Sterilisasi Dan Desinfeksi SA
August 24, 2018 | Author: Agung Istri Puspita Dewi | Category: N/A
Short Description
Sterilisasi Saluran Akar Obat-obatan medikamen saluran akar...
Description
c. Sterilisasi Desinfeksi saluran akar adalah pembinasaan mikroorganisme patogenik yang mensyaratkan pengambilan terlebih dahulu jaringan pulpa dan debris yang memadai, pembersihan dan pelebaran saluran dengan cara biokimiawi dan pembersihan isinya i sinya dengan de ngan irigasi. Desinfeksi saluran salura n akar dilengkapi dengan medikamen intrasaluran. Syarat desinfeksi saluran akar adalah sebagai berikut : 1. harus suatu germisida dan fungisida yang efektif. 2. harus tidak mengiritasi jaringan periapikal. 3. harus tetap stabil dalam larutan. 4. harus mempunyai efek antimicrobial yang lama. 5. harus aktif dengan adanya darah, serum dan derivate protein jaringan. 6. harus mempunyai tegangan permukaan rendah. 7. harus tidak menganggu perbakan jaringan periapikal. 8. tidak menodai struktur gigi. 9. harus mampu dinonaktifkan dalam medium biakan. 10. harus tidak menginduksi respon imun berantara-sel. Sesuai dengan prinsip umum pentalaksanaan saluran akar, dressing desinfektan sebaiknya diganti setiap minggu dan tidak lebih dari dua minggu karena dressing menjadi cair oleh eksudat(Eksudat adalah cairan radang ekstravaskular dengan berat jenis tinggi (diatas 1.020) dan seringkali mengandung protein 2-4 mg % serta sel-sel darah putih yang melakukan emigrasi)
periapikal dan membusuk karena interaksi dengan mikroorganisme. Secara tradisional, melakukan dressing saluran akar terdiri dari memasukkan poin absorben pendek dan tumpul yang telah dibaasahi dengan dengan medikamen saluran akar, meletakkan bulatan kapal yang kelebihan medikamennya telah diperas di dalam kamar pulpa dan menutup kavitas jalan masuk. Namun pada saluran sa luran yang sempit, poin absorben yang basah tidak cukup kaku untuk dapat dimasukkan ke dalam saluran. Pada kasus semacam itu, suatu absorben kering dimasukkan dan butiran kapas yang dibasahi dengan medikamen diletakkan pada poin absorben untuk membasahinya. Bulatan kapas kering digunakan untuk mengabsorpsi kelebihan medikamen dan kavitas ditutup. Banyak endodontis lebh senang melalukan dressing sauran akar dengan butiran kapas yang kelebihan medikamennya telah diperas. Mereka mengandalkan penguapan medikamen dalam kamar pulpa untuk menghilangkan bakteri dan mereka t idak meletakkan poin absorben di dalam saluran akar Uap yang keluar dari medikamen cukup untuk mendesinfeksi kavitas pulpa. Tidak digunakannya digunakannya poin absorben menyediakan ruang di dalam saluran untuk akumulasi eksudat cairan, mengurangi kemungkina iritasi periapikal karena merembesnya medikamen secara tidak sengaja atau terdorongnya poin absorben ke dalam jaringan periapikal, menghilangkan kemungkinan timbulnya masalah dalam pengeluaran absorben basah yang terjepit dalam saluran akar pada kunjungan berikutnya, dan dan mempersingkat waktu perawatan. Saluran akar ditutup setelah penempatan butiran kapas steril ster il kering yang kedua di atas butiran akapas yang diberi obat , atau meletakkan bahan penutup sementara di atas
butoran kapas yang diberi obat dan menyelesaikan penutupan ganda dengan penutup luar sementara seperti cavit, semen seng oksida eugenol atau IRM. DESINFEKSI SALURAN AKAR
Disinfeksi saluran akar adalah pembinasaan mikroorganisme patogenik yang mensyaratkan pengambilan terlebih dahulu jaringan pulpa dan debris yang memadai, pembersihan dan pelebaran saluran dengan cara biokimiawi, dan pembersihan isinya dengan irigasi. Disinfeksi saluaran akar dilengkapi dengan medikasi intrasaluran. Disinfeksi saluran akar adalah tahap penting dalam perawatan endodontik. Mikroorganisme yang terdapat di dalam saluran akar dapat menyerbu jaringan periapikal dan tidak saja menimbulkan rasa sakit, tetapi juga menhancurkan jaringan periodonsium termasuk tulang. Pada sebagian besar kasus dijumpai organisme gram posit if, pada beberapa kasus dijumpai organisme gram negative, pada sedikit kasus dijumpai jamur. Organisme-organisme ini lebih sering ditemukan dalam berbagai kombinasi daripada sebagai suatu spesies tunggal. Anaerob yang harus ada (anaerob-obligat) sering dihubungkan dengan gigi yang mempunyai lesi periapikal. Flora yang terdapat di dalam saluran akar kebanyakan berasal dari rongga mulut. Organisme yang paling umum dijumpai adalah gologan streptokokus. Salah satu masalah dalam perawatan endodontik adalah menghilangkan organisme gram positif, karena organisme yang paling berlimpah di dalam rongga mulut, terutama terdiri dari streptokokus dan stafilokokus. Diantara streptokokus terdapat enterokous yang kecil tetapi resisten. Selain itu sejumlah kecil organisme gram negatif dapat diisolasi dari ludah dan dari saluran akar. Laporan tentang flora bakterial baru-baru ini melukiskan adanya anaerob obligat dan fakultatif. Ada empat faktor yang membuat gigi rentan terhadap infeksi atau melemahkan obat disinfeksi, apakah dari suatu luka atau dari saluran akar gigi tanpa pulpa. Faktor-faktor yang dapat menghambat penyembuhan adalah: 1. Trauma, sebaiknya gigi dibebaskan dari beban oklusi yang berlebih dengan cara didrinding pada permukaan yang secara langsung kontak dengan antagonisnya. 2. jaringan yang didevitalisasi , bila terdapat dalam saluran akar atau jaringan periapikal akan mengganggu disinfeksi atau perbaikan. 3. dead space atau ruang mati, biasanya terdapat di dalam saluan akar lateralis. Medikamen harus berkontak dengan mikroorganisme dalam seluruh bagian saluran akar. 4. akumulasi eksudat, eksudat harus dapat dikeluarkan dari dalam saluran akar bila terjadi akumulasi. Dressing saluran akar sebaiknya diganti seminggu sekali dan lebih sering pada perawatan kasus dengan lesi periapikal. BAHAN MEDIKAMEN Syarat bahan disinfeksi saluran akar:
Disinfektan dapat digolongkan sebagai minyak esensial, kompoun fenolik, halogen, dan antibiotika. 1.
Eugenol
Bahan ini adalah z esens (essence) kimiawi minyak cengkeh dan mempuyai hubungan dengan fenol. Agak lebih mengiritasi dari minyak cengkeh dan keduanya golongan anodyne. Eugenol menghalangi impuls saraf interdental. Biasanya digunakan unuk perawatan pulpektomi. Bagian dari sealer (endomethasone-eugenol) dan bahan canpuran tumpatan sementara. (Zn Oksid-eugenol).
2.
ChKM (Chlorphenol kamfer menthol) Terdiri dari 2 bagian para-klorophenol dan 3 bagian kamfer . Daya disinfektan dan sifat mengiritasi lebih kecil daripada formocresol. Mempunyai spektrum antibakteri luas dan efektif terhadap jamur. Bahan utamanya; para-klorophenol . Mampu memunaskan berbagai mikroorganisme dalam saluran akar. Kamfer sebagai sarana pengencer serta mengurangi efek mengiritasi dari para-klorophenol murni. Selain itu juga memperpanjang efek antimikrobial Menthol mengurangi sifat iritasi chlorphenol dan mengurasi rasa sakit.
3.
Cresatin Dikenal juga sebagai metakresilasetat . Bahan ini merupakan cairan jernih, stabil, berminyak dan tidak mudah menguap. Mempunyai sifat antiseptik dan mengurangi rasa sakit. Efek antimikrobial lebih kecil dari formocresol dan ChKM, sifat mengiritasi jaringan periapikal lebih kecil daripada ChKM. Sifat anodyne cresatin terhadap jarigan vital baik sekali, sehingga sering dipakai sebagai bahan dressing pasca pulpektomi.
4.
Cresophene Terdiri dari: chlorphenol, hexachlorophene, thymol, dan dexamethasone , yaitu sebagai anti-phlogisticum. Pemakaian terutama pada gigi dengan permulaan periodontitis, apikalis akuta yang dapat terjadi misalnya pada peristiwa overinstrumentasi.
5.
Formocresol Kombinasi formalin dan kresol dalam perbandingan 1:2 atau 1:1, Formalin adalah disinfektan kuat yang bergabung dengan albumin membentuk suatu substansi yang tidak dapat dilarutkan, tidak dapat menjadi busuk . Pada beberapa pengujian mampu menimbulkan efek nekrosis dan inflamasi persisten pada jaringan vital. Selain itu juga bisa menimbulkan respon imun berantara-sel. Dianjurkan digunakan dalam konsentrasi rendah.
6.
Glutardehide Minyak tanpa warna yang larut dalam air. Seperti formalin obat ini disinfektan kuat dan fiksatif. Dianjurkan digunakan dalam konsentrasi rendah (2%) sebagai obat intrasaluran. Pada penelitian ditemukan sedikit atau tidak ada reaksi inflamasi pada pemeriksaan histologik.
7.
TKF (Trikresol formalin) Adalah campuran ortho, metha, dan para-cresol dengan formalin. Bersifat merangsang jaringan periapikal dan menyebabkan jaringan menjadi nekrosis. 8. CaOH
Kompound ini juga telah digunakan sebagai medikamen saluran akar. Studi singkat oleh Grosman dan Stevens menemukan kalsium hidroksida tidak seefektif klorofenol berkamfer. Pengaruh antiseptiknya mungkin berhubungan dengan pH yang tinggi dan pengaruhnya melumerkan jaringan pulpa nekrotik. Tronstad dkk, menunjukkan bahwa CaOH menyebebkan kenaikan signifikan pH dentin sirkumpulpal bila kompoun diletakkan pada saluran akar. Pasta CaOH paling baik digunakan pada perawatan antar kunjungan dengan penundaan yang lama karena bahan ini tetap manjur selama berada di dalam saluran akar.
9.
N2 Suatu kompoun yang mengandung Paraformaldehida sebagai unsur utamanya, dinyatakan baik sebagai medikamen intra saluran maupu sebagai siler. N2 mengandung eugenol dan fenilmerkuri borat, dan kadang bahan tambahan termasuk timah hitam, kortokosteroid, antibiotika, dan minyak wangi. Ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa antibakterial N2 hanya sebentar dan menghilang kira-kira dalam waktu seminggu atau sepuluh hari.
10. Halogen Yang termasuk golongan ini adalah: 1. sodium hipoklorit Klorin dengan berat atom terendah menpunai daya antibakteri yang terbesar. Uap sodium hipoklorit bersifat bakterisidal. Disinfektan klorin bukan kompoun yang stabil karena berinteraksi cepat dengan bahan organik, sehingga baik diaplikasikan pada saluran akar tiap dua hari sekali. 2. Yodida Yodin sangat reaktif, berkombinasi dengan protein dalam ikatan longgar sehingga penetrasinya tidak terganggu. Bahan ini mungkin memusnahkan mikroorganisme dengan membentuk garam yang merugikan kehidupan mikroorganisme. Seperti kompoun klorin bahan ini efek antibakterialnya sebentar, tetapi merupakan medikamen yang paling sedikit mengiritasi.
FREKUENSI MEDIKASI Dressing sebaiknya diganti seminggu sekali dan tidak boleh lebih dari dua minggu karena dressing menjadi cair oleh eksudat periapikal dan membusuk karena interaksi dengan mikroorganisme. Dressing saluran akar sebaiknya dilakukan dengan cara memasukkan butiran kapas yang telah dibasahi medikamen dan diperas kelebihan medikamennya. Uap yang keluar dari medikamen sudah cukup efektif untuk mendisinfeksi kavitas pulpa. Saluran akar ditutup denganmeletakkan butiran kapas steril yang kedua diatas butiran kapas yang telah diberi obat dan ditutup dengan tumpatan sementara Cavit, Seng Oksid e ugenol atau IRM.
View more...
Comments