Tengu-geijutsu-ron/Seni Tengu

May 19, 2019 | Author: Budi Anre | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Tengu-geijutsu-ron/Seni Tengu, Chozan Shissai diterjemahkan oleh Budi Anre. Diterbitkan oleh Bodhidharma Pustaka. 081802...

Description

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Pengantar 

Tengu-geijutsu-ron, Tengu-geijutsu-ron, „Diskursus tentang Seni Tengu‟, yakni seni ilmu pedang, juga dikenal dengan nama Buyo-geijutsu-ron, nama Buyo-geijutsu-ron, „Diskursus tentang seni beladiri‟. Diuraikan dalam empat bab, bagaimana cara berlatih dengan baik seni ini. Prakatanya ditulis oleh Kanda Hakuryushi tahun 1728, pertama dicetak tahun 1729. Pengarang Tengu-geijutsu-ron adalah Niwa (Jurazaemon) Shissai, juga dikenal sebagai Chozan Shissai (Chozanshi), tinggal tinggal di Kyoho, Osaka sekitar sekitar tahun 1716-35 sebagai seorang penulis yang aktif. Studinya tentang masalah Cina dan Jepang difokuskan pada Taois Lao Tzu dan Chuang Tzu. Tengu-geijutsu-ron kondang karena banyak mengetengahkan materi filsafat dan martial arts. Bagi Shissai, seni itu adalah peri-hal penyempurnaan sikap, satu tindakan yang disempurnakan yang tidak meninggalkan jejak, yaitu tidak kekal. Bukan berarti „menciptakan‟ sesuatu yang sempurna, tetapi „melakukan‟ sesuatu dengan sempurna. Seni yang berhubungan dengan ini terutamanya adalah seni bela diri (bugei); dan yang kedua seni seperti upacara minum teh, permainan go, tarian sarugaku, akrobat, juga termasuk aktifitas  petani, tukang kayu, pelaut dll. Seni pedang adalah „seni alam semesta‟, adalah „reaksi alami Shin (kokoro, pikiran, hati), maju tanpa jejak, mundur tanpa bentuk‟. Prinsip (Ri) yang tanpa bentuk melahirkan waza; waza dipraktekan dengan Ki; Ki diaktifkan dengan Shin. Dengan bebas tanpa hambatan Shin menentukan bentuk yang layak. Inilah urut-urutannya. Maka seseorang harus menjaga agar Ki-nya hidup dan Shin-nya bening sebening cermin memantulkan sinar  rembulan. Tetapi seni pedang juga seni perang, alam semesta juga hanyalah jelmaan Shin  belaka; begitulah apa yang diuraikan dalam bukunya ini yang banyak merupakan koan (konundrum) Budhisme Zen. Selamat Selamat membaca buku ini semoga dapat mencapai „pencerahan‟! Arigato gozaimasu!

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Kosa Kata 

, Jalan (Disiplin, (Disiplin, Ilmu) Ilmu) Agung/Akhbar  Daido  , permainan catur Jepang go  , Kemauan, hasrat i  , Negative-Positif; Yin-Yang im-yo  K i , Energi Kehidupan; Chi Kemoksaan , Kebebasan lahir batin; Kasunyataan , Jalan/Disiplin Ilmu Memanah Kyudo  Ryu, Aliran, mazhab Satori, Pencerahan Mushin, Pikiran kosong, Suwung, Pikiran-tanpa-pikiran; Kasunyataan Ri , Prinsip Utama/Absolute, Kodrat Sarugaku, Drama Noh , Inisiatif  Sen  Sen  Shin, Hati, Pikiran; Kokoro , Teknik  Waza  , Meditasi duduk cara Zen Zazen  , Chan, Dhyana, Zen 

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Prakata 

Pada umumnya, gol utama dari ilmu pedang adalah untuk mendapatkan keahlian fisik dalam cara menghandel pedang. Demi untuk ini, setiap perguruan yang ada, dengan tidak karuan mengembangkan berbagai macam style masing-masing, style lahir maupun batin. Jika setelah  beberapa waktu berselang seseorang berhasil memperoleh kemampuan fisik yang dibutuhkan,  pengetahuan tentang cara menyesuaikan diri pada sebuah situasi yang berubahan serta keyakinan tentang cara menggerakan tubuh, jika seseorang menempatkan diri pada situasi yang bergerak  maupun yang tidak bergerak yang partikular, dan mengetahui kekuatan maupun kelemahan dirinya juga musuhnya, dan jika pikiran dan emosi seseorang itu disalurkan dengan benar lalu seseorang akan tahu secara spontan sikap apa yang harus dimanifestasikan di saat pertempuran.  Namun, style itu sendiri tidak dapat menjelaskan apa yang dinamakan sebagai fenomena „pedang yang membunuh„ dan „pedang yang memberi kehidupan‟. Hanya jika emosi dan intelek, tangan dan kaki dapat mentakel situasi yang berubahan itu maka keputusan tentang hidup atau mati ada  pada diri sendiri bukan pada lawan. Sekarang ada banyak samurai yang menjadi tersohor  seantero jagad karena ilmu pedangnya. Setiap perguruan menelurkan beribu-beribu r yu yang secara acak mengadopsi kaidah dari perguruan induknya masing-masing dan mewarisinya pada murid-muridnya. Sebuah r yu  mendasari kaidah-kaidahnya pada prinsip-prinsip mulia serta menekankan bahwa melalui pengasimilasian prinsip-prinsip tersebut memungkinkan para muridnya menjadi penguasa dunia maupun kerajaan. Ryu yang lain mengklaim kesempurnaan teknik-tekniknya bahwa seseorang dapat mengalahkan dengan mudah sepuluh lawan sendirian sekaligus. Ryu yang ketiga menegaskan bahwa dengan hanya mempelajari cara mengembangkan dan menyalurkan Shin dan K i dengan benar ia dengan mudah akan dapat mengalahkan segala macam oposisi. Oh, ini semua adalah ajaran-ajaran yang arogan juga nyentrik tidak ada sangkut pautnya dengan seni ilmu pedang yang sejati. Para murid mewarisi kesalahan gurunya lalu menurunkannya pula pada murid-muridnya dikemudian hari. Ini seperti kata-kata bijak: „Gonggongan anjing seseorang tidak benar, ditiru seribu anjing lainnya lalu jadi benar!‟ Tidakkah ini memilukan? Karena sebab inilah banyak orang yang melenceng dari jalan yang  benar, mungkin masih ada yang benar-benar tidak hanya berusaha untuk menguasai teknik   belaka, tetapi melakukan seni mendisiplinkan Shin  . Chozanshi Shissai adalah salah seorang yang seperti ini. Bertahun-tahun lamanya ia membaktikan dirinya pada ajaran-ajaran para santo maupun para resi lainnya dan sangat konsern sekali pada mereka yang berlatih seni beladiri. Ia sangat prihatin bahwa mereka yang berlatih ilmu pedang seperti yang dipraktekan seantero jagad telah kehilangan esensi seni itu sendiri, telah terpreokupasi oleh segala macam tetek-bengek, menyalah artikan Prinsipnya, menafikan teknik-tekniknya, dan tanpa tedeng aling-aling melenceng dari Prinsip ilmu pedang itu sendiri. Ia menyusun karyanya Tengu  -geijutsu-ron -geijutsu-ron untuk memberi arahan orang muda dan orang-orang yang belum diinisiasikan. Dengan menggunakan cara diskusi yang bersifat konundrum dari Tengu  , wejangan utamanya adalah tentang prinsip ilmu pedang yang sejati. Lalu ia mendiskusikan Prinsip tentang seni-seni lainnya seperti seni ilmu berkuda dan seni ilmu strategi dan akhirnya menyimpulkan karyanya dengan mengangkat sekali lagi diskusi tentang menjaga Shin dan K i Apa yang ia lakukan adalah untuk 

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

dan berlatih ilmu pedang, maka ia akan memiliki keteguhan hati untuk tidak melenceng dari  jalan itu! Ditulis pada tahun ketiga belas Kyoho (1728), tsuchinoesaru, di hari yang beruntung di akhir   bulan oleh seorang penyendiri di distrik Toshima, Kojo (Edo) di Tobu, Kanda Hakuryushi.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

I

Manusia adalah mahluk yang bergerak. Jika ia tidak bergerak untuk kebaikan, karena nesesitas ia akan bergerak untuk non-kebaikan. Jika pikiran tidak muncul dari wilayah yang satu, lalu dia akan muncul dari yang lainnya. Itu adalah Shin  manusia yang mengatasi segala macam  perubahan lalu tidak pernah diam. Manusia tidak pernah bisa mengerti akan Shin  -nya, -nya, yaitu secara langsung mengikuti Hukum Ilahi dari sifat kodratnya, jika Shin  -nya -nya maupun melalui kekuatan pikirannya yang kokoh tidak berhasil menguasai latihannya. Maka yang Maha Suci (1)  pertama-tamanya mengajarkan ilmu Enam Seni pada murid-muridnya yang datang padanya, dengan berbuat demikian menciptakan wadah. Setelah itu baru ia berusaha memperkenalkan mereka pada hukum pelatihan Shin yang memancar dari Daido  , melalui latihan. Jika seseorang mempelajari ilmu Enam Seni sejak usia dini, maka ia akan menganggap Shin  sebagai unsur yang sangat esensial sekali; lalu dengan kemauan sendiri ia menjauhi segala  percakapan vulgar, dan Shin  -nya akan tetap tidak ternodai oleh game ataupun hiburan murah. -nya Kejahatan, prasangka, dengki serta kesombongan tidak akan membahayakan tubuhnya. Secara lahiriah ia membuat tubuhnya kuat lalu bebas dari penyakit. Sikapnya membuat ia menjadi  pelindung kerajaan, sangat menghormati berkah yang dilimpahkannya. Ketika pada akhirnya ia  berhasil dan mengerti esensi Shin  -nya, lalu ia mejadi pengabdi Daido  -nya, . Jangan meremehkan seni karena keterbatasannya, juga jangan membuat kesalahan untuk memujanya sebagai D o  ! Ada pendekar pedang. Saya membayangkannya seperti ini: Dahulu kala ketika Minamoto no Yoshitsune masih bernama Ushiwakamaru, ia melanglang jauh ke desa pegunungan Kurama di mana ia bertemu Tengu besar dan kecil. Setelah mereka menginisiasikannya masuk ke dalam tabir rahasia hakikat ilmu pedang, ia berhadapan dengan perompak Kumasaka yang adi-daya itu di depan sebuah inn Akasa di provinsi Mino. Ushiwaka seorang diri menumpas ribuan bandit serta menewaskan Kumasaka. Begitulah ceritanya. Saya juga berupaya keras dalam Do , walau tahun demi tahun sudah berlalu tetap saja saya belum tahu apa-apa tentang rahasia hakikat Do , ini membuat saya putus-asa. Pikir saya: Jika saya juga pergi ke gunung-gemunung dan  bergabung dengan Tengu  , mungkin mereka akan membeberkan rahasia D o itu pada saya. Di tengah malam saya pergi sendiri jauh ke pegunungan. Saya duduk di atas sebuah batu,  bermeditasi, sering memanggil-manggil Tengu  . Tetapi tidak ada yang menyahut, walau saya mengulang-ulangi lagi setiap malam. Lalu pada suatu malam angin berhembus di pegunungan ini merisaukan saya. Ada tidak terkira banyaknya mahluk janggal bersayap, bermuka merah dan  berhidung panjang, bertabrakan satu sama lain di atas awan, dan lolongan mereka menggelegar  sangat kerasnya. Namun, tidak berapa lama kemudian mereka hinggap di atas pohon aras, dan salah satu dari mereka berkata: “Ri itu tanpa bentuk. Fungsinya berasal dari instrumen. Tanpa instrumen Ri tidak dapat dikenali. Ungkapan wahyu yang dahsyat dari Sumber Agung muncul dalam im-yo yang dinamis, dan Ri Ilahi dari Shin manusia menampakan dirinya dalam persepsi (2) Empat Kebajikan Dasar. Walau ilmu pedang itu ditujukan untuk kemenangan dan kekalahan [perang], ketika seseorang menemukan esensinya, seseorang menyadari bahwa esensinya adalah kesederhanaan Shin yang mempesona dalam ekspresi-diri. Para pemula tentu saja sulit untuk  mempenetrasi alam ini dalam sekejap mata. Lalu, ajaran dari para sesepuh ini mengikuti

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

seseorang belum menguasai waza  secara mendalam, walau Shin  -nya kuat, ia akan gagal -nya memenuhi fungsinya. Waza  dilatih melalui K i . K i  menentukan kata  melalui Shin . Lalu seseorang harus menjaga K i agar tetap hidup dan tidak terhambat, serta kuat dan balans. Dengan mengetahui Ri yang inheren dalam waza  , seseorang selaras dengan sifat alami instrumen. Dari  penguasaan waza lalu keharmonisan dan balans dari K i  pun  pun menyusul, Ri yang inheren dari waza  kemudian menampakan dirinya. Ketika semua ini dimengerti dari dalam Shin seseorang dan tidak lagi ragu sedikit pun, lalu waza dan Ri  manunggal, K i  mengkonsolidasi, ruh menjadi tenang, reaksi akan mengalir tanpa hambatan. Ini adalah metode yang benar tentang melakukan seni sejak dahulu kala. Lalu, seni itu adalah perkara latihan. Jika waza belum dikuasi, lalu K i  tidak akan harmonis atau balans, kata yang benar tidak akan terjadi, Shin dan kata masih belum menyatu, lalu seseorang tidak akan mencapai kebebasan.‟ Dan seseorang berkata: “Pedang adalah sesuatu yang dipakai untuk mene bas, tombak untuk  menusuk. Apa lagi yang dapat dilakukan seseorang dengan ini semua? Nah, kata mengikuti K i , dan K i mengikuti Shin  . Jika Shin tidak bergerak, K i  pun tidak bergerak. Jika Shin tentram dan damai, lalu K i  juga harmonis dalam hal ini mengikuti Shin dan secara alami selaras dengan . Namun, jika ada ketegangan dalam Shin  , lalu K i  pun  pun terhambat, tangan dan kaki tidak bisa waza  menjalankan fungsinya dengan baik. Terlalu banyak atensi pada waza  menghambat K i  ini menyebabkan kehilangan keharmonisan dan balans. Jika seseorang terlalu mendevosikan diri  pada waza  , maka efeknya tidak berguna serta lemah. Lalu jika seseorang mentune kesadarannya untuk bergerak, ia akan menerawang seperti api yang disulut dan kayu yang dibakar, jika ia  bernafas dengan bebas, tenggorokannya mengering, jika menahan nafas akan menggelembung nyaris meledak. „Dalam seni ilmu pedang, ia yang mencoba mendekati lawan seraya menunggu ia hanya konsern  pada keselamatan diri saja, ia akan menjadi si peragu. Ia adalah hambatannya sendiri, sama sekali tidak akan ada kemajuan. Malah, ia hanya membodohi dirinya. Ia tidak secara benar  mengerti apa arti “menunggu seraya menyerang dan menyerang seraya menunggu” lalu ia mencari tempat perlindungan di dalam kesadarannya dan ini mengantarkan dirinya pada bahaya  besar. Ada banyak orang yang seraya mencoba menunggu di sini dan menangkis di sana, dikalahkan oleh lawan yang kuat tetapi tidak terlatih, dipaksa pada posisi bertahan, tidak bisa menusuk. Dan ini semua hanya karena mereka mengambil tempat perlindungan dalam kesadaran mereka. „Lawan yang tidak terlatih itu tidak tahu apakah ia harus bereaksi atau tidak, tidak juga Shin -nya -nya  berniat men menangkis sini. Sejak ia itu orang yang kuat serba aktif alami, ia tidak 

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

secara alami kuat. Shin itu seperti cermin jernih atau air tenang. Seketika kesadaran dan pikiran mengusik walau seusik kecil pun lalu kebeningannya sirna, tidak dapat memekar dengan bebas. „Para seniman masa kini tidak tahu apa arti untuk bereaksi secara lepas tanpa hambatan dari keheningan Shin  . Mereka mentolelir trik kesadaran, mereka menghambur-hamburkan ruh mereka pada hal-hal yang tidak esensial lalu mereka percaya mereka sendiri telah mendapatkan keempuan. Karena sebab ini mereka gagal dalam seni lainnya juga. Ada banyak seni, dan jika seseorang berhasrat untuk mempraktekan setiap seni yang ada, waktu seumur hidup pun tidak  cukup untuk menguasai semuanya. Namun, jika seseorang membaktikan diri sepenuhnya pada satu seni saja, lalu ia akan pula memiliki ilmu yang lainnya tanpa harus mempraktekan semuanya secara aktual.‟  Namun yang lainnya berbicara lagi: „Sangatlah jelas bahwa pedang adalah suatu alat untuk  mengayunkan tebasan dan tombak adalah suatu alat untuk menancapkan tusukan. Namun, ia yang mentransenkan Ri tidak tahu tentang fungsi sesuatu. Tebasan punya hukumnya sendiri, dan tusukan punya hukumnya sendiri juga, jika seseorang tidak tahu fungsi itu, lalu ia tidak akan menghargainya. Walau Shin itu teguh, jika kata tidak benar, lalu serangannya akan gagal di mana tidak seharusnya gagal. Jika seseorang melenceng dari Ri suatu waza  , seseorang tidak akan mendapatkan apa-apa apa-apa yang ia hasrati. Lalu seperti yang Master saya katakan: “ngawur dalam memilih, ngawur dalam perkataan”. Bagaimana bisa seorang rahib Zen, yang katanya memiliki Shin  yang tercerahkan lagi dipercaya oleh pemerintah serta diberi jabatan panglima-perang seantero negeri, bagaimana sikapnya dalam menghadapi musuh? Bagaimana pun bebas Shin  -nya -nya dari ketidak-sucian dan dari kekenesan, ia akan gagal karena teknik kepemimpinan militernya  belum mencapai kematangan. „Setiap orang tahu cara menarik busur dan melepaskan panah. Namun ia yang tidak mendasari tindakannya pada Kyudo akan dengan mudah melenceng dari targetnya jika ia menarik busur dan melepaskan panah secara membuta, ia tidak bisa menembus perisai musuh. Ini pasti demikian: I nya kokoh, kata  nya nya benar, K i  mengisi seluruh tubuh dan hidup, kealamian busur tidak  terganggu, busur dan sang pemanah manunggal. Ketika busur ditarik dan sang pemanah terserap sarat dipenuhi tindakan itu, bagaikan ruh memenuhi langit dan bumi, lalu ruh menjadi tenang, tidak ada yang menggerakan pikiran, dan panah dilepaskan secara spontan. Setelah panah meluncur sang pemanah kembali seperti semula. Setelah targetnya terpanah, busurnya secara tenang diluruskan kembali. Ini praktek  Kyudo  . Ketika cara ini diikuti, panah terbang jauh dan secara tanpa tenaga menembus perisai musuh. Busur dan panah, tentu saja, terbuat dari kayu dan  bambu; jika ruh pemanah blending menyatu dengannya, lalu busur juga penuh

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

 pada orang tua dari anak-anaknya, antara saudara dan teman saling tidak mempercayai, si individu akan menjadi arogan dan massa menjadi bejat. Tidak mungkin lagi pas pada tatanan segala sesuatunya. Jika K i tidak memenuhi tubuh, lalu tubuh akan mengidap penyakit dalam dirinya, Shin akan mengatrofi, seseorang akan merasa takut dalam dirinya dan terhambat di luar  dirinya, ia akan kehilangan kemampuannya untuk mengenali relasi yang sublim ini. Jika kealamian dari sesuatu itu dirusak, ia bertindak bertentangan dengan emosi kemanusiaan. Jika seseorang memutuskan hubungan dengan sesuatu dan tidak harmonis dengannya, akan timbul konflik. Jika ruh tidak tenang, akan timbul keragu-raguan dan seseorang akan meragukan dirinya sendiri. Jika pikiran tidak menentu, lalu batinnya tidak balans, ia akan banyak membuat kesalahan dalam hidupnya. „Ketika Shin tidak bergerak, K i  juga tidak bergerak. Untuk mengatakan bahwa waza itu alami, ini semata-mata mengatakan bahwa Ri -nya berasal dari potensi alami tubuh dan ditujukan pada golnya. Tidak dapat dikatakan bahwa melatih waza tidak berguna. Ri  berasal dari atas sedangkan seseorang berusaha dari bawah ini caranya ia berlatih. Ini adalah hukumnya. Shin manusia aslinya tidaklah jahat. Jika ia mengizinkan dirinya untuk dituntun oleh sifat alaminya dan tidak  disesatkan oleh pasion dan nafsu, lalu ruhnya akan bebas dari kebutuhan dan reaksinya terhadap sesuatu tidak akan terhambat. Lalu, kata-katanya Ta Hsueh: Hsueh: “maksud dari Daido  adalah mengungkapkan wahyu kebajikan sang pemberi-nur”, pemberi-nur”, dan kata-kata kata-kata Chung Yung : “D o  itu mengikuti sifat seseorang“, adalah pelita penyuluh bagi murid-murid murid-murid karena kata-kata itu datang dari ketinggian Sumber Agung. „Namun, error yang dialami oleh Shin  yang terbelenggu pasion selalunya sangatlah akut; seseorang tidak dengan mudah bisa merubah karakternya sendiri dan kembali secepatnya pada kesederhanaan sifat alaminya. Lalu, adalah penting untuk mengajarkan mereka cara mendapatkan kewaspadaan, naluri mulia, keyakinan kuat serta Shin yang jujur, mengajarkan mereka awareness diri dan disiplin diri, lalu menempatkan mereka di atas dasar pelatihan yang solid  –  yakni, mengarahi mereka menuju penguasaan waza  . Serupa juga dengan ilmu pedang. Jika seseorang melupakan kehidupan di hadapan musuhnya, lupa mati, lupa musuh, lupa diri sendiri, jika pikiran seseorang tidak bergerak dan seseorang bebas dari hiruk-pikuk kesadaran, dan jika seseorang pasrah secara spontan pada aliran rasa yang alami, lalu seseorang akan bebas dalam segala situasi yang berubahan dan reaksinya tidak akan terhambat. Walau pun kata dapat hancur lebur menjadi debu ketika di kelilingi musuh-musuhnya dan seseorang membalas tebasan dan tusukan seseorang ke kiri maupun ke kanan, ke depan maupun ke belakang –  belakang – namun namun tidak  ada kegamangan macam apapun karena K i dan ruhnya hening balans. Bahkan jika apa yang

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

menyerang seperti batu besar jatuh dari langit. Namun sebesar apa pun K i -nya, -nya, jika metode tidak  ada, lalu ia akan diperdaya oleh lawan yang waza  nya lebih unggul. Jika seseorang tidak tahu nya keuntungan dan ketidak-untungan kata  , ia akan membuat kesalahan. Maka, kata juga harus dilatih. Jika kata diperhatikan, kontrol tidak melarikan diri, hidup dan mati akan dilupakan, K i  tidak akan diserap tidak juga dikekang, dan seseorang akan terus maju tanpa diganggu oleh keraguan. Ada K i   yaburu dan ada Shin  , namun keduanya serupa. Jika Shin dan K i  tidak  manunggal, lalu seseorang tidak sanggup melakukan yaburu. melakukan yaburu. Ini adalah jalur ideal ilmu pedang yang harus ditapaki oleh para pemula maupun murid baru. Namun, jika K i lemah, dan keraguraguan walau kecil itu ada, lalu seni itu tidak dapat dijalankan. Para samurai mengaktifkan K i  dan perduli untuk membebaskan Shin dari kegundahan. Namun, karena semua ini mempunyai dualisme dalam karakter, membebaskan Shin dan membuatnya tanpa hambatan dalam bereaksi  bukanlah seni yang ajaib, karena untuk dapat berhasil membutuhkan upaya besar. Jika Ri  jelas, waza  dikuasi, dan K i  yang berapi-api tenang, lalu seseorang akan berhasil mendapatkan keempuan dan terus menggapai hakikat. Jika, sejak awal pelatihannya, hanya mengandalkan teori saja, maka para murid akan kekurangan perisai diri walau segala upaya sudah diusahakan, tidak akan bisa mendapatkan kesempurnaan waza  .‟ .‟ Salah satu dari mereka tampaknya seperti Tengu  Besar, hidungnya tidak terlalu panjang, sayapnya tidak begitu tampak; ia duduk di kursi berbusana upacara lengkap dan mulai bicara: „Segala yang anda diskusikan di sini sangatlah masuk akal. Sejak zaman dahulu kala, memanglah benar bahwa semua emosi itu ramah dan i  bersahabat; berlatih waza adalah aktifitas yang terhormat, bahwa seseorang itu harus tekun dan tidak boleh meremehkan waza  ; bahwa ajaran master itu harus dipercaya dan dicoba sepenuh hati dari pagi hingga malam; bahwa waza  itu harus dilatih, sesuatu yang membingungkan terjawab, penguasaan waza didapat, essensi dan Ri seseorang dimengerti. Dalam cara ini, inner awareness yang dalam diperoleh. Sang Master  awalnya mengajarkan waza  tanpa mengobral kata-kata tentang signifikansinya; ia sekedar  menunggu muridnya untuk menemukannya sendiri. Ini dinamakan „menarik busur tidak melepas  panah‟. Ia sengaja tidak menjelaskannya menjelaskannya bukan karena ia kejam. Ia berbuat demikian sematamata agar para muridnya mendapatkan kepenguasaan melalui latihan, agar  Shin mereka juga ikut terlibat. Jika murid-murid berusaha dengan seluruh ruhnya dan berhasil mendapatkan sesuatu melalui kekuatannya sendiri, lalu ia bertolak dan menemui Masternya. Dan sang Master,  jika Shin  -nya bicara padanya, hanya mengamininya saja. Tidak ada instruksi apa-apa dari sang -nya Master.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

 berupaya menggapai Langit tanpa latihan yang cukup! Dan inilah tren masa kini! Menuntun seseorang itu harus seperti menunggang kuda. K i yang memaksa untuk bebas bergerak harus di kontrol dan K i yang waras memaksa untuk bisa tetap tanpa gerak atas kemauan sendiri harus digalakan, tetapi harus tanpa menggunakan tenaga! „Jika Shin terlibat berat dengan waza  , ini akan memenjarakan K i , dan dia tidak akan harmonis ataupun balans. Seseorang mungkin akan berkata bahwa ini seperti melupakan awal untuk  mendapatkan akhir. Namun, adalah salah total untuk menyepelekan waza dan berkata bahwa itu tidak penting. Fungsi ilmu pedang adalah waza  . Jika fungsinya diabaikan, referensi apa yang dimiliki oleh esensi Ri -nya? Dengan melatih fungsinya, seseorang menjadi aware akan esensinya, dan di dalam awareness ini fungsi terbebaskan. Esensi dan fungsi punya satu asalmuasal, tidak ada disparitas antara penampakan luar dan substansi. Tentu saja, melek  Ri secara tiba-tiba itu mungkin, tetapi jika waza belum dikuasai, K i  tidak akan bebas mengalir dan kata  tidak luwes bergerak. Waza bersumber dari Ri ; non-bentuk menguasai bentuk. Maka, waza di latih dari K i dan K i di latih dari Shin -ini adalah tatanan di mana segala sesuatunya terjadi. Maka ketika kepenguasaan waza sudah matang, lalu K i  pun balans dan ruh pun tenang. „Tukang perahu memegang dayung kemudi berlari mundar -mandir sepanjang tepian perahu seolah-olah berada di jalan besar. Usaha apa yang diperlukannya untuk bisa melakukan ini semua? Seorang pakar renang, berenang melintasi samudera. Ia tahu cara menghandel dirinya dan tahu tidak akan tenggelam lalu ruhnya tenang ini memberikan rasa kebebasan. Penebang kayu melangkahkan kakinya menelusuri menelusuri celah sempit diboboti kayu kayu bakar dipunggungnya, tukang atap naik ke tower kota dan menyusun genteng. Mereka semua menguasai waza mereka,  bebas dari keraguan, dan tidak takut, lalu ruh mereka tenang dan segala tindakannya menjadi  bebas lepas tidak terkungkung. Ini persis pe rsis seperti ilmu pedang. Jika seseorang itu matang dalam seni ini, jika Shin  -nya telah mempenetrasinya, telah membuktikan dirinya dalam waza  -nya , jika seseorang tidak lagi ragu atau takut, lalu K i -nya -nya akan hidup dan ruhnya tenang, ia akan bereaksi terhadap setiap perubahan dalam setiap situasi dengan mulus tanpa hambatan. Namun,  pengetahuan tentang ini tumbuh langsung dari latihan, dan juga dari kepercayaan kita pada K i . Dan kata-kata hanya melayani untuk menolong kita menjelaskannya. Spontanitas serta harmonisasi yang alami, mundur tanpa bentuk, maju tanpa jejak, karakter yang tidak dapat dimengerti yang terkembang dan mempesona itu  –  tidak bisa digapai hanya dengan mengalaminya dalam Shin  , tidak bisa didapatkan hanya dengan mendengarkan tentangnya dari orang lain, tidak juga dapat diajarkan oleh seorang Master. Dia hanya bisa didapatkan secara natural dengan menguasai skill melalui latihan. Keterlibatan sang Master terbatas pada

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

setiap situasi yang berubahan hanya dengan menggunakan awareness-nya sendiri. Ilmu pedang adalah seni yang konsern pada kehidupan dan kematian. Adalah mudah untuk berhenti hidup lalu mati, namun sangatlah sulit untuk tidak melihat kehidupan dan kematian sebagai dualitas.  Namun ia yang tidak melihat kehidupan dan kematian sebagai dualitas akan mendapatkan kemoksaan tanpa kesulitan.‟ Yang satu bertanya: „Jika itu adalah kenyataannya, lalu dapatkah seorang rahib Zen yang telah mentransenkan konsep hidup dan mati mencapai kemoksaan seperti yang dijelaskan oleh ilmu  pedang?‟ Ia menjawab: „Gol yang diharapkan berbeda. Rahib membenci siklus reinkarnasi dan hidup dengan mengantisipasi kesirnaan total. Ia memisahkan diri dari kehidupan dan kematian, memanunggalkan Shin  -nya dengan kematian sejak awal. Lalu, ketika ia mendapatkan dirinya -nya dikelilingi oleh beberapa musuh, bahkan jika kata dapat menjadi debu ia langsung mengontrol  pikirannya tidak bergerak. Ia menafikan kebutuhan hidup. Satu-satunya yang tidak ia kerjakan adalah membenci kematian. Tetapi untuk berkata bahwa hidup dan mati membentuk satu kesatuan demi sang Maha Suci, itu adalah berbeda dengan sikap ini. Untuk pasrah pada kehidupan ketika hidup, pada kematian ketika sekarat ini tidak memecah belah Shin  . Melaksanakan D o  -nya menurut apa yang hak! Dalam cara ini seseorang mendapatkan -nya .‟ .‟ kemoksaan  Yang lain bertanya: ‟Untuk menatap menatap kehidupan dan kematian tanpa kesenangan atau ketidak  senangan itu adalah masalah opini. Namun ketika seseorang menafikan kebutuhan hidup, apakah ia berbuat demikian atas kemauannya sendiri? Ia menjawab:‟Sejak awal mulanya, ia memfokuskan Shin  -nya ketempat lain. Nirwana adalah -nya

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

memperlihatkan bahwa relasinya terhadap kehidupan itu keliru. Orang-orang yang anda bicara dengannya memvokuskan i -nya -nya pada seni ini bertahun-tahun lamanya menghabiskan waktunya tanpa rehat, memicu K i -nya, -nya, menguasai waza  , namun Shin  -nya belum terkembang dalam -nya kemenangan dan kekalahan[perang]. Mereka menghabiskan waktunya berbulan-bulan dan  bertahun-tahun geram dan gerendengan. Lalu mereka bergabung dengan rahib Zen dan diajari Ri  kehidupan dan kematian. Ketika mereka mendengar bahwa segala di dunia ini hanyalah jelmaan Shin  , Shin mereka pun langsung terkembang dan ruhnya tenang. Mereka membebaskan diri mereka dari gol yang terdahulu lalu mencapai kemoksaan . Mereka menciptakan kondisi bagi kejadian ini setelah memicu K i mereka bertahun-tahun lalu menguasai waza  . Ini tidak dapat dihasilkan dalam waktu sekejap. Persis sama dengan satori di bawah tongkat seorang master  : satori  tidak datang dari langit. Ia yang belum mengusai seni ini dengan matang boleh saja Zen  mengikuti pendeta arif lagi kondang namun tetap saja tidak akan mencapai satori !‟

II

„Walau pun kepenguasaan dalam segala macam seni seperti menjuggling bola hingga menyeimbangkan piring di atas tongkat itu dihasilkan melalui latihan, namun kehebatannya terjadi karena K i . Ketidak terbatasan surga dan bumi, matahari dan bulan, datang dan perginya  panas dan dingin bersama dengan perubahan empat musim, kelahiran k elahiran dan kematian segalanya di dunia  –  segala fenomena tersebut bukanlah apa-apa semua ini tidak lebih daripada inter-play

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Ia menjawab: „D o tidak bisa dilihat ataupun didengar. Apa yang dapat didengar semata-mata hanyalah jejaknya. Kemampuan untuk mengetahui apa yang ada di balik jejak-jejak itu dinamakan intuisi. Jika proses pengajaran itu bukanlah pengertian intuisi, maka tidaklah berguna. Walau pun seni ilmu ilmu pedang itu itu hanya suatu keahlian artistik artistik yang terbatas, dia tetap hidup dalam wilayah Shin yang mempesona, dan ia yang sudah mempenetrasi ke dalam esensinya yang terdalam akan mendapatkan keharmonisan dengan D o  . Walau pun saya dijauhkan dari intuisi hingga kini, saya mendengar sesuatu secara tidak langsung. Saya akan hubungkan ini  pada anda sekarang. Ambil apa yang saya sa ya katakan dengan sebutir garam, jangan mengertikannya secara harfiah! Maka: Itu adalah K i yang menentukan kata melalui Shin  . Jadi, fungsi seluruh tubuh secara menyeluruh diatur oleh K i . Bagian yang non-materi dari K i dinamakan Shin  . Dia membawa Ri Ilahi didalamnya dan lebih superior daripada K i . Pada awalnya, Shin itu tanpa  bentuk atau suara, juga tanpa warna wa rna tanpa aroma; dia d ia mendapatkan fungsinya hanya han ya melalui K i . Yang mempenetrasi alam atas dan bawah adalah K i . Setiap pikiran, apa saja walau tidak  signifikan, ada di wilayah K i . „Gerak Shin yang disebabkan oleh interaksinya dengan sesuatu dinamakan emosi (jo), observasi yang sesaat dinamakan pikiran (nen). Jika Shin bergerak menurut persepsinya dan mengikuti Hukum Ilahi kodratnya, lalu iluminasi akan mengisi seluruh aktifitasnya, dan K i  tidak akan  bergerak sesukanya. Sebagai contoh: seperti perahu yang mengikuti arus, terdorong ke lembah. Walau pun dia bergerak, namun perahu itu secara keseluruhan diam, tidak tampak jejak  geraknya. Ini dinamakan “tidak bergerak dalam gerak”. Manusia awam belum pernah menghancurkan ilusi mereka tentang kehidupan dan kematian. Kegelapan secara konstan  bersama mereka dan dijauhi iluminasi. Hingga mereka secara aktual mengalami kebahagiaan atau kemarahan, suka cita atau duka cita, mereka bodoh dan otak kosongnya seperti dipenuhi air 

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

 betul dan salah hingga kepikiran-pikiran terkecil yang dihadapinya seolah-olah direfleksikan dalam cermin. Itu tidak direfleksikan dalam dirinya, itu hanya counter-refleksi dari apa-apa yang datang ke hadapannya. Itu seperti orang suci di mana kesalahan tidak pernah menyentuhnya. Di situlah letaknya keajaiban sesuatu yang alami. Hasrat dirinya untuk merefleksi sesuatu itu hanyalah sebuah ide. Karena ide mengungkung sang diri, lalu K i  juga terkungkung dan reaksinya tidak bebas. Seseorang yang tidak pernah merenungkan pesona takdir yang sulit diterka itu, atau secara tidak disadari bertindak menurutnya, ia menyerupai dewa dalam geraknya. Ia dinamakan seorang yang mengerti dan telah mempenetrasi seni ilmu pedang. „Malangnya, kami Tengu punya hidung panjang serta paruh dan sayap. Oleh karena itu kita jadi terhalang untuk mendapatkan satori dari seni lainnya, karena kita tidak berhasil membebaskan reaksi Shin kita, lalu secara awal dan eksklusif kita menyiapkan i  kita di atas jalur ini. Ini adalah area di mana kita mendidik  Shin kita dan mendisiplinkan K i kita. Namun, kita mengabaikan kenyataan bahwa sesuatu yang lainnya juga memiliki makna yang signifikan bagi kita, walau mungkin kita melihat atau mendengar mereka, kita tidak memperhatikan mereka bahkan dengan mata terbuka sekali pun. Tidak juga kita menghargai mereka! Walau kita jelas-jelas punya skill tinggi dalam satu seni ini dan telah mendapatkan satori darinya, namun dalam takaran yang lebih  besar kita tidak berguna bagi yang lainnya. Satori kita hanyalah parsial. Itu seperti lampu yang ditaruh di dalam kotak yang hanya sebelahnya terbuka. Di sisi yang terbuka dia terang bersinar, tetapi tidak ada sinar tampak di sisi lainnya. Sinar lemah yang menyinari sekeliling hanyalah sinar yang tidak langsung. Begitu pula dengan kita, lalu kita tidak berhasil memahami totalitas. Pertamanya seseorang semata-mata memikirkan tentang lubang kecil. Jika seseorang mempergunakan kekuatan ia dapat memperbesar lubang tersebut, lalu sesudah itu, melalui kekuatan hasil dari latihan, lubang itu bertambah besar dan area yang tersinari bertambah luas.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

yang dapat mengolengkan dirinya, ia akan bebas bereaksi tanpa hambatan. Shin yang terpenjara oleh dirinya sendiri tidak selalu di sebabkan oleh sesuatu seperti emas dan perak, uang dan harta, cinta dan nafsu, trik dan ilusi mau pun kejahatan. Bahkan jika sebuah ide menguasai di mana saja, lalu Shin terbelenggu oleh dirinya sendiri. Jika ide hanya menguasai sedikit, lalu Shin juga terhambat sedikit, tetapi jika kuat mencengkram, lalu Shin juga terhambat berat. Seseorang yang  berhasil menguasai seni tahu betul bahwa Shin yang terbelenggu oleh dirinya sangat merugikan  bagi menjalankan seninya, tetapi ia tidak pernah mencoba untuk mengaitkan ini secara umum dengan reaksi Shin  -nya. Bahkan dalam melatih Shin sekali pun: tentunya, Ri  secara cepat -nya. mudah dikenali, namun jika satu ide saja menebarkan bayangan lalu seseorang secara aktual tidak dapat mempraktekannya. Itu adalah dirinya yang melatih Shin  , begitu juga dirinyalah yang mempraktekan seni. Namun tidaklah benar bahwa ada dua Shin  . Seseorang tidak boleh lupa ini! „Sekarang ada banyak yang kepenguasaan seninya sudah matang , yang K i - nya harmonis, yang dari pengalamannya tahu apa yang menguntungkan dalam perang, yang tidak punya keraguraguan atau membuat kesalahan apapun, yang ruhnya damai dan mencapai kebebasan. Walau tindakan mereka yang mempesona itu, katakanlah, ilahiah alami, mereka belum melepaskan  penopangnya. Dalam hal ini mereka menyerupai tukang perahu yang berlarian ditepian perahu atau tukang atap yang memanjat tower untuk menyusun gentingnya. Orang-orang seperti itu dinamakan seniman pakar senjata.‟ Yang lain bertanya: „Lalu „Lalu apa yang seseorang harus lakukan untuk mengintensifkan studinya tentang D o melalui seni?‟ Ia menjawab: „Shin itu bukanlah apa-apa melainkan potensi alami ( sei)  sei) dan emosi ( jo).  jo). Potensi alami adalah Ri Ilahi dari Shin  , dia hening, tidak bergerak dan tidak memiliki warna ataupun

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

membiarkan perasaan dan pasionnya menguasai Shin mereka terperangkap oleh gerakan Shin  Sesat yang tidak kunjung henti bergerak lalu tidak tahu apa yang menyebabkan ruhnya sakit. „Ilmu menghapus kesalahan Shin  Sesat, Ri  Ilahinya Shin  diamini dan sinarnya dibiarkan menembus. Dengan mengikuti Hukum Ilahi, seseorang tidak lagi mengandalkan tipu daya dari ilmu yang tidak sempurna, ia mengizinkan sesuatu untuk menjadi sesuatu, tidak lagi mengizinkan dirinya melekat pada mereka. Ia langsung pasrah pada even yang baru terjadi, tidak   punya hasrat, tidak juga membenci, ia dapat merenung dengan damai sehari penuh. Sejak ia tidak terpenjara dalam diri, ia tidak mengakibatkan Shin punya banyak musuh. Walau pun ia  bekerja sehari penuh dalam aktifitasnya, ruhnya tidak tegang. Ia mempercayai dirinya pada takdir lalu keraguan ataupun kesalahan tidak lagi eksis sebagaimana halnya dengan apa yang hak. Shin penuh dengan apa yang hak dan i  tanpa error. Ia tidak mengandalkan trik atau tipu daya demi menghindari bahaya, tidak juga ia puas dengan ilmu yang tidak sempurna hanya untuk mendapatkan untung. Dalam hidup ia pasrah pada kehidupan dan melaksanakan D o  -nya, -nya, dalam kematian ia pasrah pada kematian dan tidak takut pada apa yang akan terjadi. Walau langit

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

dirinya sendiri, ia harus bertanggung jawab melalui i -nya -nya sendiri. Manusia awam sibuk  mengurus tindakan-tindakan langit, tetapi melalaikan urusannya sendiri. Kita tidak dapat menilai tindakan-tindakan langit dengan intelek kita. Ia adalah bodoh yang merisaukan kekurangan inteleknya lalu membuat sakit ruhnya!‟ Yang lainnya bertanya: „Saya punya banyak anak laki-laki, laki-laki, namun mereka masih muda. Bagaimana caranya mereka berlatih seni ilmu pedang?‟ Ia berkata: „Di zaman dahulu mereka harus membuat irigasi, bersih-bersih bersih-bersih dan bersoal-jawab. Lalu mereka mempraktekan ilmu Enam Seni, setelah itu mereka mulai latihan yang lebih berat di mana mereka menguji Shin mereka.Bahkan para resi jebolan sekolah K‟ung Tzu mereka semua adalah Master Enam seni, dan kebanyakan dari mereka pernah belajar D o  . Seseorang yang masih muda dalam usia dan tidak memiliki kekuatan untuk mempenetrasi Ri  tidak sepantasnya menjagokan ilmu yang tidak sempurnanya itu. Malahan, ia harus patuh pada kata-kata sang Master, aktifitas apa yang layak dan cocok baginya, mengkonsernkan dirinya pada waza  , melatih

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

III

Yang lain bertanya: „Apa makna “tanpa gerak dalam gerak, tidak diam dalam diam”?‟ Ia menjawab: „manusia adalah mahluk gerak. Tidak mungkin baginya untuk tidak bergerak.  Namun seseorang yang memiliki karakter seperti ini tentu saja sangat sibuk dengan aktifitas sehari-hari. Walau pun demikian, ia tidak mengizinkan Shin  -nya untuk bergerak karena sesuatu; -nya -nya balans dan hening, bebas dari segala nafsu dan tidak dibelenggu oleh dirinya. Dalam -nya Shin  ilmu pedang ini berarti: Jika seseorang berhadapan dengan musuh yang lebih unggul, walau ia akan membalas serangan-serangannya ke kanan dan ke kiri, demi kehidupan dan kematian ruhnya akan tetap hening total dan pikirannya tidak bergerak oleh kekuatan musuh yang lebih superior. Ini dinamakan “tidak bergerak dalam gerak.” Pernahkah anda melihat seseorang

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF