Strategi Pembelajaran Konstruktivisme

October 4, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Strategi Pembelajaran Konstruktivisme...

Description

 

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Teori Belajar Konstruktivisme

Kelompok 4  Nama :

Indah Cahyani Cahyani

4173351009

Lili Nurindah Syari 4173351012 Reza Tondi Deb Debora ora 4173351015 Jurusan :

Pendidikan Ipa Dik A

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN PENDIDIKAN IPA 2018/2019

 

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu  berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan menyelesaikan  pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Strategi Pembelajaran Ipa dengan judul “tTeori Konstruuktivisme”. Konstruuktivisme”.  Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih  banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf

Medan ,15 februari 2019

Penyusun

 

  DAFTAR ISI

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan 1.3 Rumusan Masalah BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konstruktivisme 2.2 Pembentukan Pengetahuan Baru 2.3 Pancaindra dan Konstruktivisme 2.4 Pengalaman dan Konstruktivisme 2.5 Proses Konstruktivisme 2.6 Konstruktivisme dan Kemampuan 2.7 Gagasan Konstruktivisme 2.8

Prinsip -Prinsip Kontruktivisme

2.9

Pengaruh Kontruktivisme terhadap proses belajar

2.10 Pengaruh K Kontruktivisme ontruktivisme terhadap Mahasiswa 2.11 Pengaruh K Kontruktivisme ontruktivisme terhadap Pembelajaran 2.12 Pengaruh Kontru Kontruktivisme ktivisme terhadap Strategi Pembelajaran 2.13 Strategi Pembelajaran BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA

 

  BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu prinsip psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak begitu saja memberikan pengetahuan Kepada siswa, tetapi siswalah yang harus aktif membangun pengetahuan dalam pikiran mereka sendiri. Pendekatan konstruktivistik dalam belajar dan pembelajaran didasarkan  pada perpaduan antara beberapa penelitian dalam psikologi kognitif dan  psikologi sosial, sebagaimana teknik dalam memodifikasi perilaku yang didasarkan pada teori operant conditioning dalam psikologi behaviral.premis dasarnya adalah bahwa individu harus secara aktif “ memvangun “  pengetatahuan dan keterampilanya.

1.2 Tujuan

a.  Mengetahui prinsip –  prinsip –  prinsip  prinsip Konstruktivisme  b.  Mengetahui apa yang mempengaruhi proses konstruksi manusia c.  Mengetahu bagaimana proses Kontruktivisme

1.3 Rumusan Masalah

a. Bagaimana prinsip –  prinsip –  prinsip  prinsip Konstruktivisme  b. Apa yang mempengaruhi proses konstruksi manusia manusia c. Bagaimana proses Kontruktivisme

 

 

BAB II PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI KONSTRUKTIVISME

Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa  pengetahuan kita merupakan merupakan konstruksi (bentukan) kita sendiri, bukan imitasi dari kenyataan, bukan gambaran dunia kenyataan yang ada.  pengetahuan selalu merupakan merupakan akibat dari konstruksi kognitif dari kenyataan yang terjadi melalui serangkaian aktivitas seseorang (mahasiswa). Mahasiswa membentuk skema, kategori, konsep dan struktur pengetahuan yang diperlukan untuk pengetahuan.  pengetahuan bukanlah tentang hal-hal yang terlepas dari pengamat, pengamat, tetapi tetapi merupakan merupakan ciptaan manusia yang dikonstruksikan dari pengalaman atau dunia yang dialaminya  proses pembentukan pembentukan ini berjalan terus menerus, dan setiap kali terjadi reorganisasi atau rekonstruksi karena adanya pengalaman baru. 2.2  PEMBENTUKAN PENGETAHUAN BARU 

Pembentukan Pembentuka n pengetahuan baru menurut Konstruktivisme dapat digambarkan dalam bagan berikut :

Pancaindera 1. 

melihat

1. 

mendengar

2. 

menjamah

Konstruksi Pengetahuan Baru 

Objek Lingkungan

Pengalaman 1.  fisik 2. 

kognitif

 

 

2.3 PANCAINDERA DAN KONSTRUKTIVISME

Seseorang berinteraksi dengan objek dan lingkungannya melalui panca indranya, lalu menkonstruksi gambaran dunia pengalamannya itu.

-   Pengetahuan tidak dapat dapat dipindahkan dipindahkan begita begita saja dari otak seseorang (dosen) ke kepala o orang rang lain (mahasiswa). Mahasiswa sendirilah yang harus mengartikan apa yang dipelajarinya itu, dan menyesuaikannya dengan pengalaman atau hasil konstruksi yang telah mereka miliki/bangun  sebelumnya.



Pengetahuan ada dalam diri seseorang yang sedang mengetahui. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak seseorang ( dosen) ke kepala orang lain (mahasiswa).



Mahasiswa sendirilah yang harus mengartikan apa yang telah diajarkan itu dengan cara menyesuaikannya

terhadap

pengalaman-pengalaman

atau

konstruksi

yang

telah

dibangunnya.sendiri dibangunnya.se ndiri dalam otaknya. 2.4 PENGALAMAN DAN KONSTRUKTIVISME

Pengetahuan merujuk pada pengalaman seseorang akan dunia, tetapi bukan dunia itu sendiri.Tanpa  pengalaman,  pengalama n, seseorang seseorang tidak da dapat pat membentuk membentuk pengetahuan pengetahuan.. Pengalaman Pengalaman bukan saja pengalaman pengalaman fisik, fisik, tetapi juga pengalaman kognitif dan mental.Pengetahuan dibentuk oleh struktur penerimaan konsep seseorang ketika ia berinteraksi berinteraksi dengan lingkunganny lingkungannya. a. Jadi bagi orang itu, lingkungan lingkungan ialah semua objek dan proposisinya yang telah t elah diabstraksikan ke dalam pengalaman orang itu. Abstraksi seseorang terhadap suatu hal akan membentuk struktur konsep, dan membentuk pengetahuan bagi orang tersebut. 2.5 PROSES KONSTRUKTIVISME

Menurut konstruktivisme, pengetahuan pengetahuan bukan hal yang statis dan deterministik, tetapi suatu proses menjadi tahu. Misalnya, pengetahuan mengenai kucing, tidak sekali jadi, tetapi merupakan suatu proses. Pada pertama kali melihat kucing kita memperoleh pengetahuan dengan melihat dan menjamah. Pada kesempatan lain, kita bertemu dengan kucing lain. Interaksi dengan macam-macam kucing akan menjadikan pengetahuan pengetahuan kita tentang kucing menjadi lebih lengkap dan rinci. Hal ini terjadi secara terus menerus. 2.6

KONSTRUKSI

PENGETAHUAN

DAN

KEMAMPUAN

MAHASISWA

MENGKONSTRUKSI

 

  Semua pengetahuan yang diperoleh adalah adalah hasil rekonstruksi kita sendiri; kecil kemungkinan kemungkinan adanya transfer pengetahuan dari seseorang kepada orang lain. Pengetahuan bukan merupakan barang yang dapat ditransfer dari orang yang mempunyai pengetahuan kepada orang yang belum mempunyai  pengetahuan. Bila Bila seorang dosen dosen bermaksud bermaksud mentransfer mentransfer suatu konsep, ide, dan pengertian pengertian kepada mahasiswa,, maka pemindahan itu harus diinterpretasikan, ditransformasikan mahasiswa ditransformasikan dan dikonstruksikan oleh mahasiswa itu sendiri lewat pengalamannya. Banyaknya mahasiswa yang salah menangkap (misconception) (misconcep tion) apa yang diajarkan dosen itu menunjukkan menunjukkan bahwa pengetahuan tidak dapat begitu saja dipindahkan, melainkan harus dikonstruksikan, di konstruksikan, atau diinterpretasikan, dan ditransformasikan sendiri oleh mahasiswa.Agar mahasiswa mampu mengkonstruksikan pengetahuan, diperlukan :   A.  Kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman B.  Kemampuan membandingkan, dan mengambil keputusan (justifikasi) mengenai  persamaan  persama an atau perbedaan perbedaan sesuatu sesuatu hal. C.  Lebih menyukai pengalaman pengalaman yang satu daripada yang lain (selective conscience).

2.7 Gagasan (Konsep) Konstruktivisme Konstruktivisme mengenai pengetahuan

1.  Pengetahuan bukanlah merupakan gambaran dunia kenyataan belaka, tetapi selalu merupakan konstruksi kenyataan melalui kegiatan mahasiswa ( Mind as inner i nner individual representation) 2.  Mahasiswa mengkonstruksi sendiri skema kognitif, kategori, konsep, dan struktur dalam membangun pengetahuan, sehingga setiap individu akan memiliki, skema kognitif, kategori, kosep, dan struktur yang berbeda. Dalam hal ini proses abstraksi dan refleksi seseorang akan sangat berpengaruh dalam konstruksi pengetahuan (Reflection / Abstraction as primary) 3.  Pengetahuan dibentuk dalam struktur konsep masing-masing individu mahasiswa. Struktur konsep dapat membentuk pengetahuan, pengetahuan, apabila konsep yang baru diterima itu dapat dikaitkan atau dihubungkan (proposisi) dengan pengalaman yang telah dimiliki mahasiswa. Dengan demikian maka pengetahuan adalah apa yang ada dalam pikiran setiap mahasiswa (Knowledge as residing in the mind). 4.  Dalam proses pembentukan pengetahuan, kebermaknaannya itu merupakan interpretasi individual mahasiswa terhadap pengalaman yang telah dialaminya (Meaning as internally constructed).   constructed). 5.  Perampatan (penyamarataan) makna merupakan proses negosiasi di dalam individu mahasiswa dengan pengalamannya melalui interaksi dalam proses belajar mengajar (menjadi tahu) (Learning and teaching as negotiated construction of meaning). Beberapa faktor yang mempengaruhi proses konstruksi pengetahuan manusia :

.  Hasil konstruksi konstruksi yang telah dimiliki dimiliki seseorang (constructed knowledge).  knowledge). 

 

a.  Domain pengalaman seseorang (domain of experience) b.  Jaringan struktur kognitif seseorang (existing ( existing cognitive structure) structure)

2.8 PERBANDINGAN KONSTRUKTIVISME DENGAN BERBAGAI ALIRAN TEORI   A.Konstruktivisme dan Empirisme

Kenyataan terdiri atas dua dimensi : dimensi eksternal yang bersifat objetif, dan dimensi internal yang bersifat subjektif. Kaum rasionalis : pengetahuan merujuk pada obyek-obyek, dan kebenaran merupakan akibat dari deduksi logis. (Cogito ergo sum = sum = Saya berpikir maka saya ada). Kaum empiris : pengetahuan merujuk pada obyek-obyek berdasarkan penalaran induktif  dengan   dengan bukti-bukti yang diperoleh dari pengalaman. Menurut kaum empiris, semua kenyataan itu diketahui dan dipahami melalui indra, dan kriteria kebenarannya adalah kesesuaiannya dengan pengalaman. Dalam hal ini kaum rasionalis lebih menekankan pada : rasio, logika, dan pengetahuan deduktif, sedangkan kaum empiris lebih menekankan pada pengalaman dan pengetahuan induktif. Konstruktivisme dikatakan merupakan merupaka n sintesis pandangan pandangan rasionalis dan empiris. Konstruktivisme menunjukkan interaksi antara subyek dan objek, antara realitas eksternal dan juga internal. B.Konstruktivisme, Empirisme, dan Relativisme

Konstruktivisme sering terkontaminasi sehingga mengarah ke empirisme dan relativisme, terlebih dalam pendidikan sains. Kaum konstruktivis dalam pendidikan sains menekankan menekankan pada peranan indra,  pengalaman,  pengalama n, dan percobaa percobaan n dalam pengemba pengembangan ngan pengetahuan, sehingga cenderung ke empirisme. Konstruktivis lain menekankan pada abstraksi, sehingga mengarah pada relativisme, yang mengatakan  bahwa semua konsep adalah sah, karena setiap ide diturunkan dari suatu abstraksi yang dianggap sah  pula.  C.Konstruktivisme, C.Konstruktivism e, Empirisme, Nativisme, dan Pragmatisme

Kalau empirisme menyatakan bahwa semua pengetahuan diturunkan dari pengalaman indrawi, nativisme menyatakan bahwa sumber pengetahuan adalah dari dalam diri manusia. Konstruktivisme memuat segi empirisme dan nativisme (gabungan) : pengetahuan itu berasal dari sumber luar tetapi dikonstruksikan dalam diri seseorang. Kebenaran pengetahuan dalam konstruktivisme diganti dengan viability viability   (berjalannya suatu  pengetahuan) dan tidak mengklain kebenaran. Hal ini berbeda dengan pragmatisme yang berslogan : kebenaran adalah hanya apa yang jalan. Konstruktivisme tidak mengklaim suatu kebenaran. D.Konstruktivime vs Idealisme

 

  Kaum idealis menyatakan bahwa pikiran dan konstruksinya adalah satu-satunya realitas. Konstruktivisme menyatakan bahwa kenyataan adalah apa yang dikonstruksikan dalam pikiran manusia . Bentukan selalu berjalan, namun tidak selalu merupakan representasi dari dunia nyata. E.Konstruktivisme vs Objektivisme.

Bagi para Objektivis : realitas itu ada, terlepas dari pengama pengamat, t, dan dapat ditemukan melalui langkahlangkah sistematis menuju kenyataan dunia ini. Konstruktivisme : pengetahuan adalah konstruksi  pikiran manusia. Pengetahuan Pengetahuan adalah suatu kerangka untuk mengerti mengerti bagaimana bagaimana seseorang mengorganisasikan pengealaman, dan apa yang mereka percayai sebagai realitas.

2.9

PRINSIP-PRINSIP

KONSTRUKTIVISME

YANG

BERKAITAN

DENGAN

PEMBELAJARAN  

1  Pengetahua Pengetahuan n dibangun oleh mahasiswa sendiri, baik secara personal maupun sosial. 2  Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari dosen ke mahasiswa, kecuali melalui keaktifan mahasiswa sendiri untuk menalar 3  Mahasiswa aktif mengkonstruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep menuju ke yang lebih rinci, lengkap, serta sesuai dengan konsep ilmiah

4  Dosen sekedar membantu membantu menyediakan menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi mhasiswa dapat terlaksana t erlaksana..

2.10 HUBUNGAN KONSTRUKTIVISME KONSTRUKTIVISME DENGAN BEBERAPA BEBERAPA TEORI BELAJAR

Konstruktivisme menjadi landasan beberapa Teori Belajar, misalnya Teori Perubahan Konsep, Teori Belajar Bermakna (Ausubel), Teori Skema. 1 Konstruktivisme dan Teori Perubahan Konsep

Konstruktivisme maupun Teori Perubahan Konsep percaya bahwa dalam proses belajar seseorang mengalami perubahan konsep melalui proses perkembangan terus menerus, dengan cara mengubah konsep lama melalui akomodasi. Atau mengembangkan konsep yang sudah ada melalui asimilasi;  pengertian yang dibentuk sendiri oleh mahasiswa mahasiswa mungkin mungkin berbeda-beda dengan pengertian ilmuwan, ilmuwan, sehingga terjadi miskonsepsi.  2.Konstruktivisme dan Balajar Bermakna

Teori Belajar Bermakna (Ausubel) juga didasarkan atas Konstruktivisme, dengan penekanan pada  pentingnya mahasiswa mengasosiasikan mengasosiasikan pengalaman, pengalaman, fenomena, dan fakta baru ke dalam sistem  pengertian yang telah dimiliki mahasiswa mahasiswa sebelumnya sebelumnya

 

3.Konstruktivisme dan Teori Skema

Teori Skema juga berlandaskan Konstruktivisme, memandang bahwa seseorang belajar dengan mengadakan restrukturisasi (menambah atau mengganti) skema yang sudah dimiliki. Proses  pembentukan  pembentuka n dan pengubahan pengubahan skema merupakan merupakan proses proses belajar  

2.11PENGARUH 2.11PENGARU H KONSTRUKTIVISME KONSTRUKTIVISME TERHADAP P PROSES ROSES BELAJAR

Menurut Konstruktivisme, belajar merupakan proses aktif mahasiswa mengkonstruksi arti, wacana, dialog, pengalaman fsik, dll. Belajar juga merupakan proses mengasimilasi dan menghubungkan  pengalaman  pengalama n atau informasi yang dipelajari dipelajari dengan dengan pengertian pengertian yang sudah dimiliki dimiliki mahasiswa sehingga  pengetahuannyaa berkembang.Proses  pengetahuanny berkembang.Proses tersebut bercirikan bercirikan :

1.  Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan oleh mahasiswa dari apa yang dilihat, dengar, rasakan, dan alami. Konstruksi arti itu dipengaruhi oleh pengertian yang telah dimiliki. 2.  Konstruksi arti merupakan merupakan proses yang terus menerus. Setiap kali berhadapan dengan fenomena atau persoalan yang baru, mahasiswa akan selalu mengadakan rekonstruksi. 3.  Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, melainkan suatu proses pengembangan  pemikiran dengan membentuk membentuk suatu pengertian yang baru. Belajar bukanlah suatu hasil  perkembangan,  perkemba ngan, melainkan perkembangan perkembangan itu sendiri, yang menuntut penemuan penemuan dan dan pengaturan pengaturan kembali pemikiran seseorang seseorang.. 4.  Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skema seseorang dalam kesenjangan yang merangsang merangs ang pemikiran lebih lanjut. Situasi ketidakseimba ketidakseimbangan ngan (disequilibrium) adalah situasi yang baik untuk memacu belajar. 5.  Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman mahasiswa dengan dunia fisik dan lingkungannya. 6.  Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui mahasiswa, yaitu konsepkonsep, tujuan, dan motivasi yang mempengaruhi mempengaruhi interaksi dengan bahan yang dipelajari. 2.12 PENGARUH KONSTRUKTIVISME KONSTRUKTIVISME TERHADAP TERHADAP MAHASISWA

Kegiatan belajar adalah kegiatan aktif mahasiswa untuk menemukan sesuatu dan membangun sendiri

pengetahuannya,

bukan

proses

mekanik

untuk

mengumpulkan

fakta.

Mahasiswa

 bertanggungjawab  bertanggungjaw ab atas atas hasil hasil bela belajarnya. jarnya. Ia m membuat embuat penalaran atas apa yang telah dipelajarinya dengan cara mencari makna, membandingkannya dengan apa yang telah diketahuinya, serta menyelesaikan ketidaksamaan antara yang telah diketahui dengan apa yang diperlukan dalam pengalaman baru. Belajar merupakanpengembangan merupakanpengemban gan pemikiran dengan membuat kerangka pengertian yang berbeda. Belajar

 

yang bermakna terjadi melalui refleksi, pemecahan konflik, dialog, penelitian, pengujian hipotesis,  pengambilan keputusan, dll., dan dalam prosesnya tingkat pemikiran selalu diperbaharui sehingga menjadi semakin lengkap. Setiap mahasiswa mempunyai caranya sendiri untuk mengkonstruksikan pengetahuannya, yang terkadang sangat berbeda dengan teman-temannya. Jadi sangat penting bagi dosen untuk menciptakan  berbagai variasi situasi dan metode belajar, karena dengan satu model saja tidak akan membantu membantu mahasiswa yang cara belajarnya berbeda.

a.Mahasiswa Belajar dalam Kelompok

Pengetahuan dan pengertian dikonstruksi mahasiswa bila ia terlibat secara sosial dalam dialog, dan aktif dalam percobaan dan pengalaman. Pembentukan makna dapat diperoleh dari dialog antar pribadi dalam suatu kelompok. Dalam kelompok belajar, mahasiswa dapat mengungkapkan perspektifnya dalam melihat persoalan dan hal lain yang akan dilakukan dengan persoalan itu. Melalui kesempatan mengemukakan gagasan, mendengarkan pendapat orang lain, serta bersama-sama membangun  pengertian akan menjadi sangat penting dalam belajar, karena mem memiliki iliki unsur yang berguna untuk menantang pemikiran dan meningkatkan kepercayaan seseorang. 2.13 

PENGARUH KONSTRUKTIVISME TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN

Bagi konstruktivisme, pembelajaran bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan (transfer of knowledge) dari dosen ke mahasiswa, melainkan kegiatan yang memungkinkan mahasiswa membangun membang un sendiri pengetahuannya (belajar sendiri). Pembelajaran berarti partisipasi dosen bersama mahasiswa dalam membentuk pengetahuan, membuat makna, mencari kejelasan, bersikap kritis, dan mengadakan justifikasi. Pembelajaran adalah  proses membantu seseorang seseorang berpikir secara benar, dengan cara membiarkannya membiarkannya berpikir sendiri, Berpikir yang baik lebih penting daripada mempunyai jawaban yang benar atas suatu persoalan. Seorang yang mempunyai cara berpikir yang baik dapat menggunakan cara berpikirnya ini dalam mengahadapi suatu fenomena baru, dan dapat menemukan pemecahan dalam menghadapi persoalan lain. Kemampuan ini tidak dipunyai mahasiswa yang hanya dapat menemukan jawaban yang benar, sehingga tidak dapat memecahkan masalah masalah yang baru. 2 14 PENGARUH KONSTRUKTIVISME KONSTRUKTIVISME TERHADAP STRATEGI PEMBELA PEMBELAJARAN JARAN

Tugas dosen ialah membantu mahasiswa agar mampu mengkonstruksi pengetahuannya sesuai dengan situasinya yang konkret. Selain penguasaan yang luas dan mendalam, seorang dosen dituntut untuk menguasai beragam strategi pembelajaran sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi mahasiswa. Hal ini disebabkan karena tidak ada satu strategi pembelajaran yang cocok untuk

 

semua situasi, waktu, dan tempat. Strategi yang disusun dosen hanyalah suatu alternatif, bukan menu yang sudah jadi. Pembelajaran adalah suatu seni yang menuntut bukan hanya penguasaan teknik, melainkan juga intuisi dari setiap dosen. Ciri Pembelajaran Konstruktivisme:

1.  Orientasi. Mahasiswa diberi kesempatan untuk mengembangkan motivasi dalam mempelajari suatu topik, dan untuk mengadakan observasi terhadap topik yang hendak dipelajari. 2.  Elisitasi. Mahasiswa dibantu untuk mengungkapkan idenya secara jelas dengan berdiskusi, menulis, membuat poster,dll. Mahasiswa mendiskusikan apa yang diobservasinya dalam wujud tulisan, gambar ataupun poster. 3.  Restrukturisasi ide d.  Klarifikasi ide yang dikontraskan dengan ide orang lain e.  Membangun ide yang baru f.  Mengevaluasi ide barubya dengan eksperimen 4.  Penggunaan ide dalam banyak situasi.Ide atau pengetahuan yang telah dibentuk oleh mahasiswa perlu diaplikasikan pada bermacam-macam situasi yangdihadapi, sehingga menjadi lebih lengkap dan lebih rinci. 5.  Review bagaimana ide berubah. Dapat terjadi bahwa dalam mengaplikasikan pengetahuannya, seseorang perlu merevisi gagasannya agar menjadi lebih lengkap.

Hal yang perlu diperhatikan dalam konstruktivisme ialah mengevaluasi hasil belajar mahasiswa. Dalam mengevaluasi, dosen sebenarnya menunjukkan kepada mahasiswa bahwa pikiran/ pendapat mereka tidak sesuai untuk persoalan yang dihadapi di hadapi berdasarkan berdasarkan prinsip atau teori tertentu. Kebenara Kebenaran n bukanlah hal yang dicari, namun berhasilnya suatu proses (viable) adalah hal yang dinilai. Dalam mengevaluasi perlu dilihat tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, misalnya mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya, atau sekedar dapat menangani prosedur standar dan memberikan sumber jawaban standar yang terbatas. Proses evaluasi berbeda berdasarkan tujuan  belajarnya, namun dalam konstruktivisme berfokus pada pendekata pendekatan n mahasiswa mahasiswa terhadap persoalan yang dihadapi, bukan jawaban akhir yang diberikannya. Proses evaluasi evaluasi dalam pembelajaran pembelajaran konstruktivisme konstruktivisme tidak tergantung pada bentuk ase asesmen smen yang menggunakan paper menggunakan  paper and pencil test   atau atau bentuk tes objektif. Bentuk asesmen yang digunakan disebut altenative assessment  assessment , seperti portfolio, observasi observasi proses, dinamika kelompok, studi kasus, simulasi dan  permainan, performanc  permainan,  performancee appraisal , dll. 2.16 PEMBELAJARA P EMBELAJARAN N KONSTRUKTIVISME KONSTRUKTIVISME  Tahap Perencanaan :

 

  Seorang dosen baru (A) diminta mempersiapkan mata mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar (IAD). A sedikit kebingungan karena dianjurkan oleh Koordinator tim dosennya untuk memiliki gambaran yang menyeluruh tentang IAD dan keterkaitannya dengan mata kuliah lain. Namun A juga diharapkan  berpikir sistematis sistematis dan dapat mem memilah ilah materi IAD menjadi bagian/ unit kecil yang saling terkait sehingga dapat dimengerti mahasiswa dengan mudah. A diminta untuk menjelaskan kepada mahasiswa unit-unit kecil dalam IAD dan hubungan antarunit tersebut ketika memulai perkuliahan. Hal ini penting karena A akan masuk pada beberapa pertemuan awal perkuliahan. Setelah berpikir seminggu lamanya, A akhirnya menemukan ide untuk menggunakan topik “ Melihat lebih dekat ke dalam kehidupan” sebagai pembuka perkuliahan IAD. Dengan topik ini A merencanakan akan memberikan gambaran umum tentang kehidupan , lalu bagian/unit-unit kecil dalam kehidupan serta keterkaitannya satu sama lain. Kemudian, analogi ini akan digunakan untuk menjelaskan gambaran umum tentang IAD dan unit-unit kecil di dalamnya. Tahap Pelaksanaan

A membuka perkuliahan IAD dengan ucapan salam kepada semua mahasiswa di kelas. Kemudian, ia melemparkan pertanyaan kepada mahasiswa. “Menurut Anda, apa yang disebut ilmu pengetahuan alam ?” Beberapa mahasiswa mahasiswa menjawab, “Mahluk hidup, binatang, tumbuh tumbuh--tumbuhan”. A menganggukmenganggukangguk dan memberi penguatan kepada mahasiswa : “bagus, ya benar”. Lalu A membagikan fotokopi cerita tentang suatu peristiwa kebakaran kebakaran yang terjadi di suatu kota, dan meminta mahasiswa membacanya dalam hati dalam waktu yang diberikannya. Setelah ia melihat mahasiswa selesai membacanya, A lalu berkata, “Dalam bacaan tadi, Anda menemukan banyak sekali hal-hal yang saling terkait t erkait satu sama lain. Begitu juga dalam ilmu pengetahuan alam. 2.17 STRATEGI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME

Student-centered Student-center ed Learning Strategies : Strategies : g.   belajar aktif h.   belajar mandiri mandiri i.   belajar kooperatif kooperatif dan kolaboratif kolaboratif  j.  generative learning k.  model pembelajaran kognitif :

 

 

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

A. Prinsip –  Prinsip –  Prinsip  Prinsip Konstruktivisme

1  Pengetahuan dibangun oleh mahasiswa sendiri, baik secara personal maupun sosial. 2  Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari dosen ke mahasiswa, kecuali melalui keaktifan mahasiswa sendiri untuk menalar

3  Mahasiswa aktif mengkonstruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep menuju ke yang lebih rinci, lengkap, serta sesuai dengan konsep ilmiah

4  Dosen sekedar membantu membantu menyediakan menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi mhasiswa dapat terlaksana t erlaksana..

B. Beberapa faktor yang mempengaruhi proses konstruksi pengetahuan manusia :

a.  Hasil konstruksi konstruksi yang telah dimiliki dimiliki seseorang (constructed knowledge).  knowledge).  b.  Domain pengalaman seseorang (domain of experience) experience) c.  Jaringan struktur kognitif seseorang (existing ( existing cognitive structure) structure)

C. Proses Konstruktivisme Konstruktivisme Menurut konstruktivisme, konstruktivisme, pengetahuan bukan hal yang statis dan deterministik, deterministik, tetapi t etapi suatu proses menjadi tahu. Misalnya, pengetahuan mengenai kucing, tidak sekali jadi, tetapi merupakan suatu proses. Pada pertama kali melihat kucing kita memperoleh pengetahuan dengan melihat dan menjamah. Pada kesempatan lain, kita bertemu dengan kucing lain. Interaksi dengan macam-macam kucing akan menjadikan pengetahuan pengetahuan kita tentang kucing menjadi lebih lengkap dan rinci. Hal ini terjadi secara terus menerus.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

constructivism.  Educational Technology, , W. (1991). An instructional designer's view of constructivism. Educational May, 41-44. Duffy, T. M., Jonassen, D. H. (1991). Constructivism: New implications for instructional technolgy? Educational technolgy?  Educational Technology, May, Technology, May, 7-12. Pannen, P. dkk. (2005) DepDikNas.

Konstruktivisme dalam Pembelajaran, Pembelajaran, PAU-PPAI-UT, PAU-PPAI-UT, DirJenDikti,

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF