Stainless steel crown (SSC), Prevarasi Kavitas Klas I dan II
July 19, 2018 | Author: Mifta Fatia | Category: N/A
Short Description
Pedodontia, Stainless Steel Crown, Preparasi Kavitas, Konservasi, Dental Health Education (DHE) , Penanganan Perilaku An...
Description
TUGAS RESPONSI ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK
NAMA : BAIQ MIFTAHUL FATIA NIM : J111 10 137
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014
1. Apakah yang dimaksud dengan Stainless Steel Crown pada anak?
Stainless Steel Crown (SSC) adalah tumpatan sementara berbentuk anatomi gigi, terbuat dari paduan logam (alloy) nirkarat yang mudah dibentuk untuk diadaptasikan pada gigi sulung posterior. SSC mengandung Chrome 18% dan Nikel 8%, dapat digunakan untuk loy) nirkarat yang mudah dibentuk untuk diadaptasikan pada gigi sulung posterior. SSC merupakan paduan austenitik Stainless Steel 18/8 dari kelompok AISI 304 yang mengandung Chrome 18% dan Nikel 8%, dapat digunakan untuk bahan tambal sementara maupun tetap pada gigi yang mengalami kerusakan yang luas karena karies, fraktur mahkota, hipoplasia email, atau restorasi setelah perawatan saraf. SSC digunakan secara luas di dunia kedokteran gigi karena berbagai pertimbangan, yaitu kemudahan cara pemasangan, mudah didapat, tidak mahal, dan sedikitnya jumlah kunjungan pasien sehingga memberikan keuntungan teknis pada operator dan ekonomis kepada pasien.
SSC banyak digunakan dalam perawatan gigi anak-anak karena banyak keuntungannya. SSC merupakan suatu bahan restorasi yang ideal untuk mencegah kehilangan gigi susu secara premature. a. Kerusakan yang meluas pada gigi susu
Finn (1973) menyatakan pemakaian SSC sangat efektif untuk perawatan karies rampan atau frekuensi karies tinggi, di mana gigi sudah banyak kehilangan struktur mahkota, sehingga tidak dapat ditambal dengan tambalan biasa. SSC merupakan restorasi mahkota penuh, menutupi gigi secara keseluruhan sehingga kemungkinan terjadinya sekunder karies menjadi sangat kecil.
b. Gigi yang mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan
Kelainan hipoplastik akan merusak permukaan oklusal dari gigi molar satu susu jika dijumpai adanya gangguan sistemik. Misalnya pada kasus amelogenesis imperfekta dan dentinogenesis imperfekta akan merubah morfologi gigi. Pemakaian gigi yang berlebihan merupakan factor pedisposisi terjadinya abrasi pada bagian oklusal. Kelainan ini menyebabkan gigi mudah terkena karies, oleh karena permukaan oklusal menjadi kasar yang dapat merupakan retensi dari plak. Lokasi dan perluasan dari kerusakan hipoplastik tidak memungkinkan dibuat tambalan amalgam, pemakaian SSC dipertimbangkan. c. Gigi sesudah perawatan saluran akar
Hilangnya struktur gigi sesudah perawatan endodontic yang meluas sampai di bawah perlekatan epitel, maka SSC merupakan indikasi. Pada gigi molar sulung setelah pulpotomi dan perawatan saluran akar, yang terbaik adaalah dibuatkan restorasi dengan mahkota logam. Hal ini disebabkan karena tidak hanya struktur jaringan gigi yang umumnya sudah rusak, tetapi dentin pada gigi yang non vital lebih rapuh dan dapat menjadi fraktur oleh karena tekanan oklusal dari kekuatan pengunyahan. Untuk mencegah kegagalan perawatan sebaiknya digunakan restorasi mahkota logam. Hal ini disebabkan karena pada umumnya gigi sulung dengan indikasi perawatan pulpa kemungkinan besar telah memerlukan mahkota sebagai restorasi. d. Sebagai pegangan dari space maint ain er atau protesa.
SSC digunakan sebagai pegangan untuk space maintainer akar jika gigi pegangan itu merupakan indikasi untuk pembuatan SSC. Misalnya pada kasus :
Gigi molar dua susu (m2) yang berbentuk konus.
Gigi molar satu permanen (M1) pada umur muda, dimana selanjutnya akan diganti dengan gold crown oleh karena pada umur tersebut morfologi pulpa dan panjang mahkota gigi secara klinis mungkin menghalangi penggunaan gold crown.
e. Pada kasus-kasus bruxism yang berat.
Gigi mungkin mengalami abrasi sehingga SSC dibutuhkan untuk mengembalikan vertical dimensi dan mencegah kerusakan pulpa akibat trauma. f. Untuk mengoreksi singl e crossbit e anterior pada gigi susu.
Untuk perawatan CBA, mahkota dipasangkan terbalik pada gigi anterior atas ± 2 munggu sampai maloklusi terkoreksi. 2. Gambarkan karies serta preparasi Klas I dan Klas II!
Kl asif ikasi Kari es GV Bl ack
Prepar asi kar ies kl as I
Preparasi Kari es Kl as I I
3. Apa saja materi DHE yang bisa diberikan? DHE ( Dental Health Education) merupakan suatu proses pendidikan mengenai
kesehatan gigi yang merupakan tugas dari tenaga medis khususnya drg untuk memberikan informasi atau penyuluhan baik dalam bentuk informasi atau dalam bentuk latihan mengenai kesadaran dalam menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut seseorang atau sekelompok orang tersebut mengerti dan sadar serta dapat mengubah perilakunya sehubungan dengan kebersihan dan kesehatan mulutnya. DHEuntuk pasien meliputi :
Instruksi menggosok gigi
Petunjuk flossing
Penyuluhan diet
Pemberian fluor
DHE untuk masyarakat meliputi :
Promosi kesehatan gigi
Pendidikan pada TK, SD, SMP, dan SMU
Pendidikan pada klinik ante dan post natal.
Ada 2 cara yang dapat mencegah karies yaitu: 1. Pengaturan diet karbohidrat. 2. Membersihkan/menghilangkan plak dari semua gigi. Materi DHE : o
Untuk anak umur 3 tahun
Memperkenalkan sikat gigi pada anak.
Memberitahukan kepada orang tua tentang diet yang benar, makanan yang dapat menyebabkan karies.
o
Pemberian TAF
Untuk anak umur 6 tahun
Memberi petunjuk cara menggosok gigi dengan baik dan benar.
Memberitahukan kepada orangtua tentang diet yang benar makanan yang dapat menyebabkan karies.
o
Pengenalan obat kumur.
TAF
Memberitahukan cara control plak dan debris.
Melakukan pemeriksaan rutin.
Untuk anak umur 9 tahun
Menyikat gigi secara teratur.
Fluoridasi sistemik dan topical.
Penggunaan dental floss.
Mengunjungi drg secara berkala.
Instruksi pembersihan mulut di rumah :
Bayi dalam kandungan
Merupakan saat terbaik untuk memulai dan menegakkan program pencegahan kesehatan gigi anak pada saat ini oleh orang tua.
Bayi umur 0-1 tahun
Melakukan pembersihan plak dimulai pada tahun pertama kehidupan yaitu pada saat erupsi gigi sulung yang pertama. Praktisi sepakat melakukan pemijatan sebelumnya. Cara
Tampon dibasahi atau kain dililitkan pada ibu jari kemudian
lakukan massage pada gigi dan jaringan gingival.
Anak umur 1-3 tahun
o
Pengenalan sikat gigi pada anak.
o
Memperkenalkan pasta gigi pada anak umur 2 tahun. Posisi yang baik yaitu lap to lap position di mana anak melakukan sikat gigi dan orang tua memegang tangan dan kaki dengan tangan. Orang tua tau jika ada pergerakan dari anak.
Anak umur 3-6 tahun
Pada umur ini anak mempunyai kemampuan yang semakin baik tetapi pada orang tua harus tetap mengawasi anak ketika menyikat gigi walaupun
anak tersebut sudah mampu berkumur. Pasta gigi tetap sebutir kacang ercis.
Anak sekolah umur 6-12 tahun
Anak dapat bertanggung jawab akan tetapi orang tua harus tetap membantu menyikat gigi anaknya terutama pada bagian yang sulit dicapai, pengenalan menggunakan disclosing.
Remaja umur 12-19 tahun
Pada anak remaja, drg dan orang tua harus tetap menekankan pentingnya memelihara kesehatan gigi dan diberi tambahan pengetahuan mengenai penampilannya. Berikut merupakan contoh poster tentang cara menyikat gigi yang bisa digunakan dalam pemberian DHE pada anak.
4. Bagaimana cara aplikasi TAF?
Sebelum kita bahas lebih lanjut mengenai cara aplikasi TAF, ada baiknya kita mengetahui fungsi fluoride terhadap gigi. Manfaat Fluorida o
PRA ERUPSI
Selama pembentukan gigi, fluoride melindungi enamel dari pengurangan sejumlah matriks yang dibentuk.
Pembentukan enamel yang leih baik dengan kristal yang lebih resisten terhadap asam.
Pemberian yang optimal, kristal lebih besar, kandungan karbonat lebih rendah kelarutan terhadap asam berkurang.
Pengurangan jumlah dan ukuran daerah yang menyebabkan akumulasi makanan dan plak.
o
PASCA ERUPSI
Fluoroapatit menurunkan kelarutan enamel dalam asam.
Fluoroapatit lebih padat dan membentuk Kristal sedang daerah permukaan yang bereaksi dengan asam lebih sedikit.
Pembentukan kalsium fluoride pada permukaan Kristal (lapisan pelindung karena sedikit larut dalam asam).
Fluoride menggantikan ion karbonat dalam struktur apatit. Kristal apatit dengan karbonat rendah lebih stabil dan kurang larut disbanding karbonat tinggi.
Adanya fluoride dalam saliva meningkatkan remineralisasi, sehingga merangsang perbaikan / penghentian lesi karies awal.
Fluoride menghambat banyak system enzim. Hambatan terhadap enzim yang
terlibat
dalam
pembentukan
asam
serta
pengangkutan
dan
penyimpanan glukosa dalam streptokokkus oral dan juga membatasi penyediaan bahan cadangan untuk pembuatan asam dalam sintesa polisakarida.
Topical aplikasi fluor dilakukan untuk mencegah terjadinya karies dengan mengontrol
karies primer dan karies sekunder. Factor-faktor yang dapat dipertimbangkan sebelum melakukan TAF adalah: 1. Resiko karies: tinggi, sedang, rendah. 2. Angka kariogenik (berhubungan dengan diet pasien). 3. Umur pasien 4. Kandungan fluor dalam air yang sering dikonsumsi, dan 5. Kondisi sistemik pasien. Tahapan dalam teknik langsung TAF adalah sebagai berikut. 1. Menggosok gigi anak tersebut / instruksikan pasien untuk menggosok gigi. 2.
Isolasi gigi. Gunakan saliva ejector, gulungan kasa, isolasi gigi yang akan dirawat. Isolasi gigi 1 kuadran gigi rahang atas dan rahang bawah.
3. Keringkan gigi yang akan diisolasi dengan air syringe (saliva akan mengencerkan larutan gel). 4. Ulaskan larutan fluor. Dengan kapas kecil yang dipegang dengan pinset ulaskan larutan pada permukaan insisal, oklusal, bukal dan lingual. 5. Setelah 4 menit, bersihkan larutan fluor dengan kapas yang diusap pada permukaan gigi. 6. Instruksikan
pada
pasien
untuk
tidak
makan/minum
setengah
jam
memperpanjang kontak fluor. Cara kedua yang bisa digunakan dalam aplikasi TAF ialah sebagai berikut.
-
Mintalah anak untuk menggosok giginya.
-
Pilih dan siapkan sendok cetak.
-
Keringkan gigi geligi.
-
Masukkan sendok cetak yang sebelumnya telah dioleskan dengan gel, varnish.
-
Setelah 4 menit keluarkan sendok cetak, hilangkan kelebihan gel.
-
Isolasi lengkung gigi yang lain, ulangi perawatan.
-
Jangan berkumur dulu selama 30 menit kedepan.
untuk
Mekanisme kariostatistika fluor : 1. Menghambat demineralisasi dan meningkatkan remineralisasi. 2. Menghambat pembentukan asam dan penurunan pH. 3. Menghambat penyerapan protein saliva pada permukaan email sehingga melambatkan pembentukan polikel dan plak. Bahan-bahan dalam pembentukan TAF adalah : 1. Fluocal solution : diindikasikan pada profilaksis karies gigi dan hipersensitif dentin, diaplikasikan tiap 3 bulan. 2. Sodium fluoride : diperlukan 4 kali pemakaian dengan jarak 1 minggu. 3. Stannous fluoride 4. Acidulated Phospat Fluoride
Anjuran TAF : 1. 3 tahun Semua gigi susu telah erupsi sempurna 2. 7 tahun Gigi I dan M1 permanen sudah erupsi 3. 10 tahun Gigi caninus dan premolar permanen telah erupsi 4. 13 tahun Gigi M2 permanen telah erupsi.
View more...
Comments