status gizi ibu hamil.pdf

August 14, 2018 | Author: manal | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download status gizi ibu hamil.pdf...

Description

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Status Gizi 1. Pengertian

Status gizi adalah merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara makanan yang masuk ke dalam tubuh (nutrient input ) dengan kebutuhan tubuh (nutrient output ) akan zat gizi tersebut (Supariasa, 2002, p.88). Menurut Almatzsier (2001, p.1) yang dikutip dalam buku Prinsip Dasar Ilmu Gizi, status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi, dibedakan gizi buruk, kurang, baik, dan lebih tubuh manusia, dan lingkungan hidup manusia. Status gizi ibu hamil adalah suatu keadaan fisik yang merupakan hasil dari konsumsi, absorbsi, dan utilasi berbagai macam zat gizi baik makro maupun mikro (Mutalazimah, 2005, Hubungan LILA dan Kadar Hemoglobin (Hb) Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir di RSUD Dr. Moewardi Surakarta). 2. Penilaian Status Gizi

Menurut Supariasa, et al (2002, p.17) yang dikutip dalam buku Penilaian Status Gizi, penilaian status gizi dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung, yaitu: a. Penilaian status gizi langsung, adalah dengan antropometri, pemeriksaan fisik seperti gejala-gejala klinis, biokimia, dan biofisik. Metode

10

11

antropometri merupakan metode penilaian status gizi yang umum di pakai ditinjau dari sudut pandang gizi (Supariasa, 2002, p.18). Menurut Kristiyanasari (2010, p.66) yang dikutip dalam buku Gizi Ibu Hamil, ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil, antara lain memantau penambahan berat badan selama hamil, mengukur LILA untuk mengetahui apakah seseorang menderita KEK dan mengukur kadar Hb untuk mengetahui kondisi ibu apakah menderita anemia gizi. Penilaian status gizi ibu hamil, antara lain: 1) Memantau Penambahan Berat Badan selama hamil. Seorang ibu yang sedang hamil mengalami kenaikan berat badan sebanyak 10-12 kg. Pada trimester I kenaikan berat badan seorang ibu tidak mencapai 1 kg, namun setelah mencapai trimester II pertambahan berat badan semakin banyak yaitu sekitar 3 kg dan pada trimester III sekitar 6 kg. Kenaikan tersebut disebabkan karena adanya pertumbuhan janin dan plasenta dan air ketuban. Kenaikan berat badan yang ideal untuk seorang ibu yang gemuk yaitu 7 kg dan 12,5 kg untuk ibu yang tidak gemuk. Jika berat badan ibu tidak normal maka akan memungkinkan terjadinya keguguran, lahir premature, BBLR, gangguan kekuatan rahim saat kelahiran (kontraksi), dan perdarahan setelah persalinan (Weni, 2010, p. 66).

11

antropometri merupakan metode penilaian status gizi yang umum di pakai ditinjau dari sudut pandang gizi (Supariasa, 2002, p.18). Menurut Kristiyanasari (2010, p.66) yang dikutip dalam buku Gizi Ibu Hamil, ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil, antara lain memantau penambahan berat badan selama hamil, mengukur LILA untuk mengetahui apakah seseorang menderita KEK dan mengukur kadar Hb untuk mengetahui kondisi ibu apakah menderita anemia gizi. Penilaian status gizi ibu hamil, antara lain: 1) Memantau Penambahan Berat Badan selama hamil. Seorang ibu yang sedang hamil mengalami kenaikan berat badan sebanyak 10-12 kg. Pada trimester I kenaikan berat badan seorang ibu tidak mencapai 1 kg, namun setelah mencapai trimester II pertambahan berat badan semakin banyak yaitu sekitar 3 kg dan pada trimester III sekitar 6 kg. Kenaikan tersebut disebabkan karena adanya pertumbuhan janin dan plasenta dan air ketuban. Kenaikan berat badan yang ideal untuk seorang ibu yang gemuk yaitu 7 kg dan 12,5 kg untuk ibu yang tidak gemuk. Jika berat badan ibu tidak normal maka akan memungkinkan terjadinya keguguran, lahir premature, BBLR, gangguan kekuatan rahim saat kelahiran (kontraksi), dan perdarahan setelah persalinan (Weni, 2010, p. 66).

12

2) Ukuran LILA Menurut Depkes (1994) yang dikutip oleh Supariasa et al (2002, p.4849), yaitu : a) Pengertian Pengukuran LILA adalah suatu cara untuk mengetahui resiko Kekurangan Energi Protein (KEP) wanita usia subur (WUS). Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek. LILA merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi ibu hamil, karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat yang sulit diperoleh dengan harga yang lebih murah. Pengukuran LILA pada kelompok WUS baik ibu hamil maupun calon ibu merupakan salah satu cara deteksi dini yang mudah dan dapat dilaksanakan oleh masyarakat awam, untuk mengetahui kelompok beresiko KEK. KEK merupakan keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu. b) Tujuan Beberapa tujuan pengukuran LILA adalah mencakup masalah WUS baik ibu hamil maupun calon ibu, dan masyarakat umum.

13

Adapun tujuan tersebut adalah: (1) Mengetahui resiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu, untuk menapis wanita yang mempunyai resiko melahirkan BBLR. (2) Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan dalam pencegahan dan penanggulangan KEK. (3) Mengembangkan gagasan baru di kalangan masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak. (4) Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang menderita KEK. c) Ambang Batas Pengukuran LILA dengan menggunakan pita LILA dengan ketelitian 0,1 cm dan ambang batas LILA WUS dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila kurang dari 23,5 cm, artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK, dan diperkirakan akan melahirkan bayi dengan BBLR. BBLR mempunyai resiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan dan gangguan perkembangan anak. Gambar Pita LILA dapat dilihat di Gambar 1

Gambar 1. Pita LILA

14

Adapun ambang batas LILA WUS dengan resiko KEK di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Klasifikasi Resiko KEK menurut pengukuran LILA WUS Nilai Ambang batas LILA (cm)

KEK

< 23,5 ≥ 23,5

Resiko Tidak Resiko

Sumber : Supariasa, 2002, p.50 d) Cara Mengukur LILA Ada 7 urutan pengukuran LILA, yaitu : (1) Tetapkan posisi bahu dan siku (2) Letakkan pita antara bahu dan siku (3) Tentukan titik tengah lengan (4) Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan (5) Pita jangan terlalu ketat (6) Pita jangan terlalu longgar (7) Cara pembacaan skala yang benar Pengukuran dilakukan di bagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri (kecuali orang kidal kita ukur lengan kanan). Lengan harus dalam posisi bebas, lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau kencang. Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah dilipat-lipat sehingga

permukaannya

sudah

tidak

rata.

pengukuran LILA dapat dilihat di Gambar 2.

Gambar

urutan

15

Gambar 2. Urutan Pengukuran LILA e) Tindak Lanjut Pengukuran LILA Penggunaan LILA sebagai indikator status gizi lebih mudah dipakai dibandingkan dengan metode antropometri lainnya sehingga untuk memprediksi hasil kehamilan, beberapa penelitian merekomendasikan LILA sebagai alat screening  pada ibu hamil. LILA relatif stabil selama masa hamil sehingga pengukuran LILA dianjurkan satu kali pada saat pertama kali diukur atau pada bulan pertama kehamilan. Hasil pengukuran LILA ada dua kemungkinan yaitu kurang dari 23,5 cm dan diatas atau sama dengan 23,5 cm. Apabila hasil pengukuran 7 adalah seorang wanita yang telah mengalami tujuh kali atau lebih kehamilan yang berakhir pada saat janin telah mencapai batas viabilitas. Menurut Manuaba, et al (2010, p.166) yang dikutip dalam buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB untuk Pendidikan Bidan Edisi 2, paritas dibagi menjadi 3, yaitu: (a) Primipara adalah wanita yang telah melahirkan bayi aterm sebanyak satu kali. (b) Multipara (pleuripara) adalah wanita yang telah pernah melahirkan anak hidup beberapa kali, dimana persalinan tersebut tidak lebih dari lima kali. (c) Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan  janin aterm lebih dari lima kali.

32

Menurut

Poedji

Rochjati

yang

dikutip

oleh

Manuaba, et al (2010, p.242), paritas merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap hasil konsepsi karena ibu yang pernah hamil atau melahirkan anak 4 kali atau lebih, kemungkinan akan banyak ditemui keadaan: (a) Kesehatan terganggu, anemia, kurang gizi (b) Kekendoran pada dinding perut dan dinding rahim (c) Tampak ibu dengan perut menggantung Komplikasi-komplikasi yang terjadi pada ibu golongan paritas tinggi akan mempengaruhi perkembangan  janin yang dikandungnya. Pada umumnya berat badan lahir meningkat dengan semakin tingginya paritas. Bayi kedua (paritas 1) sekitar 100 gram lebih berat apabila dibandingkan dengan bayi yang lahir pada kehamilan pertama (Paritas 0). 3) Faktor perilaku Faktor perilaku ini terdiri dari kebiasaan yang sering dilakukan ibu, diantaranya yaitu kebiasaan merokok dan mengkonsumsi kafein. Merokok menimbulkan efek yang sangat membahayakan bagi janin. Ibu hamil perokok akan beresiko menurunkan berat bayi lahir. Efek yang diakibatkan merokok adalah kelahiran BBLR, persalinan  preterm,  kematian perinatal. Kafein adalah zat kimia yang berasal

dari tanaman yang dapat menstimulasi otak dan sistem syaraf. Kafein bukan merupakan salah satu zat gizi yang dibutuhkan oleh

33

tubuh, karena efek yang ditimbulkan kafein lebih banyak yang negatif dari pada positifnya, salah satunya adalah gangguan pencernaan. Dengan adanya gangguan pencernaan makanan, maka akan menghambat penyerapan zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dan janin. Konsumsi kafein yang berlebihan mengakibatkan bayi lahir mati, abortus, dan persalinan  premature (Kusmiyati, et al, 2009, p.89-90).

B. Ibu Hamil 1. Pengertian

Proses kehamilan dimulai dari  fertilisasi

atau konsepsi, yaitu

bertemunya sel telur dan sel sperma (Hani, et al. 2010, p.37). Konsepsi adalah pertemuan antara sperma dan sel telur yang menandai awal kehamilan (Kusmiyati, 2008, p.33). Ibu adalah perempuan yang telah melahirkan seseorang (Yasyin, 2007, p.215). Ibu hamil adalah seorang wanita yang mengandung dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin (Sarwono, 2005, p.215) 2. Diagnosa Kehamilan a. Tanda-tanda Kehamilan

Menurut Kusmiyati, et al (2009, p.93-98) yang dikutip dalam buku Perawatan Ibu Hamil, secara klinis tanda-tanda kehamilan dapat dibagi dalam 3 kategori, yaitu :

34

1)

Tanda yang tidak pasti (  presumptive signs) adalah perubahanperubahan fisiologis yang dapat dikenali dari pengakuan atau yang dirasakan oleh wanita hamil, antara lain: a)  Amenorea (berhenti menstruasi) Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan  folikel de graaf   dan ovulasi sehingga menstruasi tidak terjadi.

Lamanya amenorea dapat dikonfirmasi dengan memastikan hari pertama

haid

terakhir

(HPHT)

dan

digunakan

untuk

memperkirakan usia kehamilan dan taksiran persalinan. b)

Mual (nausea) dan muntah (emesis) Pengaruh estrogen dan progesterone terjadi pengeluaran asam lambung yang berlebihan dan menimbulkan mual muntah yang terjadi terutama pada pagi hari yang disebut morning sickness. Dalam batas tertentu hal ini masih fisiologis, tetapi bila terlampau sering dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang disebut dengan hiperemesis gravidarum.

c)

Ngidam (ingin makanan tertentu) Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang demikian disebut ngidam.  Ngidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan dan akan menghilang dengan makin tuanya kehamilan.

35

d)

Syncope (pingsan)

Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan syncope atau pingsan. Hal ini sering terjadi terutama jika berada

pada tempat yang ramai, biasanya akan hilang setelah 16 minggu. e)

Kelelahan Sering terjadi pada trimester pertama, akibat dari penurunan kecepatan basal metabolisme (basal metabolisme rate-BMR) pada kehamilan, yang akan meningkat seiring pertambahan usia kehamilan akibat aktivitas metabolisme hasil konsepsi.

f)

Payudara tegang Estrogen

meningkat

perkembangan

sistem

duktus

pada

payudara, sedangkan progesteron menstimulasi perkembangan sistem alveolar payudara. Bersama somatomamotrofin, hormonhormon ini menimbulkan pembesaran payudara, menimbulkan perasaan tegang dan nyeri selama dua bulan pertama kehamilan, pelebaran putting susu, serta pengeluaran kolostrum. g)

Sering miksi Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan sering miksi. Frekuensi miksi yang sering, terjadi pada trimester pertama akibat desakan uterus terhadap kandung kemih. Pada trimester kedua umumnya keluhan ini

36

akan berkurang karena uterus yang mem besar keluar dari rongga panggul. Pada akhir trimester, gejala bisa timbul karena janin mulai masuk ke rongga panggul dan menekan kembali kandung kemih. h)

Konstipasi atau obstipasi Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus (tonus otot menurun) sehingga kesulitan untuk BAB.

i)

Pigmentasi kulit Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu. Terjadi akibat pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang merangsang melanofor dan kulit. Pigmentasi ini meliputi tempat-tempat berikut ini: (1) Sekitar pipi: cloasma gravidarum  (penghitaman pada daerah dahi, hidung, pipi, dan leher). (2) Sekitar leher: tampak lebih hitam (3) Dinding perut: striae lividae/gravidarum  (terdapat pada seorang primigravida, warnanya membiru), striae nigra, linea alba menjadi lebih hitam (linea grisea/nigra).

(4) Sekitar payudara : hiperpigmentasi areola mamae sehingga terbentuk areola sekunder. Pigmentasi areola ini berbeda pada tiap wanita, ada yang merah muda pada wanita kulit putih, coklat tua pada wanita kulit coklat, dan hitam pada

37

wanita kulit hitam. Selain itu, kelenjar montgomeri menonjol dan pembuluh darah menifes sekitar payudara. (5) Sekitar pantat dan paha atas : terdapat striae  akibat pembesaran bagian tersebut.  j)

Epulis Hipertropi papilla ginggivae/gusi, sering terjadi pada trimester pertama.

k)

Varises atau penampakan pembuluh darah vena Pengaruh estrogen dan progesterone menyebabkan pelebaran pembuluh darah terutama bagi wanita yang mempunyai bakat. Varises dapat terjadi disekitar genetalia eksterna, kaki dan betis, serta payudara. Penampakan pembuluh darah ini dapat hilang setelah persalinan.

2)

Tanda kemungkinan hamil ( probability sign)  adalah perubahanperubahan fisiologis yang dapat diketahui oleh pemeriksa dengan melakukan pemeriksaan fisik kepada wanita hamil, antara lain : a)

Pembesaran perut Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat kehamilan.

b)

Tanda Hegar  Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthmus uteri.

38

c)

Tanda Goodel Tanda goodel adalah pelunakan serviks. Pada wanita yang tidak hamil, serviks seperti ujung hidung, sedangkan pada wanita hamil melunak seperti bibir.

d)

Tanda Chadwicks Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk juga porsio dan serviks.

e)

Tanda Piscaseck  Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena ovum berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut berkembang lebih dulu.

f)

Kontraksi Braxton Hicks Merupakan peregangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatnya actomysin di dalam otot uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadic, tidak nyeri, biasanya timbul pada kehamilan delapan minggu, tetapi baru dapat diamati dari pemeriksaan abdominal pada trimester ketiga. Kontraksi ini akan terus meningkat frekuensinya, lamanya, dan kekuatannya sampai mendekati persalinan.

g)

Teraba Ballotement  Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa. Hal ini harus ada pada pemeriksaan kehamilan

39

karena perabaan bagian seperti bentuk janin saja tidak cukup karena dapat saja merupakan myoma uteri. h)

Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positif Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya  Human Chorionic

Gonadotropin

(hCG)

yang

diproduksi

oleh

sinsiotropoblastik sel selama kehamilan. Hormon ini disekresi di peredaran darah ibu (pada plasma darah) dan diekskresi pada urine ibu. Hormon ini dapat mulai dideteksi pada 26 hari setelah konsepsi dan meningkat dengan cepat pada hari ke 30-60. Tingkat tertinggi pada 60-70 usia gestasi, kemudian menurun pada hari ke 100-130. 3)

Tanda Pasti (Positive sign) adalah tanda yang menunjukkan langsung keberadaan janin, yang dapat dilihat langsung oleh pemeriksa, antara lain: a)

Gerakan janin dalam rahim Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa. Gerakan janin baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20 minggu.

b)

Denyut jantung janin Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat  fetal electrocardiograf   (misalnya Doppler). Dengan stetoskop

Laenec, DJJ baru dapat di dengar pada usia kehamilan 18-20 minggu.

40

c)

Bagian-bagian janin Bagian-bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester terakhir). Bagian janin ini dapat dilihat lebih sempurna lagi menggunakan USG.

d)

Kerangka janin Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG.

3. Klasifikasi Umur Kehamilan

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT) (Sarwono, 2007, p.89) Umur kehamilan terbagi dalam 3 trimester, yaitu: a. Trimester I

: umur kehamilan 0 - 12 minggu

b. Trimester II : umur kehamilan 13 – 28 minggu c. Trimester III : umur kehamilan 29 – 40 minggu 4. Pertumbuhan dan Perkembangan Hasil Konsepsi

Pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim sangat dipengaruhi oleh kesehatan ibu, keadaan janin itu sendiri dan plasenta sebagai akar yang akan memberikan nutrisi. Umur janin yang sebenarnya dihitung dari saat fertilisasi atau sekurang-kurangnya dari saat ovulasi. Pertumbuhan hasil konsepsi dibedakan menjadi tiga tahap penting yaitu tingkat ovum (telur) umur 0-2 minggu, dimana hasil konsepsi belum tampak berbentuk dalam

41

pertumbuhan, embrio (mudigah) antara umur 3-5 minggu dan sudah ter dapat rancangan bentuk alat-alat tubuh, janin (fetus) sudah berbentuk manusia dan berumur diatas 5 minggu (Kusmiyati, et al, 2006, p.38)

C. Kerangka Teori

Berdasarkan tinjauan teori yang telah dipaparkan diatas, kerangka teori yang dapat dijabarkan adalah, sebagai berikut:

Pekerjaan Kemiskinan

Beban kerja Penda atan

Sosial budaya Pengetahuan gizi ibu hamil Pendidikan

Pengadaan dan Distribusi Pangan

Konsumsi Makanan

Jarak Kehamilan Usia Ibu Paritas

Status Gizi Ibu Hamil

Infeksi Pelayanan Kesehatan Status Kesehatan Kebiasaan makan

Gambar 4. Kerangka Teori Sumber : Modifikasi Peneliti dari Call dan Levinson (1871) dalam Supariasa, dkk. (2002 : 6, 13, 14)

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF