Struktur Teks Ulasan Film Alangkah Lucunya Negeri Ini

March 8, 2017 | Author: Nita Alfianti | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Struktur Teks Ulasan Film Alangkah Lucunya Negeri Ini...

Description

Nama

: Nita Alfianti

Kelas

: XI. MIA. 3

No. Absen

: 23

STRUKTUR TEKS ULASAN FILM

“ALANGKAH LUCUNYA NEGERI INI” 1. Orientasi Film “Alangkah Lucunya Negeri Ini” merupakan salah satu film komedi Indonesia Tahun 2010 yang dirilis oleh Deddy Mizwar. Cerita dari film ini ditulis oleh Musfar Yasin, dan diperankan oleh Reza Rahadian, Deddy Mizwar, Slamet Rahardjo, Jaja Mihardja, Tio Pakusadewo, Asrul Dahlan, Ratu Tika Bravani, Rina Hasyim, Sakurta Ginting, Sonia, dan Teuku Edwin. Film yang dirilis pada 15 April 2010 ini mengangkat tema pendidikan di negeri ini. Dalam film ini menceritakan seorang pemuda lulusan strata-1 manajemen yang sulit mencari pekerjaan. Sehingga memunculkan perdebatan antar kedua orang tua yang

menganggap pendidikan penting atau tidak. Sebuah fenomena yang tidak asing lagi, bahwa sulitnya mencari sebuah pekerjaan di negeri ini. Hal ini bukan membuktikan bahwa pendidikan itu tidak penting, pendidikan itu sangat penting, tetapi selain kita mengenyam pendidikan diperlukan sosialisasi untuk memperluas jaringan komunikasi kita untuk mempermudah kita dalam mencari pekerjaan. Dalam film ini juga menceritakan tentang kemiskinan yang melanda negeri. Hal ini digambarkan oleh sekumpulan anak jalanan yang berprofesi sebagai pencopet. Sungguh sedih jika kita bayangkan, anak-anak yang masih kecil yang sudah harus mencari uang demi mempertahankan hidup. Ditambah lagi mereka melakukannya dengan cara mencopet.

2. Tafsir Isi Dalam film ini menceritakan tentang seorang sarjana (manajemen) yang bernama Muluk yang begitu susah mencari pekerjaan kesana-kesini, hingga dia mempunyai pikiran untuk bekerjasama dengan Bang Jarot yang berperan sebagai kepala pencopet untuk mengembangkan potensi anak buah Bang Jarot yang tentunya mempunyai profesi sebagai pencopet. Dalam hal ini Bang Jarot sudah menggunakan manajemen yang cukup baik dalam pembagian tugas untuk anak buahnya. Karena untuk hal mencopet menggunakan strategi pembagian tugas, seperti halnya pencopet Mall, mereka berusaha agar kedok mereka sebagai pencopet tidak diketahui yaitu dengan berpenampilan seperti anak modis dan trendi sedangkan untuk pencopet angkutan atau pencopet yang berada di angkutan, mereka menyamar menjadi pelajar dan persis memakai pakaian yang layaknya seperti pelajar, lalu untuk pencopet pasar mereka juga berpenampilan apa adanya seperti anak-anak yang berada dipasar. Dan Muluk berharap bisa merubah nasib mereka dengan mendidik dan mengajari mereka mencari uang yang halal dan menjadikan mereka mengerti akan pendidikan. Dalam mengajar disini Muluk meminta bantuan kepada kedua temannya yaitu Pipit dan Samsul untuk mengajari mereka ilmu pendidikan maupun ilmu agama. Namun kedua teman Muluk

hanya bisa dikatakan mengajar bukan mendidik karena lebih mengarah ke psikomotor dan kognitif sedangkan afeksi mereka masih belum bisa memahami akan arti ilmu ynag diberikan tersebut. Film tersebut mempunyai sangkut paut dengan hakikat manusia dan pengembangannya. Film tersebut anak-anak mencari kebutuhan mereka sendiri dengan mencopet, dan berusaha merubah dirinya sendiri ke arah yang positif, yang dicontohkan oleh Komet (ketua pencopet pasar) dia ingin memperbaiki hidupnya dengan menjadi pedagang asongan seperti yang diharapkan oleh Muluk, namun berbanding dengan Glen (ketua pencopet Mall) yang tetap bersikukuh menjadi pencopet dan inilah nasib yang diinginkannya. Hidup yang selalu dikejar-kejar oleh masa. Dari penggalan cerita ini sudah mencakup hakekat manusia yang berbunyi: individuyang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya. Sedangkan bunyi hakekat pendidikan yang lain seperti “Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial”. Sifat inilah yang membuat sarjana manajemen ingin berusaha membuat para pencopet tersebut tidak lagi mencopet dan dia merasa bertanggungjawab terhadap apa yang ada disekitarnya. Dan yang lainnya juga masih banyak yang tekandung dalam cerita ini. Cerita ini juga mengusung asas Tut Wuri Handayani, yang memberi kesempatan anak untuk belajar sendiri sedangkan kita (pendidik) hanya mengawasi. Dan dalam cerita ini anak-anak dibebaskan untuk memilih “profesi” tetap sebagai pencopet atau pun sebagai pedagang asongan. Dan tidak ada paksaan dari Muluk agar anak-anak mengikuti semua yang diinginkannya. Muluk hanya bisa mengawasi mereka dan memberi nasihat kepada mereka jika melakukan kesalahan. Dalam adegan terakhir film tersebut sangat jelas perbedaan antara lingkungan yang mereka tempati dan lingkungan yang seharusnya mereka dapatkan yaitu pada saat adegan

Komet dan kawan-kawannya yang sedang berdagang dan dikejutkan oleh satpol PP yang berusaha mentertibkan para pedagang dan waria-waria yang dikira mengganggu ketertiban ini, dan akhirnya mereka lari, pada saat itu Muluk yang sedang menyaksikan salah satu anak didiknya di tangkap tidak terima dan melawan hingga akhirnya Muluk lah yang ditanagkap oleh para Satpol PP tersebut. Pada saat yang bersamaan pula ada segerombol anak-anak Sekolah Dasar yang sangat bergembira menantikan kedatangan Bapak Presiden kita. Dan padahal dalam Undang-Undang sudah disebutkan bahwa “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara”. Tapi nyatanya, anak-anak tersebut justru hidup dijalan untuk mencari makan dengan cara mencopet dan serasa terhina jika mereka tertangkap. Sangat jauh berbeda dengan para koruptor yang dengan senantiasa mecopet uang rakyat, semakin ia tertangkap semakin melambung tinggi pula namanya.

3. Evaluasi Secara keseluruhan, film tersebut banyak mengandung nilai-nilai yang menginspirasi para penontonnya. Selain itu, film tersebut juga mengandung banyak sisi edukatif, sosial, juga agama. Sindiran-sindiran yang diulas dalam film ini juga sangat nyata dan terkesan lucu. Banyaknya penonton yang terpikat dengan film ini disebabkan isi cerita yang memberikan nuansa lain pada film Indonesia. Isi dan alur ceritanya menarik dengan didukung oleh kemampuan para pemainnya yang sangat baik. Latar tempat dalam film ini juga menunjukkan sisi realita keadaan negeri ini. Sehingga penonton benar-benar dibawa ke dalam suasana nyata yang menghibur.

4. Rangkuman Dengan demikian, film Alangkah Lucunya Negeri Ini layak mendapat penghargaan dalam Festival Film Indonesia tahun 2010. Cerita yang diangkat dalam film tersebut juga banyak membuat penonton terkesima dan terheran-heran. Kisahnya begitu mengesankan,

karena begitu nyata menggambarkan betapa tidak indahnya negeri ini. Sindiran-sindiran terutama dalam sisi pendidikannya sangat mengena. Semoga dengan adanya film tersebut, pemerintah bisa semakin meningkatkan kualitas pendidikan negeri, dan menghapus berbagai penyelewengan seperti korupsi. Diharapkan di masa yang akan datang, semakin banyak film karya anak Indonesia yang lebih mengesankan dan berkualitas, agar lebih banyak orang yang terinspirasi untuk memperbaiki kualitas anak bangsa.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF