Tb Putus Berobat

January 18, 2019 | Author: alvi | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

tb putus obat...

Description

 TB Putus Putus Berobat Berobat BAB I PENDAHULUAN 1. LAT LATAR BELA BELAKA KANG NG

Penyakit Tuberkulosis Tuberkulosis (TB) Paru sudah sejak sej ak lama ada di muka bumi ini. Peninggalan tertua penyakit ini antara lain seperti tampak pada tulang-tulang vertebra manusia di Eropa dan juga mummi-mummi di Arab yang diperkirakan berasal dari sekitar tahun 3!! "#. $atatan yang paling tua dari penyakit ini di %ndonesia adalah seperti yang didapatkan pada salah salah satu satu relie relie&& di $and $andii Boro Borobu budu dur' r' yang yang namp nampak akny nyaa meng menggam gambar barka kan n suatu suatu kasu kasuss Tuberkulosis Paru. Artinya pada masa itu (tahun ! "#) orang sudah mengenal penyakit ini yang terjadi di antara mereka. *i %ndonesia' TB merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. +umlah pasien TB sekitar !, dari total jumlah pasien TB didunia. *iperkirakan pada tahun !!' setiap tahun ada 3/.!!! kasus baru dan kematian !.!!! orang. %nsidensi kasus TB BTA positi& sekitar  ! per !!.!!! penduduk.  012 telah merekomendasi merekomendasikan kan strategi strategi *iretly 2bserved Treatm Treatment ent "hort $ourse (*2T (*2T") ") sebag sebagai ai strate strategi gi dalam dalam pena penang nggu gula lang ngan an TB sejak sejak tahu tahun n // //.. Bank Bank *uni *uniaa menyatak menyatakan an strateg strategii *2T" *2T" sebaga sebagaii salah salah satu interve intervensi nsi kesehat kesehatan an yang yang paling paling e&ekti& e&ekti&.. %ntegrasi %ntegrasi ke dalam pelayanan pelayanan kesehatan kesehatan dasar sangat dianjurkan dianjurkan demi e&isiensi e&isiensi dan e&ektivitasnya.3 4egagal 4egagalan an pengob pengobatan atan dan kurang kurang kedisip kedisiplin linan an bagi bagi pender penderita ita TB Paru Paru sangat sangat dipengaruh dipengaruhii oleh beberapa beberapa &aktor. &aktor. "alah satunya satunya adalah adalah peran P#2. P#2.

P#2 sangat sangat penting penting

untuk untuk mendamping mendampingii penderita penderita agar diapai hasil pengobatan pengobatan yang optimal (*ep4es' !!!). !!!). 4olaborasi petugas kesehatan dengan keluarga yang ditunjuk untuk mendampingi ketika  penderita minum obat' juga &aktor yang perlu dievaluasi untuk menentukan tingkat keberhasilannya.3

ILMU PENYAKIT DALAM

Page 1

 TB Putus Berobat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. DEFINISI

Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (#yobaterium Tuberulosis). "ebagian besar kuman TB menyerang paru' tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. ''3' Putus berobat (de&ault) menurut *epkes 5% (!!6) adalah pasien yang telah berobat dan putus berobat  bulan atau lebih dengan BTA positi&.  "eara de&inisi TB paru putus berobat adalah penderita TB paru yang sedang menjalani pengobatan telah menghentikan pengobatan 2AT selama &ase intensi& atau &ase lanjutan sesuai jad7al yang ditentukan dan belum dinyatakan sembuh oleh dokter yang mengobatinya. Penderita yang menghentikan pengobatannya 8  minggu pengobatan 2AT dapat dilanjutkan sesuai jad7al.' Penderita menghentikan pengobatannya 9  minggu :  a) Berobat 9  bulan' BTA negati& dan klinis' radiologis negati& 2AT "T2P  b) Berobat 9  bulan' BTA positi& : pengobatan dimulai dari a7al dengan paduan obat yang lebih kuat dan jangka 7aktu pengobatan yang lebih lama. ) Berobat 8  bulan' BTA positi& : pengobatan dimulai dari a7al dengan paduan obat yang sama. d) Berobat 8  bulan' berhenti berobat ;  bulan' BTA negati&' akan tetapi klinis dan radiologis positi& : pengobatan dimulai dari a7al dengan paduan obat yang sama. e) Berobat 8  bulan' BTA negati&' berhenti berobat  <  minggu pengobatan dilanjutkan kembali sesuai jad7al.

2. KLASIFIKASI TUBERKULOSIS

ILMU PENYAKIT DALAM

Page 2

 TB Putus Berobat A. Tuberkulosis Paru Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan paru' tidak termasuk   pleura (selaput paru).3' Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak' TB Paru dapat dibagi dalam : a) TB Paru BTA Positi&. "ekurang-kurangnya  dari 3 spesimen dahak "P" ("e7aktu Pagi "e7aktu) • •

hasilnya BTA positi&.  spesimen dahak "P" hasilnya BTA positi& dan &oto rontgen dada menunjukkan

gambaran TB paru akti&.  b) TB Paru BTA negati&  Pemeriksaan 3 spesimen dahak "P" hasilnya BTA negati& dan &oto rontgen dada menunjukkan gambaran TB akti&. TB Paru BTA negati&

rontgen positi& dibagi berdasarkan tingkat keparahan

 penyakitnya' yaitu berat dan ringan. Bentuk berat bila gambaran &oto rontgen dada memperlihatkan gambaran kerusakan paru yang luas (misalnya proses =&ar advaned> atau milier ) dan?atau keadaan umum penderita buruk. 3'

B. Tuberkulosis Ekstra Paru TB yang menyerang organ tubuh lain selain paru' misalnya pleura' selaput otak' selaput jantung (Periardium)' kelenjar lim&e' tulang' persendian' kulit' usus' ginjal' saluran kening' alat kelamin' dan lain-lain. TB Ekstra Paru dibagi berdasarkan tingkat keparahan  penyakitnya' yaitu: 3' a) TB Ekstra Paru 5ingan #isalnya : TB kelenjar lim&e' pleuritis eksudati&a unilateral' tulang (keuali tulang belakang' sendi' dan kelenjar adrenal.  b) TB Ekstra Paru Berat

ILMU PENYAKIT DALAM

Page 3

 TB Putus Berobat #isalnya : #eningitis' milier' perikarditis' peritonitis' pleuritis eksudativa duple@' TB tulang  belakang' TB usus' TB saluran 4ening dan alat kelamin.

3. EPIDEMIOLOGI

Tuberkulosis merupakan masalah yang timbul tidak hanya di negara berkembang' tetapi juga di negara maju. Tuberkulosis tetap merupakan salah satu penyebab tingginya angka morbiditas dan mortalitas' baik di negara berkembang maupun di egara maju. Ada tiga hal yang mempengaruhi epidemiologi TB setelah tahun //!' yaitu perubahan strategi  pengendalian' in&eksi 1%' dan pertumbuhan populasi yang epat. '3 0alaupun Pengobatan TB yang e&ekti& sudah tersedia tapi saat ini TB masih tetap menjadi problem kesehatan dunia

yang

utama. Pada

bulan

#aret

//3

012

mendeklarasikan TB sebagai global health emergeny. TB dianggap sebagai masalah kesehatan dunia yang penting karena lebih kurang ?3 penduduk dunia terin&eksi oleh mikobakterium TB. Pada tahun //C ada 3.6.! kasus TB yang teratat diseluruh dunia. "ebagai besar dari kasus TB ini (/,) dan kematiannya (/C,) terjadi dinegara-negra yang sedang berkembang. %ndonesia adalah negeri dengan prevalensi TB ke-3 tertinggi di dunia setelah $hina dan %ndia. '3

4. ETIOLOGI

Penyebab Tuberkulosis adalah #yobaterium tuberkulosis' kuman berbentuk batang dengan ukuran panjang - mikrometer dan tebal !'3-!'6 mikrometer. #yobaterium tuberkulosis ditemukan pertama kali oleh 5obert 4oh pada tahun CC. "ebagian besar  kuman terdiri atas asam lemak (lipid) yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam sehingga disebut Basil Than Asam (BTA). *an ia juga lebih tahan terhadap gangguan kimia dan &isis. 4uman dapat tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat tahan bertahun-tahun dalam lemari es). 1al ini terjadi karena kuman berada dalam keadaan dormant. *ari si&at dormant ini kuman dapat bangkit kembali dan menjadi tuberkulosis akti&  lagi.3'

ILMU PENYAKIT DALAM

Page 4

 TB Putus Berobat *iperkirakan Tuberkulosis #ilier yang terjadi pada orang de7asa merupakan komplikasi in&eksi primer atau TB primer dan TB kronis atau TB post primer.

5. PATOFISIOLOGI

Tuberkulosis Primer  Tuberkulosis primer terjadi setelah seseorang menginhalasi mikobaaterium tuberulosis. Banyaknya basil tahan asam dan daya tahan tubuh sangat menentukan perjalanan penyakit selanjutnya. Pada kebanyakan kasus' respon imun tubuh dapat menghentikan multiplikasi kuman' sebagian keil kuman menjadi dorman. Pada penderita dengan daya tahan tubuh yang  buruk' respon imun tidak dapat menghentikan multiplikasi kuman sehingga akan menjadi sakit pada beberapa bulan kemudian. '3' Tuberkulosis Post primer  Terjadi setelah peride laten (beberapa bulan?tahun) setelah in&eksi primer. *apat terjadi karena reakti&asi dan rein&eksi. 5eakti&asi terjadi akibat kuman dorman yang berada pada  jaringan selama beberapa bulan?tahun setelah in&eksi primer' mengalami multiplikasi. 4arakteristik TB post primer adalah adanya kerusakan paru yang luas dengan kavitas' hapusan dahak BTA positi&' pada lobus atas' umumnya tidak terdapat lim&adenopati intratoraks.'3' ILMU PENYAKIT DALAM

Page 5

 TB Putus Berobat

6. CARA PENULARAN

"umber penularan adalah penderita TB$ BTA positi&. Pada 7aktu batuk atau bersin' penderita menyebarkan kuman ke udara dalam  bentukdroplet (perikan dahak). *roplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara  pada suhu kamar selama beberapa jam. 2rang dapat ter tular bila droplet itu terhirup ke dalam saluran pernapasan.'3' *aya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. #akin tinggi derajat positi& hasil pemeriksaan dahak' makin menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak negati& (tidak terlihat kuman)' maka  penderita itu dianggap tidak menular. '3' 4emungkinan seseorang terin&eksi TB$ ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut. '3

7. GEJALA KLINIS

) Dejala umum

ILMU PENYAKIT DALAM

Page 6

 TB Putus Berobat Batuk terus-menerus dan berdahak selama tiga minggu atau lebih. 3'' ) Dejala lain' yang sering dijumpai : 3'' a)  b) ) d)

*ahak berampur darah Batuk darah "esak na&as dan rasa nyeri dada Badan lemah' na&su makan menurun'berat badan turun' malaise'berkeringat malam 7alaupun tanpa kegiatan'demam meriang lebih dari sebulan.

8. DIAGNOSA

*iagnosis TB paru dapat ditegakkan dengan ditemukannya BTA pada pemeriksaan dahak seara mikroskopis. 1asil pemeriksaan dinyatakan positi& apabila sedikitnya dua dari tiga spesimen "P" < BTA hasilnya positi&. 3 Bila hanya  spesimen yang positi& perlu diadakan pemeriksaan lebih lanjut yaitu &oto 5ontgen dada atau pemeriksaan dahak "P" ulangan. 3 •

kalau hasil rontgen mendukung TB' maka penderita didiagnosis sebagai



 penderita TB BTA positi&. 4alau hasil rontgen tidak mendukung TB' maka pemeriksaan dahak "P" diulangi lagi.

Apabila &asilitas memungkinkan' maka dapat dilakukan pemeriksaan lain yaitu  pemeriksaan biakan. Bila ketiga spesimen dahak hasilnya negati&' diberikan antibiotik spektrum luas (misalnya kotrimoksaol atau amoksisilin) selama  <  minggu. Bila tidak ada perubahan' namun gejala klinis tetap menurigakan TB' ulangi pemeriksaan dahak "P".3 • •

4alau hasil "P" positi&' didiagnosis sebagai penderita TB BTA positi&. 4alau hasil "P" tetap negati&' lakukan pemeriksaan &oto rontgen dada' untuk  mendukung diagnosa TB.

ILMU PENYAKIT DALAM

Page 7

 TB Putus Berobat Bila hasil rontgen mendukung TB' didiagnosis sebagai penderita TB BTA negati&' rontgen positi&. Bila hasil rontgen tidak mendukung TB' penderita tersebut bukan Penderita TB.3

9. PEMERIKSAAN PENUNJANG A. Pemeriksaan Bakteriologis

Pemeriksaan bakteriologis untuk menemukan kuman TB mempunyai arti yang sangat  penting dalam menegakkan diagnosis. Bahan untuk pemeriksaan bakteriologis ini dapat  berasal dari dahak' airan pleura' bilasan bronkus' liFuor erebrospinal' bilasan lambung' kurasan bronkoalveolar' urin' &aees' dan jaringan biopsi. Pada pemeriksaan bakteriologis yang menggunakan sputum' ara pengambilannya terdiri dari 3 kali: se7aktu (pada saat kunjungan)' pagi (keesokan harinya)' dan se7aktu (pada saat mengantarkan dahak pagi). ' Ada beberapa tipe interpretasi pemeriksaan mikroskopis' 012 merekomendasikan  pembaaan dengan skala %GATH* (%nternational Gnion Againts Tuberulosis and Hung *isease) : • •

• • •

Tidak ditemukan BTA dalam !! lapangan pandang' disebut negati&  *itemukan  < / BTA dalam !! lapangan pandang' ditulis jumlah kuman yang ditemukan *itemukan ! < // BTA dalam !! lapangan pandang' disebut I (I) *itemukan  < ! BTA dalam  lapangan pandang' disebut II (I) *itemukan ; ! BTA dalam  lapangan pandang' disebut III (I3)'!''

B. Pemeriksaan 5adiologis Pemeriksaan standar adalah &oto toraks PA. Pemeriksaan lain atas indikasi &oto lateral' top-lordotik' oblik' $T-"an. Pada pemeriksaan &oto toraks' TB dapat memberikan gambaran  bermaam-maam bentuk (multi&orm). Dambaran radiologis yang diurigai sebagai lesi TB akti& : adanya bayangan bera7an? nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas  paru dan segmen superior lobus ba7ahJ kaviti' terutama lebih dari satu' dikelilingi oleh  bayangan opak bera7an atau nodularJ bayangan berak milierJ e&usi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang). Dambaran radiologis yang diurigai lesi TB inakti& berupa : &ibrosis' kalsi&ikasi' "h7arte atau penebalan pleura. Huluh paru apabila terjadi kerusakan ILMU PENYAKIT DALAM

Page 8

 TB Putus Berobat  jaringan paru yang berat' sulit untuk menilai lesi hanya berdasarkan gambaran radiologis sehingga perlu pemeriksaan bakteriologis untuk memastikan aki&itas penyakit. ' $. Pemeriksaan 4husus Ada beberapa tehnik baru yang dapat mendeteksi kuman TB' seperti : BA$TE$ : dengan metode radiometrik' dimana $2 yang dihasilkan dari metabolisme asam lemak  #yobaterium tuberulosis dideteksi gro7th inde@nya. Polymerase hain reation (P$5) : dengan ara mendeteksi *A dari #yobaterium tuberulosis. pemeriksaan serologis : EH%"A' %$T' #yodot' dan PAP. 

1. FAKTOR !ANG MEMPENGARUHI PUTUS BEROBAT PADA PASIEN TUBERKULOSIS A. Gmur  

Gmur penderita dapat mempengaruhi kerja dan e&ek obat karena metabolisme obat dan &ungsi ginjal kurang e&isien pada orang tua dan bayi yang sangat muda' sehingga menimbulkan e&ek lebih kuat dan lebih panjang pada kedua kelompok umur tersebut. Kungsi ginjal akan menurun sejak umur ! tahun' dan pada umur ! tahun menurun , dan pada umur  tahun menurun !,. ' "eringkali penderita usia tua membutuhkan banyak obat karena mepunyai beberapa  penyakit menahun' sehingga mungkin dapat terjadi interaksi obat atau e&ek sumasi. Pemberian 2AT pada usia tua lebih berisiko terjadinya gejala samping' sehingga dapat terjadi  penghentian pengobatan.

B. +enis 4elamin Penyakit TB enderung lebih tinggi pada jenis kelamin laki-laki dibandingkan  perempuan.

#enurut penelitian $hee dalam "ujana (!!/)' menyatakan bah7a de&ault

 banyak terjadi pada jenis kelamin laki-laki 36 (C'C,) daripada jenis kelamin perempuan C (C',)' sedangkan hasil studi vree dkk (!!) menemukan bah7a karekteristik de&ault

ILMU PENYAKIT DALAM

Page 

 TB Putus Berobat  penderita tuberkulosis banyak terjadi pada jenis kelamin laki- laki 6 (,) dibanding jenis kelamin perempuan 3 (,) ' $. +enis Pekerjaan "alah satu model pendekatan mempengaruhi tindakan berobat adalah status sosial. Pendekatan ini bertumpu pada asusmsi bah7a seseorang yang mempunyai latar belakang tertentu misalnya bekerja atau tidak bekerja memiliki pandangan tersendiri terhadap  pengobatan (Pur7anto' !!). Penelitian di %ndia menemukan bah7a de&ault banyak terjadi  pada penderita yang bekerja dibandingkan yang tidak bekerja. ' *. Pendididkan  bah7a pendidikan mempengaruhi ketuntasan atau kesuksesan pengobatan penderita. "emakin tinggi tingkat pendidikan penderita' maka akan semakin baik penerimaan in&ormasi tentang  pengobatan dan penyakitnya sehingga akan semakin tuntas proses pengobatan dan  penyembuhannya.' E. Penga7as #inum 2bat (P#2) "alah satu komponen *2T" adalah pengobatan paduan 2AT jangka pendek dengan  penga7asan langsung. Gntuk Putus pengobatan diperlukan seorang P#2. ' Persyaratan P#2 ) "eorang yang dikenal' diperaya dan disetujui' baik oleh petugas kesehatan maupun penderita' selain itu harus disegani dan dihormati oleh penderita ) "eseorang yang tinggal dekat dengan penderita 3) Bersedia membantu penderita dengan sukarela ) Bersedia dilatih atau mendapat penyuluhan bersama-sama dengan penderita Tugas seorang P#2 ) #enga7asi penderita agar menelan obat seara teratur sampai selesai pengobatan. ) #emberi dorongan kepada penderita agar mau berobat teratur. 3) #engingatkan penderita untuk periksa ulang dahak pada 7aktu- 7aktu yang telah ditentukan. ) #emberi penyuluhan kepada anggota keluarga penderita TB yang mempunyai gejala yang tersangka TB untuk segera memeriksakan diri kepada petugas kesehatan. ' ILMU PENYAKIT DALAM

Page 1!

 TB Putus Berobat K. E&ek "amping 2bat 0alaupun sebagian besar anti Tuberkulosis dapat diterima dalam terapi' semuanya mempunyai e&ek toksis potensial. 4esalahan yang banyak dilakukan oleh dokter ialah kegagalan mengenali e&ek toksik seara epat. ' Pemakaian obat anti tuberkulosis (2AT) dapat menimbulkan berbagai maam e&ek  samping. "alah satu e&ek samping yang ukup serius adalah e&ek hepatotoksik. D. "tatus Dii (Berat Badan) 1ubungan antara gii yang kurang atau berat badan yang rendah dalam ketidaktuntasan pengobatan yang dianjurkan' seperti kemiskinan yang mempengaruhi status

kesehatan'

menyebabkan

ketidakmampuan

pasien

untuk datang ke klinik 

 pengobatan.' 1. Tipe Pasien #enurut "uherman (!!) bah7a pasien pindahan berpeluang sebesar ', dan  pasien baru sebesar /'C, untuk terjadi kegagalan pengobatan. *ari studi lang dilakukan santha (!!!) di %ndia' pada pasien baru yang mengalami putus berobat (de&ault) sebesar  , sedangkan pada pasien yang lama terjadi putus berobat sebesar /,.

1al ini

menunjukkan pasien yang lama mempunyai kemungkinan yang besar untuk terjadi putus  berobat dibandingkan pasien yang baru. '

%. Pelayanan 4esehatan 1ubungan yang saling mendukung antara pelayanan kesehatan dan penderita' serta keyakinan penderita terhadap pelayanan kesehatan yang signi&ikan merupakan &aktor-&aktor  yang penting bagi penderita untuk menyelesaikan pengobatannya. Pelayanan kesehatan mempunyai hubungan yang bermakna dengan keberhasilan pengobatan pada penderita TB. Pelayanan kesehatan mengandung dua dimensi' yakni () #enekankan aspek pemenuhan spesi&ikasi produk kesehatan atau standar teknis pelayanan kesehatan.

() #emperhatikan

 pres&ekti& pengguna pelayanan pelayanan yaitu sejauhmana pelayanan yang diberikan mampu memenuhi harapan dan kepuasan pasien. ' ILMU PENYAKIT DALAM

Page 11

 TB Putus Berobat

11. STRATEGI NASIONAL PROGRAM PENGENDALIAN TB NASIONAL "DOTS# A. Pengertian *2T"

*2T" (*iretly 2bserved Treatment "hortourse) pengertiannya adalah pengobatan  penyakit TB Paru seara jangka pendek dengan penga7asan ketat. Program *2T" adalah suatu rangkaian ? proses yang harus dilalui untuk menapai hasil pemberantasan yang e&ekti&  yaitu penyakit TB Paru bukan lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat di %ndonesia. '' B. 4uni Gtama *2T" Ada  kuni utama dalam strategi *2T" yaitu : '' a) 4omitmen politis dari para pengambil keputusan' termasuk dukungan dana  b) *iagnosis TB dengan pemeriksaan dahak seara mikroskopis ) Pengobatan dengan panduan 2AT (2bat Anti Tuberkulosis) jangka pendek  dengan penga7asan langsung oleh Penga7as #enelan 2bat (P#2). d) 4esinambungan persediaan 2AT jangka pendek untuk penderita. e) Penatatan dan pelaporan seara baku untuk memudahkan pemantauan dan evaluasi program penanggulangan TB.

$. Alasan Perlunya *2T" Ada berbagai alasan mengapa *2T" perlu diterapkan dalam pemberantasan danpenaggulangan TB Paru di %ndonesia antara lain: ''3 a) 4arena dengan *2T" dapat menjangkau?menemukan penderita' mendiagnosa  penderita dan mengobati serta mengikuti perkembangan seorang penderita dan mengobati serta mengikuti perkembangan seorang penderita sampai ia benar- benar  dinyatakan sembuh  b) *2T" bukan hanya ara terbaik untuk mengobati seorang penderita TB' tetapi *2T" adalah juga ara terbaik untuk memberantas penularan penyakit TB Paru yang terbaik. ) *2T" juga menjamin terhindarnya penderita dari kemungkinan terjadinya kekebalan obat dan terhindarnya masyarakat dari penyebaran kuman yang kebal obat.

ILMU PENYAKIT DALAM

Page 12

 TB Putus Berobat 12. PENATALAKSANAAN

"TA*A5 GTG4 P5D2BATA BE5*A"A54A %"T$ Pengobatan

untuk

penderita

tuberkulosis

tidak

hanya

menjadi

masalah

individu kesehatan' tapi juga merupakan masalah publik kesehatan. +adi' semua penyedia  pelayanan' publik dan s7asta' yang melakukan terapi ? pengobatan pada pasien TB' harus memiliki pengetahuan untuk meresepkan standar pengobatan dan sarana untuk menilai kepatuhan dan ketidakpatuhan pasien untuk memastikan pengobatannya selesai. Adapun standar untuk pengobatan TB adalah sebagai berikut : 

"tandar  "etiap praktisi yang mengobati pasien tuberkulosis mengemban tanggung ja7ab kesehatan masyarakat yang penting untuk menegah penularan in&eksi lebih lanjut dan terjadinya resistensi obat. Gntuk memenuhi tanggung ja7ab ini praktisi tidak hanya memberikan paduan obat yang tepat' tetapi juga meman&aatkan pelayanan kesehatan masyarakat lokal dan sarana lainnya' jika memungkinkan' untuk menilai kepatuhan pasien dan untuk mengatasi ketidakpatuhan bila terjadi.Pengobatan penderita TB bukan hanya maslah penyakit individu' jadi semua penyedia pelayanan'

publik

dan

s7asta'

yang

melakukan terapi ? pengobatan pada pasien TB' harus memiliki pengetahuan untuk  meresepkan standar pengobatan dan sarana untuk menilai kepatuhan dan ketidakpatuhan  pasien untuk memastikan pengobatannya selesai.

"tandar C "emua pasien (termasuk mereka dengan in&eksi 1%) yang belum pernah diobati harus diberi paduan obat yang disepakati seara internasional menggunakan obat  bioavailabilitas telah diketahui. Kase inisial harus terdiri dari  bulan isoniaid (%1)' ri&isin (5%K)' pirainamid (PLA)' dan etambutol (E#B). Kase lanjutan harus terdiri dari isoniaid dan ri&isin diberikan selama  bulan. *osis obat antituberkulosis yang digunakan harus sesuai dengan rekomendasi internasional. 4ombinasi dosis tetap (K*$) yang terdiri dari kombinasi  obat (isoniaid dan ri&isin)' 3 obat (isoniaid' ri&isin' dan pirainamid) dan  obat (isoniaid' ri&isin' pirainamid' dan etambutol) obat sangat direkomendasikan.

ILMU PENYAKIT DALAM

Page 13

 TB Putus Berobat "tandar / Gntuk

membina

dan

menilai

kepatuhan

(adherene)

kepada

pengobatan'

suatu pendekatan pemberian obat yang berpihak kepada pasien' berdasarkan kebutuhan  pasien dan rasa saling menghormati antara pasien dan penyelenggara kesehatan'seharusnya dikembangkan untuk semua pasien. Penga7asan dan dukungan harusnya berbasis individu dan harus meman&aatkan bermaam < maam intervensi yang direkomendasikan dan layanan  pendukung yang tersedia' termasuk konseling dan penyuluhan pasien. Element utama dalam strategi yang berpihak kepada pasien adalah penggunaan ara < ara menilai dan mengutamakan kepatuhan terhadap panduan obat dan menangani ketidakpatuhan' bila terjadi. $ara < ara ini seharusnya dibuat sesuai keadaan pasien dan dapat diterima oleh kedua belah pihak' yaitu pasien dan penyelenggara pelayanan. $ara < ara ini dapat menakup penga7asan langsung menelan obat (diretly obsreved therapy-*2T) serta identi&ikasi dan pelatihan bagi penga7as dan penelan obat (untuk TB dan'jika memungkinkan' untuk 1%) yang dapat diterima dan diperaya oleh pasien dan system kesehatan. %nseti& dan dukungan' termasuk dukungan keuangan untuk kepatuhan. Pendekatan yang dijelaskan dalam standar ini diranang untuk mendorong dan mem&asilitasi kemitraan positi& antara penyedia dan pasien' bekerja sama untuk meningkatkan kepatuhan. 4epatuhan

terhadap

pengobatan

adalah

&aktor

penting

dalam

menentukan

keberhasilan pengobatan.

"tandar ! 5espon terhadap terapi pada pasien TB paru harus dimonitor dengan pemeriksaan dahak mikroskopik berkala (dua spesimen) 7aktu &ase inisial berakhir ( bulan). +ika apus dahak positi& pada akhir &ase inisial' apus dahak harus diperiksa lagi setelah 3 bulan dan' jika  positi&' biakan dan uji resistensi terhadap isoniaid dan ri&isin harus dilakukan. Pada  pasien Tb ekstra paru dan pada anak' penilaian respons pengobatan terbaik adalah seara klinis. Pemantauan pasien dan penga7asan pengobatan adalah dua &ungsi yang terpisah. Pemantauan pasien digunakan untuk mengevaluasi respon terapi terhadap penyakit serta untuk mengetahui apakah ada e&ek samping obat yang mengganggu. *an untuk menilai respon pengobatan terhadap TB paru' metode yang paling epat adalah dengan pemeriksaan dahak mikroskopik' di mana kualitas laboratorium telah terjamin.  ILMU PENYAKIT DALAM

Page 14

 TB Putus Berobat "tandar  Penilaian

kemungkinan

resistensi

obat'

berdasarkan

ri7ayat

pengobatan

terdahulu' pajanan dengan sumber yang mungkin resisten obat' dan prevalensi resisten obat' dan prevalensi resistensi obat dalam masyarakat seharusnya dilakukan pada semua pasien yang sebelumnya pernah diobati. Pasien yang apus dahaknya tetap positi& setelah pengobatan 3 bulan selesai dan pasien gagal pengobatan' putus obat' atau kasus kambuh setelah  pengobatan harus selalu dinilai terhadap resistensi obat. Gntuk pasien dengan kemungkinan resisensi obat' biakan dn uji sensitivitas?resistensi obat setidaknya terhadap isoniaid dan ri&isin seharusnya dilaksankan segera untuk meminimalkan penularan. $ara < ara  pengontrolan in&eksi yang memadai seharusnya dilakukan. 

"tandar  Pasien yang menderita atau kemungkinan menderita TB yang disebabkan kuman resisten obat (khususnya #*5?M*5) seharusnya diobati dengan paduan obat khusus yang mengandung obat anti TB lini kedua. Paduan obat yang dpilih dapat distandarisasi tau sesuai  pola sensitiviti obat berdasarkan dugaan atau yang telah terbukti. Paling tidk harus digunakan  obat yang masih e&ekti&' termasuk obat suntik' harus diberikan paling tidak C bulan setelah konversi biakan. $ara< ara yang berpihak kepada pasien disyaratkan untuk memastikan kepatuhan pasien terhadap pengobatan.

4onsultasi

dengan

penyelenggara

pelayanan

yang berpengalaman dalam pengobatan pasien dengan #*5?M*5 TB harus dilakukan. 

"tandar 3 5ekaman tertulis tentang pengobatan yang diberikan' respons bakteriologis' dan e&ek  samping seharusnya disimpan untuk pasien.5ekam medik pasien adalah hal yang penting' karena untuk memberikan in&ormasi pengobatan jika pasien berpindah tempat' mengetahui ri7ayat pengobatan pasien (seperti #*5?M*5) dan e&ek samping obat yang diderita pasien. 

ILMU PENYAKIT DALAM

Page 15

 TB Putus Berobat

BAB III PENUTUP 1. KESIMPULAN

Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (#yobaterium Tuberulosis). "ebagian besar kuman TB menyerang paru' tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.Putus berobat (de&ault) menurut *epkes 5% (!!6) adalah  pasien yang telah berobat dan putus berobat  bulan atau lebih dengan BTA positi&. Penyebab Tuberkulosis adalah #yobaterium tuberkulosis' kuman berbentuk batang dengan ukuran panjang - mikrometer dan tebal !'3-!'6 mikrometer. #yobaterium tuberkulosis ditemukan pertama kali oleh 5obert 4oh pada tahun CC. "ebagian besar  kuman terdiri atas asam lemak (lipid) yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam sehingga disebut Basil Than Asam (BTA). Tujuan pengobatan tuberkulosis adalah untuk menyembuhkan penderita' menegah kematian' menegah relaps' menurunkan penularan kepada orang lain

dan menegah

terjadinya resistensi terhadap 2bat Anti TB (2AT). Gntuk itu diperlukan 2AT yang e&ekti&  dengan pengobatan jangka pendek. Pada TB putus obat diberikan pengobatan TB kategori %%. ILMU PENYAKIT DALAM

Page 16

 TB Putus Berobat

DAFTAR PUSTAKA

. Amran Al&riani.TB Putus Obat. Available from : http://www.tbputusobat.pdf.com . G"G.Tuberkulosis putus berobat. Available &rom : http:??777.tuberkulosisputusberobat.pd&.om 3. #aruli Ari&.TB Putus Obat. Available from : http://www.tbputusobat.scribd.com . 5ahajoe  astiti.!!C. Pedoman Nasional Tuberkulosis.+akarta:G44 5espirologi. 1al : 6-63 5" Amin Lulki&li.Tb Paru dalam . Buku Ajar lmu Pen!akit "alam #ilid  ."udoyo 0 Aru'dkk.!!.+akarta:K4 G%. 1al : /CC-//3

ILMU PENYAKIT DALAM

Page 17

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF