Tantangan Profesi Akuntan Global
May 11, 2019 | Author: catherine | Category: N/A
Short Description
tantangan profesi akuntan global...
Description
TANTANGAN PROFESI AKUNTAN GLOBAL
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi system informasi dan komunikasi, telah ikut mendorong perkembangan ekonomi menuju penyatuan system ekonomi global. Kesatuan aktivitas perekonomian ini terlihat jelas pada aktivitas bursa saha m dan perdagangan valuta asing. Berbagai kesepakatan dan kerjasama politik yang dicapai oleh para pemimpin Negara-negara di dunia, antara lain perjanjian ASEAN, APEC, Uni Eropa European (European Union EU), EU), dan terakhir perjanjian WTO, makin mendorong kearah penyatuan system ekonomi dunia. Sayangnya, aktivitas bisnis perusahaan-perusahaan, khususnya perusahaan-perusahaan multinasional yang telah bergerak dimancanegara, masih menyisakan persoalan dibidang profesi audit dan akuntansi. Saat ini sedikitnya ada dua persoalan dibidang audit yang belum dapat mendukung kearah kesatuan ekonomi: 1. Setiap Negara masih mempunyai prinsip akuntansi dan standart audit sendiri-sendiri, yang terkadang berbeda antara Negara satu dengan Negara lainnya. Banyak Negara yang mewajibkan agar setiap perusahaan yang beroperasi di wilayahnya menyusun laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku dinegaranya masing-masing. 2. Profesi akuntan di dunia belum sepenuhnya serius dalam mengembangkan standar perilaku etis profesi akuntansi. Pada abad ke 20, dapat dikatakan ada tiga aliran akuntansi dan audit yang dominan diterapkan oleh perusahaan atau organisasi, yaitu: a) System Anglo-Saxon yang dimotori oleh AS b) System Kontinental yang berlaku di Belanda, Jerman dan beberapa negara Eropa c) System yang berlaku di inggris dan Negara-negara persemakmuran. Peredaan system dan prinsip akuntansi serta audit ini tentu saja menyulitkan perusahaan perusahaan multinasional, perusahaan-perusahaan yang telah beroperasi melewati wilayah negaranya. Belum lagi jika suatu entitas perusaha an ingin Go Public disuatu Negara, maka setiap pengatur dinegara tersebut mengharuskan perusahaannya untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku dinegara peratur tersebut. Memasuki abad ke-21 profesi akuntan di dunia tercoreng oleh berbagai skandal dibidang akuntansi dan audit yang sangat merusak citra profesi akuntan itu sendiri. Organisasi profesi akuntan mulai menyadari pentingnya upaya penegakan dan pengembangan standar kode etik profesi yang lebih ketat. Walaupun agak tertinggal, para akuntan di dunia tidak tinggal diam dalam menghadapi persoalan tersebut. Organisasi IAI sebagai wadah profesi akuntan di Indonesia telah merintis berbagai kerjasama dengan beberapa organisasi profesi akuntan dinegara-negara ASEAN dan Australia dalam upaya mempersempit perbedaan yang ada, baik yang menyangkut standar teknis maupun standar perilaku. Ditingkat dunia, mulai terbentuk badan atau lembaga seperti Internasional seperti Internasional Accounting Standard Board (IASB) dan Internasional dan Internasional Federation of Accounting (IFAC). Kedua
lembaga ini tidak hanya saja peduli dengan upaya-upaya untuk melakuk an harmonisasi prinsip atau standar audit dan akuntansi diseluruh dunia, tetapi juga mulai mengembangkan standar/kode etik profesi akuntan global dalam upaa mendukung aktivitas perekonomian global. Pihak-pihak atau lembaga yang selama ini berkaitan lansung dengan profesi akuntansi, antara lain: a) Pemerintah dan lembaga legistlatif melalui peraturan dan perundang-undangan b) Badan pengatur/otoritas pasar modal (Bapepam LK, BEI, SEC, NYSE, dan lain-lain) c) Organisasi profesi akuntansi dimasing-masing Negara (IAI, IAPI, AICPA, AAA, CICA, IMA dan lain-lain) d) Badan/organisasi mandiri internasional (IFAC dan IASB) e) Para pemakain/pengguna laporan keuangan dan sebagainya. Sejalan dengan perkembangan ekonomi global dan dalam rangka mengantisipasi keberadaan profesi akuntan bertaraf internasional, maka dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, organisasi IAI telah sepakat untuk mengadopsi standar audit, akuntansi, dank ode etik internasional yang dikeluarkan oleh IFAC.
KODE ETIK PROFESI AKUNTANSI DI AS
Sebagaimana dikatakan oleh Duska dan Duska (2005), sedikitnya ada enam manfaat dari kode etik profesi, yaitu: 1. Dapat memberikan motivasi melalui penggunaan tekanan dari rekan sejawat (peer pressure) 2. Dapat memberikan pedoman yang lebih stabil tentang benar atau salah daripada mengandalkam kepribadian manusiawi atau keputusan yang selalu bersifat ad hoc 3. Dapat memberikan tuntunan, terutama dalam menghadapi situasi yang abu-abu 4. Kode etik tidak saja dapat menuntun prilaku karyawan, namun dapat juga mwngawasi kekuasaan otokrasi atasan. 5. Kode etik dapat merinci tanggung jawab social perusahaan itu sendiri. 6. Kode etik sebenarnya untuk kepentingan bisnis itu sendiri, kalau bisnis tidak mau mengawasi perilaku dirinya sendiri, maka pihak lain yang akan bertindak mengawasinya. Ada dua organisasi profesi akuntansi yang berpengaruh di AS yang telah memberikan kontribuasi bagi penyusunan kode etik profesi akuntan, yaitu American Institute of Certified Public Accountants(AICPA) dan Institute of Management Accountants (IMA). Kode etik AICPA lebih ditunjukan untuk para akuntan yang berpraktik pada kantor akuntan public, sedangkan IMA lebih diperuntukan bagi akuntan menejemen di suatu organisasi atau perusahaan. Pada bab ini secara khusus akan di bahas mengenai kode etik AICPA yang terdiri dari dua bagian yaitu : berisi prinsip-prinsip etika dan kedua yaitu aturan etika.
Pada tabel 8.1 diberikan ringkasan prinsip-prinsip dan aturan etika yang berlaku bagi anggota organisasi AICPA Tabel 8.1 Ringkasan Prinsip-Prinsip dan Aturan Etika AICPA 1. Tanggung jawab: Dalam menjalankan tanggung jawab sebagai seorang professional harus menjalankan pertimbangan moral dan professional secara sensitive. 2. Kepentingan Publik: Anggota harus menerima kewajiban mereka untuk bertindak sedemikian rupa demi melayani kepentingan public. 3. Intergritas: Untuk memelihara dan memperluas keyakinan public. 4. Objektivitas dan Independensi: Seorang anggota h arus memelihara objektivitas dan bebas dari konflik kepentingan dalam menunaikan tanggung jawab professional. 5. Kehati-hatian (due care): seorang anggota harus selalu mengikuti standar-standar etika dan teknis profesi, terdorong untuk secara terus-menerus mengembangkan kompetisi dan kualitas jasa, dan menunaikan tanggung jawab professional sampai tingkat tertinggi kemampuan anggota yang bersangkutan. 6. Ruang lingkup dan sifat jasa: seorang anggota dalam praktik public harus mengikuti prinsip-prinsip kode perilaku professional dalam menetapkan ruang lingkup dan sifat jasa yang diberikan. Aturan Etika 101 Indenpendensi
Interpretasi/Isu penting yang dicakup:
102 Integritas dan Objektivitas
201 Standar Umum
202 Kesesuaian dengan Standar
203 Prinsip Akuntansi
301 Informasi Klien Rahasia
Akan dipengaruhi oleh beragam transaksi, hubungan, dan kepengtingan, termasuk: kepentingan finansial yang material dan langsung, pelaksanaan jasa nonatestasi tertentu, investasi bersama, pinjaman, hubungan keluarga, jabatan resmi dan ancaman litigasi.
Tidak ada konflik kepentingan Tidak salah saji pelaporan ketentuan untuk menghindari subordinasi penilaian. Kompetisi professional Kehati-hatian professional Perencanaan dan supervise Data relevan yang memadai Keharusan jika jasa meliputi auditing, review, kompilasi, konsultasi manajemen, perpajakan, atau jasa professional lainnya. Tidak ada penyimpangan dari prinsip-prinsip akuntansi berterima umum, bila penyajiannya menimbulkan salah pengertian, maka harus dinyatakan mengapa diperlukan penyimpangan dan apa pengaruhnya Tidak boleh diungkap tanpa persetujuan, kecuali untuk perkara pengadilan atau CPA proceeding. Tidak boleh digunakan untuk kepentingan pribadi
302 Fee Kognitif
501 Tindakan Mendeskritkan
502 Advertensi dan Solisitasi
503 Komisi dan Fee Rujukan
505 Bentuk dan Nama Organisasi
Tidak diperbolehkan untuk audit, review, kompilasi, pemeriksaan keuangan prospektif, perhitungan pajak, dan klaim retitusi pajak beberapa pengecualiam diberikan daftarnya. Tidak diperbolehkan: diskriminasi, kekerasan, penyimpangan dari standar pemerintah, ketidakpedulian. Tidak boleh memalsukan, menyesatkan, menipu, memaksa, upaya berlebihan, atau dengan kekerasan. Tidak diperbolehkan untuk audit, review, kompilasi, pemeriksaan keuangan prospektif, kecuali memerlukan pengungkapan. Diizinkan kepemilikan minoritas non-CPA, asal tanggung jawab akhir tetap pada anggota CPA, secara finansial dan lainnya untuk pekerjaan atestasi yang dilaksanakan untuk melindungi kepentingan public, tetapi tidak boleh diluar CPA dan harus mengikuti kode etik CPA
KODE ETIK PROFESI AKUNTAN DI BEBERAPA NEGARA DI LUAR AS
Ada banyak contoh kode etik profesi akuntansi yang berlaku di banyak Negara. Beberapa kode etik yang berlaku di beberapa Negara, seperti: AS, Inggris, Jerman, Kanada, dan Australia tidak banyak berbeda. Berikut diberikan ringkasan kode etik yang berlaku di Negara Kanada yang juga di kutip dari buku yang ditulis oleh Brooks (2007). Ringkasan kode etik ini dapat dilihat pada tabel 8.2 Tabel 8.2 Ringkasan Kode Etik Profesi Akuntan Kanada Pendahuluan
Karakter seorang profesional Prinsip-prinsip yang mengatur perilaku anggota dan mahasiswa
Meliputi filosofi yang melandasi aturan yang mengikat tanggung jawab seorang Chartered Accountant. Delapan unsut, termasuk subordinasi kepentingan pribadi atas kepentingan public.
Prinsip-prinsip yang mengatur tanggung jawab firma
Berasal dari kepercayaan public atas kewajiban laporan keuangan dan nasihat yang kompeten atas berbagai masalah bisnis. Memelihara reputasi, baik profesi maupun kemampuannya untuk melayani kepentingan public. Menjalakan intregritas, kehati-hatian, kompetisi professional yang mencakup dan mematuhi berbagai peraturan. Tidak ada pengaruh, kepentingan, atau hubungan yang dapat mencederai penilaian professional atau objektivitas, atau kesan demikian dari pengamat yang berakal sehat Kewajiban untuk merahasiakan dan tidak memanfaatkan informasi yang berkaitan dengan urusan klien. Pengembangan praktik berdasarkan keunggulan pofesional, bukan atas dasar promosi probadi. Menunjukan rasa hormat dan pertimbangan dalam berhubungan dengan rekan kerja Memperhatikan kewajiban fidusia dan kewajiban professional yang diperlukan. Menciptakan, memelihara, serta mempertahankan kebijakan dan prosedur yang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kegagalan dalam mematuhi peraturan akan memicu sansksi untuk firma secara
keseluruhan atau untuk partner yang mengetahui dan yang bertanggung jawab
Karakter pribadi dan kode etik
Penerapan Aturan Etika
Mengikuti prinsip-prinsip dan aturan etika, perilaku terhormat melampaui larangan-larangan tertulis. Untuk semua anggota yang berpraktik sabagian akuntan public, dan/atau dimana public dan/atau asosiasi mengandalkan individu berdasarkan keanggotaan di ICAO. Kepada bukan anggota yang diawasi oleh atau bersekutu dengan anggota. Di dalam yurisdiksi diluar Ontario, anggota harus menghormati peraturan local, tetapi tidak menjelakan ICAO. Aturan etika harus di interpretasikan sejalan dengan persoalan yang dikemukakan pada pendahuluan. Intepretasi/Isu yang diliput:
Interpretasi Aturan Etika
Aturan Etika Umum 101 Kepatuhan terhadap hukum peraturan 102 Tuduhan criminal atau serangan sejenis 102.2 Melaporkan penghentian sementara (suspense) karena pertimbangan displin. 103 Tidak di kaitkan dengan salah saji
104 Harus secara tertulis dalam melakukan koresponden dengan institut
Bersifat “mandatory”, berlaku juga untuk mahasiswa. Bisa berakibat dituntut karena melanggar kode perilaku professional. Pemberitahuan secara tegas setiap ada penghentian sementara. Pada surat, laporan, pernyataan, atau repsentasi, atau dikaitkan dengan kandidat sebagai mahasiswa atau anggota.
View more...
Comments