TA

January 19, 2017 | Author: Delonita Pricillya | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

TA 13...

Description

CHAPTER 13 : BEHAVIOURAL RESEARCH IN ACCOUTING BEHAVIOURAL ACCOUNTING RESEARCH : DEFINISI DAN RUANG LINGKUP Behavioural accounting research didefinisikan sebagai : Studi perilaku akuntan atau perilaku non akuntan dimana mereka dipengaruhi oleh fungsi akuntansi dan laporan. Behavioural accounting research (BAR), penelitian pasar modal dan penelitian teori agency dapat disebut penelitian ‘positif’ dalam pengertian bahwa mereka dikaitkan dengan menemukan ‘fakta’: penelitian pasar modal menanyakan ‘bagaimana reaksi pasar sekuritas terhadap informasi akuntansi?’; teori agensi menanyakan ‘apakah insentif ekonomi mempengaruhi dalam memilih metodde akuntansi?’; dan behavioural research menanyakan ‘bagaimana sebenarnya orang-orang menggunakan dan memproses informasi akuntansi?’ bagaimanapun, mereka juga sangan berbeda dalam banyak hal. untuk instansi, penelitian pasar modal melihat pada level makro pasar sekuritas agregat, sedangkan teori agensi dan behavourial accounting fokus pada level mikro pribadi manager dan perusahan. Penelitian pasar modal dan teory agensi diambil dari ilmu ekonomi dan mengesampingkan motivasi aktual orangorang dengan asumsi bahwa setiap orang merupakan pemaksimal kekayaan. Behavioural accounting, pada sisi lain, diambil dari ilmu yang yang lain seperti psikologi, sosiologi, dan teori organisasi., dan umumnya tidak membuat anggapan tentang bagaimana orang-orang berkelakuan (behave), terlebih, itu tujuan untuk mengetahui mengapa orang-orang berkelakuan sebagaimana yang mereka lakukan. Sebagai konsekuensi, tiga kelompok penelitian akuntansi yang lain ini dimaksudkan untuk menjawab tipe yang sangat berbeda pertanyaan tentang praktek akuntansi. Tipe utama BAR dalam area ini yang telah diketahui seperti human judgement theory (HJT) atau human information processing (HIP) dan meliputi pertimbangan dan pembuatan keputusan akuntan dan auditor dan mempengaruhi fungsi output pada pengguna ‘pembuatan pertimbangan dan keputusan’.

1

WHY IS BAR IMPORTANT? KENAPA BAR PENTING? Terdapat beberapa alasan yang sangat bagus bahwa BAR sangat pentig untuk praktisi akuntasi dan yang lain : 

Telah catat pada awal chapter ini bagaimana kelompok penelitian akuntansi yang lain seperti pasar modal dan teori agensi tidak memperlengkapi dengan jawaban pertanyaan tentang bagaimana orang-orang menggunakan dan memproses informasi akuntansi. Untuk mengisi kekosongan membutuhkan penelitian yang secara spesifik menguji aktivitas pengambilan keputusan yang menyiapkan (penyaji), pengguna, dan auditor informasi akuntansi.



BAR dapat memberikan arti berharga dalam jenis cara yang berbeda pada hasil, proses, dan reaksi pengambil keputusan pada fakta-fakta (keterangan) informasi akuntansi dan metode komunikasi. Kita dapat menggunakannya untuk memperbaiki pengambilan keputusan dalam berbagai macam cara.



BAR berpotensi menyediakan informasi yang bermanfaat untuk regulator akuntansi seperti Australian Accounting Standart Board (AASB). Sebagai tujuan pokok akuntansi adalah untuk menyediakan informasi ‘bermanfaat untuk keputusan’, anggota AASB terus berhadapan dengan masalah dimana metode akuntansi dan apa tipe pengungkapan yang akan terbukti ‘bermanfaat’ untuk pengguna laporan keuangan (financial statement).



BAR juga dapat mengarahkan pada efisiensi dalampraktek kerja akuntan dan profesi yang yang lain. Seperti, keahlian senior dan pengalaman anggota sebuah perusahaan akuntansi dapat dicatat dan dimanfaatkan oleh metode BAR untuk mengembangkan sistem keahlian yang terkomputerisasi untuk suatu variasi dalam konteks pengambilan keputusan (decision making).

Development of behavioural accounting research - Pengembangan penelitian akuntansi perilaku (BAR)

Istilah BAR pertama kali muncul dalam literatur pa tahun 1967, tetapi penelitian HJT menjadi pondasinya dalam literature psikologi dengan karya seminal Ward Edward pada tahun 1954. Aplikasi penelitian pada akuntansi dan auditing dapat terima tahun 1974 ketika Ashton mempublikasikan sebuah studi percobaan (experimental) pertimbangan internal control oleh auditor. Perkembangan penelitian HJT dalam akuntansi memberikan banyak pada adaptasi metode penelitian telah digunakan dengan baik dalam literatur psikologi, model Brunswik lens. Teknik ini

2

mewakili pendekatan penelitian baru yang sangat kuat yang dapat diaplikasikan pada pertanyaan lama yang memperhatikan pengguna data. Dasar tujuan penelitian HJT adalah untuk menjelaskan cara yang orang-orang gunakan dan bagian proses informasi akuntansi (dan yang lain) dalam suatu fakta konteks pengambilan keputusan. Kita gambarkan proses pengambilan keputusan seseorang adalah sebuah ‘model’. Sehingga, contohnya, kita mungkin menggunakan penelitian teknik HJT terhadap ‘model’ (atau menggambarkan) cara yang petugas pinjaman bank proses dengan berbagai cara pokok informasi akuntansi (atau ‘isyarat’ seperti yang mereka sebutkan) seperti laba dan angka arus kas untuk suatu keputusan tentang apakah untuk menyetujui suatu pinjaman dari suatu perusahaan. Walaupun model brunswik lens metode yang mendominasi untuk pongembangan model pembuatan keputusan, juga terdapat dua pendekatan penelitian. Satu di sebut ‘process tracing’, yang lain diketahui sebagai paradingma ‘probabilistic judgement’, dimana dalam memprosess keputusan mewakili kemungkinan pernyataan berdasarkan pada dalil Baye. 3 Pendekatan yang lain untuk menjelaskan (modelling) pembuatan keputusan adalah: availability, anchoring dan adjusment, dan expert judgment

Model Brunswik Lens Sejak pertengahan tahun 1970, model brunswik lens telah digunakan sebagai kerangka analitis dan dasar untuk pendapat penelitian yang paling memerlukan ramalan (seperti kebangrutan) dan/atau evaluasi (seperti pengendalian internal). Peneliti menggunakan model lens untuk menginvestigasi hubungan dari beberapa keping informasi dan keputusan. Keputusan ataupun prediksi dengan melihat kesamaan dari respon terhadap informasi tersebut. Pengambilan keputusan dipandang seperti melihat dari lensa informasi yang secara probability terkait dengan kejadian untuk mencapai kesimpulan tentang kejadian tersebut. Dalam membentuk model ini, subjek diminta untuk memberi keputusan untuk beberapa jenis kasus berdasarkan informasi yang sama. Sebagai contoh, mereka dapat ditanya untuk memperkirakan apakah sebuah perusahaan mungkin gagal dengan rasio- rasio keusangan yang telah ditentukan sebelumnya. Kemudian sebuah model linier akan dibentuk untuk mempresentasikan bagaimana informasi diproses oleh individual. Kemudian sebuah analisis regresi digunakan dengan menetapkan dependent variable dan independent variable untuk mendapatkan sebuah model.

3

Dengan Brunswik lens model peneliti dapat mendapatkan seberapa penting sebuah informasi dalam model tersebut, apakah signifikan bagi model atau tidak. Selain itu model juga dapat menentukan hubungan dari pengambil keputusan dengan informasi bagi mereka. Selain itu kita juga dapat tahu pentingnya informasi dari sudut pandang yang berbeda, misalkan seorang manajer melihat bahwa profit merupakan informasi yang sangat penting padahal stakeholder tidak melihat profit sebagai informasi yang sangat penting. Dengan demikian kita dapat merubah pola pandang manajamen untuk menghasilkan hasil yang lebih baik. Penggunaan model ini telah membuka jalan bagi penemuan penting sebagai berikut : 

Pola dalam penggunaan informasi dalam berbagai model



Pembobotan yang digunakan pengambil keputusan atas informasi



Akurasi dari pengambil keputusan dari berbagai bidang dalam memprediksi dan mengevaluasi



Konsistensi dari pengambilan keputusan



Tingkat sudut pandang yang dimiliki pengambil keputusan mengenai pola data

Process Tracing Methods Model pengambilan keputusan yang diturunkan dengan menggunakan model lens Brunswik biasanya memilki kekuatan prediktif yang baik. Model lens merupakan prediktor yang lebih baik karena model statistic lens memindahkan banyak random error yang biasanya terdapat dalam prasangka manusia yang misalnya diakibatkan rasa lelah, sakit, ataupun kurangnya kosentrasi, namun, model ini juga memiki keterbatasan karena bukan prediktor yang baik mengenai bagaimana sebenarnya manusia membuat keputusan. Pengetahuan mengenai proses dan cara pengambilan keputusan oleh manusai dapat membantu menemukan kelemahan dari proses tersebut sehingga kelemahan tersebut dapat dihilangkan. Hal ini dapat menghasilkan prediksi yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya. Dalam process tracing, pengambilan keputusan diberikan serangkaian studi kasus untuk di analisis, tetapi kali ini mereka diminta untuk mendeskripsikan secara verbal setiap langkah yang dilalui dalam pengambilan keputusan. Kemudian deskripsi verbal tersebut direkam dan dianalisis untuk menghasilkan decision tree untuk menggambarkan proses pengambilan keputusan tadi.

4

Decision tree yang diturunkan dari metode process tracing secara intuitif adalah deksriptor yang baik mengenai proses pengambilan keputusan manusia . namun, relative terhadap model lens Brunswik, metode process tracing tidak selalu merupakan prediktor yang baik. Hal ini karena pembuat keputusan seringkali mengalami kesulitan dalam menjelaskan semua langkah yang mereka lalui. Peneliti mencoba mengatasi keterbatasan kedua model tersebut dengan menkombinasikan kekuatan deskriptif dan prediktif dua pendekatan tersebut, misalnya dengan sebuah teknik statistic yang dikenal sebagai classification and regression trees (CART). CART menggunakan metode statistik untuk membagi (memisahkan) ouput prasangka pembuat keputusan ke dalam noda-noda yang memaksimalkan kekuatan model untuk memprediksi secara tepat klasifikasi kasus-kasus yang berbeda kedalam tipe keputusan yang tepat. CART mengkombinasikan kekuatan dominan untuk secara tepat mengklafikasikan rekomendasi analisis dengan dekskriptor intuitif tentang proses pengambilan keputusan mereka. Probabilistic Judgement Model ini berguna untuk melihat situasi akuntansi dimana kepercayaan awal mengenai prediksi atau evaluasi harus direvisi ketika ada bukti baru. Model ini berpendapat bahwa cara yang paling tepat secara normative untuk merevisi kepercayaan awal ini, dinyatakan sebagai probabilitas subjektif, adalah dengan mengaplikasikan teorama Bayes (sebuah tenet dasar mengenai teori kondisional probabilitas). Teorema Bayes menyatakan bahwa probabilitas revisi karena adanya bukti tambahan sama dengan kepercayaan awal dikalikan dengan seberapa banyak ekspektasi awal harus direvisi. Revisi yang melibatkan auditor dan akuntan memberikan bukti bahwa akuntan dan auditor memilki serangkaian rules of thumb karena kompleksitas tipe judgement yang harus mereka buat dengan keterbatasan informasi yang mereka miliki. Lens Model Studies --- The Evidence Dengan menggunakan model lens sebagai alat riset memungkinkan adanya analisis konsistensi judgement, apakah model perilaku manusia dapat memprediksi lebih akurat daripada manusia itu sendiri. Model ini juga memungkinkan analisis kemampuan petunjuk untuk memprediksi event dalam pertanyaan. Selain itu, model ini juga memberikan insight mengenai derajat konsensus antara pembuat keputusa.

5

Bukti secara konsistensi menunjukkan bahwa manusia mampu untuk mengembangkan prinsipprinsip atau model-model untuk memecahkan kesuksesan/kegagalan tugas menggunakan rasio keuangan, tetapi mereka tidak mampu melakukan hal tersebut ketika model mereka sendiri digunakan secara matematis. Hal ini karena mereka menjadi tidak memperhatikan petunjuk dan merek menjadi tidak konsistensi dalam mengaplikasikan aturan keputusan mereka akibat faktor kelelahan dan kebosanan. Abdel-Khalik dan El-Sheshai menyimpulkan bahwa pilihan informasi manusialah, bukan proses pemilihan ptunjuk, yang membatasi akurasi. Simnett dan Trotman menemukan bahwa meskipun subjek telah dapat menggunakan performa ketika diminta untuk mengaplikasikan pembobotan petunjuk idela. Penulis-penulis ini menyimpulkan bahwa ketika manusia tidak bisa memilih rasio mereka sendiri, kinerja pemrosesan informasi merek menurun. Ketika jumlah informasi meningkat, awalnya penggunaan dan intgrasi informasi menigkat. Namun, pada titik tertentu, tambahan informasi menyebabkan penurunan jumlah informasi terintegrasi kedalam tugas pengambilan keputusan. Chewning dan Harrell menemukan bukti teori tersebut ketika seseorang diberikan lebih dari 8 petunjuk (rasio keuangna). Libby berpendapat bahwa tambahan petunjuk yang tidak valid ke dalam serangkaian petunjuk yang lebih valid akan menurunkan performa, namun riset lain tidak mendeteksi adanya hubungan tersebut. Process Tracing Studies ----The Evidence Model lens Brunswik secara implisit memperlakukan proses pengambilan keputusan sebagai kombinasi linier dari informasi petunjuk sedangkan decision tree yang diturunkan dari process tracing menerangkan langkah-langkah pengambilan keputusan dimana isi informasi sebuah data berinteraksi dengan informasi lainnya dari data tersebut. Larcker dan lessig menemukan bahwa process tracing model lebih baik daripada model statistic liner, tetapi selling and shank menemukan hasil sebaliknya ketika kedua pendekatan ini dibandingkan dalam sebuah tugas yang melibatkan prediksi kebangkrutan. Kompleksitas pengambilan keputusan yang dilakukan manusia berarti dibutuhkan riset yang lebih dalam untuk memahami tipe karakteristik keputusan untuk menentukan gaya pemrosesan informasi yang [aling seusai. Format and Presentation Of Financial Statements

6

Pada tahun 1976 Libby mengobservasi bahwa ada tiga pilihan dasar yang ada untuk meningkatkan pengambilan keputusan : 1. Mengubah presentasi dan jumlah informasi 2. Memberikan pendidikan ke pembuat keputusan 3. Mengganti pembuat keputusan dengan model of themselves atau dengan ideal or with on ideal cueweighting model Dengan pentingnya saran yang pertama terhadap akuntan, auditor, regulator dan pembuat standar, terdapat penelitian kecil yang dialkukan untuk menemukan format presentasi akuntansi yang ideal. Studi yang dialakukan cenderung untuk memeriksa perubahan yang radikal terhadap penyajian laporan keuangan dalam bentuk grafik multidimensional. The lens model berguna dalam memeriksa isu penyajian laporan keuangan yang sama baiknya dengan analisa predictive judgement. The lens model mengijinkan untuk analisa kekakuratan human judgement dalam menentukan sejauh mana dimana individu mendeteksi tugas judgement yang penting dan secara konsistensi menggunakan kebijakan judgement. Jika perubahan format informasi menghasilkan peningkatan kedua karakteristik tersebut maka human judgement seharusnya meningkat. Chernoff fces menggambarkan perubahan dalam kondisi keuangan. Mukanya dibangun dengan mapping transformed variabel keuangan menjadi bentuk muka. Mathematical precision diwujudkan dengan panjangnya hidung, angle alis dan bentuk mulut digunakan untuk merepresentasikan perubahan kondisi keuangan dari suatu periode ke periode berikutnya. Pendekatan grafik multidimensional akan menjadi berguna ketika ketersidiaan biaya atau data membuat model statistik yang tidak mungkin dibangun, terutama jika hasilnya menggunakan grafik multidimensional yang sama sedikit bagusnya dengan hasil dari model. Saat ini preparers laporan keuangan tidak lagi menyiapkan grafik seperti muka chernoof tetapi dengan penggunaan warna dan grafik yang lebih konvesioanl. Penggunaan grafik yang bervariasi dan bentuk tabular akan mempengaruhi pengambilan keputusan. Laporan dalam bentuk grafik berguna untuk tingkat kompleksitas yang rendah sedangkan laporan dalam bentuk tabular untuk tingkat kompleksitas yang tinggi. Tidak ada bentuk penyajian yang terbaik di semua situasi. Dalam konteks pengauditan, ricchiute menemukan bahwa judgement mengenai penyesuaian terhadap akun dipengaruhi oleh cara penyajian informasi ke auditor visual dan atau auditory.

7

So dan smith menginvestigasi dampak dari warna grafik, jenis kelamin, kerumitan dari tugas, dan perbedaan format presentasi dalam preditive accuracy dengan sample undergraduate business students. Hasilnya adalah grafik yang berwarna tidak efektif ketika tugasnya kompleks dan wanita lebih tertarik terhadap grafik yang berwarna. Penelitian yang lain dilakukan dengan mengajak decision makers bekerja dengan satu dari seperangkat data; kombinasi tabel dan bar charts, atau table dengan muka chernoff atau hanya dengan table. Ketika situasi dimana complexity dari informasi tinggi, penggunaan hanya dengan tabel membawa kepada keakuratan yang lebih tinggi, penggunaan grafik dan pictorial representatations data membawa kepada penurunan dari keefektifan pengguna dari pembuatan keputusan. Alasannya adalah decision maker memilih pilihan yang lebih mudah ketika situasi kompleks, tetapi graphical dan pictorical yang mewakili data terkadang lebih abstrak dan kurang detail dibandingkan informasi yang disajikan dalam bentuk tabel Probabilistic Judgement Studies ----The Evidence Dalam banyak konteks akuntansi dan terutama pengauditan tidak ada solusi yang benar dengan penilaian yang dapat dibandingkan untuk menilai akurasi dari mereka. Satu cara untuk mengatasi kurangnya benchmarks dalam penilaian kinerja adalah memeriksa konsensus mengenai keputusan tertentu di sejumlah pembuat keputusan. Cara yang lain adalah menggunakan model matematik atau statistika. Penelitian HJT dalam model ini telah secara konsistensi didemonstrasikan bahwa manusia mempunyai keahlian yang bervariasi dan tugas yang berbeda, merevisi probabilitas mereka ke tingkat yang lebih rendah daripada teori Bayes’s. konservatisme ini telah dihubungkan ke penggunaan rules of thumb dan bias yang diadopsikan sebagai sarana mempermudah judgements yang kompleks agar manusia bisa mengatasi. Three rules of thumb 

Representativeness Aturan ini menyatakan bahwa ketika penilaian probabilitas berasal dari populasi. Penilaian orang akan ditentukan dengan sejauh mana item mewakili populasi. Item atau kejadian yang dilihat oleh pembuat keputusan more representative akan dinilai mempunyai probabilitas yang lebih besar kejadiannya daripada yang less representative. Peneliti menunjukkan bahwa penggunaan rule of thumb dapat membawa kepada keputusan yang miskin karena pembuat keputusan mengabaikan data lain yang relevan yang bukan bagian dari stereotype.

8



Availability Ketersediaan rule of thumb mengacu kepada probabilitas suatu kejadian berdasarkan kemudahan contoh-contoh seperti yang ada di pikiran. Probabilitas yang berhubungan dengan kejadian yang sensasional biasnya overestimated.



Anchoring and adjustment Mengacu kepada proses judgement secara umum dimana proses awalnya dihasilkan atau diberikan repons seperti jangkar dan informasi lain digunakan untuk menyesuaikan respons. Akibat dari rule of thumb adalah kemungkinan penyesuaian yang tidak mencukupi dalam perubahan keadaan.

REPRESENTATIVENESS : THE EVIDENCE Orang yang pertama kali melaporkan keberadaan dari representativeness dan kencenderungan untuk mengabaikan base rates adalah Kahneman dan Tversky. Penggunaan base-rate information telah membawa kepada hipotesis yang beralasan probabilistik yang melibatkan contingent processing. Availabilty : Evidence Basis dari rule of thumb ini adalah kemungkinan judgment berdasarkan on retrieval dari ingatan cotoh yang relevan atau skenario yang masuk akal. Bagaimanapun juga hal ini membutuhkan sampel probabilitas yang besar untuk meningkatkan prediksi akurasi. Anchoring dan Adjusment : Evidence Kinney dan Uecker menemukan bukti tentang anchoring dan adjusment dalam analytical review (analisa rasio) dan compliance test (audit test of control internal). Expert Judgment and Rules of Thumb Penilitian yang melibatkan expert judgment memberikan kesimpulan bahwa manusia mempunyai ingatan jangka pendek dengan kapasitas yang sangat terbatas (4-7 chunks) dan virtually ingatan jangka panjang yang tak terbatas.

9

ACCOUNTING AND BEHAVIOUR Akuntansi hadir sebagai fungsi yang mengatur secara langsung untuk aktivitas- aktivitas individu maupun kelompok. Ada beberapa cara pandang yang berbeda tentang akuntansi, yang mengindikasikan adanya beberapa kemungkinan perspektif akuntansi. Isu utama adalah teknik apakah yang diadopsi dan interprestasi dari sebuah informasi yang dilaporkan. Selain itu, adanya persaingan kepentingan diantara orang-orang yang bervariasi yang memberikan interprestasi terhadap laporan keuangan yang dilaporkan oleh perusahaan. Informasi akuntansi akan memberikan pengaruh terhadap perilaku baik metode yang diadopsi untuk mengukur dan melaporkan informasi serta merespon informasi yang diberitahukan. Menurut Zimmerman, sistem akuntansi adalah komponen fundamental dari sebuah arsitektur organisasi dengan manajer yang secara konstan beradaptasi untuk memastikan struktur terbaik bagi perusahaan. Zimmerman menawarkan 2 pengamatan penting tentang factor yang memengaruhi sistem akuntansi, yaitu: 1. Sistem akuntansi berubah ketika ada perubahan strategi bisnis perusahaan dan perubahan organisasi lainnya dalam waktu yang bersamaan, khususnya terkait dengan posisi keputusan yang benar dan sistem evaluasi kinerja dan juga reward. 2. Perubahan dalam arsitektur organisasi, termasuk perubahan di dalam sistem akuntansi disebabkan oleh adanya external shocks dari teknologi dan pergeseran kondisi pasar. Informasi akuntansi secara signifikan mempengaruhi perilaku individu, baik di dalam entitas maupun eksternal. Bagaimanapun adanya pengaruh dua arah, untuk individu secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi struktur sistem akuntansi dan pengungkapan informasi. LIMITATION OF BAR Peninjauan terhadap BAR telah menunjukkan bahwa ada peranan yang besar dari informasi akuntansai daslasm pengambilasn keputusan. Proses informasi yang kompleks menyadarkan kita bahwa perkembangan penelitian teori-teori dan metode akuntansi saat ini masih belum cukup. BAR memiliki beberapa keterbatasan, yaitu:

10

1. Penelitian pada topik yang sama memberikan hasil yang kontradikitif, sehingga membingungkan saat pengambilan keputusan. 2. Subjek percobaan yang digunakan dalam penelitian tersebut seringkali berbeda dengan real judgement. 3. Peneliti akuntansi mempertanyakan apakah peraturan harus dipengaruhi oleh hasil penelitian pembuat keputusan individu atau tidak. Secara keseluruhan, keterbatasan terbesar dalam BAR adalah tidak adanya satu landasan teori yang dapat membantu menggabungkan beragamnya pertanyaan pertanyaan dalam penelitian dan penemuan BAR. Peneliti BAR banyak meminjam pemikiran dari berbagai disiplin ilmu dan tidak memiliki persamaan framework satu sama lain. Hal ini menyebabkan sulitnya mengeneralisasi bagi policy makers. Walalupun begitu tidak dipungkiri bahwa metode BAR merupakan alat penelitian yang berharga. Metode Bar telah banyak digunakan untuk mengembangkan information processing dan training di dunia pekerjaan. Selain itu BAR juga dapat menunjukkan systematic error.

11

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF