TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN DAN MINUMAN

March 26, 2017 | Author: Rahmawati Aulia | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN DAN MINUMAN...

Description

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam penyehatan makanan dan minuman, kebersihan alat makan merupakan bagian yang sangat penting dan berpengaruh terhadap kualitas makanan dan minuman. Alat makan yang tidak dicuci dengan bersih dapat menyebabkan organisme atau bibit penyakit yang tertinggal akan berkembang biak dan mencemari makanan yang akan diletakkan di atasnya. Angka kuman dan adanya bakteri coli pada permukaan alat makan yang telah dicuci dapat diketahui dengan melakukan uji dengan cara usap alat makan pada permukaan alat makan. Uji sanitasi alat makan atau alat masak perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat kebersihan alat tersebut. Sehingga melalui uji sanitasi alat tersebut, petugas inspeksi dari dinas kesehatan dapat menetapkan apakan alat makan tersebut sudah layak digunakan atau belum. (Anonim 2010) Salah satu sumber penularan penyakit dan penyebab terjadinya keracunan makanan adalah makanan dan minuman yang tidak memenuhi syarat higiene. Keadaan higiene makanan dan minuman antara lain dipengaruhi oleh higiene alat masak dan alat makan yang dipergunakan dalam proses penyediaan makanan dan minuman. Alat masak dan alat makan ini perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan mikrobiologi usap alat makan meliputi pemeriksaan angka kuman. (Tiksundari 2013) Sanitasi alat makan dimaksudkan untuk membunuh sel mikroba vegetatif yang tertinggal pada permukaan alat. Agar proses sanitasi efisien maka permukaan yang akan disanitasi sebaiknya dibersihkan dulu dengan sebaik-baiknya Pencucian dan tindakan pembersihan pada peralatan makan sangat penting dalam rangkaian pengolahan makanan. Menjaga kebersihan peralatan makan telah membantu mencegah terjadinya pencemaran atau kontaminasi terhadap peralatan dilakukan dengan pembersihan peralatan yang benar ). Kontaminasi makanan dapat terjadi setiap saat, salah satunya dari peralatan makanan yang digunakan tidak memenuhi syarat kesehatan. Di Indonesia peraturan telah dibuat dalam bentuk Permenkes RI No. 1096/Menkes/Per/VI/2011, bahwa untuk persyaratan peralatan makanan tidak boleh bakteri lebih dari 0 koloni/cm2.Peranan peralatan makanan dalam pedagang makanan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari prinsip-prinsip penyehatan makanan (Food hygiene). Setiap peralatan makan (piring, gelas, sendok) harus selalu dijaga kebersihannya setiap saat digunakan. Alat makan (piring, gelas, sendok) yang kelihatan 1

bersih belum merupakan jaminan telah memenuhi persyaratan kesehatan, karena didalam alat makan (piring, gelas, sendok) tersebut tercemar bakteri E.coli yang menyebabkan alat makan (piring, gelas, sendok) tersebut tidak memenuhi kesehatan. Untuk itu pencucian peralatan sangat penting diketahui secara mendasar, dengan pencucian secara baik akan menghasilkan peralatan yang bersih dan sehat pula. Dengan menjaga kebersihan peralatan makan (piring, gelas, sendok,dll.), berarti telah membantu mencegah pencemaran atau kontaminasi makanan yang dikonsumsi (Djajadinigrat, 1989 dalam Pohan, 2009). 1.2 Tujuan 1.2.1

Tujuan Umum Untuk mengetahui teknik pengambilan sampel makanan dan minuman.

1.2.2

Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui cara persiapan alat dalam pengambilan sampel makanan dan minuman. b. Untuk mengetahui penentuan titik pengambilan sampel makanan dan minuman. c. Untuk mengetahui prosedur pengambilan sampel ALT alat makan dan minum. d. Untuk mengetahui prosedur pengambilan sampel ALT makanan padat dan cair. e. Untuk mengetahui baku mutu makanan dan minuman.

1.3 Manfaat Untuk mengetahui cara menyiapkan peralatan dalam mengambil sampel makanan dan minuman dengan baik, serta cara mempersiapkan bahan-bahan sampel makanan dan minuman untuk pengujian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Makanan

2

Makanan adalah semua substansi yang diperlukan oleh tubuh, kecuali air dan obat – obatan dan substansi – substansi yang diperlukan untuk pengobatan (Anwar dalam Pohan 2009: 18). Makanan sehat merupakan makanan yang higienis dan bergizi mengandung zat hidrat arang, protein, vitamin, dan mineral. Agar makanan sehat bagi konsumen diperlukan persyaratan khusus antara lain cara pengolahan yang memenuhi syarat, cara penyimpanan yang betul, dan pengangkutan yang sesuai dengan ketentuan. Makanan sehat selain ditentukan oleh kondisi sanitasi juga di tentukan oleh macam makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak,vitamin dan mineral (Mukono, 2006 ). Agar makanan sehat maka makanan tersebut harus bebas dari kontaminasi. Makanan yang terkontaminasi akan menyebabkan penyakit yang dikenal dengan food borne dsease. Dalam Permenkes No. 1096 Tahun 2011 telah ditetapkan makanan yang dikonsumsi harus higienis, sehat dan aman yaitu bebas dari cemaran fisik, kimia dan bakteri. Sanitasi makanan yang buruk dapat disebabkan 3 faktor yakni faktor fisik, faktor kimia dan faktor mikrobiologi. Faktor fisik terkait dengan kondisi ruangan yang tidak mendukung pengamanan makanan seperti sirkulasi udara yang kurang baik., temperatur ruangan yang panas dan lembab, dan sebagainya. Untuk menghindari kerusakan makanan yang disebabkan oleh faktor fisik, maka perlu di perhatikan susunan dan konstruksi dapur serta tempat penyimpanan makanan (Mulia, 2005). Sanitasi makanan yang buruk disebabkan oleh factor kimia karena adanya zat – zat kimia yang digunakan untuk mempertahankan kesegaran bahan makanan, obat – obat penyemprot hama, penggunaan wadah bekas obat – obat pertanian untuk kemasan makanan dan lain – lain (Mulia, 2005). Sanitasi makanan yang buruk disebabkan oleh faktor mikrobiologis karena adanya kontaminasi oleh bakteri, virus, jamur dan parasit. Akibat buruknya sanitasi makanan dapat timbul gangguan kesehatan pada orang yang mengkonsumsi makanan tersebut (Mulia, 2005). Menurut Permenkes No. 942 Higiene sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan. Peran makanan dalam penyebaran penyakit, adalah : a. Makanan sebagai penyebab penyakit (agent)

3

Makanan sebagai penyebab penyakit bisa terjadi apabila dalam makanan tersebut sudah mengandung bahan yang menjadi penyebab langsung suatu penyakit, misalnya jamur beracun, ikan beracun dan adanya racun yang secara alamiah sudah mengandung racun. b. Makanan sebagai pembawa penyakit (Vehicle)

Makanan dapat sebagai pembawa penyakit apabila makanan tersebut tercemar oleh bahan yang membahayakan kehidupan, misalnya mikroorganisme dan bahan kima beracun. Semula makanan tidak berbahaya namun setelah terkontaminasi oleh mikriorganisme atau bahan kimia beracun maka akhirnya makanan tersebut berbahaya bagi kesehatan. c. Makanan sebagai media

Makanan yang terkontaminasi dengan keadaan suhu dan waktu yang cukup serta kondisi yang memungkinkan suburnya mikrooorganisme atau kuman penyakit, maka makanan akan menjadi media yang menguntungkan bagi kuman untuk berkembang biak dan apabila dikonsumsi akan berbahaya bagi kesehatan (Mukono, 2002).

2.2 Pengertian Peralatan Makan Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 304 Tahun 1989 Peralatan adalah segala macam alat yang digunakan untuk mengolah dan menyajikan makanan. Perlindungan terhadap peralatan makan dimulai dari keadaan bahan. Bahan yang baik adalah bila tidak larut dalam makanan, mudah di cuci dan aman digunakan. Peralatan utuh, aman dan kuat, peralatan yang sudah retak atau pecah selain dapat menimbulkan kecelakaan (melukai tangan ) juga menjadi sumber pengumpulan kotoran karena tidak dapat tercuci dengan sempurna (Depkes RI dalam Pohan, 2009 : 23). Demikian pula bila berukir hiasan, hiasan merek atau cat pada permukaan tempat makanan tidak boleh di gunakan. (Pohan, 2009:23) Persyaratan peralatan makan menurut permenkes No. 304 tahun 1989 yaitu : a. Peralatan yang kontak langsung dengan makanan tidak boleh mengeluarkan zat beracun yang melebihi ambang batas sehinga membahayakan kesehatan antara lain: 1)

Timah (Pb)

2)

Arsenikum (As)

3)

Tembaga (Cu) 4

b.

4)

Seng (Zn)

5)

Cadmium (Cd)

6)

Antimon (Sb)

Peralatan tidak rusak, gompel, retak dan tidak menimbulkan pencemaran terhadap makanan

c.

Permukaan yang kontak langsung dengan makanan harus tidak ada sudut mati, rata halus dan mudah dibersihkan.

d.

Peralatan harus dalam keadaan bersih sebelum digunakan.

e.

Peralatan yang kontak langsung dengan makanan yang siap disajikan tidak boleh mengandung angka kuman yang melebihi ambang batas, dan tidak boleh mengandung E. coli per cm2 permukaan air.

f.

Cara pencucian alat harus memenuhi ketentuan: 1)

Pencucian peralatan harus menggunakan sabun/detergen air dingin, air panas, sampai bersih.

2)

Dibebashamakan sedikitnya dengan larutan kaporit 50 ppm atau iodophor 12,5 ppm air panas 80 °C selama 2 menit.

g.

Pengeringan peralatan harus memenuhi ketentuan: Peralatan yang sudah didesinfeksi harus ditiriskan pada rak-rak anti karat sampai kering sendiri dengan bantuan sinar matahari atau sinar buatan/mesin dan tidak boleh dilap dengan kain.

h.

Penyimpanan peralatan harus memenuhi ketentuan : 1)

Semua peraalatan yang kontak dengan makanan harus disimpan dalam keadaan kering dan bersih.

2)

Cangkir, mangkok, gelas dan sejenisnya cara penyimpanannya harus dibalik.

3)

Rak-rak penyimpanan peralatan dibuat anti karat, rata dan tidak aus/rusak.

4)

Laci-laci penyimpanan peralatan peralatan terpelihara kebersihannya. Ruang penyimpanan peralatan tidak lembab, terlindung dan sumber pengotoran/kontaminasi dari binatang perusak (Depkes RI, 1989).

Tahapan secara umum : 1) Persipan alat 2) Perhitungan alat dan media yang akan digunakan 5

3) Sterilisasi Keterangan Sampel 10-1 10-2 10-3 10-4 10-5 Kontrol Jumlah Jumlah umtuk 3

Testube 1 1 1 1 1 1 6 18

Petridish 1 1 1 1 1 1 1 7 21

Buffer Phospat pH 7,2 10 mL 9 mL 9 mL 9 mL 9 mL 9 mL 55 mL 165 mL

PCA 15 mL 15 mL 15 mL 15 mL 15 mL 15 mL 105 mL 315 mL

sampel

BAB III ISI

Materi

: Teknik pengambilan sampel makanan dan minuman.

Hari,Tanggal

: Kamis, 01 September 2016

Lokasi

: Labor Fisika Lingkungan

Kelompok

:I

3.1 ALT (Angka Lempeng Total) Alat Makan A. Alat yang digunakan No

Nama Alat

Gambar Alat

6

Fungsi

1

Tabung

Untuk tempat mereaksikan

reaksi/

sampel

Testube

2

Petridish

Untuk meletakkan sampel

3

Timbangan

Untuk menimbang bahan yang

kasar

akan digunakan

Sendok

Untuk mengambil bahan

4

porselen/ Spatula

5

Gelas kimia

Untuk meletakkan larutan kimia

6

Inkubator

Untuk tempat menginkubasi

7

7

Batang

Untuk pengadukan larutan

pengaduk

8

Gelas ukur

Untuk mengukur aquades yang akan digunakan

9

Erlenmeyer

Untuk tempat media PCA

10

Termometer

Untuk mengukur suhu

11

Pipet ukur

Untuk mengambil larutan

12

Karet hisap

Untuk menghisap larutan yang akan diambil

8

13

Autoclave

Untuk sterilisasi alat

14

Lidi kapas

Untuk mengusap sampel

15

Rak tabung

Untuk tempat tabung reaksi

reaksi

16

Lampu

Untuk memanaskan larutan

spiritus/ bunsen 17

Plastik

Untuk membidang luas

bening

permukaan alat yang akan diambil sampelnya

B. Bahan yang digunakan No 1

Nama Bahan Buffer

Gambar Bahan

phospat pH

Fungsi Sebagai bahan yang akan direaksikan

7,2

9

2

PCA

Sebagai bahan yang akan direaksikan

3

Aquades

Sebagai media pelarut untuk PCA

4

Alkohol

Sebagai bahan untuk sterilisasi alat yang terbuat dari plastik

C. Teknik pengambilan sampel 1. Persiapan, perhitungan alat dan bahan (media) -

Hitung alat dan bahan yang akan digunakan

-

Jika 3 sampel maka kalikan 3 dari jumlah masing masing sampel yang dibutuhkan. Keterangan Sampel 10-1 10-2 10-3 10-4 10-5 Kontrol Jumlah Jumlah untuk

-

Testube 1 1 1 1 1 1 6 18

Petridish 1 1 1 1 1 1 1 7 21

Buffer Phospat pH 7,2 10 mL 9 mL 9 mL 9 mL 9 mL 9 mL 55 mL 165 mL

PCA 15 mL 15 mL 15 mL 15 mL 15 mL 15 mL 105 mL 315 mL

3 sampel Untuk 3 sampel uji siapkan 18 testube, 21 petridish dan siapkan buffer phospat pH 7,2 sebanyak 165 mL, lalu PDA sebanyak 315 mL. 10

-

Siapkan kapas sebagai penutup mulut tabung reaksi (testube).

-

Buat lidi sepanjang tabung reaksi atau + 15cm dan bagian atas lidi dibalut dengan kapas.

-

Untuk 1 alat yang akan diusap, minimal 2 buah lidi kapasnya.

2. Pembuatan media -

Hitung PCA yang akan ditimbang. gram PCA=

¿

Volume yang akan dibuat × gram PCA / L 1000

350 ×22,5 1000

¿ 7,8 gram

-

Timbang PCA sebanyak 7,8 gram dengan timbangan kasar.

-

Ambil PCA dengan bantuan spatula.

-

Larutkan dengan aquades sebanyak 350 mL, ambil aquades dengan gelas ukur.

-

Larutkan dalam gelas kimia dan homogenkan dengan batang pengaduk.

-

Pindahkan kedalam erlenmeyer 500 mL sambil lakukan pembilasan.

-

Panaskan media PCA sampai mendidih.

-

Biarkan PCA sampai agak dingin.

-

Masukkan PCA sebanyak 15 mL pada petridish berlabel sampel, dan label 10-1-10-5.

11

-

Masukkan buffer phospat pH 7,2 sebanyak 10 mL pada tabung reaksi berlabel sampel dan 9 mL pada tabung reaksi berlabel 10-1-10-5. (memasukkannya dengan cara dipipet menggunakan pipet ukur dengan bantuan karet hisap)

-

Beri kapas pada mulut tabung reaksi, Cara membuka kapas yaitu dengan menggunakan jari manis dan jari kelingking.

3. Sterilisasi Alat yang akan disterilisasi: a) Pipet ukur, b) Tabung reaksi c) Petridish d) Lidi kapas Catatan : alat yang akan disterilkan harus dibaluti/ditutup dengan kertas koran.

-

Beri label pada alat yang akan disterilisasi.

-

Cek dahulu air yang ada dalam autoclave, jika air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas tersebut.

-

Hidupkan autoclave.

-

Masukkan peralatan yang akan disterilkan kedalam autoclave.

-

Tutup autoclave dengan rapat, agar tidak ada udara yang keluar.

-

Atur waktu minimal 15 menit pada suhu 121oC.

12

-

Jika alarm tanda selesai telah berbunyi, buka kran uap pelan-pelan. Dengan tujuan untuk mengeluarkan uap panas.

-

Buka tutup autoclave dan keluarkan alat

-

Matikan autoclave.

4.

Penanaman sampel -

Hidupkan lampu busen/ lampu spritus.

-

Siapkan alat yang sudah disterilkan, susun tabung reaksi pada raknya.

-

Letakkan petridish didepan rak tabung reaksi.

-

Ambil pipet ukur dan karet hisap (pegang pipet ukur pada bagian atas) dan ambil tabung reaksi berlabel sampel (dengan tangan kiri) lalu buka tutup kapasnya (dengan jari manis dan kelingking.

-

Ambil 1 mL larutan dalam tabung reaksi.

-

Flambir mulut tabung reaksi.

-

Buka petridish yang berlabel kontrol, buka sedikit tutupnya dan keluarkan larutan dipipet ukur ke dalam petridish.

-

Buka lidi kapas dari balutan korannya kemudian ambil piring.

-

Bidangi piring dengan plastik bening, yang sebelumnya plastik tersebut telah disterilkan dengan alkohol.

-

Pegang lidi kapas dengan tangan kanan dan tabung reaksi dengan tanga kiri.

-

Masukkan lidi kapas ke dalam tabung reaksi dan peras ke dinding tabung reaksi lalu flambir.

-

Lidi kapas diusap pada permukaan piring sebanyak 3x. 13

-

Ambil tabung reaksi yang berlabel sampel dan masukkan kapas kedalam tabung reaksi lalu flambir. (lidi kapas telah dipatahkan terlebih dahulu)

-

Ambil lidi kapas ke-2, langsung usapkan pada permukaan piring sebanyak 3x.

-

Lalu ambil tabung reaksi yang berlabel sampel dan masukkan lidi kapas dimana lidinya telah dipatahkan, kemudian flambir.

-

Lakukan penanaman dan pengenceran.

-

Ambil tabung reaksi sampel dan pipet ukur yang steril.

-

Buka tutup tabung reaksi dan keluarkan lidi kapas.

-

Ambil cairan yang ada dalam tabung reaksi sebanyak 2mL dengan pipet ukur.

-

1mL masukkan kedalam petridish yang berlabel sampeldan tutup, dan 1mL lagi masukkan kedalam tabung reaksi yang berlabel 10-1.

-

Homogenkan dengan cara sedot larutan dengan pipet ukur lalu lepaskan. Lakukan sebanyak 3x.

-

Pada tabung reaksi yang sama, pipet 2mL lalu flambir dan tutup tabung reaksi.

-

1mL masukkan kedalam petridish yang berlabel 10-1 dan 1mL lagi pada tabung reaksi yang berlabel 10-2.

-

Lakukan perlakuan diatas pada petridish dan tabung reaksi selanjutnya (sampai 10-5)

-

Masukkan media agar kedalam petridish, masukkan dalam suhu 45oC (dalam kondisi hangat). Cara memasukkannya : buka petridish secukupnya dan tuang 15mL agar PCA (15mL=memenuhi permukaan petridish).

-

Flambir.

-

Homogenkan dengan cara diputar searah jarum jam,

-

Biarkan PCA beku. 14

-

Inkubasi di inkubator dengan suhu 35-37oC selama 1-2x24 jam (petridish dalam keadaan terbalik di inkubator).

Pada sendok dan alat makan lain, usap alatnya sama dengan usap alat piring. Yang membedakan hanya pada bidang usapannya.

5. Pembacaan hasil / perhitungan -

Dihitung jumlah koloni yang tumbuh pada petridish, koloni yang bergabung menjadi satu atau yang membentuk satu deratan yang terlihat sebagai garis tebal atau jumlah koloni meragukan dihitung sebagai koloni kuman.

-

Bila jumlah koloni pada petridish kontrol lebih dari 10 maka harus dihitung ulang, karna sterilisasi dianggap kurang baik.

-

Dilakukan perhitungan hanya pada petridish yang menghasilkan jumlah antara 30300 dan bila koloni pada petridish kontrol lebih kecil dari 10. Jumlah koloni pada masing-masing petridish ini harus lebih dahulu dikurangi dengan petridish kontrol. Rumus : koloni−kontrol ∑ ¿ × pengenceran ¿ ¿ ALT =¿

15

3.2 ALT (Angka Lempeng Total) Makanan Padat dan Cair A. Alat yang digunakan No 1

Nama Alat Tabung

Gambar Alat

reaksi/

Fungsi Untuk tempat mereaksikan sampel

Testube

2

Petridish

Untuk meletakkan sampel

3

Timbangan

Untuk menimbang bahan yang

kasar

akan digunakan

Sendok

Untuk mengambil bahan

4

porselen/ Spatula

5

Gelas kimia

Untuk meletakkan larutan kimia

16

6

Inkubator

Untuk tempat menginkubasi

7

Batang

Untuk pengadukan larutan

pengaduk

8

Gelas ukur

Untuk mengukur aquades yang akan digunakan

9

Erlenmeyer

Untuk tempat media PCA

10

Termometer

Untuk mengukur suhu

11

Pipet ukur

Untuk mengambil larutan

17

12

Karet hisap

Untuk menghisap larutan yang akan diambil

13

Autoclave

Untuk sterilisasi alat

14

Pinset

Untuk mengambil sampel

15

Rak tabung

Untuk tempat tabung reaksi

reaksi

16

Lampu

Untuk memanaskan larutan

spiritus/ bunsen 17

Plastik

Untuk membidang luas

bening

permukaan alat yang akan diambil sampelnya

18

Blender

Untuk menghaluskan sampel

18

B. Bahan yang digunakan No 1

Nama Bahan BPW

Gambar Bahan

(Buffered

Fungsi Sebagai bahan yang akan direaksikan

Pepton Wasser) 0,1% 2

PCA

Sebagai bahan yang akan direaksikan

3

Aquades

Sebagai media pelarut untuk PCA

4

Alkohol

Sebagai bahan untuk sterilisasi alat yang terbuat dari plastik

C. Teknik pengambilan sampel 1. Persiapan, perhitungan alat dan bahan (media) -

Hitung alat dan bahan yang akan digunakan. Keterangan

Testube

Petridish

Buffer Pepton Wasser 19

PCA

-

Sampel 1 2 9 mL -1 10 1 2 9 mL -2 10 1 2 9 mL 10-3 1 2 9 mL -4 10 1 2 9 mL 10-5 1 2 9 mL Kontrol 2 Jumlah 6 14 54 mL Siapkan kapas sebagai penutup mulut tabung reaksi (testube).

-

Siapkan pinset sebagai alat bantu untuk mengambil sampel.

-

Untuk 1 tabung reaksi2 petridish.

15 mL 15 mL 15 mL 15 mL 15 mL 15 mL 105 mL

2. Pembuatan media -

Hitung PCA yang akan ditimbang. gram PCA=

¿

Volume yang akan dibuat × gram PCA / L 1000

350 ×22,5 1000

¿ 7,8 gram

-

Timbang PCA sebanyak 7,8 gram dengan timbangan kasar.

-

Ambil PCA dengan bantuan spatula.

-

Larutkan dengan aquades sebanyak 350 mL, ambil aquades dengan gelas ukur.

-

Larutkan dalam gelas kimia dan homogenkan dengan batang pengaduk.

-

Pindahkan kedalam erlenmeyer 500 mL sambil lakukan pembilasan.

-

Panaskan media PCA sampai mendidih. 20

-

Biarkan PCA sampai agak dingin.

-

Masukkan PCA sebanyak 15 mL pada petridish berlabel sampel, dan label 10-1-10-5.

-

Masukkan buffer pepton wasser sebanyak 10 mL pada tabung reaksi berlabel sampel dan 9 mL pada tabung reaksi berlabel 10-2-10-5. (memasukkannya dengan cara dipipet menggunakan pipet ukur dengan bantuan karet hisap)

-

Beri kapas pada mulut tabung reaksi, Cara membuka kapas yaitu dengan menggunakan jari manis dan jari kelingking.

3. Sterilisasi Alat yang akan disterilisasi: a) Pipet ukur b) Tabung reaksi c) Petridish d) Pinset e) Blender Catatan : alat yang akan disterilkan harus dibaluti/ditutup dengan kertas koran.

-

Beri label pada alat yang akan disterilisasi.

-

Cek dahulu air yang ada dalam autoclave, jika air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas tersebut.

-

Hidupkan autoclave.

-

Masukkan peralatan yang akan disterilkan kedalam autoclave. 21

-

Tutup autoclave dengan rapat, agar tidak ada udara yang keluar.

-

Atur waktu minimal 15 menit pada suhu 121oC.

-

Jika alarm tanda selesai telah berbunyi, buka kran uap pelan-pelan. Dengan tujuan untuk mengeluarkan uap panas.

-

Buka tutup autoclave dan keluarkan alat

-

Matikan autoclave.

4. Penanaman sampel -

Timbang sampel sebanyak 25 gram, sebelumnya wadah untuk sampel telah disterilkan dengan alkohol.

-

Encerkan dengan larutan BPW(Buffered Pepton Wasser) 0,1%.

-

Isi tabung reaksi masing-masing 9 mL.

-

Label pada tabung reaksi diawali dengan 10-2 dan petridish diawali dengan 10-1.

-

Tambah 225 mL BPW.

-

Blender sampel dengan blender steril.

-

Pipet 3 mL larutan, masukkan masing-masing 1 mL pada 2 petridish dan 1 mL lagi pada tabung reaksi berlabel 10-2.

-

Homogenkan dengan cara sedot larutan menggunakan pipet ukur lalu lepaskan. Lakukan sebanyak 3x.

-

Pipet 3 mL lagi, masukkan masing-masing 1 mL pada 2 petridish dan 1 mL lagi pada tabung reaksi berlabel 10-3.

-

Terakhir masukkan PCA ke petridish.

22

-

Homogenkan dengan cara diputar searah jarum jam.

-

Inkubasi dengan inkubator selama 1-2x24 jam dengan suhu 35-37oC untuk makanan padat dan 32oC untuk susu (petridish dalam keadaan terbalik didalam inkubator).

5. Rumus -

Dihitung jumlah koloni yang tumbuh pada petridish, koloni yang bergabung menjadi satu atau yang membentuk satu deratan yang terlihat sebagai garis tebal atau jumlah koloni meragukan dihitung sebagai koloni kuman.

-

Bila jumlah koloni pada petridish kontrol lebih dari 10 maka harus dihitung ulang, karna sterilisasi dianggap kurang baik.

-

Dilakukan perhitungan hanya pada petridish yang menghasilkan jumlah antara 30300 dan bila koloni pada petridish kontrol lebih kecil dari 10. Jumlah koloni pada masing-masing petridish ini harus lebih dahulu dikurangi dengan petridish kontrol. Rumus : Koloni 1 = jumlah koloni percawan × gram faktor pengenceran

BAB IV PENUTUP 3.1 Simpulan Upaya pengamanan makanan dan minuman pada dasarnya meliputi orang yang menangani makanan, tempat penyelenggaraan makanan, peralatan pengolahan makan dan 23

proses pengolahannya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya keracunan makanan, antara lain adalah higiene perorangan yang buruk, cara penanganan makanan yang tidak sehat dan perlengkapan pengolahan makanan yang tidak bersih. Dalam pengambilan sampel usap alat makan dan minum, objek yang akan diteliti adalah piring, sendok, dan gelas. Sedangkan usap dubur objek yang akan diteliti adalah orang atau tenaga penjamah makanan atau disebut juga orang yang mengelola makanan.

3.2 Saran Penulis menyarankan setiap peralatan makan (piring, gelas, sendok) harus selalu dijaga kebersihannya setiap saat digunakan. Alat makan (piring, gelas, sendok) yang kelihatan bersih belum merupakan jaminan telah memenuhi persyaratan kesehatan, karena didalam alat makan (piring, gelas, sendok) tersebut tercemar bakteri E.coli yang menyebabkan alat makan (piring, gelas, sendok) tersebut tidak memenuhi kesehatan. Untuk itu pencucian peralatan sangat penting diketahui secara mendasar, dengan pencucian secara baik akan menghasilkan peralatan yang bersih dan sehat pula. Dengan menjaga kebersihan peralatan makan (piring, gelas, sendok,dll.), berarti telah membantu mencegah pencemaran atau kontaminasi makanan yang dikonsumsi.

24

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF