Spo Tb Dot Terbaru
March 15, 2017 | Author: Eka Zara Almer | Category: N/A
Short Description
Download Spo Tb Dot Terbaru...
Description
PROSEDUR No. Dokumen :
No. Revisi :
Halaman :
RUMAH SAKIT DIK PUSDIKKES KODIKLAT TNI AD Jl. Raya Bogor, Kramat Jati, Telp. 8092358 Fak 021) 80883704 E-Mail : Http://www.pusdikkes.com/
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL ( SPO )
Ditetapkan Kepala Rumah Sakit Pendidikan Tanggal terbit : dr. Fias, S.PD Letnan Kolonel Ckm NRP 11960000361265
PENGRTIAN
Merupakan upaya untuk menjaring pasien-pasien yang dicurigai menderita TB (suspek pasien TB) di RS DIK PUSDIKKES yang dilakukan secara promotive case finding
TUJUAN
Sebagai tujuan tatalaksana menjaring pasien dicurigai menderita TB (suspek pasien TB)
KEBIJAKAN
Bahwa seluruh pelaksanaan pelayanan di tiap unit pelayanan di RS DIK PUSDIKKES mempunyai kewajiban untuk menjaring pasien-pasien yang memiliki gejala penderita TB (suspek pasien TB)
PROSEDUR
1. pasien dengan gejala sebagaimana di bawah ini harus dianggap sebagi seorang suspek pasien TB : a.. Bantuk terus menerus > 2 minggu b. Batuk berdahak, kadang bisa disertai darah c. Dapat disetai: demam, meriang > 1 bulan, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam d. pasien dengan gejala TB ekstra paru (sesuai orang yang disertai : pembesaran kelenjar limpe, gibbus, skrofuloderma, dll) 2. pelaksanan pelayanan kesehatan (staf medis dokter / staf perawat), apabila menemukan pasien dengan gejala sebagaimana dengan tersebut diatas : a. diklinik-klinik rawat jalan : catat data identitas suspek pasien TB pada form TB06, kolom 1 s.d 6 buatkan lembar permintaan pemeriksaan dahak S-P-S
PROSEDUR PENJARINGAN SUSPEK PASIEN TB
No. Dokumen :
No. Revisi :
Halaman :
RUMAH SAKIT DIK PUSDIKKES KODIKLAT TNI AD
( form TB-05), untuk penegakkan diagnosis Buatkan lembar permintaan pemeriksaan penunjang lainnya, sesuai indikasi (foto thorax / histo-patologi / patologi-anatomi, dll) Dilakukan konseling dan edukasi : Pentingnya dilakukan 3x pemeriksaan dahakdan cara mengeluarkan dahak yang benar Dan pasien dipersilahkan ke laboratorium / radiologi Setelah diperoleh hasil pemeriksaan dahak S-P-S, maka hasil pemeriksaan dahak dicatat pada form TB-06, kolom 8 s.d 14 Melengkapi catatan rekamedik pasien Apabila pasien terdiagnosis sebagai pasien Tuberkulosis rujuk ke Poll DOTS dengan menggunakan formulir rujukan internal
b. Diruang ruang rawat inap : Catat data iden titas suspek pasien TB pada forn TB-06, kolom 1 s.d kolom 6 Buatkan lembar permintaan pemeriksaan dahak S-P-S ( form TB-05 ), untuk menegakkan diagnosis Buatkan lembar permintaan pemeriksaan penunjang lainnya, sesuai dengan indikasi ( foto thorax / histopotologi / potologi-anatomi, dll ) Suspek pasien TB deberikan pot dahak, dan dibantu untuk mengeluarkan dahak yang benar, S-P-S Pot dahak S-P-S suspek pasien TB diserahkan ke laboratorium Setelah diperoleh hasil pemeriksaan dahak S-P-S , maka dari hasil pemeeriksaan dahak dicatat pada form TB-06, kolom 8 s.d kolom 14 Melengkapi catatan rekamedik pasien Pada saat setiap pulang dari rawat inap, dianjurkan untuk kontrol rawat jalan di klinik rawat jalan SMF terkait
PENJARINGAN SUSPEK PASIEN
No. Dokumen :
No. Revisi :
Halaman :
RUMAH SAKIT DIK PUSDIKKES KODIKLAT TNI AD
3.suspek pasien TB selanjutnya dilakukan penegakkan diagnosis oleh staf medis dokter penanggung jawat perawatan pasien tersebut.
Alur Pasien Baru Poli dalam wanita / pria Poli Gastro Poli Pulmo Poli lainnya
UNIT DOTS ALUR PELAYANAN PASIEN RAWAT INAP Berobat ke RS
Rawat jalan
TB 01 → lap ke unit DOTS
Tidak menggunakan obat program tidak dicatat di TB 01
Selama dirawat → obat resep
Pulang dari rawat inap Pilang dari rawat inap
Kontrol di poli paru → unit DOTS mulai buka obat
Pasien dibuatkan TB 09 dan dicatat di buku rujuk diagnosa
UNIT TERKAIT
1. Rawat jalan 2. Rawat inap
PROSEDUR DIAGNOSIS PASIEN TB
No. Dokumen :
No. Revisi :
Halaman
RUMAH SAKIT DIK PUSDIKKES KODIKLAT TNI AD
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL ( SOP )
Tanggal terbit
Ditetapkan Kepala Rumah Sakit Pendidikan
dr. Fias, S.PD Letnan Kolonel Ckm NRP 11960000361265 PROSEDUR DIAGNOSIS PASIEN TB PENGERTIAN
Merupakan kegiatan untuk menegakkan diagnosis TB pada pasien yang dicurigai penderita TB ( suspek , oleh staf medis dokter penangguang jawab perawatan pasien, RS DIK PUSDIKKES .
TUJUAN
Sebagai acuan tatalaksa penegakkan diagnosis TB pada pasien yang dicurigai menderita TB ( suspek pasien TB ), untuk menemukan pasien TB
KEBIJAKAN
Rumah sakit melaksanakan penanggulangan TB sesuai dengan pedoman strategi DOTS
PROSEDUR
1. Penegakkan diagnosis pasien TB didasarkan pada : a. Anamnesis ( kelurahan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, dan riwayat penyakit keluarga ) b. Pemeriksaan fisik yang mendukung c. Hasil pemeriksaan dahak S-P-S d. Hasil pemeriksaan penunjang lainnya ( sesuai indikasi : foto thorax / uji tuberkulin / histo-patologi / patoligianatomi ) e. Hasil pembobotan ( sistem skor ) pada kasus TB anak 2. untuk pasien TB paru dewasa, apabila : a. Pada suspek pasien TB, ditemukan BTA ( + ) pada ≥ 2 hasil pemeriksaan dahak S-P-S, maka ditegakkan : diagnosis pasien TB, dan selanjutnya penetapan klasifikasi dan tipe pasien TB, untuk menentukan regimen pengobatan OAT-nya
PROSEDUR DIAGNOSIS PASIEN TB
No. Dokumen :
No. Revisi :
Halaman
RUMAH SAKIT DIK PUSDIKKES KODIKLAT TNI AD
PROSEDUR
b. Pada suspek pasien TB, ditemukan BTA (+) pada hanya 1 hasil pemeriksaan dahak S-P-S, maka dilakukan pemeriksaan foto thorax : Bila hasil fotothorax mengundang kelainan TB, maka ditegakan diagnosis pasien TB, selanjutnya dilakukan penetapan klarifikasi dan tipe pasien TB, untuk menentukan regimen pengobatan OAT-nya. Bila foto thorak tidak mengundang kelainan TB, maka dapat diulakuan pemeriksaan dahak S-P-S ulang : c. pada suspek pasien TB, ditemukan BTA (-) pada ke3 hasil pemeeriksaan dahak S-P-S, maka diberikan pengobatn antibiotik spektrum luas terlibih dahulu. Dan bila ada perbaikan, maka ditegakkan diagnosis bukan pasien TB, apabila dengan antibiotik spektrum luas tidak ada perbaikan, maka dilakukan pemeriksaan foto thorax : Bila hasil pemeriksaan foto thorax mendukung kelainan TB, dan maka ditegakkan didiagnosis pasien TB selanjutnya dilakukan penetapan klarifikasi dan tipe pasien TB, untuk menentukan regimen pengobatan OAT-nya Bola hasil pemeriksaan foto thorax tidak mendukung kelainan TB, dan maka ditegakkan diagnosis bukan pasien TB 3. untuk pasien TB anak, apabila engan pembobotan : Skor. 6 atau >, ditegakkan diagnosis TB anak Skor. 5, dilakukan evaluasi lebih lanjut Skor. < 5, ditegakkan bukan TB anak
PROSEDUR DIAGNOSIS PASIEN TB NO. Dokumen
RUMAH SAKIT DIK PUSDIKKES KODIKLAT TNI AD
No. Revisi
Halaman
Suspek pasien
Pemerisan dahak S-P-S
Hasil BTA : + + +/++-
Hasil BTA : + - -
Hasil BTA : - - -
Beri antibiotik
Foto thorax
Hasil mendukung
Tak ada perbaikan
Hasil tak mendukung
Ada perbaikan
foto thorax
Pemeriksaan ulang dahak : S-P-S
Hasil BTA + + +, + + -, + - -
Hasil BTA : --
Hasil mendukung
pasien
Hasil tak mendukung bukan pasien TB
PROSEDUR DIAGNOSIS PASIEN TB
RUMAH SAKIT DIK PUSDIKKES KODIKLAT TNI AD
No. Dokumen :
No. Revisi :
Halaman :
Sistem skor untuk diagnosis pasien TB anak : Paramater / skor Kontak TB
Tak jelas
Uiji tuberkulin
Negatif
BB / keadaan gizi Bemam tanpa sebab jelas Batuk Pembesaran Inn Pembengkakan tulang / sendi Rontgen thorax
Unit Terkait
Ada. BTA tak tahu Ada, BTA tak tahu < 80%
Ada BTA positif Ada, BTA positif positif
± 2 mg ± 3 mg ≥ 1 cm, > 1 tak cm ada Normal
Mendukung TB
1. Ka Polum & Spesialisasi 2. Para Karu Perawatan Inap
PROSEDUR KLASIFIKASI DAN TIPE PASIEN TB
No. Dokumen : RUMAH SAKIT DIK PUSDIKKES KODIKLAT TNI AD
No. Revisi :
Halaman :
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL ( SOP )
Tanggal terbeit :
Ditetapkan Kepala Rumah Sakit Pendidikan
dr. Fias, S.PD Letnan Kolonel Ckm NRP 11960000361265 PENGETIAN
Pasien yang ditegakkan diagnosis TB lanjutan perluditetapkam klarifikasi dan tepenya, berdasarkan : organ tubuh yang yang sakit ( paru / atau ekstra paru ), hasil pemeriksaan dahak secara mikroskopik langsung ( BTA positif / BTA negatif ), riwayat pengobatan sebelumnya ( baru / sudah sudah pernah diobati ), dan tingkat keparahan penyakit ( ringan / berat ), oleh staf medis dokter penanggung jawab perwat pasien di RS DIK PUSDIKKES
TUJUAN
Sebagi acuan untuk menetapkan paduan regimen obat anti TB ( OAT ) yang harus diberikan kepada pasen tersebut
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Bahwa penetapan klarifikasi dan tipe pasien TB didasarkan pada : organ yang diserang, hasil pemeriksaan dahak mikroskopis, riwayat pengobatan sebelumnya dan tingkat keparahan sakit, dilakukan oleh staf medis dokter penanggung jawab perawatan pasien tersebut 1. berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan dahak, mikroskopik,dan pemeriksaan penunjang lainnya, maka pasien TB akan ditetapkan klasifikasi dan tipenya: a. Berdasrkan organ tubuh yang diserang : pasien TB paru/pasien TB ekstra paru b. Berdasarkan hasil pemeriksan dahak secra mikroskopis : paasien TB paru BTA (+)/pasien TB paru BTA (-) foto thorak (+) c. Berdasarkan riwayat pengobatan TB sebelumnya : pasien TB paru BTA (+) baru/pasien TB paru BTA (+) kambuh-gagal-default-kronis d. Berdasarkan keparahan penyakit : pasien TB ekstra paru ringan/pasien TB ekstra paru berat/pasien TB paru BTA (-) foto thorax (+) ringan/pasien TB paru BTA (-) fotop thorax (+) berat 2. Diagnosis, klasifikasi dan tipe: a. TB paru BTA (+) baru: 2 atau lebih sediaan atau apusan hadak ditemukan BTA (+), atau 1 sedian apusan dahak BTA (+) foto thoraxs mendukung TB, pasien belum pernah mendapat pengobatan OAT sebelumnya atau minum OAT ≤ 1 bulan b. TB paru BTA (-) foto thorax (+): 3 sediaan hapusan dahak BTA (-) hasil foto thoraxs mendukung TB, atau TB anak, atau kasus TB yang tidak diperoleh hasil apusan dahak pasien
PROSEDUR KLASIFIKASI DAN TIPE PASIEN TB No. Dokumen : RUMAH SAKIT DIK PUSDIKKES KODIKLAT TNI AD
No. Revisi:
Halaman:
c. Tb paru BTA (+) kambuh: pasien sudah mendapat pengobatan OAT dan sudah dinyatakan sembuh yang kemudian didiagnosa lagi dengan BTA (+) d. Tb paru BTA (+) gagal: pasien sendirian apusan awalnya BTA negatif kemudian dengan pengobatan menjadi BTA (+), atau pasien TB yang pengobatan s.d bulan ke-5 dengan BTA yang tetap (+) e. TB paru kronis : pasien TB BTA (+) yang s.d akhir pengobatan BTA nyatetap (+) f. TB paru setelah default : pasien kembali berobat dengan TB BTA (+) setelah putus obat > 2 bulan g. TB ekstra paru: kasus TB yang menyerang organ selain paru (kulit,kelenjar,tulang,syaraf,dll) ringan maupun berat 3. Dokter penanggung jawab perawatan pasien TB tersebut selanjuitnya menetapkan paduan regimen obat anti TB , sesuai dengan klasifikasi dan tipe pasien, sesuai standar WHO dan ISTC (international standart of tubercolosis care) Alur penetapan klasifikasi dan tipe pasien TB Mikroskopis
Riwayat pengobatan
Organ
BTA
Belum pernah
Baru
Paru BTA (-)
KASUS
Kambu h Sudah pernah
gagal Kronis
Berat Ekstra paru
Ringan
keparahan
PROSEDUR KLASIFIKASI DAN TIPE PASIEN TB
No. Dokumen: RUMAH SAKIT DIK PUSDIKKES KODIKLAT TNI AD
No. Revisi:
Halaman:
UNIT TERKAIT
1. Ka Polum & Spesialisasi 2. Para Karu Perawatan Inap
ALUR PASIEN TUBERKULOSIS DI INSTALASI GAWAT DARURAT No. Dokumen:
No. Revisi:
Halaman:
RUMAH SAKIT DIK PUSDIKKES KODIKLAT TNI AD
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Pendidikan STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL ( SOP )
Tanggal terbit dr. Fias, S.PD Letnan Kolonel Ckm NRP 11960000361265
ALUR PASIEN TUBERKULOSIS DI INSTALASI GAWAT DARURAT PENGERTIAN
Suatu alur Tuberkulosis
penatalaksanaan
pasien
atau
suspek
pasien
TUJUAN
Sebagai acuan penatalaksanaan pasien atau suspek pasien Tuberkulosis selama selama mendapatkan pelayanan di instalasi gawat darurat, ditujukan terhadap peningkatan mutu layanan, kemudahan akses untuk penemuan dan pengobatan sehingga mampu memutuskan rantai penularan Tuberkulosis
KEBIJAKAN
Setiap petugas kesehatan RS DIK PUSDIKKES mengetahui tentang Alur pasien tuberkulosis di instalasi gawat darurat
PROSEDUR
Setiap pasien yang diketahui atau dicuragai menderita TUBERKULOSIS PARU harus dibri masker untuk dipakai mulai saat pendaftaran selama menjalin pemeriksaan sampai mendapatkan diagnosis Seorang pasien dicurigai menderita TB PARU apabila gejala sebagai berikut: 1. Batuk yang parsisten > 3 minggu 2. Nyeri dada 3. Batuk darah atau batuk dengan dahak bercampur darah 4. Berat badan menurun 5. Nafsu makan menurun 6. Berkeringat banyak saat malam hari 7. Cepat lelah 8. Ada gejala malaise
ALUR PASIEN TUBERKULOSIS DI INSTALASI GAWAT DARURAT No. Dokumen RUMAH SAKIT DIK PUSDIKKES KODIKLAT TNI AD
No. Revisi
Halaman : 2/2
Seorang pasien TB yang masuk IGD dicurigai merupakan pasien yang infeksius bila ditemukan adanya 1. Batuk yang parsisten > 3 minggu 2. Pada foto thoraks ditemukan adanya kavitas 3. BTA sputum 4. Pasien tidak mendapat terapi adekuat 5. Pasien diketahui sebelumnya sebagai pasien TB Paru, TB saluran nafas TB laring 6. Pasien yang sedang yang menjalani prosedur induksi sputum seperti bronkhoskopi, pengobatan aerosol 7. Penderita TB ekstra paru biasanya tidak menular kecuali pada kasus TB pada laring, rongga mulut atau TB ekstra paru dengan absen terbuka seperti Scrofuloderma. Penularan terjadi melalui mekanisme kontak. Masker tersebut harus selalu dipakai selama menjalani pemeriksaan sampai terbukti bahwa pasien yang bersangkutan tidak menderita Tuberkulosis Paru. Pasien yang diketahui atau dicurigai menderita Tuberkulosis paru harus ditempakan terpisah dari kelompok prioritas untuk diperiksa terlebih dahulu. Dokter atau petugas lainnya yang menangani pasien atau suspek Tuberkulosis wajib menggunakan respirator (masker N95) setiap kali berinteraksi dengan pasien. Pasien yang oleh dokter di diagosis Tuberkulosis paru dan menularkan perawatan harus dirawat diruang perawatan isolasi khusus Tubrkulosis.
UNIT TERKAIT
Instalasi Gawat Darurat Instalasi Rawat Jalan Instalasi Rawat Inap
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI PASIEN TUBERKULOSIS DI INSTALASI RAWAT INAP
RUMAH SAKIT DIK PUSDIKKES KODIKLAT TNI AD
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman :
1/1 Ditetapkan Kepala Rumah Sakit Pendidikan STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL ( SOP )
Tanggal terbit dr. Fias, S.PD Letnan Kolonel Ckm NRP 11960000361265
PENCEGAHAN DAN PENGENALIAN INFEKSI PASIEN TUBERKULOSIS DI INSTALSI RAWAT INAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
Suatu alur penatalaksanaaan pasien atau suspek pasien Tuberkulosis Paru selama mendapatkan perawatan dirawat inap di RS DIK PUSDIKKES Sebagai acuan penatalaksanaan pasien suspek Tuberkulosis Paru selama mendapatkan perawatan dirawat inap di RS DIK PUSDIKKES Setiap petugas kesehatan RS DIK PUSDIKKES wajib memberikan pelayanan perawatan diruang rawat inap - pasien yang oleh dokter didiagnosis Tuberkolis Paru dan memerlukan perawatan harus dirawat diruang perawatn isolasi khsus Tuberkulosis. - selama menjalani perawatan pasien wajib mengenakan masker. Petugasmedis dan parmedic wajib mengenakan respirator (masker N95) setiap kali memasuki ruang rawat isolasi tidak diperkenankan ditunggui oleh keluarga atau pihak lainnya, kecuali atas ijin dokter penaggung jawab pasien - pintu ruang rawat isolasi harus selalu tertutup dan kuncinya dipegang oleh petugas - Unit Gawat Darurat - Unit Gawat Inap - Unit Gawat Jalan
TRANSPORTASI PASIEN TUBERKULOSIS PARU
RUMAH SAKIT DIK PUSDIKKES KODIKLAT TNI AD
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman :
1/1
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL ( SOP )
Tanggal terbit
Ditetapkan Kepala Rumah Sakit Pendidikan
dr. Fias, S.PD Letnan Kolonel Ckm NRP 11960000361265 TRANSPORT TASI PASIEN TUBERKULOSIS BARU PENGERTIAN
Suatu pengiriman pasien tuberkulosis pari antar unit di lingkungan RS DIK PUSDIKKES
TUJUAN
Sebagai acuan dalam pengiriman atau transportasi pasien suspek tuberkulosis paru selama mendapatkan pelayanan di RS DIK PUSDIKKES diruang perawatan
KEBIJAKAN
Setiap petugas kesehatan RS DIK PUSDIKKES mengetahui kemudahan akses untuk penemuan dan pengobatan sehingga mampu memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya MDR – TB
PROSEDUR
- Jika memungkinkan serta fasilitas tersedia, hendaknya setiap pemeriksaan terhadap pasien atau suspek tuberkulosis paru, termasuk pemeriksaan penunjang, dilakukan di tempat pasien berada (ruang isolasi) - Jika pasien atau suspek tuberkulosis paru harus menjalani pemeriksaan atau perawatan atau di unit atau ruangan tertentu, maka pasien harus selalu mengenkan masker ketika dikirim ke unit atau ruangan yang dituju dan diantara petugas yang mengenakan respuirator (masker N95)
UNIT TERKAIT - Unit Gawat Darurat - Unit Rawat Inap - Unit Rawat
PENGUMPULAN DAN PENGIRIMAN SPUTUM
No. Dokumen RUMAH SAKIT DIK PUSDIKKES KODIKLAT TNI AD
No. Revisi
Halaman : 1/2
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL ( SOP )
Tanggal terbit
Ditetapkan Kepala Rumah Sakit Pendidikan
dr. Fias, S.PD Letnan Kolonel Ckm NRP 11960000361265 PENGUMPULAN DAN PENGIRIMAN SPUTUM PENGERTIAN
Suatu prosedur yang sangat diperlukan dalam proses penegakkan diagnosis TB
TUJUAN
Sebagai acuan untuk mendapatkan sputum yang kuantitas dan kualitasnya baik untuk dilakukan pemeriksaan mikroskopis
KEBIJAKAN
RS.DIK PUSDIKKES melaksanakan pelayanan, pemeriksaan dahak secara mikroskopik.
PROSEDUR
Alat yang diperlukan : - pot dahak steril sesuai standar laboraturium - stiker/spidol - Sabun cuci tangan - parafilm - prosedur tanpa pengumpulan dahak - form TB 05/TB 05 MDR Cara kerja : Persiapan pasien : - beritahu pasien tentang pentingnya mendapatkan dahak yang berkualitas untuk menentukan penyakitnya. - anjurkan pasien untuk berdahak dalam keadaan perfut kosong, dan membersihkan rongga mulut denganberkumur dengan air bersih. - dahak adalah bahan infeksius, anjurkan pasien untuk berhati-hati saat berdahak dan mencuci tangan dengan sabun. - anjurkan pasien untuk membaca prosedur tetap pengumpulan dahak yang bersedia di sputum booth khusus untuk berdahak.
PENGUMPULAN DAN PENGIRIMAN SPUTUM
No. Dokumen RUMAH SAKIT DIK PUSDIKKES KODIKLAT TNI AD
No. Revisi
Halaman : 2/2
Persiapan alat : - siapkan pot dahak steril - beri identitas pada badan pot dahak. Tempelkan identitas pasien dan tambahkan tanda A untuk pot dahak sewaktu dan B untuk pot dahak pagi pada dinding badan pot jangan pada tutupnya. - dahak sewaktu dikumpulkan pada waktu pasien datang pertama kali, dan kemudian pasien diberikan pot untuk dibawa pulang untuk menampung dahak pagi. Pengambilan dahak untuk didianosis TB adalah tiga kali (S-P-S/Sewaktu-pagi-sewaktu), sedangkan untuk TB MDR 2 kali ( S-P/Sewaktu-pagi). - Tulis identitas pasien dan tanggal pengambilan dahak pada formulir TB 05/TB 05 MDR - Caramengelurkan dahak yang baik - Kumur-kumur dengan air bersih sebelum mengeluarkan dahak - bila memakai gigi palsu, lepaskan sebelum berkumur - tarik nafas dalam (2-3 kali) - buka tutup pot, dekatkan ke mulut, berdahak dengan kuat dan ludahkan ke dalam pot dahak. - tutup pot yang berisi dahak dengan rapat. - cuci tangan dengan air bersih dan sabun antiseptik - pada saat mendangi pasien berdahak, petugas harus mendampingi pasien dengan memperhatikan arah angin yang tidak mengarah kepada petugas. - apabila ternyata dahak tidak memenuhi syaratpemeriksaan (air liur atau volumenya kurang), pasien harus meminta berdahak lagi. UNIT TERKAIT
Unit rawat jalan Unit rawat inap
PROSEDUR PEMANTAUAN PENGOBATAN PASIEN TB RS DIK PUDIKKES KODIKLAT TNI AD
No. dokumen
No. Revisi
Halaman
RUMAH SAKIT DIK PUSDIKKES KODIKLAT TNI AD
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL ( SOP )
Tanggal terbit
Ditetapkan Kepala Rumah Sakit Pendidikan
dr. Fias, Sp.PD Letnan Kolonel Ckm NRP 11960000361265
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Pemantauan keteraturan dan kepatuhan penegobatan pasien, dari awal pengobatan s.d selesai massa pengobatan, termasuk pemantauan konversi terapi dan hasil terapi 1. menilai keberhasilan pengobatan pasien TB 2. menilai keberhasilan program penanggulangan TB RS DIK PUSDIKKES melaksaakan penanggulangan TB sesuai dengan pedoman strategi DOTS 1. pada setiap pasien TB yang mendapatkan pengobatan OAT dengan panduan regimen OAT sesuai ketetapan WHO/ISTC, maka ditunjuk seorang PMO (pengawas minum obat) 2. dilakukan pemantauan keteraturan dan kepatuhan kunjungan kontrol pasien TB dengan mempergunakan: TB-01/TB-02/ kalender pasien 3. ditetapkan jadwal kunjungan kontrol: 1x/2 minggu (14hari) pada fase intensif dan 1x/bulan (12 hari tiap: senin-rabu-jum’at atau selasa-kamis-sabtu) 4. pelaksanaan pelayanan kesehatan (staf perawat) dipoliklinik DOST akan membuat jadwal kunjungan kontrol pada TB-01 dan TB-02 (tulis dengan pensil), dan juga pada kalender pasien a. pada saat pasien datang kunjungan kontrol, maka beri tanda rumput (√) pada TB-01 dikolom tanggal yang sesuai, catat tanggal kunjungan pada TB-02nya, dan tandai pada kalender pasien. b. apabila pada jadwal kunjungan kontrol pasien mangkir/tidak dapat datang kontrol, maka harus segera disampaikan kepada pelaksanaan wasor TB di dinas kesehatan setempat untuk bantuan pelacaka kasus. 5. selama masa pengobatan, pasien TB paru BTA (+) akan dilakukan pemeriksaan dahak ulang pada follow up pengobatan a. pada saat selesei massa intensif (akhir bulan ke 2)
PROSEDUR PEMANTAUAN PENGOBATAN PASIEN TB
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
RUMAH SAKIT DIK PUSDIKKES KODIKLAT TNI AD
b. pada saat 1 bulan sebelum akhir pengobatan (akhir bulan ke 5/7) c. pada saat akhir bulan pengobatan (akhir bulan ke 6/8) pada pasien TB paru BTA negatif akan dilakukan pemeriksaan dahak ulang untuk follow up pengobatan pada saat selesei masa intensif ( akhir bulan ke 2 ) pasien dibuatkan lembaran pemeriksaan dahak S-P (form TB-05), untuk follow up pengobatan akan tetapi dicatat di form TB-06 6. pada pasien TB akan dialkukan pemeriksaan radiologi foto thorax sebagai pemeriksaan untuk mementau kemajuan pengobatan : a. pada awal pengobatan ( bulan pertama ) b. pada selesai masa intensif ( bulan kedua / 3 ) c. pada akhir pengobatan ( bulan ke 6 / 8 ) d. bila dicuarigai adanya kompiklasi 7. pemeriksaan fungsi faal hati ( SGOT / SGPT ) dapat dilakukan pada : a. pada awal pengobatan b. pada minggu ke 2 pengobatan c. pada saat selesei masa intensif ( bulan ke 2 / 3 ) d. bila dicurigai adanya efek samping obat
Unit Terkait
1. Rawat Jalan 2. Rawat Inap
PENCATATAN DAN PELAPORAN PASIEN TB
RUMAH SAKIT DIK PUSDIKKES KODIKLAT TNI AD
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL ( SOP )
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan Kepala Rumah Sakit Pendidikan Tanggal terbit dr. Fias, Sp.PD Letnan Kolonel Ckm NRP 11960000361265
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Merupakan kegiatan pencatatan dan pelaporan, atas semua kegiatan pelayanan di RS DIK PUSDIKKES pada pasien TB paru dengan mengguanakan form baku pencatat pelapor kasus TB 1. Monitoring dan evaluasi 2. Menilai keberhasilan pengobatan pasien 3. Menilai keberhasilan program penanggulangan TB RS DIK PUSDIKKES melakukan pencatatan dan pelaporan pasien TB mengacu pada standar WHO dan ISTC ( International Standard of Tuberkulosis Care) 1. Form TB yang dipergunakan, minimal meliputi : a. TB-06 : unytuk mencatat data jumlah suspek pasien TB yang diperiksa dahak untuk penegakkan diagnosis, ada di setiap poliklinik rawat jalan, ruang rawat inap atau UGD, yang yang menemukan pasien tersangka TB, diisi pelaksana perawatan dinas jaga saat itu. b. TB-05 : untuk meminta pemeriksaan dahak S-P-S, baik untuk penegakkan diagnosis maupun follow up pengobatan, ada disetiap poliklinik rawat jalan, rawat inap, mauapun UGD diisi oleh pelaksana perawat dinas jaga saat itu. c. TB-01 : untuk mencatat perjalanan pengobatan pasien diagnosis TB, yang diberikan pengobatan OAT, baik per resep maupun per program, ada di poliklinik diisi oleh pelaksana perawatan. d. TB-02 : untuk kontrolpasien TB , ada di poliklinik diisi oleh pelaksan perawatan. e. TB-04 : untuk mencatat data pasien yang dilakukan pemeriksaan dahak, baik untuk penegakkan diagnosis maupun untuk follow up pengobatan, ada dilaboratorium, diisi oleh pelaksana laboratorium saat itu. f. TB-13 : untuk menctat penerimaan dan pengeluaran OAT, program ada di farmasi / poliklinik DOT, diisi oleh pelaksana farmasi poliklinik DOST, dilaporkan kedinas kesehatan kota Bandung taip triwulan.
PENCTATAN DAN PELAPORAN PASIEN TB
RUMAH SAKIT DIK PUSDIKKES KODIKLAT TNI AD
PROSEDUR UNIT TERKAIT
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
g. TB-03 : untuk rekap data pasien TB yang ada di RS DIK PUSDIKKES ada dipojok DOTS, diisi oleh petugas administrasi poliklinik DOTS. 2. penanggung jawab penataan dan pelaporan adalah ketua tim DOTS RS DIK PUSDIKKES. Koordinator pelaksanaan
View more...
Comments