Setiap kegiatan yang berkaitan dengan penanganan limbah berbahaya oleh
2.
Tujuan
semua personil. Untuk memastikan pelaksanaan dan penanganan limbah berbahaya tidak menimbulkan pencemaran dan membahayakan lingkungan sehingga jika terjadi
3.
Kebijakan
sesuatu yang tidak diinginkan akan dapat ditelusuri penyebabnya. 1 Pemantauan dilakukan oleh tenaga pelaksana. 2
Pemantauan penanganan limbah berbahaya dapat dilakukan secara harian, mingguan atau bulanan
4. 5.
Referensi Prosedur
Mengidentifikasi Limbah Berbahaya 1 Sanitarian dan Petugas terkait 1.
Masing-masing penghasil Limbah berbahaya mengidentifikasi jenis dan jumlah limbah berbahaya yang secara periodik dihasilkan oleh unit tersebut.
2.
Identifikasi tersebut ditulis dalam buku inventaris oleh masingmasing unit penanggung jawab.
Masing-masing penghasil limbah berbahaya mengidentifikasi jenis dan jumlah limbah berbahaya yang secara periodik dihasilkan oleh unit tersebut.
2
Masing-masing unit melaporkan hasil limbah berbahaya kepada sanitarian tentang jenis dan jumlah limbah yang akan diserahkan dengan mengisi laporan bulanan limbah berbahaya.
3
Penghasil limbah berbahaya mengangkut limbah berbahaya ke gudang penyimpanan sementara limbah berbahaya.
4
Limbah dari masing-masing unit di tempat sampah dan jerigen berwarna BIRU, apabila sudah penuh maka sanitarian mengkoordinir penganggkutannya.
5
Petugas sanitarian memverifikasi jenis dan jumlah limbah berbahaya
KLINIK ANS KALITIDU
SOP PEMANTAUAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN DAN PROSEDUR PENANGANAN LIMBAH BERBAHAYA SOP
No. Dokumen No. Revisi Tanggal Terbit
Halaman
Dr. Elvira Yuni Refayanti
: : :
: :
:
yang dihasilkan. 6
Limbah berbahaya lainnya disimpan di dalam gudang penyimpanan sementara limbah berbahaya, dipisahkan menurut sifat/karakteristik limbah berbahaya (mudah terbakar, mudah meledak, korosif dan reaktif, beracun.
7
Petugas sanitarian bersama petugas terkait memberikan simbol dan label.
8
Masa Simpan dalam gudang TPS limbah berbahaya maksimal 90 hari sesuai persyaratan yang ditetapkan atau apabila limbah berbahaya lebih dari 50 Kg/ hari.
9
Petugas terkait mengisi inventori limbah berbahaya yang ada di tempat penampungan/penyimpanan serta penimbunan menggunakan ceklist inventory limbah berbahaya.
3 Pengelolaan limbah berbahaya oleh Pihak Ketiga. Setelah limbah mencukupi di tempat penampungan mencukupi, limbah berbahaya tersebut selanjutnya diserahkan kepada pihak ketiga : 1 Pihak ketiga sebagai pengumpul/pengelola limbah berbahaya harus mempunyai ijin dari Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. 2 Pihak transportir harus mempunyai ijin dari Dirjen Perhubungan Darat Kementrian Perhubungan RI dan mendapat rekomendasi dari Kementerian LHRI. Ijin sesuai dengan jalur transportasi yang akan dilalui limbah berbahaya. 3 Sanitarian mengusulkan surat penunjukan pengelola limbah berbahaya kepada Kepala Puskesmas. 4 Pihak ketiga yang ditunjuk(pengumpul/ pengelola/ transportir) mengisi Berita acara pemeriksaan Limbah berbahaya bersama petugas terkait. Berita acara serah terima limbah berbahaya diisi oleh pihak ke 3 yang ditunjuk dan kepala puskesmas. 1
Pihak ketiga yang ditunjuk berkewajiban memberikan Dokumen limbah berbahaya yang sudah ditandatangani oleh penghasil dan
KLINIK ANS KALITIDU
SOP PEMANTAUAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN DAN PROSEDUR PENANGANAN LIMBAH BERBAHAYA SOP
Thank you for interesting in our services. We are a non-profit group that run this website to share documents. We need your help to maintenance this website.