TA
April 15, 2019 | Author: jek silpester | Category: N/A
Short Description
just for reference... I dont allow you to copy-paste...
Description
M A TR I X ACI AC I D I ZI NG EVALUASI KEGIATAN STIMULASI MA DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI PADA SUMUR X LAPANGAN Y
TUGAS AKHIR
MUHAMMAD ERU ANANGDA NIM 124.14.021
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN FAKULTAS TEKNIK DAN DESAIN INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS BANDUNG KOTA DELTAMAS 2018
M A TR I X ACI AC I D I ZI NG EVALUASI KEGIATAN STIMULASI MA DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI PADA SUMUR X LAPANGAN Y
TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik dari Program Studi Teknik Perminyakan
MUHAMMAD ERU ANANGDA NIM 124.14.021
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN FAKULTAS TEKNIK DAN DESAIN INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS BANDUNG KOTA DELTAMAS 2018
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS
Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk, telah saya nyatakan dengan benar.
Nama
: MUHAMMAD ERU ANANGDA
NIM
: 124.14.021
TandaTangan
:
Tanggal
: 9 September 2018
LEMBAR PENGESAHAAN
EVALUASI KEGIATAN STIMULASI MATR I X ACI DI ZI NG DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI PADA SUMUR X LAPANGAN Y
TUGAS AKHIR
MUHAMMAD ERU ANANGDA 124.14.021
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik dari Program Studi Teknik Perminyakan
Kota Deltamas, 09 September 2018 Menyetujui
Dosen Pembimbing
Aries Prasetyo, S.T., M.T.
HALAMAN PERSEMBAHAN Kupersembahkan Skripsi ini Teruntuk:
Allah Subhanahu Wata’ala dan Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
Ya Allah Engkaulah Dzat yang telah menciptakanku, memberikanku karunia nikmat yang tak terhinggan, melindungiku, membimbingku dan mengajariku dalam kehidupan, serta wahai Rasulullah Muhammad yang telah memberikanku pengetahuan akan ajaran Tuhanku dan membawaku dari jurang kejahilan menuju kehidupan yang terang benderang
Ayah dan Ibu Tercinta
Yang telah berjuang dengan penuh keihklasan, yang telah menorehkan segala kasih dan sayangnya dengan penuh rasa ketulusan yang tak kenal lelah dan batas waktu.
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, Maka Apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain” (Q.S. 94: 6-7)
KATA PENGANTAR Pu ji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’Ala, karena atas berkat dan rahmat- Nya, saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Penulisan Tugas Akhir ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Program Studi Teknik Perminyakan, Institut Teknologi dan Sains Bandung. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan Tugas Akhir ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada: 1) Orang tua saya yang sangat saya sayangi Bapak Fajar Agus dan Ibu Evi Nauli yang selalu memberikan dukungan kepada saya dalam bentuk moril, materil, maupun do’a. Adek-adek saya Muhammad Alfahri dan Muhammad Faizul Haq yang sangat saya cintai yang tidak pernah bosan untuk selalu menyemangati dan membantu saya. 2) Prof. Ir. Pudji Permadi, M.Sc., P.hD. selaku Ketua Program Studi Teknik Perminyakan ITSB. 3) Ir. Aries Prasetyo, M.T. selaku Sekretaris Program Studi Teknik Perminyakan ITSB dan juga dosen pembimbing dalam tugas akhir ini. 4) Saudara seperjuangan Tugas Akhir dibawah bimbingan pak Aries, bang Mahyar Kurnianto dan bang Baskoroyang selalu bersama pada saat bimbingan hingga sidang sarjana. 5) Sahabat karib saya Muhammad Anhar yang sering memberikan bantuan, dukungan, dan motivasi dalam pengerjaan tugas akhir ini. 6) Keluarga TM’14 dengan segala kekompakan serta keseruan yang kalian berikan selama perkuliahan. 7) Rekan-rekan Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan - Petrolea ITSB.
Akhir kata, saya berharap Allah Subhanahu Wa Ta’Ala berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Tugas Akhir ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Kota Deltamas, 09 September 2018
Penulis
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Institut Teknologi dan Sains Bandung, saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Muhammad Eru Anangda
NIM
: 124.14.021
Program Studi
: Teknik Perminyakan
Fakultas
: Teknik dan Desain
Jenis Karya
: Tugas Akhir
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Institut Teknologi dan Sains Bandung Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-
E xclusive Royalty F ree Right ) atas karya ilmiah saya yang berjudul: ” EVALUASI KEGIATAN STIMULASI MATRIX ACIDIZING DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI PADA SUMUR X LAPANGAN Y ” Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak bebas royalti noneksklusif ini, Institut Teknologi dan Sains Bandung berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap tercantum nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Kota Deltamas, 09 September 2018 Yang menyatakan
Muhammad Eru Anangda
ABSTRAK Stimulasi merupakan suatu kegiatan untuk mengembalikan laju produksi sumur yang sempat mengalami penurunan yang dikarenakan formation damage, Salah satu jenis formation damage adalah terbentuknya endapan scale. Untuk melarutkan scale yang terjadi di zona A pada sumur ME lapangan X dilakukan metode stimulasi matrix acidizing yang dilakukan dengan cara menginjeksikan asam dibawah tekanan formasi sehingga asam yang diinjeksikan menyebar secara radial. Maka dari itu dibutuhkan perencanaan yang tepat agar stimulasi matrix acidizing berhasil dilakukan. Pada penelitian tugas akhir ini, evaluasi keberhasilan matrix acidizing ditinjau dari beberapa parameter yaitu analisa laju produksi sumur sebelum dan sesudah matrix acidizing, perubahan nilai productivity index, kurva Inflow Performance Relationship (IPR.
Kata Kunci: Scale, Matrix Acidizing, Productivity Index,Inflow Performance Relationship (IPR).
AB STRACT Stimulation is an activity to restore the rate of production of wells that had decreased due to formation damage, One type of formation damage is the formation of sediment scale. To dissolve the scale occurring in zone A at the well of ME field X, matrix acidizing method is performed by injecting the acid under the formation pressure so that the injected acid spreads radially. Therefore it is required proper planning for matrix acidizing stimulation successfully done. In this final project, evaluation of success of matrix acidizing is evaluated from several parameters, namely well production rate analysis before and after matrix acidizing, change of productivity index value, Inflow Performance Relationship (IPR) curve.
Keywords: Scale, Matrix Acidizing, Productivity Index, Inflow Performance Relationship (IPR).
DAFTAR TABEL Tabel 4. 1 Data Teknik Sumur ME ....................................................................... 16 Tabel 4. 2 Data Sumur ME ................................................................................... 16 Tabel 4. 3 Batasan Nilai Skin untuk kegiatan Acidizing Error!
Bookmark
not
defined.1
Tabel 4. 4 Perbandingan Data Sebelum dan Sesudah Acidizing Error! Bookmark not defined.3
Tabel 4. 5Data Perhitungan POT pada sumur ME Error! defined.4
Bookmark
not
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Peta Lokasi Lapangan PT. Pertamina Asset 5 Tanjung Field ............ 7 Gambar 3. 1 Alur Proses Pengerjaan Tugas Akhir14 Error!
Bookmark
not
defined.
Gambar 4. 1Data Produksi Sumur ME ................................................................. 15 Gambar 4. 2Well Sketch Sumur ME ..................................................................... 17 Gambar 4. 3 Data Produksi Setelah Acidizing ...................................................... 22 Gambar 4. 4Kurva IPR & TPR ............................ Error! Bookmark not defined. 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu sumur pada awalnya dapat memproduksikan hydrocarbon secara natural (naturally flow). Akan tetapi seiring berjalannya waktu, tekanan reservoir akan mengalami penurunan dan mengakibatkan hydrocarbon tidak dapat mengalir secara alami lagi sehingga diperlukan metode pengangkatan hydrocarbon seperti artificial lift menggunakan bantuan pompa , secondary recovery apabila penggunaan pompa tidak dapat mengangkat hydrocarbon, dan tertiary recovery untuk kondisi tekanan sumur sudah sangat rendah. Penurunan produksi pada suatu sumur, dapat juga diakibatkan oleh kerusakan formasi yang dapat dilihat dari penurunan laju produksi yang tidak wajar.Kemudian adanya nilai skin positif, dan nilai permeabilitas yang rendah. Untuk memperbaiki kondisi tersebut, dapat menggunakan metode treatment yaitu well stimulation atau stimulasi sumur. Well stimulation atau stimulasi merupakan suatu proses perbaikan terhadap sumur untuk memperbaiki permeabilitas formasi yang rusak agar dapat meningkatkan laju produksi dan mengembalikan kondisi sumur.
Well
stimulation terbagi menjadi dua jenis yaitu acidizing dan hydraulic fracturing. Untuk memilih metode yang sesuai dapat dikondisikan sesuai dengan keperluan sumur yang akan di stimulasi. Pada penulisan penelitian kali ini, jenis stimulasi yang akan digunakan adalah acidizing dan metode acidizing yang dipakai adalah matrix acidizing . Matrix acidizing adalah metode menginjeksikan asam secara radial kedalam formasi dengan tekanan injeksi dibawah tekanan formasi agar reaksi menyebar ke formasi secara radial. Merencanakan stimulasi matrix acidizing perlu memperhatikan pemilihan asam yang tepat serta urutan fluida yang tepat berdasarkan jenis formasi yang sesuai supaya proses stimulasi dapat berjalan dengan baik. Keberhasilan matrix acidizing dapat dilihat dari beberapa parameter yaitu laju produksi yang meningkat dan nilai skin yang berkurang.
2
1.2 Batasan Masalah
Dalam penulisan tugas akhir ini, Penulis akan fokus pada permasalahan permasalahan yang melingkupi : 1. Sumur aktif yang akan dilakukan stimulasi matrix acidizing 2. Ruang lingkup dalam perencanaan stimulasi matrix acidizing adalah tekanan dimana formasi bisa rekah, tekanan maksimum di permukaan dimana asam dapat diinjeksikan, serta penentuan volume asam. 3. Parameter keberhasilan ditinjau dari laju produksi, nilai Productivity Index (PI), nilai skin, kurva Inflow Performance Relationship (IPR), dan analisa keekonomian
1.3 TujuanPenelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan laju produksi sumur yang mengalami penurunan. 2. Memperbaiki sumur yang rusak dengan melakukan stimulasi matrix acidizing. 3. Mengevaluasi hasil stimulasi matrix acidizing dengan beberapa parameter
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian tugas akhir ini adalah : 1. Dapat meningkatkan laju produksi sumur yang mengalami penurunan 2. Dapat memperbaiki sumur yang rusak setelah dilakukan stimulasi matrix acidizing. 3. Dapat mengevaluasi hasil stimulasi matrix acidizing dengan beberapa parameter.
3
1.5 Metode Penelitian
Metode penelitian dilakukan dengan mengambil data lapangan dalam upaya mengevaluasi
kegiatan
dari
stimulasi
matrix
acidizing
yang
bertujuan
meningkatkan laju produksi dari sumur X. Kemudian data tersebut diolah berdasarkan rumusan – rumusan yang telah baku digunakan dalam mengevaluasi kegiatan stimulasi matrix acidizing dan hasilnya dibandingkan dengan kondisi sumur sebelum dilakukan kegiatan stimulasi. Metodologi penelitian yang digunakan oleh penulis dalam menyusun tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Studi Literatur Studi literatur dilakukan untuk mengumpulkan materi dari berbagai literatur ilmiah yang berhubungan dengan tugas akhir ini. 2. Pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan untuk mengumpulkan data – data sumur dari lapangan berupa data reservoir sampai data permukaan sumur untuk kebutuhan perhitungan kegiatan stimulasi matrix acidizing. 3. Perhitungan dan Analisis Perhitungan dan analisis dilakukan saat kegiatan stimulasi matrix acidizing untuk memastikan keberhasilan kegiatan dan mendapatkan nilai kenaikan laju produksi setelah kegiatan stimulasi.
1.6 Sistematika Penelitian
Tugas akhir ini disusun dalam beberapa Bab dengan tujuan mempermudah pemahaman dan penyusunan itu sendiri, adapun pembagian Bab tersebut adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang, batasan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan laporan.
BAB II DASAR TEORI Bab ini berisi tentang penjelasan teori dasar atau studi literatur mengenai jenis – jenis stimulasi acidizing, dasar dilakukannya matrix acidizing, karakteristik asam dan additive, factor yang mempengaruhi
4
pengasaman, operasi stimulasi matrix acidizing, serta parameter keberhasilan stimulasi matrix acidizing.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas tentang alur kerja metode penelitian Tugas Akhir secara umum.
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang perhitungan stimulasi matrix acidizing berdasarkan data yang didapat, serta analisis mengenai keberhasilan stimulasi berdasarkan parameter yang telah ditentukan.
BAB V KESIMPULAN Bab ini memuat tentang kesimpulan yang diperoleh setelah dilakukan penelitian.
BAB II PROFIL PERUSAHAAN DAN DASAR TEORI 2.1 Pertamina EP
PT Pertamina EP adalah perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan usaha di sektor hulu bidang minyak dan gas bumi, meliputi eksplorasi dan eksploitasi. Di samping itu, Pertamina EP juga melaksanakan kegiatan usaha penunjang lain yang secara langsung maupun tidak langsung mendukung bidang kegiatan usaha utama. Saat ini tingkat produksi Pertamina EP adalah sekitar 100.000 barrel oil per day (BOPD) untuk minyak dan sekitar 1.016 million standard cubic feet per day (MMSCFD) untuk gas. Wilayah Kerja (WK) Pertamina EP seluas 113,613.90 kilometer persegi merupakan limpahan dari sebagian besar Wilayah Kuasa Pertambangan Migas PT PERTAMINA (PERSERO). Pola pengelolaan usaha WK seluas itu dilakukan dengan cara dioperasikan sendiri (own operation) dan kerja sama dalam bentuk kemitraan, yakni 4 proyek pengembangan migas, 7 area unitisasi dan 39 area kontrak kerjasama kemitraan terdiri dari 24 kontrak Technical Assistent Contract (TAC), 15 kontrak Kerja Sama Operasi (KSO). Jika dilihat dari rentang geografinya, Pertamina EP beroperasi hampir di seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. WK Pertamina EP terbagi ke dalam lima asset. Operasi kelima asset terbagi ke dalam 19 Field, yakni Rantau, Pangkalan Susu, Lirik, Jambi, dan Ramba di Asset 1, Prabumulih, Pendopo, Limau dan Adera di Asset 2, Subang, Jatibarang dan Tambun di Asset 3, Cepu, Poleng dan Matindok di Asset 4 serta Sangatta, Bunyu, Tanjung, Sangasanga, Tarakan dan Papua di Asset 5. Di samping pengelolaan WK tersebut di atas, pola pengusahaan usaha yang lain adalah dengan model pengelolaan melalui proyek-proyek, antara lain Pondok Makmur Development Project di Jawa Barat, Paku Gajah Development Project di Sumatera Selatan, Jawa Gas Development Project di Jawa Tengah, dan Matindok Gas Development Project di Sulawesi Tengah.
6
2.2 Sejarah Lapangan Tanjung Raya
Lapangan Tanjung Raya adalah salah satu lapangan milik Daerah Operasi PT Pertamina (Persero) Unit Bisnis Pertamina EP (Tanjung). Sejarah penemuan lapangan ini diawali oleh penemuan minyak pada tahun 1898 oleh Mijn Bouw Maatschappij Martapoera dan dilakukan pemboran empat sumur. Pada tahun 1912 lapangan ini diambil alih oleh perusahaan Belanda lainnya Dutsche Petroleum Maatschappij (DPM). Kemudian pada tahun 1930 DPM bergabung dengan sesama perusahaan Belanda yang bernama N.V. Bataache Petroleum Maatscheppij atau yang lebih dikenal dengan BPM. Sejalan dengan perkembangan teknologi serta usaha BPM yang lebih giat melakukan eksplorasi maka pada akhimya ditemukan berturut-turut struktur A (1934), B (1937), serta struktur C (1939). Pada pemboran sumur A-l tahun 1938 telah ditemukan minyak dengan kedalaman akhir 1920 meter. Sampai pada pertengahan tahun 1940 telah selesai dibor tujuh buah sumur pada struktur A tetapi tidak dieksploitasikan karena adanya Perang Dunia II. Sekitar tahun 1942 sampai tahun 1945 sumur minyak di lapangan ini dikuasai oleh pemerintah pendudukan Jepang. Pada tahun 1957 BPM kembali memulai usaha perminyakan di lapangan ini. Kemudian pada tahun 1961 terjadi pengambilalihan pengelolaan lapangan dari perusahaan BPM kepada perusahaan PT. Shell Indonesia, sejak saat itu kegiatan lebih digalakan lagi karena kesulitan transportasi telah dapat teratasi dengan selesainya pembangunan pipa penyalur 20 inch ke Balikpapan. Lalu pada tahun 1965 lapangan tersebut diambil alih oleh Permina yang kemudian berubah nama menjadi Pertamina. Selama dikelola oleh Pertamina kembali dilakukan usaha-usaha pencarian lapangan minyak yang barn dan berhasil menemukan struktur D pada tahun 1967 dan mulai diproduksikan pada tahun 1977 setelah melakukan pemboran di lima buah sumur. Lapangan Tanjung Raya hingga saat ini mempunyai 150 sumur produksi, 43 sumur injeksi dan 86 sumur tak berproduksi, berdasarkan perhitungan dari data geologi dan geofisika (metode volumetrik) dengan luas area produktif sekitar 1203,43 Ha.
7
2.3 Letak Geografis
Secara geografis Daerah Operasi PT. Pertamina (Persero) Unit Bisnis Pertamina EP (Tanjung) terletak di Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan, tepatnya sekitar 230 km Timur Laut kota Banjarmasin atau berjarak kurang lebih 240 km dari kota Balikpapan - Kalimanatan Timur. Figure 1
Gambar 2.1 Peta Lokasi Lapangan PT. Pertamina EP Asset 5 Tanjung Field (Diambil dari : “Slide Presentasi PT. Pertamina EP”)
8
2.4 Workover
Workover adalah pekerjaan untuk mempertahankan, memperbaiki atau menambah produksi dengan cara - cara mengubah atau mengolah zona produksi atau menganti zona produksi. Work services adalah pekerjaan sumur yang dilakukan rutin untuk mempertahankan produksi atau memperbaiki tanpa harus mengubah zona produksinya. Sebab - sebab dilakukannya workover : 1.
Permeabilitas reservoir yang rendah Penurunan produksi dengan cepat
dengan tes produksi dan
pressure build up test dapat dibedakan dengan formation damage. 2.
Tekanan reservoir yang rendah Drive reservoir adalah faktor yang penting dalam decline tekanan dan pengontrolan sumur semburan dari suatu sumur.
3. Formation damage Untuk memperbaiki damage dilakukan perforasi ulang. Jenis-jenis pekerjaan workover adalah : 1. Add perforation (penambahan lubang perforasi). 2.
Pembersihan lubang-lubang perforasi.
3.
Isolasi zona
Operasi workover dapat dengan baik didefinisikan berdasarkan pelaksanaan jenis pekerjaaan yang dilakukan.Workover akan melibatkan satu atau lebih kriteria sebagai berikut : 1.
Pekerjaan yang dilakukan pada awal penyelesaian sumur.
2.
Pekerjaan yang dilakukan untuk memodifikasi formasi atau treating formasi.
3.
Pekerjaan pemasangan pipa menjadi permanen (pemasangan casing atau liner , juga pemasangan permanent packer, bridge plug ) yang dimodifikasi atau diperbaiki.
4.
Pekerjaan dimana sumur dilakukan rekomplesi memindahkan atau
9
menambah zona yang akan diproduksi. 5.
Pekerjaan yang dilakukan pembukaan tubing produksi sehingga memerlukan fluida pembunuh (kill fluid ) atau mengontrol tekanan.
Sehingga jelas operasi workover dapat mempengaruhi sifat fisik formasi disekitar sumur terutama permeabilitas formasi atau berubahnya konfigurasi peralatan menjadi permanen.Dengan demikian pengoperasian workover harus berhati-hati termasuk perencanaannya dan supervisinya, pada dasarnya memerlukan pengetahuan keteknikan untuk mengemukakan penyebab penyebab dilakukannya workover, dan indentifikasinya berdasarkan metoda analitis.
2.5 Stimulation
Stimulasi adalah
merangsang sumur yang
merupakan suatu proses
perbaikanterhadapsumur
untuk
meningkatkanhargapermeabilitasformasiyang mengalamikerusakansehinggadapatmemberikanlaju besar,yang
produksiyang
akhirnyaproduktifitassumurakanmenjadilebihbesar
jikadibandingkansebelum diadakannya stimulasi sumur. Stimulasi dilakukan pada
sumur-sumur
yangmengalamipenurunanproduksiyangdisebabkanoleh
produksi adanyakerusakan
formasi( formationdamage)disekitarlubangsumurdengancara permeabilitas
batuan
reservoir.
Metode
stimulasi
memperbaiki
dapat
dibedakan
menjadi Acidizing dan HydraulicFracturing . Pada laporan ini, hanya dibahas mengenai Acidizing.
2.5.1 Acidizing Acidizing adalahsalahsatu
prosesperbaikanterhadapsumuruntuk
menanggulangiatau mengurangikerusakanformasidalamupayapeningkatanlaju dengan
melarutkan
sebagian
batuan,
dengan
produksi demikian
akan
memperbesar saluran yang tersedia atau barangkali lebih dari itu
10
membuka saluran baru sebagai akibat adanya pelarutan atau reaksi antara acid dengan
batuan.Stimulasidenganacidizing dapatdilakukan
denganmenggunakan tiga metodeyaitu: 1. AcidWashing 2. Acidfracturing 3. Matrixacidizing
Acidwashing adalahoperasiyang
direncanakanuntukmenghilangkan
endapan scaleyang dapatlarutdalamlarutanasamyang terdapatdalamlubang sumuruntukmembukaperforasiyang penginjeksianasamke
tersumbat. Acid
fracturingadalah
dalamformasipadatekananyangcukuptinggiuntuk
merekahkan formasi atau membuka rekahan yang sudah ada. Aplikasi acid
fracturing ini
hanyaterbatasuntukformasikarbonat,karenajikadilakukanpada formasibatupasirdapat
menyebabkankeruntuhanformasinyadan
mengakibatkan problemkepasiran. Matri x acidizing dilakukan dengan cara menginjeksikan larutan asam dan additif tertentu secara langsung ke dalam
pori-pori
batuan
formasidisekitarlubangsumurdengantekananpenginjeksiandi bawahtekanan
rekahformasi,dengantujuanagarreaksimenyebarkeformasi
secararadial . Pada
intinya, Acidizing ini digunakan
kerusakan
formasi
dengancaramemperbesarpori-poribatuandan
untuk menghilangkan
pengaruh
disekitarlubangsumuryaituskin melarutkanpartikel-
partikelpenyumbatpori-poribatuan. 2.5.2 Jenis Acid
Pertimbangan utama dalam pemilihan jenis asam adalah kesesuaiannya denganbatuandan
fluidaformasi.Bilaasamtidaksesuaidenganformasimaka
treatmentakangagalataubahkanmengakibatkankerusakanformasilebih lanjut.
11
Terdapatbeberapakriteriayangharusdipenuhidalampemilihanjenisasamini, yaitu: KonsepDasar
Konsepdasarinipadadasarnya membahas mengenai
jenisdanlokasi
kerusakan. Jenis material penyebab kerusakan mambutuhkan asam
jenis
tertentuuntuk
melarutkannya,sedangkanlokasikerusakanberpengaruhdalam penentuan kekuatan asam, karena asam harus
mencapai lokasi keruskan
dengankondisiyang
diinginkanwalaupunkualitasasam
telahberubahakibat
pengaruhmineral-mineralbatuanyang
dilewatinyadari lubangsumurhingga lokasikerusakan. KriteriaMineralogi
Formasiyang
sensitifakanmengalamikerusakanakibatreaksi-reaksi
kimiayang
terjadiantaraasaminjeksidenganmineral-
mineralbatuanformasi
maupununsur-unsurdalamair
formasi.Sensitivitassuatuformasisangat seluruhmineral-mineral
dipengaruhi
batuanterhadap
olehkereaktifan asam
yangdiinjeksikan.Sedangkankereaktifanmineraltergantungpadakomposi si kimiadanluaspermukaan. KriteriaLain
Terdapat kriteria-kriteria lain dalam pemilihan fluida treatment yang perlu
dipertimbangkan, antara lain:permeabilitas, fluida produksi,
kondisi fisiksumurdanmekanismedamage-removal . Permeabilitas
formasimempengaruhi
jenisdantingkatkerusakanyang
dialami formasi. Formasi yang sangat permeabledapat dengan mudah ditembusolehpartikel-partikelpadat asing atau fluida.Sebaliknyaformasi batupasirberpermeabilitasrendahmungkinhanyaakan mengalamikerusakan akibatinvasipartikel-partikelasing.Tetapiformasiini invasifluidaasing,karenadalampori-poriyang
lebihsensitifterhadap
kecilseringmengandungclay
dalamjumlahbesaryangsangatreaktifterhadapfluida.
12
Jenis
fluida produksi juga berpengaruh dalam pemilihan fluida
treatment .Sumurgas yang mempunyaimasalahwaterblocking memerlukan fluidatreatment yangmengandungalkohol.Fluidaini
mempunyaikelarutan
yang tinggidalamgas sehinggamempermudahremovalair .Jenisasamyang seringdigunakanpada industriperminyakandapatberupainorganik(mineral) yaituasamChloridedan asam Fluoride,atauorganikyaituasamaceticdanasam formic. Jenis asam yang sering digunakan dalam acidizing antara lain: 1. Organic acid dan HCO2H 2. Hydrochloric acid, HCL 3. Hydrofluoric acid, HF
2.5.3 Syarat utama Acidizing Adapun syarat-syarat utama agar asam dapat digunakan dalam operasi acidizing (pengasaman) ini adalah: 1. Tidak terlampau reaktif terhadap peralatan logam. 2. Segi keselamatan penanganannya harus dapat menunjukkan indikasi atau jaminan keberhasilan proyek acidizing ini. 3. Harus dapat bereaksi/melarutkan karbonat atau mineral endapan lainnya sehingga membentuk soluble product atau hasil-hasil yang dapat larut. 2.5.4 Prinsip Acidizing
Pada prinsipnya stimulasi dengan pengasaman dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu; 1. Pengasaman pada peralatan produksi yaitu; tubing dan flowline. 2. Pengasaman pada formasi produktif yaitu; perforasi dan lapisan.
Prinsip penerapan metoda ini adalah dengan memperbesar harga ko atau dengan menurunkan harga μo, sehingga harga PI -nya meningkat dibanding sebelum metoda ini diterapkan. Batuan karbonat adalah semua batuan yang terdiri dari garam karbonat. Batuan karbonat mempunyai keistimewaan dalam cara pembentukannya yaitu hanya dari larutan, praktis tidak ada sebagai detritus
daratan. Organisme
13
sangat berperan dalam pembentukan batuan karbonat, yaitu sebagai penghasil unsur CaCo3. Organisme pembentuk batuan karbonat dapat terdiri dari Koral, Ganggang, Molluska, Bryozoa, Echinodermata, Brachiopoda, Ostracoda, Poriferadan beberapa jenis organisme lainnya.Batuan karbonat merupakan batuan reservoir yang sangat penting di dalam industri perminyakan. Dari 75% daratan yang dibawahi oleh batuan sedimen, seperlimanya merupakan batuan karbonat. Batuan karbonat dapat dikelompokkan menjadi empatjenis, yaitu terumbu, dolomit, gamping klastik dangan pingafanitik. Sifat-sifat fisik pada batuan karbonat ini berbeda dengan batuan reservoir lainnya. Untuk mengetahui sifat-sifat fisik batuan karbonat dapat dilakukan dengan metode test asam, metode nodakimia, metode residu tak terlarut, metode etsadan metode analisis sayatan tipis. Dengan metode analisis etsa, analisa yang dilakukan meliputi konstitusi utama, jenis kerangka/butir, konstitusi detritus, masa dasar, hubungan butir dengan masa dasar, besar butir, pemilahan, keadaan butir, susunan butir, indeks energi dan nama batuan. Hal ini akan mempengaruhi porositas, permeabilitas, tekanan kapiler, wetabilitas, saturasi dan kompresibilitas batuan.
14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Kerja Tugas Akhir
15
Gambar 3. 1Alur Proses Pengerjaan Tugas Akhir
BAB IV PEMBAHASAN Sumur yang akan dilakukan stimulasi adalah sumur yang telah mengalami penurunan laju produksi yang disebabkan oleh adanya formation damage. Adapun penyebab formation damage yang terjadi pada sumur ME yaitu adanya endapan scale (CaCo3). Untuk mengetahuinya, dapat dilihat dari penurunan laju produksi yang tak wajar (diatas 50%).
4.1 Persiapan Data Penelitian
Parameter persiapan data yang dibutuhkan untuk melakukan proses stimulasi dan evaluasi hasil adalah meliputi data produksi, data sumur, dan data teknik sumur yang tercantum dibawah ini.
Gambar 4.1 Data Produksi Sumur ME
15
16
Tabel 4.1 Data Teknik Sumur ME
Total Depth
4232.49
Ft
PBTD
4166.87
Ft
Stove Pipe 13 3/8”, K -55, 54.5 ppf, BTC Stove Pipe 13 3/8”, K -55, 54.5 ppf, BTC
98.43
Ft
675.88
Ft
Stove Pipe 13 3/8”, K -55, 54.5 ppf, BTC Zona A
4225.93
Ft
3897.83 - 3927.36
Ft
Zona B
3796.12 - 3815.80
Ft
Zona C
3500.83 - 3505.75
Ft
3510.67 - 3512.31
Ft
3389.27 - 3402.39
Ft
Zona D
Tabel 4.2 Data Sumur ME
P1
1288
Psi
P2
500
Psi
Frac. Gradient
0.65
psi/ft
Gradient Static Acid
0.43
psi/ft
Overburden Gradient
1
psi/ft
Perforated interval
25
Ft
K
100
mD
Ks
20
mD
Re
100
Ft
Rw
2
Ft
ID Tubing
2.441
Inch
ID Casing
6.366
Inch
End Of Tubing (EOT)
4024.56
Ft
Top perforation to EOT
98.4
Ft
OD Tubing
2.875
Inch
OD Casing
7
Inch
17
Gambar 4.2Well Sketch sumur ME
18
4.2 Perhitungan skin
= . = S = 8.25 Dengan, k
= 100 md
re
= 2.5 ft
ks
= 10 md
rw
= 1 ft
Nilai skin = 8.25 > 0, hal tersebut menandakan bahwa sumur ini teridentifikasi memiliki masalah scale.
4.3 Perhitungan pre – acid job
1. Menghitung kapasitas Tubing (bbl/ft)
( )^2 1029.4
Kapasitas Tubing
:
Kapasitas Tubing
: 0.005788 bbl/ft
2. Menghitung Kapasitas Casing (bbl/ft)
( )^2 1029.4
Kapasitas Casing
:
Kapasitas Casing
: 0.039369 bbl/ft
3. Menghitung Kapasitas Anulus (bbl/ft)
( )−( )^2 1029.4
Kapasitas Anulus
:
Kapasitas Anulus
: 0.033588 bbl/ft
4. Menghitung Volume Tubing (bbl) Volume Tubing
: (EOT * Kapasitas Tubing)
Volume Tubing
:23.3 bbl
19
5. Menghitung Volume Anulus(bbl) Volume Anulus
: (Top Perforation to EOT * Kapasitas Casing)
Volume Anulus
: 3.9 bbl
6. Menghitung VolumeDisplacement (bbl) Vol. Displacement : Volume Tubing + Volume Anulus Vol . Displacement : 27.2 bbl 7. Menentukan tekanan injeksi maksimal dasar sumur (BHP) yang tidak akan menyebabkan fracture (Zona A dan B) A) BHPrekah : (Frac.grad * Depth) - 25 A) BHPrekah : (0.65 * 3897) - 25 A) BHPrekah : 2508 psia B) BHPrekah : (Frac.grad * Depth) - 25 B) BHPrekah : (0.65 * 3795) - 25 B) BHPrekah : 2441.75 psia 8. Menentukan tekanan maksimum (Pmaks) di permukaan untuk dapat injeksi dibawah fracture pressure (Zona A dan B) A)Pmaks
: ((frac.grad – fluid grad) * Depth) – 25
A)Pmaks
: ((0.65 – 043) * 3897) – 25
A)Pmaks
: 832 psia
B) Pmaks
: (( frac.grad – fluid grad ) * Depth) – 25
B)Pmaks
: ((0.65 – 043) * 3795) – 25
B)Pmaks
: 810 psia
20
4.4 Perhitungan Productivity I ndex dan Qmaks
Persamaan Vogel, untuk menentukan Productivity Index (PI) dan Qmaks :
ℎ −+] 141.2 µ [ 100 25 PI = 141.2 1.8 1.1 [.−+8.25] PI =
PI = 1.062 bbl/d/psi (Sebelum acidizing )
Setelah acidizing , nilai skin turun menjadi 2.3, dan Productivity Index (PI):
ℎ −+] 141.2 µ [ 100 25 PI = 141.2 1.8 1.1 [.−+2.3] PI =
PI =3.625 bbl/day/psi Kemudian menghitung Qmaks :
Qmaks = Qmaks = 1.0621.8 1288 Qmaks = 760.261 bbl/d Setelah acidizing, nilai Qmaks :
Qmaks = Qmaks = 3.6251.8 1288 Qmaks = 2594.413 bbl/d
21
4.5 Analisis Penurunan Produksi
Diawali dengan analisa penurunan produksi.Apabila penurunan produksi cenderung stabil atau normal decline, maka bisa dikatakan sumur tersebut tidak memiliki masalah,
namun
jika
penurunannya
ekstrem,
dapat
dikatakan
penurunan
produksinya memiliki masalah.Sumur ME lapangan Tanjung PT. Pertamina EP Asset 5 ini memiliki masalah penurunan produksi yang cukup ekstrim.Dalam kasus sumur ME, sumur ini memiliki masalah skindengan nilai skin 8.25. Untuk batasan nilai skinmaksimum, tidak ada nilai pastinya, hanya perkiraan saja, sehingga berdasarkan analisa saya, nilai skin maksimum untuk dilakukannya acidizing yang cukup efektif yaitu 17. Sehingga apabila nilai skin > 17 perlu dilakukan stimulasihydraulic fracturing . Tabel 4-3 Batasan nilai skin untuk kegiatan acidizing Nilai Skin
Tindakan yang harus dilakukan
1 1 s/d 7 8 s/d 17 >17
Tidak perlu acidizing Perlu acizing, analisa reservoir, ukuran tubing, dll sebelum pengasaman Belum tentu acidizing, analisa perhitungan produktivitasnya Pasti perlu acidzing Stimulasi Fracturing
4.6 Analisis Well History
Pada tahap ini, dianalisa penyebab utama formation damage pada sumur ME berdasarkan well history. scale problem merupakan penyebab utama , dan untuk memastikan problem kali ini merupakan scale, dilakukan analisa fluid sample dengan melihat indikator scale index
dan kandungan base sediment & water.
Apabila nilainya positif maka, problem kali ini positif scale.
22
4.7 Perbandingan grafik sumur ME sebelum dan setelah dilakukan Acidizing
Gambar 4-3 Grafik sumur ME
Terjadi peningkatan gross production menjadi sekitar 400 bfpd dan oil production menjadi produksi normal yaitu sekitar 22 bopd. Hal tersebut mengindikasikan bahwa wax – scale removal dengan menggunakan metode matrix acidizing berhasil meningkatkan produksi. Nilai water cut juga mengalami peningkatan produksi sebesar 378 bwpd.
View more...
Comments