TELUR ASIN STARTEGI USAHA TELUR ASIN DARI ITIK.docx

October 8, 2017 | Author: Sulisyono Imam | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download TELUR ASIN STARTEGI USAHA TELUR ASIN DARI ITIK.docx...

Description

TELUR ASIN STARTEGI USAHA TELUR ASIN DARI ITIK / BEBEK MELALUI ANALISA SWOT Usahatelur asin pada skala usaha 750 butir per hari ternyata tidak mampu bertahan terhadap perubahan harga komponen biaya produksi dan harga jual produk, dimana nilai NPV menunjukkan angka yang negatif pada ketiga kriteria tersebut. Namun peningkatan harga bahan baku (teluritik / Bebek segar) sebesar 25% menghasilkan angka NPV negatif yang relatif lebih kecil, dibandingkan apabila harga jual telur asin turun sebesar 22. Terlebih lagi apabila kondisi yang terjadi adalah meningkatnya harga bahan baku yang disertai penurunan harga jual produk. Hasil analisis sensitivitas diatas dapat menjadi acuan bagi pengusaha telur asin untuk membuat rencana usahanya.Jika harga jual produk yang menjadi faktor utama dalam kegiatan usaha, maka hendaknya pengusaha harus selalu mencari terobosan pasar yang dapat meningkatkan nilai produk, seperti perluasan pasar atau dengan modifikasi produk. Kontinuitas bahan baku juga harus dijaga untuk menghindari kelangkaan bahan baku, yang menjadi penyebab meningkatnya harga bahan baku tersebut. Prospek usaha ternak itik / Bebek dianalisa melalui pengkajian situasi perusahaan yang meliputi lingkungan eksternal terdiri dari peluang (opportunity) dan ancaman (threaten) dan lingkungan internal terdiri dari kekuatan (strength)dan kelemahan (weakness). Faktor-faktor strategis eksternal yang menjadi peluang (opportunity) usaha ternak itik / Bebek diantaranya adalah laju pertumbuhan penduduk yang cepat, berkembangnya distribusi produk untuk berbagai jenis konsumen, berkembangnya industri yang menggunakan bahan baku telur itik / Bebek, perbaikan kondisi ekonomi makro, berkembangnya teknologi pengolahan itik / Bebek, diversifikasi produk, meningkatnya pendidikan dan kesadaran masyarakat akan gizi, serta adanya kebijakanpemerintah untuk memberdayakan ternak itik / Bebek lokal. Faktor-faktor strategis eksternal yang menjadi ancaman (threaten) usaha ternak itik / Bebek diantaranya adalah persaingan yang semakin ketat dengan berkembangnya usaha sejenis dan jenis usaha yang memproduksi produk substitusi dari produk usaha ternak itik / Bebek, harga daging itik / Bebek yang tidak stabil , harga bahan baku pakan masih tinggi, tingkat suku bunga pinjaman yang tinggi (saat ini tingkat suku bunga yang berlaku adalah 19 %). Faktor-faktor strategis internal yang menjadi kekuatan (strength) usaha ternak itik / Bebek diantaranya adalah telur itik / Bebek memiliki kelebihan bebas dari bahan-bahan kimia, memiliki kandungan nutrisi yang lebih baik daripada telur ayam, ketersediaan lahan untuk beternak, memiliki daya dukung bahan baku pakan lokal, harga jual telur cukup tinggi, memiliki segmen pasar tersendiri, adanya kelompok-kelompok tani yang memberi pelayanan dalam usaha itik / Bebek dan memasarkan produk (DOD, itik / Bebek dara, itik / Bebek afkir, dan telur asin), dan adanya tenaga ahli di bidang peternakan khususnya itik / Bebek. Faktor-faktor strategis internal yang menjadi kelemahan (weakness) usaha ternak itik / Bebek diantaranya adalah pamor peternakan itik / Bebek masih kurang populer, sistem pemeliharaan yang masih terpaku dengan cara tradisional (non intensif), keterbatasan kemampuan peternak dalam praktek budidaya, banyak terjadi kasus kematian ternak itik / Bebek akibat keracunan

pestisida, telur itik / Bebek lebih amis bila dibandingkan dengan telur ayam, kesulitan dalam mendapatkan pinjaman modal, belum tersedianya teknologi budidaya yang ekonomis dan aplikatif, tidak tersedianya bibit itik / Bebek yang baik, skala usaha dan produkstivitas itik / Bebek lokal masih rendah, teknologi pembibitan dan pengendalian penyakit rendah, kebijakan pemerintah dalam rangka peningkatan dan pemberdayaan ternak lokal masih lemah, penggunaan bahan baku pakan masih bersaing dengan manusia sebagian masih mengandalkan impor, informasi kandungan nutrisi bahan baku lokal yang dapat dimanfaatkan dalam usaha itik / Bebek masih terbatas, biaya produksi cukup tinggi, serta sistem pencatatan produksi masih jelek. Berdasarkan kondisi peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan tersebut, beberapa alternatif strategi dapat diformulasikan sebagai berikut. Strategi memanfaatkan kekuatan untuk meraih peluang (S – O) Mempertahankan produk sudah ada,membangun dan mengembangkan kemitraan strategis,memperkuat jaringan distribusi, meningkatkan panguasaan pasar, mengembangkan skala usaha dan peningkatan produksi, meningkatkan kemampuan berusaha (bisnis) bagi peternak. Strategi memanfaatkan kekuatan untuk mengatasi ancaman (S – T) Mengembangkan diversifikasi dan meningkatkan nilai tambah produk, Memperluas pangsa pasar, membangun dan mengembangkan kemitraan strategis, mengurangi ketergantungan impor bahan baku pakan dan meningkatkan pemanfaatan bahan baku lokal, peningkatan informasi nutrisi berbahan baku lokal, meningkatkan hubungan kerjasama dengan investor, bekerjasama dengan lembaga-lembaga penelitian, balai pembibitan, dan lainnya guna meningkatkan pengembangan usaha ternak itik / Bebek, meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan bahan baku dan biaya operasional lainnya dalam proses produksi, serta melakukan sistem pemcatatan, penjadwalan dan pengawasan kinerja usaha. Strategi mengatasi kelemahan untuk memanfaatkan peluang (W – O) Mengembangkan sistem usaha pemeliharaan secara intensif dan dalam skala usaha yang cukup besar, mengadakan pelatihan bagi peternak, kerjasama dengan institusi keuangan (perbankan, perkreditan), meningkatkan produkstivitas itik / Bebek melalui seleksi yang telah dikembangkan oleh Litbang dan perguruan tinggi, meningkatkan produkstivitas itik / Bebek melalui perbaikan manajemen produksi, mengurangi ketergantungan impor bahan baku pakan dan meningkatkan pemanfaatan bahan baku lokal seperti keong mas, bekicot, ampas sagu, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak. Strategi mengatasi kelemahan untuk menghindari ancaman (W – T) Meningkatkan kemandirian usaha usaha ternak itik / Bebek dan usaha pendukung lainnya untuk meningkatkan daya saing produk, melakukan pengawasan dan pengendalian mutu, mengurangi ketergantungan impor bahan baku, melakukan seleksi bibit unggul dan perbaikan manajemen

produksi, memperbaiki sistem pencatatan/ recording, melakukan kerjasama atau kemitraan dengan berbagai pihak untuk meningkatkan usaha pengembangan itik / Bebek komersil. Konsumsi per kapita masyarakat terhadap produk telur meningkat sebesar 72,9 %. Sementara perkembangan produksi itik / Bebek nasional setiap tahunnya meningkat sebesar 0,5 %. Dengan demikian kegiatan usaha peternakan itik / Bebek baik kegiatan hulu (pembibitan) maupun hilir (pengolahan telur itik / Bebek) masih memberikan peluang bagi masyarakat. Modal yang dibutuhkan untuk pengembangan usaha itik / Bebek petelur lokal dengan pola ekstensif untuk lahan dan kandang sistem ren seluas ±100 m2 senilai Rp 5.000.000,00 dan pengadaan 300 ekor bibit Itik / Bebek Dara senilai Rp. 8.100.000,00. Modal kerja yang dikeluarkan untuk membiayai usaha itik / Bebek petelur dengan pola sebesar Rp. 81.733.300,00 selama dua tahun. Hasil bersih (laba) yang diperoleh dari usaha itik / Bebek pola ekstensif adalah Rp.16.000.400,00 atau sebesar Rp. 1.050.000,00 per bulannya. Sementara untuk usaha Telur Asin, modal yang dibutuhkan untuk membuat bangunan pabrik sederhana seluas ± 60 m2 senilai Rp.5.400.000,00 dengan kebutuhan modal kerja per bulan untuk membeli 750 butir telur itik / Bebek/hari, upah tenaga kerja, serta bahan penolong sebesar Rp.18.571.100,00 per bulan. Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa peluang pengembangan usaha ternak itik / Bebek semakin terbuka luas, seiring dengan laju pertumbuhan penduduk dan berkembangnya usaha-usaha pangan yang menggunakan bahan baku dari produk-produk ternak itik / Bebek. Pemilihan pola pemeliharaan itik / Bebek (pola intensif, semi-intensif, ataupun ekstensif) menentukan besarnya modal usaha yang dibutuhkan serta tingkat keuntungan peternak.Pola pemeliharaan usaha itik / Bebek petelur yang paling memungkinkan untuk dilaksanakan adalah pola semi-intensif dan ekstensif.Demikian halnya usaha telur asin yang layak dilakukan.Pemeliharaan secara semi-intensif masih layak dilaksanakan hanya dengan kenaikan harga bibit dan pakan, masing-masing hingga 23% dan 17%. Adapun pola ekstensif, usaha ini relatif masih layak kenaikan harga input produksi maupun penurunan harga jual produk hingga 25%. Berbeda dengan usaha telur asin, usaha ini sangat rentan dengan kenaikan harga bahan baku, penurunan harga jual produk, (maupun kombinasi dua keadaan tersebut) masingmasing hingga 25% dan 22%. Pemberian pakankonsentrat juga penting bagi produktivitas itik / Bebek petelur mengingat kandungan nutrisi yang baik. Sebaiknya peternak mampu membuat sendiri pakan itik / Bebeknya (sebagai pakan alternatif) dengan menggunakan bahan baku local yang tersedia, dengan formula tertentu yang kandungan nutrisinya tetap sama dengan pakan konsentrat pabrik. Inovasi-inovasi teknologi pembuatan pakan ternak menjadi kunci keberhasilan usaha peternakan itik / Bebek.Tingkat produktivitas yang tinggi menjadi sasaran pengembangan usaha peternakan itik / Bebek yang ditunjang dengan adanya penelitian dan pengembangan pakan yang lebih ekonomis tanpa mengabaikan kandungan nutrisinya.Oleh karena itu, perbankan juga perlu memperhatikan aspek teknologi pakan tersebut, sehingga dapat mempertimbangkan aspek kelayakan usaha itik / Bebek.Selain itu ada baiknya pihak bank tetap memberikan keringanan dalam pemberian kredit,

terutama suku bunga yang lebih ringan.Walaupun dengan tingkat suku bunga komersial saja usaha itik / Bebek petelur semi-intensif masih layak, namun usaha ini tetap rentan terhadap perubahan harga komponen produksi maupun harga jualnya.

"TELUR ASIN", BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG Usaha makanan beragam jenisnya,salah satunya usaha makanan skala rumah tangga (home industry makanan).menurut badan pusat statistik,usaha rumah tangga adalah usaha yang di jalankan oleh 1-4 orang.sementara, badan pengawasan obat dan makanan mendefinisikan industri rumah tangga sebagai suatu perusahaan pangan yang memiliki tempat usaha di tempat tinggal dengan peralatan pengolahan pangan manual hingga semi otomatis. Bisa di bilang, modal utama menjalankan usaha makanan skala rumah tangga adalah tempat tinggal.tidak peduli rumah sendiri, mengontrak atau bahkan menumpang, selama masih ada rumah yang dapat di tempati, usaha makanan skala rumah tangga memungkinkan untuk di jalankan. Keunggulan usaha makanan skala rumah tangga. 1. Tidak perlu pusing memikirkan lokasi usaha. Kita ambil contoh usaha pembuatan susu kacang kedelai (bisa di terapkan untuk jenis-jenis usaha lain). Biarkan orang lain membuka warung atau toko di tempat strategis.ketika kita sudah mulai memproduksi, dengan begitu mudahnya kita dapat menitipkan produk ke berbagai warung atau toko yang kita anggap strategis dan ramai pembeli.kita untung,pemilik toko juga untung. 2. Daerah pemasaran dan jumlah konsumen tidak terbatas. Bayangkan anda membuka suatu toko. Umumnya pembeli yang datang hanya yang berada atau tinggal di sekitar toko.bisa juga orang yang kebetulan lewat dan membutuhkan sesuatu lalu membeli di toko anda.sebaliknya, jika anda menjalankan usaha makanan skala rumah tangga.belasan, puluhan, bahkan ratusan toko bisa anda titipi produk anda setiap harinya (tentu di dukung oleh tenaga penjual yang jumlahnya memadai).pasti terbayang banyaknya orang yang berpotensi menjadi konsumen produk anda. 3. Pembeli datang sendiri. Sebagian besar konsumen usaha makanan skala rumah tangga adalah pedagang.maksudnya, mereka biasanya membeli dalam jumlah banyak untuk di jual kembali.Biasanya konsumen jenis ini datang langsung ke tempat-tempat produksi.Tentunya menyenangkan begitu selesai produksi sudah ada yang langsung membeli produk kita.namun, semuanya tidak terjadi secara instan.Sebelum keunggulan ini anda nikmati, dua keunggulan diatas mesti anda jalani dan anda rasakan terlebih dahulu. 4. Dapat melibatkan seluruh anggota keluarga. Keuntungannya, anggota keluarga yang terlibat minimal memiliki pengetahuan menjalankan

suatu usaha.Sebaliknya, usaha yang dijalankan bersama anggota keluarga tetapi memiliki aturan serta pembagian hak dan kewajiban yang jelas agar jika ada masalah muncul dapat diselesaikan dengan baik dan tidak mengganggu hubungan keluarga. 5. Dapat menyerap tenaga kerja. Tidak dapat di pungkiri disekitar tempat tinggal kita masih banyak anggota masyarakat yang membutuhkan pekerjaan.alangkah mulianya jika anda dapat menjadi salah satu pemecah masalah utama bangsa ini (setidaknya dapat mengurangi sebagian kecil pengangguran) dengan merekrut mereka sebagai tenaga kerja. Bisa jadi, awalnya anda memulai usaha makanan skala rumah tangga karena tidak kunjung mendapatkan kerjaan, namun setelah usaha yang anda jalankan berjalan baik, anda malah dapat memberikan pekerjaan kepada orang lain. 6. Peluang memasarkan produk ke supermarket. Supermarket dapat di ibaratkan sebagai " display " raksasa yang memanjang ribuan produk. Dengan dapa masuknya produk anda ke supermarket, tentunya skala pemasaran semakin luas dan jumlah konsumen yang membeli produk anda semakin banyak. Persiapan utama sebelum memulai usaha skala rumah tangga adalah persiapan modal dan perlengkapan usaha.Usaha pembuatan telur asin misalnya, hanya membutuhkan biaya investasi sebesar Rp. 1.672.500 dan biaya operasional per bulan hanya sekitar Rp. 647.400.biaya investasi tersebut pun dengan asumsi semua perlengkapan usaha yang digunakan adalah baru atau dibeli pada saat akan menjalankan usaha.

1.2. RUMUSAN MASALAH Adapun rumusan masalahnya adalah sbb : • Bagaimana cara pembuatan telur asin ? • Berapa modal yang harus digunakan ? • Berapa keuntungannya ? • Apa saja yang diperlukan untuk memulai usaha ini ? 1.3. TUJUAN • Agar pembaca sekalian dapat mengetahui cara pembuatan telur asin • Agar pembaca yang ingin berwirausaha telur asin mendapat pengetahuan tentang apa saja kebutuhan yang diperlukan dan berapa biaya yang harus dikeluarkan.

a. Pengenalan produk Telur merupakan makanan yang memiliki kandungan gizi cukup baik. Telur mengandung protein 13%, lemak 12%, vitamin dan mineral.Kuning telur mengandung asam amino essensial serta mineral seperti besi, fosfor, sedikit kalsium dan vit B kompleks.putih telur jumlahnya sekitar 60% dari seluruh bulatan telur mengandung lima jenis protein dan sedikit karbohidrat. Sayangnya telur mudah rusak.kerusakan telur dapat disebabkan karena kerusakan alami, kimiawi, kerusakan akibat serangan mikroorganisme melalui pori-pori telur, atau kerusakan pada saat pengemasan. Karena itu, pengawetan telur asin sangat penting dilakukan untuk mempertahankan kualitas telur. Salah satunya adalah dengan cara diasinkan (telur asin).

Tips sukses membuat telur asin :  Gunakan telur itik dengan kondisi kulit luar utuh (tidak retak).  Suhu tenpat penyimpanan pada saat proses pengasinan sebaiknya tidak terlalu tinggi karena dapat menyebabkan kulit telur retak.

b. Gambaran usaha 1) Produk Usaha membuat dan menjual telur asin dapat dijalankan pada berbagai tahapan. Para pemilik peternakan itik bias menjual langsung telur itik yang dihasilkan atau menjualnya dalam bentuk telur asin mentah. Telur asin mentah (yang masih dalam tahap pengasinan) dapat dikemas menggunakan peti untuk kemudian dikirim ke berbagai kota. Usaha telur asin yang selanjutnya adalah usaha merebus dan menjual telur asin dengan bahan-bahan baku telur asin mentah. Telur asin mentah biasanya berasal dari jawa tengah seperti Brebes. Pasokan telur asin mentah bias didapatkan dengan cara memesan. Warna kemerahan pada kuning telur asin menandakan kandungan protein yang masih baik, sedangkan warnanya kekuningan kualitas kandungan proteinnya dianggap kurang.Karenanya, lebih banyak yang menggemari telur asin dengan bagian kuning telurnya berwarna kemerahan. 2) Pengemasan Telur asin mentah umumnya dikemas menggunakan wadah yang dilapisi jerami, gabus, atau kain agar telur tidak mudah pecah, baik pada saat penyimpanan maupun pengiriman.Wadah yang digunakan biasanya berupa peti kayu yang dapat menampung sekitar 300 butir telur.Telur asin matang dapat dikemas menggunakan wadah besek atau plastic mika. Daya tampung tiap jenis wadah berbeda-beda.Besek dapat menampung 10-20 butir telur, sedangkan plastic mika dengan ukuran sekitar 10x25 cm dapat menampung 6 butir telur.Agar terlihat menarik, kemasan besek dan mika sebaiknya diisi telur asin dengan ukuran yang seragam. 3) Perlengkapan usaha Perlengkapan yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha pembuatan telur asin antara lain, ember besar untuk mencucu telur asin mentah, egg tray plastic untuk meletakkan telur asin di etalase, dandang stainless steel kapasitas 150 liter, saringan kawat dengan gagang untuk menganggkat telur yang telah selesai direbus, stempel, kranjang plastic, etalase, peti kayu ukuran 50x35x30 cm dan kompor minyak. 4) Tenaga kerja Usaha telur asin dapat dilakukan dengan bantuan 2 orang tenaga kerja. Pada saat pesanan meningkat, jumlah tenaga kerja dapat ditambah.Tidak perlu mencari tenaga kerja dengan keahlian khusus.Satu orang tenaga kerja dapat diberi upah sekitar Rp. 750.000/bulan. 5) Promosi dan penjualan Promosi usaha telur asin dapat dilakukan dengan cara menetapkan harga jual yang lebih rendah untuk pembelian telur asin dalam jumlah besar. Langganan dapat diberi potongan harga Rp.50100/butir telur.Sementara etalase berfungsi mendisplay telur asin di tempat produksi.

Penjualan dsapat dilakukan dengan cara menitipkan telur asin ke warung-warung makan sederhana, waruing-warung sekitar rumah ataupun ke took-toko di pasar. Jika telur asin yang dititipkan terbukti dinikmati, para pemilik warung dan took tentu tidak keberatan membeli secara langsung. Selanjutnya seiring dengan perkembangan usaha, telur asin dapat dititipkan ke pasarpasar modern seperti supermarket. 6) Penetapan harga Telur asin matang dapat dijual kepada langganan atau pembeli yang membeli dalam jumlah banyak (biasanya untuk dijual kembali) dengan harga Rp.1.400-1.450/butir. Sementara pembeli yang membeli dalam jumlah sedikit atau untuk dikonsumsi sendiri dapat dibeli dengan harga Rp. 1.500-2.000/butir. 7) Resiko Resiko berbagai jenis usaha pembuatan telur asin antara lain : pecahnya telur pada saat produksi, pengiriman, maupun pada saat perebusan. Karena itu, semua tahapan produksi harus dilakukan dengan hati-hati.Resiko usaha pengolahan telur asin mentah adalah pecahnya telur pada saat perebusan akibat waktu perebusan yang terlalu lama dan teknik perebusan yang tidak tepat. c. Tip dan trik usaha telur asin Pada skala kecil usaha menjual telur asin dengan cara membeli bahan baku telur asin mentah dirasa cukup menguntungkan, terutama dari segi kepraktisan proses produksi dan waktu. Namun, jika usaha sudah berjalan lancer dan kondisi memungkinkan, skala usaha telur asin dapat ditingkatkan dengan cara menernakkan itik sendiri. Keuntungan pasokan telur itik bias ditingkatkan sehingga jumlah produksi telur asin juga semakin meningkat. Mempromosikan produk telur asin kepada calon-calon pembeli potensial yang diperkirakan dapat membeli dalam jumlah besar.Misalnya, memberikan contoh produk ke pemilik uasaha catering agar dapat mencicipi secara langsung.Bina juga agen-agen penjual telur asin agar daerah pemasaran semakin luas. d. Analisis usaha telur asin skala rumah tangga Berikut ini analisi usaha penjualan telur asin dengan bahan baku telur asin mentah yang didapatkan dari supplier. Asumsi yang digunakan dalam analisis ini sbb :  Masa pakai dandang stainless steel selama 3 tahun. Masa pakai egg tray plastic selama 2 tahun. Masa pakai etalase selama 3 tahun. Masa pakai keranjang palstik selama 1 tahun. Masa pakai peti kayu selama 1 tahun. Masa pakai kompor minyak selama 2 tahun. Masa pakai stempel selama 1 tahun. Masa pakai saringan kawat selama 1 tahun. Masa pakai ember selama 1 tahun. 1. Biaya Investasi  Dandang stainless steel 1 buah Rp. 250.000

 Egg tray 4 buah @ Rp. 10.000 Rp. 40.000  Etalase 1 buah Rp. 400.000  Keranjang plastic 15 buah @ Rp. 7.500 Rp. 112.500  Peti kayu 50 buah @ Rp. 10.000 Rp. 500.000  Kompor minyak 2 buah @ Rp. 125.000 Rp. 250.000  Stempel 1 buah Rp. 40.000  Saringan kawat 2 buah @ Rp. 10.000 Rp. 20.000  Ember 3 buah @ Rp. 20.000 Rp. 60.000 Total biaya investasi Rp. 1.675.500 2. Biaya Operasional Per Bulan a) Biaya Tetap • Penyusutan dandang stainless steel 1/36xRp. 250.000 Rp. 6.950 • Penyusutan egg tray 1/24xRp. 40.000 Rp. 1.700 • Penyusutan etalase 1/36xRp. 400.000 Rp. 11.100 • Penyusutan keranjang plastic 1/12xRp. 112.500 Rp. 9.400 • Penyusutan Peti kayu 1/12xRp. 500.000 Rp. 41.700 • Penyusutan Kompor minyak 1/24xRp. 250.000 Rp. 10.400 • Penyusutan Stempel 1/12xRp. 40.000 Rp. 3.300 • Penyusutan Saringan kawat 1/12xRp. 20.000 Rp. 1.700 • Penyusutan ember 1/12xRp.60.000 Rp. 5.000 • Sewa tempat Rp. 500.000 Total biaya investasi Rp. 591.250 b) Biaya Variabel • Telur asin mentah 1.000 butir x Rp. 1.200/butir x 30 hari Rp.36.000.000 • Biaya pengiriman telur asin mentah 80 peti x Rp. 7.000/peti Rp. 560.000 • Minyak tanah 4 liter x Rp. 4.000/liter x 30 hari Rp. 480.000 • Besek dan kantong plastic Rp. 30.000/hari x 30 hari Rp. 900.000 • Gaji tenaga kerja 2 orang x Rp. 750.000 Rp.1.500.000 • Biaya listrik dan air Rp. 300.000 Total biaya variable Rp.39.740.000 Biaya Operasional Per Bulan Rp.40.331.250

3. Penerimaan Per Bulan Penjualan telur asin 1000 butir x Rp. 1.500/butir x 30 hari Rp. 45.000.000 4. Keuntungan Per Bulan Keuntungan = Total penerimaan-total biaya operasional

= Rp. 45.000.000- Rp. 40.331.250 = Rp. 4.668.750 5. Pay Back Period Pay back period = (total biaya investasi : keuntungan) x 1 bulan = (Rp. 1.672.500 : Rp. 4. 668.750) x 1 bulan = 11 hari

CONTOH PEMBUATAN PROPOSAL 1. PENDAHULUAN Pengasinan telur merupakan salah satu cara penambahan umur simpan telur. Telur asin merupakan salah satu sumber protein yang mudah didapat dan berharga relatif murah.Telur asin sebagai bahan makanan yang telah diawetkan mempunyai daya tahan terhadap kerusakan yang lebih tinggi dibandingkan telur mentah.Telur umumnya mengandung prot ein 13%, lemak 12%, mineral dan vitamin.Selain lebih awet telur asin juga digemari karena rasanya yang relatif lebih lezat dibandingkan telur tawar biasa. Konsumen terbesar produk telur asin adalah masyarakat menengah ke bawah, karena telur asin dapat dijadikan sumber protein hewani yang murah.Disamping untuk konsumen rumah tangga, konsumen lainnya yang sangat potensial adalah restoran, rumah makan, kapal-kapal laut, rumah sakit, asrama- asrama, perusahaan jasa boga dan sebagainya. Perkembangan industri telur asin akan mendorong perkembangan peternakan itik akan berdampak kepada peningkatan pendapatan para peternak itik yang umumnya merupakan masyarakat pedesaan. Industri telur asin juga dapat mengurangi ketergantungan terhadap sumber protein mahal seperti daging. 2. LATAR BELAKANG Usaha pembuatan telur asin adalah salah satu jenis indust ri makanan yang umumnya berskala mikro dan kecil. Bahan baku utama yang akan dijadikan telur asin adalah telur itik/bebek, sedangkan jenis telur lainnya tidak lazim dilakukan karena kebiasaan dari masyarakat kita yang menganggap telur asin berasal dari telur itik. Teknologi yang diperlukan untuk memproduksi telur asin secara umum merupakan teknologi yang sederhana. Oleh karena itu perbedaan proses produksi dan kualitas produk telur asin ditentukan berdasarkan cara pengolahannya. 3. PERMODALAN Pola pembiayaan usaha produksi telur asin ini berasal dari biaya sendiri. 4. PROSES PRODUKSI

Telur bebek yang telah dipersiapkan dibersihkan kotorannya jika masih ada yang menempel dipermukaan cangkang.Kemudian permukaan cangkang telur di gosok dengan menggunakan amplas.Caranya dengan menggosokkan amplas pada permukaan cangkang telur sambil memutar telur agar cangkang telur tipis di semua bagian.Setelah benar-benar tipis, telur-telur tersebut ditaruh di baskom. 1. Pembuatan Adonan Pasta Bata Merah Adonan pasta bata merah dibuat dengan cara mencampur bubuk bata merah dan garam ke dalam baskom dan diaduk dengan menambahkan air secukupnya. Adonan pasta ini tidak terlalu encer karena digunakan untuk membungkus telur yang akan dibuat. Garam, air dan bubuk bata merah diaduk hingga benar-benar tercampur rata, dan siap untuk digunakan untuk membungkus telur yang telah diamplas sebelumnya. 2. Pembuatan Telur Asin Telur yang telah diamplas dibungkus dengan adonan pasta bata merah yang telah diberi garam sebelumnya, satu–satu secara merata di seluruh permukaan telur, kira-kira setebal 2~5 mm. Simpan telur ke dalam baskom selama 6 hari.Agar telur tidak pecah, telur simpan di tempat yang bersih dan terbuka. Setelah 6 hari telur dibersihkan dari adonan pasta tersebut untuk kemudian telur di rebus dengan cara mengukus telur asin menggunakan sarangan. Tujuan dari pengukusan telur asin ini supaya air yang terserap pada telur saat direbus tidak banyak, sehingga telur asin ini akan lebih awet. Waktu yang dibutuhkan untuk merebus telur asin selama 2 jam. Setelah itu telur asin itu matang kemudian diangkat dan ditaruh di atas kertas koran agar air yang ada di permukaan cangkang cepat kering. Bagan Produksi Telur Asin

1. 5. ANALISIS KEUANGAN

1. Modal Awal Modal awal yang dibutuhkan dalam pembuatan telur asin sebesar Rp. 5.300.000,00 1. Pembelian peralatan Uraian

Spesifikasi

Dandang Amplas Kompor Baskom besar

2 5 2 4

Jumlah produksi/bulan 4 -

Harga Satuan Biaya (Rp) (Rp) 200.000,00 400.000,00 1.500,00 30.000,00 40.000,00 80.000,00 20.000,00 80.000,00

Blender Pisau dapur Stampel Tinta Kemasan Brosur+Famflet Kertas bekas Total

1 5 1 1 4 1000 1

-

150.000,00 2.000,00 20.000,00 8.000,00 1.000,00 100,00 1000,00

150.000,00 10.000,00 20.000,00 8.000,00 4.000,00 100.000,00 1.000,00 883.000,00

2. Pembelian Bahan dan Upah Kerja Uraian

Spesifikasi

Harga Satuan (Rp) 800,00 2.000,00 1.000,00 15.000,00

Biaya (Rp)

1100 butir 9 kg 39 kg -

Jumlah produksi/bulan 4 4 4 -

Telur Kunyit Garam Serbuk bata merah Minyak tanah Upah Kerja Total

3,5 lt 5 orang

4 4

2.500,00 15.000,00

35.000,00 300.000,00 4.098.000,00

3.520.000,00 72.000,00 156.000,00 15.000,00

3. Pengeluaran Lain-lain -

Transportasi untuk 4 kali produksi

-

Dana tidak terduga

Total

Rp. 150.000,00 Rp. 169.000,00 + Rp. 319.000,00

1. Total pengeluaran - Total pengeluaran pembelian peralatan

Rp.

883.000,00

- Total pengeluaran lain-lain

Rp.

319.000,00

- Total pengeluaran pembelian bahan dan upah kerja RP. 4.098.000,00 + Total Rp. 5.300.000,00 1. Harga Pokok Penjualan Harga telur asin tanpa bau amis ditetapkan sebesar Rp. 1.300,00 per butir. Harga tersebut disesuaikan dengan harga pasar telur asin biasa.

1. Hasil Penjualan Hasil penjualan telur asin sebanyak 4400 butir adalah: Rp 1.300,00 x 4400 = Rp 5.720.000,00 1. Keuntungan Keuntungan bulan pertama Keuntungan yang dapat diperoleh dari hasil penjualan telur asin tanpa bau amis adalah sebagai berikut: Keuntungan = Hasil penjualan – Biaya akhir = Rp 5.720.000,00 – Rp 5.300.000,00 = Rp. 420.000,00 Keuntungan jika dihitung dalam persen = Keuntungan Produksi x 100% Biaya produksi = Rp. 420.000,00

x 100%

Rp. 5.300.000,00 = 7,9 % Catatan : Untuk teknis peralatan diperkirakan 1 Tahun sehingga penyusutan peralatan per bulan adalah Rp. 883.000,00 : 12 = Rp 73.583,00 Dari penyusutan tersebut maka keuntungan yang diperoleh pada bulan berikutnya yaitu = Laba kotor – (pembelian bahan dan upah kerja+ transportasi +penyusutan) = Rp. 5.720 000,00 – (Rp. 4.098.000,00 + Rp 150.000,00 + Rp. 73.583,00) = Rp. 5.720.000,00 – Rp. 4.421.583,00 = Rp. 1.298.417,00 Keuntungan jika dihitung dalam persen = Keuntungan Produksi x 100% Biaya produksi

= Rp. 1.298.417,00

x 100%

Rp. 4.248.000,00 = 30,56 % 6. PERSAINGAN DAN PELUANG Upaya yang harus dilakukan adalah menjaga mutu sehingga pelanggan puas dan tidak pindah ke pengusaha lain. Persaingan yang mungkin akan terjadi adalah persaingan untuk mendapatkan bahan baku yang murah, dimana petani itik petelur dapat saja memilih untuk menetaskan telur dibandingkan menjual telur tawar kepada produsen telur asin. Perluasan pasar dilakukan dengan pencarian pelanggan baru. Untuk mencapai tujuan ini akan memperkerjakan beberapa orang agen pemasaran. Telur asin yang memiliki rasa lezat umumnya memiliki keunggulan pemasaran yang jauh lebih baik dibandingkan dengan telur asin dengan rasa biasa.Faktor rasa bagi pembeli menjadi hal yang sangat penting, oleh karena itu harus mampu memproduksi telur asin dengan rasa yang lezat agar dapat melakukan penjualan maksimal.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF