STUDI PERILAKU PENYUSUTAN DAN WORKABILITY PADA BETON .pdf

May 23, 2018 | Author: dpanggraeni | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

SIPIL TEKNIK SIPIL TEKNOLOGI BETON KONSTRUKSI SHRINKAGE WORKABILITY...

Description

STUDI PERILAKU PENYUSUTAN PENYUSUTAN DAN WORKABILTY WORKABILTY PADA BETON (DEPRECIA (DEPR ECIA TI ON AND BE H AVI OR STUDY STUDY ON CONCR CONCRETE ETE WORKABI ) Marsiano dan Agung Rubi Nugroho Progam Studi Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Sains dan Teknologi Nasional Jalan Moh. Kahfi II, Jagakarsa, Jakarta Selatan, 12640 email : [email protected] [email protected]

RINGKASAN

Kualitas beton sangat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti faktor kuat tekan,tingkat penyusutan dan workability.Pada workability.P ada masing-masing semen terdiri dari beberapa unsur yang mempunyai sifat kuat tekan,penyusutan dan workability pada beton yang berbeda-beda..Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan pengamatan terhadap nilai kuat tekan,penyusutan dan workability dari beberapa merk semen. Penelitian yang akan dilakukan adalah mengamati pengaruh dari beberapa merk semen terhadap kuat tekan,penyusutan dan workability pada proses pembuatan beton.Langkah yang akan dilakukan pada  penelitian ini adalah dengan membandingkan membandingkan antara empat merk semen yaitu Semen Tiga Roda,Semen Roda,Semen Holcim,Semen Padang dan semen merah dengan Trial Mix DOE Mix DOE Methode  Methode mutu  mutu K-300 kg/cm² dan K-500 kg/cm²,material split dari Karawang dan pasir dari Bangka dilakukan pengujian terhadap  penyusutan/shrinkage,  penyusutan/shrinkage,workability workability dan selanjutnya dihubungkan dihubungkan terhadap hasil nilai kuat tekan.Dari hasil  penelitian yang yang sudah dilakukan dilakukan dengan dua mutu mutu beton yang diuji ,Semen ,Semen Holcim Holcim mempunyai mempunyai nilai kuat tekan tertinggi yaitu 378,65 kg/cm² dan 579,8 kg/cm²,Semen Padang mempunyai tingkat penyusutan terkecil yaitu 1,74 % rata-rata dengan tingkat workability pengujian slump normal paling stabil yaitu 13,10 cm dan 13,00 cm,nilai slump loss 30’ paling rendah yaitu 6,10 cm dan 6,00 cm. Kata Kunci : Hubungan susut dan kuat tekan ,Hubungan workability dan kuat tekan, Hubungan susut dan workabilit y DOE  y DOE Methode. Methode. SUMMARY

The quality of concrete is influenced by several things such as compressive strength factor, the level of depreciation and workability.Pada each cement composed of several elements that have  properties of compressiv compressivee strength, shrinkage and workability in different concrete-beda..Tujuan concrete-beda..Tujuan of this study is to perform observation of the compressive strength, shrinkage and workability of several brands of cement. Research to be done is to observe the influence of several brands of cement on the compressive strength, shrinkage and workability in the process of making beton.Langkah to be performed in this study is to compare between the four brands of cement, namely Cement Three Wheelers, Holcim Cement, Semen Padang and red cement the DOE Method Mix Trial quality K-300 kg / cm² and K-500 kg / cm², the material split from Falkirk and sand from Bangka be tested against depreciation / shrinkage, workability and subsequently linked to the results of a strong value tekan.Dari research results that have  been performed by two concrete quality tested, Holcim Cement has the highest compressiv compressivee strength value is 378.65 kg / cm² and 579.8 kg / cm², Semen Padang has the smallest shrinkage rate of 1.74% on 1

average with normal levels of workability test Slump The most stable at 13.10 cm and 13.00 cm, the value of slump loss of 30 'most low of 6.10 cm and 6.00 cm. Keywords: Relationship shrinkage and compressive strength, workability and compressive strength relationship, relationship DOE Methode shrinkage and workability. I. PENDAHULUAN

Salah satu bahan konstruksi bangunan yang masih masih sangat luas penggunaannya dimasyarakat terutama untuk struktur utama adalah beton. Hal ini berhubungan erat dengan beberapa kelebihan sifat  beton dibanding bahan lain yaitu beton memiliki kuat tekan yang tinggi, workability dan faktor  penyusutan yang kecil. Susut pada beton merupakan salah satu akibat dari hilangnya kelembaban beton saat terjadi proses pengerasan. Panas yang mungkin ditimbulkan oleh bermacam-macam merk semen selama proses pengikatan dan pengerasan bisa jadi sangat bervariasi, yang tentunya mempengaruhi terjadinya susut pada beton. Penyusutan pada beton akan berakibat terjadi keretakan pada beton yang masih plastis dan munculnya gelembung-gelembung udara (bubble) pada permukaan beton sehingga dengan terjadinya hal tersebut tentu akan mengakibatkan berkurangnya mutu beton yang dihasilkan.Selain faktor penyusutan/shrinkage,dalam suatu proses pelaksanaan pekerjaan beton faktor kemudahan pengerjaan beton (workability) sangat berpengaruh dalam menentukan hasil proses tersebut,sifat workability sangat dipengaruhi oleh gradasi agregat,faktor air semen dan proses  pencampuran (mix formula) pada saat pembuatan beton. II. KAJIAN PUSTAKA

Menurut PUBI 1982 pengertian beton adalah bahan yang diperoleh dengan cara mencampurkan agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil), air dan semen portland atau bahan pengikat hidrolis lain yang sejenis dengan atau tanpa bahan tambahan lain dengan perbandingan tertentu yang bereaksi secara kimiawi, kemudian mengikat butiran –  butiran agregat menjadi suatu kekuatan. Pada umumnya komponen beton terdiri dari : 

8 - 10 %

Air



12 - 18 %

Semen



30 - 40 %

Pasir ( Fine Aggregate )



40 - 50 %

Kerikil / Batu pecah ( Coarse Aggregate )

Beton harus mempunyai persyaratan yaitu : 1.Strength (Kuat Tekan Beton). 2. Workability (Kemudahan Pengerjaan). 3. Durability (Daya Tahan/Keawetan Beton). 4. Ekonomis (Efisiensi Biaya). 2.1 Sifat Workability (sifat mudah dibentuk )

Istilah workability sulit mencakup dari tiga hal sifat yaitu compacbilitas,mobilitas dan stabilitas. 2

Sifat ini didalam pengetesan di laboratorium beton dikenal dengan “ pengetesan slump”. Untuk berbagai  jenis kebutuhan konstruksi, maka dari pengalaman praktis telah dapat ditentukan persyaratan nilai slump yang dibutuhkan Sifat workabilitas adukan beton dipengaruhi oleh sifat semen, gradasi agregat serta  bentuk permukaan agregat. Untuk berbagai jenis pekerjaan beton SKSNI ‘ 89 mensyaratkan slump sebagai berikut :

Tabel 1. Persyaratan menurut SKSNI ‘ 89 mengenai nilai slump

Uraian

Slump ( cm ) Max

Min

Dinding, pelat pondasi dan pondasi telapak tidak bertulang

12.5

5

Pondasi telapak tidak bertulang, kaison dan konstruksi bawah tanah

9

2.5

Pelat, balok, kolom dan dinding

15

7.5

Pergeseran jalan

7.5

5

Pembetonan massal

7.5

7.5

2.2 Penyusutan ( Shri nkage )

Penyusutan ini disebut “ shrinkage”.  Besarnya shrinkage ini diukur dalam penyusutan per satu satuan  panjang beton.Makin besar nilai shrinkage dari beton, makin tidak baik kwalitas beton tersebut,karena  pada proses penyusutan beton dapat menimbulkan gaya yang besar, yang dapat mempengaruhi konstruksi  beton lainnya.Makin besar elemen beton, makin sensitive terhadap sifat shrinkage. Faktor- factor yang mempengaruhi besarnya penyusutan : a.  b.

Faktor air semen ( W/C ) Modulus Kehalusan

c.

Intensitas Pengadukan

d.

Kelembaban Udara

Perkiraan perbandingan kekuatan tekan beton tertentu dapat dilihat dalam table 2. berikut ini ( SKSNI ’89 ):

1

Tabel 2. Persyaratan menurut SKSNI ‘ 89 mengenai perbandingan kekuatan tekan beton pada  berbagai umur

Umur beton ( hari ) Semen Portland biasa Semen Portland dengan

3

7

14

21

28

90

365

0.4

0.65

0.88

0.95

1

1.2

1.35

0.44

0.75

0.9

0.95

1

1.15

1.2

Kekuatan awal yang tinggi

III. METHODE PENELITIAN

Untuk mendapatkan hasi yang akurat penelitian ini dilakukan malalui tahapan yaang diuraikan  pada pembahasan dibawah ini. 3.1

TAHAPAN PENELITIAN

Pada penelitian ini dilakukan beberapa tahapan yang harus dikerjakan sesuai prosedur peraturan  beton yang ada.Peraturan beton yang dipakai pada penelitian ini adalah prosedur peraturan ASTM ( American Standard Testing Material ) untuk pengetesan material,DOE (Departement Of Environment) sebagai pedoman pembuatan Mix Desain dan PBI 1971 sebagai dasar yang menjadi control untuk aturan yang dipakai dari ASTM dan DOE. Adapun langkah-langkah dalam proses penelitian yang dilakukan ini adalah secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan. 2. Persiapan material 3. Melakukan pemeriksaan atau pengetesan material. 4.

Pembuatan Job Mix beton (Mix desain) yaitu K-300 kg/cm2 dan K-500 kg/cm2.

5. Melakukan trial mix adukan beton untuk setiap mutu dan merk semen. 6. Pengujian sifat workability beton dengan cara pengetesan slump (slump test) pada setiap mutu dan merk 7. Pembuatan benda uji silinder setiap mutu dan merk semen untuk umur 3,7,14,21 dan 28 hari. 8.

Perawatan benda uji dengan cara direndam di bak air untuk menghindari penguapan beton yang  berlebihan.

9. Pengujian sifat kuat tekan beton untuk setiap mutu dan merk semen umur 3,7,14,21 dan 28 hari. 5

10. Pengujian sifat penyusutan (shrinkage) yang terjadi pada beton umur 3,7,14,21 dan 28 hari untuk setiap mutu beton dan merk semen yang sudah ditentukan. Untuk lebih memperjelas uraian tahapan  penelitian diatas maka dapat dilihat Flow chart pada gambar 1 dibawah ini :

2

 Mulai

 Mulai

PERSIAPAN PERALATAN

PERSIAPAN MATERIAL (AGREGAT, 4 MERK SEMEN, AIR)

PEMERIKSAAN MATERIAL (AGREGAT, SEMEN, AIR)

MEMBUAT JOB MIX DESAIN BETON K-300 Kg/Cm3 DAN K-500 Kg/Cm3

MELAKUKAN TRIAL MIX FORMULA K-300 Kg/Cm3 DAN K-500 Kg/Cm3

PENGUJIAN SIFAT WORKABILTY SLUMP TEST

MEMBUAT BENDA UJI SILINDER (UMUR 3,7,14,21,28 HARI )

PERAWATAN BENDA UJI SILINDER (UMUR 3,7,14,21,28 HARI )

PENGUJIAN SIFAT FISIS (PENYUSUTAN /

PENGUJIAN SIFAT MEKANIS (KUAT TEKAN/STRENGTH)

SHRINKAGE)

ANALISA DATA PENGUJIAN(GRAFIK/DIAGRAM PERBANDINGAN)

SELESAI

Gambar 1. Flowchart Tahapan Penelitian

5

3.2

PERALATAN 1. Sakringan/ayakan Uji 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

3.3

Timbangan Kaliper/jangka Sorong Oven Piknometer Gelas Ukur Mesin Pengaduk Beton (Concrete M ix er ) Kerucut Abrams Cetakan Benda Uji Alat Capping Universal Testing Machine (UTM) Peralatan sekunder lainnya

PEMERIKSAAN MATERIAL

Pemeriksaan material yang dilakukan adalah :      

Pemeriksaan Agregat Pemeriksaan berat satuan Pemeriksaan berat jenis Pemeriksaan serapan air Pemeriksaan kekerasan Pemeriksaan ketahanan aus

3.4 PENGUJIAN SIFAT WORKABILITY

Pengujian sifat workabilty ini merk semen yang digunakan adalah Semen Merah Putih,Semen Tiga Roda,Semen Holcim dan Semen Padang.Desain Job Mix yang digunakan yaitu K-300 Kg/cm3 dan K-500 Kg/cm3 dengan komposisi dan jenis material yang sama yaitu untuk agregat halus (pasir) pasir ex Bangka dan agregat kasar (split)  dari ex crusher Karawang sehingga akan dapat diperoleh hasil data  pengujian dari tingkat workabilty beton dengan cara pengujian slump (slump test) dari hasil adukan yang telah dibentuk sesuai dengan Job Mix yang direncanakan dengan pemakaian empat merk semen yang  berbeda dan selanjutnya dilakukan pengujian slimp loss setelah 30 menit dengan sesuai ketentuan ASTM-C 143-78 dan ASTM.C 94. 3.5 PENGUJIAN SIFAT KUAT TEKAN (STRENGTH)

Sifat Kuat tekan beton adalah perbandingan beban maksimum per satuan luas yang mampu ditahan oleh suatu spesimen beton sebelum mencapai kegagalan tekannya ( Raju, 1983 ). Dalam  perencanaan adukan beton, kuat tekan beton secara umum merupakan faktor utama yang dijadikan sebagai gambaran dari kualitas beton tersebut. Beberapa hal yang mempengaruhi kuat tekan suatu spesimen beton antara lain agregat kasar pengisinya, mix desian  beton, f.a.s (faktor air semen), umur  beton, dimensi dan bentuk dari spesimen beton yang diuji.Pengujian sifat kuat tekan ini dilakukan  pada saat umur beton umur 3,7,14,21 dan 28 hari dengan empat merk semen yang berbeda 6

3.6 PENGUJIAN SIFAT PENYUSUTAN

Penyusutan (shrinkage) pada beton merupakan akibat dari suatu proses hilangnya kelembaban  beton pada saat terjadi proses pengerasan beton.Penyusutan pada beton akan berakibat terjadi keretakankeretakan pada beton yang masih plastis sehingga akan sangat mempengaruhi kekuatan beton tersebut. Setiap merk semen memiliki sifat teknis yang tidak sama.Sifat-sifat ini terkait pada saat proses  pembuatan dan pemanasan pada pabrik semen tersebut.Ukuran butiran semen umumnya lebih kecil dari 45 mikron.Semakin halus butiran partikel semen akan menimbulkan reaksi hidrasi yang semakin cepat  pula.Sifat-sifat teknis semen bergantung kepada susunan kimia,kadar gips dan kehalusan  butiran.Disamping komponen utama dalam semen terdapat pula bahan-bahan dalam jumlah kecil akan tetapi mempengaruhi sifat-sifatnya yaitu Magnesia (MgO) ,Sulphur anhydrate (Sisa Asam Sulfat ),(So3),Alkali (Na2O + K2O) dan kehilangan akibat pemanasan (Ignition Loss) LOI. Pengujian sifat penyusutan ini dilakukan dengan media silinder benda uji beton yang telah dibuat pada umur 3,7,14,21,dan 28 hari.Pengujian sifat penyusustan ini didasari pada peraturan ASTM 157-08 bahwa untuk proses penyusustan yang terjadi diluar ruangan tidak boleh melebihi dari nulai 4 %  baik penyusustan secara vertikal atau horisontal 3.7 PENGADUKAN DAN PEMBUATAN BENDA UJI

Pada penelitian benda uji yang dibuat berjumlah 120 buah benda uji untuk mutu beton K-300 kg/cm² membuat 60 benda uji dan mutu beton K-500 kg/cm² membuat 60 benda uji juga. 3.8

PERAWATAN BENDA UJI

Pada awalnya, semua benda uji dilakukan perawatan sesuai dengan lingkungan standar (ASTM C.39-94). Beton direndam di dalam bak perendaman air tawar yang terlindung, di mana pengaruh cuaca tidak langsung diterima oleh benda uji selama 28 hari (0 bulan). Perendaman selama 28 hari bertujuan untuk mencegah penguapan air pencampuran secara berlebihan. IV. DATA DAN ANALISA PENELITIAN 4.1

PERENCANAAN CAMPURAN (MI X DESIGN)

Pembuatan mix design  harus didasarkan pada master mix design  yang telah ditentukan. Perencanaan mix design  didasarkan pada spesifikasi beton yang ada, yang pada umumnya mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut :        

Rencana Beban Jenis Struktur Workability Lingkungan bangunan Fungsi bangunan Dimensi konstruksi Kondisi tulangan Delivery 7

  

Waktu pelaksanaan Metode kerja Admixture

 Mix design  adalah perencanaan komposisi campuran bahan material beton yang memiliki tujuan agar spesifikasi yang diperoleh memenuhi kriteria - kriteria berikut : 

  

Memenuhi kriteria  strength  (kuat tekan) karakteristik atau kuat tekan minimum yang dikehendaki Memenuhi durability (keawetan) terhadap pengaruh lingkungan Memenuhi workability (kemudahan pengerjaan) di lapangan Seekonomis mungkin

Dalam penelitian ini method yang dipakai untuk merencanakan campuran beton adalah British Mix Design ( DOE ) Method Beberapa hal yang yang menjadi dasar perencanaan mix design ini adalah deviasi standar, kuat tekan yang ditargetkan serta catatan kuat tekan rata-rata dari evaluasi kuat tekan yang pernah dilakukan sebelumnya (dari hasil trial).

4.2 RANCANGAN CAMPURAN BETON Rencana pengujian yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan dua rencana campuran mutu beton yang berbeda yaitu campuran mutu beton K-300 Kg/Cm² dan K-500 Kg/cm² dengan variable  pemakaian merk semen yang berbeda yaitu Semen Tiga Roda,Semen Holcim,Semen Padang dan Semen Merah Putih.Jenis material pasir dan split yang digunakan pada dua pengujian ini adalah sama yaitu material pasir ex.Bangka dan material split ex.Crusher Karawang,sedangkan w/c untuk K-300 kg/cm² digunakan 0,70 dan w/c untuk K-500 kg/cm² digunakan 0,50 4.3 ANALISA DAN DISKUSI

Setelah dilakukan semua proses pengujian nilai kuat tekan,hasil penyusutan dan tingkat workability  pada mutu beton K-300 kg/cm² dan K-500 kg/cm² dengan pemakaian empat merk semen yang berbeda yaitu Semen Tiga Roda,Semen Holcim,Semen Padang dan Semen Merah Putih maka bisa dibuat suatu hubungan antara setiap hasil pengujian tersebut dengan dibuat grafik hubungan antara pengaruh  penyusutan terhadap nilai kuat tekan,pengaruh tingkat workability terhadap nilai kuat tekan dan tingkat workability terhadap nilai penyusutan.Hubungan antara hasil pengujian tersebut bisa dilihat pada gambar 6. dibawah ini :

8

Susut Dan Kuat Tekan     ) 1    %     ( 0.8    i    r    a     h 0.6    8    2  ,    1 0.4    2  ,    4    1  , 0.2    7  ,    3    t 0    u    s    u    S

Susut : kuat tekan (Tiga Roda) Susut :Kuat tekan (Holcim) Susut :Kuat tekan (Padang) 0

100

200

300

400

Kuat Tekan 3,7,14,21,28 hari (kg/cm²)

Susut : kuat tekan (Merah Putih)

Gambar 6. Hubungan antara penyusutan dan kuat tekan beton mutu K-300 kg/cm².

Dari gambar diatas dapat dijelaskan pada pengujian mutu K-300 kg/cm ² semen Tiga Roda Pada  pengujian pengaruh keempat merk semen terhadap faktor susut pada beton mutu K-300 kg/cm² dengan umur pengujian 3,7,14 dan 28 hari didapatkan kesimpulan untuk Semen Merah Putih mempunyai nilai faktor susut yang paling besar yaitu 2,20 % diikuti Semen Holcim 2,04 %,Semen Tiga Roda 2,04 % dan Semen padang 1,78 % dengan hubungan nilai kuat tekan pada umur yang sama saat pengujian adalah  pada pengujian kuat tekan beton umur K-300 kg/cm² diperoleh hasil untuk hasil nilai kuat tekan pada akhir umur pengujian yaitu umur 28 hari didapat urutan besaran nilai kuat tekan dari yang paling tinggi ke terendah adalah Semen Tiga Roda,Semen Holcim,Semen Padang dan Semen Merah Putih.Sedangkan untuk hubungan antara pengujian pada penyusutan dan kuat tekan beton mutu K-500 kg/cm ² bisa dilihat  pada gambar 7. dibawah ini :

Susut Dan Kuat Tekan     ) 0.6    %     ( 0.5    i    r    a     h 0.4    8    2  , 0.3    1    2  ,    4 0.2    1  ,    7  , 0.1    3    t    u 0    s    u    S

Susut : kuat tekan (Tiga Roda) Susut :Kuat tekan (Holcim) Susut :Kuat tekan (Padang)

0

100

200

300

400

500

600

Kuat Tekan 3,7,14,21,28 hari (kg/cm²)

700

Susut : kuat tekan (Merah Putih)

Gambar 7. Hubungan antara penyusutan dan kuat tekan beton mutu K-500 kg/cm².

9

Dari gambar diatas dapat dijelaskan pada pada pengujian pengaruh keempat merk semen terhadap faktor susut pada beton mutu K-500 kg/cm² dengan umur pengujian 3,7,14 dan 28 hari didapatkan kesimpulan untuk Semen Merah Putih mempunyai nilai faktor susut yang paling besar yaitu 1,81 % diikuti Semen Padang 1,70 %,Semen Holcim 1,39 % dan Semen Tiga Roda 1,14 % apabila dihubungkan dengan nilai kuat tekan pada umur beton yang sama pada saat pengujian kuat tekan beton umur K-500 kg/cm² adalah diperoleh hasil untuk hasil nilai kuat tekan pada akhir umur pengujian yaitu umur 28 hari didapat urutan besaran nilai kuat tekan dari yang paling tinggi ke terendah adalah Semen Holcim,Semen Merah Putih,Semen Tiga Roda dan Semen Padang. Apabila ditinjau dari sifat kemudahan pekerjaan (workability) dengan hubungannya terhadap nilai kuat tekan yang terjadi pada umur pengujian yang sama untuk mutu beton K-300 kg/cm ² dan mutu beton K-500 kg/cm² yaitu umur pengujian 3,7,14,21 dan 28 hari maka bisa dilihat pada gambar dibawah ini :

Nilai Slump Dan Kuat Tekan

372.11, 13.5 13.5

    )    m    c     (    p 13    m    u     l    S    i 12.5    a     l    i    N

369.98, 13.1 378.65, 12.8 365.34, 12.5

Nilai Slump Dan Kuat Tekan

12 372.11

378.65

369.98

365.34

Kuat Tekan (kg/cm²)

Gambar 8. Hubungan antara nilai slump dan kuat tekan beton mutu K-300 kg/cm².

Dari gambar diatas bisa dijelaskan pada pengujian sifat workability dan kuat tekan mutu beton K300 kg/cm² Semen Holcim dengan nilai slump 12,80 cm pada umur 28 hari mempunyai nilai kuat tekan  paling tinggi yaitu 378,65 kg/cm²  diikuti Semen Tiga Roda dengan nilai slump 13,5 cm dan kuat tekan 372,11 kg/cm²,Semen Padang dengan nilai slump 13,10 cm dan kuat tekan 369,98 kg/cm ²,Semen Merah Putih memiliki nilai slump 12,50 cm dengan kuat tekan paling kecil yaitu 365,34 kg/cm ².Sedangkan untuk hubungannya pengujian sifat workability dengan kuat tekan pada mutu beton K-500 kg/cm ² dapat dilihat pada gambar 9. berikut dibawah ini :

10

Nilai Slump Dan Kuat Tekan 579.8, 13.8

14

    )    m13.5    c     (    p 13    m    u     l    S 12.5    i    a     l    i 12    N

569.21, 13.3 570.63, 12.5 574.82, 12.5 Nilai Slump Dan Kuat Tekan

11.5 570.63

579.8

569.21

574.82

Kuat Tekan (kg/cm²)

Gambar 9. Hubungan antara nilai slump dan kuat tekan beton mutu K-500 kg/cm².

Dari gambar diatas bisa dijelaskan pada pengujian sifat workability dan kuat tekan mutu beton K500 kg/cm² Semen Holcim dengan nilai slump 13,80 cm pada umur 28 hari mempunyai nilai kuat tekan  paling tinggi yaitu 579,8 kg/cm² diikuti Semen Merah Putih dengan nilai slump 12,5 cm dan kuat tekan 574,82 kg/cm²,Semen Tiga Roda dengan nilai slump 12,50 cm dan kuat tekan 570,63 kg/cm ²,Semen Padang memiliki nilai slump 13,30 cm dengan kuat tekan paling kecil yaitu 569,21 kg/cm ².Sedangkan untuk hubungannya pengujian nilai slump dengan nilai total penyusutan yang terjadi pada mutu beton K300 kg/cm² adalah dapat dilihat gambar 10. dibawah ini:

Nilai Slump Dan Penyusutan     ) 3    %     (    n    a    t 2    u    s    u 1    y    n    e    P 0

13.5, 1.97

12.8, 2.04 13.1, 1.78

12.5, 2.2

Nilai Slump Dan Penyusutan 13.5

12.8

13.1

12.5

Nilai Slump (cm)

Gambar 10. Hubungan antara nilai slump dan penyusutan mutu K-300 kg/cm².

Dari gambar diatas bisa dijelaskan pada pengujian nilai slump dan penyusutan mutu beton K-300 kg/cm²  Semen Padang dengan nilai slump 13,10 cm pada umur 28 hari memiliki nilai total penyusutan 11

terkecil yaitu 1,78 % diikuti Semen Tiga Roda dengan nilai slump 13,5 cm penyusutan 1,97 %,Semen Holcim dengan nilai slump 12,80 cm dan penyusutan 2,04 %,Semen Merah Putih memiliki penyusutan  paling besar nilai slump 12,5 cm dengan nilai penyusutan 2,20 %.Sedangkan untuk hubungannya  pengujian nilai slump dengan nilai total penyusutan yang terjadi pada mutu beton K-500 kg/cm ²  adalah dapat dilihat pada gambar 11. dibawah ini :

Nilai Slump dan Penyusutan 2

13.3, 1.7

    )    %1.5     (    n    a    t    u 1    s    u    y    n    e 0.5    P

12.5, 1.14

12.5, 1.81

13.8, 1.39

Nilai Slump dan Penyusutan

0 12.5

13.8

13.3

12.5

Nilai Slump (cm)

Gambar. 11 Hubungan antara nilai slump dan penyusutan beton mutu K-500 kg/cm².

Dari gambar diatas bisa dijelaskan pada pengujian nilai slump dan penyusutan mutu beton K-500 kg/cm² Semen Tiga Roda dengan nilai slump 12,50 cm pada umur 28 hari memiliki nilai total penyusutan terkecil yaitu 1,14 % diikuti Semen Holcim dengan nilai slump 13,80 cm penyusutan 1,39 %,Semen Padang dengan nilai slump 13,30 cm dan penyusutan 1,70 %,Semen Merah Putih memiliki penyusutan  paling besar nilai slump 12,5 cm dengan nilai penyusutan 1,81 %. Perbandingan dari perhitungan nilai prosentase kuat tekan beton pada campuran K -300 kg/cm³, A: Pasir Bangka 38,11 % + Split 39,19 % + Cement contain 13,35 % + Air (water containt) 9,35 % dengan w/c 0,70 antara empat merk semen yaitu Semen Tiga Roda,Semen Holcim,Semen Padang dan Semen Merah Putih dengan dibandingkan nilai prosentase kuat tekan PBI 1971 dapat dilihat pada tabel 7.  berikut dibawah ini :

12

Tabel 7. Prosentase nilai kuat tekan mutu K-300 kg/cm² empat merk semen

Merk Semen

3 Hari

Tiga Roda

52,03

70,24

84,22

90,21

99,55

Holcim

50,15

66,55

82,1

89,8

101,33

Padang

48,45

61,26

84,82

84,33

98,98

Merah Putih

50,52

63,04

78,42

87,01

97,74

40

65

88

95

100

PBI 1971

Nilai Kuat tekan [%] pada umur 7 Hari 14 hari 21 hari

28 hari

Dari tabel diatas bisa dijelaskan bahwa Semen Holcim dari pengujian nilai kuat tekan umur 3,7,28 hari mempunyai prosentase sesuai yang disyaratkan pada rencana prosentase yang dimuat dalam peraturan PBI 1971,Semen Tiga Roda pada pengujian umur 3 hari,Semen Padang umur 3 hari dan Semen Merah Putih umur 3 hari. Sedangkan untuk perhitungan nilai prosentase kuat tekan beton pada campuran mutu beton K -500 kg/cm³, A: Pasir Bangka 32,79 % + Split 39,50 % + Cement contain 18,53 % + Air (water containt) 9,27 % dengan w/c 0,50 antara empat merk semen yaitu Semen Tiga Roda,Semen Holcim,Semen Padang dan Semen Merah Putih dengan dibandingkan rencana prosentase kuat tekan pada PBI 1971 dapat dilihat pada tabel 8. berikut dibawah ini : Tabel 8 Prosentase nilai kuat tekan mutu K-500 kg/cm² empat merk semen

Merk Semen

3 Hari

Tiga Roda

45,7

69,61

87,51

95,47

99,45

Holcim

46,48

70,63

88,74

96,87

101,05

Padang

42,15

67,67

87,33

95,23

99,2

Merah Putih

44,27

68,44

88,16

96,03

100,18

40

65

88

95

100

PBI 1971

Nilai Kuat tekan [%] pada umur 7 Hari 14 hari 21 hari

28 hari

Dari tabel diatas bisa dijelaskan bahwa Semen Holcim dari pengujian nilai kuat tekan umur 3,7,14,21 dan 28 hari mempunyai prosentase sesuai yang disyaratkan pada rencana prosentase yang dimuat dalam  peraturan PBI 1971,Semen Tiga Roda pada pengujian umur 3,7,21 hari,Semen Padang umur 3,7,21 hari dan Semen Merah Putih umur 3,7,14,21 dan 28 hari .

13

V.

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Hasil penelitian dari pemakaian material semen dengan merk semen yang berbeda yaitu Semen Tiga Roda ,Semen Holcim,Semen Padang dan Semen Merah Putih pada mutu beton K-300 kg/cm² dan mutu beton K-500 kg/cm² untuk pengujian sifat workability,kuat tekan beton dan sifat susut (shrinkage),maka bisa dibuat kesimpulan sebagai berikut : 1. Pada pengujian nilai kuat tekan mutu beton K-300 kg/cm² dan K-500 kg/cm² menggunakan Semen Holcim memberikan nilai kuat tekan paling 2. Pada pengujian susut/shrinkage mutu beton K-300 kg/cm² dan K-500 kg/cm² menggunakan Semen Padang memberikan nilai susut paling kecil yaitu 1,74 % rata-rata. 3. Pada pengujian perilaku workabilty yang terjadi pada mutu K-300 kg/cm² dan K-500 kg/cm² dengan ditinjau dari nilai slump normal dan deviasi pada saat nilai slump loss 30 menit adalah Semen padang mempunyai nilai slump normal stabil yaitu nilai 13,10 cm dan 13 cm dengan nilai slump loss 30’ paling kecil 6,10 cm dan 6,00 cm. 5.2

SARAN

Penelitian ini diharapkan dapat dilanjutkan oleh peneliti lain, dengan memperhatikan beberapa hal dan saran sebagai berikut : 1.

2.

Untuk mengurangi terjadinya penyusutan yang berlebih sangat penting dilakukan perawatan pada material beton secara teratur pada saat umur beton 3 hari sampai dengan 28 hari dikarenakan pada waktu tersebut terjadi proses pengikatan beton. Sangat penting dilakukan penelitian secara mendalam terkait dengan komponen kimia pembentuk semen selanjutnya diteliti pengaruhnya terhadap penyusutan yang terjadi dan tingkat workabitas

dari beton sehingga bisa ditemukan komponen apa yang sangat mempengaruhi kedua  proses tersebut. .

14

DAFTAR PUSTAKA

1.

Anonim, Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1971 NI-2), Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Jakarta, 1971.

2.

Anonim, Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI-1982), Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta, 1982

3.

Anonim, Standard Practice For Selecting Proportions For Normal Heavyweight, and Mass Concrete, Report : ACI 211.1-91, ACI Committee-211, American Concrete Institute, Detroit, Michigan, 1991. Anonim, Concrete and Agregate, Annual Book of American Society For Testing Material Standard, New York, 1995.

4. 5.

Murdock, L. J., dan Brooks, K. M., Bahan dan Praktek Beton, terjemahan Hindarko, S., Penerbit Erlangga, Jakarta, 1991.

6.

Civil Engineering Portal, http://www.engineeringcivil.com/,   2010.

7.

PT.Adhimix Precast Indonesia ; “  Pelatihan Beton “ Jakarta , 2007

15

16

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF