TA M3 Makalah Pengorganisasian Informasi Pengetahuan Dalam Ingatan Manusia

July 9, 2019 | Author: Alice Ya | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Tugas Akhir Modul 3 Pedagogik...

Description

TUGAS AKHIR M3 ELIS PRASETYAWAI, S.Kom PPG DALJAB (19051852310188) (19051852310188)

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Proses berpikir merupakan proses yang kompleks dan tidak dapat dilihat secara langsung bagaimana otak bekerja dan informasi diolah. Informasi yang diterima melalui alat indera akan dipersepsikan oleh bagian-bagian yang berfungsi secara khusus. Berpikir juga dapat dikatakan sebagai proses pengorganisasian informasi dalam ingatan. Berpikir mencakup banyak aktivitas mental. Berpikir dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu; menimbang-nimbang dalam ingatan. Semua informasi yang kita peroleh terekam di dalam ingatan. Akan tetapi, tidak semua informasi tersebut dapat bertahan lama dalam ingatan atau hilang karena ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Ketika individu memperoleh suatu informasi, secara tidak langsung otak akan memproses informasi tersebut. Apabila dalam pemrosesan tersebut terdapat perhatian (attention (attention)) pada informasi yang diperoleh, maka akan menghasilkan suatu pemahaman. Teori pemrosesan informasi didasari oleh asumsi bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting. Dalam proses pembelajaran terjadi adanya proses informasi kemudian diolah sehingga menciptakan suasanya yang terencana, dan suasana pembelajaran yang mendukung (Ellen, 2016:225). Teori pemrosesan informasi ini merupakan teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak (Slavin, 2000: 175). Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh sejumlah informasi dan dapat diingat dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu perlu menerapkan model pembelajara tertentu yang dapat memudahkan semua informasi diproses dalam otak melalui beberapa indera.

1

B. Rumusan Masalah  Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah: 1. Bagaimana pengorganisasian informasi/pengetahuan dalam ingatan manusia? 2. Bagaimana model pembelajaran pemrosesan informasi?

C. Tujuan  Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui dan memahami: 1.

Pengorganisasian informasi dalam ingatan manusia

2.

Model pembelajaran pemrosesan informasi

D. Sistematika Penulisan KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN  A.

Latar Belakang

B.

Rumusan Masalah

C.

Batasan Masalah

D.

Tujuan Penulisan

E.

Sistematika Penulisan

BAB II PEMBAHASAN  A. Pengorganisasian Informasi Dalam Ingatan Manusia B. Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi BAB III SIMPULAN  A. Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA

2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengorganisasian Informasi dalam Ingatan Manusia Ingatan manusia dibagi menjadi dua, yaitu; memori Jangka Pendek ( Short Term Memory  atau STM): Memori yang memiliki kapasitas terbatas dan hanya berlangsung selama 20-30 detik dalam keberadaannya; dan Memori Jangka Panjang (Long Term Memory   atau LTM): Memori yang tidak memiliki batasan kapasitas dan berlangsung mulai dari hitungan menit hingga selamanya (Rehalat, 2014). Ingatan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai alat (daya batin) untuk mengingat atau menyimpan sesuatu yang pernah diketahui (dipahami, dipelajari, dan sebagainya). Informasi yang kita peroleh terekam di dalam ingatan melalui proses berpikir. Informasi yang masuk kemudian diproses dan tersimpan berkaitan erat dengan kemampuan kognisi seseorang (Frishammar, 2002). Dengan kata lain, pemrosesan informasi dipengaruhi oleh faktor memori dan kognisi termasuk kecerdasan seseorang (Frishammar, 2002). Resnick (1981) berpendapat bahwa dalam psikologi pemrosesan informasi memfokuskan pada struktur pengetahuan dan pada mekanisme dimana pengetahuan dimanipulasi, ditransformasi dan dihasilkan dari proses beberapa pemecahan masalah. Pemrosesan informasi didalam pikiran berlangsung terus-menerus selama adanya informasi baru yang masuk dalam pikiran. Komponen pemrosesan informasi dipilah berdasarkan perbedaan f ungsi, kapasitas, bentuk informasi, serta proses terjadinya. Komponen tersebut adalah: 1. Sensory Memory (SM) Sensory Memory (SM) merupakan sel tempat pertama kali informasi diterima dari luar. Di dalam SM informasi ditangkap dalam bentuk aslinya, bertahan dalam waktu sangat singkat, dan informasi tadi mudah terganggu atau berganti. 2. Working Memory  (WM) Working Memory   (WM) diasumsikan mampu menangkap informasi yang diberi perhatian oleh individu. Karakteristik WM adalah memiliki kapasitas terbatas (informasi hanya mampu bertahan kurang lebih 15 detik tanpa

3

pengulangan) dan informasi dapat disandi dalam bentuk yang berbeda dari stimulus aslinya. 3. Short Term Memory (STM) Short Term Memory (STM) atau memori jangka pendek memiliki kapasitas yang kecil sekali, namun sangat besar peranannya dalam proses memori, yang merupakan tempat dimana kita memproses stimulus yang berasal dari lingkungan kita. 4. Long Term Memory  (LTM) Long Term Memory  (LTM) diasumsikan; (a) berisi semua pengetahuan yang telah dimiliki individu; (b) mempunyai kapasitas tidak terbatas; ( c) sekali informasi disimpan di dalam LTM ia tidak akan pernah terhapus atau hilang.

Teori proses masuknya rangsangan ke penyimpanan dan ingatan digambarkan sebagai berikut (Surgenor, 2010):

Stimulus yang masuk melalui pancaindra diterima oleh Sensory Memory, sensory memory   menyimpan semua informasi sensorik (visual, pendengaran, penciuman, dan haptic) untuk periode yang sangat singkat dalam bentuk sensoriknya yang mentah. Melalui perhatian yang selektif ( selective attention) informasi dipindahkan ke dalam kesadaran dan memori jangka pendek ( short term memory), sedangkan informasi yang tidak lolos attention  dilupakan.

4

Hubungan antara memori jangka pendek dan memori kerja ( working memory) masih belum jelas namun diibaratkan jika memori jangka pendek adalah memori sadar maka maka memori kerja adalah setara dengan catatan post-it. Selanjutnya dengan rehearsal and encoding   informasi yang telah dipelajari disimpan di memori jangka panjag ( Long Term Memory). Contohnya saat kita ingin mengingat nomor telepon. Sebagai stimulus awal nomor telepon ditangkap oleh pancaindra (bisa melalui telinga jika dalam bentuk suara, atapun mata jika dalam bentuk tulisan). Nomor telepon yang ditangkap melalui pancaindra disimpan di working memory . Saat kita mengingat nomor telepon untuk sesaat berarti kita menyimpannya di short term memory. Ketika kita mengulang secara verbal secara terus menerus dan sewaktu-waktu kerap diulang kembali (recalling)  nomor tersebut akan disimpan di memori  jangka panjang (long term memory).

B. Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Teori pemrosesan informasi merupakan teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan

pemrosesan,

penyimpanan,

dan

pemanggilan

kembali

pengetahuan dari otak (Slavin, 2000: 175). Teori pemrosesan informasi ini didasari oleh asumsi bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting. Dalam proses pembelajaran terjadi adanya proses informasi kemudian diolah sehingga menciptakan suasanya yang terencana, dan suasana pembelajaran yang mendukung. Teori kognitif lebih menekankan pada proses belajar daripada hasil belajarnya. Proses belajar tidak hanya sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon melainkan tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya. Menurut Rehalat (2014) model pembelajaran pemrosesan informasi adalah model pembelajaran yang menitikberatkan pada aktivitas yang terkait dengan kegiatan proses atau pengolahan informasi untuk meningkatkan kapabilitas siswa melalui proses pembelajaran. Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik. Model ini berdasarkan teori belajar kognitif sehingga model tersebut berorientasi pada kemampaun siswa memproses informasi dan sistem-sistem yang dapat memperbaiki kemampuan tersebut. Model pemrosesan informasi ini didasari oleh teori belajar kognitif (Piaget) dan

5

berorientasi pada kemampuan peserta didik memproses informasi yang dapat memperbaiki kemampuannya. Pemrosesan Informasi merujuk pada cara mengumpulkan/menerima stimuli

dari

lingkungan,

mengorganisasi

data,

memecahkan

masalah,

menemukan konsep, dan menggunakan simbol verbal dan visual. Ilmu kognisi (cognitive science) merupakan kajian mengenai inteligensi manusia, program computer, dan teori abstrak dengan penekanan pada perilaku cerdas, seperti perhitungan (Simon & Kaplan, 1989). Teori pemrosesan informasi kognitif dipelopori oleh Robert Gagne (1985). Asumsinya adalah pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Pembelajaran merupakan keluaran pemrosesan informasi yang berupa kecakapan manusia.  Adapun implikasi teori pemrosesan informasi terhadap kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut: 1. Model pemrosesan informasi dari belajar dan ingatan memiliki signifikasi yang besar bagi perencanaan dan desain pembelajaran dalam proses pendidikan. Belajar dimulai dengan pemasukan stimulasi dari reseptor dan diakhiri dengan umpan balik yang mengikuti performa pembelajar. 2. Secara keseluruhan stimulasi yang diberikan kepada pembelajar selama pembelajaran berfungsi mendukung yang terjadi pada pembelajaran.

6

BAB III SIMPULAN

A. Kesimpulan Pemrosesan informasi di dalam pikiran berlangsung terus-menerus selama adanya informasi baru yang masuk dalam pikiran. Psikologi pemrosesan informasi memfokuskan pada struktur pengetahuan dan pada mekanisme dimana pengetahuan dimanipulasi, ditransformasi dan dihasilkan dari proses beberapa pemecahan masalah. Stimulus yang masuk melalui pancaindra diterima oleh sensory memory. Sensory memory menyimpan semua informasi sensorik (visual, pendengaran, penciuman, dan haptic) untuk periode yang sangat singkat dalam bentuk sensoriknya yang mentah. Melalui perhatian yang selektif (selective attention) informasi dipindahkan ke dalam kesadaran dan memori jangka pendek (short term memory ), sedangkan informasi yang tidak lolos attention dilupakan. Hubungan antara memori jangka pendek dan memori kerja (working memory ) masih belum jelas namun diibaratkan  jika memori jangka pendek adalah memori sadar maka maka memori kerja adalah setara dengan catatan  post-it . Selanjutnya dengan rehearsal dan  encoding  informasi yang telah dipelajari disimpan di memori jangka panjag ( long term memory ). Model pembelajaran pemrosesan informasi adalah model pembelajaran yang menitikberatkan pada aktivitas yang terkait dengan kegiatan proses atau pengolahan informasi untuk meningkatkan kapabilitas siswa melalui proses pembelajaran. Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik.

7

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF