STEM CELL
May 2, 2019 | Author: Ellyssa Verdyana | Category: N/A
Short Description
Stem cell(sel punca) adalah sel induk yang dapat berdeferensial atau dapat merubah diri menjadi berbagai sel sesuai deng...
Description
STEM CELL BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latarbelakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan tentang kesehatan, penelitian dalam bidang stem cell mengalami kemajuan. Hal ini tidak terlepas dari upaya manusia untuk mengobati penyakit-penyakit yang sudah tidak mungkin untuk diobati lagi baik secara konservatif maupun operatif. Para ahli saat ini telah mulai meneliti kemungkinan penggunaan stem cell untuk mengobati penyakit atau kelainan yang belum bisa untuk diobati dengan obat-obatan atau tindakan operatif, khususnya penyakit degeneratif maupun kelainan lainnya seperti penyakit ganas. Selain itu stem cell juga digunakan dalam penelitian untuk mencari obat-obat baru pada tingkat laboratorium maupun untuk untuk mempelajari patogenesis penyakit. 1.1 Rumusan Masalah Apa yang dimaksud dengan stem cell ? Apakah pengobatan stem cell itu ? Bagaimana stem cell menurut prinsip keperawatan? Bagaimana stem cell menurut agama islam ? undang – undang undang ? Bagaimana stem cell menurut undang –
1.2Tujuan Mahasiswa dapat mengetahui fungsi stem cell Mahasiswa dapat mengetahui kegunaan stem cell pada tubuh manusia 1.2 Tujuan Khusus Mahasiswa dapat mengetahui pengertian stem cell Mahasiswa dapat mengetahui kegunaan stem cell pada pengobatan Mahasiswa dapat mengetahui mengetahui pandangan stem cell dari prinsip keperawatan Mahasiswa dapat mengetahui pandangan stem cell dari agama islam Mahasiswa dapat mengetahui pandangan stem cell dari undang-undang 1.3 Manfaat Mengetahui pengobatan menggunakan stem cell Mengetahui pandangan masyarakat terhadap pengobatan stem cell Mengetahui kegunaan dari pengobatan stem cell
BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 PENGERTIAN STEM CELL
Stem cell(sel punca) adalah sel induk yang dapat berdeferensial atau dapat merubah diri menjadi berbagai sel sesuai dengan lingkungan, bisa berubah-ubah menjadi sel otot, sel endokrin, ephitel, dan lain-lain kemudian berkembang lagi menjadi stemcell. Stemcell dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti plasenta, tali pusat janin, darah, dan sumsum tulang belakang. Sedangkan menurut sumber lain stemcell yaitu suatu suat u sel yang belum matang atau belum berdeferensiasi berdeferensi asi (berubah) menjadi sel atau jaringan tertentu. ter tentu. Dalam bahasa indonesia, stemcell disebut sebagai sel punca atau sel induk. Sedangkan dalam bahasa kedokteran, stemcell dapat berupa sel unipoten (hanya dapat berubah menjadi satu jenis sel), multipoten (dapat berubah menjadi beberapa jenis sel), atau totipoten (dapat berubah menjadi jaringan apapun) Stem cell mempunyai 2 sifat yang khas yaitu Differensiasi yaitu kemampuan untuk berkembang menjadi sel lain. Stem 1. cell mampu berkembang menjadi berbagai jenis sel yang spesifik spesifik misalnya sel saraf, sel otot jantung, sel otot rangka, sel pankreas dan lain-lain Regenerasi yaitu kemampuan untuk memperbaharui atau meregenerasi dirinya 2. sendiri. Stem cell mampu membuat salinan sel yang persis pers is sama dengan dirinya melalui pembelahan sel. Berdasarkan kemampuannya untuk berdifferensiasi stem cell dibagi menjadi : 1. Totipotent adalah sel punca yang dapat berdifferensiasi menjadi semua jenis sel yatu zigot. Sel ini merupakan sel embrionik awal yang mempunyai kemampuan untuk membentuk berbagai jenis sel termasuk membentuk satu individu yang utuh dan berbagai sel pada embrio yang dapatmenyusun plasenta. Pluripotent yaitu stem cells yang dapat berdifferensiasi menjadi 3 lapisan 2. germinal (ektoderm, mesoderm, dan endoderm) tetapi tidak dapat menjadi jaringan ekstraembrionik seperti plasenta dan tali pusat. Yang termasuk stem cells pluripotent adalah embrionik . Multipotent yaitu stem cell yang dapat berdifferensiasi menjadi banyak jenis 3. sel misalnya hemopoetic stem cells yang terdapat pada sumsum tulang yang mempunyai kemampuan untuk berdifferensiasi menjadi berbagai jenis sel yang terdapat dalam darah seperti eritrosit, lekosit dan trombosit 4. Unipotent yaitu stem cells yang hanya dapat menghasilkan 1 jenis sel. Stem cells mempunyai sifat masih dapat mempebaharui atau meregenerasi diri Contohnya erythroid progenitor cells hanya mampu berdifferensiasi menjadi sel darah merah. Berdasarkan sumbernya stem cell dibagi menjadi: Zigot yaitu pada tahap sesaat setelah sperma bertemu ovum (fertilisasi) 1. Embrionic stem cells yaitu sel-sel stem yang diperoleh dari inner cell mass 2. dari suatu blastocyst (embrio yang terdiri atas 50-150 sel, kira-kira hari ke-5 pasca pembuahan). Embryonic stem cells biasanya didapatkan dari sisa embrio yang tidak dipakai dari IVF (in vitro fertilization). Sel stem ini mempunyai sifat dapat berkembang biak secara terus menerus dalam media kultur optimal pada kondisi tertentu dan dapat diarahkan untuk berdifferensiasi menjadi berbagai sel yang terdifferensiasi seperti sel jantung, sel kulit, neuron, hepatosit dan sebagainya.
Fetus yang dapat diperoleh dari klinik aborsi Stem cell darah tali pusat yaitu stem cell yang diambil dari darah plasenta dan 4. tali pusat segera setelah bayi lahir. Stem cells dari darah tali pusat merupakan jenis hematopoetic stem cells. Ada 2 tipe stem cells dalam darah tali pusat yaitu hematopoetic stem cells dan mesenchymal stem cells. 5. Adult stem cells yaitu stem cells cell s yang diambil dari jaringan dewasa yaitu : a. Sumsum tulang Ada 2 jenis stem cells pada sumsum s umsum tulang yaitu 1) hematopoetic stem cells yaitustem cells yang akan berkembang menjadi berbagai jenis sel darah 2) stromal stem cells atau disebut juga mesenchymal stem cell Jaringan lain pada dewasa seperti pada susunan saraf pusat, adiposa b. (jaringan lemak), otot rangka, pankreas Adult stem cell mempunyai sifat plastis artinya selain berdifferensiasi menjadi sel yang sesuai dengan jaringan asalnya adult stem cells juga dapat berdifferensiasi menjadi sel jaringan lain, misalnya neural stem cells dapat berubah menjadi sel darah, stromal stem cell dari sumsum tulang dapat berubah menjadi sel otot jantung dan sebagainya. 2.2 Pengobatan stem cell Para ahli sedang giat melakukan berbagai penelitian untuk menggunakan stem cell dalam mengobati berbagai penyakit. Penggunaan stem cells untuk mengobati penyakit dikenal sebagai Cell Based Therapy. Prinsip terapi adalah dengan melakukan transplantasi stem cells pada organ yang rusak. Tujuan dari transplantasi stem cells ini adalah 1. Mendapatkan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel baru yang sehat pada jaringan atau organ tubuh pasien 2. Menggantikan sel-sel spesifik yang rusak akibat penyakit atau cidera tertentu dengan sel-sel baru yang ditranspalantasikan. Sel stem embryonic sangat plastik dan mempunyai kemampuan untuk dikembangkan menjadi berbagai macam jaringan sel seperti neuron, kardiomiosit, osteoblast, fibroblast, selsel darah dan sebagainya, sehingga dapat dipakai untuk menggantikan jaringan yang rusak. Sel stem dewasa juga dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit degeneratif, tetapi kemampuan plastisitasnya sudah berkurang. Keuntungan dari penggunaan sel stem dewasa yaitu tidak atau kurang menimbulkan masalah dan kontroversi etika. Darah tali pusat (umbilical cord blood) saat ini sedang gencar diteliti manfaatnya untuk mengatasi berbagai penyakit degeneratif karena lebih mudah didapat, banyak mengandung stem cells, immunogenecity rendah, plastisitasnya cukup baik dan tidak membutuhkan 100% kecocokan HLA. Dengan memberikan nutrisi yang cocok stem cell dapat memperbanyak diri di laboratorium tanpa mengalami proses differensiasi, sehingga menghasilkan turunan stem cells dengan materi genetik yang sama yang berguna untuk riset. 3.
Ada beberapa alasan penggunaan stem cell dalam cell based therapy: 1. stem cell dapat diperoleh dari pasien sendiri, artinya transplantasi dapat bersifat autolog sehingga menghindari potensi rejeksi. Berbeda dengan transplantasi
organ yang membutuhkan organ donor yang harus match, transplantasi stem cells dapat dilakukan tanpa organ donor yang sesuai. mempunyai kemampuan untuk berproliferasi yang besar sehingga dapat 2. diperoleh sel dalam jumlah besar dari sumber yang terbatas. Pada luka baker yang luas jaringan kulit yang tersisa tidak cukup untuk menutupi lesi luka baker tersebut. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan terapi stem cell. 3. mudah dimanipulasi untuk mengganti gen yang sudah tidak berfungsi lagi melalui metoda transfer gen. 4. mempunyai kemampuan untuk bermigrasi kejaringan target misalnya ke otak mempunyai kemampuan untuk berintegrasi dengan jaringan host dan 5. berinteraksi dengan jaringan sekitarnya Keuntungan penggunaan transplantasi stem cells untuk mengobati penyakit adalah tidak perlu adanya kecocokan donor 1. transplantasi autologous lebih baik untuk digunakan 2. untuk mencegah terjadinya reaksi penolakan jaringan dapat digunakan metoda 3. somatic cell nuclear transfer) atau terapi kloning. Therapeutic cloning atau disebut Somatic Cell Nuclear Transfer (SCNT) adalah suatu teknik yang bertujuan untuk menghindari resiko penolakan atau rejeksi. Pada teknik ini inti sel telur donor dikeluarkan dan diganti dengan inti sel resipien. Sel yang telah dimanipulasi ini kemudian akan membelah diri dan setelah menjadi blastokista maka inner cell massnya akan diambil sebagai embryonic stem cells. Stem cells ini kemudian akan dimasukkan kembali kedalam tubuh resipien dan stem cells ini kemudian akan berdifferensiasi menjadi sel organ (sel beta pankreas, sel otot jantung dan lain-lain). Tanpa reaksi penolakan karena sel tersebut mengandung materi genetik resipien. Pengobatan stem cell terhadap penyakit stroke . Pada penyakit stroke dahulu dianggap bahwa kematian sel yang terjadi akan menyebabkan terjadinya kecacatan permanen akibat sel otak tak mempunyai kemampuan regenerasi. Anggapan ini berubah setelah para ahli mengetahui adanya plastisitas pada sel-sel otak dan pengetahuan tentang stem cells. Pada penelitian penyakit stroke dengan menggunakan stem cells dari darah tali pusat menusia yang diberikan intra vena kepada tikus yang arteri serebri medianya dioklusi menunjukkan hasil yang menggembirakan. Pada penelitian ini didapatkan pemulihan kembali fungsi normal otak sebesar 70% pada kelompok yang mendapatkan transplantasi stem cells dari darah tali pusat manusia. Penelitian dengan menggunakan mesenchymal stem cells (MSC) dari sumsum tulang autolog yang diberikan intra vena pada 30 penderita stroke juga memperbaiki outcome yang dinilai dari parameter Barthel Index dan Modified Rankin Scale. 2.3 Stem cell menurut prinsip keperawat keperawatan an 2.3.1
Otonomi Otonomi berasal dari bahasa latin, yaitu autos, yang berarti sendiri dan nomos berarti aturan. Sedangkan otonomi sendiri berarti kemampuan untuk menentukan sendiri atau mengatur diri sendiri. Perawat harus menanyakan pada pasien apakah ingin mengguanakan pengobatan stem cell untuk mengobati mengobati penyakitnya.
2.3.2
Beneficience Beneficience merupakan prinsip untuk melakukan yang baik dan tidak merugikan orang lain. Perawat harus mengikuti keinginan pasien dan tidak menentang keyakinan pasien untuk menggunakan pengobatan stem cell.
2.3.3
Justice Keadilan merupakan prinsip moral berlaku adil untuk semua individu. Tindakan yang sama namun tidak harus identik tetapi dalam hal ini persamaan berarti mempunyai kontribusi yang relatif sama untuk kebaikan kehidupan seseorang. Perawat harus berlaku adil terhadap pasien maksud dari berlaku adil adalah mengobati dan merawat sesuai dengan penyakit yang di derita pasien.
2.3.4
Nonmaleficience Nonmaleficience berarti tidak melukai atau tidak menimbulkan bahaya atau cedera bagi orang lain. Perawat harus mengobati dan merawat pasien sesuai prosedur yang ada. Jika stem cell merugikan pasien maka pengobatan stem cell tidak perlu dilakukan.
2.3.5
Moral Right Stem cell ini bertentangan dengan paham masyarakat karena berasal dari embrio dan tali pusat bayi yang di dapat dari korban aborsi.
2.3.6
Nilai dan Norma Masyarakat Stem cell berguna bagi pengobatan namun sumber dari sel punca tersebut melanggar norma masyarakat karena dari korban aborsi, sedangkan aborsi dilarang oleh agama karena membunuh cabang bayi yang tidak berdosa.
2.4 Stem cell menurut agama Penggunaan embryonic stem cells lebih dekat dengan hukum menggugurkan kandungan yang “diharamkan” menurut Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada Musyawarah Ulama tahun 1972 dan Musyawarah Nasional (Munas) MUI tahun 1983. Namun Fatwa MUI tersebut ada pengecualiannya yaitu memperbolehkan menggugurkan kandungan apabila kandungan tersebut membahayakan si ibu atau membawa penyakit menular yang berbahaya. Karena pengguguran kandungan untuk tujuan riset (stemcell research) sangatlah berbeda dengan pengguguran kandungan dengan alasan kesehatan, maka diperlukan hukum atau dalil tersendiri untuk memutuskan boleh tidaknya stemcell research dengan menggunakan embryonic stemcell dari hasil menggugurkan kandungan. Tidak disangsikan lagi, hukum tersebut akan menimbulkan perdebatan yang cukup alot antara kubu yang pro dan kontra stemcell research. Apapun keputusannya, stemcell research dengan menggunakan embryonic stemcell kemungkinan besar akan terus berlanjut. Pemanfaatan janin yang mengalami keguguran atau janin “s isa” hasil pembuahan bayi tabung untuk kepentingan stemcell research mungkin tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Janin tersebut lebih berguna daripada dibuang secara sia-sia. Pemanfaatan tersebut dapat juga menjadi ibadah bagi pelakunya karena digunakan untuk kemaslahatan umat manusia. Khusus
mengenai bayi tabung, fatwa MUI memperbolehkan asal sel telur dan sperma untuk membuat bayi tersebut adalah dari kedua orang tua yang sah menurut hukum Islam, s ehingga janin sisa tersebut dapat digunakan untuk kepentingan stemcell research. Pembuatan stemcells melalui SCNT (kloning) mempunyai tendensi untuk menimbulkan perdebatan. Selama ini belum ada fatwa ataupun hukum fiqih yang mengatur mengenai kloning tersebut. Walaupun demikian, sebagian besar ulama “mengharamkan” kloning dengan alasan proses tersebut tidak melalui hukum Islam (misalnya perkawinan) dan ikut campurnya fihak ketiga dalam proses reproduksi tersebut. Namun, perlu diperhatikan bahwa kloning untuk keperluan stemcell research mungkin berbeda dengan kloning untuk mendapatkan keturunan yang dalam hukum Islam harus melalui ikatan perkawinan. Jika dirunut secara teliti, proses kloning sebenarnya merupakan pembuktian kebenaran AlQur’an dalam proses pembuahan Nabi Isa A.S., yang tiada berayah. Islam adalah agama yang sederhana dan mudah dimengerti dan diamalkan oleh umat manusia. Dalam Islam, niat merupakan sesuatu yang sangat fundamental. Dengan demikian, niat dalam melaksanakan stemcell research tersebut sangat menentukan baik buruknya stemcell research. Apabila stemcell research digunakan untuk membantu umat manusia, misalnya menyembuhkan manusia dari berbagai penyakit, maka kegiatan tersebut adalah sangat baik. Sebaliknya, apabila digunakan untuk kejahatan (misalnya menciptakan monster yang mengganggu umat manusia), maka kegiatan tersebut sangat berlawanan dengan ajaran Islam dan wajib untuk ditentang. Selanjutnya, cara pengambilan dan penggunaan embryonic stemcell untuk stemcell research tersebut perlu diperhitungkan pula dalam pembuatan fatwa tersebut. 2.5 Stem cell menurut Undang-Undang UNDANG-UNDANG KESEHATAN NO. 23/1992 Tentang Kesehatan PP NO. 39/1995 Tentang Penelitian & Pengembangan Kesehatan KEPMENKES NO. 1333/2002 Tentang Penelitian Kesehatan Pada Manusia KEPMENKES NO. 1334/2002 Tentang Pembentukan PNEPK(Pedoman Nasional Etik Penelitian Kesehatan) Standar bagi semua lembaga yang melakukan penelitian kesehatan Pasal 69: LITBANGKES dilaksanakan untuk memilih dan menetapkan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna yang diperlukan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan. LITBANG pada manusia dilaksanakan dengan memperhatikan etika penelitian dan norma hukum, agama, kesusilaan dan kesopanan dalam masyarakat serta dengan memperhatikan kesehatan dan keselamatan pasien.
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan Stem cell adalah pengobatan penemuan terbaru oleh para ahli untuk mengobati penyakit ganas. Namun banyak yang menentang karena tidak sesuai dengan norma masyaratkat. Cara mendapatkan stem cell yaitu dari embrio dan tali pusat bayi dari korban aborsi.Sedangkan aborsi dilarang oleh agama karena membunuh cabang bayi yang tidak berdosa. Setiap penyakit pasti ada obatnya namun masih banyak cara lain yang benar untuk mengobati penyakit ganas.
DAFTAR PUSTAKA Emi Suhaeni,mimin. 2004.Etika Keperawatan.jakarta.EGC http://www.stemcells.nih.gov/info, diunduh pada tanggal 29 november 2011 pukul 18.00 http://www.usccb.org/prolife/issues/bioethics, diunduh pada tanggal 29 november 2011 pukul 18.00 http://www.vatican.va/roman_curia/secretariat_state/2004/documents/rc_segst_20040927_cloning_en.html, diunduh tanggal29 November2011 pukul 18.35 http://www.vatican.va/roman_curia/pontifical_academies/acdlife/documents/rc_pa_acdlife_doc_20000824 _cellule-staminali_en.html, diunduh pada tanggal 29 November 2011 pukul 18.55
Stem Cell BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini sudah semakin maju dan mengarah pada hal-hal yang sifatnya cepat dan praktis. Banyak sekali pengetahuan yang telah dikembangkan oleh manusia dan saling mengkaitkan beberapa ilmu menjadi suatu kesatuan. Salah satu contoh adalah ilmu Biologi yang mengkaji mengenai kehidupan, saat ini dapat dikaitkan dengan ilmu lain sehingga dapat menjadi pengetahuan yang lebih mantap. Perkembangan ilmu Biologi pada era modernisasi selalu dikaitkan dengan perkembangan teknologi sehingga dikenal pengetahuan mengenai Bioteknologi. Adanya kajian mengenai Bioteknologi ini membuat hal-hal mengenai kehidupan menjadi lebih mantap dan dapat diterima secara kritis. Salah satu perkembangan ilmu mengenai penelitian Bioteknologi yang menarik untuk dikaji adalah pemanfaatan stem cell atau sel induk. Di tingkat dunia saat ini, sel induk merupakan salah satu fokus utama dalam penelitian bioteknologi, khususnya dalam kaitannya dengan terapi sel serta pengobatan regeneratif. Sebelum adanya pemanfaatan stem cell, pengobatan penyakit dilakukan secara konvensional yaitu dengan pemberian obat yang mengandung zat kimia. Pengobatan dengan bahan kimia ini di satu sisi kadang menyembuhkan, namun di sisi lain sering pula muncul efek samping yang tidak diinginkan. Namun dengan adanya bioteknologi stem cell, dunia sekarang sedang mengalami pergeseran paradigma dalam hal pengobatan dari obat-obatan kimia konvensional menuju ke arah terapi yang lebih molekuler, perubahan ini telah membuka pintu harapan untuk menyembuhkan bermacam penyakit yang sebelumnya tidak dapat disembuhkan. Sebagai contoh, jika ada seseorang menderita penyakit jantung, bukan diberikan obat-obat kimia, namun diberikan selsel baru yang akan menggantikan jantung yang rusak tersebut. Teknologi inilah yang disebut dengan Teknologi stem cell. Beberapa penyakit yang memiliki potensi untuk dilakukan terapi stem sel misalnya terkait dengan darah seperti penyakit leukemia dan sickle cell anemia. Penyakit yang berhubungan dengan saraf seperti Parkinson, stroke, dan alzheimer. Stem sel memang memiliki karakteristik istimewa hingga bisa digunakan sebagai solusi untuk penyakit yang hingga kini tidak dapat disembuhkan. Stem cell yang mempunyai sifat dapat membelah dan memperbaharui diri sendiri dan dapat berkembang menjadi berbagai tipe sel dewasa, secara revolusioner membuka peluang untuk memperbaiki kerusakan pada bagian tubuh dengan menggunakan sel sehat baru. Stem cell merupakan hal yang baru dipublikasikan untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat. Walaupun masih tergolong mahal, tidak bisa dipungkiri stem cell ini merupakan sebuah harapan baru dalam bidang pengobatan. Untuk memperjelas mengenai apa itu stem cell, dalam makalah ini kami akan mencoba mengulas beberapa hal terkait stem cell sehingga dapat dimengerti dan dipahami. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, adapun masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut. 1) Bagaimanakah kajian umum mengenai stem cell ? 2) Apa sajakah jenis-jenis stem cell ? 3) Bagaimanakah teknik untuk memperoleh stem cell ? 4) Bagaimanakah peran dari stem cell bagi kehidupan ?
5) 6) 7)
Bagaimanakah proses replikasi stem cell di laboratorium ? Bagaimanakah dampak positif dan negatif penggunaan stem cell ? Bagaimanakah bioetika penelitian dan penggunaan stem cell ?
1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut. Untuk mengetahui kajian umum mengenai stem cell. Untuk mengetahui jenis-jenis stem cell. Untuk mengetahui teknik memperoleh stem cell. Untuk mengetahui peran dari stem cell bagi kehidupan. Untuk mengetahui proses replikasi stem cell di laboratorium. Untuk mengetahui dampak positif dan negatif penggunaan stem cell. Untuk mengetahui bioetika penelitian dan penggunaan stem cell.
1.4 Manfaat Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut. 1) Bagi Pemerintah Pemerintah dapat menciptakan teknologi baru menggunakan stem cell untuk mengobati penyakit-penyakit khususnya penyakit degeneratif maupun kelainan lainnya. Dapat ditemukan dan dikembangkannya obat-obat baru untuk penyembuhan berbagai jenis penyakit. 2) Bagi Masyarakat Dapat membuka wawasan masyarakat tentang pemanfaatan stem cell. Dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai manfaat yang diperoleh dalam penerapan teknologi stem cell terutama bagi kesehatan masyarakat. 3) Bagi Penulis Dapat menambah pengetahuan penulis mengenai stem cell. Dapat meningkatkan pemahaman penulis mengenai pemanfaatan stem cell dalam bidang bioteknologi.
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Kajian Umum Mengenai Stem Cell Stem cell adalah sel yang belum terspesialisasi yang mempunyai kemampuan atau potensi untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel-sel yang spesifik yang membentuk berbagai jaringan tubuh. Menurut kamus Oxford (1999), stem sel merupakan sel yang belum berdiferensiasi yang berasal dari organisme multiseluler yang mampu berkembang menjadi sel-sel setipe, yang selanjutnya akan berdiferensiasi menjadi berbagai macam sel lainnya. Stem sel juga disebut sel punca, sel induk, dan sel batang. Stem sel berfungsi sebagai sistem perbaikan untuk mengganti sel-sel tubuh yang telah rusak demi kelangsungan hidup organisme. Stem sel selain mampu berdiferensiasi menjadi berbagai sel matang, juga mampu meregenerasi dirinya sendiri. Kemampuan tersebut memungkinkan stem sel menjadi sistem perbaikan tubuh dengan cara menyediakan sel-sel baru selama organisme bersangkutan hidup, atau dengan prinsip sel-sel yang rusak akibat penyakit dapat diganti dengan sel-sel yang baru.
Stem cell pada dasarnya adalah blok pembangun (building block) pada tubuh manusia. Stem cell di dalam embrio pada akhirnya akan berkembang menjadi sel, organ dan jaringan di dalam tubuh janin. Stem cell mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk berkembang menjadi banyak jenis sel berbeda di dalam tubuh selama masa awal pertumbuhan. Selain itu juga, di banyak jaringan mereka bertindak layaknya sistem perbaikan internal ( Internal Repair System). Saat sel punca terbelah, sel yang baru mempunyai potensi untuk tetap menjadi sel punca atau menjadi sel dari jenis lain dengan fungsi yang lebih khusus, misalnya sel otot, sel darah merah atau sel otak. Stem sel mempunyai 2 sifat yang khas yaitu : 1. Kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel lain (differentiate). Dalam hal ini stem cell mampu berkembang menjadi berbagai jenis sel matang, misalnya sel saraf, sel otot jantung, sel otot rangka, sel pankreas, dan lain-lain. Proses diferensiasi stem cell diduga disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal sel. Faktor internal mencakup faktor genetik dan epigenetik, sedangkan faktor eksternal mencakup kondisi lingkungan sekitar sel, faktor pertumbuhan ataupun bergantung pada kebutuhan jaringan atau organ tubuh itu sendiri. 2. Kemampuan untuk memperbaharui atau meregenerasi dirinya sendiri (self-regenerate/selfrenew). Dalam hal ini stem cell dapat membuat salinan sel yang persis sama dengan dirinya melalui pembelahan sel. Stem cell dapat melakukan replikasi dan menghasilkan sel-sel berkarakteristik sama dengan sel induknya. Kemampuan ini tidak dimiliki oleh sel -sel tubuh lainnya seperti sel jantung, otak maupun pankreas. Populasi stem cell dalam tubuh terjaga dengan kemampuannya memperbanyak diri sendiri. Kemampuan ini dapat dilakukan berulang kali , bahkan diduga tidak terbatas, dan dapat dipertahankan ddalam jangka waktu yang relatif lama. 2.2 Jenis-Jenis Stem Cell Penggolongan stem cell dapat dibedakan menjadi dua yaitu berdasarkan kemampuannya berdiferensiasi dan berdasarkan sumber asal selnya. Adapun penjelasan dari masing-masing penggolongan tersebut adalah sebagai berikut. 1) Jenis-jenis stem cell berdasarkan kemampuan berdiferensiasi Berdasarkan kemampuan berdiferensiasi, stem cell dibagi menjadi beberapa jenis yaitu totipotent, pluripotent, multipotent, dan unipotent. a. Totipotent merupakan sel yang memiliki potensi untuk berdiferensiasi menjadi semua jenis sel, yaitu sel ekstraembrionik, sel somatik, dan sel seksual. Contoh dari stem cell totipotent adalah zigot. b. Pluripotent merupakan sel yang dapat berdiferensiasi menjadi tiga lapisan germinal (ektoderm, mesoderm, dan endoderm), tapi tidak dapat menjadi jaringan ekstraembryonik atau tidak dapat membentuk suatu organisme baru seperti plasenta dan tali pusat. Contoh dari stem cell pluripotent adalah embryonic stem cell. c. Multipotent merupakan sel yang dapat berdiferensiasi menjadi beberapa jenis sel dewasa. Contoh dari stem cell multipotent adalah hematopoietic stem cells. d. Unipotent merupakan sel yang hanya dapat menghasilkan satu jenis sel tertentu. Berbeda dengan non-stem cell, stem cell unipoten mempunyai sifat dapat memperbaharui atau meregenerasi diri (self-regenerate/self-renew). 2) Jenis-jenis stem cell berdasarkan sumber asal sel Stem cell ditemukan pada berbagai jaringan tubuh. Berdasarkan sumber asal sel pada jaringan tubuh, stem cell dibagi menjadi embryonic stem cell, adult stem cell, dan fetal stem cell.
a. Embryonic stem cell (sel induk embrio) merupakan stem cell yang didapatkan saat perkembangan individu masih berada dalam tahap embrio. Lebih tepatnya, embryonic stem celladalah sel hasil kultur Inner Cell Mass (massa sel dalam) yang berasal dari embrio stadium blastosit (embrio yang terdiri dari 50 ¬ 150 sel dan terbentuk saat embrio berusia 3-5 hari).Untuk mengisolasi Inner Cell Mass dari dalam kantung blastocoel, lapisan tropoblast perlu terlebih dahulu dilisiskan. Embrio yang utuh memiliki sifat totipoten yaitu dapat berkembang menjadi suatu individu baru, sedangkan embryonic stem cell memiliki sifat pluripoten yaitu dapat berkembang menjadi sel yang berasal dari 3 galur (ektoderm, mesoderm, dan endoderm). Embryonic stem cell biasanya didapatkan dari sisa embrio yang tidak dipakai pada IVF (in vitro fertilization). Tapi saat ini telah dikembangkan teknik pengambilan embryonic stem cell yang tidak membahayakan embrio, sehingga dapat terus hidup dan bertumbuh. b. Adult stem cell (sel induk dewasa) merupakan stem cell yang ditemukan di antara sel-sel lain yang telah berdiferensiasi dalam suatu jaringan yang telah mengalami maturasi. Dengan kata lain, stem cell dewasa adalah sekelompok sel yang belum berdiferensiasi, bahkan terkadang ditemukan dalam keadaan inaktif pada suatu jaringan yang telah memiliki fungsi spesifik dalam tubuh individu. Keberadaan stem cell jenis ini diperkirakan bertujuan untuk menjaga homeostasis jaringan tempatnya berada. Adult stem cell mempunyai dua karakteristik. Karakteristik pertama adalah sel-sel tersebut dapat berproliferasi untuk periode yang panjang untuk memperbaharui diri. Karakteristik kedua, sel-sel tersebut dapat berdiferensiasi untuk menghasilkan sel-sel khusus yang mempunyai karakteristik morfologi dan fungsi yang spesial.Adult stem cell mempunyai sifat plastis, artinya selain berdiferensiasi menjadi sel yang sesuai dengan jaringan asalnya, juga dapat berdiferensiasi menjadi sel jaringan lain. Adult stem cell dibedakan menjadi hematopoietic stem cell dan mesenchymal stem cell. Hematopoietic stem cell adalah sel induk pembentuk darah yang mampu membentuk sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah yang sehat. Sumber sel induk hematopoietik adalah sumsum tulang, darah tepi, dan darah tali pusat. Pembentukan sel induk hematopoietik terjadi pada tahap awal embriogenesis, yaitu dari mesoderm dan disimpan pada situs-situs spesifik di dalam embrio. Mesenchymal stem cell adalah sel induk multipotensi yang dapat berdiferensiasi menjadi sel-sel tulang, otot, ligamen, tendon, dan lemak. Namun ada beberapa bukti yang menyatakan bahwa sebagian mesenchymal stem cell bersifat pluripotensi sehingga tidak hanya dapat berubah menjadi jaringan mesodermal tetapi juga endodermal. Sel induk mesenkimal dapat ditemukan pada stroma sumsum tulang belakang, periosteum, lemak, dan kulit. c. Fetal stem cell merupakan sel primitif yang dapat ditemukan pada organ-organ fetus (janin) seperti sel induk hematopoietik fetal dan progenitor kelenjar pankreas. Fetus mengandung stem cells yang adalah pluripotent dan secepatnya berkembang kedalam jaringan-jaringan tubuh yang berbeda didalam fetus. Sel induk neural fetal yang ditemukan pada otak janin menunjukkan kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel neuron dan sel glial (sel-sel pendukung pada sistem saraf pusat). Darah, plasenta, dan tali pusat janin kaya akan sel induk hematopoietik fetal. Berdasarkan jenis tersebut, terdapat sejumlah persamaan dan perbedaan antara embryonic stem cell dengan adult stem cell. Secara umum persamaan potensi stem cell embrionik dan dewasa adalah sebagai berikut. Berada dalam kondisi yang belum berdiferensiasi. Dapat melakukan proliferasi yang menghasilkan sel-sel dengan sifat dan karakteristik yang sama dengan sel induknya. Dapat berdiferensiasi menjadi lebih dari satu jenis sel spesifik.
Sedangkan perbedaan antara stem cell embrionik dan dewasa adalah sebagai berikut. Stem cell embrionik berasal dari ICM, sedangkan stem cell dewasa berasal dari populasi sel somatis. Potensi diferensiasi untuk stem cell embrionik adalah pluripoten, sedangkan stem cell dewasa multipoten. Potensi proliferasi stem cell embrionik lebih besar dari pada stem cell dewasa. Isolasi stem cell embrionik lebih mudah dilakukan karena seluruh sel yang tergolong ICM adalah stem cell embrionik, sedangkan isolasi stem cell dewasa lebih sulit karena konsentrasi atau perbandingannya dengan sel-sel dewasa dalam jaringan sangat kecil. Kulturisasi in vitro pada stem cell embrionik lebih mudah karena ditunjang dengan kemampuan proliferasi yang lebih tinggi dan prosedur yang lebih baku, sedangkan pada stem cell dewasa lebih sulit karena kemampuan proliferasinya yang lebih rendah dan prosedur yang masih terus dioptimalkan.
2.3 Teknik Memperoleh Stem Cell Stem cell dapat diperoleh melalui teknik transplantasi. Transplantasi stem cell dapat berupa transplantasi autologus, transplantasi alogenik, dan transplantasi singenik. 1) Transplantasi autologus, yaitu transplantasi menggunakan sel induk pasien sendiri, yang dikumpulkan sebelum pemberian kemoterapi dosis tinggi . 2) Transplantasi alogenik, yaitu transplantasi menggunakan sel induk dari donor yang cocok, baik dengan hubungan keluarga atau tanpa hubungan keluarga. 3) Transplantasi singenik, yaitu transplantasi menggunakan sel induk dari saudara kembar identik. Berdasarkan sumbernya, transplantasi stem cell dapat dibedakan menjadi sebagai berikut. a. Transplantasi sel induk dari sumsum tulang (bone marrow transplantation) Sumsum tulang adalah jaringan spons yang terdapat dalam tulang-tulang besar seperti tulang pinggang, tulang dada, tulang punggung, dan tulang rusuk. Sumsum tulang merupakan sumber yang kaya akan sel induk hematopoietik. Sejak dilakukan pertama kali kira-kira 30 tahun yang lalu, transplantasi sumsum tulang digunakan sebagai bagian dari pengobatan leukemia, limfoma jenis tertentu, dan anemia aplastik. Karena teknik dan angka keberhasilannya semakin meningkat, maka pemakaian transplantasi sumsum tulang sekarang ini semakin meluas. Pada transplantasi ini prosedur yang dilakukan cukup sederhana, yaitu biasanya dalam keadaan ter anestesi total. Sumsum tulang (sekitar 600 cc) diambil dari tulang panggul donor dengan bantuan sebuah jarum suntik khusus, kemudian sumsum tulang itu disuntikkan ke dalam vena resipien. Sumsum tulang donor berpindah dan menyatu di dalam tulang resipien dan sel-selnya mulai berproliferasi. Pada akhirnya jika semua berjalan lancar, seluruh sumsum tulang resipien akan tergantikan dengan sumsum tulang yang baru. Namun, prosedur transplantasi sumsum tulang memiliki kelemahan karena sel darah putih resipien telah dihancurkan oleh terapi radiasi dan kemoterapi. Sumsum tulang yang baru memerlukan waktu sekitar 2-3 minggu untuk menghasilkan sejumlah s el darah putih yang diperlukan guna melindungi resipien terhadap infeksi. Transplantasi sumsum tulang memerlukan kecocokan HLA 6/6 atau paling tidak 5/6. Risiko lainnya adalah timbulnya penyakit GvHD, di mana sumsum tulang yang baru menghasilkan sel-sel aktif yang secara imunologi menyerang sel-sel resipien. Selain itu, risiko kontaminasi virus lebih tinggi dan prosedur pencarian donor yang memakan waktu lama. b. Transplantasi sel induk darah tepi ( peripheral blood stem cell transplantation) Seperti halnya sumsum tulang, peredaran darah tepi merupakan sumber sel induk walaupun jumlah sel induk yang dikandung tidak sebanyak pada sumsum tulang. Untuk mendapatkan jumlah sel induk yang jumlahnya mencukupi untuk suatu transplantasi,
biasanya pada donor diberikan granulocyte-colony stimulating factor (G-CSF) untuk menstimulasi sel induk hematopoietik bergerak dari sumsum tulang ke peredaran darah. Transplantasi ini dilakukan dengan proses yang disebut aferesis. Jika resipien membutuhkan sel induk hematopoietik, pada proses ini darah lengkap diambil dari donor dan sebuah mesin akan memisahkan darah menjadi komponen-komponennya, secara selektif memisahkan sel induk dan mengembalikan sisa darah ke donor. Transplantasi sel induk darah tepi pertama kali berhasil dilakukan pada tahun 1986. Keuntungan transplantasi sel induk darah tepi adalah lebih mudah didapat. Selain itu, pengambilan sel induk darah tepi tidak menyakitkan dan hanya perlu sekitar 100 cc. Keuntungan lain, sel induk darah tepi lebih mudah tumbuh. Namun, sel induk darah tepi lebih rentan, tidak setahan sumsum tulang. Sumsum tulang juga lebih lengkap, selain mengandung sel induk juga ada jaringan penunjang untuk pertumbuhan sel. Karena itu, transplantasi sel induk darah tepi tetap perlu dicampur dengan sumsum tulang. c. Transplantasi sel induk darah tali pusat Pada tahun 1970-an, para peneliti menemukan bahwa darah plasenta manusia mengandung sel induk yang sama dengan sel induk yang ditemukan dalam sumsum tulang.Karena sel induk dari sumsum tulang telah berhasil mengobati pasien-pasien dengan penyakit-penyakit kelainan darah yang mengancam jiwa seperti leukemia dan gangguangangguan sistem kekebalan tubuh, maka para peneliti percaya bahwa mereka juga dapat menggunakan sel induk dari darah tali pusat untuk menyelamatkan jiwa pasien mereka. Darah tali pusat mengandung sejumlah sel induk yang bermakna dan memiliki keunggulan di atas transplantasi sel induk dari sumsum tulang atau dari darah tepi bagi pasien-pasien tertentu. Transplantasi sel induk dari darah tali pusat telah mengubah bahan sisa dari proses kelahiran menjadi sebuah sumber yang dapat menyelamatkan jiwa. Transplantasi sel induk darah tali pusat pertama kali dilakukan di Perancis pada penderita anemia Fanconi tahun 1988. Pada tahun 1991, darah tali pusat ditransplantasikan pada penderita Chronic Myelogenous Leukemia. Kedua transplantasi inii berhasil dengan baik. Sampai saat ini telah dilakukan kira-kira 3.000 transplantasi darah tali pusat. 2.4 Peran Stem Cell Bagi Kehidupan Stem cell sangat berperan bagi kehidupan karena sifat khas yang dimilikinya. Adapun peran stem cell adalah sebagai berikut. a. Terapi gen Stem cell (dalam hal ini hematopoietic stem cell ) digunakan sebagai alat pembawa transgen ke dalam tubuh pasien, dan selanjutnya dapat dilacak jejaknya apakah stem cell ini berhasil mengekspresikan gen tertentu dalam tubuh pasien. Dan karena stem cellmempunyai sifat selfrenewing , maka pemberian pada terapi gen tidak perlu dilakukan berulang-ulang, selain itu hematopoietic stem cell juga dapat berdiferensiasi menjadi bermacam-macam sel, sehingga transgen tersebut dapat menetap di berbagai macam sel. b. Mengetahui proses biologis, yaitu perkembangan organisme dan perkembangan kanker. Melalui stem cell dapat dipelajari nasib sel, baik sel normal maupun sel kanker. c. Penemuan dan pengembangan obat baru, yaitu untuk mengetahui efek obat t erhadap berbagai jaringan. d. Terapi sel berupa replacement therapy. Oleh karena stem cell dapat hidup di luar organ tubuh manusia misalnya di cawan petri, maka dapat dilakukan manipulasi terhadap stem cell itu tanpa mengganggu organ tubuh manusia. Stem cell yang telah dimanipulasi tersebut dapat ditransplantasi kembali masuk ke dalam organ tubuh untuk menangani penyakit-penyakit tertentu. Ada 3 golongan penyakit yang dapat diatasi oleh stem cell, yaitu: Penyakit autoimun, misalnya pada lupus, artritis reumatoid dan diabetes tipe 1. Setelah diinduksi oleh growth factor agar hematopoietic stem cell banyak dilepaskan dari sumsum
tulang ke darah tepi, hematopoietic stem cell dikeluarkan dari dalam tubuh untuk dimurnikan dari sel imun matur. Lalu tubuh diberi agen sitotoksik atau terapi radiasi untuk membunuh sel-sel imun matur yang tidak mengenal self antigen (dianggap sebagai foreign antigen). Setelah itu hematopoietic stem cell dimasukkan kembali ke tubuh, bersirkulasi dan bermigrasi ke sumsum tulang untuk berdiferensiasi menjadi sel imun matur sehingga sistem imun tubuh kembali seperti semula. Penyakit degeneratif. Pada penyakit degeneratif seperti stroke, penyakit Parkinson, penyakit Alzheimer, terdapat beberapa kerusakan atau kematian sel-sel tertentu sehingga bermanifestasi klinis sebagai suatu penyakit. Pada keadaan ini stem cell setelah dimanipulasi dapat ditransplantasi ke dalam tubuh pasien agar stem cell tersebut dapat berdiferensiasi menjadi sel-sel organ tertentu yang menggantikan sel-sel yang telah rusak atau mati akibat penyakit degeneratif. Penyakit keganasan. Prinsip terapi stem cell pada keganasan sama dengan penyakit autoimun. Hematopoietic stem cell yang diperoleh baik dari sumsum tulang atau darah tali pusat telah lama dipakai dalam terapi leukemia dan penyakit darah lainnya. Ada beberapa alasan mengapa stem cell merupakan calon yang bagus dalamterapi sel, yaitu : Stem cell tersebut dapat diperoleh dari pasien itu sendiri. Artinya transplantasi dapat bersifat autolog sehingga menghindari potensi rejeksi. Berbeda dengan transplantasi organ yang membutuhkan organ donor yang sesuai (match), transplantasi stem cell dapat dilakukan tanpa organ donor yang sesuai. Mempunyai kapasitas proliferasi yang besar sehingga dapat diperoleh sel dalam jumlah besar dari sumber yang terbatas. Misalnya pada luka bakar luas, jaringan kulit yang tersisa tidak cukup untuk menutupi lesi luka bakar yang luas. Dalam hal ini terapi stem cell sangat berguna. Mudah dimanipulasi untuk mengganti gen yang sudah tidak berfungsi lagi melalui metode transfer gen. Hal ini telah dijelaskan dalam penjelasan mengenai terapi gen di atas. Dapat bermigrasi ke jaringan target sehingga dapat berintegrasi ke dalam jaringan serta berinteraksi dengan jaringan sekitarnya. Terdapat beberapa contoh peran stem cell dalam mengobati penyakit, diantaranya adalah sebagai berikut. 1. Stem cell untuk diabetes Pada diabetes, terjadi kekurangan insulin atau kurangnya kepekaan terhadap insulin. Dalam hal ini transplantasi sel pulau Langerhans diharapkan dapat memenuhi kebutuhan insulin. Pada awalnya, kira-kira 10 tahun yang lalu, hanya 8% transplantasi sel pulau Langerhans yang berhasil. Hal ini terjadi karena reaksi penolakannya besar sehingga diperlukan sejumlah besar steroid. Padahal makin besar steroid yang dibutuhkan, makin besar pula kebutuhan metabolik pada sel penghasil insulin. Namun, baru-baru ini penelitian yang dilakukan oleh James Shapiro dkk. di Kanada, berhasil membuat protokol transplantasi sel pulau Langerhans dalam jumlah banyak dengan metode imunosupresi yang berbeda dengan yang sebelumnya. Pada penelitian tersebut, 100% pasien yang diterapi transplantasi sel pulau Langerhans pankreas tidak memerlukan injeksi insulin lagi dan gula darahnya tetap normal setahun setelah transplantasi. Penelitian-penelitian yang sudah dilakukan untuk diabetes ini mengambil sumber stem cell dari kadaver, fetus, dan dari embryonic stem cell. Selanjutnya, masih dibutuhkan penelitian untuk menemukan cara membuat kondisi yang optimal dalam produksi insulin, sehingga dapat menggantikan injeksi insulin secara permanen. 2. Stem cell untuk skin replacement
Dengan bertambahnya pengetahuan mengenai stem cell, maka peneliti telah dapat membuat epidermis dari keratinosit yang diperoleh dari folikel rambut yang dicabut. Hal ini memungkinkan transplantasi epidermis autolog, sehingga menghindari masalah penolakan. Pemakaian skin replacement ini bermanfaat dalam terapi ulkus vena ataupun luka bakar. 3. Stem cell untuk penyakit Parkinson Pada penyakit Parkinson, didapatkan kematian neuron-neuron nigra-striatal, yang merupakan neuron dopaminergik. Dopamin merupakan neurotransmiter yang berperan dalam gerakan tubuh yang halus. Dengan berkurangnya dopamin, maka pada penyakit Parkinson terjadi gejala-gejala gangguan gerakan halus. Dalam hal ini transplantasi neuron dopamin diharapkan dapat memperbaiki gejala penyakit Parkinson. Tahun 2001, dilakukan penelitian dengan menggunakan jaringan mesensefalik embrio manusia yang mengandung neuronneuron dopamin. Jaringan tersebut ditransplantasikan ke dalam otak penderita Parkinson berat dan dipantau dengan alat PET ( Positron Emission Tomography). Hasilnya setelah transplantasi terdapat perbaikan dalam uji-uji standar untuk menilai penyakit Parkinson, peningkatan fungsi neuron dopamin yang tampak pada pemeriksaan PET, dan perbaikan bermakna ini tampak pada penderita yang lebih muda. Namun setelah 1 tahun, 15% dari pasien yang ditransplantasi ini kambuh setelah dosis levodopa dikurangi atau dihentikan. 4. Stem cell untuk penyakit jantung Penelitian terkini memberikan bukti awal bahwa adult stem cells dan embryonic stem cell dapat menggantikan sel otot jantung yang rusak dan memberikan pembuluh darah baru. Strauer dkk. mencangkok mononuclear bone marrow cell autolog ke dalam arteri yang menimbulkan infark pada saat PTCA, 6 hari setelah infark miokard akut. Sepuluh pasien yang diberi stem cell area infarknya menjadi lebih kecil dan indeks volume stroke, left ventricular end-systolic volume, kontraktilitas area infark, dan perfusi miokard menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Perin dkk. memberikan transplantasi bone marrow mononuclear cells autolog yang diinjeksikan pada miokard yang lemah dengan panduan electromechanical mapping pada 14 pasien gagal jantung iskemik kronik berat.Single-Photon Emission Computed Tomography Myocardial Perfusion Scintigraphymenunjukkan penurunan efek yang signifikan dan perbaikan fungsi sistolik ventrikel kiri global pada pasien yang diterapi. 2.5 Proses Pengkulturan Stem Cell di Laboratorium Seperti yang telah dijelaskan di atas, stem cell tersebut diambil dari sel tubuh yang kemudian dikultur di laboratorium. Menurut para peneliti, embryonic stem cell lebih mudah diekstrak dan dikultur dibandingkan dengan adult stem cell. Adult Stem cell tidak hanya sulit ditemukan di jaringan orang dewasa, namun juga sulit direplikasi di laboratorium. Meskipun embryonic stem cell dapat ditumbuhkan secara efektif di laboratorium namun masih cukup sulit untuk di control. Peneliti masih terus berusaha membuat mereka tumbuh menjadi jenis jaringan tertentu sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Adapun proses replikasi stem cell dari embryonic stem cell adalah dengan melakukan pengkulturan secara in vitro. Stem cell diambil dari embrio pada fase blastosit (berumur 5-7 hari setelah pembuahan). Pada saat ini massa sel bagian dalam mengelompok dan mengandung sel-sel induk embrionik. Selanjutnya sel-sel diisolasi dari massa sel bagian dalam dan dikultur secara in vitro di laboratorium. Sel yang terdapat pada bagian dalam dari blastosit inilah yang dinamakan stem cell. Blastosit yang akan digunakan pertama akan ditumbuhkan di dalam cairan kaya nutrisi pada petridish. Setelah sel bereplikasi beberapa kali dan membentuk banyak sel, sel-sel yang telah terbentuk akan dipindahkan ke beberapa petridish lain. Hanya dalam waktu beberapa bulan, beberapa stem cell bisa menjadi jutaan jumlahnya. Sel-sel yang telah berkembang dapat diarahkan menjadi semua jenis sel yang
dijumpai pada organisme dewasa, seperti sel-sel darah, sel-sel otot, sel-sel hati, sel-sel ginjal, dan sel-sel lainnya. Embrionic stem cell yang sudah di kultur selama beberapa bulan tanpa differensiasi di sebut stem cell line. Cell line dapat dibekukan dan di bagi antar la boratorium. Biasanya sel yang berhasil ditumbuhkan akan diinjeksikan ke tubuh pasien untuk kemudian menggantikan jaringan yang rusak akibat terserang penyakit. Differensiasi stem cell di picu oleh pemicu internal dan eksternal. Pemicu internal adalah gen dalam setiap sel yang akan memandu bagaimana sel seharusnya berfungsi. Pemicu eksternal adalah bahan kimia yang dilepaskan oleh sel lain yang dapat mengubah cara kerja stem cell tersebut. Para peneliti sangat paham bahwa inisiasi oleh gen merupakan tahapan krusial bagi proses differensiasi, maka mereka melakukan eksperimen dengan memasukkan gen tertentu ke dalam kultur lalu menggunakannya untuk mencoba membuat stem cell terdifferensiasi menjadi sel tertentu. Namun semacam signal diperlukan untuk mentrigger stem cell agar terdifferensiasi. Dan sampai saat ini peneliti masih terus mencari signal tersebut. Selain itu masih ada masalah lain yang harus dihadapi dalam penggunaan stem cell. Salah satu adalah penolakan oleh organ yang akan menerima donor. Jika pasien di injeksi de ngan stem cell dari embrio donator, sistem imunnya akan melihat sel tersebut sebagai invader asing dan akan menyerangnya. Selain itu penerima stem cell harus memiliki lingkungan sehat karena stem cell yang ditanam akan mampu untuk tetap hidup, hal ini dikarenakan stem cell adalah sel muda yang sangat sensitif terhadap segala jenis toksin. Penanaman stem sel harus sesegera mungkin karena hanya bertahan selama tiga hari. 2.6 Dampak Positif dan Negatif Penggunaan Stem Cell Penggunaan stem cell dalam kehidupan memiliki dampak positif dan negatif. Adapun penjelasan dari dampak yang ditimbulkan adalah sebagai berikut. 1) Dampak Positif dalam Penggunaan Stem Cell a. Embryonic stem cell Representatif dari klinik fertilitas. Stem cell tersebut dapat diperoleh dari pasien itu sendiri. Artinya transplantasi dapat bersifat autolog sehingga menghindari potensi rejeksi. Berbeda dengan transplantasi organ yang membutuhkan organ donor yang sesuai (match), transplantasi stem cell dapat dilakukan tanpa organ donor yang sesuai. Bersifat pluripoten sehingga dapat berdiferensiasi menjadi segala jenis sel dalam tubuh. Immortal yaitu dapat berproliferasi beratus-ratus kali lipat pada kultur. Kontaminasi virus minimal dibandingkan dengan stem cell dari sumsum tulang. Reaksi penolakan rendah. b. Umbilical cord blood stem cell (stem cell dari darah tali pusat) Mudah didapat (tersedia banyak bank darah tali pusat). Siap pakai, karena telah melalui tahap prescreening, testing dan pembekuan. Kontaminasi virus minimal dibandingkan dengan stem cell dari sumsum tulang. Cara pengambilan mudah, tidak berisiko atau menyakiti donor. GVHD (graft-versus-host disease) lebih rendah dibandingkan dengan Risiko menggunakan stem cell dari sumsum tulang, dan transplantasi tetap dapat dilakukan walaupun HLA matching tidak sempurna atau dengan kata lain toleransi terhadap ketidaksesuaian HLA matching lebih besar dibandingkan dengan stem cell dari sumsum tulang. c. Adult stem cell Dapat diambil dari sel pasien sendiri sehingga menghindari penolakan imun. Sudah terspesialisasi sehingga induksi menjadi lebih sederhana. Secara etis tidak ada masalah.
2) Dampak Negatif dalam Penggunaan Stem Cell a. Embryonic stem cell Stem cell embrionik juga memiliki daya proliferasi yang tinggi, telomer yang panjang dan aktivitas enzim telomerase yang tinggi. Hal ini menjadi salah satu kekurangan stem cell embrionik untuk terapi karena beresiko lebih tinggi terhadap terjadinya proliferasi sel yang berlebih, sehingga berujung pada terjadinya tumorigenesis. Artinya setiap kontaminasi dengan sel yang tak berdiferensiasi dapat menimbulkan kanker. Selalu bersifat allogenik sehingga berpotensi menimbulkan penolakan. Secara etis sangat kontroversial. b. Umbilical cord blood stem cell Kemungkinan terkena penyakit genetik. Ada beberapa penyakit genetik yang tidak terdeteksi saat lahir sehingga diperlukan follow up setelah donor beranjak dewasa. Jumlah stem cell relatif terbatas sehingga ada ketidaksesuaian antara jumlah stem cell yang diperlukan resipien dengan yang tersedia dari donor, karena jumlah sel yang dibutuhkan c. Adult stem cell Jumlahnya sedikit, sangat jarang ditemukan pada jaringan matur sehingga sulit mendapatkan adult stem cell dalam jumlah banyak. Masa hidupnya tidak selama embryonic stem cell . Berdasarkan bukti ilmiah yang telah ada, kemampuan diferensiasi stem cell dewasa tergolong multipoten, dengan demikian kemampuan diferensiasinya lebih rendah dibandingkan stem cell embrionik. Kekurangan lainnya adalah konsentrasinya yang tergolong jauh lebih rendah dalam perbandingannya dengan sel-sel yang telah berdiferensiasi pada jaringan dewasa. Sebagai contoh, stem cell jaringan hematopoietik yang terdapat dalam sumsum tulang belakang diperkirakan hanya 1 : 100.000 jumlah total sel yang ada. Hal ini tentu mengakibatkan tahap isolasi yang jauh lebih sulit dibandingkan isolasi stem cell embrionik. Selain itu maturitas sel yang lebih tua dibandingkan stem cell embrionik diperkirakan juga berdampak pada menurunnya kemampuan stem cell dewasa untuk memperbanyak diri. 2.7 Bioetika Penelitian dan Penggunaan Stem Cell Pemanfaatan stem cell dalam menyelesaikan problema berbagai jenis penyakit sangatlah menguntungkan. Namun dibalik keberhasilan tersebut muncul kontroversi dari pihak yang kontra terhadap penggunaan stem cell. Yang menjadi pokok permasalahan adalah sumber stem cell yang digunakan tersebut. Jika ditinjau dari asalnya maka stem cell dapat dibagi dalam stem cell embrio dan stem cell bukan embrio. Banyak harapan yang timbul dari penelitian stem cell embrio, karena sel itu mempunyai potensi untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel yang menyusun berbagai jenis organ tubuh. Dilihat dari sudut pandang masalah etika, maka penggunaan embrio ini dikatakan mendorong pelanggaran hak azasi manusia (HAM) dan merupakan tindakan yang menunjukkan berkurangnya penghormatan terhadap mahluk hidup. Sumber embrio adalah hasil abortus, zigot sisa IVF, dan hasil pengklonan. Pengklonan embrio manusia untuk memperoleh stem cell merupakan isu yang sangat menimbulkan kontroversi. Isu bioetika dari penggunaan stem cell embryonic adalah sebagai berikut. 1)
Isu ini berhubungan dengan isu ’awal kehidupan’ dan penghormatan terhadap kehidupan. Pengklonan
embrio
manusia
untuk
memperoleh stem
cell menimbulkan
kontroversi
karena
berhubungan dengan pengklonan manusia atau pengklonan reproduksi yang ditentang oleh semua agama. 2)
Dalam proses pemanenan stem cell embrio terjadi kerusakan pada embrio yang menyebabkan embrio tersebut akan mati. Pandangan bahwa embrio mempunyai status moral yang sama dengan manusia menyebabkan hal tersebut sulit diterima, sehingga membuat embrio manusia untuk tujuan penelitian merupakan hal yang tidak dapat diterima.
3)
Pengambilan sel dari blastosis 8 sel merupakan suatu alternatif jika kemungkinan blastosis mati dan dapat diterima sebagai bukan pelanggaran etika. Aspek etika lain dari cara ini adalah bahwa sel yang diambil dari blastosis 8 sel merupakan suatu sel totipoten yang berpotensi menjadi manusia. Beberapa peneliti mengusulkan untuk membiak sel yang diambil untuk diagnostik kemudian baru dilakukan berbagai uji yang diperlukan. Kesulitan cara ini adalah tenggang waktu antara pengambilan sel dan hasil uji menjadi lebih lama dan dapat mempengaruhi keberhasilan penanaman blastosis.
4)
Perdebatan tentang status moral embrio berkisar tentang apakah embrio harus diperlakukan sebagai manusia atau sebagai sesuatu yang berpotensi sebagai manusia atau sebagai jaringan hidup seperti jaringan tubuh lainnya. Di sini perlu kejelasan antara apa yang dimaksud dengan hidup dan kehidupan. Sel tubuh manusia semuanya hidup tetapi apakah dapat dianggap sebagai kehidupan. Ditinjau dari sudut biologi tidak jelas apakah embrio yang hidup dapat dianggap sebagai kehidupan. Pandangan yang ’moderat’ menganggap bahwa suatu embrio berhak mendapat penghormatan sesuai dengan tingkat perkembangannya. Semakin tua umur embrio semakin tinggi pula tingkat penghormatan yang harus diberikan. Pandangan yang ’liberal’ menganggap embrio pada stadium blastosis hanya sebagai suatu ’gumpalan sel’ dan belum merupakan ’manusia’ sehingga dapat dipakai untuk penelitian termasuk untuk melakukan pengklonan untuk pengobatan (therapeutic cloning). Sebaliknya pandangan yang ’konservatif’ menganggap blastosis sebagai mahluk hidup.
5)
Materi biologi manusia yang diperoleh dari biopsi dan ekstirpasi selama pembedahan sudah lama dipakai untuk berbagai jenis penelitian demi kemajuan ilmu kedokteran dan kesejahteraan manusia. Hal itu dapat diterima oleh semua pihak sejauh donor tidak dirugikan dan memberi persetujuan (informed consent).
6)
Penggunaan stem
cell yang
berasal
dari
kadaver
erat
berhubungan
dengan
penerimaan
masyarakat perihal abortus. Jika hal ini akan dilakukan maka diperlukan dua persetujuan, yaitu persetujuan untuk abortus dan persetujuan untuk menggunakan hasil abortus untuk penelitian. Kedua persetujuan itu harus diberikan terpisah dan penggunaan hasil abortus tidak boleh mempengaruhi keputusan untuk melakukan abortus dan sebaliknya. 7)
Penggunaan stem cell yang berasal dari surplus zigot pembuatan bayi tabung juga menimbulkan kontroversi. Pendapat yang moderat mengatakan ketimbang surplus zigot itu dibuang, sebaiknya dipakai saja untuk penelitian stem cell. Sebaliknya ada pula yang beranggapan sisa itu dipelihara sebaik mungkin sampai zigot itu mati sendiri. Jika zigot itu akan digunakan untuk penelitian stem cell, seperti pada penggunaan sisa abortus, perlu dua persetujuan, yaitu untuk melakukan fertilisasi in vitro dan untuk melakukan penelitian pada zigot yang tidak terpakai lagi.
8)
Upaya pembuatan ’embrio etis’ perlu kajian ilmiah dan etika yang lebi h mendalam. Hal ini menyangkut juga definisi dari embrio.
9)
Salah satu cara untuk menghindari masalah etika penggunaan embrio manusia adalah dengan eksperimen pengklonan lintas spesies. Teknologi masih dikembangkan dan belum banyak kajian baik dari segi ilmiah maupun aspek etika masalah ini. Cara ini dapat disetujui jika tujuan adalah bukan untuk memperoleh organisme hibrida tetapi untuk untuk memperoleh stem cell blastosis yang akan terbentuk. Masalah ini perlu dibahas lebih lanjut karena bagi orang Islam misalnya apakah halal untuk menggunakan sel dari hewan seperti babi untuk memperoleh suatu klon?
10) Manfaat bagi donor yang menghasilkan suatu galur stem cell. Donor harus mendapat manfaat dari hasil galur itu.
BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan
1. Stem cell adalah sel yang belum terspesialisasi yang mempunyai kemampuan atau potensi untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel-sel yang spesifik yang membentuk berbagai jaringan tubuh. 2. Penggolongan stem cell dapat dibedakan menjadi dua yaitu berdasarkan kemampuannya berdiferensiasi (totipotent, pluripotent, multipotent, dan unipotent) dan berdasarkan sumber asal selnya (embryonic stem cell, adult stem cell, dan fetal stem cell). 3. Stem cell dapat diperoleh melalui teknik transplantasi, yaitu dapat berupa transplantasi autologus, transplantasi alogenik, dan transplantasi singenik. Berdasarkan sumbernya, transplantasi stem cell dapat dibedakan menjadi transplantasi sel induk dari sumsum tulang, transplantasi sel induk darah tepi dan transplantasi sel induk darah tali pusat. 4. Stem cell dapat digunakan untuk keperluan terapi gen, mengetahui proses biologis, penemuan dan pengembangan obat baru, serta terapi sel berupa replacement therapy. Contoh penyakit yang dapat diobati dengan adanya stem cell adalah diabetes, skin replacement, Parkinson, dan jantung. 5. Pada proses replikasi stem cell menggunakan 2 jenis sel induk yaitu sel induk embrional (embryonic stem cell ) dan sel induk dewasa (adult stem cells), dimana sel induk tersebut diambil dari sel tubuh manusia yang kemudian dikultur di laboratorium. 6. Sepanjang penggunaaan stem sel selain didapatkan beberapa keuntungan terdapat pula beberapa dampak negatif penggunaannya. Kelebihan stem sel yaitu representatif, mudah didapatkan, dan dapat dimanfaatkan untuk menyembuhkan berbagai penyakit berbahaya karena mempunyai kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi berbagai sel sedangkan dampak negatifnya yaitu ada kemungkinan terkena penyakit genetis pada sel induk tali pusat dan secara kode etik penggunaannya masih kontroversial khususnya penggunaan stem sel embrionik. 7. Penggunaan embriologi melanggar hak azasi manusia (HAM) dan merupakan tindakan yang menunjukkan berkurangnya penghormatan terhadap mahluk hidup. Isu bioetika dari penggunaan stem cell embryonic dimasyarakat menimbukan terjadinya pro dan kontra. 3.2 Saran Adapun saran yang dapat kami sampaikan dalam makalah ini adalah sebagai berikut. 1. Pengawasan dan pemberian sanksi yang tegas semestinya dilakukan oleh pemerintah kepada peneliti yang tidak bertanggung jawab dan menyalahgunakan penggunaan stem cell sehingga nantinya penelitian stem cell ini dapat digunakan sesuai keperluannya dan secara moral dapat dipertanggungjawabkan. 2. Dalam pengklonan sel induk yang diambil dari manusia untuk stem cell diharapkan sesuai dengan kode etik atau bioetika yang berlaku di dunia kesehatan sehingga tidak menimbulkan kontroversi di masyarakat. 3. Masyarakat diharapkan tidak membesar-besarkan isu terkait stem cell yang dipandang melanggar HAM, masyarakat harus mampu berpikir selektif dan melihat penggunaan stem cell ini dari sisi positif.
Stem Cell dan Dunia Research
JULY 3, 2010
BIOCHEMISTRY, BIOTECHNOLOGY, BIOUPDATE
6 COMMENTS
Stem Cell (image from gothamgazette.com)
A. Penelitian Stem Cell Pada awal tahun 1980-an, p ara ilmuan belajar bagaimana membuat Embrionic stem cell dari tikus dan menumbuhkannya di laboratorium. Pada tahun 1998, mereka pertama kali mereproduksi Embrionic stem cell manusia di laboratorium.
Sebagaimana yang sudah dijelaskan pada artikel‘Mengenal Stem Cell’ , Embrionic stem cell merupakan Stem cell yang didapat dari embrio yang sudah dibuahi. Namun bagaimana caranya para peneliti mendapatkan embrio manusia..?? Embrio bisa didapatkan melalui reproduksi (pencampuran sperma dan sel telur), atau via cloning. Para p eneliti umumnya mendapatkan embrio manusia dari klinik Fertility. Terkadang, pasangan yang mencoba untuk mempunyai bayi membuat beberapa embrio dan tidak semuanya di implant ke dalam rahim calon i bu. Biasanya mereka menyumbangkan sisa embrio untuk kegiatan ilmiah seperti penelitian.
Selain dari klinik Fertility, cara lain untuk membuat embrio adalah melalui teknik yang di sebutTherapeutic cloning . Teknik ini menggabungkan sel dari pasien yang membutuhkan terapi stem cell dengan sel telur dari
seorang donor.
Inti sel (nucleus) dihilangkan dari sel telur dan digantikan dengan nucleus dari sel pasien. Telur ini distimulasi agar membelah secara kimia atau elektrik, dan embrio yang dihasilkan membawa material genetic dari si p asien, hal ini akan mengurangi resiko penolakan oleh tubuh pasien ketika stem cell diimplant.
B . R e p l i k a s i S t em C e l ls d i L a b o r a t o r i u m Embrio yang sudah berkembang selama 3 -5 hari disebut blastocyst. Blastocyst merupakan kumpulan 100 sel atau lebih. Sel bagian dalam dari Blastocyst inilah yang dinamakan Stem cell. Mereka akan berkembang menjadi semua jenis sel, jaringan dan organ da lam tubuh.
Para ilmuan mengambil stem cell dari blastocyst dan meng-kultur mereka (menumbuhkan di dalam cairan kaya nutrisi) di dalam petridish. Setelah sel mereplikasi beberapa kali dan menjadi terlalu banyak untuk tempat kultur nya, mereka dipindahkan ke beberapa petridish lain. Hanya dalam waktu beberapa bulan, beberapa stem cell bisa menjadi jutaan jumlahnya. Embrionic stem cell yang sudah di kultur selama beberapa bulan tanpa differensiasi di sebut stem cell line. Cell line dapat dibekukan dan di bagi antar laboratorium.
Adult Stem cell jauh lebih sulit bagi scienctist karena mereka lebih sukar di ekstrak dan dikulturkan ketimbang
Embrionic stem cell. Adult Stem cell tidak hanya sulit ditemukan di jaringan orang dewasa, namun juga sulit direplikasi di laboratorium. Meskipun embryonic stem cell dapat ditumbuhkan secara efektif di laboratorium, ia masih cukup sulit untuk di control. Scientist masih terus berusaha membuat mereka tumbuh menjadi jenis jaringan tertentu sesuai yang dibutuhkan.
C. Kesulitan Pada Penelitian Stem Cell Idealnya, scientist akan berhasil menumbuhkan sel da lam laboratorium dan menginjeksikannya ke tubuh pasien, untuk kemudian menggantikan jaringan rusak yang terserang penyakit. Tapi pada kenyataannya Stem cell masih belum bisa digunakan untuk mengobati penyakit. Ini karena scientist belum memahami bagaimana mengarahkan stem cell untuk berkembang menjadi jaringan/sel tertentu (misalnya otak, hati, dan lain -lain), serta untuk mengontrol perubahan/differensiasi dari stem cell setelah diinjeksikan ke dalam tubuh seseorang.
Sebagai contoh adalah diabetes. Untuk mengobati diabetes, scientist tidak hanya membuat sell pembuat insulin saja, tapi juga mereka harus mampu mengatur bagaimana sel-sel tersebut benar-benar memproduksi insulin sekali setelah dimasukkan ke dalam tubuh.
Di alam, differensiasi stem cell di picu o leh pemicu internal dan eksternal. Pemicu internal adalah gen dalam setiap sel, yang akan memandu bagaimana sell seharusnya berfungsi. Pemicu eksternal adalah bahan kimia yang dilepaskan oleh sell lain yang dapat mengubah cara kerja stem cell tersebut.
Scientist sangat paham bahwa inisiasi oleh gen merupakan tahapan krusial bagi proses differensiasi, maka mereka melakukan eksperimen dengan memasukkan gen tertentu ke dalam kultur lalu menggunakannya untuk mencoba membuat stem cell terdifferensiasi menjadi sell tertentu. Namun semacam signal diperlukan untuk men-trigger stem cell agar terdifferensiasi. Dan sampai saat ini Scientist masih terus mencari signal tersebut.
Selain itu masih ada masalah lain yang harus dihadapi dalam penggunaan stem cell. Salah satu adalah penolakan. Jika pasien di injeksi dengan stem cell dari embrio donator, system immunenya akan melihat sell tersebut sebagai invader asing dan akan menyerangnya.
STEM CELL THERAPY ( Terapi Stem Sel ) Adalah suatu Therapy yang akhir-akhir ini ramai dibicarakan di dunia kedokteran Barat maupun Timur. Selain hasilnya yang sangat menakjubkan, prosentase keberhasilannya juga cukup tinggi. Sudah ribuan orang yang telah merasakan kedahsyatan Therapy ini. Ada pasien yang sudah belasan tahun lumpuh kini sudah bisa berjalan lagi. Ada pula yang sudah puluhan tahun menderita diabetes, sembuh. Ada juga penderita Cancer stadium 4 yang sembuh setelah menjalani STEM CELL THERAPY ( TERAPI STEM SEL ). APA ITU STEM CELL Stem Cell adalah sel induk yang berfungsi untuk membentuk sel baru. ADA 2 JENIS STEM CELL Ada beberapa jenis Stem Cell, diantaranya adalah Adult Stem Cell dan Embryonic Stem Cell.
Adult Stem Cell adalah sel induk yang sudah dewasa, artinya sudah memiliki fungsi spesifik dan hanya mampu membentuk beberapa jenis sel yang segolongan saja (multipoten), misalnya Stem Cell Jantung hanya dapat membentuk sel otot jantung, sel otot polos dan endotel. Therapy menggunakan Adult Stem Cell sudah digunakan selama puluhan tahun, namun Karena biayanya yang sangat mahal dan prosedur yang sangat rumit, tidak banyak pasien yang berkesempatan menjalani therapy ini. Embryonic Stem Cell adalah sel induk (sel punca) yang merupakan cikal bakal atau sel mula-mula yang berkembang biak membentuk seluruh organ tubuh makhluk hidup (pluripoten). Stem Cell inilah yang terus menerus membelah diri sehingga terbentuk janin yang kemudian lahir sebagai bayi. Embryonic Stem Cell ini banyak terdapat pada Placenta atau Ari-Ari pada bayi yang baru lahir. Kini sudah banyak pasangan muda yang menyimpan Placenta bayi yang baru dilahirkan di bank Placenta di Singapore maupun di Jakarta. Walaupun biaya penyimpanan dan penggunaannya sangat mahal, banyak pasangan muda yang memanfaatkan fasilitas ini karena saat bayi beranjak dewasa dan terkena penyakit yang mematikan, maka Placenta bayi tersebut dapat
digunakan untuk therapy penyembuhan, dan hingga kini tingkat keberhasilannya masih 100%. Melalui berbagai metode penelitian yang dilakukan oleh para pakar Stem Cell. kini mulai dilakukan penelitian mengenai penggunaan Placenta hewan, yaitu Placenta tikus, kelinci, kuda, anjing, kucing, domba dan lain-lain sebagai bahan Stem Cell Therapy. Bahkan sudah ada beberapa Placenta hewan yang telah dipergunakan dan diproduksi besar-besaran sebagai bahan Stem Cell Therapy, diantaranya Placenta Kelinci, Domba dan Rusa. Tak dapat dipungkiri bahwa Stem Cell Therapy menggunakan Placenta hewan telah terbukti mampu mengatasi berbagai macam penyakit yang mematikan terutama penyakit degeneratif (berhubungan dengan penurunan fungsi organ tubuh). Namun dalam menerapkan prinsip kehati-hatian, para peneliti masih terus melakukan penelitian lebih lanjut apakah ada efek samping yang berbahaya dalam penggunaan Placenta hewani ini. Dalam penelitian terbukti bahwa Deer Placenta merupakan bahan Embryonic Stem Cell terbaik karena: Sel dari Rusa memiliki tingkat kesamaan yang paling mendekati sel manusia dan kualitas sel dari hewan rusa merupakan yang terbaik 2. Tahukah Anda bahwa Rusa merupakan hewan mamalia satu-satunya yang tidak memiliki empedu? (Perlu kita ketahui bahwa empedu berfungsi untuk menetralisir racun yamg masuk kedalam tubuh). Jadi rusa memiliki cara yang unik agar tidak ada racun yang masuk kedalam tubuhnya. Dalam hal ini ekor rusalah yang berfungsi untuk mendeteksi apakah makanan yang akan dimakan mengandung racun atau tidak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh tubuh rusa bebas dari racun. Inilah alasan mengapa hampir seluruh bagian tubuh rusa terbukti sangat berkhasiat. 3. Rusa juga merupakan satu-satunya mamalia yang dapat meregenerasi organ yang hilang, Terbukti bahwa tanduk rusa yang dipotong akan tumbuh kembali, sementara tanduk kambing yang terpotong tidak akan tumbuh kembali. 1.
Pada awalnya metode yang digunakan dalam Stem Cell Therapy ini adalah metode Transplantasi dan Suntik, namun Karena penggunaan metode ini membutuhkan biaya yang tinggi (mahal) dan prosedur yang rumit maka
kini dikembangkan metode Oral menggunakan kapsul yang jauh lebih murah dan aman bagi pasien. Walaupun metode Oral mampu mencapai hasil yang setara dengan metode suntik / transplantasi, namun diperlukan waktu yang lebih lama untuk proses penyembuhan secara tuntas, yaitu kurang lebih 6 bulan dibandingkan denganmetode suntik yang memerlukan waktu lebih singkat. Sementara itu metode transplantasi memerlukan waktu yang jauh lebih singkat. Melalui Stem Cell Therapy, organ tubuh yang telah rusak diakibatkan oleh polusi, pola makan yang salah dan pola hidup yang tidak sehat serta efek samping dari obat-obatan kimiawi yang terus menerus dikonsumsi dipulihkan kembali dengan dimasukkannya stem cell – stem cell baru yang sehat yang akan membentuk sel-sel baru secara terusmenerus dan menggantikan fungsi dari sel-sel organ tubuh yang telah rusak. PENYAKIT DEGENERATIF Stem Cell Therapy merupakan Therapy yang sangat ampuh untuk mengatasi penyakit degeneratif seperti : Alzheimer, Parkinson, Stroke, Diabetes Melitus, khususnya Insulin Dependent Diabetes Mellitus ( IDDM ), Aterosklerosis, Infark Miokard serta banyak penyakit degeneratif lainnya. Bahkan para ahli menyatakan bahwa Stem Cell Therapy merupakan Therapy terbaik untuk mengatasi penyakit degeneratif ini. DIABETES Diabetes adalah penyakit yang disebabkan karena kurangnya insulin yang dihasilkan oleh Kelenjar Pancreas. Hal ini menandakan bahwa Kelenjar Pancreas tidak berfungsi normal sebagaimana seharusnya. Menurunnya kemampuan pancreas untuk memproduksi insulin disebabkan karena ada sejumlah sel di Pancreas yang rusak atau tidak sehat. Agar Pancreas dapat berfungsi kembali dengan normal, maka diperlukan adanya perbaikan pada sel yang kurang sehat dan penggantian sel baru yang menggantikan sel yang sudah rusak tadi. Stem Cell Therapy mampu meregenerasi sel yang telah rusak tadi sehingga berangsur-angsur pancreas dapat kembali menjalankan fungsinya secara normal. JANTUNG Ada beberapa penyebab mengapa seseorang terkena Penyakit Jantung. Diantaranya terjadi karena banyaknya sel Jantung yang rusak atau kurang
sehat sehingga kemampuan Jantung untuk memompa darah menjadi berkurang atau melemah. Dengan demikian peredaran darah menjadi kurang lancar dan sering kali terjadi komplikasi penyakit yang lain. Melalui Stem Cell Therapy sel-sel jantung yang telah rusak digantikan dengan selsel baru. Stem cell yang dimasukkan, secara terus menerus membentuk sel-sel baru, sehingga berangsur-angsur jantung kembali sehat dan mampu menjalankan fungsinya secara normal PURTIER PURTIER adalah Deer Placenta, dilengkapi dengan 7 nutrisi berkhasiat lainnya (Aloe Vera, Xanthones, Squalene, Borage Oil, Marine Collagen, Evening Primrose Oil, Avocado Oil) yang merupakan hasil dari penelitian lebih dari 15 tahun di Klinik dan Laboratorium Top di New Zealand, diproduksi menggunakan teknologi pengkapsulan canggih, dilindungi dengan Nitrogen sehingga Deer Placenta tetap hidup dalam kapsul dan mampu bertahan hingga 4 tahun. Saat diminum,kapsul tidak mencair di lambung yang bersifat asam melainkan akan mencair diusus kecil yang bersifat basa. Dengan demikian hampir 100% Deer Live Cell dapat terserap dan menyebar keseluruh tubuh melalui darah. (Makanan kesehatan pada umumnya menggunakan kapsul yang pecah di lambung sehingga manfaat yang dihasilkanpun maksimal hanya 10% dari khasiat yang seharusnya). Organ-organ tubuh yang bermasalah akan memberikan signal kepada sel pintar ini sehingga sel pintar ini akan meresponse signal tersebut dan mulai bekerja menggantikan fungsi sel yang telah rusak tersebut. Di Jantung sel ini membentuk sel Jantung, di Otak sel ini membentuk sel Otak, di Ginjal sel ini membentuk sel Ginjal, di Pancreassel ini membentuk sel Pancreas, di Otot sel ini membentuk sel Otot, di Tulang sel ini membentuk sel Tulangdsb. Inilah penjelasan mengapa PURTIER mampu mengatasi berbagai macam penyakit mematikan, diantaranya adalah penyakit Jantung, Cancer, Diabetes, Ginjal, Paru-pasu, Liver, Stroke, Spinal Cord Injury, Parkinson, Alzheimer, Leukemia, Cerebral Palsy, Multiple Sclerosis, Down Syndrome, Ankylosing Spondylitis, Epilepsy, Autism, Osteoporosis dll. KESIMPULAN: STEM CELL THERAPY merupakan Therapy yang langsung memperbaiki sumber masalah dari suatu penyakit, sementara therapy lain pada umumnya hanya mampu mencegah agar penyakit tersebut tidak berkembang lebih jauh dan mengurangi penderitaan si Pasien. Metode therapy lain pada umumnya memiliki efek samping yang tidak kalah
bahayanya dengan penyakit yang di therapy tadi dan merugikan kesehatan secara umum si Pasien, sementara STEM CELL THERAPY terbukti mampu meminimalisir resiko efek samping hingga 0%. Tingkat kesembuhan yang dihasilkanpun bersifat lebih permanen. Pada akhirnya, manusia hanya bisa berupaya, namun Tuhan jugalah yang menentukan semua yang terjadi. TUMBUHNYA KEMBALI TANDUK RUSA ADALAH FENOMENA STEM CELL Selasa, 29 April 2008 – Harian Stem Cell Research Para peneliti Jerman telah menemukan bahwa pertumbuhan pertama tanduk pada rusa, juga proses regenerasi tanduk rusa setiap tahun, bergantung pada aktivasi berkala dari mesenchymal stem cells. Laporan dalam PLoS ONE minggu ini dalam sebuah studi yang didanai oleh German Research Society, Hans J.Rolf dan para koleganya dari University of Guttingen dan University of Hildesheim (Jerman) mengatakan bahwa dengan memahami mekanisme-mekanisme di balik proses regenerasi unik ini dapat memicu munculnya obat-obatan yang dapat me-regenerasi. Kemampuan untuk me-regenerasi bagian tubuh yang hilang, ternyata (kemampuan tersebut) tidak dimiliki secara merata diantara organisme yang lebih tinggi. Diantara hewan bertulang belakang, beberapa jenis hewan amfibi mampu menggantikan dengan lengkap anggota tubuh yang hilang, sedangkan hewan mamalia tidak dapat me-regenerasi bagian tubuh yang kompleks. Satu-satunya pengecualian dalam aturan ini adalah regenerasi tanduk rusa yang terjadi setiap tahun. Pertumbuhan kembali setiap tahun atas bagian tubuh ini adalah satusatunya contoh regenerasi dari bagian tubuh yang kompleks dan lengkap dari hewan mamalia, sehingga tanduk rusa menjadi pusat perhatian para peneliti regenerasi di bidang biologi. Regenerasi tanduk rusa ini mungkin melibatkan sel progenitor yang dibuat melalui pemrograman ulang dari sel-sel yang ber-diferensiasi atau melalui aktivasi stem cell di bagian itu. Sebagai bagian dalam proyek penelitian yang sedang berlangsung ini, Rolf dan para koleganya mencari keberadaan stem/progenitor cell yang dikenal
sebagai pembuat tanduk rusa yang sedang tumbuh dari rusa yang belum pernah bertanduk (Dama dama). Selain itu, mereka mengisolasi dan menanam stem / progenitor cell yang diambil dari tanduk atau pedicle rusa dan menyelidiki perkembangbiakannya dan sifat-sifat untuk ber-diferensiasi. Tanduk-tanduk rusa hilang dan tumbuh kembali dari tonjolan permanen dari tulang depan (kepala), yang disebutpedicle. Sesudah tanduk menghilang, bekas luka patahan di bagian atas pedicle tertutupi oleh pedicle periosteumdan kulit pedicle. Penyembuhan luka dan epithelialization (pelapisan permukaan) dan juga pembentukan tunas tanduk terjadi dengan sangat cepat dan, pada species yang lebih besar seperti rusa merah (Cervus elahus), tanduk baru bertambah panjang rata-rata sekitar 1 cm per hari. Sejak paruh kedua abad 20, para ahli biologi yang meneliti tanduk rusa sudah menyadari bahwa dengan mengamati mekanisme regenerasi tanduk rusa, manusia memiliki pandangan penting sehingga dapat memahami lebih baik, mengapa mamalia tidak dapat meregenerasi bagian tubuh yang diamputasi. Selama bertahun-tahun, fenomena mengenai „sumber sel mana‟ yang mampu meningkatkan regenerasi tanduk rusa sudah menjadi pembahasan yang kontroversial. Baru-baru ini, muncul dugaan bahwa regenerasi tanduk rusa merupakan suatu proses stem cell dan kebanyakan orang yang bekerja di bidang ini memperkirakan bahwa periosteum dari pedicle merupakan sumber penghasil sel yang membentuk regenerasi tanduk rusa. Namun, sampai sejauh ini mereka masih kekurangan bukti langsung tentang adanya stem/progenitor cell di dalam pedicle periosteum dan tanduk yang sedang tumbuh. Penemuan yang paling penting dari studi yang baru adalah adanya sel STRO-1+ di tempat-tempat berbeda dari tanduk pertama dan tanduk yang sedang tumbuh kembali, juga di pedicle dari rusa yang belum bertanduk. Percobaan-percobaan yang digambarkan Rolf and para koleganya dengan kuat mendukung pandangan bahwa regenerasi tahunan dari tanduk rusa memang mewakili proses yang berdasarkan stem cell.
Hasil-hasil mereka memang konsisten dengan dugaan bahwa regenerasi tanduk rusa dibangun oleh turunan dari mesenchymal stem / progenitor cell yang berada di lapisan cambial di pedicle periosteum. Baru-baru ini telah ditunjukkan bahwa kumpulan stem cell berada di “niche”, lokasi anatomi tertentu yang mengatur bagaimana stem cell ikut serta dalam pembentukan, perawatan dan perbaikan jaringan. Rolf dan para koleganya berasumsi bahwa “stem cell niche” berada di lapisan cambial dari periosteum dan bahwa regenerasi tanduk rusa bergantung pada aktivasi berkala dari stem cell ini. Walaupun berbagai kelompok berbeda telah menemukan petunjukpetunjuk tentang keberadaan stem/progenitor cell di pedicle periosteum juga berada di tanduk pertama dan tanduk yang tumbuh kembali, ada studi baru yang untuk pertama kalinya memberikan bukti penting bahwa stem cell berada di bagian-bagian tersebut. Telah nyata bahwa rusa yang belum bertanduk, sel tanduknya positif memiliki tanda-tanda stem cell yang berbeda dan dikukuhkan sebagai kultur „murni‟. Sel-sel ini dapat ber-diferensiasi „in vitro‟ mengikuti garis-garis keturunan osteogenic dan adipogenic. Bila digabungkan, temuan-temuan dari studi ini menyatakan bahwa tidak hanya pada regenerasi jaringan terbatas, proses berdasarkan stem cell juga ditemukan pada regenerasi anggota tubuh yang lebih luas seperti pada mamalia setelah kelahirannya. Oleh karena itu, tanduk rusa sebagai model penelitian sangat diminati untuk diteliti bukan hanya oleh dokter-dokter hewan atau peneliti rusa tetapi juga oleh peneliti stem cell, ahli jaringan tubuh, ahli biologi sel dan para peneliti lain di bidang medis. Diambil dari : Rolf HJ, Kiedorf H, Schulz J, Seymour N, et. al. (2008); “Localization dan Characterization of STRO-1+ Cells in the Deer Pedicle and Regenerating Antler”; PLoS ONE 3(4): e2064. doi:10.1371/journal.pone.000206
Stem Sel
Definisi Stem Sel Menurut kamus Oxford (1999), stem sel merupakan sel yang belum berdiferensiasi yang berasal dari organisme multiseluler yang mampu berkembang menjadi sel-sel setipe, yang selanjutnya akan berdiferensiasi menjadi berbagai macam sel lainnya.
Jenis Stem sel Perhatian ilmuan dewasa ini terfokus pada dua jenis stem sel, yaitu totipotent stem csel(TSC) dan pluripotent stem sel (PSC). Kedua stem sel ini memiliki kemampuan yang berbeda satu sama lain. TSC memiliki kemampuan untuk memberikan suatu organisme utuh (organisme kloning), sedangkan PSC tidak memiliki kemampuan ini, tetapi memiliki kemampuan meningkatkan diferensiasi berbagai macam sel atau dengan kata lain mampu menghasilkan bermacammacam jaringan atau organ yang dibutuhkan (Annas, et al. 1999). Dilihat dari sumbernya, TSC dapat diperoleh dari embrio pada tahap yang sangat awal, sedangkan PSC dapat diperoleh atau diisolasi dari blastosit, darah plasenta, sumsum tulang belakang, dan jaringan janin (Annas, et al. 1999). Stem sel yang diperoleh dari jaringan atau sel tertentu di dalam tubuh hanya bisa berkembang menjadi satu jenis jaringan atau organ, sesui sumber stem selnya. Misalkan stem sel yang diperoleh dari sumsum tulang belakang, hanya mampu berdiferensiasi menjadi sel-sel darah merah. Stem sel ini tidak mampu berkembang menjadi jaringan atau organ lain seperti kulit, otot, syaraf, dan lain-lain. Berbeda dengan stem sel yang diperoleh dari sel atau jaringan tertentu, stem sel yang diisolasi pada embrio memiliki kemampuan berkembang menjadi berbagai macam jaringan atau organ yang dikehendaki. Ini merupakan sumber potensial bagi penyembuhan penyakit karena kerusakan jaringan atau organ tertentu di dalam tubuh (McDonald, et al. 1999). Sumber : http://biologipedia.blogspot.com/2010/12/stem-sel.html#ixzz2UB4FSnB5
Mengenal Stem Cell
JULY 3, 2010
BIOTECHNOLOGY, BIOUPDATE
5 COMMENTS
Stem cell dalam bahasa Indonesia disebut juga sel batang atau sel induk, sel ini dapat berkembang menjadi sel apa saja.
Stem cell pada dasarnya adalah blok pembangun (building block) pada tubuh manusia. Stem cell di dalam embrio pada akhirnya akan berkembang menjadi sel, organ dan jarin gan di dalam tubuh j anin. Tidak seperti sel biasa, yang hanya bisa mereplikasi untuk membuat sel sejenis, stem cell bersifat pluripotent. Ketika terbelah, stem cell bisa menjadi salah satu dari 220 sel yang berbeda dalam tubuh manusia. Stem cell juga memil iki kemampuan untuk memperbaharui diri sendiri – mereka dapat mereproduksi diri berkali-kali.
Stem cell mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk berkembang menjadi banyak jenis sel berbeda di dalam tubuh selama masa awal pertumbuhan. Selain itu juga, di banyak jaringan mereka bertindak layaknya system perbaikan internal (Internal Repair System ). Ketika Stem cell membelah, masing-masing sel baru memiliki potensi tetap sebagai Stem cell atau menjadi sel jenis lain dengan fungsi yang spesifik, seperti sel otot, sel darah merah, atau sel otak. Sampai sekarang, para scientist bekerja dengan dua jenis stem cell, Embrionic Stem cell danSomatic/Adult stem cell .
A. Embrionic Stem Cell Embrionic stem cell adalah stem cell yang didapat dari embrio yang sudah dibuahi. Ketika embrio berumur antara tiga sampai lima hari, ia mengandung stem cell, yang sibuk bekerja untuk menciptakan berbagai organ dan jaringan yang akan membentuk janin.
Embrionic stem cell pertama kali diperoleh dari embrio tikus percobaan sekitar 30 tahun yang lalu, pada tahun 1981. Kemudian pada tahun 1998 para scientist berhasil mendapatkan Embrionic stem cell dari embrio manusia dan mengembangkannya di dalam laboratorium. Sel ini di sebut Human embrionic stem cell.
Gambar 1. Embrionic Stem Cell Di dalam embrio terdapat puluhan Stem cell. Pada awalnya, sel-sel ini masih ‘kosongan’, yang berarti bahwa nasib mereka belum ditentukan. Tapi mereka memiliki potensi yang sangat besar. Stem cell bersifat pluripotent, yang berarti mereka dapat berkembang menjadi berbagai jenis sel, berbagai jenis jaringan dan berbagai organ dalam tubuh manusia.
B. Adult Stem Cell Adult stem cell adalah stem cell yang diperoleh dari sel-sel orang dewasa. Orang dewasa juga memiliki Stem cell di jantung, otak, sumsum tulang, paru-paru dan organ lainnya. Mereka adalah alat perbaikan built-in kita, meregenerasi sel yang rusak oleh penyakit, cedera dan juga karena ‘pemakaian’ sehari -hari. Adult stem cell
mempunyai potensi yang lebih terbatas dari Embrionic stem cell, ia hanya mampu b erkembang menjadi jenis jaringan yang sama dengan sel asal.
Adult Stem Cell
Tapi penelitian terbaru menunjukkan bahwa stem cell dewasa mungkin memiliki potensi untuk menghasilkan jenis sel lainnya juga. Sebagai contoh, sel-sel hati dapat dipakai untuk memproduksi insulin, yang biasanya dibuat oleh pankreas. Kemampuan ini dikenal sebagai plastisitas atau trans-differentiation.
Potensinya yang hampir tak terbatas telah membawa Stem cell menjadi fokus penelitian dunia medis.
Bayangkan, mereka memiliki kemampuan untuk mengembalikan ingatan pasien Alzheimer, menggantikan kulit yang hilang akibat kecelakaan yang mengerikan atau menyembuhkan orang yang begantung pada kursi roda agar kembali dapat berjalan.
Tapi sebelum para ilmuwan dapat menggunakan stem cell untuk tujuan medis, mereka harus belajar terlebih dahulu bagaimana menggunakan kekuatan mereka. Mereka tidak bisa mengobati penyakit sampai mereka belajar bagaimana memanipulasi stem cell agar mereka berkembang menjadi jaringan atau organ tertentu. Sekarang ini telah teramat banyak penelitian yang dilakukan untuk mengerti dan memahamai bagaimana cara kerja Stem cell dan bagaimana mengeksplorasi potensinya untuk kepentingan umat manusia. Untuk tahu lebih banyak lagi, silahkan menuju artikel berikut ini.
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan tehnologi, mau tidak mau terus berdampak pada berkembang terhadap ilmu-ilmu yang lainnya, salah satunya di bidang biologi molekuler dan kedokteran. saat ini di bidang biologi molekuler / imonologi adalah pengembangan sel induk, yang biasa disebut stem sel. berikut
ini
saya
coba
ulas
ringkasan
sedikit
tentang
stem
sel.
Pengertian Stem sel (stem cell) secara umum adalah sel yang belum berdiferensiasi dan mempunyai potensi yang sangat tinggi untuk berkembang menjadi banyak jenis sel yang berbeda di dalam tubuh.
Stem sel juga disebut sel punca, sel induk, sel batang. stem sel juga berfungsi sebagai sistem perbaikan untuk mengganti sel-sel tubuh yang telah rusak demi kelangsungan hidup organisme. Saat stem sel membelah, sel yang baru mempunyai potensi untuk tetap menjadi sel punca atau menjadi sel dari jenis lain dengan fungsi yang lebih khusus, misalnya sel otot, sel darah merah atau sel otak.
Sifat-sifat umum STEM CELL dibagi sebagai berikut: Stem cell adalah sel yang tidak / belum terspesialisasi yang mempunyai 2 sifat: 1. Kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel lain (differentiate). Dalam hal ini stem cell mampu berkembang menjadi berbagai jenis sel matang, misalnya sel saraf, sel otot jantung, sel otot rangka, sel pankreas, dan lain-lain. Sumber Artikel : KLIK SINI
JENIS-JENIS STEM CELL BERDASARKAN SUMBER ASAL SEL Stem cell ditemukan dalam berbagai jaringan tubuh. sehingga stem cell dibagi menjadi beberapa berdasarkan asal selnya:
• Jaringan lain pada dewasa seperti pada: - susunan saraf pusat - adiposit (jaringan lemak) otot rangka - pankreas Adult stem cell mempunyai sifat plastis, artinya selain berdiferensiasi menjadi sel yang sesuai dengan jaringan asalnya, adult stem cell juga dapat berdiferensiasi menjadi sel jaringan lain. Misalnya: neural stem cell dapat berubah menjadi sel darah, atau stromal stem cell dari sumsum tulang dapat berubah menjadi sel otot jantung, dan sebagainya.
PERAN STEM SEL DALAM RISET PENELITIAN 1. Terapi gen. Stem cell (dalam hal ini hematopoietic stem cell) digunakan sebagai alat pembawa transgen ke dalam tubuh pasien, dan selanjutnya dapat dilacak jejaknya apakah stem cell ini berhasil mengekspresikan gen tertentu dalam tubuh pasien. Dan karena stem cell mempunyai sifat self-renewing, maka pemberian pada terapi gen tidak perlu dilakukan berulang-ulang, selain itu hematopoietic stem cell juga dapat berdiferensiasi menjadi bermacam-macam sel, sehingga transgen tersebut dapat menetap di berbagai macam sel.
2. Mengetahui proses biologis, yaitu perkembangan organisme dan perkembangan kanker. Melalui stem cell dapat dipelajari nasib sel, baik sel normal maupun sel kanker.
3. Penemuan dan pengembangan obat baru, yaitu untuk mengetahui efek obat terhadap berbagai jaringan.
4. Terapi sel berupa replacement therapy. Oleh karena stem cell dapat hidup di luar organ tubuh manusia misalnya di cawan petri, maka dapat dilakukan manipulasi terhadap stem cell itu tanpa mengganggu organ tubuh manusia. Stem cell yang telah dimanipulasi tersebut dapat ditransplantasi kembali masuk ke dalam organ tubuh untuk menangani penyakit-penyakit tertentu.
Ada 3 golongan penyakit yang dapat diatasi oleh stem cell:
1. Stem cell tersebut dapat diperoleh dari pasien itu sendiri. Artinya transplantasi dapat bersifat autolog sehingga menghindari potensi rejeksi. Berbeda dengan transplantasi Therapeutic cloning atau yang lebih panjangnya disebut SCNT (Somatic Cell Nuclear Transfer) adalah suatu teknik yang bertujuan untuk menghindari risiko penolakan/rejeksi. Keuntungan dan Kerugian Memakai Jenis Stem sel Tertentu dalam Cell-based Therapy Keuntungan embryonic stem cell:
Stem Cell untuk Penyakit Parkinson
Terapi stem Cell untuk Penderita penyakit Stroke Saat ini pengembangan stem sell adalah untuk pengobatan dimasa depan, bagi yang ingi mendapatkan info lebih silahkan kunjungi sini artikel
Penemu Stem Cell Ialah Dua Ilmuwan Kanada Kumpulan Artikel - 114 - Artikel Non Energi
Elizabeth Blackburn (istimewa) Dua ilmuwan Kanada yang menemukan stem cell dan membuka jalan bagi penelitian kontroversial, dapat menjadi kandidat penerima hadiah Nobel 2009 di bidang kedokteran.
Ernest McCulloch dan James Till pernah memenangkan penghargaan bergengsi Lasker Award pada 2005. Dan kini, para ahli mengatakan mereka juga bisa berada diantara para kandidat penerima Nobel untuk identifikasi sel regeneratif yang pertama kali dilakukan di awal 1970 -an. Banyak pemenang Lasker Award, yang sering dijuluki sebagai America's Nobel berhasil menjadi penerima hadiah Nobel. Stem cell menawarkan kemungkinan untuk menggantikan sel-sel, jaringan dan mungkin organ tubuh yang rusak, serta mengobati berbagai penyakit seperti Alzheimer, penyakit jantung, diabetes, atau rheumatoid arthritis (radang sendi tulang). Mengembangbiakan stem cell dari sel telur manusia telah lama menjadi isu kontroversial. Tapi dalam terobosan baru-baru ini, para ilmuwan telah berhasil menghindari kerancuan etika dengan membuat stem cell manusia dari sel kulit biasa. Kemenangan itu juga diprediksikan oleh penulis sains Karin Bojs dari harian Swedia Dagens Nyheter yang selama bertahun-tahun melakukan tebakan penerima Nobel. Till dan McCulloch termasuk yang ia prediksi sebagai penerima penghargaan tahun ini. Pemenang potensial lainnya termasuk Elizabeth Blackburn, Carol Greider dan Jack Szostak untuk penelitian enzim. Trio penemu enzim telomerase ini membawa tingkatan baru karena mereka menemukan sel-sel kanker menggunakan telomerase untuk mempertahankan pertumbuhan t ak terkendalinya.[ito]
Lebih Jauh Tentang Stem Cell Stem cell berarti
menyimpan sel induk (sel cikal bakal makhuk hidup yang berasal dari peleburan sel sperma dan sel telur) dari darah tali pusat. Sel induk ini paling efektif untuk mengobati pemilik darah tali pusat itu sendiri, serta orang-orang yang satu generasi dengannya. Siapa yang perlu menyimpannya? Terutama pasangan yang berisiko tinggi memiliki kelainan genetik yang sulit diobati, seperti leukemia, limfoma dan thalasemia. Karena, sel induk itu bisa dikembangan menjadi sle jenis apa pun yang diperlukan tubuh sesuai intruksi. Jadi, kalu semuanya normal, atau tiga generasi baik-aik saja, tak perlu stem cell. Bagaimana cara mengambilnya? Darah diambil dari tali pusat setelah dipotong dari bayisaat lahir. Sebelum plasenta keluar, darah yang berada di tali pusat di tampung dalam kantong, seperti kalau mau mendonorkan darah. Berapa banyak disimpan? Jumlah yang diharapkan lebih dari 100 cc. Sampai kapan disimpan? Tergantung perjanjian dengan provider. Bisa 16 tahun atau 18 tahun saat anak sudah dianggap dapat memutuskan akan diapakan darah stem cell-nya itu. Bisa juga disimpan lama dengan syarat tempat penyimpanan darah itu suhunya stabil. Apa yang harus dicermati sebelum memutuskan menyimpan sel induk? Kepada agent atau representative agent tanyakan:
Tanyakan letak bak darahnya. Bacakan peraturan-peraturan yang mengikat (dapat dibaca di-dowload di Internat). Tanyakan, dimana materi itu bisa diambil bila akan dilakukan pengobatan di Indonesia. Kapan harus mencari representative agent? Sebelum persalinan atau sebelum usiakehamilan mencapai ke-38 mingu. Diskusikan dengan pasangan, Anda harus yakin akan manfaatnya. Bagaimana cara memilih agent atau representative agent? Beberapa hal ini penting untuk dipertimbangkan:
Harga. Pikirkan dengan matang, Karen amenyimpan darah tali pusat tidak murah. Lokasi. Pilih yang paling deat dengan lokasi tempat tinggal Anda. Reputasi. Hal ini bisa ditanyakan di American Association of Blood Banks. Badan ini memberikan status akreditasi pad abank-bank darah tali pusat. Badan ini tahun pasti bank mana yang paling sering menerima keluhan/pengaduan dan bank yang baik.
Profitable. Pastikan bank darah tali pusat punya reputasi keuangan yang stabil. Tanykan pada representative agent tempat Anda mendaftar, bagaimana nasib darah Anda bila bank penyimpan itu bangkrut.
BAHAYA DARI EFEK SAMPING TRANSPLANTASI STEM CELL Posted by astrid in Artikel Kesehatan on May 24th, 2013 | no responses
Bahaya Dari Efek Samping Transplantasi Stem Cell Obat yang berfungsi untuk mengatasi penyakit dikenal memiliki efek samping terutama jika penggunaan dari obat tidak memenuhi syarat. Begitu pula dengan metode pengobatan dengan sel punca atau yang dikenal dengan stem cell yang dikenal bisa menimbulkan beberapa resiko kesehatan. “Efek samping metode stem cell adalah infeksi, sedangkan efek samping lainnya adalah Graft Versus Host Disease (GVHD), yaitu pada saat sel-sel tubuh penerima menyerang sel-sel stem cell,” kata dr Yvonne Loh, hematologis dari Gleneagles Hospital, Singapura pada hari Senin tanggal 20 Mei 2013. Dr Yvonne menjelaskan di dalam acara Gleneagles Annual Scientific Meeting ke-15 yang diselenggarakan di Hotel Regent, Singapura, bahwa GVHD tidak sama dengan penolakan organ transplantasi. Pada saat melakukan transplantasi, sel-sel darah putih mengira stem cell yang berasal dari luar sebagai lawan, lalu menyerangnya. Dr Yvonne yang juga menjabat sebagai Medical Director of Haematopoietic Stem Cell Transplant di Gleneagles Hospital menjelaskan dengan lebih lanjut bahwa masalah ini merupakan yang paling sering beresiko walaupun penolakan masih ada namun memiliki resiko yang sangat kecil . “Kemungkinannya kecil jika terjadi penolakan. Jika stem cell berasal dari keluarga, maka memiliki kemungkinan penolakan sekitar 1 persen. Namun jika berasal dari luar keluarga, maka kemungkinannya 3-5 persen. Jadi penolakan sangat jarang terjadi jika dibandingkan dengan penyerangan yang mencapai 30 – 40 persen,” terangnya.
View more...
Comments