondasi ilmiah. Hal ini membuatnya mencari cara untuk mengawinkan filsafat dengan sains. Dia mencoba meraih gelar doktornya didalam ilmu-ilmu alam pada usia 21 tahun, namun pencarian Piaget yang lebih luas terjadi ketika dia merasa kebingungan dan kehabisan tenaga. Akhirnya, pada usia 23 tahun dia mulai menetapkan sebuah rencana. Dia menggunakan penemuan-penemuan ini untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
lebih
luas didalam
epistemologi,
yaitu persoalan-
persoalan filosofis berkenaan asal-usul pengatahuan. Dia menyebut proyek ini “epistemologi genetik”. Piaget memutuskan untuk mempelajari anak pada 1920 ketika bekerja di laboratorium Binet di Paris. Piaget menjadi tertarik pada responrespon anak-anak kecil ini, khususnya tentang jawaban-jawaban mereka yang keliru. Kesalahan mereka, begitulah yang dilihatnya, memiliki pola konsisten yang mengatakan bahwa pikiran mereka memilki sifat sendiri yang unik. Untuk mempelajari ide-ide unik anak-anak yang potensial ini, Piaget meninggalkan tes-tes standar yang menurutnya memaksa respons anak menjadi “saluran-saluran artifisial bagi seperangkat pertanyaan dan jawaban”, dan menggunakan sebuah wawancara klinis yang lebih terbuka untuk “menguatkan
aliran kecenderungan-kecenderungan spontan mereka”. Piaget secara khusus mewawancarai anak-anak yang berusia 4-12 tahun dan menemukan bahwa anak-anak yang usainya dibawah tujuh tahun secara kualitatif berfikir dengan cara yang berbeda mengenai mimpi, moral dan topik-topik yang lain. Pada 1925, putri pertama Piaget, Jacqueline, lahir—sebuah peristiwa yang mengawali serangkaian studi penting mengenai tingkah laku kognitif. Riset Piaget telah memunculkan respons yang berbeda-beda dari pada psikolog segala zaman. Piaget
mengubah
pertanyaannya
selama
wawancara
dilakukan
jika
menurutnya hal ini bisa membantu memahami pikiran tertentu pada anak; cara ini, banyak psikolog mengeluhkannya, mengganggu aturan standar wawancara. Piaget juga menghabiskan masalah-masalah tertentu seperti melaporkan ukuran samplenya dan memberikan ringkasan-ringkasan statistik hasil pertemuaannya. Piaget banyak dikritik berkenaan dengan metodologinya, namun tahun 1960-an menyaksikan ketertarikan kembali yang sangat besar pada karya-karyanya.
ORIENTASI UMUM TERHADAP TEORI Dikarenakan teori Piaget sangat kompleks dan sulit dipahami kita melakukan pendekatan dari yang umum ke yang khusus. Dengan melalui beberapa karakteristik teori: Genetik epistimologi, pendekatan biologi, strukturalisme, tingkatan pendekatan, dan metodelogi. 1. EPISTIMOLOGI GENETIK Sebagaimana Piaget berpendapat, epistimologi adalah “hubungan antara tindakan atau pemikiran subjek dan objek terhadap pengalamannya”. Percarian Piaget tentang psikologi pengembangan membawa kita pada “genetik” bagian istilah genetik epistimologi. “Genetik tidak berarti pada pembawaan lahir, arti yang secara umum, tapi kepada “perkembangan atau kemunculan”. Dengan mempelajari perubahan dalam perkembangan dan yang sedang berkembang dalam proses untuk mengetahui dan dalam susunan pengetahuan. Piaget merasa bisa menemukan jawabannya pada masalah
epistimologi tradisional. Kepeduliaannya terhadap persoalan yang klasik dan epistimologi menjelasakan kepeduliannya dengan apa
yang para filosof
menyakini dasar kategori pemikiran: waktu, ruang, hubungan sebab dan akibat, dan kuantitas. Kategori pemikiran tersebut sangat jelas pada orang-orang dewasa, tetapi dalam pemikiran Piaget sangatlah tidak jelas untuk anak-anak. Piaget bertannya-tanya kapan dan bagaiman anak kecil mengerti bhwa tidak mungkin dua benda atau dua objek bisa menempati tempat yang sama. Piaget
dikenal
sebagai
epistimologis
eksperimental.
Tidak
seperti
kebanyakan para epistimologis yang menggunakan argumen logisnya untuk mendukung
pendapatnya,
Piaget
menolak
pendekatan
armchair
dan
memformulasikan hipotesa empiris yang bisa diuji. Solusi Piaget terhadap permasalahan epistimologi meliputi yang mudah, tetapi para revolusinori manyatakan bahwa pengetahuan itu sebuah keadaan. Pengetahuan anak terhadap dunia berubah sesuai dengan berkembangnya sistem kognitif mereka. Sebagaimana si pengetahu berubah, begitu juga yang diketahuinya. Sebuah pemikiran anak bukanlah seperti kamera yang mengambil gambar secara nyata dan utuh. Sebagaimana pikiran berkembang, bagaimanpun juga itu akan menjadi harmoni dan kenyataan.
2. PENDEKATAN BIOLOGI Berawal pada masa ketertarikan pada masa kanak-kanaknya terhadap kerang dan burung, pemikiran Piaget sangat mengacu kepada ilmu biologi. Perbedaan Piaget adalah ia melihat lebih banyak meneliti kerang-kerangan dibanding para biologis lainnya. Dalam kesederhanaan kerang-kerangan, ia melihat prinsip-prinsip dasar bagaimana kehidupan organisme beradaptasi dengan dunia. Kerang-kerang itu mengatur diri mereka sendiri terhadap lingkungan dan secara aktif berasimilasi menerima dengan cara yang diizinkan oleh struktur biologis mereka. Piaget merasa bahwa prinsip-prinsip tersebut juga berlaku pada pemikiran manusia. Devinisi umumnya yang sangat terkenal tentang intelegent adalah adaptasi terhadap lingkungan. Sebagaimana juga manusia, dan
organisme yang bukan manusia atau lainnya beradaptasi secara fisik dengan lingkungan, begitu juga pemikiran beradaptasi dengan lingkunagn pada taraf psikologi. Piaget terkadang merujukkan perkembangan kognitif sebagai embriolog mental. 3. STRUKTURALISME Pendekatan yang strukturalisme termasuk kedalam pendekatan yang dilakukan oleh Piaget. Dimana mereka melihat properti yang tersusun dari apa yang mereka pelajari. Piaget mengusulkan bahwa sebuah pengaturan kecil operasi mental menggarisbawahi pemikiran luas yang bermacam-macam. Pada strukturalis melihat bagaimana suatu bagian disusun menjadi keseluruhan, dan mereka memisahkan pola-pola perubahan. Dalam hal ini, mereka peduli terhadap bagian dan keseluruhan serta antara keadaan awal dan nanti. Menurut strukturalis Piaget, hakikat perubahan struktur mental sebagaimana struktur itu berkembang. Struktur kognitif bayi disebut “schemes”. Schemes adalah sebuah bentuk organisasi prilaku; yang mencerminkan suatu cara berinteraksi dengan lingkungan. Menurut Piaget, schemes adalah segala sesuatu apapun yang bisa diulang-ulang dan bisa disamaratakan dalam sebuah tindakan. Struktur kognitif pada masa anak-anak akhir, pada usia 7 tahun ke atas, dijabarkan dalam arti daya kerja mental abstrak yang tersusun sama seperti sistem logikomatematis. Dalam hal ini kerangka pemikiran strukturalis bisa dilihat dalam hal schemes dan operasi mengatur diri mereka sendiri menjadi satu kesatuan utuh dan bisa digunakan dalam berbagai macam konteks. 4. PENDEKATAN TAHAPAN
Menurut Piaget, stage adalah masa di mana anak berpikir dan berprilaku dalam situasi yang beraneka ragam dan mencermikan sebuah tipe yang mendasari struktur mental. 1. A stage adalah keseluruhan yang tersusun dalam sebuah keadaan seimbang.
Piaget sang strukturalis melihat stage sebagai suatu keseluruhan yang menyusun bagian-bagian. Shcemes atau operasi di tiap tahapan saling
berhubungan untuk membentuk sebuah keseluruhan yang terorganisir. Tiap tingkatan memiliki struktur yang berbeda, yang menyediakan berbagai tipe interaksi
antara
anak
dan
lingkungan,
dan
secara
konsekuen
memperbolehkan pandangan-pandangan yang berbeda terhadap dunia secara mendasar. Pokok dari langkah pendekatan Piaget adalah pergerakan melalui tingkatan-tingkatan yang lebih mencakup perubahan struktural yang kualitatif (perubahan dalam bentuk tipe atau jenis) daripada yang kuantitatif (perubahan dalam bentuk tingkatan, jumlah, kecepatan, atau efisiansi). 2.
Tiap stage berasal dari tingkatan sebelumnya, saling berhubungan dan membentuk stage tersebut, dan mempersiapkan stage selanjutnya. Stage sebelumnya membuka jalan untuk
stage yang baru. Dalam proses
penerimaan stage baru ini, stage sebelumnya digunakan kembali. Sekali-kali menemukan stage baru tak berselang lama dengan stage sebelumnya. Sekalipun skil sebelumnya tetap, posisi atau peran mereka di dalam susunan berubah. 3.
Stage mengikuti tingkatan yang tidak berlainan. Stage harus mengikuti susunan yang ada. Tak ada stage yang terlewati. Dengan kata lain, ketika stage pertama tidak memiliki seluruh material penyusun yang dibutuhkan untuk stage ketiga, maka stage kedua dibutuhkan.
4.
Stage itu menyeluruh. Piaget tertarik pada bagaimana manusia sebagai makhluk yang beradaptasi secara psikologi terhadap lingkungan mereka, ia fokus terhadap struktur dan konsep yang diperoleh semua manusia.
5.
Tiap stage meliputi yang akan terjadi dan menjadi. Terdapat sebuah inisial masa persiapan dan masa final pencapaian di setiap stage. gambaran pada tiap stage dalam bab ini merujuk kepada hasil akhir, stabil atau tetap, sama rata, struktur organisasi yang terikat di setiap stage. Ringkasan, stage adalah keseluruhan struktur yang di mulai dari stage awal
dan membentuk stage selanjutnya, mengikuti tingkatan yang menyeluruh dan tidak berlainan, dan beralih dari masa transisi yang tidak stabil ke masa akhir yang stabil.
5. METODOLOGI Piaget awalnya bekerja dengan preschool dan sekolah anak, biasanya menggunakan metode klinis yang berarti interaksi verbal yang berhubungan antara si peneliti dan si anak. Si peneliti mulai dengan menanyakan pertanyaan atau mengajukan suatu masalah, tetapi pertanyaan berikutnya diikuti dengan jawaban si anak untuk pertanyaan selanjutnya. Dengan ini, si peneliti mencoba memahami alasan yang mendasari alasan jawaban si anak. Seorang penanya yang berbakat memberikan pendapat yang banyak untuk menghindari jawaban anak yang berupa sanggahan. Dalam kinerja Piaget berikutnya, pertanyaanpertanyaan tersebut dikombinasi dengan manipulasi objek oleh si anak atau si peneliti. GAMBARAN STAGE Untuk memahami setiap stage, kita perlu mengetahui tidak hanya dari mana dia muncul akan tetapi juga kemana ia akan pergi. Di bawah ini merupakan penjabaran dari stage yang dilengkapi dengan data yang lebih detail. 1. Masa sensorimotor (dari lahir sampai 2 tahun). Para bayi memahami dunia pada masa kelahirannya, tindakan fisik terhadap dunia. Mereka bergerak dari gerakan refleks yang simpel melalui beberapa tahap kesatuan skema yang tersusun atau prilaku yang tersusun. 2. Periode preoperasional (sejak usia 2 sampai 7 tahun). Tak lama si anak secara sederhana membuat penyesuaian diri terhadap benda dan keadaan. Kemudian mereka bisa menggunakan simbol (kesan-kesan, kata-kata, gerak isyarat) menghadirkan objek dan keadaan. 3. Periode operasional konkret (usia 7 sampai 11 tahun). Anak-anak memperoleh beberapa struktur logis yang memperbolehkan mereka untuk menunjukkan berbagai macam operasi mental, yang merupakan tindakantindakan internalisasi yang bisa disediakan. 4. Periode operasional formal (usia 11 sampai 15 tahun). Operasi mental tak lama kemudian terbatas menjadi objek konkrit. Mereka bisa digunakan dari
statement logis atau verba yang murni. Menjadi yang mungkin sebagaimana kenyataan, untuk masa depan yang sama baiknya dengan sekarang. Walaupun Piaget mengacu kepada stage dari perkembangan , setiap 4 periode yang di atas terdapat pembahasan lebih rinci tentang periode tersebut, contohnya periode sensori-motorik. KEPANDAIAN SENSORI –MOTORIK (LAHIR-2 TAHUN) 1. Periode pertama perkembangan Piaget terdiri atas enam tahapan. •
Tahap Satu (lahir -1 bulan) : penggunaan refleks-refleks
Ketika Piaget membicarakan stuktur tindakan bayi, dia menggunakan istilah scheme. Sebuah skema bisa menjadi pola tindakan apapun untuk menghadapi lingkungan, seperti menatap, menggenggam, memukul, atau menendang. Piaget menunjukkan refleks seprti menghisap dengan cepat menjadi bagian dari aktifitas yang diinisiatifkan sendiri oleh bayi. Sebagai contoh; ketika putra bungsunya Lauren baru berumur dua hari, dia mulai membuat gerakan-gerakan menghisap padahal tidak ada yang memicu refleks ini, karena Lauren melakukan gerakan ini diluar jam makan, ketika ia belum lapar, dia mulai melakukan gerakan-menghisap menghisap. Piaget menyatakan bahwa sekali kita memiliki sebuah skema, kita juga memiliki kebutuhan untuk membuatnya aktif. Bayi-bayi tidak membatasi diri hanya pada menghisap puting susu. Mereka juga menghisap pakaian, bantal, selimut, dan apapun yang bisa mereka temui. Menurut istilah Piaget, mereka mengasimilasikan semua jenis objek menjadi skema menghisap. Meskipun asimilasi adalah aktifitas yang paling jelas selama tahap satu, kita juga dapat mendeteksi permulaan akomodasi. Sebagai contoh, bayi-bayi harus belajar menyesuaikan gerakan kepala dan bibir untuk menemukan dada dan perawat. •
Tahap Dua (1 – 4 bulan) : Reaksi-reaksi sirkuler primer
Reaksi sirkuler terjadi ketika bayi menghadapi sebuah pengalaman baru dan berusaha mengulanginya. Contoh yang paling menyolok adalah menghisap jempol. Secara kebetulan, tangan si bayi bersentuhan dengan mulutnya, dan
ketika tangan itu jatuh, si bayi ingin membawanya kembali. Namun untuk beberapa saat, bayi tidak bisa langsung melakukan yang diinginkannya. Di dalam bahasa Piaget, mereka tidak mampu membuat akomodasi yang dibutuhkan untuk mengasimilasikan tangan kepada tindakan menghisap. Kebanyakan reaksi sirkuler primer melibatkan pengorganisasian dua tindakan atau gerakan tubuh yang sebelumnya terpisah. Sebagai contoh, saat kita melihat bayi perempuan berulang-ulang membawa tangannya ke dekat wajah dan menatapnya. Dia sedang mengkoordinasikan pengamatan dengan gerakan tangan. Reaksi-reaksi ini menyediakan ilustrasi yang baik tentang yang dimaksudkan Piaget dengan perkembangan intelektual sebagai ‘proses konstruksi’. •
Tahap Tiga ( 4-10 bulan): Reaksi sirkuler sekunder
Reaksi sirkuler sekunder terjadi ketika bayi menemukan dan menghasilkan kembali peristiwa menarik diluar dirinya. Piaget kadang-kadang menyebut reaksireaksi sirkuler sekunder ini sebagai “ membuat pemandangan yang menarik bertahan lama”. •
Tahap Empat ( 10-12 bulan): koordinasi skema-skema sekunder
Pada tahap empat, tindakan bayi menjadi lebih terbedakan, dia belajar untuk mengkoordinasikan
dua
skema
terpisah
demi
mendapatkan
sau
hasil.
Pencapaian baru ini paling tampak ketika bayi berhadapan dengan rintanganrintangan. •
Tahap Lima ( 12-18 bulan): Reaksi-reaksi sirkuler tersier
Sekarang pada tahap lima, bayi bereksperimen dengan tindakan-tindakan yang berbeda-beda untuk mengamati hasil yang berbeda-beda. Sangat penting untuk dicatat bahwa bayi-bayi sepenuhnya belajar dari mereka sendiri, tanpa perlu diajari orang dewasa. Mereka mengembangkan skema mereka sematamata dari keingintahuan intristik tentang dunia. •
Tahap Enam (18 bulan-2 tahun): Permulaan berpikir
Pada tahap enam, anak-anak kelihatan kelihatannya mulai memikirkan situasi secara lebih internal, sebelum akhirnya bertindak. Piaget mencatat bahwa di
tahap lima, anak mungkin akan memperoleh rantai lewat proses pengalaman yang lambat dan coba-coba (trail dan error ) bagi tindakan yang berbeda-beda. Kemajuan anak-anak di tahap enam bisa dilihat sebagai upaya bentuk berimitasi. Piaget mengamati bahwa anak-anak hanya bisa mereproduksi tindakan-tindakan yang sudah ada dalam daftar tingkah laku mereka. Hanya pada tahap enam anak-anak sanggup membuat imitasi yang tertunda (diferred imitation) — imitasi terhadap model-model yang tidak hadir lagi. 2. Periode II dan III Pikiran Pra-operasional (2-7 tahun) Dan Operasi-operasi Berfikir Konkret ( 7 -11 tahun) Di akhir periode sensori-motorik, anak
telah mengembangkan tindakan-
tindakan yang efisien dan terorganisasikan dengan baik untuk menghadapi lingkungan di hadapannya. Di periode berikutnya—yaitu periode pikiran praoperasional— terjadi perubahn cukup besar. Pikiran anak berkembang cepat ke sebuah tatanan baru, yaitu simbol-simbol (termasuk citraan dan kata-kata). Akibatnya, anak harus mengorganisasikan seluruh pemikirannya sekali lagi. Selama seluruh periode pra-operasional, pikiran anak pada dasarnya tidak sistematis dan tidak logis. Baru pada usia tujuh tahun atau lebih, yaitu permulaan operasi-operasi berfikir konkret,pemikiran jadi terorganisasikan di atas sebuah landasan mental. PERTUMBUHAN AKTIVITAS SIMBOLIK Anak-anak mulai menggunakan simbol-simbol ketika mereka menggunakan simbol-simbol ketika mereka menggunakan sebuah objek atau tindakan untuk mempresentasikan sesuatu yang tidak hadir. Salah satu sumber utama simbol ini adalahbahasa, yang berkembang cepat selama tahun-tahun praoperasional awal (sekitar 2-4 tahun). Bahasa mengembangkan cakrawala anak-anak. Lewat bahasa, mereka dapat menghidupkan kembali masa lalu, mengantisipasi masa depan,dan mengomunikasikan peristiwa-peristiwa kepada orang lain. Anak-anak
tidak menggunakan kata-kata sebagai kelas-kelas objek yang benar, melainkan hanya sebagai pra-konsepsi , Karena anak-anak tidak memiliki pengkatagorian umum, penalaran mereka sering kali bersifat transduktif, berpindah dari hal-hal khusus ke hal khusus lainnya. Beberapa psikolog percaya kalau anak-anak belajar berfikir secara lebih logis ketika mereka menguasai bahasa. Namun Piaget tidak setuju, meskipun bahasa sangat penting, yaitu menyediakan bagi kita simbol-simbol umum untuk untuk berkomunikasi dengan orang lain, tidak berarti dia menyediakan struktur berpikir logis itu sendiri. Logika, bagaimanapun berasal dari tindakan. Bayi sudah mengembagkan sistem-sistem tindakan yang koheren secara logis selama periode
sensori-motorik
sebelum
mereka
bisa
bicara,
sehingga
logika
sesungguhnya tindakan-tindakan yang cukup terorganisasikan dari jenis tindakan yang lebih internal. Untuk mempelajari bagaimana tindakan-tindakan internal ini membentuk sistem-sistem logis, Piaget memberikan bermacam-macam tugas ilmiah. PENALARAN ILMIAH Ekperimen Piaget yang paling terkenal adalah Pengkonservasian kuantitas – kuantitas (benda cair) yang bersambungan, anak-anak diberi dua gelas A1 dan A2 yang dipenuhi air dengan ketinggian yang sama. Mereka ditanya apakah dua gelas ini mengandung jumlah cairan yang sama, dan semuanya setuju. Kemudian, mereka menuang cairan dari gelas A2 ke gelas P yang lebih rendah dab lebar bentuknya. M ereka ditanya lagi apakah jumlah cairan itu masih sama. Pada tingkatan pra-operasional, respon anak terbagi dua. Pertama, anak gagal untuk mengkonservasi, artinya mereka gagal bahwa kuantitasnya masih sama. Biasanya, mereka mengatakan bahwa A1 sekarang memiliki cairan yang lebih banyak karena bentuk gelasnya lebih tinggi. Alam kedua kasus ini, anak-anak ‘memusatkan‘ hanya pada satu dimensi persepsi tersebut—cara melihat sesuatu—sehingga gagal memahami kalau secara logis cairan itu mestinya tetap sama. Kedua, anak-anak sanggup mengambil satu langkah maju menuju pengkonservasian namun tidak bisa mencapainya. Anak ini menunjukan suatu ‘regulasi intuitif’ dia mulai memahami adanya dua dimensi
perseptual, namun belum bisa memikirkan keberadaan keduanya secara serempak sehingga baginya perubahan pada satu dimensi membatalkan perubahan pada dimensi lainnya. Penting untuk dicatat bahwa operasi-operasi berfikir adalah suatu tindakan mental. Piaget berpendapat bahwa anak-anak menguasai pengkonservasian secara spontan. Ketika anak pertama-tama mengatakan satu gelas memiliki isi lebih banyak karena berukuran lebih tinggi, namun meralatnya dengan alasan yang lain yang lebih lebar, dan kemudian mereka jadi merasa bingung sendiri. Anak ini mengalami Kontradiksi internal, dimana dia menjawab pertanyaan dengan melangkah ke tingkatan yang lebih tinggi. PEMIKIRAN SOSIAL Egosentrisme. Piaget percaya bahwa disetiap periode terdapat kaitan umum antara pemikiran ilmiah dan pemikiran sosial. Sebagaimana contoh sama seperti anak-anak yang berpikiran pra-operasional gagal menyadari dua dimensi pada tugas-tugas pengkonservasian. Anak-anak yang berpikiran pra-operasional sering kali egosentrik, menganggap segala sesuatu berasal dari satu titik pandang saja. Egosentrisme, mengacu kepada ketidakmampuan untuk membedakan persepektifnya sendiri dari persepektif orang lain. Namun, egosentrisme bukan berarti tidak mengandung pementingan diri atau kesombongan. Selama anak bersikap egosentris, anak cenderung bermain sendiri di samping teman-temanya. Egosentrisme juga bisa mempengaruhi ucapan anak-anak kecil, seperti ketika mereka terlibat dalam ‘monolog bersama’. Kebanyakan interaksi pertemanan, awalnya bersifat egosentris. Meskipun begitu, Piaget berspekulasi, anak-anak dapat melakukan egosentrisme ketika mereka mengurangi interaksi dengan orang dewasa dan lebih banyak bergaul dengan teman-teman sebayanya. Mereka menemukan kenyataan bahwa orang dewasa kelihatannya mengerti apapun yang terlintas dipikiran mereka, sementara temen-temannya tidak. Konsekuensinya, mereka belajar untuk memahami sudut pandang orang lainuntuk membuat diri merekadipahami juga. Dengan kata lain, anak-anak
mulai
mengkoordinasikan
sudut
pandang
alternatif
dengan
kepentingan alternatif. Entah anak-anak sanggup menaklukan egosentrisme lewat interaksi dengan teman sebaya atau tidak, paling tidak krusial di dalam teori piaget adalah anak-anak memainkan peranan yang aktif dengan sendirinya untuk memahami fakta tentang sudut pandang alternatif. Dia mungkin belum bisa menaklukan egosentrisme sepenuhnya secara instan, namun yang penting dia menyadari bahwa apapun langkah yang dibuatnya, dia selalu melangkah dengan caranya sendiri. PENILAIAN MORAL Piaget meneliti pemikiran sosial anak-anak di banyak wilayah, termasuk moralitas. Setelah itu piaget meneliti pemikiran anak-anak tentang aturan karena aturan itu bisa diubah baginya.konsepsi yang berbeda-beda tentang aturan ini kata piaget, menyingkapkan dua sikap moral mendasar. Pertama, karakteristik anak yang lebih muda usianya adalah heteronomi moral , moralitas kedua, yang berasal dari anak yang lebih tua usianya, disebut otonomi moral. Moralitas ini menganggap aturan-aturan sebagai piranti manusia yang diproduksi oleh kesetaraan semata-mata demi kerja sama. ANIMISME ATAU KEBERJIWAAN Piaget melukiskan cara-cara lain yang di dalamnya terdapat pikiran anak kecil. Ia mengamati bahwa anak muda tidak membuat perbedaan yang sama antara benda hidup dan tidak hidup seperti yang biasanya dilakukan orang dewasa. Piaget juga menyebut pandangan tentang
dunia fisik sebagai
keberjiwaan dunia(world animistic). Piaget juga lebih tertarik pada konsep dan definisi tentang hidup. Seperti yang ditemukan piaget, anak-anak menyamakan hidupnya dengan bentuk aktivitas yang lain. Piaget juga menemukan tahapan didalam pemikiran tentang jenis-jenis objek yang memiliki perasaan dan kesadaran. Dimana awalnya anak-anak percaya bahwa sebuah objek memiliki perasaan jika bereaksi dengan suatu cara. Namun, anak-anak secara bertahap meninggalkan animisme mereka dan sampai pada karakteristik pembeda. Kepercayaan pada animisme didalam teori piaget ini berarti animisme ini ditaklukan sepenuhnya.
MIMPI-MIMPI Salah satu studi paling awal piaget menguji konsepsi anak-anak adalah tentang mimpi. Mimpi merupakan studi awal piaget, dimana ia telah memperbaiki urutan mimpi. Awalnya anak-anak percaya kalau mimpi itu nyata, secara bertahap, anak-anak kemudian sadar kalau mimpi bukan hanya tidak nyata, namun juga tidak terlihat dari luar, berasal dari dalam, bertempat di dalam, dan memiliki karakterisitik lain yang juga disetujui orang dewasa. Kaum Piagetian yakin kalau anak-anak biasanya menemukan beragam sifat mimpi dengan cara mereka sendiri. Artinya, mereka awalnya menganggap mimpi itu nyata, kemudian mimpi itu tidak kelihatan dan seterusnya. Ketika mencapai tahap mimpi terakhir, mereka merasakan pengaruh dari pandangan orang dewasa dan mengubah pemikiran mereka, mengadopsi pandangan bahwa mimpi itu nyata apapun anggapan orang. Maka bisa dikatakan pandangan orang dewasa bukanlah satu-satunya penentu dalam proses pembelajaran ini. RINGKASAN DAN KESIMPULAN Piaget berpendapat bahwa pikiran anak-anak selama periode pra-operasional sangat berbeda dari pikiran orang dewasa. Pikiran pra-operasional dicirikan oleh egosentrisme, animisme, heteronomi moral, memandang mimpi sebagai peristiwa diluar dirinya, kurangnya kemampuan pengkonservasian, dan banyak lagi. 3. Periode IV Operasi-operasi berpikir formal (11 tahun - dewasa) Di tahapan operasi berpikir konkret, anak-anak dapat berpikir sistematik berdasarkan tindakan-tindakan mentalnya. Namun, ada keterbatasan bagi kemampuan ini. Mereka bisa bepikir logis dan sistematis hanya selama mengacu kepada objek-objek yang bisa diindera yang tunduk kepada aktivitas riil. Selama operasi-operasi berpikir formal, sebaliknya, pemikiran membumbung tinggi ke wilayah abstrak murni dan hipotesis. Piaget sangat tertarik dengan kemampuan untuk menalar terkait dengan kemungkinan-kemungkinan hipotesis. Pada tingkat kepandaian pra-opersional
anak-anak langsung membuat
kekacauan. Pada tingkat pengoperasional
kongkret, tindakan anak-anak lebih terorganisasikan. Pada tingkat pengoperasian formal, para remaja bekerja dengan sistematis mencoba semua kemungkinan. Sama seperti periode lainnya, Piaget memperkenalkan model-model logika, matematis untuk melukiskan operasi berpikir formal. Model-model ini sangat kompleks, dan kita tidak akan membahas semuannya disini. Tidak seperti anak-anak ditahapan operasi kongkret yang utamanya hidup saat ini. Para remaja mulai memikirkan masalah-masalah yang lebih jauh dari jangkauannya didalam proses ini kekuatan baru kognitif mereka bisa mengarah kepada idealisme dan utopianlisme yang mengejutkan. Untuk mengapresiasi sepenuhnya egosentrisme baru ini, kita harus mengkaji bagaimana egosentrisme tampak ketika anak memasuki wilayah baru kehidupan intelektual. Akhirnya remaja memasuki sebuah dunia yang lebih luas dan egosentrisme muncul lagi disini yang melekatkan kekuatan tak terbatas pada pikiran mereka sendiri. Mereka belajar bahwa konstruksi teoritis ataupun visi utopian bernilai hanya jika terkait dengan bagaiman keduanya beroperasi didalam realitas. MASALAH-MASALAH TEORITIS Konsep pentahapan konsep pentahapan Piagetian mengimplikasian sejumlah pandangan kuat tentang hakikat perkembangan.
Pertama, didalam teori
pentahapan yang ketat, urutan pentahapan mestinya tidak berubah-ubah. Kedua, pentahapan mengakibatkan pertumbuahan terbagi menjadi sejumlah periode yang berbeda-beda secara kualitatif. Jika perkembangan intelektual merupakan seuah proses yang terus menerus dan kuantitatif, maka pembagian apapun menjadi pentahapan yang terpisah-pisah sehingga menjadi arbitrer. Ketiga, pentahapan mengacu pada karateristik umum. Pentahapan Piaget mengacu kepada pola-pola umum berpikir, dan jika kita tahu bahwa seorang anak berada ditahapan tertentu, maka kita akan bisa memprediksi tingkah laku waktu menjalani beragam tes. Piaget menyebut ketidakteraturan ini decalages. Keempat, Piaget percaya kalau pentahapannya mempresentasikan integrasiintegrasi hirarkis. Dengan kata lain, pentahapan lebih rendah tidak akan lenyap begitu saja namun terintegrasikan kedalam—dan didominasi oleh—kerangka
kerja baru yang lebih luas. Kelima, Piaget, seperti teorisi pentahapan lainnya yang ketat mengklaim bahwa pentahapannya berlangsung dalam urut-urutan yang sama disemua
budaya.
Piagetian
adalah teori
tidak
berkaitan
dengan
kepercayaan spesifik manapun selain dengan kemampuan-kemampuan kognitif yang melandasinya. GERAKAN DARI TAHAPAN-KETAHAPAN Menurut Piaget, lingkungan memang penting, namun hanya sebagian. Pengalaman-pengalaman yang mendorong perkembangan kognitif tidak hanya menarik, namun biasanya menempatkan anak dalam situasi konflik . Konsep konflik dimasukkan kedalam model perubahan perkembangan yang disebut Piaget sebagai equilibrasi. Konflik memotivasi anak untuk menyadari bahwa satu perubahan membatalkan perubah lain, membawa kepada penemuan percakapan. Model
equilibrasi Piaget berusaha melacak
kemungkinan
numerik
pada
kesempatan-kesempatan dimana anak menerima keberadaan satu dimensi, kemudian yang lain, dan akhirnya keduanya. Sumber lain bagi informasi baru yang berkonflik ini adalah lingkungan sosial. Kemampuan mengkoordinasikan sudut pandang ini bisa membantu pertumbuhan pikiran ilmiah, dimana koordinasi dimensi-dimensi juga penting. Piaget berusaha mengindikaskan cara-cara berbeda yang didalamnya terdapat potongan-potongan
informasi
yang menarik
sekaligus berkonflik
mendorong anak-anak mengembangkan struktur-struktur kognitif baru. Dan ditekankan bahwa perkembangan selalu merupakan sebuah proses yang spontan. IMPLIKASI-IMPLIKASI BAGI PENDIDIKAN Piaget memberikan beberapa rekomendasi tentang pendididkan. Bagi Piaget, belajar yang sebenarnya buakn sesuatu yang diturunkan oleh guru, melainkan sesuatu yang berasal dari dalam diri anak itu sendiri. Belajar merupakan sebuah proses
penyelidikan
pentingngnya
dan
pemberian
penemuan instruksi
spontan. yang
Piaget
disesuaikan
juga
menekankan
dengan
tingkat
perkembangan anak tertentu. Prinsip yang menyesuaikan pendidikan dengan
tahap perkembangan anak-anak yang disebut sebuah self-evident. Sayangnya, tidak selalu bisa kita mencapainya. Sebuah pengetahuan tentang pentahapan kognitif memang bisa membantu, namun anak-anak terkadang memilki pentahapan yang berbeda-beda sesuai perbedaan wilayah tempat tinggalnya. Yang dibutuhkan disini adalah kepekaan dan fleksibilitas guru. Karena cara belajar yang aktif selalu mensyaratkan adanya minat berkeinginan belajar. Piaget percaya kalau belajar mestinya menjadi proses penemuan aktif dan disesuaikan dengan tahap perkembangan anak. Piaget melihat adanya nilai pendidikan yang sangat besar didalam interaksi-interaksi sosial. EVALUASI Sejak tahun 1960, Piaget telah menstimulasi sejumlah besar riset dan diskusi teoritis. Kita bisa mengamati beberapa kecenderungan dan masalah yang mengemuka didalamnya. Sudahkah Riset Mendukung Piaget? Urutan Pentahapan, secara keseluruhan, riset replikasi yang menggunakan tugas-tugas perkembangan Piaget telah mendukung urutan pentahapannya. Pentahapan ini telah membantu kita memahami periode sensori-motorik di periode awal, dan penalaran ilmiah matematis di periode kemudian. Harus ditambahkan juga bahwa riset replikasi ini secara khusus menggunakan tugastugas perkembangan Piaget sendiri. Generalitas Pentahapan. Kebenaran pentahapan Piaget memang banyak didukung oleh riset, namun pendapatnya bahwa pentahapan adalah mode-mode berpikir umum kurang begitu bisa diverivikasi. Piaget sendiri mengakui bahwa anak-anak akan menguasai tugas-tugas yang berbeda pada tingkatan yang berbeda-beda pula, dia menyebutnya unevenness decalage – namun dia melihat konsistensi yang lebih besar daripada yang sudah ditemukan. Dengan mendasarkan diri kepada temuan-temuan negatif sepaerti ini, banyak psikolog menyarankan kita untuk menginggalkan seluruh teori pentahapan Piaget. Dan penolakan terhadap pantahapan Piagetian ini menjadi sangat populer di dalam
psikologi, utamanya bagi mereka yang mempelajari kognisi bermodel komputer. Namun begitu, penolakan semacam ini bisa dikatan masih terlalu prematur. Hanya teori Piaget yang bisa membantu kita menjelaskannya. Anak- anak mulai mendekati kehidupan secara lebih rasional dan konseptual karena mereka sedang mengembangkan operasi berpikir konkret pada anak-anak. Pentahapan Piaget atas operasi berpikir konkret memiliki nilai yang sangat potensial, dan jelas membutuhkan pengerjaan kembali secara serius, pentahapan Piaget terlalu berharga untuk diabaikan. Bisakah Orang Mencapai Tahapan Tertinggi? Piaget (1972) berusaha menganggapi temuan-temuan diatas. Kebanyakan orang bisa mencapai derajat tertentu dari cara kerja berpikir formal, namun mereka menggunakannya hanya di wilayah tertentu terutama pada yang sesuadengan minat dan kemampuan. Kemudian Piaget menyimpullkan bahwa di tahapan tertinggi orang tidak harus konsisten menjalankan semua tugas intelektual—bukan dalam derajat konsistensi yang sama seperti yang diharapkan bagi tahapan sebelumnya. Karena ternyata orang menggunakan kemampuan berpikir tertinggi hanya di wilayah-wilayah yang sangat menarik minat mereka. Benarkah Anak – Anak Belajar dengan Cara Mereka Sendiri ? Mungkin klaim Piaget yang paling kontroversional adalah perkembangan kognitif merupakan sebuah proses spontan. Ketika Piaget mengatakan bahwa anak-anak belajar dengan caranya sendiri. Anak-anak lain bisa menstimulasikan dan menantang pikiran si anak, Piaget tidak percaya bahwa upaya ini produktif untuk mengajarkan anak-anak akan jawaban atau prosedur yang benar. Meskipun begitu pembelajaran yang benar berasal dari pengalaman-pengalaman yang memunculkan keingintahuan anak-anak dan memberi mereka kesempatan untuk mencari solusi dengan cara mereka sendiri. Sebagian besar penemuan studi ini menyebutkan ternyata mengajarkan pengkonservasian sangat sulit dilakukan. Walaupun demikian, pengkonservasian memang
bisa diajarkan. Piaget
(1970)
melengkapi
beberapa
pemikiran
tamabahan yang relevan. Piaget menunjukan bahwa ketika Gruber menguji
perkembangan permanensi obyek pada bayi kucing, dia menemukan bahwa mereka bergerak maju dalam urut-urutan yang sama namun jauh lebih cepat dari pada bayi manusia. Piaget juga mengamati bahwa Darwin memerlukan waktu yang lama sekali untuk merumuskan ide-ide dasarnya, dan Piaget bertanya-tanya apakah kelambanan harus menjadi kondisi utama bagi sebuah penemuan besar. Karena itu Piaget mempertanyakan asumsi bahwa setiap anak mungkin memiliki tingkat optimalnya sendiri untuk membuat serangkaian transisi lewat pentahapan. Apakah Piaget Membuat Anak Kecil Tampak Tidak Berkemampuan Kognitif ? Piaget menuduh mereka, membuat anak kecil terlihat tidak memiliki kemampuan kognitif. Deskripsi Piaget tenteng pikiran pra-operasional khususnya, hanya
menyoroti
kelemahan-kelemahan
anak;
mereka
dianggap
gagal
mengkonservasi, tidak dapat mengklasifikasikan objek, egosentri dan sebagainya. Di akhir kariernya, Piaget merespon dengan singkat semua tuduhan kalau dia mengkarekterisasikan anak kecil terlalu negatif. Dia menunjukan bahwa pikiran pra-operasional selama periode ini juga mengandung beberapa komponen positif. Piaget tidak pernah membuat jawaban akurat atas tuduhan bahwa pandangannya tentang pikiran pra-operasional bersifat negatif dan pesimistik. Piaget menulis halhal ini untuk merespon studi-studi pelatihan. Piaget memulai risetnya dengan menyediakan sebuah gambaran yang mengesankan tentang bagaimana pikiran pra-operasional dapat berbeda. Karena itulah Piaget mungkin menunjukan bahwa pikiran pra-operasional tidak begitu bersifat inferior ketimbang logika orang dewasa karena secara kualitatif hal ini memang suatu cara pandang dunia yang berbeda. Piaget tidak membatasi pikiran pra-operasional sesuai istilahnya itu, karena dia menghargai kekuatan yang unik. Jika demikian yang dikatakan Piaget adalah bahwa setiap periode memiliki jenis kesempurnaannya sendiri,dan harus dipandangi menurut sudut pandang periode tersebut. Sayangnya, Piaget menjadi terlalu asik dengan logika formal sehingga dia menolak kemungkinan pengembangan gagasan di wilayah ini. Pandangan Piaget terhadap anak-anak di tahapan berpikir pra-operasiaonal terlalu negatif, karena dia berfokus hanya pada kelemahan logika mereka jika
dibandingkan logika orang dewasa. Namun demikian cara terbaik untuk menyeimbangkan gambar ini bukan dengan mengikuti saran para pengkritiknya yang berusaha menunjukan kalau pikiran ank kecil sama logisnya dengan pikiran kita. Sebaliknya, kita perlu memahami kemungkinan kalau pikiran ank kecil memiliki kualitas dan kebaikannya sendiri yang sangat berbeda dari kualitas dan kebaikan pikiran orang dewasa. KESIMPULAN Dewasa ini cukup penting untuk kita perhatikan bahwa hampir setiap orang sudah mengembangkan idenya masing-masing untuk melawan Piaget. Ini semua ujian yang sesungguhnya bagi kokoh tidaknya teori Piaget. Apapun kekurangan teorinya Piaget, dia masih dianggap dapat menangkap aspek – aspek paling esensial dari perkembangan kognitif manusia yang paling dini. MEKANISME PERKEMBANGAN Menurut
teori
kognitif pada psikologi
perkembangannya
piaget juga
membahas adaptasi dan organisasi merupakan dasar awal intelektual dalam mekanisme
perkembangan.
Dan
ia
juga
mengatakan
bahwa
dalam
perkembangan manusia itu perlu beradaptasi dengan lingkungannya untuk dapat melestarikan dan tetap berlangsungnya hidup manusia itu sendiri. Piaget sendiri menyadari bahwa teori pengetahuan adalah teori adaptasi pikiran kedalam suatu realitas. 1. Teori Adaptasi Piaget
Menurut Piaget ialah proses intelektual dimana pengalaman dan ide baru di interaksikan dengan apa yang sudah diketahuai untuk membentuk struktur pengertian yang baru. Adaptasi dapat dilukiskan sebagai kecenderungan bawaan setiap organisme untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Kecenderungan ini mempunyai dua komponen atau dua proses yang komplementer, yaitu ; a) Asimilasi, yaitu kecenderungan organisme untuk mengubah lingkungan
guna menyesuaikan dengan dirinya sendiri.
b) Akomodasi, yaitu kecenderungan organisme untuk merubah dirinya sendiri
guna menyesuaikan diri dengan keliling. 2. Teori Organisme Kognitif Teori ini lebih merujuk kepada kecenderungan pemikiran yang terdiri dari sistem-sistem yang berhubungan menjadi satu kesatuan. Menurut Piaget pengetahuan
adalah suatu
kontruksi
(bentukan) kegiatan atau tindakan
seseorang. Pengetahuan ilmiah itu berubah semakin berkembang dari waktu kewaktu. Pemikiran ilmiah ini merupakan proses konstuksi dan reorganisasi yang terus menerus, karena pengetahuan bukanlah sesuatu yang ada di luar, melainkan ada di dalam diri seseorang yang membentuknya. Menurutnya juga bahwa pemikiran atau pengetahuan manusia itu pada dasarnya aktif, karena mengetahui adalah mengasimilasikan realitas dalam sistem transformasi. KONTRIBUSI TEORI TERHADAP PERKEMBANGAN Teori Piaget adalah teori yang paling berpengaruh dalam psikologi perkembangan, beberapa diantaranya adalah: 1. Kontibusi dari teori yang mana menggambarkan perubahan pada kognisi dan sosial anak dan juga bagaimana anak memperoleh pengetahuan tentang dunia. Pembagian-pembagian tahapan pada perkembangan kini sangat banyak
membantu
mengenai
gambaran
dan
dasar
utama
untuk
dikembangkan oleh para peneliti selanjutnya. Hal ini terutama pada perkembangan kognisi anak. 2. Penerapan model logika matematika oleh Piaget pada metode-metode penelitian sangat membantu untuk perkembangan berpikir atau kognisi anak. 3. Equilibrasi merupakan
unsur
paling
penting dalam
perkembangan
pemikiran anak, karena dianggap sebagai motivasi dasar seseorang untuk mengembangkan pikiran dan pengetahuannya. KELEMAHAN
DAN
PERKEMBANGAN
KELEBIHAN
TEORI
PIAGET
DALAM
PSIKOLOGI
Kelemahan dari Teori Piaget 1. Kurangnya dukungan untuk pemikiran mengenai tahapan-tahapan terdapat
keraguan, apakah teori Piaget mengenai tahapan dapat diaplikasikan dalam kenyataan. Pembahasan Piaget terhadap yahapan-tahapan itu didalamnya menggambarkan tentang organisasi kejiwaan pada pengetahuan anak dan memprediksi pengetahuan anak tentang objek dan psikologi
menyatakan
bahwa
terdapat
peristiwa. Para ahli
ketidakparasan
dalam
mempergunakan batasan kandungan konsep tahapan-tahapan dalam teori Piaget. 2. Kurangnya
mekanisme
untuk
psikologi
perkembangan.
Kurangnya
perhitungan mengenai proses transisi kognitif dari tahapan sebelumnya ke tahapan selanjutnya dan Piaget pun masih meragukan konsep belajar intensif terhadap anak sedangkan salah satu cara untuk menjelaskan mengenai perubahan mekanisme perkembangan yaitu dengan menyuplai pengalamanpengalaman dan melihat apakah hal-hal itu akan mengakibatkan perubahan kognitif. 3. Teori Penampilan
4. Meremehkan aspek sosial dan emosional pada perkembangan. 5. Kekurangan metodelogi dan gaya bahasa. Kelebihan Teori Piaget 1. Memiliki cakupan yang luas pada teorinya. Teori Piaget sangat radikal dalam menggambarkan susunan tingkah laku individu dan refleks susu ibu sampai struktur-struktur operasional formal. Teori ini tidak hanya menjelaskan kognisi tetapi juga mengikutsertakan dalam implikasi bagian perkembangan lainnya seperti: interaksi sosial, pembelajaran, emosi. 2. Menggunakan teori ekologi. Fokusnya yaitu pada adaptasi anak pada dunia yang mereka jumpai tiap hari.
View more...
Comments