Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Pendidikan Luar Sekolah courtesty : google

April 20, 2019 | Author: kenayu | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Pendidikan Luar Sekolah courtesty : google...

Description

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENYELENGGARAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH Tuesday, August 28, 2012 A.

DASAR HUKUM 1.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2

Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 72 Tahun Tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Biasa 3.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 38 Tahun 1992 tentang Tenaga Pendidikan, sebagaimana telah diubah dgn peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2000 B. PENDIDIKAN LUAR BIASA 1.

TUJUAN PENYELENGGARAAN

Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan Luar Biasa Pendidikan Luar Biasa

(PLB) bertujuan membantu pebeserta didik yg menyandang kelainan fisik & atau mental, perilaku & sosial, agar mampu mengembangkan sikap, pengetahuan, & keterampilan sebagai pribadi maupun anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dgn lingkungan sosial, budaya, & alam sekitar beserta dapat mengembangkan kemampuan dalam dunia kerja atau mengikuti pendidikan lanjut. 2.

Tujuan Setiap Satuan PLB Tujuan setiap satuan PLB sebagai berikut: a.

Penyelenggaraan Taman Kanak-Kanak Luar Biasa (TKLB) bertujuan membantu meletakkan dasar kearah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, & daya cipta yg diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dgn lingkungan & buat pertumbuhan beserta perkembangan selanjutnya sesuai dgn tingkat kelainan beserta memperoleh kesiapan fisik, mental, perilaku, & sosial buat mengikuti pendidikan yg lebih tinggi (SDLB/SD). b.

Penyelenggaraan Sekolah Dasar Luar Biasa

(SDLB) bertujuan memberikan kemampuan dasar, pengetahuan dasar, keterampilan dasar, & sikap yg bermanfaat bagi siswa sesuai dgn kelainan yg disandang & tingkat perkembangan, beserta mempersiapkan mereka utuk mengikuti pendidikan yg lebih tinggi (SLTPLB/SLTP) c. Penyelenggaraan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Luar Biasa (SLTPLB) bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar yg merupakan perluasan beserta peningkatan pengetahuan dasar & sikap beserta keterampilan yg diperoleh di SDLB yg bermanfaat bagi sisiwa buat mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, & warga negara sesuai dgn kelainan yg disandangnya & tingkat perkembangannya, beserta mempersiapkan mereka buat mengikuti pendidikan pada SMLB. d.

Penyelenggaraan Sekolah Menengah Luar Biasa (SMLB) bertujuan

memberikan bekal kemampuan yg merupakan perluasan beserta peningkatan pengetahuan, keterampilan, & sikap yg diperoleh di SLTPLB yg bermanfaat bagi siswa buat mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, & warga negara sesuai dgn kelainan yg disandangnya & tingkat perkembangannya. C. memiliki akhlak & budi pekerti yg luhur luhur 2)

STANDAR KOMPETENSI

Pebeserta didik PLB

Anak didik TKLB memiliki kesiapan fisik, mental,

perilaku, & sosial buat mengikuti pendidikan pada SDLB/SD 3)

Siswa SDLB memiliki pengetahuan,

keterampilan, & sikap sesuai dgn tuntutan kurikulum PLB yg berlaku; kecerdasan, keterampilan, kesehatan jasmani & rohani, beserta berbudi pekerti luhur, & memiliki kemampuan buat melanjutkan pendidikan ke jenjang SLTPLB/SLTP. 4)

Siswa SLTPLB memiliki kesiapan dalam

kehidupan pribadi sebagai anggota masyarakat & warga negara sesuai dgn kelainan yg disandang, beserta buat mengikuti pendidikan pada SMLB. 5)

Siswa SMLB memiliki bekal kemampuan yg

merupakan perluasan beserta peningkatan pengetahuan, keterampilan, & sikap yg diperoleh di SLTPLB yg bermanfaat bagi siswa buat hidup mandiri sesuai dgn kelainan yg disandang & tingkat perkembangannya. D.

KURIKULUM 1.

TKLB terdiri atas: 1)

Pembentukan perilaku melalui pembiasaan yg terwujud dalam kegiatan

sehari-hari,

meliputi

bermasyarakat 2)

moral

Pancasila,

Susunan program pengajaran a. agama,

disiplin,

perasaan/emosi,

Pengembangan kemampuan berbahasa, daya pikir 3)

dgn jenis kecacatan b.

Jenis kegiatan pada

Mata pelajaran pada SDLB terdiri atas: 1)

&

kemampuan

Program khusus sesuai Pendidikan Pancasila &

Kewarganegaraan 2) 5)

Pendidikan Agama 3)

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 6)

Kesenian 8)

Bahasa Indonesia 4)

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 7)

Pendidikan Jasmani & Kesehatan 9)

Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan 2)

Mata pelajaran pada SLTPLB terdiri atas 1)

Pendidikan Agama 3)

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 6)

Kerajinan Tangan & Kesenian 8)

Kerajinan Tangan &

Program khusus sesuai dgn jenis kecacatan 10)

Program muatan lokal (sejumlah mata pelajaran) c. Matematika (berhitung) 5)

Matematika (berhitung)

Bahasa Indonesia 4)

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 7)

Pendidikan Jasmani & Kesehatan 9)

Bahasa Inggris 10)

Program khusus sesuai dgn jenis kecacatan 11) Program muatan lokal (sejumlah mata pelajaran) 12) Program pilihan (paket keterampilan; rekayasa, pertanian, usaha & perkantoran, kerumah tanggaan, & kesenian). d. Kewarganegaraan 2) 5)

Mata Pelajaran pada SMLB terdiri atas: 1)

Pendidikan Agama 3)

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 6)

Kesenian 8)

Bahasa Indonesia 4)

Pendidikan Pancasila & Matematika (berhitung)

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 7)

Pendidikan Jasmani & Kesehatan 9)

Kerajinan Tangan &

Bahasa Inggris 10) Program pilihan

keterampilan (paket keterampilan; rekayasa, pertanian, usaha & perkantoran, kerumah tanggaan, & kesenian). 2.

Materi pengajaran Program pengajaran PLB mengacu pada kurikulum yg berlaku,

yaitu kurikulum yg ditetapkan secara nasional & kurikulum muatan lokal. 3. mengajar a.

Lama Pendidikan 1)

berlangsung selama 6 tahun 3)

Strategi belajar

TKLB berlangsung antara 1 sampai dgn 3 tahun 2)

SLTP berlangsung selama 3 tahun 4)

SDLB

SMLB berlangsung selama

3 tahun Masing-masing satuan pendidikan tersebut dapat menyelenggarakan satu jenis kelainan atau lebih dari jenis-jenis kelainan tunanetra, tunarungu, tunagrahita dengan, tunagrahita sedang, tunadaksa, tuna laras, tuna ganda, & jenis-jenis kelainan lainnya. b.

Waktu Belajar Jumlah hari

belajar efektif dalam satu tahun ajaran sekurang-kurangnya 240 hari belajar efektif termasuk waktu bagi penyelenggaraan kegiatan, kemajuan, & hasil belajar pebeserta didik. Dalam penyelenggaraan pendidikan digunakan sistem catur wulan, yg membagi waktu belajar satu tahun menjadi tiga catur wulan c.

Alokasi Waktu 1)

TKLB setiap jam kegiatan lamanya 30 menit, dgn waktu kegiatan

bermain & belajar sekurang-kurangnya 3 jam kegiatan perhari atau 18 jam kegiatan setiap minggu. 2)

SDLB kelas I & II setiap jam pelajaran lamanya 30 menit dgn beban belajar sekurang-kurangnya

30 jam pelajaran setiap minggu. SDLB kelas III & IV setiap jam pelajaran lamanya 40 menit dgn beban belajar sekurang-kurangnya 38 & 40 jam pelajaran setiap minggu. SDLB kelas V & VI setiap jam pelajaran lamanya 40 menit dgn beban belajar sekurang-kurangnya 42 jam pelajaran setiap minggu 3)

SLTPLB & SMLB kelas I, II & II setiap jam pelajaran lamanya 45 menit dgn beban belajar

sekurang-kurangnya 42 jam pelajaran setiap minggu Kebutuhan jam pelajaran setiap mata pelajaran disesuaikan dgn kebutuhan daerah. d.

Sistem Pengajaran 1)

Kegiatan belajar mengajar

dilaksanakan dgn sistem klasikal dgn mempertimbangkan bakat, minat, kemampuan, & kelainan pebeserta didik menerima mata pelajaran dari guru dalam mata pelajaran yg sama dalam waktu & tempat yg sama. Bila diperlukan dapat dibentuk pengelompokan atau bentuk pengajaran yg lain sesuai dgn tujuan & keperluan pengajaran. 2)

Kegiatan belajaran mengajar menggunakan sistem

guru kelas pada TKLB & SDLB, beserta guru mata pelajaran pada SLTPLB & SMLB. 3)

Kegiatan

belajar mengajar diarahkan buat mengembangkan kemampuan fisik secara optimal, intelektual, emosional, okupasi, & sosial pebeserta didik 4)

Program bimbingan klinis ditujukan buat

memberikan terapi pada pebeserta didik, meningkatkan prestasi pebeserta didik, menyiapkan siswa buat melanjutkan ke lembaga pendidikan lanjutan, & menyiapkan pebeserta didik buat hidup mandiri dalam masyarakat. 5)

Mengingat aneka ragamnya mata pelajaran, cara penyajian

pelajaran hendaknya memanfaatkan berbagai sarana penunjang seperti perpustakaan, alat peraga, lingkungan alam & budaya, beserta masyarakat & nara sumber. e.

Bahasa Pengantar Bahasa

pengantar di PLB menggunakan bahasa Indonesia. Bahasa daerah dapat digunakan sebagai bahasa pengantar dalam tahap awal pendidikan & sejauh diperlukan, terutama pada tahun-tahun awal di TKLB & SDLB kelas I sampai dgn III. f.

Penilaian Buat mengetahui tingkat kemajuan & keberhasilan

belajar pebeserta didik dilakukan penilaian hasil belajar secara berkelanjutan melalui ulangan/ujian ha& & tugas-tugas mingguan, bulanan, maupun penilaian akhir tahun pelajaran beserta penilaian pada akhir satuan pendidikan. Penilaian dgn menggunakan standar nasional dapat dilakukan dalam rangka mengetahui gambaran mutu hasil belajar pebeserta didik. E.

PEBESERTA DIDIK 1.

Sasaran Sasaran PLB adalah anak-anak cacat (anak berkelainan) usia 4 –

18 tahun & setinggi-tingginya berusia 22 tahun. 2.

Daya Tampung Jumlah pebeserta didik dalam

satu kelas/rombongan belajar buat TKLB maksimal 5 anak didik & buat SDLB, SLTPLB, & SMLB maksimal 8 pebeserta didik. Ratio guru dibanding jumlah siswa dalam satu kelas/rombongan belajar 1 : 3 sampai dgn 5 buat TKLB, & 1 : 5 sampai 8 buat SDLB, SLTPLB & SMLB. 3.

Persyaratan

Pebeserta Didik Pebeserta didik pada PLB adalah pebeserta didik yg menyandang kelainan fisik & atau mental beserta kelainan tingkah laku & sosial, yg meliputi kelainan tunanetra, tunarungu, tunagrahita ringan, tunagrahita sedang tunadaksa, tunalaras, & tunaganda dgn ketentuan: a. Pebeserta didik pada TKLB adalah anak cacat yg sekurang-kurangnya berusia 4 tahun. b. Pebeserta didik pada SDLB adalah anak cacat yg sekurang-kurangnya berusia 6 tahun atau lebih. c.

Pebeserta didik pada SLTPLB adalah anak cacat yg telah tamat SDLB atau sederajat. d.

Pebeserta didik pada SMLB adalah anak cacat yg telah tamat SLTPLB atau yg sederajat. 4.

Pakaian

Pebeserta Didik Pakaian seragam pebeserta didik pada PLB secara nasional mengikuti seragam sekolah umum yg sederajat. Namun sekolah dapat menetapkan pakaian lainnya sesuai dgn agama, budaya, & aspirasi daerah masing-masing yg disepakati antara sekolah, orang tua, Ba& Peranserta. Masyarakat/Komite Sekolah/BP3 & pemerintah daerah. 5.

Unit Kegiatan Pebeserta Didik Unit

kegiatan pebeserta didik seperti OSIS, PMR, UKS, Pramuka, & lain-lain, dapat dibentuk di sekolah buat menjamin agar setiap pebeserta didik dapat menerima pelayanan & perlakuan sesuai dgn bakat, minat & kemampuan. F.

KETENAGAAN 1.

Jenis Tenaga a.

Kepala sekolah b.

Guru kelas, guru program khusus,

guru mata pelajaran/pendidikan keterampilan, & guru bimbingan klinis/bimbingan kader. c. Usaha d.

Tenaga penjaga/kebersihan sekolah e.

pengurus asrama siswa 2. kurangnya tamatan SGPLB b.

Tenaga ahli PLB f.

Persyaratan Guru a.

Pustakawan g.

Tata Tenaga

Guru kelas pada TKLB & SDLB sekurang-

Guru program khusus sekurang-kurangnya tamatan SGPLB & telah

mengikuti pelatihan sesuai dgn bidang kekhususan yg menjadi tanggungjawabnya c.

Guru mata

pelajaran/pendidikan keterampilan sekurang-kurangnya tamatan SGPLB & telah mengikuti pelatihan bidang studi/keterampilan sesuai dgn tanggung jawanya. d.

Guru bimbingan klinis/bimbingan

karir sekurang-kurangya tamatan S1 program BP atau PLB atau psikologi pendidikan e. agama mesti beragama sesuai dgn agama yg diajarkan f.

Guru

Berkepribadian & berakhlak mulia 3.

Jam Mengajar Setiap tenaga guru memiliki jam wajib mengajar minimal 18 jam pelajaran per minggu, & setiap tenaga kependidikan lainnya di sekolah memiliki jam kerja yg diatur sesuai tata tertib da aturan yg berlaku. Sekolah dapat mengembangkan tambahan jam kerja pada sore hari dalam bentuk program ekstrakurikuler maupun kurikuler melalui kesepakatan bersama dewan guru & ba& Peranbeserta Masyarakat/Komite Sekolah/BP3.

G.

SARANA & PRASARANA Sarana & prasarana PLB secara umum buat semua jenis

kelainan/kecacatan. 1.

Lahan Luas lahan minimal yg dibutuhkan utuk PLB dihitung berdasarkan

faktor koefisien dasar bangunan (building coverage) sesuai ketentuan tata kota yg mengaturnya. Nilai kepadatan bangunan dapat diperhitungkan sampai dgn 15% pada daerah dgn kepadatan bangunan yg rendah. 2. Konsultasi d.

Ruang Terdiri Atas a.

Ruang observasi e.

Ruang kelas b.

Ruang perpustakaan f.

Laboratorium/bengkel kerja buat siswa SLTPLB & SMLB h. Ruang kepala sekolah k. o.

Ruang medis/UKS p.

Perabot, terdiri atas a. 3)

Ruang tata usaha l.

Kamar mandi/WC guru & siswa q.

Perabot ruang konsultasi 4)

Perabot ruang keterampilan 7) 8)

Perabot ruang BP b.

tata usaha 3) Gudang 5)

Ruang ibadah

Ruang koperasi 3.

Perabot ruang kelas 2)

Perabot ruang aula

Perabot ruang perpustakaan 6)

Perabot laboratorium/bengkel kerja buat siswa SLTPLB & SMLB

Perabot ruang kantor 1)

Perabot ruang guru 4)

Perabot ruang ibadah 2)

Ruang BP j.

Ruang tamu n.

Gudang r.

Perabot ruang observasi 5)

Ruang

Ruang keterampilan g.

Fasilitas olahraga i.

Ruang guru m.

Perabot ruang belajar 1)

Ruang aula c.

Perabot kepala sekolah 2)

Perabot ruang tamu c.

Perabot ruang medis/UKS 3)

Ruang koperasi 4.

Perabot ruang

Perabot ruang penunjang 1)

Kamar mandi/WC guru & siswa 4)

Alat & Media Pendidikan Setiap unit pelaksanaan teknis PLB

sekurang-kurangnya memiliki alat & media pendidikan berupa: a.

Peralatan praktek laboratorium

b.

Peralatan bengkel kerja sesuai dgn jenis keterampilan & kecacatan/kelainan pebeserta didik

c.

Alat peraga/praktek IPA d.

f.

Media pengajaran mata pelajaran lain 5.

Alat peraga/praktek IPS e.

Alat peraga/praktek matematika

Buku Setiap sekolah mesti memiliki: a.

Buku

pelajaran pokok. Sekolah sekurang-kurangnya memiliki satu buku pelajaran pokok buat setiap mata pelajaran buat setiap siswa b. atas; a.

Buku lengkap c.

Buku bacaan 6.

Lapangan upacara/bermain/olahraga b.

Tiang bendera c.

Sarana Penunjang, terdiri Asrama siswa 7.

Sarana

& Prasarana Khusus Sarana prasarana PLB yg secara khusus disesuaikan dgn jenis kelainan dapat diuraikan sebagai berikut: 1)

Tunanetra, terdiri atas; a.

anak tunanetra (assessibility) b. Mesin tik brailler f. i. b.

Kertas braille d.

Alat olahraga khusus buat tunanetra g.

Penggaris brailler j.

Magnifier/loupe 2)

Regiet & pena c.

Ruang OM & perlengkapan kemudahan

Penata timbul k.

Group hearing aid g.

Hearing said e.

Tunagrahita, terdiri atas; a.

Alat-alat buat playtherapy 4)

b.

Ruang & peralatan therapy bicara c.

Tunadaksa, terdiri atas; a. Kruk f.

Ruang & peralatan therapy musik

Ruang & peralatan occuptational therapy d.

Kursi roda 5)

behavior therapy (terapi tingkah laku) b.

Tunalaras, terdiri atas a.

Peralatan play therapy 6)

Susunan organisasi PLB terdiri atas: a.

Kepala sekolah b.

ahli PLB sesuai dgn jenis kecacatan yg ada pada PLB d. SDLB, SLTPLB, & SMLB e. sekolah/tenaga kebersihan g.

Peralatan

Tunaganda Peralatan

pendidikan khusus anak tunaganda disesuaikan dgn gabungan jenis kelainan anak. H. 1.

Alat-

Alat-alat activity daily living (ADL)/kegiatan sehari-hari

c.

Perlengkapan hydrotherapy e.

Bangun-bangun geometri m.

Audiometer d.

Dram/tambur 3)

alat latihan sensomotorik halus & kasar b.

Denah-denah

Ruang & peralatan bina wicara & persepsi bunyi

Ruang kedap suara & peralatan latih mendengar c.

Speech trainer f.

Tingkat putih h.

Globe timbul l.

Tunarungu, terdiri atas; a.

Komputer brailler e.

ORGANISASI

Urusan tata usaha c.

Koordinasi satuan pendidikan buat TKLB,

Tenaga pendidikan buat TKLB, SDLB, SLTPLB, & SMLB f. Pustakawan h.

Tenaga

Petugas asrama siswa/i 2.

Penjaga

Bagan organisasi PLB

Kepala Sekolah Urusan Tata Usaha Perpustakaan Tenaga Ahli Asrama Dewan Guru Ba& Pranbeserta Masyarakat/Komite

Sekolah/BP

I.

Pembiayaan

1.

penyelenggaraan pendidikan dapat bersumber dari: a.

Sumber

Pembiayaan

Pembiayaan

Pemerintah daerah yg menyediakan

anggaran buat PLB negeri & memberikan subsidi bagi PLB swasta b.

Dana masyarakat. Dana ini

buat membiayai kegiatan peningkatan mutu, program pengayaan, & program remedial teaching (program perbaikan) c.

Yayasan/ba& penyelenggara PLB swasta bertanggung jawab atas biaya yg

diperlukan bagi penyelenggaraan PLB swasta & wajib memperhatikan kesejahteraan gurunya. d. Sumber lain sesuai dgn ketentuan peraturan perundang-undangan 2. Komponen yg perlu dibiayai antara lain: a.

Kegiatan teknis edukatif termasuk proses belajar

mengajar (kegiatan kurikuler), evaluasi, & kegiatan bimbingan klinis b.

Kegiatan penunjang seperti

kegiatan kemasyarakatan, rehabilitas, & kegiatan ekstra kurikuler c. media pendidikan d.

Perawatan alat pendidikan &

Perawatan gedung, perabotan, & lingkungan sekolah e.

(barang habis pakai) f. insentif) g.

Komponen Pembiayaan

Konsumtif

Gaji & kesejahteraan guru & tenaga lainnya (kelebihan jam mengajar,

Langganan daya & jasa (listrik, telepon, air, & lain-lain) h.

pada peningkatan mutu 3.

Kegiatan lain yg mengacu

Satuan Biaya Satuan biaya dapat dihitung berdasarkan biaya satuan

peranak didik/siswa pertahun atau biaya persekolahan pertahun sesuai dgn kebutuhan kegiatan belajar mengajar pada PLB tersebut. 4.

Penentuan Biaya Penentuan biaya yg dibebankan pada

masyarakat/orangtua ditentukan berdasarkan persetujuan pemerintah daerah atas usul dari kepala sekolah bersama ba& peranbeserta masyarakat. 5. dilakukan

oleh

sekolah

secara

mandiri

&

Pengelolaan Pengelolaan dana pendidikan

transparan

beserta

dipertanggungjawabkan

penggunaannya setiap tahun kepada ba& Peranbeserta Masyarakat/Komite Sekolah/BP3 & pemerintah daerah 6.

Rencana Anggaran Pendanaan & Belanja Sekolah (RAPBS) Setiap satuan

pendidikan wajib menyusun RAPBS melibatkan stakeholder (BP3, tokoh masyarakat, & semua pihak yg berkepentingan terhadap sekolah). Sumber-sumber pembiayaan sifatnya transparan & accountable (dapat dipertanggungjawabkan) 7.

Pemeriksaan Pembiayaan (accounting) Setiap

pemasukan & pengeluaran agar diaudit secara tertib & teratur. 8. pelaporan dilaksanakan secara tertib & teratur. J.

Pelaporan Pembiayaan Setiap

PERAN BESERTA MASYARAKAT Peran beserta

masyarakat dalam rangka peningkatan mutu pelayanan pendidikan mutlak diperlukan agar kondisi diatas standar minimal & peningkatan mutu pendidikan dapat dicapai. Disetiap PLB dapat dibentuk organisasi seperti ba& peranbeserta masyarakat atau organisasi yg memiliki tujuan: 1. membantu kelancaran pendidikan di sekolah 2. 3.

Ikut

Memelihara, meningkatkan, mengembangkan

Memantau, & mengevaluasi penyelenggaraan pendidikan di sekolah (kinerja sekolah). K.

Manajemen Sekolah 1.

Setiap unit teknis pelaksana PLB menerapkan prinsip manajemen

peningkatan mutu berbasis sekolah 2.

Dalam sistem ini setiap PLB a.

Merumuskan visi & misi,

yg jelas & terarah sesuai visi, misi, & standar mutu pendidikan nasional b. peningkatan mutu c. mengevaluasi program e. pihak yg terkait 3.

Merencanakan program

Melaksanakan program yg telah ditetapkan d. Merumuskan target mutu baru f.

Memonitor &

Melaporkan kemajuan kepada

Kontrol kegiatan dilakukan melalui pemantauan & pengawasan internal &

eksternal, transparansi manajemen, beserta akuntabilitas publik. 4.

Evaluasi dilakukan buat

mengetahui tingkat efisien & efektifitas penyelenggaraan pendidikan, pelaksanaan kurikulum, & penilaian kerja sekolah sebagai satu kesatuan secara menyeluruh. L.

INDIKATOR KEBERHASILAN

Buat mengetahui apakah standar pelayanan minimum (SFIM) telah diimplementasikan dgn baik & benar, diperlukan satu indikator keberhasilan. Dalam indikator keberhasilan ini tertuang berbagai indikantor & ukuran ketercapain minimal sesuai dgn komponen yg ada dalam SPM. Indikator keberhasilan tersebut secara rinci sebagaimana matrik. Labels: Artikel, PLS Read more at: http://www.kemhan.com/2012/08/standar-pelayanan-minimal.html Copyright http://www.kemhan.com/ Terima kasih sudah menyebarluaskan aritkel ini http://www.kemhan.com/2012/08/standar-pelayanan-minimal.html

by

PENDIDIKAN ANAK LUAR BIASA Huzaifah Hamid 1.1 Latar Belakang Dewasa ini peran lembaga pendidikan sangat menunjang tumbuh kembang anak dalam berolah yste maupun cara bergaul dengan orang lain.Selain itu,lembaga pendidikan tidak hanya sebagai wahana untuk ystem bekal ilmu pengetahuan, namun juga sebagai lembaga yang dapat member skill atau bekal untuk hidup yang nanti di harapkan dapat bermanfaat didalam masyarakat. Sementara itu lembaga pendidikan tidak hanya ditunjukkan kepada anak yang memiliki kelengkapan fisik,tetapi juga kepada anak yang memiliki keterbelakangan mental.mereka di anggap sosok yang tidak berdaya,sehingga perlu dibantu dan dikasihani untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu disediakan berbagai bentuk layanan pendidikan atau sekolah bagi mereka. Pada dasarnya pendidikan untuk berkebutuhan khusus sama dengan pendidikan anak-anak pada umumnya. Disamping itu pendidikan luar biasa,tidak hanya bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus,tetapi juga ditujukan kepada anak-anak normal pada umumnya.

1.2 Tujuan 1.

Untuk mengetahui makna dari ystem pendidikan luar biasa

2.

Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi masalah yang ada dalam pendidikan anak luar biasa

3.

Untuk menambah wawasan bagi pembaca tentang pendidikan anak luar biasa

1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan pada makalah ini,rumusan masalahnya adalah: 1.

Apa pengertian pendidikan luar biasa?

2.

Jelaskan bagaimana sejarah lahirnya pendidikan anak luar biasa?

3.

Sebutkan pasal-pasal yang melandasi tentang pendidikan anak luar biasa!

4.

Sebutkan visi dan misi dalam perkembangan sekolah luar biasa!

5.

Bagaimana cara mengatasi permasalahan yang ada dalam pendidikan anak yang berkebutuhan khusus?

1

BAB II PEMBAHASAN 2.1 1.

Pendidikan Luar Biasa Pengertian pendidikan luar biasa

Pendidikan Luar Biasa adalah merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses penbelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental social, tapi memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Selain itu pendidikan luar biasa juga berarti pembebelajaran Yng di rancang khususnya untuk memenuhi kebutuhan yang unik dari anak kelainan fisik.pendidikan luar biasa akan sesuai apabila kebutuhan siswa tidak dapat di akomodasikan dalam program pendidikan umum.secara singkat pendidikan luar biasa adalah program pembelajaran yang di siapkan untuk memenh kebutuhan unik dari individu siswa.contohnya adalah seorang anak yang kurang dalam pengelihatan memerlikan buku yan hurufnya diperbesar. Pedidikan lua biasa merupakan salah satu komponen dalam salah satu system pemberian layanan yang kompleks dalam memebantu individu untuk mencapai potensinya secara maksimal.pendidikan luar biasa di ibaratkan sebagai sebuah kendaraan dimana siswa penyandang cacat,meskipun berada di sekolah umum,diberi garansi untuk mendapatkanpendidikan yang secara khusus di rancang untuk membantu mereka mencapai potensi yang maksimal.pendidikan luar biasa tidak di batasi oleh tempat umum pemikiran kontemporer menyarankan bahwa layanan sebaiknya diberikan dilngkungan yang lebih alami dan normal yang sesuai dengan kebutuhan anak.individu-individu penyandag cacat hendaknya

dipandang sebagai individu yang sama bukannya berbeda dari teman  –teman sebaya lainnya dan yang harus di ingat bahwa pandanglah mereka sebagai pribadi bukan kecacatannya. 2 1.

Macam-Macam pendidikan system pendidikan anak luar biasa. 1.

Sistem

System pendidikan segregasi

pendidikan

dimana

anak

berkelainan

terpisah

dari

system

pendidikan

anak

normal.penyelenggaraan system pendidikan segregasi dilaksanakan secara khusus dan terpisah dari penyelnggaraan pendidikan untuk anak normal. Keuntungan system pendidikan segregasi: a. Rasa ketenangan pada anak luar biasa b. Komunikasi yang mudah dan lancar c. Metode pembelajaran yang khusus sesuai dengan kondisi dan kemampuan anak. d. Guru dengan latar belakang pendidikan luar biasa e. Mudahnya kerjasama dengan multidisipliner. f. Sarana dan prasarana yang sesuai. Kelemahan system pendidikan segregasi: 1.

Sosialisasi terbatas

2.

Penyelenggaraan pendidikan yang relative mahal

Bentuk-bentuk system pendidikan segregasi: 1.

Sekolah Luar Biasa

2.

Sekolah Dasar Luar Biasa

3.

Kelas Jauh/Kelas Kunjung

4.

Sekolah Berasrama

5.

Hospital School 1.

Sistem pendidikan integrasi

Sistem pendidikan bagi siswa luar biasa yang bertujuan memberikan pendidikan yang memungkinkan anak luar biasa memperoleh kesempatan mengikuti proses pendidikan bersama dengan siswa normal agar dapat mengembangkan diri secara optimal. Keuntungan system pendidikan integrasi 1.

Merasa diakui kesamaan haknya dengan anak normal terutama dalam memperoleh pendidikan

2.

Dapat mengembangakan bakat ,minta dan kemampuan secara optimal

3.

Lebih banyak mengenal kehidupan orang normal

4.

Mempunyai kesempatan untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi

5.

Harga diri anak luar biasa meningkat

6.

Dapat menumbuhkan motipasi dalam belajar

3 2.2

Sejarah perkembangan anak luar biasa

Para ahli sejarah pendidikan biasanya menggambarkan mulainya pendidikan luar biasa pada akhir abad kedelapan belas atau awal abad kesembilan belas.Di Indonesia sejarah perkembangan luar biasa dimulai ketika belanda masuk keindonesia,(1596-1942) mereka memperkenalkan system persekolahan dengan orientasi barat.Untuk pendidikan bagi anak-anak penyandang cacat di buka lembaga  –lembaga khusus.lembaga pertama untuk pendidikan anak tuna netra grahita tahun1927 dan untuk tuna runggu tahun 1930.ketiganya terletak dikota bandung. Tujuh tahun setelah proklamasi kemerdekaan ,pemerintah RI mengundang-undangkan yang pertama mengenai pendidikan .Mengenai anak-anak yang mempunyai kelainan fisik atau mental ,undang-undang itu menyebutkan pendidikan dan pengajaran luar biasa diberikan dengan khusus untuk mereka yang membutuhkan (pasl 6 ayat 2) dan untuk itu anak-anak tersebut pasal 8 yang mengatakan:semua anak-

anak yang sudah berumur 6 tahun berhak dan sudah berumur 8 tahun di wajibkan belajar di sekolah sedikitnya 6 tahun.dengan di berlakukannya undang-undang tersebut maka sekolah-sekolah baru yang khusus bagi anak-anak penyandang cacat.termasuk untuk anak tuna daksa dan tuna laras ,sekolah ini disebut sekolah luar biasa(SLB). Sebagian berdasarkan urutan sejarah berdirinya SLB pertama untuk masing-masing kategori kecacatan SLB itu di kelompokkan menjadi : (1) SLB bagian A untuk anak tuna netra (2) SLB bagian B untuk anak tuna rungu (3) SLB bagian C untuk anak tuna Grahita (4) SLB bagian D untuk anak tuna daksa (5) SLB bagian E untuk anak tuna laras (6) dan SLB bagian F untuk anak cacat ganda Konsep pendidikan terpadu di perkenalkan di Indonesia pada tahun 1978 yang bertujuan khusus untuk anak tuna netra. 2.3

Pasal-pasal yang melandasi pendidikan luar biasa

Seluruh warga Negara tanpa terkecuali apakah dia mempunyai kelainan atau tidak mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan .Hal ini di jamin oleh

UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yang

mengumumkan ,bahwa ;tiap  –tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran. 4 Pada tahun 2003 pemerintah mengeluarkan undang-undang NO 20 tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional (UUSPN).Dalam undang-undang tersebut di kemukakan hal-hal yang erat hubungan dengan pendidikan bagi anak-anak dengan kebutuhan pendidikan khusus sebagai berikut: 1.

Bab 1 pasal 1 (18)wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus di ikuti oleh warga Negara Indonesia atas tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah .

2.

Bab II pasal 4 (1) pendidikan dislenggarakan secara demokratis berdasarkan HAM .agama ,cultural dan kemajmukan bangsa.

3.

Bab IV pasal 5(1) setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperolehpendidikan yang bermutu baik yang memiliki kelainan fisik,emosional ,mental,intelektual atau social berhak memperoleh pendidikan khusus

4.

Bab V pasal 12(1)huruf b.mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat ,minat,dan kemampuannya.

5.

Bab VI .bagaian kesebelas .Pendidikan khusus dan pendidikan khusus, pasal 32 (1)pendidikan khusus bagi peserta yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik emosional,mental,social,atau memiliki potensi kecerdasan.

2.4

Visi dan Misi perkembangan sekolah luar biasa

Selain dari beberapa perundangan dan persatuan yang dikemukakan diatas,masih ada kebijakankebijakan lainya yang berhubungan dengan layanan

pendidikan

bagi anak dengan kebutuhan

pendidikan khusus ,salah satunya adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh direktorat pembinaan sekolah luar biasa yang di tuangkan dalam visi dan misi sebagai berikut: -

Visi:Terwujudnya pelayanan yang optimal bagi anak kebutuhan khusus sehingga dapat mandiri

dan berperan serta dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. -

Misi:Memperluas kesempatan bagi semua anak berkebutuhan khusus melalui program segregasi

,terpadu dan inklusi. -

Meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan luar biasa dalam hal pengetahuan ,pengalaman

,atau keterampilan yang memadai. 5 Berbagai kebijakan yang berhubungan dengan layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan pendidikan khusus tidak hanya yang bersifat regional dan nasional ,tetapi juga yang bersifat internasional yaitu:

1.

1993 peraturan standar tentang kesamaan kesempatan untuk orang-orang penyandang cacat (PBB ,dipublikasikan tahun 1994)

2.

1994 salaman tentang pndidikan inklusif (UNESCO,dipublikasikan tahun 1994,laporan terakhir tahun 1995).

3.

2000 kesempatan Dakar tentang pendidikan tentang semua (UNED).

4.

Kecendrungan dalam pendidikan luar biasa

Berikut ini akan di kemukakan beberapa kecendrungan yang secara signifikan mempengaruhi pendidikan luar biasa di bawah ini: 1.

Pendidikan Inklusif

Tidak ada topik dalam pendidikan luar biasa yang mempunyai dampak yang luas atau mengakibatkan banyaknya kontraversi selain inklusi. Inklusi adalah suatu system yang dapat saling membagi diantara setiap anggota sekolah sebagai masyarakat belajar,guru administrator staf lainnya siswa,dan orang tua.Inklusi meliputi para siswa gifted dan berbakat ,mereka yang mempunyai resiko kegagalan karena lingkungan hidup mereka .mereka yang mempunyai kelainan dan mereka yang mempunyai prestasi rata-rata .Inklusi adalah suatu sistem yang di percaya dapat terwujud apabila ada pemahaman dan penerimaan dari semua staf. 1.

Beberapa ahli mengatakan bahwa hanya dengn cara ini sekolah dapat mennjukkan sistem inklusip dimana seluruh siswa dapat berprestasi penuh dalam pendidikan umum yang berdasarkan kurikulum eksplisit. Kurikulum eksplisit adalah kurikulum yang diperuntungkan bagi siswa pada umumnya yang tidak dapat diakses oleh para siswa yang berkelainan. Sedangkan kurikulum implisit adalah kurikulum yang termasuk didalamnya intraksi sosial dan berbagi ketrampilan yang sangat baik dipelajari bersama sama dengan siswa pada umumnya.

6 2.5

Cara mengatasi permasalahan yang ada dalam pendidikan anak yang berkebutuhan khusus .

Untuk mengatasi permasalahan pendidikan bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus,maka telah disediakan berbagai bentuk layanan pendidikann (sekolah)bagi mereka.pada dasarnya sekolah untuk anak-anak berkebutuhan khusus sama dengan sekolah anak-anak pada umumnya. Namun kondisi dan karekteristik kelainan anak yang disandang anak yang berkebutuhan khusus, maka sekolah bagi mereka di rancang secara khusus sesuai dengan jenis dan karakteristik kelainannya. Sekolah untuk anak-anak berkebutuhan khusus dibagi menjadi 2 macam, yaitu: 1.

Sekolah Luar Biasa (SLB)

Yaitu sekolah yang di rancang khusus untuk anak-anak berkebutuhan khusus dari satu jenis kelainan. Di Indonesia kita mengenal bermacam-macam SLB,antara lain: - SLB bagian A (Khusus untuk anak Tuna netra) - SLB bagian B (Khusus untuk anak Tuna rungu) - SLB bagian C (Khusus untuk anak Tuna grahita) Dalam satu unit SLB biasanya terdapat berbagai jenjang pendidikan mulai dari SD,SMP, Hingga lanjutan. 1.

Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB)

Yaitu bentuk persekolahan (layanan pendidikan) bagi anak berkebutuhan khusus hanya satu jenjang pendidikan SD. Selain itu siswa SDLB tidak hanya terdiri dari satu jenis kelainan saja, tetapi bias dari berbagai jenis kelainan. Misalkan dalam satu unit SDLB dapat menerima siswa tuna netra,tuna rungu,tuna daksa,bahkan siswa autis. 7

DAFTAR PUSTAKA http://larasi.com/pendidikan/tunagrahita-tidak-selalu-idiot.lala http://www.ditplb.or.id/2006/index.php?menu=profile&pro=181 www.GrameenFoundation.orgwww.GrameenFoundation.org www.depdiknas.go.id

http://zaifbio.wordpress.com/2010/01/14/pendidikan-anak-luar-biasa/

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF