Teknik Mesin_sistem Pelumas

March 27, 2018 | Author: Ahmad Broer Ebonk | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

ok...

Description

ANALISIS SISTEM PELUMASAN PADA MESIN ISUZU PANTHER MODEL C223 PROYEK AKHIR

Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma III Untuk Mencapai Gelar Ahli Madya

Disusun oleh : Nama NIM Jurusan Prodi

:Tri Mulyono : 5250304023 : Teknik Mesin : Teknik Mesin D III

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Proyek Akhir, 2007, dengan judul “ANALISIS SISTEM PELUMASAN PADA MESIN ISUZU PANTHER MODEL C223“ ini telah dipertahankan di hadapan sidang penguji Proyek Akhir Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang pada : Hari

:

Tanggal : Pembimbing

Rusiyanto, S.Pd, MT NIP. 132240461 Penguji II

Penguji I

Widi Widayat, ST, MT NIP.132255793

Rusiyanto, S.Pd, MT NIP. 132240461

Ketua Jurusan,

Ketua Program Studi,

Drs. Pramono NIP. 131474226

Drs. Wirawan Sumbodo, MT. NIP. 131876223

Dekan,

Prof. Dr. Soesanto NIP. 130875753

ii

ABSTRAK Tri Mulyono. 2007. Analisis Sistem Pelumasan Pada Mesin Isuzu Panther Model C223. Proyek Akhir. Teknik Mesin DIII. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Semarang. Perkembangan teknologi sekarang ini menuntut sistem pelumasan yang lebih baik. Pelumasan merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam mesin torak (motor bakar) dimana terdapat komponen yang bergerak saling bergesekan seperti shaft, bearing dan gear. Hal ini agar bagian yang bergerak tersebut mendapatkan pelumasan pada permukan komponen yang saling bersentuhan, sehingga energi yang terbuang karena gesekan dapat diminimalkan. Penulis tertarik memilih judul analisis sitem pelumasan pada Mesin Isuzu Panther Model C223 dikarenakan kurangnya pengetahuan serta pemahaman pemakai kendaraan tentang perawatan sistem pelumasan yang sesuai, khususnya pada Mesin Isuzu Panther Model C223. Tujuan dari pembahasan analisis sistem pelumasan Mesin Isuzu Panther Model C223 adalah mengetahui, memahami komponen dan cara kerja sistem pelumasan pada Mesin Isuzu Panther Model C223, mengetahui gangguan yang terjadi pada sistem pelumasan Mesin Isuzu Panther Model C223, dapat menganalisa dan mengatasi gangguan-gangguan tersebut. Manfaat yang dapat diambil dari pembahasan sistem pelumasan ini adalah dapat membantu meningkatkan pemahaman pengetahuan sistem pelumasan bagi penggguna kendaraan Isuzu Panther Model C223 pada khususnya dan kendaraan lainya pada umumnya, dapat meningkatkan pemahaman dalam menganalisa kerusakan dan cara mengatasi gangguan. Komponen sistem pelumasan Mesin Isuzu Panther Model C223 terdiri dari bak oli, pompa minyak pelumas, pendingin oli, saringan minyak pelumas, saluran minyak pelumas, alat pengukur volume minyak pelumas, alat indikator tekanan minyak pelumas, instalasi indikator tekanan minyak pelumas. Cara kerja sistem pelumasan Mesin Isuzu Panther Model C223 adalah sistem pelumasan tekan yang memanfaatkan pompa minyak pelumas Tipe Exsternal Gear untuk mensirkulasikan minyak pelumas keseluruh bagian-bagian mesin yang membutuhkan Mesin terganggu jika terdapat gangguan operasional pada komponen yang bekerja pada sistem pelumasan itu sendiri. Hal ini dapat diketahui melalui pemeriksaan kerusakan yang terjadi antara lain minyak pelumas yang kotor, minyak pelumas yang encer, saringan minyak pelumas yang tersumbat, pompa minyak pelumas rusak, tekanan minyak pelumas rendah, jumlah minyak pelumas di karter berkurang. Bila mengalami gangguan-gangguan pada sistem pelumasan hendaknya segera diatasi sedini mungkin untuk menghindari kerusakan yang lebih parah pada komponen. Penanggulangan gangguan yang terjadi dengan perawatan serta pemeriksaan kondisi mesin secara berkala.

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO: 1. Barang siapa menuntut ilmu pengetahuan, maka Allah akan memudahkan jalan baginya jalan ke surga (HR. Bukhori dan Muslim) 2. Kesuksesan lahir bukan karena kebetulan semata melainkan terwujud atas perjuangan yang keras dan disertai dengan doa 3. Orang sukses adalah orang yang bisa menerima semua keadaan 4. Belajarlah menjadi orang yang sabar dan mulailah sesuatu dengan kemauan 5. Budayakan mengucapkan terima kasih baik pada Tuhan maupun pada sesama 6. Maju Terus Pantang Mundur dengan kepercayaan diri

PERSEMBAHAN Laporan ini aku persembahkan kepada : 1. Ayah dan Ibunda terhormat. 2. Kakakku dan keluarga yang tercinta 3. Kekasihku tercinta. 4. Crew Bangkit Motor UNNES

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan Tugas Akhir yang berjudul Analisis Sistem Pelumasan pada Mesin Isuzu Panther Model C223. Penyusunan laporan Tugas Akhir ini dapat tersusun atas bantuan dari semua pihak yang rela meluangkan waktu memberikan bimbingan dan petunjuk. Terselesaikanya laporan Tugas Akhir ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat: 1. Bapak Drs. Pramono sebagai Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang. 2. Bapak Rusiyanto, S.Pd, MT sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu memberikan bimbingan. 3. Bapak Drs. Wirawan S, M.T sebagai Ketua Program Studi Diploma III yang telah memberikan persetujuan dalam pengambilan Proyek Akhir. 4. Bapak Widi Widayat, S.Pd sebagai pembimbing lapangan yang telah membantu terselesaikanya proyek akhir ini. 5. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan Proyek akhir. Penulis berharap laporan Proyek Akhir ini dapat memberi manfaat dan berguna bagi semua pihak. Semarang, Agustus 2007

Penulis

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ---------------------------------------------------------------------- i HALAMAN PENGESAHAN ------------------------------------------------------------ii ABSTRAK ---------------------------------------------------------------------------------iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN -------------------------------------- iv KATA PENGANTAR --------------------------------------------------------------------v DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------ vi DAFTAR GAMBAR --------------------------------------------------------------------- ix DAFTAR TABEL ------------------------------------------------------------------------ xi DAFTAR LAMPIRAN ----------------------------------------------------------------- xii BAB I PENDAHULUAN ----------------------------------------------------------------A. Alasan Pemilihan Judul........................................................................ 1 B. Permasalahan ....................................................................................... 3 C. Tujuan .................................................................................................. 4 D. Manfaat ................................................................................................ 4 E. Sistematika Penulisan Laporan ............................................................ 5 BAB II SISTEM PELUMASAN PADA MESIN ISUZU PANTHER MODEL C223 A. Kajian Teori ......................................................................................... 6 1. Prinsip Sistem Pelumasan .............................................................. 6 2. Pengertian Minyak Pelumas........................................................... 8 3. Fungsi Minyak Pelumas................................................................. 8

vi

4. Syarat-syarat Minyak Pelumas..................................................... 10 5. Jenis-jenis Minyak Pelumas......................................................... 11 B. Sistem Pelumasan Mesin Isuzu Panther Model C223 ........................ 16 C. Komponen Sistem Pelumasan Mesin Isuzu Panther Model C223..... 22 D. Cara Kerja Sistem Pelumasan Mesin Isuzu Panther Model C223 ...... 40 E. Minyak Pelumas yang Digunakan Mesin Isuzu Panther Model C223 ................................................................................................... 42 F.

Analisis Gangguan dan Cara Mengatasi Sistem Pelumasan Mesin Isuzu Panther Model C223...................................................... 42 1. Pemakaian Minyak Pelumas yang Boros...................................... 43 2. Minyak Pelumas Encer ................................................................ 47 3. Minyak Pelumas Kotor ................................................................ 50 4. Pompa Minyak Pelumas Rusak..................................................... 51 5. Saringan Minyak Pelumas Tersumbat .......................................... 52 6. Tekanan Minyak Pelumas Rendah................................................ 52 7. Tekanan Minyak Pelumas Turun dan Tidak dapat Naik Kembali ........................................................................................ 54 8. Mesin Cepat Panas ....................................................................... 55 9. Penambahan Oli dengan Merk Tidak Sama.................................. 55 10. Penambahan Oli dengan Kekentalan Berbeda .............................. 55

BAB III PENUTUP A. Simpulan ............................................................................................ 56 B. Saran-saran ......................................................................................... 57

vii

DAFTAR PUSTAKA .... ..................................................................................... 58 LAMPIRAN .................................................................................................... .... 59

viii

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Gesekan dan Pelumasan Memperkesil Gesekan .................................. 7 Gambar 2. Sistem Pelumasan Basah..................................................................... 16 Gambar 3. Sistem Pelumasan Tekan..................................................................... 18 Gambar 4. Sistem Pelumasan Percik ................................................................... 20 Gambar 5. Sistem Pelumasan Kombinasi ............................................................ 21 Gambar 6. Karter (Oil Pan) Isuzu Panther Model C223....................................... 22 Gambar 7. Pompa Minyak Pelumas tipe exsternal gear Mesin Isuzu Panther Model C223......................................................................................... 24 Gambar 8. Bagian-bagian pompa oli tipe exsternal gear ...................................... 25 Gambar 9. pendingin oli (Oil Cooler) ................................................................... 28 Gambar 10. Saringan Minyak Pelumas (Oil filter) .............................................. 29 Gambar 11. Saluran Minyak Pelumas pada Blok Silinder................................... 31 Gambar 12. Bagan Saluran Minyak Pelumas pada Poros Engkol ....................... 32 Gambar 13. Bagan Saluran Minyak Pelumas pada Kepala Silinder.................... 33 Gambar 14. Alat Pengatur Tekanan Minyak pelumas .......................................... 36 Gambar 15. Konstruksi Saklar Indikator Tekanan Minyak Pelumas................... 37 Gambar 16. Instalasi Indikator Tekanan Minyak Pelumas ................................... 39 Gambar 17. Diagaram Sistem Pelumasan Mesin Isuzu Panther Model C223...... 41 Gambar 18. Pemeriksaan kebocoran Oli .............................................................. 43 Gambar 19. Baut Pembuangan karter .................................................................. 44 Gambar 20 Kebocoran Melalui Baut Pengikat pompa Bahan Bakar ................... 44 Gambar 21. Kebocoran Melalui Saringan Minyak Pelumas................................. 45

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.

Spesifikasi Pemeriksaan Pompa Minyak Pelumas.............................. 27

Tabel 2.

Prosedur Pemeriksaan Gangguan Oli Boros ....................................... 46

Tabel 3.

Prosedur Pemeriksaan Gangguan Tekanan Minyak Pelumas Rendah................................................................................................ 53

Tabel 4

Prosedur Pemeriksaan Gangguan Tekanan Minyak Pelumas Tiba-tiba Turun .................................................................................. 54

x

DAFTAR LAMPIRAN 1. Foto Engine Stand Mesin Isuzu Panther Model C223 Tampak Dari Belakang dan Samping........................................................................................ 2. Foto Engine Stand Mesin Isuzu Panther Model C223 Tampak Dari Samping............................................................................................................... 3. Surat Keterangan Telah Menyelesaikan Proyek Akhir....................................... 4. Surat Tugas Pembimbing. ................................................................................... 5. Surat Selesai Bimbingan. .................................................................................... 6. Surat Tugas Penguji. ...........................................................................................

xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Alasan Pemilihan Judul Seiring dengan berkembangnya jaman, perkembangan teknologi yang semakin cepat mendorong manusia untuk selalu mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi. Adanya penemuan dan inovasi baru kecanggihan- kecanggihan dalam bidang IPTEK para pengguna teknologi sangat dimanjakan dengan fasilitas yang ditawarkan, khususnya di bidang otomotif. Banyak sekali produk kendaraan yang dikeluarkan mempunyai keunggulan serta kecanggihan yang sangat menarik minat pengguna kendaraan. Perkembangan teknologi dibidang otomotif khususnya pada mobil sebenarnya hanya menuntut tiga keutamaan utama yaitu keamanan, kenyamanan, dan ramah lingkungan. Ketiganya merupakan pokok utama yang saling berkaitan untuk kemajuan teknologi bidang otomotif selanjutnya. Kendaraan dapat bekerja dengan baik apabila beberapa sistem pada mobil saling berkaitan satu dengan yang lain. Sistem pembakaran pada mobil menggunakan mesin bertenaga panas dimana tenaga yang digunakan berasal dari energi yang dihasilkan oleh pembakaran dan pemuaian dari campuran bahan bakar dan udara yang berada di ruang pembakaran. Untuk mendayagunakan tenaga yang dihasilkan dari pembakaran seefisien mungkin sehingga bisa berfungsi untuk mencapai ghematan

1

2

tenaga yang maksimal maka diperlukanlah suatu sistem yang mendukung yaitu sistem pelumasan. Sistem pelumasan merupakan cara untuk mencegah komponen mesin cepat aus yang berakibat umur mesin menjadi pendek. Telah kita ketahui bahwa mesin terdiri dari bagian-bagian logam yang saling bergerak serta bergesekan. Pergerakan dan gesekan bagian-bagian logam menyebabkan keausan serta kerugian tenaga akibat gesekan tersebut. Pada dasarnya sistem pelumasan mempunyai fungsi sebagai pelumasan, bahan perekat, pembersih, dan pendingin. Mesin Isuzu Panther Model C223 menggunakan sistem pelumasan basah dimana mememakai tangki minyak pelumas pada bak engkol sehingga ruang bak engkol selalu basah. Pelumasan ini lebih sempurna karena dalam tangki oli selalu basah oleh oli dan bak engkol selalu terkena oli sehingga persedian minyak pelumas tersebut dapat segera memenuhi kebutuhaan pelumasan mesin secara cepat. Penyaluran pelumasan pada Mesin Isuzu Panther Model C223 adalah pressure feed dengan maksud kecepatan tekananya atau aliran dari pelumasanya besar maka debet kapasitas pemompaan lebih baik dibanding dengan yang lain. Hal ini diharapkan tekanan dan kapasitas pemompaan pelumas bisa mencukupi kebutuhan pelumasan pada poros cam yang berada di kepala silinder yang membutuhkan jumlah pelumas yang cukup besar. Kecepatan tekanan

dari minyak pelumasan yang dipompa merupakan

penyaluran yang dipakai pada Mesin Isuzu Panther Model C223. Tekanan oli

3

sepenuhnya berdasar tekanan dari pompa oli, adanya penekanan yang besar maka pada Mesin Isuzu Panther Model C223 ini kerugian akibat gesekan dan keausan bagian-bagian dari mesin yang bergerak saat mesin beroperasi dapat diminimalisir. Penggunaan pemompaan yang berdasarkan kecepatan dari tekanan oli tersebut, sangat berpengaruh besar terhadap kinerja dari bagian-baian mesin yang bergerak yang membutuhkan pelumasan. Mesin pada dasarnya terdiri dari bagian logam yang saling bergesekan, untuk itu dibutuhkan suatu pelindung akibat gerakan atau gesekan tersebut yaitu minyak pelumas sebagai pelumasan yang membutuhkan kecepatan serta ketepatan pelumasan. Maksud dari kecepatan dan ketepatan tersebut adalah banyaknya minyak pelumas yang dialirkan ke bagian-bagian mesin sesuai dengan kebutuhan dan secara cepat berisirkulasi melumasi komponen. Mengingat pentingnya sistem pelumasan pada mesin, karena baik tidaknya sistem pelumasan mempengaruhi kinerja mesin serta panjang pendeknya umur mesin tersebut, maka penulis mengangkatnya sebagai judul proyek akhir yaitu “Analisis Sistem Pelumasan pada Mesin Isuzu Panther Model C223”. B. Permasalahan Berdasarkan uraian di atas permasalahan sistem pelumasan adalah sebagai berikut : 1. Apa fungsi minyak pelumas dan minyak pelumas apa yang cocok pada mesin Mesin Isuzu Panther Model C223.

4

2. Bagaimana cara kerja sistem pelumasan pada Mesin Isuzu Panther Model C223. 3. Komponen-komponen apa saja yang mendukung kinerja sistem pelumasan Mesin Isuzu Panther Model C223. 4. Gangguan apa saja yang terjadi pada sistem pelumasan Mesin Isuzu Panther Model C223. Bagaimana menganalisis dan mengatasi serta memperbaiki gangguan yang terjadi pada Mesin Isuzu Panther Model C223. C. Tujuan Tujuan yang diharapkan dari laporan proyek akhir sistem pelumasan pada Mesin Isuzu Panther Model C223 adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui fungsi minyak pelumas dan pelumas yang cocok digunakan pada mesin Mesin Isuzu Panther Model C223 2. Dapat memahami cara kerja sistem pelumasan pada Mesin Isuzu Panther Model C223. 3. Dapat mengetahui komponen apa saja pada sistem pelumasan Mesin Isuzu Panther Model C223. 4. Dapat

menganalisa

gangguan-gangguan,

mengatasi

dan

memperbaiki

gangguan-gangguan yang terjadi pada sistem pelumasan Mesin Isuzu Panther Model C223 D. Manfaat Manfaat yang diharapkan dalam laporan proyek akhir sistem pelumasan pada Mesin Isuzu Panther Model C223 adalah sebagai berikut :

5

1. Memberikan pengetahuan bagi masyarakat tentang sistem pelumasan pada Mesin Isuzu Panther Model C223. 2. Memberikan masukan kepada pembaca yang berkeinginan mempelajari serta mengembangkan sistem pelumasan pada berbagai macam jenis mesin. 3. Memberikan uraian tentang prinsip kerja dan mengetahui komponen sistem pelumasan pada Mesin Isuzu Panther Model C223. 4. Menerapkan pada kendaraan bermotor setelah mengetahui dan memahami sistem pelumasan pada mesin sehingga dapat digunakan sebagai panduan dalam pemakaian kendaraan yang nantinya diharapkan umur dari mesin akan lebih lama. E. Sistematika Penulisan Laporan Untuk memberikan gambaran yang menyeluruh dalam sistematika penulisan laporan proyek akhir ini. Secara garis besar sistematika penulisan proyek akhir dibagi menjadi tiga bagian yaitu : bagian awal, bagian isi dan bagian akhir. Bagian awal penulisan proyek akhir ini terdiri dari halaman judul, abstrak, halaman pengesahan, halaman motto dan halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi dan daftar gambar. Bagian isi penulisan proyek akhir ini terdiri dari : Bab I Pendahuluan, meliputi alasan pemilihan judul, permasalahan , tujuan , manfaat dan sistematika penulisan laporan. Bab II Pembahasan yang terdiri dari kajian teori, macammacam sistem pelumasan, komponen sistem pelumasan Mesin Isuzu Panther Model C223, Cara kerja sistem pelumasan, minyak pelumas yang digunakan,

6

analisis gangguan dan cara mengatasi sistem pelumasan Mesin Isuzu Panther Model C223. Bab III Penutup yang berisikan simpulan dan saran. Bagian akhir dari penulisan proyek akhir ini terdiri atas daftar pustaka dan lampiran.

BAB II SISTEM PELUMASAN PADA MESIN ISUZU PANTHER MODEL C223

A. Kajian Teori 1. Prinsip Sistem Pelumasan Sistem pelumasan pada mesin bertujuan untuk mengurangi seminimal mungkin pergesekkan dan penyerapan panas yang ditimbulkan oleh pergesekkan antara bagian-bagian mesin yang saling bergerak. Pelumasan juga dapat meredam panas yang ditimbulkan oleh hasil pembakaran campuran bahan bakar dan udara. Mesin kendaraan banyak ditemui bagian yang saling berhubungan dengan gerakan yang saling bergesekan. Apabila dua permukaan logam yang berhubungan saling bersentuhan dan bergerak saling bergesekan sehingga mengakibatkan : a. Timbul energi yang diperlukan untuk membuat gerakan, sebab permukaan yang bergeser akan saling menahan gerakan. b. Permukaan yang bergeser tersebut akan menjadi hangat lalu panas. c. Panas yang terjadi lama kelamaan mengakibatkan permukaan aus Pelumasan yang tidak baik dan perbedaan yang besar antara dua pemukaan akan mengakibatkan panas yang berlebihan. Gesekan pada pergerakan dua buah logam yang saling bersentuhan tidak mungkin dihilangkan, tetapi dapat dikurangi gesekan tersebut. Maka minyak pelumas harus mempunyai sifat yang dapat mencegah dan mengurangi gesekan antara dua logam yang bersinggungan, menyerap panas yang berlebihan, mencegah keausan, dan mengendapkan kotoran.

67

8

Gambar 1. Gesekan dan Pelumasan Memperkecil Gesekan (Daryanto, 2004 : 4-5)

Baik tidaknya pelumasan tidak hanya dipengaruhi oleh kualitas pelumas itu sendiri tetapi juga dipegaruhi juga oleh : a. Bahan yang digunakan untuk komponen mesin yang bergerak. b. Kasar tidaknya bahan yang digunakan. c. Beban bahan tersebut (jika beban berat maka gesekan semakin besar). d. Kecepatan gerakan (semakin cepat maka gesekan semakin besar). e. Cara pelumasannya.

9

2. Pengertian Minyak Pelumas Pengertian bahan pelumas sendiri adalah bahan-bahan yang digunakan dalam proses pelumasan pada komponen mesin yang bergerak. Oli jenis minyak pelumas adalah bahan pelumas yang sering dijumpai dalam kehidupan kita seharihari. Bahan pelumas terutama minyak pelumas diperoleh dari penambangan minyak mineral. Minyak pelumas merupakan campuran hidrokarbon ditambah zat-zat kimia terpilih yang disebut aditif. Minyak pelumas adalah bagian yang berat komponen minyak bumi yang dipisahkan secara destilasi. Sedangkan bagian yang berat lainya seperti aspal dan lilin tidak dapat digunakan sebagai minyak pelumas karena saat suhu dingin tingkat kekentalannya tinggi. Minyak pelumas harus tahan uji liat dalam kondisi apapun, baik komponen mesin yang dipukul digoncang, digeser, dibanting, terkena panas harus mampu meredam. 3. Fungsi Minyak Pelumas Seperti diketahui bahwa batasan tentang pelumasan adalah proses menyisipkan bahan tertentu yang disebut pelumas di antara dua permukaan yang saling kontak langsung dengan tujuan sebagai berikut: a. Mencegah atau mengurangi keausan pada metal yang bergesekan . b. Memberi sedikit jarak pada metal yang bergesekan. c. Melancarkan metal yang bergerak atau berputar. d. Mencegah terjadinya suara berisik karena pergesekan. e. Mengurangi panas yang timbul karena gesekan. f. Meminimalkan tenaga mesin yang terbuang untuk melawan gaya gesek.

10

Ditinjau dari fungsinya sistem pelumasan memiliki empat fungsi yaitu : a. Sebagai pendingin. Pembakaran menimbulkan panas dan komponen mesin akan menjadi panas sekali. Hal ini akan menyebabkan keausan yang cepat, bila tidak diturunkan temperaturnya. Untuk melakukan ini oli harus disirkulasi di sekeliling komponen agar dapat menyerap panas dan mengeluarkannya dari mesin. b. Sebagai pelumasan Oli atau pelumas melumasi permukaan metal yang bersinggungan dalam mesin dengan cara membentuk lapisan oli. Lapisan oli ( oil film ) tersebut berfungsi mencegah kontak langsung antara permukaan metal dan membatasi keausan. c. Sebagai bahan perapat Oli mesin membentuk semacam lapisan antara torak dan silinder. Ini berfungsi sebagai perapat yang dapat mencegah hilangnya tenaga mesin. Sebaliknya bila ada kebocoran maka gas campuran yang dikompresikan atau gas pembakaran akan menekan di sekeliling torak dan masuk ke dalam bak engkol, berarti akan kehilangan tenaga. d. Sebagai alat pembersih. Kotoran akan mengendap dalam komponen–komponen mesin, hal ini menambah pergesekan dan menyumbat saluran oli. Oli akan membersihkan kotoran yang menempel tersebut untuk mencegah pengendapan dalam mesin. Kotoran yang menempel pada komponen mesi aka terbawa oli yang turun ke karter, dengan memanfaatkan gaya gravitasi bumi.

11

4. Syarat-syarat Minyak Pelumas. Mesin diesel adalah salah satu jenis mesin yang menggunakan minyak pelumas dengan spesifikasi tertentu. Agar diperoleh pelumasan yang baik, maka dibutuhkan pengetahuan tentang minyak pelumas. a. Bahan Dasar Minyak Pelumas Bahan dasar minyak pelumas dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu : 1) Minyak Pelumas Mineral Minyak ini diperoleh dari hasil pengolahan bahan tambang dengan cara penyulingan. Minyak ini memiliki harga relatif murah, bahan-bahannya tidak mengandung racun, waktu pemakaiannya lama dan tidak merusak sekat. 2) Minyak Pelumas Alami Minyak ini dibuat dari bahan dasar alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti: kelapa sawit, kopra, jarak dan juga ada yang berasal dari lemak hewan. 3) Minyak Pelumas Sintesis Minyak pelumas ini dapat dibuat dari minyak mineral atau alami yang sudah ditambahkan bahan-bahan kimia. Selain minyak pelumas cair, ada juga minyak pelumas setengah padat. Bahan pelumas ini disebut gemuk yang berasal dari minyak mineral yang dipadatkan dengan sabun metalic. Oli mesin harus memiliki syarat seperti berikut: a. Harus mempunyai kekentalan yang tepat

12

Apabila terlalu rendah, lapisan oli ini akan mudah rusak dan akan menyebabkan keausan pada komponen. Apabila terlalu tinggi akan menambah tahanan dalam gerakan komponen dan akan menyebabkan mesin berat saat distart dan tenaga menjadi berkurang b. Kekentalan harus relatif stabil tanpa terpengaruh adanya perubahan dalam temperatur. c. Oli mesin harus sesuai dengan penggunaan metal. d. Tidak merusak atau anti karat terhadap komponen. e. Tidak menimbulkan busa. 5. Jenis-jenis Minyak Pelumas. a. Menurut kekentalan Kekentalan menunjukkan ketebalan atau kemampuan untuk menahan aliran suatu cairan (weight viscosity). Viscosity indeks adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan angka perubahan kepekatan minyak pelumas pada temperatur tertentu. Minyak pelumas yang kental mempunyai tingkat kekentalan yang tinggi, sedang minyak pelumas yang encer mempunyai tingkat kekentalan yang rendah. Suatu badan internasional SAE (Society of Automotive Engineers) mempunyai standar kekentalan dengan awalan SAE di depan indeks kekentalan. Jenis oli menurut kekentalannya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu single grade oil dan multi grade oil, dimana keduanya mempunyai karakteristik yang berbeda satu sama lain :

13

1) Minyak pelumas yang berderajat kekentalan tunggal (Single Grade Oil) Yaitu oli yang mempunyai satu sifat kekentalan saja, misal SAE 10, SAE 20, SAE 30 dan masih banyak lagi. Single grade oil adalah penentuan kekentalan pada suhu udara normal yaitu 20°C mempunyai tingkat kekentalan tertentu, maka apabila pada suhu yang lebih rendah akan menjadi lebih pekat dan pada suhu yang lebih tinggi akan menjadi lebih encer tingkat kekentalannya. 2) Minyak pelumas yang berderajat kekentalan ganda (Multi Grade Oil) Yaitu oli yang mempunyai sifat kekentalan ganda, biasa disebut oil special. Misalnya SAE 10W/30, SAE 10W/40, SAE 20W/50, dan masih banyak lagi. SAE 10W/30 maksudnya bahwa oli mesin standar olinya SAE 10 pada -20°C dan standar oli sampai SAE 30 pada 100°C. Kode huruf W adalah kependekan dari Winter (musim dingin), berarti oli tersebut telah mengalami uji tes pada musim dingin dan memiliki sifat kekentalan SAE 10 dan SAE 30, sehingga dalam keadaan dingin oli tersebut tidak terlalu pekat. Selain itu oli ini akan berubah menjadi lebih encer setelah temperatur menjadi lebih panas. b. Menurut Penggunaan. Penggunaan minyak mesin harus sesuai karena berkaitan penentuan keausan yang terjadi pada logam. Berikut ini beberapa penggunaan minyak pelumas : 1). Minyak pelumas mesin Penggunaan minyak pelumas pada oli mesin mutlak diperlukan agar kinerja mesin dapat dicapai dengan optimal. Minyak pelumas untuk mesin adalah minyak pelumas biasa atau minyak pelumas heavy duty misalnya SAE 30, SAE 40, SAE 50 dan sebagainya yang digunakan pada motor bensin.

14

Hal yang menimbulkan minyak pelumas berubah umumnya karena adanya pencemaran yang disebabkan oleh : a). Debu dan kotoran yang masuk ke dalam mesin dan terkumpul di bak oli b). Hasil pembakaran misalnya : air, karbon dan asam. c). Bahan bakar yang tidak terbakar karena ada pembakaran yang tidak sempurna. d). Korosi, beram karena keausan 2). Minyak pelumas roda gigi Untuk melumasi roda gigi digunakan minyak pelumas dengan viskositas yang tinggi, agar mampu terhadap variasi temperatur yang rendah, daya rekat yang tinggi. 3). Minyak pelumas transmisi Minyak pelumas pada transmisi diperlukan minyak pelumas yang tahan terhadap kenaikan temperatur yang tinggi. c. Standar Minyak Pelumas. 1) Standar asosiasi. Standar dinamakan SAE (Society of Automotive Engineering). American Petrolium Institute (API) juga membuat standarisasi minyak pelumas yang didasarkan atas penggunaan dan bahan Untuk motor bensin berkode S, selanjutnya dengan indeks A-B-C-D-E-F-G-H-I-J-K dan L, huruf ini menunjukkan pengelompokan beban. Sedangkan untuk motor diesel berkode C, selanjutnya dikuti dengan alphabetis juga.

15

2) Minyak standar pabrik. Minyak ini berdasarkan standar pabrik yang sangat banyak berada di pasaran. Minyak pelumas yang dbuat pabrik mempunyai tingkat kekentalan yang sesuai dengan fungsi pelumas tersebut. Tingkat keketalan yang dibutuhkan pada pelumas mesin berbeda dengan yang digunakan untuk melumasi diferential, transmisi, dll. d. Klasifikasi minyak pelumas 1) Menurut kekentalan Kekentalan minyak pelumas digolongkan dalam standar SAE (Society of Automotive Engineering) yang diikuti dengan angka misalnya: SAE 10, SAE 20, SAE 30, SAE 40, SAE 50, SAE 60, SAE 70, SAE 90, SAE 10W 40, SAE 140. Jenis minyak pelumas ditentukan menurut kekentalan yang berdasarkan angka indeks dan disebut SAE (Society of Automotive Engineering) yang terdapat di USA antara lain: a). SAE 10 adalah minyak pelumas yang keadaannya encer dan digunakan untuk minyak pembersih. b). SAE 20 adalah minyak pelumas yang keadaannya encer dan digunakan untuk mengisi bak engkol kopling misalnya buldoser. c). SAE 30, 40, 50 adalah minyak pelumas yang kekentalannya sedang dan biasanya digunakan untuk mesin-mesin motor atau mobil. d). SAE 70 adalah minyak pelumas yang keadaannya sangat kental dan banyak digunakan untuk bak percepatan.

16

e). SAE 90, 140 adalah minyak pelumas yang paling kental dan banyak digunakan untuk oli gardan. 2) Menurut kualitas American petroleum Institute (API) membuat standar minyak pelumas didasarkan kualitas atas penggunaan dan beban. Untuk motor bensin dengan kode S selanjutnya dengan indeks A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K dan L . Huruf-huruf ini menunjukkan pengelompokan beban misalnya minyak pelumas dengan kode: a). SA adalah minyak murni tanpa bahan tambahan (aditif). b). SB adalah untuk mesin operasi ringan atau jarang digunakan. c). SC adalah untuk mesin kendaraan buatan tahun 1964 -1967. d). SD adalah untuk mesin kendaraan buatan tahun 1968 -1972. e). SE adalah untuk mesin kendaraan buatan tahun 1973 ke atas. f). SF adalah untuk mesin kendaraan buatan tahun 1980 ke atas. g). SG adalah untuk mesin kendaraan buatan tahun 1989 ke atas. h). SH adalah untuk mesin kendaraan buatan tahun 1993 ke atas. i). SJ adalah untuk mesin kendaraan buatan tahun 1997 ke atas. j). SL adalah untuk mesin kendaraan buatan tahun 2001 ke atas Untuk motor diesel dengan kode C selanjutnya dengan indeks A,B,C dan D. Huruf-huruf ini menunjukkan pengelompokan beban misalnya minyak pelumas dengan kode: a) CA digunakan untuk motor diesel, model tua, natural operated, operasi ringan. b) CB digunakan untuk mesin diesel operasi menengah c) CC digunakan untuk mesin diesel, turbo charged operasi menengah

17

d) CD digunakan untuk mesin diesel, turbo charged operasi berat Penggunaan minyak pelumas mesin bensin dan mesin diesel dibedakan karena : 1. Diesel mempunyai tekanan kompresi yang lebih tinggi, suhu kompresi tinggi memudahkan oksidasi. 2. Kadar sulphur bahan bakar lebih besar, dapat terjadi pembentukan asam yang lebih kuat sehingga total base number harus besar (diatas 60). B. Sistem Pelumasan Mesin Isuzu Panther Model C223 Mesin Isuzu Panther Model C223 pelumasanya menggunakan sistem pelumasan basah. Pengertian dari sistem pelumasan basah adalah sistem pelumasan yang menggunakan tangki minyak pelumas pada bak engkol. Pelumasan ini lebih sempurna karena dalam tangki oli selalu basah oleh oli dan bak engkol selalu terkena oli sehingga persedian minyak pelumas tersebut dapat segera memenuhi kebutuhaan pelumasan mesin secara cepat. Cara kerja sistem pelumasan basah adalah oli dari ruang karter dipompa oleh pompa oli dan dialirkan menuju filter oli, dari filter oli dialirkan menuju ke bagian poros engkol, lalu dipercikkan ke bagian torak dan batang torak. Untuk pelumasan mekanisme katup disalurkan melalui pompa oli.

18

Gambar 2. Sistem Pelumasan Basah (Daryanto, 2004: 9)

Mesin Isuzu Panther Model C223 menggunakan sistem pelumasan basah seperti yang terlihat pada gambar 2, gambar tersebut diambil pada buku karangan Daryanto hanya sebagai contoh gambaran tentang sistem pelumasan basah. Pada prinsipnya gambar tersebut sistem pelumasanya sama dengan mesin Isuzu Panther Model C223 hanya saja konstruksinya yang berbeda. Mesin Isuzu Panther Model C223 penggerak katup digerakkan langsung oleh Camshaft. Pompa oli digerakkan Camshaft dengan gigi perantara. Pada sistem pelumasan basah terbagi menjadi tiga sistem pelumasan yaitu: sistem pelumasan tekan, sistem pelumasan percik, dan sistem pelumasan kombinasi, tetapi sistem yang dipakai pada mesin Isuzu Panther Model C223 adalah sistem pelumasan tekan.

19

Pengertian dari sistem pelumasan tekan adalah sistem pelumas yang cara kerjanya berdasarkan tekan dari minyak pelumas yang dikerjakan oleh pompa minyak

pelumas.

Minyak

pelumas

disalurkan

ke

bagian-bagian

yang

membutuhkan dengan cara ditekan oleh pompa oli. Oleh karena itu, pada engkolnya maupun pada batang pemutarnya diberi lubang untuk menyalurkan minyak pelumas. Bagian-bagian yang dilumasi seperti bearing poros engkol, bearing poros bubungan, dan rocker arm dilakukan dengan cara ditekan langsung oleh pompa minyak pelumas, sedangkan untuk pelumas bubungan, dan batang katup dengan cara memanfaatkan tekanan minyak pelumas yang akan kembali ke karter setelah melumasi rocker arm Pelumasan ini juga dilengkapi dengan alat pengatur tekanan minyak pelumas, sehingga tekanan minyak pelumas tetap stabil meskipun putaran mesin berubah-ubah. Pelumasan ini banyak keuntungan antara lain: konstruksinya sederhana, pemberian minyak pelumas yang cukup pada semua bagian mesin dan minyak pelumas yang disalurkan mempunyai tekanan tinggi, sehingga membantu menyerap getaran pada poros yang berputar oleh karena itu, pelumasan ini paling banyak digunakan pada mesin-mesin mobil.

Gambar 3. Sistem Pelumasan Tekan (Daryanto, 2004: 11)

20

Gambar 3 sebagai contoh untuk menunjukkan sistem pelumasan tekan. Pada prinsipnya sistem pelumasan tekan pada Mesin Isuzu Panther Model C223 sama seperti gambar tersebut hanya saja pada Mesin Isuzu Panther Model C223. Cara kerja sistem pelumasan tekan: Apabila Camshaft berputar maka akan menggerakkan Driver gear dan Driven gear sehingga minyak pelumas pada pompa minyak pelumas akan ditekan dari karter ke seluruh unit yang bergerak atau bergesekan. Kebaikan sistem pelumasan tekan: 1) Aliran minyak pelumas dapat berjalan teratur ke tempat yang membutuhkan pelumasan. 2) Pelumasan dapat diatur dengan baik, dengan jalan membuat alur-alur pada metal duduknya. 3) Pelumasan ini juga dapat membersihkan bagian-bagian yang dialiri minyak pelumas dan juga mengadakan pendinginan yang sempurna. 4) Aliran minyak pelumas pada bagian-bagian yang harus mendapatkan pelumasan bertambah besar, dengan turunnya viskositas minyak pelumas karena naiknya temperatur. Keburukan sistem pelumasan tekan: 1) Apabila salah satu bantalan yang rusak maka seluruh pelumasan akan menjadi kacau, sehingga tekanan pada saluran minyak pelumas turun. 2) Apabila saringan minyak pelumas tidak dipelihara dengan teratur, maka saringan akan kotor sehingga terjadilah kemacetan minyak pelumas tersebut.

21

Mesin Isuzu Panther Model C223 memang memanfaatkan minyak pelumas yang berada pada bak oli tetapi tidak menggunakan sistem pelumasan percik dikarenakan sistem ini kurang efektif diterapkan pada Mesin Isuzu Panther Model C223 yang konstruksinya dirancang lebih modern. Sistem pelumasan percik ini bila diterapkan pada Mesin Isuzu Panther Model C223 kemampuan pelumasanya kurang dapat tercapai dengan baik. Sistem pelumasan percik pelumas akan dipercikkan oleh batang engkol piston yang mempunyai sendok oli dan sebelumnya ditempatkan pada cawan kemudian diambil oleh sendok oli yang terdapat pada batang penggerak piston untuk selanjutnya melumasi bantalan poros engkol dan dipercikkan ke dinding silinder. Minyak pelumas tersebut dipercikkan yang selanjutnya akan melumasi poros bubungan. Untuk melumasi dinding silinder dan poros bubungan percikan minyak pelumas ini sudah mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pelumasan. Sebagai contoh gambar mesin yang menggunakan sistem pelumasan percik adalah seperti gambar 4.

Gambar 4. Sistem Pelumasan Percik. (Daryanto, 2004: 11)

22

Gambar 4 sistem pelumasan percik merupakan contoh tentang sistem pelumasan percik sebagai perbandingan dengan sistem pelumasan yang dipakai pada Mesin Isuzu Panther Model C223. Sistem ini tidak diaplikasikan pada Mesin Isuzu Panther Model C223 dikarenakan penggunaan sistem ini pelumasanya tidak sesuai dengan jumlah berputarnya motor. Tidak seimbangnya antara putaran mesin dengan jumlah kapasitas oli yang disirkulasikan untuk pelumasan mengakibatkan pembagian pemyaluran dari minyak pelumas ke bagian mesin yang bergerak tidak sama pada masing-masing bagian tertentu Mesin Isuzu Panther Model C223 tidak menggunakan sistem pelumasan kombinasi dikarenakan sistem ini masih menggunakan cawan untuk melumasi bagian yang bergerak sehingga dilihat dari konstruksinya akan lebih memakan tempat dan menambah beban mesin. 1 2 8 3 9

4

10 5 11 6 7

12 Gambar 5. Sistem Pelumasan Kombinasi (New Step 2: 30)

Keterangan:

23

1. Alat ukur tekanan pelumas

7. Lubang pembuangan,

2. Pipa aliran pelumas ke alat ukur.

8. Pipa filter pelumas.

3. Pipa aliran pelumas.

9. Oil spoon.

4. Pipa aliran pelumas ke bantalan utama.

10. Cawan.

5. Saluran keluar.

11. Kran batas atas.

6. Saluran masuk.

12. Kran batas bawah

Sebagai gambaran perbandingan tentang mesin yang menggunakan sistem pelumasan kombinasi adalah seperti terlihat pada gambar 5. Konstruksi yang terlihat seperti gambar untuk diterapkan pada Mesin Isuzu Panther Model C223 kurang efektif.

C. Komponen Sistem Pelumasan Mesin Isuzu Panther Model C223. 1. Karter (oil pan) Karter adalah penutup bagian bawah silinder blok. Karena pelumasan pada kendaraan ini termasuk dalam kelompok pelumasan basah, maka karter juga berfungsi sebagai alat penampung minyak pelumas atau juga disebut dengan oil pan. Bak oli merupakan penampung minyak pelumas yang kerapatanya harus terjaga, kekencangan baut bak oli harus diperhatikan. Mesin Isuzu Panther Model C223 kekencangan baut bak oli 0,7 kgm sedangkan kekencangan baut pembuangan oli 1,50 kgm. Berdasar standar yang telah dipaparkan diharapkan dengan kekencangan tersebut mencegah kebocoran yang berasal dari bak oli.

24

Gambar 6. Karter (oil pan) Karter merupakan penampung minyak pelumas sebelum dan sesudah disirkulasikan ke bagian komponen yang bergerak. Pentingnya karter dalam sistem pelumasan untuk itu kerapatan bautnya harus terjaga, dengan mengikuti anjuran spesifikasi pengencangan baut yang telah ditetapkan kemungkinan kebocoran akan kecil. Penggunaan sealent pada karter Mesin Isuzu Panther Model C223 kerapatanya akan lebih terjamin. Prosedur pemakaian sealent yang benar pada karter Mesin Isuzu Panther Model C223 adalah kedua permukaan antara oil pan dengan blok silinder terlebih dahulu dibersihkan. Pemberian sealent secukupnya dan biarkan sampai 15 menit agar nantinya kerapatan dari karter terjamin. Pemeriksaaan dari bak oli yang melengkung, retak dan berlubang perlu dilakukan untuk mencegah kebocoran. Meskipun prosedur pemakaian sealent dan pengencangan baut sudah benar jika kondisi dari karter sendiri rusak maka kemungkinan kebocoran sulit dihindari. 2. Pompa Minyak Pelumas Sistem pelumasan mesin bekerja saling berkaitan antara komponen pelumas yang satu dengan yang lain. Pompa minyak pelumas adalah komponen mesin yang paling utama dan sangat mendukung dalam sistem pelumasan. Adanya

25

pompa minyak pelumas, komponen yang membutuhkan pelumasan dapat terpenuhi dengan cepat karena prinsip kerjanya memompa dan mengalirkan oli dari bak oli menuju ke saringan oli yang natinya akan diteruskan ke bagian komponen yang membutuhkan pelumasan Pompa minyak pelumas yang digunakan pada Mesin Isuzu Panther Model C223 adalah Pompa Oli Tipe External Gear. Pompa minyak pelumas ini dilengkapi dengan dua buah gear yang saling berhubungan. Roda gigi penggerak atau drive gear di gerakkan oleh Camshaft. Karena tidak adanya ruangan di dalam housing seperti halnya dengan inlet dan saluran keluar serta kecilnya ruangan antara gigi dan housing, saat gigi berputar oli tertekan keluar dari housing ke saluran keluar.

Gambar 7. Oil Pump Type Eksternal Gear Penggunaan Pompa Oli Type External Gear pada Mesin Isuzu Panther Model C223 yang posisi drive gear langsung berhubungan dengan camshaft maka kecepatan putar dari roda gigi penggerak pompa oli sama dengan kecepatan

26

putar camhaft. Akibatnya pemompaan minyak pelumas dari oil pan akan cepat disirkulasikan ke bagian dari mesin yang membutuhkan pelumasan. Kecepatan pelumasan serta ketepatan pelumasan merupakan keunggulan pemompaan dari Pompa Oli Type External Gear. Penekanan dari minyak pelumas juga tinggi sehingga pelumasan pada bagian mesin yang bergerak dapat lebih merata.

Gambar 8. Bagian-bagian pompa oli type exsternal gear Keterangan: 1. Oil pipe 2. Strainer 3. Cover 4. Driven gear assembly

27

Pompa pelumas Mesin Isuzu Panther Model C223 kemampuan tekannya sampai 5.8-6.2 kg/cm2, dimana jika melebihi batas tekanan tersebut relief valve akan membuka dan oli sebagian akan kembali ke oil pan. Relief valve harus terus terjaga kelenturanya, bila relief valve sudah agak kaku maka perlu diganti untuk mencegah tekanan terlampau tinggi menghindari kebocoran minyak pelumas. Kerusakan pada pompa minyak pelumas karena bekerja dengan tekanan yang berlebihan. Begitu juga bila relief valve sudah terlalu lemah perlu diganti untuk mencegah rendahnya tekanan oli karena oli mudah mengalir kembali ke oil pan menghindari pelumasan yang tidak sempurna Pompa pelumas tipe external gear pada Mesin Isuzu Panther Model C223 mempunyai gigi yang banyak sehingga penyaluran minyak pelumas dapat maksimal. Penyaluran dengan tekanan yang besar harus didukung juga kondisi relief valve yang normal, jangan sampai kondisi relief valve macet saat mesin beroperasi. Relief valve bila macet pada posisi membuka berakibat tekanan oli menjadi rendah sehingga pelumasan ayang dibutuhkan oleh komponen mesin berkurang dan keausan komponen yang tidak normal, sebaliknya relief valve bila macet dalam keadaan menutup saat beroperasi menyebabkan naiknya tekanan oli berlebihan sehingga terjadi kebocoran oli. Peredaran minyak pelumas yang dilakukan oleh pompa minyak pelumas adalah seperti keterangan diatas yaitu: a. Minyak pelumas yang berada di karter dihisap oleh pompa dan sebelumnya terlebih dahulu disaring dengan saringan tahap pertama. Pada pompa minyak

28

pelumas terdapat alat pengatur tekanan minyak pelumas yang berfungsi mengendalikan jumlah dan tekanan minyak pelumas. b. Setelah minyak pelumas disaring tahap kedua selanjutnya disalurkan ke bagian-bagian mesin yang memerlukan pelumasan meliputi: satu bagian mengalirkan minyak pelumas ke unit crankshaft, camshaft, batang torak, torak, dinding silinder, vacuum pump, timing gear. Bagian lain mengalirkan minyak pelumas ke rocker arm, connecting rod bearing, dan cilinder head valve mechanism kemudian kembali ke karter menggunakan sistem pelumasan merembes. c. Minyak pelumas juga mengalir pada metal duduk, metal jalan dengan menggunakan sistem pelumasan tekan dan setelah sampai kemudian minyak pelumas dipercikkan pada bagian torak dan dinding silinder. d. Selain komponen-komponen tersebut minyak pelumas juga ditekan pada bantalan-bantalan poros bubungan, bantalan-bantalan pada rocker shaft dan seluruh komponennya juga dengan sistem tekan. e. Minyak pelumas setelah digunakan akan dialirkan kembali ke karter dengan memanfaatkan gaya sentrifugal atau gaya tarik bumi, minyak pelumas yang menempel pada dinding silinder akan dikembalikan ke karter dengan jalan dikikis oleh cincin pengikis minyak pelumas pada torak. Tabel 1. Spesifikasi pemeriksaan pompa minyak pelumas pada Mesin Isuzu Panther Model C223 Komponen Oil pump

Pengukuran Body clereance Tip clereance Side clereance

Standar 0,12-0,13 mm 0,04-0,09 mm 0,04-0,10 mm

Limit 0,15 mm 0,10 mm 0,2 mm

29

3. Pendingin Oli (Oil Cooler) Oil Cooler berfungsi untuk mendinginkan oli agar kekentalannya stabil. Pendingin oli (Oil Cooler ) yang digunakan pada Mesin Isuzu Panther Model C223 adalah Type Tube dengan by pass valve piston. Oil cooler dipasang setelah pompa oli yang berfungsi untuk mendinginkan oli agar kekentalannya stabil sehingga pelumasan yang dilakukan optimal. Cara kerja dari Oil Cooler adalah oli dari pompa oli masuk ke oil cooler lalu oli akan didinginkan oleh air yang bersirkulasi di luar oil cooler, oil cooler dilenkapi dengan safety valve yang berfungsi untuk membantu kerja dari oil coler. Safety valve bekerja bila mendapat tekanan oli 1,8-2,2 kg/cm2 sehingga oli dari pompa oli melewati oil cooler dan sebagian melewati safety valve. Setelah oli didinginkan oleh oil cooler maka akan diteruskan ke oil filter.

Gambar 9. Pendingin Oli (Oil Cooler)

30

4. Saringan Minyak Pelumas (Oil Filter) Saringan minyak pelumas adalah alat untuk menyaring minyak pelumas terhadap kotoran, debu, karbon dan pengaruh proses pembakaran terhadap minyak pelumas sebelum minyak pelumas tersebut beredar. Mesin Isuzu Panther Model C223 menggunakan dua buah saringan minyak pelumas yaitu satu buah dipasang di bawah pompa minyak pelumas berfungsi menyaring kotoran kasar atau besar yang terdapat pada minyak pelumas yang disebut oil strainer.

Gambar 10. Saringan Minyak Pelumas Keterangan : 1. Drain plug 2. Cartridge oil filter 3. Oil cooler 4. O ring 5. Safety valve 6. Relief valve

31

Saringan Mesin Isuzu Panther Model C223 yang satu lagi dipasang setelah oil cooler pelumas yang berfungsi menyaring kotoran yang lebih halus disebut dengan oil filter. Penyaring minyak pelumas tahap kedua ini memakai cara penyaringan secara langsung (full flow filtering). Saringan ini elemenya terbuat dari kertas sehingga penyaringanya lebih bersih. Cara kerja filter minyak pelumas tahap kedua adalah pada saat minyak pelumas dari pompa akan masuk ke bagian luar dari elemen filter. Minyak pelumas kemudian akan menembus elemen filter yang terbuat dari sejenis kertas yang berpori-pori menuju ke bagian tengah dari filter minyak pelumas. Minyak pelumas yang mengalir keluar dari lubang tengah filter adalah minyak pelumas yang sudah bersih dari kotoran yang kemudian disalurkan ke bagian-bagian mesin yang memerlukan. Elemen saringan yang sudah tidak berfungsi lagi atau pori-pori elemen saringan sudah tersumbat dengan kotoran sehingga minyak pelumas tidak dapat menembus elemen saringan, maka tekanan minyak pelumas di luar elemen saringan akan naik dan mendorong katup pembebas, sehingga minyak pelumas dapat mengalir menuju ke tengah filter dan disalurkan ke bagian mesin yang memerlukan Saat minyak pelumas melalui katup pembebas berarti minyak pelumas tersebut tidak melalui saringan, sehingga minyak pelumas yang disalurkan adalah minyak pelumas tanpa penyaringan. Oleh karena itu dianjurkan untuk mengganti filter minyak pelumas dalam waktu tertentu secara berkala sebelum elemen filter tersumbat oleh kotoran.

32

5. Saluran Minyak Pelumas. a. Saluran minyak pelumas pada blok silinder. Untuk menyalurkan minyak pelumas ke bagian-bagian mesin yang memerlukan misalnya ke bantalan pada poros engkol, unit poros nok dan unit katup pada kepala silinder diperlukan saluran minyak pelumas yang terdapat pada silinder blok. Saluran minyak pelumas tersebut berupa lubang kecil yang terdapat pada silinder blok yang menyalurkan minyak pelumas dari filter minyak pelumas kemudian dialirkan ke arah tiga bagian yaitu satu bagian ke arah poros engkol dan bantalannya kemudian ke batang torak dan bantalannya kemudian keluar melalui celah-celah antara batang torak dengan pipi engkol, karena pengaruh putaran poros engkol, minyak pelumas yang keluar tersebut akan memercik. Percikan minyak pelumas tersebut akan melumasi dinding silinder, torak, ring torak dan pena torak. Satu bagian lagi menuju ke unit poros nok dan ke unit katup pada silinder kemudian kembali ke karter. Satu bagian yang terakhir menuju ke rantai pengerak poros nok melalui lubang pada tensioner atau alat pengatur ketegangan timing belt. Lubang pengembali saluran minyak pelumas

Lubang minyak pelumas

Gambar 11. Saluran Minyak Pelumas pada Blok Silinder

33

b. Saluran minyak pelumas pada poros engkol Poros engkol adalah bagian mesin yang memerlukan pelumasan secara terus menerus selama mesin hidup. Poros engkol berfungsi sebagai alat perubah gerakan translasi dari torak menjadi gerakan putar dan menerima beban yang berat. Poros engkol terletak pada silinder blok bagian bawah yang ditumpu pada tiga bagian depan, tengah dan bagian belakang dari silinder blok. Bagian poros engkol yang berfungsi sebagai poros disebut dengan poros (crankshaft journal). Pada masing-masing journal tersebut terdapat sepasang bantalan terbuat dari bahan logam tipis yang lunak berbentuk setengah lingkaran berjumlah dua buah untuk setiap pasang yang dinamakan bantalan utama atau (main bearing). 1

2

3

Gambar 12. Bagian Saluran Minyak Pelumas pada Poros Engkol. Keterangan: 1. Lubang saluran minyak pelumas. 2. Crankshaft journal. 3. Pena engkol.

Bagian

lain dari poros engkol yang berhubungan dengan batang torak

disebut pena engkol. Mesin Isuzu Panther Model C223 adalah mesin dengan

34

empat silinder, maka pada poros terdapat empat buah pena engkol. Pada masingmasing pena engkol tersebut juga terdapat sepasang bantalan yang terbuat dari logam tipis lunak berbentuk setengah lingkaran. Pemberian minyak pelumas ke poros engkol baik bantalan utama pada cranckshaft journal maupun bantalan pada pena engkol dilakukan melalui saluran minyak pelumas pada silinder blok yang menembus ke crankhaft journal. Kemudian dari crankshaft journal melalui lubang berdiameter 2,65 mm menembus counter weight atau balance weight menuju ke bantalan pada pena engkol. c. Saluran minyak pelumas pada kepala silinder Sebagian minyak pelumas yang disalurkan, dialirkan ke kepala silinder untuk melumasi unit katup yang terdiri dari katup isap dan katup buang, pegas katup dan pelatuk (rocker arm). Pelumas mengalir dari silinder blok ke kepala silinder melalui poros nok kemudian dialirkan melalui lubang-lubang kecil pada baut pengikat rocker arm. Jumlah rocker arm sebanyak jumlah katup hisap dan buang. Jumlah katup pada kepala silinder adalah empat kali dari jumlah torak. Jadi pada kepala silinder terdapat dua belas rocker arm yang berfungsi sebagai alat pengerak katup atau pendorong katup. 1

2

3

4

5

Gambar 13. Bagian Saluran Minyak Pelumas pada Kepala Silinder

35

Keterangan : 1. Poros nok

4. Baut penyetel katup.

2. Baut pengikat rocker arm

5. Kepala silinder

3. Pelatuk (rocker arm) 5. Alat Pengukur Volume Minyak Pelumas. Alat pengukur minyak pelumas disebut juga dipstik atau engine oil check atau oil level gauge adalah alat untuk mendeteksi tinggi permukaan minyak pelumas dalam karter. Dengan alat tersebut dapat diketahui tinggi permukaan minyak pelumas dalam karter masih sesuai dengan batas yang ditentukan atau kurang. Dipstik atau alat pengukur volume minyak pelumas berupa sebuah batang besi panjang yang ujungnya dibuat pipih. Paling ujung dari dipstik tertulis min sedang di atasnya tertulis max. Pada ujung yang lain dari batang besi tersebut dilengkungkan sebagai pemegang dan dilengkapi dengan karet penyumbat. Dipstik dengan ujung yang bertanda min dan max tersebut dipakai untuk mengontrol jumlah minyak pelumas dalam karter. Cara mengukurnya adalah dengan menempatkan mobil pada tempat yang datar kemudian tarik dipstik dan bersihkan ujung dipstik yang terdapat tanda min dan max dengan kain agar bersih dan kering dari minyak pelumas kemudian masukkan dipstik tersebut pada tempatnya sampai sumbat menutup lubang pengukuran, angkat kembali dipstik tersebut, pada daerah ujung dipstik yang bertanda min dan max akan terkena minyak pelumas sehingga dapat terbaca tinggi permukaan minyak pelumas di dalam karter.

36

permukaan minyak pelumas Apabila berada pada tanda min atau di bawahnya menandakan bahwa jumlah minyak pelumas di dalam karter kurang. Pada saat mesin dalam keadaan hidup dan minyak pelumas bersirkulasi, maka sisa atau persediaan minyak pelumas di dalam karter sangat sedikit, sehingga pada saat kendaraan menempuh berbagai macam kondisi jalan raya yang tidak rata permukaan minyak pelumas di dalam karter tidak dapat mencapai ujung inlet pompa minyak pelumas. Akibatnya pompa minyak pelumas tidak dapat menghisap persediaan minyak pelumas secara sempurna dan menyebabkan pelumasan terhadap bagian-bagian mesin tidak sempurna juga. Permukaan minyak pelumas jika berada pada tanda max, berarti jumlah minyak pelumas dalam karter sudah memenuhi kebutuhan. Artinya jika mesin hidup dan minyak pelumas bersirkulasi maka di dalam karter masih terdapat sisa minyak pelumas yang cukup untuk dihisap. Adanya persediaan minyak pelumas yang cukup di dalam karter, akan memberi kesempatan minyak pelumas tersebut mengendapkan kotoran yang terbawa selama bersirkulasi dan menurunkan minyak pelumas, selain itu dengan adanya persediaan minyak pelumas yang cukup di dalam karter maka saluran masuk dari pompa minyak pelumas selalu terendam dengan minyak pelumas, sehingga pompa minyak pelumas dapat menghisap secara sempurna, akibatnya pelumasan ke bagian yang bergesekan menjadi sempurna pula. Permukaan minyak pelumas jika berada diatas tanda max, selain faktor pemborosan pemakaian minyak pelumas, akan menimbulkan terjadinya kompresi di bawah ruang torak yang mengakibatkan tenaga mesin berkurang dan mesin

37

cenderung menjadi lebih panas, karena minyak pelumas membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuang panasnya akibat volume udara di atas permukaan minyak pelumas berkurang. Selain pengukuran tinggi minyak pelumas dengan melihat minyak pelumas yang menempel pada ujung dipstik, perlu juga diperiksa kekentalan dari oli tersebut sehingga dapat juga diketahui secara visual apakah minyak pelumas kotor atau tidak. Pemeriksaan ini diharapkan kemungkinan buruk kondisi oli dapat segera diketahui sehingga tidak menggangu proses pelumasan. 6. Pengatur Tekanan Minyak Pelumas Alat ini berfungsi mengendalikan jumlah dan tekanan minyak pelumas yang dipompa agar tidak terjadi tekanan minyak pelumas yang berlebihan apabila mesin bekerja pada putaran tinggi. Minyak pelumas yang mengalir masih dibawah batas tekanan maksimum maka lubang yang menuju ke panci oli tertutup tetapi apabila putaran mesin naik jumlah minyak pelumas yang mengalir bertambah sehingga tekanan minyak pelumas naik melebihi batas maksimum dan selanjutnya akan mendorong relief valve, sehingga akan membuka dan sebagian minyak pelumas mengalir kembali ke karter. To oil filter Relief valve

From oil pump

To oil pan

From oil pump

Gambar 14. Alat Pengatur Tekanan Minyak Pelumas (Toyota Astra motor, 1995: 27)

38

Gambar 13 merupakan contoh alat pengatur tekanan minyak pelumas milik Toyota tetapi pada dasarnya prinsip kerja dari alat tersebut sama dengan alat pengatur tekanan minyak pelumas milik Mesin Isuzu Panther Model C223. 7. Alat Indikasi Tekanan Minyak Pelumas. Saat mesin mulai dihidupkan maka harus ada tanda atau isyarat bahwa pelumasan juga mulai bekerja dengan baik. Sebagai isyarat bahwa pelumasan mulai bekerja adalah menggunakan sebuah lampu indikator yang diletakkan pada papan dashboard yang menyala pada waktu kunci kontak pada posisi ON. Ketika mesin mulai dihidupkan atau distart lampu akan mati. Nyala dan padamnya lampu indikator tersebut berdasarkan saklar ON / OFF yang terletak pada saluran minyak pelumas di silinder blok. Saklar ON / OFF ini bekerja karena tekanan minyak pelumas yang mengaliri dari filter minyak pelumas. Mesin Isuzu Panther Model C223 saklar tekanan minyak pelumas berada pada blok silinder bagian samping mesin. Letak saklar yang berdekatan dengan pompa dan saringan oli mempunyai keunggulan yaitu pendeteksian minyak pelumas telah sampai pada blok slinder dapat segera diketahui 7

2

8

2 3

5

1

9 1 0

4

6

Ke saklar penyalaan Saat ada tekanan oli

1 2 1 1

Saat tidak ada tekanan oli

Gambar 15. Konstruksi Saklar Indikator Tekanan Minyak Pelumas. (Daryanto, 2004: 51)

39

Keterangan : 1. Oli bertekanan.

7. Kontak tetap.

2. Diafragma.

8. Isolator.

3. Kontak membuka.

9. Kontak menutup.

4. Lampu tidak ada arus.

10. Terminal.

5. Uliran penyambung.

11. Lampu menyala.

6. Saluran pengumpul.

12. Blok isolator

Gambar 14 Merupakan konstruksi saklar indikator tekanan minyak pelumas dimana pada prinsipnya sama dengan saklar indikator tekanan minyak pelumas pada Mesin Isuzu Panther Model C223. Prinsip kerjanya yaitu saat ada tekanan oli kondisi mesin di start tekanan oli tersebut menekan diafragma sebagai akibatnya kontak terputus massa dan lampu akan mati. Saat tidak ada tekanan oli, diafragma akan ke posisi semula dan akan terhubung dengan massa, lampu akan menyala. Bila tekanan oli turun dibawah standar (0.3 – 0.5 kg/cm2 atau lebih rendah) dalam kondisi mesin hidup akibatnya lampu akan menyala 8. Instalasi Indikasi Tekanan Minyak Pelumas. Instalasi alat indikasi tekanan minyak pelumas ini sangat sangat sederhana dan switch tekanan minyak pelumas terletak pada saluran minyak pelumas di silinder blok. Ujung saklar ON / OFF dihubungkan dengan kabel tunggal ke salah satu terminal kabel dari lampu indikator yang terletak pada dashboard dan satu terminal kabel dari lampu indikator yang lain dihubungkan dengan terminal AC (Accessories) pada kunci kontak. Apabila kunci kontak pada posisi ON aliran listrik menuju ke lampu indikator terus ke saklar ON / OFF. Pada waktu saklar

40

tidak mendapat tekanan minyak pelumas saklar pada posisi ON, maka lampu indikator akan menyala, tetapi apabila mesin mulai hidup saklar mendapat tekanan minyak pelumas, sehingga posisi saklar menjadi OFF maka lampu indikator mati. Gambar 15 adalah instalasi indikator tekanan minyak pelumas yang sederhana diambil dari buku karangan Wardan suyanto. Mesin Isuzu Panther Model C223 instalasi indikator tekanan minyak pelumas juga bisa digambarkan seperti gambar. Gambar tersebut hanya sebagai contoh bagaimana instalasi dari indikator tekanan minyak pelumas. Cara kerja alat ini adalah pada waktu mesin dihidupkan dan pompa minyak pelumas mulai bekerja, maka minyak pelumas akan mengalir melewati saklar indikator tekanan minyak pelumas. Jika aliran minyak pelumas tersebut mempunyai tekanan lebih dari 0,3 kg/cm2 maka saklar tersebut akan memutuskan hubungan listrik yang menuju ke lampu indikator, sehingga lampu indikator akan mati.

Gambar 16. Instalasi Indikator Tekanan Minyak Pelumas (Wardan Suyanto, 1989: 434)

41

Keterangan : 1. Saklar lampu indikator 2. Lampu indikator 3. Kunci kontak 4. Baterai

D. Cara Kerja Sistem Pelumasan Mesin Isuzu Panther Model C223. Sistem pelumasan yang dipergunakan pada Mesin Isuzu Panther Model C223 adalah sistem pelumasan tekan dengan tipe pendistribusian minyak pelumas secara penuh yang dilakukan oleh sebuah pompa oli tipe external gear. Minyak pelumas yang terdapat pada bak oli akan dihisap oleh pompa minyak pelumas melalui saluran suction dan keluar melalui saluran discharge. Sebelum minyak pelumas dihisap oleh pompa disaring dahulu oleh oil strainer agar kotoran tidak terbawa pada saluran pelumasan. Setelah minyak pelumas sampai ke pompa disaring lagi oleh oil filter, minyak pelumas yang kotor akan dikembalikan ke bak oli oleh relief valve. Oli yang telah disaring nantinya diedarkan ke komponen-komponen yang membutuhkan pelumasan seperti : poros engkol, batang torak, torak, dinding silinder, kepala silinder, cam shaft, katupkatup dengan kelengkapnya. Cara kerja sistem pelumasan Mesin Isuzu Panther Model C223 menurut diagram adalah sebagai berikut : Minyak pelumas yang berada di dalm bak oli di pompa oleh pompa minyak pelumas tetapi terlebih dahulu melewati saringan kasar (oil strainer) dari pompa minyak pelumas akan dialirkan ke pendingin oli (oil cooler) sebagian ke safety valve yang membuka bila mendapat tekanan 1,82,2 kg/cm2 kemdian dialirkan ke saringan oli (oil filter) dan sebagian dialirkan ke

42

katup relief (relief valve). Minyak pelumas yang masuk ke dalam katup relief tekanan katup membuka sebesar 5.8 kg/cm2 dan selanjutnya oli dikembalikan lagi ke bak oli. Minyak pelumas yang masuk ke saringan oli dilanjutkan mengalir ke katup by pass dalam hal ini tekanan membuka 0.8-1.2 kg/cm2 yang selanjutnya oli akan dialirkan ke seluruh komponen yang membutuhkan sistem pelumasan seperti kepala silinder, poros engkol, batang piston, piston dan silindernya. Jurnal poros bubungan, poros nok, katup dan kelengkapannya. Setelah minyak pelumas dialirkan ke bagian-bagian komponen tersebut maka minyak pelumas akan kembali lagi ke bak oli.

Gambar 17. Diagram Sistem Pelumasan Mesin Isuzu Panther Model C223

43

E. Minyak Pelumas yang Digunakan Mesin Isuzu Panther Model C223. Berdasarkan buku pedoman perbakan Isuzu Panther hanya mencantumkan oli yang diijinkan untuk digunakan pada Mesin Isuzu Panther Model C223 adalah oli dengan API servis CA ke atas. Berarti pada mesin ini tidak diprioritaskan memakai dengan oli merek tertentu hanya saja harus menggunakan oli dengan API servis minimal CA. Penggunaan minyak pelumas tergantung pada keadaan

iklim dimana

kendaran itu dipergunakan. Kondisi iklim Negara Indonesia yang mempunyai iklim tropis cocoknya menggunakan oli yang mempunyai kekentalan multigrade yaitu dengan kekentalan ganda. Dalam penggantian minyak pelumas jumlah oli yang diperbolehkan berdasar buku manual adalah 6.0 liter termasuk di dalam oil filter. F. Analalisis Gangguan dan Cara Mengatasi Sistem Pelumasan Mesin Isuzu Panther Model C223. Sistem pelumasan memegang peranan sangat penting dalam kinerja suatu mesin. Terjadinya kerusakan pada mesin yang diakibatkan gangguan sistem pelumasan merupakan hal yang tidak diinginkan. Maka dari itu sistem pelumasan harus sering dicek agar umur dari mesin lebih lama. Gambar 17 bukan gambar Mesin Isuzu Panther Model C223 hanya saja gambar tesebut sebagai contoh untuk menunjukkan bagian-bagian yang perlu dilakukan pemeriksaan kebocoran oli. Paling tidak dengan melihat gambar tersebut tahu bahwa bagian yang diperiksa lebih jelas tempat-tempatnya

44

Gasket tutup katup Gasket kepala silinder

Unit sensor bertekanan oli

Pompa bahan bakar Gasket pompa bahan bakar

Gasket tutup timing

Gasket panci oli

Sil tutup timing

Sil saringan

Penyumbat

Gambar 18. Pemeriksaan Kebocoran Oli (Daryanto,2004 : 19) 1. Pemakaian Minyak Pelumas yang Boros. Minyak pelumas pada mesin apabila dalam jangka waktu yang singkat sudah harus ditambah lagi, ini berarti pemakaian minyak pelumas yang boros. Penyebab borosnya minyak pelumas adalah : a. Kebocoran terjadi pada baut pembuangan minyak pelumas. Baut pembuangan yang terletak di bagian bawah dari bak oli kendor maka pelumas akan mudah keluar. Pengecekan tehadap baut ini penting juga sehingga jika mengetahui kendor segera kencangkan. Penyebab dari bocornya minyak pelumas yang disebabkan dari baut penyumbat minyak pelumas adalah sebagai berikut : 1). Pada saat pengencangan baut kurang kencang. 2). Gasket pada baut penyumbat telah rusak.

45

3). Baut penyumbat yang telah aus.

Baut panci Gasket Ring baut pembuangan panci oli Baut pembuangan panci

Gambar 19. Baut Pembuangan Panci Oli. (Mitsubishi Motor Corporation. 1995: 72 ) b. Kebocoran terjadi pada bagian rumah pompa bahan bakar. Baut-baut pengikat pompa bahan bakar dengan blok mesin jika kendor akibatnya minyak pelumas merembes keluar sehingga pengencangan baut harus dilakukan.

Gambar 20. Kebocoran Melalui Baut Pengikat Pompa Bahan Bakar

c. Minyak pelumas keluar melalui saringan minyak pelumas. Kemungkinan minyak pelumas merembes keluar melalui bagian dimana saringan minyak pelumas ditempatkan pada blok mesin jika baut pengikatnya

46

kendor, maka kencangkan bila bautnya kendor. Apabila terjadi kebocoran pada tutup saringan, maka kencangkan baut tersebut. Tetapi jangan memutar terlalu kokoh karena dapat dapat merusak saringan minyak pelumas. Namun apabila baut-baut telah dikencangkan masih juga terjadi kebocoran berarti pakingnya perlu diganti.

Gambar 21. Kebocoran Melalui Saringan Minyak Pelumas d. Minyak pelumas keluar dari tutup kepala silinder. Minyak pelumas yang keluar melalui tutup kepala silinder, maka harus dikencangkan baut-baut pengikatnya, sehingga benar-benar rapat pada semua bagian permukaannya, bila kebocoran masih terjadi maka hal ini menunjukkan pakingnya telah rusak dan perlu diganti. e. Minyak pelumas masuk kedalam ruang bakar. Bagian mesin kendaraan (dinding silinder, torak, cincin torak) suatu saat akan mengalami keausan akibat adanya gesekan hal ini menyebabkan minyak

47

pelumas yang ada pada bak oli masuk ke dalam ruang bakar melaui sisi-sisi torak tersebut. Minyak pelumas yang masuk ke dalam ruang bakar untuk dikompresi sehingga menyebabkan daya mesin yang dihasilkan berkurang atau kurang opimal lebih-lebih jika mesin tidak dapat bekerja. Pada hal tersebut langkah yang perlu dilakukan adalah mengganti komponen torak dan cincin torak. Apabila dinding silinder sudah mengalami keausan atau tergores maka silinder tersebut di oversize. Kemunginan lainya jika minyak pelumas terbakar maka gas buang berwarna putih keabu-abuan berakibat juga pemakaian minyak pelumas bertambah banyak. Tabel 2. Prosedur pemeriksaan gangguan oli boros. Bagian yang diperiksa

Penyebab gangguan

Cara mengatasi

1. Oli mesin.

Oli yang terlalu banyak. Oli mesin yang kotor

Mengurangi oli mesin. Mengganti oli mesin.

2. Oil seal dan gasket.

Oli bocor dari oil seal Mengganti oil seal dan dan gasket. gasket

3. Pernapasan.

Saluran tersumbat.

4. Katup hisap katup buang.

pernapasan Membersihkan pernapasan.

dan Ausnya sisi katup

Mengganti menyekur katup dan katup buang.

saluran

atau hisap

Analisis pemeriksaan gangguan pada tabel 2 adalah : 1). Oli mesin, penyebab utamanya adalah oli mesin yang telah lama digunakan sehingga menyebabkan minyak pelumas menjadi kotor, hal tersebut dapat

48

mengakibatkan kerja mesin kurang optimal. Kotornya oli jika lama kelamaan dibiarkan menyebabkan rusaknya mesin. Penangananya sebaiknya oli sering dicek dan jika pemakaian oli yang sudah lama sebaiknya diganti dengan yang baru. Oli mesin yang terlalu banyak sebenarnya tidak baik bagi mesin karena dapat mengakibatkan tenaga mesin kurang maksimal. 2). Oil seal dan gasket, bocornya oli biasanya disebabkan oil seal dan gasket yang telah rusak dikarenakan masa pemakaianya terlalu lama. Maka dari itu setiap mengganti oli mesin disarankan untuk mengganti seal dan gasket agar tidak jadi kebocoran. 3) Saluran pernapasan, merupakan bagian yang sangat berperan dalam minyak pelumas karena jika selang tersumbat maka akan menyebabkan konsumsi oli boros maka dari itu bersihkan saluran pernapasan secara berkala. 4). Katup hisap dan katup buang, Kedua katup ini juga mempengaruhi boros tidaknya penggunaan oli. Jika kedua sisi katup ini telah aus oli yang boros sudah pasti terjadi. Penanggulanganya ganti katup dan sekur. 2. Minyak Pelumas Encer. Suatu waktu minyak pelumas mesin telah ditambah dan pada batang pengukur menunjukkan tanda F. Setelah beberapa hari keadaan minyak pelumas diperiksa kembali, tetapi batang pengukur menunjukkan melebihi tanda F berarti hal tersebut tentu tidak wajar. Saat memeriksa keadaan minyak pelumas terasa bahwa minyak pelumas yang melekat pada batang pengukur lebih encer daripada biasanya dan juga tercium bau bensin.

49

Kemungkinan penyebab minyak pelumas menjadi encer adalah sebagai berikut: a. Terdapat bahan bakar dalam minyak pelumas. Terlalu banyak bensin yang masuk ke dalam silinder besar kemungkinan bensin akan turun ke tempat minyak pelumas melalui sisi-sisi torak, sehingga minyak pelumas akan menjadi encer. Mesin yang telah aus (torak, cincin torak), maka tekanan kompresinya akan berkurang, sehingga pembakaran tidak dapat berlangsung secara sempurna. Dengan demikian, bensin tidak dapat terbakar dan mengalir ke ruang engkol melalui sisi torak dan mengencerkan minyak pelumas. Katup udara kalau ditarik terlalu banyak pada waktu mesin bekerja atau bila campuran bahan bakar udara terlalu kaya karena penyetelan karburator kurang baik, maka bensin yang berlebihan akan mengalir ke dalam ruang engkol melalui sisi-torak torak. Oleh karena itu, minyak pelumasnya akan menjadi encer dan apabila hal tersebut terjadi berulang-ulang dan dibiarkan terlalu lama, maka jumlah bensin yang ada di dalam minyak pelumas akan bertambah banyak. Pemeriksan perubahan kekentalan minyak pelumas hendaknya sering diperiksa dengan melihat pada batang pengukur apakah menunjukkan penambahan tinggi minyak pelumas.. Perubahan kekentalan minyak pelumas yang disebabkan karena hal tersebut bukan hanya merusak sifat-sifat pelumasnya, tetapi juga dapat menimbulkan bahaya ledakan atau kebakaran. Mesin yang bekerja dengan minyak pelumas yang telah bercampur dengan bensin akan mempengaruhi sistem pelumasan sehingga dapat menjadikan mesin

50

rusak. Kualitas dari minyak pelumas hendaknya juga diperiksa.. Apabila ternyata terdapat bensin di dalam minyak pelumas, maka segera dicari penyebabnya. Ada beberapa kemungkinan yaitu: 1) Keausan atau kerusakan pada dinding silinder, torak, cincin torak dan lain sebagainya. 2) Penyetelan karburator kurang baik. 3) Kesalahan dalam menjalankan kendaraan. Kesalahan dalam menjalankan kendaraan dapat terjadi pada waktu kendaraan sering distart dan dimatikan, kendaraan dijalankan pada waktu mesin masih dalam keadaan dingin. Karena sering distart dan dimatikan maka konsumsi bahan bakar akan banyak yang masuk kedalam ruang silinder jika api yang dihasilkan busi kecil maka campuran bahan bakar yang kaya tersebut tidak akan terbakar dengan sempurna sehingga bensin yang tidak terbakar dapat masuk ke ruang oli. b. Terdapat air dalam minyak pelumas. Keadaan tersebut jarang terjadi, tetapi apabila ada maka hal tersebut disebabkan karena adanya air pendingin yang masuk ke dalam ruang engkol misalnya karena: 1). Keretakan pada dinding silinder, blok mesin, atau kepala silinder. 2). Paking kepala silinder rusak. Saat hal ini terjadi, maka permukaan minyak pelumas di dalam ruang engkol dapat menjadi terlalu tinggi, sedangkan pada batang pengukur minyak pelumas menempel bintik-bintik air yang berwarna keputih-putihan. Dinding silinder atau

51

kepala silinder yang retak merupakan kerusakan yang berat. Oleh karena itu, sebaiknya kendaraan dibawa ke bengkel untuk diperbaiki. 3. Minyak Pelumas Kotor. Apabila minyak pelumas baru diganti yang baru tetapi selang waktu pemakaian yang tidak begitu lama minyak pelumas sudah kotor sekali padahal minyak pelumasan yang dipergunakan berkualitas baik. maka kemungkinan penyebab kerusakannya tidak terletak minyak pelumasnya. Minyak pelumas juga berfungsi untuk membersihkan, bagian permukaan dinding silinder terhadap oksida-oksida, karbon dan kerak-kerak hasil pembakaran, maka selain melumasi bantalan-bantalan minyak pelumas juga membawa kotoran-kotoran yang ada di dalamnya, jadi minyak pelumas mempunyai kemampuan untuk membersihkan. Minyak pelumas dapat membersihkan kotoran-kotoran dengan baik, sehingga kita tidak perlu khawatir meskipun minyak pelumas menjadi kotor dengan cepat, tetapi minyak pelumas masih dapat di gunakan asal kekentalannya tidak berubah banyak. Minyak pelumas yang kotor dan di dalamnya terdapat butiran-butiran yang mengkilap, maka minyak pelumas harus cepat diganti. Hal ini menunjukkan adanya serbuk logam yang terjadi karena adanya keausan dari bantalan-bantalan dinding silinder serta bagian-bagian lainnya. Apabila minyak pelumas tetap digunakan, maka akan terjadi kerusakan yang lebih berat Khususnya jika mesin dalam keadaan baru atau beberapa bagian mesin diganti dengan yang baru misalnya: dinding silinder, torak, atau bantalan-

52

bantalan, maka dalam keadaan tersebut bagian-bagian itu masih harus menyesuaikan diri satu sama lain. Oleh karena itu, akan terjadi keausan penyesuaian, sehingga minyak pelumas akan mengandung serbuk-serbuk logam. Hal inilah yang menyebabkan pergantian minyak pelumas dalam tahap-tahap yang pertama harus dilakukan dalam waktu yang lebih singkat. 4. Pompa Minyak Pelumas Rusak. Pompa minyak pelumas merupakan komponen yang penting dalam sistem pelumasan karena bertugas untuk memompa minyak pelumas dalam karter untuk dialirkan ke bagian-bagian yang memerlukan pelumasan. Kerusakan pompa minyak pelumas ini dapat disebabkan karena bantalan pompa yang sudah rusak pada saat beroperasi pada tekanan yang berubah-ubah dan endapan kotoran yang mengumpul pada bagian bawah penampung minyak pelumas penyebab lain yang menyebabkan rusaknya pompa minyak pelumas adalah kelonggaran pada rotor penggerak pompa yang mengakibatkan lemahnya pemompaan. Cara mengatasinya adalah dengan memeriksa pompa minyak dengan membuka karter yang sekaligus sebagai penutup poros engkol. Pompa minyak pelumas diperiksa dan dibersihkan dari kotoran, jika terdapat kerusakan pompa minyak pelumas sebaiknya diganti dengan yang baru agar kerja dari sistem pelumasan dapat berjalan dengan baik Dalam membuka karter harus hati-hati jangan sampai karter melengkung yang dapat mengakibatkan kebocoran minyak pelumas. Untuk pemasangannya juga harus hati-hati, pada pinggiran penampung harus dibersihkan dan diganti dengan gasket yang baru sehingga kerapatannya benar-benar terjamin.

53

5. Saringan Minyak Pelumas Tersumbat. Saringan minyak pelumas berfungsi untuk membersihkan minyak pelumas sebelum masuk ke dalam mesin yakni membersihkan dari kotoran-kotoran yang terdapat pada minyak pelumas misalnya debu, beram logam dan endapan-endapan karbon. Kotoran-kotoran tersebut apabila tidak disaring dapat merusak fungsi minyak pelumas dan mempercepat keausan. Jaring-jaring pada saringan minyak pelumas dapat tersumbat oleh kotoran setelah jangka waktu pemakaian yang lama sebaiknya diganti yang baru dan penggantian saringan yang baru dilakukan setelah menempuh jarak 10.000 km. Apabila saringan minyak pelumas telah lama digunakan maka pada saringan tersebut akan tersumbat oleh kotoran dan partikel logam yang terdapat pada minyak pelumas setelah proses penyaringan. Cara mengetahui saringan minyak pelumas yang tersumbat adalah dengan cara melepas saringan oli kemudian diperiksa secara visual apakah terdapat kotoran pada saluran masuk ke filter, disamping itu bisa dilakukan penyemprotan saringan oli dengan tiupan udara kompresor dari bagian out let. 6. Tekanan Minyak Pelumas Rendah. Tekanan minyak pelumas rendah dapat mengakibatkan berkurangnya tenaga yang dihasilkan oleh mesin saat bekerja karena pelumasannya tidak merata. Apabila tekanan minyak pelumas yang terlalu tinggi akan mengakibatkan saringan minyak pelumas rusak. Pemeriksaan tekanan minyak pelumas yang rendah adalah dengan cara memeriksa tekanan minyak pelumas dengan menggunakan alat pengukur oli

54

pressure gauge. Gangguan yang sering timbul adalah tekanan terlalu rendah, apabila tekanan minyak pelumas rendah maka lampu peringatan akan menyala dan diikuti dengan suara yang mengelitik pada bantalan atau tappetnya. Tabel 3. Prosedur pemeriksaan ganguan tekanan minyak pelumas rendah. Bagian yang diperiksa

Penyebab ganguan

Cara mengatasi

1. Oli Mesin

Oli mesin kurang, Menambahkan oli mesin, kekentalan oli mesin ganti oli dengan yang kurang. kekentalan yang sesuai.

2. Saringan oli

Saringan oli tersumbat.

Membersihkan atau ganti saringan oli.

3. Roda gigi atau rumah Roda gigi atau rumah Mengganti roda gigi atau pompa pompa sudah aus rumah pompa

Analisis pemeriksaan pada tabel 3 adalah : 1). Oli mesin, kurangnya minyak pelumas dalam bak oli dan indeks kekentalan dari minyak pelumas tersebut tidak sesuai yang dianjurkan dapat mengakibatkan kerja mesin kurang optimal, hal tersebut dapat diatasi dengan menambah oli dan mengganti oli yang sesuai. 2). Saringan oli, tersumbatnya saringan oli dapat menyebabkan tekanan minyak pelumas berkurang, maka dari itu bersihkan serta ganti saringan yang baru jika saringan oli rusak atau sudah masa pakainya habis. 3). Roda gigi atau rumah pompa yang sudah aus, dengan pemakaian yang terus menerus dan tidak diimbangi dengan perawatan terhadap minyak pelumas maka hal yang sering terjadi adalah rusak atau ausnya roda gigi atau rumah pompa.

55

7. Tekanan Minyak Pelumas Turun dan Tidak Dapat Naik Kembali. Tabel 4. Prosedur pemeriksaan gangguan tekanan minyak pelumas tiba-tiba turun dan tidak dapat naik kembali. Bagian yang diperiksa

Penyebab gangguan

Cara mengatasi

1. Oli mesin

Sedikitnya oli pada panci Menambahkan oli yang oli. baru.

2. Sambungan pipa Sambungan pipa minyak Menambahkan sealer minyak pelumas. pelumas yang rusak. atau lem pada sambungan pipa minyak pelumas 3. Bantalan engkol.

poros Kerusakan pada bantalan Mengganti utama poros engkol. poros engkol.

bantalan

Analisis pemeriksaan gangguan pada tabel 4 adalah : 1). Oli mesin, oli mesin harus selalu dicek secara berkala agar gangguan yang terjadi pada tekanan minyak pelumas dapat dihindari jika minyak pelumas kurang maka segeralah menambah minyak pelumas. 2). Sambungan pipa minyak pelumas, sambungan yang rusak atau sobek dapat mengganggu kinerja dari tekanan minyak pelumas untuk itu sambungan pipa pastikan dalam keadaan rapat dan baik, bila terjadi kerusakan dapat di lem pada sambungan tetapi bila tidak memungkinkan dan untuk mencegah kemungkinan yang buruk hendaklah diganti yang baru. 3). Bantalan poros engkol, rusaknya bantalan poros engkol dapat menyebabkan gangguan pada tekanan minyak pelumas maka untuk menanggulanginya segeralah ganti bantalan poros engkol dengan yang baru.

56

8. Mesin Cepat Panas. Minyak pelumas mesin dapat juga berfungsi sebagai pendingin yang membantu kerja dari sistem pendingin. Pada sistem pendingin dengan radiator hanya bekerja dibagian kepala silinder dan blok mesin. Sedangkan minyak pelumas bersirkulasi ke segala arah membawa panas dari mesin. Mesin cepat panas diakibatkan terganggunya sirkulasi minyak pelumas karena adanya penyumbatan di saringan oli, penyumbatan disaluran pelumasan, rendahnya tekanan pompa oli, kurangnya minyak pelumas, kekentalan minyak pelumas yang tidak sesuai dengan spesifikasi. 9. Penambahan Oli dengan Merk Tidak Sama. Pengguna kendaraan banyak yang menambahkan oli pada mesin dengan merk tidak sama. Hal ini akan menyebabkan kerusakan oli karena setiap oli mempunyai unsur kimia yang berbeda sehingga bercampur dan bereaksi merusak kualitas oli tersebut. 10. Penambahan Oli dengan Kekentalan Berbeda. Penambahan oli dengan kekentalan yang berbeda dapat mengurangi kualitas dari minyak pelumas serta berpengaruh terhadap kerja pelumas untuk melumasi mesin.

BAB III PENUTUP

A. Simpulan Berdasarkan uraian diatas maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Fungsi minyak pelumas antara lain: sebagai pelumas, pendingin, perapat dan pembersih. Minyak pelumas yang digunakan pada Mesin Isuzu Panther Model C223 adalah minyak pelumas dengan API SERVIS CD keatas, SAE 20W-50 (Tropis). 2. Sistem Pelumasan yang dipakai pada Mesin Isuzu Panther

Model C223

adalah sistem pelumasan basah dengan sistem penyaluran dengan tekanan. Cara kerja yaitu: Minyak pelumas di karter dihisap oleh pompa melalui saringan tahap pertama kemudian pada pompa diatur tekanannya agar tetap stabil dengan alat pengatur tekanan minyak pelumas selanjutnya melalui pendingin oli kemudian dialirkan ke saringan tahap kedua disalurkan ke bagian-bagian mesin yang memerlukan pelumasan, meliputi kepala silinder dan unit poros engkol beserta kelengkapannya. 3. Komponen-komponen Sistem Pelumasan pada Mesin Isuzu Panther Model C223 yaitu: karter, pompa minyak pelumas, oil filter, saluran-saluran minyak pelumas, dipstik , relief valve, alat indikasi tekanan minyak pelumas. 4. Gangguan-gangguan yang sering terjadi pada sistem pelumasan antara lain : oli bocor, tekanan oli rendah, oli.

57

58

5.

Mesin cepat kotor, pompa oli rusak, oli mesin cepat encer dan tekanan oli tidak naik meskipun mesin hidup. Cara mengatasi gangguan tersebut secara garis besar adalah perlunya pemeriksaaan secara rutin sistem pelumasan, perawatan komponen secara berkala dan penggantian komponen secepatnya bila terjadi kerusakan.

B. Saran-Saran Berdasarkan uraian mengenai sistem pelumasan pada Mesin Isuzu Panther Model C223 maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut: 1. Pengecekan secara rutin jumlah oli dalam bak oli dengan alat pengukur volume minyak pelumas perlu

dibiasakan untuk mencegah kemungkinan

kehabisan oli. 2. Penggantian minyak pelumas hendaknya dilakukan secara teratur dan berkala setelah mobil menempuh jarak 5000 km, karena sistem pelumasan mempunyai peranan yang penting pada saat mesin bekerja. Dalam penggantian minyak pelumas jumlah yang diijinkan pada Mesin Isuzu Panther Model C223 adalah 6,0 liter termasuk oli di dalam saringan oli, 3. Apabila saringan minyak pelumas tersumbat maka bersihkan agar debu, air dan kotoran lainnya bisa keluar sehingga nantinya tidak menghambat sirkulasi pelumasan. Bila tidak memungkinkan dibersihkan karena sudah melewati batas pemakaian yang diijinkan sebaiknya secepatnya diganti dengan saringan yang baru. 4. Apabila terjadi gangguan pada sistem pelumasan segera perbaiki agar tidak terjadi kerusakan yang lebih berat.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. ”Buku Pedoman Perbaikan Mesin Diesel Isuzu C223”. Anonim. 1995. ”New Step I Training Manual” . Jakarta: PT. Astra Motor. Anonim. 1995. ”Step 2 Gasoline Engine”. Jakarta: PT. Toyota Astra Motor. Anonim. 1995. “Step 2 Engine Group”. Jakarta: PT. Toyota Astra Motor. Anonim. 1995. ”Workshop Manual Mitsubishi Lancer”. Jakarta: PT. Krama Yudha Tiga Berlian Motor. Anonim. ”Cara Smart Memahami Pelumas”. PT. Pertamina (Persero) Daryanto. 1999. ”Reparasi Sistem Pelumasan Mobil”. Jakarta: Bumi Aksara. Daryanto. 2004. ”Teknik Pemeliharaan Mobil”. Jakarta: Bumi Aksara. Supraptono. 2004. ”Bahan Bakar dan Pelumas”. Teknik Mesin: Universitas Negeri Semarang. Wardan Sunyanto. 1989. “Teori Motor Bensin”. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Aris Munandar Wiranto. 1975. ”Motor Diesel Putaran Tinggi”. Jakarta: Pradnya Paramita

59

60

LAMPIRAN

Foto Engine Stand Mesin Isuzu Panther Model C223 Tampak Dari Depan

Foto Engine Stand Mesin Isuzu Panther Model C223 Tampak Dari samping

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF