TBC kasus putus obat
January 18, 2019 | Author: Wendy Ardiansyah | Category: N/A
Short Description
Case TBC kasus putus obat...
Description
BAB I PENDAHULUAN Tuberkulosis merupakan infeksi bakteri kronik yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa dan ditandai oleh pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi dan oleh hipersensitivitas yang diperantarai sel (cellmediated hypersensitivity). Penyakit biasanya terletak di paru tetapi dapat mengenai organ lain. Dengan tidak adanya pengobatan yang tidak efektif untuk penyakit yang aktif, biasa terjadi penyakit yang kronik dan berakhir dengan kematian.1 Micobacterium tuberculosis (TB) telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia, menurut WHO sekitar 8 juta penduduk dunia diserang TB dengan kematian 3 juta orang per tahun (WHO, 1993). Di negara berkembang kematian ini merupakan 25% dari kematian penyakit yang sebenarnya dapat diadakan pencegahan.
Diperkirakan
95%
penderita
TB
berada
di
negara-negara
berkembang.4 Di Indonesia TBC merupakan penyebab kematian utama dan angka kesakitan dengan urutan teratas setelah ISPA. Indonesia menduduki urutan ketiga setelah India dan China dalam jumlah penderita TBC di dunia. Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat. Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit muncul satu penderita baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap empat menit sekali satu orang meninggal akibat TBC di Indonesia. 3 Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka penulis berkeinginan menyajikan masalah ini dalam bentuk sebuah laporan kasus TB Paru agar dapat menjadi bahan masukan kepada diri penulis dan kita semua dapat mendiagnosis serta memberikan terapi yang tepat pada penderita tuberkulosis.
1
BAB II LAPORAN KASUS IDENTIFIKASI
Nama
: Tn.M
Jenis kelamin
: Laki-laki
Usia
: 60 tahun
Alamat
: Jl. Tangga Takat, Palembang
Pekerjaan
: Tidak bekerja
Status perkawinan
: Sudah menikah
Agama
: Islam
MRS
: 21 April 2013
ANAMNESIS Keluhan Utama
Sesak napas sejak 1 hari SMRS Riwayat Perjalanan Penyakit
Sejak 3 bulan SMRS, pasien mengeluh batuk hilang timbul, berdahak, warna putih kehijauan, kental, dan sulit dikeluarkan. Pasien juga mengeluh nafsu makan menurun. Pasien tidak mengeluh sesak napas, demam, mual muntah dan keringat malam (-). BAK dan BAB juga tidak ada keluhan. Kemudian pasien berobat di puskesmas dan diberi obat batuk tetapi keluhan tidak berkurang. Sejak 2 bulan SMRS, pasien sering merasakan sesak napas. Sesak napas sering mucul setelah batuk-batuk. Sesak juga sering timbul apabila pasien melakukan aktivitas sedang-berat seperti berjalan jauh. Pasien juga mengeluh sering demam pada sore dan malam hari, tidak tinggi, naik turun. Pasien juga mengeluh nyeri ulu hati dan mual tetapi tidak muntah. Pasien merasakan lebih kurus karena berat badannya menurun. Sejak 1 hari SMRS, pasien mengeluh sesak napas yang berat. Sesak napas muncul saat batuk-batuk dan sedang tidak melakukan aktivitas. Pasien juga
2
mengeluh demam, nyeri ulu hati, mual dan badan terasa lemas. Kemudian pasien dibawa berobat oleh keluarganya ke IGD RSMP dan dirawat di bagian PDL RSMP.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat sakit TB paru diakui (+), Pada tahun 2004 pasien mengeluh gejala yang sama seperti ini dan dinyatakan menderita TB paru. Kemudian pasien menjalani pengobatan OAT tetapi tidak tuntas (4 bulan).
Riwayat sakit magh diakui (+)
Riwayat sakit hipertensi diakui (+)
Riwayat sakit Asma disangkal (-)
Riwayat sakit kencing manis disangkal (-)
Riwayat sakit jantung disangkal (-)
Riwayat alergi obat disangkal (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit TB paru diakui (+) yaitu kakak kandung.
PEMERIKSAAN FISIK (21 April 2013)
Keadaan umum
: tampak sakit sedang
Kesadaran
: compos mentis
Gizi
: (BB 40 kg,TB:160 cm) IMT= 15,6 (Gizi Kurang)
Tekanan darah
: 140/90 mmHg
Nadi
: 110 x/ menit, teratur, isi dan tegangan cukup cukup
Pernapasan
: 28 x/ menit
Temperatur
: 37,8º celcius
3
Keadaan Spesifik Kulit
Warna cokelat, scar (-), pigmentasi normal, ikterus (-), sianosis (-), spider nevi (-), telapak tangan dan kaki pucat (-), pertumbuhan rambut normal. KGB
KGB di submandibula, supraclavicula, leher, axila, inguinal tidak teraba.
Kepala
Bentuk normocephali, warna rambut hitam, rontok (-), deformitas (-)
Mata
Eksophtalmus (-), endophtalmus (-), edema palpebra (-), konjungtiva palpebra pucat (+), sklera ikterik (-), pupil isokor. Hidung
Deformitas (-), septum deviasi (-), mukosa hidung normal, epistaksis (-)
Telinga
Deformitas (-), nyeri tekan (-), selaput sela put lendir baik, pendengaran baik. Mulut
Mukosa bibir sianosis (-), T1/T1, gusi berdarah (-), lidah kotor (-), atrofi papil (-), stomatitis (-), Pharynx hiperemis (-). Leher
Pembesaran KGB dan kelenjar thyroid (-), JVP (5+0) cmH 2O, kaku kuduk (-).
4
Dada
Bentuk dada simetris, retraksi (-), nyeri tekan (-), krepitasi (-) Paru:
Anterior Inspeksi
: statis: kanan sama dengan kiri dinamis: tidak ada yang tertinggal
Palpasi
: stemfremitus kanan < kiri
Perkusi
: redup di apex paru kanan dan sonor di seluruh lapangan paru kiri.
Auskultasi
: vesikuler (-) N, ronki basah halus di seluruh lapangan paru kanan dan lapangan bawah paru kiri, wheezing (-).
Posterior Inspeksi
: statis: kanan sama dengan kiri dinamis: tidak ada yang tertinggal
Palpasi
: stemfremitus kanan < kiri
Perkusi
: redup di apex paru kanan dan sonor di seluruh lapangan paru kiri.
Auskultasi
: vesikuler (-) N, ronki basah halus di seluruh lapangan paru kanan dan lapangan bawah paru kiri, wheezing (-).
Jantung
Inspeksi
: ictus cordis terlihat, setinggi ICS 6 mid midclavicula sinistra
Palpasi
: ictus cordis teraba di ICS 6
Perkusi
: batas jantung kanan atas ICS II, parasternal dextra Batas jantung kiri bawah ICS 6 mid clavicula sini stra
Auskultasi
: bunyi jantung I/II (+) normal, murmur (-), gallop (-)
5
Abdomen
Inspeksi
: cekung, venektasi (-)
Palpasi
: lemas, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (+) epigastrium, turgor kulit kembali lambat.
Perkusi
: thympani, shifting dullness (-)
Auskultasi
: bising usus (+) normal
Genital
: tidak diperiksa
Ekstremitas
Ekstremitas atas
: gerakan bebas, edema (-), jaringan parut (-), pigmentasi normal, telapak
tangan pucat (-), jari tabuh (-), turgor turgor
kembali lambat (-), (-), CRT < 2” Ekstremitas bawah : gerakan bebas, edema (-), jaringan parut (-) , pigmentasi normal, telapak kaki pucat (-), turgor kembali lambat (-), CRT < 2”
6
Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan foto thorax (21 April
2013) didapatkan gambaran berawan
(infiltrat) pada kedua lapangan paru dan kavitas pada apex paru kiri. Kesan: KP / TB paru aktif
Pemeriksaan Sputum BTA : (24 April 2013) Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
BTA I
++
-
BTA II
++
-
BTA III
++
-
7
Pemeriksaan Laboratorium Laboratorium : (21 April 2013)
Hb: 10,5 g/dl (menurun) Leokosit : 13.400 /mm 3 (meningkat) Trombosit : 625.000 /mm 3 LED : 35 mm/ jam (meningkat) Dift count: 1/0/0/75/11/13 BSS: 88 mg/dl
RESUME Sejak 3 bulan SMRS, pasien mengeluh batuk hilang timbul, berdahak, warna putih kehijauan, kental, dan sulit dikeluarkan. Pasien juga mengeluh nafsu makan menurun. Pasien tidak mengeluh sesak napas, demam, mual muntah dan keringat malam (-). BAK dan BAB juga tidak ada keluhan. Kemudian pasien berobat di puskesmas dan diberi obat batuk batuk tetapi keluhan tidak berkurang. Sejak 2 bulan SMRS, pasien sering merasakan sesak napas. Sesak napas sering mucul setelah batuk-batuk. Sesak juga sering timbul apabila pasien melakukan aktivitas sedang-berat seperti berjalan jauh. Pasien juga mengeluh sering demam pada sore dan malam hari, tidak tinggi, naik turun. Pasien juga mengeluh nyeri ulu hati dan mual tetapi tidak muntah. Pasien merasakan lebih kurus karena berat badannya menurun. Sejak 1 hari SMRS, pasien mengeluh sesak napas yang berat. Sesak napas muncul saat batuk-batuk dan sedang tidak melakukan aktivitas. Pasien juga mengeluh demam, nyeri ulu hati, mual dan badan terasa lemas. Kemudian pasien dibawa berobat oleh keluarganya ke IGD RSMP dan dirawat di bagian PDL RSMP.
Vital Sign :
Tekanan darah : 140/90 mmHg Nadi : 110 kali/menit, teratur, isi dan tegangan cukup RR : 28 kali/menit Temperatur : 37,80C 8
Pada pemeriksaan paru didapatkan stemfremitus kanan < kiri, redup di apex paru kanan dan ronki basah halus di seluruh lapangan paru kanan dan lapangan bawah paru kiri. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan nyeri tekan epigastrium, turgor kulit kembali lambat.
DIAGNOSA BANDING
Susp. TB Paru Kasus Putus Obat PPOK Pneumonia
DIAGNOSA KERJA
Susp. TB Paru Kasus Putus Obat
PENATALAKSANAAN Non farmakologis
-
Observasi KU & vital sign
-
O2 nasal 3L/menit
-
Diet nasi biasa
Farmakologi
-
IVFD RL gtt XX/m
-
Ambroxol syr 3x1 C
-
Antasid syr 3x1 C
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: dubia dubia ad bonam
Quo ad functionam
: dubia ad bonam
9
Follow Up Tanggal S
O: Keadaan umum Kesadaran Tekanan darah Nadi Pernapasan Temperatur Keadaan spesifik Kepala
Leher Thorax: Paru
22 April 2013 Sesak napas (+) saat batuk-batuk, batuk berdahak (+) sulit dikeluarkan.
Compos mentis 110/70 mmHg 90x/menit 26x/menit 37ºC Conjungtiva palpebra pucat (+) Sclera ikterik (-) JVP (5-2) cm H2O Pembesaran KGB (-) I : statis: kanan = kiri dinamis: tidak ada yang tertinggal P : stemfremitus kanan < kiri P : redup pada apex paru kanan dan sonor di seluruh lapangan paru kiri. A : vesikuler (-) N, ronki basah halus di seluruh lapangan paru kanan dan lapangan bawah paru kiri, wheezing (-).
Jantung
I : ictus cordis terlihat setinggi ICS 6 P : ictus cordis teraba di ICS 6 P : batas kanan atas ICS II LS dextra, batas kiri ICS ICS 6 LMC sinistra A : HR 90x/ menit, SI/II(+)N, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
I : cekung P : lemas, nyeri tekan (+) di epigastrium. P : thympani A : bising usus (+) normal
Ekstremitas
Edema (-), (-), akral hangat, CRT
View more...
Comments