Spina Bifida Sistika (Mielomeningokel) Abnormalitas dari system saraf pusat dengan manifestasi penonjolan pada tulang belakang yang didapat sejak lahir sudah dikenal sejak 4000 tahun yang lalu. Malformasi dari otak dan korda spina selama perkembangan janin memberikan manifestasi terbentuknya spina bifida sistika. Spina bifida adalah suatu kondisi dimana terjadi defek pada tulang belakang akibat dari tidak sempurnanya penutupan dari kolum spina selama pertumbuhan janin se hingga memberikan manifestasi terbentuknya kantung herniasi dengan komponen neural dari malformasi tulang belakang. Etiologi Spina Bifida terjadi disebabkan oleh berbagai factor, seperti warisan genetic, factor lingkungan, nutrisi (termasuk kurangnya asupan asam folat), factor sitoplasma, aberasi kromosom, dan vitamin prenatal (khususnya asam folat). Patofisiologi Herniasi sakus disertai jaringan neural menghasilkan kerusakan neurologis umum, seperti bowel neurogenik dan bladder neurogenik. Tertahannya urine memberikan manifestasi hidronefrosis yang berlanjut pada infeksi saluran kemih dan gagal ginjal yang mungkin menjadi masalah k ehidupan bagi penderita spina bifida. Pola intervensi neurologic bersifat tidak simetris antara fleksor-ekstensor badan. Secara umum ketidakseimbangan muscular akan terlihat dengan adanya kontraktur sendi dan masalah perkembangan. Gangguan aktivitas, berupa kejang demam kondisi sekunder dari defek sakus spina bifida. Gambaran Klinis Pasien spina bifida menghadirkan adanya kantung (sakus) pada spina sejak lahir. Jika disinari, kantung tersebut tidak tembus cahaya. Gambaran klinis lainnya adalah inkontenensia urine-alvi, serta kelumpuhan/kelemahan pada pinggul, tungkai, atau kaki. Deformitas musculoskeletal yang paling sering adalah cavus foot. Penyebaran fibrosa korda dari k omponen interdural menghasilkan abnormalitas pada kulit berupa area pigmentasi dan tumbuhnya rambut pada sepanjang spina. Terbentuknya lipoma merupakan tanda lainnya yang berhubungan dengan penyebaran fibrosa korda. Berat badan dan tinggi badan harus diperiksa untuk menilai adanya gangguan yang berhubungan defisiensi hormone pertumbuhan. Pemerikaan laboraturium yang diperlukan antara lain kultur urine untuk mendeteksi adanya infeksi saluran kemih. Pemeriksaan kadar antikonvuls dn pemeriksaan fungsi ginjal.
Penatalaksanaan Penatalaksaan spinal bifida dilakukan oleh berbagai interdisiplin, meliputi bedah saraf neonatal. (untuk menjaga kekuatan otot dan ROM) dan bedah ortopedi umum untuk mengevaluasi perkembangan konsisi. Ahli pediatric memantau perkembangan berat badan. Ahli ortopedi empunyai peran yang aling luas dalam mengobati pasien denga spina bifida. Pembedahan dilakukan untuk mengatasi gejala defek neurologis koreksi dan fungsi spina diperlukana untuk menurunkan progresivitas dan komplikasi. Koresi termasuk deformitas tulang belakang, seperti ifosisi. Koreksi juga dilakukan terhadap deformitas yang terjasi pada panggul, hip, lutut, kaki, dan per gelangan kaki.
Thank you for interesting in our services. We are a non-profit group that run this website to share documents. We need your help to maintenance this website.