SPO Anak
October 11, 2017 | Author: Omie Ndok | Category: N/A
Short Description
Download SPO Anak...
Description
Kesembuhan datang dari Allah SWT, Kepuasan pasien kewajiban kami
DIARE KR
AK
S AA
N P RO BOL
G IN G
O
No. Dokumen
RSAB SITI FATIMAH KRAKSAAN
No. Revisi 0
Halaman 1/3 Direktur
Tanggal Terbit
SPO Pengertian
dr. H. Hariyadi Santosa, MM Buang air besar dengan konsistensi cair lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa lendir dan atau darah dalam tinja
Tujuan
Rehidrasi ringan dan elektrolit sesuai dengan dehidrasi dan kehilangan elektrolit
Deskripsi tentang klien
1. Frekuensi buang air besar yang bertambah bentuk dan konsistensi yang lain dan biasanya dapat cair, lendir atau berdarah 2. Anoreksia 3. Panas 4. Muntah 5. Kembung 6. Dehidrasi ringan: Rasa haus Oliguri ringan 7. Dehidrasi sedang: Rasa haus Oliguri ringan Turgor kulit turun Ubun-ubun besar cekung Mata cekung
Page 1 of 89 Standar Prosedur Opersional
Kesembuhan datang dari Allah SWT, Kepuasan pasien kewajiban kami
DIARE KR
AK
S AA
N P RO BOL
G IN G
O
No. Dokumen
RSAB SITI FATIMAH KRAKSAAN
No. Revisi 0
Halaman 2/3 Direktur
Tanggal Terbit
SPO
dr. H. Hariyadi Santosa, MM 8. Dehidrasi berat:
Deskripsi tentang klien
-
Rasa haus
-
Oliguri ringan
-
Turgor kulit turun
-
Ubun-ubun besar cekung
-
Mata cekung
-
Susunan saraf pusat: somnolen, sopor, koma
-
Pulmo kardiovaskuler: kussmaul, renjatan
Ruang lingkup
Umur 0-12 tahun
Referensi
Pedoman diagnosis dan terapi ilmu kesehatan anak tahun 2004 Koreksi gangguan cairan dan elektrolit bila ada: 1. Tanpa dehidrasi ± 10-20ml/ kg/ tiap kali diare → oralit/ larutan RL sampai diare berhenti 2. Dehidrasi ringan ± 50ml/ kg/ 3 jam = 5 tetes/ kg/ mat → cairan iv atau oralit 3. Dehidrasi sedang ± 70ml/ kg/ 3 jam = 5 tetes/ kg/ mat → cairan iv atau oralit 4. Dehidrasi berat ± 30ml/ kg/ 1 jam = 10 tetes/ kg/ mat → cairan iv
Page 2 of 89 Standar Prosedur Opersional
Kesembuhan datang dari Allah SWT, Kepuasan pasien kewajiban kami
DIARE KR
AK
S AA
N P RO BOL
G IN G
O
No. Dokumen
RSAB SITI FATIMAH KRAKSAAN
No. Revisi 0
Halaman 3/3 Direktur
Tanggal Terbit
SPO
dr. H. Hariyadi Santosa, MM Prosedur
Kausal Suportif dan dietetik Vit A 100.000-200.000 u 1x im Vit B komplek, vit C Diet:
Dalam keadaan berat perlu nutrisi parenteral
Enteral continous drip feeding memberikan hasil yang baik dengan formula khusus (low lactosa)
Dalam keadaan malabsorpsi berat, serta alergi protein susu sapi dapat diberikan elementral/ seni elemental formula Indikator
Keadaan umum membaik, dehidrasi teratasi dan diare berhenti
pencapaian
Page 3 of 89 Standar Prosedur Opersional
Kesembuhan datang dari Allah SWT, Kepuasan pasien kewajiban kami
KEJANG DEMAM KR
AK
S AA
N P RO BOL
G IN G
O
No. Dokumen
RSAB SITI FATIMAH KRAKSAAN
No. Revisi 0
Halaman 1/2 Direktur
Tanggal Terbit
SPO Pengertian
dr. H. Hariyadi Santosa, MM Bangkitan kejang yang terjadi pada saat suhu meningkat disebabkan oleh suatu proses ekstrakranial
Tujuan
Mencegah kejang berulang, menurunkan demam 1. Kejang demam sederhana
Deskripsi tentang
Kejang demam yang memenuhi kriteria livingstone
klien
Umur diantara 6 bulan- 4 tahun Lama kejang < 15 menit Kejang bersifat umum Kejang terjadi dalam waktu 16 jam setelah timbul demam Tidak ada kelainan neurologis, baik klinis maupun laboratoris EEG normal 1 minggu setelah bangkitan kejang 2. Kejang demam komplikata Diluar kriteria diatas Ruang lingkup
Umur 0-12 tahun
Referensi
Pedoman diagnosis dan terapi ilmu kesehatan anak tahun 2004
Prosedur
Pengobatan Menghentikan kejang: diazepam dosis awal 0,3-0,5 mg/ kg/ dosis iv (perlahan-lahan) atau parenteral 0,4-0,6 mg/ kg/ dosis bila kejang masih belum teratasi dapat diulang dengan dosis yang sama 20 menit
Page 4 of 89 Standar Prosedur Opersional
Kesembuhan datang dari Allah SWT, Kepuasan pasien kewajiban kami
KEJANG DEMAM KR
AK
S AA
N P RO BOL
G IN G
O
No. Dokumen
RSAB SITI FATIMAH KRAKSAAN
No. Revisi 0
Halaman 2/2 Direktur
Tanggal Terbit
SPO
dr. H. Hariyadi Santosa, MM Turunkan demam
Prosedur
Antipiretika: paracetamol 10mg/ kg/ dosis atau ibuprofen 5mg/ kg/ dosis per oral
Kompres, suhu > 39ºC: air hangat, suhu > 38ºC air netral
Pengobatan penyebab: antibiotik sesuai dengan penyakit dasarnya
Bebaskan jalan nafas
Pemberian oksigen
Menjaga keseimbangan air dan elektrolit
Pertahankan keseimbangan tekanan darah
Pencegahan Pencegahan berkala untuk kejang demam sederhana dengan diazepam 0,3mg/ kg/ dosis dan antipiretik bila disertai demam Pencegahan kontinu untuk kejang demam komplikasi:
Phenobarbital 5-7mg/ kg/ 24 jam dibagi 3 dosis
Asam valproat 10-20mg/ kg/ 24 jam dibagi 3 dosis Indikator pencapaian
Demam menurun, kejang berhenti
Page 5 of 89 Standar Prosedur Opersional
Kesembuhan datang dari Allah SWT, Kepuasan pasien kewajiban kami
STATUS KONVULSI KR
AK
S AA
N P RO BOL
G IN G
O
No. Dokumen
RSAB SITI FATIMAH KRAKSAAN
No. Revisi 0
Halaman 1/1 Direktur
Tanggal Terbit
SPO Pengertian
dr. H. Hariyadi Santosa, MM Bangkitan kejang yang berlangsung selama 30 menit atau lebih baik secara terus-menerus atau berlangsung tanpa disertai pulihnya kesadaran diantara kejang
Tujuan
Rehidrasi ringan dan elektrolit sesuai dengan dehidrasi dan kehilangan elektrolitmengehntikan kejang secepat mungkinmenghentikan kejang secepat mungkin
Deskripsi tentang
Bergantung lamanya kejang, sifat kejang, hipoksia, hiperpireksia,
klien
asidosis, renjatan atau sebab otak
Ruang lingkup
Umur 0-12 tahun
Referensi
Pedoman diagnosis dan terapi ilmu kesehatan anak tahun 2004
Prosedur
Pemeriksaan: tanda-tanda vital, kejang, derajat kesadaran, tanda-tanda fokal
Indikator
Keadaan umum membaik, dehidrasi teratasi dan diare berhenti
pencapaian
Page 6 of 89 Standar Prosedur Opersional
Kesembuhan datang dari Allah SWT, Kepuasan pasien kewajiban kami
ASFIKSIA NEONATORUM KR
AK
S AA
N P RO BOL
G IN G
O
No. Dokumen
RSAB SITI FATIMAH KRAKSAAN
No. Revisi 0
Halaman 1/3 Direktur
Tanggal Terbit
SPO Pengertian
dr. H. Hariyadi Santosa, MM Keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat bernafas secara spontan dan adekuat
Tujuan
Agar bayi bisa bernafas, detak jantung normal, warna kulit merah
Deskripsi tentang
Pernafasan terganggu
klien
Detak jantung mengurang Reflek/ respon bayi melemah Tonus otot menurun Wrna kulit biru/ pucat
Ruang lingkup
Bayi baru lahir
Referensi
Pedoman diagnosis dan terapi ilmu kesehatan anak tahun 2004
Prosedur
Persiapan Mengenai bayi beresiko yang akan dilahirkan, menyiapkan obat dan memeriksa obat: Alat penghisap lendir (jangan listrik), sungkup Tabung oksigen yang terisi Laringoskop dengan baterai yang siap pakai, endotracheal tube untuk prematur ID 2,5mm, untuk cukup bulan ID 3,5mm Handuk, gunting, penjepit tali pusat semua steril, natrium bicarbonat
Page 7 of 89 Standar Prosedur Opersional
Kesembuhan datang dari Allah SWT, Kepuasan pasien kewajiban kami
ASFIKSIA NEONATORUM KR
AK
S AA
N P RO BOL
G IN G
O
No. Dokumen
RSAB SITI FATIMAH KRAKSAAN
No. Revisi 0
Halaman 2/3 Direktur
Tanggal Terbit
SPO
dr. H. Hariyadi Santosa, MM Prosedur
Pada waktu bayi lahir Sejak muka bayi terlihat, bersihkan muka dan kemudian hidung, mulut, lendir dihisap secara hati-hati Posisi bayi trendelenberg dengan kepala miring Bila sudah bernafas spontan, posisi horisontal Apgar skor menit I: 7-10 a. Bersihkan jalan nafas dengan kateter dari lubang hidung dahuli sambil melihat adakah afesia cheane, kemudian mulut, jangan terlalu dalam, hanya sampai nasofaring, kecuali pada bayi asfiksia yang air ketuban mengandung mekonium b. Bayi dibersihkan (boleh dimandikan) kemudian dikeringkan, termasuk rambut kepala, karena kehilangan panas paling besar terutama daerah kepala c. Observasi tanda vital sampai etasil, biasanya 2-4 jam Apgar skor I:4-6 Seperti a, jangan dimandikan, keringkan seperti diatas Beri rangsangan taktil dengan tepukan kaki, max 15-30detik Bila belum berhasil, beri O2 dengan atau tanpa corong (lebih baik O2 yang dihangatkan) Apgar skor 4-6 Lakukan bag and mask ventilation dan pijat jantung
Page 8 of 89 Standar Prosedur Opersional
Kesembuhan datang dari Allah SWT, Kepuasan pasien kewajiban kami
ASFIKSIA NEONATORUM KR
AK
S AA
N P RO BOL
G IN G
O
No. Dokumen
RSAB SITI FATIMAH KRAKSAAN
No. Revisi 0
Halaman 3/3 Direktur
Tanggal Terbit
SPO
dr. H. Hariyadi Santosa, MM Prosedur
Apgar skor I: 0-3 Jaga agar bayi tidak kedinginan, sebab dapat menimbulkan hipotermi dengan segala akibatnya. Jangan diberi rangsangan taktil, jangan obat perangsang nafas, segera lakukan resusitasi
Indikator
Bayi menangis, bernafas spontan
pencapaian
Page 9 of 89 Standar Prosedur Opersional
Kesembuhan datang dari Allah SWT, Kepuasan pasien kewajiban kami
IKTERUS NEONATORUM KR
AK
S AA
N P RO BOL
G IN G
O
No. Dokumen
RSAB SITI FATIMAH KRAKSAAN
No. Revisi 0
Halaman 1/2 Direktur
Tanggal Terbit
SPO Pengertian
dr. H. Hariyadi Santosa, MM Warna kuning yang tampak pada kulit dan mukosa oleh karena adanya bilirubin pada jaringan tersebut akibat peningkatan kadar bilirubin dalam darah.
Tujuan
Mencegah meningkatnya kadar bilirubin, menghilangkan penyebab.
Deskripsi tentang
Ikterus fisiologis Tampak pada hari III-IV
klien
Bayi tampak sehat (normal) Kadar < 12mg% Menghilang paling lambat 10-14 hari Tak ada faktor resiko Sebab: proses fisiologis (berlangsung dalam kondisi fisiologis) Ikterus patologis Timbul pada umur < 36 jam Cepat berkembang Bisa disertai anemia Menghilang lebih lama . 2minggu Ada faktor resiko Dasar: proses patologis Ruang lingkup
Bayi umur 0-14 hari
Referensi
Pedoman diagnosis dan terapi ilmu kesehatan anak tahun 2004
Page 10 of 89 Standar Prosedur Opersional
Kesembuhan datang dari Allah SWT, Kepuasan pasien kewajiban kami
IKTERUS NEONATORUM KR
AK
S AA
N P RO BOL
G IN G
O
No. Dokumen
RSAB SITI FATIMAH KRAKSAAN
No. Revisi 0
Halaman 2/2 Direktur
Tanggal Terbit
SPO Prosedur
dr. H. Hariyadi Santosa, MM Prinsip: -menghilangkan penyebab -pencegahan peningkatan kadar bilirubin Cara: 1. Meningkatkan kadar enzim: phenobarbital 1-2mg/ kg/ dosis 2-3x/ hari (3hari) 2. Merubah bilirubin tidak larut dalam air menjadi larut fototerapi → imunisasi → diharapkan ekskresi bertambah 3. Bilirubin darah dibuang: tranfusi tukar
Indikator
Kadar bilirubin normal
pencapaian
Page 11 of 89 Standar Prosedur Opersional
Kesembuhan datang dari Allah SWT, Kepuasan pasien kewajiban kami
SEPSIS NEONATORUM KR
AK
S AA
N P RO BOL
G IN G
O
No. Dokumen
RSAB SITI FATIMAH KRAKSAAN
No. Revisi 0
Halaman 1/1 Direktur
Tanggal Terbit
SPO Pengertian
dr. H. Hariyadi Santosa, MM Sindrom klinik yang ditandai dengan adanya gejala sistemik di sertai adanya bakteremia
Tujuan
Menyembuhkan infeksi
Deskripsi tentang
Keadaan umum menurun, malas minum, hipertermi/ hipotermi
klien
Hipotoni otot, irritable, kejang, letargi Bernafas tidak teratur, sesak, apnea, sianosis, takhipnea (> 60/ menit) Takikardi, sirkulasi perifer jelek, sampai timbul renjatan Retensi lambung, hepatomegali, mencret, muntah, perut kembung Pucat, kuning, splenomegali, tendesi perdarahan, trombopeni
Ruang lingkup
Bayi umur 0-40 hari
Referensi
Pedoman diagnosis dan terapi ilmu kesehatan anak tahun 2004 a. Antibiotika
Prosedur
Ampisillin 200mg/ kgBB/ hari, i.v, terbagi 2 dosis Gentamisin 5mg/ kgBB/ hari, i.m, terbagi 2 dosis
Sefalosporin generasi III 200mg/ kgBB/ hari, i.v, terbagi 2 dosis, lama pengobatan 10-14 hari
b. Suportif/ simtomatik c. Untuk overwhelming sepsis (sepsis yang berat) dapat dilakukan tranfusi tukar Indikator
Bebas demam, infeksi teratasi
pencapaian
Page 12 of 89 Standar Prosedur Opersional
Kesembuhan datang dari Allah SWT, Kepuasan pasien kewajiban kami
DEMAM TIFOID KR
AK
S AA
N P RO BOL
G IN G
O
No. Dokumen
RSAB SITI FATIMAH KRAKSAAN
No. Revisi 0
Halaman 1/2 Direktur
Tanggal Terbit
SPO Pengertian
dr. H. Hariyadi Santosa, MM Penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh kuman gram negatif salmonella typhi
Tujuan
Mengobati demam tifoid dan mencegah komplikasi
Deskripsi tentang
Panas lebih tinggi dari 7 hari, teru-menerus terutama malam hari
klien
Obstipasi, diare, mual, muntah, dan kembung, hepatomegali, splenomegali dan lidah kotor tepi hiperemi, sakit kepala, anoreksia Delirium, apatis, somnolen, sopor, bahkan koma Leukopeni, tes widal (+), titer O > 1/200 atau meningkat ≥ 4x H ≥ 1/800
Ruang lingkup
Anak usia 1-12 tahun
Referensi
Pedoman diagnosis dan terapi ilmu kesehatan anak tahun 2004
Prosedur
Tirah baring 2 minggu Diet: TKTPRS Antipiretik, anti emetik Antibiotik:
Kloramfenikol: dosis 50mg/ kgBB/ hari terbagi dalam 3-4 dosis oral/ i.v, selama 14 hari
Ampisillin: dosis 200mg/ kgBB/ hari, terbagi dalam 3-4 dosis i.v saat belum dapat minum obat, selama 21 hari
Page 13 of 89 Standar Prosedur Opersional
Kesembuhan datang dari Allah SWT, Kepuasan pasien kewajiban kami
DEMAM TIFOID KR
AK
S AA
N P RO BOL
G IN G
O
No. Dokumen
RSAB SITI FATIMAH KRAKSAAN
No. Revisi 0
Halaman 2/2 Direktur
Tanggal Terbit
SPO
Prosedur
dr. H. Hariyadi Santosa, MM Amoksillin: dosis 100mg/ kgBB/ hari, terbagi dalam 3-4 dosis oral/ i.v selama 21 hari
Seftriakson: dosis 50mg/ kgBB/ hari, sekali sehari, i.m selama 5-7 hari
Indikator
Bebas demam, infeksi teratasi
pencapaian
Page 14 of 89 Standar Prosedur Opersional
Kesembuhan datang dari Allah SWT, Kepuasan pasien kewajiban kami
KR
AK
S AA
N P RO BOL I
NG
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
GO
No. Dokumen
RSAB SITI FATIMAH KRAKSAAN
No. Revisi 0
Halaman 1/5 Direktur
Tanggal Terbit
SPO Pengertian
dr. H. Hariyadi Santosa, MM Suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue tipe I_IV dengan manifestasi klinis demam 2-7 hari disertai gejala perdarahan dan bila timbul renjatan, angka kematian cukup tinggi
Tujuan
Mengobati infeksi dan mencegah komplikasi
Deskripsi tentang
Derajat I Panas 2-7 hari, gejala umum tidak khas, tourniquet (+)
klien
Derajat II Sama dengan derajat I ditambahb dengan gejala-gejala perdarahan spontan seperti petekhie, ekimosa, epistaksis, hematemesis, melena, perdarahan gusi, uterus, telinga dsb Derajat III Kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat (≥ 120/ mnt) tekanan nadi sempit (≤ 20mmHg) tekanan darah menurun (120/80 → 120/100 → 120/110 → 90/70 → 80/0 → 0/0) Derajat IV Nadi tidak teraba, tekanan darah tidak terukur (denyut jantung ≥ 140/ mnt) anggota gerak terasa dingin, berkeringat dan kulit tampak biru Lab: trombositopenia, Hb dan PCV meningkat (≥ 20%), leukopeni (n/s) Ruang lingkup
Umur 0-12 tahun
Referensi
Pedoman diagnosis dan terapi ilmu kesehatan anak tahun 2004
Page 15 of 89 Standar Prosedur Opersional
Kesembuhan datang dari Allah SWT, Kepuasan pasien kewajiban kami
KR
AK
S AA
N P RO BOL I
NG
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
GO
No. Dokumen
RSAB SITI FATIMAH KRAKSAAN
No. Revisi 0
Halaman 2/5 Direktur
Tanggal Terbit
SPO
dr. H. Hariyadi Santosa, MM Prosedur
Belum/ tanpa renjatan 1. Grade I+II a. Oral ad libitum b. - infus RL 75ml/ kgBB/hari→BB 3gr/l, oedema, yang disertai dengan kejang.
1. Menghentikan kejang, mencegah kejang ulangan
Tujuan
2. Mencegah dan mengatasi komplikasi 3. Memperbaiki keadaan ibu dan anak Deskripsi tentang
1. Terlambat haid
klien
2. Tekanan darah ≥ 160/100 3. Oliguri 4. Penglihatan kabur 5. Nyeri epigastrium 6. Nyeri kepala 7. Oedema 8. Kejang 9. Penurunan kesadaran 10. Proteinuri
Ruang lingkup
Ibu hamil dengan tekanan darah tinggi dan kejang
Referensi
Ilmu kebidanan FKUI
Prosedur
PERSIAPAN
1. Oksigen, tong spatel 2. Infus set, cairan infus 3. Kapas alkohol 4. Disposible spuit 10cc 5. Obat injeksi sulfas magnesium
Page 77 of 89 Standar Prosedur Opersional
Kesembuhan datang dari Allah SWT, Kepuasan pasien kewajiban kami
PENANGANAN PENDERITA EKLAMPSI KR
AK
S AA
N P RO BOL
G IN G
O
No. Dokumen
RSAB SITI FATIMAH KRAKSAAN
No. Revisi 0
Halaman 2/2 Direktur
Tanggal Terbit
SPO
dr. H. Hariyadi Santosa, MM 6. Kateter urinbag
Prosedur
7. Tali pengikat 8. Tensimeter, termometer 9. Botol untuk pemeriksaan urin darah PELAKSANAAN
1. Jelaskan pada keluarga tentang keadaan tindakan yang akan dilakukan 2. Mengatur posisi tidur pasien 3. Memasang tali pengikat bila perlu 4. Mengukur tanda-tanda vital 5. Memasang infus, oksigen dan tong spatel bila kejang 6. Memasang katetr 7. Memeriksa kehamilan 8. Mengambil bahan-bahan untuk pemeriksaan urin dan darah 9. Memberikan program terapi SM sesuai petunjuk dokter 10. Mengobservasi tanda-tanda vital secara teratur Indikator
Tensi mengalami penurunan, tidak terjadi kejang dan kejang ulangan,
pencapaian
kesadaran membaik
Page 78 of 89 Standar Prosedur Opersional
Kesembuhan datang dari Allah SWT, Kepuasan pasien kewajiban kami
KR
AK
S AA
N P RO BOL I
NG
PENANGANAN PENDERITA KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (K.E.T)
GO
No. Dokumen
RSAB SITI FATIMAH KRAKSAAN
No. Revisi 0
Halaman 1/2 Direktur
Tanggal Terbit
SPO
dr. H. Hariyadi Santosa, MM Pengertian
Kehamilan yang produk kehamilannya bersarang dan tumbuh di tempat yang tidak normal.
Tujuan
Memperbaiki kondisi ibu dengan cara mengeluarkan hasil konsepsi.
Deskripsi tentang
1. Haid terlambat
klien
2. Perdarahan per vaginam: ada/tidak ada 3. Riwayat nyeri perut mendadak, tanpa sebab 4. Riwayat pingsan 5. Pucat (klinis tidak sesuai) 6. Tanda-tanda shock 7. Nyeri abdomen 8. Nyeri pada pemeriksaan vagina 1. Penyebab terjadinya belum dapat diketahui
Ruang lingkup
2. Kelanjutan kehamilan ektopik dapat berupa tubair abortus atau tubair ruptur 3. Terjadi timbunan darah intra abdominal 4. Tanda gejala bisa akut atau kronis 5. Frekuensi terbanyak produk kehamilan bersarang dan tumbuh pada pars ampularis tuba fallopi Referensi
Ilmu kebidanan FKUI, Jakarta, 2002
Page 79 of 89 Standar Prosedur Opersional
Kesembuhan datang dari Allah SWT, Kepuasan pasien kewajiban kami
KR
AK
S AA
N P RO BOL I
NG
PENANGANAN PENDERITA KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (K.E.T)
GO
No. Dokumen
RSAB SITI FATIMAH KRAKSAAN
No. Revisi 0
Halaman 2/2 Direktur
Tanggal Terbit
SPO
dr. H. Hariyadi Santosa, MM Prosedur
PERSIAPAN
1. Infus set, cairan RL/D5% 2. Oksigen, spekulum atas dan spekulum bawah 3. Portio klem 4. Jarum dauglas punksi, spuit, duk steril 5. Betadine 6. Kapas savlon, sarung tangan steril, deppers steril 7. Bengkok, Hb set PELAKSANAAN
1. Penderita diberi informasi 2. Dilakukan pengukuran tensi, nadi, temperatur 3. Bila penderita pre shock, pasang infus 4. Ambil darah untuk pemeriksaan Hb, PCV, planotest 5. Tidurkan penderita dimeja tindakan dengan posisi semi fowler dan lithotomi 6. Lakukan vulva higiene dengan kapas savlon 7. Antisepsis daerah vulva dengan betadine 8. Pasang duk steril 9. Dilakukan tindakan daugls punksi 10. Bila dauglas punksi (+), rencanakan operasi Indikator
Keadaan ibu membaik, tidak mengalami nyeri, hasil konsepsi keluar, tidak
pencapaian
terjadi perdarahan
Page 80 of 89 Standar Prosedur Opersional
Kesembuhan datang dari Allah SWT, Kepuasan pasien kewajiban kami
KR
AK
S AA
N P RO BOL I
NG
PENANGANAN PENDERITA POST OPERATIP
GO
No. Dokumen
RSAB SITI FATIMAH KRAKSAAN
No. Revisi 0
Halaman 1/2 Direktur
Tanggal Terbit
SPO
dr. H. Hariyadi Santosa, MM Pengertian
Perawatan pasien setelah operasi
1. Mencegah terjadinya komplikasi post op
Tujuan
2. Perdarahan banyak 3. Aspirasi 4. Infeksi Deskripsi tentang
Setelah dilakukan tindakan operasi
klien Ruang lingkup
Post op (sectio caesarea, laparotomi)
Referensi
Panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, Jakarta, 2002
Prosedur
PERSIAPAN
1. Lembar observasi, alat tulis 2. Tensimeter, termometer 3. Hb set, oksigen 4. Obat-obatan yang sesuai
Page 81 of 89 Standar Prosedur Opersional
Kesembuhan datang dari Allah SWT, Kepuasan pasien kewajiban kami
KR
AK
S AA
N P RO BOL I
NG
PENANGANAN PENDERITA POST OPERATIP
GO
No. Dokumen
RSAB SITI FATIMAH KRAKSAAN
No. Revisi 0
Halaman 2/2 Direktur
Tanggal Terbit
SPO
dr. H. Hariyadi Santosa, MM Prosedur
PELAKSANAAN
1. Menjelaskan pada keluarga tentang tindakan yang akan dan harus dilakukan serta larangan-larangan 2. Mengatur posisi tidur terlentang tanpa bantal 3. Observasi tanda-tanda vital secara teratur 4. Observasi tetesan infus 5. Lakukan cek Hb 6. Observasi jumlah, warna urine 7. Memasukkan obat-obatan sesuai jadwal 8. Observasi perdarahan 9. Memberi oksigen kalau perlu 10. Mencatat semua tindakan pada lembar observasi Indikator
Luka operasi membaik
pencapaian
Page 82 of 89 Standar Prosedur Opersional
Kesembuhan datang dari Allah SWT, Kepuasan pasien kewajiban kami
KR
AK
S AA
N P RO BOL I
NG
MEMASUKKAN PASIEN KE RUANG ISOLASI
GO
No. Dokumen
RSAB SITI FATIMAH KRAKSAAN
No. Revisi 0
Halaman 1/2 Direktur
Tanggal Terbit
SPO Pengertian
dr. H. Hariyadi Santosa, MM Ruang isolasi bedah khusus diperuntukkan pasien dengan diagnosis tetanus Ruang isolasi penyakit dalam khusus untuk penyakit TBC Ruang isolasi perinatologi khusus untuk bayi kiriman dari luar, bayi rawat ulang, bayi dari RS bersalin tetapi infeksius dan bayi jelas ada infeksi.
Tujuan
Mencegah penularan penyakit ke pasien lain dan pengunjung atau perawat, menghindarkan pasien dari gangguan/ rangsangan dari luar.
Deskripsi tentang
Ruang khusus yang diperuntukkan pasien dengan diagnosis tetanus,
klien
TBC, morbili, diptheri, bayi infeksius.
Ruang lingkup
Ruang isolasi bedah, ruang isolasi dalam, ruang isolasi perinatologi.
Referensi
Buku Standar Pelayanan Medis IDI
Prosedur
a. Pasien yang datang lewat poli, dokter poli mendiagnosis penyakit dan mengirim pasien sesuai dengan ruang isolasi yang diperlukan b. Pasien yang datang lewat UGD, dokter UGD mendiagnosis pasien dan mengirim pasien ke ruang isolasi sesuai dengan penyakitnya c. Pasien kiriman dari dokter luar pada jam kerja atau dalam jam kerja, kalau lewat UGD dokter UGD mendiagnosis penyakit pasien dan mengirim pasien ke ruang isolasi yang sesuai d. Dokter masing-masing ruangan isolasi akan merawat dan bertanggung jawab atas pasien ruang isolasi sesuai dengan SPO yang berlaku.
Page 83 of 89 Standar Prosedur Opersional
Kesembuhan datang dari Allah SWT, Kepuasan pasien kewajiban kami
KR
AK
S AA
N P RO BOL I
NG
MEMASUKKAN PASIEN KE RUANG ISOLASI
GO
No. Dokumen
RSAB SITI FATIMAH KRAKSAAN
No. Revisi 0
Halaman 2/2 Direktur
Tanggal Terbit
SPO Indikator
dr. H. Hariyadi Santosa, MM Keteraturan perawatan pasien yang memerlukan perawatan ruang
pencapaian
isolasi
Page 84 of 89 Standar Prosedur Opersional
Kesembuhan datang dari Allah SWT, Kepuasan pasien kewajiban kami
ISOLASI PENDERITA MORBILI KR
AK
S AA
N P RO BOL
G IN G
O
No. Dokumen
RSAB SITI FATIMAH KRAKSAAN
No. Revisi 0
Halaman 1/1 Direktur
Tanggal Terbit
SPO Pengertian
dr. H. Hariyadi Santosa, MM Ruang isolasi anak diperuntukkan khusus pasien morbili dan diphteri dengan sarana yang tersedia.
Tujuan
Memutus rantai penularan penyakit campak, terutama mencegah agar pasien sebagai sumber infeksi dan penularan, tidak menyebarkan penyakitnya kepada petugas RS, penderita lain yang rentan atau langsung ke masyarakat luas.
Deskripsi tentang
Pasien
klien
konjungtivitis, pilek, bersin-bersin, batuk dan komplek spot.
Ruang lingkup
Ruang isolasi anak.
Referensi
Buku Standar Pelayanan Medis IDI
Prosedur
yang
terinfeksi
kuman
morbili
dengan
tanda-tanda
a. Tersedianya kamar ruang khusus dengan pintu selalu tertutup b. Masker harus dipakai oleh setiap orang yang masuk ruangan c. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan d. Sarung tangan tidak diperlukan e. Bahan yang tercemar harus didisinfeksi atau dimusnahkan f. Penatalaksanaan penderita sesuai dengan SPO pelayanan medis RSAB Siti Fatimah Kraksaan
Indikator pencapaian
a. Keteraturan perawatan pasien yang memerlukan perawatan ruang isolasi b. Tidak adanya penderita lain/ paramedis dan keluarga pasien yang tertular morbili.
Page 85 of 89 Standar Prosedur Opersional
Kesembuhan datang dari Allah SWT, Kepuasan pasien kewajiban kami
ISOLASI PENDERITA DIPTHERI KR
AK
S AA
N P RO BOL
G IN G
O
No. Dokumen
RSAB SITI FATIMAH KRAKSAAN
No. Revisi 0
Halaman 1/2 Direktur
Tanggal Terbit
SPO Pengertian
dr. H. Hariyadi Santosa, MM Ruang isolasi anak diperuntukkan khusus pasien morbili dan diphteri dengan sarana tersedia.
Tujuan
Memutuskan rantai penularan penyakit diphteri, terutama mencegah agar pasien sebagai sumber infeksi dan penularan tidak menyebarkan penyakitnya kepada petugas RS, penderita lain yang rentan atau langsung ke masyarakat luas.
Deskripsi tentang
Pasien yang terinfeksi kuman diphteri, dengan tanda-tanda ditemukan
klien
bercak putih keabu-abuan dan mudah berdarah.
Ruang lingkup
Ruang isolasi anak.
Referensi
Buku Standar Pelayanan Medis IDI
Prosedur
a. Tersedianya ruang/ kamar khusus dengan pintu selalu tertutup b. Jas, jubah harus dipakai oleh siapapun yang masuk kamar/ ruangan c. Masker harus selalu dipakai selama di ruangan d. Cuci
tangan
sebelum
dan
sesudah
melakukan
tindakan,
pemeriksaan atau perawatan e. Sarung tangan harus digunakan setiap akan melakukan tindakan apapun dalam ruangan f. Barang bekas pakai harus dibungkus sebelum di sterilisasi, disinfeksi atau dimusnahkan g. Penatalaksanaan penderita sesuai dengan SPO pelayanan medis RSAB Siti Fatimah Kraksaan.
Page 86 of 89 Standar Prosedur Opersional
Kesembuhan datang dari Allah SWT, Kepuasan pasien kewajiban kami
ISOLASI PENDERITA DIPTHERI KR
AK
S AA
N P RO BOL
G IN G
O
RSAB SITI FATIMAH KRAKSAAN
No. Dokumen
No. Revisi 0
Halaman 2/2 Direktur
SPO
Tanggal Terbit
Indikator
dr. H. Hariyadi Santosa, MM a. Pasien yang memerlukan perawatan isolasi ditangani dengan baik
pencapaian
b. Tidak adanya penderita lain/ paramedis dan keluarga pasien yang tertular diphteri.
Page 87 of 89 Standar Prosedur Opersional
Kesembuhan datang dari Allah SWT, Kepuasan pasien kewajiban kami
KR
AK
S AA
N P RO BOL I
NG
PENANGANAN PENYAKIT KOCH PULMONUM
GO
No. Dokumen
RSAB SITI FATIMAH KRAKSAAN
No. Revisi 0
Halaman 1/1 Direktur
Tanggal Terbit
SPO Pengertian
dr. H. Hariyadi Santosa, MM Ruang khusus bagi penderita tuberkulosis paru yang berventilasi baik, tidak lembab dan dapat langsung menerima sinar matahari.
Tujuan
Penularan
tuberkulosis
paru
melalui:
droplet
infection
yang
dibatukkan/ dibersinkan, perlu ruang khusus bagi penderita tersebut. Deskripsi tentang
Penderita tuberkulosis paru yang didiagnosis melalui pemeriksaan fisik
klien
diagnostik dan foto dada ataupun secara bakteriologis.
Ruang lingkup
Ruang isolasi dalam.
Referensi
Buku Standar Pelayanan Medis IDI a. Penderita yang memenuhi deskripsi yang masuk ke ruang ini
Prosedur
melalui poli umum, ataupun UGD baik datang sendiri, rujukan puskesmas atau kiriman dokter luar b. Penderita akan dirawat sesuai SPO yang berlaku. Indikator
Keteraturan perawatan pasien yang memerlukan perawatan ruang
pencapaian
isolasi.
Page 88 of 89 Standar Prosedur Opersional
Kesembuhan datang dari Allah SWT, Kepuasan pasien kewajiban kami
PEMASANGAN TAMPON HIDUNG KR
AK
S AA
N P RO BOL
G IN G
O
No. Dokumen
RSAB SITI FATIMAH KRAKSAAN
No. Revisi 0
Halaman 1/1 Direktur
Tanggal Terbit
SPO Pengertian
dr. H. Hariyadi Santosa, MM Tindakan memasukkan tampon ke dalam kavum nasi dan atau nasofaring.
Tujuan
Menghentikan perdarahan dari hidung.
Deskripsi tentang
Semua kasus epitaksis
klien Ruang lingkup
UGD, poli umum, dokter umum, dokter spesialis THT
Referensi
THT FKUI, 2006 1. Posisi pasien duduk
Prosedur
2. Pada kasus epitaksis ringan dimasukkan kapas adrenalin kemudian dievaluasi selama 15menit, bila tak keluar darah kapas dapat dilepas. Pada kasus epitaksis profus langsung dipasang tampon gulung (tampon anterior) 3. Bila terdapat bekuan darah harus dibersihkan telebih dahulu, apabila dengan tampon anterior masih keluar darah maka harus dipasang tampon posterior/ belloq tampon 4. Pada pemasangan tampon Tampon dapat dipertahankan 2x24 jam Pasien dengan belloq tampon harus rawat inap Pasien dengan pemasangan tampon harus diberi antibiotika Pada kasus epitaksis berat/ profus harus dilakukan pemeriksaan darah lengkap dan faal hemostasis Indikator
Tidak ada lagi darah yang keluar dari lubang hidung/ nasofaring
pencapaian
Page 89 of 89 Standar Prosedur Opersional
View more...
Comments