Syok Spinal
May 8, 2019 | Author: Andon Permata Marer | Category: N/A
Short Description
ss...
Description
Disusun Oleh : Indra Ahmad Moor Pembimbing : Dr.. Giri Dr Gir i Marsela, Mars ela, Sp.OT
PENDAHULUAN
Syok adalah sindroma gangguan perfusi dan oksigenasi sel secara menyeluruh sehingga kebutuhan metabolisme jaringan tidak terpenuhi. terpenuhi.
Syok bukanlah suatu penyakit dan tidak selalu disertai kegagalan perfusi jaringan. Syok dapat terjadi setiap waktu pada siapapun.
Syok bukanlah merupakan suatu diagnosis.
PENDAHULUAN
Syok merupakan suatu sindrom klinis kompleks yang mencakup sekelompok keadaan dengan berbagai manifestasi hemodinamik, tetapi petunjuk yang umum adalah tidak memadainya perfusi jaringan.
Klasifikasi penyebab syok digolongkan menjadi 4 bagian yaitu:
Syok Kardiogenik
Syok Obstruktif
Syok Oligemik
Syok Distributif
PENDAHULUAN Spinal syok (syok pada medula spinalis) termasuk syok distributif, terjadi karena volume darah secara abnormal berpindah tempat pada vaskuler seperti ketika darah berkumpul dalam pembuluh darah perifer.
Definisi
Spinal syok / syok pada medula spinalis adalah suatu keadaan disorganisasi fungsi medula spinalis yang fisiologis dan berlangsung untuk sementara waktu, keadaan ini timbul segera setelah cedera dan dapat berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa minggu.
Etiologi
Penyebab terjadinya spinal syok adalah cedera pada medulla spinalis. Cedera medulla spinalis dapat terjadi akibat kecelakaan mobil, cedera karena terjatuh dan cedera olah raga (olah raga kontak fisik dan menyelam merupakan penyebab utama quadriplegia).
Fase Syok Spinal
0-1days Areflexia / Hyporeflexia 1-3days kembali awal refleks 1-4weeks hyperreflexia (awal) 1-12monts hyperreflexia, Spastisitas
Kehilangan menurun fasilitasi Denervasi supersensitivity Akson-didukung pertumbuhan sinaps Soma-didukung pertumbuhan sinaps
Penjelasan fase Tahap 1 hilangnya atau melemahnya dari semua refleks bawah spinal cord injury (SCI) berlangsung selama sehari.Neuron yang terlibat menjadi hyperpolarized dan karenanya kurang responsif terhadap rangsangan Tahap 2 terjadi selama 2 hari berikutnya dan ditandai dengan kembalinya beberapa refleks bawah spinal cord injury, reflek pertama yang muncul adalah polysinaptic,refleks tendon
Fase 3 dan 4 yang ditandai dengan hyperreflexia, atau refleks abnormal yang kuat biasanya biasanya dihasilkan dgn stimulasi minimal Fase 4 disisi lain, adalah soma –dimediasi, dan akan memakan waktu lebih lama untuk soma untuk mengangkut berbagai faktor pertumbuhan ,termasuk protein ke ujung akson
Otonom Efek
Pada cedera tulang belakang diatas T6, dysreflexia otonom dapat terjadi, dari hilangnya persarafan otonom dari otak. Parasympathetics sakralis (S2-S4) yang hilang, seperti juga tingkat simpatik banyak, tergantung pada tingkat SCI. Lesiserviks menyebabkan hilangnya total persarafan simpatis dan menyebabkan hipotensi vasovagal dan bradiaritmia yang menyelesaikan dalam 3-6 minggu.
Otonom Efek
Dysreflexia otonom adalah permanen, dan terjadi dari Fase 4 dan seterusnya. Hal ini ditandai dengan rangsangan simpatis dicentang bawah SCI (dari hilangnyaregulasi kranial), yang mengarah ke hipertensi seringkali ekstrim, kehilangan kandung kemih atau usus kontrol, berkeringat, sakit kepala, dan efek simpatik lainnya.
Manifestasi Klinis
Hampir sama dengan syok pada umumnya tetapi pada spinal syok terdapat tanda, yaitu :
Hipotensi.
Hipotermia.
Bradikardia.
Flaccid paralysis.
Hilangnya sensibilitas yang bersifat sementara.
Areflexia atau refleks tertekan.
Atoni lengkap pada otot polos dinding kandung kemih, sehingga kencing tertahan (retensi urin).
Berkeringat.
Hilangnya refleks anus yang bersifat sementara.
Diagnosis
Bulbo Cavernosus Refleks atau BCR adalah salah satu cara untuk mengetahui apakah seseorang menderita dari shock spinal. Refleks ini merupakan refleks polysynaptic yang berguna selain untuk mengetahui adanya syok spinal juga memperoleh informasi tentang adanya cedera sumsum tulang belakang (SCI).
Diagnosis Banding
sinkop vasovagal syok septik, dan syok anafilaksi
Penatalaksanaan •
Indikasi operasi pada cedera medulla spinalis adalah perburukan progresif karena retro pulsi tulang diskus atau hematoma epidural dan vertebra yang tidak stabil, dekompresi struktur syaraf untuk penyembuhan,
Management pertama di UGD adalah dimulai dengan A, B , C. Pada lesi cervikal bagian atas ventilasi spontan akan hilang, sehingga perlu intubasi. Atasi syok bila ada kemudian lakukan yang teliti apakah ada cedera medulla spinalis. Bila di curigai adanya cedera servikal maka lakukan imobilisasi, imobilisasi dapat dilakukan dengan memasang collar neck
pemeriksaan radiologi diawali dengan foto polos servikal, kemudian lakukan CT-scan/MRI, bila tidak ada indikasi Bila cedera terjadi sebelum 8 jam pemberian steroid dengan dosis tinggi (seperti metil prednisolon 30 mg/KgBB)intra vena perlahan selama 15 menit, kemudian disusul infus 5-4 mg/KgBB/jam selama 24 jam Untuk mengobati edema medulla spinalis dapat diberikan 0,25-1,0 gr/KgBB Jika terjadi gangguan pernafasan ,merupakan indikasi perawatan di ICU
Jika tonus kandung kemih menghilang oleh karena syok spinal, lakukan pemasangan kateter foley guna observasi fungsi ginjal
Daftar pustaka 1. Sjamsuhidajat, de jong.2010.Buku Ajar Ilmu Bedah.EGC.Jakarta.halaman 156,158
2. Price, Sylvia Anderson.2006.Patofisiologi Volume .EGC.Jakarta.halaman 1178-1179 3.http://translate.google.co.id/translate?hl=id//http:// en.wikipedia.org/wiki/spinalshock
4. http://www.scribd.com/doc/76622432/reflex-Bulbo cavernosus 5. http://neurology.multiply.com/journal/residen neurologi FKUI diagnosis dan penata lakssanaan trauma medulla spinalis
TERIMA KASIH
View more...
Comments