Subsistem Agribisnis Hulu Disebut Juga Subsistem Faktor
September 12, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Subsistem Agribisnis Hulu Disebut Juga Subsistem Faktor...
Description
Subsistem agribisnis hulu disebut juga subsistem faktor input faktor input (input factor subsystem), subsystem), yaitu subsistem pengadaan sarana produksi pertanian. Kegiatan subsistem ini berhubungan dengan pengadaan sarana produksi pertanian, yaitu memproduksi dan mendistribusikan bahan, alat, dan mesin yang dibutuhkan usahatani atau budidaya pertanian (on-farm agribusiness). agribusiness). (Saragih: 1998)
1. Menghasilkan dan menyediakan sarana produksi pertanian terbaik agar mampu menghasilkan produk usahatani yang berkualitas. 2. Memberikan pelayanan yang bermutu kepada usahatani. 3. Memberikan bimbingan teknis produksi. 4. Memberikan bimbingan manajemen dan hubungan sistem agribisnis. 5. Memfasilitasi proses pembelajaran atau pelatihan bagi petani 6. Menyaring dan mensintesis informasi agribisnis praktis untuk petani 7. Mengembangkan kerjasama bisnis (kemitraan) untuk dapat memberikan keuntungan bagi para pihak. Sesuai dengan pengertian, subsistem agribisnis hulu bergerak pada bidang penyediaan sarana produksi. Terdapat beberapa jenis perusahaan maupun usaha yang bergerak pada subsistem ini, seperti penyediaan pupuk, benih, pestisida, alat serta mesin pertanian, dan sebagainya. Di Indonesia, cukup banyak perusahaan atau usaha yang bergerak di bidang ini. Sebagai contoh perusahaan dalam penyediaan pupuk yaitu PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Kaltim, PT Kujang, PT Pusri, dan sebagainya. Sedangkan perusahaan dalam penyediaan benih yaitu PT Arindro Utama Perkasa, PT Sang Hyang Seri, PT Syngenta, dan lain-lain. Sementara itu, perusahaan penyed penyediaan iaan alat dan mesin produksi seperti PT Putra Andalan Jaya, dan masih banyak yang lainnya.
Permasalahan Permasalaha n yang dihadapi dalam Subsistem Agribisnis Hulu
Dalam menjalankan sebuah sistem, tentunya terdapat hambatan maupun masalah-masalah yang terjadi. Contohnya saja pada penyediaan pen yediaan sarana produksi berupa benih. Di Indonesia, perusahaan-perusahaan bibit dan benih masih menghadapi kendala kendala pada penyediaan dana, dimana dalam melakukan proses produksi perusahaan lokal masih sering kali bergantung pada dana yang diberikan investor asing. Keterbatasan Keterbatasan modal yang dimiliki, berdampak pada keterbatasan peralatan produksi canggih. Hal ini tentu saja akan memberikan pengaruh pada benih atau bibit yang diproduksi. diproduksi. Tidak hanya itu, perusahaan benih lokal dan pemerintah belum mengadakan penelitian atau riset lebih lanjut mengenai benih-benih yang diproduksi. Pengembangan terhadap produk bibit dan benih juga belum dilakukan dilakukan secara maksimal. Keadaan ini menyebabkan untuk memperoleh bibit dan benih unggul, petani harus mengeluarkan modal yang lebih besar untuk membeli bibit maupun benih dari perusahaan benih asing atau impor. Belum berhenti sampai disitu, benih dan bibit yang dihasilkan oleh perusahaan lokal juga masih memiliki kualitas yang berada dibawah bibit dan benih dari luar negeri. Hal tersebut salah satunya dikarenakan kurangnya perhatian pemerintah pe merintah terhadap perlindungan hukum
bagi perusahaan benih lokal. Selain itu, dibutuhkan dibutuhkan juga dukungan dukungan dalam melakukan penelitian untuk menemukan kultivar-kultivar kultivar-kultivar baru yang berkualitas. Deptan. 2011. Agribisnis 2011. Agribisnis (Online). deptan.go.id. Diakses pada 9 Maret 2013. Hanafi, Riezwan. 2012. Ruang 2012. Ruang Lingkup dan dan Sistem Agribisnis (Online). riezwanhanafi.blogspot.com. Diakses pada 7 Maret 2013. Nugraheni. 2012. Kegiatan 2012. Kegiatan Subsistem Agribisnis Hulu (Online). nugraheniismyname.wordpress.com. Diakses 6 Maret 2013. Purnomo, Dwi. 2009. Subsistem Agribisnis (Online). Agribisnis (Online). agroindustry.wordpress.com. Diakses pada 9 Maret 2013.
Sub-sistem pertanian primer (on-farm (on-farm agribusiness), agribusiness), yaitu kegiatan budidaya yang menghasilkan komoditi pertanian primer (usahatani tanaman pangan, usahatani hortikultura, usahatani tanaman obat-obatan (biofarmaka), usaha perkebunan, usaha peternakan, usaha perikanan, dan usaha kehutanan Subsistem Usahatani
I n i adalah sektor pusat pusat (inti) dalam agribisnis. agribisnis. Apabila ukuran, ukuran, tingkat output, dan efisiensi efisiensi sektor ini meningkat pesat, sektor lain (off-farm) juga akan ikut berkembang baik. Baik buruknya keadaan sektor ini akan berdampak langsung terhadap situasi keuangan sektor hulu (sektor input) dan sektor hilir (pengolahan dan distribusi/pemasaran). Di Indonesia subsistem ini barangkali yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Di sini berhimpun jutaan petani kecil/gurem, ribuan ribuan petani menengah menengah dan ra ratusan tusan petani skala skala besar. Di Indonesia tugas untuk memajukan subsistem ini berada di bawah tanggung jawab beberapa departemen yaitu: Departemen Pertanian (komoditas pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan), Departemen Kehutanan (tanaman hutan, lebah madu) dan Departemen Kelautan dan Perikanan (hasil laut dan ikan). Dalam sistem agribisnis, subsistem inilah barangkali yang kinerjanya belum begitu memuaskan (bahkan mungkin yang paling rendah) dibandingkan dibanding kan tiga subsistem yang lainnya.
3. Subsistem Agroindustri/pengolahan hasil
Lingkup kegiatan ini tidak hanya aktivitas pengolahan sederhana di tingkat petani, tetapi menyangkut keseluruhan kegiatan mulai dari penanganan pasca panen produk pertanian sampai pada tingkat pengolahan lanjutan dengan maksud untuk menambah value added (nilai tambah) dari produksi primer tersebut. Dengan demikian proses pengupasan, pembersihan, pengekstraksian, penggilingan, pembekuan, pengeringan, dan peningkatan mutu.
View more...
Comments