TAKE HOME QUIZ AUDIT-KUROAIN 43213120224.doc.doc
April 28, 2017 | Author: Nana Nene | Category: N/A
Short Description
Download TAKE HOME QUIZ AUDIT-KUROAIN 43213120224.doc.doc...
Description
NAMA
: KUROAIN
NIM
: 43213120224
Quiz take home test sebelum UTS perorangan (bukan kelompok) Catatan: hendaknya dikerjakan secara individu dan jawabanya diemailkan keketua kelas (dalam bentuk soft copy tidak perlu diprint) dikumpulkan oleh ketua kelas pada waktu UTS Quiz. 1. Jika auditor menentukan bahwa pengendalian internal klien atau siklus pendapatan sangat bagus, maka dapatkah auditor mengabaikan semua pengujian substantive untuk asersi penjualan serta piutang usaha dan hanya menggunakan pengujian pengendalian? Jelaskan. 2. Apa saja kelima pengujian audit yang umum atas kas? Jelaskan 3. Apakah yang dimaksud dengan pisah batas laporan bank dan apa tujuannya? 4. Apa perbedaan antara vouching ayat jurnal penjualan ke dokumen pengiriman dan penelusuran dokumen pengiriman ke ayat jurnal penjualan? 5. Bagaimana auditor menentukan penilaian tingkat risiko pengendalian untuk asersi tertentu? Jelaskan 6. Jelaskan mengapa pesanan penjualan, dokumen pengiriman, dan cek harus bernomor urut? 7. Bagaimana rekonsiliasi bank bulanan mengurangi risiko pengendalian dalam asersi kelengkapan untuk penagihan kas? Jelaskan 8. Apa yang dimaksud dengan asersi kelengkapan untuk transaksi penagihan kas? Jelaskan dua pengendalian internal yang dapat mengurangi risiko pengendalian dalam asersi tersebut 9. Uraikan sifat dari dokumen dan catatan berikut serta jelaskan kegunaanya dalam siklus penjualan dan penagihan: bill of lading, faktur penjualan,memo kredit, remittance advice, laporan bulanan kepada pelanggan! 10.Jelaskan apa yang dimaksud dengan analisis pengecualiaan dan bahaslah arti pentingnya! 11.Dalam situasi apakah dapat diterima untuk mengkonfirmasi piutang usaha sebelum tanggal neraca? 12.Identifikasikan 5 akun buku besar yang mungkin dipengaruhi oleh siklus penggajian dan personalia di sebagian besar audit! 13.Apa kegunaan File Induk Piutang Usaha? 14.Sebutkan tiga tahap pada sampling statistik maupun nonstatiatik dalam sampling audit? 15.Apa sebutan risiko untuk sampling audit dalam pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi? Jelaskan! 16.Jelaskan perbedaan pisah batas retur dan pengurangan penjualan dengan pisah batas penerimaan kas! 17.Sebutkan isi dari SAS 67 (AU 330) mengenai pengecualian terhadap keharusan menggunakan konfirmasi?
18.Jelaskan pentingnya persetujuan kredit yang layak untuk penjualan. Apa pengaruh pengendalian yang mencukupi dalam fungsi kredit terhadap akumulasi bukti auditor? 19.Jelaskan apa yang dimaksud dengan unit sampling. Jelaskan mengapa unit sampling untuk memverifikasi keterjadian penjualan yang tercatat berbeda dengan unit sampling untuk menguji kemungkinan penjualan yang dihilangkan! 20.Mengapa sulit menentukan ukuran sampel yang sesuai untuk sampling unit moneter? Bagaimana auditor harus menentukan ukuran sampel yang tepat? 21.Sebutkan lima pengujian pengendalian yang dapat dilakukan untuk siklus penggajian dan personalia serta sebutkan tujuan dari masing-masing pengendalian yang dituju! 22.Dalam menguji pisah batas utang usaha pada tanggal neraca, jelaskan mengapa penting bagi auditor untuk mengoordinasikan pengujiannya dengan observasi fisik persediaan. Apa yang dapat dilakukan auditor selama menguji persediaan fisik untuk meningkatkan kemungkinan pisah batas yang akurat? 23.Apa hubungan antara audit atas akun properti, pabrik dan peralatan dengan audit atas akun reparasi dan pemeliharaan? Jelaskan bagaimana auditor mengorganisir audit untuk mempertimbangkan hubungan tersebut? 24.Dalam suatu proses audit menggunakan audit sampling apakah sudah tercapai suatu tujuan audit? Sedangkan dalam kasus ditahun 2003 pada PT.Kimia Farma pihak yang melakukan audit Hans Tuanakotta & Mustofa saat melakukan sampling tidak ditemukan kesalahan penyajian, namun setelah dilakukan audit ulang oleh bapepam dan kementerian BUMN ternyata ditemukan suatu ditemukan kesalahan penyajian atau bisa dibilang rekayasa yang menyebabkan laba bersih terlalu besar. Masihkah audit sampling dikatakan efektif ? Jelaskan 25.Jika merujuk kepada Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), dalam kasus PT. Kimia Farma auditor atau KAP yang melakukan audit telah sesuai dengan prosedur audit sesuai dengan SPAP. Lalu mengapa KAP Hans Tuanakotta & Mustofa tetap dikenakan saksi atau denda? 26.Berkaitan dengan Audit Siklus Penjualan dan Penagihan: Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Atas Transaksi. a. Sebutkan prinsip akuntansi berterima umum yang diterapkan dalam penyajian piutang di neraca? b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan konfirmasi positif dan konfirmasi negatif? Dan jelaskan pula kegunaannya bagi auditor! c. Sebutkan nama-nama dokumen penting dalam pelaksanaan transaksi penjualan kredit dan jelaskan pula fungsinya masing-masing? 27.Berkaitan dengan Sampling Audit untuk Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Atas Transaksi. a. Jelaskan secara singkat perbedaan metode pemilihan sampel nonprobabilistik dan sampel probabilistik!
b. Sebutkan beberapa unsur yang dapat mempengaruhi hasil sampling dari unit sampel? 28.Berkaitan dengan Menyelesaikan Pengujian Dalam Siklus Penjualan dan Penagihan: Piutang Usaha. a. Sebutkan 5 prosedur analitis untuk siklus penjualan dan penagihan. Untuk setiap pengujian, uraikanlah salah saji yang dapat diidentifikasikan! b. Definisikan apa yang dimaksud dengan prosedur alternatif dalam konfirmasi piutang usaha dan jelaskan tujuannya. Prosedur alternatif mana yang paling dapat diandalkan? Mengapa? 29.Berkaitan dengan Audit Siklus Akuisisi dan Pembayaran: Pengujian Pengendalian, Pengujian Substantif Atas Transaksi, dan Utang usaha. a. Apa yang dimaksud dengan voucher? Jelaskan bagaimana penggunaannya dapat meningkatkan pengendalian internal organisasi! b. Jelaskan hubungan antara pengujian siklus akuisisi dan pembayaran serta pengujian utang usaha. Berikan contoh spesifik mengenai bagaimana kedua jenis pengujian tersebut saling mempengaruhi satu sama lain? 30.Berkaitan dengan Audit Siklus Persediaan dan Pergudangan a. Jelaskan apa yang dimaksud pengujian kompilasi. Sebutkan beberapa contoh prosedur audit untuk memverifikasi kompilasi? b. Sebutkan apa yang dimaksud dengan catatan akuntansi biaya dan jelaskan arti pentingnya dalam melaksanakan audit? 31.Definisikan apa yang dimaksud dengan prosedur alternatif dalam konfirmasi piutang usaha dan jelaskan tujuannya. Prosedur alternatif mana yang paling dapat diandalkan? Mengapa? 32.Banyak perusahaan yang mempercantik tampilan piutang usahanya agar laporan keuangan perusahaan tersebut indah, kriteria apa saja yang boleh dilakukan oleh pengusaha atau perusahaan untuk memper cantik tampilan piutangnya tapi tidak menyalahi aturan yang ada? 33.Apa yang dimaksud dengan bukti penerimaan kas dan sebutkan tujuannya 34.Jelaskan perbedaan antara sampling penggantian dan sampling tanpa penggantian. Metode mana yang biasanya dikuti auditor?mengapa? 35.Dalam situasi apakah dapat diterima untuk mengkonfirmasi piutang usaha sebelum tanggal neraca? 36.Jelaskan bagaimana sampling audit dapat digunakan untk menguji siklus penggajian dan personalia? 37.Bedakan antara FOB destination dan FOB origin prosedur apa yang harus diikuti aditor berkenaan dengan akuisisi persediaan atas dasar FOB origin mendekati akhir tahun? 38.Dalam mengaudit beban penyusutan, pertimbangan utama apa yang harus diingat oleh auditor?jelaskan bagaimana masing-masing dapat di verifikasi? 39.Mengapa persediaan sering kali merupakan bagian yang paling sulit dan paling menghabiskan waktu dalam banyak audit? 40.Jelaskan kegunaan dari bill of lading, faktur penjualan, memo kredit, remittance advice, laporan bulanan kepada pelanggan! 41.Jelaskan mengapa estimasi perbedaan sering digunakan oleh auditor!
42.Sebutkan prosedur audit yang dapat digunakan auditor untuk menentukan apakah transaksi penggajian telah dicatat dengan jumlah yang benar! 43.Apa yang dimaksud dengan voucher? Jelaskan bagaimana penggunaanya dapat meningkatkan pengendalian internal organisasi! 44.Untuk mendeteksi dan mencegah terjadinya penjualan kredit yang tidak diotorisasi, aktivitas pengendalian apa yang diperlukan dan jelaskan mengapa aktivitas pengendalian yang Saudara sebutkan dapat mendeteksi dan mencegah terjadinya salah saji tersebut ! 45.Dalam fixed sample size atrribute sampling auditor harus menaksir tingkat kesalahan yang terdapat dalam populasi untuk menentukan besarnya sampel yang harus diambil. Dalam hal auditor tidak memiliki pengalaman mengenai tingkat kesalahan dalam populasi, bagaimana ia menentukan tingkat kesalahan dalam populasi tersebut ! 46.Dalam pengujian subtantif terhadap sediaan auditor menggunakan pengujian bertujuan ganda (dual purpose test). Sebut dan jelaskan prosedur audit tersebut 47.Dalam salah satu prosedur audit untuk membuktikan bahwa klien mematuhi pasal-pasal yang tercantum di dalam surat perjanjian penarikan kredit, auditor meminta copy surat perjanjian tersebut dan mempelajarinya. Informasi apa saja yang perlu diketahui oleh auditor dari copy surat perjanjian penarikan kredit tersebut. 48.Biasanya dalam melakukan pengujian terhadap piutang usaha untuk memverifikasi hak kepemilikan klien atas piutang usaha yang dicatumkan dalam neraca klien auditor meminta klien untuk membuat surat representasi piutang. Dalam banyak kasus seperti ini, apakah sebenarnya tujuan auditor meminta surat representasi tersebut, dan berikan contoh surat representasi klien mengenai piutang usaha! 49.Dalam kebanyakan kasus pemeriksaan terhadap saldo akun piutang, auditor harus memeriksa secukup tidaknya allowance for bad debt, alasan apa yang menjadi dasar auditor untuk memeriksa akun tersebut! 50.Apa tujuan auditor melakukan sampling serta apa pengaruhnya sampling pada laporan audit independen? 51.Dalam situasi apa auditor harus melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi penjualan dan penerimaan kas pada tanggal interim? 52.Sebutkan tujuan memfooting total kolom pada neraca saldo klien, menelusuri nama pelanggan dan jumlah masing masing ke file induk piutang usaha, dan menelusuri total ke buku besarumum. Apakah perlu menelusuri setiap jumlah file ke induk? Mengapa? 53.Jelaskan yang dimaksud dengan salah saji yang masih bisa ditoleransi? 54.Selain mengkonfirmasi saldo yang lebih besar dan lebih lama, penting juga untuk mengambil sample dari setiap segmen populasi yang material, apakah fungsinya?
JAWABAN QUIS : 1. Audit terhadap siklus pendapatan mencakup dua pendekatan yaitu pengujian kepatuhan dan pengujian substansi. Pengujian kepatuhan bertujuan untuk memahamai struktur pengendalian intern terhadap siklus penjualan, yang selanjutnya digunakan sebagai dasar pengujian substansi. Pengujian substansi dimaksudkan untuk melakukan verifikasi terhadap kelayakan jumlah rupiah serta kesesuaian penyajiannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan di Indonesia. Kedua pendekatan ini sangat berbeda dalam imlpementasinya, sehingga program audit untuk yang kedua pendekatan tersebut juga sangat berbeda. 2. (1). Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien Yang mempengaruhi Kas (Tahap I) Banyak perusahaan yang tidak memiliki risiko bisnis yang cukup signifikan dalam memengaruhi saldo kas. Risiko bisnis klien dapat muncul dari kebijakan menajemen kas yang tidak memadai atau penanganan dana yang dilakukan pihak luar. Risiko bisnis klien lebih banyak muncul dari setara kas dan jenis investasi lainya. Beberapa perusahaan yang menyediakan jasa keuangan mengalami kerugian besar akibat aktivitas perdagangan oleh perorangan yang disembunyikan dengan salah menyajikan saldo investasi dan kas. Auditor harus memahami risiko dari kebijakan dan strategi investasi klien, sama halnya dengan pengendalian manajemen yang dapat memperburuk risiko tersebut. (2). Menetapkan Salah Saji yang Dapat Diterima dan Menilai Risiko Bawaan (Tahap I) Saldo kas tidak material dalam kebanyakan audit, tetapi transaksi kas yang memengaruhi saldo ini sifatnya hampir selalu sangat material. Oleh karena itu, sering muncul potensi salah saji material dalam kas. Oleh karena kas lebih mudah dicuri dibandingkan aset lainya, terdapat risiko bawaan cukup tinggi untuk tujuan keberadaan, kelengkapan dan akurasi. Tujuan ini biasanya akan berfokus pada audit saldo kas. Risiko bawaan relatif kecil untuk tujuan lainya. (3). Menilai Risiko Pengendalian (Tahap I) Pengendalian internal atas saldo kas akhir tahun dalam akun umum dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu: A. Pengendalian atau siklus transaksi yang memengaruhi pencatatan penerimaan kas dan pengeluaran kas. Rekonsiliasi bank independen
Pada bagian ini, kita membahas pengendalian yang memengaruhi pencatatan transaksi kas, yang penting dalam penelitian dan pengendalian untuk kas. Misalnya dalam siklus akuisisi, pengendalian utama meliputi pengendalian pembagian tugas yang memadai antara penandatanganan cek dan fungsi utang dagang,penandatanganan cek hanya dilakukan oleh personel yang berwenang, menggunakan cek yang bernomor urut yang dicetak pada kertas khusus, adanya telaah yang saksama atas dokumen pendukung sebelum cek ditandatangani oleh personel yang berwenang, dan verifikasi internal yang memadai. Jika penegendalian yang memengaruhi kas terkait transaksi beroperasi efektif, maka risiko pengendalian berkurang sebagaimana pengujian audit untuk rekonsiliasi bank akhir tahun. Pengendalian yang penting atas saldo akhir kas adalah rekonsiliasi bank secara bulanan dari akun bank umum berbasis waktu oleh personel yang independen dari pihak yang menangani atau mencatat transaksi kas. Jika suatu perusahaan melakukan rekonsiliasi bank dengan memakan waktu lama, maka nilai pengendalian akan turun dan memengaruhi penilaian auditor atau risiko pengendalian kas. Rekonsiliasi membantu mencatat akuntansi agar mencerminkan saldo kas yang lama antar saldo kas aktual di bank setelah mempertimbangkan transaksi-transaksi yang memerlukan rekonsiliasi. Lebih penting lagi, verifikasi atas transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dapat dilakukan dalam rekonsiliasi yang independen. Jika laporan bank diterima dalam keadaan tertutup oleh pihak yang merekonsiliasi dan pengendalian fisik dilakukan atas laporan bank tersebut sampai rekonsiliasi diselesaikan, maka cek dibatalkan, duplikat slip setoran, dokumen lain yang termasuk dalam laporan bank dapat diperiksa tanpa perlu khawatir akan diganti, dihapus atau ditambahkan. Rekonsiliasi bank dilakukan dengan hati-hati oleh pihak klien dengan melakukan tindakan berikut ini:
Membandingkan cek yang dibatalkan dengan catatan pengeluaran kas atas tanggal, dibayarkan kepada siapa, dan berapa jumlahnya.
Memeriksa tanda tangan, personel otorisasi, dan pembatalan atas cek dibatalkan.
Membandingkan setoran ke bank dengan tanggal, pembeli, dan jumlah pada pencatatan setoran kas.
Memeriksa urutan nomor pada cek dan memeriksa jika ada yang hilang.
Merekonsiliasi seluruh bagian yang menyebabkan perbedaan antara saldo buku dengan saldo bank dan memeriksa kewajaranya dalam bisnis klien.
Merekonsiliasi total debet pada laporan bank dengan total catatan pengeluaran kas.
Merekonsiliasi total kredit pada laporan bank dengan total catatan penerimaan kas.
Menindaklanjuti cek beredar dan peringatan penghentian pembayaran.
Banyak paket peranti lunak akuntansi yang menyediakan rekonsiliasi bank sebagai bagian dari prosedur bulanan. Meskipun peranti lunak mengurangi tindakan klerikal dalam melakukan rekonsiliasi bank, pihak yang menyiapkan harus tetap melakukan banyak prosedur pada daftar di atas. Pengendalian atas rekonsiliasi bank dilakukan pada saat personel yang kompeten menelaah rekonsiliasi bank sesegera mungkin setelah selesai. 4. Mendesain dan Melakukan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substansif Atas Transaksi (Tahap II) Oleh karena saldo kas dipengaruhi oleh seluruh siklus, kecuali persediaan dan pergudangan, maka sejumlah besar transaksi akun memengaruhi kas. Misalnya, pengendalian atas penerimaan kas. Transaksi kas diaudit melalui pengujian siklus transaksi tersebut. 5. Mendesain dan Melakukan Prosedur Analitis (Tahap III) Dalam audit, rekonsiliasi bank pada akhir tahun di audit secara luas. Dengan menggunakan prosedur analitis, pengujian atas kewajaran saldo kas tidak terlalu penting dibandingkan area audit lainya. Auditor biasanya membandingkan saldo akhir pada rekonsiliasi bank, setoran dalam perjalanan, cek beredar, dan jenis rekonsiliasi lainya dengan rekonsiliasi yang dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Auditor juga membandingkan saldo akhir kas dengan saldo bulan-bulan sebelumnya. Prosedur analitis ini dapat ditemukan salah saji pada kas. 6. Mendesaian Pengujian Perincian Saldo Kas (Tahap III) Titik awal verifikasi saldo dalam akun bank umum adalah dengan mendapatkan rekonsiliasi bank dari klien dengan memasukkan dokumentasi auditor. Untuk mengaudit kas dibank, auditor melakukan verifikasi apakah rekonsiliasi bank yang diterima klien sudah benar. Tujuan audit-terkait saldo dan pengujian perincian saldo dalam audit kas yang paling penting adalah keberadaan, kelengkapan, dan akurasi, oleh karena itu harus diperhatikan. Auditor juga melakukan pengujian yang berhubungan dengan keempat tujuan penyajian dan pengungkapan, seperti menelaah hasil pertemuan dewan direksi dan penyajian utang untuk menentukan apakah ada restriksi atas kas yang harus diugkapkan. Dalam area audit lainya, prosedur audit aktual bergantung pada materialitas dan risiko dalam kas yang sudah diidentifikasi auditor pada audit di bagian lainya.
Ketiga prosedur ini harus ditambahkan dalam pembahasan permintaan konfirmasi bank sangat penting dan kompleks: laporan bank atas pisah batas dan pengujian rekonsiliasi bank. 3. Laporan bank atas pisah batas adalah laporan bank pada periode tertentu dan pembatalan cek terkait, duplikan slip setoran, dan dokumen lain yang termasuk dalam laporan bank, dikirimkan oleh bank ke kantor KAP. Tujuan dari laporan bank atas pisah batas adalah untuk memberikan verifikasi bagian yang direkonsiliasi pada rekonsiliasi bank klien di akhir tahun dengan bukti yang tidak dapat diakses ke klien. Untuk memenuhi tujuan ini, auditor meminta klien agar bank mengirimkan laporan langsung kepada auditor dalam waktu 7 sampai 10 hari setelah tanggal neraca. 4. Menelusur (Tracing) – memilih dokumen yang dibuat pada saat transaksi terjadi – Menentukan bahwa informasi dlm dokumen tsb telah dicatat – Arah pengujian dari dokumen ke pencatatan akuntansi. Mencocokkan (Vouching) – Memilih ayat-ayat jurnal ttt dlm catatan akuntansi – Mendapatkan & menginspeksi dokumen yg menjadi dasar pembuatan ayat jurnal tsb utk menentukan validitas & ketelitian transaksi yg dicatat 5. 1. Mempertimbangkan Pengetahuan Yang Diperoleh Dari Prosedur Untuk Memperoleh Suatu Pemahaman Auditor melaksanakan prosedur untuk memperoleh suatu pemahaman mengenai pengendalian intern untuk asersi laporan keuangan yang signifikan. Ketika auditor memperoleh suatu pemahaman mengenai pengendalian intern, biasanya ia akan membuat pertanyaan, mengamati pelaksanaan tugas dan pengendalian serta memeriksa dokumen-dokumen yang akan menjadi bukti untuk mengizinkannya menilai resiko pengendalian dibawah maksimum. 2. Entitas
Mengidentifikasi Salah Saji Potensial Yang Dapat Muncul Dalam Asersi
Beberapa kantor akuntan publik menggunakan perangkat lunak computer yang menghubungkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tertentu dalam kuesioner yang terkomputerisasi dengan salah saji potensial untuk asersi-asersi tertentu. Tapi, auditor perlu memahami bahwa sistem pendukung keputusan yang terkomputerisasi digunakan untuk mengevaluasi dan menilai salah saji potensial intern yang dapat muncul dalam asersi laporan keuangan tertentu. Salah saji potensial dapat diidentifikasikan untuk asersi kelas transaksi utama dan yang berhubungan dengan saldo akun yang signifikan, seperti kas dan hutang usaha. 3.
Mengidentifikasi Pengendalian-Pengendalian Yang Diperlukan
Seorang auditor dapat mengidentifikasi pengendalian yang diperlukan yang mungkin dapat mencegah atau mendeteksi dan memperbaiki salah saji potensial
tertentu dengan menggunakan perangkat lunak computer yang memproses jawaban kuesioner pengendalian intern atau dengan cara manual dengan menggunakan daftar (check list). 4. Melaksanakan Pengujian Pengendalian Pengujian yang dideskripsikan termasuk teknik audit dengan bantuan computer, bukti pendokumentasian inspeksi, pertanyaan terhadap personil an mengamati personil klien dalam melaksanakan pengendalian. Hasil dari setiap pengujian pengendalian seharusnya menyediakan bukti mengenai efektifitas dari rancangan dan operasi dari pengendalian yang dibutuhkan. Sebagai contoh, dengan menggunakan teknik audit dengan bantuan computer untuk menguji bahwa computer membandingkan jumlah cek yang diterbitkan dengan pemasukan dalam pengeluaran kas, auditor memperoleh bukti mengenai efektivitas pengendalian terhadap transaksi peneluaran kas. 5.
Mengevaluasi Bukti Dan Membuat Penilaian
Penilaian akhir dari resiko pengendalain untuk asersi laporan keuangan didasarkan pada pengevaluasian bukti yang diperoleh dari prosedur untuk memperoleh pemahaman mengenai pengendalian intern dan pengujian pengendalian yang berhubungan. Menentukan tingkat resiko pengendalian yang dinilai merupakan masalah pertimbangan yang professional. Pengevaluasian bukti melibatkan pertimbangan kuantitatif maupun kualitatif. Dalam menarik suatu kesimpulan mengenai kesimpulan mengenai efektifitas pengendalian intern, auditor sering kali menggunakan petunjuk mengenai frekuensi penyimpangan yang dapat di tolerasni, yang biasanya diekspresikan dalam bentuk persentase, dari suatu pelaksanaan pengendalian yang sesuai. 6. Dokumen Bernomor Urut (Prenumbered). Bertujuan untuk mencegah kesalahan penagihan atau pencatatan penjualan dan pembuatan salinan penagihan serta pencatatannya. 7. Pengendalian utama yang memengaruhi langsung audit kas adalah pembuatan rekonsiliasi bank bulanan oleh karyawan klien yang terpisah dari fungsi penanganan dan pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas. Rekonsiliasi bank tersebut memastikan bahwa saldo per buku klien mencerminkan jumlah yang sama dengan saldo bank setelah unsur-unsur yang direkonsiliasi dimasukan. Pengendalian dapat lebih ditingkatkan jika fungsi independen seperti auditor internal me-review rekonsiliasi bank. Jika klien memiliki prosedur rekonsiliasi bank yang dilaksanakan tepat waktu, auditor dapat mengurangi pekerjaan audit atas saldo akhir kas. 8. Asersi Kelengkapan
Asersi ini menekankan pada seluruh transaksi dan saldo yang semestinya tercantum dalam laporan keuangan, sudah benar-benar dicatat dan disajikan. Berikut rincian tujuan audit asersi kelengkapan: a. Semua transaksi penjualan kredit, penerimaan kas dari penagihan piutang dan penjualan tuunai, serta penyesuaian penjualan yang terjadi selama suatu periode sudah tercatat. b. Piutang dagang meliputi seluruh klaim perusahaan terhadap pelanggan pada tanggal neraca. 9. Bill of lading yaitu kontrak tertulis mengenai penerimaan dan pegiriman barang antara pembawa dan penjual. Bill of lading dikirimkan secara elektronik ketika barang telah dikirimkan , dan secara otomatis akan membuat faktur penjualan yang terkait serta ayat jurnal dalam jurnal penjualan. Faktur penjualan yaitu dokumen yang menunjukkan deskripsi dan kuantitas barang yang dijual, harga, ongkos angkut, asuransi, syarat, dan relevan lainnya. Memo kredit yaitu dokumen yang mengindikasikan pengurangan dari jumlah pelanggan akibat retur barang atau pengurangan harga. Remmitance advice yaitu dokumen yang dikirimkan kepada pelanggan dan biasanya dikembalikan kepada penjual beserta pembayaran kas Laporan bulanan yaitu dokumen yang dikirimkan melalui surat atau secara elektronik kepada setiap pelanggan yang menunjukkan saldo awal piutang usahanya. 10. Auditor menggunakan sampling pada pengujia pengendalian dan pengujian substantifatas transaksi untuk mengestimasi persentase item item dalam populasi yang memiliki karakteristik atau atributkepentingan. Persentase ini disebut sebagai tingkat keterjadian (accurence rate) atau tingkat pengecualian(exception rate). Sebagai contoh jika auditor menetukan bahwa tingkat pengecualianuntuk ferivikasi internal faktur penjualan adalah sekitar 3persen, maka rata rata 3dari tiap 100 faktur tidak diverifikasi secara layak. Tingkat pengecualian dalam suatu sampel akan digunakan untuk mengestimsi tingkat pengecualian dalam populasi yang merupakan “estimasi terbaik” auditor atas tingkat pengecualian populasi. Istilah pengecualian (exception) harus dipahami sebagai mengacu pada deviasi dari prosedur pengendalian klien maupun jumlah yang salah secara moneter, apakah hal itudisebabkan oleh kesalahan akuntansi yang tidak disengaja atau penyebab lainnya. Istilah deviasi (deviation) terutama mengacu pada penyimpangan dari pengendalian yang telahdigariskan. 11. Penentuan waktu dan luas konfirmasi, hal ini ditentukan berdasarkan risiko deteksi, apabila resiko deteksi rendah tanggal konfirmasi adalah tanggal neraca,
dan sampelnya lebih banyak. Apabila risiko deteksi tinggi, konfirmasi dilakukan satu atau dua bulan sebelum tanggal neraca (harus diikuti pemeriksaan perubahan yang material). 12.
1. Upah, gaji, bonus dan komisi akrual 2. Kas dibank 3. Tenaga kerja langsung 4. pemotongan pajak penghasilan dan pengurangan lainnya 5. beban pajak gaji
13. File induk piutang usaha merupakan file komputer yang digunakan untuk mencatat penjualan individual, penerimaan kas, serta retur dan pengurangan penjualan bagi setiap pelanggan dan untuk mempertahankan saldo akun pelanggan. 14.
1. Perencanaan Sampel 2. Pemilihan sampel dan melakukan pengujian 3. Pengevaluasian hasil
15. 1. Risiko nonsampling adalah risiko bahwa pengujian audit tidak menemukan pengecualian yang ada dalam sampel. Dua penyebab risiko nonsampling adalah kegagalan auditor untuk mengenali pengecualian dan prosedur audit yang tidak sesuai atau tidak efektif. 2. Risiko sampling adalah risiko bahwa auditor mencapai kesimpulan yang salah karena sampel populasi tidak representatif. Risiko sampling adalah bagian sampling yang melekat akibat menguji lebih sedikit dari populasi secara keseluruhan. 16. Pisah batas retur dan pengurangan penjualan prinsip –prinsip akuntansi yang diterima umum mengharuskan bahwa retur dan pengurangan penjualan ditandingkan dengan penjualan yang terkait jika jumlahnya material,akan tetapi bagi sebagian besar retur dan pengurangan penjualan dicatat pada periode aqkuntansi dimana hal itu terjadi. Sedangkan Pisah batas penerimaan kas,untuk sebagian besar audit,pisah batas penerimaan yang benar kurang begitu penting dibandingkan pisah batas penjualan karena pisah batas kas yang tidak tepat hanya mempengaruhi saldo kas dan piutang usaha.jauh lebih mudah menguji salah saji pisah batas penerimaan kas yang (yang sering disebut sebagai penyelenggaraan pembukuan penerimaan kas terbuka )dengan menelusuri penerimaan kas yang dicatat kesetoran bank periode selanjutnya pada laporan bank.
17. Standar auditing mengharuskan konfirmasi piutang usaha dalam situasi normal.SAS 67 (AU 330) menyediakan tiga pengecualian terhadap keharusan menggunakan konfirmasi: piutang usaha tidak material,hal ini sudah umum bagi perusahaan tertentu seperti toko diskonyang terutama melakukan penjualan secara tunai atau dengan kartu kredit. Auditor mempertimbangkan konfirmasi bukti yang tidak efektif karena tingkat responnya kemungkinan tidak akan memadai atau tidak dapat diandalkan.dalam industri tertentu ,seperti rumah sakit,tingkat respons terhadap konfirmasi sangatlah rendah. Gabungan tingkat resiko inheren dan resiko pengendalian rendah danbukti subtansif lainnya dapat diakumulasi untuk menyediakan bukti yang mencukupi.jika klien memiliki p3ngendalian internal yang efektif dan resiko inheren yang rendah untuk siklus penjualan dan penagihan ,auditor sering kali bisa memenuhi persyaratan bukti dengen pengujian pengendalian ,pengujian subtansif atas transaksi,dan prosedur analitis. 18. Pemberian Kredit Praktek yang lemah dalam persetujuan kredit seringkali menimbulkan piutang raguragu berlebih dan piutang yang mungkin tidak tertagih. Dalam beberapa perusahaan secara otomatis, komputer mengijinkan proses penjualan berlanjut hanya ketika total pesanan penjualan yang diterima ditambah saldo pelanggan adalah kurang dari batas kredit dalam master file. 19. Auditor mendefinisikan unit sampling berdasarkan definisi populasi dan tujuan pengujian audit. Unit sampling adalah unit fisik uang berhubungan dengan angka acak ang dihasilkan auditor. Jadi sangatlah bermanfaat memikirkan unit sampling sebagai titik awal untuk melakukan pengujian audit. Untuk siklus penjualan dan penagihan, unit sampling biasanya berupa nomor faktur penjualan atau dokumen pengiriman. 20. Menerapkan Sampling Unit Moneter (Monetary Unit Sampling atau MUS) Ø MUS merupakan metodologi sampling statistic untuk pengujian atas rincian saldo yang paling umum digunakan karena kesederhanaan statistik bagi sampling atribut dan memberikan hasil statistik yang diekpesikan langsung dalam mata uang. Ø Penggunaan MUS sama halnya dengan sampling hanya terdapat beberapa perbedaan yaitu definisi unit sampling suatu satuan mata uang individual, ukuran populasi adalah populasi mata uang yang tercatat, pertimbangan pendahuluan materialitas digunakan untuk setiap akun dan bukan salah saji yang dapat ditoleransi, ukuran sample ditentukan dengan statistik, aturan keputusan formal digunakan untuk memutuskan akseptabilitas populasi, pemilihan sampel dilakukan
dengan menggunakan PPS, auditor menggeneralisasi dari sampel ke populasi dengan menggnakan tekinik MUS dengan 4 aspek yaitu (1) tabel sampling atribut digunakan untuk menghitung hasil, (2) hasil atribut harus dikonversi ke dolar, (3) auditor harus membuat asumsi mengenai presentase salah saji setiap item populasi yang mengandung salah saji, (4) hasil statistik dari MUS adlaha batas salah saji. Selanjutnya langkah terakhir adalah menggeneralisasi dari sampel ke populasi. Ø Menggeneraliasi dari sampel ke populasi jika tidak ada salah saji yang ditemukan dengan MUS, auditor harus membuat asumsi mengenai mengenai presentase salah saji rata-rata bagi mata uang populasi yang mengandung populasi yang mengandung salah saji. Ø Presentase asumsi salah saji yang tepat, secara keseluruhan merupakan keputusan auditor berdasarkan pertimbangan profesionalnya dalam situasi tersebut. Ø Menggeneralisasi ketika salah saji ditemukan, dalam hal ini terdapat empat aspek yang diterapkan (1) jumlah lebih saji dan kurang saji ditangani secara terpisah dan kemudian digabungkan, (2) asumsi salah saji yang berbeda dibuat untuk setiap salah saji, termasuk salah saji nol, (3) auditor harus berhadapan dengan lapisan CUER dari tabel sampling atribut, (4) asumsi salah saji harus dikaitkan dengan setiap lapisan. Ø Memutuskan akseptabilitas populasi dengan menggunakan MUS, diperlukan aturan keputusan yaitu jika batas salah saji bawah dan batas salah saji atas berada diantara jumlah salah saji yang berupa lebih saji dan kurang saji yang dapat ditoleransi, kesimpulan nilai buku tidak mengandung salah saji yang material dapat diterima, atau sebaliknya. Ø Menentukan ukuran sampel dengan menggunakan MUS diperlukan lima hal yang harus diperhatikan yaitu materialitas, asumsi persentase rata-rata salah saji untuk item populasi yang mengandung salah saji, Risiko yang dapat diterima atas penerimaan yang salah (ARIA), nilai populasi yang tercatat, estimasi tingkat pengecualian populasi, hubungan model risiko audit dengan ukuran sampel untuk MUS. Ø Keuntungan audit menggunakan MUS antara lain: MUS secara otomatis akan meningkatkan kemungkinan memilih item mata uang yang tinggi dari populasi yang sedang diaudit, MUS dapat mengurangi biaya pelaksanaan audit karena beberapa item sampel akan diuji sekaligus, MUS mudah diterapkan, menghasilkan kesimpulan statistik (membantu memberika kesimpulan lebih baik dan lebih dapat dipertanggung jawabkan) Ø Kelemahan utama menggunakan MUS : total batas salah saji yang dihasilkan ketika salah saji ditemukan mungkin terlalu tinggi untuk digunakan auditor, sulit memilih sampel PPS dari populasi yang besar tanpa bantuan computer.
21. Pemisahan tugas yang memadai Pemisahan tugas diterapkan terutama untuk mencegah pembayaran berlebih dan pembayaran kepada karyawan yang tidak ada atau fiktif. Fungsi penggajian harus independen dari bagian SDM yang mengendalikan aktifitas penggajian kunci (seperti penambahan karyawan atau menghapus karyawan), dan terpisah dari penyimpanan cek gaji yang telah ditandatangani. § Otorisasi yang tepat Hanya bagian SDM yang boleh mengotorisasi untuk menambah atau menghapus karyawan dari daftar penggajian atau mengubah tingkat upah serta potongan. Penyelia karyawan berwenang untuk menentukan jumlah jam kerja, terutama lembur. Persetujuan dapat dibubuhkan dalam timecard atau dikecualikan untuk jam lembur saja. § Dokumen dan catatan yang memadai Dokumen dan catatan yang memadai tergantung pada sifat dan sistem penggajian. Kartu waktu atau catatan cocok digunakan untuk karyawan paruh waktu atau yang dibayar per jam, namun tidak untuk karyawan tetap. Untuk karyawan yang dibayar menurut tingkat potongan atau sistem intensif lainnya, diperlukan catatan bentuk lainnya. Karena tujuan kelengkapan tidak terlalu diperhatikan, dokumen yang telah dipranomori tidak terlalu diperlukan untuk sistem penggajian. § Pengendalian fisik terhadap aktiva dan catatan Akses ke cek gaji yang belum ditandatangani harus dibatasi. Cek harus ditandatangani oleh karyawan yang bertanggungjawab, dan penggajian harus didistribusikan oleh seseorang yang independen dari fungsi penggajian dan pencatatan waktu. Setiap cek yang tidak dicairkan harus langsung disetor kembali. Jika cek ditandatangani oleh mesin, maka akses ke mesin tersebut harus dibatasi. § Pengecekan yang independen terhadap kinerja Verifikasi terhadap penghitungan penggajian harus independen. Seorang dari manajer atau karyawan lain harus mereview output penggajian untuk melihat salah saji atau jumlah yang tidak biasa. Jika tenaga kerja manufaktur mempengaruhi persediaan, atau jika akumulasi biaya dihitung berdasarkan pekerjaan, maka dibutuhkan pengendalian memadai untuk menghitung memferifikasi pembebanan yang tepat. 22. Pengujian Observasi Fisik Bagian yang paling penting dari pengamatan atas persediaan adalah penentuan apakah perhitungan fisik telah dilakukan sesuai dengan petunjuk-petunjuk klien. Observasi Fisik
Penting bagi auditor independen untuk hadir pada saat penghitungan dan observasi, pengujian dan tanya jawab yang sesuai untuk mengetahui keefektifan metode penghitungan persediaan (inventory taking) dan ukuran (tingkat) keandalan yang mungkin diberikan pada pernyataan klien mengenai kuantitas dan kondisi fisik persediaan. Klien bertanggung jawab menetapkan prosedur-prosedur untuk melakukan penghitungan fisik yang akurat dan untuk melakukan penghitungan dan pencatatan secara aktual. Auditor bertanggung jawab mengevaluasi dan mengamati setiap prosedur fisik klien dan menarik kesimpulan mengenai kecukupan dari persediaan fisik. Seandainya persediaan yang alam kegiatan sehari-hari perusahaan berada di gudang umum atau para penyimpan pihak luar lainnya, maka konfirmasi tertulis dari penyimpanan tersebut dapat diterima dengan syarat bahwa apabila jumlah yang terkandung menunjukkan proporsi yang signifikan dari aktiva lancar atau keseluruhan aktiva tetap, keterangan-keterangan tambahan harus dibuat untuk meyakinkan auditor independen mengenai tindak kejujuran dalam situasi tersebut. 23. Audit atas asset tetap (Properti dan peralatan) Aset tetap (property dan peralatan) adalah asset yang diharapkan memiliki umur lebih dari satu tahun, digunakan dalam bisnis, dan tidak ditujukan untuk dijual kembali. Penggunaan asset tetap dalam pelaksanaan bisnis klien dan ekspektasi umur ekonomis lebih dari satu tahun merupakan karakteristik utama yang membedakan asset tersebut dengan persediaan, beban dibayar dimuka, dan investasi. Telaah atas peralatan – akun terkait Pencatatan akuntansi utama dalam akun peralatan manufaktur dan akun asset tetap lainnya umumnya merupakan berkas utama asset tetap. Berkas utama meliputi catatan terperinci atas setiap bagian peralatan dan jenis property lainnya. Auditor melakukan verifikasi atas peralatan manufaktur secara berbeda dengan akun asset lancar karena tiga alas an berikut: 1. Biasanya terdapat akuisisi peralatan dalam jumlah sedikit pada periode berjalan. 2. Nilai akuisisi biasanya material. 3. Peralatan biasanya disimpan dan dicatat dalam pencatatan akuntansi selama beberapa tahun. 24. Kesalahan penyajian yang berkaitan dengan persediaan timbul karena nilai yang ada dalam daftar harga persediaan digelembungkan. PT Kimia Farma, melalui direktur produksinya, menerbitkan dua buah daftar harga persediaan (master prices) pada tanggal 1 dan 3 Februari 2002. Daftar harga per 3 Februari ini telah digelembungkan nilainya dan dijadikan dasar penilaian persediaan pada unit distribusi Kimia Farma per 31 Desember 2001. Sedangkan kesalahan penyajian berkaitan dengan penjualan adalah dengan dilakukannya pencatatan ganda atas
penjualan. Pencatatan ganda tersebut dilakukan pada unit-unit yang tidak disampling oleh akuntan, sehingga tidak berhasil dideteksi. Berdasarkan penyelidikan Bapepam, disebutkan bahwa KAP yang mengaudit laporan keuangan PT Kimia Farma telah mengikuti standar audit yang berlaku, namun gagal mendeteksi kecurangan tersebut. Selain itu, KAP tersebut juga tidak terbukti membantu manajemen melakukan kecurangan tersebut 25. Sdr. Ludovicus Sensi W, Rekan KAP Hans Tuanakotta dan Mustofa selaku auditor PT Kimia Farma (Persero) Tbk. diwajibkan membayar sejumlah Rp. 100.000.000,(seratus juta rupiah) untuk disetor ke Kas Negara, karena atas risiko audit yang tidak berhasil mendeteksi adanya penggelembungan laba yang dilakukan oleh PT Kimia Farma (Persero) Tbk. tersebut, meskipun telah melakukan prosedur audit sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), dan tidak diketemukan adanya unsur kesengajaan. Tetapi, KAP HTM tetap diwajibkan membayar denda karena dianggap telah gagal menerapkan Persyaratan Profesional yang disyaratkan di SPAP SA Seksi 110 – Tanggung Jawab & Fungsi Auditor Independen, paragraf 04 Persyaratan Profesional, dimana disebutkan bahwa persyaratan profesional yang dituntut dari auditor independen adalah orang yang memiliki pendidikan dan pengalaman berpraktik sebagai auditor independen. 26. a. 1. Sebelum membahas pengujian substantif terhadap piutang, perlu diketahui terlebih dahulu prinsip akuntansi yang lazim dalam penyajian piutang dan pengujian neraca berikut ini : Piutang dagang harus disajikan di dalam neraca sebesar jumlah yang diperkirakan dapat ditagih dari debitur pada tanggal neraca. Piutang dagang disajikan di dalam neraca dalam jumlah bruto dikurangi dengan taksiran kerugian tidak tertagihnya piutang. 2. Jika perusahaan tidak membentuk cadangan kerugian piutang dagang, harus dicantumkan penjelasannya di dalam neraca bahwa saldo piutang dagang tersebut adalah jumlah bersih (neto). 3. Jika piutang dagang bersaldo material pada tanggal neraca, harus disajikan rinciannya di dalam neraca. 4. Piutang dagang yang bersaldo kredit (terdapat di dalam kartu piutang pada tanggal neraca harus disajikan dalam kelompok utang lancar) 5. Jika jumlahnya material, piutang nondagang harus disajikan terpisah dari piutang dagang. b. Konfirmasi Positif adalah komunikasi dengan debitor yang meminta pihak penerima untuk mengkonfirmasi secara langsung apakah saldo yang dinyatakan pada permintaan konfirmasi itu benar atau salah. Konfirmasi Negatif adalah komunikasi dengan debitor tetapi hanya akan meminta respons jika debitor tidak setuju dengan jumlah yang dinyatakan.
c. a. Surat order pengiriman: memberikan otorisasi kepada fungsi pengiriman untuk mengirimkan jenis barang dengan jumlah dan spesifikasi seperti yang tertera diatas dokumen. b. Tembusan: digunakan untuk memperoleh status kredit customer dan untuk mendapatkan otorisasi penjualan kredit dan fungsi pemberi otorisasi kredit. c. Surat pengakuan: dikirim ole fungsi penjualan kepada customer untuk memberi tahu bahwa order telah diterima dan dalam proses pengiriman. d. Surat muat:digunakan sebagai bukti penyerahan barang dari perusahaan kepada perusahaan angkutan umum. e. Slip pembungkus: ditempelkan pada pembungkus barang untuk memudahkan fungsi penerimaan customer mengidentifikasi barang yang diterimanya. f. Tembusan gudang: dikirim ke fungsi gudang untuk untuk menyiapkan jenis barang dengan jumlah seperti tertera dalam di dalamnya. g. Arsip pengawasan pengiriman: surat order pengiriman yang diarsipkan oleh fungsi penjualn menurut tanggal pengiriman yang dijanjikan. h. Arsip indeks silang: surat order pengiriman yang diarsipkan secara alfabetik menurut customer untuk memudahkan menjawab pertanyaan dari customer mengenai status pesanannya. 27. a. Perencanaan sampling probabilitas Perencanan yang menentukan probabilitas atau besarnya kemungkinan setiap unsur dijadikan sampel. Faktor pengawasan yang mendasari semua perencanaan sampling probabilitas yang utama ialah sifat keacakan. Sampling ini lebih menitikberatkan pada kemungkinan atau probabilitas atau peluang untuk setiap kejadian. Sedangkan Perencanaan sampling nonprobabilitas Teknik pengambilan sampel tidak member peluang/kesempatan sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Tujuan umum dari perencanaan sampling probabilitas ialah memperoleh gambaran kasar dari sekumpulan unsure sampel. Dalam sampel non probabilitas sukar untuk menentukan jumlah kesalahan sampling, sehingga peneliti tidak dapat menggeneralisasikan secara langsung beberapa temuannya dengan populasi yang lebih besar. Ini karena populasi yang ada sebagian besar tidak teridentifikasi dengan salah satu atau semua variasi sampling nonprobabilitas. b.
a.
Unit populasi
Unit populasi adalah banyaknya satuan anggota populasi. Misalnya kita melakukan audit atas mutasi pengeluara kas tahun 2001 yang terdiri atas 3.500 kuitansi dengan nilai Rp 800 juta. b.
Standar deviasi
Standar deviasi adalah angka yang menunjukkan jarak antara nilai rata-rata populasi dengan para anggota secara umum sekaligus menunjukkan tingkat heterogenitas/homogenitas data dalam populasi. c.
Tingkat keyakinan atau keandalan
Tingkat keyakinan adalah derajat keandalan sampel terhadap populasi yang di wakilinya, di tunjukkan oleh perkiraan persentase banyaknya populasi yang terwakili oleh sampel. 28. a. Prosedur analitis
Salah saji yang mungkin terjadi
Membandingkan presentasi laba kotor dengan tahun sebelumnya (sesuai lini produk)
Lebih saji atau kurang saji penjualan dan piutang dagang
Membandingka penjualan bulanan (sesuai lini produk)
Lebih saji atau kurang saji penjualan dan piutang dagang
Membandingkan retur dan potongan Lebih saji atau kurang saji retur dan penjualan sebagai presentasi dan potongan penjualan dan piutang penjualan kotor dengan angka tahun dagang sebelumnya (sesuai lini produk) Membandingkan saldo pelanggan individu yang melebihi jumlah tertentu dengan angka tahun sebelumnya
Salah saji pada piutang dagang dan akun laporan laba/rugi terkait
Membandingkan piutang tidak tertagih sebagai presentase dari penjualan kotor dengan angka tahu sebelumnya
Piutang dagang yang tak tertagih yang belum tersedia
Membandingkan jumlah hari peredaran piutang dagang dengan angka tahun sebelumnya dan perputaran dengan piutang dagang terkait
Lebih saji atau kurang saji pada cadangan kerugian dan piutang tak tertagih ; hal ini dapat mengindikasikan adanya piutang dagang fiktif
Membandingkan ketegori umur Lebih saji atau kurang saji pada piutang sebagai presentase dari cadangan kerugian piutang dan piutang dagang dengan angka tahun piutang tak tertagih sebelumnya. Membandingkan cadangan kerugian Lebih saji atau kurang saji pada piutang sebagai sebagai presentase cadangan kerugian piutang dan dari piutang dagang dengan angka piutang tak tertagih tahun sebelumnya Membandingkan penghapusan Lebih saji atau kurang saji pada piutang tak tertagih sebagai cadangan kerugian piutang dan presentase dari total piutang dagang piutang tak tertagih dengan angka tahun sebelumnya
b. Prosedur alternatif, tujuan dari prosedur alternatif adalah untuk menentukan dengan cara selain konfirmasi apakah piutang yang tidak dikonformasi itu memang ada dan telah dinyatakan dengan benar pada tanggal konfirmasi. Konfirmasi dilaksanakan untuk memperoleh bukti dari pihak ketiga mengenai asersi laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen. Pada dasarnya, bukti audit yang berasal dari pihak ketiga dianggap lebih dapat diandalkan dibandingkan dengan bukti yang berasal dari dalam perusahaan yang sedang diaudit. SA Seksi 326 (PSA No.07) tentang Bukti Audit menyatakan bahwa, pada umumnya, dianggap bahwa “Bukti audit yang diperoleh dari sumber independen di luar entitas memberikan keyakinan yang lebih besar atas keandalan untuk tujuan audit independen dibandingkan dengan bukti audit yang disediakan hanya dari dalam entitas tersebut.” 29. a. Voucher biasanya digunakan oleh organisasi untuk menerbitkan pencatatan dan pengendalian akuisisi secara formal, terutama dengan menyusun setiap transaksi pembelian dalam suatu urutan nomor.Voucher meliputi lembaran kertas atau suatu bundel berisi dokumen terkait, seperti pesanan pembelian, salinan berkas pengepakan, laporan penerimaan dan faktur vendor. Setelah pembayran, salinan cek, ditambahkan ke dalam bundel voucher tersebut. b. Tujuan keseluruhan di dalam audit siklus perolehan (akuisisi) dan pembayaran yaitu untuk mengevaluasi apakah akun yang dipengaruhi oleh perolehan barang dan jasa dan apakah pengeluaran kas untuk perolehan tersebut secara wajar disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum. Gambar 18-1 menggambarkancara arus informasi akuntansi melalui macam-macam akun di dalam siklus perolehan dan pembayaran. Gambar tersebut menunjukkan bahwa ada tiga kelompok transaksi yang termasuk ke dalam siklus itu; Perolehan barang dan jasa
Pengeluaran kas Retur dan cadangan pembelian serta potongan pembelian Karena semua transaksi siklus perolehan dan pembayaran biasanya mengalir melalui hutang dagang/usaha, maka akun ini sangat menentukan keberhasilan audit manapun atas siklus perolehan dan pembayaran. Hutang dagang adalah kewajiban yang belum dibayarkan atas barang dan jasa yang diterima dalam kegiatan usaha normal perusahaan. Terkadang sulit untuk membedakan antara hutang usaha dan kewajiban yang masih harus dibayar, tetapi ada manfaatnya untuk mendefinisikan kewajiban sebagai hutang usaha kalau keseluruhan kewajiban itu sudah diketahui dan terhutang pada tanggal neraca. Jadi, akaun hutang usaha mencakup kewajiban karena perolehan bahan baku, peralatan, prasaran, perbaikan, dan banyak lagi jenis barang dan jasa yang telah diterima sebelum akhir tahun. Contoh Jika ada sebuah perusahaan A tidak dapat membayar hutang usaha biasanya perusahaan yang profesional akan membayar hutang tersebut dengan mengunakan sistem pembayaran berupa barang atau lisensi atau gedung yang kemudian diakuisisi atau mendapat perolehan oleh pihak yang memiliki piutang usaha perusahaan B dari perusahaan A. Misal gedung A dinilai 200jt maka akan dilihat berapa utang yang dimiliki maka akan dibayar dan melakukan pembayaran terhitung lebih atau kurang bayar yang tersedia. 30. a. pengujian kompilasi persediaan merupakan pengujian untuk memverifikasi apakah penghitungan fisik telah diikhtisarkan secarabenar, kuantitas dan harga persediaan telah dikalikan dengan benar, dan persediaan yang dikalikan difooting secara benar pada saldo persediaan buku besar umum yang sama.Harga perolehan digunakan untuk menentukan apakah klien telah menggunakan suatu metode persediaan yang sesuai dengan prinsip akuntansiyang berlaku umum dengan benar dan dilaksanakan secara konsisten. Sedangkan pengujian kompilasi adalah auditor harus memverifikasi apakah hasil perhitungan fisik telahdiikhtisarkan dengan benar, jumlah persediaan dan harganya dicatat dan dijumlahkan dengan benar. Keterkaitan antara siklus persediaan dan pergudangan dengan siklus lainnya ,mengharuskan beberapa bagian audit akan lebih efisien jika diuji dengan pengujian audit antar siklus lainnya. b. Catatan akuntansi biaya terdiri dari berkas induk, neraca lajur dan laporan dan laporan yang menunjukkan akumulasi bahan, upah, dan biaya overhead dari suatu pekerjaan atau proses saat biaya-biaya itu timbul sewaktu pengerjaan atau produk selesai, biaya yang timbul dipindahkan dari barang dalam proses ke barang jadi didasarkan laporang bagian penerimaan kas. Catatan akuntansi biaya berhubungan
dengan auditor karena penilaian persediaan akhir tergantung pada baik-tidaknya perancangan dan penggunaan pencatatan tersebut. 31. Prosedur alternatif, tujuan dari prosedur alternatif adalah untuk menentukan dengan cara selain konfirmasi apakah piutang yang tidak dikonformasi itu memang ada dan telah dinyatakan dengan benar pada tanggal konfirmasi. Konfirmasi dilaksanakan untuk memperoleh bukti dari pihak ketiga mengenai asersi laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen. Pada dasarnya, bukti audit yang berasal dari pihak ketiga dianggap lebih dapat diandalkan dibandingkan dengan bukti yang berasal dari dalam perusahaan yang sedang diaudit. SA Seksi 326 (PSA No.07) tentang Bukti Audit menyatakan bahwa, pada umumnya, dianggap bahwa “Bukti audit yang diperoleh dari sumber independen di luar entitas memberikan keyakinan yang lebih besar atas keandalan untuk tujuan audit independen dibandingkan dengan bukti audit yang disediakan hanya dari dalam entitas tersebut.” 32.
1. Piutang Usaha tidak material
2. Auditor mempertimbangkan konfirmasi bukti yang tidak efektif karena tingkat responsnya kemungkinan tidak akan memadai atau tidak dapat diandalkan. 3. Gabungan tingkat risiko inheren dan risiko pengendalian rendah dan bukti substantif lainnya dapat diakumulasikan untuk menyediakan bukti ysng mrncukupi. 33. Prosedur audit yang bermanfaat untuk menguji apakah semua penerimaan kas yang dicatat telah disetorkan dalam akun atau rekening bank adalah bukti penerimaan kas ( proof of cash receipts ). Dalam pengujian ini, total penerimaan kas yang dicatat dalam jumlah penerimaan kas selama suatu periode tertentu, seperti bulan, akan direkonsiliasi dengan deposito atau setoran actual yang dilakukan ke bank selama periode yang sama. Perbedaan diantara keduanya mungkin diakibatkan oleh setoran dalam perjalanan dan pos – pos lainnya, tetapi jumlahnya dapat direkonsiliasi dan dibandingkan. 34. Nomor acak dapat diperoleh dengan atau tanpa penggantian. Dengan penggantian berarti sebuah elemen dalam populasi dapat dimasukkan ke dalam sampel lebih dari sekali. Dalam pemilihan sampel tanpa penggantian, sebuah pos dapat dimasukkan dalam sampel hanya sekali. Meskipun kedua pendekatan pemilihan sampel ini konsisten dengan teori statistic, auditor jarang menggunakan pengambilan sampel dengan penggantian. 35. Penentuan waktu dan luas konfirmasi, hal ini ditentukan berdasarkan risiko deteksi, apabila resiko deteksi rendah tanggal konfirmasi adalah tanggal neraca, dan sampelnya lebih banyak. Apabila risiko deteksi tinggi, konfirmasi dilakukan satu atau dua bulan sebelum tanggal neraca (harus diikuti pemeriksaan perubahan yang material).
36. Tujuan keseluruhan dari audit siklus penggajian dan personalia adalah untuk mengevaluasi apakah saldo akun yang terpengaruh oleh siklus tersebut telah dinyatakan secara wajar sesuai denganprinsip prinsip akuntansi yang diterima umum. Akun yang umum dalam siklus penggajian dan personalia akan digunakan untuk mengilustrasikan cara informasi akuntansi mengalir melalui berbagai akun dalam siklus penggajian dan personalia. Dalam sebagian besar system, akun gaji dan upah akrual hanya akan diguakan pada akhir periode akuntansi. Selama periode berjalan, beban baru akan dicatat apabila karyawan telah benar benar dibayar dan bukan ketika biaya tenaga kerja terjadi. Akrual untuk tenaga kerja dicatat dengan ayat jurnal penyesuaian pada akhir periode bagi setiap biaya tenaga kerja yang dihasilkan tetapi belum dibayar. 37. Perbedaan dalam perjalanan, menyangkut utang usaha, auditor harus membedakan antara akuisisi persediaan atas dasar FOB destination dan atas dasar FOB origin. Untuk FOB destination, hak akan berpindah ke pembeli ketika persediaan diterima, sehingga hanya persediaan yang diterima pada atau sebelum tanggal neraca yang harus dimasukan dalam persediaan dan utang usaha pada akhir tahun. Jika akuisisi dilakukan atas dasar FOB origin,perusahaan harus mencatat persediaan dan utang yang terkait pada periode berjalan jika pengiriman dilakukan pada atau setelah tanggal neraca. 38. hal yang perlu diingat adalah metode penyusutan yang diambil. Karena berdasarkan metode yang ada dapat ditelusuri biaya penyusutannya. Jumlah tercatat ditentukan dengan alokasi internal. Tujuan yang paling penting atas beban penyusutan adalah akurasi, di mana ditentukan apakah klien mengikuti kebijakan depresiasi yang konsisten dan apakah perhitungannya tepat. Verifikasi atas saldo akhir dari akumulasi penyusutan Dua tujuan yang ditekankan dalam audit atas akumulasi penyusutan : • Akumulasi penyusutan seperti yang dinyatakan dalam berkas induk properti sesuai dengan buku besar. • Akumulasi penyusutan dalam berkas induk dinilai dengan pantas. 39. Audit terhadap persediaan, terutama pengujian saldo persediaan akhir tahun, sering kali merupakan bagian yang paling kompleks dan paling menghabiskan waktu audit. Faktor-faktor yang mempengaruhi kompleksitas audit persediaan termasuk : Persediaan sering kali merupakan akun terbesar pada neraca Persediaan sering kali berada pada lokasi yang berbeda, yang membuat pengendalian dan perhitungan fisik menjadi sulit Sering kali sulit bagi auditor unutk mengamati dan menilai itempersediaan yang berbeda seperti perhiasan, bahan kimia, dan suku cadang elektronik Penilaian persediaan juga sulit apabila estimasi keuasangan persediaan merupakan hal yang penting dan apabila biaya manufaktur harus dialokasikan ke persediaan. Terdapat beberapa metode penilaian persediaan yang dapat diterima dan beberapa organisasi mungkin ingin menggunakan metode
penilaian yang berbeda unutk berbagai bagain persediaan yang dapat diterima menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum 40. Bill of lading yaitu kontrak tertulis mengenai penerimaan dan pegiriman barang antara pembawa dan penjual. Bill of lading dikirimkan secara elektronik ketika barang telah dikirimkan , dan secara otomatis akan membuat faktur penjualan yang terkait serta ayat jurnal dalam jurnal penjualan. Faktur penjualan yaitu dokumen yang menunjukkan deskripsi dan kuantitas barang yang dijual, harga, ongkos angkut, asuransi, syarat, dan relevan lainnya. Memo kredit yaitu dokumen yang mengindikasikan pengurangan dari jumlah pelanggan akibat retur barang atau pengurangan harga. Remmitance advice yaitu dokumen yang dikirimkan kepada pelanggan dan biasanya dikembalikan kepada penjual beserta pembayaran kas Laporan bulanan yaitu dokumen yang dikirimkan melalui surat atau secara elektronik kepada setiap pelanggan yang menunjukkan saldo awal piutang usahanya. 41. Perbedaan estimasi digunakan untuk mengukur total kesalahan yang diperkirakan misamount di dalam suatu populasi ketika ada kedua nilai tercatat dan suatu yang teraudit untuk masing-masing item di dalam sampel itu. Contohnya akan mengkonfirmasikan sampel piutang dagang yang menentukan perbedaan antara jumlah yang dicatat klien dan auditor dalam mempertimbangkan yang benar untuk masing-masing rekening terpilih. Auditor membuat suatu perkiraan misstatement populasi berdasarkan pada banyaknya misstatement, ukuran ratarata, misstatement ukuran individu didalam sampel itu. 42. METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO 43. Voucher biasanya digunakan oleh organisasi untuk menerbitkan pencatatan dan pengendalian akuisisi secara formal, terutama dengan menyusun setiap transaksi pembelian dalam suatu urutan nomor.Voucher meliputi lembaran kertas atau suatu bundel berisi dokumen terkait, seperti pesanan pembelian, salinan berkas pengepakan, laporan penerimaan dan faktur vendor. Setelah pembayran, salinan cek, ditambahkan ke dalam bundel voucher tersebut. 44. Untuk mendeteksi dan mencegah terjadinya penjualan kredit yang tidak diotorisasi. Salah saji
Aktivitas pengendalian
Penjualan kredit dilakukan tanpa persetujuan
Bagian kredit mengecek semua customer baru
Pengecekan batas kredit sebelum penjualan kredit dilaksanakan
Untuk mendeteksi terjadinya salah saji dalam tahap pencatatan transaksi penjualan kredit sebutkan aktivitas pengendalian yang diperlukan. I. Setiap pencatatan harus dilandasi dengan dokumen sumber faktur penjualan dan dokumen pendukung yang lengkap: agar pencatatan tidak dilakukan secara fiktif II. Pengecekan secara independen posting ke dalam buku pembantu piutang dengan akun control piutang dalam buku besar: akun control untuk mengecek apakah posting yang dilakukan sudah sesuai III. Pertanggungjawaban terhadap faktur penjualan secara periodic: faktur penjualan dilakukan dengan berkala agar ttp terjaga ke independenannya IV. Panduan akun dan review pemberian kode akun:agar tidak ada kode akun yang salah V. Pengiriman pernyataaan piutang bulanan kepada debitur:agar debitur dapat melakukan melakukan pengecekan pada piutang sebelum jatuh tempo
45. Penaksiran persentase terjadinya attribute dalam populasi. Penaksiran ini didasarkan pada pengalaman auditor di masa yang lalu atau dengan melakukan percobaan. Dalam hal auditor tidak mempunyai pengalaman mengenai besarnya tingkat kesalahan dalam populasi ia dapat mengambil 50 lembar surat order pengiriman untuk menaksir tingkat kesalahan dalam populasi. Misalnya dari pemeriksaan 50 lembar surat order pengiriman tersebut terdapat 1 lembar yang tidak dilampri dengan credit copy yang ditandatangi oleh Kepala Bagian Kredit, maka taksiran tingkat kesalahan dalam populasi adalah sebesar 2%(1+50). 46.
1.
Memeriksa instruksi tertulis mengenai penghitungan fisik sediaan
Prosedur ini dilakukan untuk memperoleh keyakinan mengenai ketelitian dan keandalan data hasil penghitungan fisik sediaan. 2. Melakukan pengamatan terhadap penghitungan fisik sediaan yang dilakukan oleh klien.
Prosedur ini dilakukan untuk menjamin ketelitian data sediaan yang dicatat didalam catatan akuntansinya 47. Informasi yang diperoleh auditor dari analisis terhadap kontrak-kontrak tersebut akan sangat membantu auditor dalam menafsirkan akun-akun seperti : persekot dari pemasok, persekot kepada kontraktor., dan konstruksi dalam pelaksanaan Dalam me-review suatu kontrak, biasanya auditor akan memperhatikan unsur-unsur berikut ini : 1. Nama kontrak yang tepat 2. Nama dan alamat pihak-pihak yang mendtangani kontrak 3. Tanggal berlakunya kontrak secara efektif, jangka waktu kontrak dan jika ada, jadwal pelaksanaanya 4. Tipe kontrak a. Harga tetap b. Kontraktor dibayar sebesar sejumlah biaya yang telah dikeluarkan ditambah contractor’s fee (cost reimbursement) c. Incentive 5. Pasal-pasal yang mengatur penyelesaian jika terjadi perselisihan 6. Pasal-pasal yang mengatur mengenai audit catatan akuntansi untuk menentukan jumlah yang tyerhutang menurut kontrak 7. Dampak umum kontrak tersebut terhadap posisi keuangan dan hasil usah klien Peraturan Pemerintah yang secara langsung Menyangkut Klien Meskipun auditor tidak memegang izin praktik untuk memberikan jasa dalam bidang hukum atau menafsirkan undang-undang Negara, namun ia harus mengenal undangundang dan peraturan-peraturan pemerintah yang mempunyai akibat terhadap laporan keuangan kliennya. Auditor harus melakukan konsultasi dengan penasihat hukum klien dan jika perlu dengan penasihat hokum auditor, jika auditor berpendapat bahwa masalah hokum mempunyai dampak terhadap pelaksanaan audit atau memerlukan pengungkapan dalam laporan keuangan auditan.
48. lah satu tipe bukti audit yang penting yang dibuat dalam organisasi klien adalah surat representasi manajemen (Letter of representationatau management representation letter). Surat ini dibuat oleh manajer tertentu dalam organisasi klien
atas permintaan auditor, yang berisi fakta tertentu mengenai posisi keuangan dan kegiatan perusahaan. Contohnya : manajer keuangan perusahaan klien diminta oleh auditor untuk menulis suatu surat pernyataan yang menjelaskan bahwa menurut pengetahuannya semua hutang perusahaan telah dicantumkan dalam neraca. Tujuan auditor meminta surat representasi manajemen adalah untuk menyadarkan manajemen bahwa tanggung–jawab atas kewajaran laporan keuangan terletak di tangan manajemen. Surat representasi manajemen ini merupakan bukti yang penting tetapi bagi auditor bukti audit ini tidak membebaskan dirinya dari tugas untuk melakukan verifikasi terhadap informasi yang tercantum dalam surat tersebut. Oleh karena itu, surat bukti representasi manajemen tidak setingkat kompetensinya dengan bukti dokumenter lainnya. 49. Penyajian Piutang Di Laporan Keuangan Disajikan sebesar jumlah tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih. Jumlah kotor piutang harus tetap disajikan pada neraca diikuti dengan penyisihan piutang tak tertagih. Piutang pemegang saham dan piutang perusahaan afiliasi harus dilaporkan tersendiri (tidak digabung dengan perkiraan piutang) karena sifatnya yang berbeda. 50. Auditor melakukan pemilihan sampel dengan maksud untuk memperoleh sampel yang representative. Sampel yang representative adalah sampel yang mempunyai karakteristik populasi. Sebagai contoh auditor menemukan 2% kesalahan atas faktur penjualan , seandainya ia melakukan inspeksi atas seluruh faktur penjualan. Misalkan, auditor ada 100 buah jumlah faktur penjualan sebagai sampel dari suatu populasi. Sampel tersebut dapat dikatakan sebagai sampel yang representative apabila auditor menemukan dua buah faktur yang mengandung kesalahan. Disamping itu sampel harus mengandung stabilitas. Yang dimaksud disini adalah apabila jumlah sampel ditambah atau dikurangi maka hasilnya harus sama dan tidak berubah. 51. Pengujian Substantif Sebelum Tanggal Neraca Auditor bisa melakukan pengujian substantif atas detil suatu rekening pada tanggal interim. Keputusan untuk melakukan pengujian sebelum tanggal neraca harus didasarkan pada pertimbangan apakah auditor dapat : ·
Mengendalikan tambahan risiko.
·
Mengurangi biaya untuk melaksanakan pengujian substantif pada akhir tahun.
Kondisi-kondisi yang bisa berpengaruh pada pengendalian risiko :
·
Struktur pengendalian intern selama periode tersisa cukup efektif
· Tidak terdapat keadaan atau kondisi yang mempengaruhi manajemen untuk membuat salah saji dalam laporan keuangan selama periode tersisa. · Saldo rekening akhir tahun yang diperiksa pada tanggal interim bias diprediksi secara masuk akal, baik mengenai jumlah, hubungan signifikan, maupun komposisinya. · Sistem akuntansi klien akan memberi informasi mengenai transaksi tak biasa yang signifikan yang mungkin terjadi pada periode tersisa. Pengujian substantif sebelum tanggal neraca tidak meninggalkan kebutuhan akan pengujian substantif pada tanggal nereca. Pengujian untuk periode tersisa harus mencakup : · Perbandingan saldo rekening-rekening pada dua tanggal untuk mengidentifikasi jumlah-jumlah yang nampak tidak biasa dan menyelidiki atas jumlah-jumlah tersebut. · Prosedur analisis lain atau pengujian substantif detil lainnya untuk mendapatkan dasar yang layak untuk memperluas kesimpulan audit interim ke tanggal neraca. 52. Titik awal untuk memverifikasi pelepasan adalah skedul klien yang berisi catatan tentang pelepasan itu. Skedul tersebut umumnya mencantumkan tanggal kapan aktiva dilepas atau dibuang, nama orang atau perusahaan yang mengakuisisi aktiva, harga jual, biaya awal, tanggal akuisisi, dan akumulasi penyusutan. Pengujian detail tie-in atas skedul yang mencatat pelepasan diperlukan, termasuk memfooting skedul, menelusuri total pada skedul ke pelepasan yang tercatat dalam buku besar umum, serta menelusuri biaya dan akumulasi penyusutan pelepasan ke file induk properti. Prosedur berikut seringkali digunakan untuk memverifikasi pelepasan: Mereview apakah aktiva yang baru diakuisisi menggantikan aktiva yang ada Menganalisis keuntungan dan kerugian atas pelepasan aktiva dan pendapatan ruparupa yang diterima dari pelepasan aktiva Mereview modifikasi pabrik dan perubahan lini produk, pajak properti, atau cakupan asuransi untuk indikasi penghapusan peralatan Melakukan tanya-jawab dengan manajemen dan personil produksi mengenai kemungkinan pelepasan aktiva Ketika suatu aktiva dijual atau dibuang begitu saja tanpa ditukar dengan aktiva pengganti, keakuratan transaksi dapat diverifikasi dengan memeriksa faktur
penjualan terkait dan file induk properti. Auditor harus membandingkan biaya dan akumulasi penyusutan yang ada dalam file induk dengan ayat jurnal yang tercatat dalam jurrnal umum serta menghitung kembali keuntungan atas kerugian atas pelepasan aktiva. Jika terjadi tukar tambah aktiva dengan aktiva pengganti, auditor harus memastikan bahwa aktiva yang baru dikapitalisasi dan aktiva yang digantikan dihapus secara layak dari catatan, dengan mempertimbangkan nilai buku aktiva yang ditukar tambah dan biaya tambahan aktiva yang baru. 53. MENGALOKASIKAN PERTIMBANGAN AWAL TINGKAT MATERIALITAS SEGMEN (Salah Saji yang Masih Dapat Ditoleransi) Selama masa perencanaan, dapat mengalokasikan materialitas awal pada berbagai segmen dari proses audit. Alokasi pertimbangan awal tingkat materialitas ke segmen-segmen (tahap ke-2 dalam penerapan materialitas) merupakan hal yang wajib dilakukan karena bukti-bukti audit terkumpul berdasarkan segmen bukannya terkumpul berdasarkan laporan keuangan secara keseluruhan. Jika auditor telah memiliki pertimbangan awal tentang tingkat materialitas tiap segmen, pertimbangannya tersebut akan sangat membantu auditor dalam memutuskan bukti audit apa yang yang tepat untuk dikumpulkan. Mayoritas praktisi mengaokasikan tingkat materialitas ke akun-akun neraca daripada mengalokasikannya ke akun-akun laporan laba rugi. Sebagian besar slah saji yang terkandung dalam laporan laba rugi memiliki tingkat pengaruh yang sama besar dengan akun-akun neraca, akibat dari berlakunya sistem pembukuan doubleentry. Oleh karena itu, auditor dapat mengalokasikan tingkat materialitas baik ke akun-akun laporan laba rugi atau ke akun-akun neraca. Pada saat auditor mengalokasikan pertimbangan awal tingkat materialitas ini ke saldo akun-akun, maka tingkat materialitas yang dialokasikan ke saldo akun tertentu dibahas dalam SAS 39 (AU 350) dinyatakan sebagai salah saji yang masih dapat ditoleransi (tolerable misstatment) . 54. 1. Mengambil sampel dimana probabilitas pemilihan setiap item populasi individual bersifat proporsional dengan jumlah tercatatnya. Metode ini disebut sebagai sampling dengan probabilita yang proporsional dengan ukuran (pps), dan dievaluasi dengan menggunakan sampling nonstatistik atau sampling statistik unit moneter. 2. Membagi populasi kedalam subpopulasi, biasanya menurut ukuran dolar, dan mengambil sampel yang lebih besar dari subpopulasi itu dengan ukuran yang lebih besar. Hal ini disebut sebagai sampling bertahap, dan dievaluasi dengan menggunakan sampling nonstatistik ataupun sampling statistik variabel.
View more...
Comments