Tari Primitif
June 20, 2019 | Author: Nurmina Sarluf | Category: N/A
Short Description
Download Tari Primitif...
Description
Tari Primitif
Tari Primitif(sederhana) adalah tari yang berkembang diruang lingkup masyarakat primitif yang belum memiliki me miliki peradaban. Masa primitif adalah zaman prasejarah pr asejarah yaitu masa sebelum munculnya kerajaan sehingga belum mempunyai pemimpin secara formal. Masa primitif ini berkisar anatara tahun 20.000 SM – 400 400 M. Pada masa ini, dibagi dalam zaman batu dan zaman Logam (perunggu dan besi). Tarian pada zaman Batu, ada kemungkinan hanya diiringi dengan sorak sorai serta tepuk tangan, sedangkan pada zaman Logam ditemukan nekara yang nekara yang di sekelilingnya terdapat gambar penari dengan menggunakan hiasan bulu-bulu burung dan daun-daunan di kepalanya. Pada tarian primitif (sederhana), ciri yang paling menonjol adalah sifatnya yang magis dan sakral, karena pola hidup masyarakat masa itu cenderung percaya bahwa alam memiliki kekuatan yang bersifat magis. Masyarakat primitif belum mengenal keyakinan akan ajaran agama tapi mereka memiliki pemimpin yang dipercaya atau yang dianggap paling tertua(seperti dukun). Oleh karena itu, tari yang mereka me reka lakukan semata-mata hanya untuk kepentingan upacara. Tarian biasanya dilakukan dengan spontanitas, tak ada peraturan peraturan atau hukum-hukum yang seragam dan tertentu. Nekara yang ditemukan pada zaman Logam diperkirakan selain digunakan sebagai alat musik, juga dipukul (dimainkan) pada saat upacara keagamaan serta hanya digunakan untuk mengiringi tari-tarian tari-taria n persembahan yang bersifat magis dan sakral. Bentuk tari primitif relatif sederhana, menirukan gerakan hewan, menirukan gerakan alam dengan gerakan-gerakan tangan, didominasi kaki, gerakan kepala, bergerak melingkar mengelilingi api unggun sambil bersuara yang membangun ritmis dari penari dan diiringi musik perkutif yang sederhana, serta kekuatan yang luar biasa dalam mengekspresikan kehendaknya. Kesederhanaan kostum, gerak dan iringan menjadi lebih dominan bertujuan untuk pengungkapan ekspresi yang dilakukan berhubungan dengan permintaan yang dinginkan. Untuk lebih jelasnya ciri – ciri ciri tari primitif antara lain :, Gerak perulangan dan iringan sangat sederhana berupa hentakan kaki, tepukan tangan / simbol suara / gerak – gerak gerak saja yang dilakukan. Gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya misal nya menirukan gerak binatang karena berburu, proses inisiasi, kelahiran, perkawinan, panen. Instrumen sangat sederhana hanya dipukul secara tetap bahkan tanpa memperhatikan dinamiki Tata rias sederhana bahkan bisa berakulturasi dengan alam sekitar. Tari bersifat sakral karena untuk upacara keagamaan. Tarian primitif tumbuh dan berkembang pada masyarakat sejak zaman prasejarah yaitu zaman sebelum munculnya kerajaan sehingga belum mempunyai pemimpin secara formal. Kehidupan masyarakat masih bergerombol, berpindah – pindah pindah dan bercocok tanam. Tarian primitif dasar geraknya adalah maksud dan kehendak hati dan pernyataan kolektif. Atribut pakaian menggunakan bulu – buluan buluan dan daun – daunan. daunan. Formasi pada tarian primitif biasanya berbentuk lingkaran karena menggambar kekuatan. Contoh tari primitif tari bailita dan tari dayang modan.
Adapun fungsi dari tari pada masa primitif dapat kita lihat dari gerak-gerik tariannya sangat sederhana karena yang dipentingkan adalah keyakinan yang terletak di belakang tarian tersebut, contohnya tarian meminta hujan, tarian untuk mempengaruhi binatang buruan. Fungsi lainnya untuk upacara/ritual yng bersifat sakral/ magis. . Ada tiga jenis tari primitif, antara lain :
religius, adalah tari yang dipergunakan sebagai sarana upacara, misalnya tari pemujaan kepada roh, kesuburan. Tari dramatik adalah tarian yang menggambarkan peristiwa dalam kehidupan mereka, misalnya tari perang, tari percintaan. Tari imitatif adalah tarian yang diciptakan dengan meniru alam sekitarnya dan biasanya menirukan sesuatu yang sedang diburu; misalnya tari binatang.
Bila kita cermati tarian primitif pada saat ini tentunya tidak dapat lagi kita temukan, hanya bersisa jejak-jejak dari tarian/ budaya primitif itu sendiri. Beberapa kesenian Indonesia yang sampai saat ini masih hidup/berkembang dan mencerminkan keberlanjutan bentuk tarian primitif masih banyak kita saksikan, misalnya: Kesenian Barong dari Banyuwangi dan Bali, Tarian perang yang masih hidup dalam berbagai kepulauan di Indonesia, Tarian minta hujan, dan sebagainya. Sedangkan yang masih merupakan ungkapan kehidupan rakyat yang pada umumnya merupakan tari gembira atau tarian pergaulan/sosial misalnya tari joged.
Tarian Rakyat TARIAN RAKYAT
Tari adalah gerak tubuh secara berirama yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud, dan pikiran. Bunyi-bunyian yang disebut musik pengiring tari mengatur gerakan penari dan memperkuat maksud yang ingin disampaikan. Gerakan tari berbeda dari gerakan sehari-hari seperti berlari, berjalan, atau bersenam. Menurut jenisnya, tari digolongkan menjadi tari rakyat, tari klasik , dan tari kreasi baru. Seorang ahli sejarah dan musik Jerman bernama C.Sachs telah memberikan definisi seni tari sebagai gerakan yang berirama. Seni tari adalah pengucapan jiwa manusia melalui gerak-gerik berirama yang indah. Dalam kebudayaan melayu terdapat berbagai-bagai jenis tarian. Ada tarian asli ataupun tarian yang telah dipengaruhi oleh unsur-unsur modern. Tari adalah gerak yang ritmis. Definisi yang singkat itu dikemukakan oleh Curt Sachs, seorang ahli sejarah dan musik dari J erman dalam bukunya Word history of the dance. Menurut Corrie Hartong, seorang dari Belanda dalam bukunya yang berjudul Danskunst , mengemukakan bahwa tari adalah gerak-gerak yang diberi bentuk dan ritmis dari badan di dalam ruang. Dalam buku Dance Komposition yang ditulis oleh La Men dikatakan bahwa tari adalah ekspresi subjektif yang diberi bentuk objektif.
B.P.A. Soerjodiningrat, seorang ahli tari Jawa dalam Babad Lan Mekaring Djoged Jawimengatakan bahwa tari adalah gerak-gerak dari seluruh anggota tubuh atau badan yang selaras dengan bunyi music (gamelan), diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan didalam tari. Dalam buku Djawa dan Bali: Dua pusat Perkembangan Drama Tari Tradisionil di Indonesia,Soedarsono mengemukakan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dengan gerak-gerak ritmis yang indah. Dari definisi-definisi di atas dapt disimpulkan bahwa tari adalah bentuk gerak yang indah, lahir dari tubuh yang bergerak, berirama dan berjiwa sesuai dengan maksud dan tujuan tari. Dari beberapa rumusan itu, bila dianalisis akan ditemukan beberapa aspek dari pengertian tari yaitu: bentuk, gerak, tubuh, irama, jiwa, maksud dan tujuan tari. Tari memiliki fungsi-fungsi tertentu dalam kehidupan manusia, diantaranya adalah tari sebagai hiburan, seni pertunjukan, media pendidikan. Tari juga memiliki tujuan-tujuan tertentu, adapun tujuan-tujuannya dapat digolongkan menjadi lima, yaitu tarian rakyat, tarian social, tarian etnis, tarian spektakuler, dan tari sebagai ekspresi seni. Dalam pembahasan ini yang menjadi objek penelitian adalah tarian rakyat. Tarian rakyat maksudnya adalah tari yang hidup, tumbuh dan berkembang di kalangan rakyat kebanyakan. Pada zaman feodal perkembangan tari terjadi pada dua lingkungan, yaitu lingkungan istana dan lingkungan rakyat. Kedua lingkungan itu, masing-masing mempunyai bentuk dan corak yang khas, selaras dengan struktur social kehidupannya. Menurut lingkungan istana sebagai kaum yang memiliki kekuasaan sering mengalami mengklaim bahwa tari istana memiliki bobot nilai artistik lebih tinggi dari rakyat. Sementara itu, pada dasarnya bentuk dan tujuan tarian rakyat mencerminkan berbagai kepentingan yang ada pada lingkungannya, seperti pada saat usai panen padi, tari tayub sebagai symbol kesuburan selalu hadir dalam pesta syukuran kepada dewi padi. Ciri-ciri tarian rakyat antara lain adalah bentuknya yang tradisional merupakan ekspresi kerakyatan, biasanya pengembangan dari tarian primitif bersifat komunal (kebersamaan), geraknya serta pola lantai masih sederhana dan sering diulang-ulang. Contohnya, tari kuda kepang atau jathilan, rodat (Jawa Tengah), topeng babakan, angklung, sintren, ronggeng (Jawa Barat).
Pengertian tarian klasik Tarian klasik adalah bentuk tarian yang tergolong kuno atau jenis-jenis adat/tradisi/budaya yang masih terbelakang dalam bentuk perlengkapan, alat musik pengiringnya, busana, dan lain-lain. Dan dalam perkembangannya saat ini seni tari klasik dilestarikan dengan bentuk pola yang tetap tiap-tiap daerah dan menjadi ciri khas tarian daerah tersebut. Beberapa yang menjadi ciri khas jenis tari klasik yaitu: 1. Pelaksanaannya tertib
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Tuntutan nilai-nilai tradisi Kekokohan tradisi Berbobot dan artistik Penggarapannya cermat Kedalaman makna dan isi Pembudayaan yang mantap Bentuk yang stabil atau monoton.
Perhatikan beberapa gambar tehnik tari klasik yang mengarah pada kesempurnaan dan kemurnian sikap maupun gerak, sebak tehnik merupakan ketentuan yang harus dilaksanakan tanpa perubahan juga mengarah pada kesempurnaan dan kemurnian. Tehnik tersebut adalah sebagai berikut: 1. Sikap tubuh: dada melebar, tulang rusuk terangkat, tulang belakang melurus, tulang berikat merata, perut dikesampingkan. 2. Sikap kaki berdiri paha melemah, telapak kaki hampir segaris membuka, jarak antara tumit adalah dua kali lebar telapak kaki, jari kaki tegak ke atas. 3. Pandangan mata: mata tetap ke arah depan mata tidak pernah bergerak ke samping dan ke atas, gerakan mata bersamaan dengan gerakan kepala (menoleh). 4. Pernapasan: penari harus bernapas dengan dada, agar perut tetap dalam keadaan kempis, agar ikat pinggang tidak mengendor. 5. Angkatan kaki: kaki selalu diangkat dalam posisi horizontal, jika kaki melurus maka telapak kaki merupakan kelanjutannya, dan ujung jari tetap ke atas, jika kaki ditekuk maka tekukannya membentuk sudut 90 derajat. 6. Tehnik tari dihubungkan dengan kesusilaan, di antaranya yaitu: untuk putri, angkatan kaki rendah dan putra tinggi, maksimum setinggi pertengahan betis dan tetap horizontal. This matter of training oneself not to go with the crowd but to be able to zig when the crowd zags, in my opinion, is one of the most important fundamentals of investment success. Philip Fisher
Tari Kreasi Baru Posted on Agustus 6, 2012 by ilmaka
Standar Tari kreasi baru adalah tari-tari klasik yang dikembangkan sesuai dengan perkembangan jaman dan diberi nafas Indonesia baru. Contoh tari kreasi baru adalah karya-karya dari Bagong Kusudiarjo dari padepokan Bagong Kusudiarjo dan Untung dari sanggar kembang sore dari Yogyakarta. Contohnya adalah : Tari Kupu-Kupu; Tari Merak; Tari Roro Ngigel; Tari Ongkek Manis; Tari Manipuri; Tari Roro Wilis,dll Tari Kreasi Baru dan Tari Modern Tari kreasi baru adalah tari-tariklasik yamg dikembangkan sesuai dengan perkembangan jaman dan diberi nafas Indonesia baru. Contoh tari kreasi baru adalah karya-karya dari Bagong Kusudiarjo dari padepokan Bagong Kusudiarjo dan Untung dari sanggar kembang sore dari Yogyakarta. § Contohnya adalah : • Tari Kupu-Kupu • Tari Merak • Tari Roro Ngigel • Tari Ongkek Manis • Tari Manipuri • Tari Roro Wilis,dll
2. Tari Kreasi Tari kreasi adalah suatu bentuk garapan/karya tari setelahnya bentuk-bentuk tari tradisi hidup berkembang cukup
lama di masyarakat. Bentuk tarian ini bermunculan sebagai ungkapan rasa bebas, mulai ada gejalanya setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945. Kebebasan ini mendorong pula kreativitas para seniman tari, setelahnya melihat/merasakan ada perubahan jaman dalam kehidupan masyarakatnya dan menjadikan motivasi untuk membuat karya-karya baru memenuhi kebutuhan zamannya Pada garis besarnya tari kreasi dibedakan menjadi dua golongan yaitu: a. Tari Kreasi Baru Berpolakan Tradisi Yaitu tari kreasi yang garapannya dilandasi oleh kaidah-kaidah tari tradisi, baik dalam koreografi, musik/karawitan, rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya. Walaupun ada pengembangan tidak menghilangkan esensiketradisiannya. b. Tari Kreasi Baru Tidak Berpolakan Tradisi (Non Tradisi) Tari Kreasi yang garapannya melepaskan diri dari pola-pola tradisi baik dalam hal koreografi, musik, rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya. Walaupun tarian ini tidak menggunakan pola-pola tradisi, tidak berarti sama sekali tidak menggunakan unsur-unsur tari tradisi, mungkin saja masih menggunakannya tergantung pada konsep gagasan penggarapnya. Tarian ini disebut juga tari modern, yang istilahnya berasal dari kata Latin “modo” yang berarti baru saja.
View more...
Comments