SPO-UGD-NEW

March 6, 2017 | Author: puskesmas | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download SPO-UGD-NEW...

Description

RSBT KARIMUN

No. Dokumen: Tanggal terbit Januari 2014

Tujuan

Kebijakan Prosedur

Unit Terkait

Ditetapkan oleh Direktur RSBT Karimun

dr. Firmansyah, MARS

SPO Pengertian

PEMINDAHAN PASIEN No. Revisi: Halaman: 1

Pemindahan pasien adalah pemindahan pasien dari UGD ke ruang rawat inap yang dilaksanakan atas perintah dokter jaga di Unit Gawat Darurat, yang di tulis dalam surat perintah mondok / dirawat, setelah mendapatkan persetujuan pasien ataw keluarga. 1. Untuk memberikan pelayanan seoptimal mungkin kepada pasien gawat darurat 2. Untuk mengurangi kemungkinan bertambahburuknya keadaan pasien akibat pemindahan pasien Adanya prosedur memindahkan pasien untuk menyeragamkan dalam melakukan tindakan. 1. Pemindahan pasien dari UGD ke ruang rawat inap dilaksanakan atas perintah daokter jaga Unit Gawat Darurat, yang dituangkan dalam surat perintah mondok/ di rawat, setelah mendapat persetujuan pasien atau keluarga. 2. Pemindahan / transportasi dilaksanakan oleh perawat jaga UGD. 3. Tata cara pemindahan / transportasi pasien sebagai berikut : a. Penderita trauma menggunakan prinsip-prinsip “ IN Line Position “ b. Untuk penderita dngan gangguan pernafasan, menggunakan brancard dengan posisi fowler tergantung berat ringannya gangguan pernafasan, bila erlu pemberian oksigen tetap diberikan selama dalam transportasi c. Untuk penderita gangguan kesadaran menggunakan brancard dengan sim position guna mencegah kemungkinan terjadinya aspirasi, serta pasien difikasi dengan menggunakn sabuk, guna menghindari kemungkinan jatuh saat pemindahan pasien d. Pada penderita yang mkengalami agitasi : penderita harus difikasi, disamping memudahkan transportasi, juga menghindari jatuhnya pasien Rawat Inap, Radiologi

MEMINDAHKAN PASIEN DARI KURSI RODA KE TEMPAT TIDUR RSBT KARIMUN

No. Dokumen: Tanggal terbit Januari 2014

No. Revisi:

Halaman: 1

Ditetapkan oleh Direktur RSBT Karimun

dr. Firmansyah, MARS

SPO Pengertian

Membantu pasien pindah dari kursi roda ke tempat tidur.

Tujuan

Pasien pindah ke tempat tidur dengan aman

Kebijakan

Prosedur ini menerangkan cara memindahkan pasien dari kursi roda ke tempat tidur.

Prosedur

Unit Terkait

1. 2. 3. 4. 5.

Menyiapkan tempat tidur yang sudah disiapkan Memberitahu pasien mencuci tangan Mengunci kursi roda Membantu pasien berdiri Menuntun pasien kepinggir tempat tidur dan mendudukkan pasien diatas tempat tidur 6. Mengangkat kaki pasien ke tempat tidur dan merebahkan pasien dengan menahan punggung pasien 7. Merapikan posisi pasien dan merapikan pasien 8. Menutup badan pasien dengan selimut 9. Mengembalikan kursi roda ketempatnya 10. Cuci tangan 11. Hal-hal yang perlu diperhatikan a. Satu atau dua orang perawat, tergantung kondisi pasien Rawat Inap, UGD

MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR KE KURSI

2

RODA RSBT KARIMUN

No. Dokumen:

No. Revisi:

Tanggal terbit Januari 2014

Halaman: 1

Ditetapkan oleh Direktur RSBT Karimun

dr. Firmansyah, MARS

SPO Pengertian

Membantu pasien pindah dari tempat tidur ke kursi roda.

Tujuan

Pasien pindah ke kursi dengan aman

Kebijakan

Prosedur ini menerangkan cara memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda.

Prosedur

1. Menyiapkan satu buah kursi roda dan satu atau dua bantal bila diperlkan 2. Memberitahu pasien 3. Meletakan kursi ditempat yang aman dan nyaman 4. Meletakan bantal pada sandaran kursi bila diperlukan 5. Membantu pasien duduk disisi tempat tidur dengan kedua kakinya ke bawah 6. Memperhatiakn keadaan psien dan pastikan pasien tidak pusing 7. Membantu pasien turun dari tempat tidur dengan cara kedua tangan perawat memegang pinggang pasien dan kedua tangan pasien memegang bahu perawat jika pasien sudah berdiri disisi tempat tidur, perawat berdiri disisi kiri pasien, tangan kiri perawat dan tanagan kanan perawat memegang pinggul pasien 8. Menuntun pasien sambil berjalan perlahan-lahan ke kursi roda 9. Mendudukkan pasien di kursi roda serta merapikan pasien 10. Mencuci tangan 11. Hal- hal yang perlu diperhatikan a. Perhatikan keadaan umum pasien pada saat memindahakan pasien dari tempat tidur ke kursi roda b. Pastikan roda tempat tidur dan kursi roda dalam keadaan terkunci pada saat memindahkan pasien c. Meletakan bantal pada sandaran kursi bila diperlukan Rawat Inap, UGD

Unit Terkait

3

TRIASE PASIEN UGD RSBT KARIMUN

No. Dokumen:

No. Revisi:

Tanggal terbit Januari 2014

Halaman: 1

Ditetapkan oleh Direktur RSBT Karimun

dr. Firmansyah, MARS

SPO Pengertian

Triase pasien di UGD adalah proses pelayanan pasien yang datang ke Unit Gawat Darurat, mulai saat setelah pasien datang sampai dengan diberikan pelayanan sesuai kebutuhan dan kondisi klinis, tanpa memperhatikan pasien sudah melaksanakan pendaftaraan atau belum

Tujuan

Tujuan umum : Meningkatkan mutu pelayanan di RS Bakti Timah Karimun Tujuan khusus : Tersedianya pedoman untuk melaksanakan triase di setiap Unit/ Unit Gawat Darurat

Kebijakan

Setiap pasien yang datang ke Unit Gawat Darurat sebelum dilaksanakan Anamnesa, Pemefriksaan Fisik dan pemberian terapi harus dilakasakan proses triase terlebih dahulu. Hasil triase merupakan pernyataan tingkat kegawatdaruratn pasien, guna menentukan skala prioritas pelayanan. Setelah proses triase selesai dilaksanakan pelayanan sebagaimana standard dan prosedur yang berlaku sesuai kondisi klinis.

Prosedur

1. Petugas membantu pasien untuk masuk ke tempat pemeriksaan triase 2. Dokter segera menilai kondisi umum dan dan tingkat kesadaran 3. Dokter menilai kondisi kegawatdaruratan pasien 4. Dokter menetapakan status kegawatdaruratannya berupa peryataan : Gawat dan Darurat; Gawat tidak Darurat; Darurat tidak Gawat; Tidak Gawat Tidak Darurat 5. Dokter menindaklanjuti hasil penilaian kegawatdaruratan sesuai kebutuhan 6. Petugas melaksanakan pelayanan selanjutnya

Unit Terkait

Seluruh Staf Medis Pejabat Rumah Sakit Bakti Timah

4

TRIASE PASIEN DI SAAT TERJADI BENCANA RSBT KARIMUN

No. Dokumen:

No. Revisi:

Tanggal terbit Januari 2014

Halaman: 1

Ditetapkan oleh Direktur RSBT Karimun

dr. Firmansyah, MARS

SPO Pengertian

Triase pasien di saat terjadi bencana adalah proses pelayanan pasien d tempat terjadinya bencana, guna menentukan skala prioritas pelayanan, sebelum dilaksanakan pelayanan anamnesa, pemeriksaan fisik dan sesuai kebutuhan dan kondisi klinis.

Tujuan

Tujuan umum : Meningkatkan mutu pelayanan d RS Bakti Timah Karimun Tujuan khusus : Tersedianya pedoman untuk melaksanakan triase ditempat terjadinya bencana

Kebijakan

Setiap proses pemberian pertolongan d tempat terjadinya bencana, dimana jumlah petugas lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah pasien yang harus di tolong ; petugas diwajibkan melaksanakn Triase terlebih dahulu. Hasil triase berupa pernyataan tingkat keparahan pasien guna menentukan skala prioritas; petugas member tanda pada pasien berdasarkan keparahannya : Gawat dan Darurat→ tanda kain atau bendera berwarna merah Gawat Tidak Darurat → tanda kain atau bendera berwarna kuning Darurat Tidak Gawat → tanda kain atau bendera berwarna…… Tidak gawat Darurat → tanda kain atau bendera berwarna hijau Meninggal → tanda atau bendera berwarna hitam

Prosedur

Unit Terkait

1. 2. 3. 4.

Petugas mendatangi pasien Dokter atau petugas menilai kondisi umum dan tingkat kesadaran Dokter atau petugas menilai kondisi kegawatdaruratannya Dokter atau petugas menetapkan status kegawatdaruratannya berupa pernyataan : Gawat dan Darurat; Gawat Tidak Darurat; Darurat Tidak Gawat; Tidak Gawat Tidak Darurat 5. Petugas memberi tanda sesuai tingkat kegawatdaruratannya 6. Dokter menindaklanjuti hasil penilaian kegawatdaruratannya sesuai kebutuhan, berdasarkan urutan skala prioritas 7. Petugas melaksanakan pelayanan selanjutnya Seluruh Staf Medis Pejabat di RS Bakti Timah Karimun

5

TINDAKAN RESUSITASI RSBT KARIMUN

No. Dokumen: Tanggal terbit Januari 2014

No. Revisi:

Halaman: 1

Ditetapkan oleh Direktur RSBT Karimun

dr. Firmansyah, MARS

SPO Pengertian

Resusitasi adalah suatu tindakan untuk mengembalikan fungsi vital, mengeluarkan Co2 dan mengembalikan sirkulasi pernafasan ke jantung, serta memenuhi kebutuhan darah akan O2 ke dalam tubuh, dengan tujuan melindungi otak secara manual dari kekurangan oksigen.

Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan tindakan resusitasi sebagai tindakan / usaha mengembalikan fungsi pernafasan atau sirkulasi serta penangan akibat apnue atau cardiac arrest pada seseorang dimana fungsi organ tersebut gagal total oleh sebab yang mendadak.

Kebijakan

Adanya ketentuan tentang tindakan Resusitasi untuk mengembalikan fungsi vital.

Prosedur

1. Bebaskan jalan nafas dengan triple air way maneuver (ekstensikan kepal, dagu di dorong kedepan dan membuka mulut ) bila ada benda asing di mulut dibersihkan 2. Implasi paru dengan cepat 2 kali dengan cara mulut ke hidung, mulut kealat ; kantong sungkup (jika pasien tiak bernafas / dipsnu) 3. Pertahankan ekstensi kepala dan raba nadi karotis 4. Jika nadi teraba teruskan implasi paru 12 kali/menit 5. Jika nadi tidak teraba, lakukan kompresi jantung 6. Bila hanya ada satu penolong implasi 2x (2-3 detik)dengan diselingi 15x kompresi sternum sedalam 4-5 cm 7. Bila ada dua orang penolong selingi 1x implasi sesudah 5x kompresi, kompresi dilakukan 60x/ menit 8. Teruskan resusitasi sampai timbulnya nadi secara spontan 9. Waktu menghentikan resusitasi tergantung dari hasil Evaluasi selama resusitasi

Unit Terkait

UGD

MERUJUK PASIEN

6

RSBT KARIMUN

No. Dokumen: Tanggal terbit Januari 2014

SPO

No. Revisi:

Halaman: 1

Ditetapkan oleh Direktur RSBT Karimun

dr. Firmansyah, MARS

Pengertian

Adalah proses mengalihkan penanganan pasien dari dokter satuke dokter yang lain baik dalam maupun keluar rumah sakit, biasanya rujukkan dilaksanakanterhadap pasien yang memerlukan pelayanan yang kompetensinya tidak dimiliki oleh yang merujuk. Rujukan ke fasilitas lain terutma bila pasien memerlukan pelayanan dengan peralatan dan teknolgi yang tidak dimiliki RS Bakti Timah Karimun.

Tujuan

Tujuan umum : meningkatan mutu pelayanan di RS Bakti Timah Karimun Tujuan khusus : tersedianya pedoman untuk merujuk pasien

Kebijakan

Merujuk mutu ke RS atau fasilitas lain ; dokter yang merujuk harus menetapakan apakah pasien perlu didampingi petugas atau tidak. Merujuk antar dokter di RS dilaksanakan dengan menulis pada dokumen rekam medis

Prosedur

Merujuk ke Rumah Sakit lain 1. Petugas memberitahu kepada pasien dan atau keluarga bahwa pasien perlu di rujuk 2. Dokter mengusahakan agar pasien dalam kondisi memungkinkan untuk menempuh perjalanan ke tempat yang di tuju 3. Dokter menulis rujukan 4. Petugas menyiapkan alat transportasi yang sesuai 5. Dokter menetapakan apakah pasien perlu didampingi oleh petugas rumah sakit 6. Pasien dipindahkan kea lat transportasi 7. Pasien diberangkatkan 8. Seluruh Staf Medis

Unit Terkait

KONSULTASI DI UGD

7

RSBT KARIMUN

No. Dokumen: Tanggal terbit Januari 2014

SPO Pengertian Tujuan

Kebijakan Prosedur

Unit Terkait

No. Revisi:

Halaman: 1

Ditetapkan oleh Direktur RSBT Karimun

dr. Firmansyah, MARS Konsultasi di UGD adalah konsultasi dengan dokter konsulen mengenai penanganan pasien di UGD Tujuan umum : untuk memperlancar dan mempercepat pelayanan penderita gawat darurat Tujuan khusus : 1. Agar penderita gawat darurat dapat segera memperoleh terapi yang seoptimal dari dokter konsulen 2. Agar persamaan persepsi dalam memberiakan pelayanan penderita gawat darurat yang dibutuhkan penanganan dokter konsulen Adanya prosedur dokter mengkonsultasi pasien ke dokter spesialis atau ke dokter spesialis penyakit lain sesuai dengan diagnose pasien. 1. Penderita gawat darurat yang telah dilakukan traseoleh dokter jaga segera dimasukan dalam ruang periksa 2. Perawat jaga melakukan pemeriksaan vital sign 3. Dokter jaga melakukan pemeriksaan dan tindakan life saving 4. Dokter jaga yang di bantu perawat jaga menghubungi dokter konsulen jaga petelepon / handphone / langsung 5. Dokter konsulen harus datang dalam waktu kurang dari30 menit sejak di hubungi. Setelah hadir di rumah sakit dan melakukan pemeriksaan dan pengobatan dokter konsulen mengisi daftar hadir dokter konsulen 6. Bila dokter konsulen tidak dapat hadir maka dokter konsulen memberiakn advis pertelepon yang di catat dalam lembaran daftar hadir konsulen dengan a/n dokter jaga UGD. Dokter konsulen juga harus sesegera mungkin datang ke rumah sakit 7. Apabila konsulen tidak dapat dilakukan / dokter konsulen tidak dapt dihubungi karena berbagai sebab, maka dokter jaga dapat melakukan tindakan medis sebatas kewenangan dokter jaga UGD. Dokter Konsulen

8

INTUBASI ENDOTHRACHEAL RSBT KARIMUN

No. Dokumen: Tanggal terbit Januari 2014

SPO

No. Revisi:

Halaman: 1

Ditetapkan oleh Direktur RSBT Karimun

dr. Firmansyah, MARS

Pengertian

Intubasi endothracheal adalah tindakan medis memasukan Endotracheal Tube ke dalam trachea.

Tujuan

Untuk mempertahankan jalan nafas terbuka

Kebijakan

Adanya prosedur prosedur dalam melakukan tindakan medis ( Intubasi Endothracheal) 1. Siapkan set oksigen 2. Pasang infuse 3. Tempatkan defibrillator disisi pasien 4. Siapkan suction dan periksa apakah berfungsi dengan baik, hubungkan ujung penghisap pada sumbernya 5. Siapkan ambu bag 6. Pasang cardiac monitor / EKG 7. Periksa alat- alat diatas apakah berfungsi dengan baik. 8. Pindahkan atas kepala dan dekatkan pasien sedekat mungkin dengan bagian atas bed resusitasi. Pasien pada psisi sniffing, leher dengan keadaan fleksi dengan kepala ekstensi. Keadaan ini dapat dicapai dengan menempatkan 2-4 inchi atas kepala dileher belakang bagian bawah 9. Pilih ukuran endothracheal ( ET ) tube yang sesuai 10.Pilih laryngoscope yang sesuai dan periksa bola lampu apakah dapat menyala dengan baik 10. Siapkan ET tube dan kembangkan manset balonnya apakah mengembang simetris atau tidak 11. Basahi ujung ET tube dengan jelly anastetik 12. Masukan stylet kedalam tube dan yakinkan bahwa stylet tidak menonjol / keluar dari ujung ET tube 13. Pasang ET tube dengan bagian probe dan stylet pada tempatnya laryngoscope dengan mata pisau terpasang dan jalan nafas oropharingeal kearah pasang intubasi 14. Observasi vital sign, pertahankan terapy intravena dan awasi kemungkinan adanya disritmia 15. Berikan tekanan pada riskold selama intubasi endothracheal untuk melindungi regurgitasi lambung. Temukan kartilagocriciod. Bagian inferior yang menonjol kearah kartilago adalah tricoid kartilago. Berikan tekanan pada bagian anteroateral dan garis tengah ,

Prosedur

9

gunakan ibu jari dan jari telunjuk  Pertahankan tekanan sampai manset endothracheal dikembangkan . setelah ET tube pada tempatnya, kembangkan manset dengan isi minimal sebagai berikut, selam inspirasi mmasukan dengan perlahan udara kedalam garis manset ,tahan manset yang sudah dikembangkan selama siklus ekspirasi.  Ulangi dengan perlahan pengembangan manset selama siklus ventilasi 16. Lakukan penghisapan ventilasi 17. Untuk memeriksa posisi ET tube , ventilasi dengan bag dan lakukan auskultasi bunyi nafas. Observasi penyimpangan bilateral dada 18. Fiksasi ET tube pada tempatnya dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Bagi pasien dengan intubasi oral yang bergigi dengan manset. Masukan jalan nafas oralpharingeal atau batasan blok antar gigi (jika jalan nafas oropharingeal yang digunakan ini harus dipendekan sehingga tidak masuk kedalam pharing posterior) b. Bagi 2 lembar plester, satu dengan panjang 20-24 cm dan yang lain sekitar 14-16 cm ( cukup untuk mengelilingi kepala pasien dan melingkari ET tube beberapa waktu) c. Letakan plester dengan panjang 20-24 cm pada daerah yang rata, tegakkan sisinya keatas dan balikkan kearah plester dengan panjang 14-16 cm d. Tempatkan disamping pasien e. Letakkan satu ujung plester menyilang diatas bibir bawah menyilang dagu , kemudian ujungnya mengitari ET tube pada titik kearah mulut f. Letakkan ujung yang lainnya dibawah bibir bawah menyilang dagu ,kemudian ujungnya mengitari ET tube pada titik tube masuk ke mulut g. Lakukan auskultasi dada bilateral Unit Terkait

Kamar Bedah ICU

10

RSBT KARIMUN

MEMBUAT REKAMAN EKG ( Elektroda kardio Gram ) No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1 Tanggal terbit Januari 2014

dr. Firmansyah, MARS

SPO Pengertian

Ditetapkan oleh Direktur RSBT Karimun

1. 2.

NGT adalah alat yang terbuat dari karet untuk membersihkan lambung atau memberikan makan dan minuman . Pemasangan NGT adalah suatu tindakan memasukan selang kedalam lambung melalui hidung.

Tujuan

Sebagai acuan persiapan dalam pelaksanaan pemasangan NGT pada pasien.

Kebijakan

Setiap tindakkan keperawatan harus dilakukan oleh seorang perawat.

Prosedur

1. Persiapan alat : a. Selang penduga b. Spuit 50 cc lubang tengah c. Bengkok d. Plester dan gunting e. Air matang dan gelas f. Jelly g. Stethoscope h. Kassa steril i. Sarung tangan j. Pengalas k. Larutan chlorine 2. Persiapan pasien / perawat a. Posisi pasien di atur kepala ekstensi b. Pengalas di pasang di atas dada c. Bengkok diletakan disamping pipi d. Lubang hidung dibersihkan e. Cuci tangan 3. Pemasangan NGT a. Selang penduga / NGT diukur panjangnya dari os prontal sampai dengan epigastrium atau dari epigastrium sampai dengan ke hidung kemudian dibelokan ke telinga di beri tanda. Petugas memakai sarung tangan b. Selang dibuka dari bungkusnya kemudian pangkal selang dilipat dengan lengan kiri dan ujungnya diberi jelly, selang dimasukan ke hidung perlahan – lahan, bila pasien sadar disuruh menelan. c. Selang NGT di tes dengan cara memasukan udara ( pakai spuit ) kedalam selang disertai dengan perawat mendengarkan bunyi

11

Unit Terkait

udara dengan menggunakan stethoscope di epigastrium. Bila perawat ragu bisa menggunakan cara memasukan ujung selang kepermukaan air yang ada di gelas. 4. Dinyatakan berhasil bila tak ada gelembung udara di gelas tersebut 5. Fiksasi selang NGTdengan plester di hidung 6. Lihat respon pasien 7. Setelah selesai rapikan peralatan dan di rendam dengan larutan Chlorin selama 10 menit 8. Perawat cuci tangan UGD Kamar Bedah Rawat inap

12

RSBT KARIMUN

No. Dokumen: Tanggal terbit Januari 2014

SPO Pengertian Tujuan

MEMBUAT REKAMAN EGK No. Revisi: Halaman: 1

Ditetapkan oleh Direktur RSBT Karimun

dr. Firmansyah, MARS Melakukan perekaman EKG untuk melihat perubahan potensial atau voltage yang terdapat dalam jantung . Mengetahui ada/ tidaknay kelainan irama jantung / aritmia 1. Mengetahui ada / tidaknya kelainan myocardium 2. Mengetahui ada/ tidaknya pengaruh oba-obatan terutama digitalis 3. Mengetahui ada/ tidaknya kelainan elektrolit

Kebijakan

Prosedur ini menerangkan cara melakukan EKG

Prosedur

1. Menyiapkan alat : Seperangkat alat EKG , terdiri dari : a. Mesin yang dilengkapi dengan 3 kabel - Satu kabel untuk listrik - Satu kabel untuk bumi ( ARDE ) - Satu kabel untuk pasien (terdirrri dari kabel diberi tanda/warna ) b. Alat elektroda yaitu : - Elektroda ekstermitas 4 buah - Balon elektroda dada 6 buah - Kertas EKG - Jelly - Tissue 2. Membertahu pasien 3. Mempersiapakan alat 4. Mengatur posisi pasien ( tidur terlentang ) 5. Membuka pakaian bagian atas, kaos kaki, jam tangan 6. Mengikat elektroda ekstrimitas pada : - Tangan kanan : warna merah - Tanagan kiri : warna kuning - Tangan kanan : warna hiam - Kakinkiri : warna hijau 7. Alat EKG otomatis V1 : sela iga ke 4 pada garis sternum kanan = elektroda V1 V2 : sela iga ke 4 pada garis sternum kiri = elektroda V2 V3 : terletak anatara V2 dan V4 = ekeltroda V3 V4 : ruang iga ke 5 pada garis tengah kalvikulas kiri = elektroda V4 V5 : depan aksila sejajar dengan V5 = elektroda V5

13

V6 : aksila tengah sejajar dengan V5 = elektroda V6 V3R : lokasi sama dengan V3 ttetapi sebelah kanan sternum 8. Menghidupkan mesin EKG dengan menekan tombol “ON” 9. Melakukan kalibrasi dengan menekan tombol “ RUN/ START “setelah kertas EKG bergerak tombol kalibrasi tekan 3 kalin berturutturut 10. Melakukan rekaman EKG dengan cara memindahkan tombol “ Lead “ mulai dari lead I, II, III. aVR, aVL,AVF, V1 s/d V6, V3R, VE dan IIIR 11. Memindahkan / mengatur posisi tombol “ Lead “ ke posisi semula 12. Mematian EKG dengan dengan menekan tombol “OF” 13. Merapikan pasien dan alat-alat 14. Menulis identitas pasien pada kertas EKG 15. Menepelkan hasil EKG pada buku EKG 16. Hal- hal yang perlu diperhatikan a. Rekaman EKG dilakukan masing – masing sadapan 3-4 komplek b. Alat dalam posisi of apabila tidak digunakan c. Kalibrasi dapat dipakai ½ M.V bila gambar terlalu besar dan 2.M.V. bila terlalu kecil Unit Terkait

Unit kerja Rawat Inap Unit kerja Rawat Jalan Unit Kerja UGD

14

PENGGUNAAN TELPON DI UGD RSBT KARIMUN

No. Dokumen: Tanggal terbit Januari 2014

SPO

No. Revisi:

Halaman: 1

Ditetapkan oleh Direktur RSBT Karimun

dr. Firmansyah, MARS

Pengertian

Penggunaan telpon di UGD RS. Bakti Timah Karimun adalah proses berkomunikasi telepon dalam rangka member pelayanan di rumah sakit dan untuk kepentingan dinas.

Tujuan

Tujuan umum : meningkatkan mutu pelayanan di RSBT Karimun Tujuan Khusus : adanya panduan untuk menggunakan telepon

Kebijakan

Telepon di rumah sakit hanya untuk kepentingan dinas. Penggunaan untuk kepebtingan pribadi pegawai rumah sakit harus seizin kepala instansi atau kepala bidang atau kepala bagian

Prosedur

Menerima Telepon 1. Petugas mengangkat gagang telepon 2. Petugas member salam, menyebut nama dan UGD RS.Bakti Timah Karimun, dan apa yang bisa dibantu? 3. Petugas meresspon pembicaraan sesuai dengan kepeluan 4. Petugas menutup pembicaraan dengan ucapan terima kasihtelah menghubungi UGD RS. Bakti TImah Karimun dan menyampaikan salam 5. Gagang telpon diletakkan ditempatnya 6. Petugas mencatat pada buku log telepon Menelepon keluar 1. Petugas mengangkat ganggang telpon 2. Petugas melaksanakan dial telepon ke nomor yang di tuju 3. Petugas menyampaikan salam, enebut nama,menyebut Rumah Sakit Bakti Timah Tanjung Balai Karimun 4. Petugas mengadakan pembicaraan secukupnya sesuai tujuan menelepon 5. Petugas mengakhiri pembicaraan dengan menyampaikan salam 6. Gagang telepon diletakkan ditempatnya 7. Petugas mencatat pada buku log telepon

Unit Terkait

Seluruh petugas Unit Gawat Darurat, Staf medis fungsional

15

RSBT KARIMUN

PENGISIAN DOKUMEN ASUHAN KEPERAWATAN No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1 Tanggal terbit Januari 2014

Ditetapkan oleh Direktur RSBT Karimun

dr. Firmansyah, MARS

SPO Pengertian

Metode pembinaan asuhan keperawatan yang dilakaukan secara sistematik dan teratur.

Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam melaksanakan pengisian asuhan keperawatan.

Kebijakan

Pengisian Asuhan Keperawatan secara sistematik sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap pasien.

Prosedur

1. Perawat mengisi formulir penhkajian setiapn proses baru dan mencatat serta mengkaji data setiap pasien masuk, rawat dan pulang 2. Data dikelompokan Bio, Psiko¸Sosial, Spiritual sesuai pengkajian 3. Setelah pengkajian, perawat merumuskan diagnosa yang timbul, yang mengandung komponen problem, etiologi, symptom, diagnose dibuat berdasarkan prioritas masalah 4. Perawat menyusun rencana tindakan keperawatan berdasarkan prioritas masalah, tujuan, implementasi dan interfensi serta menggambarkan kesinambungan tim bagi tim kesehatan lainnya 5. Perawat melaksanakan tindakan perawatan mengacu pada tindakan 6. Perawat mencatat tindakan 7. Perawat mencatat Evaluasi 8. Setiap melakukan tindakan perawatan mencantumkan nama, paraf / tanda tangan 9. Proses Billing 10.Merekomendasikan pada Rekam Medis

Unit Terkait

UGD

16

PENGGUNAAN AMBULANCE UNTUK PASIEN UGD RSBT KARIMUN

No. Dokumen: Tanggal terbit Januari 2014

SPO

No. Revisi:

Halaman: 1

Ditetapkan oleh Direktur RSBT Karimun

dr. Firmansyah, MARS

Pengertian

Penggunaan ambulance untuk pengangkutan pasien Gawat Darurat ketempat tujuan pasien.

Tujuan

Sebagai acuan bagi Dokter dan perawat Unit Gawat Darurat, serta pasien UGD dalam menggunakan Ambulance Rumah Sakit

Kebijakan

1. Ambulance RSBT Karimun tersedia selama 24 jam 2. Kondisi pasien gawat harus distabilkan dahulu sebelum melakukan perjalanan dengan dengan ambulance

Prosedur

1. Apabila ada pasien UGD melakukan Aambulance, misalnya karena ingin pindah Rumah sakit atau merujuk pasien tersebut atas dasar ruang rawat inap penuh atau fasilitas terbatas, maka petugas UGD konfirmasi ke bagian kasir bahwa pasien tersebut memerlukan Ambulance ke tujuan yang telah ditentukan. 2. Keluarga pasien menyelesaikan administrasi ke bagian kasir. 3. Apabila bagian kasir telah ACC,kemudian pihak kasir menghubungi ambulance yang sedang bertugas 4. Perawat UGD membuat surat jalan dengan keterangan driver dan perawat pendamping pasien 5. Perawat UGD menstabilkan kondisi pasien sebelum pasien di rujuk atau dibawa oleh ambulance ke tempat tujuan tersebut 6. Dokter UGD membuat rujukan keterangan terapi yang telah diberikan di RS.Bakti Timah Karimun 7. Perawat UGD mempersiapkan kelengkapan peralatan yang diperlukan yang belum tersedia di Ambulance 8. Kondisi pasien dinyatakan siap untuk dibawa oleh ambulance 9. 1.

Unit Terkait

17

RSBT KARIMUN

No. Dokumen: Tanggal terbit Januari 2014

No. Revisi:

Halaman: 1

Ditetapkan oleh Direktur RSBT Karimun

dr. Firmansyah, MARS

SPO Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit Terkait

RSBT KARIMUN

No. Dokumen: Tanggal terbit Januari 2014

SPO

No. Revisi:

Halaman: 1

Ditetapkan oleh Direktur RSBT Karimun

dr. Firmansyah, MARS

Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit Terkait

18

RSBT KARIMUN

No. Dokumen: Tanggal terbit Januari 2014

No. Revisi:

Halaman: 1

Ditetapkan oleh Direktur RSBT Karimun

dr. Firmansyah, MARS

SPO Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit Terkait

RSBT KARIMUN

No. Dokumen: Tanggal terbit Januari 2014

SPO

PERAWAT JAGA UGD No. Revisi: Halaman: 1 Ditetapkan oleh Direktur RSBT Karimun

dr. Firmansyah, MARS

Pengertian

Perawat jaga UGD adalah petugas yang bertugas untuk melayani yang datang ke UGD selam 24 jam terus menerus sesuai dengan jadwal dinas .

Tujuan

Sebagai acuan dalam penerapan langkah- langkah pelaksanaan kegiatan perawat jaga di UGD

Kebijakan

1. Perawat jaga UGD dalam 24 jam terbagi dalam 3 shift yaitu :

19

a. Shift pagi jam 07.30 – 14.30 b. Shift sore jam 14.30 – 21.30 c. Shift malam jam 21.30 – 07.30 2. Perawat jaga UGD wajib mengikuti segala aturan yang ada di UGD dan Rumah Sakit Bakti Timah Karimun 3. Perawat jaga UGD diikutsertakan dalam pelatihan PPGD Prosedur

Unit Terkait

RSBT KARIMUN

1. Perawat jaga UGD diwajibkan datang 15 menit sebelum jam dinas mulai 2. Mengisi absensi 3. Dinas awal diwajibkan operan alat-alat , obat-obatan, operan pasien dan status 4. Tidak dapat meninggalkan UGD sebelum ada operan, kecuali ada keperluan mendadak dan atas persetujuan kepala ruangan atau perawat sedinasnya 5. Membuat laporan perawatan pasien 6. Mengembalikan status pasien pulang ke pendaftaran, kecualai status pasien observasi 7. Bila perawat jaga berhalangan hadir maka ditentukan prosedur perawat UGD berhalangan jaga ( ijin ) Rawat Inap UGD

No. Dokumen: Tanggal terbit Januari 2014

Halaman: 1

Ditetapkan oleh Direktur RSBT Karimun

dr. Firmansyah, MARS

SPO Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Unit Terkait

No. Revisi:

8.

20

21

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF