studi kelayakan.docx

April 5, 2018 | Author: Dewangga Arie Baskara | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download studi kelayakan.docx...

Description

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

KATA PENGANTAR

Feasibility Study (FS) ini merupakan Laporan yang disusun dalam pekerjaan Perencanaan Pembangunan PLTS Terpusat Maluku Utara, Papua dan Papua Barat (FS, DED dan Verifikasi) di Direktorat Jendral Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Tahun Anggaran 2015.

Feasibility Study (FS) ini secara umum merupakan penjabaran dari hasil survey yang telah kami lakukan di wilayah Desa Yoyok dan Tabalema, Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara serta sesuai dengan perencanaan dan metode pelaksanaan pekerjaan Perencanaan Pembangunan PLTS Terpusat Maluku Utara, Papua dan Papua Barat (FS, DED dan Verifikasi).

Demikian Feasibility Study (FS) ini kami susun dan sampaikan dengan harapan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai rencana pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan.

Jakarta,

Januari 2016

CV. SAPTA BUANA JAYA

1

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................................1 Daftar Isi .............................................................................................................................2 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7

Latar Belakang ..........................................................................................................3 Maksud dan Tujuan Kegiatan ...................................................................................5 Sasaran Kegiatan .......................................................................................................5 Ruang Lingkup Kegiatan ..........................................................................................5 Waktu Pelaksanaan Kegiatan ....................................................................................7 Lokasi Kegiatan ........................................................................................................7 Sistematika Penulisan Laporan .................................................................................8

BAB 2

PENDEKATAN TEKNIS DAN METEDOLOGI

2.1

Pemahaman Terhadap KAK.......................................................................................9

2.2

Pemahaman Terhadap Substansi pekerjaan................................................................13

BAB 3

EXECUTIVE SUMMARY

3.1

Konsep Dasar PLTS ...................................................................................................16

3.2

PLTS Terpusat ............................................................................................................38

3.3 Analisa Keteknikan PLTS........................................................................................... 3.4 Analisa Keekonomian PLTS....................................................................................... BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN 4.1

Kesimpulan.................................................................................................................

4.2

Saran...........................................................................................................................

BAB 1

STUDI KELAYAKAN DAN DED PLTS

2

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

Setelah mempelajari, memahami dan melakukan pengkajian terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK) pekerjaan Perencanaan Pembangunan PLTS Terpusat Maluku Utara, Papua dan Papua Barat (FS, DED dan Verifikasi) yang didukung dengan informasi tambahan pada saat mengukuti rapat penjelasan pekerjaan (aanwazjing) yang dilaksanakan oleh panitia pelelangan pekerjaan pada Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konsevasi Energi tahun anggaran 2015, berikut ini dapat kami uraikan tentang pendekatan dan metodologi yang akan digunakan dalam penyelesaian pekerjaan ini, yang akan kami uraikan dalam beberapa point bahasan berikut ini : 1.1 PEMAHAMAN TERHADAP KAK Untuk dapat menentukan strategi pendekatan penanganan pekerjaan perlu dilakukan pemahaman kami terhadap materi yang disampaikan pada KAK tersebut yang meliputi: latar belakang permasalahan, ruang lingkup pekerjaan, maksud dan tujuan pekerjaan maupun sasaran dan hasil akhir yang akan dicapai. a. Latar Belakang Latar belakang pelaksanaan pekerjaan Perencanaan Pembangunan PLTS Terpusat Maluku Utara, Papua dan Papua Barat (FS, DED dan Verifikasi) ini telah dapat dipahami dengan jelas sebagai berikut : 

Indonesia merupakan negara kepulauan yang diantaranya berupa pulau-pulau kecil terluar dimana pulau-pulau tersebut sebagai kawasan perbatasan Indonesia dengan negara tetangga yang harus kita jaga keutuhannya sebagai wilayah NKRI dan sudah seharusnya kawasan tesebut menjadi perhatian kita.



Sumber potensi energi terbarukan yang terdapat di pulau-pulau kecil yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan listrik adalah energi matahari dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).



Mengingat sedikitnya informasi yang dimiliki menganai kebutuhan energi listrik (demand) di desa/kelompok permukiman yang masuk ke dalam daerah

3

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

– daerah tersebut, serta mengingat terbatasnya sumber daya manusia pada Direktorat Jendral EBTKE yang berkompeten dalam menyusun perencanaan PLTS Terpusat, maka Direktorat Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan, Ditjen EBTKE perlu melakukan studi kelayakan serta rancang bangun teknis pembangunan PLTS dimana dalam kegiatan ini sangat diperlukan untuk memastikan bahwa pada lokasi-lokasi yang direncanakan pembangunannya pada tahun anggaran berikutnya dapat di desain dengan baik, sehingga proses pelaksanaan pembangunannya dapat terlaksana dengan baik sehingga proses pelaksanaan pembangunannya dapat terlaksana dengan baik dan terencana. b. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan pelaksanaan pekerjaan Perencanaan Pembangunan PLTS Terpusat Maluku Utara, Papua dan Papua Barat (FS, DED dan Verifikasi) ini telah dapat dipahami dengan jelas sebagai berikut : 1. Maksud Kegiatan Kegiatan ini dimaksudkan untuk melakukan verifikasi dan perencanaan teknis PLTS Terpusat pada lokasi-lokasi yang telah ditetapkan agar proses pelaksanaan pembangunannya pada tahun anggaran berikutnya (2016) dapat berjalan dengan baik dan sesuai peruntukannya. 2. Tujuan Kegiatan Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga kelancaran kegiatan pembangunan PLTS pada tahun anggaran berikutnya sehingga pelaksanaannya berjalan lancar dan dapat tepat waktu.

4

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

c. Keluaran Pekerjaan Keluaran pekerjaan Perencanaan Pembangunan PLTS Terpusat Maluku Utara, Papua dan Papua Barat (FS, DED dan Verifikasi) ini telah dapat dipahami dengan jelas sebagai beikut : Tersedianya Laporan Penyusunan FS dan DED Pembangunan PLTS Terpusat Maluku Utara, Papua dan Papua d. Ruang Lingkup Pekerjaan Ruang lingkup kegiatan Perencanaan Pembangunan PLTS Terpusat Maluku Utara, Papua dan Papua Barat (FS, DED dan Verifikasi) ini meliputi : 1. Koordinasi dengan instansi yang menangani bidang energi di lokasi yang telah ditetapkan dalam KAK 2. Pengumpulan data yang meliputi : a) Penentuan Lokasi rencana (rumah pembangkit dan rangkaian modul surya) PLTS Terpusat yang dilengkapi dengan koordinat serta informasi status dan luas lahan yang tersedia b) Pengumpulan data jumlah rumah maupun fasilitas umum yang akan menjadi calon pelanggan PLTS Terpusat c) Pengukuran jarak dari lokasi rencana PLTS Terpusat ke masing-masing beban sehingga didapatkan perkiraan panjang jaringan d) Pengumpulan informasi akses ke lokasi rencana PLTS Terpusat yang dapat dijadikan acuan untuk mobilisasi personil dan peralatan pada saat proses pembangunan PLTS Terpusat 3. Menyusun studi kelayakan dan perencanaan teknis (FS dan DED) dengan mempertimbangkan data yang diperoleh dan dengan memperhatikan hal-hal berikut : a) Dalam menghitung perkiraan kebutuhan beban, ditentukan setiap rumah penduduk mendapat penerangan sebanyak 3 (tiga) titik lampu LED masing-masing 3 W dan 1 (satu) tusuk kontak. b) Disesuaikan dengan kebutuhannya. c) Desain kontruksi pondasi modul surya dibuat menyesuaikan kondsi tanah yang akan dijadikan lokasi untuk rangkaian modul surya.

5

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

d) Membuat gambar teknis perencanaan jaringan dengan dilengkapi denah lokasi calon pelanggan dan lay-out PLTS Terpusat dimana seluruh fasilitasnya (rumah pembangkit, modul surya dan penangkal petir) didesain masuk ke dalam pagar BRC. e) Menentukan luas rumah pembangkit dan membuat gambar lay-out susunan baterai dan ruang kontrolnya (inverter, controller dan panel distribusi) 4. Pengumpulan data dilaksanakan di 15 desa yang masuk dalam wilayah Maluku Utara, Papua dan Papua Barat (lokasi terlampir) 5. Menyusun laporan pendahuluan, laporan antara dan laporan akhir. FS dan DED dibuat terpisah dari laporan akhir. e. Laporan Laporan yang dihasilkan dari pekerjaan Perencanaan Pembangunan PLTS Terpusat Maluku Utara, Papua dan Papua Barat (FS, DED dan Verifikasi) ini telah dapat dipahami dengan jelas sebagai berikut : 1. Laporan Pendahuluan 

Laporan pendahuluan memuat : 1. Kegiatan konsultan mengenai

pendekatan

metoda/model

yang

digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan 2. Rencana kerja konsultan dan personil yang akan digunakan (Job Description) 3. Jadwal mobilisasi personil ke lapangan 4. Pengenalan lokasi (akses jalan menuju ke lokasi pembangunan) 5. Materi-materi dan bahan (data sekunder) persiapan, pelaksanaan dan 

laporan Laporan pendahuluan ini diserahkan paling lambat 14 hari setelah dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja.

2. Laporan Antara 

Laporan antara merupakan laporan yang diserahkan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari, 30 (tiga puluh) hari, dan 45 (empat puluh lima) hari, sejak SPMK, berisi anatara lain :

6

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

1. Perkembangan kemajuan pelaksanaan pekerjaan (presentase) per bulan



Dokumentasi/ foto progres lapangan 2. Kendala dan hambatan (jika ada) Laporan Antara ini diserahkan paling lambat 14 hari, 30 hari, dan 45 hari setelah dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja.

3. Laporan Akhir 

Laporan akhir berisi perkembangan akhir dan hasil perbaikan dari laporan

 

berdasarkan masukan-masukan dari tim teknis, tim pengguna Buku Studi Kelayakan (FS) dan DED dibuat tersendiri. Laporan Akhir diserahkan paling lambat pada tanggal berakhirnya SPMK.

1.2 PEMAHAMAN TERHADAP SUSBTANSI PEKERJAAN a. Kerangka Pikir Kerangka pikir / konseptual yang dimaksud diatas adalah alur pikir konsultan berupa konsep kerangka kerja dalam memahami maksud, tujuan serta sasaran dari pekerjaan ini yang diharapkan nantinya dapat memperoleh output yang dapat memenuhi sasaran dari proyek dengan adanya kegiatan ini. kerangka pikir ini berupa bagan alir yang akan menggambarkan latar belakang, permasalahan dan kajian serta rumusan yang akan disusun oleh konsultan. Dalam kerangka pikir ini terlihat instrumen input, subject dan object serta metode yang digunakan. selain itu dari hasil tinjauan lapangan akan diperoleh kondisi saat ini dan selanjutnya kondisi yang diharapkan setelah dilakukan kajian. Selain itu parameter lain adalah subject yang dalam hal ini adalah institusi yang terlibat baik dari proyek maupun pengguna / masyarakat setempat dan pemda setempat. Sedangkan parameter berikutnya adalah metode yang akan digunakan dalam pembahasan atau pelaksanaan pekerjaan ini baik teknis maupun non teknis yang berhubungan dengan masyarakat dan institusi terkait.

7

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

INSTRUMENTAL INPUT

ai kebutuhan energi listrik (demand)di desa/kelompok permukiman yang masuk ke da

SUBJECT

OBJECT

METODE

DATA KEBUTUHAN LISTRIK INSTANSI TERKAIT PERSIAPAN DAN IDENTIFIKASI LAPANGAN ASPEK TEKNIK Perencanaan teknis dan FS PLTS yan PEMDA KECAMATAN KRITERIA & KEBUTUHAN LISTRIK LOKASI PEMANFAAT ANALISA PERENCANAAN PLTS AKSES LOKASI MASYARAKAT SKALA PRIORITAS KONDISI PENYALURAN

i potensi dan kebutuhan

INPUT Undang-undang No. 30 Tahu 2007 Tentang Energi Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 Tentang Kebijakan Energi Nasional. Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005 tentang Pengelolahan Pulau-Pulau Kecil Terluar ergi dan Sumber Daya Mineral Bomor 18 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Energi da Menteri ESDM Nomor 10 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Kegiatan fisik Pemanfaatan Energi Baru dan Energ Rencana Strategis Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (Renstra KESDM) 2010-2014

8

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

b. Monitoring dan Koordinasi Kegiatan Dalam pelaksanaannya, monitoring dan koordinasi proyek untuk setiap item kegiatan dapat diuraikan secara matrix yang menggambarkan hubungan interaksi masingmasing yang berkaitan dengan kegiatan diatas seperti tabel dibawah ini Tabel Monitoring dan Koordinasi dalam Pelaksanaan Pekerjaan N O

TAHAPAN KEGIATAN

A.

Pekerjaan persiapan dan penyusunan RMK

B.

Survey dan inventarisasi data2 yang dibutuhkan

C.

D.

E.

1 . 2 .

Mengkaji studi2 terdahulu Mengkaji Aspek teknis dan lainnya 1 Identifikasi . permasalahan 2 Identifikasi kebutuhan . Analisa data dan detail desain

F.

Penyusunan Laporan

G.

Pembahasan (Diskusi)

MONITORING

KOORDINASI

» PPK » Kasub Dit Terkait » Kasi terkait

» Direksi Pekerjaan

» PPK » Kasub Dit Terkait » Kasi terkait

» Direksi Pekerjaan » Dinas Terkait » Pemda Kab & Kec

» PPK

» Direksi Pekerjaan

» Kasub Dit Terkait » Kasi terkait

» Dinas Terkait » Dll nya

» » » » » » » » » » » »

» » » »

PPK Kasub Dit Terkait Kasi terkait PPK Kasub Dit Terkait Kasi terkait PPK Kasub Dit Terkait Kasi terkait PPK Kasub Dit Terkait Kasi terkait

Direksi Pekerjaan Dinas Terkait Pemda Direksi Pekerjaan

» Direksi Pekerjaan

» Direksi Pekerjaan

9

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

BAB 2

PENDAHULUAN

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PLTS TERPUSAT MALUKU UTARA, PAPUA DAN PAPUA BARAT

2.1 MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN Maksud dari kegiatan Studi Kelayakan Pembangunan PLTS Terpusat Maluku Utara, Papua dan Papua Barat ini adalah sebagai berikut : a. Maksud Kegiatan ini dimaksudkan untuk melakukan verifikasi kelayakan lokasi PLTS Terpusat pada lokasi-lokasi yang telah ditetapkan agar proses perancangan dan pelaksanaan pembangunannya pada tahun anggaran berikutnya (2016) dapat berjalan dengan baik dan sesuai peruntukannya. b. Tujuan Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga kelancaran kegiatan pembangunan PLTS Terpusat pada tahun anggaran berikutnya sehingga pelaksanaannya berjalan lancar dan dapat tepat waktu. 2.2 SASARAN KEGIATAN Sasaran dari kegiatan Studi Kelayakan adalah untuk memudahkan dalam proses Perencanaan dan Pembangunan PLTS Terpusat Maluku Utara, Papua dan Papua Barat ini dan diharapkan dapat memberi manfaat kepada instansi/ kementerian maupun daerah terkait dalam rangka melaksanakan pemenuhan kebutuhan masyarakat Maluku Utara, Papua dan Papua Barat agar pelaksanaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya dapat berjalan sesuai dengan rencana, baik dari sisi biaya, mutu, dan waktu. 2.3 RUANG LINGKUP KEGIATAN

10

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

Ruang lingkup dari kegiatan Studi Kelayakan Perencanaan dan Pembangunan PLTS Terpusat Maluku Utara, Papua dan Papua Barat ini adalah a. Survey Lapangan Survey Lapangan bertujuan untuk mendapatkan data tentang semua aspek yang terkait untuk kepentingan pembangunan PLTS Terpusat. Aspek-aspek yang perlu diambil dalam tahap survey meliputi : 1. Moda Transportasi Bandara ke Lokasi PLTS 2. Sistem Pengamanan Lokasi 3. Kondisi keamanan 4. Kondisi Lokasi PLTS 5. Status Lahan PLTS 6. Kondisi Lahan PLTS 7. Tanggapan Penduduk Terhadap Pembangunan PLTS 8. Tipe Rumah 9. Tenaga Kerja Lokal 10. Kontak Person 11. Fasilitas Umum 12. Keberadaan Toko Bangunan 13. Informasi Banjir 14. Curah Hujan 15. Kondisi Ekonomi Masyarakat 16. Jarak Lokasi PLTS ke Beban 17. Jarak antar Rumah 18. Temperature rata-rata 19. Koordinat Lokasi PLTS 20. Iradasi Matahari saat Survey 21. Luas Area PLTS 22. Jenis Tanah 23. Gambaran Umum Layout Desa 2.4 METODE PELAKSANAAN a. Persiapan Studi Kelayakan 1. Pembentukan Tim Survey dan Laporan Studi Kelayakan 2. Kordinasi antara tim survey dengan pusat pengkaji sistem PLTS 3. Penjelasan Teknis dan kebutuhan data yang akan diambil di lokasi PLTS 4. Mempersiapkan kelengkapan peralatan survey dan safety 5. Penyusunan Jadwal Keberangkatan Tim Survey 6. Kordinasi dengan pihak terkait yang menyangkut izin-izin, surat tugas dan persyaratan lainnya 7. Tahap akses ke lokasi PLTS 8. Tahap pengambilan data 9. Menutup kegiatan survey ditandai dengan

penerbitan berita acara

penyelesaian survey yang ditanda tangani oleh tim survey dan pejabat

11

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

setempat yang ditugaskan b. Pengiriman Data ke Pusat 1. Rekap hasil survey lapangan sesuai data data yang dibutuhkan 2. Laporan kendala kendala yang dihadapi ketika pengambilan data 3. Pengiriman semua data survey via email ke Jakarta dilakukan sehari setelah audit lapangan selesai. c. Tahap Penyusunan Studi Kelayakan 1. Tahap analisa dan penentuan kelayakan apakah lokasi bersangkutan layak untuk dibangun sebuah PLTS ditinjau dari aspek aspek diatas. 2. Tahap perancangan sistem PLTS. Tahap ini dilakukan ketika dalam analisis Studi Kelayakan dinyatakan lokasi tersebut layak untuk dibangun PLTS Terpusat. Dalam tahap perancangan meliputi :  Perhitungan beban  Penentuan sistem dan kapasitas peralatan PLTS  Membuat gambar layout dan detil-detil untuk sistem PLTS, bangunan  

sipil, penangkal petir dan grounding Menyusun spesifikasi teknis semua peralatan PLTS Menyusun RAB semua biaya yang terkait pembangunan PLTS

2.5 LOKASI KEGIATAN Lokasi Survey dari kegiatan Perencanaan Pembangunan PLTS Terpusat Maluku Utara, Papua dan Papua Barat (FS, DED dan Verifikasi) ini adalah sebagai berikut : No 1

Provinsi Maluku Utara

Kab

Kec

Halmahera

Mandioli Selatan

Selatan 2

Maluku Utara

Halmahera

Desa Yoyok dan Tabalema

Botang Lomang

Batu Taga

Bacan

Kaputusan

Selatan 3

Maluku Utara

Halmahera Selatan

4

Papua

Jayapura

Muara Tami

Gambut Koya Barat

5

Papua

Mimika

Amar

Kawar

6

Papua Barat

Kaimana

Teluk Etna

Siawotan

7

Papua Barat

Fak-Fak

Kramong-

Kampung Kwamkuamur,

mongga

Pipik dan Bahbadan

Misool

Dabatan

8

Papua Barat

Raja Ampat

12

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara 9

Papua Barat

Raja Ampat

Meosman-sar

Yenbekwan

10

Papua Barat

Raja Ampat

Kofiar

Awat

11

Papua Barat

Raja Ampat

Supnin

Kapadiri

12

Papua Barat

Raja Ampat

Kofiau

Deer

13

Papua Barat

Raja Ampat

Kofiau

Dibabal

14

Papua Barat

Raja Ampat

Kofiau

Mikiran

15

Papua Barat

Raja Ampat

Waigeo Timur

Yenbekaki

2.6 WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN Waktu Pelaksanaan Kegiatan keluaran dari kegiatan Perencanaan Pembangunan PLTS Terpusat Maluku Utara, Papua dan Papua Barat (FS, DED dan Verifikasi) ini adalah 60 (enam puluh) hari kalender. BULAN NO

KEGIATAN 1

I II III IV

Nov-15 2 3

4

1

Des-15 2 3

KETERAN GAN 4

TAHAP PERSIAPAN DAN KOORDINASI TAHAP PENGUMPULAN DATA TAHAP ANALISIS DAN EVALUASI PENYERAHAN LAPORAN

Shedule Survey Studi Kelayakan PLTS Area Maluku Utara, Papua dan Papua Barat

13

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

2.7 STRUKTUR ORGANISASI DAN TENAGA KERJA PENDUKUNG

KORDINATOR FS DAN DED

ADMIN TEAM SURVEY

TEAM 1

TEAM 2

TEAM LAPORAN TEAM 3

TEAM 1

TEAM 2

TEAM PERANCANGAN TEAM 3

TEAM 1

TEAM 2

TEAM 3

TENAGA KERJA PENDUKUNG STUDI KELAYAKAN DAN DED

14

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

15

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

2.8 METODOLOGI

INSTRUMENTAL INPUT

genai kebutuhan energi listrik (demand)di desa/kelompok permukiman yang masuk k

SUBJECT

OBJECT METODE

DATA KEBUTUHAN LISTRIK INSTANSI TERKAIT PERSIAPAN DAN IDENTIFIKASI LAPANGAN ASPEK TEKNIK Perencanaan teknis dan FS PLTS ya PEMDA KECAMATAN KRITERIA & KEBUTUHAN LISTRIK LOKASI PEMANFAAT ANALISA PERENCANAAN PLTS AKSES LOKASI MASYARAKAT SKALA PRIORITAS KONDISI PENYALURAN

Kondisi potensi dan kebutuhan

INPUT Undang-undang No. 30 Tahu 2007 Tentang Energi Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 Tentang Kebijakan Energi Nasional. Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005 tentang Pengelolahan Pulau-Pulau Kecil Terluar ri Energi dan Sumber Daya Mineral Bomor 18 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Ene uran Menteri ESDM Nomor 10 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Kegiatan fisik Pemanfaatan Energi Baru dan Rencana Strategis Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (Renstra KESDM) 2010-2014

2.9 PERALATAN SURVEY PERALATAN YANG DIGUNAKAN NO

1

2

NAMA ALAT

GAMBAR

FUNGSI

GPS

GPS digunakan untuk mengambil data koordinat lokasi yang diperlukan. Data ini kemudian akan dijadikan bahan untuk perhitungan baik itu potensi matahari, perletakan PV modul dan lainnya.

KOMPAS

Kompas diguunakan untuk mengambil data posisi lokasi terhadap utara. Data ini menjadi dasar penentu posisi PV modul.

16

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

PYRANOMETER

Pyranometer digunakan untuk mengukur profilintensitas matahari di lokasi. Namun sebagai catatan bahwa untuk memperoleh data iradiasi rata-rata di suatu lokasi perlu dilakukan pengukuran selama setidaknya 1 tahun. Alternatif lain untuk mendapatkan data tersebut ialah mengakses data dari NASA.

WALKING DISTANCE

Walking distance meter digunakan untuk mengukur jarak baik jarak antara lokasi PLTS dengan beban maupun perkiraan panjang jaringan listrik kerumah-rumah

5

KAMERA

Digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan survey dan juga peralatan atau item yang akan menjadi dasar pembuatan design

6

THERMOMETER

Digunakan untuk mengukur suhu , kelembaban udara dan waktu

KERTAS + PENSIL+ PENGHAPUS

Digunakan untuk gambar / layout sebaran rumah/ beban PLTS serta untuk gambar letak PLTS dengan rumah penduduk ,PJU dan Fasos/Fasum

3

4

7

2.10 FORM SURVEY N o 1.

Uraian Data Survey Moda Transportasi Bandara ke Lokasi PLTS

Data

Keberada an (cek list)

Keterangan

Alat yang Digunaka n

Bus Kapal kecil/Besar

Kamera

Angkot Motor Mobil

Informasi DISHUB

17

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

Sepeda Polisi 2.

Sistem Pengamanan Lokasi

Kamera Informasi Perangkat Desa

Siskamling Warga Swadaya Masyarakat Sering Terjadi Kerusuhan/ Pencurian

3.

Kondisi keamanan

Informasi Perangkat Desa

Jarang Terjadi Kerusuhan/ Pencurian Aman Berbukit

4.

Kondisi Lokasi PLTS

Dataran Terbuka

Kamera

Hutan 5.

Status Lahan PLTS

Sudah dibebaskan Belum Dibebaskan

Informasi Perangkat Desa

Berbukit 6.

Kondisi Lahan PLTS

Dataran Terbuka

Kamera

Hutan

7.

Tanggapan Penduduk Terhadap Pembangunan PLTS

Mendukung Interview Menolak 21 36

8.

Tipe Rumah

Kamera

45 Informasi Perangkat Desa

60 70 Elektrik 9.

Tenaga Kerja Lokal

Informasi Perangkat Desa

Sipil Kuli

1

Kontak Person

Kepala Desa

No.Telp………

Informasi

18

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

0.

1 1.

Fasilitas Umum

Polsek

No.Telp………

Pihak Terkait

No.Telp………

PJU Fasilitas Umum Ada

1 2

Keberadaan Toko Bangunan

Jumlah…….... . Kapasitas….. Jumlah……… … Kapasitas….. Jarak….

Perangkat Desa Kamera Informasi Perangkat Desa Kamera Informasi Perangkat Desa

Tidak Ada Sering Terjadi Banjir

1 3.

1 4.

Jarang Banjir Informasi Banjir

Curah Hujan

Informasi Perangkat Desa

Adakemungkin an Banjir Ada Potensi Banjir Tinggi

Informasi BMKG

Sedang Menengah

1 5.

Kondisi Ekonomi Masyarakat

Informasi Perangkat Desa

Sedang Rendah

1 6

Jarak Lokasi PLTS ke Beban

1 7

Jarak antar Rumah

Jauh

Jarak ...

Sedang

Jarak ...

Dekat

Jarak ...

Jauh

Jarak ...

Sedang

Jarak ...

Dekat

Jarak ...

Meteran/ Walking distance meter Meteran/ Walking distance meter

Tinggi 1 8

Temperature rata-rata

Thermomet er

Sedang Rendah

1 9 2

Koordinat Lokasi PLTS Iradasi Matahari

Tinggi

...

GPS

...

Pyranomet

19

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

0 2 1

saat Survey

Sedang

...

Rendah

....

er Informasi Perangkat Desa/ Kamera

Luas Area PLTS Berbatu

2 2

Jenis Tanah

Gambut Rawa

Kamera

Tanah 2 3

Gambaran Umum layout Desa

Kamera dan Sketch

20

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

BAB 3

KONSEP DED PLTS TERPUSAT

3.1 KONSEP SPESIFIKASI TEKNIS 1.1

PERATURAN UMUM

1.2

PERATURAN DAN ACUAN Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan sebagai berikut: 1. Permen ESDM RI No.10 Tahun 2015 tentang petunjuk teknis pengunaan dana alokasi khusus bidang energi perdesaan tahun anggaran 2015 2. PUIL 2000 (SNI 04-0225-2000) 3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.05/MEN/1982 4. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti PLN, TELKOM, Dit.Jen.Bina Lindung dari Pusat maupun Daerah. Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh: 1.

Perusahaan yang memiliki Surat Ijin Instalasi dari Instansi yang berwenang dan telah biasa mengerjakannya.

2.

Khusus untuk izin dari Instansi PLN (PAS PLN dengan kelas yang sesuai) diperkenankan bekerja sama dengan perusahaan lain yang telah memiliki PAS PLN yang dimaksud)

1.3

GAMBAR - GAMBAR 1. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya. Jika terdapat perbedaan

21

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

antara gambar dan persyaratan teknik, dan tidak ada klarifikasi pada dokumen setelahnya, maka yang berlaku adalah pada ketentuan pada pesyaratan teknik. 2. Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan, sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada dan mempertimbangkan juga kemudahan service/ maintenance jika peralatan-peralatan sudah dioperasikan. 3. Gambar-gambar Arsitek dan Struktur / Sipil harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan pekerjaan ini. 4. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar kerja dan detail kepada MK untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan mengajukan gambar-gambar tersebut, Kontraktor dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi ini. 5. Kontraktor instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang (AS Built Drawing) yang disertai dengan operating dan Maintenance Instruction serta harus diserahkan kepada MK sebelum penyerahan pertama dalam rangkap 5 (lima) terdiri 1 kalkir dan 4 blue print, dijilid serta dilengkapi dengan daftar isi dan data notasi beserta 1 (satu) set CD electronic copy. 6. Kontraktor wajib mengajukan as-built drawing untuk peralatan atau instalasi yang sudah terpasang perbagian pekerjaan, kompilasi gambar as-built drawing dilakukan setelah semua system instalasi sudah terpasang dengan lengkap dan benar. Kompilasi gambar tersebut sebagai dasar acuan untuk pembuatan final asbuilt drawing. 1.4

KOORDINASI 1. Kontraktor instalasi ini wajib bekerja sama dengan Kontraktor instalasi lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. 2. Koordinasi yang baik wajib ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan instalasi yang lain.

22

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

3. Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibatnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

1.5

PELAKSANAAN PEMASANGAN 1. Selama memungkinkan, semua peralatan/material tetap dalam packaging asli tanpa dibuka dari pabrik. Jika tidak memungkinkan harus dibungkus dengan bahan penutup yang dapat menjaga dari kerusakan. Peralatan/material tersebut harus diangkat, dibawa, diturunkan dan disimpan dengan baik untuk menjaga agar terhindar dari kerusakan. 2. Simpan peralatan/material tersebut ditempat yang bersih dan kering dan dilindungi dari kerusakan. Jika peralatan/material rusak, jangan dipasang, tetapi harus dilakukan tahapan secepatnya untuk mendapatkan penggantian atau perbaikan. Semua perbaikan harus mendapatkan review dan persetujuan dari Pemberi Tugas. 3. Lakukan perbaikan atau penggatian secara rutin terhadap kerusakan yang disebabkan karena pemotongan dalam pekerjaan seperti. Pemotongan channel, cabinet dan pengeboran lantai, dinding dan ceiling yang diperlukan untuk pemasangan yang baik, penunjang dan angkur dari raceway, boks atau peralatan lain. Perbaiki semua kerusakan pada gedung, pemipaan, peralatan atau finishing. Jalankan perbaikan dengan material yang sesuai dengan aslinya, dan pasang sesuai dengan spesifikasi. 4. Membuat lubang core-drill melalui slab dengan alat yang sesuai untuk keperluan ini. Semua opening, sleeve dan lubang di slab antar lantai dan partisi harus ditutup kembali dengan seal, fire-proof, dan waterproof. 5. Hindarkan akumulasi kotoran, boks, serpihan, dll dari instalasi ini. Buang setiap hari semua kotoran, boks, serpihan, dll tersebut dan area instalasi dijaga tetap bersih. 6. Bersihkan semua peralatan dan instalasi setelah penyelesaian proyek.

23

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

7. Pastikan semua panel listrik, jalur kabel, dll sudah terpasang dengan baik dan benar, sebelum mengaktifkan peralatan. 8. Sediakan lampu penerangan dan sistem distribusi listrik sementara dengan ukuran yang cukup untuk peralatan yang ada termasuk ukuran kabel feeder yang cukup untuk mengatasi penurunan tegangan. Panel dilengkapi dengan meter untuk pembayaran kepihak lain jika diperlukan. 9. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Kontraktor harus menyerahkan gambar kerja/ shop drawing dan detailnya kepada Pemberi Tugas dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui. 10. Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Kontraktor harus segera menghubungi Pemberi Tugas. 11. Pengambilan ukuran dan/atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan menjadi tanggung jawab Kontraktor. 12. Gambar pelaksanaan /shop drawing yang digunakan di lokasi proyek mutlak harus yang sudah disetujui oleh pemberi tugas / MK. 13. Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaannya harus berkoordinasi secara baik dengan kontraktor lain yang terkait untuk mencapai hasil pekerjaan yang sempurna bagi semua pihak. Jika terjadi resiko ketidak sempurnaan pekerjaan, bongkar pasang pekerjaan, penggantian material, pembobokan, dan sebagainya yang disebabkan oleh kurangnya koordinasi, maka resiko tersebut merupakan tanggung jawab pihak yang kurang berkoordinasi. Jika penanggung jawab di antara para kontraktor yang terkait tersebut tidak dicapai kesepakatan, maka Pemberi Tugas atau MK dengan pertimbangannya sendiri dapat menetapkan penanggung jawabnya. Penyelesaian atau perbaikan atas resiko tersebut harus dilaksanakan secepat mungkin dengan waktu yang disetujui oleh Pemberi Tugas atau MK yang mana dalam hal ini Pemberi Tugas berhak menunjuk pihak lain yang melaksanakannya dengan biaya yang ditanggung oleh penanggung jawab yang telah di tetapkan.

24

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

14. Kontraktor wajib membuat as-built drawing setiap kali suatu bagian pekerjaan selesai dipasang, kemudian secara bertahap disusun terintegrasi, sehinga pada akhir pekerjaan dicapai as built drawing keseluruhan yang lengkap, terintegrasi dan benar. Bagian-bagian as built drawing yang di buat tersebut harus diserahkan kepada Pemberi Tugas atau MK setiap bulan, atau waktu lain yang di tentukan kemudian berdasarkan kemajuan pekerjaan, dalam keadaan sudah diperiksa dan benar. Jika terjadi keterlambatan atau kelalaian dalam menyerahkan as built drawing tersebut, maka kontraktor dapat dikenakan denda kelalaian, dan atau penundaan pembayaran pekerjaan. 15. Material yang diajukan dan akan digunakan pada proyek ini harus asli atau original bukan hasil modifikasi. 16. Kontraktor wajib melakukan test lab independen terhadap material dan produk yang akan digunakan di proyek dengan mengacu standar code yang berlaku pada produk/material tersebut. 17. Semua spesifikasi peralatan yang digunakan dalam proyek ini tidak boleh diganti dengan merek atau kualitas yang lebih rendah. Bila ada penggantian merek harus dengan ijin MK/Pemberi Tugas. 1.6

TESTING DAN COMMISSIONING 1. Kontraktor instalasi ini harus melakukan semua testing dan commissioning untuk mengetahui dan membuktikan apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta. 2. Testing dan commissioning harus benar-benar dilakukan secara lengkap sesuai dengan metoda dan prosedur yang benar, disaksikan oleh Pemberi Tugas atau pihak yang ditugaskan, MK, disaksikan dan disetujui oleh Konsultan Perencana. Sebelum melakukan testing dan commissioning, kontraktor wajib menyusun dan menyerahkan metode dan prosedur testing dan commissioning yang sudah benar dan disetujui oleh Konsultan Perencana dan MK. Kontraktor dalam rangka melakukan testing dan commissioning wajib berkoordinasi dengan kontraktor dan pihak lain yang

25

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

terkait. Semua kerusakan dan kerugian yang diakibatkan oleh kegiatan testing dan commissioning merupakan tanggung jawab kontraktor. 3. Semua bahan dan perlengkapannya termasuk bahan bakar, tenaga listrik dan air yang diperlukan serta tenaga kerja untuk mengadakan testing tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor. 4. Pemberi Tugas berhak meminta kontraktor untuk melakukan pengujian terhadap material / peralatan yang diragukan kesesuaian/keasliannya ke badan independen, tanpa ada biaya tambahan. 5. Kontraktor berkewajiban mengajukan skedul testing dan commissioning, sesuai dengan item pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas/MK, sebelum dilaksanakan dilapangan. 6. Bila pada keadaan tertentu sehingga pengujian dan commissioning secara keseluruhan sistem tidak mungkin dilaksanakan secara serempak, maka pada kesempatan pertama berikutnya Kontraktor wajib mengulang pekerjaan tersebut diatas. 7. Bila ada bagian pekerjaan yang telah diuji dan dicommissioning secara terpisah, maka pada saat tahap akhir penyelesaian pekerjaan Kontraktor wajib membuktikan bahwa bagian pekerjaan tersebut dapat berfungsi dengan baik secara terus menerus, dimana hal ini merupakan persyaratan yang harus dipenuhi dalam kontrak. Didalam jadwal pelaksanaan secara keseluruhan bila ada bagian pekerjaan yang telah diserah terimakan dan Pemberi Tugas / MK yang ditunjuk memandang perlu untuk dilaksanakan pengujian dan commissioning ulang maka Kontraktor wajib melaksanakannya. Untuk hal ini Kontraktor wajib menaruh perhatian yang cukup sehingga pelaksanaan Pengujian dan commissioning bagian pekerjaan tersebut tidak mengganggu dan membahayakan aktivitas Pemberi Tugas bila bekerja pada lokasi tersebut. 8. Bilamana pengujian sistem gagal, padahal peralatan dan perlengkapannya yang terpasang telah berfungsi, maka Kontraktor wajib segera memeriksa apakah

26

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

bagian yang tidak berfungsi tersebut merupakan kesalahan Sub Kontraktor Pemasok peralatan sehingga pengujian ulang dapat segera dilaksanakan . 9. Semua peralatan test yang digunakan harus sudah dikalibrasi dengan masa berlaku sesuai kontrak. 10. Kalibrasi peralatan harus dilakukan oleh badan resmi

yang ditunjuk oleh

pemerintah. 1.7

SERAH TERIMA PERTAMA 1. Serah terima pekerjaan pertama kali dapat dilakukan setelah pekerjaan selesai 100%, setelah dilakukan testing dan commissioning, dokumen-dokumen yang benar dan lengkap telah diserahkan. Termasuk training operator dan teknisi yang ditunjuk oleh pemberi tugas. 2. Dokumen-dokumen teknis yang harus diserahkan terlebih dahulu adalah meliputi: a.

Kontraktor telah menyerahkan semua Surat Izin Pemakaian dari Instansi Pemerintah yang berwenang, misalnya Instansi Keselamatan Kerja, dll, hingga instalasi yang telah terpasang dapat dipakai tanpa menyalahi peraturan instansi yang bersangkutan.

b.

As Built Drawing yang benar, lengkap dan terintegrasi.

c.

Berita acara testing dan commissioning yang ditandatangani bersama oleh Kontraktor, MK, Pemberi Tugas dan Konsultan Perencana.

1. Operating, instruction, technical, dan maintenance manual. 2. Surat Keaslian Barang dari Pabrikan dengan menyebutkan serial number yang sesuai dan dapat diverifikasi kebenarannya. 3. Sertifikat Country of Origin dari pabrikan (khusus untuk peralatan utama) 4. Sertifikat bahwa barang belum pernah dipakai (baru) dan teknologi terbaru serta tahun pembuatan maksimal 1 tahun sebelum peralatan tersebut

atau barang

tersebut dipasang. (khusus untuk peralatan utama)

27

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

5. Berita acara kesesuaian dengan spesifikasi yang ditandatangani oleh perencana, pemberi tugas, MK dan kontraktor yang bersangkutan (khusus peralatan utama). 6. Warranty asli dari pabrikan sesuai dengan ketentuan oleh pemberi tugas. Semua diserahkan kepada MK sebanyak rangkap 5 (lima) termasuk 1 (satu) set asli dan khusus untuk point b beserta 1 (satu) set softcopy (CD) elektrikal. 1.8

MASA PEMELIHARAAN 1. Peralatan dan instalasi yang termasuk dalam lingkup tugas pekerjaan ini harus digaransi minimum selama satu tahun terhitung sejak saat penyerahan pertama. Penggunaan peralatan gedung untuk sementara dan testing tidak merupakan awal dari masa garansi. 2. Masa pemeliharaan untuk instalasi adalah selama dua belas bulan terhitung sejak saat penyerahan pertama. 3. Selama masa pemeliharaan , Kontraktor instalasi ini diwajibkan mengatasi segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya. Kontraktor wajib melaksanakan perawatan rutin minimum satu kali dalam satu bulan terhadap peralatan dan instalasi yang termasuk dalam lingkup tugasnya, termasuk penyetelan-penyetelan, pemeriksaan-pemeriksaan, perbaikan-perbaikan, penggantian-penggantian material untuk memastikan seluruh sistem dari pekerjaan ini bekerja sempurna dengan pemakaian daya dan energi yang paling efisien.Kontraktor harus membuat catatan-catatan tentang penyetelan dan kondisi peralatan dan instalasi dan disampaikan secara baik dan teratur kepada Pemberi Tugas. Perawatan yang dimaksud harus bersifat preventif maintenance dan kontraktor wajib melaporkan kepada pemberi tugas mengenai hal-hal yang perlu diantisipasi untuk mencegah terjadinya permasalahan

seluruh akibat yang

disebabkan oleh ketidaksempurnaan pekerjaan seperti kebocoran, hubung singkat listrik, beban listrik berlebih (overload), tekanan berlebih, tekanan kurang, kebanjiran dan lain-lain merupakan tanggung jawab kontraktor pekerjaan ini. Dalam hal diperlukan tindakan perawatan maka kontraktor harus menghadirkan teknisi yang menguasai dan terampil pada bidangnya besesrta perlatan yang

28

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

memadai dan setidaknya material yang diperlukan untuk tindakan pertama dalam waktu paling lambat 2 (dua) jam sejak diberitahukan oleh pemberi tugas atau pihak yang ditugaskan untuk itu. 4. Selama masa pemeliharaan , seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih merupakan tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya. 5. Selama masa pemeliharaan , apabila Kontraktor instalasi ini tidak melaksanakan tugas perawatan / perbaikan / penggantian / penyetelan / lain-lain yang diperlukan, maka Pemberi Tugas berhak menyerahkan pekerjaan tersebut kepada pihak lain atas biaya Kontraktor instalasi ini. 6. Selama masa pemeliharaan , Kontraktor instalasi ini harus melatih petugaspetugas yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas sehingga dapat mengenali sistim instalasi dan dapat melaksanakan pemeliharaannya. 7. Setiap kegiatan dalam masa pemeliharaan harus dibuatkan berita acaranya. 1.9

SERAH TERIMA KEDUA Serah terima kedua atau terakhir kali dapat dilakukan setelah seluruh pekerjaan dalam masa pemeliharaan dilaksanakan dengan baik dengan melampirkan bukti-bukti pelaksanaan pekerjaan yang sah dan dapat diterima oleh Pemberi Tugas.Jika serah terima kedua belum dapat dilaksanakan karena adanya pekaerjaan atau kewajiban kontraktor yang belum terlaksana, maka masa pemeliharaan tetap berlaku sampai dengan dilakukannya serah terima kedua.

1.10

LAPORAN - LAPORAN 1. Laporan Harian dan Mingguan Kontraktor wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang memberikan gambaran mengenai:  Kegiatan fisik  Catatan dan perintah Pemberi Tugas yang disampaikan secara lisan maupun secara tertulis.

29

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

 Jumlah material masuk/ ditolak  Jumlah tenaga kerja  Keadaan cuaca, dan  Pekerjaan tambah / kurang Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah ditanda tangani oleh Project Manager harus diserahkan kepada Pemberi Tugas/MK untuk diketahui/ disetujui. 2. Laporan Pengetesan Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan kepada Pemberi Tugas/MK laporan tertulis mengenai hal-hal sebagai berikut:  Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi.  Foto-foto hasil pengetesan termasuk tanggal pengetesan.  Hasil pengetesan peralatan  Hasil pengetesan kabel  dan lain-lainnya. Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan oleh pihak Pemberi Tugas, MK, disaksikan dan disetujui oleh Konsultan Perencana. 1.11

PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN Kontraktor instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu berada dilapangan, yang bertindak sebagai wakil dari Kontraktor dan mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan teknis dan yang bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi yang akan diberikan oleh pihak MK. Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada ditempat pekerjaan pada saat diperlukan/dikehendaki oleh pihak MK.

30

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

1.12

PENAMBAHAN/ PENGURANGAN / PERUBAHAN INSTALASI 1. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak Pemberi Tugas dan MK. 2. Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada pihak Pemberi Tugas/MK dalam rangkap 3 (tiga). 3. Perubahan material, dan lain-lainnya, harus diajukan oleh Kontraktor kepada MK secara tertulis dan pekerjaan tambah/ kurang/ perubahan yang ada harus disetujui oleh MK secara tertulis.

1.13

IJIN - IJIN Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya yang diperlukannya menjadi tanggung jawab Kontraktor meliputi : 1. Pengurusan dan biaya yang timbul untuk instalasi bangunan yang dikeluarkan oleh PLN dan Depnaker 2. Pengurusan dan biaya yang timbul untuk High-pot-test peralatan tegangan menengah yang dikeluarkan oleh PLN. 3. Biaya dan pengurusan ijin penangkal petir. 4. Biaya dan pengurusan terminasi kabel TM pada cubicle gardu PLN.

1.14

PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN 1. Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya kekondisi semula, menjadi lingkup pekerjaan instalasi ini. 2. Pembobokan/ pengelasan/ pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada persetujuan dari pihak MK secara tertulis.

31

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

1.15

PEMERIKSAAN RUTIN DAN KHUSUS 1. Pemeriksaan rutin harus dilaksanakan oleh Kontraktor instalasi secara periodik dan tidak kurang dari tiap dua minggu. 2. Pemeriksaan khusus harus dilaksanakan oleh Kontraktor instalasi ini, apabila ada permintaan dari pihak Pemberi Tugas dan atau bila ada gangguan dalam instalasi ini. 3. Pemberi Tugas atau pihak lain yang ditugaskan dapat melakukan audit proyek dan untuk itu kontraktor harus memberi ijin dan keleluasaan memberikan informasi dan dokumen, bersedia melakukan pengetesan dan pengukuran termasuk peralatan yang diperlukan, membantu pemeriksaan, dan sebagainya untuk kelancaran proses audit. Kontraktor berkewajiban segera memperbaiki cacat-cacat (defects), penyimpangan-penyimpangan, pengerjaan yang buruk, melakukan penyetelan, penyesuaian-penyesuaian atas temuan audit sesuai lingkup tugas dan ketentuan yang berlaku. 4. Kewajiban kontraktor melakukan test-lab indenpenden terhadap material & produk yang akan digunakan di proyek dengan mengacu state standard code seluruh material & produk.

1.16

RAPAT LAPANGAN Wakil Kontraktor harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek yang diatur oleh Pemberi Tugas dan MK..

2.1 LINGKUP PEKERJAAN 2.1

Umum Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban

32

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya. 2.2

Uraian Lingkup Pekerjaan Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, Kontraktor pekerjaan instalasi listrik ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.Garis besar lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1) Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi PLTS lengkap dengan peralatan bantunya. 2) Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel utama dari PLTS ke Rumah. 3) Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi penerangan dan instalasi stop kontak dalam rumah 4) Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pembumian. 5) Pembuatan as built drawing (gambar terpasang). 6) Mendapatkan pengesahan instalasi dari instansi yang berwenang. 7) Mengadakan pelatihan terhadap operator dari pihak pemberi tugas.

2.3

GAMBAR KERJA Sebelum kontraktor melaksanakan suatu bagian pekerjaan lapangan, harus menyerahkan gambar kerja antara lain sebagai berikut:  Denah tata ruang dan detail pemasangan dari peralatan utama, perlengkapan dan fixtures.  Detail denah perkabelan yang terkoordinasi dengan instalasi atau pekerjaan yang lain.  Detail penempatan sparing, sleeve yang menembus lantai, atap, tembok dll.

33

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

 Gambar koordinasi instalasi yang terkait dengan instalasi kontraktor lain dalam bentuk gambar tumpang tindih terpadu (composite drawing) pada area-area instalasi bersama, dengan cara berkoordinasi dan bekerja sama dengan kontraktor terkait, sehingga dicapai instalasi yang rapi, benar, dan terkoordinasi secara baik. Pemberi Tugas atau MK berhak menentukan kontraktor yang mengkoordinir penggambaran tersebut.  Detail lain yang diminta oleh MK / Pemberi Tugas. 2.4

GAMBAR INSTALASI TERPASANG Setiap tahapan penyelesaian pekerjaan, kontraktor harus memberi tanda sesuai jalur terpasang pada Re-Kalkir gambar tender maupun gambar kerja, atau cara lain yang memadai sehingga pada akhir penyelesaian pemasangan sudah tersedia gambar terpasang yang sesuai dengan keadaan sebenarnya.

3.1.

KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN

3.2.

Panel Tegangan Rendah 1. Panel tegangan rendah harus mengikuti standard peraturan IEC dan PUIL dan mengikuti standard VDE/DIN. 2. Panel-panel harus dibuat dari plat besi tebal 2 mm dengan rangka besi dan seluruhnya harus dizinchromat dan di duco 2 kali dan harus dipakai cat dengan cat powder coating dengan cat texture, warna dan cat dikonfirmasikan kepihak Interior dan Direksi / Manajemen Konstruksi, dilengkapi dengan double cover dengan tebal plat 2 mm, memakai sepatu kabel dan handslip, kapasitor bank harus menggunakan sistem otomatik (APFR). Pintu dari panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan master key. 3. Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan sebagainya harus diatur sedemikian rupa, sehingga bila perlu dilaksanakan perbaikan-perbaikan, penyambungan-penyambungan pada komponen-komponen dapat mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen-komponen lainnya.

34

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

4. Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase R-S-T, 1 busbar neutral dan 1 busbar untuk grounding. Besarnya busbar harus diperhitungkan untuk besar arus yang akan mengalir dalam busbar tersebut tanpa menyebabkan suhu yang lebih dari 650C dengan dimensi busbar minimum 1,5 kali dari kemampuan lewat arus (kapasitas incoming breaker). Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, lapisan yang dipergunakan untuk memberi warna busbar dan saluran harus dari jenis yang tahan terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan. Semua Cu bar harus dilapisi oleh Tin Platting (electro platting). 5. Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak tahan getaran. Ampermeter dan Voltmeter yang digunakan berukuran 96 x 96 mm dengan skala linear dan ketelitian 1% dan bebas dari pengaruh induksi, serta ada sertifikat tera dari LMK / PLN (minimum 1 buah untuk setiap jenis alat ukur). 6. Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluan sesuai dengan yang telah disetujui oleh Direksi / Manajemen Konstruksi lapangan. 7. Unit Box Panel haruslah dibuat sedemikian rupa sehingga mendapat ventilasi udara yang cukup. Pada lubang ventilasi udara harus diberi filter yang konstruksinya diperkuat sehingga didapatkan suatu konstruksi yang baik. 8. Unit Box Panel yang berfungsi untuk MotorControlCenter haruslah dilengkapi dengan force ventilasi. 9. Main switch breaker tipe air break 3 pole atau 4 pole yang telah direkomendasi dari NEMA serta karakteristiknya menurut standard IEC 947-2 dan kemampuan arus hubung singkat alat tersebut tidak kurang dari 50 KA pada tegangan 500 VAC. 10. Unit Box Panel Indoor mempunyai IP rating minimum 31. Panel di daerah umum dilengkapi dengan lockable double door lengkap dengan kaca. 11. Unit Box Panel Outdoor mempunyai IP rating minimum 55, lockable double door lengkap dengan kaca.

35

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

12. Panel harus dilengkapi dengan gambar Single Line Diagram, ukuran A4 atau A3 disesuaikan dengan ukuran gambar sehingga terbaca dengan jelas. Gambar Single Line Diagram harus delaminating dan ditempel dibalik pintu panel. 13. Instalasi kabel menuju panel dilengkapi dengan gland cable. 14. Main circuit breaker harus menggunakan tipe spring charged yang dapat dioperasikan secara manual atau automatic yang dikombinasikan dengan sistem motorized untuk versi fix dan drawout serta dilengkapi pengaman untuk tidak merusak switch breaker pada saat posisi ON / OFF / TRIP. 15. Sistem penutupan atau kontak breaker harus menggunakan toggle action, free type dan dilengkapi dengan indikator mekanikal untuk posisi ON atau OFF serta indikasi charged dan discharged. 16. Jika main circuit breaker dioperasikan secara otomatis maka harus dilengkapi dengan pelepas penutupan (XF) pemutus tegangan jatuh (MN) / pemutus shunt (MX), saklar alarm dan saklar bantu. 17. Kapasitas dari kontak utama harus mampu dibebani dengan beban penuh pada temperatur yang telah direkomendasikan dari pabrik serta waktu pemutusan tidak lebih dari tiga detik. 18. Panel untuk sump pump dilengkapi dengan 1 buah kotak kontak yang diletakkan di dalam panel. 19. Main circuit breaker harus dilengkapi dengan proteksi beban lebih (over current), arus hubung singkat (short circuit), proteksi hubungan pentanahan. 20. Komponen–komponen pengaman yang dapat dipakai adalah: a.

Miniatur Circuit Breaker (MCB) 

Menurut standard IEC 947 - 2



Terdiri dari 1 dan 3 kutub



Breaking capacitynya antara 5 s/d 25 KA untuk tegangan 220/415 V.

36

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara



Kurva trip B & C



Dilengkapi dengan saklar alarm, Auxiliary contact dan pemutus shunt (MX) / pelepas tegangan (MN).



Jika digunakan untuk melindungi motor listrik maka yang digunakan adalah MMCB (Magnetic Motor Circuit Breaker).

b. Busbar Support 

Sesuai standard IEC 439, VDE 0100-520 dan BS 5486 Bus-bar support terdiri dari unipolar/multi polar.



Isolasi support harus sesuai dengan ukuran copper (tembaga).



Kapasitas dari Bus - bar harus sesuai dengan standard Puil dan DIN 43671



Terdiri dari 1,2,3, dan 4 pole



Spesifikasinya : - High Dielectric strength - High Mechanical wisthstand - Tahan terhadap temperatur sesuai dengan rekomendasi

c. Isolator Support Bahan terdiri dari SMC/DMC spesifikasi terdiri dari :  High Dielectric Strenght  High Mechanical Withstand  High Temperature. d. Pilot Lamp, Push Button, Selector Switch Sesuai standard IEC 529, IEC 947

37

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara



Jenis pilot lamp yang digunakan adalah tipe transformasi.



Push Button menggunakan tipe flush dengan bahan chromium.



Selector switch tingkat isolasinya harus 660 V dengan kapasitas thermal 12 A adalah 20 A serta dilengkapi dengan pegangan isolasi ganda.

e. Fuse Dan Fuse Link 

Standard BS 88.



Jenis Fuse yang digunakan adalah HRC class Q sedangkan Fuse Carier sebagai pengaman circuit control menggunakan type catridge & Holder.

f. Panel Surya (Sel Surya) 

Maximum power (Pmax) 250 Wp



Type cell monocrystalin



Voltage at pmax (Vmp) 30.2V



Current at pmax (Imp) 8.28 A



Short circuit current (Isc) 9.18 A



Open circuit voltage (Voc) 36.3V



Number of cells 60 cells/modul



Dimensions 1650 x 992 x 40 (mm)



Garansi minimal 20 tahun untuk degradasi output lebih kecil 20 %

g. Solar Charge Controller 

Rating Tegangan 48 V



Arus Beban 80 A



Type: MPPT (Maximum power point tracking)

38

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara



Arus Beban per Array 80 A



I-max 320 A



Tegangan Baterai 48V



Efisiensi : lebih besar 90 %



Sistem Proteksi : HVD (High Voltage Disconnect), LVD (Low Voltage Disconnect), Short Sircuit Protection

h. Baterai 

Kapasitas Arus 1000 Ah



Kapasitas Energi 2000 Wh



Type : Deep Cycle, OpzV Stationary Battery



Tegangan 2 V



Kemampuan Cycling : Paling Sedikit 1200 Cycle pada 80 % DOD



Teknologi Valve Regulated Lead Acid (VRLA gel)



Garansi : Paling Sedikit 1 tahun



Umur teknis minimal 10 tahun pada suhu 200C



Harus dilengkapi dengan sistem koneksi yang dapat mencegah korosi dan arus hubung singkat (termasuk pada waktu pemasangan).



Wajib menggunakan produk dalam negeri, yang dibuktikan dengan melampirkan salinan tanda sah capaian tingkat komponen dalam negeri yang diterbitkan oleh kementrian perindustrian.

i. Inverter 

Pure sine wave

39

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara



Kapasitas 5000 W



Tegangan Input (Vdc) 48 V



Tegangan Output (Vac) 220-230 V



Frekuensi : 50 Hz



Output Voltage THD Factor : < 3 %



Efisiensi : >92%



Sistem Proteksi : DC over/under-voltage, AC over/under voltage, over load, short circuit protection.



Garansi 3 tahun



Dilengkapi dengan display, data logger dan tersedia fasilitas remote monitoring system yang terintegrasi.

3.3.

Kabel Tegangan Rendah 1) Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan minimal 0,6 kV untuk NYY dan NYFGbY sedangkan untuk kabel NYM dengan tegangan minimal 0,5 kV. 2) Pada prinsipnya kabel-kabel daya yang dipergunakan adalah jenis NYFGBY, NYY dan NA2XY (untuk kabel berpenampang lebih besar atau sama dengan 50mm2), sedangkan untuk kabel penerangan dipergunakan kabel NYA, NYM dan NYFGBY. 3) Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan persetujuan terlebih dahulu pada MK. 4) Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 1,5 mm2. 5) Khusus

untuk

kabel

penerangan

dalam

unit,

dapat

digunakan

kabel

berukuran1,5mm2.

40

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

3.4.

Lighting Fixtures Lampu LED (Down Light) 1) Lighting fixtures harus dilengkapi dengan reflector aluminium, atau sesuai gambar. 2) Lamp holder menggunakan standar E-27. 3) Diameter dari kap lampu minimal lihat gambar. 4) Lampu yang dipakai dari jenis LED 7 Watt

3.5.

Kotak - Kontak Dan Saklar 1) Kotak-kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata adalah type pemasangan outbow dan tipe floor mounted. 2) Kotak-kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 3 A dan mengikuti standard VDE. 3) Inbow dus untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding dan push button harus dipakai dari jenis bahan PVC. Bila dipasang inbow, maka inbow dus tersebut terbuat dari metal dengan ketebalan 1 mm. 4) Kotak-kontak dinding yang dipasang 30 cm dari permukaan lantai dari ruangruang yang basah / lembab harus jenis water tight sedang untuk saklar dipasang 150 cm dari permukaan lantai atau sesuai gambar. Sebelum pemasangan, pihak Kontraktor harus mendapat persetujuan dari Direksi / Managemen Konstruksi.

3.6.

Grounding 1) Pada bak control, kawat grounding yang dipergunakan dari terminal grounding sampai ke massive copper adalah kawat tembaga BC 70 mm2. Sedangkan dari peralatan yang akan digrounding sampai ke bak kontrol menggunakan kawat aluminium isolasi XLPE (NA2XY) ukuran 120 mm2 kecuali untuk penangkal petir menggunakan kawat high voltage shielded dengan ukuran dan jenis sesuai dengan rekomendasi dari supplier penangkal petir.

41

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

2) Pada bak kontrol terdapat terminal grounding yang terbuat dari bahan tembaga untuk menghubungkan antara grounding bagian atas dan bagian bawah. Untuk terminasi kabel pada terminal grounding pada bak kontrol, kawat grounding ujungnya diberi cable shoe kemudian dibaut pada terminal grounding tersebut. 3) Untuk grounding dipergunakan kabel BC 70 mm2 dalam Pipa Galvanis diameter 1 inch dan pada ujungnya dipasang Massive Copper Rod dengan diameter minimum 5/8 ” sebagai elektrode pentanahan sepanjang ½ meter. Grounding tersebut ditanam dalam tanah minimal 6 m. 4) Nilai tahanan grounding system adalah sebagai berikut: - Instalasi listrik ≤ 2  minimal kedalaman 6 meter - Instalasi penyalur petir ≤ 5  minimal kedalaman 6 meter - Instalasi elektronik ≤ 1  minimal kedalaman 6 meter Nilai hambatan diukur setelah tidak turun hujan selama 3 hari berturut - turut. 5) Lihat gambar detail untuk bak kontrol dan terminal grounding. 6) Grounding untuk peralatan elektronik, grounding lift dan grounding elektrikal masing – masing dipisah antara satu dengan yang lain, dengan metoda grounding yang sama. 7) Lingkup pekerjaan grounding untuk kontraktor elektrikal adalah: 1. Instalasi grounding peralatan elektrikal (trafo,PDTM, PDTR, penyalur petir) sampai ke bak kontrol grounding masing – masing peralatan. 2. Semua instalasi grounding pada bak kontrol yang belum dikerjakan pada pekerjaan SAP 1 seperti terlihat pada gambar.

4.1 PERSYARATAN TEKNIS DAN PEMASANGAN

42

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

4.1

Panel-panel 1) Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya dan harus rata (horisontal). 2) Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland, dan diberi lapisan seal dari karet untuk menutupi bagian bekas lubang yang permukaannya tajam atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam. 3) Untuk panel-panel yang dipasang diluar ruangan (Outdoor Panel) type Free Standing diberi kaki dengan jarak minimal 50 cm dengan permukaan tanah dilengkapi dengan pondasi cor. 4) Semua panel harus ditanahkan.

4.2

Kabel-Kabel 1) Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban. 2) Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk mengindentifikasikan phasanya sesuai dengan PUIL 2000. -Phasa R

= Merah

-Phase S

= Kuning

-Phase T

= Hitam

-Netral

= Biru

-Grounding

= Hijau - Kuning

3) Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel, diklem dan disusun yang rapi.

43

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

4) Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada kabel penerangan, dimana terminasi sambungan dilakukan pada termination / junction box. 5) Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu kabel untuk terminasinya. Material sepatu kabel harus sesuai dengan material konduktor kabel, jika menggunakan kabel aluminium dan busbar tembaga maka sepatu kabel harus menggunakan tipe bimetal (Al-Cu lug). 6) Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih harus mempergunakan alat pres hidraulis yang kemudian disolder dengan timah pateri. 7) Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 100 cm minimum, dimana sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm dan diatasnya diamankan dengan batu bata sebagai pelindungnya. Lebar galian minimum adalah 40 cm yang disesuaikan dengan jumlah kabel. 8) Sudut pembelokan (Bending Radius) kabel Feeder harus mengikuti ketentuan yang disyaratkan oleh pabrik untuk masing-masing diameter kabel. 9) Untuk kabel serabut, terminasi ujung kabel tersebut harus menggunakan handslip. 10) Semua kabel yang berada didalam trench kabel harus diletakkan / disusun dalam kabel ladder (Fabricated, hot deep galvanized) kabel ladder harus disupport setiap jarak 100 cm. 11) Untuk kabel feeder yang dipasang didalam trench harus mempergunakan kabel ladder. 12) Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada tanda arah jalannya kabel dan dilengkapi dengan Cable Mark. 13) Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan instalasi lainnya harus ditanam lebih dalam dari 60 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis medium dengan diameter minimum 2-1/2 kali penampang kabel. 14) Semua kabel yang dipasang diatas langit-langit harus diletakkan pada suatu trunking kabel.

44

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

15) Kabel penerangan yang terletak diatas rak kabel tidak menggunakan PVC High Impact. Setiap kabel yang keluar dari Cable Tray harus dipasang dalam PVC High Impact. Pada bagian pertemuan antara Conduit dan Cable Tray dipasang Joining Coupling. 16) Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan sleeve dari pipa galvanis medium dengan diameter minimum 2-1/2 kali penampang kabel. 17) Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak – kontak harus didalam kotak terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tersebut minimum 4 cm. 18) Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1m disetiap ujungnya. 19) Penyusunan konduit diatas trunking kabel harus rapi dan tidak saling menyilang. 20) Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak - kontak harus didalam kotak penyambungan dan memakai alat penyambungan berupa las – dop. 21) Semua kabel yang menuju / keluar dari panel - panel type outdoor harus di dalam pipa Sleeve GIP Medium / PVC Conduit diameter 2-1/2 x diameter kabel. 22) Kabel yang keluar dari trench yang menembus permukaan tanah, yang menuju kabel ladder harus dilengkapi / dilindungi dengan GIP Medium sepanjang lebih kurang 1 m dengan ketentuan ± 50 cm bagian yang berada di bawah permukaan tanah sampai 50 cm dari permukaan tanah. 23) Semua kabel instalasi motor yang berada di daerah utility harus dipasang dalam metal conduit, yang penampangnya minimum 1,5 penampang kabel dan lengkap dengan Flexible Metal Conduit. 24) Setiap kabel dalam PVC High Impact Conduit yang dipasang pada Slab harus diberi Saddle Spacers setiap jarak 150 cm.

45

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

25) Untuk instalasi kabel yang menggunakan PVC Hight Impact Conduit yang melintas diatas balok, harus menembus balok dengan jarak minimum 10 Cm dari atas balok yang ditembus, atau melintas dibawah balok. 4.3

Kotak-kontak dan Saklar 1) Kotak-kontak dan saklar yang akan dipakai adalah type pemukaan (outbow) pada dalam dinding dan dipasang pada ketinggian 300 mm dari permukaan lantai untuk kotak-kontak dan 1500 mm untuk saklar atau sesuai gambar detil. Bila tidak terdapat gambar detail, pihak Kontraktor harus meminta persetujuan dari pihak Manajemen konstruksi (MK) dan pihak Interior atau Arsitektur. 2) Kotak kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab / tipe outdoor harus menggunakan tipe weatherproof, Industrial Type IP 56.

4.4

Lampu Penerangan 1) Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana plafond dari Arsitek dan disetujui oleh Direksi / Manajemen Konstruksi. 2) Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka plafond yang terbuat dari bahan aluminium. 3) Tiang lampu penerangan untuk diluar bangunan harus dipasang tegak lurus. 4) Semua

lampu

penerangan

type

Flouresscent

harus

digantung

dengan

menggunakan adjustable hanger. 5) Flexible Conduit digunakan antara terminasi titik lampu dengan PVC High Impact Conduit.

4.5

Grounding 1) Semua bagian dari sistim listrik harus digrounding.

46

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

2) Elektrode grounding harus ditanam sedalam minimum 6 m dan mencapai permukaan air tanah. 3) Tahanan grounding maximum adalah sebagai berikut : - Instalasi listrik ≤ 2  minimal kedalaman 6 meter - Instalasi penyalur petir ≤ 5  minimal kedalaman 6 meter - Instalasi elektronik ≤ 1  minimal kedalaman 6 meter 4) Jarak minimum dari elektrode grounding adalah 10 m dan disesuaikan dengan sifat tanahnya. 5) Metode pemasangan grounding adalah dengan terlebih dahulu mengebor sedalam + 6 meter kemudian baru dipasang grounding. 5.1.

PENGUJIAN

5.2.

Umum Sebelum semua peralatan utama dari sistim dipasang harus diadakan pengujian secara individual parsial (Partial Test). Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi dengan sertifikat pengujian yang baik dari pabrik yang bersangkutan dan LMK / PLN serta instansi lain yang berwenang untuk itu. Setelah peralatan tersebut dipasang, harus diadakan pengujian secara menyeluruh dari sistim, untuk menjamin bahwa sistem berfungsi dengan baik. Semua biaya untuk mendapatkan sertifikat lulus pengujian dan peralatan untuk pengujian yang perlu disediakan oleh Kontraktor menjadi tanggung jawab Kontraktor sendiri.

5.3.

Peralatan dan Bahan Peralatan dan Bahan Instalasi Listrik yang harus diuji.

5.2.1.

Pengujian PLTS

47

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

Sebelum dilakukan pengujian pada sistem pembangkit listrik tenaga surya kapasitas 50Wp, yang harus diutamakan adalah kelengkapan instalasi. Apakah telah terpasang dengan benar dan rapih agar dapat dilakukan pengujian dan menghasilkan data yang akurat. Parameter yang diobservasi meliputi pengukuran besaran secara berkala antara pukul 08:00 – 17:00 WIB dan setiap satu jam sekali dilihat pada alat ukur yang digunakan pada pengujian dan mencatatnya, untuk mendapatkan nilai atau hasilhasil yang mendekati sebenarnya. Penggunaan alat ukur perlu diperhatikan dari jenis dan kegunaannyaseperti yang digunakan pada pengujian sistem pembangkit listrik tenaga surya kapasitas 250Wp, alat ukur yang digunakan berupa Amperemeter digital yang berfungsi untuk mengukur arus dan Voltmeter analog yang berfungsi untuk mengukur tegangan. Ada beberapa prosedur yang harus diperhatikan pada pengujian sistem pembangkit listrik tenaga surya berkapasitas 250Wp : 1) Memeriksa dan mengamati ketelitian dan kecermatan alat ukur yang digunakan pada pengujian. 2) Untuk mengetahui data-data yang akurat dari hasil pengujian digunakan alat ukur berupa. Voltmeter analog 48 V, alat ini digunakan untuk mengetahui tegangan DC yang keluar dari panel surya dan untuk mengetahui arus AC yang keluar dari panel surya, maka alat ukur yang digunakan adalah Amperemeter digital 1000Ah. 3) Mencatan data-data hasil pengukuran dari alat ukur yang digunakan dalam pengujian, alat ukur yang digunakan berupa Voltmeter analog 48V dan Amperemeter digital 1000Ah. 4) Selama pengujian dilakukan, keadaan cuaca harus benar-benar diperhatikan karena keadaan cuaca sangat berpengaruh pada perfomansi atau unjuk kerja pada panel surya. 5) Setelah data-data dari hasil pengujian terkumpul, langkah selanjutnya adalah pembuatan tabel dan grafik hubungan antara arus terhadap waktu dan hubungan antara tegangan terhadap waktu. 5.2.2.

Panel-panel Tegangan Rendah Panel - panel tersebut harus dilengkapi dengan sertifikat lulus pengujian dari pembuat panel yang menjamin bahwa setiap peralatan dalam panel tersebut

48

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

berfungsi baik dan bekerja sempurna dalam keadaan operasional maupun gangguan berupa undervoltage, over current, overthermis, short circuit dan lain - lain serta megger antara fasa, fasa netral, fasa nol. 5.2.3.

Kabel-kabel Tegangan Rendah. Untuk kabel tegangan rendah sertifikat lulus pengujian harus dari PLN yang terutama menjamin bahan isolasi kabel baik serta tidak melanggar ketentuanketentuan PLN tentang isolasi kabel tegangan rendah, pengujian dengan megger tetap harus dilaksanakan, dengan nilai tahan isolasi minimum 50 mega Ohm.

5.2.4.

Lighting Fixtures Setiap lighting fixtures yang menggunakan Ballast dan kapasitor harus dilakukan pengujian / pengukuran faktor daya. Dalam hal ini faktor daya yang diperbolehkan minimal 0,85.

5.2.5.

Pentanahan / Grounding Semua grounding dari sistem harus dilakukan pengukuran tahanan dengan ketentuan nilai tahanan sebagai berikut : - Instalasi listrik ≤ 5  minimal kedalaman 6 meter Dan dilakukan pada keadaan cuaca tidak turun hujan selama minimal 3 hari berturutturut.

6.1. 6.1

PR O D U K Umum Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor harus mengajukan salah satu merk yang tercantum dalam spesifikasi teknis dan akan mengikat dalam pelaksanaan. Kontraktor baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari Pemberi Tugas. Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah seperti tercantum dalam outline specification

NO

URAIAN

STANDARD CODE

SPESIFIKASI

49

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

A

ELEKTRIKAL Panel & Instalasi

1

Panel Maker TR

2

Panel Surya Type Baterai Charger Regulator Type Baterai Type Inverter Type

3 4 5

IEC 60439 SNI, SPLN cell monocrystalin SNI, SPLN PWM IEC,ISO3746 Calsium MF SNI, SPLN Pure sine wave

6

Komponen Panel

SPLN,LMK,IEC

7

Type Meter-meter

IEC

8

Kabel Daya

SNI,SPLN,IEC

Type BS 729, ASTM A123, JIS BSEN 50086, BS 4607 & IEC 433

9

Kabel Marking

10

PVC Conduit

11

Type Armature Lampu

12

Lampu LED

13

Saklar & Stop kontak 1 phase

BS EN 60669-1

14 15

Komponen MCB box Fitting E27 tipe Pentanahan Bak kontrol,copper masive

IEC,SPLN,LMK BS EN 60669-1

16

Simetri, Panelindo, Inti Muara, Sinar Tekindo Mandiri Sky Tech. , setara View Star, setara Rocket, setara Sente, Iwell, Belt, Setara Scheneider, ABB, GE, LG, Hager, ACB, MCCB, MCB, LBS Telemecanique, GAE Supreme, Kabelindo, Kabelmetal, NYYHY, NYMHY, NYY, NYA, NYM CABS, Legrand, 3M Clipsal, EGA, Ginde High Impact, Fire Retardant

CIE 43 & 51

Clipsal, Broco Marcs,Lion way, Comfolite, Powermark, Setara Clipsal, MK, ABB, National, Broco Premium, Berker ABB, Hager, MG,Clipsal National,Clipsal,MK plastik Lokal

3.2 KONSEP RAB (RANCANGAN ANGGARAN BIAYA) 3.3 KONSEP GAMBAR TENDER (Terlampir)

50

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

BAB 3

EXECUTIVE SUMMARY

Laporan Study Kelayakan Awal ini, disajikan sehubungan dengan rencana pelaksanaan pekerjaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Desa Yoyok dan Tabalema, Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara. Laporan Study Kelayakan awal ini memuat informasi mengenai kelayakan lahan, kondisi jalur aksis, pemilihan konfigurasi system yang sesuai dengan hasil survey lokasi serta analisa menggunkan sofware, perhitungan energi, dan analisa ekonomi yang berupa anggaran pembangunan (CAPEX) dan anggaran operasional (OPEX). Dari Study Kelayakan ini diharapkan agar para piphak pengambil keputusan dapat memahami detil pembangunan PLTS yang akan menjadi acuan dalam memulai pekerjaan ini. Dari hasil Study Kelayakan awal, diharapkan adanya rekomendasi untuk pembangunan PLTS dari Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. Berdasarkan data awal dipilih desa Yoyok dan Tabalema dan PLTS yang akan dibangun direncanakan sebesar 30 kWp dan baterai 192 kWH. Analisa Finansial juga dilakukan pada studi kelayakan ini, dan diperoleh harga investasi sebesar Rp. ...........................,00 3.1 KONSEP DASAR PLTS Pemanfaatan energi matahari sebagai sumber energi alternatif untuk mengatasi krisis energi, khususnya minyak bumi, yang terjadi sejak tahun 1970-an mendapat perhatian yang cukup besar dari banyak negara di dunia. Disamping jumlahnya yang tidak terbatas, pemanfaatannya juga tidak menimbulkan polusi yang dapat merusak

51

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

lingkungan. Cahaya atau sinar matahari dapat di konversi menjadi listrik dengan menggunakan teknologi sel surya atau fotovoltaik. Potensi energi surya di Indonesia sangat besar yakni sekitar 4.8 kWh/m 2 atau setara dengan 112.000 GWp, namun yang sudah dimanfaatkan baru sekitar 10 MWp. Saat ini pemerintah telah mengeluarkan roadmap pemanfaatan energi surya yang menargetkan kapasitas PLTS terpasang hingga tahun 2025 adalah sebesar 0.87 GW atau sekitar 50 MWp/tahun. Jumlah ini merupakan gambaran potensi pasar yang cukup besar dalam pengembangan energi surya di masa datang. Pada asasnya sel surya fotovoltaik merupakan suatu dioda semikonduktor yang bekerja dalam proses tak seimbang dan berdasarkan efek fotovoltaik. Dalam proses itu sel surya menghasilkan tegangan 0,5-1 volt tergantung intensitas energi yang terkandung dalam sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi besarnya sekitar 1000 Watt. Tapi karena daya guna konversi energi radiasi menjadi energi listrik berdasarkan efek fotovoltaik baru mencapai 25 maka produksi listrik maksimal yang dihasilkan sel surya baru mencapai 250 Watt per m 2. Dari sini terlihat bahwa PLTS itu membutuhkan lahan yang luas. Hal itu merupakan salah satu penyebab harga PLTS menjadi mahal. Ditambah lagi harga sel surya fotovoltaik berbentuk kristal mahal, hal ini karena proses pembuatannya yang rumit. Namun, kondisi geografis Indonesia yang banyak memiliki daerah terpencil sulit dihubungkan dengan jaringan listrik PLN. Kemudian sebagai negara tropis Indonesia mempunyai potensi energi surya yang tinggi. Hal ini terlihat dari radiasi harian yaitu sebesar 4,5 kWh/m2/hari. Berarti prospek fotovoltaik di masa mendatang cukup cerah. Untuk itulah perlu diusahakan menekan harga fotovoltaik misalnya dengan cara sebagai berikut. Pertama menggunakan bahan semikonduktor lain seperti Kadmium Sulfat dan Galium Arsenik yang lebih kompetitif. Kedua meningkatkan efisiensi sel surya dari 10% menjadi 15%. Energi listrik yang berasal dari energi surya pertama kali digunakan untuk penerangan rumah tangga dengan sistem desentralisasi yang dikenal dengan Solar Home System (SHS), kemudian untuk TV umum, komunikasi dan pompa air. Sementara itu evaluasi program SHS di Indonesia pada proyek Desa Sukatani, Bampres, dan listrik masuk desa menunjukkan tanda-tanda yang menggembirakan dengan keberhasilan penerapan secara komersial.

52

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

Berdasarkan penelitian yang dilakukan sampai tahun 94 jumlah pemakaian sistem fotovoltaik di Indonesia sudah mencapai berkisar 2,5-3 MWp. Yang pemakaiannya meliputi kesehatan 16 hibrida 7 pompa air 5 penerangan pedesaan 13 radio dan TV komunikasi 46,6 lainnya 11,8 kemudian dari kajian awal BPPT diperoleh proyeksi kebutuhan sistem PLTS diperkirakan akan mencapai 50 MWp. Sementara itu menurut perkiraan yang lain pemakaian fotovoltaik di Indonesia 5-10 tahun mendatang akan mencapai 100 MW terutama untuk penerangan di pedesaan. Sedangkan permintaan fotovoltaik diperkirakan sudah mencapai 52 MWp. Fotovoltaik Komponen utama sistem surya fotovoltaik adalah modul yang merupakan unit baterai dan beberapa sel surya fotovoltaik. Untuk membuat modul fotovoltaik secara pabrikasi bisa menggunakan teknologi kristal dan thin film. Modul fotovoltaik kristal dapat dibuat dengan teknologi yang relatif sederhana, sedangkan untuk membuat sel fotovoltaik diperlukan teknologi tinggi. Modul fotovoltaik tersusun dari beberapa sel fotovoltaik yang dihubungkan secara seri dan paralel. Biaya yang dikeluarkan untuk membuat modul sel surya yaitu sebesar 60 dari biaya total. Jadi, jika modul sel surya itu bisa di produksi di dalam negeri berarti akan bisa menghemat biay pembangunan PLTS. Untuk itulah, modul pembuatan sel surya di Indonesia tahap pertama adalah membuat bingkai (frame), kemudian membuat laminasi dengan sel-sel yang masih diimpor. Jika permintaan pasar banyak maka pembuatan sel dilakukan di dalam negeri. Hal ini karena teknologi pembuatan sel surya dengan bahan silikon single dan poly cristal secara teoritis sudah dikuasai. Dalam bidang fotovoltaik yang digunakan pada PLTS, Indonesia ternyata telah melewati tahapan penelitian dan pengembangan dan sekarang menuju tahapan pelaksanaan dan instalasi untuk elektrifikasi untuk pedesaan. Teknologi ini cukup canggih dan keuntungannya adalah harganya murah, bersih, mudah dipasang dan di operasikan dan mudah dirawat. Sedangkan kendala utama yang dihadapi dalam pengembangan energi surya fotovoltaik adalah investasi awal yang besar dan harga per kWh listrik yang dibangkitkan relatif tinggi, karena memerlukan subsistem yang terdiri atas baterai, unit pengatur dan inverter sesuai dengan kebutuhannya. Sistem PLTS

53

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

PLTS dengan sistem sentralisasi artinya pembangkit tenaga listrik dilakukan secara terpusat dan suplai daya ke konsumen dilakukan melalui jaringan distribusi. Sistem ini cocok dan ekonomis pada daerah dengan kerapatan penduduk yang tinggi. Contohnya PLTS di Desa Kentang Gunung Kidul mempunyai kapasitas daya 19 kWp, kapasitas baterai 200 volt dan beban berupa penerangan yang terpasang pada 85 rumah. Sementara itu PLTS dengan sistem individu daya terpasangnya relatif kecil yaitu sekitar 48-55 Wp. Jumlah daya sebesar 50 Wp per rumah tangga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan penerangan, informasi (TV dan Radio) dan komunikasi (Radio Komunikasi). Dan sampai tahun 95 sistem ini sudah terpasang sekitar 10.000 unit yang tersebar di seluruh pedesaan Indonesia dan pengelolaannya yang meliputi pemeliharaan dan pembayaran dilaksanakan KUD. Meliaht trend harga sel surya yang sembaterain menurun dan dalam rangka memperkenalkan sistem pembangkit yang ramah lingkungan, pemanfaatan PLTS dengan sistem individu sembaterain ditingkatkan. Pada tahap pertama direncanakan akan dipasang 36.000 unit SHS selama tiga tahun dengan prioritas 10 propinsi di kawasan timur Indonesia. Paling tidak ada 5 keuntungan pembangkit dengan surya fotovoltaik. Pertama energi yang digunakan adalah energi yang tersedia secara cumacuma. Kedua perawatannya mudah dan sederhana. Ketiga tidak terdapat peralatan yang bergerak, sehingga tidak perlu penggantian suku cadang dan penyetelan dan pelumasan. Keempat peralatan bekerja tanpa suara dan tidak berdampak negatif terhadap lingkungan. Kelima dapat bekerja secara otomatis. Komponen utama sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan menggunakan teknologi fotovoltaik adalah sel surya. Saat ini terdapat banyak teknologi pembuatan sel surya. Sel surya konvensional yang sudah komersil saat ini menggunakan teknologi wafer silikon kristalin yang proses produksinya cukup kompleks dan mahal. Secara umum, pembuatan sel surya konvensional diawali dengan proses permurnian silika untuk menghasilkan silika solar grade (ingot), dilanjutkan dengan pemotongan silika menjadi wafer silika. Selanjutnya wafer silika di proses menjadi sel surya, kemudian sel-sel surya disusun membentuk modul surya. Tahap terawal adalah mengintergrasi modul surya dengan BOS (Balance of System) menjadi sistem PLTS. BOS adalah komponen pendukung yang digunakan dalam sistem PLTS seperti inverter, batere, sistem kontrol, dan lain-lain.

54

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

Saat ini pengembangan PLTS di Indonesia telah mempunyai basis yang cukup kuat dari aspek kebijakan. Namun pada tahap implementasi, potensi yang ada belum dimanfaatkan secara optimal. Secara teknologi, industri photovoltaic (PV) di Indonesia baru mampu melakukan pada tahap hilir, yaitu memproduksi modul surya dan mengintergrasikannya menjadi PLTS, sementara sel suryanya masih impor. Padahal sel surya adalah komponen utama dan yang paling mahal dalam sistem PLTS. Harga yang masih tinggi menjadi isu penting dalam perkembangan industri sel surya. Berbagai teknologi pembuatan sel surya terus diteliti dan dikembangkan dalam rangka upaya penurunan harga produksi sel surya agar mampu bersaing dengan sumber energi lain. Mengingat ratio elektrifikasi di Indonesia baru mencapai 55-60% dan hampir seluruh daerah yang belum dialiri listrik adalah daerah pedesaan yang jauh dari pusat pembangkit listrik, maka PLTS yang dapat dibangun hampir di semua lokasi merupakan alternatif sangat tepat untuk dikembangkan. Dalam kurun waktu tahun 2005-2025, Pemerintah telah merencanakan menyediakan 1 juta Solar Home System berkapasitas 50 Wp untuk masyarakat berpendapatan rendah serta 346,5 MWp PLTS hibrid untuk daerah terpencil. Hingga tahun 2025 pemerintah merencanakan akan ada sekitar 0,87 GW kapasitas PLTS terpasang. Dengan asumsi penguasaan pasar hingga 50% pasar energi surya di Indonesia sudah cukup besar untuk menyerap keluaran dari suatu pabrik sel surya berkapasitas hingga 25 MWp per tahun. Hal ini tentu merupakan peluang besar bagi industri lokal untuk mengembangkan bisnisnya ke pabrikasi sel surya. a. PLTS TERPUSAT PLTS Terpusat artinya pembangkitan tenaga listrik dengan menggunakan energy matahari dilakukan secara terpusat dan suplai daya ke konsumen dilakukan melalui jaringan distribusi. Komponen utama dari PLTS Terpusat ini adalah : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)

Modul sel surya Baterai Baterai Charger Regulator (BCR) Inverter Jaringan distribusi Monitor Performansi PLTS Performansi Solar Cell Panel

55

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

Uraian dan penjelasan fungsi dan pengertian teknik lainnya berkaitan dengan komponen-komponen utama PLTS tersebut adalah sebagai berikut : 1. Modul Sel Surya Panel surya – solar cell mengubah sinar matahari menjadi listrik. Listrik tersebut disimpan di dalam baterai, baterai menghidupkan lampu.

Gambar 3.1 Modul Sel surya blog.solardaya.com Panel surya menghasilkan energi listrik tanpa biaya, dengan mengkonversikan tenaga matahari menjadi listrik. Sel silikon (disebut juga solar cell) yang disinari matahari/surya, membuat photon yang menghasilkan arus listrik. Sebuah solar cell menghasilkan kurang lebih tegangan 0.5 Volt. Jadi sebuah panel surya / solar cell 12 Volt terdiri dari kurang lebih 36 sel (untuk menghasilkan 17 Volts tegangan maksimum). Dalam penggunaan panel surya untuk membangkitkan listrik ada beberapa hal yang perlu kita pertimbangkan karena karakteristik dari panel surya : 

Panel Surya / solar cell memerlukan sinar matahari. Tempatkan panel surya / solar cell pada posisi dimana tidak terhalangi oleh objek sepanjang

 

pagi sampai sore. Panel surya – solar cell menghasilkan listrik arus searah DC. Untuk efisiensi yang lebih tinggi, gunakan lampu DC seperti lampu LED.

56

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

2. Baterai Baterai adalah alat penyimpan tenaga listrik arus searah (DC). Ada beberapa jenis baterai di pasaran yaitu jenis baterai basah/konvensional, hybrid dan MF (Maintenance Free).

Gambar 3.2 Baterai www.panelsurya.com Baterai basah/konvensional berarti masih menggunakan asam sulfat (H2S04) dalam bentuk cair. Sedangkan baterai MF sering disebut juga barerai kering karena asam sulfatnya sudah dalam bentuk gel/selai. Dalam hal mempertimbangkan posisi peletakannya maka baterai kering tidak mempunyai kendala, lain halnya dengan baterai basah. Baterai konvensional juga kandunganya timbalnya (Pb) masih tinggi sekitar 2,5% untuk masing-masing sel positif dan negatif. Sedangkan jenis Hybrid kandungan timbalnya sudah dikurangi menjadi masing-masing 1,7% hanya saja sel negatifnya sudah ditambahkan unsur Calsium. Sedangkan baterai MF / baterai kering sel positifnya masih menggunakan timbal 1,7% tetapi

sel negatifnya

sudah tidak menggunakan timbal menggunakan timbal melainkan Calsium sebesar 1,7%. Pada Calsium battery Asam Sulfatnya (H2S04) masih berbentuk cairan, hanya saja hampir tidak memerlukan perawatan karena tingkat penguapannya kecil sekali dan dikondensasi kembali. Teknologi sekarang bahkan memakai bahan silver untuk campuran sel negatifnya.

57

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

Ada beberapa pertimbangan dalam memilih baterai : 

Tata letak, apakah posisi tegak, miring atau terbalik. Bila pertimbangannya untuk segala posisi maka baterai kering adalah pilihan utama karena cairan air baterai tidak akan tumpah. Kendaraan off road biasanya menggunakan baterai kering mengingat medannya yang berat. Baterai ikut terguncangguncang dan terbanting. Baterai kering tahan goncangan sedangkan baterai



basah bahan elektodanya mudah rapuh terkena goncangan. Voltase / tegangan, dipasaran Yng mudah ditemui adalah yang bertegangan 6V, 12V da 24V. Ada juga yang multipole yang mempunyai beberapa titik



tegangan. Yang custom juga ada, biasanya dipakai untuk keperluan industri. Kapasitas baterai yang tertulis dalam satuan Ah, (Ampere hour), yang menyatakan kekuatan baterai, seberapa lama baterai tersebut dapat bertahan



mensuplai arus untuk beban / load. Cranking Ampere yang menyatakan seberapa besar arus start yang dapat disuplai untuk pertama kali pada saat beban dihidupkan. Baterai kering biasanya mempunyai cranking ampere yang lebih kecil dibandingkan baterai basah, akan tetapi suplai tegangan dan arusnya relatif stabil dan konsisten. Itu sebabnya perangkat audio mobil banyak menggunakan



baterai kering. Pemakaian dari baterai itu sendiriapakah untuk kebutuhan rutin yang sering dipakai ataukah Cuma sebagai back-up saja. Baterai basah, tegangan dan kapasitasnya akan menurun bila disimpan lama tanpa recharger, sedangkan baterai kering relatif stabil bila disimpan untuk jangka waktu lama tanpa



charger. Harga karena baterai kering mempunyai banyak keunggulan maka harganya pun jauh lebih mahal daripada baterai basah. Untuk menjembatani rentang harga yang jauh maka produsen baterai juga memproduksi jenis baterai kalsium ( calcium battery ) yang harganya diantara keduanya. Secara

garis

besar,

battery

dibedakan

berdasarkan

aplikasi

dan

krontruksinya. Berdasarkan aplikasi battery dibedakan untuk outomotif, marine dan deep cycle. Deep cycle itu meliputi battery yang biasa digunakan untuk PV (Photo Voltaic) dan back up power. Sedangkan secara kontruksi maka battery dibedakan menjadi type basah, gel dan AGM (Absored Glass Mat). Battery jenis AGM biasanya juga dikenal dengan VRLA (Valve Regulated Lead Acid).

58

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

Battery kering Deep Cycle juga dirancang untuk menghasilkan tegangan yang stabil dan konsisten. Penurunan kemampuannya tidak lebih dari 1-2% per bulan tanpa perlu dicharger. Bandingkan dengan battery konvensional yang bisa mencapai 2% per minggu untuk self discharger. Konsekuensinya untuk charging pengisian arus ke dalam battery Deep Cycle harus lebih kecil dibandingkan battery konvensional sehingga butuh waktu yang lebih lama untuk mengisi muatannya. Antara type gel dan AGM hampir mirip hanya saja battery AGM mempunyai semua kelebihan yang dimiliki type gel tanpa memiliki kekurangannya. Kekurangan type Gel adalah pada waktu dicharger maka tegangannya harus 20% lebih rendah dari battery type AGM ataupun basah. Bila overcharged maka akan timbul rongga didalam gelnya yang sulit diperbaiki sehingga berkurang kapasitas muatannya. Karena tidak ada cairan yang dapat membeku maupun mengembang, membuat battrey Deep Cycle tahan terhadap cuaca ekstrim yang membekukan. Itulah sebabnya mengapa pada cuaca dingin yang ekstrim, kendaraan yang menggunakan baterai konvensional tidak dapat distart alias mogok. Ada 2 ranting untuk battery yaitu CCA dan RC. 

CCA ( Cold Cranking Ampere ) menunjukan seberapa besar arus yang



dapat dikeluarkan serentak selama 30 detik pada titik beku air yaitu 0°C. RC ( Reserve Capacity ) menunjukan berapa lama ( dalam menit ) battery tersebut dapat menyalurkan arus sebesar 25A sambil tetap menjaga tegangannya diatas 10,5 Volt.

Battery Deep Cycle mempunyai 2-3 kali lipat nilai RC dibandingkan battery konvensional. Umur battrey AGM rata-rata antara 5-8 tahun 3. Baterai Charger Regulator (BCR) BCR, digunakan untuk mengatur pengaturan pengisian baterai. Tegangan maksimum yang dihasilkan panel surya / solar cell pada hari yang terik akan menghasilkan tegangan tinggi yang dapat merusak baterai. BCR, adalah komponen penting dalam Pembangkit Listri Tenaga Surya. BCR adalah elektronik yang digunakan untuk mengatur arus searah yang diisi ke baterai dan diambil dari baterai ke beban.

59

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

Gambar 3.3 Battery Charger Regulator www.panelsurya.com BCR mengatur overcharging (kelebihan pengisian – karena batere sudah ‘penuh’) dan kelebihan voltase dari panel surya / solar cell. Kelebihan voltase dan pengisian akan mengurangi umur baterai. BCR menerapkan teknologi Pulse Width modulation (PWM) untuk mengatur fungsi pengisian baterai dan pembebasan arus dari baterai ke beban. Jadi tanpa BCR, baterai akan rusak oleh over-charging dan ketidakstabilan tegangan. Beberapa fungsi detail dari BCR adalah sebagai berikut: 

Mengatur arus untuk pengisian ke baterai, menghindari overcharging, dan



overvoltage. Mengatur arus yang dibebaskan / diambil dari baterai agar baterai tidak ‘full



dischaeger’, dan overloading. Monitoring temperatur baterai

Untuk membeli BCR yang harus diperhatikan adalah:  Voltage 12 Volt DC / 24 Volt DC  Kemampuan (dalam arus searah) dari controller. Misalnya 5 Ampere, 10 

Ampere, dsb. Full charge dan low voltage cut Seperti yang telah disebutkan diatas BCR yang baik biasanya mempunyai

kemampuan mendeteksi kapasitas baterai. Bila baterai sudah penuh terisi maka secara otomatis pengisian arus dari panel surya / solar cell berhenti. Cara deteksi adalah melalui monitor level tegangan baterai. BCR akan mengisi baterai sampai

60

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

level tegangan tertentu, kemudian apabila level tegangannya drop, maka baterai akan diisi kembali. BCR biasanya terdiri dari : 1 input ( 2 teminal ) yamg terhubung dengan output panel surya / solar cell, 1 output ( 2 terminal ) yang terhubung dengan beban baterai / baterai dan 1 output (2 terminal ) yang terhubung dengan beban ( load ). Arus listrik DC yang berasal dari baterai tidak mungkin masuk ke panel sel surya karena biasanya ada ‘diode protection’ yang hanya melewatkan arus listrik DC dari panel surya / solar cell ke baterai, bukan sebaliknya. Charge Controller bahkan ada yang mempunyai lebih dari 1 sumber daya, yaitu bukan hanya berasal dari matahari, tapi juga bisa berasal dari tenaga angin ataupun mikro hidro. Dipasaran sudah banyak ditemui charge controller ‘tandem’ yaitu mempunyai 2 input yang berasal dari matahari dan angin. Untuk ini energi yang dihasilkan menjadi berlipat ganda karena angin bisa bertiup kapan saja, sehingga keterbatasan waktu hanya tidak bisa disuplai energi matahari secara full, dapat disupport oleh tenaga angin. Bila kecepatan rata-rata angin terpenuhi maka daya listrik per bulannya bisa jauh lebih besar dari energi matahari. Charging Mode BCR Dalam Charging mode, umumnya baterai diisi dengan metoda three stage charging: 

Fase bulk : baterai akan dichargr sesuai dengan tegangan setup (bulk antara 14.4 – 14.6 Volt) dan arus diambil secara maksimum dari panel surya / solar cell. Pada saat baterai sudah pada tegangan setup (bulk)



dimulailah fase absorption. Fase absorption: pada sase ini, tegangan baterai akan dijaga sesuai dengan tegangan bulk, sampai BCR timer (umumnya satu jam) tercapai, arus yang



dialirkan menurun sampai tercapai kapasitas dari baterai. Fase flloat: baterai akan dijaga pada tegangan float setting ( umumnya 13.4 – 13.7 Volt ). Beban yang terhubung ke baterai dapat menggunakan arus maksimum dari panel surya / solar cell pada stage ini.

61

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

Mode Operation BCR Pada mode ini, baterai akan melayani beban. Apabila ada over-discharge atau over-load, maka baterai akan dilepaskan dari beban. Hal ini berguna untuk mencegah kerusakan dari baterai 4. Inverter Inverter adalah perangkat elektrik yang digunakan untuk mengubah arus listrik searah (DC) menjadi arus listrik bolak balik (AC). Inverter mengkonversi DC dari perangkat seperti baterai, panel surya / solar cell menjadi AC.

Gambar 3.4. inverter www.panelsurya.com

Pengguna inverter dari dalam Pembangki Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah untuk perangkat yang menggunakan AC ( Alternating Current ). Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan inverter:

62

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara



Kapasitas beban dalam Watt, usahakan memilih inverter yang beban kerjanya mendekati dengan beban yang hendak kita gunakan effisiensi

 

kerjanya maksimal Input DC 12 Volt atau 24 Volt Sinewave ataupun square wave output AC True sine wave inverter diperlukan terutama ntuk beban-beban yang masih

mengunakan motor agar bekerja lebih mudah, lancar dan tidak cepat panas, oleh karena itu dari sisi harga maka true sine wave inverter adalah yang paling mahal diantara yang lainnya karena dialah yang paling mendekati bentuk gelombang asli dari jaringan listrik PLN. Dalam perkembangnanya dipasaran juga beredar modified sine wave inverter yang merupakan kombinasi anatara square wave dan sine wave. Bentuk gelombangnya bila dilihat melalui oscilloscope berbentuk sinus dengan ada garis putus-putus di antara sumbu y=0 dan grafiknya sinusnya. Perangkatnya yang menggunakan kumparam masih bisa beroperasi dengan modified sine wave inverter, hanya saja kurang maksimal. Sedangkan

pada

square

wave

inverter

beban-beban

listrik

yang

menggunakan kumparan / motor tidak dapat bekerja sama sekali. Selain itu dikenal juga istilah Grid Tie Inverter yang merupakan special inverter yang biasanya digunakan dalam sistem energi listrik terbarukan, yang mengubah arus listrik DC menjadi AC yang kemudian diumpankan ke jaringan listrik yang sudah ada. Grid Tie Inverter juga dikenal sebagai synchronous inverter dan perangkat ini tidak dapat berdiri sendiri, apalagi bila jaringan tenaga listriknya tidak tersedia. Dengan adanya grid tie inverter kelebihan kWH yang diperoleh dari sistem PLTS ini bisa disalurkan ke jaringan listrik PLN untuk dinikmati bersama dan sebagai penggantinya besarnya kWH yang disuplai harus dibayar PLN ke penyedia PLTS, tentunya dengan tarif yang telah disepakati sebelumnya. Rugi-rugi/ loss yang terjadi pada inverter biasanya berupa dissipasi daya dalam bentuk panas.

Effiensi tertinggi dipegang oleh grid tie inverter yang

diklaim bisa mencapai 95-97% bila beban outputnya hampir mendekati rated bebannya. Sedangkan pada umumnya effisiensi inverter adalah berkisar 50-90% tergantung dari beban outputnya.

Bila beban outputnya semakin mendekati

63

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

beban kerja inverter yang tertera maka effisiensinya semakin besar, demikian pula sebaliknya.

Modified sine wave inverter ataupun square wave inverter bila

dipaksakan untuk beban-beban induktif maka effisiensinya akan jauh berkurang dibandingkan dengan true sine wave inverter. Perangkatnya akan menyedot daya 20% lebih besar dari yang seharusnya. 5. Jaringan Distribusi Kabel untuk menghubungkan komponen perangkat dalam implementasi pembangkit

listrik

tenaga

surya

sebaiknya

memperhatikan

spesifikasi

pengkabelan untuk mengurangi loss (kehilangan) daya, pemanasan pada kabel, dan kerusakan pada perangkat.

Uuntuk menghubungkan perangkat charge

controller dan panel surya/ solar cell perhatikan spesifikasi kabel, karena dengan tegangan 12 V, spesifikasi kabel yang sesuai dapat mengurangi loss 3% ataupun mengurangi penurunan tegangan. Kabel memiliki resistansi (dalam ohm), semakin besar kabel, resistansinya semakin kecil. Pada tegangan 12 V, pengurangan tegangan terjadi pada kabel yang panjang, sehingga mengurangi effisiensi dari instalasi pembangkit listrik tenaga surya kita. Untuk menghubungkan tenaga charge controller dengan baterai, gunakan gauge kabel yang sama, dengan alasan, arus antara charge controller ke baterai, dan arus panel surya/ solar cell ke charge controller, hampir sama. Untuk baterai ke inverter, gunakan kabel yang sebesar mungkin ataupun hampir sama dengan kabel yang digunakan oleh aki mobil. Usahakan jarak antar inverter dan baterai tidak lebih dari 1.8 m. Pertimbangannya adalah 10 Amps AC pada 240 volts, sama dengan 200 Amps pada 12 volt DC baterai. Kabel yang tidak sesuai menyebabkan panas dan bisa menyebabkan kebakaran. 6. Monitor Performansi PLTS Perencanaan pembangkit listrik tenaga surya memperhatikan hal sebagai berikut : 

Jumlah daya yang dibutuhkan dalam pemakaian sehari-hari (watt)

64

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara



Berapa besar arus yang dihasilkan oleh panel surya/ splar cell (dalam ampere hour), dalam hal ini memperhitungkan jumlah panel surya/ solar



cell yang harus dipasang Berapa unit baterai yang diperlukan untuk kapasitas yang diinginkan dan pertimbangan penggunaan tanpa sinar matahari (ampere hour)

Sistem Pembangkit Listrik Panel Surya, membangkitkan arus listrik da menyimpan ke dalam baterai. Diperlukan perangkat pengukur untuk monitoring arus yang dihasilkan panel surya/ solar cell, dan penggunaan oleh beban. Dalam hal ini adalah arus dari baterai yang digunakan oleh beban. Ampere meter untuk mengukur charging panel surya/ solar cell. Volt meter digunakan untuk mengukur tegangan baterai, mengindikasikan berapa jumlah discharge dari baterai. Pada saat pengukuran perhatikan supaya pada saat tidak terjadi charging maupun discharging. Jadi sebaiknyapengukuran dilakukan pagi hari pada saat belum ada charging dan tidak ada penggunaan. Baterai yang sering digunakan lebih dari 40%-50% akan mengurangi life time.

Jadi dalam perencanaan perhatikan penggunaan daya dan perhitungan

baterai 2 kali lipat dari daya tersebut.

7. Performansi Solar Cell Panel Perbedaan utama dari solar cell panel adalah bahan produksi dari solar cell panel.

Bahan solar cell panel yang paling umum adalah crystalline silicon.

Bahan crystalline dapat terdiri dari single crystal, mono or single crystalline, dan poli or multi-crystalline. Selain itu solar cells panel ada yang terbuat dari lapisan tipis amorphous silicon. Sel cristalline silicon mempunyai 2 tipe yang hampir serupa, meskipun sel single cristalline lebih effisien dibandingkan dengan polycrystalline karena poly-crystalline merupakan ikatan antara sel-sel. Keunggulan dari amorphous silicon adalah harga yang terjangkau tetapi tidak seefisien crystalline silicon solar cell. Total pengeluaran listrik (wattage) dari solar cell panel adalah sebanding dengan voltase/ tegangan operasi dikalikan dengan arus operasi saat ini. Solar

65

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

cell panel dapat menghasilkan arus dari voltase yang berbeda-beda. Hal ini berbeda dengan baterai, yangmenghasilkan arus dari voltase yang relatif konstan. Karakteristik output dari solar cell panel dapat dilihat dari kuva performansi, disebut I-V curve. I-V curve menunjukan hubungan antara arus dan votase.

Gambar 3.5. I-V Curve www.panelsurya.com

Gambar di atas menunjukan tipikal kurva I-V. Voltase (V) adalah sumbu horizontal. Arus (I) adalah sumbu vertikal. Kebanyakan kurva I-V diberikan dalam Standar Test Conditions (STC) 1000 watt per meter persegi radiasi (atau disebut satu matahari puncak/ one peak sun hour) dan 25 derajat Celcius/ 77 derajat Fahrenheit suhu solar cell panel.

Sebagai informasi STC mewakili

kondisi optimal dalam lingkungan laboratorium.Kurva I-V terdiri dari 3 hal yang penting : a) Maximum Power Point (Vmp dan Imp) b) Open Circuit Voltage (Voc) c) Short Circuit Current (Isc) a) Maximum Power Point (Vmp dan Imp) Pada kurva I-V, Maximum Power Point Vmp dan Imp, adalah titik operasi, dimana maksimum pengeluaran/ output yang dihasilkan oleh solar cell panel saat kondisi operasional. Dengan kata lain, Vmp dan Imp dapat diukur pada saat solar cell panel diberi beban pada 25 derajat Celcius dan radiasi 1000 watt per meter persegi. Pada kurva di atas voltase 17 volts adalah Vmp, dan Imp adalah 2,5 ampere. Jumlah watt pada batas maksimum

66

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

ditentukan dengan mengalikan Vmp dan Imp, maksimum jumlah watt pada STC adalah 43 watt. Output berkurang sebagaimana voltase menurun. Arus dan daya output dari kebanyakan modul solar cell panel menurun sebagaimana tegangan/ voltase meningkat melebihi maximum power point. b) Open Circuit Votage (Voc) Open Circuit Voltage (Voc) adalah kapasitas tegangan maksimum yang dapat dicapai pada saat tidak adanya arus (current). Pada kurva I-V , Voc adalah 21 volt. Daya pada saat Voc adalah 0 watt. Voc solar cell panel dapat diukur di lapangan dalam berbagai macam keadaan.

Saat membeli modul, sangat direkomendasikan untuk menguji

voltase untuk mengetahui apakan cocok dengan spesifikasi pabrik. Saat menguji voltase dengan multimeter digital dari terminal positif ke terminal negatif. Open Circuit Voltage (Voc) dapat diukur pada pagi hari dan sore hari.

c) Short Circuit Current (Isc) Short Circuit Current (Isc), adalah maksimum output arus dari solar cell panel dapat dikeluarkan (output) di bawah kondisi dengan tidak ada resistensi atau short circuit. Pada kurva I-V di atas menunjukkan perkiraan arus 2,65 ampere. Daya pada Isc adalah 0 watt. Short Circuit Current dapat diukur hanya pada saat membuat koneksi langsung terminal positif dan negatif dari modul solar cell panel. Label Spesifikasi Solar Cell Panel Semua nilai ditemukan pada kurva I-V digunakan untuk menciptakan label spesifik untuk setiap modul solar cell panel. Semua model ditera di bawah standar kondisi tes.

Label spesifikasi dapat ditemukan di bagian

belakang dari modul solar cell panel : Electrical rating at 1.000 watt/ m2 AM 1.5, Temperature Cell 25 degree Celcius Max. Power : 43 W Voc : 21.4 V Vmp : 17.3 V Isc : 2.65 A Imp : 2.5 A

67

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

Sembilan hal utama yang mempengaruhi unjuk kerja/ performansi dari modul solar cells panel: c.1. Resistansi beban c.2. Intensitas cahaya matahari c.3. Suhu/ temperatur solar cells panel c.4. Bayangan/ shading c.5. Penentuan Arah dan Kemiringan Panel Surya c.6. Array atau Rangkaian Modul Surya c.7. Hubungan Modul Surya Secaran Paralel c.8. Hubungan Modul Surya Secara Seri c.9. Hubungan Modul Surya Secara Seri dan Paralel

c.1. Resistansi Beban Tegangan baterai adalah tegangan operasi dari solar cell panel module, apabila baterai dihubungkan langsung dengan solar cell panel modul. sebagai contoh, umumnya baterai 12 Volt, Voltase/ tegangan baterai biasanya antara 11,5 sampai 15 Volts. Untuk dapat mencharger baterai, solar cell panel harus beroperasi pada voltase yang lebih tinggi daripada voltase baterai bank. Effisiensi paling tinggi adalah saat solar panel cell beroperasi dekat pada maximum power point. Pada contoh di atas tegangan baterai harus mendekati tegangan Vmp, maka effisiensi nya berkurang. c.2. Intensitas Cahaya Matahari Semakin besar intensitas cahaya matahari secara proposional akan menghasilkan arus yang besar. seperti gambar berikut , tingkatan cahaya matahari menurun, bentuk dari kurva I-V menunjukkan hal yang sama, tetapi bergerak ke bawah yang mengindikasikan menurunnya arus dan daya. Voltase adalah tidak berubah oleh bermacam-macam intensitas cahaya matahari.

68

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

c.3. Suhu Solar Cell Panel Sebagaimana suhu solar cell panel meningkat diatas standar suhu normal 25˚C, efisiensi solar cell panel modul effisiensi dan tegangan akan berkurang. Gambar dibawah ini mengilustrasikan bahwa, sebagaimana, suhu sel meningkat diatas 25˚C (suhu solar cell panel module, bukan suhu udara), bentuk kurva I-V tetap sama, tetapi bergeser ke kiri sesuai dengan kenaikan suhu solar cell pane, menghasilkan tegangan dan daya yang lebih kecil. Panas dalam kasus ini, adalah hambatan listrik untuk aliran elektro. Untuk itu aliran udara di sekeliling solar cell panel module sangat penting untuk menghilangkan panas yang menyababkan suhu solar cell panel yang tinggi. c.4. Shading/ Teduh/ Bayangan Solar cell panel, terdiri dari beberapa silikon yang diserikan untuk menghasilkan daya yang diinginkan. Satu silikon menghasilkan 0.46 Volt, untuk membentuk solar cell panel 12 Volt, 36 silikon diserikan, hasilnya adalah 0.46 Volt x 36 = 16.56. Shading adalah dimana salah satu atau lebih sel silikon dari solar cell panel tertutup darisinar matahari. Shading akan mengurangan pengeluaran daya dari solar cell panel. beberapa jenis solar cell module sangat terpengaruh oleh shading dibandingkan yang lain. Tabel dibawah ini menunjukan efek yang sangat ekstrim pengaruh shading pada satu sel dari modul panel suryasingle crystalline yang tidak memiliki internal bypass diodes. Untuk mengatasi hal tersebut solar cell panel dipasang bypass diodes, bypass diode untuk arus mengalir kesatu arah, mencegah arus silikon yang kena bayangan. c.5. Penentuan Arah dan Kemiringan Panel Surya Penentuan Arah dan Kemiringan Panel Surya 1. Penentuan Arah Panel Surya Dengan menggunakan kompas, anda bisa hanya bisa menentukan arah Utara melalui magnet (Magnetic North). Magnetic North

69

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

mempunyai perbedaan dengan Solar North. Karena anda mencari posisi sinar matahari yang terbaik, dan bukan mencari lokasi tujuan, maka lebih tepat jika anda menentukan Solar North. Solar panel dipasang menghadap arah yang bervariasi, tergantung dari letak geografis tempat instalasi. Jika anda berada di separuh bumi sebelah Selatan / di bawah garis khatulistiwa (Jakarta, Surabaya, Denpasar, dan kota-kota di Australia), posisi sinar matahari akan berasal dari sisi Utara sepanjang hari. Karena itu solar panel anda harus menghadap Utara. Sebaliknya untuk kota kota seperti Medan dan Aceh, maka solar panel anda mendapatkan sinar matahari lebih banyak jika menghadap Selatan. Untuk wilayah Surabaya, apabila tidak tersedia atap rumah yang menghadap ke Utara, maka lokasi terbaik berikutnya adalah Tenggara/Barat Laut. Apabila masih tidak terdapat atap di lokasi tersebut, maka pilihan berikutnya adalah Timur /Barat. Pilihan anda harus berdasarkan dari: Sisi mana yang bebas dari bayangan. Apabila terkena bayangan, solar panel hanya bisa menghasilkan 10-20% dari kapasitas maksimalnya sehingga tujuan anda untuk menghemat biaya melalui penggunaan listrik tenaga surya tidak bisa tercapai.  Sisi mana dari atap rumah tinggal anda yang mendapat sinar matahari lebih lama.  Jumlah penggunaan air panas dan tarif listrik mana yang lebih besar antara pagi hari dan sore hari. 2. Penentuan Kemiringan Panel Surya Solar Panel akan lebih maksimal menghasilkan energi listrik jika sinar matahari jatuh tegak lurus mengenai permukaan solar panel seperti diagram di bawah.

70

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

Gambar 2.3 Kemiringan Panel Surya Untuk wilayah Indonesia, kota kota yang terletak di sekitar garis khatulistiwa, solar panel akan lebih efisien jika diposisikan pada sudut 20-30 derajat dari tanah. Sedangkan untuk kota-kota di wilayah Australia, solar panel lebih efisien diarahkan pada sudut 3040 derajat dari tanah. c.6. Array atau Rangkaian Modul Surya Sistem-sistem fotovoltaik atau lebih dikenal dengan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dibuat berdasarkan kebutuhan catu daya dan sistem tegangan yang diinginkan oleh beban. Untuk membuat rangkaian modul surya dilakukan dengan cara menghubungkan modul surya secara seri dan paralel. c.7. Hubungan Modul Surya Secara Paralel Untuk mendapatkan arus listrik yang lebih besar dari pada keluaran arus listrik dari setiap modul surya, maka modul surya dihubungkan secara paralel, dengan cara menghubungkan kutub-kutub yang sama (kutub negatif saling dihubungkan dan kutub positif juga saling dihubungkan). Apabila masing-masing modul surya mempunyai tegangan kerja 30 Volt dan menghasilkan arus listrik maksimum sebesar masing-masing 8,28 Ampere, kemudian kedua dihubungkan secara paralel maka akan didapatkan tegangan tetap listrik total sebesar 60V

71

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

Gambar 3.6 Susunan 2 buah modul surya dihubungkan secara paralel c.8. Hubungan Modul Surya Secara Seri Untuk mendapatkan tegangan yang diinginkan modul surya dihubungkan secara seri yaitu dengan cara menghubungkan kutub positif dan kutub negatif seperti terlihat pada gambar dibawah ini. Tegangan total yang didapatkan dengan cara menghubungkan seri dua buah modul masing-masing mempunyai tegangan 30 Volt adalah merupakan jumlah yaitu 60 Volt, tetapi arus listrik total yang dihasilkan adalah sama dengan masing-masing arus maksimum setiap modul yaitu 8,28 A.

72

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

Gambar 3.7 Susunan dua buah modul surya dihubungkan secara seri c.9. Hubungan Modul Surya Secara Seri dan Paralel Untuk mencatu daya sistem–sistem PLTS yang diinginkan, maka perlu untuk menggabungkan sejumlah modul surya secara seri maupun paralel. pada gambar terlihat bahwa array atau rangkaian modul surya untuk menacatu daya sistem terdiri dari 2 buah modul surya yang dihubungkan secara seri dan 4 buah modul surya yang dihubungkan secara paralel.

Gambar 3.8 Array atau Rangkaian Modul Surya

73

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

3.2 GAMBARAN LOKASI PLTS KABUPATEN HALMAHERA SELATAN Kabupaten Halmahera Selatan sebagai daerah otonom yang baru dimekarkan dari Kabupaten Maluku Utara (sekarang Halmahera Barat) Provinsi Maluku Utara sesuai UU Nomor 1 Tahun 2003, terletak antara 1260 45’ bujur timur dan 1290 30’ bujur timur dan 00 30’ lintang utara dan 20 00’ lintang utara.

Lokasi Kab. Halmahera Selatan

Kabupaten Halmahera Selatan terletak di kawasan timur Indonesia, tepatnya berbatasan dengan : 

Sebelah utara dibatasi oleh Kota Tidore Kepulauan dan Kota Ternate.



Sebelah selatan dibatasi oleh Laut Seram.



Sebelah timur dibatasi oleh Laut Halmahera.



Sebelah barat dibatasi Laut Maluku. Luas wilayah Kabupaten Halmahera Selatan adalah 40.236,72 Km2, yang terdiri dari daratan seluas 8.779,32 Km2( 22% ) dan luas lautan sebesar 31.484,40 Km2(78%). Keadaan iklim Keadaan iklim di Daerah Kabupaten Halmahera Selatan dipengaruhi oleh besar kecilnya tekanan angin yang berasal dari laut seram dan laut maluku. Musim angin yang terjadi adalah pada musim barat atau utara dan musim selatan atau timur tenggara yang diselingi dengan dua musim pancaroba akibat dari transisi kedua musim tersebut.

74

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

Pada musim barat atau utara umumnya berlangsung pada bulan Desember sampai dengan bulan Maret dan bulan April adalah masa transisi ke musim selatan atau timur tenggara dan pada saat itu biasanya diikuti dengan musim kemarau. Sedangkan musim selatan atau timur tenggara umumnya berlangsung selama enam bulan, yang berawal dari bulan Mei sampai dengan bulan Oktober. Masa transisi kemusim barat adalah pada bulan November dan biasanya terjadi musim hujan.Pada masa transisi antara bulan April dan bulan November kecepatan angin yang terjadi rata-rata 10,2 Km/Jam dengan kecepatan terbesar 14,3 Km/Jam sedangkan curah hujan yang terjadi rata-rata 15002500 mm/tahun dengan jumlah hari hujan 80-150 Hari. Besarnya curah hujan tersebut menurut klasifikasi Schmidt F.H. dan J.H.A. Ferguson yang menunjukan Daerah Halmahera Selatan tergolong dalam klasifikasi Tipe Iklim A dan B terkecuali daerah Saketa yang beriklim C dan daerah Laiwui yang bertipe Am (Klasifikasi Koppen). Salah satu daerah di Kabupaten Halmahera Selatan yang berada pada garis Katulistiwa yaitu Gugusan Pulau Gura Ici yang berakibat suhu udara didaerah tersebut cukup tinggi, yaitu antara 20 - 31º C sedangkan daerah-daerah lainya berada pada suhu udara 27 - 30º. Topografi Jika dilihat dari sifat permukaan dan kemiringan ( Topografi ) di Kabupaten Halmahera Selatan terdapat 4 kategori yaitu : 

Tanah datar dengan kelas lereng 0-2% Seluas 107.874,05 Ha.



Tanah landai dengan kelas lereng 2-15% seluas 243.991,08 Ha.



Tanah agak curam kelas lereng 15-40% seluas 415.448,00 Ha.



Tanah curam dengan kelas lereng 40% seluas 137.144,05 Ha. Sebagai wilayah kepulauan maka topografi wilayah Kabupaten Halmahera Selatan seluas 61,1 persen tergolong lahan agak curam (derajat kemiringan 15-40%) dan lahan curam (derajat kemiringan >40%). Hanya 38,9 persen saja tergolong datar dan landai yang banyak terdapat di wilayah pesisir. Semakin ke dalam dan jauh dari pantai maka kebanyakan lahan berbukit-bukit. Wilayah kecamatan yang memiliki mayoritas daerah dengan jenis kelerengan datar - landai (0 - 2 º) antara lain kecamatan Kayoa, Kayoa Utara, Kayoa Selatan, Gane Timur, Gane Timur Tengah, Gane Timur Selatan, Kepulauan Joronga, Kepulauan Botanglomang, Mandioli Utara, Mandioli

75

Feasibility Study (FS) dan Verifikasi Desa Yoyok dan Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara

Selatan, Obi Utara, dan Obi Timur. Sedangkan wilayah kecamatan yang memiliki kondisi kelerengan curam – sangat curam (15 - >40 º) adalah kecamatan Makian, Makian Barat, Gane Barat Utara, Gane Barat, Gane Barat Selatan, Bacan, Bacan Timur, Bacan Selatan, Bacan Timur Selatan, Bacan Timur Tengah, Obi, dan Obi Selatan.  Kecamatan Mandioli Selatan (Menunggu Hasil Survey) 1. Desa Yoyok dan Tabalema  Lokasi  Ketersediaan Lahan  Kebutuhan Listrik  Kemampuan Pengelolahan  Analisa Keekonomian 3.3 ANALISIS KETEKNIKAN PLTS Lokasi PLTS terletakdi Desa Hlibuei, Kecamatan Sidding, Kabupaten Bengkayang. Akses menuju lokasi dapat digambarkan melalui tabel berikut : No 1 2 3

Dari

Ke

Ibu Kota Provinsi

Ibu Kota Provinsi

(Pontianak) Ibu Kota Provinsi

(Bengkayang) Ibu Kota Provinsi

(Bengkayang) Ibu Kota Provinsi

(Sidding) Ibu Kota Provinsi

(Sidding)

hlibuei dan sidding

Moda

Waktu

Transportasi

Tempuh

Mobil

4 jam

Motor

4,5 jam

Motor

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF