Tahap Preparasi Tambalan Resin Komposit
September 24, 2017 | Author: Alifandra | Category: N/A
Short Description
makalah laporan...
Description
Tahap preparasi tambalan resin komposit Indikasi tambalan resin komposit 1. Lesi interproksimal (Klas III) pada gigi anterior 2. Lesi pada permukaan fasial gigi anterior (Klas V) 3. Lesi pada permukaan fasial gigi premolar 4. Hilangnya sudut insisal gigi 5. Fraktur gigi anterior 6. Membentuk kembali gigi untuk mendukung restorasi tuang 7. Lesi oklusal dan interproksimal gigi posterior (Klas I dan II) (dengan keterbatasan) Kontra-indikasi tambalan resin 1. Lesi distal dari premolar 2. Tambalan rutin untuk posterior 3. Pasien dengan insidensi karies tinggi serta kebersihan mulut tidak terjaga Tahap preparasi yaitu: 1. SELEKSI WARNA Perhatian khusus harus kita berikan saat kita mencocokkan warna gigi dengan komposit material. Umunya gigi berwarna putih dengan berbagai derajat variasi dari abuabu,kuning, atau orange.
Juga berbeda-beda sesuai translusensi, ketebalan, serta
distribusi dari enamel dan dentin dan juga usia pasien. Faktor lain juga mempengaruhi seperti fluorosis, efek tetrasiklin,dan perawatan endodontik. Kebanyakan pabrik menyediakan shade guide untuk material yang spesifik, yang pada umunya tidak dapat diganti dengan material dari pabrik lain. Beda pabrik akan beda shade guidenya. Pencahayaan yang baik sangat dibutuhkan ketika melakukan pemilihan warna. Pencahayaan alami lebih diutamakan disini. Ketika memilih warna yang tepat, shade guide diletakkan dekat dengan gigi untuk menentukan warnanya secara umum.
Kemudian seseorang yang lain mencocokkan dengan label shade guide yang spesifik disamping area yang direstorasi. Sebagian label shade sebaiknya diletakkan berdekatan dengan bibir pasien untuk mendapatkan efek yang natural. Area servikal biasanya lebih gelap daripada area incisal. Pemilihan warna sebaiknya dilakukan secepat mungkin. Beberapa dokter kadang meminta bantuan asistennya untuk membantu menentukan warna yang tepat. Pemilihan warna final bisa dicek oleh pasien dengan menggunakan hand mirror.
Gambar.1.1
2. Isolasi dengan Cotton Roll Isolasi daerah kerja merupakan suatu keharusan. Gigi yang dibasahi saliva, lidah yang mengganggu penglihatan, dan gingiva yang berdarah adalah sedikit dari masalah-masalah yang harus diatasi sebelum prosedur kerja yang teliti dan tepat dapat dilakukan. Beberapa metode dapat dilakukan untuk mengisolasi daerah kerja, seperti penggunaan rubber dam dan cotton roll (Baum. dkk, 1997). 3. Preparasi kavitas
Bentuk kavitas untuk bahan tambalan restorasi komposit umumnya sama tidak bergantung pada bahan yang digunakan. Pertama-tama Semua jaringan karies harus dibuang terlebih dahulu, prevarasi yang sempurna harus mencakup email yang rapuh akibat dekalsifikasi dan preparasi harus memudahkan penempatan bahan restorasi komposit. Sistem resin dan kebanyakan bahan restorasi amat rentan terhadap lembab oleh karena itu harus diusahakan agar lapangan kerja benar-benar kering. 4. Perlindungan dentin dan pulpa Sebelum aplikasi etsa asam atau penempatan restorasi resin komposit , dentin dan pulpa harus dilindungi dengan memberikan pelapik. Bila pelapik tidak diberikan, asam yang berfungsi sebagai etsa atau resin akan menyebabkan iritasi terhadap pulpa. Basis kalsium hidroksida adalah pilihan pelapik yang dianjurkan karena kalsium hidroksida sangat efektif dalam meningkatkan pembentukan dentin sekunder. 5. Teknik etsa asam Bahan etsa yang diaplikasikan pada email menghasilkan perbaikan email-resin. Salah satu alasanya adalah agar membentuk lembah dan puncak pada email yang memungkinkan resin terkunci secara mekanis pada permukaan yang tidak teratur tersebut disebut juga “Resin Tag”. Email yang teretsa harus tampak terdekalsifikasi yaitu berwarna putih. Jika belum berwarna putih diduga bahwa etsa kurang adekuat dan asam harus diaplikasikan kembali agar menghasilkan permukaan email yang cukup menerima dan mendukung perlekatan resin
6. Penempatan bahan restorasi resin komposit Restorasi komposit biasanya diaplikasikan dalam dua tahap. Tahap pertama yaitu aplikasi adesif bonding. Tahap kedua yaitu insersi material restorative. Saat ini terdapat dua tipe komposit, yaitu self-cured dan light cured. Komposit tipe self cured tidak lagi digunakan secara luas karena tipe light cured lebih memberikan beberapa keuntungan seperti berkurangnya diskolorisasi, berkurangnya porositas, penempatan yang lebih mudah, dan finishingnya pun lebih mudah. Karena sumber sinar harus di aplikasikan pada komposit light cured agar menyebabkan polimerisasi, maka material komposit harus diinsersikan pada preparasi gigi dengan ketebalan 1-2 mm. hal ini akan menyebabkan sinar dapat
mempolimerisasi komposit dengan sebaik-baiknya dan akan mengurangi efek dari pengkerutan polimerisasi, terutama pada sepanjang dinding gingival. Baik instrumen tangan maupun alat syringe dapat digunakan untuk menginsersi komposit light cured maupun self cured. Penggunaan instrument tangan lebih popular digunakan karena lebih mudah dan cepat. Kekurangan dari penggunaan instrument tangan yaitu udara dapat terperangkap pada preparasi gigi atau tidak dapat tercampur pada material saat prosedur insersi. Teknik syringe digunakan karena dapat memberikan kenyamanan dalam memindahkan material komposit ke preparasi gigidan mengurangi kemungkinan terperangkapnya udara. Pada preparasi yang kecil, teknik syringe akan mendapatkan kesulitan karena ujung syringe yang terlalu besar sehingga sebaiknya tip syringe yang kosong sebelumnya sudah dicobakan pada preparasi gigi. Komposit yang dapat diinjeksikan tergantung pula pada viskositasnya. Beberapa komposit microfill tidak dapat diinjeksikan, sehingga bahan-bahan material sebaiknya dievaluasi sebelum penggunaan klinis. Aktifasi resin komposit ini menggunakan bantuan sinar untuk polimerisasinya yang mempunyai panjang gelombang 400-500 nm. Waktu penyinaran yang dibutuhkan untuk memacu polimerisasi bervariasi pada berbagai tingkatan tergantung resin yang digunakan. Bagian yang lebih gelap dibutuhkan waktu yang lebih lama. 40 detik penyinaran tiap tempat cukup baik untuk pengerasan
7. FINISHING DAN POLISHING RESIN KOMPOSIT Finishing meliputi shaping, contouring, dan penghalusan restorasi. Sedangkan polishing digunakan untuk membuat permukaan restorasi mengkilat. Finishing dapat dilakukan segera setelah komposit aktivasi sinar telahmengalami polimerisaasi atau sekitar 3 menit setelah pengerasan awal. Alat-alat yang biasa digunakan antara lain : 1. Alat untuk shaping : sharp amalgam carvers dan scalpel blades, seperti 12 atau12b atau specific resin carving instrument yang terbuat dari carbide, anodized aluminium, atau nikel titanium. 2. Alat untuk finishing dan polishing : diamond dan carbide burs, berbagai tipe dari flexibe disks, abrasive impregnated rubber point dan cups, metal dan plastic finishing strips, dan pasta polishing. • Diamond dan carbide burs
Digunakan untuk menghaluskan ekses-ekses yang besar pada resin komposit dan dapat digunakan untuk membentuk anatomi pada permukaan restorasi. • Discs Digunakan untuk menghaluskan permukaan restorasi. Bagian yang abrasive dari disk dapat mencapai bagian embrasure dan area interproksimal. Disk terdiri dari beberapa jenis dari yang kasar sampai yang halus yang bisa digunakan secara berurutan saat melakukan finishing dan polishing. • Impregnated rubber points dan cups Digunakan secara berurutan seperti disk. Untuk jenis yang paling kasar digunakan untuk mengurangi ekses-ekses yang yang besar sedangkan yang halus efektif untuk membuat permukaan menjadi halus dan berkilau. Keuntungan yang utama dari penggunaan alat ini adalah dapat membuat permukaan yang terdapat ekses membentuk groove, membentuk bentuk permukaan yang diinginkan serta membentuk permukaan yang konkaf pada lingual gigi anterior • Finishing stips Digunakan untuk mengcontur dan memolish permukaan proksimal margin gingival untuk membuat kontak interproksimal. Tersedia dalam bentuk metal dan plastik. Untuk metal biasa digunakan untuk mengurangi ekses yang besar namun dalam menggunakan alat ini kita harus berhati-hati karena jika tidak dapat memotong enamel, cementum, dan dentin. Sedangkan plastic strips dapat digunakan untuk finishing dan polishing. Juga tersedia dalam beberapa jenis dari yang kasar sampai halus yang dapat digunakan secara berurutan. Prosedur finishing dan polishing resin komposit: 1. sharp-edge hand instrument digunakan untuk menghilangkan ekses-ekses di area proksimal, dan margin gingival dan untuk membentuk permukaan proksimal dari resin komposit. 2. 12b scalpel blade digunakan untuk menghilangkan flash dari resin komposit pada aspek distal 3. alumunium oxide disk digunakan untuk membentu kontur dan untuk polishing permukaan proksimal dari restorasi resin komposit.
4. finishing diamond digunakan untuk membentuk anatomi oklusal 5. Impregnated rubber points dengan aluminium oxide digunakan untuk menghaluskan permukaan oklusal restorasi 6. Aluminum oxide finishing strips untuk conturing atau finishing atau polishing permukaan proksimal untuk membuat kontak proksimal. Daftar pustaka Baum, Llyod. 1997. Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi. Edisi: III. Jakarta: EGC
View more...
Comments